Anda di halaman 1dari 90

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU

RUMAH TANGGA TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA LUKA


BAKAR DI DESA MOTON RT 22/RW 06 MEMPAWAH TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana
Strata Satu (1) Pada Program Studi Ners Tahap Akademik

Disusun Oleh:

RONI

NIM. 18212079

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH

PONTIANAK 2022
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU
RUMAH TANGGA TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA LUKA
BAKAR DI DESA MOTON RT 22/RW 06 MEMPAWAH TIMUR

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh UJian Strata Satu (S1)
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah
Pontianak

Oleh :
RONI
SR18212079

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK SEKOLAH TINGGI


ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2021/2022
PERSETUJUAN UJIAN
HASIL PENELITIAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU


RUMAH TANGGA TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA LUKA
BAKAR DI DESA MOTON RT 22/RW 06 MEMPAWAH TIMUR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Strata Satu (S1)
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Yang dipersiapkan dan disusun oleh

RONI
NIM. SR18212079

Dosen pembimbing I Dosen pembimbing II

Ns. Kharisma Pratama, MNS Ns. Ridha Mardiyani, M. Kep


NIDN. 1126098601 NIDN. 1118098802

Ketua Program Studi S1

Ns. Indah Dwi Rahayu,M.Kep


NIDN. 1124058601
PERSETUJUAN
HASIL PENELITIAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU


RUMAH TANGGA TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA LUKA
BAKAR DI DESA MOTON RT 22/RW 06 MEMPAWAH TIMUR

Yang dipersiapkan dan disusun oleh

RONI
NIM. SR18212079

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pontianak, Agustus 2022

Dosen pembimbing I Dosen pembimbing II

Ns. Kharisma Pratama, MNS Ns. Ridha Mardiyani, M. Kep


NIDN. 1126098601 NIDN. 1118098802
PENGESAHAN

HASIL PENELITIAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU


RUMAH TANGGA TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA LUKA
BAKAR DI DESA MOTON RT 22/RW 06 MEMPAWAH TIMUR

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

RONI

SR18212079

Telah dipertahankan dewan penguji

Pada tanggal

Susunan Dewan Penguji

NO. NAMA TANDA TANGAN


1 Cau Kim Jiu, SKM.,M.Kep.,Ph.D

2 Ns. Kharisma Pratama, MNS

3 Ns. Ridha Mardiyani, M.Kep

Hasil penelitian ini Telah Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Pontianak, Agustus 2022

Ketua STIK Ketua Program Studi Ners

Haryanto,S.Kep.,Ners.,MNS.,Ph.D Ns. Indah Dwi Rahayu,M.Kep


NIDN. 1131017701 NIDN. 1124058601
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (Revisi)

SEMINAR HASIL PENELITIAN

Nama : RONI
Nim : SR18212079
Judul : Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Keterampilan Ibu Rumah Tangga
Tentang Pertolongan Pertama Luka Bakar RT 22/RW 06 Mempawah Timur

TELAH DIREVISI HASIL LAPORAN PROPOSAL PENELITIAN DAN


DISETUJUI OLEH TIM PEMBIMBING YAITU:
NO. NAMA TANDA TANGAN
1 Cau Kim Jiu, SKM.,M.Kep.,Ph.D

2 Ns. Kharisma Pratama, MNS

3 Ns. Ridha Mardiyani, M.Kep

Pontianak, Agustus 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Kharisma Pratama, MNS Ns. Ridha Mardiyani, M. Kep


NIDN. 1126098601 NIDN. 1118098802
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa penelitian ini dengan judul “ Gambaran
Tingkat Pengetahuan dan Keterampilan Ibu Rumah Tangga Tentang Pertolongan
Pertama Luka Bakar RT 22/RW 06 Mempawah Timur” Beserta isinya adalah
rencana penelitian saya sendiri. Adapun kutipan atau saduran hanya sebatas
referensi semata, dan apabila dikemudian hari skripsi yang saya buat ini terbukti
meniru atau menjiplak karya orang lain, saya bersedia mendapat sanksi akademis
maupun sanksi hukum dari lembaga yang berwenang.

Pontianak, agustus 2022


Hormat Saya

RONI
SR18212079
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : RONI
Tempat/ Tanggal Lahir : Mempawah Timur 16 Febuari Jenis
Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl Johansyah Bakri
Nama Ayah : Sahwendi
Nama Ibu : Satimah
Riwayat Pendidikan:
1. SD Mis. Al-islah
2. SMPN 02 Mempawah Timur
3. SMA 02 Mempawah Timur
4. S1 Keperawatan Reguler STIK Muhammadiyah Pontianak
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamduillah segala puji bagi Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
penelitian dengan tepat waktu.
Skripsi yang berjudul “gambaran tingkat pengetahuan dan keterampilan ibu
rumah tangga tentang pertolongan pertama luka bakar di desa moton” yang
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian skripsi strata satu
(S1) pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak. Skripsi
ini tidak akan sanggup peneliti selesaikan dengan baik tanpa bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti ingin menyampaikan
ucapan terimakasih yang sebesar-besar nya kepada:
1. Ns. Haryanto, S.Kep, MSN, Ph. D. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Keperawatan MuhammadiyahPontianak.
2. Ns. Indah Dwi Rahayu,M.Kep. Selaku Ketua Program Studi S1 Sekolah
Tinggi Ilmu Keperawatan MuhammadiyahPontianak.
3. Ns. Kharisma Pratama, MNS,WOCN. Selaku dosen Pembimbing 1 yang
telah membimbing, memberikan masukan dan pembelajaran yang
bermanfaat, serta membangkitkan semangat bagi peneliti.
4. Ns.Ridha Mardiyani,M.Kep. selaku dosen Pembimbing 2 yang telah
membantu dan mengarahkan peneliti.
5. Bapak Sahwendi dan Ibu Satimah selaku kedua orang tua saya yang selalu
mendoakan dan memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi tepat waktu
serta keluarga besar yang selalu mendoakansaya.
6. Dosen dan seluruh civitas akademik STIK Muhammadiyah Pontianak yang
telah banyak membantu baik dalam ilmu yang diberikan maupun hal lain
yang membantu peneliti dalam menyelesaikan proposal skripsi.
7. Teman-teman satu pembimbing, teman sekelas dan satu angkatan Prodi S1
Reguler Angkatan 2018 STIK Muhammadiyah Pontianak yang selalu
bekerjasama dan saling memberikan motivasi dalam proses penyelesaian
proposalskripsi.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala bantuan,
perhatian, motivasi dan kerjasama kepadapeneliti.
Peneliti telah berusaha seoptimal mungkin untuk dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini, namun peneliti menyadari masih terdapat kekurangan
baik dari segi isi maupun penulisan. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak demi perbaikan skripsi ini. Akhir
kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat digunakan sebagaimana mestinya
dan dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamualaikum Wr.Wb

i
DAFTAR ISI

Halaman

UCAPAN TERIMA KASIH....................................................................i


DAFTAR ISI.............................................................................................ii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………...iv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………v
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................3
C. Tujuan Penelitian................................................................…4
D. Manfaat Penelitian....................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................6

A. Tinjauan Teori........................................................................6
B. Luka Bakar............................................................................11
C. Etiologi..................................................................................11
D. Klasifikasi..............................................................................13
E. Perhitungan luka bakar.........................................................15
F. Konsep Keterampilan...........................................................18

G. Konsep Dasar Pertolongan Pertama......................................21


1. Definisi pertolongan pertama..........................................21
2. Tujuan pertolongan pertama............................................21
3. Pertolongan pertama luka bakar......................................22
4. Komplikasi Luka Bakar...................................................22
H. Keaslian penelitian................................................................23

BAB III METODE PENELITIAN..........................................................33


A. Kerangka konsep..................................................................33
B. Desain penelitian..................................................................33
C. Populasi dan Sampel Penelitian............................................34

ii
D. Tempat dan waktupenelitian................................................36
E. Definisi operasional..............................................................37

F. Prosedur Pengumpulan Data................................................39


G. Rencana Analisis Data........................................................40
H. Analisis Data.........................................................................42
I. Etika Penelitian....................................................................43

BAB IV HASIL PENELITIAN.............................................................44


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.....................................44
B. Karakteristik Responden......................................................44
C. Hasil Penelitian....................................................................45
BAB V PEMBAHASAN........................................................................49
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil..............................................49
B. Keterbatasan Penelitian........................................................49
C. Implikasin terhadap pelayanan, pendidikan dan penelitian
Keperawatan........................................................................59
1. Pelayanan Keperawatan....................................................59
2. Pendidikan Keperawatan.................................................59
3. Penelitian Keperawatan...................................................60

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................61

A. KESIMPULAN............................................................................61
B. SARAN.......................................................................................61

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................97
LAMPIRAN............................................................................................100

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Lokasi dan Persentase Daerah Luka Bakar Menurut Usia 18

Tabel 2.1 Keaslian penelitian …………………………………………………... 23

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian …………………………………………...36

Table 3.2 Definisi Operasional …………………………………………..............37

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Usia di Desa Moton RT 22/RW 06

Mempawah Timur ……………………………………......45

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Moton RT

22/RW 06 Mempawah Timur …………………………....46

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan di Desa Moton RT

22/RW 06 Mempawah Timur ……………………………….......46

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pekerjaan Di Desa Moton RT 22/RW

06 Mempawah Timur ……………………………….......47

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Masyarakat Tentang

Penanganan Luka Bakar di Desa Moton RT 22/RW 06 Mempawah Timur

…………………………………………………...47

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan keterampilan Masyarakat Tentang

Penanganan Luka Bakar di Desa Moton RT 22/RW 06 Mempawah Timur

…………………………………………….……..48

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Permohonan Menjadi Responden ………………………………………………..67

Informed Consent Penelitian …………………………………………………….68

Lembar Penjelasan Kepada Responden …………………………………………69

Lembar Persetujuan Responden Untuk Keikutsertaan Dalam Penelitian ……….71

Persetujuan Menjadi Responden ………………………………………………...72

Kuesioner ………………………………………………………………………...73

Lembarobservasi ………………………………………………………………...74

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Luka bakar adalah kerusakan yang terjadi pada kulit atau jaringan tubuh

lainnya yang disebabkan oleh panas atau radiasi, radioaktivitas, arus listrik,

gesekan, atau kontak dengan senyawa kimia (Wijaya, dkk 2019).

Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak langsung atau tak

langsung dengan suhu tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia dan

radiasi (Nugroho, 2012).

Kejadian luka bakar dapat merusak kualitas hidup hingga kematian.

Pravelensi di Amereka Serikat, luka bakar menyebabkan 5000 kematian

pertahun dan mengakibatkan lebih dari 50.000 pasen di rawat inap

(Pujiastututik, 2018). Angka kejadian luka bakar di Indonesia cukup tinggi,

lebih dari 250 jiwa pertahun meninggal akibat luka bakar. Berdasarkan

tingkat kejadian di Indonesia angka kematian akibat luka bakar masih cukup

tinggi sekitar 40 % yang diakibatkan oleh luka bakar berat. Jumlah kematian

akibat luka bakar pada pasien dewasa yaitu 76 pasien 27,6%. Diantara pasien

yang meningga, 78% disebabkan oleh api, luka bakar listrik 14%, air panas

4%, kimia 3% dan metal !% (Giovany dkk,2013).

Menurut data dari dinas kesehatan kota Pontianak kasus luka bakar tahun

2017 sebanyak 164 orang, dan tahun 2018 sebanyak 154 orang sedangkan di

UPK Pukesman Purnama luka bakar pada tahun 2018 sebanyak 4 orang.

Pentingnya pertolongan pertama luka bakar yang benar yaitu untuk

1
mengurangi keparahan serta kedalaman, mengurangi risiko hipotermia dan

memperkecil komplikasi (Lam et al,2017).

Pertolongan pertama pada luka bakar yang dilakukan oleh masyarakat

belum seluruhnya sesuai, hal ini terlihat dari hampir 50% masyarakat belum

menggunakan air dingin untuk menghentikan luka bakar. Adapun yang

dilakukan yaitu melepaskan pakaian dan aksesoris (72, 1%), penggunaan air

dengan memakai air dingin (88, 6%) dan menggunakan air mengalir selama

15 menit (57,86%), membungkus bagian yang terkena luka bakar (33, 9%),

sebanyak (30, 5%) mencari pertolongan medis dan masih digunakan obat

tradisional seperti madu (50, 9%), pasta gigi (60, 7%). Penanganan luka bakar

yang kurang tepat dapat menimbulkan dampak yang akan merugikan

penderita. Contohnya menimbulkan bekas luka, infeksi, kulit yang melepuh,

memirah dan terasa perih. Berlaku seseorang sangat di pengaruhi oleh tingkat

pengetahuan yang di miliki. Semakin tinggi pengetahuan maka perilaku

seseorang terhadap suatu masalah akan semngkin baik (Ramdani, 2019).

Berdasarkan hasil wawancara di puskesmasrawat jalan antibar dan

posyandu mengatakan tidak ada data luka bakar di desa moton. kebanyakan

masyarakat, jika terkena luka bakar yang parah segera dibawah ke rumah

sakit. sedangkan luka bakar yang ringan biasanya masyarakat mengobati

sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara pada ibu rumah tangga di desa moton

mempawah timur mengatakan bahwa dalam sebelum mengalami luka bakar

terjadi sekitar 5-10 kali dalam bulan ini bahkan ada diantaranya yang harus

dibawa kelayanan kesehatan atau puskesmas. Luka bakar yang sering terjadi

2
dilingkungan rumah seperti terkena minyak goreng, air panas, setrika,

maupun terkena knalpot. Tindakan dalam penanganan luka bakar yang sering

dilakukan pada warga tersebut masih kurang tepat dibuktikan dengan hasil

wawancara yaitu satu orang megatakan penangan dini yang sering dilakuan

yaitu mengunakan madu, satu orang menggunakan sabun cuci piring, satu

orang menggunakan bedak tabur, dua orang dengan mengipas-ngipas atau

meniup bagian luka dan lima orang menggunakan pasta gigi, untuk mengatasi

luka bakar tersebut. Tindakan ini tidak tepat karena dapat terjadi infeksi

sehingga membuat luka bakar menjadi tambah parah.

Berdasarkan hasil teori (Wawan & Dewi, 2012). seharusnya penanganan

pertama yang dapat dilakukan adalah sesegera mungkin mendinginkan area

yang terkena luka bakar dengan air yang mengalir selama minimal 20 menit.

Hal ini untuk mengurangi bengkak yang dapat terjadi dan mempercepat

proses penyembuhan dikemudian harinya. Berdasarkan data diatas

masih terlihat adanya kurang pengetahuan dari masyarakat dan menganggap

ini adalah suatu hal yang biasa. Padahal ini dapat menjadi masalah tempat

masuknya kuman infeksi bisa tetanus, hipotermia kekurangan cairan tubuh,

dan gangguan pernapasan. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang gambaran tingkat pengetahuan dan kompetensi ibu rumah tangga

tentang pertolongan pertama luka bakar di Desa Moton Rt 22/Rw 06

Mempawah Timur.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan diatas
maka peneliti merumusan masalah penelitian bagaimana gambaran tingkat

3
pengetahuan dan kompetensi ibu rumah tangga tentang pertolongan pertama
luka bakar di Desa Moton Rt 22/Rw 06 Mempawah Timur?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan kompetensi ibu
rumah tangga tentang pertolongan pertama luka bakar di Desa Moton Rt
22/Rw 06 Mempawah Timur?
2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden.


b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu rumah tangga
tentang pertolongan pertama lukabakar di Desa
Moton RT 22/RW 06.

c. Untuk mengetahui keterampilan ibu rumah tangga


dalam menerapkan langkah-langkah pertolongan
pertama pada lukabakar.

D. Manfaat Penelitian
a. Bagi pendidikan dan perkembangankeperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi dan

referensi agar bisa tercipta kebijakan untuk meningkatkan penyuluhan atau

pendidikan kesehatan serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

khususnya asuhan keperawatan luka bakar.

b. Bagi Masyarakat dan Layanan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber

informasi bagi masyarakat serta memberikan gamabaran tentang

pengetahuan terhadap luka bakar beserta penanganannya.

c. BagiPeneliti

4
Menambah wawasan, ilmu pengetahuan, informasi dan pengalaman langsung

dalam meningkatkan pegetahuan ibu rumah tangga tentang pengetahuan luka bakar.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Tingkat pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil

tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya

(mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada

waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut

sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap

objek. Sebagian besar pengetahuan sesorang diperoleh melalui

indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata).

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau

tingkat yang berbeda-beda (Widiyaningsih dan Suharyanta, 2020).

b. Tingkat Pengetahuan.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior).

Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih bertahan lama daripada perilaku yang

tidak disadari oleh pengetahuan (Widiyaningsih dan Suharyanta,

2020). Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan

yakni :

1) Tahu (know).

6
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang

spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima. Oleh sebab itu “Tahu” ini adalah merupakan

tingkatan pengetahuan paling rendah (Widiyaningsih dan

Suharyanta, 2020).

2) Memahami (comprehension).

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat

menginterprestasikan secara benar. Orang yang telah paham

terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan

sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari

(Widiyaningsih dan Suharyanta, 2020).

3) Aplikasi (application).

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks dalam konteks atau situasi yang lain.

7
4) Analisis (analysis).

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih

didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya

satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis).

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu

kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-

bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain

sinstesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation).

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan melakukan

dustifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek

penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang,

yaitu:

a) Faktor Internal

1) Pendidikan.

8
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap pengembangan orang lain menuju ke arah cita-cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan

mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan

kebahagiaan (Nursalam,2011).

2) Pekerjaan.

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan

terutanma untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan

keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi

lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan

bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.

Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap

kehidupan keluarga (Nursalam, 2011).

3) pengalaman

pengalaman merupakan guru terbaik (experience is the best

teacher), pepatah tersebut bisa diartikan bahwa pengalaman

merupakan sumber pengetahuan itu merupakan cara untuk

memperoleh suatu kebenaran pengetahuan. (Nursalam,2011).

4) Umur

Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja dari

segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih

9
percaya dari pada orang yang belum cukup tinggi

kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengaman jiwa

(Nursalam, 2011).

5) Jenis kelamin

Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupan dan kehidupan keluarganya.

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak

merupakan cara mencari nafka yang membosankan berulang

dan banyak tantangan (Nursalam,2011).

b) Faktor Eksternal

1) Lingkungan.

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2) Sosial Budaya.

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dan menerima informasi.

3) Informasi

merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa

cemas. Seseorang yang mendapat informasi akan mempertinggi

tingkat pengetahuan terhadap suatu hal.

10
c) Pengukuran tingkat pengetahuan.

Pengetahuan seseorang dapat diketahui di interprestasikan

dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

(1) Baik (76-100%)

(2) Cukup (56-75%)

(3) Kurang (<56%)

B. Luka Bakar

1. Definisi luka bakar

Luka bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh disebabkan

oleh panas pada suhu tinggi yang menimbulkan reaksi pada seluruh

system metabolism. Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan

oleh panas, arus listrik, bahan kimia, dan petir yang mengenai mukosa,

dan jaringan yang lebih dalam. Luka bakar adalah luka yang disebabkan

oleh kontak mata dengan suhu tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan

kimia, radiasi, juga oleh sebab kontak dengan suhu rendah

(Suprapto,2014).

C. Etiologi.

Menurut Suprapto, (2014) Luka Bakar dikategorikan menurut

mekanisme injurinya meliputi :

1. Luka bakar termal.

Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau

kontak dengan api, cairan panas atau objek objek panas lainnya.

2. Luka bakar kimia

11
Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan

kulit dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya

kontaknya banyaknya jaringan yang terpapar menentukan luasnya

injuli karena zat kimia. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya karena

kontak dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan untuk

keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam

bidang industry, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat

kimia diketahui dapat menyebabkan luka bakar kimia (Suprapto,

2014).

3. Luka bakar electric

(Listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari energy listrik

yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringanya luka dipengaruhi oleh

lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu

sampai mengenai tubuh (Suprapto, 2014).

4. Luka bakar radiasi.

Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber

radioaktif. Tipe injuri ini sering kali berhubungan dengan penggunaan

radiasi ion pada industry atau dari sumber radiasi untuk keperlua

terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat

terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar

radiasi. (Suprapto, 2014).

12
D. Klasisifikasi

a. Fase luka bakar

1. Fase akut.

Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal

penedrita akan mengalami ancaman gangguan airway (jalas nafas).

Breating (mekanisme bernafasan), Brething ( mekanisme bernafas ),

dan circulation (sirkulasi) gangguaan airway tidak hanya dapat

terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masi dapat

terjadi obstruksi saluran pernapasan akibat cedera inhalasi dalam 48-

72 jam paska trauma. Cedara inhalasi adalah penyebab kematian

utama penderita pada fase akut. Pada fakut sering terjadi gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolik akibat cedera termal yang

bedampak sistemik (Suprapto, 2014).

2. Fase sub akut.

Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah

kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber

panas. Luka yang terjadi menyebabkan (Suprapto, 2014).

a. Proses inflamasi dan infeksi

b. Masalah Penutupan luka dengan titik perhatian pada luka

telanjang atau tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur

atau organ-organ fungsional.

c. Keadaan hipermetabolisme.

13
3. Fase lanjut.

Fase lanjut akan berlaku hingga terjadinya maturase parut akibat

luka dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang

muncul pada mase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik,

kloeoid, gangguan fekmintasi, deformitas dan kontraktur. Untuk

membantu mempermudah penilaian dalam memberikan terapi dan

perawatan, luka bakar di klasifikasikan berdasarkan penyebab,

kedalaman luka, dan keseriusan luka, yaini : (Suprapto, 2014)

Berdasarkan penyebab sebagai berikut:

a. Luka bakar karena api

b. Luka bakar karena air panas

c. Luka bakar karena bahan kimia

d. Luka karena listrik

e. Luka bakar karena radiasi

f. Luka bakar karena suhu rendah(frost bite)

1) Berdasarkan kedalaman luka. Luka bakar derajat 1 sebagai

berikut:

a. Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis

b. Tampak merah dan kering seperti luka bakar matahari

c. Tidak dijumpai bullae

d. Nyeri karena ujung ujung saraf sensori teriritasi

e. Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari

14
2) Luka bakar derajat II

a. Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis berupa

reaksi implamasi disertai proses eksudasi

b. Dijumpai bullae

c. Nyeri karena ujung ujung saraf teriritasi

d. Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak

lebih tinggi diatas kulit normal

3) Luka bakar derajat III.

Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan

yang lebih dalam. Organ organ kulit seperti fonikel rambut,

kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan.

Tidak dijumpai bullae. Kulit yang terbakar berwarna putih

hingga merah, coklat atau hitam. Terjadi koagolasi protein

pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar.

Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena

ujung ujung saraf sensori mengalami kerusakan atau

kematian. Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi

proses epitelisasi spontan dari dasar luka (Suprapto, 2014).

E. Perhitungan luka bakar


Berbagai metode dalam menentukan luas luka bakar Rumus Sembilan
(Rule Of Nines).
Rumus Sembilan merupakan cara yang cepat untuk menghitung luas
daerah yang terbakar. Sistem tersebut menggunakan persentase dalam
kelipatan sembilan terhadap permukaan tubuh yang luas.

15
(Wallace, 2017)

1) kepala dan leher :18%


2) lengan masing-masing 9% : 18%
3) badan depan 18% badan belakang 18% : 36%
4) tungkai masing-masing 7% : 28%
5) genetalia / perineum : 1%
Gambar 1 rumusan sembilan (Rule of Nines) pada orang dewasa

Wallace (2017), membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang

terkenal denagn Rule of Nines atau rule of Wallace yaitu

16
(Wallace, 2017)
1) kepala dan leher :18%
2) lengan masing-masing 9% : 18%
3) badan depan 18% badan belakang 18% : 36%
4) tungkai masing-masing 7% : 28%
Gambar 2 rumus sembilan (Rule of Nines) pada anak-anak
Wallace (2017), membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal
dengan Rule of Nines atau rule of Wallace yaitu:
1. Metode Lund and Browder
Metode Lund and Browder adalah metode mementukan presentase luas
luka bakar pada berbagai bagian anatomik, berubah menurut pertumbuhan
dengan membagi tubuh menjadi daerah-daerah yang sangat kecil dan
memberikan estimasi proporsi luas permukaan tubuh. Metode Lund dan
Browder persentasenya disesuikan dengan usia (Wallace, 2017).

17
Tabel 1.1
Lokasi dan Persentase Daerah Luka Bakar Menurut Usia
Usia
Lokasi
0-1 2-4 5-9 10-15 Dewasa
Kepala 19 17 13 10 7
Leher 2 2 2 2 2
Dada dan Perut 13 13 13 13 13
Punggung 13 13 13 13 13
Pantat Kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Pantat Kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Kelamin 1 1 1 1 1
Lengan Atas Kanan 4 4 4 4 4
Lengan Atas Kiri 4 4 4 4 4
Lengan Bawah
Kanan 3 3 3 3 3
Lengan Bawah Kiri 3 3 3 3 3
Tangan Kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Tangan Kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Paha Kanan 5,5 6,5 8,5 8,5 9,5
Paha Kiri 5,5 6,5 8,5 8,5 9,5
Tungkai Bawah
Kanan 5 5 5,5 6 7
Tungkai Bawah Kiri 5 5 5,5 6 7
Kaki Kanan 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
Kaki Kiri 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
F. Konsep Keterampilan

1. Pengertian Keterampilan.

Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap, mampu,

18
dan cekatan. (Neny, 2019) mengatakan keterampilan membutuhkan

pelatihan dan kemampuan dasar yang dimiliki setiap orang dapat lebih

membantu menghasikan sesuatu yang lebih bernilai dengan lebih cepat.

Mengatakan keterampilan dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:

1. Basic Literacy Skill : Keahlian dasar yang sudah pasti harus dimiliki

oleh setiap orang seperti membaca, menulis, berhitung serta

mendengarkan.

2. Technical Skill : Keahlian secara teknis yang didapat melalui

pembelajaran dalam bidang teknik seperti mengoperasikan kompter

dan alat digital lainnya.

3. Interpersonal Skill : Keahlian setiap orang dalam melakukan

komunikasi satu sama lain seperti mendengarkan seseorang, memberi

pendapat dan bekerja secara tim.

4. Problem Solving : Keahlian seseorang dalam memecahkan masalah

dengan menggunakan logika atau perasaanya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan.

Neny, (2019) Mengatakan keterampilan merupakan aplikasi dari

pengetahuan sehingga tingkat keterampilan seseorang berkaitan dengan

tingkat pengetahuan, dan pengetahuan dipengaruhi oleh :

1. Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik pengetahuan

yang dimiliki. Sehingga, seseorang tersebut akan lebih mudah

dalam menerima dan menyerap hal-hal baru. Selain itu, dapat

membantu
19
mereka dalam menyelesaikan hal-hal baru tersebut.

2. Umur

Ketika umur seseorang bertambah maka akan terjadi

perubahan pada fisik dan psikologi seseorang. Semakin cukup

umur seseorang, akan semakin matang dan dewasa dalam

berfikir dan bekerja.

3. Pengalaman

Pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar untuk menjadi

lebih baik dari sebelumnya dan sebagai sumber pengetahuan

untuk memperoleh suatu kebenaran. Pengalaman yang pernah

didapat seseorang akan mempengaruhi kematangan seseorang

dalam berpikir dalam melakukan suatu hal.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keterampilan secara

langsung yaitu:

1. Motivasi

Merupakan sesuatu yang membangkitkan keinginan dalam diri

seseorang untuk melakukan berbagai tindakan. Motivasi inilah

yang mendorong seseorang bisa melakukan tindakan sesuai

dengan prosedur yang sudah diajarkan.

2. Pengalaman

Merupakan suatu hal yang akan memperkuat kemampuan seseorang

dalam melakukan sebuah tindakan (keterampilan). Pengalaman

membangun seseorang untuk bisa melakukan tindakan-tindakan

20
selanjutnya menjadi lebih baik yang dikarenakan sudah

melakukan tindakan-tindakan di masa lampaunya.

3. Keahlian

Keahlian yang dimiliki seseorang akan membuat terampil

dalam melakukan keterampilan tertentu. Keahlian akan membuat

seseorang mampu melakukan sesuatu sesuai dengan yang sudah

diajarkan.

3. Pengukuran Keterampilan

Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai

teknik antara lain penilaian praktik/kinerja, proyek, portofolio,

atau produk. Teknik penilaian lain dapat digunakan sesuai dengan

karakteristik mata pelajaran yang akan diukur. Instrumen yang

digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)

yang dilengkapi rubric.

G. Konsep Dasar Pertolongan Pertama


1. Definisi pertolongan pertama
Pertolongan pertama adalah pemberian pertolongan segera kepada
penderita sakit atau cidera yang memerlukan penanganan medis dasar.
Pemberian medis dasar ini dilakukan oleh penolong yang pertama kali tiba di
tempat kejadian yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan
medis (Hamidie, 2017)
2. Tujuan pertolongan pertama
Menurut Hamidie (2017), tujuan pertolongan pertama adalah :
a. Menyelamatkan jiwa penderita
b. Mencegah cacat permanen
c. Memberikan rasa aman dan nyaman pada korban

21
3. Pertolongan pertama luka bakar
Menurut Hamidie (2017), dalam bukunya yang berjudul “First Aid”
Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat, pertolongan
pertama yang dilakukan ketika mengalami atau melihat korban luka bakar
adalah:
a. Siram bagian luka yang terbakar dengan air mengalir selama 5-10 menit.
Lakukan sampai rasa sakit menghilang.
b. Jika korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api menggunakan
selimut, bed cover, karpet, jaket atau bahan lain.
c. Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang membuat efek
Torniket, karena jaringan yang terkena luka bakar akan segera menjadi
edema.
d. Jangan memberikan kompres dengan air dingin atau air es karena dapat
menyebabkan luka yang lebih dalam.
e. Keringkan luka menggunakan handuk bersih atau bahan lain yang
lembut, jangan gunakan bahan yang mudah rontok seperti kapas atau
kapuk.
f. Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah infeksi.
g. Jangan sekali-kali diolesi pasta gigi, karena mengandung mint yang dapat
mengakibatkan bertambahnya pelepuhan di area luka bakar.
h. Jangan mengempiskan luka yang melepuh atau mengoleskan minyak,
mentega, dan kecap atau ramuan lain tanpa sepengetahuan dokter.
i. Segera telepun ambulans, jika korban membutuhkan petolongan medis
segera.
4. Komplikasi Luka Bakar
Luka bakar dapat menimbulkan komplikasi berupa infeksi sistemik, yang
diakibatkan oleh hilangnya barier pertahanan kulit sehingga memudahkan
timbulnya koloni bakteri atau jamur pada luka, dengan resiko penetrasi patogen
ke jaringan yang lebih dalam dan pembuluh darah sehingga beresiko yang bisa
mengarah pada kematian. Komplikasi lain yang dapat terjadi karena luka bakar
yaitu dapat menyebabkan infeksi dan dapat menimbulkan kecacatan lebih
lanjut atau bahkan kematian. Lambatnya aliran darah pada tubuh dapat
mengakibatkan pembekuan darah sehingga bisa menimbulkan gangguan pada
22
jantung. Pada luka

23
bakar inhalasi, hipoksia dapat terjadi akibat sindrom distres pernafasan
(Anggowarsito, 2014).
H. Keaslian penelitian

Tabel 2.1
Keaslian penelitian

No penelitian Judul Metode penelitian Hasil

tahun

1. nimade Gambaran Jenis penelitian ini Hasil penelitian

krisna kejadian luka adalah penelitian menunjukkan usia ibu yang

dewywidya bakar dan tingkat deskriptif menjadi responden

permataadiI pengetahuan ibu eksploratif. Sampel mayoritas pada rentang

Kadeksaputra, tentang dalam penelitian usia dewasa muda. Usia

niluhputueva pertolongan berjumlah 62 dewasa muda merupakan

yanti (2021) pertama luka orang ibu yang usia dengan peningkatan

bakar pada anak dipilih kemampuan kognitif yang

usia toddler di melalui teknik membuat seseorang

desa probability mampu berpikir sistematis

padangsambian sampling yaitu untuk memecahkan suatu

klod simple random masalah serta memiliki

sampling. kemampuan nalar yang

logis sehingga mampu

menerima informasi

dengan lebih baik

(McLeod, 2018; Shroff,

24
2017). Usia dewasa muda

merupakan usia yang

produktif dan sedang aktif

bekerja serta beraktivitas

bagi seorang ibu. Pada

rentang usia dewasa

mudaibu dapat

Memanfaatkan segala

sumber pengetahuan untuk

mendapat informasi terkait

dengan pertolongan

pertama luka bakar pada

anak usia toddler

2. putri Gambaran Penelitian ini Hasil studi pendahuluan

(2019) pengetahuan ibu merupakan yang dilakukan di Dinas

rumah tangga penelitian Kesehatan Provins

dalam kuantitatif yang Yogyakarta didapatkan

pertolongan bersifat deskriptif, sebanyak kurang lebih 150

pertama kasus Pengambilan wanita yang masuk ke

luka bakar di sampel dalam berbagai rumah sakit yang

desa penelitian ini ialah ada di Yogyakarta akibat

ambarketawang dengan luka bakar pada tahun

Menggunakan 2018. Dari data tersebut

25
gamping sleman Teknik accidental kemudian peneliti mencari,

yogyakarta sampling yaitu dan melakukan studi

siapa saja yang pendahuluan serta

secara kebetulan menggali gambaran

bertemu dengan karakteristik pengetahuan

Peneliti dan ibu rumah tangga yang ada

bersedia digunakan di Desa Ambarketawang

sebagai responden sehingga dijadikan subjek

serta yang penelitian. Selain itu

diikutkan dalam populasi terbanyak juga

kegiatan ini adalah terdapat di Desa

ibu rumah tangga Ambarketawang,

aktif melakukan Pedukuhan Gamping

kegiatan didapur Tengah yaitu 491 ibu

serta aktifmemasak rumah tangga. Kemudian

peneliti melakukan

wawancara dengan 10

orang ibu rumah tangga

yang aktif memasak di

dapur, 6 februari 2019

didapatkan hasil bahwa

mereka tidak mengetahui

26
penanganan pertama luka

bakar yang tepat seperti

apa terlihat dari 9 ibu

menggunakan pasta gigi

ibu menggunakan es, dari 9

ibu rumah tangga yang

menggunakan pasta gigi

ada

2 orang yang mengatakan

menggunakan madu, 2 ibu

rumah tangga yang

menggunakan getah

papaya dan 1 orang

menggunakan kecap,

dihisap. Luka bakar

tersebut terjadi kerena

percikan minyak panas,

air

panas, dan terkena setrika.


3.Muthohharoh Gambaran Penelitian dengan Hasil dalam penelitian ini

(2015) prilaku pendekatan desain adalah perilaku masyarakat

masyarakat deskriptif sampel dalam memilih pelayanan

terhadap penelitian kesehatan saat luka bakar

Kejadian luka Sebanyan berdasarkan 60 faktor yang

27
Bakar ringan Responden teknik mempengaruhi yaitu jenis

diperumahan pengambilan kelamin, tidak melakukan

bagasi cikarang sample dengan penanganan apapun dengan

Teknik sampling pilihan jawaban sering

Non probability (30%), melakukan

Atau purposive penanganan sendiri dengan

sampling pilihan jawaban sering

(25%), melakukan

penanganan ke klinik

pilihan jawaban sering

(28,3%), melakukan

penanganan ke pukesmas

dan rumah sakit dengan

pilihan jawaban tidak

pernah (35%), dan

pendidikan, yaitu tidak

melakukan penanganan

apapun dengan pilihan

jawaban sering (23,3%),

melakukan penanganan

sendiri dengan pilihan

jawaban sering (21,7),

mealakukan penanganan ke

28
Klinik pilihan jawaban

sering (16,7%), melakukan

penanganan ke puskesmas

dengan pilihan jawaban

tidak pernah (16,7%), dan

rumah sakit dengan pilihan

jawaban tidak pernah

(18,3%) berasal dari

pendidikan SMA/AMK.

4. Subari Tingkat Penelitian dengan Hasilnya menunjukkan

(2015) pengetahuan pendekatan desain bahwa tingkat pengetahuan

masyarakat Studi cross Masyarakat tentang

Tentang sectional. Sampel pertolongan pertama pada

pertolungan Penelitian luka bakar adalah cukup

Pertama pada Sebanyak 71 Sebanyak 34 orang

luka bakar responden. Teknik (47,9%). Tingkat

Pengambilan Pengetahuan masyarakat

Sampel dengan Tentang pertolongan

teknik purposive pertama pada luka bakar

Sampling berdasarkan umur adalah

Berumur 20-30 tahun

Berpengatahuan cukup

Sebanyak 19 orang

29
(26,8%), berdasarkan

pendidikan adalah

Responden dengan

Pendidikan SMA

berpengatahuan cukup

sebanyak 31 orang (43,7%)

dan semua responden

dengan pendidikan

penguruan tinggi

berpengatahuan baik,

berdasarkan sosial

ekonomi adalah tinggi >RP

685.000 berpengetahuan

baik sebanyak 25 orang

(35,2%).

5. Neny ludfi asi Penerapan Desain penelitian Hasil dalam penelitian ini

dewi (2019) metode yang digunakan pengukuran tingkat

pembelajaran dalam penelitian pengetahuan anggota PMR

simulation with ini adalah quasi sebelum dan sesudah

body painting experimental diberikan intervensi pada

tentang design dengan kelompok kontrol di

pertolongan nonequivalent SMAN 21 Surabaya

Pertama pada Control group Didapatkan bahwa nilai

30
Luka bakar design. Desain ini minimum pre test pada

terhadap tingkat hampir sama kelompok kontrol 55% dan

pengetahuan dan dengan pretest- hasil maksimum 70%.

keterampilan posttest control Hasil post test

anggota pmr di group design, menunjukkan 3 diantara 30

sma giki 1 hanya saja pada responden mengalami

surabaya dan desain ini kenaikan nilai

Sman 21 kelompok pengetahuan.

surabaya eksperimen dan Hasil penelitian secara

kelompok kontrol umum rata-rata tidak

tidak dipilih secara didapatkan perubahan

random. N teknik tingkat pengetahuan dan

nonprobability keterampilan pada

sampling dengan kelompok kontrol di

purposive SMAN 21 Surabaya. Dari

sampling. 30 responden kelompok

kontrol di SMAN 21

Surabaya rata-rata

memiliki tingkat

pengetahuan yang cukup

tentang pertolongan

pertama pada luka bakar

sebanyak 22 responden

(73%) dan 8 responden


31
(27%) memiliki tingkat

pengetahuan yang kurang

tentang pertolongan

pertama pada luka bakar

6. intansari Pengetahuan Jenis penelitian ini Hasil penelitian ini adalah

(2018) orang tua tentang Adalah deskriptif Pengetahuan orang tua

pertolongan Dengan populasi Tentang pertolongan

Pertama luka seluruh orang tua pertama luka bakar pada

bakar pada anak Yang mempunya Anak di interpretasikan

di wilayah kerja Anak usia (0-59 Sebagian besar 21

puskesmas bulan ) rt 1, dukun responden (65, 7%) orang

Sumber sari, tulang,desa tua berpengatahuan buruk,

kacamatan tulung,kecamatan dan hamper setengahnya 11

saradan, saradan, kabupaten responden (34,3%) orang

kabupaten medium sebanyak tua berpengatahuan baik.

medium 64 orang tua

Dengan besar

Sampel sebanyak

32 responden.

Sampling

Penelitian

Menggunakan

Purposive

32
sampling.

Pengumpulan data

menggunakan

koensioner.

Pengolahan data

menggunakan

sekoring,

tabulating dengan

analisa data

prosentase.

I. Kerangka Teori

1. faktorinternal:
a. umur Pertolongan Pertama Luka Bakar
b. pengalaman
c. pendidikan
d. pekerjaan
e. jeniskelamin
2. faktoreksternal
a. informasi
b. lingkungan
c. sosial budaya
Tingkat pengetahuan
1. Tahu
2. Memahami
3. Aplikasi
4. Analisis
5. Sintesis
6. evaluasi

33
BAB lll

METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang

hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang

akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan

(Notoatmodjo, 2012).

Gambaran tingkat pengetahuan dan Kompetensi Ibu Rumah Tangga

tentang pertolongan pertama luka bakar. Dalam penelitian ini dengan

tersusunya kerangka konsep ini penelitian bertujuan melihat gambaran

tingkat pengetahuan dan kompetensi ibu rumah tangga tentang

pertolongan pertama luka bakar di Desa Moton.

B. Desain penelitian

Desain dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif

dengan jenis penelitian kuantitatif. Menurut Hamdi (2015) penelitian

deskriptif bertujuan untuk membuat gambaran/deskripsi mengenai fakta

dan sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara beraturan (sistematik),

faktual, dan teliti, serta berdasarkan karakteristik dari responden. Jenis

penelitian kuantitatif merupakan penekanan pada fenomena yang bersifat

objektif dan dikaji secara kuantitatif, dilakukan dengan menggunakan

angak-angka, pengolahan statistic, struktur, dan percobaan terkontrol

34
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan

dan kompetensi ibu rumah tangga tentang pertolongan pertama pada luka

bakar di desa moton RT 22/RW 06 mempawah timur.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Menerut Siyoto, (2015) populasi dan sampel penelitian yaitu :

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan (Siyoto, 2015) populasi dalam penelitian ini adalah semua

ibu rumah tangga yang berada Desa Moton RT 22/RW 06 mempawah

timur. Adapun jumlah populasi dalam penelitian 60 0rang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan onjek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo,2012).

Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah total

sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sample dimana

jumlah sample sama dengan populasi (Sugiyono, 2011). Alasan

mengambil total sampling karena menurut Sugiyono (2011) jumlah

populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sample

penelitian semuanya. Adapun sample yang pada penelitian ini adalah

60orang.

3. Tekniksampling.
35
Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam

pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar

sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian. Cara pengambilan sampel

dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: probability sampling dan non-

probability sampling (Nursalam,2011). Penelitian ini menggunakan

non-probability sampling. Dalam non-Probability Sampling, terbagi

menjadi beberapa jenis, antara lain: Sampling Accidental dan

Judgement Sampling. Berdasarkan jenis-jenis sampling yang ada di

dalam Non Probability Sampling. Dilakukan pemilihan berdasarkan

keputusan peneliti, sehingga akan secara khusus memilih orang-orang

yang memenuhi tujuan atau kriteria. Adapun kriterianya, Meliputi:

a. Kriteriainklusi

Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum subjek

penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau, diteliti, dan

memenuhi kriteria (Nursalam, 2016). Kriteria dalam penelitian ini

adalah:

1) Bersedia menjadi responden.

2) Ibu rumah tangga yang tinggal di Desa Moton RT 22/RW 06

Mempawah Timur KalimantanBarat.

b. Kriteriaekslusi

Kriteria eksklusi adalah subjek penelitian yang tidak dapat

mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel

penelitian. Kriteria eksklusi untuk menelitian ini antara lain:

36
1) Responden lagi bekerja.

2) Responden dengan gangguan mental.

D. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempatpenelitian

Penelitian ini akan dilakukan Desa Moton RT 22/RW 06

Mempawah Timur,Kalimantan Barat.

2. Waktu penelitian akan dilaksanakan dari tanggal 15 april2022

Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian

Bulan
No. Kegiatan
10 11 12 1 2 3 4 5 6
1 Pengajuan judul
2 Studi pendahuluan kelapangan
3 Bimbingan penyusunan proposal
4 Ujian proposal
5 Revisi proposal dan uji etik
6 Uji validitas dan uji reliabilitas
7 Pengambilan data dan perizinan
penelitian
8 Penelitian
9 Pengolahan data
10 Pembuatan laporan penelitian
11 Siding hasil penelitian (Skribsi)
12 Revisi laporan hasil penelitian
artikel
13 Pembuatan artikel publikasi ilmiah

37
E. Definisi Operasional.

Definisi operasional merupakan bagian yang mendefinisikan variable

secara operasional berdasarkan krakteristik yang diamati atau diukur, dan

dapat dilihat di tabel di bawah ini

Table 3.2
Definisi Operasional

Definisi
Variabel Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Tingkat Hasil tahu ibu Kuesioner dengan Pengetahuan Ordinal


pengetahuan rumah tangga menggunakan dikatagorikan
ibu tentang skala Guttman, menjadi 3
rumah tangga pertolongan terdiri dari 14 . baik bila skor 76%
tentang pertama luka pertanyaan -100%
pertolongan bakar dengan nilai1 . cukup bila
pertama luka benar dan 0 skor 56%-
bakar salah 75%.
. Kurang bila
skor<56%
Keterampilan Keterampilan Lembar observasi Jika responden
ibu ruma h ibu dalam perawatan luka melakukan maka Ordinal
tangga merawat luka bakar terdiri dari 7 diberi skor 1 jika
bakar keterampilan tidak melakukan
dasar pertolongan diberi skor 0,
pertama pada luka Dengan
bakar ibterpretasi baik
bila skor 76%-
100%
. cukup bila
skor 56%-
75%.
. Kurang bila
skor<56%

F. Instrumen/Alat pengumpulan Data

Pengumpulan data/instrumen merupakan kegiatan penelitian untuk

mengumpulkan data, agar dapat memperkuat hasil penelitian alat ukur

38
pengumpulan data yang digunakan antara lain kuesioner/angket,

obsevasi, wawancara, ataupun gabungan ketiganya,dan skala likert (skala

sikap) (Hidayat, 2011). Pada Penelitian ini menggunakan 1 (satu) buah

kuesioner yang berisi 14 pertanyaan untuk pengetahuan ibu pada

pertolongan pertama dengan luka bakar, dan 1 (satu) buah lembar

observasi untuk melihat keterampilan atau kompetensi dasar responden

dalam memberikan pertolongan pertama pada luka bakar.

Pada penelitian ini, kuesioner untuk mengukur pengetahuan

menggunakan kuesioner yang digunakan oleh peneliti sebelumnya

dengan penelitian yang sama tentang pengetahuan ibu dalam mengatasi

luka bakar pada anak dirumah. Sedangkan lembar observasi untuk

mengukur kompetensi, dibuat berdasarkan teori yang ada seperti yang

telah ditulis pada tinjauan pustaka (Stanley M. Zildo (2017)

1. Uji validitas

Uji validitas merupakan ukuran untuk menunjukkan sejauh

mana istrumen pengukuran mampu pengukuran apa saja yang akan

diukur (Nasir, dkk, 2011). Uji ini dapat menggunakan rumus pearson

product moment, setelah itu diuji dengan menggunakan uji t dan

dilihat penafsiran dari indek korelasinya. Jika nilai t hitung t > t table

berarti valid, sedangkan sebaliknya jika nilai t hitung < t table maka

tidak valid (Hidayat, 2012). Pada penelitian ini tidak dilaksanakan uji

validitas dikarenakan penelitian mengadopsi kuesioner dari penelitian

yang sudah di lakukan oleh Rhicayulu intansari tahun 2017 dengan

nilai validitas kuesioner sebelumnya o,361.

39
2. Uji reliabilitas

Uji reabilitas yaitu berkenaan dengan derajat konsisten dan

satabilitas data atau temuan, dalam pandangan positivistic

(kuantitatif), suatu data di nyatakan reliabel dua atau lebih penelitian

dalam obyek sama maka menghasilkan data yang sama, atau peneliti

yang sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau

sekelompok data bila di pecah menjadi dua maka menunjukan data

yang tidak berbeda (Sugiono, 2011). Pada penelitian ini tidak

dilaksanakan uji reliabilitas dikarenakan penelitian sebelumnya sudah

melakukan uji terhadap kuesioner yang akan dipakai pada penelitian

sekarang 0,773.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data secara benar dan sesuai, maka peneliti

melakukan prosedur pengumpulan data dengan cara sebagai berikut

1 Tahap Persiapan Penelitian

a. Melaksanakan studi pendahuluan kelapangan

b. Menyusun rancangan dan pembuatan instrumen penelitian.

c. Melakukan penentuan subjek penelitian.

d. Mengurus perizinan mengenai pelaksanaan penelitian,

dari STIK Muhammadiyah, kemudian ke desa moton RT 22/RW 06

mempawahtimur.

40
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Mengidentifikasi responden berdasarkan kriteria inklusi

yang sudah ditetapkan.

b. Melakukan pendekatan pada responden yang memenuhi kriteria

inklusi, kemudian peneliti menjelaskan tentang tujuan, maanfaat,

kewajiban dan hak responden serta prosedur penelitiannya.

c. Memberikan kesempatan untuk bertanya jika: belum jelas,

kemudian melakukan penelitian dengan meminta kesediaan

responden untuk mengikuti penelitian, dan mengikuti tahap

penelitian denganrinci.

d. Menyebar kuesioner kepada responden dengan mendampingi

responden pada saat melakukan pengisian.

3. Tahap PascaPenelitian.

a. Setiap kuesioner yang sudah terkumpul, peneliti akan melakukan

pengecekan jika semua kuesioner sudah lengkap dan terisi sesuai

dengan kriteria pengisian kuesioner maka, penelitian melakukan

komunitas penutup kepada responden dan memberikan pemeriksaan

Tekanan Dara secara gratis, sebagian rasa terima kasihpeneliti.

b. Langkah terakhir yang dilakukan yakni menganalisa kuesioner

menggunakan sistem komputerisasi,

H. Rencana Analisis Data


Menurut Suyanto (2011) rencana analisis data yang harus dilakukan,
antara lain:
1. PengolahanData

41
Hasil pengolahan data dan analisa yang akan dilakukan dengan bantuan

sistem komputerisasi. Proses pengolahan data ini melewati beberapa

tahap yaitu :

a. Mengumpulkan Data (Cleaning) dan memberikan Nilai (Scoring)

Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data kuesioner dari

responden, kemudian dilakukan kembali agar mengetahui ada atau

tidaknya jawaban dari responden yang ganda atau, belum di jawab,

serta tujuan penelitian sudah tercapai atau belum Peneliti kemudian

memberikan skor pada setiap pertanyaan setelah itu memasukkan

data dengan menggunakan sistem komputerisast seperti Exel atau

Program Statistical Product and Service Solutions(SPPSS).

b. Memberi Kode Identitas dan Jawaban (Coding) Penelitian ini

menggunakan dua kusioner yuitu pengetahuan, selanjutnya peneliti

memberikan kodepada kuesioner, untuk kuesioner pengetahuan

diberi kode I jika baik, 2 jika cukup, 3 jika kurang. Status

pendidikan terakhir masyarakat untuk SD diberi kode 1, SMP

diberi kode 2, SMA diberikan kode 3. Usia masyarakat untuk

remaja akhir diberi kode 1, dewasa awal diberi kode 2, dan dewasa

akhir diberi kode 3. Agama masyarakat untuk Islam diberi kode 1,

Kristen diberi kode 2 dan Katolik diberi kode 3. Jenis Kelamin

masyarakat untuk laki-laki diberi kode 1, dan perempuan diberi

kode 2. Pekerjaan masyarakat untuk tidak bekerja / IRT diberi kode

1, buruh diberi kode 2, dan Petani diberi kode 3.

c. Memasukkan Data ke Komputer atau ke dalam Program SPSS

42
(Statistical Package for the Social Seiences) (Entering) Tahapan ini

setelah penelitian selesai kemudian sudah didapatkan hasil maka

selanjutnya peneliti memasukkan data yang sudah diberikan skor

dan coding ke dalam program komputerisasi(SPSS).

d. Pemberisihan Data (Cleaning) Tahapan ini dilakukan pengecekkan

kembali data yang sudah dimasukkan, ada kesalahan atau tidak

I. Analisis Data
1. Analısisunivariat
Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian, bentuk analisis univariat

tergantung dari jenis datanya (Notoadmodjo, 2012). Analisis data akan

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan terlebih

dahulu menentukan persentase jawaban dari responden. Untuk data

umur, jenis kelamin, pendidikan, jenis pekerjaan dan sumber

informasin pengetahuan akan disajikan dalam nilai mean dan standar

deviasi. Data- data dalam penelitian ini di tampilkan dalam bentuk

distibusi frekuensi (persentase). Analisis yang digunakan dalam

penelitian yaitu analisis univariat dengan variabelnya Pengetahuan

Dan Kompetensi Ibu Rumah Tangga Tentang Pertolongan Pertama

Luka Bakar. Analisis unuvariat adalah analisis yang dilakukan terhadap

masing-masing faktor yang ingin dinilai dan dianalisis untuk

mengetahui distribusi dan persentase tiap variabel. Analisa data akan

disajikan dalam bentuk tabel distribusi dengan terlebih dahulu

menentukan persentase jawaban dari responden (Notoatmodjo, 2012).

43
J. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2012) masalah etika penelitian keperawatan

sangat penting karena berhubungan langsung dengan manusia, hal-hal

yang perlu diperhaikan sebagai berikut:

1. InformedConsent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan

kepada responden, diberikan sebelum penelitian hal ini dilakukan agar

responden mengerti maksud dan tujuan penelitian responden yang

bersedia dianjurkan untuk menandatangani lembar persetujuan, jika

tesponden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak-hak

responden.

2. Anonim (TanpaNama)

Untuk menjaga dan menjamin kerahasinan responden peneliti

tidak membeikan atau mencantumkan nama pada lembar alat

pengumpulan data dan hanya menuliskan kode/inisial.

3. Confidentiality(Kerahasiaan)

Semua informasi atau masalah lainnya yang berkaitan dengan

responden dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya data tertentu

yang akan dilaporkan pada pihak yang terkait dengan penelitian,

seperti dosen pembimbing dan penguji pada saat laporan hasil

penelitian.

44
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Bab ini memaparkan secara lengkap hasil penelitian gambaran tingkat

pengetahuan dan keterampilan ibu rumah tangga tentang pertolongan pertama

luka bakar berdasarkan usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, di

desa moton RT22/RW06 mempawah timur dilaksanakan dengan menyebarkan

kuensioner secara langsung kepada ibu yang ada di desa moton RT 22/RW 06.

Jumlah responden di penelitian ini sebanyak 60 responden.

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Moton merupakan suatu Desa yang dapat di capai dengan waktu

tempuh 2 jam dari Kota Pontianak. Desa Moton RT 22/RW 06 terletak dijalan

djohansyah Bakri, Kacamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah

Provinsi Kalimatan Barat. Penelitian ini dilaksanakn di daerah Desa Moton

RT 22/RW 06 Mempawah Timur. Kepengurusan di gang tersebut dikepalai

oleh seorang Rukun Warga dan Rukun Tetangga dengan jumlah warga

sebanyak 60.

B. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah 60 orang dimana semuanya

memenuhi kriteria inklusi sehingga sampel dapat menjadi responden secara

umum penelitian ini menggambarkan beberapa karakteristik responden seperti

usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan. Pengetahuan tentang luka bakar dan

keterampilan.

45
C. Hasil Penelitian

1. Analisa Univariat

Analisa univariat atau analisa satu variabel dapat disajikan dalam

bentuk distribusi frekuensi, ukuran dan nilai rata-rata. Salah satu kegunaan

dari analisis univariate adalah untuk mempersiapkan analisis selanjutnya

Analisa univariat ini dilakukan pada karakteristik responden berdasarkan

pengetahuan masyarakat tentang penanganan luka bakar. Data yang

diperoleh dari pengumpulan dan pengolahan data akan disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi, antara lain : usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan. Pengetahuan tentang luka bakar dan keerampilan.

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Usia di Desa
Moton RT 22/RW 06 Mempawah Timur

Variabel N %

Usia

20-35 tahun 30 50,0

36-45 tahun 12 20,0

56-65 tahun 16 26,7

<65 tahun 2 3,3

Total 60 100,0

tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden berada pada rentang


usia 20-35 tahun yaitu 30 IRT (50,0%).

46
Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Moton

RT 22/RW 06 Mempawah Timur

Variabel N %

Jenis Kelamin

Perempuan 60 100,0

Total 60 100,0

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas berjenis kelamin perempuan

sebanyak 60 IRT (100,0%).

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan di Desa Moton RT
22/RW 06 Mempawah Timur

Variabel N %

Pendidikan

TS 28 46,7

SD 24 40,0

SMP 3 5,0

SMA 4 6,7

PT 1 1,7

Total 60 100,0

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas responden berpendidik

sebanyak rentang 28 IRT (46,7%).

47
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pekerjaan
Di Desa Moton RT 22/RW 06 Mempawah Timur

Variabel N %

Pekerjaan

Tidak bekerja/IRT 49 81,7

Wirasuasta 11 18,3

PNS

Total 60 100

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas responden pekerjaan sebanyak 49

IRT (81,7%).

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Masyarakat
Tentang Penanganan Luka Bakar di Desa Moton RT 22/RW 06
Mempawah Timur
Variabel N %

Pengetahuan

Baik 3 5.0

Cukup 21 35.0

Kurang 36 60.0

Total 60 100.0

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden pengetahuannya

sebanyak 36 IRT (60,0%).

48
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan keterampilan Masyarakat
Tentang Penanganan Luka Bakar di Desa Moton RT 22/RW 06 Mempawah
Timur

Variabel N %

Observasi

Baik 15 25,0

Cukup 16 26,7

Kurang 29 48,3

Total 60 100

Tabel 4.6 Menunjukkan bahwa mayoritas responden keterampilannya sebanyak 29

IRT (48,3%).

49
BAB V
PEMBAHASA
N

Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian “Gambaran Tingkat

Pengetahuan Dan Keterampilan Ibu Rumah Tangga Tentang Pertolongan Pertama

Luka Bakk.ar Di Desa Moton RT 22/RW 06 Mempawah Timur, interpretasi dan

diskusi hasil, keterbatasan penelitian, serta implikasi terhadap pelayanan,

pendidikan, maupun penelitian.

A. Interpretasi dan Diskusi Hasil

1. Karakteristik Responden

a. Usia

Penelitian ini menunjukkan bahwa responden terbanyak yaitu

diusia dewasa awal 20-35 tahun 30 orang hal ini manusia mulai

menerima dan memikul tanggung jawab yang lebih berat, pada tahap

ini pula hubungan intim mulai berlaku dan berkembang serta pada usia

tersebut merupakan usia produktif untuk melakukan berbagai

kegiatan,termasuk kegiatan rumah tangga.

Menurut keterangan Putri, (2019) dalm teori dewasa awal

merupakan masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa.

Peraliharan dari ketergantungan kemasa mandiri baik dari ekonomi,

kebebasan menentukan diri, rentang usia ini berkisar antara 18 tahun

hingga 25 tahun,masa ini di tandai oleh kegiatan bersifat eksperimen

dan eksplorasi.transisi dari masa remaja menuju masa dewasa diwarnai

dengan perubahan yang berkesinambungan.

50
penelitian ini sejalan dengan penelitian Putri, (2019)

mengatakan bahwa responden terbanyak yaitu diusia dewasa muda 18-

45 tahun sebanyak 49 responden (58,4%). Dimana dalam penelitian ini

tersebut menyebutkan usia terbanyak yang mengalami luka bakar yaitu

pasien yang berusia 21-30 tahun, usia tersebut merupakan usia

produktif untuk melakukan berbagai kegiatan, termasuk kegiatan

rumah tangga.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Adi,dkk (2021)

hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berada pada

rentang usia 26-35 tahun yaitu 42 orang (67,7 %). Usia dewasa muda

merupakan usia dengan peningkatan kemampuan kognitif yang

membuat seseorang mampu berpikir sistematis untuk memecahkan

suatu masalah serta memiliki kemampuan nalar yang logis sehingga

mampu menerima informasi dengan lebih baik.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yosephine (2021)

menunjukkan bahwa dari segi usia, didapatkan kelompok usia

terbanyak pada kelompok usia 16-25 tahun (27,6%).

Peneliti berpendapat bahwa umur merupakan faktor penentu

dalam tingkat pengetahuan yang dapat mempengaruhi perilaku

seseorang. Ibu rumah tangga pada usia ini harus mengetahui tentang

pertolongan pertama luka bakar, jika kurang mengetahui atau kurang

memahami tentang luka bakar maka ibu rumah tangga akan

menganggap luka bakar hal yang sepele. Keterbatasan pengetahuan

dan pemahaman ini dapat membawa ibu rumah tangga kearah


51
perilaku yang berisiko. Karena

52
perilaku yang buruk dalam melakukan tindakan yang salah akan

mengakibatkan luka yang semakin memburuk.

b. Jenis kelamin

Jenis kelamin dalam penelitian ini mayoritas adalah perempuan

sebanyak 60 orang (100,0%). Wanita lebih rentan mengalami luka

terbakar karena sering melakukan kegiatan rumah tangga, terutama

memasak. Dimana perempuan lebih berisiko lebih tinggi terhadap

kejadian luka bakar di bandingkan laki-laki.

Menurut keterangan Singgah Abidin, dkk (2021) dalam teori

terjadinya luka bakar sebagian besar adalah perempuan karena

penyebab terbanyak dalam kasus luka bakar yang diperoleh yaitu

akibat terkena minyak goreng saat memasak dan mayoritas memasak

adalah tugas dari seorang perempuan sebagai ibu rumah tangga.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Abidin, dkk (2021)

mengatakan bahwa sebagian besar berjenis kelami pasien yang

mengalami luka bakar sebagian besar adalah perempuan yaitu

sebanyak 18 orang (60%) dan sebanyak 12 orang (40%) berjenis

kelamin laki- laki.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Yosiphine

(2021) mengatakan bahwa kelompok terbesar adalah laki-laki yaitu

sebnayak 70 0rang (71,4%), diikuti dengan kelompok perempuan

sebanyak 28 orang (28,6%).

53
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nany, (2019) sebagian

berjenis kelamin perempuan sebanyak 30 responden responden (86%)

dan 5 responden (14%) berjenis kelamin laki-laki.

Hasil penelitian ini sebagian besar yang sering mengalami luka

bakar adalah perempuan, dikarenakan wanita lebih sering memasak di

dapur. Dan perempuan lebih rajin, tekun serta bijaksana jikalau

diberikan tugas atau melakukan sesuatu. Namun tidak dapat dipastikan

bahwa perempuan bersikap bahwa perempuan bersikap seperti itu akan

memiliki pengetahuan dengan tingkat kesadaran yang lebih baik.

c. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dalam penelitian ini mayoritasnya adalah TS

sebanyak 28 (46,7%) dan SD sebanyak 24 (40,0%) responden.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam proses

kehidupan dimana dengan pendidikan maka kita akan mendapatkan

tambahan wawasan yang luas dimana berguna untuk menjalani

kehidupan dengan lebih baik. Semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya

semakin pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan

sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Menurut keterangan (Notoatmodjo,2012) dalam teori semakin

tinggi pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut menerima

informasi. Dengan pendidikan tinngi, maka seseorang akan semakin

cenderung untuk mendapatkan informasi,baik dari orang lain maupun

54
dari media massa.semakin banyak informasi yang masuk semakin

bayak pula pengetahuan yang didapat.

penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Putri (2019)

mengatakan bahwa tingkat pendidikan lebih banyak responden

memiliki tingkat pendidikan mengah kebawah yaitu SMK 26 orang

(31,0%), dan hanya 9 orang (10,7%) yang memiliki tingkat pendiidkan

di perguruan tinggi.

penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Kristina,dkk (2021)

mengatakan bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan

sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 22 orang (48.9%) dan

sebagian kecil pendidikan sekolah dasar (SD) sebanyak 5 orang

(11.1%) dan sarjana (s1) sebanyak 5 orang (11.1%), yang

berpendidikan sekolah menengah pertama (SMP) sebanyak 13 orang

(28.9%).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan baik

sengaja maupun tidak, akan mampu membentuk kepribadian manusia

yang matang dan wibawa secara lahir dan batin. Faktok-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain usia, pendidikan,

pekerjaan, minat, pengalaman serta sumber informasi. Pada penelitian

ini tingkat pendidikan yang paling banyak adalah tidak sekolah.

d. Pekerjaan

Pekerjaan responden dalam penelitian ini mayoritasnya sebagai

IRT sebanyak 49 (81,7%) responden. Hal ini dikarenakan perempuan

lebih
55
banyak di bandingkan laki-laki serta aktifitas perempuan beresiko

seperti memasak, setrika, catokan, dan sebagainya.

Menurut keterangan (Nursalam, 2011) dalam teori

mengatakan bahwa Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya.

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak

merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan

banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan

yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh

terhadap kehidupan keluarga dan seseorang yang bekerja dapat

menigkatkan pengetahuan karena pergaulan dan berinteraksi sosial

dibandingkan orang yang tidak bekerja. Pekerjaan adalah kebutuhan

yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan

kehidupan keluarganya.

Penelitian ini tidak sejalan dengan Afriyani (2021)

mengatakan bahwa respon dengan jumlah terbanyak adalah responden

yang murni

bewirausaha sendiri sebagai pedagang, mereka secara rutin

melakukan proses pengolahan ikan laut menjadi ikan panggang untuk

dijual dilapak milik mereka sendiri yang berada dipasar.

Penelitian ini sejalan dengan Christianingsih (2021) mengatakan

bahwa dengan pekerjaan ibu adalah sebagai ibu rumah tangga (IRT)

sebanyak 48 (92%).

56
penelitian ini sejalan dengan Christianingsih, dkk (2021)

mengatakan bahwa dengan pekerjaan ibu adalah sebagai ibu rumah

tangga (IRT) sebanyak 85 ibu (91,4%), mayoritas ibu memiliki

pekerjaan lainnya sebnyak 3 ibu (3,2%).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktifitas perempuan

beresiko seperti memasak, setrika, catokan, dan sebagainya.Pekerjaan

terhadap pengetahuan dan prilaku seseorang, karena orang yang telah

bekerja memiliki pengalaman yang luas dan pengalaman yang lebih di

bandingkan dengan orang yang tidak bekerja. Seorang bekerja

memiliki pengalaman informasi dan kemampuan lebih baik

dibandingkan orang yang tidak bekerja.

e. Pengetahuan masyarakat tentang pertolongan pertama luka bakar.

Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa ada 36 (60,0%) responden

yang memiliki pengetahuan kurang penanganan luka bakar. Ibu rumah

tangga di desa moton masih kurang pengetahuan tentang cara

penanganan luka bakar dan tindakan yang dilakukan saat pertolongan

pertama luka bakar didapatkan dari mulut ke mulut, orang tua, dan

tetangga yang tanpa dibuktikan kebenarannya informasi berdasarkan

kepercayaan atau kebiasaan adat dan budaya masing-masing.

Informasi tersebut akhirnya menjadi kebiasaan bagi responden jika

terjadi luka bakar.

Menerut keterangan (Widiyaningsih dan Suharyanta, 2020). Dalam

teori ini mengatakan Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia,

57
atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang

dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan

sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan

persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan sesorang

diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan

(mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wijaya,dkk (2019)

mengatakan bahwa penelitian dari 97 responden yang mengisi

kuisioner, didapatkan hanya 11 responden (11,3%) yang termasuk

kategori tingkat pengetahuan cukup dan 86 responden (88,7%)

yang termasuk kategori tingkat pengetahuan kurang.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Wijaya, dkk (2019)

mengatakan bahwa berdasarkan jawaban responden, didapatkan 13

responden (13,4) tidak bersekolah, 9 responden (9,3%) tamat SD, 20

responden (20,6%) tamat SMP, dan 55 responden (56,7%) tamat SMA.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Afriyani (2021)

mengatakan bahwa responden mempunyai pengetahuan tentang

medikasi luka bakar kategori baik sebanyak 36 orang (40,45%),

kategori cukup sebanyak 39 orang (43,82%) dan kategori kurang

sebanyak orang

(15,73%).

58
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor ibu

rumah tangga kurangnya pengetahuan adalah kurangnya informasi

akhirnya menjadi kebiasaan bagi responden jika terjadi luka bakar.

Pengetahuan ibu rumah tangga dalam pertolongan pertama di desa

moton RT 22/RW 06 memiliki pengetahuan kurang yaitu 36 (60,0%) .

faktor- faktor yang mempengaruhi kurang pengetahuan disebabkan

kurangnya tingkat pendidikan atau tidak sekolah dan kurangnya

informasi dari luar mengenai luka bakar. Dan ibu ruamh tangga

menganggap tidak perlu mencari pertolongan medis tidak diperlukan di

pusat kelayanan kesehatan, karean luka bakar yang terkena percikan

minyak panas, setrika dan knalpot masih menganggap pertolongan medis

tidak di perlukan,terutama untuk luka bakar dengan area luka bakar yang

sempit.

f. Keterampilan pertolongan pertama luka bakar

penelitian ini menunjukkan hasil bahwa ada 29 (48,3%) ibu rumah

tangga memiliki keterampilan kurang dalam keperawatan luka bakar.

Bahwasannya di desa Moton kebanyakan ibu rumah tangganya kurang

pengetahuan dan kurang keterampilan, sehingga mereka tidak

mengetahui yang harus diberikan pertolongan pertama terhadap luka

bakar.

mengatakan keterampilan membutuhkan pelatihan dan kemampuan

dasar yang dimiliki setiap orang dapat lebih membantu menghasikan

sesuatu yang lebih bernilai dengan lebih cepat.

Menurut keterangan Neny, (2019) dalam teori ini mengatakan


59
mengatakan keterampilan membutuhkan pelatihan dan kemampuan

dasar

60
yang dimiliki setiap orang dapat lebih membantu menghasikan sesuatu

yang lebih bernilai dengan lebih cepat dan Pengetahuan pertolongan

pertama memiliki peranan yang penting , pertolongan pertama pada luka

bakar yang tidak benar dapat menyebabkan berbagai komplikasi.

Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting agar korban dapat

diselamatkan. Faktor pendidikan juga mempengaruhi pembentukan

sikap, karena pendidikan inilah yang mendorong komponen kognitif

seseorang untuk berkembang, setelah itu sikap akan tumbuh melalui

belajar dan dari pengalaman pribadi masing-masing.

penelitian ini sejalan dengan penelitian Neny, (2019) rata-rata

memiliki keterampilan yang kurang terhadap pertolongan pertama pada

luka bakar sebanyak 25 responden (57%) dan 10 responden (45%)

memiliki keterampilan yang cukup terhadap pertolongan pertama pada

luka bakar.

penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Kristina (2021)

bahwa nilai keterampilan penanganan luka bakar dengan katagori

sebanyak 35 orang (77,8%), kategori cukup sebanyak 10 orang (22,2%),

dan kategori kurang sebanyak 0 orang (0%).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Keterampilan dalam

memberikan pertolongan pertama luka bakar pada ibu rumah tangga di

desa moton kurang 29 (48,3%), faktor-faktor kurangnya keterampilan

dalam pertolongan pertama luka bakar adalah kurangnya pengetahuan,

tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya informasi dari luar dan

61
kebanyakan ibu rumah tangga cara pertolongan pertama luka bakar

masih menggunakan pasta gigi faktor antara lain usia, pendidikan, dan

pekerjaan. Faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan adalah

pekerjaan dan aktifitas perempuan berisiko seperti memasak, setrika,

catokan dan sebagainnya. Seorang yang bekerja dapat meningkatkan

pengetahuan karena pergaulan dan berinteraksi sosial dibandingkan

orang yang tidak bekerja di luar .

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ingin memaparkan bahwa dalam penelitian ini ada

beberapa keterbatasan dan hambatan selama penelitian berlangsung seperti

peneliti hanya mengambarkan pengetahuan masyarakat dan keterampilan

tentang pertolongan pertama luka bakar.

C. Implikasin terhadap pelayanan, pendidikan dan penelitian

Keperawatan

1. Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi data dan referensi awal

untuk keperawatan serta pihak pemerintah khususnya dinas kesehatan

kabupaten mempawah dan puskesmas jalan antibar terkait pertolongan

pertama luka bakar.

2. Pendidikan Keperawatan

Meningkatkan pengajaran tentang penyuluhan kesehatan agar

dapat menyalurkan serta menerapkan ilmu yang didapat dengan

edukatif, tepat, dan efisien, sehingga mahasiswa/I saat melakukan

62
penyuluhan kesehatan lebih terbiasa dalam menyampaikan informasi

khususnya pertolongan pertama luka bakar, agar tidak ada lagi

masyarakat yang pengetahuannya masih salah dalam persepsi dan

menangkap informasi mengenai pertolonganpertama luka bakar.

3. Penelitian Keperawatan

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan tindakan

asuhan keperawatan dan promosi kesehatan tentang pertolongan

pertama luka bakar.

63
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan

pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Distribusi frekuensi yang mengenai karakteristik respon dalam

penelitian ini sebagai besar responden berusia dewasa awal 20-35

tahun 30 (50,0%), jenis perempuan 60 (100,0%), tingkat pendidikan

TS 28 (46,7%) dan SD 24 (40,0), pekerjaan IRT 49 (81,7%).

2. Tingkat pengetahuan IRT tentang pertolongan pertama luka bakar

dalam penelitian ini mayoritas kategori kurang yaitu sebanyak 36

(60,0%).

3. Tingkat keterampilan IRT tentang pertolongan pertama luka bakar

dalam penelitian ini mayoritas kategori kurang yaitu sebanyak 29

(48,3%).

B. Saran

1. Bagi ibu rumah tangga

Diharapkan kepada IRT untuk meningkatkan kesadaran dalam

mencari informasi dari sumber informasi yang terpercaya terkait

pertolongan pertama yang dapat dilakukan dirumah

damengaplikasikannya dalam bentuk tindakan sehingga dapat merubah

pengetahuan yang kurang tepat terkait pertolongan pertama luka bakar.

64
2. Bagi Pelayanan Kesehatan Kepada masyarakat

Upaya sosialisasi kepada masyarakat terkait pertolongan pertama

terhadap kejadian luka bakar hendaknya dilakukan baik oleh

pemerintah maupun instansi untuk pengetahuan masyarakat yang

kurang tepat terhadap kejadian luka bakar yang merupakan insiden

yang sering terjadi terutama dirumah maupun tempat kerja.

3. Bagi pendidikan perawatan

Diharapkan dapat meningkatkan peran perawat khususnya perawat

medikal bedah dalam promosi kesehatan sebagai health tentang based

bagi perkembangan ilmu keperawatan, khususnya mengenai

pertolongan pertama terhadap kejadian luka bakar, dapat menambah

bahan literature mengenai gambaran pengetahuan masyarakat tentang

pertolongan luka bakar.

4. Bagi Penelitian Selanjutnya.

Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif oleh karena itu,

diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian

sejenis dengan mengeksplor lebih dalam terkait pengetahuan

masyarakat dengan jenis penelitian kualitatif.

65
DAFTAR PUSTAKA

Anggowarsito, J. L. (2014) Luka Bakar Sudut Pandang Dermatologi, Jurnal


Widya Medika Surabaya. Doi: 10.33508/JWM.V2I2.852.

Abidin, Z., Kurdi, F., & Istiqomah, I. N. (2021). Efektivitas Pemberian Lidah
Buaya Pada Pasien Luka Bakar Di Desa Yosowilangun Lumajang: The
Effectiveness Of Giving Aloe Vera To Burn Patients In Yosowilangun
Lumajang. Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal Of Nursing), 7(1),
77-84.

Afriyani, N. A., Putri, A. R., & Barlian, A. A. (2021). Gambaran Tingkat


Pengetahuan Swamedikasi Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar Ringan
Di Masyarakat Desa Dermasandi Kecamatan Pangkah Kabupaten
Tegal (Doctoral Dissertation, Politeknik Harapan Bersama Tegal).

Bakar, K. L. Gambaran Kejadian Luka Bakar Dan Tingkat Pengetahuan Ibu


Tentang Pertolongan Pertama Luka Bakar Pada Anak Usia Toddler Di
Desa Padangsambian Klod.

Bakar, K. L. Gambaran Kejadian Luka Bakar Dan Tingkat Pengetahuan Ibu


Tentang Pertolongan Pertama Luka Bakar Pada Anak Usia Toddler Di
Desa Padangsambian Klod.

Body Painting Tentang Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar Terhadap Tingkat
Pengetahuan Dan Keterampilan Anggota Pmr Di Sma Giki 1 Surabaya
Dan Sman 21 Surabaya (Doctoral Dissertation, Stikes Hang Tuah
Surabaya).

Christianingsih, S., & Puspitasari, L. E. (2021). Pendidikan Kesehatan Dengan


Media Leaflet Dan Video Dalam Meningkatkan Pertolongan Pertama Luka
Bakar. Journals Of Ners Community, 12(2), 245-257.

Christianingsih, S., & Puspitasari, L. E. (2021). Pendidikan Kesehatan Dengan


Media Leaflet Dan Video Dalam Meningkatkan Pertolongan Pertama
Luka Bakar. Journals Of Ners Community, 12(2), 245-257.

Giovany, L. G., Pamungkas, K. A., & Inayah, I. (2013). Profil Pasien Luka Bakar
Berat Yang Meninggal Di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode
Januari 2011-Desember 2013 (Doctoral Dissertation, Riau University).

Gramedia Pustaka Utama Hidayat. (2011). Metode Penelitian Keperawatan Dan


Teknik Analisisdata. Jakarta: Salemba Medika.

Hamidie. (2017). Konsep Dasar Media Audiovisual. Malang : Salemba Medika.


66
HR,H., & Suprapto, S.L (2014) Pertolongan dan Potofisiologi Penyakit
Yogyakarta: Nuha Medika

Hamdi, A. S., & Bahruddin. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi


Dalam Pendidikan. Jakarta.

Hidayat. (2012). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep Dan


Proses Keperawatan. (D. Sjabana, Ed.) (1st Ed.). Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat. (2011). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisisdata.


Jakarta: Salemba Medika

Intansari, R. (2018). Pengetahuan Orang Tua Tentang Pertolongan Pertama Luka


Bakar Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumber Sari, Kecamatan
Saradan, Kabupaten Madiun (Doctoral Dissertation, Universitas
Muhammadiyah Ponorogo).

Intansari, R. (2018). Pengetahuan Orang Tua Tentang Pertolongan Pertama Luka


Bakar Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumber Sari, Kecamatan
Saradan, Kabupaten Madiun (Doctoral Dissertation, Universitas
Muhammadiyah Ponorogo).

Kristina Dewi Nurhayati, T. (2021). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan


Media Poster Terhadap Ketetampilan Penanganan Pertama Luka Bakar Di
Runah Tangga Di Dukuh Sapen Kebakkramat (Doctoral Dissertation,
Universitas Kusuma Husada Surakarta).

Lam, N. N., Li, F., Tuan, C. A., Thi, H., & Huong, X. (2017). To Evaluate First
Aid Knowledge On Burns Management Amongst High Risk Groups. Burns
Open, 1(1), 29–32. Https://Doi.Org/10.1016/J.BURNSO.2017.04.001.

Muthohharoh, L. (2015). Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Luka


Bakar Ringan Di Perumahan Bagasasi Cikarang.

Masyhura, M. M., Nusa, M. I., & Prasetya, D. (2018). Aplikasi Ekstrak Kulit Buah
Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) Pada Pembuatan Susu Kedelai
(Hylocereus Polyrhizus). Agrintech: Jurnal Teknologi Pangan Dan Hasil
Pertanian, 2(1).

Muthohharoh, L. (2015). Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian


Luka Bakar Ringan Di Perumahan Bagasasi Cikarang.

Neny Ludfi, A. D. (2019). Penerapan Metode Pembelajaran Simulation With


Body Painting Tentang Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar Terhadap
Tingkat Pengetahuan Dan Keterampilan Anggota Pmr Di Sma Giki 1
Surabaya Dan Sman 21 Surabaya (Doctoral Dissertation, Stikes Hang Tuah
Surabaya).

67
Nugroho, Taufan. 2012. Luka Bakar Dan Artritis Reumatoid. Sorowajan Baru:
Yogyakarta.

Nursalam .(2011). Proses Dan Dokumentasi keperawatan, Konsep Dan Praktek.


Jakarta : Salembamedika.

Notoatmodjo,S. (2012) Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2016). Konesp Dan Penerapan Metodologi Penelitin Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medik.

Notoatmodjo,S. (2012) Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.

Neny Ludfi, A. D. (2019). Penerapan Metode Pembelajaran Simulation With

Nasir, Abdul Muhith, Ideputri (2011), Metodologi Penelitian Kesehatan,. Mulia


Medika, Yogyakarta.

Neny Ludfi, A. D. (2019). Penerapan Metode Pembelajaran Simulation With

Neny Ludfi, A. D. (2019). Penerapan Metode Pembelajaran Simulation With


Body Painting Tentang Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar Terhadap
Tingkat Pengetahuan Dan Keterampilan Anggota Pmr Di Sma Giki 1
Surabaya Dan Sman 21 Surabaya (Doctoral Dissertation, Stikes Hang
Tuah Surabaya).

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif Dan R&D.

Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media
Publishing.

Subari, S. (2015). Pengetahuan Masyarakat Tentang Pertolongan Pertama Pada


Luka Bakar Di Desa Besuki RT1/RW2 Dan RT2/RW2, Kecamatan Sambit,
Kabupaten Ponorogo (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah
Ponorogo).

Suyanto 2011. Analisis Regresi Untuk Uji Hipotesis, Yogyakarta. Caps.S

Putri, A. F. (2019). Pentingnya Orang Dewasa Awal Menyelesaikan Tugas


Perkembangannya. SCHOULID: Indonesian Journal Of School
Counseling, 3(2), 35-40.

Putri, A. F. (2019). Pentingnya Orang Dewasa Awal Menyelesaikan Tugas


Perkembangannya. SCHOULID: Indonesian Journal Of School
Counseling, 3(2), 35-40.

68
Putri, E. V., Nofiyanto, M., & Warseno, A. (2019). Gambaran Pengetahuan Ibu
Rumah Tangga Dalam Pertolongan Pertama Kasus Luka Bakar Di Desa
Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta (Doctoral Dissertation,
Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta).

Putri, E. V., Nofiyanto, M., & Warseno, A. (2019). Gambaran Pengetahuan Ibu
Rumah Tangga Dalam Pertolongan Pertama Kasus Luka Bakar Di Desa
Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta (Doctoral Dissertation,
Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta).

Putri, E. V., Nofiyanto, M., & Warseno, A. (2019). Gambaran Pengetahuan Ibu
Rumah Tangga Dalam Pertolongan Pertama Kasus Luka Bakar Di Desa
Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta (Doctoral Dissertation,
Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta).

Ramdani, M. L. (2019, December). Peningkatan Pengetahuan Bahaya Luka


Bakar Dan P3k Kegawatan Luka Bakar Pada Anggota Ranting
Aisyiyah. In Prosiding Seminar Nasional Lppm Ump (Pp. 103-106).

Wallace. (2017) Perhitungan Luas Luka Bakar Dengan Metode Rule Of Nines
Dan Metode Lund And Browder. Jakarta : Trans Info Media.

Wijaya, G. A., Adnyana, I. M. S., & Subawa, I. W. (2019). Gambaran Tingkat


Pengetahuan Pedagang Gorengan Tentang Pencegahan Dan Penanganan
Pertama Luka Bakar Di Denpasar Tahun 2017. E-Jurnal Medika
Udayana, 8(9).

Wijaya, G. A., Adnyana, I. M. S., & Subawa, I. W. (2019). Gambaran Tingkat


Pengetahuan Pedagang Gorengan Tentang Pencegahan Dan Penanganan
Pertama Luka Bakar Di Denpasar Tahun 2017. E-Jurnal Medika
Udayana, 8(9).

Wawan, A., & Dewi, M. (2012). Teori Dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap Dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Widiyaningsih, Dwi Dan Dwi Suharyanta. 2020. Promosi Dan Advokasi


Kesehatan. CV Budi Utama: Yogyakat

Yosephine, E. (2021). Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Terhadap


Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar Derajat I Dan II Di Desa Ronggur
Nihuta Kabupaten Samosir.

Zildo, Stanley M.(2017). First Aid "Cara Benar Pertolongan Pertama Dan
Penanganan Darurat". Jakarta. Salemba Medika

69
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,

Saya Roni, mahasiswa Program Studi S1 Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan


Muhammadiyah Pontianak bermaksud melakukan penelitian yang berjudul
“Gambaran Tinkat Pengetaguan Dan Keterampilan Ibu Rumah Tangga Tentang
Pertongan Pertama Luka Bakar Di Desa Moton RT22/RW 06 Mempawah Timur”

Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui Gambaran Tinkat


Pengetaguan Dan Keterampilan Ibu Rumah Tangga Tentang Pertongan Pertama
Luka Bakar Di Desa Moton RT22/RW 06 Mempawah Timur.

Segala informasi yang diberikan melalui kuesioner yang telah disusun oleh
peneliti di jamin kerahasiaannya dan peneliti bersedia bertanggung jawab apabila
informasi yang diberikan akan merugikan. Saudara berhak untuk bersedia ataupun
menolak menjadi responden apabila ada pernyataan yang tidak berkenan.

Sehubungan dengan itu, saya memohon kesediaan saudara untuk ikut


berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai responden penelitian dengan mengisi
kuisioner yang akan peneliti berikan. Saudara tidak perlu khawatir akan benar
atau salah jawaban yang saudara berikan. Oleh karena itu, berikanlah jawaban
yang jujur sesuai dengan apa yang saudara ketahui dan rasakan. Atas perhatian
dan kesediaan saudara, saya mengucapkan terimakasih.

Pontianak, april 2022


Penelitian

Roni
NIM SR18212079

70
INFORMED CONSENT
PENELITIAN

“Gambaran Tinkat Pengetaguan Dan Keterampilan Ibu Rumah Tangga Tentang


Pertongan Pertama Luka Bakar Di Desa Moton RT22/RW 06 Mempawah Timur”

Peneliti:

RONI

NIM: SR18212079

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK 2022

71
LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

Saya, Roni, dari mahasiswa STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK


akan melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Tinkat Pengetahuan Dan
Keterampilan Ibu Rumah Tangga Tentang Pertongan Pertama Luka Bakar Di
Desa Moton RT22/RW 06 Mempawah Timur ”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Tinkat Pengetaguan


Dan Keterampilan Ibu Rumah Tangga Tentang Pertongan Pertama Luka Bakar Di
Desa Moton RT22/RW 06 Mempawah Timur.

Penelitian ini membutuhkan 60 responden, dengan menggunakan kuesioner


sebagai alat penelitian di mana kuesioner terdiri dari karakteristik responden yang
meliputi ibu rumah tangga. Selain itu ada lembar kuesioner tentang pengetahuan
dan kompetensi. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2022 sampai
dengan bulan Juni tahun 2022.

A. Kesukarelaan untuk ikut penelitian


Ibu dan Bapak mengikuti penelitian ini tanpa ada paksaan. Bila Ibu dan
Bapak sudah memutuskan memberikan izin untuk ikut serta dalam penelitian
ini, maka Ibu dan Bapak diharapkan dapat mengisi dan menandatangani
lembar persetujuan. Ibu dan Bapak juga dapat mengundurkan diri dalam
penelitian ini jika berubah pikiran atau tidak berkenan untuk dilakukan
penelitian.

B. Prosedur Penelitian.
Apabila Ibu dan Bapak telah memberikan izin untuk berpatisipasi dalam
penelitian ini, maka akan diminta untuk menandatangani lembar persetujuan
sebanyak rangkap dua, satu untuk Bapak/Ibu simpan, dan satu untuk peneliti.
Prosedur selanjutnya adalah Ibu dan Bapak akan diminta mengisi kuesioner
dengan cara memberikan tanda check list atau memberikan tanda silang pada
salah satu jawaban yang dipilih pada kolom yang sudah disediakan di
kuesioner.

72
C. Kewajiban subjek penelitian
Sebagai subjek penelitian, Ibu dan Bapak berkewajiban mengikuti aturan atau
petunjuk penelitian seperti yang tertulis diatas. Bila ada yang belum jelas, Ibu
dan Bapak dapat bertanya lebih lanjut kepada peneliti.

D. Risiko dan Efek Samping dan penanganannya.


Penelitian ini tidak mempunyai risiko klinis terhadap responden karena tidak
ada intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini selain mengisi kuesioner
yang telah disediakan.

E. Manfaat
Keuntungan yang didapatkan adalah Gambaran Tinkat Pengetaguan Dan
Keterampilan Ibu Rumah Tangga Tentang Pertongan Pertama Luka Bakar Di
Desa Moton RT22/RW 06 Mempawah Timur.

F. Kerahasian
Semua informasi yang berkaitan dengan indentitas Ibu dan Bapak sebagai
responden akan dirahasiakan dan hanya dipergunakan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa indentitas Ibu dan Bapak.

G. Kompensasi
Peneliti tidak memberikan kompensasi.

H. Pembiayaan
Semua biaya yang terkait dengan penelitian akan ditanggung oleh peneliti
tanpa meminta sedikitpun biaya pada responden.

I. Informasi Tambahan
Ibu dan Bapak diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum
jelas sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu membutuhkan
penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi peneliti yaitu Roni pada nomor
087845240382 atau melalui email ronimpwh31@gmail.com.

73
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN UNTUK KEIKUTSERTAAN
DALAM PENELITIAN

Semua penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan oleh Roni,


Mahasiswa STIK Muhammadiyah Pontianak tentang “Gambaran Tinkat
Pengetaguan Dan Keteranpilan Ibu Rumah Tangga Tentang Pertongan
Pertama Luka Bakar Di Desa Moton RT22/RW 06 Mempawah Timur” telah
disampaikan kepada saya dan semua pertanyaan telah dijawab oleh peneliti.
Saya mengerti bahwa bila memerlukan penjelasan, saya dapat menanyakan
kepada Roni, secara langsung atau lewat telepon pada no HP 087845240382
atau melalui email ronimpwh31@gmail.com.

Saya sebagai responden........................(kode diisi oleh peneliti)

SETUJU

Untuk berpatisipasi dalam penelitian ini.

Tanggal : ............................................................

Tanda tangan responden : ............................................................

Nama responden : ............................................................

Tanda tangan saksi : ............................................................

Nama saksi : ...........................................................

74
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah dijelaskan maksud dan tujuan penelitian ini, maka saya bersedia
menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudara:

Nama : Roni

NIM : SR18212079

Alamat : Sei Raya Dalam Komplek Bumi Batara 1 C29

Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak


Program Studi S1 Keperawatan dengan judul “Gambaran Tinkat Pengetahuan Dan
Keterampilan Ibu Rumah Tangga Tentang Pertongan Pertama Luka Bakar Di
Desa Moton RT22/RW 06 Mempawah Timur”.

Dengan persetujuan ini, saya tanda tangani dengan sukarela menjadi


responden tanpa paksaan dari pihak manapun.

No. Responden

Pontianak, Januari

2022 Responden

(.........................................)

75
KUESIONER

No Pertanyaan Benar Salah


1 Pertolongan pertama luka bakar adalah dengan
menyingkirkan pakaian terkena api
2 Pertolongan pada luka bakar adalah dengan segera
menyiram luka bakar dengan air bersih yang mengalir
3 Pertongan perawatan luka bakar dengan membuang
kulit anak yang melepuh
4 Agar luka terkena udara dan cepat kering maka dengan
tidak menutupi luka bakar anak
5 Menolong luka bakar pada anak dengan tidak
menyobek pakaian anak yang terbakar karena takut
anak menangis dan kesakitan
6 Cara menolong luka bakar dengan merendam luka
bakar pada air hangat
7 Pertolongan pertama luka bakar salah satuhnya
dengan membersihkan luka bakar dengan tidak
memecah gelembung cairan warna putih
8 Cara merawat luka bakar menggunakan perban
untuk menutupi luka bakaranak
9 Merobekkan dan pembuangan pakaian yang terbakar
akan mengurangi luas luka bakar
10 Perawatan pertama luka bakar dengan mengompres
luka dengan air hangat agar sirkulasi darah menjadi
lancar
11 Pertolongan pertama luka bakar saat membersihkan
luka anak dengan menggunakan sikat gigi yanghalus
12 Pertolongan yang seharusnya diberikan adalah
menutup luka bakar anak dengan kain (pakaian)
yang bersih setelah luka di dinginkan dan di
bersihkan
13 Pendinginan luka bakar dapat menggunakan kipas
angin
14 Luka bakar tidak harus segera di bersihkan karena
akan membuat anak kesakitan

76
LEMBAROBSERVASI

No Pertanyaan dilakukan Tidak


dilakukan
1 Melepas perhiasan yang ada di tangan atau
pakaian yang terkena api
2 Mencuci luka dengan air bersih yang mengalir
3 Mendinginkan luka dengan cara dikipas atau
menggunakan kipas angina
4 Membersihkan luka bakar dengan tidak
memecah gelembung cairan warna putih
5 Mengeringkan luka menggunakan handuk
Lembut
6 Menutup luka dengan perban
7 Segera ke layanan kesehatan

77

Anda mungkin juga menyukai