Anda di halaman 1dari 3

Generasi Muda Harus Melihat ke Belakang

12 September 1878,ada sebuah Desa yang didalamnya terdapat salah satu keluarga
harmonis.Abinya bernama Jamal,Uminya bernama Julaeha dan anaknya bernama
Zidan.Namun walaupun keadaan keluarganya harmonis,kondisi Desa yang ditempatinya
sedang tidak baik baik saja,karena pada saat itu Desa yang ia tempatinya sedang dijajah oleh
bangsa asing.
“Zidan ayo cepat bangun nak…” Ucap Abi.
“Iya Abi…” Jawab Zidan sambil.
“iya Abi,emang Abi mau kemana pagi pagi udah rapih?” Tanya Zidan.
“Abi mau berangkat kerja” Jawab Abi.
“Oh iya Abi,hati hati kerjanya Abi” Ucap Zidan.Abi pun berangkat kerja kini di rumah
hanya ada Zidan dan Uminya yang sedang menyapu halaman rumah.
“Umi ada yang bisa Zidan bantu?” Tanya Zidan dengan senyuman tulus.
“Oh ini nih,tolong bantu Umi bersihkan halaman rumah yah” Jawab Umi.
“Siap Umi laksanakan” Ucap Zidan dan langsung mengambil sapu yang ada di dekat
pintu.Ketika Zidan sedang menyapu halaman ia melihat ada satu orang yang berpakaian
rapih dan dibelakangnya ada yang mengawal orang itu dengan membawa senjata.
“Umi ini Zidan sudah selesai menyapu halamannya” Ucap Zidan.
“Oh iya Umi,Zidan mau tanya boleh?” Tanya Zidan dengan penuh kebingungan.
“Tadi Zidan liat ada orang orang yan membawa senjata,itu siapa yah Umi?” Tanya
Zidan.
“Oh itu tuh bukan siapa siapa Zidan” Jawab Umi.
“Tapi kan Umi…” Ucap Zidan masih dengan ekspresi kebingungan.
“Masa bukan siapa siapa,tapi orang itu bawa bawa senjata Umi?” Tanya Zidan.
“Mereka datang dari luar Zidan,tapi mereka orang orang baik kok” Jawab Umi.
“Ooo gitu,Yaudah Umi Zidan mau pergi main dulu yah sama Udin” Kata Zidan.
“Iya Zidan tapi inget jangan sampai sore yah” Ucap Umi.Zidan pergi ke rumah Udin
yang jaraknya tidak jauh dari rumah Zidan
“Udin…Udin” Teriak Zidan.
“Eh ada nak Zidan,ada apa nak?” Kata Ibu Udin
“Zidan mau tanya bu,Udin nya ada gak yah bu?” Tanya Zidan.
“Oh ada nih didalam rumah,sebentar yah Ibu panggilkan” Ucap Ibu Udin.
“Udin ada temen mu nih nak” Kata Ibu Udin.
“Siapa bu?” Tanya Udin.
“Zidan nak” Sahut Ibu Udin.Udin menghampiri Zidan yang sedang berdiri di depan
rumah.
“Eh ada Zidan,mau apa Zidan?” Tanya Udin.
“Mau ngajak main,udin mau gak?” Tanya Kembali Zidan.
“Main kelapangan?” Tanya Udin.
“Iya Udin,yok ke lapangan sekarang” Ucap Zidan.
“Ayok…” Sahut Udin.Meraka pun pergi ke lapangan yang jaraknya tidak jauh dari
rumahnya dan lapangan tersebut dekat dengan tempat kerja Abinya Zidan yaitu bekerja
sebagai Petani.Ketika mereka beranjak tidak jauh,tiba tiba mereka mendengar suara
teriakan seseorang dan suara tembakan senjata.
“Eh udin dengar gak itu suara apa?” Tanya Zidan.
“Dengar,itu suara teriakan seseorang bukan?” Tanya Kembali Udin.
“Yaudah yok mending kita kesana sekarang” Ucap Zidan.
“Eh tunggu dulu,kalau kita kesana kita bisa bantu apa?” Ucap Udin sambil menahan
tangan Zidan yang ingin pergi ke tempat itu.
“Udah mending kita kesana dulu aja” Kata Zidan.
“Yaudah deh ayok” Sahut Udin.Mereka pun pergi ke tempat tersebut namun ketika
ditengah perjalanan mereka melihat ada satu orang yang berjalan ke arahnya dengan
penampilan hamper seluruh tubuhnya berlumuran darah.
“Eh Zidan tunggu itu ada orang” Ucap Udin sambil menepuk bahu Zidan.
“Eh iya yah,kita hampiri orang itu dulu yah Udin” Sahut Zidan.
“Ayok..” Kata Udin dan mereka langsung menghampiri orang itu.Ketika mereka
menghampiri orang itu Zidan sangat terkejut seperti tersambar petir di siang bolong.
“Zi…Zi…Zidan tunggu dulu itu bukannya Abi kamu?” Tanya Udin dengan ekspresi
ketakutan.
“Gak gak gak,gak mungkin itu Abi Zidan” Jawab Zidan dengan nada bicara hampir
mau menangis. Semakin dekat jarak Zidan dan Udin dengan orang itu semakin cepat detak
jantung Zidan berdetak.
“Zidan…” Kata orang itu dengan lembut seperti lembutnya angin yang menerpa
mereka pada saat itu.Ketika mendengar kalimat yang orang itu ucapkan Zidan hening,tidak
mengeluarkan sepatah patah kata,ia menjadi patung di tempat itu.
“Zi…Zidan itu beneran Abi kamu” Kata Udin dengan menangis terisak isak.
“Zidan kamu kenapa? Kok diem gitu” Ucap Abi Zidan dengan suara semakin mengecil
sementara Zidan masih diam.
“Zidan,sekarang Zidan pergi ke rumah yah jaga Umi” Ucap Abi Zidan sambil
memegang pipi Zidan.Setelah mengatakan hal tersebut tiba tiba tubuh Abi Zidan terjatuh
dan mengeluarkan nafas terakhirnya.
“Abi…Abi…bangun Abi Zidan” Semakin kencang tangisan Udin,sementara Zidan
masih terdiam.
“Ini bohong kan? Gak gak gak ini pasti mimpi,gak mungkin ini terjadi.Umi bilang
mereka itu orang orang baik,gak mungkin mereka melakukan hal ini ke Abi.Pasti ini Zidan
lagi mimpi,ayolah bangun Zidan…bangun…” Tutur kata batin Zidan.
“Zidan!” Teriak Udin disertai dengan tangisan.
“Ini beneran Abi kamu,kenapa kamu daritadi hanya diam saja!” Sahut
Udin.Mendengar teriakan Udin,Zidan akhirnya melihat tubuh Abinya yang terdapat banyak
goresan luka terutama dibagian tangan terdapat banyak sayatan dan juga hampir seluruh
tubuhnya berlumur darah.Melihat hal itu air mata Zidan mengalir deras dan Zidan langsung
memeluk erat tubuh Abinya.
“Abi…Abi…ini bohong kan? Zidan masih tidur kan? Jadi ini pasti cuman mimpinya
Zidan” Kata Zidan disertai dengan tangisan.
“Arghhh kenapa sih orang orang itu melakukan hal ini kepada Abi,Zidan gak bisa apa
apa kalau gak ada Abi,Zidan butuh Abi disamping Zidan” Ucap Zidan disertai dengan suara
tangisan yang keras.Karena suara tangisan mereka keras orang orang yang membawa
senjata datang menghampiri mereka berdua.
“Zi…Zidan liat ada orang yang membawa senjata menghampiri kita” Kata Udin.Belum
sempat Zidan melihat ke depan,orang orang itu sudah ada didepan meraka dan orang itu
langsung menodongkan senjata ke kepala Zidan dan Udin.Ketika orang itu memegang
pelatuk senjata dan siap menembak kepala meraka,Zidan semakin erat memeluk tubuh
Abinya.
“Semoga Zidan bisa bertemu Abi disana” Kata Zidan dengan tangisan terisak isak.
“Dor…dor…” Bunyi suara nada dering telepon.
“Ayah bangun tuh daritadi hpnya berbunyi terus” Ucap seseorang.Ketika
memejamkan matanya ia terkejut setengah mati karena tadinya ia dikelilingi oleh orang
orang bersenjata,kini ia ada di rumah dengan seorang perempuan dan satu anak.
“Ini dimana?kemana perginya orang itu” Kata Zidan.
“Yah dirumah la…Ayah kenapa sih akhir akhir ini mulai gitu? Udah tuh angkat dulu
teleponnya” Ucap seorang perempuan ang ternyata itu istrinya Zidan bernama Aisyah.
“Eh iya lupa ehehe” Kata Zidan disertai dengan tertawa.Setelah itu Zidan mengambil
teleponnya dan melihat disitu tertera panggilan tak terjawab bu guru Zihra,Zidan pun
langsung memanggil Kembali.
“Halo,ada apa yah bu?” Tanya Zidan.
“Gini pak,maaf yah sebelumnya.Saya ingin membritahukan anak bapak yang
bernama Zihra sering mengalami kasus pelanggaran pak,terutama akhir akhir ini.Kemarin
saja Zihra ikut ikutan tawuran pak” Ucap guru Zihra dengan serius.
“Oh iya bu,maafkan anak saya bu saya janji akan menasehati anak saya sekarang”
Ucap Zidan.
“Iya pak,terimakasih pa katas pengertiannya” Kata guru Zihra
“Iya bu sama sama” Ucap Zidan.
“did…did..” bunyi nada telepon terputus.
“Zihra sini nak,kamu ada apa? Kenapa kamu akhir akhir ini ngelawan ke orang tua
sama guru kamu Zihra.Terus kenapa kamu sekarang malas untuk sekolah?” Tanya Zidan
bertubi tubi kepada anaknya Zihra.
“Kamu tau gak,Ayah dulu untuk sekolah aja susah nak.” Sahut Zidan.Belum juga Zihra
mengeluarkan suara,Ayahnya yaitu Zidan langsung memberikan buku sejarah tentang
penderitaan bangsa Indonesia Ketika dijajah oleh bangsa asing.
“Tuh coba kamu baca buku itu dulu” Ucap Ayahnya Zihra.
“Gak ah ngapain baca buku itu,gak ada gunanya” Kata Zihra.
“Udah baca dulu,kalau kamu gak mau baca Ayah gak akan ngasih uang jajan untuk
kamu” Ucap Ayahnya dengan serius.Zihra pun langsung membaca buku karena ia tidak mau
kehilangan uang jajannya.Namun setelah ia membaca buku tersebut air mata Zihra mengalir
deras.
“Ayah ternyata dulu kita sesusah itu yah,dulu kita tidak diperbolehkan sekolah dan
harus mengikuti perintah penjajah walaupun perintah itu dapat menyengsarakan kita.
Maafkan Zihra Ayah mulai hari ini Zihra akan berubah menjadi lebih baik” Ucap Zihra
dengan tangisan tersedu sedu.
Mendengar Zidan memberikan senyuman tulus kepada anaknya.

Anda mungkin juga menyukai