Anda di halaman 1dari 3

Pelajaran Berharga

Di siang hari, terdapat kelompok anak anak sedang bermain bola


bersama. Di salah satu tanah lapang di desa Dukuh Jati.

Zidane : “Zam, oper bolanya ke aku dong !”


Azzam : “ Sebentar dane, aku sudah dekat dengan gawang lawan.”
( Ucapnya sembari mengiring bola ke gawang lawan).
Jovan : “ Ayo Azzam, sedikit lagi masuk”.
(Azzam memasukkan bola ke gawang lawan).
Zidane & Jaya : “Gol ! Gol ! Gol !” ( Berteriak ).

Azzam : ( Berjalan ke arah Haga ) “ Haga, ingatkan? Kalau tim kamu


kalah, kamu akan bayarin aku sama tim aku di warnet.
Haga : “ Iya, tapi besok saja ya ? soalnya , ini sudah menjelang ashar.
Kitakan akan adaPengajian untuk setoran surat, dua minggu
sekali.”
Azzam : “ Sekarang aja Haga, karena aku ingin menaikkan rank.”
Jayden : “ Benar kata Azzam Ga, sekarang aja ya. Kalau tentang hapalan
surat itu, aku sudah hapal dari minggu kemarin.”
Haga : “ Baiklah, tetapi kalau sampai kalian tidak masuk madrasah.”
Awas aja ya!”. ( Memperingati Azzam dan Jayden ).
Azzam : “ Nah, seperti itu dong . Mana uangnya Haga, untuk membayar
Warnet”.
Haga : “ Ini, jangan lama lama ya Zam.”( Memberi beberapa lembar
uang)
Azzam : “ Siap Haga!”
Jayden : “ Zidane, kamu pengen ikut kami ke warnet juga ?”.
Zidane : “Aku pengen pulang aja. Aku ada beberapa ayat yang belum
Hafal”.
Azzam : “Yasudah, ayo Jay kita berdua saja”. (Berjalan menuju warnet).
Zidane : “Kalian jangan lupa buat menghafal surat yang mau di setor
ya!”.
Azzam : “Itu mah gampang Zid!”.( Berteriak )
Haga : ( Menggelengkan kepala ) “ Sudahlah Zid kita pulang saja ke
rumah “.
Zidane : “Iya Haga”.
Setelah sholat ashar, Haga dan Zidane berjalan menuju Madrasah.
Tetapi di tengah jalan, Mereka bertemu Azzam dan Jayden.

Haga : “Azzam, Jayden !”.


Jayden : “ Eh, Haga. Kebetulan banget, sekalian bareng saja yuk”.
Haga : “ Iya , Jay”.
Zidane : “Hmm, Azzam kenapa kamu dari tadi diem aja ?”.
Jayden : “ Itu Zid, Azzam belum hafal sama surat setorannya”.
Zidane : “Allahu Akbar, kan sudah ku ingatkan tadi siang. Yasudah
Jay,Haga kita biarkan Azzam menghafalkan suratnya dahulu”.

Sesampainya di Pengajian.

Haga,Zidane, : “ Assalamualaikum pak ustadz.”


Jayden & Azzam ( Salamnya dengan sopan ).
Pak ustadz : “ Waalaikumussalam. Kalian duduk, perlancar
hafalannya terlebih dahulu ya. Nanti ustadz panggil.”
Zidane : “Baik, pak ustadz”.

(Haga dan teman temannya memperlancar hafalan mereka masing -


masing ).

Pak ustadz : (Melihat jam tangan ) “ Baik anak anak sudah 10 menit
berlalu. Jadi saya langsung saja ya. Azzam, sini kamu setoran
pertama”.
Azzam : “B-baik ustadz”. (Berjalan maju ke depan)

( Di pertengahan surat, Azzam terhenti. Lalu menoleh ke arah ustadz).

Azzam : “Hmm, maaf pak ustadz, saya hanya bisa menghafal sampai
ayat 20 saja”.
Pak ustadz : “ Dalam tiga minggu kamu kemana saja ? sampai - sampai
surat An - Naziat saja belum hafal. Berdiri di samping saya
sampai kamu hafal semuanya.”
Azzam : “Iya ustadz”.
Hari sudah malam, jalan sudah berubah menjadi lebih suram. Adzan
isya sudah berkumandang sejak berjam jam lalu.

Azzam : ( Keluar dari pengajian ) “ Ya ampun, langit sampai sudah


berubah menjadi kelam. Pantas saja kaki sangat terasa pegal.
Andai saja tadi siang aku mendengar perkataan Zidane.
Pasti tidak akan seperti ini.”
Zidane : “Kalau sudah merasakan, baru sadar kan ?
Jadikan ini sebagai pelajaran, jangan di ulangi lagi.”
Azzam : “ Astaghfirullah, kaget aku Zid. Ku kira kamu setan.Ohiya dan itu,
aku gak akan ngulangin kejadian itu lagi. Cukup ini yang terakhir”.
Zidane : “ Hahaha. Ayo pulang sudah malam”.
Azzam : “ Iya”

Setelah kejadian itu, Azzam selalu mengutamakan menghafal Qur”an


daripada menghabiskan waktunya untuk bermain. Dan ia juga selalu
menyetorkan hafalan dengan tepat waktu, Hingga saat ini Azzam sudah
bisa menghafal sebanyak 18 Juz.

Azzam : ( Tertawa pelan ) “ Kalau mungkin kejadian waktu aku dihukum


itu tidak ada. Mungkin, aku sekarang tidak bisa menjadi hafidz Qur’an
18 Juz.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai