Anda di halaman 1dari 3

ZAINUDDIN

BABAK 1

Adegan 1

Zainuddin adalah anak laki-laki dari tanah minang. Saat umurnya 9 tahun Ibunya Habibah
meninggal karena sakit, dan tak lama kemudian Ayahnya Pendekar Sutan pun meninggal sehingga
Zainuddin dirawat oleh Mak Base di Makassar. Karena tidak memiliki keturunan darah Makassar, maka
Zainuddin jadi orang yang tak terpandang di Makassar. Setelah dewasa, Zainuddin pulang ke
Minangkabau mencari keluarga Ayahnya di desa Batipuh. Disana Zainuddin tinggal di rumah Makde
Jamilah.

(setting: rumah Jamilah)

(Zainuddin duduk di ruang tamu merasa bimbang kemudian Makde Jamilah masuk dari belakang)

Makde Jamilah: “Ado apo Zainuddin? Sampai-sampai ang ketengok bimbang cak iko?” (sambil
menyimpan makanan dan minuman di meja lalu duduk).

Zainuddin: (duduk dan curhat) “Amak, Awak malu dengan warga disini, sebagai perantau Awak merasa
asing.”

M. Jamilah:”onde mande cak mano Ang malu? Sebaiknyo ang pai ke masjid, supayo ang berjumpo
dengan pemuda-pemuda disini.”

Zainuddin:”iyo mak, awak nanti pergi ke masjid.”

Adegan 2

(masjid)

Zainuddin pergi ke masjid untuk shalat. setelah selesai shalat saat ingin pulang, hujan turun
dengan deras. Untungnya pada saat itu Zainuddin membawa paying. Namun sebelum pulang, Zainuddin
melihat seorang Wanita yang cantik, dia adalah Hayati, kembang desa Batipuh, dan Zainuddin berniat
meminjamkan payungnya.

Zainuddin: (melihat Hayati resah) “sedang menunggu hujan reda, Uni?

Hayati: “iyo Uda”

Zainuddin: “kalau begitu, Uni pakai saja paying Uda.”

Hayati: “tidak Uda, aku tunggu disini saja sampai hujan reda.”

Zainuddin: “tak apa Uni, kau terlihat seperti terburu-buru, Uda bisa menunggu disini sampai malam.”

Hayati: “benarkah Uda? Kalau begitu terima kasih.”

Zainuddin: “sebelumnya boleh Uda tau nama Uni?’

Hayati: “namaku Hayati, Uda.”

Zainuddin: “Hayati, namamu sungguh elok”


(hayati tersipu malu kemudian tersadar)

Hayati: “oh iya Uda, harus aku kembalikan kemana paying ini?”

Zainuddin: “besok saja, ke rumah Makde Jamilah.”

Hayati: “baiklah Uda kalau begitu, Hayati pamit dulu.”

Zainuddin: “iya Hayati, hati-hati di jalan.”

Hayati: “Assalamualaikum.”

Zainuddin: “Waalaikumsalam”

Adegan 3

(Zainuddin duduk di tempat yang sama seperti setting adegan 1. Zainuddin duduk dan bergumam.)

Zainuddin: “Hayati, nama nan elok, sama dengan rupanya.”

(Makde Jamilah masuk)

M. Jamilah: “ado apo lagi Zainuddin, tak baik melamun sajo.”

Zainuddin: “indak Amak. Mak, Awak nak tanyo.”

M. Jamilah: “tanyo apo Zainuddin?”

Zainuddin: “Amak kenal indak dengan Hayati?”

(seketika M. Jamilah terkejut mendengar Zainuddin menanyakan Hayati).

M. Jamilah: “ado apo ang tanyokan Hayati?! Ang jatuh cinta?”

Zainuddin: “awak indak taulah mak. Awak kagum dengannyo.”

M. Jamilah: “sepertinyo cintamu tak bertuan, Zainuddin. Maksud Amak, Hayati anak terhormat di desa
Batipuh ini. Amak mohon maaf, sebaiknyo Ang sadar diri. Ang mesti ingat, siapo keluargo Ang.”

Zainuddin: “Apo salahnyo?! Ketika Adam dan Hawa bertemu dan menjadi satu.”

M. Jamilah: (sambil lekas berdiri dari duduknya). “indak ado yang salah dari itu Zainuddin. Tapi amak
minto Ang jangan terlalu berharap lebih.”

(Makde Jamilah pergi meninggalkan Zainuddin. Zainuddin merenung gundah gulana).

Fade out
BABAK 2

Adegan 1

Pagi hari terlihat hayati datang ke rumah M. Jamilah untuk mengembalikan payung dan bertemu
Zainuddin.

Hayati: “Assalamualaikum”

Zainuddin: “Waalaikumsalam”

Hayati: “Uda, maksud kedatangan saya kesini untuk mengembalikan payung yang kemarin saya pinjam.”

Zainuddin: “oh iya Uni, terima kasih banyak.”

Hayati: “panggil saja saya Hayati, Uda, dan seharusnya saya yang berterima kasih. Oh iya Uda, ternyata
nama Uda itu Zainuddin ya? Seorang laki-laki yang sering diceritakan warga disini.”

Zainuddin: “benar saya Zainuddin dan Saya yaki napa yang Hayati dengar dari warga sekitar bukanlah hal
baik tentang Saya.”

Hayati: “apapun yang saya dengar Uda, di mata saya Uda adalah lelaki yang baik.”

Zainuddin: “terima kasih Hayati, kau adalah salah satu Wanita paling baik yang saya temui.”

Hayati: “kalau begitu Uda, bisakah kita berhenti menggunakan kata “saya”, karena rasanya sedikit
canggung.”

Zainuddin: (tertawa) “hahaha…. Kamu benar Hayati. Maafkan kesalahan saya (Hayati ikut tertawa dan
tersenyum). Hayati, selagi cuacanya begitu cerah, maukah Hayati menemani saya berkeliling di desa
ini?”

Hayati: “tentu saja Zainuddin, dengan senang hati (Zainuddin menyimpan payung) mari Zainuddin.

(Zainuddin tersenyum dan berjalan, Hayati mengikuti dan mereka keluar dari panggung).

Adegan 2

Hayati dan Zainuddin sedang di pasar berjalan bersama, mongobrol dan bersenda gurau. Di
samping itu, orang-orang yang berada di sekitarnya terlihat tidak suka dan membicarakan mereka.
Kemudian mereka berhenti di sebuah bangku dan duduk bersama.

Anda mungkin juga menyukai