NARATOR (PEMBUKAAN)
Malin Kundang adalah cerita legenda populer di Indonesia yang menceritakan tentang seorang anak
yang durhaka terhadap ibunya. Cerita ini menggambarkan kisah tragis seorang anak yang
meninggalkan ibunya sendirian setelah menjadi kaya dan sukses. Malin Kundang adalah seorang anak
miskin dari desa nelayan. Ia berangkat merantau dan setelah bertahun-tahun bekerja keras, ia menjadi
kaya dan sukses. Namun, ke ka kapalnya kembali ke desa, ibunya yang telah tua dan lemah mencoba
menjumpainya. Malin Kundang, malu akan status ibunya yang miskin, menolak mengakui
hubungannya di depan orang-orang yang mengaguminya. Ibunya yang patah ha mengutuk Malin
Kundang agar menjadi batu. Bagaimana kelanjutan kisah Malin Kundang? Hadirin sekalian kami
persembahkan pentas besar Asklepios 2023 “Malin Kundang”.
(MUSIK)
Lihatlah lebih dalam, melampaui dari apa yang terlihat, sebentar lagi akan diceritakan sebuah kisah
lama, kisah dari daerah Sumatera Barat nan jauh disana. Kau akan menyadari bahwa kasih ibu selalu
menyertai anaknya. Di mulai dengan doa ibu, kau pas akan menjadi seseorang yang sukses. Melalui
doa ibu se ap jalan yang kau tempuh pas akan dimudahkan oleh sang Illahi. Pengorbanan ibu cikal
bakal dari langkahmu. Di manapun kau berada, kau berlindung di bawah doa ibu. Namun , apa yang
dilakukan seorang Malin? Dia lalai, dia kejam, dan dia durhaka kepada ibunya saat dia sudah mencapai
kejayaanya. Selamat datang semoga selalu ada cinta yang besar untuk Ibu kalian bagaimanapun kondisi
kalian.
(MUSIK PERALIHAN)
ADEGAN 1 (remaja)
tokoh: malin (abid) dan lily
tempat: tepi pantai (sore)
malin sama lily duduk cerita (ini bisa pura2 cerita tanpa suara
ADEGAN 2
tokoh: malin (abid), ibu (rafida), pedagang (farhan,fayzal,gabriel), pembeli (kia,fika)
tempat: pasar (pagi)
mejanya gini : abid fayzal farhan gabriel
_jualan malin banyak pesaingnya jadi terus ngga laku. lalu, dia ditawari sama nahkoda ikut ke
pulau sebelah. dia setuju dan merantau besoknya_
ADEGAN 3
tokoh: malin (abid), ibu (rafida), lily, nahkoda (duta)
tempat: rumah
_ibunya sakit, malin minta tolong lily buat rawat ibunya selama dia gak ada di sana. pamitan
trus dijemput sama nahkoda_
hari esok pun tiba, malin yang telah mendapatkan restu dari ibunya bersiap-siap untuk
berangkat..
abid: “ibu, malin pergi merantau dulu ya. jangan lupa malin ya bu. anak ibu paling ganteng.”
rafida: “kamu yakin nak mau pergi ninggalin ibu sendirian ”
abid: “aduh, ibu. Ini kan demi kebaikan kita, lagi pula disini juga ada Aminah di sini yang
nemenin ibu.Tolong restuin Maling ya bu, biar Malin juga bisa dapetin hasil yang baik saat
merantau nanti”
rafida: “Ya sudah lah nak kalau memang keinginanmu begitu, disini ibu Cuma bisa mendoakan,
jaga Kesehatan ya nak, jangan lupain ibu dan cepat kembali ke rumah ini setelah cita-citamu
tercapai.”
abid: “siap bu, malin akan bekerja keras bagai quda. ibu sehat-sehat ya, jangan sakit terus.”
abid: “lily, aku titip ibuku ya. aku kirim surat tiap minggu, ya. terima kasi banyak ya.”
(bungkuk kayak cara terima kasih orang korea gitu)
lily: “aduh abid. gapapa kok. aku juga seneng bisa bantu-bantu. sehat-sehat ya di sana.”
abid: “siap!! sehat-sehat juga ya.”
duta tetiba nongol di daun pintu.
duta: “malin, ayo berangkat sekarang.”
abid: “bye bye guys.”
ADEGAN 4
tokoh: malin (abid), nahkoda (duta), tangan kanan (faiz), calon istri (ica), pengikut ica (anggi),
grup main (?)
tempat: di kampung
_setibanya malin di pulau sebelah, dia langsung dikenalkan dengan faiz dan diajak ke toko faiz
di pasar. malin jadi pusat perhatian di pasar karena tampilan fisiknya beda dengan orang2 di
sana. kebetulan ica sama anggi lagi di pasar, perhatian ica ikut terpusat di abid_
NARATOR: Setibanya di sana. Malin , (duta) Toni, tangan kanan (faiz), Rubiah, pengikut ica
(anggi), dan rombonganya melihat anak kampung bermain dengan serunya.
sebelum ke pasar
faiz: “selamat datang wahai saudaraku seperjuangan senusa sebangsa se-apa lagi bro?”
duta: “mana tumpengnya? kami dari jauh-jauh cuma dikasi ucapan aja?”
faiz: “sabar, tumpengnya lagi otw. ini anak yang kamu maksud, dut?”
duta: “iya bro. anak sobatku namanya (nyenggol lengan abid)
abid: “eh iya, kenalin om wak bang paman, aku malin bukan sembarang malin.” (jabat tangan)
faiz: “wah, suka sekali ambo dengan jawabanmu. malin bukan sembarang malin. selamat
bekerja mulai sekarang.”
abid ternganga.
faiz: “ayo ke tokoku dulu. kita rehat di sana.”
mereka berjalan ke pasar. setibanya di pasar, banyak sekali warga di sana. ada anak yang lagi
main, dll
warga 1: “lihat deh, siapa itu yang di tengah?” (tengah itu abid)
warga 2: “wah, iya.”
pada krusak krusuk di sekitar abid. ada ica sama anggi.
anggi: “lihat, nona. itu ada pemuda. sepertinya bukan orang sini.”
ica: “mana mana.”
anggi: (nunjuk ke abid) “itu nona.”
mereka bertiga jalan melewati ica dan anggi.
ica menatap anggi
ADEGAN 5
tokoh: malin (abid), hilal, orang-orang hilal (farhan,fayzal,gabriel), faiz, duta
tempat: toko faiz di pasar
_malin ditawari diberi bantuan buat bangun usaha dari nol, faiz ngasi saran ke malin terima aja
karena hilal terkenal kekayaan yg luar biasa jadi ngga ngaruh klo kurang dikit. lalu malin
dibantu faiz, usahanya berkembang pesat. ngga lupa malin yang mana masi anak baik ngirim
uang dan surat buat ibu dan lily di kampung halaman_
ADEGAN 6
tokoh: malin, ica, hilal
tempat: rumah
_suatu ketika hilal jatuh sakit dan ngasi wasiat ke malin buat nikah sama ica (diceritain juga
kalo ica suka malin dari saat malin tiba di pulau pertama kali) dan hartanya bakal dikasi
sepenuhnya ke malin. karena malin merasa sudah dibantu dari nol, wasiat itu akhirnya
dilakukan oleh malin. malin menjadi tambah kaya raya dan udah pindah rumah.
hilal: “malin, aku rasa aku tidak akan lama lagi di sini. aku ingin kamu menikahi anakku, ica.
lalu, kamu juga akan mendapatkan harta yang kutinggalkan nantinya.” (batuk batuk)
abid: “aduh, pak. saya senang eh sedih kalau bapak berkata seperti itu. akan saya usahakan
wasiat bapak bisa terlaksana.”
hilal trus merem
abid manggil ica dan mereka nangis jamaah.
ADEGAN 7 (mulai terlihat klo malin jadi tamak) (ini aku bingung mau kumasukin apa ngga)
tokoh: malin, faiz, farhan dkk
_faiz dibuat sakit hati sama malin karena toko faiz tetiba ditutup sepihak oleh malin (dibakar
atau semacamnya). malin takut usaha faiz menghalangi usaha dia. jadi, faiz pulang kampung_
ADEGAN 8 (5 tahun kemudian)
tokoh: abid, ica, anggi, rafida, lily, arya
_ica ngajak pergi liburan ke pulau A (asal pulau malin). trs mereka ke pasar karena ica pengen
jelajah pasar begitu.
di pasar ada lily, lagi jualan. dia liat malin dan denger suaranya sepintas. saking kaget dan
senengnya dia langsung pulang ke rumah ibu malin buat ngajakin ketemu malin di pasar.
mereka berlari dan sampai di pasar. ibu malin terkejut dan berteriak manggil nama malin
“malin anakku” trs menghampiri malin.
malin menghindar dengan berjalan ke belakang sambil melirik ke ica, “Siapa kamu?” ke ibu
malin “_
ke luar pulau
abid: (tangan menghalangi rafida dan ica) “ibu? ibu siapa? ibuku tidak sepertimu. ibuku cantik,
bersih, orang terhormat, bukan gembel sepertimu!” (abid nunjuk2 ke rafida)
rafida terduduk di tanah dan menangis. lily tertegun dan memosisikan diri di sebelah rafida. ica
juga kaget.
anggi: (berbisik ke ica) “siapa sih orang tua ini, ngaku-ngaku jadi ibunya tuan malin.” (nyanyi
bajunya begitu lusuh)
ica: “diam anggi.” (wajah datar ke anggi)
anggi berhenti nyanyi
ica: “suamiku, lebih baik kita pergi sekarang. dua orang gembel ini akan menghabiskan waktu
kita. mari suamiku.”
lily: (berdiri dan menatap tak percaya ke abid) “malin, apa kau lupa dengan janji kita dulu?
hidup bersama hingga akhir hayat. tapi sekarang kau sudah melupakan kami berdua bahkan
beraninya kau acungkan jarimu ke ibumu!”
ica: “ih, siapa sih kalian.” (greget ke lily) “mereka bukan keluargamu kan?”(noleh ke abid)
abid: “siapa pula yang sudi punya ibu seperti dia dan apa apaan wanita ini nagih janji tiba-tiba.
ayo kita pergi saja dari sini.” (abid, ica dan anggi pergi meninggalkan mereka)
rafida: “nak, ini ibumu nak. kumohon kembalilah ke rumah, nak.” (nangis sambil memohon)
lily: (berusaha menenangkan rafida) “kita pulang saja, bu.”
rafida: (berdiri dan megang kaki abid (?)) “nak, mari kita pulang ke rumah. ibu rindu sekali
denganmu, nak. berhentilah berpura-pura seperti itu.”
abid: “sudah! jangan panggil aku anakmu! aku tidak pernah merasa punya ibu sepertimu!”
petir menyambar dan awan mendung datang.
rafida:”malin, anakku. harus berapa kali ibu bilang kalau ibu adalah ibumu. sakit hati sekali
ibu ini. ibu hanya bisa berdoa agar kau disadarkan oleh Tuhan segera!”
abid: “apa maksudmu? memang benar kalau aku tidak punya ibu sepertimu!”
WUSH
tubuh abid mulai kaku dari ujung kaki, membuatnya merobohkan diri (posisi sujud).
abid: “ibu, maafkan aku, ibu. ibu” jadi batu deh.
(TARI MALIN KUNDANG DIKUTUK)
semua orang kaget. lalu, hujan turun dengan deras. orang-orang di sana meninggalkan malin
sendirian.
NARATOR
Ibu Malin sangat tulus medoakan anaknya dan selalu mendukung anaknya bagaimanapun
keadaan Malin. Doa Ibu menggiring Malin menjadi seseorang yang sukses di perantauan.
Sedangkan Malin, dia lalai dan terlena dengan kekayaan yang dia miliki. Dia lalai dengan sosok
Ibu yang membesarkanya. Dia lalai dengan pengorbanan Ibunya. Dia Durhaka. Doa seorang
Ibu akan didengar oleh Yang Maha Kuasa. Tangisan Ibu, merupakan tangisan yang akan selalu
didengarkan oleh Tuhan. Jangan sakiti hati ibu, cintailah dia sepanjang masa dimanapun kalian
berada. Tanpa doa Ibu, Malin hanya seseorang biasa yang tidak punya apa-apa. Cerita tersebut
akan menjadi legenda dimana terdapat seorang anak yang durhaka yang membuat ibunya
kecewa dan mengutuk anak tersebut lewat doanya. Kutukan tersebut kekal sepanjang masa..