Anda di halaman 1dari 9

JENIS MICROPHONE DAN KONEKTORNYA

1. Yang pertama adalah microphone Dynamic, microphone jenis ini biasanya


ditandai dengan adanya kabel yang menyertainya yang berfungsi untuk
menyalurkan energi listrik yang dihasilkan oleh mic tsb ke amplifier atau mixer
audio.
Ciri2 umum yang dengan mudah kita ketahui adalah biasanya mic type ini tidak
peka terhadap sumber suara sehingga seringkali kita harus berbicara dengan
jarak yang sangat dekat dengan mic ini
bahkan seringkali kita menyaksikan dalam pertunjukan dan show2 musik
dimana penyanyi seringkali menempelkan bibirnya ke mic jenis ini.Salah satu
mic jenis ini yang sudah sangat terkenal didunia "permusikan" dan studio adalah
Shure SM57. Sedangkan untuk vocal adalah Shure SM58.
2. microphone Condensor atau kadang-kadang disebut condenser,
mic jenis ini mempunyai ciri-ciri yang sangat mencolok yaitu kepekaannya jauh
diatas microphone Dynamic.
Karena kepekaannya yang tinggi, maka orang yang menggunakan mic condensor
tidak lagi perlu untuk mendekatkan mulutnya sedekat mungkin dengan mic tsb,
dalam hal ini jarak beberapa centimeter (5-10cm) masih merupakan jarak yang
tetap dapat menghasilkan output yang baik.
Beberapa type dari mic jenis ini juga menggunakan kabel

KONEKSI DAN KONEKTOR PADA MICROPHONE


Pada umumnya ada 2 cara penyambungan (koneksi) pada sebuah mic ke
sebuah mixer atau amplifier. Yang pertama adalah koneksi
secara unbalance dan yang kedua adalah koneksi secara balance.

Koneksi unbalance biasanya digunakan untuk penyambungan jarak pendek


(kurang dari 10m) dan konektor yang digunakan biasanya adalah konektor
AKAI atau kadang disebut dgn Phone Jack.

Koneksi unbalance lebih rawan terhadap Noise atau bunyi mendesis yang
kerapkali kita dengar & cukup mengganggu,
karena pada koneksi ini diterapkan metode penyambungan dengan 2 wire saja
yaitu signal line (hot) dan screen atau arde atau ground.

Tanpa menjadikan penjelasan ini terlalu teoritis dan rumit maka dapat kami
jelaskan secara sederhana bahwa penggunaan screen atau kabel ground ini
untuk perjalanan signal dapat menyebabkan noise.

Apabila kabel screen tidak digunakan maka noise akan lebih mudah untuk
dihindari, cara inilah yang digunakan dalam koneksi balance.
Pada koneksi balance digunakan 2 kabel untuk signal line secara terpisah dan
kabel screen hanya digunakan untuk pelindung terhadap gangguan dari luar saja
misalnya gangguan signal radio, dll dan tidak digunakan untuk jalan signal
suara. Konektor yang digunakan disebut XLR atau Canon. Koneksi balance
dapat dipakai untuk penyambungan jarak jauh bahkan sampai 600m nyaris
tanpa mengurangi kualitas signal suara.

PERBEDAAN JENIS-JENIS KABEL AUDIO

Ada beberapa jenis kabel audio, masing-masing dengan tujuan dan


kelebihannya sendiri. Berikut adalah beberapa jenis yang paling umum:
1. Kabel RCA: Ini adalah sepasang kabel yang unbalanced dengan konektor merah
dan putih. Ini biasanya digunakan untuk menyambungkan peralatan audio dan
video, seperti pemutar DVD, VCR, dan reciver stereo, ke speaker atau televisi.
Kabel RCA mengirimkan sinyal audio dan video analog melalui satu kabel
dengan dua atau tiga konektor. Konektor biasanya diberi kode warna, dengan
konektor merah digunakan untuk saluran audio kanan, konektor putih
digunakan untuk saluran audio kiri, dan konektor kuning digunakan untuk
video. Kabel RCA rentan terhadap kebisingan dan interferensi, karena tidak
menggunakan metode transmisi sinyal balanced seperti kabel XLR. Namun,
mereka masih banyak digunakan di banyak aplikasi audio dan video konsumen
karena kesederhanaan dan keterjangkauannya.

2. Kabel XLR: Ini adalah kabel balanced dengan konektor tiga pin di setiap
ujungnya. Ini biasanya digunakan untuk mikrofon dan peralatan audio
profesional, karena memberikan noice canceling dan kualitas sinyal yang lebih
baik daripada kabel yang unbalanced.

XLR adalah singkatan dari “eXternal Live Radio” dan merupakan jenis
konektor listrik yang biasa digunakan dalam aplikasi audio profesional.
Konektor XLR biasanya berupa konektor tiga pin, meskipun terdapat variasi
dengan empat, lima, dan bahkan tujuh pin. biasanya digunakan untuk mikrofon,
serta untuk sinyal line-level dan sinyal level speaker. Kabel XLR tersedia dalam
berbagai panjang, dan bisa laki-laki atau perempuan, dengan konektor laki-laki
memiliki pin dan konektor perempuan memiliki soket.

3. Kabel TS: Konektor TS, juga dikenal sebagai konektor “Tip-Sleeve” atau
“mono”, memiliki dua kutub dan biasanya digunakan untuk sinyal audio mono
yang unbalanced. Mereka umumnya ditemukan pada kabel gitar dan instrumen,
serta pada beberapa peralatan audio konsumen. Konektor TS memiliki satu
cincin isolasi hitam di sekitar poros steker.

4. Kabel TRS: Konektor TRS, juga dikenal sebagai konektor “Tip-Ring-Sleeve” atau
“stereo”, memiliki tiga kutub dan digunakan untuk sinyal audio balanced atau
stereo. Mereka umumnya ditemukan di headphone, mikrofon, dan peralatan audio
profesional. Konektor TRS memiliki dua cincin isolasi hitam di sekitar poros
steker.

5. Banana cable adalah jenis konektor yang digunakan untuk membuat sambungan
speaker. Mereka dinamai sesuai bentuknya,

yang menyerupai pisang, dan dirancang untuk dicolokkan ke bagian belakang


speaker atau amplifier. Banana cable biasanya berbentuk silinder dengan pin logam
di tengah dan kerah di bagian luar. Banana cable biasanya digunakan dengan kabel
speaker yang telah diterminasi terlebih dahulu dengan konektor steker banana, atau
dengan kabel yang dapat dilepas dan dimasukkan ke dalam steker. Mereka sering
ditemukan di sistem home theater, sistem stereo, dan peralatan audio lainnya di
mana koneksi speaker berkualitas tinggi penting.
Sekilas Fungsi Mixer Audio dan Channel Input-Output

Mixer Audio adalah perangkat elektronik yang menggabungkan dan mengolah


sinyal audio (sumber suara) yang masuk seperti mikrofon, gitar, keyboard,
drum, dan instrumen musik lainnya.
Tahap selanjutnya, setelah sumber suara digabungkan dan diolah (mix) oleh
mixer dikirim ke amplifier, yang berfungsi untuk meningkatkan seluruh sinyal
audio (sumber suara), dan hasil akhirnya adalah sinyal audio yang sudah
diperkuat oleh amplifier dikirim ke sistem loudspeaker yang kita nikmati untuk
musik/lagu yang kita dengar.
Sumber suara seperti vokal, keyboard, gitar, dan instrumen musik lainnya akan
dicampur dan diolah atau lebih popular dengan istilah “mixing”.
Contoh fungsi mixing (mengolah) sumber suara yang masuk dari sebuah
mixer, diantaranya:

 Gain input, untuk mengatur sinyal masuk level optimal tapi tidak clip.
 Level (volume) sumber suara suara yang masuk ditambah/dikurangi agar Sinyal
audio sampai memiliki level yang ideal sebelum diolah oleh fitur lainnya.
Dengan kata lain, mengontrol volume sumber hingga mencapai headroom yang
ideal untuk diolah dengan presisi oleh fitur mixer lainnya.
 Mengatur tonal suara melalui fitur Equalizer (EQ) agar sumber suara sampai
memiliki karakter tone yang nyaman didengar dengan cara mengurangi (cut)
atau menambah (boost) frekuensi tertentu.
 Mengontrol volume suara agar secara otomatis melalui fitur kompresor. Volume
sumber suara masuk akan menjadi stabil sehingga lebih jelas terdengar.
 Menambah sumber suara dengan fitur efek, misalnya reverb, delay, atau echo.
Fungsinya, sumber suara kan lebih indah dan nyaman didengar.
Channel Input
Jika sebuah mixer memiliki fasilitas 2 input audio. Artinya, piranti mixer hanya
menerima (mengakomodasi) dua buah sumber suara seperti instrumen gitar dan
mikrofon secara bersamaan. Atau, mixer dapat menerima satu buah sumber
suara stereo, sebut saja CD player(channel 1 dan 2).
Jika sebuah mixer memiliki fasilitas 8 input audio. Artinya, piranti mixer dapat
menerima hingga 8 buah sumber suara.
Contoh:
· Channel 1, menerima sumber dari mikrofon 1 (mono)
· Channel 2, menerima sumber dari mikrofon 2 (mono)
· Channel 3 & 4 (stereo), menerima sumber dari CD Player
· Channel 5 & 6 (stereo), menerima sumber dari keyboard
· Channel 7, menerima sumber dari gitar
· Channel 8, menerima sumber dari saxophone

Anda mungkin juga menyukai