2. Leher
Tidak semua jenis virus memiliki leher. Hanya virus yang berbentuk kompleks saja
yang memiliki leher. Bagian leher virus terdiri atas leher dan juga kerah (collar),
leher virus berfungsi sebagai tempat menyangga kepala virus.
3. Ekor
Ekor merupakan bagian tubuh virus yang penting untuk melekatkan diri dengan sel
inang serta memasukkan materi enetic virus ke dalam sel inang tersebut. Bagian ekor
virus terdiri atas selubung ekor, serabut ekor, lempeng dasar dan juga jarum penusuk.
Selubung ekor berfungsi untuk menginjeksi DNA virus ke dalam sel hospes dan juga
tempat penghubung antara kepala virus dan lempeng dasar virus. Lempeng dasar
berfungsi sebagai tempat melekatnya serabut ekor dan jarum penusuk. Serabut ekor
berfungsi sebagai penerima rangsangan (reseptor) dan juga untuk menempel pada sel
inang. Dan jarum penusuk berfungsi untuk melubangi sel inang agar DNA virus
dapat masuk ke sel inang.
B. Bentuk Virus
Bentuk virus dapat diebadakan menjadi :
Batang
Bulat
Oval (peluru)
Filamen (benang)
Polihedral (segi banyak)
Berbentuk huruf T
C. Ukuran Virus
Menurut Brum (1994) virus berukuran sangat kecil. Bahkan, lebih kecil daripada bakteri.
Diperkirakan ukuran virus berkisar antara 20 mµ - 300mµ (1 mikron = 1000 milimikron)
namun ditemukan pula virus raksasa berukuran 500 mµ dan 1500 mµ
Virus sebagai Metaorganisme
Perkembangbiakan Virus
A. Daur Litik
Daur litik terjadi jika pertahanan sel inang lebih lemah dibandingkan dengan daya infeksi
virus. Tahapan-tahapan daur litik adalah sebagai berikut:
1. Adsorpsi, melekatnya ekor virus pada dinding sel bakteri
2. Penetrasi, ujung serabut ekor virus masuk dan menyatu dengan sel bakteri sehingga
terbentuk saluran dari tubuh virus ke bakteri.
3. Sintesis, DNA virus menghidrolisis dan mengendalikan materi genetik sel inang
untuk membuat asam nukleat (salinan genom) dan protein komponen virus.
4. Replikasi, pembentukan bagian-bagian tubuh virus yang baru
5. Pematangan (perakitan), Asam nukleat dan protein hasil sintesis dan replikasi dirakit
menjadi partikel-partikel virus yang lengkap sehingga terbentuk virion-virion baru.
6. Lisis, pecahnya sel bakteri yang mengeluarkan virus-virus baru yang akan
menginfeksi bakteri lain dan memulai kembali daur litik
B. Daur Lisogenik
Pada daur lisogenik, inang tidak segera mengalami lisis. Tahap-tahap daur lisogenik:
1. Adsorpsi dan pnetrasi, prosesnya sama dengan litik
2. Penggabungan, asakmnukleat virus bergabung pada asam nukleat bakteri
3. Pembelahan, pada saat bakteri membelah diri profag ikut membelah sehingga
menghasilkan bakteri-bakteri yang mengandung profag
4. Sintesis, profag aktif dan keluar dari kromosom bakteri, sehingga DNA bakteri (sel
inang) hancur. Kemudian, terjadi fase replikasi DNA bakteriofag, sintesis bagian-
bagian tubuh virus, dan seterusnya seperti pada daur litik.