Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEKNIK ELEKTRONIKA
KOMPUTER AUDIO AMPLIFIER

NAMA :M.Fajrin Oktaviyanto

NO INDUK :

KELAS :XII MIPA 2

Madrasah Aliyyah Negri Kendal


Tahun ajaran
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga saya pada
akhirnya bisa menyelesaikan laporan Praktikum Audio Amplifier tepat pada waktunya.

Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Guru Pembimbing yang selalu memberikan
dukungan serta bimbingannya sehingga Laporan Praktikum Audio Amplifier ini dapat
disusun dengan baik.

Semoga Laporan Praktikum Audio Amplifier yang telah kami susun ini turut memperkaya
khazanah ilmu teknologi serta bisa menambah pengetahuan dan pengalaman para
pembaca.

Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Kami juga
menyadari bahwa Laporan Praktikum Audio Amplifier ini juga masih memiliki banyak
kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca
sekalian demi penyusunan Laporan Praktikum Audio Amplifier dengan tema serupa yang
lebih baik lagi.
Daftar isi
KATA PENGANTAR….........................................................................................1

DAFTAR ISI...........................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN

a. LATAR BELAKANG.................................................................................3

b. TUJUAN.......................................................................................................3

c. RUMUSAN MASALAH.............................................................................3

d. Cara kerja.......................................................................................................4

e. Macam – macam Adop.................................................................................5

BAB 2 PEMBAHASAN

a. DEFINISI PENGUAT AUDIO (AMPLIFIER)…......................................7

b. CARA KERJA AUDIO AMPLIFIER…....................................................7

c. PENGUAT AKHIR AUDIO…..................................................................8

BAB 3 PENUTUP

a. KESIMPULAN….......................................................................................17

b. DAFTAR PUSAKA....................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kita dapat mendengarkan musik radio, mendengarkan suara dari drama


televise ataupun suara dari lawan bicara kita di ponsel, semua ini karena adanya
komponen Elektronika yang bernama speaker yang dalam bahasa Indonesia
disebut dengan Pengeras Suara. Perangkat Keras yang berupa Speaker merupakan piranti
dengan kedudukannya hampir tidak bisa dipisahkan lagi dengan komputer. Karena, speaker
memiliki peran yang sangat penting dalam mengeluarkan hasil pemrosesan berupa
suara.Tentunya, kebanyakan pengguna komputer menyukai music atau video sehingga
membutuhkan speaker untuk mendukung keinginan tadi. Speaker komputer dapat berfungsi
sebagaimana mestinya apabila didukung perangkat keras bernamakan sound card atau
pemroses audio/suara. Sementara untuk modelnya,speaker memiliki beragam bentuk, fitur dan
juga ukuran.Makalah ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai speaker dimulai dari sejarah
penemuan speaker hingga jenis- jenisnya.

B. Tujuan Makalah

Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah sebagai berikut :


a.Mengetahui pengertian speaker atau pengeras suara.
b.Menjelaskan sejarah penemuan speaker.
c.Mengetahui cara suara dapat dihasilkan.
d.Mengetahui fungsi dari sebuah speaker.2
e.Menjelaskan spesifikasi yang dimiliki speaker komputer.
f.Mengetahui prinsip kerja sebuah speaker.
g.Mengetahui perbedaan speaker aktif dan speaker pasif.
h.Menjelaskan jenis-jenis speaker.
i.Mengetahui perbedaan audio mono dan stereo

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini ialah sebagai berikut :
a.Apa yang dimaksud dengan speaker atau pengeras suara ?
b.Bagaiman sejarah ditemukannya speaker ?
c.Bagaimana suara dapat dihasilkan ?
d.Apa fungsi dari sebuah speaker ?
e.Apa saja spesifikasi yang dimiliki oleh speaker komputer ?
f.Bagaimana prinsip kerja sebuah speaker ?
g.Apa perbedaan antara speaker aktif dan speaker pasif ?
h.Apa saja jenis-jenis speaker ?
i. Apa yang membedakan antara audio mono dan audio stereo ?
a. Pengertian Speaker atau Pengeras Suara

Speaker adalah Transduser yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi Frekuensi
Audio (sinyal suara) yang dapat didengar oleh telinga manusia dengan cara
mengetarkan komponen membran pada Speaker tersebut sehingga terjadilah gelombang
suara.Speaker juga bisa di sebut alat bantu untuk keluaran suara yang dihasilkan oleh
perangkat musik seperti MP3 Player, DVD Player dan lain sebagainya.

a. Cara keja Audio Amplifier

Cara kerja audio amplifier adalah pertama – sinyal suara akan di imput di bagian
input audio amlplifier, Input sinyal dapat berasal dari beberapa sumber, antara lain dari
CD/DVD Player, Tape, Radio AM/FM, Microphone, MP3 Player, Ipod, dll. Masing-
masing sumber sinyal tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Bagian Input
sinyal harus mempu mengadaptasi sinyal sinyal tersebut sehingga sama pada saat
dimasukkan ke penguat awal/ penguat depan (pre-amp). Penguat depan berfungsi sebagai
penyangga dan penyesuai level dari masing-masing sinyal input sebelum dimasukkan ke pengatur
nada. Hal ini bertujuan agar saat proses pengaturan nada tidak terjadi kesalahan karena
pembebanan/loading. Penguat depan harus mempunyai karakteristik penyangga/buffer dan
berdesah rendah. setelah suara yang masuk di sangga oleh penguat awal, sinyal suara akan
masuk ke tone control atau pengatur nada. Pengatur nada bertujuan menyamakan (equalize)
suara yang dihasilkan pada speaker agar sesuai dengan aslinya (Hi-Fi). Pengatur nada minimal
mempunyai pengaturan untuk nada rendah dan nada tinggi. Selain itu ada juga jenis pengatur nada
yang mempunyai banyak kanal pengaturan pada frekuensi tertentu yang biasa disebut dengan
Rangkaian Equalizer. Prinsip dasar pengaturan nada diperoleh dengan mengatur nilai R/C
resonator pada rangkaian filter. Setelah nada di sesuaikan dengan aslinya, sinyal suasa akan
masuk di penguat akhir. Penguat Akhir adalah rangkaian penguat daya yang bertujuan
memperkuat sinyal dari pengatur nada agar bisa menggetarkan membran speaker. Penguat akhir
biasanya menggunakan konfigurasi penguat kelas B atau kelas AB. Syarat utama sebuah penguat
akhir adalah impedansi output yang rendah antara 4-16 ohm) dan efisiensi yang tinggi.
Karena kerja dari penguat akhir sangat berat maka biasanya akan timbul panas dan dibutuhkan
sebuah plat pendingin untuk mencegah kerusakan komponen transistor penguat akhir karena terlalu
panas. Setelah dikuatka maka suara aan dikeluarkan melalui speaker. Speaker berfungsi mengubah
sinyal listrik menjadi sinyal suara. Semakin besar daya sebuah speaker biasanya semakin besar pula
bentuk fisiknya. Secara umum speaker terbagi menjadi tiga, yaitu Woofer (bass), Squaker (middle),
dan tweeter (high). Impedansi speaker antara 4 ohm, 8 ohm dan 16 ohm.
Saat ini ada juga speaker yang disebut dengan subwoofer, yaitu speaker yang mampu mereproduksi
sinyal audio dengan frekuensi yang sangat rendah dibawah woofer. Dan untuk melakukan itu audio
amplifier membutuhkan power supply. Power Supply merupakan rangkaian pencatu daya untuk
semua rangkaian. Secara umum power supply mengeluarkan dua jenis output, yaitu output
teregulasi dan tidak teregulasi. Output teregulasi dipakai untuk rangkaian pengatur nada dan
penguat awal, sementara rangkaian power supply tidak teregulasi dipakai untuk rangkaian power
amplifier.
b. Macam – macam teknologi Audop

1. Gain clone LM3886

sesuai dengan fungsi/aplikasi pada datasheetnya, amplifier ini lebih cocok


untuk ruangan kamar dengan kualitas hi-fi dengan daya cukup, bekerja pada kelas AB.
LM3886 masih menggunakan transistor bipolar biasa sebagai transistor final di
dalamnya.hasil test cukup bagus! menggunakan tone control nada treble labih powerfull,
nada bass yang kurang nendang bisa diatasi dengan penambahan tone control dan super
galaxy. Salah satu istimewanya, hampir/ tidak ada sinyal transien "duk" pada saat power
dinyalakan sehingga tidak perlu penambahan speaker protektor.

2. OCL
Amplifier OCL yaitu Output Capacitor Less ( keluaran tanpa elco) adalah Amplifier yang
tidak memakai kapasitor / kondensator sebagai ouputnya. Amplifier ini memakai Transistor
sebagai penguat akhir dan langsung ke speaker ouput (tanpa perantara apapun . )
Tegangan amplifier ini ialah ( + ), 0 (sebagai ground) ,( - ).
Kelebihan :
Nada Bass , kencang / mantap.
Kekurangan :
Jika salah satu komponen ada yang jebol / rusak , maka merambat ke seluruh komponen
bahkan bisa merusak speaker output .

3. BLAZER

Sering dipakai organ tunggal, hampir semua menggunakan ini. power amplifier 1000W
BGR Blazer merupakan power amplifier yang didesai khusus untuk sistem audio outdor
dengan daya besar. Rangkaian power amplifier ini menggunakan power amplifier berupa
10 buah transistor yang terdiri dari 5 buah transistor sanken tipe A1494 dan 5 buah
transistor sanken tipe C3858 (tergantung). Rangkaian power amplifier 1000W BGR Blazer
membutuhkan sumber tegangan simetris dengan level tegangan ± 70 volt DC dengan arus
minimal 10 ampere untuk bekerja secara optimal.
Bab II

PEMBAHASAN
a. Definisi Audio Amplifier

Audio Amplifier adalah sebuah alat yang berfungsi memperkuat sinyal audio dari
sumber-sumber sinyal yang masih kecil sehingga dapat menggetarkan membran speaker
dengan level tertentu sesuai kebutuhan.

Bagian-bagian Audio Amplifier dan cara kerja:

1. Input Sinyal

Input sinyal dapat berasal dari beberapa sumber, antara lain dari CD/DVD Player,
Tape, Radio AM/FM, Microphone, MP3 Player, Ipod, dll. Masing-masing sumber sinyal
tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Bagian Input sinyal harus mempu
mengadaptasi sinyal sinyal tersebut sehingga sama pada saat dimasukkan ke penguat
awal/ penguat depan (pre-amp)

2. Penguat Awal/Penguat Depan (Pre-amp)

Penguat depan berfungsi sebagai penyangga dan penyesuai level dari masing-
masing sinyal input sebelum dimasukkan ke pengatur nada. Hal ini bertujuan agar saat
proses pengaturan nada tidak terjadi kesalahan karena pembebanan/loading. Penguat
depan harus mempunyai karakteristik penyangga/buffer dan berdesah rendah.

3. Pengatur Nada (Tone Control)

Pengatur nada bertujuan menyamakan (equalize) suara yang dihasilkan pada


speaker agar sesuai dengan aslinya (Hi-Fi). Pengatur nada minimal mempunyai pengaturan
untuk nada rendah dan nada tinggi. Selain itu ada juga jenis pengatur nada yang
mempunyai banyak kanal pengaturan pada frekuensi tertentu yang biasa disebut dengan
Rangkaian Equalizer. Prinsip dasar pengaturan nada diperoleh dengan mengatur nilai R/C
resonator pada rangkaian filter.
4. Penguat Akhir (Power Amplifier)

Penguat Akhir adalah rangkaian penguat daya yang bertujuan memperkuat sinyal
dari pengatur nada agar bisa menggetarkan membran speaker. Penguat akhir biasanya
menggunakan konfigurasi penguat kelas B atau kelas AB. Syarat utama sebuah penguat
akhir adalah impedansi output yang rendah antara 4-16 ohm) dan efisiensi yang tinggi.

Karena kerja dari penguat akhir sangat berat maka biasanya akan timbul panas
dan dibutuhkan sebuah plat pendingin untuk mencegah kerusakan komponen transistor
penguat akhir karena terlalu panas.

5. Speaker

Speaker berfungsi mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara. Semakin besar
daya sebuah speaker biasanya semakin besar pula bentuk fisiknya. Secara umum speaker
terbagi menjadi tiga, yaitu Woofer (bass), Squaker (middle), dan tweeter (high). Impedansi
speaker antara 4 ohm, 8 ohm dan 16 ohm.

Saat ini ada juga speaker yang disebut dengan subwoofer, yaitu speaker yang
mampu mereproduksi sinyal audio dengan frekuensi yang sangat rendah dibawah woofer.

6. Power Supply

Power Supply merupakan rangkaian pencatu daya untuk semua rangkaian. Secara
umum power supply mengeluarkan dua jenis output, yaitu output teregulasi dan tidak
teregulasi. Output teregulasi dipakai untuk rangkaian pengatur nada dan penguat awal,
sementara rangkaian power supply tidak teregulasi dipakai untuk rangkaian power
amplifier.

Jenis atau Kelas-kelas Power Amplifier (Penguat Daya)

Salah satu cara untuk mengklasifikasikan jenis-jenis Power Amplifier atau Penguat Daya adalah
dengan cara pembagian “KELAS” pada Power Amplifier. Pada umumnya, Kelas Amplifier yang
sering digunakan dapat dibagi menjadi Kelas A, Kelas AB, Kelas B, Kelas C

dan Kelas D. Berikut ini adalah penjelasan singkat dengan Kelas-kelas Penguat
Daya tersebut.

1. Penguat Daya Kelas A (Class A Power Amplifier)

Penguat Kelas A merupakan Kelas Penguat yang desainnya paling sederhana dan
paling umum digunakan. Seperti namanya yaitu Kelas A yang artinya adalah Kelas terbaik,
penguat Kelas A ini memiliki tingkat distorsi sinyal yang rendah dan memiliki liniearitas
yang tertinggi dari semua kelas penguat lainnya.

Umumnya, Penguat Kelas A menggunakan transistor single (transistor bipolar,


FET, IGBT) yang terhubung secara konfigurasi Common Emitter (Emitor Bersama). Letak
titik kerja (titik Q) berada di pusat kurva karakteristik atau berada pada setengah Vcc
(Vcc/2) dengan tujuan untuk mengurangi distori pada saat penguatan sinyal. Penguat
Kelas A ini menguat sinyal Input satu gelombang penuh atau 360°.
Untuk mencapai Linearitas dan Gain yang tinggi, Amplifier Kelas A ini
mengharuskan Transistor dalam keadaan aktif selama siklus AC. Hal ini menyebabkan
pemborosan dan pemanasan yang berlebihan sehingga menyebabkan ketidakefisienan.
Efisiensi Penguat/Amplifier kelas A ini hanya berkisar sekitar 25% hingga 50%.

2. Penguat Daya Kelas B (Class B Power Amplifier)

Penguat Kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan
yang berlebihan pada Penguat Kelas A. Letak titik kerja (Q-point) berada di ujung kurva
karakteristik sehingga hanya menguatkan setengah input gelombang atau 180°
gelombang. Karena hanya melakukan penguatan setengah gelombang dan menonaktifkan
setengah gelombang lainnya, Penguat Kelas B ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan penguat kelas A. Secara teoritis, Penguatan atau Amplifier kelas B ini
memiliki efisiensi sebesar 78,5%. Kelemahan pada Penguat Kelas B ini adalah terjadinya
distorsi cross-over.
3. Penguat Daya Kelas AB (Class AB Power Amplifier)

Seperti namanya, Penguat kelas AB adalah gabungan dari penguat kelas A dan
penguat kelas B. Penguat kelas AB ini merupakan kelas penguat yang paling umum
digunakan pada desain Audio Power Amplifier. Titik kerja penguat kelas AB berada
diantara titik kerja penguat kelas A dan titik kerja penguat kelas B, sehingga Penguat kelas
AB dapat menghasilkan penguat sinyal yang tidak distorsi seperti pada penguat kelas A
dan mendapatkan efisiensi daya yang lebih tinggi seperti pada penguat kelas B. Penguat
Kelas AB menguatkan sinyal dari 180° hingga 360° dengan efisiensi daya dari 25% hingga
78,5%.

4. Penguat Daya Kelas C (Class C Power Amplifier)

Amplifier atau Penguat Kelas C ini menguatkan sinyal input kurang dari setengah
gelombang (kurang dari 180°) sehingga distorsi pada Outputnya menjadi sangat tinggi.
Namun Efisiensi daya pada penguat kelas C ini sangat baik yaitu dapat mencapai efisiensi
daya hingga 90%. Penguat Kelas C ini sering digunakan pada aplikasi khusus seperti
Penguat pada pemancar Frekuensi Radio dan alat-alat komunikasi lainnya.
5. Penguat Daya Kelas D (Class D Power Amplifier)

Penguat daya kelas D ini menggunakan penguatan dalam bentuk pulsa atau
biasanya disebut dengan teknik Pulse Width Modulation (PWM), dimana lebar pulsa ini
proposional terhadap amplitudo sinyal input yang pada tingkat akhirnya sinyal PWM akan
menggerakan transistor switching ON dan OFF sesuai dengan lebar pulsanya. Secara
teoritis, Penguat kelas D dapat mencapai efisiensi daya hingga 90% hingga 100% karena
transistor yang menangani penguatan daya tersebut bekerja sebagai Switch Binary yang
sempurna sehingga tidak terjadi pemborosan waktu saat transisi sinyal dan juga tidak ada
daya yang diboroskan saat tidak ada sinyal input. Transistor yang digunakan untuk
Amplifier kelas D ini umumnya adalah transistor jenis MOSFET. Suatu Penguat Kelas D
umumnya terdiri dari sebuah generator gelombang gigi gergaji, Komparator, Rangkaian
Switch dan sebuah Low Pass Filter.

Meskipun dapat menghasilkan efisiensi daya yang tinggi, Penguat Kelas D ini
memerlukan sumber catu daya yang stabil dan respon frekuensi tingginya sangat
tergantung pada impedansi Speaker (Pengeras Suara).
1. Kelas-kelas Power Amplifier (Penguat Daya) Lainnya

Selain Kelas A, Kelas AB, Kelas C dan Kelas D yang dibahas diatas, terdapat pula
kelas-kelas Penguat Daya lainnya seperti Kelas F, Kelas G, Kelas I, Kelas S dan Kelas T
yang juga menggunakan teknik Pulse Width Modulation (PWM) dalam penguatan sinyal
inputnya.

Penguat Daya kelas E

Penguat kelas E pertama kali dipublikasikan oleh pasangan ayah dan anak Nathan
D dan Alan D Sokal tahun 1972. Dengan struktur yang mirip seperti penguat kelas C,
penguat kelas E memerlukan rangkaian resonansi L/C dengan transistor yang hanya
bekerja kurang dari setengah duty cycle. Bedanya, transistor kelas C bekerja di daerah aktif
(linier). Sedangkan pada penguat kelas E, transistor bekerja sebagai switching transistor
seperti pada penguat kelas D. Biasanya transistor yang digunakan adalah transistor jenis
FET. Karena menggunakan transistor jenis FET (MOSFET/CMOS), penguat ini menjadi
efisien dan cocok untuk aplikasi yang memerlukan drive arus yang besar namun dengan
arus input yang sangat kecil. Bahkan dengan level arus dan tegangan logik pun sudah bisa
membuat transitor switching tersebut bekerja. Karena dikenal efisien dan dapat dibuat
dalam satu chip IC serta dengan disipasi panas yang relatif kecil, penguat kelas E banyak
diaplikasikan pada peralatan transmisi mobile semisal telepon genggam. Di sini antena
adalah bagian dari rangkaian resonansinya.

Penguat Daya kelas T

Penguat kelas T bisa jadi disebut sebagai penguat digital. Tripath Technology
membuat desain digital amplifier dengan metode yang mereka namakan Digital Power
Processing (DPP). Mungkin terinspirasi dari PA kelas D, rangkaian akhirnya menggunakan
konsep modulasi PWM dengan switching transistor serta filter. Pada penguat kelas D,
proses dibelakangnnya adalah proses analog. Sedangkan pada penguat kelas T, proses
sebelumnya adalah manipulasi bit-bit digital. Di dalamnya ada audio prosesor dengan
proses umpanbalik yang juga digital untuk koreksi timing delay dan phase.

Penguat Daya kelas G

Kelas G tergolong penguat analog yang tujuannya untuk memperbaiki efesiensi


dari penguat kelas B/AB. Pada kelas B/AB, tegangan supply hanya ada satu pasang yang
sering dinotasikan sebagai +VCC dan –VEE misalnya +12V dan –12V (atau ditulis dengan +/-
12volt). Pada penguat kelas G, tegangan supply-nya dibuat bertingkat. Terutama untuk
aplikasi yang membutuhkan power dengan tegangan yang tinggi, agar efisien tegangan
supplynya ada 2 atau 3 pasang yang berbeda. Misalnya ada tegangan supply +/-70 volt, +/-
50 volt dan +/-20 volt. Konsep ranagkaian PA kelas G seperti pada gambar-13. Sebagai
contoh, untuk alunan suara yang lembut dan rendah, yang aktif adalah pasangan tegangan
supply +/-20 volt. Kemudian jika diperlukan untuk men-drive suara yang keras, tegangan
supply dapat di-switch ke pasangan tegangan supply maksimum +/-70 volt.

gambar 13 : konsep penguat kelas G dengan tegangan supply yang bertingkat


Penguat Daya kelas H

Konsep penguat kelas H sama dengan penguat kelas G dengan tegangan supply
yang dapat berubah sesuai kebutuhan. Hanya saja pada penguat kelas H, tinggi rendahnya
tegangan supply di-desain agar lebih linier tidak terbatas hanya ada 2 atau 3 tahap saja.
Tegangan supply mengikuti tegangan output dan lebih tinggi hanya beberapa volt.
Penguat kelas H ini cukup kompleks, namun akan menjadi sangat efisien.
Bab III
Penutup
a. Kesimpulan

penguat daya audio (atau penguat daya ) adalah penguat elektronik yang
memperkuat sinyal audioelektronik berdaya rendah seperti sinyal dari penerima
radio atau pickup gitar listrik ke tingkat yang cukup tinggi untuk
mengendarai pengeras suara atau headphone Penguat daya audio ditemukan dalam
segala macam sistem suara termasuk penguatan suara , alamat publik dan
sistem audio rumahdan amplifier alat musik seperti Ini adalah tahap
elektronik terakhir dalam rantaipemutaran audio yang khas sebelum sinyal dikirim
ke pengeras suara.

Tahap-tahap sebelumnya dalam rantai tersebut adalah amplifier audio berdaya


rendah yang melakukan tugas-tugas seperti pra-amplifikasi sinyal (ini terutama
terkait dengan rekaman sinyalturntable , sinyal mikrofon dan sinyal instrumen listrik
dari pickup, seperti gitar listrik dan bass listrik) ,ekualisasi (mis., menyesuaikan bass
dan treble), kontrol nada , pencampuran sinyal input yang berbeda atau menambahkan
efek elektronik seperti reverb . Input juga dapat berupa sejumlah sumber audio
seperti pemutar rekaman , pemutar CD , pemutar audio digital , dan pemutar kaset
Sementara sinyal input ke penguat daya audio, seperti sinyal dari gitar listrik, dapat
mengukur hanya beberapa ratus microwatt , outputnya mungkin beberapa watt
untuk perangkat elektronik konsumen kecil, seperti radio jam , puluhan atau ratusan
watt untuk sistem stereo rumah , beberapa ribu watt untuk sistem suara klub
malam atau puluhan ribu watt untuk sistem penguatan suara konser rock
besar.Parameter desain utama untuk amplifier daya audio adalah respons
frekuensi , penguatan , derau , dan distorsi .Ini saling tergantung; peningkatan gain sering
menyebabkan peningkatan kebisingan dan distorsi yang tidak diinginkan. Sementara umpan
balik negatif sebenarnya mengurangi keuntungan, itu juga mengurangi distorsi.Kebanyakan
amplifier audio adalah amplifier linier yang beroperasi di kelas AB .Sampai tahun 1970-an,
sebagian besar amplifier adalah amplifier tabung yang menggunakan tabung
vakum .Selama tahun 1970-an, tabung amp semakin diganti dengan amplifier
berbasis transistor , yang lebih ringan, lebih dapat diandalkan, dan pemeliharaan yang lebih
rendah. Namun demikian, masih ada ceruk pasarkonsumen yang terus menggunakan tabung
amplifier dan preamplifier tabung di tahun 2010-an, seperti dengan penggemar rumah hi-
fi , insinyur audio dan produsen musik (yang menggunakan preamplifier tabung dalam
rekaman studio untuk "pemanasan" mikrofon sinyal) dan gitaris listrik, bassis listrik dan
pemain organ Hammond , di antaranya minoritas terus menggunakan preamp tabung, amp
tabung dan unit efek tabung.Sementara penggemar hi-fi dan insinyur audio melakukan
suara langsung atau memantau trek di studio biasanya mencari amplifier dengan distorsi
terendah, pemain instrumen listrik dalam genre seperti blues , musik rock dan musik heavy
metal, antara lain, menggunakan amplifier tabung karena mereka seperti overdrive alami
yang dihasilkan ampli tabung saat didorong keras.Pada tahun 2000-an, amplifier Kelas-D ,
yang jauh lebih efisien daripada amplifier Kelas AB, banyak digunakan dalam produk-
produk audio elektronik konsumen , amplifier bass dan perkakas sistem penguatan suara ,
karena amplifier Kelas D jauh lebih ringan dan lebih sedikit menghasilkan panas.
b. Daftar pusaka

http://audioini.blogspot.com/2016/03/macam-macam-audio.html

http://eprints.polsri.ac.id/4033/3/03.%20BAB%20II.pdf

https://teknikelektronika.com/pengertian-power-amplifier-penguat-daya-kelas-
amplifier/

https://www.dosentekno.com/teknologi/pengertian-audio-macam-macam-contohnya/

https://lilikvengeance.wordpress.com/2009/07/19/30/

https://www.academia.edu/12888721/MAKALAH_POWER_AMPLIFIER

Anda mungkin juga menyukai