Anda di halaman 1dari 493

PENGEMBANGAN E-MODULE IPA BERBANTUAN FLIP PDF

PROFESSIONAL BERORIENTASI SDGs (SUSTAINABLE


DEVELOPMENT GOALS) BERBASIS TESI (TECHNOLOGY EMBEDDED
SCIENTIFIC INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS DAN LITERASI DIGITAL PESERTA DIDIK SMP

TUGAS AKHIR SKRIPSI


Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Silvia Indah Wulan Sari
NIM 17312244004

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021

i
PENGEMBANGAN E-MODULE IPA BERBANTUAN FLIP PDF
PROFESSIONAL BERORIENTASI SDGs (SUSTAINABLE
DEVELOPMENT GOALS) BERBASIS TESI (TECHNOLOGY EMBEDDED
SCIENTIFIC INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS DAN LITERASI DIGITAL PESERTA DIDIK SMP
Oleh:
Silvia Indah Wulan Sari
NIM 17312244004

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui kelayakan e-module IPA


berorientasi SDGs berbasis TESI yang dihasilkan untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dan literasi digital peserta didik dalam pembelajaran
IPA, 2) Mengetahui respon peserta didik terhadap e-module IPA berorientasi SDGs
berbasis TESI untuk pembelajaran IPA, 3) Mengetahui keefektifan e-module IPA
berorientasi SDGs berbasis TESI untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis,
4) Mengetahui peningkatan literasi digital peserta didik setelah menggunakan e-
module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI. Commented [WU1]: Ditambahkan :yang
Penelitian ini merupakan jenis Research and Development (RnD) dengan dikembangkan”karena untuk melihat peningkatan, ini dari
model 4-D yang meliputi tahap define (pendefinisian) yaitu mengidentifikasi produk yang dikembangkan bukan dari produk orang lain.

karakteristik e-module IPA. Tahap design (perancangan) yaitu menyusun e-module


IPA. Tahap develop (pengembangan) yaitu Menyusun draft, bimbingan dengan
dosen pembimbing, mengajukan validasi, merevisi, dan menganalisis skor yang
diperoleh. Tahap disseminate (penyebarluasan) yaitu menyebarluaskan e-module
IPA. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kota Serang. Subjek penelitian
adalah 36 peserta didik kelas VIII A tahun ajaran 2020/2021. Instrumen yang
digunakan meliputi lembar penilaian e-module IPA oleh dosen ahli, soal pretest dan
posttest berpikir kritis, angket respon peserta didik terhadap e-module IPA, dan
angket peningkatan sebelum dan setelah peserta didik terahadap literasi digital.
Teknik analisis kelayakan e-module dan respon peserta didik menggunakan analisis
skor Mi SDi. Keefektifan e-module IPA untuk meningkatkan keterampilan berpikir Commented [WU2]: Ini analisis apa namanya?
kritis diuji menggunakan paired sample t-test, effect size, dan n-gain score.
Peningkatan literasi digital dihitung menggunakan persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) e-module IPA berorientasi SDGs
berbasis TESI untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan literasi digital Commented [WU3]: Tambahkan “yang dikembangkan”
peserta didik dinyatakan layak digunakan dalam pembelajaran IPA, 2) E-module
IPA berorientasi SDGs berbasis TESI memperoleh respon sangat baik dari peserta
didik, 3) E-module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI dinyatakan efektif untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik, 4) E-module IPA
berorientasi SDGs berbasis TESI dinyatakan efektif untuk meningkatkan literasi
digital peserta didik.
Kata Kunci : E-module IPA, SDGs, TESI, Keterampilan Berpikir Kritis, Literasi
Digital

ii
THE DEVELOPMENT OF SCIENCE E-MODULE ASSISTED FLIP PDF
PROFESSIONAL ORIENTED SDGs (SUSTAINABLE DEVELOPMENT
GOALS) BASED TESI (TECHNOLOGY EMBEDDED SCIENTIFIC
INQUIRY) TO IMPROVE CRITICAL THINKING SKILLS AND DIGITAL
LITERACY OF JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS

By:
Silvia Indah Wulan Sari
NIM 17312244004

ABSTRACT
This research aims to 1) determine the feasibility of the science e-module
with TESI-based SDGs-oriented which is produced to improve students' critical
thinking skills and digital literacy in science learning, 2) determine the students'
responses to the TESI-based SDGs-oriented science e-module for science learning,
3) determine the effectiveness of the TESI-based SDGs-oriented science e-module
to improve critical thinking skills, 4) determine the increase in students' digital
literacy after using the TESI-based SDGs-oriented science e-module.
This research is a type of Research and Development (RnD) with a 4-D
model which includes the define stage, which is to identify the characteristics of the
science e-module. The design stage is compiling science e-module. The develop
stage consists of drafting, guidance with supervisors, submission of validation,
revision, and analyzing the scores obtained. The dissemination stage is to
disseminate the science e-module. This research was conducted at SMP Negeri 2
Kota Serang . The research subjects were 36 students of class VIII A. The
instruments used include a science e-module assessment sheet by expert lecturers,
critical thinking pretest and posttest questions, student response questionnaires to
science e-modules, and before and after student improvement questionnaires on
digital literacy. The technique of analyzing the feasibility of e-modules and student
responses were using Mi SDi score analysis. The effectiveness of the science e-
module to improve critical thinking skills was tested using paired sample t-test,
effect size, and n-gain score. The increase in digital literacy was calculated using
a percentage.
The results showed that 1) TESI-based SDGS-oriented science e-modules to
improve students' critical thinking skills and digital literacy are declared suitable
for use in science learning, 2) TESI-based SDGS-oriented science e-modules
received very good responses from students, 3 ) TESI-based SDGS-oriented science
e-module was declared effective to improve students' critical thinking skills, 4)
TESI-based SDGS-oriented science e-module is declared effective to improve
students' digital literacy.

Keywords: Science E-module, SDGs, TESI, Critical Thinking Skills, Digital


Literacy

iii
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Silvia Indah Wulan Sari

NIM : 17312244004

Program Studi : Pendidikan IPA

Judul TAS : Pengembangan E-Module IPA Berbantuan Flip Pdf

Professional Berorientasi SDGs (Sustainable Development Goals) Berbasis

TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry) untuk Meningkatkan

Keterampilan Berpikir Kritis dan Literasi Digital Peserta Didik SMP

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau

diterbitkan orang lain sebagai acuan kutipan dengan mengikuti tata tulisan karya

ilmiah yang lazim.

Yogyakarta, 26 Juli 2021

Yang menyatakan,

Silvia Indah Wulan Sari

NIM 17312244004

iv
LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas Akhir Skripsi dengan Judul


PENGEMBANGAN E-MODULE IPA BERBANTUAN FLIP PDF
PROFESSIONAL BERORIENTASI SDGs (SUSTAINABLE
DEVELOPMENT GOALS) BERBASIS TESI (TECHNOLOGY EMBEDDED
SCIENTIFIC INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS DAN LITERASI DIGITAL PESERTA DIDIK SMP

Disusun oleh:

Silvia Indah Wulan Sari

NIM 17312244004

Telah memenuhi syarat dan disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk dilaksanakan

Ujian Akhir Tugas Skripsi bagi yang bersangkutan

Yogyakarta,

Mengetahui, Disetujui,

Ketua program Studi Dosen pembimbing

Prof. Dr. Insih Wilujeng, M.Pd. Susilowati, S.Pd.Si., M.Pd.Si.

NIP. 19690202 199303 1 002 NIP. 19830623 200912 2 005

v
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir Skripsi dengan Judul

PENGEMBANGAN E-MODULE IPA BERBANTUAN FLIP PDF


PROFESSIONAL BERORIENTASI SDGs (SUSTAINABLE
DEVELOPMENT GOALS) BERBASIS TESI (TECHNOLOGY EMBEDDED
SCIENTIFIC INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS DAN LITERASI DIGITAL PESERTA DIDIK SMP

Disusun oleh:

Silvia Indah Wulan Sari

NIM 17312244004

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir Skripsi


Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta
Pada tanggal …… dan dinyatakan ……..
TIM PENGUJI
Tanda
Nama Jabatan Tanggal
Tangan
Susilowati, S.Pd.Si., M.Pd.Si. Ketua
NIP 198306232009122005 Penguji …………. ………..
Prof. Dr. Dadan Rosana, M.Si.
Penguji I
NIP 196902021993031002 …………. ……….
Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd.
Penguji II
NIP 198707202012122001 …………. ……….

Yogyakarta, Juli 2021


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta
Dekan,

Prof. Dr. Ariswan, M.Si.


NIP 19590914 198803 1 003

vi
HALAMAN MOTTO

“Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran (yang kau jalani),

yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit”.

-Ali Bin Abi Thalib-

“Jadilah terbaik di mata Allah, jadilah yang terburuk dimata sendiri, dan jadilah sederhana di

mata manusia”.

-Ali Bin Abi Thalib-

“Teruslah bersyukur, walaupun banyak rintangan”.

-Silvia Indah Wulan Sari-

“Don’t stress over what’s not in your control”.

-Silvia Indah Wulan Sari-

vii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi sebagai syarat

memperoleh gelar sarjana. Tugas Akhir Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. I wanna thank me, I wanna thank me for believing in me, I wanna thank me for

doing all this hard work, I wanna thank me for always being a giver and tryna

give more than I receive, I wanna thank me for tryna do more right than wrong,

and I wanna thank me for just being me at all times.

2. Kedua orang tuaku, Bapak Eman Supriyadi dan Ibu Endah Setyawati Ayu

Ningsih yang selalu mendoakan, mendukung, dan menasehati. Terima kasih

atas segala pengorbanan cinta kasih yang diberikan.

3. Kakakku Jerry Pratama, adikku Asep Alfarizki, kakak iparku Halimah, serta

keponakanku Zayn Hafizh Melviano, yang selalu memotivasi saya untuk

semangat dalam Menyusun skripsi ini.

4. Sahabat-sahabatku, Ahmad, Anan, Ayu, Billa, Damai, Dita, Firman, Rd. Yudha,

Ronald, Tasya, Ussi, Yogi, dan Zami yang selalu menjadi tempat mengeluh

Ketika lelah dan selalu siap saat dimintai bantuan.

5. Teman-teman Pendidikan IPA UNY 2017. Khususnya Pendidikan IPA C 2017.

6. Guru dan karyawan SMP Negeri 2 Kota Serang yang telah banyak membantu

dan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Semua pihak yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu, Semoga kalian semua

diberi kemudahan dalam segala urusan.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul

“Pengembangan E-Module IPA Berbantuan Flip PDF Professional Berorientasi

SDGs (Sustainable Development Goals) Berbasis TESI (Technology Embedded

Scientific Inquiry) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Literasi

Digital Peserta Didik SMP” dengan baik.

Terselesaikannya Tugas Akhir Skripsi tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis, terutama kepada

yang penulis hormati:

1. Ibu Susilowati, S.Pd.Si., M.Pd.Si. selaku dosen pembimbing Tugas Akhir

Skripsi yang dengan ikhlas meluangkan waktu untuk membimbing,

memberikan arahan, memberi nasihat, dan motivasi selama proses penyusunan

skripsi.

2. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang selalu memberikan dorongan demi

terselesaikannya skripsi ini.

3. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri

Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan dalam penelitian.

4. Ir. Ekosari Roektiningrum, M.P. selaku dosen pembimbing akademik saya yang

selalu memberi nasehat selama saya menempuh perkuliahan.

5. Segenap Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah bersedia membimbing dan menularkan

ilmunya kepada penulis.

ix
6. Noviandrini Wikan Tyasning, S.Pt. selaku guru mata pelajaran IPA di SMP

Negeri 2 Kota Serang yang telah membantu dan memberi masukan selama

penelitian.

7. Kepala SMP Negeri 2 Kota Serang yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk melakukan penelitian.

8. Teman-teman Pendidikan IPA 2017 yang telah memberikan bantuan,

dukungan, dan kebersamaannya selama ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

dalam penyelesaiaan tugas akhir ini.

Saran dan kritik yang membangun sangat peneliti harapkan. Semoga semua

bantuan yang diberikan dapat menjadi amal baik dan mendapatkan imbalan pahala

dari Allah SWT serta hasil penelitian ini kiranya dapat bermanaat. Aamiin.

Yogyakarta, 26 Juli 2021

Penulis,

Silvia Indah Wulan Sari

NIM 17312244004

x
DAFTAR ISI

TUGAS AKHIR SKRIPSI.................................................................................. i


ABSTRAK .......................................................................................................... ii
ABSTRACT ...................................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iv
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. v
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 2
A. Latar Belakang .......................................................................................... 2
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 14
C. Batasan Masalah ..................................................................................... 16
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 17
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 18
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 21
A. Kajian Teori ............................................................................................ 21
1. Hakikat IPA ......................................................................................... 21
2. Pembelajaran IPA ................................................................................ 23
3. Bahan Ajar .......................................................................................... 24
4. E-Module ............................................................................................ 28
5. Flip PDF Professional ......................................................................... 32
6. Sustainable Development Goals ........................................................... 34
7. TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry) .................................. 39

xi
8. Sustainable Development Berbasis TESI (Technology Embedded
Scientific Inquiry) ....................................................................................... 43
9. Keterampilan Berpikir Kritis................................................................ 46
10. Literasi Digital ................................................................................. 52
B. Kajian Keilmuan ..................................................................................... 59
C. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 74
D. Kerangka Pikir Penelitian ........................................................................ 75
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 81
A. Model Pengembangan ............................................................................. 81
B. Prosedur Pengembangan ......................................................................... 82
1. Tahap Pendefinisian (Define) ............................................................... 82
2. Tahap Perancangan (Design) ............................................................... 84
3. Tahap Pengembangan (Develop).......................................................... 85
4. Tahap Penyebaran (Dissiminate).......................................................... 87
C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 88
D. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................... 88
1. Subjek Penelitian ................................................................................. 88
2. Objek Penelitian .................................................................................. 88
E. Instrumen Penelitian ................................................................................ 88
a. Lembar Validasi E-Module .................................................................. 89
b. Angket Respon Peserta Didik terhadap E-Module IPA ......................... 89
c. Lembar Soal Pretest-Posttest Keterampilan Berpikir Kritis.................. 89
d. Angket Literasi Digital Peserta Didik................................................... 90
e. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran IPA Menggunakan E-
Module IPA Berorientasi SDGs Berbasis TESI ........................................... 90
F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 91
1. Analisis Lembar Validasi Kelayak E-Module....................................... 91
2. Analisis Angket Respon Peserta Didik terhadap E-Module IPA ........... 92
3. Analisis Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran IPA
Menggunakan E-Module IPA Berorientasi SDGs Berbasis TESI ................ 94
4. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik ...................... 94
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................. 99
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 99

xii
1. Tahap Pendefinisian (Define) ............................................................... 99
2. Tahap Perancangan (Design) ............................................................. 109
3. Tahap Pengembangan (Develop)........................................................ 123
4. Tahap Penyebarluasan (Disseminate) ................................................. 150
B. Pembahasan .......................................................................................... 150
1. Kelayakan E-Module IPA Berorientasi SDGs Berbasis TESI Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Literasi Digital Peserta
Didik SMP ................................................................................................ 151
2. Respon Peserta Didik terhadap E-module IPA Berorientasi SDGs
Berbasis TESI ........................................................................................... 156
3. Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik ........................................ 159
C. Kajian Produk ....................................................................................... 168
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 190
A. Simpulan ............................................................................................... 190
B. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 190
C. Saran ..................................................................................................... 191
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 192
LAMPIRAN ................................................................................................... 196

xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Spesifikasi produk Flip PDF Professional .............................................. 33
Tabel 2 Target Indikator SDGs yang dikembangkan .......................................... 38
Tabel 3 Integrasi Sustainable Development Goals dan TESI (Technology
Embedded Scientific Inquiry) ............................................................................. 43
Tabel 4 Aspek-Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Para Ahli ............. 48
Tabel 5 Aspek dan Indikator Literasi Digital ...................................................... 58
Tabel 6 Kompetensi Dasar (KD) ........................................................................ 59
Tabel 7 Gangguan pada sistem pernapasan manusia ........................................... 73
Tabel 8 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design ........................... 87
Tabel 9 Konversi Skor Aktual menjadi Nilai Skala Empat ................................. 91
Tabel 10 Konversi Skor Kualitatif menjadi Kuantitatif....................................... 92
Tabel 11 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran ............................................. 94
Tabel 12 Kriteria Effect Size .............................................................................. 95
Tabel 13 Kriteria Penilaian Gain Score .............................................................. 96
Tabel 14 Pengubahan Nilai Kulitatif menjadi Kuantitatif ................................... 97
Tabel 15 Acuan Pengubahan Skor ...................................................................... 98
Tabel 16 Analisis Tugas Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ..................... 104
Tabel 17 Tujuan Kegiatan Pembelajaran .......................................................... 107
Tabel 18 Pedoman Konversi Skor Kelayakan E-Module IPA ........................... 125
Table 19 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kelayakan E-Module IPA ..................... 127
Tabel 20 Komentar dan saran dosen ahli (revisi tahap I) .................................. 129
Tabel 21 Rerata Skor Pretest dan Posttest......................................................... 138
Tabel 22 Hasil Uji Normalitas Skor Pretest dan Posttest .................................. 139
Tabel 23 Hasil Paired Sample T Test pada Pretest dan Posttest ........................ 141
Tabel 24 Hasil Uji Effect Size .......................................................................... 142
Tabel 25 Rekapitulasi N-gain score Pretest-posttest ......................................... 143
Tabel 26 Data Hasil Angket Literasi Digital Sebelum dan Setelah ................... 145
Tabel 27 Hasil Persentase Data Angket Literasi Digital Sebelum ..................... 145
Tabel 28 Hasil Persentase Data Angket Literasi Digital Setelah ....................... 146
Tabel 29 Hasil Peningkatan Literasi Digital Peserta Didik ............................... 146
Tabel 30 Perhitungan Pedoman Konversi Skor Kelayakan E-Module IPA ....... 147
Tabel 31 Rekapitulasi Hasil Angket Respon Peserta Didik terhadap E-module IPA
Berorientasi SDGs Berbasis TESI .................................................................... 149
Tabel 32 Rekapitulasi Keterlaksanaan Pembelajaran IPA ................................. 150

xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pengembangan Model TESI .............................................................. 41
Gambar 2 Elemen Literasi Digital ...................................................................... 56
Gambar 3 Organ-organ Sistem Pernapasan ........................................................ 61
Gambar 4 Sistem Pernapasan Pada Manusia ...................................................... 64
Gambar 5 Inspirasi dan Ekspirasi Pernapasan Dada ........................................... 67
Gambar 6 Inspirasi dan Ekspirasi Pernapsan Perut ............................................. 68
Gambar 7 Volume Respirasi Normal.................................................................. 70
Gambar 8 Peta Konsep “Sistem Pernapasan Manusia” ..................................... 106
Gambar 9 Diagram Jumlah Rerata Skor dan Skor Maksimal ............................ 153
Gambar 10 . Diagram Rerata Tiap Indikator dan Skor Maksimal ..................... 158
Gambar 11 Diagram Nilai N-Gain Score Keterampilan Berpikir Kritis ............ 163
Gambar 12 Diagram Peningkatan Literasi Digital Peserta Didik ...................... 168
Gambar 13 Tujuan 3 SDGs Penyakit Pernapasan ............................................. 171
Gambar 14 Tujuan 3 SDGs Bahaya Rokok ...................................................... 172
Gambar 15 Tujuan 3 SDGs Penelitian dan Pengembangan Vaksin ................... 173
Gambar 16 Tujuan 4 SDGs Pendidikan Berkualitas ......................................... 175
Gambar 17 Aspek TESI : Konseptualisasi Ilmiah pada Kegiatan 1 ................... 176
Gambar 18 Aspek TESI : Investigasi Ilmiah pada Kegiatan 2 .......................... 178
Gambar 19 Aspek TESI : Komunikasi Ilmiah pada Kegiatan 3 ........................ 179
Gambar 20 Indikator Berpikir Kritis : Mengidentifikasi Masalah pada Kegiatan 1
........................................................................................................................ 180
Gambar 21 Indikator Berpikir Kritis : Merumuskan Hipotesis pada Kegiatan 2 181
Gambar 22 Indikator Berpikir Kritis : Memecahkan Masalah ........................... 182
Gambar 23 Indikator Berpikir Kritis : Menganalisis ......................................... 183
Gambar 24 Indikator Berpikir Kritis : Menyimpulkan ...................................... 183
Gambar 25 Indikator Berpikir Kritis : Mengevaluasi ........................................ 184
Gambar 26 Indikator Literasi Digital: Use Skills .............................................. 185
Gambar 27 Indikator Literasi Digital: Use Skills .............................................. 186
Gambar 28 Indikator Literasi Digital: Use Skills .............................................. 186
Gambar 29 Indikator Literasi Digital: Ciritical Understanding ........................ 187
Gambar 30 Indikator Literasi Digital: Critical Understanding.......................... 188
Gambar 31 Indikator Literasi Digital: Communicative Abilities ....................... 189
Gambar 32 Indikator Literasi Digital: Communicative Abilities ....................... 189

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................. 197


Lampiran 2. E-Module IPA .............................................................................. 200
Lampiran 3. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kelayakan E-Module IPA .............. 277
Lampiran 4. Lembar Validasi Instrumen Penilaian Kelayakan E-Module IPA .. 282
Lampiran 5. Instrumen Penilaian Kelayakan E-Module IPA............................. 285
Lampiran 6. Rubrik Penskoran Penilaian Kelayakan E-Module IPA................. 290
Lampiran 7. Kisi-kisi dan Lembar Validasi Instrumen Soal Pretest & Posttest. 291
Lampiran 8. Instrumen Soal Pretest & Posttest ................................................ 309
Lampiran 9. Kisi-kisi Instrumen Literasi Digital .............................................. 320
Lampiran 10. Lembar Validasi Angket Literasi Digital Peserta Didik Sebelum 321
Lampiran 11. Angket Litreasi Digital Peserta Didik Sebelum........................... 325
Lampiran 12. Lembar Validasi Angket Litreasi Digital Peserta Didik Setelah 329
Lampiran 13. Angket Literasi Digital Peserta Didik Setelah ............................. 335
Lampiran 14. Kisi-kisi Instrumen Angket Respon Peserta Didik ...................... 339
Lampiran 15. Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik .......................... 344
Lampiran 16. Angket Respon Peserta Didik Terhadap E-Module IPA .............. 347
Lampiran 17. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran IPA ................ 350
Lampiran 18. Hasil Validasi Instrumen Pembelajaran ...................................... 373
Lampiran 19. Hasil Validasi Instrumen Pengumpulan Data .............................. 376
Lampiran 20. Hasil Penilaian Kelayakan E-Module IPA oleh Dosen Ahli ........ 413
Lampiran 21. Data Hasil Penilaian Kelayakan E-Module IPA .......................... 427
Lampiran 22. Hasil Analisis Penilaian Kelayakan E-Module IPA..................... 430
Lampiran 23. Data Hasil Pretest & Posttest ..................................................... 435
Lampiran 24. Data Hasil Angket Litreasi Digital ............................................. 436
Lampiran 25. Hasil Uji Prasyarat Analisis Hipotesis (Uji Normalitas) .............. 437
Lampiran 26. Hasil Uji Hipotesis Uji T Berpasangan (Paired Sample T Test) .. 438
Lampiran 27. Hasil Analisis Gain Setiap Aspek Soal Pretest & Posttest ........... 439
Lampiran 28. Hasil Analisis Peningkatan Literasi Digital ................................ 441
Lampiran 29. Hasil Analisis Keefektifan E-Module IPA .................................. 442
Lampiran 30. Data Hasil Respon Peserta Didik terhadap E-Module IPA .......... 443
Lampiran 31. Hasil Analisis Respon Peserta Didik terhadap E-Module IPA ..... 444
Lampiran 32. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ........................... 445
Lampiran 33. Hasil Perhitungan Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran IPA .... 446
Lampiran 34. Dokumentasi .............................................................................. 464
Lampiran 35. Surat Izin Penelitian ................................................................... 469
Lampiran 36. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................... 470
Lampiran 37. SK Pembimbing ......................................................................... 471
Lampiran 38. SK Penguji ................................................................................. 472
Lampiran 38. SK Penguji ................................................................................. 473

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mendorong manusia mengembangkan potensi dirinya sehingga

mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu masalah pendidikan perlu mendapat

perhatian dan penanganan yang tepat, menyangkut berbagai masalah yang

berkaitan dengan kuantitas, kualitas dan relevansinya. Pencapaian tujuan

pendidikan mengenai berhasil tidaknya banyak bergantung kepada bagaimana

proses belajar yang dialami oleh peserta didik. Kepekaan seorang guru terhadap

pendidikan akan mempengaruhi tindakannya dalam membimbing peserta didik

untuk mencapai hasil belajar yang efektif dan memuaskan.

Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia begitu sangat signifikan

bersamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta informasi.

Pendidikan ialah salah satu kebutuhan manusia baik bagi individu ataupun

anggota masyarakat. Pendidikan tidak hanya bisa mengganti peserta didik

mengarah arah kedewasaan, tetapi bisa merubah perilaku peserta didik dari

yang kurang baik menjadi baik. Pendidikan diharapkan menciptakan generasi

yang terampil, aktif, kreatif, berpikir kritis dan sanggup menggunakan seluruh

sumber daya yang terdapat untuk pembangunan bangsa.

Tantangan persaingan global di abad 21 sekarang ini, menuntut setiap

individu untuk memiliki kecakapan atau keterampilan dari dirinya baik hard

skill maupun soft skill yang mumpuni agar dapat terjun ke dunia pekerjaan dan

2
siap untuk berkompetisi dengan negara lain. Trilling & Fadel (2009: 48)

mengemukakan bahwa keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap individu

pada abad 21 diungkapkan sebagai berikut:

“The core subjects and interdisciplinary 21st century themes are surrounded
by three sets of skills most in demand in the 21st century: (i) learning and
innovation skills, (ii) information, media and technology skills, (iii) life and
career skills”.

Senada dengan pendapat tersebut, National Education Association (2002:

4) mengemukakan bahwa terdapat 18 macam 21st Century Skills yang perlu

dibekalkan pada setiap individu, dimana salah satunya keterampilan abad 21

ialah Learning and Innovation Skills yang terdiri dari 4 aspek, yaitu critical

thinking (berpikir kritis), communication (komunikasi), collaboration

(kolaborasi/ kerjasama), dan creativity (kreativitas). Learning and Innovation

Skills 4Cs dapat dikuasai oleh generasi penerus bangsa salah satunya melalui

pendidikan.

Hal ini sesuai dengan abad 21, yaitu peserta didik dituntut harus mampu

mengkaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata. Proses

pembelajaran peserta didik harus mampu membangun pengalaman belajar

peserta didik berdasarkan apa yang siswa lakukan selama pembelajaran, maka

perlu adanya refleksi pengalaman belajar agar peserta didik berpikir tentang apa

yang sudah mereka lakukan dan peroleh. Hal tersebut agar peserta didik dapat

belajar lebih baik lagi.

Berdasarkan laporan tahunan UNESCO kualitas pendidikan di Indonesia Commented [WU4]: Tahun berapa?

ada di tingkat ke 64 dari 120 negara di seluruh dunia. Berdasarkan hal ini, tujuan

pendidikan akan menjadi tumpuan pemerintahan sebagai upaya dalam

3
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan berkelanjutan dalam era SDGs

hingga tahun 2030. Peningkatan kualitas pendidikan bagi warga Indonesia akan

memacu pencapaian tujuan dan sasaran dari 17 tujuan SDGs (Pribadi

2017:917). SDGs memiliki 5 pondasi yaitu, manusia, planet, kesejahteraan,

perdamaian, dan kemitraan yang terbagi menjadi 17 tujuan Global.

Indonesia merupakan negara berkembang yang membutuhkan pilar

pendidikan dan pilar kesehatan yang kuat karena pendidikan merupakan sektor

penting yang sangat mempengaruhi pembangunan suatu negara, pendidikan

dapat mempercepat dan memperlancar pencapaian semua target yang diangkat

oleh agenda SDGs. Selain merupakan hak dasar yang dimiliki tiap manusia,

Pendidikan juga sangat penting untuk pembangunan karena mendorong

kesehatan individu, tanpa disertai pendidikan yang berkualitas, kesehatan suatu

negara tidak akan terkontrol. Hal ini sejalan dengan literatur yang dibahas oleh

(Mirowsky and Ross 2005:2) yaitu:

“Education enables people to develop a broad range of skills and traits


(including cognitive and problem-solving abilities, learned effectiveness,
and personal control) that predispose them towards improved health
outcomes”.
Permasalahan mengenai upaya untuk mewujudkan individu yang

berkualitas melalui pembelajaran IPA yang dipadukan dengan pilar pendidikan

dan kesehatan pada tujuan SDGs dapat dijawab dengan upaya pembekalan

kompetensi terhadap peserta didik. Bekal kompetensi ini diharapkan dapat

membantu peserta didik untuk mengimbangi kemajuan serta perkembangan

dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikat IPA dibangun atas dasar sikap

4
ilmiah, proses ilmiah, dan produk ilmiah. Chiappetta & Koballa (2010: 105)

mendefinisikan IPA sebagai :

“as a way of thinking, a way of investigating, a body of knowledge, and


science and its interaction with technology and society”.
Dapat disarikan bahwa dalam IPA terdapat dimensi cara berpikir, cara untuk Commented [WU5]: Ini masuk di bab 2 saja, kajian teori

melakukan investigasi, sebagai pengetahuan dan interaksinya dengan teknologi

dan masyarakat. Hal ini menjadi substansi yang mendasar pentingnya

pembelajaran IPA yang mengembangkan proses ilmiahnya untuk pembentukan

pola pikir peserta didik. IPA sebagai cara berpikir dapat dipahami juga sebagai

sikap ilmiah yang diperlukan dan dikembangkan dalam mempelajari IPA.

Melalui proses berpikir, sikap ilmiah akan berkembang sebagai efek pengiring

(nurturant effect) pada saat memahami fakta, konsep, hukum dan prinsip

maupun teori yang ada dalam IPA. Chiappetta & Koballa (2010: 106-108)

menyatakan bahwa sikap ilmiah yang bisa dibangun dalam memahami IPA di

antaranya kepercayaan, rasa ingin tahu, sikap kritis, objektif, dan sikap terbuka.

Fakta, konsep, hukum dan prinsip maupun teori yang ada dalam IPA dihasilkan

dari proses investigasi. Proses investigasi ini dikenal dengan metode ilmiah.

Chiappetta & Koballa (2010: 109) menyatakan bahwa IPA sebagai cara untuk

melakukan investigasi merupakan sebuah pendekatan dalam mengkonstruksi

pengetahuan. IPA sebagai pengetahuan berarti juga sebagai produk ilmiah yang

dihasilkan dari proses investigasi. Produk yang dihasilkan berupa fakta, konsep,

hukum dan prinsip, teori maupun model. IPA pada zaman sekarang sangat erat

kaitannya dengan masyarakat dan teknologi. IPA dengan masyarakat dan

teknologi saling mempengaruhi satu sama lain. Adapun kompetensi yang harus

5
dimiliki oleh peserta didik dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi pada saat ini, yaitu keterampilan berpikir kritis dan literasi digital.

Sejauh ini pelaksanaan pembelajaran daring dalam kondisi khusus masa

pandemi covid-19 ini khususnya di bidang IPA masih belum sempurna dengan

yang diharapkan. Hal tersebut diperkuat dengan hasil observasi di SMP Negeri Commented [WU6]: Kapan observasinya?

2 Kota Serang bahwa pembelajaran daring IPA yang dilakukan belum banyak

ditemukan peserta didik yang aktif. Saat pembelajaran berlangsung, transfer

ilmu pengetahuan dilakukan dengan daring menggunakan aplikasi whatsapp

dan platform google classroom. Peserta didik kurang aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Hal ini dapat terlihat ketika kegiatan pengamatan maupun diskusi

secara online, kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi masalah,

merumuskan hipotesis, memecahkan masalah, dan menganalisis hasil maupun

data, masih rendah. Hal tersebut menyebabkan peserta didik kesulitan dalam

mengambil sebuah kesimpulan dan mengevaluasi dari kegiatan yang dilakukan.

Idealnya pembelajaran dengan kurikulum 2013, peserta didik dituntut untuk

lebih aktif dan inovatif. Berdasarkan beberapa permasalahan di atas

menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis peserta didik masih rendah

yang dibuktikan dengan belum optimalnya beberapa aspek keterampilan

berpikir kritis oleh peserta didik.

Keterampilan berpikir kritis adalah salah satu keterampilan 4 Cs skills yang

dibutuhkan di abad 21. Putri Anjarsari (2014: 2) mengemukakan bahwa

keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu kecakapan hidup yang perlu

dikembangkan untuk membekali peserta didik untuk dapat bersaing pada era

6
global. Keterampilan berpikir kritis peserta didik akan lebih mudah diasah

apabila peserta didik diberikan suatu permasalahan yang didasarkan pada

pengalaman yang diperoleh dalam dunia nyata. Keterampilan berpikir kritis

peserta didik dapat diintegrasikan dalam berbagai mata pelajaran salah satunya

adalah mata pelajaran IPA. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya peningkatan

keterampilan berpikir kritis bagi peserta didik sebagai salah satu tuntutan di

abad-21.

Selain itu, pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

semestinya menjadi kunci utama dalam upaya mengembangkan kemampuan

diri peserta didik dalam bidang IPA dan penggunaan teknologi dalam

menghadapi dunia teknologi dan informasi. Siswa seharusnya dilatih untuk

dapat membangun pengetahuan yang dimilikinya serta berhak mendapatkan

pembelajaran yang bermakna agar memiliki kemampuan yang baik dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi. (Tawil dan Liliasari, 2014)

mengungkapkan bahwa pendidikan sains telah mengalami pergeseran yang

lebih menekankan proses belajar mengajar dan metode penelitian yang menitik

beratkan konsep bahwa dalam belajar seseorang mengkontribusi

pengetahuannya. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh (Sanjaya,

2013) bahwa proses pembelajaran harus diarahkan agar siswa mampu

mengatasi setiap tantangan dan rintangan dalam kehidupan yang cepat berubah,

melalui sejumlah kompetensi yang harus dimiliki.

Kehadiran literasi digital dapat dianggap sebagai sebuah solusi dalam upaya

memberikan bekal kompetensi kepada peserta didik dalam menghadapi

7
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Literasi digital mulai dikenal

sekitar tahun 2005, dan menjadi sangat populer hingga sekarang. Literasi

digital merupakan kemampuan yang harus dimiliki peserta didik agar dapat

menjadi warga negara yang produktif pada abad ke-21. Penelitian mengenai

literasi digital memang belum banyak dilakukan. Literasi digital mencakup

keahlian yang berkaitan dengan penguasaan sumber dan perangkat digital.

(Hermiyanto, 2015: 6) menuliskan bahwa literasi digital adalah ketertarikan,

sikap dan kemampuan individu yang secara menggunakan teknologi digital dan

alat komunikasi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, menganalisis

dan mengevaluasi informasi, membangun pengetahuan baru, membuat dan

berkomunikasi dengan orang lain agar dapat berpartisipasi secara efektif dalam

masyarakat. Literasi digital mencakup pemahaman tentang web dan mesin

pencari. Adapun penelitian yang dilakukan oleh (Marty et al. 2013:407–428)

menyatakan bahwa dalam mendorong peningkatan literasi digital siswa dapat

melalui penggunaan teknologi inovatif. Sesuai dengan permasalahan status

literasi digital di Indonesia pada tahun 2020 yang dibahas pada buku

(KOMINFO 2020:60) yaitu literasi digital di Indonesia belum sampai level

“baik”. Jika skor indeks tertinggi adalah 5, indeks literasi digital Indonesia baru

berada sedikit di atas angka 3. Pengukuran literasi digital di Indonesia masih

berada pada level “sedang”. Sub-indeks dari informasi dan literasi data

memiliki skor yang paling rendah. Sementara itu, secara rata-rata skor indeks

untuk Indonesia wilayah Tengah memiliki skor indeks yang lebih tinggi

dibandingkan rata-rata skor indeks Indonesia wilayah Barat dan Timur.

8
Indonesia perlu meningkatkan sub-indeks informasi dan literasi data, dimana

termasuk di dalamnya adalah tentang berpikir kritis tentang media dan data.

Selain itu, perlu perhatian pada penduduk yang tinggal di pinggir perkotaan di

Jawa, yaitu mereka yang mengakses internet secara sangat intensif. Masyarakat

ini mengadopsi berbagai kebiasaan positif dan negatif, namun kurang memiliki

kemampuan dalam mengidentifikasi hoaks, serta rentan untuk ikut

menyebarkan informasi hoaks. Oleh karena itu, literasi digital dapat dikatakan

merupakan salah satu komponen kemampuan yang harus dimiliki peserta didik

dalam menghadapi perkembangan teknologi saat ini.

Keterampilan berpikir kritis berkaitan dengan kemahiran siswa dalam

mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis, dan menganalisis hasil yang

berkaitan dengan IPA, sedangkan literasi digital menjadi begitu penting karena

dapat berkaitan dengan kemampuan siswa dalam mengakses dan mengolah

informasi yang berkaitan dengan IPA, Oleh karena itu, keterampilan berpikir

kritis dan literasi digital diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

mewujudkan individu yang berkualitas melalui pembelajaran IPA.

Berdasarkan urain di atas maka perlu suatu model pembelajaran IPA yang

mengintegrasikan teknologi sebagai sarana pembelajaran yang dapat

meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan literasi digital peserta didik.

Salah satu model yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan

berpikir kritis untuk menunjang peningkatan kontribusi pembelajaran IPA

dalam kegiatan literasi digital yang ada dalam kehidupan sehari-hari adalah

dengan model TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry) merupakan

9
sebuah model pembelajaran dengan menggunakan teknologi inovatif disertai

dengan penyelidikan ilmiah. Penelitian model pembelajaran TESI telah

dilakukan oleh Muhamad Aqmal Nurcahyo (2016: 1), Jaslin Ebenezer (2011:

33), dan Calik, et al (2014: 3) bahwa model TESI dapat meningkatkan

keterampilan berpikir kritis, TESI pembelajaran berbasis penyelidikan. TESI

menurut Ebenezer (2007: 34) memiliki sintaks yakni (1) konseptualisasi, (2)

investigasi, dan (3) mengkomunikasikan. Kualitas Pendidikan memiliki

kontribusi yang penting untuk mencapai tujuan lainnya. Untuk mewujudkan

pembelajaran IPA yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan

literasi digital maka peneliti menggabungkan model TESI dengan pilar

pendiidkan dan kesehatan pada tujuan SDGs. Keduanya dapat digabungkan

karena beberapa sintak yang sama.

Persaingan di era global tepatnya pada abad ke-21 ini, ditambah dengan

berkembang pesatnya Information and Communication Technologies atau ICT

mengharapkan peserta didik belajar lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengumumkan hasil

survei pengguna internet di Indonesia periode 2019-kuartal II 2020 yang

hasilnya yaitu, jumlah pengguna internet di Indonesia hingga kuartal II tahun

ini naik menjadi 73,7% dari populasi atau setara 196,7 juta pengguna. Kenaikan

jumlah pengguna itu antara lain disebabkan bebrapa faktor, seperti infrastruktur

internet cepat atau broadband di Indonesia semakin merata dengan adanya

Palapa Ring, transformasi digital semakin masif akibat pembelajaran online dan

kebijakan bekerja dari rumah (work form home) akibat pandemi Covid-19 sejak

10
Maret lalu. Pengguna di Pulau Jawa masih berkontribusi terbesar terhadap

kenaikan jumlah pengguna internet tersebut, yakni 56, 4%. Pengguna internet

terbesar kedua berasal dari Pulau Sumatera dengan 22,1%. Disusul Pulau

Sulawesi 7%, Kalimantan 6,3%, Bali-Nusa Tenggara 5,2%, dan Maluku-Papua

3%.

Penggunaan ICT oleh peserta didik di Indonesia tergolong masih rendah

khususnya penggunaan ICT dalam pencarian informasi untuk menunjang

pembelajaran. Hal ini terlihat pada beberapa peserta didik di SMP N 2 Kota

Serang yang mana mereka memiliki fasilitas ICT seperti laptop, computer

maupun handphone tetapi masih menggunakannya hanya sebatas untuk

bersenang-senang seperti bermain game maupun bersosial media. Yudhi

Munandi (2013: 159) mengemukakan bahwa seiring berkembang pesatnya ICT,

peran guru sebagai sumber belajar akan tergeser dimana nantinya guru akan

lebih banyak memposisikan dirinya sebagai fasilitator. Guru akan bertugas

untuk memfasilitasi peserta didik agar dapat belajar setiap saat, di mana saja,

dan kapan saja melalui berbagai macam bahan ajar, media maupun sumber

belajar yang sudah tersedia. Pembelajaran dengan memanfaatkan kemajuan ICT

akan sangat membantu seorang pengajar dalam menyampaikan ilmu agar lebih

efisien. Dengan bantuan ICT, transfer ilmu yang bersifat abstrak akan lebih

mudah disampaikan menggunakan media audio visual agar lebih efisien. Hal

ini diperkuat dengan hasil penelitian oleh Muhammad Mas’ud di Tahun 2012.

Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 2 Kota Serang, guru IPA belum

mengembangkan bahan ajar IPA berupa modul cetak maupun e-module. Bahan

11
ajar yang digunakan dalam pembelajaran daring masih terbatas. Hal ini

dibuktikan dengan penggunaan buku sekolah elektronik IPA kurikulum 2013

dan materi yang disajikan dalam bentuk power point. Peserta didik tidak jarang

merasa kurang tertarik dengan buku sekolah elektronik kurikulum 2013 dan

hanya sekedar menghafal pengetahuan yang diperoleh sehingga mengakibatkan

terbatasnya keterampilan berpikir kritis yang dimiliki peserta didik. Setiap

peserta didik pastinya memiliki kemampuan, kesiapan maupun kecepatan

belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, diperlukan suatu bahan ajar yang

dapat membuat peserta didik memiliki antusias belajar tinggi, mampu belajar

mandiri dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan literasi digital yang

mudah digunakan peserta didik dimana saja dengan memanfaatkan

perlengkapan ICT yang ada. Salah satu cara yang dipilih oleh peneliti adalah

dengan menggunakan bahan ajar berupa e-module. E-module adalah bahan ajar

yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang

dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang ditampilkan menggunakan piranti elektronik (e-module dapat dikatakan

sebagai bagian dari e-learning) (TIM P2M LPPM UNS, 2010: 1).

Aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat e-modul, diantaranya

Exelearning (Pilt et al.., 2014); Kvisoft Flipbook Marker (Sugianto dkk., 2013);

3D Page Flip Professional (Ferdianto & Nurulfatwa, 2019); dan Flip PDF

Professional. Diantara aplikasi pembuat e-modul tersebut, aplikasi Flip PDF

Professional memiliki lebih banyak kelebihan, yaitu mudah untuk digunakan

karena dapat dioperasikan bagi pemula yang tidak mengetahui bahasa

12
pemrograman HTML. Flip PDF Professional adalah pembuat flipbook kaya

fitur yang memiliki fungsi edit halaman. Aplikasi ini dapat membuat halaman

buku yang interaktif dengan memasukkan multimedia seperti gambar, video

dari YouTube, MP4, audio video, hyperlink, kuis, flash, dan lain-lain

(Professional et al., 2019).

Beberapa penelitian dan pengembangan sebelumnya sudah

mengembangkan modul elektronik sebagai sumber belajar peserta didik.

Pembuatan modul elektronik menggunakan aplikasi Flip PDF Professional

diyakini mampu untuk dapat mengatasi permasalahan belajar peserta didik

SMP. Hal tersebut didasari oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Rara

Seruni dkk dengan judul “Pengembangan Modul Elektronik (E-Modul)

Biokimia Pada Materi Metabolisme Lipid Menggunakan Flip PDF

Professional”.

Berdasarkan pertimbangan bahwa model TESI (Technology Embedded

Scientific Inquiry) berorientasi SDGs (Sustainable Development Goals) dan

pengembangan e-module pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan

berpikir kritis dan literasi digital peserta didik, maka penulis akan melakukan

penelitian dengan judul “Pengembangan E-Modul IPA Berbantuan Flip Pdf

Professional Berorientasi Sustainable Development Berbasis TESI (Technology

Embedded Scientific Inquiry) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir

Kritis (Critical Thinking Skills) dan Literasi Digital (Digital Literacy) Peserta

Didik SMP”. Penulis memilih materi “Sistem Pernapasan Pada Manusia”.

Materi ini terdapat pada Kompetensi Dasar 3.9 Kelas VIII SMP Semester

13
Genap. Materi ini dipilih karena beberapa guru IPA belum ada yang

menggunakan e-module IPA pada materi “Sistem Pernapasan Pada Manusia”.

Selain itu, cakupan materinya yang dapat terintegrasi dengan bidang lain seperti

halnya bidang kesehatan berupa upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan

yang dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, melalui

e-module pembelajaran IPA Berorientasi Sustainable Development berbasis

TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry) ini, peserta didik dapat dengan

mudah mempelajari materi “Sistem Pernapasan Pada Manusia” secara

mendalam.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat

diidentifikasi beberapa permasalahan di kelas VIII A SMP Negeri 2 Kota

Serang sebagai berikut:

1. Permasalahan mengenai upaya untuk mewujudkan individu yang

berkualitas melalui pembelajaran IPA yang dipadukan dengan pilar

pendidikan dan kesehatan pada tujuan agenda SDGs (Sustainable

Development Goals) guru dapat melakukan upaya pembekalan kompetensi

saat pembelajaran terhadap peserta didik. Namun dilhat dari realita yang ada

di SMP Negeri 2 Kota Serang, dalam pembelajaran IPA guru belum

menyisipkan tujuan agenda SDGs.

2. Sesuai dengan rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin

dunia bahwa SDGs (Sustainable Development Goals) dalam program

mencapai pendidikan yang universal digabungkan dengan dasar model

14
TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry). Namun pada realitanya di

SMP Negeri 2 Kota Serang belum diterapkannya model pembelajaran TESI

(Technology Embedded Scientific Inquiry).

3. Memasuki abad ke-21 dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas

dalam mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga

peserta didik dituntut harus mampu memiliki keterampilan berpikir kritis

dimana dapat mengkaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan

nyata. Namun pada realitanya keterampilan berpikir kritis peserta didik

SMP Negeri 2 Kota Serang masih rendah, karena masih banyak ditemukan

peserta didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.

4. kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi masalah, merumuskan

hipotesis, memecahkan masalah, dan menganalisis hasil maupun data,

masih rendah. Hal tersebut menyebabkan peserta didik kesulitan dalam

mengambil sebuah kesimpulan dan mengevaluasi dari kegiatan yang

dilakukan. Maka perlu diterapkan pembelajaran dengan kemampuan C4

hingga C6.

5. Di Era revolusi 4.0 ini, pembelajaran abad 21 masa pandemi covid 19 tidak

hanya memfokuskan pada pemilihan model pembelajaran yang tepat tetapi

juga memfokuskan pada penggunaan teknologi sebagai media belajar. Salah

satunya media belajar yang biasa dikenal dengan e-module yang dapat

meningkatkan literasi digital peserta didik. Namun pada realitanya literasi

digital peserta didik SMP Negeri 2 Kota Serang masih tergolong belum

optimal, karena banyak ditemukan peserta didik yang masih menggunakan

15
smartphone atau gadget hanya sebatas untuk bersenang-senang seperti

bermain game maupun bersosial media.

6. Dalam mendorong peningkatan literasi digital peserta didik, guru guru harus

meningkatkan penggunaan teknologi inovatif.

7. Guru sebaiknya menggunakan bahan ajar e-module menggunakan aplikasi

Flip PDF Professional diyakini mampu untuk dapat mengatasi

permasalahan belajar peserta didik SMP. Namun realitanya guru belum

menggunakan aplikasi Flip PDF Professional untuk membuat bahan ajar.

8. Diperlukan suatu bahan ajar yang dapat membuat peserta didik memiliki

antusias belajar tinggi, mampu belajar mandiri dan meningkatkan

keterampilan berpikir kritis dan literasi digital yang mudah digunakan

peserta didik dimana saja dengan memanfaatkan perlengkapan ICT yang

ada. Namun pada realitanya di SMP Negeri 2 Kota Serang dalam

pembelajaran daring ini guru masih menggunakan dan menyajikan buku

sekolah elektronik IPA kurikulum 2013 dan materi yang disajikan dalam

bentuk power point. Sehingga banyak peserta didik merasa kurang tertarik

dengan buku sekolah elektronik kurikulum 2013 dan hanya sekedar

menghafal pengetahuan yang diperoleh sehingga mengakibatkan

terbatasnya keterampilan berpikir kritis yang dimiliki peserta didik.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti melakukan pembatasan

agar penelitian tidak terlalu luas. Adapun permasalahan yang diambil pada

nomor 1,2,3,5,8, yaitu pembelajaran IPA yang dipadukan dengan pilar

16
pendidikan dan pilar kesehatan pada tujuan agenda SDGs (Sustainable

Development Goals) digabungkan dengan dasar model TESI (Technology

Embedded Scientific Inquiry). Maka fokus penelitian ini adalah pengembangan

e-module IPA berorientasi SDGs (Sustainable Development Goals) berbasis

TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry) berbantuan Flip PDF

Professional untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan literasi

digital peserta didik SMP. Kemudian fokus materi dibatasi pada materi

Kompetensi Dasar (KD) 3.9 dan 4.9 “Sistem Pernapasan Pada Manusia” kelas

VIII semester genap di SMP Negeri 2 Kota Serang.

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kelayakan e-module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI

untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan literasi digital peserta

didik SMP?

2. Bagaimana respon peserta didik terhadap e-module IPA berorientasi SDGs

berbasis TESI yang dikembangkan dalam penelitian ini?

3. Bagaimana keefektifan e-module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI

yang dikembangkan dalam penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan

berpikir kritis peserta didik SMP?

4. Bagaimana peningkatan literasi digital peserta didik setelah menggunakan

e-module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI?

17
E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk:

1. Mengetahui kelayakan e-module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI

yang telah dihasilkan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan

literasi digital peserta didik dalam pembelajaran IPA.

2. Mengetahui respon peserta didik terhadap e-module IPA berorientasi SDGs

berbasis TESI yang dikembangkan dalam penelitian ini untuk pembelajaran

IPA.

3. Mengetahui keefektifan e-module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI.

untuk meningkatkan berpikir kritis peserta didik SMP.

4. Mengetahui peningkatan literasi digital setelah menggunakan e-module IPA

berorientasi SDGs berbasis TESI.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun

praktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian dan pengembangan e-module IPA

berorientasi SDGs (Sustainable Development Goals) berbasis TESI

(Technology Embedded Scientific Inquiry) berbantuan Flip PDF

Professional untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan

kemampuan literasi digital peserta didik SMP adalah untuk

18
mengembangkan pengetahuan tentang pengembangan e-module dan

menjadi acuan/ referensi bagi penelitian selanjutnya yang relevan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peserta Didik

Mengasah dan melatih keterampilan berpikir kritis dan literasi

digital peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan melalui e-

module IPA berorientasi SDGs (Sustainable Development Goals)

berbasis TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry) berbantuan

Flip PDF Professional Agar peserta didik lebih kritis dan muncul

kemampuan literasi digital terhadap berbagai implikasi dari berbagai

permasalahan di sekitar yang disajikan melalui kegiatan dalam e-

module.

b. Guru

1) E-module IPA yang dikembangkan dapat dijadikan sebagai bahan

ajar bagi guru untuk mengukur keterampilan berpikir kritis dan

digital peserta didik.

2) E-module IPA yang dikembangkan dapat digunakan sebagai contoh

bagi guru untuk mengembangkan bahan ajar jenis lain dan pada

materi IPA yang lainnya.

c. Sekolah

1) Memperkaya referensi sekolah mengenai bahan ajar untuk

mengukur keterampilan berpikir kritis yang dapat digunakan

19
sebagai acuan menyusun program semester ataupun tahunan pada

mata pelajaran IPA maupun mata pelajaran lainnya.

2) Sebagai salah satu contoh proses pembelajaran yang seyogyanya

telah diterapkan di sekolah yang menggunakan kurikulum 2013.

3) Meningkatkan kualitas dan mutu dalam dunia pendidikan,

khususnya bagi sekolah yang telah menerapkan proses pembelajaran

IPA berorientasi SDGs (Sustainable Development Goals) berbasis

TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry) berbantuan Flip

PDF Professional.

d. Peneliti

Memperoleh gambaran tentang bagaimana upaya untuk dapat

mengembangkan e-module IPA berorientasi SDGs (Sustainable

Development Goals) berbasis TESI (Technology Embedded Scientific

Inquiry) berbantuan Flip PDF Professional yang dapat digunakan

sebagai alat untuk mengukur keterampilan berpikir kritis dan literasi

digital yang baik.

20
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bagian kajian pustaka ini secara berturut-turut membahas tentang kajian teori,

kajian keilmuan, kajian hasil penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.

A. Kajian Teori

1. Hakikat IPA

IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang alam yang mempelajari

objek, fenomena dan proses yang terjadi di alam yang disajikan secara

menyeluruh. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis (Putri Anjarsari, 2014: 2). Jujun S.S dalam A.M. Slamet

Soewandi (2008: 96) mendefinisikan sains adalah salah satu bentuk

kegiatan intelektual untuk memperoleh pengetahuan positif-empirik tentang

alam (natural sciences) maupun tentang masyarakat (social sciences).

Sementara itu Trianto (2014: 136-137) mengemukakan bahwa IPA adalah

suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas

pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah

seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa

ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya. Trowbridge & Bybee (1990: 48)

mengemukakan bahwa IPA merupakan perwujudan dari suatu hubungan

dinamis yang mencakup tiga faktor utama, yaitu: IPA sebagai suatu proses

dan metode (methods and processes), IPA sebagai produk-produk

pengetahuan (body of scientific knowledge), dan IPA sebagai nilai-nilai

21
(values). IPA sebagai proses/metode penyelidikan (inquiry methods)

meliputi cara berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan saintis untuk

memperoleh produk-produk IPA atau ilmu pengetahuan ilmiah, misalnya

observasi, pengukuran, merumuskan, dan menguji hipotesis,

mengumpulkan data, bereksperimen, dan prediksi. Berdasarkan definisi di

atas, IPA adalah sejumlah proses kegiatan mengumpulkan informasi secara

sistematik tentang alam sekitar. Rita Prasetyowati (2014: 1) mengemukakan

bahwa pembelajaran IPA di SMP dikembangkan sebagai mata pelajaran

integrative science bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya

sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan

berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pembangunan sikap

peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial.

Integrative science mempunyai makna memadukan berbagai aspek yaitu

domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Pengetahuan diperoleh melalui proses kegiatan tertentu yang

dilakukan melalui metode ilmiah. Goldston & Downey (2013: 13)

menyatakan bahwa sains pada hakikatnya merupakan:

a. Pengumpulan pengetahuan (a body of knowledge)

b. Cara atau jalan berpikir (a way of thinking)

c. Cara untuk penyelidikan (a way of investigating)

Toharudin (2011: 28) mengemukakan bahwa hakikat sains terbagi

dalam tiga unsur utama yaitu :

22
a. Sikap; sikap ini merupakan kecenderungan individu untuk

berperilaku dalam memecahkan masalah.

b. Proses; tata cara pemecahan masalah melalui langkah-langkah

tertentu yang sistematis (metode ilmiah).

c. Produk; berupa fakta, konsep, prinsip, teori dan hukum.

Pelaksanaannya berupa penerapan metode ilmiah dalam kehidupan

sehari-hari.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa

hakikat IPA merupakan ilmu pengetahuan yang disajikan secara

menyeluruh untuk mempelajari alam dan gejala-gejalanya atas dasar

unsur sikap, proses, produk, dan aplikasi yang berhubungan menjadi satu

kesatuan. Berdasarkan hal tersebut, peserta didik diharapkan memiliki

pengetahuan yang utuh dan mampu memahami fenomena alam melalui

penyelidikan dan menggunakan metode ilmiah sehingga pembelajaran

akan menjadi suatu proses yang bermakna.

2. Pembelajaran IPA

Proses pembelajaran merupakan inti dari pendidikan yang dilakukan

dalam suatu Negara. Pembelajaran merupakan salah satu unsur yang

memiliki paradigma dalam pendidikan. Sitiatva Rizema Putra (2013: 53)

menyatakan bahwa pembelajaran berbasis sains (IPA) merupakan proses

transfer ilmu dua arah antara guru sebagai pemberi informasi dan peserta

didik sebagai penerima informasi melalui metode tertentu (proses sains).

Guru sebagai pemberi informasi artinya guru bertindak sebagai fasilitator

23
dalam proses pembelajaran, sedangkan peserta didik sebagai penerima

informasi berarti peserta didik berupaya untuk memperoleh ilmu melalui

metode ilmiah atau proses sains dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini

menunjukkan bahwa pada hakikatnya pembelajaran IPA melibatkan peran

aktif dari peserta didik dalam proses pembelajaran. Patta Bundu (2005: 9)

menyatakan bahwa pembelajaran IPA memiliki ruang lingkup seperti yang

ada dalam kurikulum pendidikan di Indonesia yaitu biologi, fisika, kimia,

dan antariksa pada tingkat sekolah menengah sehingga dalam

pelaksanaannya tidak terpisah-pisah melainkan menjadi satu. Trianto (2010:

143) menyatakan bahwa proses pembelajaran IPA lebih ditekankan pada

pendekatan keterampilan proses, hingga peserta didik menemukan fakta,

membangun konsep, teori dan sikap ilmiah peserta didik. Proses

pembelajaran IPA diharapkan dapat berpengaruh positif terhadap kualitas

proses pendidikan.

3. Bahan Ajar

Andi Prastowo (2012: 17) mendefinisikan bahan ajar merupakan

segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara

sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan

dikuasi peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan

tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Abdul

Majid (2013: 173) mendefinisikan bahan ajar adalah segala bentuk bahan

yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis

24
maupun bahan tidak tertulis. Sungkono (2013: 2) mendefinisikan bahan

ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap

dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan

oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Penyusunan bahan ajar harus memperhatikan beberapa

komponenkomponen penting. Abdul Majid (2013: 174) mengemukakan

bahwasannya dalam sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain:

a. Bahan ajar yang dikembangkan harus ada petunjuk belajar bagi peserta

didik atau guru.

b. Bahan ajar yang dikembangkan berisis kompetensi yang akan dicapai.

c. Bahan ajar yang dikembangkan disertai dengan informasi pendukung.

d. Bahan ajar yang dikembangkan disertai dengan latihan-latihan.

e. Bahan ajar memuat petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)

f. Terdapat evaluasi sebagai umpan balik dan alat untuk mengukur tingkat

keberhasilan peserta didik.

Jenis-jenis bahan ajar menurut Abdul Majid (2007: 174) meliputi:

a. Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed) seperti

antara lain handout, buku, modul, lembar kegiatan peserta didik, brosur,

leaflet, wallchart, foto/gambar, dan non-cetak (non-printed), seperti

model/maket.

25
b. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan

compact disk audio.

c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti compact video disk dan

film.

d. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti

CAI (Computer Assisted Instruction), CD (Compact Disk), multimedia

pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based

learning materials).

Berdasarkan pengertian dan berbagai jenis bahan ajar di atas, dapat

disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang

disusun secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran dan

digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran di kelas. Bahan ajar yang dimaksud dapat berupa bahan cetak,

non-cetak, maupun visual auditif. Pada penilitian ini, bahan ajar yang akan

dikembangkan adalah bahan ajar non-cetak yang menggunakan multimedia

interaktif.

Depdiknas (2008: 8) menyatakan bahwa dalam mengembangkan

bahan ajar perlu memperhatikan (1) kesesuaian dengan tuntutan kurikulum,

yaitu disesuaikan dengan kurikulum yang sedang berlaku; (2) karakteristik

sasaran, yaitu bahan ajar harus disesuaikan dengan karakteristik sasaran

(peserta didik) seperti tahap perkembangan peserta didik, kemampuan awal

yang telah dikuasai, minat, latar belakang budaya, lingkungan geografis

sekolah; (3) dan disesuaikan dengan dan tuntutan pemecahan masalah.

26
Penyusunan bahan ajar perlu dilakukan evaluasi terhadap bahan ajar.

Kategori instrumen penilaian bahan ajar menurut (2008: 28) memuat

kategori yaitu kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafisan.

Keempat kategori tersebut dijelaskan sebagai berikut.

Komponen kelayakan isi mencakup, antara lain:

a) Kesesuaian dengan SK (Standar Kompetensi) dan KD

(Kompetensi Dasar)

b) Kesesuaian dengan perkembangan anak

c) Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar

d) Kebenaran substansi materi pembelajaran

e) Manfaat untuk penambahan wawasan

f) Kesesuaian dengan nilai moral, dan nilai-nilai sosial Komponen

kebahasaan mencakup, antara lain:

a) Keterbacaan

b) Kejelasan informasi

c) Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dann

benar

d) Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan

singkat)

Komponen penyajian mencakup antara lain:

a) Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai

27
b) Urutan penyajian

c) Pemberian motivasi atau daya tarik

d) Interaksi (pemberian stimulus atau respond)

e) Kelengkapan informasi

Komponen kegrafikan mencakup antara lain:

a) Penggunaan font (jenis dan ukuran)

b) Layout atau tata letak

c) Ilustrasi, gambar atau foto

d) Desain tampilan

Kategori evaluasi bahan ajar dimaksudkan untuk mengevaluasi dan

mengetahui apakah bahan ajar telah baik atau masih ada hal yang perlu

diperbaiki. Teknik evaluasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya

teman sejawat maupun dengan uji coba kepada peserta didik secara terbatas.

4. E-Module

Electronic module atau sering disingkat dengan e-module adalah

sebuah media pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan

cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang ditampilkan menggunakan piranti

elektronik (bagian dari e-learning). TIM P2M LPPM UNS (2010: 1)

mendefinisikan e-module sebagai alat atau sarana pembelajaran yang berisi

materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang

secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan

28
sesuai dengan tingkat kompleksitasnya secara elektronik. Depdiknas (2008:

20) mendefinisikan bahwa e-module merupakan seperangkat bahan ajar

yang disajikan secara sistematis sehingga pengguna e-module dapat belajar

dengan atau tanpa fasilitator, serta dapat dijadikan sebagai pengganti fungsi

guru. E-module digunakan secara mandiri, belajar sesuai dengan kecepatan

masing-masing individu secara efektif dan efisien. Berdasarkan definisi

oleh beberapa ahli diatas, emodule adalah seperangkat bahan ajar yang berisi

materi, metode, Batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang disajikan

secara sistematis dan menarik untuk mencapai tujuan pembelajaran, yang

ditampilkan menggunakan piranti elektronik sehingga lebih mudah diakses

peserta didik secara mandiri.

Karakteristik e-module menurut pandangan Vembrianto (1985: 36)

terdapat lima karakteristik dari e-module sebagai bahan ajar. 1) E-module

merupakan unit (paket) pengajaran terkecil dan terlengkap. 2) E-module

memuat rangkaian belajar yang direncanakan dan sistematis. 3) E-module

memuat tujuan belajar yang dirumuskan secara eksplisit dan spesifik. 4)

Emodule memungkinkan peserta didik belajar sendiri karena memuat bahan

yang bersifat self-instructional. 5) E-module adalah realisasi pengakuan

perbedaan individual yakni salah satu perwujudan pengajaran individual

(Andi Prastowo, 2011: 110)

Depdiknas (2008: 2-7) memberikan pedoman bahwa e-module

yang dikembangkan harus memperhatikan karakteristik sebagai berikut:

29
1) Self-Instructional

Karakteristik self-instructional berarti peserta didik mampu

membelajarkan diri sendiri dengan e-modul yang dikembangkan. Halhal

yang perlu diperhatikan dalam pembuatan e-module meliputi: a)

memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka

mendukung pemaparan materi pembelajaran, b) materi yang disajikan

kontekstual atau materi yang disajikan terkait dengan lingkungan pesera

didik, c) memberikan soal-soal latihan untuk memberikan peserta didik

umpan balik, d) bahasa yang digunakan komunikatif, e) memberikan

rangkuman materi, f) mendorong peserta didik melakukan self-

assesment.

2) Self Contained

Self contained yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu

kompetensi ataupun sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam

satu model secara utuh, sehingga peserta didik dapat belajar secara

tuntas.

3) Stand-alone

Stand-alone berarti bahwa e-module yang dikembangkan tidak

tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan

bersamasama dengan bahan ajar lainnya.

30
4) Adaptif

E-module yang dikembangkan hendaknya memiliki daya adaptif

yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. E-module harus

dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

fleksibel digunakan di berbagai tempat, serta isi materi pembelajaran

dapat digunakan dalam kurun waktu tertentu.

5) User Friendly

User Friendly artinya e-module yang dibuat harus bisa bersahabat

atau akrab dengan pemakainya. Elemen-elemen yang harus dipenuhi

dalam penyusunan e-module meliputi :

(a) Konsistensi

Disarankan tidak menggunakan terlalu banyak variasi

dalam bentuk dan ukuran huruf. Pemilihan bentuk huruf dan ukuran

huruf hendaknya mempertimbangkan kemudahan bagi peserta didik

untuk membacanya. Selain itu konsistensi dalam pemakaian spasi

akan membuat pembaca lebih terarah.

(b) Format

Untuk mendukung konsistensi diharapkan menggunakan

format kolom dan paragraph yang sesuai.

31
(c) Organisasi

Materi pembelajaran harus terorganisasi dengan baik

sehingga, akan memudahkan dan meningkatkan semangat peserta

didik untuk membaca ataupun belajar.

(d) Perwajahan

Daya tarik peserta didik terhadap bahan ajar terkadang lebih

banyak dari bagian sampul, sehingga diharapkan bagian sampul

diberikan gambar, kombinasi warna, dan ukuran huruf yang sesuai

dan serasi. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik merasa tertarik

untuk belajar dengan bahan ajar tersebut. Untuk mempertahankan

keterkaitan peserta didik untuk membaca bahan ajar perlu diberikan

gambar atau ilustrasi, bahkan dilengkapi dengan bahan multimedia.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

karakteristik e-module yang utama meliputi self instructional, self

contained, stand alone, adaptive, dan user friendly.

5. Flip PDF Professional

Modul elektronik merupakan bentuk bahan belajar mandiri yang

disusun secara sistematis yang ditampilkan dalam format elektronik, di

dalamnya terdapat audio, animasi,dan navigasi (Sugianto dkk., 2013).

Aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat e-mudul, diantaranya

Exelearning (Pilt et al., 2014); Kvisoft Flipbook Marker (Sugianto dkk.,

32
2013); 3D Page Flip Professional (Ferdianto & Nurulfatwa, 2019); dan

Flip PDF Professional. Diantara aplikasi pembuat e-modul tersebut,

aplikasi Flip PDF Professional memiliki lebih banyak kelebihan, yaitu

mudah untuk digunakan karena dapat dioperasikan bagi pemula yang tidak

mengetahui bahasa pemrograman HTML. Flip PDF Professional adalah

pembuat flipbook kaya fitur yang memiliki fungsi edit halaman. Aplikasi

ini dapat membuat halaman buku yang interaktif dengan memasukkan

multimedia seperti gambar, video dari YouTube, MP4, audio video,

hyperlink, kuis, flash, dan lain-lain (Professional et al., 2019). Berikut

disajikan table spesifikasi produk yang dihasilkan dari Flip PDF

Professional :

Tabel 1 Spesifikasi produk Flip PDF Professional

Flip PDF Professional

Jenis Media Spesifikasi Produk

E-Book Format output yang tersedia adalah HTML,

EXE, zip, Mac app, FBR, mobile version, burn

to CD.

Dapat disisipkan kontenkonten multimedia

seperti audio, animasi, teks, video dan flash.

E-Book dapat di bolak-balik layaknya buku 3D

Mudah di operasikan di laptop dan mobile

device

33
Seperti yang telah dijelaskan diatas, berdasarkan segi medianya

software Flip PDF Professional lebih compatible pada laptop dan mobile

device. Commented [WU7]: Belum disintesis

6. Sustainable Development Goals

SDGs merupakan program lanjutan dari MDGs dengan kelebihan

dalam mengkolaborasikan programnya (Pribadi, 2017). Seluruh tujuan,

target dan indikator dalam dokumen SDGs juga perlu mempertimbangkan

perubahan situasi global saat ini. SDGs memiliki 5 pondasi yaitu, manusia,

planet, kesejahteraan, perdamaian, dan kemitraan yang terbagi menjadi 17

tujuan global. Fokus pada penelitian ini yaitu pada beberapa indikator dari

tujuan 3 (Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan

kesejahteraan seluruh penduduk semua usia) dan tujuan 4 (Menjamin

kualitas Pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan

kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua) SDGs.

Pada tujuan 3 SDGs berupaya untuk memastikan kesehatan dan

kesejahteraan bagi semua penduduk pada setiap tahap kehidupan (Badan

Pusat Statistik, 2016). Sesuai dengan materi yang akan penulis

kembangkan yaitu system pernapasan pada manusia, maka pembahasan

SDGs tentang merebaknya fenomena wabah pandemi virus corona di

Indonesia. Infeksi virus corona atau COVID-19 disebabkan oleh corona

virus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi system pernapasan, pada

sebagian besar kasus corona virus hanya menyebabkan infeksi pernapasan

ringan sampai sedang, seperti flu, akan tetapi, virus ini juga bisa

34
menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti Pneumonia, MiddleEast

Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome

(SARS) (Karyono et al., 2020).

Kemudian tujuan 4 SDGs bertujuan untuk menjamin dan

memastikan bahwa semua orang memiliki akses terhadap Pendidikan yang

berkualitas dan memiliki kesempatan belajar yang merata selama hidupnya

(Badan Pusat Statistik, 2016). Menurut laporan tahunan UNESCO kualitas

pendidikan di Indonesia ada di tingkat ke 64 dari 120 negara di seluruh

dunia. Merujuk pada survei kemampuan pelajar yang dirilis oleh

Programme for International Student Assessment (PISA). Pada Desember

2019 di Paris, Indonesia disebut menempati peringkat ke-72 dari 77 negara.

PISA adalah survei evaluasi system Pendidikan di dunia yang mengukur

kinerja siswa kelas Pendidikan menengah. Penilaian dilakukan setiap tiga

tahun sekali dan dibagi menjadi tiga poin utama, yakni literasi, matematika

dan sains. Berdasarkan hal ini, tujuan pendidikan akan menjadi tumpuan

pemerintah sebagai upaya dalam mencapai tujuan dan sasaran

pembangunan berkelanjutan dalam era SDGs hingga tahun 2030.

Peningkatan kualitas pendidikan bagi warga Indonesia akan memacu

pencapaian tujuan dan sasaran dari 17 tujuan SDGs (Pribadi, 2017).

Menyikapi 17 Tujuan Global tersebut, Presiden Majelis Umum

PBB menegaskan bahwa ambisi dari negara-negara anggota PBB tersebut

hanya akan tercapai jika dunia telah damai, aman, serta menghormati hak

asasi manusia bukan di dunia di mana investasi dalam persenjataan dan

35
perang lebih besar sehingga menghancurkan sebagian besar sumber daya

yang telah menjadi komitmen untuk berinvestasi dalam pembangunan

berkelanjutan. Pemerintah setempat juga hanya akan berhasil dalam

melaksanakan agenda besar ini jika adanya partisipasi luas yang

berkelanjutan dari seluruh pemangku kepentingan seperti anggota

parlemen, pemimpin daerah, masyarakat lokal, masyarakat sipil, pemuda,

komunitas agama, serikat buruh, pelaku bisnis dan akademisi di seluruh

dunia.

Perangkat pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran

dapat mempermudah jalan Pendidikan di Indonesia dalam melaksanakan

tujuan Sustainable Development Goals. Menurut (Muflihaini & Suhartini,

2018) Indonesia memasukkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan

atau Sustainable Development Goals (SDGs) ke dalam perencanaan

pembangunan nasional melalui pendidikan, yaitu pada poin 4 “Kualitas

pendidikan yang baik” melalui pendidikan untuk Pembangunan

Berkelanjutan atau Education for Sustainable Development (EfSD) yang

memungkinkan setiap manusia untuk memperoleh pengetahuan,

keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diperlukan untuk membentuk

masa depan yang berkelanjutan. Hal ini dapat dilakukan dengan

mengembangkan assesment nilai karakter dalam proses pembelajaran dan

mengaplikasikannya. (Rozhana & Sari, 2019)

Pendidikan dewasa ini merupakan hak mendasar di dalam nilai

kehidupan manusia. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting

36
untuk menunjang kehidupan manusia karena pada dasarnya manusia dalam

melaksanakan kehidupannya tidak lepas dari pendidikan. Implementasi

dan pengembangan kajian pendidikan juga harus disesuaikan dengan

kondisi serta situasi sosial yang ada di masyarakat. Sebab, pendidikan

laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun, sepanjang

ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian karena

pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia

yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang

memiliki potensi kreatif dan inovatif.

Berdasarkan hal diatas, tujuan pendidikan pun akan menjadi

tumpuan upaya pemerintah untuk mendorong pencapaian tujuan dan

sasaran pembangunan berkelanjutan dalam era Sustainable Development

Goals (SDGs) hingga 2030 berdasarkan arahan dari Forum PBB yang telah

disepakati pada tanggal 2 Agustus 2015. Peningkatan pendidikan bagi

masyarakat Indonesia akan memacu pencapaian terhadap tujuan dan

sasaran lainnya dalam 17 poin SDGs, terutama untuk meningkatkan indeks

pembangunan manusia Indonesia.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil beberapa butir

yang berhubungan dengan model yang akan dikembangkan, berikut target

indikator yang akan dikembangkan:

37
Tabel 2 Target Indikator SDGs yang dikembangkan

Tujuan 3 Tujuan 4

(Kesehatan) (Pendidikan)

Target 3.3 dan 3.4 Target 4.7

Memperkuat peserta didik Menjamin semua peserta didik

untuk memahami pencegahan memperoleh pengetahuan dan

dan pengobatan penyakit keterampilan yang diperlukan

pernapasan untuk meningkatkan

pembangunan berkelanjutan

Target 3.9 Target 4.6

Membantu peserta didik untuk Menekankan peserta didik untuk

menginvestigasi jumlah memiliki kemampuan literasi dan

kematian dan kesakitan akibat numerasi

polusi dan kontaminasi udara

serta penyakit pernapasan

lainnya

Target 3.B Target 4.4

Meningkatkan komunikasi Meningkatkan secara signifikan

peserta didik mengenai peserta didik untuk memiliki Commented [WU8]: Tulisan dalam tabel 1 spasi. Cek
pedoman TAS
penelitian dan pengembangan keterampilan Teknologi Informasi

vaksin dan obat penyakit dan Komputer (TIK)

menular maupun tidak menular

38
yang sangat berpengaruh

terhadap kesehatan manusia

Diadaptasi dari : (Badan Pusat Statistik, 2016)

7. TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry)

a. Pengertian TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry)

Muhamad Aqmal Nurcahyo (2016: 4) mengemukakan bahwa

model pembelajaran TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry)

merupakan sebuah model pembelajaran dengan menggunakan teknologi

inovatif disertai dengan penyelidikan ilmiah. pembelajaran model TESI

(Technology-Embedded Scientific Inquiry) berguna dalam kegiatan

eksperimen IPA dengan menggunakan teknologi inovatif. Selaras

dengan pendapat Muhamad Aqmal Nurcahyo, Ebenezer (2007: 33)

menyatakan bahwa model pembelajaran TESI (Technology Embedded

Scientific Inquiry) adalah model pembelajaran yang memadukan

konseptualisasi ilmiah, penyelidikan ilmiah, dan komunikasi ilmiah

dengan bantuan teknologi informasi. Calik et al. (2014: 2)

mengemukakan bahwa model TESI adalah model pembelajaran yang

menekankan pada penyelidikan dengan menggunakan alat bantu digital

dan perangkat lunak untuk mengumpulkan, menampilkan, dan

membagikan data.

39
Berdasarkan uraian di atas, model TESI (Technology Embedded

Scientific Inquiry) didefinisikan sebagai model yang memadukan

teknologi informasi dan penyelidikan ilmiah dalam pembelajaran.

Tujuannya untuk dapat meningkatkan keterampilan dalam memecahkan

masalah dan menjadikan ketertarikan peserta didik dalam mempelajari

sains. Dengan memanfaatkan teknologi inovatif harapannya eksperimen

yang sulit dilakukan oleh peserta didik dapat tetap teramati melalui

virtualisasi teknologi.

b. Karakteristik TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry)

Model pembelajaran Technology Embedded Scientific Inquiry

(TESI) merupakan sebuah model pembelajaran dengan menggunakan

teknologi inovatif disertai dengan penyelidikan ilmiah (Nurcahyo, 2016:

5).

Ebenezer, Kaya, and Luke Ebenezer (2011: 33) mengemukakan

bahwa kemampuan penyelidikan sains mempromosikan pembelajaran

sebagai konseptual, sosial, dan teknologi dan melibatkan tiga ciri khas

dari penyelidikan ilmiah: ilmiah konseptualisasi, penyelidikan ilmiah,

dan komunikasi ilmiah.

(Çalik et al. (2014: 3) mengemukakan bahwa TESI (Technology

Embedded Scientific Inquiry) mempunyai dua sifat yang berbeda yakni:

“The TESI model has two different traits: (a) interactions


among three hallmarks of scientific inquiry (scientific

40
conceptualization, scientific investigation, and scientific
communication) and (b) the use of varied educational technologies
to conceptualize, investigate, and communicate in the process of
scientific inquiry”.

Gambar 1 Pengembangan Model TESI

Sumber : Jaslin Ebenezer (2007: 34)

Ebenezer (2007: 34) mengemukakan bahwa dalam

menerapkan TESI terdapat 3 karakteristik yakni technology

embedded scientific conceptualization (konseptualisasi ilmiah),

technology embedded scientific investigation (penyelidikan ilmiah),

dan technology embedded scientific communication (komunikasi

ilmiah). Ketiga karakteristik tersebut dijabarkan sebagai berikut :

1) Technology Embedded Scientific conceptualization

Konseptualisasi ilmiah yang dipadukan dengan teknologi

melibatkan peserta didik untuk memahami pengetahuan materi

pelajaran yang mendasari masalah penyelidikan.

2) Technology Embedded Scientific Investigation

41
Seorang guru harus mengetahui dan mempraktikkan cara

membangun peserta didik dalam mengembangkan kemampuan

kritis untuk mempelajari isu-isu, merumuskan pertanyaan yang

dapat diteliti atau hipotesis yang dapat diuji; menunjukkan

hubungan logis antara konsep-konsep ilmiah yang memandu

hipotesis dan desain percobaan; dan merancang dan melakukan

penyelidikan ilmiah.

3) Technology Embedded Scientific Communication

Komunikasi ilmiah mencakup komunikasi proses

penyelidikan dan hasil penyelidikan di dalam kelas melalui

presentasi kemudian diklarifikasi oleh pendidik. Peserta didik

dapat membagikannya melalui media sosial ( Ebenezer, Kaya, &

Luke, 2010: 99).

Komunikasi ilmiah yang dipadukan dalam teknologi

mencakup mengkomunikasikan proses penelitian, hasil

penelitian, dan klaim pengetahuan melalui wacana kelas dan

presentasi publik dengan respons kritis dari sejawat dan pakar.

Berdasarkan uraian di atas, karakteristik yang ada pada TESI

(Technology Embedded Scientific Inquiry) adalah memahami materi

pelajaran secara menadasar (konseptualiasi), mengembangkan

kemampuan kritis untuk mempelajari masalah (penyelidikan), dan

42
melaporkan hasil penyelidikan (komunikasi) yang di padukan dalam

suatu teknologi inovatif. Ketiga ciri ini saling berkaitan satu sama

lain. Untuk membentuk keterampilan berpikir kritis dan literasi

digital peserta didik.

8. Sustainable Development Berbasis TESI (Technology

Embedded Scientific Inquiry)

Berdasarkan kajian tentang Sustainable Development model

pembelajaran TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry) keduanya

dapat digabungkan. Sustainable Development mempunyai target

dipadukan dengan model TESI yang mempunyai langkah-langkah atau

sintaks juga sehingga menghasilkan suatu model pembelajaran yang

mengutamakan materi berbasis masalah dengan langkah-langkah SDGs

dan model TESI yang dibantu dengan teknologi sebagai sarana dalam

berpikir kritis. Berikut ini merupakan hasil integrasi Sustainable

Development berbasis TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry)

yang disajikan dalam tabel 3 Sebagai berikut.

Tabel 3 Integrasi Sustainable Development Goals dan TESI (Technology


Embedded Scientific Inquiry)
Sustainable Technology Sustainable Development
Development Goals Embedded Goals Berbasis TESI
Scientific Inquiry (Technology Embedded
Scientific Inquiry)
Target 1. Technology Mengidentifikasi masalah

Menjamin semua Embedded Scientific untuk membentuk konsep

peserta didik conceptualization dengan bantuan

43
memperoleh menggunakan teknologi

pengetahuan dan Informasi

keterampilan yang (scientific conceptualization)

diperlukan untuk

meningkatkan

pembangunan

berkelanjutan

Target 2. mengoordinasikan ide-ide

Memperkuat diskusi belajar yang terkait

peserta didik untuk dengan permasalahan yang

memahami ada

pencegahan dan

pengobatan

penyakit pernapasan

Target 3. Technology Melakukan penyelidikan

Menekankan Embedded Scientific dengan bantuan

peserta didik untuk Investigation menggunakan teknologi

memiliki informasi untuk menguji dan

kemampuan literasi mengklarifikasi gagasan

dan numerasi (scientific inquiry)

44
Target 4. Menganalisis data terkait

Membantu peserta angka kematian dan kesakitan

didik untuk akibat polusi dan kontaminasi

menginvestigasi udara serta penyakit

jumlah kematian pernapasan lainnya

dan kesakitan akibat

polusi dan

kontaminasi udara

serta penyakit

pernapasan lainnya

Target 5. Technology Merencanakan dan

Meningkatkan Embedded Scientific menyiapkan hasil karya

secara signifikan Communication dengan bantuan

peserta didik untuk menggunakan teknologi

memiliki komunikasi (scientific

keterampilan communication)

Teknologi

Informasi dan

Komputer (TIK)

Target 6. Melakukan refleksi dan

Meningkatkan mengevaluasi hasil terhadap

komunikasi peserta penyelidikannya dan proses-

didik mengenai proses yang digunakan

45
penelitian dan

pengembangan

vaksin dan obat

penyakit menular

maupun tidak

menular yang

sangat berpengaruh

terhadap kesehatan

manusia

9. Keterampilan Berpikir Kritis

Berpikir merupakan suatu proses mental yang memerlukan individu

untuk mengintegrasikan pengetahuan, kemampuan dan sikap dalam usaha

untuk memahami lingkungan. Seseorang yang berpikir kritis selalu

mengevaluasi sebuah ide dengan cara sistematis sebelum menerimanya

(Ministry of Education Of Malaysia, 2002: 4).

Scriven & Paul (Lau & Chan, 2009) dalam Asri Widowati (2011:

57), berpikir kritis adalah proses intelektual yang dengan aktif dan terampil

mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisi, mensintesis dan

mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan dari

pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran atau komunikasi untuk

memandu keyakinan dan tindakan. Alec Fisher (2008: 2) menyatakan

bahwa berpikir kritis adalah pertimbangan yang aktif, persistent (terus

46
menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan

yang diterima begitu saja dan dipandang dari sudut alasan-alasan yang

mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi

kecenderungannya. Robert H. Ennis (1991: 5) menyatakan bahwa “Critical

thinking is a reasonable and reflective thingking focused on deciding what

to believe or do”. Menurut pendapat tersebut, berpikir kritis merupakan

kegiatan berpikir yang berhubungan dengan apa yang seharusnya dipercaya

atau dilakukan pada setiap situasi atau peristiwa. Sementara itu menurut

(Fahrudin Faiz, 2001: 3) berpikir kritis adalah aktivitas yang dilakukan

untuk mengevaluasi kebenaran sebuah pernyataan. Umumnya evaluasi

berakhir dengan putusan untuk menerima, menyangkal, atau meragukan

kebenaran pernyataan yang dimaksud.

Berpikir kritis termasuk salah satu dari keterampilan yang

dibutuhkan pada abad ke-21. Hal ini juga disampaikan oleh Trilling & Fadel

(2009: 49) sebagai berikut:

The first set of 21st century skills focuses on critical learning skills
and innovation: (1) critical thingking and problem solving (expert
thingking), (2) communication and collaboration (complex
communication), (3) creativity and innovation (applied imagination
and iinvention).

Tujuan utama manusia berpikir yakni untuk memecahkan suatau

permasalahan. Edward Glasser (2007: 191) menyatakan bahwa berpikir

kritis dapat diartikan sebagai suatu proses yang mempresentasikan mental

yang baru melalui transformasi yang melibatkan interaksi yang kompleks

antara berbagai proses mental seperti penilaian, abstraksi, penalaran,

47
imajinasi dan pemecahan masalah. Proses berpikir menghasilkan

pengetahuan baru yang merupakan transformasi informasi-informasi

sebelumnya. Berpikir meliputi tiga komponen pokok, yaitu: (1) berpikir

merupakan aktivitas kognitif, (2) Berpikir merupakan proses yang

melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan didalam sistem kognitif, (3)

Berpikir diarahkan dan menghasilkan perbuatan pemecahan masalah.

Berdasarkan tujuan pembelajaran dalam IPA, kita dapat melihat

bahwa pembelajaran IPA menuntut peserta didik untuk dapat berpikir secara

kritis. Keterampilan berpikir kritis peserta didik dapat diukur melalui

beberapa indikator. Indikator keterampilan berpikir kritis dapat dirumuskan

dari berbagai aspek keterampilan berpikir kritis. Ahli-ahli seperti Robert H.

Ennis, Edward Glaser maupun Peter A. Facione memiliki beberapa

pandangan masing-masing mengenai aspek-aspek berpikir kritis. Aspek-

aspek keterampilan berpikir kitis menurut para ahli tersebut dapat dilihat

pada Tabel 4.

Tabel 4 Aspek-Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Para Ahli


No Teori 3 Teori 2 Teori 1 Aspek
Keterampilan
(Peter A. (R. H. Ennis, (Edward Berpikir Kritis
Facione, 1998) 1991) Glaser, 1941)
1. Mengidentifikasi Mengidentifikasi Mengenal masalah, Mengidentifikasi

arti dan permasalahan, mencari cara-cara


masalah
keterkaitan antar pertanyaan maupun yang dapat dipakai

pernyataan, kesimpulan serta untuk menangani

48
konsep, deskripsi menanya dan masalah serta

dan bentuk lain menjawab mengenal adanya

dari representasi pertanyaan hubungan-

klarifikasi hubungan yang

logis antar masalah

2. Memberikan Mengidentifikasi Mengenal asumsi- Merumuskan

asumsi/ dugaan asumsi-asumsi asumsi dan nilai- hipotesis

pertanyaan, yang tersirat (tidak nilai yang tidak

merumuskan dinyatakan) dinyatakan

hipotesis, dan

mengembangkan

rencana-rencana

yang berbeda.

3. Menyusun Mengobservasi dan Mengumpulkan Memecahkan

alternatif mempertimbangkan data dan menyusun masalah

penyelesaian hasil observasi, informasi yang

permasalahan, menentukan diperlukan.

merumuskan tindakan dan

strategi untuk berinteraksi dengan

mencari dan orang lain.

mengumpulkan

informasi yang

mungkin

49
mendukung

suatu

pernyataan.

4. Menginterpretas Menganalisis Menganalisis data Menganalisis

i, pernyataan, dan menyusun

mengungkapka mendefinisikan pola-pola

n alas an-alasan istilah dan menilai keyakinan

untuk definisi, serta seseorang

mendukung atau mempertimbangkan berdasarkan

menolak kredibilitas suatu pengalaman yang

pengakuan, sumber. lebih luas.

pendapat atau

sudut pandang.

5. Melakukan Mereduksi dan Menarik Menyimpulkan

inferensi, menilai hasil kesimpulankesimp

mengidentifikasi reduksi, ulan dan

elemen-elemen menginduksi dan kesamaankesamaa

yang dibutuhkan menilai hasil n yang diperlukan

untuk membuat induksi. serta menguji

kesimpulan kesamaan dan

yang beralasan. kesimpulan yang

50
diambil seseorang.

6. Kesadaran diri Membuat dan Membuat Mengevaluasi

untuk mempertimbangkan penilaian yang

memberikan penilaian yang tepat tentang hal-

penilaian dan berharga. hal dan kualitas-

refleksi terhadap kualitas tertentu

kegiatan yang dalam kehidupan

telah dilakukan. sehari-hari.

Diadaptasi dari : Debra McGregor (2007: 191-243) dan Siti Nur Hasanah

(2016: 19).

Berdasarkan aspek-aspek keterampilan berpikir kritis yang telah

dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa keterampilan

berpikir kritis dapat diukur melalui beberapa indikator-indikator sebagai

berikut:

1) Keterampilan mengidentifikasi masalah, yaitu keterampilan

mengidentifikasi permasalahan dari suatu kejadian atau kasus yang

dipaparkan.

51
2) Keterampilan merumuskan hipotesis, yaitu keterampilan merumuskan

hipotesis yang sesuai dengan permasalahan dan menunjukkan hubungan

sebab-akibat yang saling terlibat antar variabelnya.

3) Keterampilan memecahkan masalah, yaitu keterampilan

mengumpulkan data maupun informasi dengan strategi dan cara yang

benar.

4) Keterampilan menganalisis, yaitu keterampilan menganalisis hubungan

sebab dan akibat dari suatu permasalahan.

5) Keterampilan menyimpulkan, yaitu keterampilan membuat kesimpulan

dengan disertai alasan yang mendukung.

6) Keterampilan mengevaluasi, yaitu keterampilan memberikan berbagai

pertimbangan yang disertai dengan alasan yang mendukung atau

menolak suatu pernyataan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa keterampilan berpikir kritis (critical thinking skill) merupakan

keterampilan berpikir untuk mempertimbangkan hal-hal yang seharusnya

dipercaya atau dilakukan melalui kegiatan mengidentifikasi masalah,

merumuskan hipotesis, memecahkan masalah, menganalisis,

menyimpulkan, dan mengevaluasi sebagai dasar dalam pengambilan

keputusan.

10. Literasi Digital

a. Pengertian Literasi Digital

52
Dalam konsepsi Potter (Widyastuti, Nuswantoro, & Sidhi, 2016),

usaha untuk meliterasi masyarakat berbasis digital bukan sekedar

mengenalkan media digital tetapi juga menyinergikan kegiatan sehari-

hari yang berujung pada peningkatan produktivitas. Menurut Sholihah

literasi digital adalah upaya untuk menemukan, menggunakan maupun

menyebarluaskan informasi secara efektif (Sholihah, 2016).

Paul Gilster merupakan orang yang pertama kali menyetuskan

istilah digital literacy yang terbit pada tahun 1997. Gislter, dalam

wawancara yang dilakukan oleh Carolyn R. Poor selaku senior editor

Educational Leadership, menyatakan bahwa literasi digital merupakan

“the ability to understand information and – more important – to

evaluate and integrate information in multiple formats that the

computer can deliver” (Poor, 1997). Lebih lanjut, the American

Library Association’s (ALA) Digital Literacy Task Force (2013)

mendefinisikan literasi digital sebagai “the ability to use information

and communication technologies to find, evaluate, create, and

communicate information, requiring both cognitive and technical

skills.” Selain itu, Jisc (2014) menjelaskan bahwa literasi digital

merupakan “…those capabilities which fit an individual for living,

learning and working in a digital society.”

Terlihat pada definisi di atas, literasi digital dalam pandangan

Gilster lebih mengarah pada kemampuan kognitif terhadap suatu

informasi. ALA cenderung berfokus pada kemampuan teknis dalam

53
pengoperasian teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Sementara

itu, tujuan literasi digital merupakan inti dari definisi yang diberikan

oleh Jisc. Berdasarkan rangkuman ketiga definisi tersebut, dapat

dipahami bahwa literasi digital merupakan kemampuan individu untuk

mencari, memahami, mengevaluasi, membuat, mengintegrasikan, dan

mengomunikasikan informasi pada berbagai perangkat TIK untuk

dapat hidup, belajar, dan bekerja dalam sebuah masyarakat digital.

Literasi era digital membahas literasi dasar, saintifik, dan

teknologi, literasi visual dan informasi, dan literasi budaya dan

kesadaran global (Yildiz, 2010). Dengan kata lain literasi era digital

terdiri dari literasi fungsional, literasi saintifik, literasi teknologi,

literasi informasi, literasi budaya, dan kesadaran global (Shafeeq,

2013). Literasi ini merupakan salah satu domain utama yang perlu

mendapatkan perhatian di dunia pendidikan saat ini (Afandi, 2016).

Penelitian oleh Arsad, Osman, & Soh (2011), yang

mengembangkan instrument untuk mengukur keterampilan abad 21

pada mata pelajaran Biologi Sekolah Menengah Malaysia

menggunakan aplikasi Model Rasch. Hasil penelitian ini menunjukkan

terdapat 4 komponen keterampilan abad 21 dari enGauge 21st century

skills, yakni : (1) digital-age literacy, (2) inventive thinking, (3)

effective communication, dan (4) high productivity, serta satu

komponen lainnya yakni, spiritual values.

54
Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan, berarti literasi digital

adalah ketertarikan, sikap dan kemampuan individu dalam

menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses,

mengelola, mengintegrasikan, menganalisis dan mengevaluasi

informasi, membangun pengetahuan baru, membuat dan

berkomunikasi dengan orang lain agar dapat berpartisipasi secara

efektif dalam masyarakat.

b. Karakteristik Literasi Digital

Menurut NCREL & Metiri Group kemampuan literasi adalah

kecakapan yang menekankan pada kemampuan literasi yang terkoneksi

satu dengan lainnya di era digital, tidak saja terbatas pada kemampuan

membaca, mendengar, menulis dan berbicara secara lisan (Burkhardt

et al., 2003). Literasi digital yang juga dikenal dengan literasi komputer

adalah keahlian dalam menggunakan perangkat komputer, internet, dan

alat-alat digital lainnya. Literasi digital merupakan upaya to know, to

search, to understand, to analyze, dan to use teknologi digital.

Kompetensi literasi digital menurut Savage (2015) ialah, (1)

kreativitas; (2) pemikiran kritis dan evaluasi; (3) pemahaman budaya

dan sosial; (4) kolaborasi; (5) kemampuan untuk menemukan dan

memilih informasi; (6) komunikasi yang efektif; (7) kemampuan untuk

tetap aman saat menggunakan teknologi digital ; dan (8) Keterampilan

fungsional.

55
Beetham, Littlejohn dan McGill menyebutkan ada tujuh elemen

literasi digital (JISC, 2017), sebagaimana diilustrasikan dalam gambar

berikut:

Gambar 2 Elemen Literasi Digital


(Sumber: JISC, 2017) Commented [WU9]: Gambar tidak jelas. Keterangan
gambar berapa spasi?cek pedoman
Tujuh elemen literasi digital tersebut meliputi: (1) Information

literacy adalah kemampuan mencari, mengevaluasi dan menggunakan

informasi yang dibutuhkan secara efektif (Hasugian, 2008), (2) Digital

scholarship adalah elemen yang mencakup partisipasi aktif pengguna

media digital dalam kegiatan akademik untuk menjadikan informasi

dari media digital tersebut sebagai referensi data, misalnya pada praktik

penelitian atau penyelesaian tugas kuliah (Stefani, 2017), (3) Learning

skills merupakan belajar secara efektif berbagai teknologi yang

mempunya fitur-fitur lengkap untuk aktivitas pembelajaran formal

maupun informal, (4) ICT literacy atau disebut dengan melek teknologi

informasi dan komunikasi yang fokus pada cara-cara untuk

mengadopsi, menyesuaikan dan menggunakan perangkat digital dan

media berbasis TIK baik aplikasi dan layananya. Media berbasis TIK

56
yang dimaksud misalnya komputer atau LCD proyektor/power point

yang telah didesain/dirancang sedemikian rupa agar dapat

dimanfaatkan sesuai dengan pemahamannya, apalagi sudah terkoneksi

dengan internet sebagai basis pembelajarannya (Budhirianto, 2016),

(5) Career and identy management berkaitan dengan cara-cara

mengelola identitas online. Identitas seseorang dapat diwakili oleh

sejumlah avatar berbeda yang mampu melakukan hubungan dengan

lebih dari satu pihak dalam waktu yang hampir bersamaan (Damayanti,

Maria Nala; Yuwono, 2013), (6) Communication and collaboration

merupakan bentuk partisipasi secara aktif untuk pembelajaran dan

penelitian melalui jaringan digital, dan (7) Media literacy atau literasi

media mencakup kemampuan kritis membaca dan kreatif komunikasi

akademik dan profesional dalam berbagai media. Adanya literasi

media membuat khalayak tidak mudah terperdaya oleh

informasiinformasi yang secara sekilas memenuhi dan memuaskan

kebutuhan psikologis dan sosialnya (Rianto, 2016).

Berdasarkan teori diatas, kompetensi literasi digital pada elemen

communication and collaboration menjadi fokus dalam penelitian ini.

communication and collaboration sebagai bagian dari elemen literasi

digital memiliki pengertian bahwa adanya partisipasi aktif dalam

jaringan digital untuk pembelajaran. Sedangkan menurut Stefani,

communication and collaboration merupakan partisipasi aktif

pengguna media digital untuk mengefisienkan waktu, hal ini erat

57
kaitannya dengan media sebagai digital yang memiliki konvergensi

(Stefani, 2017). Communication and collaboration memiliki

komponen individual competence yang terdiri dari use skill yang

merupakan kemampuan untuk mengakses dan mengoperasikan media,

critical understanding berupa kemampuan untuk menganalisis dan

mengevaluasi konten media secara komprehensif dan communicative

abilities yaitu kemampuan komunikasi dan partisipasi melalui media

(Commission & Unit, 2009). Secara singkat, aspek dan indikator

kemampuan literasi digital dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5 Aspek dan Indikator Literasi Digital

Kategori Individual Competence Indikator Kemampuan Literasi


Digital
Use skill Subjek penelitian mampu

menggunakan media digital

Mengumpulkan informasi dari internet

Critical Understanding Subjek penelitian mampu memahami

konten, fungsi, dan regulasi

penggunaan media digital

Communicative Abilities Subjek penelitian mampu melakukan

komunikasi dan partisipasi melalui

media digital

Menilai kesesuaian konten informasi

yang direferensikan

58
Memahami cara mengatasi dan menggunakan informasi adalah

salah satu aspek terpenting dari literasi digital (Jones & Hafner, 2012).

Dengan demikian, pembelajaran online maupun virtual menjadi sangat

penting dalam menciptakan lingkungan digital (Martin, & Madigan,

2006). Pendidikan literasi digital bertujuan untuk mendukung

pengetahuan dan proses konstruksi keterampilan peserta didik melalui

pendidikan dan praktik untuk meningkatkan literasi digital mereka

(Information Resources Management Association, 2017).

B. Kajian Keilmuan

Materi yang dikaji dalam e-module IPA berorientasi Sustainable

Development berbasis TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry) yaitu

sistem pernapasan pada manusia. Adapun Kompetensi Dasar (KD) materi

sistem pernapasan pada manusia dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 6 Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Dasar Topik

3.9 Menganalisis sistem 4.9 Menyajikan Sistem

pernapasan pada karya tentang Pernapasan

manusia dan upaya menjaga Pada

memahami kesehatan Manusia

gangguan pada sistem

sistem pernapasan

pernapasan, serta

59
upaya menjaga

kesehatan sistem

pernapasan.

Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) tersebut, topik sistem

pernapasan pada manusia dapat dibagi menjadi 3 subtopik yaitu:

organ-organ dan mekanisme pernapasan; volume pernapasan; dan

gangguan pada sistem pernapasan manusia dan upaya untuk mencegah

dan menanggulanginya.

Menurut I Gusti Ayu Tri Agustiana (2014: 3) bernapas adalah

menghirup udara dan menghembuskannya kembali ke lingkungan.

Setiap saat kita bernapas menggunakan paru-paru. Kita menghirup

udara yang berupa oksigen (O2) yang masuk melalui hidung,

diteruskan ke paru-paru, kemudian dikeluarkan kembali dalam bentuk

karbondioksida (CO2).

1. Organ-organ dan Mekanisme Pernapasan Manusia

a. Organ Sistem Pernapasan

Sistem pernapasan terdiri atas organ-organ

pernapasan. Organ-organ ini meliputi rongga hidung, faring,

60
laring, trakea, bronkus, dan paru-paru.

Gambar 3 Organ-organ Sistem Pernapasan


Sumber : Muhammad Jumani (2014)

1) Hidung

Hidung merupakan organ pernapasan yang

letaknya paling luar, berfungsi untuk menghirup udara.

Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut

halus dan selaput lendir yang berfungsi menyaring udara

yang masuk dari debu atau benda lainnya. Di dalam

rongga hidung terjadi penyesuaian suhu dan kelembapan

udara sehingga udara yang masuk ke paru-paru tidak

terlalu kering ataupun terlalu lembab. Selain sebagai

organ

61
pernapasan, hidung merupakan indera pembau yang sangat

sensitif. Dengan kemampuan tersebut, manusia dapat terhindar

dari menghirup gas-gas beracun atau berbau busuk. Dari rongga

hidung, udara selanjutnya akan mengalir ke tenggorokan.

2) Tenggorokan

Tenggorokan merupakan bagian organ pernapasan.

Tenggorokan berupa suatu pipa yang dimulai dari pangkal

tenggorokan (laring), batang tenggorokan (trakea), dan cabang

batang tenggorokan (bronkus).

a) Pangkal Tenggorokan (Laring) Commented [WU10]: Ini mengutip dari siapa?kutipan


tidak ada
Setelah melewati hidung, udara masuk menuju

pangkal tenggorokan (laring) melalui faring. Faring terletak

di hulu tenggorokan dan merupakan persimpangan antara

rongga mulut ke kerongkongan dan rongga hidung ke

tenggorokan. Setelah melalui laring, udara selanjutnya

menuju ke batang tenggorokan (trakea). Pada batang

tenggorokan ini terdapat suaru katup epiglotis. Katup ini

bekerja dengan cara mmembuka jika bernapas atau berbicara

dan menutup saat menelan makanan. Dengan adanya katup

tersebut, udara akan masuk ke paru-paru dan makanan akan

menuju lambung. Di bawah epiglotis, terdapat pita suara.

Ketika udara melewati pita suara, pita suara akan bergetar

dan menghasilkan udara.

62
b) Batang Tenggorokan (Trakea)

Batang tenggorokan tersusun dari cincin-cincin

tulang rawan dan terletak di dapan kerongkongan. Batang

tenggorokan memanjang dari leher ke rongga dada atas. Di

dalam rongga dada, batang tenggorokan ini bercabang dua.

Setiap cabangnya masuk menuju paru-paru kanan dan paru-

paru kiri.

c) Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus)

Cabang batang tenggorokan (bronkus) merupakan

cabang dari trakea. Bronkus terbagi menjadi dua yaitu

menuju paru-paru kanan dan menuju paru-paru kiri. Bronkus

bercabang lagi menuju bronkiolus. Setiap cabang tersebut

berakhir pada gelembung paru-paru atau alveolus. Alveolus

merupakan tempat terjadinya difusi oksigen ke dalam darah.

3) Paru-paru

Paru-paru terletak di dalam rongga dada dan dibatasi

dengan rongga perut oleh diafragma. Paru-paru merupakan

cabang-cabang suatu saluran yang ujungnya bergelembung

(alveoli) tempat terjadinya pertukaran gas-gas. Paru-paru terbagi

menjadi paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan

terdiri atas tiga belahan, sedangkan paru-paru kiri hanya dua

63
belahan. Paru-paru kanan lebih besar daripada yang kiri (I Gusti

Ayu Tri Agustiana, 2014: 228).

b. Proses Pernapasan

Gambar 4 Sistem Pernapasan Pada Manusia

Sumber : Campbell et.al, 2004: 62

Paru-paru terletak dalam rongga dada. Paru-paru mempunyai

tekstur mirip spons dan berbentuk seperti sarang lebah dengan

epitelium lembap yang berfungsi sebagai permukaan respirasi. Luas

total permukaan epitelium (sekitar 100 m2 pada manusia) sudah cukup

untuk melakukan pertukaran gas untuk keseluruhan tubuh. Sebuah

sistem saluran yang bercabang mengirimkan udara ke paru- paru.

Udara melalui lubang hidung, kemudian disaring oleh rambut,

dihangatkan, dilembapkan, dan dicek jika ada bebaunan, sementara

udara mengalir melalui berbagai ruang dalam rongga hidung. Rongga

hidung mengarah ke faring, semacam persimpangan di mana jalur

untuk udara dan makanan saling silang. Ketika makanan

64
ditelan, laring (bagian atas saluran respirasi) bergerak ke atas dan

merebahkan epiglottis di atas glotis (pembukaan pada batang

tenggorokan). Hal tersebut membuat makanan bisa turun masuk ke

esofagus hingga ke lambung). Pada waktu-waktu lain, glotis berada

dalam keadaaan terbuka dan kita dapat bernapas.

Dinding laring diperkuat dengan tulang rawan. Pada manusia

dan mamalia lain, laring diadaptasikan sebagai kotak suara. Ketika

udara dihembuskan, udara tersebut akan melintasi sepasang pita suara

dalam laring, kemudian suara dihasilkan ketika otot sadar dalam kotak

suara menjadi tegang dan merenggangkan pita suara tersebut sehingga

pita suara bergetar. Dari laring, udara lewat ke dalam trakea. Cincin

tulang rawan mempertahankan bentuk trakea. Trakea bercabang

menjadi dua bronki, masing-masing menuju ke tiap belahan paru-paru.

Di dalam paru-paru bronkus bercabang secara berulang-ulang menjadi

pipa yang semakin halus yang disebut bronkiolus.

Bagian ujung bronkiolus yang paling kecil berakhir dan

membentuk sekumpulan kantung udara yang disebut alveoli.

Epitelium tipis yang terdiri dari jutaan alveoli di dalam paru-paru

berfungsi sebagai permukaan respirasi. Oksigen di udara yang

dikirimkan ke alveoli akan larut dalam lapisan tipis yang lembap dan

berdifusi melewati epitelium dan masuk ke dalam suatu jaringan

kapiler yang mengelilingi masing-masing alveolus. Karbondioksida

65
berdifusi dari kapiler menembus epitelium alveolus dan masuk ke

dalam ruang udara (Campbell et.al, 2004: 62).

c. Mekanisme Pernapasan

Bernapas terdiri dari menghirup dan menghembuskan udara

(inspirasi dan ekspirasi).

1) Inspirasi (inhalasi)

Inspirasi adalah proses dimana oksigen masuk ke dalam

paru-paru. Mekanisme inspirasi adalah kontraksi antara otot

diafragma dan otot intercostal dengan aktif akan meningkatkan

ukuran dada sehingga secara pasif paru-paru di dorong untuk

mengembang. Hal ini akan menyebabkan ukuran alveoli menjadi

meningkat dan menurunkan tekanan, sehingga tekanan di dalam

alveoli lebih rendah di banding tekanan di atmosfir. Hal ini

menyebabkan udara masuk ke dalam paru-paru (Giri Wiarto,

2014: 3).

2) Ekspirasi (ekshalasi)

Ekspirasi merupakan proses di mana udara yang berada di

dalam paru-paru dikeluarkan ke luar tubuh. Terjadi ekspirasi

aalah karena otot diafragma mengalami relaksasi. Elastisitas paru

dan rongga dada menyebabkan naik dan turunnya tekanan udara

di dalam paru-paru. Tekanan yang ada di dalam paru-paru

meningkat menyebabkan udara terdorong keluar tubuh melalui

hidung (Giri Wiarto, 2014: 4).

66
Proses bernapas ada 2 bentuk pernapasan yaitu pernapasan luar

dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah suatu proses pertukaran

oksigen dan karbondioksida yang terjadi di dalam paru- paru.

Sedangkan pernapasan dalam adalah suatu proses pertukaran oksigen

dan karbondioksida yang berjalan di dalam jaringan tubuh. Selain itu

terdapat dua jenis pernapasan, yaitu :

1) Pernapasan dada

Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot

antar tulang rusuk. Pernapasan dada terjadi ketika rangka dada

terbesar bergerak. Ini terdapat pada rangka yang lunak, yaitu :

pada anak-anak muda dan pada perempuan. Cara melakukan

pernapasan ini dengan menggunakan daya tampung dada untuk

menyimpan oksigen. Mekanismenya dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Gambar 5 Inspirasi dan Ekspirasi Pernapasan Dada


Sumber : Ilma Riksa Isfiani (2014)

a) Inspirasi

Tahap ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk

67
sehingga rongga dada membesar akibatnya tekanan dalam

rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar

sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.

b) Ekspirasi

Tahap ini merupakan tahap relaksasi atau kembalinya otot

antara tulang rusuk ke posisi semula yang diikuti oleh

turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil.

Hal ini mengakibatkan tekanan di dalam rongga dada lebih

besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga

dada yang kaya karbondioksida keluar.

2) Pernapasan perut

Pernapasan ini juga disebut pernapasan diafragma, karena

ketika bernapas diafragma naik-turun. Pernapasan ini

menggunakan dua rongga utama dalam menyimpan udara yaitu

rongga dada dan rongga perut. Mekanismenya dapat dilihat

melalui gambar 6.

Gambar 6 Inspirasi dan Ekspirasi Pernapsan Perut


Sumber : Ilma Riksa Isfiani (2014)

68
a) Inspirasi

Saat inspirasi (menarik napas), diafragma berkontraksi

sehingga kedudukannya mula-mula melengkung menjadi

datar. Hal ini mengakibatkan rongga dada membesar dan

volum paru-paru juga membesar sehingga tekanan dalam

paru-paru mengecil. Isi rongga perut tertekan, akibatnya

udara luar yang kaya akan oksigen masuk ke dalam paru-

paru.

b) Ekspirasi

Saat ekspirasi (menghembuskan napas), otot-otot diafragma

mengendur (relaksasi) dan diafragma berada pada

kedudukan semula (berbentuk cekung) sehingga rongga dada

mengecil dan udara yang kaya karbondioksida tertekan

keluar (Giri Wiarto, 2014:3).

2. Kapasitas Paru-paru Manusia

Macam-macam kapasitas paru-paru sebagai berikut.

a. Kapasitas inspirasi adalah hasil dari volume tidal, kira-kira 500 ml

ditambah dengan volume cadangan inspirasi. Kapasitas inspirasi

merupakan jumlah udara yang dapat dihirup oleh seseorang mulai

inspirasi atau ekspirasi normal dan mengembangkan paru-parunya

sampai jumlahnya maksimum (kira-kira 1500 ml).

b. Kapasitas residu fungsional adalah hasil dari cadangan ekspirasi

ditambah dengan volume residu. Besarnya kapasitas residu

69
fungsional adalah udara yang tersisa dalam paru-paru pada akhir

ekspirasi normal (kira-kira 1000 ml).

c. Kapasitas vital adalah hasil dari volume cadangan inspirasi ditambah

dengan volume tidal dari volume cadangan ekspirasi. Kapasitas vital

ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari

paru-paru seseorang setelah terlebih dahuli mengisi paru-paru secara

maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-

kira 3500 ml).

d. Kapasitas paru-paru total adalah volume maksimum dimana paru-

paru dapat dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa

(kira-kira 5000 ml) atau sama dengan kapasitas vital ditambah

dengan volume residu. (Nyoman Wijana, 2015:188)

Gambar 7 Volume Respirasi Normal

Sumber : Glenn dan Susan Toole


Volume maksimum udara yang dapat ditampung oleh paru-paru,

volume paru-paru total sebesar 5,7 liter pada pria dan 4,2 liter pada wanita.

Biasanya paru-paru terisi kurang dari setengah volumenya.

70
Kapasitas vital, volume maksimum yang dapat menggerakkan

udara masuk dan keluar dalam satu siklus ialah satu ukuran

kesehatan paru- patu. Volume tidal-volume yang menggerakkan

udara masuk dan keluar dalam satu siklus respirasi normal-sekitar

0,5 liter. Paru-paru tidak pernah sepenuhnya kosong. Jadi, udara

di dalam selalu merupakan campuran udara inhalasi yang segar

dan udara kotor yang tertinggal dalam ekshalasi sebelumnya.

Meskipun demikian, terdapat banyak oksigen dalam pertukaran

(Cecie Starr dkk, 2009: 293).

Menurut Nyoman Wijaya (2015: 188), frekuensi paru-paru

merupakan kecepaan bernafas. Frekuensi pernapasan pada setiap

orang berbeda-beda. Frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh

beberapa faktor sebagai berikut.

a. Jenis kelamin

Secara umum laki-laki lebih banyak membutuhkan oksigen

dibandingkan perempuan, karena laki-laki memiliki aktivitas

lebih tinggi dibandingkan perempuan sehingga energi

tersebut lebih banyak dibutuhkan.

b. Usia

Umumnya makin bertambah umur seseorang, irama

pernapasannya semakin lambat. Hal ini berkaitan dnegan

makin berkurangnya kebutuhan energi. Usia balita sampai

remaja merupakan masa pertumbuhan fisik yang sangat

71
membutuhkan energi yang berarti laju metabolime dalam

tubuh juga akan lebih cepat, sehingga membutuhkan

banyak oksigen dan juga mengeluarkan lebih banyak

karbondioksida.

c. Suhu tubuh

Manusia merupakan jenis makhluk hidup yang bersifat

homoterm, yang berarti suhu tubuhnya relative konstan, yaitu

36-37oC. suhu tubuh konstan karena manusia mampu

mengatur produksi panas tubuhnya dengan cara

meningkatkan laju metabolism tubuh. Semakin rendah suhu

akan semakin cepat pernapasan.

d. Posisi tubuh

Posisi tubuh menentukan banyaknya otot dan organ tubuh

yang bekerja. Hal ini berarti menentukan kebutuhan energi

untuk mendukungnya.

e. Aktivitas tubuh

Semakin banyak organ tubuh yang bekerja dan semakin berat

kerja organ tersebut, semakin tinggi kebutuhan energi yang

diperlukan, sehingga laju metabolism dan irama pernapasan

semakin cepat.

3. Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia

Berikut ini beberapa gangguan penyakit yang sering

muncul dalam kehidupan sehari-hari.

72
Tabel 7 Gangguan pada sistem pernapasan manusia

Gangguan/
No. Penyebab Gejala
Penyakit
1. Flu Virus Bersin, sumbatan, dan

sekret hidung

2. Faringitis Virus, kadang Demam, nyeri tenggorokan

streptokokus

Gangguan/
No. Penyebab Gejala
Penyakit

3. Laringitis Virus, kadang Demam, suara serak

pneumokokus atau

Haemophilus sp

4. Epiglotitis Haemophilus Demam, nyeri

influenza (kadang tenggorokan, stridor,

pneumokokus) penyempitan saluran

pernapasan atas.

5. Bronkitis Virus, kadang Batuk kering, sakit

pneumokokus atau tenggorokan, sesak napas,

Haemophilus sp hdung tersumbat, nyeri

pada dada, demam ringan.

6. Sinusitis Berbagai bakteri, Nyeri kepala, nyeri wajah,

15% virus hidung tersumbat

(Patrick Davey, 2006: 177)

73
C. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

1. Study penerapan model pembelajaran TESI (Technology Embedded

Scientific Inquiry) oleh Jaslin Ebenezer (2007:1) yang berjudul

“Technology Embedded Scientific Inquiry: A Study Of Teacher Knowledge

And Practice” pada teori dan praktik TESI dan sifat sains dalam domain

(a) konseptualisasi ilmiah, (b) penyelidikan ilmiah, dan (c) komunikasi

ilmiah yang mengarah pada pemahaman yang lebih dalam tentang NOS

akan berguna bagi penelitian dalam mengimplementasikan kegiatan

pengembangan profesional.

2. Penelitian mengenai aplikasi Flip PDF Professional yang telah dilakukan

oleh Rara Seruni dkk dengan judul “Pengembangan Modul Elektronik (E-

Modul) Biokimia Pada Materi Metabolisme Lipid Menggunakan Flip PDF

Professional”.

3. Penelitian oleh Muhammad Aqmal Nurcahyo (2016) dengan judul

“Peningkatan Literasi Digital dan Keterampilan Pemecahan Masalah

Siswa SMP Menggunakan Model Pembelajaran TESI pada Materi Struktur

Bumi dan Bencana”.

74
D. Kerangka Pikir Penelitian

Pembelajaran IPA di SMP dengan menggunakan Kurikulum 2013

dikembangkan dengan mengintegrasikan kemampuan keterampilan abad 21.

Salah satu keterampilan yang dibutuhkan pada abad 21 adalah salah satunya

keterampilan berpikir kritis (critical thinking skill) dan kemampuan literasi

dengan penguasaan terhadap teknologi. Teknologi bukan hal asing pada

revolusi industri 4.0, masyarakat menggeser aktivitas-aktivitas yang awalnya

di dunia nyata, ke dunia maya. Semua ini didukung pula dengan kondisi

kegiatan pembelajaran di Indonesia saat ini yaitu sedang dihadapkan dengan

pandemi covid-19 yang mengharuskan untuk melakukan kegiatan

pembelajaran secara daring. Namun, berdasarkan observasi yang peneliti

lakukan disalah satu sekolah yang menerapkan kurikulum 2013, sebagian

besar guru mengajar secara daring masih cenderung menekankan aspek

kognitif saja. Kurang melibatkannya peserta didik secara optimal dalam proses

pembelajaran yang akan menghambat keterampilan berpikir kritis dan literasi

digital peserta didik. Kemudian guru cenderung masih menggunakan bahan

ajar yang dalam pembelajaran masih terbatas yakni berupa buku kurikulum

2013 dan LKPD komersial yang dibagikan secara daring. Peserta didik hanya

sekedar menghafal pengetahuan yang diperoleh sehingga mengakibatkan

terbatasnya keterampilan berpikir kritis serta pengalaman belajar berupa

literasi digital yang dimiliki peserta didik.

Pemilihan model pembelajaran sangatlah menunjang tercapainya

keterampilan yang dibutuhkan pada abad ke-21. Sustainable Development

75
berbasis TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry) merupakan salah

satu model yang melibatkan peserta didik secara aktif untuk memiliki

kemampuan berpikir kritis dan melek digital melalui kegiatan literasi digital.

Dengan model ini peserta didik dituntut untuk mengembangkan kecakapan

hidupnya atau life skill.

Dalam penelitian ini pembelajaran IPA menggunakan Sustainable

Development berbasis TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry)

sehingga dalam indikator Sustainable Development disisipkan pembelajaran

berbasis TESI. Akan tetapi tidak semua indikator dalam Sustainable

Development terdapat dalam komponen TESI, hanya beberapa target yang

menggunakan TESI disesuaikan dengan kegiatan belajar peserta didik.

Berikut ini keterkaitan antar komponen pada Sustainable Development

dengan TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry) untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kritis dan literasi digital peserta didik.

76
Menjamin semua peserta didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan
Technology
Embedded Scientific
conceptualization
Memperkuat peserta didik untuk memahami
pencegahan dan pengobatan penyakit pernapasan

Menekankan peserta didik untuk memiliki


kemampuan literasi dan numerasi
Technology
Embedded Scientific
Investigation
Membantu peserta didik untuk menginvestigasi
jumlah kematian dan kesakitan akibat polusi dan
kontaminasi udara serta penyakit pernapasan
lainnya

Meningkatkan secara signifikan peserta didik


untuk memiliki keterampilan Teknologi
Informasi dan Komputer (TIK)
Technology
Embedded Scientific
Meningkatkan komunikasi peserta didik Communication
mengenai penelitian dan pengembangan vaksin
dan obat penyakit menular maupun tidak menular
yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan
manusia

77
Kualitas pembelajaran didukung oleh beberapa aspek seperti guru, peserta

didik, bahan ajar, sarana dan prasarana, strategi/ metode/model pembelajaran

yang digunakan. Pada SMP N 2 Kota Serang, ditemukan beberapa

permasalahan pada proses pembelajarannya, yaitu hampir sebagian peserta

didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, bahan ajar yang digunakan

terbatas dan kurang menarik, belum adanya guru IPA yang mengembangkan

bahan ajar, selain itu model pembelajaran yang digunakan belum efektif

dengan implementasi kurikulum 2013 sehingga keterampilan berpikir kritis

dan literasi digital peserta didik kurang optimal. Oleh karena itu, untuk dapat

mencapai tujuan pembelajaran secara optimal maka peneliti akan

mengembangkan e-module IPA berorientasi Sustainable Development

berbasis TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry) dengan materi

“Sistem Pernapasan Pada Manusia” kelas VIII semester 2 guna meningkatkan

salah satu keterampilan yang dibutuhkan pada abad 21 yaitu keterampilan

berpikir kritis dan literasi digital peserta didik. Sementara itu, pokok bahasan

“Sistem Pernapasan Pada manusia” dipilih oleh peneliti karena pokok bahasan

tersebut sangat dekat dengan kehidupan peserta didik, dimana diharapkan

nantinya peserta didik dapat belajar mengenai bagian-bagian organ

pernapasan, sistem pernapasan, gangguan pada system pernapasan dan upaya

untuk mencegah dan menanggulanginya . Beberapa aspek berpikir kritis akan

diintegrasikan dalam pengembangan e-module IPA dan diimplementasikan

dalam pembelajaran sesuai dengan ketercakupan Sustainable Development

78
berbasis TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry). Bagan alur kerangka

berpikir peneliti dapat dilihat dalam gambaran berikut. (Arini et al., 2017)

79
80
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Model pengembangan produk yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian dan pengembangan (Research and Development). Sugiyono (2012:

297) menyatakan bahwa penelitian pengembangan atau Research and

Development (R&D) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Model

Research and Development yang digunakan pada penelitian ini sesuai dengan

alur dari Thiagarajan yakni 4-D (Four-D Models). Model pengembangan ini

terdiri atas empat tahapan, yaitu tahap Define (pendefinisian), Design

(perancangan), Develop (pengembangan) dan Disseminate (penyebaran).

Pada tahap define (pendefinisian) dilakukan dengan analisis awal, analisis

peserta didik, analisis tugas, analisis konsep dan merumuskan tujuan

pembelajaran. Pada tahap design (perancangan) dilakukan penyusunan

instrumen, pemilihan media, pemilihan format dan rancangan produk awal.

Tahap design (perancangan) meliputi tahap penilaian ahli dan uji coba

pengembangan. Tahap terakhir adalah disseminate (penyebaran). Tahap

disseminate merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan

pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain dan oleh guru

lain, akan tetapi tahap ini hanya dilakukan terbatas kepada guru IPA di SMP N

2 Kota Serang. Pada penelitian ini produk yang dikembangkan adalah e-module

81
IPA berbantuan flip PDF professional berorientasi sustainable development

Goals berbasis TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry) yang

diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan literasi digital

peserta didik

B. Prosedur Pengembangan

Pengembangan e-module IPA dilakukan secara bertahap dengan langkah

model 4D. Prosedur pengembangan e-module IPA adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Tujuan dari tahap ini adalah menetapkan dan mendefiniskan

kebutuhan yang dihadapi dalam pembelajaran IPA. Tahap pendefinisian

merupakan tahap untuk menetapkan kebutuhan pembelajaran, hal-hal yang

perlu diperhatikan meliputi perkembangan peserta didik, kurikulum,

kondisi sekolah yang ada serta permasalahan yang dihadapi dalam

pembelajaran terkait bahan ajar yang dikembangkan. Dalam tahap ini,

terdapat 5 kegiatan yang meliputi:

a. Analisis Awal (Front-End-Analysis)

Pada tahap analisis permasalahan peneliti mencari informasi di

lapangan tentang permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran IPA.

Pencarian informasi dilakukan peneliti dengan cara melakukan

observasi lapangan pada guru IPA di SMP N 2 Kota Serang dan dengan

kegiatan wawancara bersama guru IPA di SMP N 2 Kota Serang. Tujuan

dari pengumpulan informasi adalah sebagai dasar penyusunan e-module

IPA yang akan dikembangkan.

82
b. Analisis Peserta Didik (Learner Analysis)

Tahap analisis peserta didik merupakan tahap mempelajari

karakteristik peserta didik, kemampuan dan pengalaman peserta didik di

sekolah yang akan dijadikan sebagai acuan dalam menentukan model

atau strategi maupun metode yang sesuai. Adapun karakteristik yang

diamati meliputi kemampuan kognitif (pengetahuan), keterampilan

berpikir kritis dan literasi digital peserta didik.

c. Analisis Tugas (Task Analysis)

Analisis tugas bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh tentang

tugas dalam materi pembelajaran yang disampaikan melalui produk

yang dikembangakan berupa e-module IPA. selain itu, agar peserta didik

dapat mencapai kompetensi dasar (KD) yang dikembangkan.

Penyusunan e-module IPA berpedoman pada Kompetensi Inti (KI) dan

Kompetensi Dasar (KD) yang berlaku di SMP N 2 Kota Serang sesuai

dengan KI dan KD Kurikulum 2013.

d. Analisis Konsep (Concept Analysis)

Tahap ini bertujuan untuk menganalisis konsep-konsep yang

diajarkan dalam produk yang dikembangkan berupa e-module IPA serta

untuk mengidentifikasi konsep lainnya yang relevan dengan konsep

utama sehingga akan membentuk peta konsep pembelajaran.

83
e. Analisis Tujuan Pembelajaran (Specifying Instructional Objectives)

Tujuan pembelajaran dirumuskan sesuai dengan Kompetensi

Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang nantinya akan menjadi dasar

untuk merancang tes dan perangkat pembelajaran yang kemudian

diintegrasikan ke dalam materi pada e-module IPA yang dikembangkan

oleh peneliti.

2. Tahap Perancangan (Design)

Tujuan dari tahap perencanaan (design) ini adalah merencanakan

atau merancang kerangka isi dan garis besar dari suatu produk yang

dikembangkan yaitu e-module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI.

Tahapan-tahapan yang harus dilakukan pada tahap perancangan ini adalah:

a. Penyusunan Instrumen

Instrumen yang disusun pada penelitian ini meliputi instrumen

validasi produk e-module IPA berorientasi SDGs berbasi TESI untuk

meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan literasi digital, lembar

observasi keterlaksanaan pembelajaran IPA menggunakan e-module

berorientasi SDGs berbasis TESI, lembar angket respon peserta didik

terhadap e-module IPA, soal pretest-posttest keterampilan berpikir

kritis, dan angket peserta didik terhadap literasi digital. Skor penilaian

pada setiap instrumen didasarkan pada panduan dan rubrik dari setiap

aspek penilaian.

84
b. Pemilihan Media atau Bahan Ajar

Pemilihan media disesuaikan dengan materi dan tujuan

pembelajaran yang dirumuskan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk

mengidentifikasi bahan ajar yang relevan. Proses pemilihan bahan ajar

yang akan dikembangkan disesuaiakan dengan hasil analisis tugas,

analisis konsep maupun analisis peserta didik. Hal ini bertujuan

membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah

dirumuskan.

c. Pemilihan Format

Pemilihan format disesuaikan dengan isi materi dan dasar yang

digunakan dalam pengembangan e-module berorientasi SDGs berbasis

TESI. Tujuan dari pemilihan format agar e-module yang dikembangkan

sesuai dengan kriteria yang baik dan benar sehingga layak digunakan

dalam pembelajaran IPA.

d. Rancangan Awal

Pada tahap rancangan awal bertujuan untuk merancang atau

menyusun e-module draft I beserta perangkat pembelajaran yang harus

disiapkan sebelum uji coba produk dilaksanakan. Rancangan awal ini

disebut dengan draft I. Draft I selanjutnya dilakukan validasi kepada

dosen ahli dan guru IPA.

3. Tahap Pengembangan (Develop)

Tahap pengembangan merupakan tahap implementasi dari perencanaan

85
produk yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Tujuan dari tahap ini

adalah untuk menghasilkan produk akhir berupa e-module IPA yang layak

digunakan. Adapun langkah yang dilakukan pada tahapan pengembangan

(develop) adalah sebagai berikut:

a. Validasi Dosen Ahli

Pada tahap pengembangan e-module IPA produk yang

dikembangkan divalidasi oleh dosen ahli materi dan ahli media untuk

mengetahui kelayakan e-module IPA yang dikembangkan oleh peneliti

sebelum digunakan untuk uji coba lapangan. Hasil validasi dari dosen

ahli merupakan draft II dan sebagai bahan revisi supaya e-module IPA

yang dikembangkan akan lebih baik lagi dengan kritik dan saran dari

dosen ahli.

b. Uji Coba Produk (Pengembangan)

Uji coba pengembangan dilakukan dikelas VIII A, SMP Negeri 2

Kota Serang dengan jumlah 36 peserta didik. Desain penelitian yang

digunakan merupakan one group pretest-posttest design. Pada desain ini,

sebelum perlakukan diberikan, terlebih dahulu peserta didik diberikan

soal pretest (tes awal) dan di akhir pembelajaran peserta didik diberikan

soal posttest (tes akhir). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk

mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis dan literasi digital

peserta didik setelah menggunakan e-module IPA berorientasi SDGs

berbasis TESI hasil pengembangan. Berikut disajikan desain penelitian

yang dapat dilihat pada table 8.

86
Tabel 8 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design
Pretest Treatment Posttest
O1 X O2
(Sumber: Sugiyono, 2008: 111)

Keterangan:

O1 : tes awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan

O2 : tes akhir (posttest) setelah perlakuan diberikan

X : perlakuan terhadap peserta didik dengan e-module IPA

berorientasi SDGs berbasis TESI

4. Tahap Penyebaran (Dissiminate)

Tahap ini merupakan tahap terakhir dari penelitian pengembangan

ini. Tahap ini merupakan tahap penggunaan produk yang telah

dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah

lain dan oleh guru lain. Penyebaran hanya dilakukan secara terbatas yaitu

memberikan produk e-module IPA kepada guru IPA di SMP N 2 Kota

Serang.

87
C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan dilaksanakan pada semester genap bulan

April 2021. Adapun uji coba lapangan dilakukan di kelas VIII A SMP N 2 Kota

Serang, Serang, Banten.

D. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian pengembangan ini adalah 36 peserta didik

kelas VIII A SMP N 2 Kota Serang. Peserta didik melakukan proses

pembelajaran dengan e-module IPA yang dikembangkan oleh peneliti.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah e-module berorientasi SDGs

berbasis TESI yang digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran IPA

untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan literasi digital peserta

didik SMP Kelas VIII A.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian pengembangan ini menggunakan dua data yang terdiri dari

instrument tes dan non-tes. Instrumen tes terdiri dari soal tes keterampilan

berpikir kritis. Instrumen non-tes terdiri dari lembar validasi instrumen, lembar

kelayakan perangkat, lembar observasi, dan angket peserta didik. Adapun

instrumen penelitian sebagai berikut:

88
a. Lembar Validasi E-Module

Instrumen lembar validasi e-module pada penelitian dan

pengembangan ini digunakan untuk memperoleh data dari dua dosen ahli

yakni ahli materi dan ahli media serta guru IPA sebagai bahan evaluasi e-

module IPA yang dikembangkan. Validasi digunakan untuk memperoleh

data berupa kelayakan produk yang dihasilkan Penilaian terdiri atas

kelayakan isi/materi, kebahasaan, penyajian dan kegrafisan. Instrumen

penilaian e-module IPA untuk dosen ahli disajikan dalam lampiran 5.

b. Angket Respon Peserta Didik terhadap E-Module IPA

Angket respon peserta didik terhadap e-module digunakan untuk

mengetahui respon peserta didik terhadap e-module yang dikembangkan.

Angket respon peserta didik ini menggunakan skala likert dengan

menggunakan 4 alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S)

= 3, Tidak Setuju (TS) = 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1. Angket

respon peserta didik ini menggunakan pernyataan positif dan negatif untuk

mengukur tingkat kelayakan e-module IPA berorientasi SDG’s berbasis

TESI menurut penilaian peserta didik. Instrumen angket respon peserta

didik terhadap e-modul IPA disajikan dalam lampiran 16.

c. Lembar Soal Pretest-Posttest Keterampilan Berpikir Kritis

Teknik pengukuran keterampilan berpikir kritis dilakukan dengan

cara memberikan tes awal (pre-test) sebelum pembelajran dan tes akhir

(post-test) setelah pembelajaran. Soal ini disusun berdasarkan tujuan atau

indikator pembelajaran yang dicapai. Soal pretest dan posttest untuk

89
mengukur keterampilan berpikir kritis peserta didik disajikan dalam

lampiran 8.

d. Angket Literasi Digital Peserta Didik

Memberikan angket mengenai literasi digital peserta didik setelah

menggunakan e-module IPA disusun menggunakan skala likert dengan 4

alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3, Tidak Setuju

(TS) = 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1. Instrumen penilaian yang

digunakan berupa angket dengan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang

wajib di jawab oleh responden (Nana, 2012). Angket respon menggunakan

pernyataan positif dan negatif untuk mengetahui tingkat literasi digital

peserta didik sebelum dan setelah menggunakan e-module. Instrumen

angket litreasi digital peserta didik disajikan dalam lampiran 9.

e. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran IPA Menggunakan

E-Module IPA Berorientasi SDGs Berbasis TESI

Lembar observasi keterlaksanaan ini digunakan untuk mengetahui

keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan e-module IPA

berorientasi SDGs berbasis TESI yang ditinjau dari kegiatan guru dan

peserta didik. Instrumen penilaian keterlaksanaan pembelajaran

menggunakan e-module IPA ini dinilai menggunakan skala Guttman

dengan pilihan jawaban “ya” dan “tidak”. Dimana jawaban “ya”

mempunyai nilai 1 dan jawaban “tidak” mempunyai nilai 0. Lembar

observasi ini terdapat pada lampiran 17.

90
F. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dari beberapa jenis instrumen yang dikembangkan

akan dianalisis sebagai berikut:

1. Analisis Lembar Validasi Kelayak E-Module

Angket validasi e-module dianalisis dengan mencari rata-rata penilaian

antara penilai. Perolehan rata-rata skor dari setiap komponen aspek

penilaian dengan menggunakan rumus:

𝛴𝑥
𝑥̅ =
𝑛

Keterangan:

𝑥̅ = rerata skor

𝛴𝑥 = jumlah total skor tiap komponen

𝑛 = jumlah validator/penilai

Kemudian, semua data yang sudah diperoleh pada tiap butir penilaian

kemudian dijumlah disebut sebagai skor aktual (X). Skor aktual yang

bersifat kuantitatif ini diubah menjadi nilai kualitatif dengan berpedoman

pada konversi skor untuk mengetahui kelayakan e-module IPA yang

dikembangkan. Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala empat dapat

dilihat pada Tabel 9 berikut:

Tabel 9 Konversi Skor Aktual menjadi Nilai Skala Empat


Rentang Skor Kategori
No
Mi+1,5 Sdi<X≤ Mi+3 Sdi Sangat Layak
1.
Mi <X≤ Mi+1,5 Sdi Layak
2.

91
Mi-1,5 Sdi<X≤ Mi Kurang Layak
3.
Mi-3 Sdi<X≤ Mi-1,5 Sdi Tidak Layak
4.
(Sumber: Sudjana, 2016: 122)
Keterangan:

X = skor aktual (skor yang dicapai)

Mi = rerata skor

(skor maksimal + skor minimal)

SBx = simpangan baku skor ideal

X X (skor maksimal + skor minimal)

2. Analisis Angket Respon Peserta Didik terhadap E-Module IPA

Respon peserta didik setelah menggunakan e-module IPA yang

dikembangkan harus melakukan pengubahan nilai kualitatif menjadi nilai

kuantitatif. Pengubahan nilai kualitatif pada angket respon peserta didik

menjadi nilai kuantitatif sesuai dengan ketentuan pada Tabel 10

Tabel 10 Konversi Skor Kualitatif menjadi Kuantitatif

No. Kriteria Skor Pernyataan

Positif Negatif

1. Sangat Setuju (SS) 4 1

2. Setuju (S) 3 2

3. Tidak Setuju (TS) 2 3

4. Sangat Tidak 1 4

Setuju (STS)

(Sumber: Eko Putro Widoyoko, 2009: 236)

92
Adapun langkah-langkah untuk menganalisis hasil penilaian peserta

didik terhadap e-module IPA yang telah dikembangkan dengan

menggunakan angket adalah sebagai berikut:

a. Merekapitulasi setiap item pernyataan angket respon peserta didik

terhadap e-module IPA.

b. Menghitung jumlah skor pada setiap nomor indikator.

c. Menghitung rata-rata pada setiap nomor indikator.

d. Menghitung jumlah skor pada setiap aspek.

e. Menghitung jumlah rata-rata tiap aspek.

f. Skor jumlah rata-rata tiap aspek yang bersifat kuantitatif ini diubah

menjadi nilai kualitatif dengan berpedoman pada konversi skor

menjadi skala lima untuk mengetahui respon peserta didik terhadap

e-module IPA yang dikembangkan.

93
3. Analisis Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran IPA

Menggunakan E-Module IPA Berorientasi SDGs Berbasis TESI

Penilaian keterlaksanaan pembelajaran IPA menggunakan e-module

IPA berorientasi SDGs berbasis TESI dilakukan oleh observer. Indikator

dengan jawaban “ya” mempunyai nilai 1 dan jawaban “tidak” mempunyai

nilai 0. Analisis keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan e-

module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI dihitung menggunakan

persamaan berikut:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎


% 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟𝑎𝑛

Kemudian persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan e-module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI dikonversi

dalam kategori yang dapat dilihat pada tabel:

Tabel 11 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran

No Persentase (%) Kategori


1. 80 < X ≤ 100 Sangat Baik
2. 60 < X ≤ 80 Baik
3. 40 < X ≤ 60 Cukup
4. 20 < X ≤ 40 Kurang
5. 0 ≤ X ≤ 20 Sangat Kurang
(Sumber: Widyoko, 2009: 242)

4. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik

Analisis soal pretest dan postest digunakan untuk mengetahui

peningkatan keterampilan peserta didik dalam berpikir kritis sebelum dan

setelah menggunakan e-module. Analisis dilakukan dengan cara

menggunakan paired sample t test, n-gain score, dan effect size.

94
a. Paired Sample T-Test

Analisis paired sample t test dilakukan dengan menggunakan

aplikasi SPSS untuk melakukan uji T terhadap data pretest dan posttest.

Analisis Paired sample t test digunakan untuk melakukan pengujian

terhadap satu sampel yang mendapatkan satu treatment yang kemudian

akan dibandingkan rata-rata dari sampel tersebut antara sebelum dan

sesudah treatment (Rosana & Setyowarno, 2016: 87). Adapun

pengambilan keputusan dalam uji ini jika Sig > α, maka Ho diterima, dan

Jika Sig < α, maka Ho ditolak.

Sebelum melakukan paired sample t test diperlukan uji prasyarat

yaitu uji normalitas. Data yang lebih dari 50 (N>50) sampel diuji

menggunakan uji Kolmogorov-smirnov. Uji normalitas dikatakan

terdistribusi normal apabila nilai Asymp.sig (2 tailed) ≥ ½ α dengan α

adalah 0,05.

b. Effect Size

Effect size merupakan analisis untuk mengukur besarnya efek suatu

variabel terhadap variabel lain, besarnya perbedaan maupun hubungan

yang, bebas dari pengaruh besarnya sampel (Santoso, 2010:1). Effect size

untuk one group dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 − 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒


𝐸𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡 𝑆𝑖𝑧𝑒 =
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖

Tabel 12 Kriteria Effect Size

Skala Kriteria
d > 1,00 Sangat Kuat (strong effect)
0,51 ≤ d ≤ 1,00 Kuat (moderate effect)

95
Skala Kriteria
0,21 ≤ d ≤ 0,50 Sedang (modest effect)
0,00 ≤ d ≤ 0.20 Lemah (weak effect)

c. N-Gain Score

Analisis data hasil pretest dan posttest dicari menggunakan gain score

(Hake, 1999: 1). Hasil dari analisis data gain score ternormalisasi

menunjukkan pencapaian peningkatan keterampilan peserta didik

dengan memperhatikan keterampilan awalnya. Hasil perhitungannya

dapat menunjukkan keefektifan e-module IPA hasil pengembangan.

Perhitungan dapat dilakukan dengan cara:

𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
(𝑔) =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Tabel 13 Kriteria Penilaian Gain Score

Rentang Gain Score Kriteria


No
0,7 < (g) ≤ 1 Tinggi
1.
0,3 < (g) ≤ 0,7 Sedang
2.
0 ≤ (g) ≤ 0,3 Rendah
3.
(Sumber: Hake, 1999: 1)
5. Analisis Angket Literasi Digital

Data analisis angket literasi digital peserta didik didapatkan setelah

peserta didik menggunakan e-module IPA. Data yang didapatkan berupa

data kualitatif yang harus terlebih dahulu diubah menjadi kuantitatif

sebelum dilakukan analisis. Pernyataan dalam angket tersebut

menggunakan pernyataan positif dan negatif. Pengubahan nilai kualitatif

96
pada angket literasi digital peserta didik menjadi nilai kuantitatif dapat

dilihat pada tabel 14.

Tabel 14 Pengubahan Nilai Kulitatif menjadi Kuantitatif

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif


Jawaban Skor Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 4 Sangat Setuju (SS) 1
Setuju (S) 3 Setuju (S) 2
Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 3
Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
1 4
(STS) (STS)
(Diadaptasi dari Riduwan, 2014:39)

Adapun langkah-langkah untuk menganalisis hasil angket literasi digital

peserta didik setelah menggunakan e-module IPA sebagai berikut:

1) Merekapitulasi setiap item pernyataan angket liteasi digital peserta

didik

2) Menghitung jumlah skor literasi digital peserta didik

3) Menghitung presentase keseluruhan literasi digital peserta didik

dengan rumus:

𝑅
𝑁𝑃 = 𝑥 100%
𝑆𝑀

(Purwanto, 2012: 102)

Keterangan:

NP = Nilai Persen

R = Jumlah skor

SM = Skor maksimal

4) Mengubah presentase menjadi nilai dengan kategori

97
Data literasi digital peserta didik yang mula-mula berupa

skor diubah menjadi data kualitatif (data interval) skala lima.

Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut

menurut Riduwan (2014: 41) dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15 Acuan Pengubahan Skor

Persentase Kategori
0% - 20% Sangat Lemah
21% - 40% Lemah
41% - 60% Cukup
61% - 80% Kuat
81% - 100% Sangat Kuat

98
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pengembangan ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat suatu produk

berupa E-Module IPA berorientasi SDGs (Sustainable Development Goals)

berbasis TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry) dengan materi

“Sistem Pernapasan Manusia”. Pengembangan yang dilakukan menggunakan

model 4-D (Four-D Models). Berdasarkan penelitian pengembangan

Thiagarajan, Semmel dan Semmel (1974) Alur pengembangan model 4-D

terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap (1) pendefinisian (Define), (2) perancangan

(Design), (3) pengembangan (Develop) dan penyebaran (Desseminate).

Berikut adalah hasil tahap penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan.

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Tahap define merupakan tahapan analisis dan identifikasi masalah untuk

memperoleh berbagai informasi yang berkaitan dengan produk

pengembangan E-Module ini. Pada tahap ini terdapat 5 langkah pokok, yaitu

analisis awal, analisis peserta didik, analisis tugas, analisis konsep, dan

merumusan tujuan pembelajaran.

a. Analisis Awal (Front-end Analysis)

Pada tahapan analisis awal ini merupakan tahapan proses

identifikasi berbagai masalah yang dihadapi saat melaksanakan proses

pembelajaran. Analisis ini dilakukan oleh peneliti dengan melakukan

pengamatan secara langsung di SMP Negeri 2 Kota Serang melalui

99
observasi pada saat pelaksanaan Praktik Kependidikan (PK) semester

ganjil di kelas VIII.

Berdasarkan wawancara dengan guru IPA SMP Negeri 2 Kota

Serang didapatkan bahwa Sejauh ini pelaksanaan pembelajaran daring

dalam kondisi khusus masa pandemi Covid-19 ini khususnya di bidang

IPA masih belum terlaksana secara maksimal dengan yang diharapkan.

Pembelajaran IPA saat ini masih menekankan pada kemampuan

menghafal suatu pokok bahasan materi yang diberikan oleh guru, tanpa

disertai bekal dan pemahaman yang dapat digunakan peserta didik

dalam sehari-hari. Dilihat dari masalah diatas, maka perlu adanya

kolaborasi target dalam tantangan pembangunan berkelanjutan yaitu

dengan mengkolaborasikan tujuan pada SDGs dengan pembelajaran

IPA yang terdapat di Sekolah. SDGs memiliki 5 pondasi yaitu, manusia,

planet, kesejahteraan, perdamaian, dan kemitraan yang terbagi menjadi

17 tujuan global. Fokus pada penelitian ini yaitu pada beberapa indikator

dari tujuan 3 (menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan

kesejahteraan seluruh penduduk semua usia) dan tujuan 4 (menjamin

kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan

kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua). Berdasarkan

wawancara dengan guru IPA SMP Negeri 2 Kota Serang, informasi

tentang SDGs belum disampaikan dalam pembelajaran..

Hal tersebut diperkuat dengan hasil observasi di SMP Negeri 2 Kota

Serang bahwa pembelajaran daring IPA yang dilakukan belum banyak

100
ditemukan peserta didik yang aktif. Saat pembelajaran berlangsung,

transfer ilmu pengetahuan dilakukan dengan daring hanya

menggunakan aplikasi whatsapp dan google classroom. Peserta didik

kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat terlihat ketika

kegiatan pengamatan maupun diskusi secara online, kemampuan peserta

didik dalam mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis, dan

menganalisis hasil maupun data masih rendah. Hal tersebut

menyebabkan peserta didik kesulitan dalam mengambil sebuah

kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan.

Berdasarkan permasalahan diatas menunjukkan bahwa keterampilan

berpikir kritis peserta didik masih rendah yang dibuktikan dengan belum

optimalnya beberapa aspek keterampilan berpikir kritis oleh peserta

didik. Selain itu, tuntutan di abad-21 lebih menekankan proses belajar

mengajar yang mengintegrasikan keahlian dalam bidang teknologi.

Pembelajaran IPA yang selama ini berlangsung belum seutuhnya dapat

memfasilitasi dan mendukung peserta didik untuk dapat berkembang

menjadi individu yang berkualitas dan berkontribusi dalam menghadapi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Permasalahan mengenai upaya untuk mewujudkan individu yang

berkualitas melalui pembelajaran IPA dapat dilakukan dengan upaya

pembekalan kompetensi terhadap peserta didik. Dalam hal ini, secara

tidak langsung mendorong peserta didik pada abad-21 ini untuk

meningkatkan kemampuan literasi digitalnya dalam penggunaan

101
teknologi inovatif. Literasi digital merupakan kemampuan yang harus

dimiliki peserta didik agar dapat menghadapi perkembangan teknologi

saat ini.

Pada pelaksanaan pembelajaran daring dalam kondisi khusus masa

pandemi Covid-19 perlu adanya model pembelajaran yang dapat

membantu guru dalam menjalankan pembelajaran aktif sekaligus dapat

mengembangkan penguasaan literasi digital. Model pembelajaran

Technology-Embedded Scientific Inquiry (TESI) merupakan sebuah

model pembelajaran dengan menggunakan teknologi inovatif disertai

dengan penyelidikan ilmiah guna meningkatkan keterampilan berpikir

kritis dan literasi digital peserta didik.

Salah satu kegiatan pembelajaran yang dapat memanfaatkan

bantuan teknologi inovatif adalah pembelajaran dengan menggunakan

produk modul elektronik.

b. Analisis Peserta Didik (Learner Analysis)

Pada tahap ini dilakukan analisis peserta didik dengan cara

mempelajari karakteristik dari peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 2

Kota Serang yang terdiri dari 36 orang. Analisis ini dilakukan untuk

mengumpulkan serta menemukan permasalahan dan solusi yang

dihadapi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran daring ini.

Karakteristik peserta didik berupa keterampilan berpikir kritis dan

literasi digital didapat dari hasil observasi serta wawancara dengan Guru

IPA SMP Negeri 2 Kota Serang.

102
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa

peserta didik masih mengalami kesulitan ketika memahami materi dan

menjawab pertanyaan serta memberikan alasannya sehingga dalam hal

ini masih banyak ditemukan peserta didik yang belum aktif. Sehingga

keterampilan berpikir kritis peserta belum dikembangkan dengan baik.

Selain itu, dalam analisis peserta didik terkait kemampuan literasi digital

masih belum dikembangkan. Dari hasil observasi secara online ternyata

peserta didik cenderung belum memanfaatkan perangkat digital dengan

sebaik mungkin. Hal ini dibuktikan dengan peserta didik yang merasa

kurang tertarik untuk membaca materi yang diberikan guru dalam

bentuk power point atau buku cetak. Peserta didik lebih gemar

menggunakan perangkat digitalnya untuk dipakai bermain games atau

hanya sekedar membuka media sosial.

Kemudian sesuai dengan hasil wawancara dengan Guru IPA di SMP

Negeri 2 Kota Serang, guru IPA belum mengembangkan bahan ajar IPA

berupa modul elektronik. Bahan ajar yang digunakan dalam

pembelajaran daring masih terbatas, yaitu guru memberi bahan materi

kepada peserta didik berupa buku sekolah elektronik IPA kurikulum

2013 dan materi yang disajikan dalam bentuk power point. Peserta didik

cenderung merasa kurang menarik dengan bahan ajar tersebut, oleh

karena itu diperlukan bahan ajar yang dapat membuat peserta didik

memiliki antusias belajar tinggi dan mampu belajar secara mandiri.

103
Terkait dengan materi pembelajaran IPA yang mengkolaborasikan

tantangan pembangunan berkelanjutan atau (Sustainable Development

Goals), peserta didik belum mempelajarinya. Sejalan dengan masalah

tersebut, maka perlu dikembangkan media pembelajaran yang dapat

memudahkan peserta didik untuk memahaminya secara mandiri dalam

masa pandemi Covid-19 ini. Sehingga media pembelajaran yang sesuai

untuk dikembangkan pada masa pandemi ini yaitu E-Module IPA

berorientasi SDGs berbasis TESI (Technology Embedded Scientific

Inquiry) untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan literasi

digital peserta didik kelas VIII A.

c. Analisis Tugas (Task Analysis)

Pada analisis tugas ini bertujuan untuk menentukan materi dan

kompetensi yang akan dicapai melalui pembelajaran. Media

pembelajaran E-Module IPA ini dikembangkan berdasarkan

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam kurikulum

2013. Materi yang dipilih dalam media pembelajaran E-Module IPA

yang dikembangkan yaitu materi “Sistem Pernapasan Manusia”.

Adapun hasil dari analisis kurikulum dapat dilihat pada table 16.

Tabel 16 Analisis Tugas Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
3. Memahami dan menerapkan 3.9. Menganalisis sistem
pengetahuan (faktual, pernapasan pada manusia
konseptual, dan prosedural) dan memahami gangguan
berdasarkan raa igin pada sistem pernapasan,
tahunya tentang ilmu serta upaya menjaga
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait

104
fenomena dan kejadian kesehatan sistem
tampak mata pernapasan
4. Mengolah, menyaji, dan 4.9. Menyajikan karya tentang
menalar dalam ranah upaya menjaga kesehatan
konkret (menggunakan, sistem pernapasan
mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca,
menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai
denga yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut
pandang/teori

d. Analisis Konsep (Concept Analysis)

Analisis konsep merupakan tahapan menganalisis konsep-konsep

penting di dalam materi pembelajaran yang akan dikembangkan serta

konsep yang harus dikuasai oleh peserta didik yang dijabarkan dari

Kompetensi Dasar (KD) kemudian disusun berdasarkan indikator serta

dikemas dalam suatu media pembelajaran e-module IPA. Analisis

konsep ini dituangkan di dalam sebuat peta konsep pada gambar 8

sebagai berikut:

105
Gambar 8 Peta Konsep “Sistem Pernapasan Manusia”
e. Merumuskan Tujuan Pembelajaran (Specifying Instructional

Objectives)

Analisis tujuan pembelajaran ini merupakan tahapan menentukan

tujuan yang hendak dicapai pada materi yang dipelajari. Dengan cara

menentukan indikator pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi

inti dan kompetensi dasar yang akan dipelajari oleh peserta didik,

sehingga peneliti tidak keluar dari tujuan awal saat menyusun media

pembelajaran berupa e-module IPA. Adapun tujuan di dalam kegiatan

pembelajaran yang dikembangkan pada tabel 17 sebagai berikut:

106
Tabel 17 Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Indikator Pencapaian
Tujuan Pembelajaran
Kompetensi
Pertemuan Pertama
3.9.1 Siswa dapat 3.9.1.1 Melalui penggunaan E-module
mendeskripsikan IPA, peserta didik dapat
pengertian sistem mendeskripsikan pengertian
pernapasan manusia sistem pernapasan manusia
secara benar melalui model pembelajaran
3.9.2 Siswa dapat TESI secara benar.
mengidentifikasi struktur 3.9.2.1 Melalui penggunaan E-module
dari organ pernapasan IPA, peserta didik dapat
secara tepat mengidentifikasi struktur dari
3.9.3 Siswa dapat menganalisis organ pernapasan secara tepat
fungsi organ pernapasan melalui model pembelajaran
manusia secara berdiskusi TESI secara benar.
3.9.3.1 Melalui penggunaan E-module
IPA, peserta didik dapat
menganalisis fungsi organ
pernapasan manusia melalui
model pembelajaran TESI
secara benar.

Pertemuan Kedua
3.9.4 Siswa dapat Membedakan 3.9.4.1 Melalui penggunaan E-module
mekanisme pernapasan IPA, peserta didik dapat
dada dan mekanisme membedakan mekanisme
pernapasan perut manusia pernapasan dada dan
secara benar mekanisme pernapasan perut
manusia secara benar melalui

107
3.9.5 Siswa dapat model pembelajaran TESI
menyimpulkan tahap- secara benar.
tahap yang terjadi pada 3.9.5.1 Melalui penggunaan E-module
pernapasan perut dan IPA, peserta didik dapat
pernapasan dada secara menyimpulkan tahap-tahap
benar yang terjadi pada pernapasan
3.9.6 Siswa dapat menganalisis perut dan pernapasan dada
faktor yang secara benar melalui model
mempengaruhi frekuensi pembelajaran TESI secara
pernapasan secara benar benar.
3.9.6.1 Melalui penggunaan E-module
IPA, peserta didik dapat
menganalisis faktor yang
mempengaruhi frekuensi
pernapasan melalui model
pembelajaran TESI secara
benar.

Pertemuan Ketiga
3.9.7 Siswa dapat menganalisis 3.9.7.1 Melalui penggunaan E-module
volume udara pernapasan IPA, peserta didik dapat
secara benar mengidentifikasi beberapa
3.9.8 Siswa dapat menghitung penyakit atau kelainan pada
jumlah kapasitas paru- sistem pernapasan manusia
paru pada manusia melalui model pembelajaran
3.9.9 Siswa dapat TESI secara jelas.
mengidentifikasi beberapa 3.9.8.1 Melalui penggunaan E-module
penyakit atau kelainan IPA, peserta didik dapat
pada sistem pernapasan memahami vaksin yang terlibat
manusia secara jelas serta dalam penanganan virus corona

108
dapat mengevaluasi melalui model pembelajaran
gangguan yang terjadi TESI secara benar.
pada paru-paru pasien
corona yang menyerang
sistem pernapasan
manusia

4.9.1 Siswa dapat membuat video 4.9.1.1 Melalui penggunaan E-module


mengenai pentingnya IPA, peserta didik dapat
menjaga kesehatan sistem membuat hasil karya mengenai
pernapasan secara bagus pentingnya menjaga kesehatan
dan benar sistem pernapasan untuk
melawan virus corona melalui
model pembelajaran TESI
secara benar.

2. Tahap Perancangan (Design)

Tahap ini bertujuan untuk menyiapkan pedoman atau landasan dalam

penyusunan suatu media pembelajaran yang akan dikembangkan yaitu E-

Module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI berdasarkan permasalahan

yang terdapat pada tahap pendefinisian. Pada tahap ini meliputi penyusunan

instrumen, pemilihan media, pemilihan format, hingga pembuatan

rancangan awal. Adapun uraian pada setiap tahap perancangan adalah

sebagai berikut:

109
a. Penyusunan Instrumen (Criterion-test construction)

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan penyusunan instrumen ini

yaitu untuk menyusun instrumen yang digunakan untuk menilai

kelayakan E-Module IPA untuk meningkatkan keterampilan berpikir

kritis dan literasi digital, mengukur keterlaksanaan pembelajaran IPA

menggunakan E-Module, mengetahui respon peserta didik terhadap E-

Module IPA, mengukur peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta

didik setelah menggunakan E-Module IPA, dan mengukur peningkatan

literasi digital peserta didik setelah menggunakan E-Module IPA tersebut.

Penyusunan instrumen penelitian berupa perangkat pembelajaran

yaitu berupa RPP, E-module, soal pretest-posttest keterampilan berpikir

kritis peserta didik, angket respon peserta didik untuk literasi digital, dan

angket respon peserta didik terhadap E-module IPA yang dikembangkan.

Instrumen pengumpulan data yaitu berupa kisi-kisi dan lembar validasi E-

module IPA untuk validator yaitu dosen ahli media dan ahli materi, kisi-

kisi dan lembar validasi soal pretest-posttest keterampilan berpikir kritis,

lembar validasi angket respon peserta didik untuk literasi digital, serta

instrumen keterlaksanaan pembelajaran untuk mengetahui keterlaksanaan

tahapan pembelajaran IPA oleh observer (guru IPA).

Instrument pada penelitian ini meliputi:

1) Lembar Validasi E-Module IPA

Lembar validasi E-Module IPA berorientasi SDGs berbasis

TESI ini untuk validasi dosen ahli media dan dosen ahli materi.

110
Lembar validasi tersebut disusun berdasarkan kisi-kisi E-Module

Menurut Depdiknas (2008: 28), komponen evaluasi bahan ajar

meliputi kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafisan.

Adapun lembar validasi E-Module dapat dilihat pada Lampiran 4.

2) Angket Respon Peserta Didik Terhadap E-module IPA

Lembar angket respon peserta didik terhadap E-module IPA

yang dikembangkan. Dalam penulisan angket literasi digital ini

terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Hal tersebut didasarkan

pada aspek kepraktisan menurut Nieveen (1999: 127), dimana

produk yang dihasilkan dikatakan praktis apabila dapat

dimanfaatkan dengan mudah oleh penggunanya. Lembar angket ini

terdapat pada Lampiran 14.

3) Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran untuk

mengetahui keterlaksanaan tahapan pembelajaran IPA oleh

observer yaitu guru IPA kelas VIII. Lembar observasi

keterlaksanaan pembelajaran terdapat pada Lampiran 17.

4) Soal Pretest-Posttest Keterampilan Berpikir Kritis

Instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis berupa soal

pretest-posttest meliputi indikator berpikir kritis yaitu

mengidentifikasi, merumuskan hipotesis, memecahkan masalah,

menganalisis, menyimpulkan, dan mengevaluasi. Adapun lembar

instrumen soal pretest-posttest terdapat pada lampiran 8.

111
5) Angket Literasi Digital (Digital Literacy)

Lembar angket literasi digital disusun menggunakan

indikator literasi digital kategori individual competence yaitu use

skills, critical understanding, dan communicative abilities.

Selain itu, dalam penulisan angket literasi digital ini terdiri

dari pernyataan positif dan negatif. Hal tersebut didasarkan pada

aspek kepraktisan menurut Nieveen (1999: 127), dimana produk

yang dihasilkan dikatakan praktis apabila dapat dimanfaatkan

dengan mudah oleh penggunanya. Dalam penyusunannya, angket

respon ini terdiri dari dua pernyataan yang berbeda, yaitu

pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pernyataan positif

mengacu pada apa yang diharapkan menjadi respon peserta didik,

sedangkan pernyataan negatif mengacu pada apa yang berlawanan

dengan yang diharapkan oleh peserta didik. Lembar angket literasi

digital terdapat pada Lampiran 9.

b. Pemilihan Media (Media Selection)

Pada kegiatan pemilihan media pembelajaran ini dilakukan

dengan mengidentifikasi media pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik materi dan kebutuhan peserta didik. Media pembelajaran

ini disesuaikan dengan hasil analisis peserta didik, analisis konsep,

analisis tugas dan target penyebaran.

Dalam penelitian ini, media pembelajaran dalam bentuk modul

elektronik perlu dikembangkan karena sesuai dengan kegiatan belajar

112
mengajar yang sekarang dilakukan pada masa pandemi Covid-19 ini,

dimana peserta didik melakukan pembelajaran secara online di rumah.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat menurut TIM P2M LPPM UNS

(2010: 1) mendefinisikan e-module sebagai alat atau sarana

pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara

mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk

mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat

kompleksitasnya secara elektronik.

Berdasarkan analisis tersebut, maka media pembelajaran yang

dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan

literasi digital peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 2 Kota Serang

dengan menyesuaikan kegiatan belajar mengajar jarak jauh secara

online ini yaitu media pembelajaran E-module IPA berorientasi SDG’s

berbasis TESI dengan materi yang dipilih yaitu “Sistem Pernapasan

Pada Manusia”. Materi ini dipilih dalam penelitian ini karena cakupan

pada materi ini memuat target pada tujuan 3 dan 4 Sustainable

Development Goals (SDG’s). Penggunaan E-module IPA ini merupakan

inovasi bagi guru dalam memperbaharui materi pembelajaran dengan

menggunakan aplikasi Flip Pdf Professional dengan mengirimkan link

agar dapat diakses melalui mobile phone atau personal computer

sehingga memudahkan peserta didik dalam mengaksesnya.

113
c. Pemilihan Format (format selection)

Pemilihan format media digunakan untuk menyesuaikan desain

isi materi dan dasar yang akan digunakan dalam pengembangan E-

Module berorientasi SDGs berbasis TESI dan mengacu pada kisi-kisi E-

Module tersebut. Dalam penulisannya, modul mempunyai sistematika

penulisan, sesuai dengan yang diuraikan oleh Drpdiknas (2008:21)

modul disusun secara terstruktur agar pembelajar dapat mudah

mempelajari materi, struktur penulisan modul dibagi menjadi tiga

bagian yaitu bagian pembuka, bagian inti, dan bagian akhir. E-module

IPA Berorientasi SDGs berbasis TESI terdiri dari :

1. Bagian pembuka yang berisi cover, kata pengantar, daftar isi, daftar

gambar, daftar video, dan pendahuluan.

2. Bagian inti yang berisi deskripsi E-module, tujuan umum materi,

kompetensi inti, kompetensi dasar, deskripsi materi, deskripsi

prasyarat, ruang lingkup, petunjuk belajar, isi materi, penugasan,

dan rangkuman tiap materi.

3. Bagian penutup yang berisi info SDG’s, info tokoh, rangkuman, uji

kompetensi, glosarium, dan daftar pustaka.

d. Rancangan Awal (Initial Design)

Penyusunan rancangan awal ini menghasilkan produk E-module

IPA berorientasi SDGs berbasis TESI Draft I. Berikut adalah rincian E-

modul IPA draft I dikembangkan meliputi:

114
1) Cover

Pada cover terdapat logo UNY dan HIMA IPA, tahun terbit, sasaran

pengguna e-module, judul materi “Sistem Pernapasan Pada

Manusia”, ilustrasi gambar organ pernapasan, identitas penyusun,

dan identitas jurusan.

2) Kata Pengantar

Pada kata pengantar berisi ucapan syukur dan terima kasih atas

terselesaikannya modul IPA berorientasi SDGs berbasis TESI.

3) Daftar Isi

Daftar isi berisi bagian untuk mencantumkan setiap bagian dalam

E-module dan nomor halaman tempat bagian itu dimulai.

Tujuannya untuk mempermudah pengguna dalam menggunakan e-

module IPA.

4) Daftar Gambar

Daftar gambar berisi urutan nomor gambar beserta halaman yang

digunakan untuk mempermudah pengguna mencari gambar yang

ada di e-module IPA.

5) Daftar Video

Daftar video berisi urutan nomor video dan halaman yang

memudahkan pengguna untuk mencari video yang ada pada e-

module IPA.

6) Pendahuluan

Pada pendahuluan terdapat beberapa bagian, diantaranya:

115
a) Deskripsi E-Module

Deskripsi E-Module berisi tentang uraian secara singkat

mengenai E-Module.

b) Tujuan Penyusunan E-Module

Tujuan ini berisi tujuan-tujuan yang akan dikuasai peserta didik

Ketika menggunakan E-Module IPA ini.

c) Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Pada bagian ini terdapat KI dan KD materi sistem pernapasan

manusia yaitu KI 3 & 4 dan KD 3.9 dan 4.9 kelas VIII SMP

semester 2.

d) Deskripsi Materi

Pada deskripsi materi ini berisi tentang uraian singkat mengenai

materi yang akan dibahas pada E-Module tersebut yaitu sistem

pernapasan pada manusia.

e) Prasyarat

Pada prasyarat ini berisi tentang peserta didik diharapkan

mempunyai pengetahuan awal mengenai penguasaan E-Module

untuk peserta didik

f) Ruang Lingkup

Ruang lingkup berisi tentang sub bagian yang akan dijelaskan

dalam isi materi dalam E-Module tersebut.

116
g) Petunjuk Belajar

Pada petunjuk belajar berisi mengenai bantuan petunjuk untuk

pengguna E-Module agar dapat memahami materi dalam modul

elektronik tersebut.

7) Bagian A (Struktur dan Fungsi Organ Pernapasan)

Pada bagian Struktur dan Fungsi Organ Pernapasan berisi beberapa

bagian, diantaranya:

a) Kegiatan 1

Pada kegiatan 1 ini berisi tentang video mengenai “bagaimana

kamu bernapas?” kemudian peserta didik berdiskusi mengenai

tayangan video tersebut. Dalam kegiatan diskusi tersebut,

terdapat aspek pada TESI yaitu konseptualisasi ilmiah.

b) Definisi Sistem Pernapasan Manusia

Berisi pengertian bernapas, respirasi, sistem pernapasan dan

penjelasan mengenai proses bernapasan.

c) Organ-Organ Pernapasan Pada Manusia

Berisi penjelasan masing-masing organ pernapasan manusia.

d) Test Formatif I

Berisi soal Latihan pilihan ganda mengenai struktur dan fungsi

organ pernapasan manusia.

8) Bagian B (Mekanisme Pernapasan Dada dan Pernapasan Perut)

a) Video tentang Mekanisme Pernapasan Dada dan Perut

117
Video ini diberikan kepada peserta didik agar mereka dapat

memahami materi yang akan di dipelajarinya.

b) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan

Pada bagian ini terdapat video pembelajaran mengenai

frekuensi pernapasan manusia serta penjelasan mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi proses pernapasan.

c) Proses Transport dan Pertukaran Gas

Pada bagian ini dijelaskan perbedaan tekanan gas oksigen dan

karbondioksida didalam tubuh manusia. Kemudian dijelaskan

juga transport oksigen, transport karbondioksida, volume, dan

kapasitas pada manusia.

d) Kegiatan 2

Pada kegiatan 2 ini, peserta didik melakukan praktikum secara

mandiri di rumah masing-masing. Terdapat 2 percobaan, yaitu

percobaan air kapur dan percobaan bernapas pada cermin.

Terdapat aspek TESI yang dimunculkan pada kegiatan tersebut

yaitu aspek investigasi ilmiah dan komunikasi ilmiah.

e) Test Formatif II

Berisi soal latihan pilihan ganda mengenai mekanisme

pernapasan manusia.

9) Bagian C (Gangguan Pada Sistem Pernapasan Manusia dan Upaya

untuk Mencegah atau Menanggulanginya)

a) Video tentang Gangguan Sistem Pernapasan Manusia

118
Video berisi tentang gambaran umum mengenai gangguan pada

sistem pernapasan manusia.

b) Macam-Macam Gangguan Pada Organ Pernapasan Manusia

Pada bagian ini, diuraikan penjelasan mengenai beberapa

penyakit yang dapat mengganggu sistem pernapasan pada

manusia.

c) Video Virus Corona Menyerang Tubuh Manusia

Adapun berisi penjelasan mengenai ilustrasi virus yang

menyerang tubuh manusia, kemudian peserta didik

mendiskusikan hasil tontonan video tersebut. Dalam kegiatan

ini terdapat aspek TESI dan aspek SDG’s yang termuat. Aspek

TESI yang dimunculkan yaitu aspek investigasi ilmiah dan

komunikasi ilmiah. Sedangkan aspek SDG’s yang dimunculkan

yaitu pada tujuan 3 mengenai Kesehatan yang baik dan

kesejahteraan.

d) Video Vaksin

Pada bagian ini termuat ilustrasi video mengenai cara kerja

vaksin dan penjelasan mengenai vaksin yang disuntikkan pada

tubuh manusia.kemudian terdapat soal diskusi mengenai

efektivitas vaksin Covid-19 Sinovac.

e) Video Vaksin Corona

Pada bagian ini termuat video mengenai macam-macam vaksin

Covid-19, agar peserta didik dapat menyebarkan Langkah

119
positif untuk memutuskan mata rantai virus corona. Kemudian

diakhir terdapat pertanyaan diskusi.

f) Kegiatan 3

Pada kegiatan ini, peserta didik secara mandiri membuat video

mengenai cara mencegah dan menghindari virus corona dengan

cara mengunggahnya melalui aplikasi tiktok.

g) Video Polusi Udara

Pada bagian video ini, dijelaskan mengenai dampak polusi

udara terhadap Kesehatan sistem pernapsan manusia.

h) Video Rokok Berbahaya

Pada bagian video ini, dijelaskan mengenai dampak Kesehatan

yang dapat dialami ketika merokok sejak usia remaja.

i) Test Formatif III

Berisi soal latihan pilihan ganda mengenai gangguan pada

sistem pernapasan manusia.

10) Berita Terkini

Pada bagian ini terdapat 3 berita terkini, gunanya yaitu agar peserta

didik mengetahui berita terkini mengenai kondisi Kesehatan yang

sedang dihadapi Indonesia. Dalam berita terkini, diberikan rujukan

dan referensi terkini dalam bentuk link agar peserta didik dapat

membukanya kapan pun dan dimanapun secara mandiri.

11) Info SDG’s

120
a) Tujuan 3 (Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan

kesejahteraan penduduk di segala usia

- Probabilitas kematian dari setiap penyakit pernapasan

kronik

- Rata-rata polusi udara dari ebnda-benda partikuler di

perkotaan (PM10 dan PM 2.5)

- Kematian disebabkan polusi udara dalam ruangan

- Kasus Tuberculosis

- Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan obat

penyakit menular

- Penggunaan produk tembakau.

b) Tujuan 4 (Menjamin kualitas Pendidikan yang adil dan inklusif

serta meningkatkan kesempatan belajar seumur hidup untuk

semua)

- Menguasai keterampilan dasar

- Menguasai keterampilan Teknologi Informasi dan

Komputer (TIK).

12) Info Tokoh

Pada bagian ini terdapat tokoh-tokoh ilmuwan yang berjasa dalam

bidang sistem pernapasan manusia, agar peserta didik mendapatkan

pengetahuan lebih mengenai sejarah penemuan para tokoh

terdahulu.

13) Rangkuman

121
Rangkuman berisi tentang ringkasan materi sistem pernapasan

manusia.

14) Uji Kompetensi

Uji kompetensi digunakan untuk mengetahui kemampuan akhir

peserta didik setelah belajar menggunakan e-module IPA.

15) Glosarium

Glosarium berisi tentang definisi dari beberapa istilah.

16) Daftar Pustaka

Berisi daftar-daftar buku, jurnal, atau kajian ilmiah yang digunakan

sebagai acuan dalam isi e-module IPA.

17) Daftar Pustaka (Video)

Berisi daftar-daftar sumber video yang dilampirkan dalam isi materi

e-module.

18) Kunci Jawaban

Berisi kunci jawaban pada test formatif pada bagian kegiatan

pembelajaran 1, 2, 3, serta kunci jawaban uji kompetensi pada test

akhir dari e-module ini.

122
3. Tahap Pengembangan (Develop)

Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan

produk berupa media pembelajaran E-Module IPA hasil revisi dosen

ahli media, dosen ahli materi, dan uji coba pada peserta didik.

Produk yang dikembangkan ini dibuang menggunakan aplikasi Flip

Pdf Professional yang didesain menggunakan Adobe Illustrator

berbasis audio visual. Berikut Langkah-langkah yang dilaksanakan

pada tahap ini yaitu:

a. Penilaian Ahli (Expert Appraisal)

Pada penilaian ahli ini dilakukan oleh dua dosen validator

sebagai ahli materi sekaligus ahli media. Validasi dilakukan

sebelum peneliti mengujinya dilapangan. Terdapat dua dosen

validator, validator 1 yaitu Prof. Dr. Dadan Rosana, M.Si.,

sedangkan validator 2 yaitu Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd.

Penilaian kelayakan e-modul IPA hasil pengembangan

mencakup empat komponen, yaitu kelayakan isi/materi,

kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan. Hasil validasi oleh dosen

ahli tersebut merupakan draft II yang telah diakui kelayakannya

dan telah siap diuji cobakan di lapangan.

E-Module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI bagian

aspek kelayakan isi/materi yang dinilai pada sub aspek cakupan

materi, keakuratan materi, ketercakupan SDGs berbasis TESI,

potensi berpikir kritis dan literasi digital. Pada aspek kebahasaan

123
yang dinilai yaitu sub aspek lugas kejelasan serta kesesuaian

mengenai tata kalimat dan Bahasa yang mudah dipahami.

Kemudian pada aspek penyajian yang dinilai yaitu pada sub

aspek mengenai urutan kegiatan yang sistematis, kemenarikan

isi materi, serta ketepatan pemberian feedback diakhir

pembelajaran.

Penilaian produk E-Module IPA yang dikembangkan ini

dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Penilaian kuantitatif

dilakukan dengan pemberian skor pada masing-masing indikator

sesuai rubrik penilaian E-Module. Skor yang digunakan dalam

penilaian adalah skala 1-4 untuk setiap indikator. Skor yang

diperoleh untuk mendapatkan kelayakan produk E-Module perlu

dikonversi menjadi penilaian kulaitatif. Sesuai dengan teori yang

disampaikan Nana Sudjana (2016:122), menerangkan bahwa

data yang diperoleh dari validator kemudian dikonversikan

menjadi nilai kualitatif berdasarkan kategori. Perhitungan

pedoman konversi skor kelayakan E-Module secara lengkap

dapat dilihat pada lampiran 5.

Kemudian dilakukan konversi data kuantitatif menjadi data

kualitatif menjadi skala empat pada setiap aspek. Dibawah ini

disajikan pedoman konversi skor kelayakan E-Module IPA

menjadi skor kualitatif dengan empat kategori dapat dilihat pada

table 18.

124
Tabel 18 Pedoman Konversi Skor Kelayakan E-Module IPA

Indikator
No. Kelayakan Rentang Skor Kategori
E-Modul IPA
1. Kelayakan isi 65 ≤ X ≤ 80 Sangat layak

50 ≤ X ≤ 65 Layak

35≤ X ≤ 50 kurang layak

20 ≤ X ≤ 35 Tidak Layak

2. Kebahasaan 19.5 ≤ X ≤ 24 Sangat layak

15 ≤ X ≤ 19.5 Layak

10.5 ≤ X ≤ 15 kurang layak

6 ≤ X ≤ 10.5 Tidak Layak

3. Penyajian 29.25 ≤ X ≤ 36 Sangat layak

22.5 ≤ X ≤ 29.25 Layak

15.75 ≤ X ≤ 22.5 kurang layak

9 ≤ X ≤ 15.75 Tidak Layak

4. Tampilan desain 22.75≤ X ≤ 28 Sangat layak


layar
17.5 ≤ X ≤ 22.75 Layak

12.25 ≤ X ≤ 17.5 kurang layak

7 ≤ X ≤ 12.25 Tidak Layak

5 Kemudahan 22.75 ≤ X ≤ 28 Sangat layak


penggunaan
17.5≤ X ≤ 22.75 Layak

12.25≤ X ≤ 17.5 kurang layak

7 ≤ X ≤ 12.25 Tidak Layak

6 Konsistensi 9.75 ≤ X ≤ 12 Sangat layak

7.5 ≤ X ≤ 9.75 Layak

5.25 ≤ X ≤ 7.5 kurang layak

125
3 ≤ X ≤ 5.25 Tidak Layak

7 Kemanfaatan 19.5 ≤ X ≤ 24 Sangat layak

15 ≤ X ≤ 19.5 Layak

10.5 ≤ X ≤ 15 kurang layak

6 ≤ X ≤ 10.5 Tidak Layak

8 Kegrafikan 39 ≤ X ≤ 48 Sangat layak

30 ≤ X ≤ 39 Layak

21 ≤ X ≤ 30 kurang layak

12 ≤ X ≤ 21 Tidak Layak

227.5 ≤ X ≤ 280 Sangat layak

175 ≤ X ≤ 227.5 Layak


Penilaian keseluruhan
122.5 ≤ X ≤ 175 kurang layak

70 ≤ X ≤ 122.5 Tidak Layak

Berdasarkan hasil analisis diatas, penilaian E-Module IPA

oleh dosen ahli dengan rerata skor aspek kelayakan isi/materi

69,5; aspek kebahasaan dengan rerata skor 22,5; aspek

penyajian dengan rerata skor 29,5; aspek tampilan desain layar

25,5; aspek kemudahan penggunaan 25,5; aspek konsistensi 11;

aspek kemanfaatan 20, dan aspek kegrafisan yaitu 42,5. E-

module IPA dikategorikan sangat layak untuk dilakukan uji

coba pengembangan produk. Rekapitulasi hasil penilaian

kelayakan e-module IPA dapat dilihat pada table 19 .

126
Tabel 19 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kelayakan E-Module IPA

Skor
Indikator Skor
Total Jumlah
Kelayakan Total Skor Kategori
No. Dosen Rerata
E-Modul Dosen Maksimal
Ahli Skor
IPA Ahli I
II
Kelayakan Sangat
1. 63 76 69.5 80
isi/materi layak
Kebahasaan 21 24 22.5 24 Sangat
2.
layak
Sangat
3. Penyajian 27 32 29.5 36
layak

Tampilan Sangat
4. 23 28 25.5 28
desain layar layak

Kemudahan Sangat
5. 23 28 25.5 28
penggunaan layak

Sangat
6. Konsistensi 10 12 11 12
layak

Sangat
7. kemanfaatan 18 22 20 24
layak

Sangat
8. kegrafikan 37 48 42.5 48
layak

Penilaian Sangat
222 270 246 280 layak
Keseluruhan

Berdasarkan hasil rekapitulasi skor penilaian kelayakan E-

Module IPA pada table 19 oleh dosen ahli materi dan media

dapat diketahui bahwa diperoleh rerata skor keseluruhan yaitu

246 dan skor maksimal 280. Sehingga dapat diketahui bahwa

media pembelajaran E-Module IPA berorientasi SDG’s berbasis

TESI sangat layak untuk meningkatkan keterampilan berpikir

127
kritis dan literasi digital peserta didik SMP Negeri 2 Kota

Serang.

Kemudian diperoleh hasil validasi oleh dosen ahli materi dan

ahli media yang berupa data kualitatif berupa komentar dan

saran terhadap E-Module IPA yang dikembangkan. Catatan

komentar dan saran yang diberikan kedua dosen ahli dapat

digunakan untuk acuan dalam perbaikan produk pada draft I.

hasil validasi data kualitatif dari dosen ahli materi dan media

dapat dilihat pada table 20.

128
Tabel 20 Komentar dan saran dosen ahli (revisi tahap I)

No Komentar dan Saran Sebelum di Revisi Setelah di Revisi


1 Pada cover perlu
ditambahkan “kelas”
dan “semester”.

2 Spasi daftar gambar


dan video berdasarkan
apa?
baiknya dipisah
berdasar sub bab saja.

3 Tujuan baiknya dibuat


per poin untuk

129
memudahkan
membaca.

4 Typo:
Karbondioksidkarbo
ndioksida
membanty
membantu

Pada kegiatan ayo


diskusi bagian 2, selain
organ apa saja yang
berperan, perlu
ditambahkan
“bagaimana peran
organ”.

5 Bagian akhir dari uji


kompetensi perlu

130
ditambahkan
keterangan agar siswa
mengecek jawaban dan
melakukan skoring.
Jika hasilnya diatas,
maka bisa lanjut ke
materi selanjutnya, jika
kurang maka harus
mengulang bagian
yang salah. Sehingga
tes formatif diberikan
kuncinya (bisa di
bagian akhir dengan
cara dibalik
penulisannya supaya
kunci tidak mudah
terbaca) begitu juga
untuk tes formatif 2
dan 3 (dan ujian
kompetensi diberi
feedback)
6 Sebaiknya setelah
video ada pertanyaan
eksplorasi terlebih
dahulu baru penjelasan,
seperti pada bab
sebelumnya, ebih baik
lagi pertanyaannya

131
mengarah ke indikator
keterampilan berpikir
kritis

7 Sebaiknya sebelum
penjelasan ini, siswa
diminta menganalisis
faktor yang
mempengaruhi
frekuensi pernapasan
dari contoh kasus, lebih
baik pertanyaan
mengarah ke
kemampuan berpikir
kritis

8 Pertanyaan pada
rumusan masalah
diganti, bukan
pertanyaan tertutup

132
(yang jawabannya
hanya ya atau tidak).

9 Tes formatif nomor 2


terpotong.

perhatikan juga
penulisan jawaban.
Awal kata bukan huruf
besar.

10 Tulisan info SDG


terlalu kecil
tujuan/maksud
disampaikan ini untuk
apa sebaiknya
disampaikan/dituliskan
.

133
11 Sebaiknya ada kegiatan
yang interaktif
langsung antara
pembaca/pengguna
modul dengan system
(termasuk pengajar),
misalkan ada bagian di
modul dimana mereka
bekerja menggunakan
modul secara online,
baik mengerjakan
tugas, soal, diskusi dll

12 Apakah feedback
setelah test dilakukan
secara on line dan
interaktif atau hanya
disampaikan saja hasil
testnya seperti yang
biasa dilakukan yaitu
menyerahkan hasil
testnya?

134
13 Modul perlu dilengkapi
dengan pedoman
bagaimana
mempelajari modul,
termasuk aktivitas
utama apa yang ada
dalam tiap pokok
bahasan (dengan
dilengkapi bagan atau
gambar lebih baik!
14 Modul perlu dilengkapi
dengan peta konsep
sehingga pembaca
lebih mudah untuk
memehami keterkaitan
antara konsep di modul
ini.

135
15 Dalam modul belum
terlihat sintaks TESI

136
b. Uji Coba Produk

Produk E-Module IPA berorientasi SDG’s berbasis TESI

hasil revisi oleh validator dosen ahli ini termasuk dalam Draft II

yakni produk yang sudah siap diuji cobakan. Uji coba produk

dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kota Serang oleh 36 peserta didik

kelas VIII A. Tujuan dari tahap uji coba produk yaitu untuk

memperoleh data berupa keefektifan E-module IPA yang

dikembangkan, respon peserta didik terhadap pengembangan E-

module IPA, data hasil pretest-posttest keterampilan berpikir

kritis, dan data hasil angket peningkatan literasi digital peserta

didik. Berikut ini merupakan penjabaran hasil uji coba yang

dilakukan :

1) Keterampilan Berpikir Kritis

a) Uji Prasyarat Hipotesis (Uji Normalitas)

Pengambilan data hasil keterampilan berpikir kritis

peserta didik diperoleh dari kegiatan pretest dan posttest

pada 36 peserta didik kelas VIII A. Pretest dilakukan

sebelum peserta didik menggunakan E-module IPA

berorientasi SDGs berbasis TESI dan posttest dilakukan

setelah peserta didik menggunakan E-module IPA

berorientasi SDG’s berbasis TESI dalam proses

pembelajaran. Pada data hasil keterampilan berpikir kritis

ini Instrumen yang digunakan adalah soal pretest dan

137
posttest dengan jumlah soal 20 butir soal pilihan ganda.

Hasil dari pretest-posttest inilah yang digunakan sebagai

acuan untuk melihat peningkatan keterampilan berpikir

kritis selama peserta didik menggunakan produk E-module

IPA. Hasil dari tes ini dapat dilihat pada lampiran 23.

dimana hasil rerata skor pretest dan posttest peserta didik

sebelum dan sesudah menggunakan e-modul IPA

berorientasi SDGs berbasis TESI adalah sebagai berikut :

Tabel 21 Rerata Skor Pretest dan Posttest


Sebelum menggunakan Setelah menggunakan
E-module IPA E-module IPA
Skor Skor
Rerata Rerata
Min Max Min Max
62,4 30 80 85,6 75 95

Data hasil tersebut kemudian dianalisis untuk

mengetahui perbedaan nilai peserta didik sebelum dan

sesudah pembelajaran dengan menggunakan uji statistik

paired sample t test. Sebelum dilakukan uji paired sample

t test, maka perlu dilakukan uji prasyarat. Uji prasyarat

analisis perlu dilakukan untuk mengetahui data yang akan

dianalisis dapat dilanjutkan atau tidak (Rosana &

Setyawarno, 2016: 45). Uji prasyarat dilakukan dengan

menggunakan uji normalitas. Uji statistika yang digunakan

adalah kolmogorov-smirnov. Hipotesis penelitian:

138
H0 : data skor pretest dan posttest keterampilan berpikir

kritis peserta didik terdistribusi normal.

H1 : data skor pretest dan posttest keterampilan berpikir

kritis peserta didik tidak terdistribusi normal.

Kriteria Keputusan:

Jika Asymp.Sig(2-tailed) ≥ ½ α, maka H0 diterima.

Jika Asymp.Sig(2-tailed) ≤ ½ α, maka H0 ditolak.

Tabel 22 Hasil Uji Normalitas Skor Pretest dan Posttest


Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
Statistic df Sig.
Pretest .139 36 .078
Posttest .144 36 .055

Hasil uji normalitas keterampilan berpikir kritis

sebelum dan sesudah menggunakan E-Module IPA

berorientasi SDGs berbasis TESI dapat dilihat pada table

22 Asymp.Sig(2-tailed) skor keterampilan berpikir kritis

sebelum menggunakan E-Module IPA adalah 0.078 dan

Asymp.Sig(2-tailed) skor keterampilan berpikir kritis

setelah menggunakan E-Module IPA adalah 0.055.

Berdasarkan hasil uji normalitas terhadap nilai

pretest dan posttest keterampilan berpikir kritis peserta

didik sebelum dan sesudah menggunakan E-Module IPA

yang dikembangkan menunjukkan hasil Asymp.Sig(2-

tailed) lebih besar dari ½ α (0.025), maka H0 diterima.

139
Sehingga dapat dinyatakan bahwa data keterampilan

berpikir kritis terdistribusi normal.

b) Uji Hipotesis (Paired Sample T Test)

Berdasarkan data yang sudah didapatkan pada uji

normalitas skor keterampilan berpikir kritis peserta didik

sebelum dan sesudah menggunakan e-module IPA

berorientasi SDG’s berbasis TESI telah berdistribusi

normal, selanjutnya dilakukan uji paired sample t test.

Paired sample t test digunakan untuk mengetahui apakah

terdapat perbedaan yang signifikan pada keterampilan

berpikir kritis peserta didik sebelum dan sesudah

menggunakan e-module IPA. Data ini diperoleh dari dari

hasil soal pretest dan soal posttest peserta didik.

Hipotesis Penelitian :

H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor

berpikir kritis saat sebelum dan sesudah

menggunakan e-module IPA

H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara skor

keterampilan berpikir kritis saat sebelum dan sesudah

menggunakan e-module IPA

Kriteria Keputusan:

Jika Asymp.Sig(2-tailed) ≥ ½ α, maka H0 diterima.

Jika Asymp.Sig(2-tailed) ≤ ½ α, maka H0 ditolak.

140
Tabel 23 Hasil Paired Sample T Test pada Pretest dan Posttest
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean Std. Std. 95% Confidence Sig.
Deviation Error Interval of the t df (2-
Mean Difference tailed)
Lower Upper
Pair Pretest-
-22.639 5.668 .945 -24.557 -20.721 -23.966 35 .000
1 Posttest

Berdasarkan tabel uji paired sample t test pada

keterampilan berpikir kritis sebelum dan sesudah

menggunakan e-module IPA berorientasi SDG’s berbasis

TESI diketahui nilai Sig(2-tailed) keterampilan berpikir

kritis peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan e-

module IPA berorientasi SDG’s berbasis TESI adalah

0.000. Berdasarkan perolehan hasil paired sample t test

skor keterampilan berpikir kritis peserta didik sebelum dan

sesudah menggunakan e-module IPA berorientasi SDG’s

berbasis TESI menunjukkan hasil Sig(2-tailed) adalah

0.000 dan kurang dari ½ α (0.025), maka H0 ditolak.

Sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan

antara skor keterampilan berpikir kritis saat sebelum dan

sesudah menggunakan e-module IPA.

c) Uji Effect Size

Uji effect size digunakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh e-module IPA terhadap keterampilan berpikir

kritis dan literasi digital peserta didik SMP. effect size

berfungsi mendeskripsikan ukuran signifikansi perubahan

terhadap perilaku yang telah diterapkan dalam penelitian.

141
Analisis effect size menggunakan rumus Cohen’s yang

diolah menggunakan bantuan Microsoft Excel. Hasil

analisis uji effect size keterampilan berpikir kritis peserta

didik sesudah menggunakan e-module IPA berorientasi

SDGs berbasis TESI dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24 Hasil Uji Effect Size


Variabel N
Nilai Effect Size Kategori
Terikat
Keterampilan 36
3.03 Sangat Kuat
Berpikir Kritis

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui pengaruh e-

module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI terhadap

keterampilan berpikir kritis sebesar 3.03. Menurut

interpretasi nilai Cohen’s Effect Size yang dapat dilihat

kategorinya pada tabel 24, hasil tersebut dikategorikan

dalam kategori sangat kuat. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa penerapan e-module IPA berorientasi

SDGs berbasis berpengaruh terhadap keterampilan berpikir

kritis peserta didik SMP.

d) Keefektifan E-module IPA yang dikembangkan dalam

meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan literasi

digital peserta didik SMP

Setelah diketahui bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan dalam analaisis menggunakan paired sample t

test, kemudian data dari pretest-posttest kemudian

142
dianalisis menggunakan perhitungan N-gain Score untuk

mengetahui kategori peningkatan keterampilan berpikir

kritis peserta didik. Perhitungan N-gain score

menggunakan rumus dapat dilihat pada table 25.

Dibawah ini merupakan rekapitulasi hasil N-gain score

setiap indikator pada keterampilan berpikir kritis sebelum

dan sesudah menggunakan e-module IPA berorientasi

SDGs berbasis TESI.

Tabel 25 Rekapitulasi N-gain score Pretest-posttest


Rerata nilai Gain
No Indikator Kategori
Sebelum Sesudah skor
Mengidentifikasi
1 2,92 3,69 0,72 Tinggi
masalah

Merumuskan
2 1,75 2,58 0,67 Sedang
hipotesis

Memecahkan
3 1,97 2,42 0,43 Sedang
masalah

4 Menganalisis 2,69 3,42 0,55 Sedang

5 Menyimpulkan 1,36 2,56 0,73 Tinggi

6 Mengevaluasi 1,78 2,44 0,55 Sedang

Seluruh aspek 12,47 17,11 0,62 Sedang

Berdasarkan tabel rekapitulasi N-gain score diatas,

dapat diketahui bahwa rerata skor pretest peserta didik

sebelum menggunakan e-module IPA berorientasi SDG’s

berbasis TESI adalah 12,47 sedangkan rerata skor posttest

setelah menggunakan e-module IPA berorientasi SDG’s

143
berbasis TESI adalah 17,11 sehingga diperoleh N-gain

score kelas VIII A pada keterampilan berpikir kritis adalah

0,62 dengan kategori sedang. Berdasarkan table 25, nilai N-

gain score yang telah diubah menjadi persen yaitu sebesar

62%, maka dapat diektahui bahwa e-module IPA

berorientasi SDG’s berbasis TESI dinyatakan cukup efektif

dalam meningkatkan keterampilan beripikir kritis peserta

didik.

2) Peningkatan Literasi Digital Peserta Didik Setelah

Menggunakan E-Module IPA

Analisis dilakukan dengan mengukur keterampilan

literasi digital melalui hasil angket literasi digital yang

diberikan kepada peserta didik sebelum dan sesudah

menggunakan e-module IPA berorientasi SDGs berbasis

TESI. Instrumen yang digunakan yaitu 20 butir pernyataan

positif dan negatif untuk tiap angket.

Hasil dari angket literasi digital peserta didik sebelum

dan setelah tersebut harus terlebih dahulu dilakukan

pengubahan nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif dengan

mengacu pada table 26. Yang dapat dilihat pada table 26

dibawah ini.

144
Tabel 26 Data Hasil Angket Literasi Digital Sebelum dan
Setelah
Skor Skor
Aspek
Sebelum Setelah Max
Use Skills 935 1133 1152
Critical Understanding 417 553 576
Communicative Abilities 890 1044 1152
Seluruh Aspek 2242 2730 2880

Setelah didapatkan data skor hasil literasi digital

sebelum dan sesudah yang telah dikonversi menjadi nilai

kuantitatif, data tersebut kemudian dianalisis menggunakan

perhitungan persentase menurut Ngalim Purwanto (2012:

102). Setelah diketahui persentase data tersebut, data diubah

menjadi nilai dengan kategori yang mengacu pada table 27.

Hasil persentase data angket literasi digital sebelum

menggunakan e-module IPA berorientasi SDGs berbasis

TESI dapat dilihat pada table 27.

Tabel 27 Hasil Persentase Data Angket Literasi Digital


Sebelum
Aspek Persentase Kategori
Use Skills 81,16% Sangat Kuat
Critical Understanding 72,40% Kuat
Communicative Abilities 77,26% Kuat
Seluruh Aspek 77,85% Kuat

Setelah menganalisis hasil angket literasi digital

sebelum menggunakan e-module IPA, kemudian selanjutnya

menganalisis hasil persentase data angket literasi digital

peserta didik setelah menggunakan e-module IPA

145
berorientasi SDGs berbasis TESI yang dapat dilihat pada

Tabel 28.

Tabel 28 Hasil Persentase Data Angket Literasi Digital


Setelah
Aspek Persentase Kategori
Use Skills 98,35% Sangat Kuat
Critical Understanding 96,01% Sangat Kuat
Communicative Abilities 90,63% Sangat Kuat
Seluruh Aspek 94,79% Sangat Kuat

Kemudian dapat diketahui data persentase angket

literasi digital sebelum dan setelah menggunakan e-module

IPA berorientasi SDGs berbasis TESI, selanjutnya dilakukan

perhitungan untuk mengetahui besar peningkatan literasi

digital peserta didik sebelum dan setelah menggunakan e-

module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI. Hasil

peningkatan literasi digital peserta didik sebelum dan setelah

menggunakan e-module IPA dapat dilihat pada Tabel 29.

Tabel 29 Hasil Peningkatan Literasi Digital Peserta Didik


Aspek Sebelum Sesudah Peningkatan
Use Skills 81,16% 98,35% 17,19%
Critical Understanding 72,40% 96,01% 23,61%
Communicative Abilities 77,26% 90,63% 13,37%
Seluruh Aspek 77,85% 94,79% 16,94%

Secara keseluruhan aspek, peningkatan literasi digital

peserta didik setelah menggunakan e-module IPA

berorientasi SDGs berbasis TESI adalah sebesar 16,94% .

146
3) Respon Peserta Didik terhadap E-Module IPA Berorientasi

SDGs Berbasis TESI

Pada pengambilan data respon peserta didik diperoleh

dari instrument non-tes yaitu angket. Angket respon peserta

didik berjumlah 20 butir. Data yang diperoleh adalah data

kuantitatif kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif

dengan skala empat.

Untuk mendapatkan hasil respon peserta didik terhadap

e-module IPA, maka perlu adanya pengonversian hasil

penilaian kuantitatif menjadi kualitatif dengan 4 kategori

yang mengacu pada teori Sudjana (2016: 122). Perhitungan

pedoman konversi skor kelayakan e-modul IPA dapat dilihat

pada table 30..

Tabel 30 Perhitungan Pedoman Konversi Skor Kelayakan


E-Module IPA
No Aspek Rentang Skor Kategori
19.5 ≤ X ≤ 24 Sangat Baik

15 ≤ X ≤ 19.5 Baik
1 Kelayakan Isi
10.5 ≤ X ≤ 15 Kurang Baik

6 ≤ X ≤ 10.5 Tidak Baik

6.5 ≤ X ≤ 8 Sangat Baik

5 ≤ X ≤ 6.5 Baik
2 Kebahasaan
3.5 ≤ X ≤ 5 Kurang Baik

2 ≤ X ≤ 3.5 Tidak Baik

3 Penyajian 13 ≤ X ≤ 16 Sangat Baik

147
No Aspek Rentang Skor Kategori
10 ≤ X ≤ 13 Baik

7 ≤ X ≤ 10 Kurang Baik

4≤X≤7 Tidak Baik

13 ≤ X ≤ 16 Sangat Baik

Tampilan dan 10 ≤ X ≤ 13 Baik


4
Konten 7 ≤ X ≤ 10 Kurang Baik

4≤X≤7 Tidak Baik

6.25 ≤ X ≤ 8 Sangat Baik

5 ≤ X ≤ 6.25 Baik
5 Kemanfaatan
3.5 ≤ X ≤ 5 Kurang Baik

2 ≤ X ≤ 3.5 Tidak Baik

6.25 ≤ X ≤ 8 Sangat Baik

5 ≤ X ≤ 6.25 Baik
6 Kegrafikan
3.5 ≤ X ≤ 5 Kurang Baik

2 ≤ X ≤ 3.5 Tidak Baik

55.25 ≤ X ≤ 68 Sangat Baik

42.5 ≤ X ≤ 55.25 Baik


Penilaian Keseluruhan
29.75 ≤ X ≤ 42.5 Kurang Baik

17 ≤ X ≤ 29.75 Tidak Baik

Berdasarkan hasil analisis angket respon peserta

didik terhadap e-module IPA dengan rerata skor aspek

kelayakan isi 21,53; aspek kebahasaan dengan rerata skor

7,25; aspek penyajian dengan rerata skor 14,67; aspek

tampilan dan konten dengan rerata skor 14,86; rerata skor

aspek kemanfaatan yaitu 7,25; dan rerata skor aspek

148
kegrafikan yaitu 7,42. Rekapitulasi hasil angket respon

peserta didik terhadap e-module IPA berorientasi SDGs

berbasis TESI dilihat pada table 31.

Tabel 31 Rekapitulasi Hasil Angket Respon Peserta Didik


terhadap E-module IPA Berorientasi SDGs Berbasis TESI
Rata-rata
No Indikator tiap Kategori
Indikator
1. Kelayakan Isi 21,53 Sangat Baik

2. Kebahasaan 7,25 Sangat Baik

3. Penyajian 14,67 Sangat Baik

4. Tampilan dan Konten 14,86 Sangat Baik

5. Kemanfaatan 7,25 Sangat Baik

6 Kegrafikan 7,42 Sangat Baik

Skor Total 65,56 Sangat Baik

Berdasarkan table 31, dapat diketahui bahwa E-module

IPA berorientasi SDGs berbasis TESI dikategorikan sangat

baik sesuai dengan hasil respon peserta didik terhadap e-

module IPA dengan skor total sebesar 65,56 dari jumlah skor

maksimal 80.

4) Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran IPA

Menggunakan E-Module IPA Berorientasi SDGs Berbasis

TESI

Data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran IPA

menggunakan e-module IPA berorientasi SDGs berbasis

TESI diperoleh dari observer yang memastikan langkah

pembelajaran sesuai dengan RPP. Rekapitulasi

149
keterlaksanaan pembelajaran IPA menggunakan e-module

IPA berorientasi SDGs berbasis TESI terdapat pada table 32.

Tabel 32 Rekapitulasi Keterlaksanaan Pembelajaran IPA


Persentase
Pertemuan Keterlaksanaan Kategori
(%)
1 100% Sangat Baik
2 100% Sangat Baik
Rerata
100% Sangat Baik
Keterlaksanaan

4. Tahap Penyebarluasan (Disseminate)

E-module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI yang telah

melalui tahap pendefinisian (define), desain (design), dan

pengembangan (develop), kemudian dilakukan tahap

penyebarluasan (disseminate). Tahap penyebarluasan (disseminate)

bertujuan untuk menyebarkan produk akhir hasil pengembangan

yaitu E-module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI untuk

meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan literasi digital peserta

didik. E-module IPA disebarkan secara terbatas kepada guru IPA di

SMP Negeri 2 Kota Serang.

B. Pembahasan

Penelitian yang berjudul “Pengembangan E-Module IPA Berorientasi SDGs

(Sustainable Development Goals) Berbasis TESI (Technology Embedded

Scientific Inquiry) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan

Literasi Digital Peserta Didik SMP” bertujuan untuk menentukan produk e-

module IPA yang layak digunakan dalam pembelajaran IPA, menentukan

150
keefektifan e-module IPA berorientasi SDGs (Sustainable Development Goals)

berbasis TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry) untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kritis peserta didik SMP, dan menentukan keefektifan e-

module IPA berorientasi SDGs (Sustainable Development Goals) berbasis TESI

(Technology Embedded Scientific Inquiry) untuk meningkatkan literasi digital

peserta didik SMP. Berikut adalah uraian pembahasan dalam penelitian

pengembangan ini.

1. Kelayakan E-Module IPA Berorientasi SDGs Berbasis TESI Untuk

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Literasi Digital

Peserta Didik SMP

Pengembangan E-module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI

dikembangkan menggunakan model pengembangan 4D model dari

Thiagarajan. Pengembangan ini dilakukan dengan empat tahap yaitu

pendefinisian (define), tahap perencanaan (design), tahan pengembangan

(develop), dan tahap penyebaran (disseminate). Tahap pendefinisian

(define) dilakukan dengan melakukan analisis awal (front-end-analysis)

berupa observasi untuk memperoleh gambaran mengenai situasi dan

kondisi lapangan, analisis peserta didik (learner analysis) berupa analisis

karakteristik peserta didik di SMP Negeri 2 Kota Serang, analisis tugas

(task analysis) berupa pemilihan pokok bahasan yang akan disajikan dalam

E-module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI yaitu KD 3.9 dan 4.9

tentang “Sistem Pernapasan Manusia”, analisis konsep (concept analysis)

berupa identifikasi konsep-konsep penting yang disusun dalam peta

151
konsep, dan spesifikasi tujuan pembelajaran berupa penetapan tujuan

pembelajaran berdasarkan KD yang telah dipilih.

Tahap perencanaan (design) dilakukan dengan penyusunan

instrumen penelitian berupa lembar validasi E-module IPA berorientasi

SDGs berbasis TESI, lembar angket respon peserta didik terhadap e-

module IPA yang dikembangkan, lembar observasi keterlaksanaan

pembelajaran, lembar soal keterampilan berpikir kritis, dan lembar angket

literasi digital. Selanjutnya pemilihan bahan ajar berupa e-module IPA,

dilanjutkan dengan pemilihan format e-module IPA yaitu identitas e-

module IPA, pengantar, kompetensi yang akan dicapai, alat dan bahan,

langkah kegiatan, tabel pengamatan, dan pertanyaan/diskusi. Tahap

perencanaan diakhiri dengan rancangan awal berupa pembuatan Draft I.

Tahap pengembangan (develop) dilakukan dengan validasi oleh dua

validator sebagai dosen ahli media dan ahli materi. Validator I yakni Prof.

Dr. Dadan Rosana, M.Si. dan validator II yakni Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd.

Hasil penilaian dari validator kemudian direvisi menjadi produk yang siap

diuji cobakan di lapangan. Uji coba lapangan di lakukan secara terbatas

pada kelas VIII A SMP Negeri 2 Kota Serang sebanyak 36 peserta didik.

Tahap yang terakhir yaitu tahap penyebaran (disseminate), hanya

dilakukan secara terbatas saja, yaitu kepada guru IPA di SMP Negeri 2

Kota Serang.

Penilaian kelayakan e-module IPA didasarkan pada empat

komponen yaitu kelayakan isi/materi, penyajian, kebahasaaan, dan

152
kegrafisan. Menurut (Depdiknas, 2008, p. 28), kualitas dan tingkat

kelayakan bahan ajar yang dikembangkan dapat diketahui dengan

melakukan penilaian terhadap berbagai komponen. Komponen evaluasi

bahan ajar meliputi kelayakan isi/materi, kebahasaan, penyajian, dan

kegrafisan. Penilaian kelayakan e-module IPA oleh validator dilakukan

dengan cara mengisi lembar validasi kelayakan e-module IPA berorientasi

SDGs berbasis TESI yang dapat dilihat pada lampiran 4.

Hasil penilaian lembar validasi kelayakan e-module IPA

berorientasi SDGs berbasis TESI diperoleh skor, komentar, dan saran untuk

kelayakan e-module IPA. Hasil penilaian dari validator, keempat

komponen evaluasi bahan ajar tersebut diperoleh rerata skor total 246 dari

280 dan termasuk kategori sangat layak.

Grafik Jumlah Rerata Skor dan Skor Maksimal


300 280
246
250
200
150
80
100 69.5
42.5 48
29.5 36 25.5 28 25.5 28
50 22.5 24
11 12 20 24

0 KELAYAKAN ISI KELAYAKAN KELAYAKAN KELAYAKAN KELAYAKAN KELAYAKAN KELAYAKAN KELAYAKAN KESELURUHAN
KEBAHASAAN PENYAJIAN TAMPILAN KEMUDAHAN KONSISTENSI KEMANFAATAN KEGRAFIKAN
DESAIN LAYAR PENGGUNAAN

jumlah rerata skor skor maksimal

Gambar 9 Diagram Jumlah Rerata Skor dan Skor Maksimal


Berdasarkan gambar 9, aspek kelayakan isi/materi memperoleh

rerata skor 69,5 dari skor maksimal 80 dan termasuk kategori sangat layak.

Purwanto dkk (2007:181) mengemukakan bahwa kriteria isi memuat

beberapa hal yang perlu dievaluasi. Beberapa hal tersebut yaitu : 1)

153
kesesuaian isi dengan tujuan, 2) ketepatan isi (accuracy) dengan siswa, 3)

kemutakhiran isi, dan 4) kecukupan cakupan (sufficiency). Berdasarkan

uraian tersebut, dapat diketahui bahwa dalam membuat e-module

pembelajaran dibutuhkan evaluasi e-module yang baik untuk mengukur

kelayakan e-module dari segi isi materi, yaitu kesesuaian KD, kejelasan

tujuan sustainable development goals, kesesuaian dengan kebutuhan

peserta didik, kebenaran substansi materi “Sistem Pernapasan Pada

Manusia”, manfaat untuk penambah wawasan pengetahuan aspek

technology embedded scientific inquiry, kesesuaian dengan ilustrasi

gambar, kesesuaian video, kesesuaian tugas, kesesuaian quiz, dan

kesesuaian materi dan tujuan indikator berpikir kritis dan literasi digital.

Aspek kebahasaan memperoleh rerata skor total 22,5 dari skor total

24 dan termasuk kategori sangat layak. Depdiknas/ Departemen

Pendidikan Nasional (2008) menyatakan beberapa aspek yang diperhatikan

dalam variable kebahasaan, yaitu : 1) keterbacaan ; 2) kejelasan informasi

; 3) kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar ; 4)

pemanfaatan Bahasa secara efektif dan efisien. Selain itu, (Kemendikbud,

2017) menyatakan bahwa e-module yang baik menggunakan kalimat yang

sederhana sehingga informasi yang disampaikan jelas dan bersifat user

friendly (bersahabat dengan pemakainya). Berdasarkan uraian tersebut

dapat disimpulkan bahwa dalam membuat e-module pembelajaran

dibutuhkan penilaian untuk mengukur kelayakan e-module dari segi

kebahasaan, yaitu keterbacaan, kejelasan informasi, kesesuaian dengan

154
kaidah Bahasa Indonesia, penggunaan bahasa secara efektif dan efisien,

konsistensi penggunaan kata, istilah dan kalimat, konsistensi penggunaan

bentuk dan ukuran huruf, dan konsistensi tata letak (Lay Out).

Aspek penyajian memperoleh rerata skor 29,5 dari skor total 36 dan

termasuk kategori sangat layak. Aspek-aspek yang tercakup dalam

kelayakan penyajian menurut (Depdiknas, 2008) juga menyatakan

beberapa aspek yang diperhatikan dalam variabel penyajian, yaitu : 1)

kejelasan tujuan yang ingin dicapai ; 2) urutan sajian ; 3) pemberian

motivasi ; 4) interaksi ; kelengkapan informasi. Berdasarkan uraian tersebut

dapat disimpulkan bahwa dalam membuat e-module pembelajaran

dibutuhkan penilaian e-module yang baik untuk mengukur kelayakan e-

module dari segi penyajian, yaitu sistematika penyajian, komunikatif,

kelengkapan informasi, pemberian motivasi, kemudahan pengoperasian,

fungsi navigasi, dan interaksi.

Aspek kegrafisan dibagi menjadi beberapa sub aspek, yakni sub

aspek tampilan desain layar memproleh rerata skor 25,5 dari skor total 28

dan termasuk kategori sangat layak. Pada sub aspek kemudahan

penggunaan memperoleh rerata skor 25,5 dari skor total 28 dan termasuk

kategori sangat layak. Pada sub aspek konsistensi memperoleh rerata skor

11 dari skor total 12 dan termasuk kategori sangat layak. Pada sub aspek

kemanfaatan memperoleh rerata skor 20 dari skor total 24 dan termasuk

kategori sangat layak. Pada sub aspek kemanfaatan memperoleh rerata skor

20 dari skor total 24 dan termasuk kategori sangat layak. Kemudian yang

155
terakhir pada sub aspek kegrafikan memperoleh rerata skor 42,5 dari skor

total 48 dan termasuk kategori sangat layak. Aspek kegrafikan meliputi

penilaian berdasarkan segi desain, adapun hal-hal yang dievaluasi

berdasarkan aspek kegrafikan menurut (Supriadi 2000:218–220) adalah: 1)

ilustrasi dan caption harus mendukung isi teks, jelas dan mudah dimengerti;

2) pemakaian warna harus sesuai dengan kebutuhan efisien dan ekonomis;

3) hubungan khusus antara teks dengan ilustrasi harus konsisten; 4) ukuran

huruf disesuaikan dengan keadaan peserta didik. Berdasarkan uraian

tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam membuat e-module pembelajaran

dibutuhkan penilaian e-module yang baik untuk mengukur kelayakan e-

module dari segi kegrafikan, yaitu penggunaan huruf, penggunaan ilustrasi,

garis, gambar, penggunaan warna, tata letak (lay out), dan desain tampilan.

Berdasarakan penjabaran hasil dari aspek-aspek pada kelayakan e-

module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI tersebut diperoleh skor

secara keseluruhan aspek yaitu 246 dari skor total 280. Skor tersebut berada

dalam rentang skor 227,5 ≤ X ≤ 280 yang termasuk kategori sangat layak.

Hal ini menunjukkan bahwa E-module IPA berorientasi SDGs berbasis

TESI yang dikembangkan sudah layak untuk di uji cobakan ke sekolah

dengan perbaikan sesuai komentar dan saran yang diberikan oleh validator.

2. Respon Peserta Didik terhadap E-module IPA Berorientasi SDGs

Berbasis TESI

Selain divalidasi oleh dosen ahli materi dan media, e-module IPA

materi “Sistem Pernapasan Pada Manusia” untuk kelas VIII A ini juga

156
diimplementasikan pada kegiatan pembelajaran di kelas VIII A SMP Negeri

2 Kota Serang secara daring. E-module diuji cobakan kepada 36 peserta

didik, karena peserta didik merupakan sasaran utama dari e-module melalui

tahap validasi oleh dosen ahli materi dan media dan revisi sesuai komentar

dan saran yang diberikan. Hasil uji angket respon peserta didik terhadap e-

module IPA menunjukkan bahwa e-module IPA layak sebagai bahan ajar

dalam kegiatan pembelajaran. Sesuai dengan (Depdiknas, 2008, p. 28)

kualitas dan tingkat kelayakan bahan ajar yang dikembangkan dapat

diketahui dengan melakukan penilaian terhadap berbagai komponen.

Komponen evaluasi bahan ajar meliputi kelayakan isi, kebahasaan,

penyajian, dan kegrafikan. Penilaian peserta didik dengan menggunakan

angket respon peserta didik terhadap e-module IPA berjumlah 20 butir

pernyataan, yang terdiri dari 10 pernyataan positif dan 10 pernyataan

negatif. Pernyataan tersebut mencakup 6 aspek penilaian, yaitu kelayakan

isi, kebahasaan, penyajian, tampilan dan konten, kemanfaatan, dan

kegrafikan. Hasil respon peserta didik terhadap e-module dapat dilihat pada

gambar 10.

157
Grafik Rerata Tiap Indikator dan Skor
Maksimal
25.00 24
21.53
20.00
14.67 16 14.86 16
15.00
10.00 7.25 8 7.25 8 7.42 8

5.00
0.00
KELAYAKAN ISI KEBAHASAAN PENYAJIAN
TAMPILAN DAN KONTEN
KEMANFAATAN KEGRAFIKAN

Series1 Series2

Gambar 10 . Diagram Rerata Tiap Indikator dan Skor Maksimal

Gambar 10 menunjukkan bahwa keenam aspek penilaian respon

peserta didik tergolong kategori sangat baik, dimana pada aspek kelayakan

isi berjumlah 6 butir memperoleh rerata nilai 21,53 dari total nilai 24.

Aspek kebahasaan berjumlah 2 butir memperoleh rerata nilai 7,25 dari total

nilai 8. Aspek penyajian berjumlah 4 butir memperoleh rerata nilai 14,67

dari total nilai 16. Aspek tampilan dan konten berjumlah 4 butir

memperoleh rerata nilai 14,86 dari total nilai 16. Aspek kemanfaatan

berjumlah 2 butir memperoleh rerata nilai 7,25 dari total nilai 8. Sedangkan

aspek kegrafikan berjumlah 2 butir memperoleh rerata nilai 7,42 dari total

nilai 8. Pada data angket respon peserta didik terhadap e-module IPA secara

keseluruhan dengan jumlah 20 butir mempunyai rerata nilai 65,56 dari total

nilai 80 dan mempunyai kategori sangat praktis. Kategori tersebut dapat

dilihat pada tabel 19. Berdasarkan penilaian tersebut, maka dapat dikatakan

bahwa peserta didik sangat setuju digunakannya e-module IPA berorientasi

SDGs berbasis TESI sebagai media pembelajaran di kelas secara online.

158
Peneliti juga mengamati keberlangsungan kegiatan pembelajaran daring

ketika peserta didik menggunakan e-module, secara umum kegiatan

pembelajaran daring telah sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang

diharapkan. Peserta didik terlihat mandiri dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran daring dan dapat melakukan kegiatan praktik dengan baik.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa respon peserta

didik terhadap e-module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI yang

mempunyai kategori sangat baik. Dengan adanya perkembangan teknologi

yang semakin pesat sangat memungkinkan peranan TIK dalam proses

kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan

hasil yang lebih baik. Hasil dari perkembangan teknologi saat ini dibidang

Pendidikan yaitu memodifikasi modul cetak menjadi format elektronik atau

yang dikenal e-module. Penyajian e-module IPA terdapat gambar, video,

lembar kerja, dan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi

yang dibahas. Hal ini bertujuan agar peserta didik lebih berantusias dalam

belajar secara mandiri. Sesuai dengan (Kemendikbud, 2017) yang

menyatakan e-module adalah bahan ajar mandiri untuk proses

pembelajaran yang disusun secara sistematis dan disajikan dalam format

elektronik.

3. Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik

Scriven & Paul (Lau & Chan, 2009) dalam Asri Widowati (2011:

57), berpikir kritis adalah proses intelektual yang dengan aktif dan terampil

mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisi, mensintesis dan

159
mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan dari

pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran atau komunikasi untuk

memandu keyakinan dan tindakan.

Data keterampilan berpikir kritis peserta didik diperoleh melalui

pretest-posttest yang dilakukan sebelum dan sesudah menggunakan produk

e-module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI. Instrumen yang digunakan

adalah soal pretest-posttest. Pretest dan posttest dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui sejauh mana pengaruh e-module IPA berorientasi SDGs

berbasis TESI terhadap keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran. Soal yang diberikan kepada peserta didik terdiri

dari 20 butir soal pilihan ganda mencakup enam aspek berpikir kritis yang

disampaikan oleh (McGregor, 2007) bahwa keterampilan berpikir kritis

dapat diukur melalui beberapa aspek yaitu keterampilan mengidentifikasi

masalah, merumuskan hipotesis, memecahkan masalah, menganalisis,

menyimpulkan, dan mengevaluasi.

Pada aspek mengidentifikasi masalah indikator yang digunakan

yaitu keterampilan mengidentifkasi permasalahan dari suatu kejadian atau

kasus yang dipaparkan. Pada aspek merumuskan hipotesis indikator yang

digunakan yaitu ketrampilan merumuskan hipotesis yang sesuai dengan

permasalahan dan menunjukkan hubungan sebab-akibat yang saling

terlibat antar variabelnya. Pada aspek memecahkan masalah indikator yang

digunakan yaitu keterampilan mengumpulkan data maupun informasi

dengan strategi dan cara yang benar. Pada aspek menganalisis indikator

160
yang digunakan yaitu keterampilan menganalisis hubungan sebab dan

akibat dari suatu permasalahan. Pada aspek menyimpulkan indikator yang

digunakan yaitu keterampilan membuat kesimpulan disertai alasan yang

mendukung. Kemudia yang terakhir aspek mengevaluasi indikator yang

digunakan yaitu keterampilan memberikan berbagai pertimbangan yang

disertai dengan alasan yang mendukung atau menolak suatu pernyataan.

Data pretest-posttest yang digunakan juga mengacu pada level

kognitif menurut taksonomi Bloom C4 – C6 yang tersebar pada 20 butir

soal pilihan ganda. Hal ini sesuai dengan pernyataan oleh (Ennis R, 1985)

yang menyatakan bahwa dalam taksonomi Bloom, domain kognitif yang

dianggap sebagai definisi berpikir kritis adalah sintesis, analisis, dan

evaluasi.

Berikutnya data pretest-posttest keterampilan berpikir kritis peserta

didik yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan Uji normalitas dan

Paired Sample T-Test. Menurut (Rosana & Setyawarno, 2016 : 45) uji

normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data

penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal. Uji

normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari

hasil pretest-posttest berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitasi juga

digunakan sebagai prasyarat sebelum dilakukannya paired sample t test.

Dapat diketahui dari uji tersebut diperoleh nilai uji normalitas pada pretest

sebesar 0,078 dan pada posttest sebesar 0,055. Hal tersebut menunjukkan

bahwa data pretest dan posttest keterampilan berpikir kritis peserta didik

161
terdistribusi normal karena Asymp. Sig (2 tailed) > ½ α maka sampel

berdistribusi normal.

Selanjutnya setelah semua data terdistribusi normal, maka dilakukan

uji paired sample t test. Menurut (Rosana & Setyawarno, 2016 : 87) uji

paired sample t-test bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua variabel

dalam satu grup yang mendapatkan satu treatment kemudian akan

dibandingkan rata-rata dari sampel tersebut antara sebelum dan sesudah

treatment. Dari hasil analisis Uji Paired Sample T-Test diperoleh hasil Sig

(2-tailed) 0,000 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara skor

pretest dan posttest keterampilan berpikir kritis peserta didik, dan

dihasilkan nilai “t” pada hasil paired sample t test sebesar -23,966 yang

menunjukkan angka negatif. Hal tersebut menandakan bahwa skor rata-rata

pretest lebih rendah daripada skor rata-rata posttest. Jadi dapat disimpulkan

bahwa e-module IPA berorientasi SDG’s berbasis TESI dapat berpengaruh

positif terhadap keterampilan berpikir kritis peserta didik secara signifikan

dengan meningkatnya skor posttest dibandingkan pretest.

Besarnya pengaruh penggunaan e-module IPA berorientasi SDGs

berbasis TESI terhadap keterampilan berpikir kritis peserta didik dapat

dihitung dengan uji effect size. Perhitungan effect size keterampilan berpikir

kritis peserta didik adalah 3.03 dalam kategori sangat kuat dengan hasil

perhitungan lebih dari 1. Hasil uji effect size dapat dilihat pada Tabel 24.

Sehingga diketahui bahwa penggunaan e-module IPA berorientasi SDGs

162
berbasis TESI berpengaruh sangat kuat terhadap keterampilan berpikir

kritis peserta didik.

Setelah dilakukan analisis uji paired sample t test kemudian

dilakukan pula perhitungan n-gain score yang bertujuan untuk mengetahui

besarnya peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Berikut

adalah diagram hasil n-gain score setiap aspek keterampilan berpikir kritis

disajikan pada gambar 11.

NILAI N-GAIN SCORE KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS


0.80
0.72 0.73
0.70 0.67
0.60 0.55 0.55
0.50 0.43
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00 MENGIDENTIFIKASI MERUMUSKAN MEMECAHKAN MENGANALISIS MENYIMPULKAN MENGEVALUASI
MASALAH HIPOTESIS MASALAH

Gambar 11 Diagram Nilai N-Gain Score Keterampilan Berpikir Kritis

Berdasarkan gambar 11 diketahui bahwa peningkatan aspek

keteramplan berpikir kritis peserta didik secara keseluruhan berada pada

kategori “sedang” dengan perolehan n-gain score sebesar 0,62 setelah

menggunakan e-module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI. Sehingga

e-module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI dapat efektif berpengaruh

secara signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis peserta didik. Hal

ini sesuai dengan pendapat oleh (Widadi, 2017, p. 155) yang menyatakan

bahwa kriteria tingkat keberhasilan peningkatan kemampuan berpikir kritis

163
dan kreatif peserta didik dikatakan efektif adalah jika hasil uji n-gain

mencapai kriteria sedang atau tinggi.

Pada aspek mengidentifikasi masalah n-gain score yang dihasilkan

sebesar 0,72 masuk dalam kategori tinggi. Pada aspek ini peserta didik

dapat mengidentifikasi permasalahan dari suatu kejadian atau kasus yang

dikaitkan dengan materi sistem pernapasan pada manusia.

Pada aspek merumuskan hipotesis n-gain score yang dihasilkan 0,67

masuk dalam kategori sedang. Pada aspek ini peserta didik dapat

merumuskan hipotesis yang sesuai dengan permasalahan dan menunjukkan

hubungan sebab-akibat yang saling terlibat antar variabelnya.

4. Literasi Digital

Hermiyanto (2015) menuliskan bahwa literasi digital adalah

ketertarikan, sikap dan kemampuan individu yang secara menggunakan

teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola,

mengintegrasikan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membangun

pengetahuan baru, membuat dan berkomunikasi dengan orang lain agar

dapat berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat. Berdasarkan

pernyataan tersebut maka peneliti mengembangkan e-module IPA yang

memfasilitasi peserta didik untuk dapat mengembangkan keahlian diri

masing-masing.

Angket peningkatan literasi digital peserta didik ini terdiri dari 10

pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif dengan 4 pernyataan

menggunakan skala linkert. Diberikannya pernyataan negatif bertujuan

164
untuk mengetahui konsistensi peserta didik apakah bersungguh-sunguh

dalam mengisikan angket tersebut.

Literasi digital dibagi menjadi dua dimensi yang fundamental, yaitu

dimensi persepsi individu dan faktor lingkungan. Pada penelitian dan

pengembangan ini, peneliti hanya menerapkan satu dimensi saja yaitu

dimensi persepsi individu dari peserta didik. Sesuai dengan (Pérez Tornero

& Pi, 2013) :

Individual competences are understood as any individual skill – the

capacity to operate ‒ developed along the three dimensions of doing:

a) operative ability (practical use), b) knowing critically, and c) the

objective that the skill set should meet: in this case, communication,

social relationships, participation (in the public sphere) and

creation.

Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa dalam mendorong

peningkatan literasi digital peserta didik dapat melalui penggunaan

teknologi inovatif yaitu berupa bahan ajar yang dikembangkan peneliti

yaitu e-module IPA. Oleh karena itu, literasi digital dapat dikatakan

merupakan salah satu komponen kemampuan yang harus dimiliki peserta

didik dalam menghadapi perkembangan teknologi saat ini.

Aspek literasi digital dalam dimensi persepsi individu yang

diterapkan pada penelitian dan pengembangan ini termuat tiga indikator

penting diantaranya use skills, ciritical understanding, dan communicative

abilities. Sesuai dengan (European Commission, 2016) yang menyatakan

165
bahwa terdapat tiga indikator yang termuat dalam dimensi persepsi yaitu

indikator use (technical skills), critical understanding, communicate

(communicative and participative skills).

Indikator yang pertama yaitu Use skills atau biasa yang kita ketahui

yaitu keterampilan dalam menggunakan sesuatu, keterampilan ini

berhubungan dengan penggunaan media yang berpusat pada hubungan

antara individu dan media, kemampuan ini merupakan kemampuan peserta

didik yang instrumental dan operatif yang diperlukan untuk mengakses

platform atau bahan ajar berupa e-module.

Indikator yang kedua yaitu critical understanding atau yang biasa

diketahui yaitu pemahaman kritis individu terhadap sesuatu, pemahaman

kritis adalah indikator terpenting dari hubungan individu (peserta didik)

dengan media (bahan ajar). Bagaimana peserta didik berinteraksi dengan

media maka akan diawali dengan pemahaman kritisnya tentang konten

secara kritis. Untuk memahami dan memanfaatkan konten, peserta didik

menerjemahkan pemahaman kritis tersebut dengan cara mengembangkan

pemahaman terhadap konten media dan fungsinya, pengetahuan mengenai

media dan regulasi media tersebut, dan perilaku peserta didik untuk lebih

mengeksplorasi, memperoleh, dan menggunakan informasi untuk

mengkontekstualisasikan kegunaan dari konten tersebut.

Indikator yang terakhir yaitu communicative abilities atau yang biasa

diketahui adalah kemampuan komunikatif. Keterampilan komunikatif dan

partisipatif inidividu ini untuk membuat dan mempertahankan kontak

166
dengan orang lain melalui media. Termasuk komunikasi dasar,

berpartisipasi dalam grup online dalam diskusi secara kolaboratif menuju

tujuan bersama. Indikator ini memungkinkan proses yang dimulai dari

kontak secara sederhana hingga dapat penciptaan Kerjasama yang

kompleks untuk tujuan bersama dengan menggunakan media (bahan ajar)

e-module IPA sebagai wadahnya untuk berkomunikasi.

Analisis hasil data angket literasi digital sebelum dan setelah

menggunakan e-module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI

menggunakan pengubahan skor menjadi perhitungan persentase.

Persentase literasi digital peserta didik sebelum menggunakan e-module

IPA berorientasi SDGs berbasis TESI yaitu sebesar 77,85%. Kemudian

setelah menggunakan e-module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI

diperoleh hasil persentase sebesar 94,79%. Berdasarkan hasil dari

persentase sebelum dan setelah peserta didik menggunakan e-module IPA

berorientasi SDGs berbasis TESI tersebut, maka didapatkan peningkatan

literasi digital yaitu sebesar 16,94%. Pada indikator literasi digital juga

didapatkan peningkatan setiap indikator yaitu pada indikator use skills

diperoleh peningkatan sebesar 17,19%, pada indikator critical

understanding diperoleh peningkatan sebesar 23,61%, dan pada indikator

communicative abiliries diperoleh peningkatan sebesar 13,37%. Maka

dapat disimpulkan pada aspek literasi digital yang mengalami peningkatan

signifikan yaitu pada indikator critical understanding. Berikut disajikan

167
diagram peningkatan literasi digital peserta didik yang dapat dilihat pada

gambar 12.

DIAGRAM PENINGKATAN LITERASI DIGITAL


PESERTA DIDIK
100.00% 98.35% 96.01% 94.79%
90.63%
81.16% 77.85%
77.26%
80.00% 72.40%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
USE SKILLS CRITICAL COMMUNICATIVE SELURUH ASPEK
UNDERSTANDING ABILITIES

SEBELUM SETELAH

Gambar 12 Diagram Peningkatan Literasi Digital Peserta Didik


Berdasarkan perhitungan dan diagram diatas, keterampilan literasi

digital peserta didik terdapat peningkatan antara angket sebelum dan

setelah menggunakan e-module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI.

C. Kajian Produk

Produk akhir yang dihasilkan pada penelitian pengembangan ini adalah e-

module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kritis dan literasi digital peserta didik. Produk ini

dihasilkan dengan menggunakan software Adobe Illustrator dan Flip PDF

Professional. Software ini dipasang pada perangkat laptop peneliti sebelum

mengembangkan e-module. Peneliti membuat e-module berekstensi link agar

dapat memudahkan peserta didik dalam mengakses dimana saja dan kapan saja.

168
Konten materi IPA yang dikembangkan melalui e-module IPA yaitu materi

“Sistem Pernapasan Pada Manusia” kelas VIII semester 2 yang mengacu

kompetensi dasar (KD) 3.9 dan 4.9.

Produk E-module IPA memuat tujuan SDGs, aspek TESI, indikator

keterampilan berpikir kritis, dan indikator literasi digital. Produk ini akan

disebarluaskan ke guru IPA di SMP Negeri 2 Kota Serang. Berikut kajian

produk e-module IPA yang memuat tujuan Sustainable Development Goals

(SDGs), aspek Technology Embedded Scientific Inquiry (TESI), indikator

keterampilan berpikir kritis, dan indikator literasi digital.

1. Tujuan SDGs (Sustainable Development Goals)

a. Tujuan 3 SDGs (Pilar Kesehatan)

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu komponen dimensi

pembangunan manusia. Tujuan 3 berupaya untuk memastikan

Kesehatan dan kesejahteraan bagi semua penduduk pada setiap tahap

kehidupan (Badan Pusat Statistik, 2016).

1) Penyakit Pernapasan Kronis

Tujuan SDGs pada pilar kesehatan indikator mengakhiri

penyakit pernapasan kronis termuat pada e-module IPA materi

“Sistem Pernapasan Manusia”. Pada bagian ini dijelaskan penyebab

penyakit pernapasan kronis, agar peserta didik menjauhi hal-hal

yang membahayakan dirinya sendiri. Berikut konten yang

dikembangkan berdasarkan tujuan 3 yaitu penyakit pernapasan

kronis:

169
170
Gambar 13 Tujuan 3 SDGs Penyakit Pernapasan

2) Memperkuat Pelaksanaan the Framework Convention on Tobacco

Control

Pola hidup masyarakat yang buruk merupakan penyebab

utama penyakit penyakit pernapasan yaitu kebiasaan merokok

masyarakat Indonesia. Karena setiap batang rokok mengandung

ribuan bahan kimia yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan

maupun kerusakan paru. Kandungan tembakau pada rokok juga

merangsang inflamasi/peradangan, dan juga dapat merangsang

produksi sputum sehingga menyebabkan sumbatan pada saluran

nafas (Chang, 2010).

Data dari Kementrian Kesehatan RI menunjukkan bahwa

sebanyak 80% dari total perokok di Indonesia sudah mulai merokok

sejak berusia dibawah 19 tahun. Sesuai dengan tujuan SDGs yaitu

memperkuat pelaksanaan the Framework Convention on Tobacco

Control, maka dalam e-module IPA disajikan video mengenai

dampak Kesehatan yang dapat dialami jika seseorang merokok sejak

usia remaja. Berikut konten yang dikembangkan berdasarkan tujuan

171
3 yaitu memperkuat pelaksanaan the Framework Convention on

Tobacco Control:

Gambar 14 Tujuan 3 SDGs Bahaya Rokok


3) Mendukung Penelitian dan Pengembangan Vaksin

Pandemi Covid-19 memberi tantangan besar dalam upaya

peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia dan berdampak

terhadap sistem kesehatan nasional yang terlihat dari penurunan

kinerja beberapa program kesehatan. Maka dari itu diadakannya

pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan Pandemi

Covid-19 sebagai upaya preventif (Kemenkes, 2021). Vaksin

Covid-19 bertujuan mengurangi transmisi penularan Covid-19,

menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19,

mencapai kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity) dan

melindungi masyarakat.

Sesuai dengan tujuan SDGs yaitu mendukung penelitian dan

pengembangan vaksin, maka dalam e-module IPA disajikan video

dan bacaan berita terkini mengenai vaksinasi di Indonesia. Berikut

172
konten yang dikembangkan berdasarkan tujuan 3 yaitu mendukung

penelitian dan pengembangan vaksin:

Gambar 15 Tujuan 3 SDGs Penelitian dan Pengembangan Vaksin


b. Tujuan 4 SDGs (Pilar Pendidikan Berkualitas)

173
Menurut laporan terbaru dari program pembangunan PBB

pada tahun 2015, Indonesia berada pada tingkat 110 dari 187 negara.

Berdasarkan hal ini, tujuan Pendidikan akan menjadi tumpuan

pemerintah sebagai upaya dalam mencapai tujuan dan sasaran

pembangunan berkelanjutan dalam era SDGs hingga tahun 2030.

Peningkatan kualitas pendidikan bagi warga Indonesia akan

memacu pencapaian tujuan dan sasaran dari 17 tujuan SDGs

(Pribadi, 2017).

Berdasarkan 17 tujuan SDGs untuk periode pelaksanaan

tahun 2015-2030, kualitas Pendidikan memiliki kontribusi yang

penting untuk mencapai tujuan lainnya seperti meningkatkan

keterampilan teknologi informasi dan komunikasi serta menjamin

kemampuan literasi dan numerasi. Sesuai dengan pendapat (Era

Sonita, 2019) bahwa pendidikan yang berkualitas merupakan aspek

penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Pada bagian halaman depan pendahuluan e-module IPA

termuat deskripsi e-module, tujuan, kompetensi inti (KI),

kompetensi dasar (KD), deskripsi materi, prasyarat, ruang lingkup,

dan petunjuk belajar. Bagian ini masuk ke dalam tujuan SDGs pilar

Pendidikan berkualitas. Berikut konten yang dikembangkan

berdasarkan tujuan 4 yaitu Pendidikan berkualitas:

174
Gambar 16 Tujuan 4 SDGs Pendidikan Berkualitas
2. Aspek TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry)

Ebenezer (2007: 33) menyatakan bahwa model pembelajaran TESI

(Technology Embedded Scientific Inquiry) adalah model pembelajaran yang

memadukan konseptualisasi ilmiah, penyelidikan ilmiah, dan komunikasi

ilmiah dengan bantuan teknologi informasi. Ketiga aspek tersebut muncul

dalam setiap kegiatan baik kegiatan 1, kegiatan 2, dan kegiatan 3 yang

terdapat dalam e-module IPA yang dikembangkan.

a. Konseptualisasi Ilmiah (Technology Embedded Scientific

Conceptualization)

Pada aspek ini konseptualisasi ilmiah yang dipadukan dengan

teknologi melibatkan peserta didik untuk memahami pengetahuan

materi pelajaran yang mendasari masalah penyelidikan. Berdasarkan e-

module IPA yang dikembangkan, aspek ini termuat pada kegiatan 1

175
dimana disajikan video mengenai kasus yang disebabkan oleh

kekurangan oksigen akibat korban terkunci didalam mobil tanpa adanya

pertukaran udara. Setelah selesai menyaksikan video tersebut, peserta

didik diminta untuk mendiskusikan secara mandiri terlebih dahulu

mengenai kasus video tersebut dengan mengidentifikasi peranan

penting pertukaran oksigen dan karbondioksida saat proses bernapas

pada manusia. Setelah mendapatkan jawaban dari kasus tersebut,

peserta didik dapat mendiskusi hasilnya dalam link google classroom

kelas VIII A yang sudah disematkan kedalam tombol dalam kegiatan 1

e-module tersebut. Berikut konten yang disisipkan aspek konseptualisasi

ilmiah dapat dilihat pada gambar 17 berikut ini:

Gambar 17 Aspek TESI : Konseptualisasi Ilmiah pada Kegiatan 1


b. Invertigasi Ilmiah (Technology Embedded Scientific Investigation)

Pada aspek ini Ebenezer (2007: 34-36) mengungkapkan bahwa

dalam investigasi ilmiah guru perlu mengembangkan keterampilan

peserta didik dalam merumuskan pertanyaan/hipotesis, menunjukkan

176
hubungan logis antara konsep ilmiah dengan desain eksperimen,

merancang, serta melakukan penyelidikan ilmiah. Guru menunjukkan

hubungan logis antara konsep ilmiah yang memadu hipotesis dan desain

percobaan dan merancang melakukan penyelidikan ilmiah agar peserta

didik mampu berpikir kritis untuk merumuskan pertanyaan yang dapat

diteliti atau hipotesis yang dapat diuji.

Aspek ini termuat pada kegiatan 2 dimana pada kegiatan tersebut

terdapat praktikum mandiri mengenai uji udara hasil pernapasan.

Peserta didik diminta untuk praktikum mandiri di rumah masing-masing

dengan alat dan bahan yang tersedia di rumah peserta didik. Setelah

melakukan praktikum secara mandiri, peserta didik mengisi table hasil

percobaan sesuai dengan data hasil yang mereka dapatkan kemudian

peserta didik menarik simpulan dari praktikum yang sudah dilakukan

tersebut. Setelah selesai menarik simpulan dari hasil praktikum tersebut,

peserta didik dapat mendiskusi hasilnya dalam link google classroom

kelas VIII A yang sudah disematkan kedalam tombol dalam kegiatan 2

e-module tersebut. Berikut konten yang disisipkan aspek investigasi

ilmiah dapat dilihat pada gambar 18 berikut ini:

177
Gambar 18 Aspek TESI : Investigasi Ilmiah pada Kegiatan 2

c. Komunikasi Ilmiah (Technology Embeddes Scientific Communication)

Pada aspek ini Ebenezer (2007: 34-36) mengungkapkan bahwa

komunikasi ilmiah yang tertanam dalam teknologi melibatkan proses

penelitian yang mengkomunikasikan hasil penelitian, klaim, dan

argumen mengenai pengetahuan melalui presentasi di kelas dan

ditanggapi oleh peserta didik yang lain, pakar, dan guru, serta

membagikan hasil tersebut ke media sosial.

Aspek ini termuat pada kegiatan 3 dimana pada kegiatan tersebut

terdapat kegiatan yang bertujuan agar peserta didik dapat menerapkan

perilaku hidup bersih sehat di masa pandemi Covid-19. Peserta didik

diminta untuk membuat video sekreatif mungkin yang isinya berupa

178
ajakan cara mencegah dan menghindari virus corona. Video tersebut

disebar luaskan melalui media social berupa akun TIkTok milik peserta

didik. Berikut konten yang disisipkan aspek komunikasi ilmiah dapat

dilihat pada gambar 19 berikut ini:

Gambar 19 Aspek TESI : Komunikasi Ilmiah pada Kegiatan 3


3. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis

Berdasarkan tujuan pembelajaran dalam IPA, kita dapat melihat bahwa

pembelajaran IPA menuntut peserta didik untuk dapat berpikir secara kritis.

Keterampilan berpikir kritis peserta didik dapat diukur melalui beberapa

indikator. Indikator keterampilan berpikir kritis dapat dirumuskan dari

berbagai aspek keterampilan berpikir kritis. Ahli-ahli seperti Robert H.

Ennis, Edward Glaser maupun Peter A. Facione memiliki beberapa

pandangan masing-masing mengenai aspek-aspek berpikir kritis. Berikut

indikator berpikir kritis:

a. Mengidentifikasi Masalah

Menurut Ennis, dalam menganalisis suatu argumen sebelumnya kita

harus mengidentifikasi kesimpulan yang diberikan, lalu

179
mengidentifikasi alasannya. Pada indikator mengidentifikasi masalah

peserta didik dihadapkan dengan kegiatan 1 berupa kasus permasalahan

dari suatu kejadian yang sudah ditonton melalui video kemudian peserta

didik diharapkan dapat mengidentifikasi masalah dari kasus tersebut

secara mandiri kemudian didiskusikan secara seksama pada google

classroom yang link nya sudah disematkan dalam e-module IPA

tersebut. Berikut konten yang disisipkan indikator mengidentifikasi

masalah dapat dilihat pada gambar 20 berikut ini:

Gambar 20 Indikator Berpikir Kritis : Mengidentifikasi Masalah pada Kegiatan 1


b. Merumuskan Hipotesis

Salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan

berpikir kritis (Suriawati & Mundilarto). Maričić dan Špijunović (2015)

menyatakan bahwa berpikir kritis dapat diartikan sebagai aktivitas

intelektual yang menekankan keterampilan merumuskan, menganalisis,

dan mengevaluasi masalah. Pada indikator merumuskan hipotesis,

peserta didik dilatih untuk mampu merumuskan hipotesis yang sesuai

180
dengan permasalah dalam kegiatan 2 mengenai praktikum mandiri yang

mana peserta didik harus memiliki keterampilan merumuskan hipotesis

agar dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat yang saling terlibat

antar variabelnya. Berikut konten yang disisipkan indikator

merumuskan hipotesis dapat dilihat pada gambar 21 berikut ini:

Gambar 21 Indikator Berpikir Kritis : Merumuskan Hipotesis pada Kegiatan 2


c. Memecahkan Masalah

Kemampuan meemcahkan masalah dapat dilatihkan melalui

kegiatan pembelajaran IPA. IPA tidak hanya merupakan kumpulan

pengetahuan benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara

berpikir, dan cara memecahkan masalah (Winaputra dalam Samatowa,

2010 : 3). Pada indikator memecahkan masalah, peserta didik dilatih

untuk memiliki ketrampilan mengumpulkan data maupun informasi

dengan strategi dan cara yang benar. Berikut konten yang disisipkan

indikator memecahkan masalah dapat dilihat pada gambar 22 berikut

ini:

181
Gambar 22 Indikator Berpikir Kritis : Memecahkan Masalah

d. Menganalisis

Menganalisis merupakan proses yang melibatkan bagian dan

struktur pemikiran secara keseluruhan untuk memecahkan masalah.

Pada indikator ini peserta didik dapat menguraikan suatu permasalahan

yang dihasilkan dari data menjadi beberapa bagian. Berikut konten yang

disisipkan indikator menganalisis dapat dilihat pada gambar 23 berikut

ini:

182
Gambar 23 Indikator Berpikir Kritis : Menganalisis
e. Menyimpulkan

Menurut (Ennis, 1996) kemampuan menyimpulkan merupakan

kelompok dari keterampilan berpikir kritis. Pada indikator ini peserta

didik membuat kesimpulan dengan disertai alasan yang mendukung.

Berikut konten yang disisipkan indikator menyimpulkan dapat dilihat

pada gambar 24 berikut ini:

Gambar 24 Indikator Berpikir Kritis : Menyimpulkan

183
f. Mengevaluasi

Kemampuan mengevaluasi merupakan bagian penting dalam

memecahkan masalah dan menentukan keputusan yang benar.

Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Widana (2017), yang

mengemukakan bahwa proses berpikir pada indikator mengevaluasi

menuntut peserta didik untuk Menyusun rencana, memprediksi, dan

menilai. Menurut Prasetyani, Hartono, dan Susanti (2016),

mengevaluasi dapat dilakukan jika peserta didik dapat menganalisis

masalah dengan baik, mengerti maksud pertanyaan secara benar, serta

menuliskan alasan/bukti yang tepat. Sehingga, penyelesaian yang

dituliskan dapat memberikan solusi yang tepat.

Pada indikator ini peserta didik memberikan berbagai pertimbangan

yang disertai dengan alasan yang mendukung atau menolak suatu

pernyataan. Berikut konten yang disisipkan indikator menevaluasi dapat

dilihat pada gambar 25 berikut ini:

Gambar 25 Indikator Berpikir Kritis : Mengevaluasi

184
4. Indikator Literasi Digital

a. Use skills

Kriteria literasi digital yang pertama adalah use skills. Use skills

merupakan keahlian dalam aktivitas akses dan pengoperasian media.

Sesuai dengan penjelasan tersebut, pada bagian kegiatan 1, kegiatan 3, dan

penjelasan mengenai vaksin terdapat indikator literasi digital yaitu use

skills dimana disajikan kasus kekurangan oksigen yg termuat dalam video

beserta bahan diskusi berupa pertanyaan essay yang harus dijawab secara

mandiri dan hasil diskusi pada kasus tersebut didiskusikan pada tombol

yang berwarna merah “ruang diskusi” yang sudah disematkan link

platform google classroom. Dalam hal ini melatih peserta didik dalam

keahliannya dalam pengoperasian tombol dalam mengakses e-module.

Gambar 26 Indikator Literasi Digital: Use Skills

Pada bagian menu “ayo kita cari tahu” terdapat tanda panah yang

dapat diklik dan sudah disematkan notifikasi berupa perintah agar peserta

didik mengeksplor referensi menggunakan personal computer atau

handphone untuk membuka google atau e-book lainnya.

185
Gambar 27 Indikator Literasi Digital: Use Skills

Pada bagian berita terkini bagian satu terdapat bacaan mengenai

berita yang menjadi masalah serius dibagian kesehatan sistem pernapasan

manusia berupa kaitan penyakit TBC dan virus corona. Hal ini

menunjukkan bahwa peserta didik diharapkan dapat memiliki pengetahuan

luas dan up to date mengenai masalah yang menyangkut kesehatan sistem

pernapasan manusia dengan cara lebih rajin lagi mencari refernsi melalui

internet, buku, dan media lainnya.

Gambar 28 Indikator Literasi Digital: Use Skills

b. Critical Understanding

Kategori individual competence yang kedua adalah critical

understanding atau pemahaman kritis, adalah kecakapan dalam

melakukan analisis dan evaluasi isi media secara luas dan lengkap.

Kriteria dalam pemahaman kritis meliputi kepercayaan informan

186
terhadap media massa atau internet; mampu membedakan kebenaran

konten situs berita; kemampuan memahami regulasi media; dan

melakukan cek sumber berita. Sesuai dengan pernyataan tersebut pada

kegiatan 2 mengenai praktikum secara mandiri ini peserta didik harus

memiliki pemahaman yang kritis untuk dapat mencari referensi yang

sesuai dengan materi tersebut agar dapat dibuktikan simpulan yang tepat.

Gambar 29 Indikator Literasi Digital: Ciritical Understanding

Pada bagian menu “ayo kita diskusikan” terdapat tanda panah yang

dapat diklik dan sudah disematkan notifikasi berupa perintah agar peserta

didik mengeksplor lebih dalam lagi untuk mencari referensi dalam

menjawab pertanyaan tersebut.

187
Gambar 30 Indikator Literasi Digital: Critical Understanding

c. Communicative Abilities

Kategori individual competence yang ketiga adalah communicative

abilities atau kemampuan komunikasi yaitu kecakapan dalam

mengkomunikasikan dan berpartisipasi melalui saluran media.

Kemampuan komunikasi merupakan kecakapan dalam membangun

hubungan sosial maupun berpartisipasi dalam lingkungan melalui suatu

platform. Selain itu, kemampuan komunikasi juga meliputi kecakapan

dalam Menyusun konten atau isi media. Berdasarkan pernyataan ini pada

topik bahaya rokok untuk kesehatan sistem pernapasan manusia, peserta

didik harus lebih update informasi di internet agar tahu berita terkini serta

lebih aktif dalam diskusi melalui forum di e-learning.

188
Gambar 31 Indikator Literasi Digital: Communicative Abilities

Pada halaman terakhir e-module ini terdapat tombol pertanyaan

peserta didik kepada guru melalui personal chat agar peserta didik dapat

menanyakan dan mendiskusikan materi yang belum dimengerti.

Gambar 32 Indikator Literasi Digital: Communicative Abilities

189
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dalam

mengembangkan e-module IPA berorientasi SDGS berbasis TESI, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. E-module IPA berorientasi SDGS berbasis TESI untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kritis dan literasi digital peserta didik dinyatakan layak

digunakan dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri 2 Kota Serang.

2. Tanggapan peserta didik terhadap E-module IPA berorientasi SDGs berbasis

TESI menunjukkan bahwa Sebagian besar peserta didik merespon dengan

sangat baik.

3. E-module IPA berorientasi SDGS berbasis TESI efektif untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kritis.

4. E-module IPA berorientasi SDGS berbasis TESI meningkatkan literasi digital

peserta didik SMP.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian dan pengembangan E-module IPA berorientasi SDGs

berbasis TESI untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan literasi

digital peserta didik antara lain:

190
1. Keterbatasan pelaksanaan pembelajaran IPA secara daring menyebabkan

tidak dilakukannya kegiatan observasi literasi digital secara langsung kepada

peserta didik SMP.

2. Penyebarluasan E-module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI untuk

meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan literasi digital peserta didik

dilakukan secara terbatas pada satu sekolah, yaitu pada SMP Negeri 2 Kota

Serang.

3. Keterbatasan penelitian dan pengembangan hanya dilakukan pada satu kelas

saja yaitu kelas VIII A.

C. Saran

Berdasarkan keterbatasan penelitian maka peneliti memberikan saran sebagai

berikut:

1. Selama pembelajaran menggunakan E-module IPA berorientasi SDGs

berbasis TESI sebaiknya dilakukan observasi literasi digital peserta didik

secara langsung.

2. E-module IPA berorientasi SDGs berbasis TESI yag dikembangkan untuk

meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan literasi digital peserta didik

sebaiknya disebarluaskan dalam skala yang lebih besar.

3. Penelitian dan pengembangan sebaiknya mengambil data menggunakan dua

kelas yaitu adanya kelas control dan kelas eksperimen.

191
DAFTAR PUSTAKA

Abdul majid .2013.Strategi Pembelajaran .Remaja Rosdakarya:Bandung.


Alec Fisher. (2008). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. (Terjemahan Banyamin
Hadinata). Jakarta: Penerbit Erlangga 2.
A.M. Slamet Soewandi, dkk. (2008). Perspektif Pembelajaran Berbagai Bidang
Studi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Andi Prastowo. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press.
Anjarsari, P. (2014). Literasi Sains dalam Kurikulum dan Pembelajaran IPA SMP.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik. (2016). Potret awal tujuan pembangunan berkelanjutan
(sustainable development goals) di Indonesia. In Katalog BPS.
Borich, Gary D. (1994). Observation Skill for Effective Teaching: Research-Based
Practice. Seventh Edition. New York: M M Publishing Company.
Calik, M., et al. (2014). Improving Science Student Teachers’ Self-Perceptions of
Fluency with Innovative Technologies and Scientific Inquiry Abilities.
Journal of Science Education and Technology
Çalik, Muammer, Tuncay Özsevgeç, Jazlin Ebenezer, Hüseyin Artun, and Zeynel
Küçük. 2014. Effects of „Environmental Chemistry‟ Elective Course Via
Technology-Embedded Scientific Inquiry Model on Some Variables.
Journal of Science Education and Technology 23 (3): 412– 30.
https://doi.org/10.1007/s10956-013-9473-5.
Chang, E., Daly, J., & Elliott, D. 2010. Patofisiologi Aplikasi pada Praktik
Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Balitbang
Depdiknas.
Djemari Mardapi. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes.
Jogjakarta : Mitra Cendikia Offiset
Ebenezer, J.V., et al. (2011). Engaging Students in Environmental Research
Projects: Perceptions of Fluency With Innovative Technologies and Levels
of Scientific Inquiry Abilities. Journal of Research in Science Teaching, 48
(1), 94–116.
Ebenezer, Jazlin. 2007. Technology Embedded Scientific Inquiry: A Study Of
Teacher Knowledge And Practice, 13.
Eko Putro Widoyoko. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ennis R. (1985). A Logical Basis For Measuring Critical Thinking Skills. In

192
National Inst. Of Education (Vol. 11, Issue 1). Educational Leadership.
https://pdfs.semanticscholar.org/80a7/c7d4a98987590751df4b1bd9adf747fd
7aaa.pdf
Ennis, R. H. 1996. Critical Thinking. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Era Sonita, H. (2019). View of Peningkatan SDM Menuju Kemandirian UMKM
Melalui Kualitas Pendidikan dalam Mewujudkan Sustainable Development
Goals. https://ojs.fkipummy.ac.id/index.php/jusie/article/view/220/142
European Commission. (2016). EU Digital Competence Framework for citizens:
The Digital Competence Framework 2.0. August, 12.
https://doi.org/10.2767/00458
Ferdianto, F., & Nurulfatwa, D. (2019). 3D Page Flip Professional: Enhance of
Representation Mathematical Ability on Linear Equation in One Variable.
Journal of Physics: Conference Series, 1188(1), 012043.
Ferdianto, F., & Nurulfatwa, D. (2019). 3D Page Flip Professional: Enhance of
Representation Mathematical Ability on Linear Equation in One Variable.
Journal of Physics: Conference Series, 1188(1), 012043.
Goldston, M. Jerice & Laura, Downey. 2013. Your science classroom. California:
SAGE Publication.
Hake, R. (1999). Interactive-engagement Versus Tradisional Methods: A
sixthousand Students Survey Of Mechanics Test Data For Introductory
physics Courses (PDF). American Jurnal of Physics 66 (1), 64-74
Hermiyanto, I. (2015). Literasi Digital. Tersedia:
http://www.kompasiana.com/iinhermiyanto/literasidigital_55280e9df17e61b
a098b45bc. [Di akses pada 25 Januari 2021].
I Gusti Ayu. (2014). Konsep Dasar IPA: Aspek Biologi. Yogyakarta: Ombak.
Kemendikbud. (2017). Panduan Praktis Penyusunan E-Modul Pembelajaran.
Direktorat Pembinaan SMA.
KOMINFO. 2020. “Status Literasi Digital Indonesia 2020: Hasil Survei Di 34
Provinsi.” (November):1–90.
Marty P., Chemla E., Spector B. (2013). Interpreting numerals and scalar items
under memory load. Lingua 133, 152–163 10.1016/j.lingua.2013.03.006
Marty, Paul F., Nicole D. Alemanne, Anne Mendenhall, Manisha Maurya, Sherry
A. Southerland, Victor Sampson, Ian Douglas, Michelle M. Kazmer, Amanda
Clark, and Jennifer Schellinger. 2013. “Scientific Inquiry, Digital Literacy,
and Mobile Computing in Informal Learning Environments.” Learning, Media
and Technology 38(4):407–28. doi: 10.1080/17439884.2013.783596.
McGregor, D. (2007). Developing Thinking Developing Learning. In British
Journal of Educational Studies (Vol. 55, Issue 4). Open University Press.
http://dx.doi.org/10.1111/j.1467-8527.2007.00388_2.x
Ministry of Education Malaysia. (2002). Integreted Curriculum for Secondary
Schools. Kuala Lumpur: Curriculum Development Center.
Mirowsky, John, and Catherine E. Ross. 2005. “Education, Learned Effectiveness
and Health.” London Review of Education (February). doi:
10.1080/14748460500372366.

193
National Education Association. (2002). Preparing 21st Century Students for a
Global Society: An Educator’s Guide to the “Four Cs”. 215.
Ngalim Purwanto. (2002). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran.
Bandung: Rosdakarya.
Nurcahyo, Muhammad Aqmal. 2016. Peningkatan Literasi Digital Dan
Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa Smp Menggunakan Model
Pembelajaran Technology-Embedded Scientific Inquiry (TESI) Pada Materi
Struktur Bumi Dan Bencana. Universitas Pendidikan Indonesia.
Patta Bundu. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains-SD.Jakarta: Departemen Pendidikan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan
Pérez Tornero, J. M., & Pi, M. (2013). Media Literacy Policy in European Union.
A New Horizon. Media and Information Literacy and Intercultural Dialogue,
327–354.
Pilt, L., Tartes, T., & Morandi, T. (2014). Tool for Creating Learning Modules
Developed on The Basis of Open Source OpenScholar Software. EUNIS
Journal of Higher Education.
Pribadi, Roy Eka. 2017. “Implementasi Sustainable Development Goals (SDGs)
Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Papua.” EJournal Ilmu
Hubungan Internasional 5(3):917–32.
Professional, F. P. D. F., Flip, W., Professional, P. D. F., Windows, F., Service, O.,
& Upgrade, P. (2019). Flip PDF Professional Interactive publishing - add
video , image , link and.
Putri Anjarsari. 2014. Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir (Thinking Skills)
dalam Pembelajaran IPA SMP. Makalah, disampaikan dalam PPM “
Optimalisasi Implementasi Kurikulum 2013 dengan Workshop
Pengembangan LKS IPA Berpendekatan Guided-Inquiry untuk
Mengembangkan Thinking Skills dan Sikap Ilmiah Siswa “pada Tanggal 23
Agustus 2015. Diakses dari
http://staff.uny.ac.id/sites/defaults/files/pengabdian/putri-anjarsarissi-mpd
pada 25 Januari 2021
Rita Prasetyowati. 2014. Pembelajaran IPA SMP Menurut Kurikulum 2013.
Makalah PP UNY.. diakses melalui http://staffnew.uny.ac.id/ upload/
132319975/pengabdian/artikel-ppm-rita-prasetyowat i-2014. pdf pada 31
Desember 2020.
Sanjaya, Wina.2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan.Jakarta: Kencana.
Sitiatava, Rizema Putra. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.
Yogyakarta: Diva Press.
Sonita, E., & Helmi. (2019). Peningkatan SDM menuju kemandirian UMKM

194
melalui kualitas pendidikan dalam mewujudkan Sustainable Development
Goals. Sosial Dan Ilmu Ekonomi, 4(2), 88–97.
Sugianto, D., Abdullah, A. G., Elvyanti, S., & Muladi, Y. (2013). Modul Virtual:
Multimedia Flipbook Dasar Teknik Digital. Innovation of Vocational
Technology Education, 9(2), 101–116.
Sugianto, dkk. 2013. Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw dan STAD Ditinjau Dari Kemampuan Penalaran Dan Komunikasi
Matematis Siswa SMA. Jurnal Didaktik Matematika Vol. 1 No. 1 April 2014.
ISSN: 2355-4185
Sungkono.2003.Pengembangan dan Pemamfaatan Bahan Ajar Modul Dalam
Proses Pembelejaran.Yogyakarta.FIP UNY
Supriadi, D. D. (2000). Anatomi Buku Sekolah di Indonesia. Adicita Karya Nusa.
Tawil, M & Liliasari. (2014). Keterampilan-keterampilan Sains dan
Impleentasinya dalam Pembelajaran IPA. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Thiagarajan, Sivasailam, Semmel, Dorothy S. & Semmel, Melvyn I. (1974).
Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children.
Bloomington: Indiana University.
TIM P2M LPPM UNS. (2010). Pengembangan E-Module. Diakses dari
http://nurma.staff.uns.ac.id. pada tanggal 23 Janauri 2021, Jam 12.11 WIB.
Toharudin, Uus. (2011). Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung:
humaniora.
Trianto. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, progresif, Dan
Kontekstual. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi dan
Implementasinya dalam KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.
Trilling, Bernie and Fadel, Charles. 2009. 21st Century Skills: Learning for Life in
Our Times, John Wiley & Sons, 978-0-47-055362-6.
Trowbridge, L.W & R.W Bybee. 1990. Becoming a Secondary School Science
Teacher. Melbourne : Merill Publishing Company.
Vembrianto, St. 1985. Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: Pendidikan
Paramita.
Wahyu Mei Diana Amriyanti. (2016). Pengembangan E-module IPA Berbasis
Authentiq Inquiry Learning Tema”Perubahan Zat” Untuk Meningkatkan
Kemampuan Problem Solving Peserta Didik Kelas VII . Skripsi. FMIPA
UNY.

195
LAMPIRAN

196
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PERTEMUAN KE 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Kota Serang Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VIII/Genap Materi Pokok : Sistem Pernapasan
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit Sub Materi : Struktur dan fungsi organ
pernapasan

1. TUJUAN PEMBELAJARAN
1 Melalui penggunaan E-module IPA, peserta didik dapat mendeskripsikan pengertian sistem pernapasan
manusia melalui model pembelajaran TESI secara benar.
2 Melalui penggunaan E-module IPA, peserta didik dapat mengidentifikasi struktur dari organ pernapasan
secara tepat melalui model pembelajaran TESI secara benar.
3 Melalui penggunaan E-module IPA, peserta didik dapat menganalisis fungsi organ pernapasan manusia
melalui model pembelajaran TESI secara benar.
2. LANGKAH-LANGKAH (KEGIATAN) PEMBELAJARAN
KEGIATAN PENDAHULUAN
A. Guru menyapa peserta didik melalui grup WA dengan salam.
B. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum belajar dan senantiasa mengingatkan peserta didik untuk tetap menjaga kesehatan di masa pandemi
covid-19.
C. Guru memberi motivasi kepada peserta didik agar tetap semangat belajar di rumah.
D. Guru meminta peserta didik untuk melalukan presensi dengan cara mengisi di google form.
E. Guru meminta peserta didik mengerjakan soal pretest sistem pernapasan pada manusia di google form.
F. Peserta didik mengerjakan soal pretest sistem pernapasan pada manusia dengan cara mengisi di google form.
G. Guru meminta peserta didik mengerjakan angket kemampuan literasi digital peserta didik sebelum menggunakan E-Module IPA di google form.
H. Peserta didik mengerjakan angket kemampuan literasi digital peserta didik sebelum menggunakan E-Module IPA dengan cara mengisi di google form.
I. Guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan.
KEGIATAN INTI
Model: Konseptualisasi Mengamati
Technology Ilmiah  Guru mengirimkan link E-Module IPA “Sistem Pernapasan Pada Manusia” melalui grup WA dan google
Embedded classroom.
Scientific Inquiry  Guru memberikan stimulus berupa video kasus kekurangan oksigen pada manusia.
 Guru memberikan pertanyaan terkait dengan video kasus kekurangan oksigen pada manusia.
Pendekatan:  Peserta didik menjawab pertanyaan guru terkait video kasus kekurangan oksigen pada manusia.
Saintifik  Guru memerintahkan kepada peserta didik untuk mengerjakan kegiatan.1 pada e-module.
 Guru meminta peserta didik untuk memperhatikan dan mengerjakan kegiatan.1 yang sudah dibagikan .
Deskripsi:
Menanya
Sistem Pernapasan
Pada Manusia
 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan
mengenai hal-hal yang belum dimengerti dalam mengerjakan kegiatan.1
Alat, Bahan, dan Investigasi Mengumpulkan Informasi
Media: Ilmiah  Secara mandiri peserta didik mengumpulkan informasi terkait dengan pengertian, struktur, dan fungsi organ
pernapasan pada manusia dari video dan E-Module IPA.
1. Buku Guru
dan Buku  Guru membimbing peserta didik untuk mengidentifikasi masalah dan membuat hipotesis berdasarkan
Siswa Kelas permasalahan yang ada di e-module IPA.
VIII Menalar/Mengasosiasi
Semester 2  Guru meminta peserta didik untuk melakukan kajian literatur tentang pengertian sistem pernapasan manusia,
2. E-Module struktur organ pernapasan manusia dan fungsi organ pernapasan manusia
 Guru membimbing atau mendampingi peserta didik agar bijak dalam melakukan kegiatan literasi digital
IPA sistem
pernapasan  Peserta didik diminta untuk mengolah dan menganalisis data atau informasi yang telah dikumpulkan dari
pada manusia berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan.
Komunikasi Mengomunikasikan
3. Kegiatan.1
Ilmiah  Guru meminta semua peserta didik untuk menarik kesimpulan dari hasil kajian yang telah dilakukan
Sistem
 Setelah peserta didik mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.
pernapasan
pada manusia  Peserta didik diminta untuk mengirimkan hasil kegiatan ke google form dengan cara memfoto hasil
kerjanya
PENUTUP
 Guru dan peserta didik menarik sebuah kesimpulan tentang poin penting yang muncul dalam pembelajaran yang dilakukan tentang pengertian, struktur
dan fungsi organ pernapasan manusia
 Guru menguatkan konsep yang dipaparkan peserta didik
 Guru meminta peserta didik mengungkapkan kesan dan pesan selama proses pembelajaran daring
 Guru memberikan nasehat kepada peserta didik agar lebih rajin belajar lagi
 Guru memberi nasehat kepada siswa agar selalu bersyukur kepada Tuhan YME karena atas kuasaNya kita bisa menghirup udara yang ada di bumi dengan
sangat mudah.
 Guru memberikan tugas kepada peserta didik
 Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
 Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam penutup.
3. PENILAIAN PEMBELAJARAN
Tes Tertulis : Mengerjakan soal test formatif 1 struktur dan fungsi organ pernapasan manusia di E-Module IPA nomor 1-5
Percobaan : Hasil kajian literatur kegiatan.1 pada e-module IPA struktur dan fungsi organ pernapasan

197
PERTEMUAN KE 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Kota Serang Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VIII/Genap Materi Pokok : Sistem Pernapasan
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit Sub Materi : Mekanisme Pernapasan
Manusia

 TUJUAN PEMBELAJARAN
 Melalui penggunaan E-module IPA, peserta didik dapat membedakan mekanisme pernapasan dada dan
mekanisme pernapasan perut manusia secara benar melalui model pembelajaran TESI secara benar.
 Melalui penggunaan E-module IPA, peserta didik dapat menyimpulkan tahap-tahap yang terjadi pada
pernapasan perut dan pernapasan dada secara benar melalui model pembelajaran TESI secara benar.
 Melalui penggunaan E-module IPA, peserta didik dapat menganalisis faktor yang mempengaruhi
frekuensi pernapasan melalui model pembelajaran TESI secara benar.
 LANGKAH-LANGKAH (KEGIATAN) PEMBELAJARAN
KEGIATAN PENDAHULUAN
A. Guru menyapa peserta didik melalui grup WA dengan salam.
B. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum belajar dan senantiasa mengingatkan peserta didik untuk tetap menjaga kesehatan di masa pandemi
covid-19.
C. Guru memberi motivasi kepada peserta didik agar tetap semangat belajar di rumah.
D. Guru meminta peserta didik untuk melalukan presensi dengan cara mengisi di google form.
E. Guru menggali penegtahuan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari dengan memberikan pertanyaan esensial
F. Guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan.
KEGIATAN INTI
Model: Konseptualisasi Mengamati
Technology Ilmiah  Guru mengirimkan link E-Module IPA “Sistem Pernapasan Pada Manusia” melalui grup WA dan google
Embedded classroom.
Scientific Inquiry  Guru memberikan stimulus berupa gambar-gambar dan video mengenai mekanisme pernapasan dan aktivitas
kegiatan sehari-hari yang berpengaruh terhadap frekuensi pernapasan.
Pendekatan:  Peserta didik menganalisis gambar tersebut dengan bantuan bacaan dari literatur berupa buku paket IPA, E-
Saintifik module IPA dan internet.
Menanya
Deskripsi:  Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan
Sistem Pernapasan mengenai hal-hal yang belum dimengerti dalam menganalisis gambar-gambar dan video mengenai
Pada Manusia mekanisme pernapasan dan frekuensi pernapasan.
Investigasi Mengumpulkan Informasi
Alat, Bahan, dan Ilmiah  Secara mandiri peserta didik mengumpulkan informasi terkait dengan mekanisme pernapasan dada dan
Media: perut serta frekuensi pernapasan pada E-Module IPA.
1. Buku Guru
dan Buku
 Guru membimbing peserta didik untuk mengidentifikasi masalah
Siswa Kelas  Peserta didik mengerjakan praktikum mandiri pada kegiatan.2 e-module IPA
VIII Semester Menalar/Mengasosiasi
2  Peserta didik diminta untuk mengolah dan menganalisis data atau informasi yang telah dikumpulkan dari
2. E-Module berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan untuk praktikum mandiri
IPA sistem  Guru membimbing atau mendampingi peserta didik agar bijak dalam melakukan kegiatan mengerjakan tes
pernapasan formatif 2
pada manusia Komunikasi Mengomunikasikan
Ilmiah  Guru meminta semua peserta didik untuk menarik kesimpulan dari hasil kajian yang telah dilakukan
 Guru mengintruksikan peserta didik untuk melakukan kegiatan praktikum mandiri di rumah masing-masing
 Setelah peserta didik mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.
 Peserta didik diminta untuk mengirimkan hasil kegiatan praktikum mandiri ke google form dengan cara
memfoto hasil kerjanya
PENUTUP
 Guru dan peserta didik menarik sebuah kesimpulan tentang poin penting yang muncul dalam pembelajaran yang dilakukan tentang mekanisme dan
frekuensi pernapasan
 Guru menguatkan konsep yang dipaparkan peserta didik
 Guru meminta peserta didik mengungkapkan kesan dan pesan selama proses pembelajaran daring
 Guru memberikan nasehat kepada peserta didik agar lebih rajin belajar lagi
 Guru memberi nasehat kepada siswa agar selalu bersyukur kepada Tuhan YME karena atas kuasaNya kita bisa menghirup udara yang ada di bumi dengan
sangat mudah.
 Guru memberikan tugas kepada peserta didik
 Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
 Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam penutup.
 PENILAIAN PEMBELAJARAN
Tes Tertulis : Mengerjakan soal formatif struktur dan fungsi organ pernapasan manusia di E-Module IPA nomor 1-5
Percobaan : Hasil praktikum mandiri pada kegiatan.2 e-module IPA

198
PERTEMUAN KE 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Kota Serang Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VIII/Genap Materi Pokok : Sistem Pernapasan
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit Sub Materi : Gangguan serta upaya
menanggulangi kesehatan
pernapasan

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui penggunaan E-module IPA, peserta didik dapat mengidentifikasi beberapa penyakit atau kelainan
pada sistem pernapasan manusia melalui model pembelajaran TESI secara jelas.
2. Melalui penggunaan E-module IPA, peserta didik dapat memahami vaksin yang terlibat dalam
penanganan virus corona melalui model pembelajaran TESI secara benar.
3. Melalui penggunaan E-module IPA, peserta didik dapat membuat hasil karya mengenai pentingnya
menjaga kesehatan sistem pernapasan untuk melawan virus corona melalui model pembelajaran TESI
secara benar.
B. LANGKAH-LANGKAH (KEGIATAN) PEMBELAJARAN
KEGIATAN PENDAHULUAN
A. Guru menyapa peserta didik melalui grup WA dengan salam.
B. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum belajar dan senantiasa mengingatkan peserta didik untuk tetap menjaga kesehatan di masa pandemi
covid-19.
C. Guru memberi motivasi kepada peserta didik agar tetap semangat belajar di rumah.
D. Guru meminta peserta didik untuk melalukan presensi dengan cara mengisi di google form.
E. Guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan.
F. Guru meminta peserta didik mengerjakan soal posttest sistem pernapasan pada manusia di google form.
G. Peserta didik mengerjakan soal posttest sistem pernapasan pada manusia dengan cara mengisi di google form.
H. Guru meminta peserta didik mengerjakan angket kemampuan literasi digital peserta didik sesudah menggunakan E-Module IPA di google form.
I. Peserta didik mengerjakan angket kemampuan literasi digital peserta didik sesudah menggunakan E-Module IPA dengan cara mengisi di google form.
J. Peserta didik mengerjakan angket peserta didik terhadap e-module IPA
KEGIATAN INTI
Model: Konseptualisasi Mengamati
Technology Ilmiah  Guru mengirimkan link E-Module IPA “Sistem Pernapasan Pada Manusia” melalui grup WA dan google
Embedded classroom.
Scientific Inquiry  Guru memberikan stimulus berupa video mengenai gangguan sistem pernapasan manusia dan video tentang
covid-19 yang menyerang sistem pernapasan manusia serta vaksin covid-19.
Pendekatan:  Guru memberikan pertanyaan terkait dengan video tersebut
Saintifik  Peserta didik menjawab pertanyaan guru terkait video
 Guru memerintahkan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan.3
Deskripsi:  Guru meminta peserta didik untuk memperhatikan dan mengerjakan kegiatan.3 yang sudah dibagikan
Sistem Pernapasan
Menanya
Pada Manusia
 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan
mengenai hal-hal yang belum dimengerti dalam mengerjakan kegiatan.3
Alat, Bahan, dan
Media: Investigasi Mengumpulkan Informasi
1. Buku Guru Ilmiah  Secara mandiri peserta didik mengumpulkan informasi terkait dengan gangguan pernapasan manusia dan
dan Buku covid-19 dari video dan E-Module IPA.
Siswa Kelas  Guru membimbing peserta didik untuk mengidentifikasi masalah dan membuat hipotesis berdasarkan
VIII permasalahan yang ada di kegiatan.3
Semester 2 Menalar/Mengasosiasi
2. E-Module  Guru meminta peserta didik untuk melakukan kajian literatur tentang gangguan pernapasan manusia, covid
IPA sistem 19, kaitan polusi udara dan asap rokok, serta vaksin untuk covid 19.
pernapasan  Guru membimbing atau mendampingi peserta didik agar bijak dalam melakukan kegiatan literasi digital.
pada manusia  Peserta didik diminta untuk mengolah dan menganalisis data atau informasi yang telah dikumpulkan dari
3. LKPD berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan.
Gangguan Komunikasi Mengomunikasikan
sistem Ilmiah  Guru meminta semua peserta didik untuk menarik kesimpulan dari hasil kajian yang telah dilakukan
pernapasan  Setelah peserta didik mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.
 Peserta didik diminta untuk mengirimkan hasil kegiatan.3 ke google form dengan cara memfoto hasil
kerjanya dan membuat video tentang pentingnya menjaga kesehatan sistem pernapasan agar terhindap
dari coronavirus dikumpulkan dengan menguploadnya ke social media (Tiktok/Instagram).
1. Guru membagikan soal posttest kepada peserta didik untuk mengukur hasil pencapaian belajar pada materi
sistem pernapasan manusia.
PENUTUP
 Guru dan peserta didik menarik sebuah kesimpulan tentang poin penting yang muncul dalam pembelajaran yang dilakukan tentang volume dan ganggu
pernapasan manusia.
 Guru menguatkan konsep yang dipaparkan peserta didik.
 Guru meminta peserta didik mengungkapkan kesan dan pesan selama proses pembelajaran daring.
 Guru memberikan nasehat kepada peserta didik agar lebih rajin belajar lagi .
 Guru memberi nasehat kepada siswa agar selalu bersyukur kepada Tuhan YME karena atas kuasaNya kita bisa menghirup udara yang ada di bumi dengan
sangat mudah.
 Guru meminta peserta didik mengerjakan angket kemampuan literasi digital peserta didik setelah menggunakan E-Module IPA di google form.
 Guru meminta peserta didik mengerjakan angket peserta didik terhadap e-module IPA
 Peserta didik mengerjakan angket kemampuan literasi digital peserta didik setelah menggunakan E-Module IPA dan mengisi angket peserta didik terhadap

199
e-module IPA dengan cara mengisi di google form.
 Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam penutup.
K. PENILAIAN PEMBELAJARAN
Tes Tertulis : Mengerjakan soal posttest
Percobaan : Hasil kajian literatur mengidentifikasi kaitan gangguan sistem pernapasan dengan polusi udara dan asap rokok.
Psikomotorik : membuat video cara mencegah virus corona

Serang, 2021
Mengetahui

Kepala Sekolah, Guru Ilmu Pengetahuan Alam, Peneliti,

Rachmat Hardiyana, S.Pd Noviandrini Wikan Tyasning, S.Pt Silvia Indah Wulan Sari

NIP. 196511291989031008 NIP. 1977112620102004 NIM. 17312244004

200
2. E-Module IPA

201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
3. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kelayakan E-Modul IPA
1) Kisi-kisi Instrumen Lembar Validasi Ahli Materi terhadap E-Module

Aspek Sub Aspek Indikator Jumlah


butir
Kelayakan isi/ Cakupan materi 1. Kesesuian dengan KD 1
materi 2. Kesuaian dengan materi pokok 1
3. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 1
4. Materi pembelajaran mudah dipahami 1

5. Kesesuaian dengan kebutuhan peserta 1


didik
6. Kecukupan contoh dalam e-module 1
dengan kebutuhan belajar peserta didik
7. Kebenaran konsep materi dalam e-modul 1
sesuai
8. Pengungkapan materi/ persoalan 1
disajikan dapat mengembangkan literasi
digital peserta didik
9. Penggunaan variasi sumber belajar atau 1
referensi
10. Pengungkapan persoalan/materi 1
dapat melatih berpikir kritis peserta didik
11. Pengungkapan materi/ persoalan 1
disajikan dapat mengembangkan literasi
digital peserta didik
12. Keruntutan dan kesesuaian dengan 1
rantai kognitif
Keakuratan 13. Penyajian materi tidak miskonsepsi 1
materi
(sesuai dengan hakikat IPA)
14. Kesesuaian materi dijabarkan 1
dengan sustainable development
berbasis TESI (Technology Embedded
Scientific Inquiry)

278
15. Kesesuaian pretest dan posttest dengan 1
materi dalam e-module untuk
meningkatkan keterampilan berpikir
kritis dan literasi digital peserta didik
Ketercakupan 16. Tahap persiapan (penyajian materi/ 1
sustainable persoalan berdasarkan kehidupan di
development
dunia nyata)
berbasis TESI
(Technology
Embedded
Scientific
Inquiry)
Potensi 17. Tahap Pelayanan (kegiatan untuk 1
Keterampilan mendapatkan sebuah solusi
Berpikir Kritis permasalahan)
dan literasi
18. Kesesuaian isi materi dengan indikator 1
digital
berpikir kritis
19. Kesesuaian isi materi dengan indikator 1
literasi digital
20. Refleksi 1
Kebahasaan Lugas 21. Kejelasan penyampaian informasi 1

22. Kesesuaian istilah dengan kaidah ilmiah 1


23. Kejelasan penyampaian informasi 1
24. Kesesuaian dengan tata kalimat 1
25. Bahasa mudah dipahami 1

26. Bahasa yang digunakan dalam e-module 1


Penyajian 27. Urutan penyajian kegiatan sistematis 1
28. Langkah-langkah persiapan 1
pembelajaran mudah dipahami
29. Langkah kegiatan belajar dalam e- 1
module mudah diikuti
30. Kegiatan pembelajaran disajikan secara 1
lengkap
31. Kegiatan belajar dapat meningkatkan 1
kemandirian belajar

279
32. Pengadaan video tutorial dapat 1
meningkatkan kemandirian belajar
peserta didik
33. Kemenarikan isi materi dalam 1
memotivasi pengguna
34. pretest dan posttest memotivasi siswa 1
untuk meningkatkan belajarnya
35. Ketepatan pemberian feedback diakhir 1
pembelajaran
Jumlah 35

280
2) Kisi-kisi Instrumen Lembar Validasi Ahli Media terhadap E-Module

Aspek Sub Aspek Indikator Jumlah


butir
Kegrafikan Kelayakan 1. Kejelasan komposisi warna tulisan 1
tampilan desain terhadap warna latar belakang
layar 2. Ketepatan proporsional Lay out 1
sampul (Cover)
3. Ketepatan tata letak e-module 1
4. Keterkaitan antar ilustrasi grafis, 1
visual, dan verbal
5. Kejelasan judul 1
6. Kemenarikan desain cover e- 1
module
7. Desain e-module memiliki daya 1
tarik
Kelayakan 8. Keruntutan urutan bagian-bagian 1
kemudahan dalam e-module
penggunaan 9. Kemudahan e-module Ketika 1
dioperasikan menggunakan
PC/Laptop/Handphone
10. Kemudahan konten multimedia e- 1
module Ketika dioperasikan
11. Kemudahan pencarian halaman e- 1
module
12. Kejelasan petunjuk penggunaan e- 1
module
13. Tombol pada video berfungsi 1
dengan baik
14. Tombol navigasi pada pretest- 1
posttest berfungsi dengan baik
Kelayakan 15. Konsistensi penggunaan kata, 1
konsistensi istilah, dan kalimat pada materi
16. Konsistensi dalam penggunaan 1
bentuk dan huruf dalam materi
17. Konsistensi susunan tata letak 1
tampilan
Kelayakan 18. Peningkatan perhatian siswa 1
kemanfaatan terhadap materi karena
penggunaan e-module
19. Kemudahan siswa dalam 1
berinteraksi dengan e-module
20. Kemudahan guru dalam 1
berinteraksi dengan e-module
21. Kemudahan peserta didik dalam 1
menerima materi yang diajarkan
22. Kemudahan peserta didik dalam 1
belajar secara mandiri

281
23. Kemudahan pendidik dalam 1
melakukan kegiatan pembelajaran
Kelayakan 24. Ukuran huruf jelas mudah dibaca 1
kegrafikan 25. Jenis huruf mudah dibaca 1
26. Kejelasan ilustrasi gambar 1
27. Ilustrasi gambar sudah 1
proporsional dan realistis
28. Kelancaran dan kejelasan pada 1
video pembelajaran Ketika diputar
29. Kejelasan narasi dalam video 1
Ketika didengarkan
30. Ketepatan pemilihan warna pada 1
e-module
31. Tombol navigasi terlihat jelas 1
32. Ukuran video sudah tepat 1
33. Video pada e-module sesuai 1
dengan materi pembelajaran
34. Terdapat tulisan / gambar yang 1
berwarna dalam e-module
35. Adanya video membuat e-module 1
lebih menarik

282
4. Lembar Validasi Instrumen Penilaian Kelayakan E-Modul IPA
No Aspek Penilaian (+) Valid Komentar
atau Ya Tidak
(-)
1. Saya merasa materi yang disajikan +
dalam e-module IPA mudah dipahami

2. Saya merasa materi yang disajikan -


dalam e-module IPA sulit untuk
dipahami

3. Kesesuaian kegiatan belajar dalam e- +


module IPA pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan belajar saya

4. Kesesuaian kegitan belajar dalam e- -


module IPA pembelajaran tidak sesuai
dengan kebutuhan belajar saya

5. Kegiatan dalam e-modul IPA melatih +


saya untuk menganalisis data hasil
percobaan

6. Kegiatan percobaan dalam e-modul -


IPA tidak memberi kesempatan saya
untuk menarik kesimpulan

7. Penggunaan Bahasa pada E-Module +


IPA ini dapat saya pahami

8. Penggunaan Bahasa pada E-Module -


IPA ini tidak dapat saya pahami

9. Langkah kegiatan belajar pada e- +


module IPA ini dapat saya ikuti
dengan mudah

283
10. Langkah kegiatan belajar pada e- -
module IPA ini sangat sulit untuk
diikuti

11. Isi materi e-module IPA sangat +


menarik dan memotivasi saya untuk
belajar dengan mudah

12. Isi materi e-module IPA tidak menarik -


dan tidak memotivasi saya untuk
belajar

13. Komposisi warna tulisan terhadap +


latar belakang (background) dapat
saya baca dengan jelas

14. Komposisi warna tulisan terhadap -


latar belakang (background) tidak
dapat saya baca dengan jelas

15. Warna yang digunakan dalam e- +


module IPA menarik dan tidak
mencolok
16. Warna yang digunakan dalam e- -
module IPA tidak menarik dan
mencolok
17. E-module IPA mempermudah saya +
untuk memahami materi secara
mandiri
18. E-module IPA mempersulit saya -
untuk memahami materi secara
mandiri
19. Adanya video dan ilustrasi gambar +
pada e-module IPA membuat saya
lebih mudah menerima materi yang
diajarkan

284
20. Adanya video dan ilustrasi gambar -
pada e-module IPA membuat saya
sulit menerima materi yang diajarkan

285
5. Instrumen Penilaian Kelayakan E-Modul IPA
Jumlah Valid Komentar dan
No Aspek Sub Aspek Indikator
Butir Ya Tidak Saran
1. Kelayakan Cakupan 1. Kesesuian dengan KD 1
isi / materi Materi 2. Kesuaian dengan materi pokok 1
3. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 1
4. Materi pembelajaran mudah dipahami 1
5. Kesesuaian dengan kebutuhan peserta didik 1
6. Kecukupan contoh dalam e-module dengan 1
kebutuhan belajar peserta didik
7. Kebenaran konsep materi dalam e-modul sesuai 1
8. Pengungkapan materi/ persoalan disajikan dapat 1
mengembangkan literasi digital peserta didik
9. Penggunaan variasi sumber belajar atau referensi 1
10. Pengungkapan persoalan/materi dapat melatih 1
berpikir kritis peserta didik
11. Pengungkapan materi/ persoalan disajikan dapat 1
mengembangkan literasi digital peserta didik
12. Keruntutan dan kesesuaian dengan rantai kognitif 1
Keakuratan 13. Penyajian materi tidak miskonsepsi (sesuai dengan 1
materi hakikat IPA)
14. Kesesuaian materi dijabarkan dengan 1
sustainable development berbasis TESI
(Technology Embedded Scientific Inquiry)

286
15. Kesesuaian pretest dan posttest dengan materi 1
dalam e-module untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kritis dan literasi digital peserta didik
Ketercakupan 16. Tahap persiapan (penyajian materi/ persoalan 1
sustainable berdasarkan kehidupan di dunia nyata)
development
berbasis TESI
(Technology
Embedded
Scientific
Inquiry)
Potensi 17. Tahap Pelayanan (kegiatan untuk mendapatkan 1
Keterampilan sebuah solusi permasalahan)
18. Kesesuaian isi materi dengan indikator berpikir 1
Berpikir
kritis
Kritis dan
19. Kesesuaian isi materi dengan indikator literasi 1
literasi digital
digital
20. Refleksi 1
2 Kebahasaan Lugas 21. Kejelasan penyampaian informasi 1
22. Kesesuaian istilah dengan kaidah ilmiah 1
23. Kejelasan penyampaian informasi 1
24. Kesesuaian dengan tata kalimat 1
25. Bahasa mudah dipahami 1
26. Bahasa yang digunakan dalam e-module 1
3 Penyajian 27. Urutan penyajian kegiatan sistematis 1

287
28. Langkah-langkah persiapan pembelajaran mudah 1
dipahami
29. Langkah kegiatan belajar dalam e-module mudah 1
diikuti
30. Kegiatan pembelajaran disajikan secara lengkap 1
31. Kegiatan belajar dapat meningkatkan kemandirian 1
belajar
32. Pengadaan video tutorial dapat meningkatkan 1
kemandirian belajar peserta didik
33. Kemenarikan isi materi dalam memotivasi 1
pengguna
34. pretest dan posttest memotivasi siswa untuk 1
meningkatkan belajarnya
35. Ketepatan pemberian feedback diakhir 1
pembelajaran
Jumlah 35

288
Valid Komentar
Jumlah
No Aspek Sub Aspek Indikator dan
Butir Ya Tidak
Saran
1. Kegrafikan Kelayakan 1. Kejelasan komposisi warna tulisan terhadap warna latar 1
tampilan desain belakang
layar 2. Ketepatan proporsional Lay out sampul (Cover) 1
3. Ketepatan tata letak e-module 1
4. Keterkaitan antar ilustrasi grafis, visual, dan verbal 1
5. Kejelasan judul 1
6. Kemenarikan desain cover e-module 1
7. Desain e-module memiliki daya tarik 1
Kelayakan 8. Keruntutan urutan bagian-bagian dalam e-module 1
kemudahan 9. Kemudahan e-module Ketika dioperasikan menggunakan 1
penggunaan PC/Laptop/Handphone
10. Kemudahan konten multimedia e-module Ketika 1
dioperasikan
11. Kemudahan pencarian halaman e-module 1
12. Kejelasan petunjuk penggunaan e-module 1
13. Tombol pada video berfungsi dengan baik 1
14. Tombol navigasi pada pretest-posttest berfungsi dengan 1
baik
Kelayakan 15. Konsistensi penggunaan kata, istilah, dan kalimat pada 1
konsistensi materi
16. Konsistensi dalam penggunaan bentuk dan huruf dalam 1
materi

289
17. Konsistensi susunan tata letak tampilan 1
Kelayakan 18. Peningkatan perhatian siswa terhadap materi karena 1
kemanfaatan penggunaan e-module
19. Kemudahan siswa dalam berinteraksi dengan e-module 1
20. Kemudahan guru dalam berinteraksi dengan e-module 1
21. Kemudahan peserta didik dalam menerima materi yang 1
diajarkan
22. Kemudahan peserta didik dalam belajar secara mandiri 1
23. Kemudahan pendidik dalam melakukan kegiatan 1
pembelajaran
Kelayakan 24. Ukuran huruf jelas mudah dibaca 1
kegrafikan 25. Jenis huruf mudah dibaca 1
26. Kejelasan ilustrasi gambar 1
27. Ilustrasi gambar sudah proporsional dan realistis 1
28. Kelancaran dan kejelasan pada video pembelajaran Ketika 1
diputar
29. Kejelasan narasi dalam video Ketika didengarkan 1
30. Ketepatan pemilihan warna pada e-module 1
31. Tombol navigasi terlihat jelas 1
32. Ukuran video sudah tepat 1
33. Video pada e-module sesuai dengan materi pembelajaran 1
34. Terdapat tulisan / gambar yang berwarna dalam e-module 1
35. Adanya video membuat e-module lebih menarik 1
Jumlah 35

290
6. Rubrik Penskoran Penilaian Kelayakan E-Modul IPA

291
7. Kisi-kisi dan Lembar Validasi Instrumen Soal Pretest & Posttest

Indikator Indikator soal Aspek Nomor Valid


Soal Jawaban
berpikir kritis berpikir kritis kognitif soal
Ya Tidak
Menganalisis Menganalisis 1. Pendaki gunung akan mengalami gangguan pada tubuhnya jika sudah
faktor yang mencapai ketinggian di atas 1.600 meter. Gangguan tersebut erat
mempengaruhi kaitannya dengan … .
frekuensi A. Suhu lingkungan yang sangat dingin
C C4 17
pernapasan
B. Kesulitan pengeluaran CO2 dari paru-paru

C. Kadar oksigen yang rendah pada ketinggian tersebut

D. Banyaknya oksigen yang dapat diambil setiap kali bernapas

Mengevaluasi Menguraikan 2. Pernyataan berikut yang sesuai dengan gambar di bawah ini kaitannya
perbedaan dengan sistem pernapasan manusia adalah … .
frekuensi
pernapasan

C C4 8

292
A. Orang yang rajin berolahraga maka badannya akan menjadi sehat
dan kuat

B. Orang yang berolahraga akan mempengaruhi kesehatan paru-paru


manusia

C. Orang yang berolahraga mempunyai frekuensi pernapasan yang


tinggi karena banyaknya jumlah O2 yang dibutuhkan

D. Orang yang berolahraga mempunyai frekuensi pernapasan yang


tinggi karena mampu mengendalikan ritme pernapasan.

Menganalisis Menganalisis 3. Orang yang makan sambil berbicara dapat menyebabkan tersedak, hal
hubunngan tersebut terjadi karena … .
antara sistem A. Saat makan sambil berbicara, katup pada esophagus dan trakea
pernapasan dan sama-sama tertutup, sehingga makanan dapat masuk ke dalam
sistem trakea.
C C4 13
pencernaan B. Saat makan sambil berbicara, katup pada esophagus dan trakea
salah satunya terbuka, sehingga makanan dapat masuk ke dalam
esophagus.
C. Saat makan sambil berbicara, katup pada esophagus dan trakea
sama-sama terbuka, sehingga makanan dapat masuk dalam trakea.

293
D. Saat makan sambil berbicara, katup pada esophagus dan trakea
sama terbuka, sehingga makanan tidak dapat masuk ke dalam
trakea.
Mengevaluasi Mengevaluasi 4. Bacalah artikel dibawah ini!
artikel tingkat Berdasarkan inventarisasi emisi EDGAR 5.0 untuk 2015, yang disiapkan
emisi oleh Komite Penelitian Gabungan Uni Eropa, menunjukkan bahwa Jawa

pencemaran Tengah, Jawa Barat, dan Banten masing-masing memiliki emisi pencemar
udara yang jauh lebih tinggi daripada wilayah Jabodetabek. Dalam hal sektor
udara
emisi, energi (pembangkit listrik), industri, angkutan jalan, pertanian dan
penggunaan bahan bakar perumahan adalah sumber pencemaran yang
penting.
Emisi SO2 dan NOx dari sektor energi dan industri adalah yang tertinggi,
sedangkan PM 2.5 primer lebih banyak dihasilkan dari pembakaran pertanian A C6 10
dan sektor perumahan dan komersial. Penting untuk dicatat bahwa
inventarisasi emisi ini tidak menghitung seberapa besar jumlah SO2 dan NOx
di atmosfer yang berubah menjadi PM2.5 "sekunder" dan ozon. Meski
sumber-sumber industri dan energi dari PM2.5 primer kecil, sejumlah besar
PM2.5 sekunder dapat sangat signifikan, terutama karena lintasan angin
membawa mereka dari satu provinsi ke provinsi lain, seperti yang
ditunjukkan pada bagian di atas. Karenanya, penting untuk mengatasi semua
sumber pencemaran yang dapat berdampak pada Jakarta, terutama dari
sumber industri dan energi di Banten dan Jawa Barat.

294
Berdasarkan artikel dan data yang kalian baca, untuk Provinsi Banten
manakah yang terbesar tingkat emisi pencemar udaranya … .
A.
NOx PM 2.5 SO2
Industri Energi Pembakaran
sampah agrikultur

B.
NOx PM 2.5 SO2

295
Energi Perumahan & Energi
Komersial

C.
NOx PM 2.5 SO2
Angkutan jalan Industri Energi

D.
NOx PM 2.5 SO2
Pembakaran Energi Angkutan jalan
sampah agrikultur
Memecahkan Menentukan 5. Rahma jalan-jalan pada saat pagi hari ke daerah perbukitan kerinci,
Masalah volume dan dia mulai menghirup napas lebih lama dibandingkan biasanya kurang
kapasitas paru- lebih volume pernapasannya Rahma sekitar 1.800 mL karena
paru udaranya begitu sejuk. Selanjutnya menghembuskan napas sampai
terasa tidak ada lagi udara di dalam saluran pernapasannya, volume A C3 1
pernapasannya sekitar 800 mL. Selanjutnya Rahma duduk santai di
tepi perbukitan sambil menikamati indahnya pemandangan pagi itu,
volume pernapasannya 390 mL.
Berdasarkan wacana di atas maka volume pernapasan Novi adalah … .

296
A. Volume cadangan inspirasi 1.800 mL, volume cadangan ekspirasi
800 mL, dan volume tidal 390 mL.
B. Volume tidal Rahma adalah 900 mL, volume residu 800 mL, dan
cadangan inspirasi sebesar 1.800 mL.
C. Volume residu 1.800 mL, volume cadangan ekspirasi 1.800 mL,
dan volume tidal 800 mL
D. Volume residu 390 mL, volume cadangan ekspirasi 1.800 mL, dan
volume tidal 800 mL
Menyimpulkan Membedakan 6. Tulus adalah seorang penyanyi terkenal di Indonesia. Ketika dia
mekanisme Latihan bernyanyi bersama Afgan, dia menggunakan pernapasan
pernapasan dada perut. Mengapa kebanyakan penyanyi sering menggunakan
dan mekanisme pernapasan perut dibandingkan pernapasan dada … .
pernapasan perut A. Karena dengan pernapasan perut selain menggunakan otot
manusia diafragma juga menggunakan bantuan otot abdominalis atau otot
perut. Dengan bantuan otot perut yang berkontraksi, rongga dada A C6 15
yang terbentuk akan semakin besar dan suara yang dihasilkan
semakin kuat.
B. Karena dengan pernapasan perut terdapat bantuan otot antar tulang
rusuk dengan bantuan otot perut berkontraksi, rongga dada yang
terbentuk akan semakin besar dan suara yang dihasilkan semakin
kuat.

297
C. Karena dengan pernapasan perut terdapat bantuan otot diafragma
dengan bantuan otot perut berelaksasi, rongga dada yang terbentuk
akan semakin mengecil dan suara yang dihasilkan semakin kuat.
D. Karena dengan pernapasan perut terdapat bantuan otot abdominalis
dengan bantuan otot perut berkontraksi, rongga dada yang
terbentuk akan semakin kecil dan suara yang dihasilkan semakin
kuat.
Mengidentifikasi Mengidentifikasi 7. Kapiler darah banyak terdapat di dalam rongga hidung yang berfungsi
fungsi organ untuk … . B
yang berperan
dalam sistem
pernapasan

C4 5

A. Memproduksi lendir

B. Menghangatkan udara

C. Menyaring debu

D. Alat indera penciuman

298
Menyimpulkan Menyimpulkan 8. Perhatikan proses pernapasan dibawah ini! B
tahap-tahap yang 1) Otot diafragma berkontraksi
terjadi pada 2) Diafragma mendatar
pernapasan perut 3) Volume rongga dada membesar
dan pernapasan 4) Tekanan di rongga dada mengecil
dada
Berdasarkan tahap-tahap pernapasan diatas dapat diketahui bahwa
11
proses pernapasan yang terjadi adalah … . C5

A. Inspirasi pernapasan dada

B. Inspirasi pernapasan perut

C. Ekspirasi pernapasan dada

D. Ekspirasi pernapasan perut

Menganalisis Menganalisis 9. Perhatikan gambar dibawah ini!


proses inspirasi
dan ekspirasi
pada pernapasan
A C4 14
perut dan dada

299
Pernyataan yang tepat berhubungan dengan gambar proses pernapasan
diatas adalah … .

A. Gambar A otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk


terangkat, udara masuk

B. Gambar A otot antar tulang rusuk relaksasi, tulang rusuk terangkat,


udara masuk

C. Gambar B otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk turun,


udara keluar

D. Gambar B otot antar tulang rusuk relaksasi, tulang rusuk turun,


udara masuk

Menganalisis Menganalisis 10. Jika seorang wanita pada pernapasan normal mempunyai volume 470
volume mL udara yang masuk ke dalam paru-paru dan volume udara ekstra
pernapasan yang masuk ke paru-paru dengan inspirasi maksimum di atas inspirasi
tidal sebesar 1.900 mL. Maka kapasitas inspirasi wanita tersebut
adalah … . B C4 16
A. 1.600mL

B. 2.370mL

C. 3.000mL

300
D. 5.000mL

Mengidentifikasi Membandingkan 11. Perhatikan gambar di bawah ini.


frekuensi
pernapasan

Berdasarkan dari gambar tersebut, pernyataan yang tepat terkait


frekuensi pernapasan adalah … . C C4 3

A. Gambar a memiliki frekuensi pernapasan yan g sama dengan


gambar b

B. Gambar b memiliki frekuensi pernapasan lebih tinggi dari pada


gambar a

C. Gambar a memiliki frekuensi pernapasan lebih tinggi dari pada


gambar b

D. Gambar a memiliki frekuensi pernapasan sedang

Mengevaluasi Mengevaluasi 12. Simak bacaan artikel dibawah ini!


A C5 12
gangguan yang

301
terjadi pada paru- Saat ini, dunia sedang mengalami wabah Corona Virus Disease 2019
paru pasien (COVID-19) yang disebabkan oleh virus SAR-COV-2. Virus corona
corona yang ini adalah virus yang dapat menyerang manusia. Virus corona pada
menyerang manusia menyasar pada organ pernapasan. Berikut gambar paru-paru
sistem manusia normal dan paru-paru pasien corona :
pernapasan
manusia

Gambar paru-paru normal: terlihat berwarna hitam di seluruh bagiannya

(sumber foto: Stefan Jaeger Research Article)

Gambar paru-paru pasien corona, terlihat ada lapisan warna putih yang
menutupi sebagian paru

(sumber foto: radiology assistant)

302
Gambar diatas merupakan perbandingan paru-paru normal dengan paru-
paru pasien corona. Dapat dilihat dengan jelas warna dari paru-paru pasien
corona terlihat ada lapisan warna putih yang menutupi Sebagian paru-paru
dibandingkan dengan paru-paru normal yang berwarna hitam pada seluruh
bagiannya. Dalam paru-paru yang sehat, oksigen di dalam kantung udara
ini (alveolus) bergerak ke pembuluh darah kecil (kapiler). Pembuluh kecil
ini, pada gilirannya, mengirimkan oksigen ke sel darah merah Anda. Dr.
Mukhopadhyay menjelaskan proses evolusi membuat dinding alveolus
menipis sehingga mempermudah pengiriman oksigen ke sel darah merah.
Dalam hal ini, paru-paru yang menjadi organ paling terdampak covid-19.

(https://www.liputan6.com/health/read/4210905/gambaran-paru-paru-
saat-seseorang-terinfeksi-covid-19)

Berdasarkan bacaan diatas, pernyataan manakah yang sesuai dengan


penyebab paru-paru pasien corona terlihat ada lapisan berwarna putih
yang menutupi Sebagian paru-paru tersebut … .
A. Virus corona merusak dinding sel dan selaput alveolus serta pembuluh
kapiler, sehingga puing-puing yang menumpuk oleh semua kerusakan
itu melapisi dinding alveolus mirip seperti cat yang menutupi dinding.
Semakin tebal dinding ini, semakin sulit untuk mentransfer oksigen.

303
B. Virus corona merusak bronkus dan selaput alveolus serta pembuluh
kapiler, sehingga puing-puing yang menumpuk oleh semua kerusakan
itu melapisi bronkus mirip seperti cat yang menutupi dinding.
Semakin tebal dinding ini, semakin sulit untuk mentransfer oksigen.
C. Virus corona merusak trakea dan bronkiolus serta pembuluh kapiler,
sehingga puing-puing yang menumpuk oleh semua kerusakan itu
melapisi bronkiolus mirip seperti cat yang menutupi dinding. Semakin
tebal bronkiolus ini, semakin sulit untuk mentransfer oksigen.
D. Virus corona merusak dinding sel dan bronkus serta pembuluh kapiler,
sehingga puing-puing yang menumpuk oleh semua kerusakan itu
melapisi bronkus mirip seperti cat yang menutupi dinding. Semakin
tebal dinding bronkus ini, semakin sulit untuk mentransfer oksigen.
Memecahkan Menentukan 13. Perhatikan gambar dibawah ini!
Masalah volume paru-paru
pada manusia

A C3 7

Udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal setelah


pernapasan biasa ditunjukkan oleh huruf … .
A. P

304
B. Q

C. R

D. S

Mengidentifikasi Menentukan 14. Cermatilah gambar sistem pernapasan manusia di bawah ini.
proses pertukaran
Gas

A C3 2
Berdasarkan gambar, pertukaran oksigen dan karbon dioksida
berlangsung pada organ nomor … .
A. 5

B. 4

C. 3

D. 2

305
Merumuskan Merumuskan 15. Saat orang berenang di laut kemudian tenggelam akan mengalami
hipotesis gangguan sistem gangguan pada organ pernapasannya karena … .
pernapasan A. Tidak adanya kontraksi pada paru-paru

B. alveolus yang mengalami kebocoran D C4 9

C. pembuluh darah pada paru-paru mengalami pecah

D. terisi air di dalam alveolus

Memecahkan Menghitung 16. Diketahui data volume udara pernapasan sebagai berikut.
Masalah jumlah kapasitas a. Volume tidal = 500 cc
paru-paru pada b. Volume cadangan inspirasi = 1500 cc
manusia c. Volume cadangan ekspirasi = 1500 cc
d. Volume sisa = 1000 cc

Berdasarkan data volume udara tersebut, kapasitas vital paru-paru


adalah … . C C3 6

A. 3000 cc

B. 4500 cc

C. 3500 cc

D. 2500 cc

306
Merumuskan Merumuskan 17. Pernyataan dibawah ini yang tidak tepat mengenai faktor-faktor yang
Hipotesis faktor-faktor mempengaruhi frekuensi pernapasan adalah … .
yang A. Semakin tua usia seseorang, semakin rendah frekuensi
mempengaruhi pernapasannya
frekuensi B. Semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi
pernapasan pernapasannya C
C. Volume paru-paru laki-laki lebih besar sehingga frekuensi
pernapasannya lebih rendah dibandingkan dengan wanita
D. Orang yang banyak melakukan kegiatan, frekuensi pernapasannya
lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan
Merumuskan kegiatan (santai/tidur) C4 4,18
proses
bernapasan 18. Saat bernapas sebaiknya dilakukan melalui hidung bukan melalui
melalui hidung mulut. Hal ini disebabkan oleh . …
A. Udara dapat bercampur dengan bahan makanan sehingga
kehilangan banyak oksigen B

B. Dalam hidung terdapat rambut-rambut halus dan lendir yang akan


menyaring udara

C. Dalam hidung terdapat saraf penciuman sehingga dapat


mendeteksi adanya bau pada udara

307
D. Udara yang melalui hidung tidak akan menuju lambung sehingga
tidak menyebabkan masuk angin

Mengidentifikasi Mengidentifikasi 19. Perhatikan ciri-ciri organ pernapasan dibawah in!


struktur dari 1) Terdapat tulang rawan yang membentuk jakun
organ pernapasan 2) Terdapat selaput suara atau pita suara pada pangkal tenggorokan
3) Berfingsi melindungi saluran pernapasan dari masuknya benda
asing
Berdasarkan ciri-ciri diatas organ pernapasan yang dimaksud adalah B C3 19
….
A. Faring
B. Laring
C. Trakea
D. Bronkus
Menyimpulkan Menyimpulkan 20. Perhatikan gambar perangkat percobaan proses
hasil dari proses pernapasan dibawah ini! C C5 20
pernapasan

308
Andi meniup air kapur yang terdapat pada
tabung percobaan, setelah ditiup beberapa saat
air kapur yang awalnya jernih menjadi keruh.
Dari percobaan tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa proses pernapasan … .

A. Memerlukan O2
B. Menghasilkan uap air
C. Menghasilkan O2
D. Membutuhkan CO2

309
8. Instrumen Soal Pretest & Posttest

LEMBAR SOAL KEMAMPUAN


BERPIKIR KRITIS
PRETEST DAN POSTEST

Nama : Hari/Tanggal :
Mata Pelajaran : IPA Alokasi Waktu : 60 menit
Kelas : VIII Materi :Sistem Pernapasan Manusia

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat !

1. Rahma jalan-jalan pada saat pagi hari ke daerah perbukitan kerinci, dia mulai menghirup
napas lebih lama dibandingkan biasanya kurang lebih volume pernapasannya Rahma sekitar
1.800 mL karena udaranya begitu sejuk. Selanjutnya menghembuskan napas sampai terasa
tidak ada lagi udara di dalam saluran pernapasannya, volume pernapasannya sekitar 800
mL. Selanjutnya Rahma duduk santai di tepi perbukitan sambil menikamati indahnya
pemandangan pagi itu, volume pernapasannya 390 mL.
Berdasarkan wacana di atas maka volume pernapasan Novi adalah … .
A. Volume cadangan inspirasi 1.800 mL, volume cadangan ekspirasi 800 mL, dan volume
tidal 390 mL.
B. Volume tidal Rahma adalah 900 mL, volume residu 800 mL, dan cadangan inspirasi
sebesar 1.800 mL.
C. Volume residu 1.800 mL, volume cadangan ekspirasi 1.800 mL, dan volume tidal 800
mL
D. Volume residu 390 mL, volume cadangan ekspirasi 1.800 mL, dan volume tidal 800
mL

310
2. Cermatilah gambar sistem pernapasan manusia di bawah ini.

Berdasarkan gambar, pertukaran oksigen dan karbon dioksida berlangsung pada organ
nomor … .

A. 5
B. 4

C. 3

D. 2

3. Perhatikan gambar di bawah ini.

Berdasarkan dari gambar tersebut, pernyataan yang tepat terkait frekuensi pernapasan
adalah … .

A. Gambar a memiliki frekuensi pernapasan yan g sama dengan gambar b

B. Gambar b memiliki frekuensi pernapasan lebih tinggi dari pada gambar a

C. Gambar a memiliki frekuensi pernapasan lebih tinggi dari pada gambar b

D. Gambar a memiliki frekuensi pernapasan sedang

311
4. Saat bernapas sebaiknya dilakukan melalui hidung bukan melalui mulut. Hal ini
disebabkan oleh . …
A. Udara dapat bercampur dengan bahan makanan sehingga kehilangan banyak oksigen
B. Dalam hidung terdapat rambut-rambut halus dan lendir yang akan menyaring udara
C. Dalam hidung terdapat saraf penciuman sehingga dapat mendeteksi adanya bau pada
udara
D. Udara yang melalui hidung tidak akan menuju lambung sehingga tidak menyebabkan
masuk angin

5. Kapiler darah banyak terdapat di dalam rongga hidung yang berfungsi untuk … .

A. Memproduksi lendir

B. Menghangatkan udara

C. Menyaring debu

D. Alat indera penciuman

6. Diketahui data volume udara pernapasan sebagai berikut.


i Volume tidal = 500 cc
ii Volume cadangan inspirasi = 1500 cc
iii Volume cadangan ekspirasi = 1500 cc
iv Volume sisa = 1000 cc

312
Berdasarkan data volume udara tersebut, kapasitas vital paru-paru adalah … .

A. 3000 cc
B. 4500 cc
C. 3500 cc
D. 2500 cc

7. Perhatikan gambar dibawah ini!

Udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal setelah pernapasan biasa
ditunjukkan oleh huruf … .
A. P

B. Q

C. R

D. S

8. Pernyataan berikut yang sesuai dengan gambar di bawah ini kaitannya dengan sistem
pernapasan manusia adalah … .

A. Orang yang rajin berolahraga maka badannya akan menjadi sehat dan kuat
B. Orang yang berolahraga akan mempengaruhi kesehatan paru-paru manusia
C. Orang yang berolahraga mempunyai frekuensi pernapasan yang tinggi karena
banyaknya jumlah O2 yang dibutuhkan
D. Orang yang berolahraga mempunyai frekuensi pernapasan yang tinggi karena mampu
mengendalikan ritme pernapasan.

313
9. Saat orang berenang di laut kemudian tenggelam akan mengalami gangguan pada organ
pernapasannya karena … .
A. Tidak adanya kontraksi pada paru-paru

B. alveolus yang mengalami kebocoran

C. pembuluh darah pada paru-paru mengalami pecah

D. terisi air di dalam alveolus

10. Bacalah artikel dibawah ini!


Berdasarkan inventarisasi emisi EDGAR 5.0 untuk 2015, yang disiapkan oleh Komite
Penelitian Gabungan Uni Eropa, menunjukkan bahwa Jawa Tengah, Jawa Barat, dan
Banten masing-masing memiliki emisi pencemar udara yang jauh lebih tinggi daripada
wilayah Jabodetabek. Dalam hal sektor emisi, energi (pembangkit listrik), industri,
angkutan jalan, pertanian dan penggunaan bahan bakar perumahan adalah sumber
pencemaran yang penting.
Emisi SO2 dan NOx dari sektor energi dan industri adalah yang tertinggi, sedangkan PM
2.5 primer lebih banyak dihasilkan dari pembakaran pertanian dan sektor perumahan dan
komersial. Penting untuk dicatat bahwa inventarisasi emisi ini tidak menghitung seberapa
besar jumlah SO2 dan NOx di atmosfer yang berubah menjadi PM2.5 "sekunder" dan ozon.
Meski sumber-sumber industri dan energi dari PM2.5 primer kecil, sejumlah besar PM2.5
sekunder dapat sangat signifikan, terutama karena lintasan angin membawa mereka dari
satu provinsi ke provinsi lain, seperti yang ditunjukkan pada bagian di atas. Karenanya,
penting untuk mengatasi semua sumber pencemaran yang dapat berdampak pada Jakarta,
terutama dari sumber industri dan energi di Banten dan Jawa Barat.

314
Berdasarkan artikel dan data yang kalian baca, untuk Provinsi Banten manakah yang
terbesar tingkat emisi pencemar udaranya … .
A.
NOx PM 2.5 SO2
Industri Energi Pembakaran sampah
agrikultur

B.
NOx PM 2.5 SO2
Energi Perumahan & Energi
Komersial

C.
NOx PM 2.5 SO2
Angkutan jalan Industri Energi

D.
NOx PM 2.5 SO2
Pembakaran sampah Energi Angkutan jalan
agrikultur

315
11. Perhatikan proses pernapasan dibawah ini!
1) Otot diafragma berkontraksi
2) Diafragma mendatar
3) Volume rongga dada membesar
4) Tekanan di rongga dada mengecil

Berdasarkan tahap-tahap pernapasan diatas dapat diketahui bahwa proses pernapasan yang
terjadi adalah … .

A. Inspirasi pernapasan dada


B. Inspirasi pernapasan perut
C. Ekspirasi pernapasan dada
D. Ekspirasi pernapasan perut

12. Simak bacaan artikel dibawah ini!


Saat ini, dunia sedang mengalami wabah Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang
disebabkan oleh virus SAR-COV-2. Virus corona ini adalah virus yang dapat menyerang
manusia. Virus corona pada manusia menyasar pada organ pernapasan. Berikut gambar
paru-paru manusia normal dan paru-paru pasien corona :

1. Gambar paru-paru normal: terlihat berwarna hitam di seluruh bagiannya


(sumber foto: Stefan Jaeger Research Article)
2. Gambar paru-paru pasien corona, terlihat ada lapisan warna putih yang
menutupi sebagian paru (sumber foto: radiology assistant)

Gambar diatas merupakan perbandingan paru-paru normal dengan paru-paru pasien


corona. Dapat dilihat dengan jelas warna dari paru-paru pasien corona terlihat ada
lapisan warna putih yang menutupi Sebagian paru-paru dibandingkan dengan paru-paru
normal yang berwarna hitam pada seluruh bagiannya. Dalam paru-paru yang sehat,
oksigen di dalam kantung udara ini (alveolus) bergerak ke pembuluh darah kecil
(kapiler). Pembuluh kecil ini, pada gilirannya, mengirimkan oksigen ke sel darah merah
Anda. Dr. Mukhopadhyay menjelaskan proses evolusi membuat dinding alveolus

316
menipis sehingga mempermudah pengiriman oksigen ke sel darah merah. Dalam hal
ini, paru-paru yang menjadi organ paling terdampak covid-19.

(https://www.liputan6.com/health/read/4210905/gambaran-paru-paru-saat-
seseorang-terinfeksi-covid-19)

Berdasarkan bacaan diatas, pernyataan manakah yang sesuai dengan penyebab paru-
paru pasien corona terlihat ada lapisan berwarna putih yang menutupi Sebagian paru-
paru tersebut … .
A. Virus corona merusak dinding sel dan selaput alveolus serta pembuluh kapiler,
sehingga puing-puing yang menumpuk oleh semua kerusakan itu melapisi dinding
alveolus mirip seperti cat yang menutupi dinding. Semakin tebal dinding ini,
semakin sulit untuk mentransfer oksigen.
B. Virus corona merusak bronkus dan selaput alveolus serta pembuluh kapiler,
sehingga puing-puing yang menumpuk oleh semua kerusakan itu melapisi bronkus
mirip seperti cat yang menutupi dinding. Semakin tebal dinding ini, semakin sulit
untuk mentransfer oksigen.
C. Virus corona merusak trakea dan bronkiolus serta pembuluh kapiler, sehingga
puing-puing yang menumpuk oleh semua kerusakan itu melapisi bronkiolus mirip
seperti cat yang menutupi dinding. Semakin tebal bronkiolus ini, semakin sulit
untuk mentransfer oksigen.
D. Virus corona merusak dinding sel dan bronkus serta pembuluh kapiler, sehingga
puing-puing yang menumpuk oleh semua kerusakan itu melapisi bronkus mirip
seperti cat yang menutupi dinding. Semakin tebal dinding bronkus ini, semakin
sulit untuk mentransfer oksigen.

13. Orang yang makan sambil berbicara dapat menyebabkan tersedak, hal tersebut terjadi
karena … .
A. Saat makan sambil berbicara, katup pada esophagus dan trakea sama-sama tertutup,
sehingga makanan dapat masuk ke dalam trakea.
B. Saat makan sambil berbicara, katup pada esophagus dan trakea salah satunya terbuka,
sehingga makanan dapat masuk ke dalam esophagus.

317
C. Saat makan sambil berbicara, katup pada esophagus dan trakea sama-sama terbuka,
sehingga makanan dapat masuk dalam trakea.
D. Saat makan sambil berbicara, katup pada esophagus dan trakea sama terbuka, sehingga
makanan tidak dapat masuk ke dalam trakea.
14. Perhatikan gambar dibawah ini!

Pernyataan yang tepat berhubungan dengan gambar proses pernapasan diatas adalah … .
A. Gambar A otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk terangkat, udara masuk
B. Gambar A otot antar tulang rusuk relaksasi, tulang rusuk terangkat, udara masuk
C. Gambar B otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk turun, udara keluar
D. Gambar B otot antar tulang rusuk relaksasi, tulang rusuk turun, udara masuk

15. Tulus adalah seorang penyanyi terkenal di Indonesia. Ketika dia Latihan bernyanyi
bersama Afgan, dia menggunakan pernapasan perut. Mengapa kebanyakan penyanyi sering
menggunakan pernapasan perut dibandingkan pernapasan dada … .
A. Karena dengan pernapasan perut selain menggunakan otot diafragma juga
menggunakan bantuan otot abdominalis atau otot perut. Dengan bantuan otot perut
yang berkontraksi, rongga dada yang terbentuk akan semakin besar dan suara yang
dihasilkan semakin kuat.
B. Karena dengan pernapasan perut terdapat bantuan otot antar tulang rusuk dengan
bantuan otot perut berkontraksi, rongga dada yang terbentuk akan semakin besar dan
suara yang dihasilkan semakin kuat.
C. Karena dengan pernapasan perut terdapat bantuan otot diafragma dengan bantuan otot
perut berelaksasi, rongga dada yang terbentuk akan semakin mengecil dan suara yang
dihasilkan semakin kuat.
D. Karena dengan pernapasan perut terdapat bantuan otot abdominalis dengan bantuan
otot perut berkontraksi, rongga dada yang terbentuk akan semakin kecil dan suara yang
dihasilkan semakin kuat.

318
16. Jika seorang wanita pada pernapasan normal mempunyai volume 470 mL udara yang
masuk ke dalam paru-paru dan volume udara ekstra yang masuk ke paru-paru dengan
inspirasi maksimum di atas inspirasi tidal sebesar 1.900 mL. Maka kapasitas inspirasi
wanita tersebut adalah … .
A. 1.600 mL

B. 2.370 mL

C. 3.000 mL

D. 5.000 mL

17. Pendaki gunung akan mengalami gangguan pada tubuhnya jika sudah mencapai ketinggian
di atas 1.600 meter. Gangguan tersebut erat kaitannya dengan … .
A. Suhu lingkungan yang sangat dingin

B. Kesulitan pengeluaran CO2 dari paru-paru

C. Kadar oksigen yang rendah pada ketinggian tersebut

D. Banyaknya oksigen yang dapat diambil setiap kali bernapas

18. Pernyataan dibawah ini yang tidak tepat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
frekuensi pernapasan adalah … .
A. Semakin tua usia seseorang, semakin rendah frekuensi pernapasannya
B. Semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi pernapasannya
C. Volume paru-paru laki-laki lebih besar sehingga frekuensi pernapasannya lebih rendah
dibandingkan dengan wanita
D. Orang yang banyak melakukan kegiatan, frekuensi pernapasannya lebih tinggi
dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan kegiatan (santai/tidur)

19. Perhatikan ciri-ciri organ pernapasan dibawah ini!


1. Terdapat tulang rawan yang membentuk jakun
2. Terdapat selaput suara atau pita suara pada pangkal tenggorokan
3. Berfingsi melindungi saluran pernapasan dari masuknya benda asing

319
Berdasarkan ciri-ciri diatas organ pernapasan yang dimaksud adalah … .
A. Faring
B. Laring
C. Trakea
D. Bronkus

20. Perhatikan gambar perangkat percobaan proses pernapasan dibawah ini!

Andi meniup air kapur yang terdapat pada tabung percobaan, setelah ditiup beberapa saat
air kapur yang awalnya jernih menjadi keruh. Dari percobaan tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa proses pernapasan … .
A. Memerlukan O2
B. Menghasilkan uap air
C. Menghasilkan O2
D. Membutuhkan CO2

320
9. Kisi-kisi Instrumen Literasi Digital
Kategori Individual Indikator Kemampuan Literasi Jumlah
Competence Digital Butir
Use skill Subjek penelitian mampu 4
menggunakan media digital
Mengumpulkan informasi dari internet 4
Critical Understanding Subjek penelitian mampu memahami 4
konten, fungsi, dan regulasi
penggunaan media digital
Communicative Abilities Subjek penelitian mampu melakukan 4
komunikasi dan partisipasi melalui
media digital
Menilai kesesuaian konten informasi 4
yang direferensikan

321
10. Lembar Validasi Instrumen Literasi Digital Sebelum Menggunakan E-Modul IPA

LEMBAR VALIDASI
ANGKET LITERASI DIGITAL PESERTA DIDIK SEBELUM MENGGUNAKAN E-
MODULE IPA

Judul Penelitian : Pengembangan E-Module IPA Berbantuan Flip Pdf Professional


Berorientasi Sustainable Development Berbasis TESI (Technology
Embedded Scientific Inquiry) Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills) dan Literasi Digital (Digital
Literacy) Peserta Didik SMP
Peneliti/NIM : Silvia Indah Wulan Sari/17312244004
Validator :
Tanggal :
Petunjuk :
1. Lembar validasi ini dibuat untuk mengetahui penilaian dari Bapak/Ibu tentang angket yang
disusun oleh peneliti.
2. Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian pada lembar validasi angket
literasi digital peserta didik sebelum menggunakan E-module IPA.
3. Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda ceklis ( ) pada kolom “Ya” jika butir instrumen
valid, atau tanda ceklis ( ) pada kolom “Tidak” jika butir instrument tidak valid.
4. Apabila ada saran khusus untuk setiap butir, mohon dituliskan pada kolom komentar.
5. Atas kesediaan dan bantuan dari Bapak/Ibu disampaikan terima kasih.
(+) Jawaban Valid
No Pernyataan atau SS S TS STS Ya Tidak
(-)
1 Saya dapat mencari berbagai +
informasi melalui web browser
(Mozila, google chrome, dll)
2 Saya tidak dapat mencari -
informasi melalui web browser
(Mozila, google chrome, dll)

322
3 Saya dapat melakukan proses +
pencarian di internet melalui
berbagai media (Komputer,
laptop, dan smartphone)
4 Saya tidak dapat melakukan -
proses pencarian di internet
melalui berbagai media
(Komputer, laptop, dan
smartphone)
5 Saya selalu memanfaatkan +
akses internet sebagai media
pembelajaran dan sumber
informasi
6 Saya tidak memanfaatkan -
akses internet sebagai media
pembelajaran dan sumber
informasi
7 Saya lebih senang mencari +
informasi mengenai
pembelajaran di internet dari
pada melalui buku cetak
8 Saya lebih senang mencari -
informasi mengenai
pembelajaran melalui buku
cetak dari pada melalui internet
9 Sebelum saya mengutip +
informasi dari internet, saya
akan membandingkannya
dengan informasi dari sumber
internet yang lain untuk
memperoleh informasi yang
akurat

323
10 Saya tidak pernah melakukan -
crosscheck atau memeriksa
Kembali isi informasi yang
telah saya dapatkan
11 Ketika membuka suatu +
halaman web saya tidak hanya
melihat tampilan saja tetapi
berusaha untuk menemukan
konten yang ada di dalamnya
12 Ketika membuka suatu -
halaman web saya hanya
melihat tampilan saja, tidak
berusaha untuk menemukan
konten yang ada di dalamnya
13 Saya mampu menyusun pesan +
yang baik ketika berdiskusi
dengan teman sejawat melalui
media digital
14 Saya tidak mampu menyusun -
pesan yang baik ketika
berdiskusi dengan teman
sejawat melalui media digital
15 Saya dapat memberi tanggapan +
positif ketika sedang berdiskusi
dengan teman sejawat melalui
media digital
16 Saya tidak dapat memberi -
tanggapan positif ketika sedang
berdiskusi dengan teman
sejawat melalui media digital
17 Saya selalu mencari informasi +
lebih dari satu sumber untuk
mendapatkan pemahaman yang

324
lengkap atau pengetahuan yang
utuh tentang sesuatu hal
18 Saya hanya mencari informasi -
dari satu sumber untuk
mendapatkan pemahaman yang
lengkap atau pengetahuan yang
utuh tentang sesuatu hal
19 Saya lebih mudah +
menyimpulkan informasi yang
saya dapatkan melalui internet
dibandingkan dari buku cetak
20 Saya tidak dapat -
menyimpulkan informasi yang
saya dapatkan melalui internet
Catatan/kritik/saran :

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Kesimpulan :

Angket respon peserta didik terhadap literasi digital sebelum menggunakan E-module IPA
Berorientasi SDG’s (Sustainable Development Goals) Berbasis TESI (Technology Embedded
Scientific Inquiry) dinyatakan :

Layak digunakan tanpa ada revisi.


Layak digunakan dengan revisi.
Tidak layak untuk digunakan.
Serang, ………………2021
Dosem Pembimbing,

………………………………..

325
11. Instrumen Literasi Digital Sebelum Menggunakan E-Modul IPA
(+) Jawaban Valid
No Pernyataan atau SS S TS STS Ya Tidak
(-)
1 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya dapat
mencari berbagai informasi
melalui web browser (Mozila,
google chrome, dll)
2 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
dapat mencari informasi
melalui web browser (Mozila,
google chrome, dll)
3 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya dapat
melakukan proses pencarian di
internet melalui berbagai
media (Komputer, laptop, dan
smartphone)
4 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
dapat melakukan proses
pencarian di internet melalui
berbagai media (Komputer,
laptop, dan smartphone)
5 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya selalu
memanfaatkan akses internet
sebagai media pembelajaran
dan sumber informasi
6 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak

326
memanfaatkan akses internet
sebagai media pembelajaran
dan sumber informasi
7 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya lebih
senang mencari informasi
mengenai pembelajaran di
internet dari pada melalui buku
cetak
8 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya lebih
senang mencari informasi
mengenai pembelajaran
melalui buku cetak dari pada
melalui internet
9 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, sebelum saya
mengutip informasi dari
internet, saya akan
membandingkannya dengan
informasi dari sumber internet
yang lain untuk memperoleh
informasi yang akurat
10 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
pernah melakukan crosscheck
atau memeriksa Kembali isi
informasi yang telah saya
dapatkan
11 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, ketika
membuka suatu halaman web
saya tidak hanya melihat

327
tampilan saja tetapi berusaha
untuk menemukan konten yang
ada di dalamnya
12 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, ketika
membuka suatu halaman web
saya hanya melihat tampilan
saja, tidak berusaha untuk
menemukan konten yang ada di
dalamnya
13 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya mampu
menyusun pesan yang baik
ketika berdiskusi dengan
teman sejawat melalui media
digital
14 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
mampu menyusun pesan yang
baik ketika berdiskusi dengan
teman sejawat melalui media
digital
15 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya dapat
memberi tanggapan positif
ketika sedang berdiskusi
dengan teman sejawat melalui
media digital
16 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
dapat memberi tanggapan
positif ketika sedang berdiskusi

328
dengan teman sejawat melalui
media digital
17 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya selalu
mencari informasi lebih dari
satu sumber untuk
mendapatkan pemahaman yang
lengkap atau pengetahuan yang
utuh tentang sesuatu hal
18 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya hanya
mencari informasi dari satu
sumber untuk mendapatkan
pemahaman yang lengkap atau
pengetahuan yang utuh tentang
sesuatu hal
19 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya lebih
mudah menyimpulkan
informasi yang saya dapatkan
melalui internet dibandingkan
dari buku cetak
20 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
dapat menyimpulkan informasi
yang saya dapatkan melalui
internet

329
12. Lembar Validasi Instrumen Literasi Digital Setelah Menggunakan E-Modul IPA

LEMBAR VALIDASI
ANGKET LITERASI DIGITAL PESERTA DIDIK SETELAH MENGGUNAKAN E-
MODULE IPA

Judul Penelitian : Pengembangan E-Module IPA Berbantuan Flip Pdf Professional


Berorientasi Sustainable Development Berbasis TESI (Technology
Embedded Scientific Inquiry) Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills) dan Literasi Digital (Digital
Literacy) Peserta Didik SMP
Peneliti/NIM : Silvia Indah Wulan Sari/17312244004
Validator :
Tanggal :
Petunjuk :
1. Lembar validasi ini dibuat untuk mengetahui penilaian dari Bapak/Ibu tentang angket yang
disusun oleh peneliti.
2. Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian pada lembar validasi angket
literasi digital peserta didik setelah menggunakan E-module IPA.
3. Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda ceklis ( ) pada kolom “Ya” jika butir instrumen
valid, atau tanda ceklis ( ) pada kolom “Tidak” jika butir instrument tidak valid.
4. Apabila ada saran khusus untuk setiap butir, mohon dituliskan pada kolom komentar.
5. Atas kesediaan dan bantuan dari Bapak/Ibu disampaikan terima kasih.

(+) Jawaban Valid


No Pernyataan atau SS S TS STS Ya Tidak
(-)
1 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya dapat
mencari berbagai informasi
melalui web browser (Mozila,
google chrome, dll)

330
2 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
dapat mencari informasi
melalui web browser (Mozila,
google chrome, dll)
3 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya dapat
melakukan proses pencarian di
internet melalui berbagai
media (Komputer, laptop, dan
smartphone)
4 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
dapat melakukan proses
pencarian di internet melalui
berbagai media (Komputer,
laptop, dan smartphone)
5 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya selalu
memanfaatkan akses internet
sebagai media pembelajaran
dan sumber informasi
6 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
memanfaatkan akses internet
sebagai media pembelajaran
dan sumber informasi
7 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya lebih
senang mencari informasi
mengenai pembelajaran di
internet dari pada melalui buku
cetak

331
8 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya lebih
senang mencari informasi
mengenai pembelajaran
melalui buku cetak dari pada
melalui internet
9 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, sebelum saya
mengutip informasi dari
internet, saya akan
membandingkannya dengan
informasi dari sumber internet
yang lain untuk memperoleh
informasi yang akurat
10 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
pernah melakukan crosscheck
atau memeriksa Kembali isi
informasi yang telah saya
dapatkan
11 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, ketika
membuka suatu halaman web
saya tidak hanya melihat
tampilan saja tetapi berusaha
untuk menemukan konten yang
ada di dalamnya
12 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, ketika
membuka suatu halaman web
saya hanya melihat tampilan
saja, tidak berusaha untuk

332
menemukan konten yang ada di
dalamnya
13 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya mampu
menyusun pesan yang baik
ketika berdiskusi dengan
teman sejawat melalui media
digital
14 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
mampu menyusun pesan yang
baik ketika berdiskusi dengan
teman sejawat melalui media
digital
15 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya dapat
memberi tanggapan positif
ketika sedang berdiskusi
dengan teman sejawat melalui
media digital
16 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
dapat memberi tanggapan
positif ketika sedang berdiskusi
dengan teman sejawat melalui
media digital
17 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya selalu
mencari informasi lebih dari
satu sumber untuk
mendapatkan pemahaman yang
lengkap atau pengetahuan yang
utuh tentang sesuatu hal

333
18 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya hanya
mencari informasi dari satu
sumber untuk mendapatkan
pemahaman yang lengkap atau
pengetahuan yang utuh tentang
sesuatu hal
19 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya lebih
mudah menyimpulkan
informasi yang saya dapatkan
melalui internet dibandingkan
dari buku cetak
20 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
dapat menyimpulkan informasi
yang saya dapatkan melalui
internet

Catatan/kritik/saran :

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Kesimpulan :

Angket respon peserta didik terhadap literasi digital setelah menggunakan E-module IPA
Berorientasi SDG’s (Sustainable Development Goals) Berbasis TESI (Technology Embedded
Scientific Inquiry) dinyatakan :

Layak digunakan tanpa ada revisi.


Layak digunakan dengan revisi.
Tidak layak untuk digunakan.

334
Serang, ………………2021
Dosen Pembimbing,

………………………………..

335
13. Instrumen Literasi Digital Setelah Menggunakan E-Modul IPA
(+) Jawaban Valid
No Pernyataan atau SS S TS STS Ya Tidak
(-)
1 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya dapat
mencari berbagai informasi
melalui web browser (Mozila,
google chrome, dll)
2 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
dapat mencari informasi
melalui web browser (Mozila,
google chrome, dll)
3 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya dapat
melakukan proses pencarian di
internet melalui berbagai
media (Komputer, laptop, dan
smartphone)
4 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
dapat melakukan proses
pencarian di internet melalui
berbagai media (Komputer,
laptop, dan smartphone)
5 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya selalu
memanfaatkan akses internet
sebagai media pembelajaran
dan sumber informasi
6 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak

336
memanfaatkan akses internet
sebagai media pembelajaran
dan sumber informasi
7 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya lebih
senang mencari informasi
mengenai pembelajaran di
internet dari pada melalui buku
cetak
8 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya lebih
senang mencari informasi
mengenai pembelajaran
melalui buku cetak dari pada
melalui internet
9 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, sebelum saya
mengutip informasi dari
internet, saya akan
membandingkannya dengan
informasi dari sumber internet
yang lain untuk memperoleh
informasi yang akurat
10 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
pernah melakukan crosscheck
atau memeriksa Kembali isi
informasi yang telah saya
dapatkan
11 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, ketika
membuka suatu halaman web
saya tidak hanya melihat

337
tampilan saja tetapi berusaha
untuk menemukan konten yang
ada di dalamnya
12 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, ketika
membuka suatu halaman web
saya hanya melihat tampilan
saja, tidak berusaha untuk
menemukan konten yang ada di
dalamnya
13 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya mampu
menyusun pesan yang baik
ketika berdiskusi dengan
teman sejawat melalui media
digital
14 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
mampu menyusun pesan yang
baik ketika berdiskusi dengan
teman sejawat melalui media
digital
15 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya dapat
memberi tanggapan positif
ketika sedang berdiskusi
dengan teman sejawat melalui
media digital
16 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
dapat memberi tanggapan
positif ketika sedang berdiskusi

338
dengan teman sejawat melalui
media digital
17 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya selalu
mencari informasi lebih dari
satu sumber untuk
mendapatkan pemahaman yang
lengkap atau pengetahuan yang
utuh tentang sesuatu hal
18 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya hanya
mencari informasi dari satu
sumber untuk mendapatkan
pemahaman yang lengkap atau
pengetahuan yang utuh tentang
sesuatu hal
19 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya lebih
mudah menyimpulkan
informasi yang saya dapatkan
melalui internet dibandingkan
dari buku cetak
20 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
dapat menyimpulkan informasi
yang saya dapatkan melalui
internet

339
14. Kisi-kisi Instrumen Respon Peserta Didik terhadap E-Modul IPA
Aspek Sub Aspek Indikator Jumlah
butir
Kelayakan isi/ Cakupan materi 1. Kesesuian dengan KD 1
materi 2. Kesuaian dengan materi pokok 1

3. Kesesuaian dengan tujuan 1


pembelajaran
4. Materi pembelajaran mudah 1
dipahami
5. Kesesuaian dengan kebutuhan 1
peserta didik
6. Kecukupan contoh dalam e- 1
module dengan kebutuhan belajar
peserta didik
7. Kebenaran konsep materi dalam 1
e-modul sesuai
8. Pengungkapan materi/ persoalan 1
disajikan dapat mengembangkan
literasi digital peserta didik
9. Penggunaan variasi sumber 1
belajar atau referensi
10. Pengungkapan persoalan/materi 1
dapat melatih berpikir kritis
peserta didik
11. Pengungkapan materi/ persoalan 1
disajikan dapat mengembangkan
literasi digital peserta didik
12. Keruntutan dan kesesuaian 1
dengan rantai kognitif
Keakuratan materi 13. Penyajian materi tidak 1
miskonsepsi (sesuai dengan
hakikat IPA)

340
14. Kesesuaian materi 1
dijabarkan dengan sustainable
development berbasis TESI
(Technology Embedded Scientific
Inquiry)
15. Kesesuaian pretest dan posttest 1
dengan materi dalam e-module
untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dan
literasi digital peserta didik
Ketercakupan 16. Tahap persiapan (penyajian 1
sustainable materi/ persoalan berdasarkan
development
kehidupan di dunia nyata)
berbasis TESI
(Technology
Embedded
Scientific
Inquiry)
Potensi 17. Tahap Pelayanan (kegiatan untuk 1
Keterampilan mendapatkan sebuah solusi
Berpikir Kritis permasalahan)
dan literasi
18. Kesesuaian isi materi dengan 1
digital
indikator berpikir kritis
19. Kesesuaian isi materi dengan 1
indikator literasi digital
20. Refleksi 1
Kebahasaan Lugas 21. Kejelasan penyampaian 1
informasi
22. Kesesuaian istilah dengan kaidah 1
ilmiah
23. Kejelasan penyampaian 1
informasi
24. Kesesuaian dengan tata kalimat 1

25. Bahasa mudah dipahami 1

341
26. Bahasa yang digunakan dalam e- 1
module
Penyajian 27. Urutan penyajian kegiatan 1
sistematis
28. Langkah-langkah persiapan 1
pembelajaran mudah dipahami
29. Langkah kegiatan belajar dalam 1
e-module mudah diikuti
30. Kegiatan pembelajaran disajikan 1
secara lengkap
31. Kegiatan belajar dapat 1
meningkatkan kemandirian
belajar
32. Pengadaan video tutorial dapat 1
meningkatkan kemandirian
belajar peserta didik
33. Kemenarikan isi materi dalam 1
memotivasi pengguna
34. pretest dan posttest memotivasi 1
siswa untuk meningkatkan
belajarnya
35. Ketepatan pemberian feedback 1
diakhir pembelajaran
Jumlah 35

342
Aspek Sub Aspek Indikator Jumlah butir
Kegrafikan Kelayakan tampilan 1. Kejelasan komposisi 1
desain layar warna tulisan terhadap
warna latar belakang
2. Ketepatan proporsional 1
Lay out sampul (Cover)
3. Ketepatan tata letak e- 1
module
4. Keterkaitan antar ilustrasi 1
grafis, visual, dan verbal
5. Kejelasan judul 1
6. Kemenarikan desain cover 1
e-module
7. Desain e-module memiliki 1
daya tarik
Kelayakan 8. Keruntutan urutan bagian- 1
kemudahan bagian dalam e-module
penggunaan 9. Kemudahan e-module 1
Ketika dioperasikan
menggunakan
PC/Laptop/Handphone
10. Kemudahan konten 1
multimedia e-module
Ketika dioperasikan
11. Kemudahan pencarian 1
halaman e-module
12. Kejelasan petunjuk 1
penggunaan e-module
13. Tombol pada video 1
berfungsi dengan baik
14. Tombol navigasi pada 1
pretest-posttest berfungsi
dengan baik
Kelayakan 15. Konsistensi penggunaan 1
konsistensi kata, istilah, dan kalimat
pada materi
16. Konsistensi dalam 1
penggunaan bentuk dan
huruf dalam materi
17. Konsistensi susunan tata 1
letak tampilan
Kelayakan 18. Peningkatan perhatian 1
kemanfaatan siswa terhadap materi
karena penggunaan e-
module
19. Kemudahan siswa dalam 1
berinteraksi dengan e-
module

343
20. Kemudahan guru dalam 1
berinteraksi dengan e-
module
21. Kemudahan peserta didik 1
dalam menerima materi
yang diajarkan
22. Kemudahan peserta didik 1
dalam belajar secara
mandiri
23. Kemudahan pendidik 1
dalam melakukan kegiatan
pembelajaran
Kelayakan 24. Ukuran huruf jelas mudah 1
kegrafikan dibaca
25. Jenis huruf mudah dibaca 1
26. Kejelasan ilustrasi gambar 1
27. Ilustrasi gambar sudah 1
proporsional dan realistis
28. Kelancaran dan kejelasan 1
pada video pembelajaran
Ketika diputar
29. Kejelasan narasi dalam 1
video Ketika didengarkan
30. Ketepatan pemilihan 1
warna pada e-module
31. Tombol navigasi terlihat 1
jelas
32. Ukuran video sudah tepat 1
33. Video pada e-module 1
sesuai dengan materi
pembelajaran
34. Terdapat tulisan / gambar 1
yang berwarna dalam e-
module
35. Adanya video membuat e- 1
module lebih menarik

344
15. Lembar Validasi Instrumen Respon Peserta Didik terhadap E-Modul IPA
No Aspek Penilaian (+) Valid Komentar
atau Ya Tidak
(-)
1. Saya merasa materi yang disajikan +
dalam e-module IPA mudah dipahami

2. Saya merasa materi yang disajikan -


dalam e-module IPA sulit untuk
dipahami

3. Kesesuaian kegiatan belajar dalam e- +


module IPA pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan belajar saya

4. Kesesuaian kegitan belajar dalam e- -


module IPA pembelajaran tidak sesuai
dengan kebutuhan belajar saya

5. Kegiatan dalam e-modul IPA melatih +


saya untuk menganalisis data hasil
percobaan

6. Kegiatan percobaan dalam e-modul -


IPA tidak memberi kesempatan saya
untuk menarik kesimpulan

7. Penggunaan Bahasa pada E-Module +


IPA ini dapat saya pahami

8. Penggunaan Bahasa pada E-Module -


IPA ini tidak dapat saya pahami

9. Langkah kegiatan belajar pada e- +


module IPA ini dapat saya ikuti
dengan mudah

345
10. Langkah kegiatan belajar pada e- -
module IPA ini sangat sulit untuk
diikuti

11. Isi materi e-module IPA sangat +


menarik dan memotivasi saya untuk
belajar dengan mudah

12. Isi materi e-module IPA tidak menarik -


dan tidak memotivasi saya untuk
belajar

13. Komposisi warna tulisan terhadap +


latar belakang (background) dapat
saya baca dengan jelas

14. Komposisi warna tulisan terhadap -


latar belakang (background) tidak
dapat saya baca dengan jelas

15. Warna yang digunakan dalam e- +


module IPA menarik dan tidak
mencolok
16. Warna yang digunakan dalam e- -
module IPA tidak menarik dan
mencolok
17. E-module IPA mempermudah saya +
untuk memahami materi secara
mandiri
18. E-module IPA mempersulit saya -
untuk memahami materi secara
mandiri
19. Adanya video dan ilustrasi gambar +
pada e-module IPA membuat saya
lebih mudah menerima materi yang
diajarkan

346
20. Adanya video dan ilustrasi gambar -
pada e-module IPA membuat saya
sulit menerima materi yang diajarkan

347
16. Instrumen Respon Peserta Didik terhadap E-Modul IPA
No Aspek Penilaian (+) Jawaban
atau SS S TS STS
(-)
1. Saya merasa materi yang disajikan +
dalam e-module IPA mudah dipahami

2. Saya merasa materi yang disajikan -


dalam e-module IPA sulit untuk
dipahami

3. Kesesuaian kegiatan belajar dalam e- +


module IPA pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan belajar saya

4. Kesesuaian kegitan belajar dalam e- -


module IPA pembelajaran tidak sesuai
dengan kebutuhan belajar saya

5. Kegiatan dalam e-modul IPA melatih +


saya untuk menganalisis data hasil
percobaan

6. Kegiatan percobaan dalam e-modul -


IPA tidak memberi kesempatan saya
untuk menarik kesimpulan

7. Penggunaan Bahasa pada E-Module +


IPA ini dapat saya pahami

8. Penggunaan Bahasa pada E-Module -


IPA ini tidak dapat saya pahami

9. Langkah kegiatan belajar pada e- +


module IPA ini dapat saya ikuti
dengan mudah

348
10. Langkah kegiatan belajar pada e- -
module IPA ini sangat sulit untuk
diikuti

11. Isi materi e-module IPA sangat +


menarik dan memotivasi saya untuk
belajar dengan mudah

12. Isi materi e-module IPA tidak menarik -


dan tidak memotivasi saya untuk
belajar

13. Komposisi warna tulisan terhadap +


latar belakang (background) dapat
saya baca dengan jelas

14. Komposisi warna tulisan terhadap -


latar belakang (background) tidak
dapat saya baca dengan jelas

15. Warna yang digunakan dalam e- +


module IPA menarik dan tidak
mencolok
16. Warna yang digunakan dalam e- -
module IPA tidak menarik dan
mencolok
17. E-module IPA mempermudah saya +
untuk memahami materi secara
mandiri
18. E-module IPA mempersulit saya -
untuk memahami materi secara
mandiri
19. Adanya video dan ilustrasi gambar +
pada e-module IPA membuat saya
lebih mudah menerima materi yang
diajarkan

349
20. Adanya video dan ilustrasi gambar -
pada e-module IPA membuat saya
sulit menerima materi yang diajarkan

350
17. Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP
1) Pertemuan 1

Tanggal : 5 Maret 2021


Kelas : VIII A
Pertemuan : Pertama

Petunjuk Pengisian :
Isilah kolom terlaksana dengan memberi tanda centang (√) pada kolom “Ya” jika kegiatan terlaksana atau pada kolom “tidak” jika
kegiatan tidak terlaksana. Berikan deskripsi kegiatan/saran kegiatan terkait dengan hal-hal yang kurang jelas/ belum tersedia pada aspek
kegiatan.
Tahap Kegiatan Guru Pelaksanaan Kegiatan Peserta Didik Pelaksanaan
SDGs Berbasis Ya Tidak Ya Tidak
TESI
Pendahuluan
Pra-Kondisi
Mengidentifikasi 1 Guru membuka kelas √ Peserta didik menjawab √
masalah untuk
daring dengan salam dan menjawab
membentuk konsep
dengan bantuan mengucapkan salam di kondisi kesehatannya
menggunakan
teknologi Informasi WA group dengan selama karantina di rumah.
(scientific menanyakan kabar dan Serta segera membuka
conceptualization) memberikan perintah

351
untuk absen membuka google classroom IPA untuk
google classroom IPA. absen.
2 Guru melampirkan link √ Peserta didik mengerjakan √
pretest dan angket literasi soal pretest terlebih dahulu
digital di google secara mandiri, kemudian
classroom. dilanjut dengan
mengerjakan angket literasi
digital sebelum
menggunakan e-module
IPA.
Apersepsi dan Motivasi
3 1. Guru memberikan √ 4. Peserta didik menjawab √
apersepsi melalui WA pertanyaan yang
group berupa diberikan guru melalui
pertanyaan tentang Whatsapp Group.
“Sistem Pernapasan 5. Peserta didik
Pada Manusia” dan memperhatikan guru
menunjukkan organ menyampaikan tujuan √
pernapasan manusia. pembelajaran.
6. Peserta didik
√ memperhatikan guru

352
2. Guru menyampaikan menyampaikan
tujuan pembelajaran kompetensi √
pada pertemuan ini. pembelajaran.
3. Guru menyampaikan √
kompetensi yang akan
dicapai dan rencana
kegiatan, dan
penilaian yang akan
dilakukan pada proses
pembelajaran.
Inti
Mengoordinaksikan 4 1. Guru memberi √ 3. Peserta didik √
ide-ide diskusi belajar kesempatan kepada berdiskusi melalui
yang terkait dengan siswa untuk Whatsapp Group
permasalahan yang menyusun pertanyaan dengan peserta didik
ada. mengenai apa yang lainnya.
sudah diamati 4. Peserta didik √
berdasar e-module mengamati penjelasan
yang sudah di buka materi tentang struktur
secara mandiri. fungsi organ pernapasan
melalui e-module IPA

353
2. Guru menanya siswa √ yang sudah dilampirkan
mengenai struktur pada classroom IPA.
dan fungsi organ
pernapasan yang
sudah dilihat melalui
e-module.
Melakukan 5 2. Guru menginstrusikan √ 3. Peserta didik √
penyelidikan dengan kepada peserta didik mengajukan pertanyaan
bantuan untuk mengajukan di Whatsapp Group
menggunakan pertanyaan terkait terkait materi organ
teknologi informasi kegiatan sistem pernapasan pada
untuk menguji dan mengidentifikasi manusia bagian yang
mengklarifikasi video kasus belum dipahami.
gagasan (scientific kekurangan oksigen
inquiry) pada manusia.
Menganalisis data 6 1. Guru √ 2. Peserta didik √
membimbing melakukan
peserta didik investigasi dengan
untuk melakukan menganalisis data
investigasi dengan berdasarkan hasil
menganalisis data pada kegiatan

354
berdasarkan hasil menganalisis video
kegiatan kasus kekurangan
menganalisis oksigen pada
video kasus manusia.
kekurangan
oksigen pada
manusia.
Merencanakan dan 7  Guru √  Peserta didik √
menyiapkan hasil membimbing mempresentasikan
karya dengan bantuan peserta didik hasil kegiatan
menggunakan untuk menganalisis video
teknologi komunikasi mempresentasikan kasus kekurangan
(scientific hasil kegiatan oksigen pada
communication) menganalisis manusia secara
video kasus online melalui
kekurangan Whatsapp Group
oksigen pada untuk
manusia secara mengkomunikasikan
online melalui informasi kepada
Whatsapp Group. teman sejawatnya
Penutup

355
Melakukan refleksi 8 • Guru bersama √ • Peserta didik Bersama √
dan mengevaluasi peserta didik guru mengevaluasi
hasil terhadap mengevaluasi hasil hasil kegiatan
penyelidikannya dan kegiatan video kasus menganalisis video
proses-proses yang kekurangan oksigen kasus kekurangan
digunakan pada manusia oksigen pada manusia
melalui Whatsapp • Peserta didik
Group. menjawab hal yang
• Guru merefleksi √ telah dipelajari dan √
peserta didik dengan menjawab ada tidaknya
menanyakan apa saja kendala yang dialami
yang telah dipelajari selama KBM daring
dan apakah ada • Peserta didik Bersama
kendala dalam guru menyimpulkan
pembelajaran pada hasil kegiatan belajar
pertemuan ini daring √
• Guru membimbing • Peserta didik mengirim
peserta didik untuk hasil analisis tersebut
menarik kesimpulan √ ke classroom IPA dan
• Guru mempelajari
menginstruksikan √

356
peserta didik untuk √ mekanisme dan
mengirim hasil frekuensipernapasan.
analisis videonya • Peserta didik
melalui classroom menjawab salam.
IPA dan meminta
peserta didik untuk
mempelajari √
mekanisme dan
frekuensi
pernapasan.
• Guru memberikan
salam penutup pada
Whatsapp Group. √

357
Serang, 10 April 2021
Observer,

Noviandrini Wikan Tyasning, S.Pt


NIP. 1977112620102004

358
2) Pertemuan 2

Tanggal : 12 Maret 2021


Kelas : VIII A
Pertemuan : Kedua

Petunjuk Pengisian :
Isilah kolom terlaksana dengan memberi tanda centang (√) pada kolom “Ya” jika kegiatan terlaksana atau pada kolom “tidak” jika
kegiatan tidak terlaksana. Berikan deskripsi kegiatan/saran kegiatan terkait dengan hal-hal yang kurang jelas/ belum tersedia pada aspek
kegiatan.
Tahap Kegiatan Guru Pelaksanaan Kegiatan Peserta Didik Pelaksanaan
SDGs Berbasis Ya Tidak Ya Tidak
TESI
Pendahuluan
Pra-Kondisi
Mengidentifikasi masalah 1 Guru membuka kelas √ Peserta didik menjawab √
untuk membentuk konsep
daring dengan salam dan menjawab
dengan bantuan
menggunakan teknologi mengucapkan salam di kondisi kesehatannya
Informasi
WA group dengan selama karantina di
(scientific
menanyakan kabar dan rumah. Serta segera
conceptualization)
memberikan perintah membuka google

359
untuk absen membuka classroom IPA untuk
google classroom IPA. absen.
Apersepsi dan Motivasi
3 7. Guru memberikan √ 10. Peserta didik √
apersepsi melalui menjawab
Whatsapp Group pertanyaan yang
berupa pertanyaan diberikan guru
tentang mekanisme melalui Whatsapp
pernapasan manusia. Group.
8. Guru √ 11. Peserta didik √
menyampaikan memperhatikan guru
tujuan pembelajaran menyampaikan
pada pertemuan ini. tujuan pembelajaran.
9. Guru √ 12. Peserta didik √
menyampaikan memperhatikan guru
kompetensi yang menyampaikan
akan dicapai dan kompetensi
rencana kegiatan, pembelajaran.
dan penilaian yang
akan dilakukan pada

360
proses
pembelajaran.
Inti
Mengoordinaksikan ide- 4 5. Guru memberi √ 7. Peserta didik √
ide diskusi belajar yang kesempatan kepada berdiskusi melalui
terkait dengan siswa untuk Whatsapp Group
permasalahan yang ada. berdiskusi dengan peserta didik
pertanyaan lainnya.
mengenai apa yang 8. Peserta didik √
sudah siswa cari mengamati
berdasarkan penjelasan materi
pertanyaan pada e- tentang mekanisme
module yang sudah pernapasan manusia
di buka secara melalui e-module
mandiri. IPA yang sudah
6. Guru menanya √ dilampirkan pada
siswa mengenai classroom IPA.
mekanisme
pernapasan
manusia yang

361
sudah dilihat
melalui e-module.
Melakukan penyelidikan 5 4. Guru √ 6. Peserta didik √
dengan bantuan menginstrusikan mengajukan
menggunakan teknologi kepada peserta didik pertanyaan di
informasi untuk menguji untuk mengajukan Whatsapp Group
dan mengklarifikasi pertanyaan terkait terkait materi
gagasan (scientific kegiatan mekanisme mekanisme
inquiry) pernapasan manusia. pernapasan pada
5. Guru meminta √ manusia bagian yang
peserta didik untuk belum dipahami.
melakukan
praktikum mengenai
sistem pernapasan
dengan mengerjakan
kegiatan.2 pada e-
module IPA.
Merencanakan dan 6  Guru ikut dalam √  Peserta didik √
menyiapkan hasil karya diskusi pada mendengarkan
dengan bantuan Whatsapp Group penjelasan dari
menggunakan teknologi apabila ada suatu guru.

362
komunikasi (scientific pembahasan
communication) yang kurang
sesuai dengan
dasar teori.

Penutup
Melakukan refleksi dan 8 • Guru merefleksi √ • Peserta didik √
mengevaluasi hasil peserta didik menjawab hal yang
terhadap penyelidikannya dengan telah dipelajari dan
dan proses-proses yang menanyakan apa menjawab ada
digunakan saja yang telah tidaknya kendala
dipelajari dan yang dialami
apakah ada kendala selama KBM daring
dalam • Peserta didik √
pembelajaran pada √ Bersama guru
pertemuan ini menyimpulkan
• Guru membimbing hasil kegiatan
peserta didik untuk √ belajar daring
menarik • Peserta didik √
kesimpulan mengirim hasil
praktikum mandiri

363
• Guru tersebut ke
menginstruksikan classroom IPA dan
peserta didik untuk mempelajari
mengirim hasil gangguan pada
praktikum mandiri pernapasan
melalui classroom manusia. √
IPA dan meminta • Peserta didik
peserta didik untuk √ menjawab salam.
mempelajari
gangguan pada
pernapasan
manusia.
• Guru memberikan
salam penutup pada
Whatsapp Group.

364
Serang, 10 April 2021
Observer,

Noviandrini Wikan Tyasning, S.Pt


NIP. 1977112620102004

365
3) Pertemuan 3

Tanggal : 31 Maret 2021


Kelas : VIII A
Pertemuan : Ketiga

Petunjuk Pengisian :
Isilah kolom terlaksana dengan memberi tanda centang (√) pada kolom “Ya” jika kegiatan terlaksana atau pada kolom “tidak” jika
kegiatan tidak terlaksana. Berikan deskripsi kegiatan/saran kegiatan terkait dengan hal-hal yang kurang jelas/ belum tersedia pada aspek
kegiatan.

Tahap Kegiatan Guru Pelaksanaan Kegiatan Peserta Didik Pelaksanaan


SDGs Berbasis Ya Tidak Ya Tidak
TESI
Pendahuluan
Pra-Kondisi
Mengidentifikasi 1 Guru membuka kelas √ Peserta didik menjawab √
masalah untuk
daring dengan salam dan menjawab
membentuk konsep
dengan bantuan mengucapkan salam di kondisi kesehatannya
menggunakan teknologi
Informasi WA group dengan selama karantina di
menanyakan kabar dan rumah. Serta segera

366
(scientific memberikan perintah membuka google
conceptualization) untuk absen membuka classroom IPA untuk
google classroom IPA. absen.
2 Guru melampirkan link √ Peserta didik √
posttest dan angket mengerjakan soal posttest
literasi digital di google terlebih dahulu secara
classroom. mandiri, kemudian
dilanjut dengan
mengerjakan angket
literasi digital setelah
menggunakan e-module
IPA.
Apersepsi dan Motivasi
3 13. Guru √ 16. Peserta didik √
memberikan menjawab pertanyaan
apersepsi melalui yang diberikan guru
WA group berupa melalui Whatsapp
pertanyaan tentang Group.
gangguan pada 17. Peserta didik
sistem pernapasan memperhatikan guru √
manusia.

367
14. Guru √ menyampaikan tujuan
menyampaikan pembelajaran.
tujuan pembelajaran 18. Peserta didik √
pada pertemuan ini. memperhatikan guru
15. Guru √ menyampaikan
menyampaikan kompetensi
kompetensi yang pembelajaran.
akan dicapai dan
rencana kegiatan,
dan penilaian yang
akan dilakukan pada
proses
pembelajaran.
Inti
Mengoordinaksikan ide- 4 9. Guru memberi √ 11. Peserta didik √
ide diskusi belajar yang kesempatan kepada berdiskusi melalui
terkait dengan siswa untuk Whatsapp Group
permasalahan yang ada. menyusun dengan peserta didik
pertanyaan lainnya.
mengenai apa yang 12. Peserta didik √
sudah diamati mengamati penjelasan

368
berdasar e-module materi tentang
yang sudah di buka gangguan pernapasan
secara mandiri. manusia dan
10. Guru menanya √ mengenai vaksin
siswa mengenai covid 19 melalui e-
gangguan module IPA yang
pernapasan sudah dilampirkan
manusia dan pada classroom IPA.
mengenai vaksin
covid 19 yang
sudah dilihat
melalui e-module.
Melakukan penyelidikan 5 7. Guru √ 8. Peserta didik √
dengan bantuan menginstrusikan mengajukan
menggunakan teknologi kepada peserta didik pertanyaan di
informasi untuk menguji untuk mengajukan Whatsapp Group
dan mengklarifikasi pertanyaan terkait terkait materi virus
gagasan (scientific kegiatan corona dan vaksin
inquiry) mengidentifikasi bagian yang belum
video mengenai dipahami.

369
virus corona dan
vaksin.
Menganalisis data 6 3. Guru √ 4. Peserta didik √
membimbing melakukan
peserta didik investigasi dengan
untuk menganalisis data
melakukan berdasarkan hasil
investigasi pada kegiatan
dengan menganalisis
menganalisis pengaruh
data berdasarkan konsumsi rokok
hasil kegiatan terhadap
menganalisis kesehatan paru-
artikel mengenai paru.
pengaruh
konsumsi rokok
terhadap
kesehatan paru-
paru.
Merencanakan dan 7  Guru √  Peserta didik √
menyiapkan hasil karya membimbing mempresentasikan

370
dengan bantuan peserta didik hasil karya
menggunakan teknologi untuk kegiatan cara
komunikasi (scientific mengumpulkan mencegah dan
communication) hasil karya menghindari virus
kegiatan cara corona secara
mencegah dan online melalui
menghindari Google classroom
virus corona dan akun TikTok.
secara online
melalui Google
classroom dan
akun TikTok.
Penutup
Melakukan refleksi dan 8 • Guru bersama √ • Peserta didik √
mengevaluasi hasil peserta didik Bersama guru
terhadap penyelidikannya mengevaluasi hasil mengevaluasi hasil
dan proses-proses yang kegiatan kegiatan
digunakan menganalisis menganalisis artikel
artikel mengenai mengenai pengaruh
pengaruh konsumsi konsumsi rokok
rokok terhadap

371
kesehatan paru- terhadap kesehatan
paru. √ paru-paru. √
• Guru merefleksi • Peserta didik
peserta didik menjawab hal yang
dengan telah dipelajari dan
menanyakan apa menjawab ada
saja yang telah tidaknya kendala
dipelajari dan yang dialami selama
apakah ada kendala KBM daring
dalam √ • Peserta didik √
pembelajaran pada Bersama guru
pertemuan ini menyimpulkan hasil
• Guru membimbing √ kegiatan belajar
peserta didik untuk daring
menarik • Peserta didik √
kesimpulan mengirim hasil cara
• Guru mencegah dan
menginstruksikan menghindari virus
peserta didik untuk corona secara online
mengirim hasil melalui Google
karya kegiatan cara

372
mencegah dan classroom dan akun
menghindari virus TikTok. √
corona secara √ • Peserta didik
online melalui menjawab salam.
Google classroom
dan akun TikTok.
• Guru memberikan
salam penutup pada
Whatsapp Group.

Serang, 10 April 2021


Observer,

Noviandrini Wikan Tyasning, S.Pt


NIP. 1977112620102004

373
18. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran

374
375
376
19. Hasil Validasi Instrumen Pengumpulan Data
1) Validasi Penilaian Kelayakan E-Module IPA

Validasi Lembar Penilaian Ahli Materi Kelayakan E-Module IPA Berorientasi SDG’s (Sustainable Development Goals) Berbasis
TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Literasi Digital Peserta
Didik SMP
Valid Komentar
Jumlah
No Aspek Sub Aspek Indikator dan
Butir Ya Tidak
Saran
1. Kelayakan Cakupan 1. Kesesuian dengan KD 1
isi / materi Materi 2. Kesuaian dengan materi pokok 1
3. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 1
4. Materi pembelajaran mudah dipahami 1
5. Kesesuaian dengan kebutuhan peserta didik 1
6. Kecukupan contoh dalam e-module dengan kebutuhan 1
belajar peserta didik
7. Kebenaran konsep materi dalam e-modul sesuai 1
8. Pengungkapan materi/ persoalan disajikan dapat 1
mengembangkan literasi digital peserta didik
9. Penggunaan variasi sumber belajar atau referensi 1
10. Pengungkapan persoalan/materi dapat melatih berpikir 1
kritis peserta didik

377
11. Pengungkapan materi/ persoalan disajikan dapat 1
mengembangkan literasi digital peserta didik
12. Keruntutan dan kesesuaian dengan rantai kognitif 1
Keakuratan 13. Penyajian materi tidak miskonsepsi (sesuai dengan hakikat 1
materi IPA)
14. Kesesuaian materi dijabarkan dengan 1
sustainable development berbasis TESI (Technology
Embedded Scientific Inquiry)
15. Kesesuaian pretest dan posttest dengan materi dalam e- 1
module untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis
dan literasi digital peserta didik
Ketercakupan 16. Tahap persiapan (penyajian materi/ persoalan berdasarkan 1
sustainable kehidupan di dunia nyata)
development
berbasis TESI
(Technology
Embedded
Scientific
Inquiry)
Potensi 17. Tahap Pelayanan (kegiatan untuk mendapatkan sebuah 1
Keterampilan solusi permasalahan)
18. Kesesuaian isi materi dengan indikator berpikir kritis 1
Berpikir
Kritis dan 19. Kesesuaian isi materi dengan indikator literasi digital 1
literasi digital 20. Refleksi 1
2 Kebahasaan Lugas 21. Kejelasan penyampaian informasi 1
22. Kesesuaian istilah dengan kaidah ilmiah 1

378
23. Kejelasan penyampaian informasi 1
24. Kesesuaian dengan tata kalimat 1
25. Bahasa mudah dipahami 1
26. Bahasa yang digunakan dalam e-module 1
3 Penyajian 27. Urutan penyajian kegiatan sistematis 1
28. Langkah-langkah persiapan pembelajaran mudah dipahami 1
29. Langkah kegiatan belajar dalam e-module mudah diikuti 1
30. Kegiatan pembelajaran disajikan secara lengkap 1
31. Kegiatan belajar dapat meningkatkan kemandirian belajar 1
32. Pengadaan video tutorial dapat meningkatkan kemandirian 1
belajar peserta didik
33. Kemenarikan isi materi dalam memotivasi pengguna 1
34. pretest dan posttest memotivasi siswa untuk meningkatkan 1
belajarnya
35. Ketepatan pemberian feedback diakhir pembelajaran 1
Jumlah 35

379
Validasi Lembar Penilaian Ahli Materi Kelayakan E-Module IPA Berorientasi SDG’s (Sustainable Development Goals) Berbasis
TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Literasi Digital Peserta
Didik SMP

Valid Komentar
Jumlah
No Aspek Sub Aspek Indikator dan
Butir Ya Tidak
Saran
1. Kegrafikan Kelayakan 1. Kejelasan komposisi warna tulisan terhadap warna latar 1
tampilan belakang
desain layar 2. Ketepatan proporsional Lay out sampul (Cover) 1
3. Ketepatan tata letak e-module 1
4. Keterkaitan antar ilustrasi grafis, visual, dan verbal 1
5. Kejelasan judul 1
6. Kemenarikan desain cover e-module 1
7. Desain e-module memiliki daya tarik 1
Kelayakan 8. Keruntutan urutan bagian-bagian dalam e-module 1
kemudahan 9. Kemudahan e-module Ketika dioperasikan menggunakan 1
penggunaan PC/Laptop/Handphone
10. Kemudahan konten multimedia e-module Ketika dioperasikan 1
11. Kemudahan pencarian halaman e-module 1
12. Kejelasan petunjuk penggunaan e-module 1
13. Tombol pada video berfungsi dengan baik 1
14. Tombol navigasi pada pretest-posttest berfungsi dengan baik 1
15. Konsistensi penggunaan kata, istilah, dan kalimat pada materi 1

380
Kelayakan 16. Konsistensi dalam penggunaan bentuk dan huruf dalam materi 1
konsistensi 17. Konsistensi susunan tata letak tampilan 1
Kelayakan 18. Peningkatan perhatian siswa terhadap materi karena 1
kemanfaatan penggunaan e-module
19. Kemudahan siswa dalam berinteraksi dengan e-module 1
20. Kemudahan guru dalam berinteraksi dengan e-module 1
21. Kemudahan peserta didik dalam menerima materi yang 1
diajarkan
22. Kemudahan peserta didik dalam belajar secara mandiri 1
23. Kemudahan pendidik dalam melakukan kegiatan pembelajaran 1
Kelayakan 24. Ukuran huruf jelas mudah dibaca 1
kegrafikan 25. Jenis huruf mudah dibaca 1
26. Kejelasan ilustrasi gambar 1
27. Ilustrasi gambar sudah proporsional dan realistis 1
28. Kelancaran dan kejelasan pada video pembelajaran Ketika 1
diputar
29. Kejelasan narasi dalam video Ketika didengarkan 1
30. Ketepatan pemilihan warna pada e-module 1
31. Tombol navigasi terlihat jelas 1
32. Ukuran video sudah tepat 1
33. Video pada e-module sesuai dengan materi pembelajaran 1
34. Terdapat tulisan / gambar yang berwarna dalam e-module 1
35. Adanya video membuat e-module lebih menarik 1
Jumlah 35

381
Yogyakarta, ………………………
Dosen Pembimbing,

Susilowati, M.Pd.Si.
NIP. 198306232009122005

382
2) Validasi Soal Pretest & Posttest

Indikator Indikator soal Aspek Nomor Valid


Soal Jawaban
berpikir kritis berpikir kritis kognitif soal
Ya Tidak
Menganalisis Menganalisis 1. Pendaki gunung akan mengalami gangguan pada tubuhnya jika sudah C C4 17
faktor yang mencapai ketinggian di atas 1.600 meter. Gangguan tersebut erat
mempengaruhi kaitannya dengan … .
frekuensi A. Suhu lingkungan yang sangat dingin
pernapasan B. Kesulitan pengeluaran CO2 dari paru-paru

C. Kadar oksigen yang rendah pada ketinggian tersebut

D. Banyaknya oksigen yang dapat diambil setiap kali bernapas

Mengevaluasi Menguraikan 2. Pernyataan berikut yang sesuai dengan gambar di bawah ini kaitannya C C4 8
perbedaan dengan sistem pernapasan manusia adalah … .
frekuensi
pernapasan

383
A. Orang yang rajin berolahraga maka badannya akan menjadi sehat
dan kuat
B. Orang yang berolahraga akan mempengaruhi kesehatan paru-paru
manusia
C. Orang yang berolahraga mempunyai frekuensi pernapasan yang
tinggi karena banyaknya jumlah O2 yang dibutuhkan
D. Orang yang berolahraga mempunyai frekuensi pernapasan yang
tinggi karena mampu mengendalikan ritme pernapasan.

Menganalisis Menganalisis 3. Orang yang makan sambil berbicara dapat menyebabkan tersedak, hal C C4 13
hubunngan tersebut terjadi karena … .
antara sistem A. Saat makan sambil berbicara, katup pada esophagus dan trakea
pernapasan dan sama-sama tertutup, sehingga makanan dapat masuk ke dalam
sistem trakea.
pencernaan

384
B. Saat makan sambil berbicara, katup pada esophagus dan trakea
salah satunya terbuka, sehingga makanan dapat masuk ke dalam
esophagus.
C. Saat makan sambil berbicara, katup pada esophagus dan trakea
sama-sama terbuka, sehingga makanan dapat masuk dalam trakea.
D. Saat makan sambil berbicara, katup pada esophagus dan trakea
sama terbuka, sehingga makanan tidak dapat masuk ke dalam
trakea.
Mengevaluasi Mengevaluasi 4. Bacalah artikel dibawah ini! A C6 10
artikel tingkat Berdasarkan inventarisasi emisi EDGAR 5.0 untuk 2015, yang disiapkan oleh
emisi Komite Penelitian Gabungan Uni Eropa, menunjukkan bahwa Jawa Tengah,

pencemaran Jawa Barat, dan Banten masing-masing memiliki emisi pencemar udara yang
jauh lebih tinggi daripada wilayah Jabodetabek. Dalam hal sektor emisi, energi
udara
(pembangkit listrik), industri, angkutan jalan, pertanian dan penggunaan bahan
bakar perumahan adalah sumber pencemaran yang penting.
Emisi SO2 dan NOx dari sektor energi dan industri adalah yang tertinggi,
sedangkan PM 2.5 primer lebih banyak dihasilkan dari pembakaran pertanian
dan sektor perumahan dan komersial. Penting untuk dicatat bahwa inventarisasi
emisi ini tidak menghitung seberapa besar jumlah SO2 dan NOx di atmosfer yang
berubah menjadi PM2.5 "sekunder" dan ozon. Meski sumber-sumber industri
dan energi dari PM2.5 primer kecil, sejumlah besar PM2.5 sekunder dapat sangat
signifikan, terutama karena lintasan angin membawa mereka dari satu provinsi

385
ke provinsi lain, seperti yang ditunjukkan pada bagian di atas. Karenanya,
penting untuk mengatasi semua sumber pencemaran yang dapat berdampak pada
Jakarta, terutama dari sumber industri dan energi di Banten dan Jawa Barat.

Berdasarkan artikel dan data yang kalian baca, untuk Provinsi Banten
manakah yang terbesar tingkat emisi pencemar udaranya … .
A.
NOx PM 2.5 SO2
Industri Energi Pembakaran
sampah agrikultur

386
B.
NOx PM 2.5 SO2
Energi Perumahan & Energi
Komersial
C.
NOx PM 2.5 SO2
Angkutan jalan Industri Energi
D.
NOx PM 2.5 SO2
Pembakaran Energi Angkutan jalan
sampah agrikultur
Memecahkan Menentukan 5. Rahma jalan-jalan pada saat pagi hari ke daerah perbukitan kerinci, A C3 1
Masalah volume dan dia mulai menghirup napas lebih lama dibandingkan biasanya kurang
kapasitas paru- lebih volume pernapasannya Rahma sekitar 1.800 mL karena
paru udaranya begitu sejuk. Selanjutnya menghembuskan napas sampai
terasa tidak ada lagi udara di dalam saluran pernapasannya, volume
pernapasannya sekitar 800 mL. Selanjutnya Rahma duduk santai di
tepi perbukitan sambil menikamati indahnya pemandangan pagi itu,
volume pernapasannya 390 mL.
Berdasarkan wacana di atas maka volume pernapasan Novi adalah … .

387
A. Volume cadangan inspirasi 1.800 mL, volume cadangan ekspirasi
800 mL, dan volume tidal 390 mL.
B. Volume tidal Rahma adalah 900 mL, volume residu 800 mL, dan
cadangan inspirasi sebesar 1.800 mL.
C. Volume residu 1.800 mL, volume cadangan ekspirasi 1.800 mL,
dan volume tidal 800 mL
D. Volume residu 390 mL, volume cadangan ekspirasi 1.800 mL, dan
volume tidal 800 mL
Menyimpulkan Membedakan 6. Tulus adalah seorang penyanyi terkenal di Indonesia. Ketika dia A C6 15
mekanisme Latihan bernyanyi bersama Afgan, dia menggunakan pernapasan
pernapasan dada perut. Mengapa kebanyakan penyanyi sering menggunakan
dan mekanisme pernapasan perut dibandingkan pernapasan dada … .
pernapasan perut A. Karena dengan pernapasan perut selain menggunakan otot
manusia diafragma juga menggunakan bantuan otot abdominalis atau otot
perut. Dengan bantuan otot perut yang berkontraksi, rongga dada
yang terbentuk akan semakin besar dan suara yang dihasilkan
semakin kuat.
B. Karena dengan pernapasan perut terdapat bantuan otot antar tulang
rusuk dengan bantuan otot perut berkontraksi, rongga dada yang
terbentuk akan semakin besar dan suara yang dihasilkan semakin
kuat.

388
C. Karena dengan pernapasan perut terdapat bantuan otot diafragma
dengan bantuan otot perut berelaksasi, rongga dada yang terbentuk
akan semakin mengecil dan suara yang dihasilkan semakin kuat.
D. Karena dengan pernapasan perut terdapat bantuan otot abdominalis
dengan bantuan otot perut berkontraksi, rongga dada yang
terbentuk akan semakin kecil dan suara yang dihasilkan semakin
kuat.
Mengidentifikasi Mengidentifikasi 7. Kapiler darah banyak terdapat di dalam rongga hidung yang berfungsi B C4 5
fungsi organ untuk … .
yang berperan
dalam sistem
pernapasan

A. Memproduksi lendir

B. Menghangatkan udara

C. Menyaring debu

D. Alat indera penciuman

389
Menyimpulkan Menyimpulkan 8. Perhatikan proses pernapasan dibawah ini! B C5 11
tahap-tahap yang
1) Otot diafragma berkontraksi
terjadi pada
2) Diafragma mendatar
pernapasan perut
3) Volume rongga dada membesar
dan pernapasan
4) Tekanan di rongga dada mengecil
dada
Berdasarkan tahap-tahap pernapasan diatas dapat diketahui bahwa proses
pernapasan yang terjadi adalah … .

A. Inspirasi pernapasan dada


B. Inspirasi pernapasan perut
C. Ekspirasi pernapasan dada
D. Ekspirasi pernapasan perut
Menganalisis Menganalisis 9. Perhatikan gambar dibawah ini! A C4 14
proses inspirasi
dan ekspirasi
pada pernapasan
perut dan dada

Pernyataan yang tepat berhubungan dengan gambar proses pernapasan


diatas adalah … .

390
A. Gambar A otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk
terangkat, udara masuk
B. Gambar A otot antar tulang rusuk relaksasi, tulang rusuk terangkat,
udara masuk
C. Gambar B otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk turun,
udara keluar
D. Gambar B otot antar tulang rusuk relaksasi, tulang rusuk turun,
udara masuk
Menganalisis Menganalisis 10. Jika seorang wanita pada pernapasan normal mempunyai volume 470 B C4 16
volume mL udara yang masuk ke dalam paru-paru dan volume udara ekstra
pernapasan yang masuk ke paru-paru dengan inspirasi maksimum di atas inspirasi
tidal sebesar 1.900 mL. Maka kapasitas inspirasi wanita tersebut
adalah … .
A. 1.600mL
B. 2.370mL

C. 3.000mL

D. 5.000mL

391
Mengidentifikas Membandingkan 11. Perhatikan gambar di bawah ini. C C4 3
i frekuensi
pernapasan

Berdasarkan dari gambar tersebut, pernyataan yang tepat terkait frekuensi


pernapasan adalah … .

A. Gambar a memiliki frekuensi pernapasan yan g sama dengan


gambar b
B. Gambar b memiliki frekuensi pernapasan lebih tinggi dari pada
gambar a

C. Gambar a memiliki frekuensi pernapasan lebih tinggi dari pada


gambar b

D. Gambar a memiliki frekuensi pernapasan sedang

Mengevaluasi Mengevaluasi 12. Simak bacaan artikel dibawah ini! A C5 12


gangguan yang Saat ini, dunia sedang mengalami wabah Corona Virus Disease 2019
terjadi pada paru- (COVID-19) yang disebabkan oleh virus SAR-COV-2. Virus corona ini

392
paru pasien adalah virus yang dapat menyerang manusia. Virus corona pada manusia
corona yang menyasar pada organ pernapasan. Berikut gambar paru-paru manusia
menyerang normal dan paru-paru pasien corona :
sistem
pernapasan
manusia

Gambar paru-paru normal: terlihat berwarna hitam di seluruh bagiannya


(sumber foto: Stefan Jaeger Research Article)

Gambar paru-paru pasien corona, terlihat ada lapisan warna putih yang
menutupi sebagian paru
(sumber foto: radiology assistant)

Gambar diatas merupakan perbandingan paru-paru normal dengan paru-


paru pasien corona. Dapat dilihat dengan jelas warna dari paru-paru pasien
corona terlihat ada lapisan warna putih yang menutupi Sebagian paru-paru
dibandingkan dengan paru-paru normal yang berwarna hitam pada seluruh
bagiannya. Dalam paru-paru yang sehat, oksigen di dalam kantung udara

393
ini (alveolus) bergerak ke pembuluh darah kecil (kapiler). Pembuluh kecil
ini, pada gilirannya, mengirimkan oksigen ke sel darah merah Anda. Dr.
Mukhopadhyay menjelaskan proses evolusi membuat dinding alveolus
menipis sehingga mempermudah pengiriman oksigen ke sel darah merah.
Dalam hal ini, paru-paru yang menjadi organ paling terdampak covid-19.

(https://www.liputan6.com/health/read/4210905/gambaran-paru-paru-
saat-seseorang-terinfeksi-covid-19)

Berdasarkan bacaan diatas, pernyataan manakah yang sesuai dengan


penyebab paru-paru pasien corona terlihat ada lapisan berwarna putih
yang menutupi Sebagian paru-paru tersebut … .
A. Virus corona merusak dinding sel dan selaput alveolus serta pembuluh
kapiler, sehingga puing-puing yang menumpuk oleh semua kerusakan
itu melapisi dinding alveolus mirip seperti cat yang menutupi dinding.
Semakin tebal dinding ini, semakin sulit untuk mentransfer oksigen.
B. Virus corona merusak bronkus dan selaput alveolus serta pembuluh
kapiler, sehingga puing-puing yang menumpuk oleh semua kerusakan
itu melapisi bronkus mirip seperti cat yang menutupi dinding.
Semakin tebal dinding ini, semakin sulit untuk mentransfer oksigen.
C. Virus corona merusak trakea dan bronkiolus serta pembuluh kapiler,
sehingga puing-puing yang menumpuk oleh semua kerusakan itu

394
melapisi bronkiolus mirip seperti cat yang menutupi dinding. Semakin
tebal bronkiolus ini, semakin sulit untuk mentransfer oksigen.
D. Virus corona merusak dinding sel dan bronkus serta pembuluh kapiler,
sehingga puing-puing yang menumpuk oleh semua kerusakan itu
melapisi bronkus mirip seperti cat yang menutupi dinding. Semakin
tebal dinding bronkus ini, semakin sulit untuk mentransfer oksigen.
Memecahkan Menentukan 13. Perhatikan gambar dibawah ini! A C3 7
Masalah volume paru-paru
pada manusia

Udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal setelah pernapasan


biasa ditunjukkan oleh huruf … .
A. P

B. Q

C. R

D. S

Mengidentifikasi Menentukan 14. Cermatilah gambar sistem pernapasan manusia di bawah ini. A C3 2
proses pertukaran
Gas

395
Berdasarkan gambar, pertukaran oksigen dan karbon dioksida
berlangsung pada organ nomor … .
A. 5

B. 4

C. 3

D. 2

Merumuskan Merumuskan 15. Saat orang berenang di laut kemudian tenggelam akan mengalami D C4 9
hipotesis gangguan sistem gangguan pada organ pernapasannya karena … .
pernapasan A. Tidak adanya kontraksi pada paru-paru
B. alveolus yang mengalami kebocoran
C. pembuluh darah pada paru-paru mengalami pecah

D. terisi air di dalam alveolus

396
Memecahkan Menghitung 16. Diketahui data volume udara pernapasan sebagai berikut. C C3 6
Masalah jumlah kapasitas i Volume tidal = 500 cc
paru-paru pada ii Volume cadangan inspirasi = 1500 cc
manusia iii Volume cadangan ekspirasi = 1500 cc
iv Volume sisa = 1000 cc

Berdasarkan data volume udara tersebut, kapasitas vital paru-paru adalah


….

A. 3000 cc
B. 4500 cc
C. 3500 cc
D. 2500 cc

Merumuskan Merumuskan 17. Pernyataan dibawah ini yang tidak tepat mengenai faktor-faktor yang C C4 4,18
Hipotesis faktor-faktor mempengaruhi frekuensi pernapasan adalah … .
yang A. Semakin tua usia seseorang, semakin rendah frekuensi
mempengaruhi pernapasannya
frekuensi B. Semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi
pernapasan pernapasannya
C. Volume paru-paru laki-laki lebih besar sehingga frekuensi
pernapasannya lebih rendah dibandingkan dengan wanita

397
D. Orang yang banyak melakukan kegiatan, frekuensi
Merumuskan pernapasannya lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang B
proses tidak melakukan kegiatan (santai/tidur)
bernapasan
melalui hidung 18. Saat bernapas sebaiknya dilakukan melalui hidung bukan melalui
mulut. Hal ini disebabkan oleh . …
A. Udara dapat bercampur dengan bahan makanan sehingga
kehilangan banyak oksigen

B. Dalam hidung terdapat rambut-rambut halus dan lendir yang akan


menyaring udara
C. Dalam hidung terdapat saraf penciuman sehingga dapat
mendeteksi adanya bau pada udara
D. Udara yang melalui hidung tidak akan menuju lambung sehingga
tidak menyebabkan masuk angin
Mengidentifikasi Mengidentifikasi 19. Perhatikan ciri-ciri organ pernapasan dibawah in! B C3 19
struktur dari i Terdapat tulang rawan yang membentuk jakun
organ pernapasan ii Terdapat selaput suara atau pita suara pada pangkal tenggorokan
iii Berfingsi melindungi saluran pernapasan dari masuknya benda
asing
Berdasarkan ciri-ciri diatas organ pernapasan yang dimaksud adalah … .
A. Faring

398
B. Laring
C. Trakea
D. Bronkus
Menyimpulkan Menyimpulkan 20. Perhatikan gambar perangkat percobaan proses pernapasan dibawah C C5 20
hasil dari proses ini!
pernapasan

Andi meniup air kapur yang terdapat pada tabung


percobaan, setelah ditiup beberapa saat air kapur
yang awalnya jernih menjadi keruh. Dari percobaan
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa proses
pernapasan … .

A. Memerlukan O2
B. Menghasilkan uap air
C. Menghasilkan O2
D. Membutuhkan CO2

399
Catatan/Kritik/saran :
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
Kisi-kisi soal pretest-posttest materi “Sistem Pernapasan Manusia” dinyatakan :

□Layak digunakan tanpa revisi

□Layak digunakan dengan revisi


□Tidak Layak

Serang, ………………………….2021
Dosen Pembimbing,

.........................................................
NIP.

400
3) Validasi Angket Literasi Digital Peserta Didik Sebelum Menggunakan E-Module
IPA
LEMBAR VALIDASI
ANGKET LITERASI DIGITAL PESERTA DIDIK SEBELUM MENGGUNAKAN E-
MODULE IPA

Judul Penelitian : Pengembangan E-Module IPA Berbantuan Flip Pdf Professional


Berorientasi Sustainable Development Berbasis TESI (Technology Embedded Scientific
Inquiry) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills) dan
Literasi Digital (Digital Literacy) Peserta Didik SMP
Peneliti/NIM : Silvia Indah Wulan Sari/17312244004
Validator :
Tanggal :
Petunjuk :
1. Lembar validasi ini dibuat untuk mengetahui penilaian dari Bapak/Ibu tentang angket yang
disusun oleh peneliti.
2. Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian pada lembar validasi angket
literasi digital peserta didik sebelum menggunakan E-module IPA.
3. Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda ceklis ( ) pada kolom “Ya” jika butir instrumen
valid, atau tanda ceklis ( ) pada kolom “Tidak” jika butir instrument tidak valid.
4. Apabila ada saran khusus untuk setiap butir, mohon dituliskan pada kolom komentar.
5. Atas kesediaan dan bantuan dari Bapak/Ibu disampaikan terima kasih.
(+) Jawaban Valid
No Pernyataan atau SS S TS STS Ya Tidak
(-)
1 Saya dapat mencari berbagai +
informasi melalui web browser
(Mozila, google chrome, dll)
2 Saya tidak dapat mencari -
informasi melalui web browser
(Mozila, google chrome, dll)

401
3 Saya dapat melakukan proses +
pencarian di internet melalui
berbagai media (Komputer,
laptop, dan smartphone)
4 Saya tidak dapat melakukan -
proses pencarian di internet
melalui berbagai media
(Komputer, laptop, dan
smartphone)
5 Saya selalu memanfaatkan +
akses internet sebagai media
pembelajaran dan sumber
informasi
6 Saya tidak memanfaatkan -
akses internet sebagai media
pembelajaran dan sumber
informasi
7 Saya lebih senang mencari +
informasi mengenai
pembelajaran di internet dari
pada melalui buku cetak
8 Saya lebih senang mencari -
informasi mengenai
pembelajaran melalui buku
cetak dari pada melalui internet
9 Sebelum saya mengutip +
informasi dari internet, saya
akan membandingkannya
dengan informasi dari sumber
internet yang lain untuk
memperoleh informasi yang
akurat

402
10 Saya tidak pernah melakukan -
crosscheck atau memeriksa
Kembali isi informasi yang
telah saya dapatkan
11 Ketika membuka suatu +
halaman web saya tidak hanya
melihat tampilan saja tetapi
berusaha untuk menemukan
konten yang ada di dalamnya
12 Ketika membuka suatu -
halaman web saya hanya
melihat tampilan saja, tidak
berusaha untuk menemukan
konten yang ada di dalamnya
13 Saya mampu menyusun pesan +
yang baik ketika berdiskusi
dengan teman sejawat melalui
media digital
14 Saya tidak mampu menyusun -
pesan yang baik ketika
berdiskusi dengan teman
sejawat melalui media digital
15 Saya dapat memberi tanggapan +
positif ketika sedang berdiskusi
dengan teman sejawat melalui
media digital
16 Saya tidak dapat memberi -
tanggapan positif ketika sedang
berdiskusi dengan teman
sejawat melalui media digital
17 Saya selalu mencari informasi +
lebih dari satu sumber untuk
mendapatkan pemahaman yang

403
lengkap atau pengetahuan yang
utuh tentang sesuatu hal
18 Saya hanya mencari informasi -
dari satu sumber untuk
mendapatkan pemahaman yang
lengkap atau pengetahuan yang
utuh tentang sesuatu hal
19 Saya lebih mudah +
menyimpulkan informasi yang
saya dapatkan melalui internet
dibandingkan dari buku cetak
20 Saya tidak dapat -
menyimpulkan informasi yang
saya dapatkan melalui internet
Catatan/kritik/saran :

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Kesimpulan :

Angket respon peserta didik terhadap literasi digital sebelum menggunakan E-module IPA
Berorientasi SDG’s (Sustainable Development Goals) Berbasis TESI (Technology Embedded
Scientific Inquiry) dinyatakan :

Layak digunakan tanpa ada revisi.


Layak digunakan dengan revisi.
Tidak layak untuk digunakan.
Serang, ………………2021
Dosem Pembimbing,

………………………………..

404
4) Validasi Angket Literasi Digital Peserta Didik Setelah Menggunakan E-Module
IPA

LEMBAR VALIDASI
ANGKET LITERASI DIGITAL PESERTA DIDIK SETELAH MENGGUNAKAN E-
MODULE IPA

Judul Penelitian : Pengembangan E-Module IPA Berbantuan Flip Pdf Professional


Berorientasi Sustainable Development Berbasis TESI (Technology Embedded Scientific
Inquiry) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills) dan
Literasi Digital (Digital Literacy) Peserta Didik SMP
Peneliti/NIM : Silvia Indah Wulan Sari/17312244004
Validator :
Tanggal :
Petunjuk :
1. Lembar validasi ini dibuat untuk mengetahui penilaian dari Bapak/Ibu tentang angket yang
disusun oleh peneliti.
2. Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian pada lembar validasi angket
literasi digital peserta didik setelah menggunakan E-module IPA.
3. Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda ceklis ( ) pada kolom “Ya” jika butir instrumen
valid, atau tanda ceklis ( ) pada kolom “Tidak” jika butir instrument tidak valid.
4. Apabila ada saran khusus untuk setiap butir, mohon dituliskan pada kolom komentar.
5. Atas kesediaan dan bantuan dari Bapak/Ibu disampaikan terima kasih.
(+) Jawaban Valid
No Pernyataan atau SS S TS STS Ya Tidak
(-)
1 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya dapat
mencari berbagai informasi
melalui web browser (Mozila,
google chrome, dll)
2 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
dapat mencari informasi

405
melalui web browser (Mozila,
google chrome, dll)
3 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya dapat
melakukan proses pencarian di
internet melalui berbagai
media (Komputer, laptop, dan
smartphone)
4 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
dapat melakukan proses
pencarian di internet melalui
berbagai media (Komputer,
laptop, dan smartphone)
5 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya selalu
memanfaatkan akses internet
sebagai media pembelajaran
dan sumber informasi
6 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
memanfaatkan akses internet
sebagai media pembelajaran
dan sumber informasi
7 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya lebih
senang mencari informasi
mengenai pembelajaran di
internet dari pada melalui buku
cetak
8 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya lebih
senang mencari informasi

406
mengenai pembelajaran
melalui buku cetak dari pada
melalui internet
9 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, sebelum saya
mengutip informasi dari
internet, saya akan
membandingkannya dengan
informasi dari sumber internet
yang lain untuk memperoleh
informasi yang akurat
10 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
pernah melakukan crosscheck
atau memeriksa Kembali isi
informasi yang telah saya
dapatkan
11 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, ketika
membuka suatu halaman web
saya tidak hanya melihat
tampilan saja tetapi berusaha
untuk menemukan konten yang
ada di dalamnya
12 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, ketika
membuka suatu halaman web
saya hanya melihat tampilan
saja, tidak berusaha untuk
menemukan konten yang ada di
dalamnya
13 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya mampu

407
menyusun pesan yang baik
ketika berdiskusi dengan
teman sejawat melalui media
digital
14 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
mampu menyusun pesan yang
baik ketika berdiskusi dengan
teman sejawat melalui media
digital
15 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya dapat
memberi tanggapan positif
ketika sedang berdiskusi
dengan teman sejawat melalui
media digital
16 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
dapat memberi tanggapan
positif ketika sedang berdiskusi
dengan teman sejawat melalui
media digital
17 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya selalu
mencari informasi lebih dari
satu sumber untuk
mendapatkan pemahaman yang
lengkap atau pengetahuan yang
utuh tentang sesuatu hal
18 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya hanya
mencari informasi dari satu
sumber untuk mendapatkan

408
pemahaman yang lengkap atau
pengetahuan yang utuh tentang
sesuatu hal
19 Setelah menggunakan E- +
Module IPA ini, saya lebih
mudah menyimpulkan
informasi yang saya dapatkan
melalui internet dibandingkan
dari buku cetak
20 Setelah menggunakan E- -
Module IPA ini, saya tidak
dapat menyimpulkan informasi
yang saya dapatkan melalui
internet
Catatan/kritik/saran :

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Kesimpulan :

Angket respon peserta didik terhadap literasi digital setelah menggunakan E-module IPA
Berorientasi SDG’s (Sustainable Development Goals) Berbasis TESI (Technology Embedded
Scientific Inquiry) dinyatakan :

Layak digunakan tanpa ada revisi.


Layak digunakan dengan revisi.
Tidak layak untuk digunakan.
Serang, ………………2021
Dosen Pembimbing,

………………………………..

409
5) Validasi Angket Respon Peserta Didik terhadap E-Modul IPA
LEMBAR VALIDASI
ANGKET PESERTA DIDIK TERHADAP E-MODUL

Judul Penelitian : Pengembangan E-Module IPA Berbantuan Flip Pdf Professional Berorientasi
Sustainable Development Berbasis TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry) Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills) dan Literasi Digital (Digital
Literacy) Peserta Didik SMP
Peneliti/NIM : Silvia Indah Wulan Sari/17312244004
Validator :
Tanggal :
Petunjuk :
1. Lembar validasi ini dibuat untuk mengetahui penilaian dari Bapak/Ibu tentang angket yang disusun
oleh peneliti.
2. Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian pada lembar validasi angket peserta didik
terhadap E-module IPA.
3. Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda ceklis ( ) pada kolom “Ya” jika butir instrumen valid, atau
tanda ceklis ( ) pada kolom “Tidak” jika butir instrument tidak valid.
4. Apabila ada saran khusus untuk setiap butir, mohon dituliskan pada kolom komentar.
5. Atas kesediaan dan bantuan dari Bapak/Ibu disampaikan terima kasih.
A. Penilian
No Aspek Penilaian (+) Valid Komentar
atau Ya Tidak
(-)
1. Saya merasa materi yang disajikan +
dalam e-module IPA mudah dipahami

2. Saya merasa materi yang disajikan -


dalam e-module IPA sulit untuk
dipahami

3. Kesesuaian kegiatan belajar dalam e- +


module IPA pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan belajar saya

410
4. Kesesuaian kegitan belajar dalam e- -
module IPA pembelajaran tidak sesuai
dengan kebutuhan belajar saya

5. Kegiatan dalam e-modul IPA melatih +


saya untuk menganalisis data hasil
percobaan

6. Kegiatan percobaan dalam e-modul -


IPA tidak memberi kesempatan saya
untuk menarik kesimpulan

7. Penggunaan Bahasa pada E-Module +


IPA ini dapat saya pahami

8. Penggunaan Bahasa pada E-Module -


IPA ini tidak dapat saya pahami

9. Langkah kegiatan belajar pada e- +


module IPA ini dapat saya ikuti
dengan mudah

10. Langkah kegiatan belajar pada e- -


module IPA ini sangat sulit untuk
diikuti

11. Isi materi e-module IPA sangat +


menarik dan memotivasi saya untuk
belajar dengan mudah

12. Isi materi e-module IPA tidak menarik -


dan tidak memotivasi saya untuk
belajar

13. Komposisi warna tulisan terhadap +


latar belakang (background) dapat
saya baca dengan jelas

411
14. Komposisi warna tulisan terhadap -
latar belakang (background) tidak
dapat saya baca dengan jelas

15. Warna yang digunakan dalam e- +


module IPA menarik dan tidak
mencolok
16. Warna yang digunakan dalam e- -
module IPA tidak menarik dan
mencolok
17. E-module IPA mempermudah saya +
untuk memahami materi secara
mandiri
18. E-module IPA mempersulit saya -
untuk memahami materi secara
mandiri
19. Adanya video dan ilustrasi gambar +
pada e-module IPA membuat saya
lebih mudah menerima materi yang
diajarkan
20. Adanya video dan ilustrasi gambar -
pada e-module IPA membuat saya
sulit menerima materi yang diajarkan

Catatan/kritik/saran :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Kesimpulan :
Angket respon peserta didik terhadap Pengembangan E-Module IPA Berbantuan Flip Pdf Professional
Berorientasi Sustainable Development Berbasis TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry) Untuk
412
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills) dan Literasi Digital (Digital
Literacy) Peserta Didik SMP dinyatakan :
Layak digunakan tanpa ada revisi.
Layak digunakan dengan revisi.
Tidak layak untuk digunakan.

Serang, …………………………
Validator,

………………………………………

413
20. Hasil Penilaian Kelayakan E-Modul IPA oleh Dosen Ahli
1) Dosen Ahli 1
Mata Pelajaran : IPA
Judul Penelitian : Pengembangan E-Modul IPA Berbantuan Flip Pdf
Professional Berorientasi Sustainable Development
Berbasis Tesi (Technology Embedded Scientific Inquiry)
Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
(Critical Thinking Skills) Dan Literasi Digital (Digital
Literacy) Peserta Didik SMP
Penyusunan : Silvia Indah Wulan Sari
Validator : Prof. Dr. Dadan Rosana, M.Si.
Hari/Tanggal : 14 April 2021

Dengan hormat,

Saya mohon bantuan Bapak/ibu ahli materi untuk mengisi instrument

validasi angket ini. Angket ini bertujuan untuk mengetahui pendapat Bapak/ibu

ahli materi tentang “E-Module IPA Berbantuan Flip Pdf Professional Berorientasi

Sustainable Development Berbasis Tesi (Technology Embedded Scientific

Inquiry) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis (Critical Thinking

Skills) Dan Literasi Digital (Digital Literacy) Peserta Didik SMP”. Aspek

penilaian materi e-module antara lain materi, media, dan pembelajaran modul.

Pengisian angket ditujukan untuk menguji unjuk kerja dari elektronik modul

sebelum diberikan kepada siswa. Kritik dan saran dari Bapak/ibu dosen

dibutuhkan dalam perbaikan dan peningkatan kualitas e-module pembelajaran ini.

Atas perhatian dan ketersedian Bapak/ibu guru untuk mengisi angket ini saya

ucapkan terima kasih.

414
Petunjuk Pengisian:

a. Evaluasi ini terdiri dari: aspek isi, aspek kebahasaan, dan aspek sajian

b. Jawaban dapat diberikan pada kolom jawaban dengan memberikan tanda check

(√) pada kolom jawaban sesuai menurut penilaian dari ahli materi.

c. Kriteria penilai:

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

d. Contoh pengisian yang benar:

Jawaban
No. Aspek Penilaian
SS S TS STS
1. Kejelasan Informasi √
e. Komentar, kritik dan saran mohon ditulis pada tempat yang sudah disediakan.

f. Setelah selesai mengisi lembar angket, mohon lembar angket segera


dikumpulkan.
g. Terimakasih untuk partisipasinya dalam mengisi angket ini.

jawaban
No. Aspek Penilaian
SS S TS STS
A. Kelayakan isi

Kesesuaian materi dalam e-module √


1.
pembelajaran dengan kompetensi dasar
Kesesuaian materi dalam e-module √
2.
pembelajaran dengan materi pokok
Kejelasan tujuan pembelajaran pada √
3. masing-masing kegiatan belajar e-module
dengan materi

415
Materi dalam e-module pembelajaran √
4.
mudah dipahami
Kesesuaian kegiatan belajar dalam e- √
5. module pembelajaran dengan kebutuhan
belajar peserta didik

Kecukupan contoh yang disertakan dengan √


6.
kebutuhan belajar peserta didik
Kebenaran konsep materi dalam e-module √
7.
pembelajaran
Materi dalam e-module pembelajaran √
8. bermanfaat untuk menambah wawasan
pengetahuan literasi digital peserta didik

Pemnggunaan variasi sumber belajar dalam √


9. e-module pembelajaran sesuai dengan
kemampuan peserta didik
Pengungkapan persoalan/materi √
10. pembelajaran dapat melatih berpikir kritis
peserta didik
Pengungkapan materi/ persoalan disajikan √
11. dapat mengembangkan literasi digital
peserta didik
12. Keruntutan dan kesesuaian materi dengan √
rantai kognitif
Penyajian materi dalam kegiatan √
13. pembelajaran tidak miskonsepsi (sesuai
dengan hakikat IPA)

14. Kesesuaian tugas dengan materi yang √


dijabarkan pada setiap kegiatan belajar
dalam e-module dengan sustainable
development berbasis TESI (Technology
Embedded Scientific Inquiry)

416
Kesesuaian pretest dan posttest dengan √
15.
materi dalam e-module untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dan literasi
digital peserta didik

Penyajian materi berdasarkan kehidupan di √


16.
dunia nyata
Kegiatan pembelajaran untuk mendapatkan √
17.
sebuah solusi permasalahan
Kesesuaian isi materi dengan indikator √
18.
berpikir kritis
Kesesuaian isi materi dengan indikator √
19.
literasi digital
20. Refleksi √

B. Kelayakan Kebahasaan

21. Keterbacaan tulisan √


Istilah yang digunakan pada e-module √
22.
pembelajaran lazim untuk siswa
Kejelasan penyampaian informasi (panduan √
23. pemakaian, tujuan pembelajaran, dan
langkah kegiatan praktik) pada e-module
Kesesuaian kalimat dengan kaidah Bahasa √
24.
Indonesia yang benar
Penggunaan bahasa yang tidak √
25.
menimbulkan penafsiran ganda
26. Penggunaan bahasa yang komunikatif √

C. Kelayakan Penyajian

27. Keruntutan materi dan konsep √


pembelajaran

417
Langkah-langkah dalam persiapan √
28. pembelajaran dapat dipahami peserta didik
dengan mudah

418
Langkah kegiatan belajar pada e-module √
29.
dapat diikuti peserta didik dengan mudah
Masing-masing kegiatan belajar yang √

30. disajikan sudah dilengkapi dengan


ringkasan materi, video dan narasi tutorial
praktik, penugasan, dan pretest-posttest
Kegiatan belajar pada e-module dapat √
31. meningkatkan kemandirian peserta didik
dalam belajar
Pengadaan video tutorial dapat memberi √

32. kesempatan pada peserta didik dalam


melaksanakan kegiatan praktik secara
mandiri
33. Kemenarikan isi materi dalam memotivasi √
pengguna
Pengadaan pretest dan posttest memotivasi √
34. peserta didik untuk meningkatkan
belajarnya
Ketepatan pemberian feedback di akhir √
35. pretest dan posttest atas jawaban peserta
didik

Catatan/Kritik/saran:
Belum terlihat perbedaan yang signifikan antara e-module dengan modul cetak
biasa! Hanya memindahkan modul cetak ke layar monitor! Sebaiknya ada
kegiatan yang interaktif langsung antara pembaca/pengguna modul dengan
system (termasuk pengajar), misalkan ada bagian di modul dimana mereka
berekerja menggunakan modul secara online, baik mengerjakan tugas, soal,
diskusi dll.
Kalau seperti itu maka bagaimana bisa meningkatkan literasi digitalnya? Toh
mereka sudah biasa membuka bahan bacaan di internet (secara online).
Apakah feedback setelah test dilakukan secara on line dan interaktif atau hanya
disampaikan saja hasil testnya seperti yang biasa dilakukan yaitu menyerahkan
hasil testnya?

419
Kesimpulan:
E-Module IPA Berbantuan Flip Pdf Professional Berorientasi Sustainable
Development Berbasis TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry) Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills) Dan
Literasi Digital (Digital Literacy) Peserta Didik SMP*):

□ Layak digunakan tanpa revisi

√ Layak digunakan dengan revisi


□ Tidak Layak

Yogyakarta, 14 april 2021


Validator,

Prof. Dr. Dadan Rosana, M.Si.


NIP. 196902021993031002

420
2) Dosen Ahli 2

Mata Pelajaran : IPA


Judul Penelitian : Pengembangan E-Modul IPA Berbantuan Flip Pdf
Professional Berorientasi Sustainable Development
Berbasis Tesi (Technology Embedded Scientific Inquiry)
Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
(Critical Thinking Skills) Dan Literasi Digital (Digital
Literacy) Peserta Didik SMP
Penyusunan : Silvia Indah Wulan Sari
Validator : Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd
Hari/Tanggal : Jumat, 28 Mei 2021

Dengan hormat,

Saya mohon bantuan Bapak/ibu ahli materi untuk mengisi instrument

validasi angket ini. Angket ini bertujuan untuk mengetahui pendapat Bapak/ibu

ahli materi tentang “E-Module IPA Berbantuan Flip Pdf Professional Berorientasi

Sustainable Development Berbasis Tesi (Technology Embedded Scientific

Inquiry) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis (Critical Thinking

Skills) Dan Literasi Digital (Digital Literacy) Peserta Didik SMP”. Aspek

penilaian materi e-module antara lain materi, media, dan pembelajaran modul.

Pengisian angket ditujukan untuk menguji unjuk kerja dari elektronik modul

sebelum diberikan kepada siswa. Kritik dan saran dari Bapak/ibu dosen

dibutuhkan dalam perbaikan dan peningkatan kualitas e-module pembelajaran ini.

Atas perhatian dan ketersedian Bapak/ibu guru untuk mengisi angket ini saya

ucapkan terima kasih.

421
Petunjuk Pengisian :
a. Evaluasi ini terdiri dari: aspek isi, aspek kebahasaan, dan aspek sajian

b. Jawaban dapat diberikan pada kolom jawaban dengan memberikan tanda check (√)
pada kolom jawaban sesuai menurut penilaian dari ahli materi.

c. Kriteria penilai:

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

d. Contoh pengisian yang benar:

Jawaban
No. Aspek Penilaian
SS S TS STS
1. Kejelasan Informasi √
e. Komentar, kritik dan saran mohon ditulis pada tempat yang sudah disediakan.

f. Setelah selesai mengisi lembar angket, mohon lembar angket segera


dikumpulkan.
g. Terimakasih untuk partisipasinya dalam mengisi angket ini.

jawaban
No. Aspek Penilaian
SS S TS STS
A. Kelayakan isi

Kesesuaian materi dalam e-module √


1.
pembelajaran dengan kompetensi dasar
Kesesuaian materi dalam e-module √
2.
pembelajaran dengan materi pokok
Kejelasan tujuan pembelajaran pada √
3. masing-masing kegiatan belajar e-module
dengan materi

422
Materi dalam e-module pembelajaran √
4.
mudah dipahami

423
Kesesuaian kegiatan belajar dalam e- √
5. module pembelajaran dengan kebutuhan
belajar peserta didik

Kecukupan contoh yang disertakan dengan √


6.
kebutuhan belajar peserta didik
Kebenaran konsep materi dalam e-module √
7.
pembelajaran
Materi dalam e-module pembelajaran √
8. bermanfaat untuk menambah wawasan
pengetahuan literasi digital peserta didik

Pemnggunaan variasi sumber belajar dalam √


9. e-module pembelajaran sesuai dengan
kemampuan peserta didik

Pengungkapan persoalan/materi √
10. pembelajaran dapat melatih berpikir kritis
peserta didik
Pengungkapan materi/ persoalan disajikan √
11. dapat mengembangkan literasi digital
peserta didik

12. Keruntutan dan kesesuaian materi dengan √


rantai kognitif
Penyajian materi dalam kegiatan √
13. pembelajaran tidak miskonsepsi (sesuai
dengan hakikat IPA)
14. Kesesuaian tugas dengan materi yang √
dijabarkan pada setiap kegiatan belajar
dalam e-module dengan sustainable
development berbasis TESI (Technology
Embedded Scientific Inquiry)
Kesesuaian pretest dan posttest dengan √
15.
materi dalam e-module untuk meningkatkan

424
keterampilan berpikir kritis dan literasi
digital peserta didik
Penyajian materi berdasarkan kehidupan di √
16.
dunia nyata
Kegiatan pembelajaran untuk mendapatkan √
17.
sebuah solusi permasalahan
Kesesuaian isi materi dengan indikator √
18.
berpikir kritis
Kesesuaian isi materi dengan indikator √
19.
literasi digital
20. Refleksi √

B. Kelayakan Kebahasaan

21. Keterbacaan tulisan √


Istilah yang digunakan pada e-module √
22.
pembelajaran lazim untuk siswa
Kejelasan penyampaian informasi (panduan √
23. pemakaian, tujuan pembelajaran, dan
langkah kegiatan praktik) pada e-module

Kesesuaian kalimat dengan kaidah Bahasa √


24.
Indonesia yang benar
Penggunaan bahasa yang tidak √
25.
menimbulkan penafsiran ganda
26. Penggunaan bahasa yang komunikatif √
C. Kelayakan Penyajian

27. Keruntutan materi dan konsep √


pembelajaran
Langkah-langkah dalam persiapan √
28. pembelajaran dapat dipahami peserta didik
dengan mudah

425
Langkah kegiatan belajar pada e-module √
29.
dapat diikuti peserta didik dengan mudah
Masing-masing kegiatan belajar yang √

30. disajikan sudah dilengkapi dengan


ringkasan materi, video dan narasi tutorial
praktik, penugasan, dan pretest-posttest
Kegiatan belajar pada e-module dapat √
31. meningkatkan kemandirian peserta didik
dalam belajar
Pengadaan video tutorial dapat memberi √

32. kesempatan pada peserta didik dalam


melaksanakan kegiatan praktik secara
mandiri
33. Kemenarikan isi materi dalam memotivasi √
pengguna
Pengadaan pretest dan posttest memotivasi √
34. peserta didik untuk meningkatkan
belajarnya
Ketepatan pemberian feedback di akhir √
35. pretest dan posttest atas jawaban peserta
didik

Catatan/Kritik/saran:
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….

426
Kesimpulan:
E-Module IPA Berbantuan Flip Pdf Professional Berorientasi
Sustainable Development Berbasis TESI (Technology Embedded
Scientific Inquiry) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
(Critical Thinking Skills) Dan Literasi Digital (Digital Literacy) Peserta
Didik SMP*):

□Layak digunakan tanpa revisi

□Layak digunakan dengan revisi


□Tidak Layak

Yogyakarta, 28 Mei 2021

Validator,

Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd


NIP. 198707202012122001

427
21. Data Hasil Penilaian Kelayakan E-Module IPA
Skor
No Aspek Penilaian Dosen Dosen
Ahli 1 Ahli 2
A. Kelayakan Isi/Materi
Kesesuaian materi dalam e-module pembelajaran dengan
1
kompetensi dasar 4 4
Kesesuaian materi dalam e-module pembelajaran dengan materi
2
pokok 4 4
Kejelasan tujuan pembelajaran pada masing-masing kegiatan
3
belajar e-module dengan materi 4 4
4 Materi dalam e-module pembelajaran mudah dipahami 3 4
Kesesuaian kegiatan belajar dalam e-module pembelajaran
5
dengan kebutuhan belajar peserta didik 3 4
Kecukupan contoh yang disertakan dengan kebutuhan belajar
6
peserta didik 3 4
7 Kebenaran konsep materi dalam e-module pembelajaran 3 4
Materi dalam e-module pembelajaran bermanfaat untuk
8
menambah wawasan pengetahuan literasi digital peserta didik 3 4
Pemnggunaan variasi sumber belajar dalam e-module
9
pembelajaran sesuai dengan kemampuan peserta didik 3 4
Pengungkapan persoalan/materi pembelajaran dapat melatih
10
berpikir kritis peserta didik 3 4
Pengungkapan materi/ persoalan disajikan dapat
11
mengembangkan literasi digital peserta didik 3 4
12 Keruntutan dan kesesuaian materi dengan rantai kognitif 3 4
Penyajian materi dalam kegiatan pembelajaran tidak
13
miskonsepsi (sesuai dengan hakikat IPA) 3 4
Kesesuaian tugas dengan materi yang dijabarkan pada setiap
kegiatan belajar dalam e-module dengan sustainable
14
development berbasis TESI (Technology Embedded Scientific
Inquiry) 3 4
Kesesuaian pretest dan posttest dengan materi dalam e-module
15 untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan literasi
digital peserta didik 3 3
16 Penyajian materi berdasarkan kehidupan di dunia nyata 3 4
Kegiatan pembelajaran untuk mendapatkan sebuah solusi
17
permasalahan 3 4
18 Kesesuaian isi materi dengan indikator berpikir kritis 3 3
19 Kesesuaian isi materi dengan indikator literasi digital 3 3
20 Refleksi 3 3
B. KELAYAKAN KEBAHASAAN

428
21 Keterbacaan tulisan 4 4
Istilah yang digunakan pada e-module pembelajaran lazim
22
untuk siswa 4 4
Kejelasan penyampaian informasi (panduan pemakaian, tujuan
23
pembelajaran, dan langkah kegiatan praktik) pada e-module 4 4
Kesesuaian kalimat dengan kaidah Bahasa
24
Indonesia yang benar 3 4
25 Penggunaan bahasa yang tidak menimbulkan penafsiran ganda 3 4
26 Penggunaan bahasa yang komunikatif 3 4
C. KELAYAKAN PENYAJIAN
27 Keruntutan materi dan konsep pembelajaran 3 4
Langkah-langkah dalam persiapan pembelajaran dapat
28
dipahami peserta didik dengan mudah 3 4
Langkah kegiatan belajar pada e-module dapat diikuti peserta
29
didik dengan mudah 3 4
Masing-masing kegiatan belajar yang disajikan sudah
30 dilengkapi dengan ringkasan materi, video dan narasi tutorial
praktik, penugasan, dan pretest-posttest 3 3
Kegiatan belajar pada e-module dapat meningkatkan
31
kemandirian peserta didik dalam belajar 3 4
Pengadaan video tutorial dapat memberi kesempatan pada
32 peserta didik dalam melaksanakan kegiatan praktik secara
mandiri 3 3
33 Kemenarikan isi materi dalam memotivasi pengguna 3 4
Pengadaan pretest dan posttest memotivasi peserta didik untuk
34
meningkatkan belajarnya 3 3
Ketepatan pemberian feedback di akhir pretest dan posttest atas
35
jawaban peserta didik 3 3
D. KELAYAKAN TAMPILAN DESAIN LAYAR
Komposisi warna warna tulisan terhadap warna latar belakang
36
(background) sudah tepat dan tulisan dapat dibaca dengan jelas 4 4
Proporsional Lay Out sampul (cover) depan
37
(tata letak teks dan gambar) sudah tepat 4 4
38 Ketepatan tata letak (Lay Out) setiap bagian dalam e-module 3 4
Sinkronisasi atau keterkaitan antar ilustrasi grafis, visual, dan
39
verbal sesuai 3 4
40 Kejelasan judul e-module 3 4
41 Kemenarikan desain cover 3 4
Memiliki daya tarik pada desain e-modul yang ditampilkan
42
(warna, gambar/ilustrasi, huruf) 3 4
E. KELAYAKAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN

429
E-module pembelajaran disajikan secara runtut sesuai dengan
43
urutan bagian-bagian e-module 4 4
E-module mudah dioperasikan menggunakan
44
PC/Laptop 4 4
Kemudahan pengoperasian konten multimedia yang terdapat
45
dalam e-module 3 4
46 Kemudahan pencarian halaman e-module 3 4
47 Petunjuk penggunaan e-module jelas dan tidak membingungkan 3 4
48 Tombol-tombol pada video berfungsi dengan baik 3 4
49 Tombol navigasi pada pretest-posttest berfungsi dengan baik 3 4
F. KELAYAKAN KONSISTENSI
Penggunaan kata, istilah, dan kalimat pada materi pembelajaran
50
sudah konsisten 3 4
51 Penggunaan bentuk dan huruf sudah konsisten 3 4
52 Susunan tata letak tampilan (Lay Out) sudah konsisten 4 4
G. KELAYAKAN KEMANFAATAN
Penggunaan e-module mampu meningkatkan perhatian siswa
53
terhadap materi pembelajaran 3 4
54 Kemudahan siswa dalam berinteraksi dengan e-module 3 3
55 Kemudahan guru dalam berinteraksi dengan e-module 3 3
E-module mempermudah siswa dalam menerima materi yang
56
diajarkan 3 4
Langkah-langkah pembelajaran dalam e-module mempermudah
57
siswa belajar secara mandiri 3 4
Penggunaan e-module mempermudah pendidik dalam proses
58
belajar mengajar 3 4
H. KELAYAKAN KEGRAFIKAN
59 Ukuran huruf yang digunakan mudah dibaca dengan jelas 3 4
60 Jenis huruf yang digunakan mudah dibaca dengan jelas 3 4
61 Ilustrasi gambar yang digunakan jelas (tidak buram) 3 4
62 Ilustrasi gambar sudah proporsional dan realistis 3 4
Video berjalan dengan lancar (tidak tersendat) dan dapat dilihat
63
dengan jelas (tidak buram) 3 4
64 Narasi video jelas dapat didengar serta dipahami 3 4
Penggunaan warna pada e-module sudah tepat dan tidak
65
berlebihan 3 4
66 Tombol navigasi terlihat jelas 3 4
67 Ukuran video sudah tepat 3 4
68 Video pada e-module sesuai dengan materi pembelajaran 3 4
69 Terdapat tulisan / gambar yang berwarna dalam e-module 4 4
70 Adanya video membuat e-module lebih menarik 3 4
SKOR TOTAL 222 270

430
22. Hasil Analisis Penilaian Kelayakan E-Modul IPA
1) Komponen Kelayakan Isi/Materi

Skor
No Aspek Penilaian Dosen Dosen
Ahli 1 Ahli 2
Kesesuaian materi dalam e-module pembelajaran dengan
1
kompetensi dasar 4 4
Kesesuaian materi dalam e-module pembelajaran dengan materi
2
pokok 4 4
Kejelasan tujuan pembelajaran pada masing-masing kegiatan
3
belajar e-module dengan materi 4 4
4 Materi dalam e-module pembelajaran mudah dipahami 3 4
Kesesuaian kegiatan belajar dalam e-module pembelajaran
5
dengan kebutuhan belajar peserta didik 3 4
Kecukupan contoh yang disertakan dengan kebutuhan belajar
6
peserta didik 3 4
7 Kebenaran konsep materi dalam e-module pembelajaran 3 4
Materi dalam e-module pembelajaran bermanfaat untuk
8
menambah wawasan pengetahuan literasi digital peserta didik 3 4
Pemnggunaan variasi sumber belajar dalam e-module
9
pembelajaran sesuai dengan kemampuan peserta didik 3 4
Pengungkapan persoalan/materi pembelajaran dapat melatih
10
berpikir kritis peserta didik 3 4
Pengungkapan materi/ persoalan disajikan dapat
11
mengembangkan literasi digital peserta didik 3 4
12 Keruntutan dan kesesuaian materi dengan rantai kognitif 3 4
Penyajian materi dalam kegiatan pembelajaran tidak
13
miskonsepsi (sesuai dengan hakikat IPA) 3 4
Kesesuaian tugas dengan materi yang dijabarkan pada setiap
kegiatan belajar dalam e-module dengan sustainable
14
development berbasis TESI (Technology Embedded Scientific
Inquiry) 3 4
Kesesuaian pretest dan posttest dengan materi dalam e-module
15 untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan literasi
digital peserta didik 3 3
16 Penyajian materi berdasarkan kehidupan di dunia nyata 3 4
Kegiatan pembelajaran untuk mendapatkan sebuah solusi
17
permasalahan 3 4
18 Kesesuaian isi materi dengan indikator berpikir kritis 3 3
19 Kesesuaian isi materi dengan indikator literasi digital 3 3
20 Refleksi 3 3
Skor Total 63 76

431
Rerata Skor 69,5
Kategori Sangat Layak

2) Komponen Kebahasaan

Skor
No Aspek Penilaian Dosen Dosen
Ahli 1 Ahli 2
1 Keterbacaan tulisan 4 4
Istilah yang digunakan pada e-module pembelajaran lazim
2
untuk siswa 4 4
Kejelasan penyampaian informasi (panduan pemakaian, tujuan
3
pembelajaran, dan langkah kegiatan praktik) pada e-module 4 4
Kesesuaian kalimat dengan kaidah Bahasa
4
Indonesia yang benar 3 4
5 Penggunaan bahasa yang tidak menimbulkan penafsiran ganda 3 4
6 Penggunaan bahasa yang komunikatif 3 4
Skor Total 21 24
Rerata Skor 22,5
Kategori Sangat Layak

3) Komponen Penyajian

Skor
No Aspek Penilaian Dosen Dosen
Ahli 1 Ahli 2
1 Keruntutan materi dan konsep pembelajaran 3 4
Langkah-langkah dalam persiapan pembelajaran dapat
2
dipahami peserta didik dengan mudah 3 4
Langkah kegiatan belajar pada e-module dapat diikuti peserta
3
didik dengan mudah 3 4
Masing-masing kegiatan belajar yang disajikan sudah
4 dilengkapi dengan ringkasan materi, video dan narasi tutorial
praktik, penugasan, dan pretest-posttest 3 3
Kegiatan belajar pada e-module dapat meningkatkan
5
kemandirian peserta didik dalam belajar 3 4
Pengadaan video tutorial dapat memberi kesempatan pada
6 peserta didik dalam melaksanakan kegiatan praktik secara
mandiri 3 3
7 Kemenarikan isi materi dalam memotivasi pengguna 3 4
Pengadaan pretest dan posttest memotivasi peserta didik untuk
8
meningkatkan belajarnya 3 3

432
Ketepatan pemberian feedback di akhir pretest dan posttest atas
9
jawaban peserta didik 3 3
Skor Total 27 32
Rerata Skor 29,5
Kategori Sangat Layak

4) Komponen Kelayakan Tampilan Desain Layar

Skor
No Aspek Penilaian Dosen Dosen
Ahli 1 Ahli 2
Komposisi warna warna tulisan terhadap warna latar belakang
1
(background) sudah tepat dan tulisan dapat dibaca dengan jelas 4 4
Proporsional Lay Out sampul (cover) depan
2
(tata letak teks dan gambar) sudah tepat 4 4
3 Ketepatan tata letak (Lay Out) setiap bagian dalam e-module 3 4
Sinkronisasi atau keterkaitan antar ilustrasi grafis, visual, dan
4
verbal sesuai 3 4
5 Kejelasan judul e-module 3 4
6 Kemenarikan desain cover 3 4
Memiliki daya tarik pada desain e-modul yang ditampilkan
7
(warna, gambar/ilustrasi, huruf) 3 4
Skor Total 23 28
Rerata Skor 25,5
Kategori Sangat Layak

5) Komponen Kelayakan Kemudahan Penggunaan

Skor
No Aspek Penilaian Dosen Dosen
Ahli 1 Ahli 2
E-module pembelajaran disajikan secara runtut sesuai dengan
1
urutan bagian-bagian e-module 4 4
E-module mudah dioperasikan menggunakan
2
PC/Laptop 4 4
Kemudahan pengoperasian konten multimedia yang terdapat
3
dalam e-module 3 4
4 Kemudahan pencarian halaman e-module 3 4
5 Petunjuk penggunaan e-module jelas dan tidak membingungkan 3 4
6 Tombol-tombol pada video berfungsi dengan baik 3 4
7 Tombol navigasi pada pretest-posttest berfungsi dengan baik 3 4
Skor Total 23 28

433
Rerata Skor 25,5
Kategori Sangat Layak

6) Komponen Kelayakan Konsistensi

Skor
No Aspek Penilaian Dosen Dosen
Ahli 1 Ahli 2
Penggunaan kata, istilah, dan kalimat pada materi pembelajaran
1
sudah konsisten 3 4
2 Penggunaan bentuk dan huruf sudah konsisten 3 4
3 Susunan tata letak tampilan (Lay Out) sudah konsisten 4 4
Skor Total 10 12
Rerata Skor 11
Kategori Sangat Layak

7) Komponen Kelayakan Kemanfaatan

Skor
No Aspek Penilaian Dosen Dosen
Ahli 1 Ahli 2
Penggunaan e-module mampu meningkatkan perhatian siswa
1
terhadap materi pembelajaran 3 4
2 Kemudahan siswa dalam berinteraksi dengan e-module 3 3
3 Kemudahan guru dalam berinteraksi dengan e-module 3 3
E-module mempermudah siswa dalam menerima materi yang
4
diajarkan 3 4
Langkah-langkah pembelajaran dalam e-module mempermudah
5
siswa belajar secara mandiri 3 4
Penggunaan e-module mempermudah pendidik dalam proses
6
belajar mengajar 3 4
Skor Total 18 22
Rerata Skor 20
Kategori Sangat Layak

8) Komponen Kelayakan Kegrafikan

Skor
No Aspek Penilaian Dosen Dosen
Ahli 1 Ahli 2
1 Ukuran huruf yang digunakan mudah dibaca dengan jelas 3 4
2 Jenis huruf yang digunakan mudah dibaca dengan jelas 3 4

434
3 Ilustrasi gambar yang digunakan jelas (tidak buram) 3 4
4 Ilustrasi gambar sudah proporsional dan realistis 3 4
Video berjalan dengan lancar (tidak tersendat) dan dapat dilihat
5
dengan jelas (tidak buram) 3 4
6 Narasi video jelas dapat didengar serta dipahami 3 4
Penggunaan warna pada e-module sudah tepat dan tidak
7
berlebihan 3 4
8 Tombol navigasi terlihat jelas 3 4
9 Ukuran video sudah tepat 3 4
10 Video pada e-module sesuai dengan materi pembelajaran 3 4
11 Terdapat tulisan / gambar yang berwarna dalam e-module 4 4
12 Adanya video membuat e-module lebih menarik 3 4
Skor Total 37 48
Rerata Skor 42,5
Kategori Sangat Layak

9) Grafik perbandingan rerata skor dan skor maksimal kelayakan E-Module IPA

Grafik Jumlah Rerata Skor dan Skor Maksimal


280
300 246
250
200
150
100 69.5 80
42.5 48
22.5 24 29.5 36 25.5 28 25.5 28 20 24
50 11 12

jumlah rerata skor skor maksimal

435
23. Data Hasil Pretest & Posttest
Nilai
No Nama
Pretest Posttest
1 AGIST DINDA KIANI 55 75
2 AHMAD AZIZ SAPUTRA 70 90
3 AKBAR HARIATDI 55 75
4 ALIZA LIJANUAR 50 75
5 ALYA PUTRI SEPTIANI 70 85
6 ARMAN AFANDI 60 90
7 ASIH NURUL FADILLAH 65 85
8 AUREL JUNITA PUTRI 60 90
9 BELLA FEBIANTRI 65 80
10 BINTANG RAMADHITYA CAHYADI 60 80
11 DELLA SYAFIQA RAHMANIA SYIFA 75 95
12 DENAJI RAHMAT MULYANA 55 85
13 DESFITA ELYANTI SARPITRI 70 95
14 DEVINA HARDIYANTI 65 90
15 DINDA DELINA 30 75
16 GUSTAF SEPTIAN RAMADHANI 60 85
17 HAYRUNISFA NAJIB SHALFA 55 85
18 INDAH PERMATASARI 60 80
19 KAIYNAN FAREL SUSANTO 75 95
20 KAYLA TABITHA CHANDRA 55 75
21 KAYSA HALWA IRAWAN 50 80
22 KEN KRISTIAN REVANI 65 95

23 KEYKO MARSHA BUNGA AZZAHRA 70 80

24 MUHAMAD NAUFAL HIDAYATULLAH 70 85


25 MUHAMAD SHABBAH BAYU PRATAMA 65 90
26 MUHAMMAD AQIL IMANUDIN 70 90
27 MUHAMMAD RAIHAN MAULANA 80 95
28 PIJAR SAMUDRO 60 85
RADEN RAJA ARYA RAHMAN
29 55 85
NATAKUSUMAH
30 RAYFAN ABIYYU NADZA PUTRA 60 85
31 RISNA YUNIAWATI 50 80
32 RIZKY HENDRIANSYAH PRATAMA 65 85
33 SALWA YAFI'NISA 60 90
34 SATRIO WAHYU KENCONO 65 80
35 YAZIDIL AFNAN MARTANI 80 95
36 ZAKIAH IKHLAS INDRAWATI 70 95
Rata-rata 62.36 85.56

436
24. Data Hasil Angket Literasi Digital
Nilai
No Nama
Sebelum Sesudah
1 AGIST DINDA KIANI 70 76
2 AHMAD AZIZ SAPUTRA 70 72
3 AKBAR HARIATDI 72 78
4 ALIZA LIJANUAR 72 76
5 ALYA PUTRI SEPTIANI 66 78
6 ARMAN AFANDI 65 76
7 ASIH NURUL FADILLAH 65 76
8 AUREL JUNITA PUTRI 65 70
9 BELLA FEBIANTRI 66 76
10 BINTANG RAMADHITYA CAHYADI 66 74
11 DELLA SYAFIQA RAHMANIA SYIFA 66 76
12 DESFITA ELYANTI SARPITRI 56 70
13 DINDA DELINA 64 76
14 DENAJI RAHMAT MULYANA 62 80
15 DEVINA HARDIYANTI 62 74
16 INDAH PERMATASARI 62 80
17 GUSTAF SEPTIAN RAMADHANI 66 80
18 HAYRUNISFA NAJIB SHALFA 58 74
19 KAIYNAN FAREL SUSANTO 56 80
20 KEN KRISTIAN REVANI 62 78
21 KAYLA TABITHA CHANDRA 62 78
22 MUHAMAD SHABBAH BAYU PRATAMA 64 72

23 KAYSA HALWA IRAWAN 60 74

24 KEYKO MARSHA BUNGA AZZAHRA 64 78


25 MUHAMAD NAUFAL HIDAYATULLAH 62 80
26 MUHAMMAD AQIL IMANUDIN 60 74
27 MUHAMMAD RAIHAN MAULANA 57 80
28 PIJAR SAMUDRO 54 70
RADEN RAJA ARYA RAHMAN
29 61 74
NATAKUSUMAH
30 RAYFAN ABIYYU NADZA PUTRA 53 72
31 RISNA YUNIAWATI 50 76
32 RIZKY HENDRIANSYAH PRATAMA 60 78
33 SALWA YAFI'NISA 60 74
34 SATRIO WAHYU KENCONO 60 74
35 YAZIDIL AFNAN MARTANI 62 76
36 ZAKIAH IKHLAS INDRAWATI 62 80
Rata-rata 62.28 75.83

437
25. Hasil Uji Prasyarat Analisis Hipotesis (Uji Normalitas)
1) Soal Pretest & Posttest

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PRETEST .139 36 .078 .948 36 .090
POSTTEST .144 36 .055 .907 36 .005
a. Lilliefors Significance Correction

438
26. Hasil Uji Hipotesis Uji T Berpasangan (Paired Sample T Test)
1) Soal Pretest & Posttest

Paired Samples Statistics


Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PRETEST 62.92 36 8.227 1.371
POSTTEST 85.56 36 6.631 1.105

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 PRETEST & POSTTEST 36 .729 .000

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence Interval of the
Difference
Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 PRETEST - POSTTEST -22.639 5.668 .945 -24.557 -20.721 -23.966 35 .000

439
27. Hasil Analisis Gain Setiap Aspek Soal Pretest & Posttest
Gain
No Nama Mengidentifikasi Merumuskan Memecahkan
Menganalisis Menyimpulkan Mengevaluasi
masalah hipotesis masalah
1 AGIST DINDA KIANI 0 0.50 0 0 1 0.67
2 AHMAD AZIZ SAPUTRA 0.5 0.00 1.00 1 1 0
3 AKBAR HARIATDI 0.5 0.00 1 1 1 -0.5
4 ALIZA LIJANUAR 1 1.00 0 0.5 0 0.5
5 ALYA PUTRI SEPTIANI 0.00 0 0 1 1 1
6 ARMAN AFANDI 0.5 1 0.50 1 1 1
7 ASIH NURUL FADILLAH 0 0.00 1.00 1 1 0
8 AUREL JUNITA PUTRI 0.5 1 0.00 1 1 1
9 BELLA FEBIANTRI 0 1 0.00 1 -1 0.5
10 BINTANG RAMADHITYA CAHYADI 0.5 -1 1.00 1 1 0
11 DELLA SYAFIQA RAHMANIA SYIFA 0 1 1.00 1 1 1
12 DESFITA ELYANTI SARPITRI 1.00 0.00 0 1 1 1
13 DINDA DELINA 0 0.00 0 1 0 1
14 DENAJI RAHMAT MULYANA 0 1 1 0.5 1 1
15 DEVINA HARDIYANTI 1 1.00 1.00 0.5 0 0
16 INDAH PERMATASARI 1 1.00 1 0.5 0.5 0
17 GUSTAF SEPTIAN RAMADHANI 1 -1 1 0.5 1 1
18 HAYRUNISFA NAJIB SHALFA 1 1.00 0 -1 1 0.5
19 KAIYNAN FAREL SUSANTO 0 1.00 0.5 1 1 0
20 KEN KRISTIAN REVANI 0.00 1 0.666667 -1 0 1
21 KAYLA TABITHA CHANDRA 1 0.00 0.67 -1 1 1

440
MUHAMAD SHABBAH BAYU
22 1 1 1 0 1 0
PRATAMA
23 KAYSA HALWA IRAWAN 1 0.5 0 0 0.5 0
24 KEYKO MARSHA BUNGA AZZAHRA 1 0.5 0 0 0.5 1
MUHAMAD NAUFAL
25 1 1 1 0 0.5 1
HIDAYATULLAH
26 MUHAMMAD AQIL IMANUDIN 1 1 0.00 0 1 0
27 MUHAMMAD RAIHAN MAULANA 0 0 1 0 1 1
28 PIJAR SAMUDRO 1 0.5 1 0.5 1 0
RADEN RAJA ARYA RAHMAN
29 1 1.00 -1.00 0.67 1 1
NATAKUSUMAH
30 RAYFAN ABIYYU NADZA PUTRA 0 1.00 0 0.5 1 0.5
31 RISNA YUNIAWATI 0 1.00 0.00 1 0.67 0.5
32 RIZKY HENDRIANSYAH PRATAMA 1 0.00 0 0.5 1 0
33 SALWA YAFI'NISA 0.00 1 0.00 1 0.67 1
34 SATRIO WAHYU KENCONO 0.666667 1 0.00 0 0 0
35 YAZIDIL AFNAN MARTANI 0 1 1.00 0 0 0
36 ZAKIAH IKHLAS INDRAWATI 1 1 0 0 1 0
Rata-rata 0.53 0.58 0.43 0.44 0.70 0.49

441
28. Hasil Analisis Peningkatan Literasi Digital Peserta Didik
INDIKATOR SEBELUM SETELAH
Use Skills 81.16% 98.35%
Critical Understanding 72.40% 96.01%
Communicative Abilities 77.26% 90.63%
Seluruh Aspek 77.85% 94.79%

442
29. Hasil Analisis Keefektifan E-Modul IPA
1) Kemampuan Berpikir Kritis
Rerata nilai
No Indikator Gain skor Kategori
Sebelum Sesudah
Mengidentifikasi
1 Tinggi
masalah 2.92 3.69 0.72
Merumuskan
2 Sedang
hipotesis 1.75 2.58 0.67
Memecahkan
3 Sedang
masalah 1.97 2.42 0.43
4 Menganalisis 2.69 3.42 0.55 Sedang
5 Menyimpulkan 1.36 2.56 0.73 Tinggi
6 Mengevaluasi 1.78 2.44 0.55 Sedang
Seluruh aspek 12.47 17.11 0.62 Sedang

Keefektifan E-modul IPA yang dikembangkan dalam meningkatkan keterampilan berpikir


kritis peserta didik = 0.62 x 100
= 62 %
Berdasarkan nilai tersebut, maka dapat ditafsirkan bahwa E-module IPA yang
dikembangkan dinyatakan cukup efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis
peserta didik dengan persentasi 62%.

2) Literasi Digital
Rerata nilai
No Indikator Gain skor Kategori
Sebelum Sesudah
1 Use skills 25.97 31.47 0.91 Tinggi
critical
2 11.58 15.36 0.86
understanding Tinggi
communicative
3 24.72 29.00 0.59
abilities Sedang
Seluruh aspek 62.28 75.83 0.76 Tinggi

Keefektifan E-modul IPA yang dikembangkan dalam meningkatkan literasi digital peserta
didik = 0.76 x 100
= 76 %
Berdasarkan nilai tersebut, maka dapat ditafsirkan bahwa E-module IPA yang
dikembangkan dinyatakan cukup efektif dalam meningkatkan literasi digital peserta didik
dengan persentasi 76%.

443
30. Data Hasil Respon Peserta Didik terhadap E-Modul IPA
No Nama Skor
1 AGIST DINDA KIANI 70
2 AHMAD AZIZ SAPUTRA 75
3 AKBAR HARIATDI 74
4 ALIZA LIJANUAR 78
5 ALYA PUTRI SEPTIANI 72
6 ARMAN AFANDI 73
7 ASIH NURUL FADILLAH 74
8 AUREL JUNITA PUTRI 72
9 BELLA FEBIANTRI 68
10 BINTANG RAMADHITYA CAHYADI 72
11 DELLA SYAFIQA RAHMANIA SYIFA 72
12 DENAJI RAHMAT MULYANA 76
13 DESFITA ELYANTI SARPITRI 76
14 DEVINA HARDIYANTI 71
15 DINDA DELINA 69
16 GUSTAF SEPTIAN RAMADHANI 68
17 HAYRUNISFA NAJIB SHALFA 77
18 INDAH PERMATASARI 80
19 KAIYNAN FAREL SUSANTO 70
20 KAYLA TABITHA CHANDRA 67
21 KAYSA HALWA IRAWAN 70
22 KEN KRISTIAN REVANI 76
23 KEYKO MARSHA BUNGA AZZAHRA 75
24 MUHAMAD NAUFAL HIDAYATULLAH 78
25 MUHAMAD SHABBAH BAYU PRATAMA 76
26 MUHAMMAD AQIL IMANUDIN 76
27 MUHAMMAD RAIHAN MAULANA 68
28 PIJAR SAMUDRO 67
29 RADEN RAJA ARYA RAHMAN NATAKUSUMAH 66
30 RAYFAN ABIYYU NADZA PUTRA 73
31 RISNA YUNIAWATI 65
32 RIZKY HENDRIANSYAH PRATAMA 80
33 SALWA YAFI'NISA 75
34 SATRIO WAHYU KENCONO 76
35 YAZIDIL AFNAN MARTANI 72
36 ZAKIAH IKHLAS INDRAWATI 80
Rata-rata 72.97

444
31. Hasil Analisis Respon Peserta Didik terhadap E-Modul IPA
aspek indikator rata-rata tiap Kategori
indikator
materi kelayakan isi 21.53 Sangat layak
kebahasaan 7.25 Sangat layak
Penyajian 14.67 Sangat layak
media tampilan dan 14.86 Sangat layak
konten
Kemanfaatan 7.25 Sangat layak
Kegrafikan 7.42 Sangat layak
Skor Total 65.56 Sangat layak

445
32. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
1) Pertemuan 1
Tanggal : 5 Maret 2021
Kelas : VIII A
Pertemuan : Pertama

Petunjuk Pengisian:
Isilah kolom terlaksana dengan memberi tanda centang (√) pada kolom “ya” jika kegiatan terlaksana atau pada kolom “tidak” jika kegiatan
tidak terlaksana. Berikan deskripsi kegiatan/saran kegiatan terkait dengan hal-hal yang kurang jelas/ belum tersedia pada aspek kegiatan.

Tahap Kegiatan Guru Pelaksanaan Kegiatan Peserta Didik Pelaksanaan


SDGs Berbasis Ya Tidak Ya Tidak
TESI
Pendahuluan
Pra-Kondisi
Mengidentifikasi 1 Guru membuka kelas √ Peserta didik menjawab salam dan √
masalah untuk
daring dengan menjawab kondisi kesehatannya
membentuk konsep
dengan bantuan mengucapkan salam di selama karantina di rumah. Serta
menggunakan
teknologi WA group dengan segera membuka google classroom
Informasi menanyakan kabar dan IPA untuk absen.
(scientific
memberikan perintah
conceptualization)

446
untuk absen membuka
google classroom IPA.
2 Guru melampirkan link √ Peserta didik mengerjakan soal √
pretest dan angket literasi pretest terlebih dahulu secara
digital di google mandiri, kemudian dilanjut dengan
classroom. mengerjakan angket literasi digital
sebelum menggunakan e-module
IPA.
Apersepsi dan Motivasi
3 Guru memberikan √ Peserta didik menjawab √
apersepsi melalui WA pertanyaan yang diberikan guru
group berupa pertanyaan melalui Whatsapp Group.
tentang “Sistem
Pernapasan Pada
Manusia” dan √
menunjukkan organ
pernapasan manusia.

Guru menyampaikan Peserta didik memperhatikan guru
tujuan pembelajaran pada √ menyampaikan tujuan
pertemuan ini. pembelajaran.

447
Guru menyampaikan Peserta didik memperhatikan guru
kompetensi yang akan menyampaikan kompetensi
dicapai dan rencana √ pembelajaran.
kegiatan, dan penilaian
yang akan dilakukan pada
proses pembelajaran.
Inti
Mengoordinaksikan 4 Guru memberi kesempatan √ Peserta didik berdiskusi melalui √
ide-ide diskusi kepada siswa untuk Whatsapp Group dengan peserta
belajar yang terkait menyusun pertanyaan didik lainnya.
dengan mengenai apa yang sudah
permasalahan yang diamati berdasar e-module
ada. yang sudah di buka secara √
mandiri.

Guru menanya siswa √


Peserta didik mengamati
mengenai struktur dan
penjelasan materi tentang struktur
fungsi organ pernapasan
fungsi organ pernapasan melalui e-
yang sudah dilihat melalui
module IPA yang sudah
e-module.
dilampirkan pada classroom IPA.

448
Melakukan 5 Guru menginstrusikan Peserta didik mengajukan
penyelidikan kepada peserta didik untuk √ pertanyaan di Whatsapp Group √
dengan bantuan mengajukan pertanyaan terkait materi organ sistem
menggunakan terkait kegiatan pernapasan pada manusia bagian
teknologi informasi mengidentifikasi video yang belum dipahami.
untuk menguji dan kasus kekurangan oksigen
mengklarifikasi pada manusia.
gagasan (scientific
inquiry)
Menganalisis data 6 Guru membimbing peserta Peserta didik melakukan
didik untuk melakukan √ investigasi dengan menganalisis √
investigasi dengan data berdasarkan hasil pada
menganalisis data kegiatan menganalisis video kasus
berdasarkan hasil kegiatan kekurangan oksigen pada manusia.
menganalisis video kasus
kekurangan oksigen pada
manusia.
Merencanakan dan 7 Guru membimbing peserta √ Peserta didik mempresentasikan √
menyiapkan hasil didik untuk hasil kegiatan menganalisis video
karya dengan mempresentasikan hasil kasus kekurangan oksigen pada
bantuan kegiatan menganalisis manusia secara online melalui

449
menggunakan video kasus kekurangan Whatsapp Group untuk
teknologi oksigen pada manusia mengkomunikasikan informasi
komunikasi secara online melalui kepada teman sejawatnya
(scientific Whatsapp Group.
communication)
Penutup
Melakukan refleksi 8 Guru bersama peserta √ Peserta didik Bersama guru √
dan mengevaluasi didik mengevaluasi hasil mengevaluasi hasil kegiatan
hasil terhadap kegiatan video kasus menganalisis video kasus
penyelidikannya kekurangan oksigen pada kekurangan oksigen pada manusia
dan proses-proses manusia melalui Whatsapp
yang digunakan Group.

Guru merefleksi peserta Peserta didik menjawab hal yang


didik dengan menanyakan telah dipelajari dan menjawab ada √
apa saja yang telah √ tidaknya kendala yang dialami
dipelajari dan apakah ada selama KBM daring
kendala dalam
pembelajaran pada
pertemuan ini

450
Guru membimbing peserta Peserta didik Bersama guru √
didik untuk menarik √ menyimpulkan hasil kegiatan
kesimpulan. belajar daring

Guru menginstruksikan Peserta didik mengirim hasil


peserta didik untuk analisis tersebut ke classroom IPA √
mengirim hasil analisis √ dan mempelajari mekanisme dan
videonya melalui frekuensipernapasan.
classroom IPA dan
meminta peserta didik
untuk mempelajari
mekanisme dan frekuensi
pernapasan.

Guru memberikan salam Peserta didik menjawab salam. √


penutup pada Whatsapp √
Group.

451
Serang, 10 April 2021
Observer,

Noviandrini Wikan Tyasning, S.Pt


NIP. 1977112620102004

452
2) Pertemuan 2
Tanggal : 12 Maret 2021
Kelas : VIII A
Pertemuan : Kedua

Petunjuk Pengisian :
Isilah kolom terlaksana dengan memberi tanda centang (√) pada kolom “Ya” jika kegiatan terlaksana atau pada kolom “tidak” jika kegiatan
tidak terlaksana. Berikan deskripsi kegiatan/saran kegiatan terkait dengan hal-hal yang kurang jelas/ belum tersedia pada aspek kegiatan.

Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan


SDGs Berbasis Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
Ya Tidak Ya Tidak
TESI
Pendahuluan
Pra-Kondisi
Mengidentifikasi Peserta didik menjawab
masalah untuk Guru membuka kelas daring dengan
salam dan menjawab kondisi
membentuk konsep mengucapkan salam di WA group
dengan bantuan √ kesehatannya selama √
menggunakan 1 dengan menanyakan kabar dan
karantina di rumah. Serta
teknologi Informasi memberikan perintah untuk absen
(scientific segera membuka google
membuka google classroom IPA.
conceptualization) classroom IPA untuk absen.
Apersepsi dan Motivasi

453
Guru memberikan apersepsi melalui
Peserta didik menjawab
Whatsapp Group berupa pertanyaan √ √
pertanyaan yang diberikan
tentang mekanisme pernapasan
guru melalui Whatsapp
manusia.
Group.

Guru menyampaikan tujuan


Peserta didik memperhatikan
3 pembelajaran pada pertemuan ini. √ √
guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.

Guru menyampaikan kompetensi yang


Peserta didik memperhatikan
akan dicapai dan rencana kegiatan, √ √
guru menyampaikan
dan penilaian yang akan dilakukan
kompetensi pembelajaran.
pada proses pembelajaran.
Inti
Guru memberi kesempatan kepada
Mengoordinaksikan Peserta didik berdiskusi
siswa untuk berdiskusi pertanyaan √
ide-ide diskusi melalui Whatsapp Group
mengenai apa yang sudah siswa cari √
belajar yang terkait dengan peserta didik lainnya.
4 berdasarkan pertanyaan pada e-module
dengan
yang sudah di buka secara mandiri.
permasalahan yang

ada.

454
Guru menanya siswa mengenai Peserta didik mengamati
mekanisme pernapasan manusia yang √ penjelasan materi tentang
sudah dilihat melalui e-module. mekanisme pernapasan
manusia melalui e-module
IPA yang sudah dilampirkan
pada classroom IPA.
Guru menginstrusikan kepada peserta Peserta didik mengajukan
Melakukan
didik untuk mengajukan pertanyaan pertanyaan di Whatsapp
penyelidikan √
terkait kegiatan mekanisme Group terkait materi
dengan bantuan
pernapasan manusia. mekanisme pernapasan pada √
menggunakan
manusia bagian yang belum
teknologi informasi 5
Guru meminta peserta didik untuk dipahami.
untuk menguji dan
melakukan praktikum mengenai
mengklarifikasi √
sistem pernapasan dengan
gagasan (scientific
mengerjakan kegiatan.2 pada e-
inquiry)
module IPA.
Merencanakan dan Guru ikut dalam diskusi pada Peserta didik mendengarkan
menyiapkan hasil Whatsapp Group apabila ada suatu √ penjelasan dari guru. √
karya dengan 6 pembahasan yang kurang sesuai
bantuan dengan dasar teori.
menggunakan

455
teknologi
komunikasi
(scientific
communication)
Penutup
Guru merefleksi peserta didik dengan √ Peserta didik menjawab hal √
menanyakan apa saja yang telah yang telah dipelajari dan
dipelajari dan apakah ada kendala menjawab ada tidaknya
dalam pembelajaran pada pertemuan kendala yang dialami selama
ini KBM daring
Melakukan refleksi
dan mengevaluasi Guru membimbing peserta didik untuk Peserta didik Bersama guru
hasil terhadap menarik kesimpulan √ menyimpulkan hasil kegiatan √
8
penyelidikannya belajar daring
dan proses-proses
yang digunakan Guru menginstruksikan peserta didik Peserta didik mengirim hasil
untuk mengirim hasil praktikum praktikum mandiri tersebut
mandiri melalui classroom IPA dan √ ke classroom IPA dan √
meminta peserta didik untuk mempelajari gangguan pada
mempelajari gangguan pada pernapasan manusia.
pernapasan manusia.

456
Guru memberikan salam penutup pada Peserta didik menjawab
Whatsapp Group. salam. √

Serang, 10 April 2021


Observer,

Noviandrini Wikan Tyasning, S.Pt


NIP. 1977112620102004

457
3) Pertemuan 3
Tanggal : 31 Maret 2021
Kelas : VIII A
Pertemuan : Ketiga

Petunjuk Pengisian :
Isilah kolom terlaksana dengan memberi tanda centang (√) pada kolom “Ya” jika kegiatan terlaksana atau pada kolom “tidak” jika kegiatan
tidak terlaksana. Berikan deskripsi kegiatan/saran kegiatan terkait dengan hal-hal yang kurang jelas/ belum tersedia pada aspek kegiatan.

Tahap Kegiatan Guru Pelaksanaan Kegiatan Peserta Didik Pelaksanaan


SDGs Berbasis Ya Tidak Ya Tidak
TESI
Pendahuluan
Pra-Kondisi
Mengidentifikasi 1 Guru membuka kelas √ Peserta didik menjawab √
masalah untuk
daring dengan salam dan menjawab
membentuk konsep
dengan bantuan mengucapkan salam di kondisi kesehatannya
menggunakan teknologi
Informasi WA group dengan selama karantina di rumah.
(scientific menanyakan kabar dan Serta segera membuka
conceptualization) memberikan perintah

458
untuk absen membuka google classroom IPA
google classroom IPA. untuk absen.
2 Guru melampirkan link √ Peserta didik mengerjakan √
posttest dan angket soal posttest terlebih
literasi digital di google dahulu secara mandiri,
classroom. kemudian dilanjut dengan
mengerjakan angket
literasi digital setelah
menggunakan e-module
IPA.
Apersepsi dan Motivasi
3 Guru memberikan √ Peserta didik menjawab √
apersepsi melalui WA pertanyaan yang diberikan
group berupa guru melalui Whatsapp
pertanyaan tentang Group.
gangguan pada sistem
pernapasan manusia.

Guru menyampaikan Peserta didik


tujuan pembelajaran √ memperhatikan guru √
pada pertemuan ini.

459
menyampaikan tujuan
pembelajaran.

Guru menyampaikan Peserta didik


kompetensi yang akan √ memperhatikan guru √
dicapai dan rencana menyampaikan
kegiatan, dan penilaian kompetensi pembelajaran.
yang akan dilakukan
pada proses
pembelajaran.
Inti
Mengoordinaksikan ide- 4 Guru memberi √ Peserta didik berdiskusi √
ide diskusi belajar yang kesempatan kepada melalui Whatsapp Group
terkait dengan siswa untuk menyusun dengan peserta didik
permasalahan yang ada. pertanyaan mengenai lainnya.
apa yang sudah diamati
berdasar e-module yang √
sudah di buka secara
mandiri.

460
Guru menanya siswa √ Peserta didik mengamati
mengenai gangguan penjelasan materi tentang
pernapasan manusia gangguan pernapasan
dan mengenai vaksin manusia dan mengenai
covid 19 yang sudah vaksin covid 19 melalui e-
dilihat melalui e- module IPA yang sudah
module. dilampirkan pada
classroom IPA.
Melakukan penyelidikan 5 Guru menginstrusikan Peserta didik mengajukan
dengan bantuan kepada peserta didik pertanyaan di Whatsapp
menggunakan teknologi untuk mengajukan √ Group terkait materi virus √
informasi untuk menguji pertanyaan terkait corona dan vaksin bagian
dan mengklarifikasi kegiatan yang belum dipahami.
gagasan (scientific mengidentifikasi video
inquiry) mengenai virus corona
dan vaksin.
Menganalisis data 6 Guru membimbing Peserta didik melakukan
peserta didik untuk investigasi dengan
melakukan investigasi √ menganalisis data √
dengan menganalisis berdasarkan hasil pada
data berdasarkan hasil kegiatan menganalisis

461
kegiatan menganalisis pengaruh konsumsi rokok
artikel mengenai terhadap kesehatan paru-
pengaruh konsumsi paru.
rokok terhadap
kesehatan paru-paru.
Merencanakan dan 7 Guru membimbing Peserta didik
menyiapkan hasil karya peserta didik untuk mempresentasikan hasil
dengan bantuan mengumpulkan hasil √ karya kegiatan cara √
menggunakan teknologi karya kegiatan cara mencegah dan
komunikasi (scientific mencegah dan menghindari virus corona
communication) menghindari virus secara online melalui
corona secara online Google classroom dan
melalui Google akun TikTok.
classroom dan akun
TikTok.
Penutup
Melakukan refleksi dan 8 Guru bersama peserta Peserta didik Bersama
mengevaluasi hasil didik mengevaluasi guru mengevaluasi hasil
terhadap penyelidikannya hasil kegiatan √ kegiatan menganalisis √
dan proses-proses yang menganalisis artikel artikel mengenai pengaruh
digunakan mengenai pengaruh

462
konsumsi rokok konsumsi rokok terhadap
terhadap kesehatan kesehatan paru-paru.
paru-paru.

Guru merefleksi peserta Peserta didik menjawab


didik dengan hal yang telah dipelajari √
menanyakan apa saja √ dan menjawab ada
yang telah dipelajari tidaknya kendala yang
dan apakah ada kendala dialami selama KBM
dalam pembelajaran daring
pada pertemuan ini

Guru membimbing Peserta didik Bersama
peserta didik untuk √ guru menyimpulkan hasil
menarik kesimpulan kegiatan belajar daring

Guru menginstruksikan Peserta didik mengirim √


peserta didik untuk hasil cara mencegah dan
mengirim hasil karya menghindari virus corona
kegiatan cara mencegah √ secara online melalui
dan menghindari virus

463
corona secara online Google classroom dan
melalui Google akun TikTok. √
classroom dan akun
TikTok.

Guru memberikan Peserta didik menjawab


salam penutup pada √ salam.
Whatsapp Group.

Serang, 10 April 2021


Observer,

Noviandrini Wikan Tyasning,S.Pt


NIP. 1977112620102004

464
33. Dokumentasi

465
466
467
468
469
34. Surat Izin Penelitian

470
35. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

471
36. SK Pembimbing

472
37. SK Penguji

473
38. Hasil Pekerjaan Peserta Didik

474
475
476
477
478

Anda mungkin juga menyukai