Anda di halaman 1dari 4

TEKS DRAMA

“PENYESALAN ANAK DURHAKA”

Ayah : Satria Kakak : Ramdan Teman 1 : Galih


Anak durhaka : Ikhsan Ustad : Aska Teman 2 : Adib
Teman ramdan : Naufal : Baim Warga 1 : Ilham
Malaikat 1 : Yusuf Malaikat 2 : Niko Warga 2 : Tama

(Suara kereta) (1)


Narator : Selamat malam kepada semua hadirin, selamat datang di teather kelompok 6 Tafakur Alam SMPIT
Daarussalam. Kepada semua hadirin drama yang berjudul “Penyesalan Anak Durhaka” akan segera dimulai.

Narator : Diceritakan sebuah keluarga yang hidup sederhana. Keluarga yang terdiri atas ayah dan dua orang anak
laki-laki yang memiliki karakter yang berbeda. Anak laki-laki pertama memiliki karakter rajin beribadah, tetapi selalu
membantah perkataan orangtua bernama Ramdan. Dan anak laki-laki kedua miliki karaktek yang suka melawan orangtua dan
tidak melalaikan ibadah bernama ikhsan .

Narator : (2) Di suatu subuh, Ayah hendak membangunkan anak-anaknya untuk menunaikan salat subuh. Dia
membangunkan Ramdan yang sedang tertidur lelap.
Ayah : Ramdan, Ikhsan bangun! Sudah waktunya shalat subuh, cepat bangun terus shalat.
Ramdan : Iya yah, aku udh bangun dan sudah selesai shalat.
Ayah : Sekalian adik kamu bangunin juga, suruh shalat subuh.
Ramdan : Ayah kaya ga tau ikhsan aja, mana mungkin dia shalat. Gimana mau bangun buat shalat, semalam aja dia
main hp ga tau sampai jam berapa. Dan sekarang pasti dia susah dibanguninnya.
Ayah : Jangan ngomong kaya gitu. Gitu2 kan dia adik kamu juga. Dan kita sebagai keluarganya wajib
mengingatkan dia,
Ramdan : Halah, malas aku harus bangunin dia, mending aku murojaah aja. Ayah aja sana yang bangunin dia.
(Ramdan memilih untuk murojaah, dan ayah yang membangunkan ikhsan)
Ayah : Ikhsan, bangun shalat subuh dulu
Ikhsan : (ikhsan tidak bergeming)
Ayah : Ikhsan, ayo cepet bangun, nanti kamu kesiangan dan ga shalat subuh.
Ikhsan : Apasih yah, berisik banget. Ga tau apa, aku baru tidur.
Ayah : Makanya, jangan suka begadang san, jadi kaya gini kan. Kalau subuh susah dibangunin. Ayo cepet bangun
shalat subuh dulu.
Ikhsan : Berisik banget dah. Lagian ngapain sih pake harus shalat subuh. Mending juga tidur lagi
Ayah : Astaghfirullah ikhsan.
Ikhsan : Udah deh jangan ganggu orang mau tidur, mending ayah pergi kerja aja sana. Cari duit yang banyak, biar
bisa cepet ngebeliin motor yang aku mau.
Ayah : san, kalau untuk motor ayah belum bisa beliin kamu. Dan motor yang kamu mau itu harganya lumayan
mahal
Ikhsan : makanya kerja yang bener biar bisa dapat duit yang banyak. Udah sana ayah pergi dari sini.
(ikhsan mengusir ayahnya keluar dari kamar)
Ayah : Astaghfirullah. Ya Allah maafkanlah anak hamba
Music (3)

Adegan 2

Waktu menunjukkan pukul 15.00 sudah memasuki waktu ashar. Sementara itu, Ikhsan, bersama teman-temannya (Galih dan
Adib) nongkrong di pos kamling.

Saat ikhsan dan teman-temannya sedang asik bermain, Ramdan dan teman-temannya melewati pos kamling karena akan pergi
ke masjid untuk shalat ashar berjamaah.
Naufal : Ramdan, itu bukannya adik kamu Ikhsan.
Baim : Iya bener itu ikhsan sama temen-temennya.
Ramdan : Udah biarin aja, paling dia juga lagi nongkrong ga jelas.
Naufal : Ikhsan, Galih, Adib. Ayo kita sama-sama ke masjid buat shalat ashar.
Ramdan : Ngapain kamu ngajak mereka. Mereka mah ga shalat, kerjaannya Cuma nongkrong-nongkrong ga jelas, ga
ada manfaatnya.

Ikhsan yang mendengar omongan kakaknya merasa tersinggung, dan terpancing emosi.
Ikhsan : Ngomong apa lu barusan?
Ramdan : Apa?barusan gue ngomong kalau lu sama temen-temen lu itu ga guna, bisanya Cuma nongkrong2 ga jelas,
ga pernah shalat dan ga pernah ibadah.
Galih : Wah songong lu. Emang kenapa kalau kita ga shalat?
Adib : Tau lu sok banget bener.
Baim : Udah-udah jangan pada ribut, kita Cuma mau ngajak kalian pada shalat
Adib : Udah lu diem aja (sambil mendorong baim)
Ramdan : Tuhkan dari awal juga udh gue bilang ga usah ngajakan mereka shalat, ga ada gunanya. Mereka itu
manusia-manusia penghuni neraka.
Ikhsan : kurang ajar lu. Emang yang nentuin masuk surga sama neraka itu lu. Jangan sok bener lu.
Dan terjadilah perselisihan diantara mereka. (4)
Ketika terjadi perselisihan, tidak sengaja ustad Azka lewat dan berniat untuk melerai mereka.
Ustad Aska : Ada apa ini, kenapa kalian berantem? (sambil melerai)
Ustad Aska : Ramdan, ikhsan sudah berhenti kalian. Kenapa kalian berantem?
Ikhsan : Ini semua gara2 orang sok suci ini pak ustad
Ramdan : Enak aja, ini gara2 mereka ustad, diajak shalat malah ngajak ribut.
Ikhsan : Berisik lu, ini semua gara2 omongan lu yg sok suci itu.
(Suara Adzan berkumandang) (5)
Ustad Aska : Sudah sudah, ini sudah adzan ashar, sebaiknya kita langsung ke masjid saja. Ayo
Ramdan, Naufal pun membenarkan ucapan sang ustad, dan memilih pergi untuk ke masjid.
Ustad : ayo ikhsan, adib, galih
Ikhsan : Kita ga ikut ustad
Ustad pun hanya geleng-geleng kepala

Saat dalam perjalanan ke masjid


Ustad Aska : Kamu ga boleh berbicara seperti itu Ramdan. Kita tidak berhak menghardik seseorang. Kita tidak ada yang
tau siapa yang akan masuk surga dan siapa yang masuk neraka.
Ramdan : Pada kenyataannya seperti itu ustad, si ikhsn itu beda sama saya yang rajin shalat, ngaji, puasa, dll.
Ustad Aska : Tidak sombong seperti itu ikhsan. Kita tidak tau amalan-amalan apa yang nantinya bisa membawa kita ke
surga. Niatkan semua ibadah yang kita lakukan itu hanya kepada Allah SWT.

Ustad Azka : Seharusnya tadi kamu


Setelah shalat ashar, Ustad Azka mengajak Ramdan, naufal dan baim berbicara.
Ustad Aska : Kenapa kalian tadi bisa berantem?
Naufal : Tadinya kita mau ngajak mereka shalat ustad
Ramdan : kan tadi saya udh ngomong sama opang pak, ga usah ngajak mereka shalat karena ga ada gunanya juga.
Ustad Aska : Kenapa kamu ngomongnya kaya gitu ramdan?Bukannya bagus kita sama-sama saling mengajak dalam hal
beribadah.
Ramdan : Iya ustad, tapi kita liat aja orangnya. Modelan mereka yang ga bener mana bisa diajak shalat. Shalat ga
pernah, ngaji ga pernah, berbuat baik juga. Mereka golongan orang-orang yang akan masuk neraka ustad
Ustad Aska : Kamu ga boleh berbicara seperti itu Ramdan. Kita tidak berhak menghardik seseorang. Kita tidak ada yang
tau siapa yang akan masuk surga dan siapa yang masuk neraka.
Ramdan : Pada kenyataannya seperti itu ustad, si ikhsn itu beda sama saya yang rajin shalat, ngaji, puasa, dll.
Ustad Aska : Tidak sombong seperti itu ikhsan. Kita tidak tau amalan-amalan apa yang nantinya bisa membawa kita ke
surga. Niatkan semua ibadah yang kita lakukan itu hanya kepada Allah SWT.
Naufal : Baik ustad. Kita mohon maaf atas kejadian tadi. Mungkin memang cara kita tadi belum benar dan baik.
Ramdan : (berdecak kesal)
Ustad Aska : Ya sudah, kita doakan saja semoga mereka segera mendapatkan hidayah dari Allah SWT agar mau untuk
melaksanakan shalat.
Naufal : aamiin. Kalau begitu kami permisi dulu ustad

Adegan 3
Keesokan harinya, sejak semalam sang ayah sedang tidak enak badan. Sang ayah meminta anaknya untuk membelikan obat,
namun semua anak-anaknya tidak ada yang bisa dimintai tolong, dan tidak ada yang bisa mengurusnya.

Ayah : Ramdan, ayah minta tolong anterin ayah ke dokter. Dari semalem ayah ga enak badan.
Ramdan : Ga bisa yah, ini aku mau shalat dhuha.
Ayah : Yaudah setelah kamu shalat dhuha, minta tolong anterin ya.
Ramdan : Ga bisa yah, abis shalat dhuha aku mau keluar nyari kerja. Suruh si ikhsan aja itu.
Narator : Sementara itu, ayahnya melihat ke kamar ikhsan, dan melihat ikhsan masih tertidur. Sang ayah merasa sedih
karena anak-anaknya tidak ada yang bisa dimintai tolong.
(music sedih ) (6)

Setelah melaksanakan shalat dhuha, Ramdan bergegas pergi untuk melakukan interview pekerjaan. Setelah ramdan pergi,
tidak lama ikhsan bangun dari tidurnya, Ikhsan yang sudah mengetahui ayahnya sakitpun, memilih untuk tidak
memperdulikannya. Dia malah memilih pergi main, sebelum keluar dia ke kamar ayahnya untuk meminta uang.

Di kamar ayah
Ikhsan :ck malah tidur lagi, bukannya nyari duit. Yaudahlah mumpung lagi tidur, gue ambil aja sendiri duitnya.
Lumayan banyak nih duitnya, bisalah buat gue top up sekalian buat foya-foya
Ikhsan pun mengambil uang yang ada di kamar ayahnya dengan jumlah yang banyak. Setelah itu dia pergi keluar untuk
bertemu dengan teman-temannya.

Di tempat tongkrongan ternyata sudah ada adib dan galih. Ikhsan datang dengan membawa banyak makanan untuk teman-
temannya.
Ikhsan : (7) Hai guys.
Galih : wih banyak banget itu makanan. Dapet duit darimana lu?
Adib : Kayanya lagi banyak duit lu ya?
Ikhsan : Iya dong gue lagi banyak duit nih. Boleh ngambil di lemari bokap gue (sambil tertawa)
Galih : Parah banget lu, nyuri duit bokap sendiri.
Adib : Terus tumben lu bawa motor?
Ikhsan : Iya, bokap gue lagi sakit, terus ga kerja. Yaudah motornya gue bawa aja.
Galih : Bener2 lu ya, bokap lagi sakit bukannya dirawat malah duitnya lu ambil.
Ikhsan : Udah biarin ajalah. Mending sekarang kita main ajalah.
Beberapa saat kemudian, tama dan ilham lewat depan tongkrongan ikhsan dan kawan2. Tama dan ilham sering sekali
digangguin bahkan dipalak oleh ikhsan dan kawan2.

Adib : Eh eh ada tama sama ilham tuh


Galih : wah iya tuh, lumayan bisa kita palak nih.
Ikhsan : woi, tama, ilham sini lu pada.
Ikhsan : Pada abis darimana lu berdua?
Tama : kita abis dari rumah temen
Galih : ayo gabung main sama kita
Ilham : Maaf kayanya ga bisa deh, soalnya kita harus buru2 pulang
Adib : Ngapain sih lu buru2 pulang
Ikhsan : Tau nih, udah sini gabung sama kita
Ilham : Maaf ga bisa
Ikhsan : Parah banget lu. Yaudah karena lu ga bisa main sama kita, gue minta duit lu aja sini.
Tama : Kita ga ada duit
Galih : Ga usah bohong lu (sambil berusaha mengancam)

(Ikhsan, adib dan galih akhirnya memalak ilham dan tama)

Sementara itu dilain tempat, Ramdan telah selesai melamar pekerjaan. Awalnya dia yakin akan diterima, akan tetapi ramdan
tidak lolos dalam interview tersebut. Ramdan pun merasa kecewa dan kesal. (8)

Setibanya di rumah ramdan bertemu dengan ayahnya yang masih dalam kondisi yang sakit.

Ayah : Ramdan, kamu sudah pulang? Gimana hasilnya?


Ramdan : Ga usah tanya2. Kenapa manggil2?
Ayah : Boleh minta tolong ambilkan ayah makanan dan belikan obat?ayah masih pusing dan lemes dan.
Ramdan : Apasih, orang baru pulang udh disuruh aja. Ayah ga tau apa, ramdan itu capek pusing. (sambil membentak
ayahnya)
Ayah : ayah minta tolong nak.
Ramdan : Lagian ini si ikhsan kemana aja sih. Keluyuran mulu kerjanya.

Ramdan keluar mengambilkan makanan dan obat untuk ayahnya dengan perasaan yang masih kesal. Setelah itu dia pergi ke
kamarnya.

Beberapa saat kemudian ikhsan pulang ke rumah, dia berniat untuk mengambil uang ayahnya lagi.

Ikhsan memasuki kamar ayahnya, dan mulai mencari-cari uang. Sang ayah yang sedang beristirahat terganggu dengan suara
ikhsan yang sedang mengacak2 kamar.
Ayah : Kamu, ngapain san?
Ikhsan : Aku mau minta duit.
Ayah : Mau buat apa san?ayah lagi ga kerja
Ikhsan : ga penting buat apa duitnya. Yang penting itu sekarang mana duitnya. Ayo kasih tau dimana ayah nyimpen
duit selain di lemari. Yang dilemari tadi pagi udah ikhsan ambil
Ayah : Loh san, kamu ngambil duit ayah.

(terjadilah perdebatan antara ayah dan ikhsan. Ikhsan terus berusaha mengambil uang ayahnya)
Setelah mendapatkan uangnya, ikhsan pergi dari rumah. Ditengah jalan ikhsan ternyata dibegal.

Dilain tempat ramdan yang sedang tertidur bermimpi

(dalam mimpinya dia berada di tempat yang menyeramkan dan penuh dengan api. (9)

Ramdan : Tolong!!! Tolong lepaskan aku! Aku mohon! (10)


(tiba2 ikhsan diserang)
Ramdan : Arrgghhhhh……Tolong aku!
Malaikat : Diamlah! Jangan berisik.
Ramdan : Mengapa aku disini?dimanakah surga itu?
Malaikat : sebenarnya kamu sudah dekat dengan surga
Ramdan : Sungguh?lalu mengapa aku belum mencium wanginya surga itu jika memang sudah dekat?
Malaikat : Karena Allah mengharamkan wanginya surga untuk anak yang durhaka kepada orangtua sepertimu (H.
Thabrani)
Ramdanpun mengingat semua yang telah ia perbuat selama ini. Ia memang rajin sekali shalat dan mengaji, namun ia
memiliki perilaku yang tidak baik terhadap ayahnya.
Ramdan : Baiklah aku akui aku salah. Tidak masalah jika aku tidak boleh mencium bau wanginya surga, tapi biarkan
aku masuk ke dalamnya.
Malaikat : Jika wanginya saja diharamkan Allah untukmu, maka surga diharamkan untuk anak yang durhaka
sepertimu.
Ramdan : Sekalipun aku orang yang ahli ibadah
Malaikat : Iya
Malaikat : sekalipun pahalamu seluas langit, kamu tetap tidak bisa masuk ke dalamnya!
Ramdan : Mengapa?
Malaikat : Karena Ridho Allah terletak pada keridhoan orangtuamu dan murka Allah juga terdapat pada kemurkaan
orangtuamu.
Ramdan : Jadi sekarang aku dalam kemurkaan Allah?
Malaikat : benar
Malaikat pun memberikan hukuman kepada ramdan

Dilain kisah, ikhsan yang masih dalam keadaan pingsan, mengalami hal serupa.

Ikhsan : Dimana aku? (berada ditempat yang banyak api) (9)


Malaikat 1 : hai anak durhaka
Ikhsan : Siapa kalian?Aku dimana?kalian mau apa?
Malaikat 2 : kita mau ngasih pelajaran buat anak durhaka sepertimu.
Ikhsan : jangan ikut campur sama urusan gue.
Malaikatpun memberikan hukuman kepada ikhsan
(music menyerang)
Ikhsan : Tolong!!!!maafkan aku, ampuni aku.
Malaikat 2 : minta ampunlah terhadap orangtuamu.

Setelah tersadar dari pingsannya, dia langsung bergegas pergi ke rumah karena ingin meminta maaf kepada ayahnya.
Sesampainya di rumah, ikhsan mencari-cari ayahnya namun tidak ada.
Tiba-tiba galih dan adib datang untuk memberitahu kalau ayahnya dibawa ke rumah sakit. Ikhsan pun langsung menuju ke
rumah sakit.

Sambil menunggu ayah di rumah sakit ikhsan dan ramdan menyesali perbuatannya. Merekapun meminta maaf kepada
ayahnya. (11)

Selesai

durhaka pada orangtua bisa memnbuat Allah murka dan menurunkan azab Nya di dunia, terlebih lagi durhaka dapat
menyebabkan masuk neraka.

Anda mungkin juga menyukai