Anda di halaman 1dari 37

Cara Kerja Mikrofon

Mikrofon merupakan salah satu transduser (perangkat yang mengubah energi dari satu bentuk ke
bentuk lainnya) dimana mikrofon mengubah energi akustik (gelombang suara) menjadi energi
listrik (sinyal audio).

Ada berbagai tipe mikrofon dimana masing-masing tipe menggunakan metode yang berbeda
dalam mengkonversi energi, namun semua tipe mikrofon tersebut memiliki satu kesamaan yaitu
diafragma. Diafragma merupakan sebuah material tipis (berupa kertas, plastik atau alumunium)
yang bergetar ketika terkena gelombang suara. Pada mic genggam yang umum seperti pada
gambar di bawah ini, diafragma terletak di dalam kepala mikrofon.

Ketika diafragma bergetar, komponen lain dalam mikrofon ikut bergetar. Getaran ini dikonversi
menjadi arus listrik yang kemudian menjadi sinyal audio.

Catatan : dalam sistem audio, loudspeaker juga termasuk transduser yang berfungsi mengubah
energi listrik kembali menjadi energi akustik.

Tipe-tipe Mikrofon
Ada berbagai tipe mikrofon yang sering digunakan, namun secara umum mikrofon
dikelompokkan berdasarkan dua faktor berikut :

(1) Jenis teknologi konversi yang mereka gunakan

Pengelompokan mikrofon dengan mengacu pada metode teknis yang digunakan untuk
mengkonversi suara menjadi arus listrik. Teknologi yang paling umum adalah dinamis
(dynamic) , kondensor (condenser), pita (ribbon ) dan kristal (crystal). Masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan dan masing-masing biasanya lebih cocok untuk jenis aplikasi tertentu.

(2) Area aplikasi atau kegunaan mikrofon tersebut

Beberapa tipe mic dirancang untuk penggunaan umum dan dapat digunakan secara efektif untuk
berbagai kebutuhan, sebagian lainnya dibuat secara khusus dan hanya cocok digunakan sesuai
peruntukkannya yang spesifik. Untuk membedakan mic berdasarkan kegunaan dapat dilihat dari
karakteristiknya seperti directional properties, frequency response dan impedance
Mic Level & Line Level
Arus listrik yang dihasilkan mikrofon sangat kecil dan biasa disebut mic level. Mic level diukur
menggunakan satuan milivolt. Agar berfungsi, sinyal yang sangat kecil ini harus diperkuat
(amplified) menjadi line-level (sekitar 0,5 – 2 V). Dalam bentuk sinyal yang lebih kuat, line
level merupakan standar kekuatan sinyal yang digunakan untuk peralatan-peralatan pengolah
audio serta perangkat-perangkat umum seperti CD player, tape, VCR dan lain-lain.

Proses amplifikasi atau penguatan sinyal dari mic level ke line level ini umumnya terjadi dalam
beberapa cara berikut :

 Beberapa mikrofon sudah dilengkapi built-in amplifier berukuran kecil yang dapat
memperkuat sinyal menjadi high mic level atau line level.
 Mic dihubungkan melalui amplifier kecil yang biasa disebut line amp.
 Menggunakan sound mixer yang memiliki amplifier-amplifier kecil di setiap channel.
Atenuator akan mengakomodir mikrofon-mikrofon dengan level yang beragam untuk
disesuaikan hingga menjadi line level yang seragam.
 Sinyal audio dikirim melalui power amplifier yang khusus berfungsi untuk memperkuat
sinyal agar dapat terdengar melalui loudspeaker.

Dynamic Microphones (Mikrofon Dinamis)


Mikrofon dinamis bersifat fleksibel (versatile) dan ideal digunakan untuk berbagai kebutuhan.
Umumnya memiliki desain yang sederhana dengan beberapa bagian yang dapat dilepas. Mic
jenis ini juga relatif kokoh dan lebih tahan banting. Sangat cocok digunakan untuk suara dengan
level volume yang sangat tinggi seperti alat-alat musik tertentu atau amplifier. Mikrofon dinamis
tidak memiliki amplifier internal dan biasanya tidak memerlukan baterai atau daya eksternal.

Cara Kerja Mikrofon Dinamis

Seperti pada pelajaran sains, jika sebuah magnet didekatkan ke kumparan kawat maka arus listrik
akan dihasilkan pada kawat tersebut. Menggunakan prinsip elektromagnetik ini, mikrofon
dinamis menggunakan kumparan kawat dan magnet untuk menghasilkan sinyal audio.

Diafragma melekat pada kumparan. Ketika diafragma ini bergetar karena merespon gelombang
suara yang masuk maka kumparan akan bergerak menjauh dan mendekat dari magnet. Peristiwa
ini menciptakan arus pada kumparan yang disalurkan dari mikrofon ke kabel. Secara umum,
konfigurasinya seperti pada gambar di bawah ini.
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, loudspeaker memiliki fungsi yang berlawanan dari
mikrofon yaitu mengubah energi listrik menjadi gelombang suara. Kinerja loudspeaker ini dapat
menggambarkan dengan tepat kinerja mikrofon dinamis yang pada dasarnya merupakan
kebalikan dari loudspeaker. Jika anda melihat gambar penampang dari speaker akan jelas terlihat
kemiripan dengan gambar diatas. Bahkan pada beberapa sistem interkom, speaker juga
digunakan sebagai mikrofon.

Condenser Microphones (Mikrofon Kondensor)


Kondensor berarti kapasitor, yaitu sebuah komponen elektronik yang menyimpan energi dalam
bentuk medan elektrostatik. Sebetulnya istilah kondensor sendiri sudah jarang digunakan tapi
sudah terlanjur melekat sebagai nama untuk mikrofon jenis ini, yang menggunakan kapasitor
untuk mengubah energi akustik menjadi arus listrik.

Mikrofon kondensor membutuhkan daya dari baterai ataupun sumber eksternal lain. Sinyal audio
yang dihasilkan lebih kuat dibandingkan mikrofon dinamis. Karena cenderung lebih sensitif dan
responsif dibanding mikrofon dinamis, maka mikrofon kondensor lebih cocok untuk menangkap
detail-detail kecil pada suara. Sebaliknya mikrofon ini tidak ideal bekerja pada volume tinggi
karena tingkat sensitifitasnya rentan terhadap distorsi.

Cara Kerja Mikrofon Kondensor

Sebuah kapasitor terdiri dari dua buah plat dengan tegangan listrik diantara keduanya. Pada mic
kondensor, salah satu plat terbuat dari material yang sangat ringan dan berfungsi sebagai
difragma. Ketika terkena gelombang suara, plat diafragma ini akan bergetar menyebabkan
terjadinya perubahan jarak antar kedua plat sehingga menyebabkan terjadinya perubahan
kapasitansi. Lebih jelas, ketika kedua plat saling merapat, kapasitansi akan meningkat dan terjadi
penambahan arus. Ketika kedua plat saling menjauh, kapasitansi akan berkurang dan terjadi
pelepasan arus.

Agar kapasitor bekerja, dibutuhkan tegangan listrik. Listrik dapat berasal dari baterai di dalam
mic ataupun dari sumber eksternal lain.

Electret Condenser Microphone (Mikrofon Kondensor


Elektret)
Mikrofon kondensor elektret menggunakan kapasitor khusus yang sudah memiliki tegangan
listrik permanen yang dipasangkan pada proses produksi. Mirip-mirip sebuah magnet permanen
sehingga tidak memerlukan daya dari luar lagi untuk bekerja. Namun demikian, mic kondensor
elektret yang bagus biasanya dilengkapi sebuah pre-amplifier yang masih membutuhkan daya
untuk bekerja.

Directional Properties
Setiap mikrofon memiliki properti atau karakteristik yang disebut directionality (directional
properties). Properti ini menggambarkan sensitivitas mikrofon terhadap suara dari arah yang
berbeda-beda. Ada mikrofon yang mampu menangkap suara dari semua arah dengan kualitas
yang sama, ada yang hanya mampu menangkap suara dari satu arah atau kombinasi arah tertentu.

Directional properties pada mikrofon dikelompokan dalam tiga kategori utama :


(1) Omnidirectional

Kemampuan untuk menangkap suara dengan kualitas yang sama dari semua arah

(2) Unidirectional

Kemampuan untuk menangkap suara lebih dominan dari salah satu arah. Pada kategori ini
termasuk juga mikrofon cardioid dan hypercardioid.

(3) Bidirectional

Mampu menangkap suara dari dua arah yang berlawanan.

Pada mikrofon-mikrofon tertentu biasanya dilengkapi representasi grafis pada buku manual atau
materi promosinya untuk menggambarkan properti directionality dari mikrofon tersebut agar
mudah dipahami. Representasi grafis ini biasa disebut polar pattern. Berikut adalah beberapa
contoh umum polar pattern yang menggambarkan directionality pada mikrofon.

Omnidirectional

Menangkap suara sama secara merata dari semua arah

Kegunaan : Untuk merekam kebisingan sebuah ambien, untuk situasi dimana suara datang dari
berbagai arah, untuk situasi dimana mic harus diam di satu posisi sementara sumber-sumber
suara bergerak.

Catatan : Untuk situasi-situasi tertentu mic omnidirectional dapat sangat bermanfaat, namun
menangkap suara dari semua arah biasanya jarang anda butuhkan. Menangkap suara dari semua
arah terlalu luas dan tidak fokus. Jika anda ingin merekam suara dari subyek atau area tertentu,
kemungkinan besar anda akan kewalahan dengan kebisingan lainnya disekitar.

Cardioid
Cardioid yang berarti “berbentuk hati” ini merupakan salah satu pola menangkap suara pada
mikrofon. Suara yang ditangkap kebanyakan dari arah depan dan sedikit area dibagian samping.

Kegunaan : Mengutamakan suara dari arah kemana mic diarahkan namun masih tersedia area
untuk pergerakan mic dan kebisingan ambien.

Catatan :

 Mic tipe cardioid sangat fleksibel dan ideal untuk pemakaian umum. Kebanyakan mic
genggam bersifat cardioid
 Ada banyak variasi pola cardioid (termasuk hypercardioid yang dijelaskan di bawah)

Hypercardioid

Merupakan versi berlebihan dari pola cardioid. Sangat terarah dan menghilangkan sebagian besar
suara dari samping dan belakang. Karena desain hypercardioid yang tipis dan panjang, mikrofon
tipe ini sering disebut mikrofon shotgun.

Kegunaan : untuk mengisolasi suara hanya dari satu subjek atau satu arah ketika ada banyak
kebisingan disekitar, untuk menangkap suara dari subjek di kejauhan.

Catatan :

 Dengan menghilangkan kebisingan ambien, suara dari satu arah kandang menjadi kurang
wajar. Memasukkan rekaman audio dari mic lain akan membantu (misalnya suara latar
yang konstan dengan volume rendah)
 Perlu berhati-hati untuk menjaga konsistensi suara. Apabila mic tidak selalu terarah ke
subjek maka anda akan kehilangan audio.
 Bentuk shotgun dapat meningkatkan sensitivitas ke area belakang.

Bidirectional
Menggunakan pola angka delapan dan mampu menangkap suara secara merata dari dua arah
yang berlawanan.

Kegunaan : Situasi yang membutuhkan bentuk polar pattern seperti ini memang jarang
ditemukan. Salah satu kemungkinan adalah ketika anda akan mewawancara dua orang yang
saling berhadapan dimana mic berada diantara keduanya.

Variable Directionality

Beberapa mikrofon memberikan beberapa pilihan directionality dimana anda dapat memilih
untuk menggunakan pola omni, cardioid atau shotgun.

Biasanya fitur seperti ini bisa anda temukan pada mikrofon kamera video, tujuannya agar anda
dapat menyesuaikan directionality mengikuti sudut dan arah zoom.

Meskipun fitur ini tampak sangat berguna, biasanya mikrofon denga n fitur variable zoom tidak
mampu bekerja dengan baik dan sering menimbulkan suara ketika melakukan zooming.
Menggunakan beberapa buah mic yang berbeda biasanya akan memberikan hasil yang jauh lebih
baik.

Microphone Impedance (Impedansi Mikrofon)


Dalam penggunaan mikrofon, salah satu pertimbangan yang sering disalahpahami atau diabaikan
adalah nilai impedansi mikrofon (microphone impedance). Mungkin karena impedansi tidak
dianggap sebagai salah satu faktor yang penting karena mikrofon masih tetap dapat dioperasikan
baik menggunakan nilai impedansi terbaik atau tidak. Walaupun demikian, untuk memastikan
anda mendapatkan audio dengan kualitas terbaik dan paling handal, sebaiknya anda tahu
bagaimana menggunakan faktor impedansi ini dengan benar.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa impedansi redah lebih baik daripada impedansi tinggi.

Apakah Impedansi Itu?

Impedansi adalah istilah elektronik yang mengukur jumlah oposisi yang dimiliki sebuah
perangkat terhadap arus AC (misalnya sinyal audio). Secara teknis dapat dikatakan bahwa
impedansi adalah efek gabungan dari kapasitansi, induktansi dan resistansi pada sinyal. Huruf Z
sering digunakan sebagai lambang yang mewakili kata impedansi, contohnya : Hi-Z atau Low-Z.

Impedansi diukur menggunakan satuan ohm, yang ditunjukan dengan simbol Ω (omega). Jadi
jika sebuah mikrofon memiliki spesifikasi 600 Ω artinya ia memiliki sebuah impedansi 600 ohm.

Apa Arti Impedansi Mikrofon?

Semua mikrofon memiliki satu spesifikasi yang mengacu pada impedansinya. Anda akan sering
menemukan bahwa mikrofon dengan kabel hard-wired dan plug 1/4” memiliki impedansi tinggi,
sedangkan mic dengan kabel audio terpisah dan konektor XLR memiliki impedansi rendah.
Ada tiga klasifikasi umum untuk impedansi mikrofon :

1. Low Impedance (kurang dari 600Ω)


2. Medium Impedance (600Ω - 10,000Ω)
3. High Impedance (lebih besar dari 10,000Ω)

Beberapa mikrofon memiliki kemampuan untuk memilih nilai impedansi yang berbeda.

Memilih Nilai Impedansi

Mikrofon impedansi tinggi biasanya cukup murah. Salah satu kelemahan utama mikrofon jenis
ini adalah kinerjanya kurang baik jika menggunakan kabel yang relatif panjang. Dengan kabel
sepanjang 5 – 10 meter saja mikrofon impedansi tinggi sudah mulai menghasilkan kualitas suara
yang rendah (terutama hilangnya frekuensi-frekuensi tinggi). Mic ini memang bukan pilihan
yang baik untuk keperluan pekerjaan yang serius.

Meskipun tidak sepenuhnya dapat diandalkan namun nilai impedansi merupakan salah satu
pertimbangan untuk menilai kualitas keseluruhan sebuah mikrofon.

Mikrofon impedansi redah lebih baik dan lebih banyak dipilih daripada impedansi tinggi.

Masa sebelum Revolutionary War, The Bull Run yang terletak di Route 2A di kota Shirley, MA
biasa disebut sebagai “Stagecoach Inn” karena tempat ini merupakan tempat peristirahatan
pertama yang ada di jalur antara Boston dan Albania. Sesuai dengan bait terakhir pada puisi
“Paul Revere’s Ride” karangan Longfellow yang berbunyi “Through every Middlesex village
and farm, for the country folk to be up and to arm,” menurut legenda perhentian terakhir Paul
Revere tanggal 18 April 1775 adalah tempat ini. Beberapa kisah juga bergulir seputar nama Bull
Run yang diambil berdasarkan pergolakan yang terjadi pada Civil War, seperti juga diceritakan
oleh sebuah mural yang dibuat oleh kakek-nenek dari Ben Affleck. Intinya usia Bull Run saat ini
sudah cukup tua, demikian juga sound system yang ada di tempat itu.

Semua band yang ada di New England pasti pernah tampil di The Bull Run setidaknya sekali.
Kapasitas ruangannya mampu menampung hingga 300 pengunjung dan Steve Gaetz adalah
teknisi sound yang bertanggung jawab disana. Kami baru saja mengumumkan penyelenggaraan
festival di lapangan parkir di Philly sehari sebelumnya, dimana mereka menyediakan sebuah
Yamaha M7. Ketika saya mendapatkan deskripsi PA dimana mereka hanya menyediakan mixer
6 channel (sementara kami membutuhkan 8 channel) dari sebuah 24-channel Allen & Heath GL
2200, saya langsung berpikir bahwa inilah saatnya saya menggunakan TouchMix-16 saya yang
baru untuk pertunjukkan ini. Meja monitor utama di Bull Run terletak di sisi kanan panggung,
sisi yang salah jika kita menggunakan artis yang sekaligus bermain piano juga.

TouchMix Control iOS app merupakan salah satu fitur unggulan TouchMix yang mampu
memberikan kebebasan bagi teknisi untuk berada disisi mana saja dari panggung ataupun di area
venue, dan sayapun memanfaatkan fitur ini pada pertunjukkan perdana saya. Karena TouchMix
dilengkapi dengan dongle USB wiFi yang mampu bekerja pada channel tunggal di 2.4 GHz
maka sayapun tidak perlu menggunakan router. TouchMix saya letakkan di atas panggung
sebelah kiri dan langsung mencolokkan 16 input dan 8 monitor maka kamipun siap beroperasi.
Karena piano selalu diletakkan di posisi depan kiri panggung sedangkan MD band berada disisi
yang sama, saya hanya perlu berada di sisi itu sepanjang pertunjukkan berbekal sebuah iPad di
tangan, dan saya tak pernah melewatkan sebuah cue sedikitpun.

Saya langsung terkesan dengan kualitas suara yang dihasilkan TouchMix. Selama
bertahun-tahun saya sudah menggunakan berbagai peralatan mulai dari Peavey hingga
DiGiCo, barulah TouchMix yangf memberikan suara kualitas “big desk”. Akurat, bersih,
luas dan jernih. Tombol-tombol analog gain pada TouchMix merupakan faktor yang
paling menakutkan, apalagi jika saya harus menghabiskan sepanjang malam dengan iPad
ditangan disebelah panggung yang berseberangan dengan posisi TouchMix. Untungnya
alat ini memiliki +/-6 dB digital trim untuk masing-masing channel.

Sebagai seseorang yang fanatik pada pengaturan preamp gain tepat di 5 dB, sayapun
mencolokkan SM8 ke sebuah channel dan melakukan bumping channel menurun hingga 5dB
dan melakukan boosting preamp gain untuk melihat seperti apa posisi 5 dB dari gain TouchMix,
kemudian saya tandai dengan simbol hash di sebuah pita putih disamping tombol micpre.
Terlihat gain sebesar 45 dB dalam posisi putaran jarum jam penuh (arah pukul 5). Mikrofon
vokal Shure Beta58 duduk manis dengan gain pre-amp pada posisi pukul 12 sementara SM58
tampaknya perlu berada di sekitar posisi pukul 2. Meskipun saya lebih suka melihat simbol hash
5 dB di setiap tombol gain, pada akhirnya saya menempatkan mereka disana – sesuai pemikiran
saya – seminggu kemudian.
Seperti yang sering terjadi di klub-klub kecil, speaker-speaker monitor di Bull Run tidak terlalu
seimbang, demikian juga power ampli mereka, namun hal ini bukan masalah karena saya sudah
menghabiskan seumur hidup saya melakukan ‘wedge du jour’ dimana metode saya adalah
langsung menyeragamkan peralatan ini menggunakan ‘Smaart’ dengan cara memotong bagian
puncak tanpa menggangu bagian bawah. Dengan memanfaatkan Studio Six Digital’s Smaart
Tools pada iPhone saya, hal ini dapat dilakukan dengan cepat pada speaker-speaker monitor
yang sudah diletakkan diatas panggung, dengan cara melakukan mix satu persatu hanya dengan
menggunakan TouchMix graphic EQ pada TouchMix Control App sambil memonitor melalui
Smaart di iPhone saya, kemudian diikuti dengan checking EQ pada masing-masing speaker
dengan menyalakan mic vokal pada posisinya. Hal-hal yang muncul secara drastis, terlebih jika
terdapat pada salah satu gelombang GEQ’s 28 ISO akan mudah dideteksi menggunakan salah
satu dari setiap filter notch GEQ.

Sejak pengaturan gain preamp untuk masing-masing channel, saya tidak perlu menyentuh
TouchMix, begitupun di penghujung malam ketika berkemas. Semuanya saya kerjakan hanya
menggunakan iPad.

Persyaratan untuk sebuah meja monitor memang tidak seketat FOH mixer, namun TouchMix
sudah memenuhi semua persyaratan tersebut seperti : gate dan kompresi pada setiap channel,
empat mesin sweet-sounding FX dengan pengiriman dan penerimaan terdedikasi. Ditambah
delapan XLR output (L+R plus 6x auxiliary) serta mempunya dua auxiliary stereo pada TRS.
Drummer pengganti kami saat itu menggunakan IEM sebagai earplug. Saya hanya perlu
mencolokkan sebuah ekstensi headphone 20-kaki dan tadaaaa: jadilah hard-wired IEM.

TouchMix juga memiliki 4-band EQ lengkap ditambah HPF dan LPF. Filter low pass yang
biasanya hanya tersedia pada peralatan analog high-end, namun begitu terbiasa
menggunakannya untuk menurunkan tingkat brightness di dalam channel yang tidak perlu berada
pada nilai tertingginya, akan sulit untuk tidak menggunakan filter HF dari 4-band PEQ anda
hanya untuk melakukan roll off sheen dan spit.

TouchMix dikapalkan dalam sebuah case pembungkus yang dilengkapi ritsleting terbuat dari cell
foam tertutup. Biarpun saya akhirnya memiliki kotak SKB yang dibuat secara kustom untuk
TouchMix saya yang dilengkapi ruang khusus untuk menyimpan iPad, saya hanya
menggunakannya pada tour sepanjang New England serta tour ke Eropah setelah pertunjukkan di
Newport Jazz Fest.
Image courtesy of nicksdrumlessons.com

Simon Philips adalah seorang drummer jazz, pop dan rock asal Inggris. Selain itu ia juga dikenal
piawai sebagai musisi, komposer, teknisi, artis, produser dan seorang audiophile. Darah musik
pria ini mengalir dari keluarganya. Memiliki seorang ibu yang berprofesi sebagai tape archivist
dan sejak berusia 13 tahun ia sudah sering tampil bersama kelompok band ayahnya yang
beraliran jazz di BBC Radio secara mingguan.

Berikut ini adalah wawancara Davida Rochman dengan Simon Phillips untuk mengungkapkan
bagaimana sang drummer mampu menghasilkan suara drumnya Protocol Ilhad yang khas dan
terkenal hingga terpilih sebagai nomor 1 untuk kategori Jazz Instrumental pada pergelaran
14th Annual Independent Music Awards. Wawancara berlangsung disela-sela kegiatan Phillips
yangs edang mempersiapkan sebuah session di studionya Phantom Recordings yang terletak di
Sherman Oaks, California.

Berikut petikan wawancaranya.

Rochman : Bolehkah ceritakan sedikit apa membuat anda tertarik dengan jazz fusion?

Phillips : Tentu saja. Saya bertumbuh dalam sebuah keluarga jazz. Ayah saya memulai band
pertamanya pada tahun 1925 dan sudah mengadakan tour sekitar tahun 1920 dan 1930an dengan
membawakan Dixieland Jazz. Saya bertumbuh di era Benny Goodman, Artie Shaw dimana hal-
hal yang berhubungan dengan musik jazz sangat spesial. Dari sanalah kesukaan saya terhadap
musik jazz berawal.

Beranjak dewasa, saya mulai masuk ke hal-hal yang lebih agresif. Misalnya ketika Don Ellis,
pemain terompet jazz, mulai melakukan gebrakan dengan aransemen-aransemen yang sangat
modern, irama musik Indian dan nada-nada kuartet. Saat itu saya sedang tertarik dengan hal-hal
yang berbau musik rock dan sibuk mengikuti berbagai session. Sayapun mulai mendengarkan
jenis-jenis musik berorientasi jazz dengan warna suara rock. Pertama kali saya mendengar
Mahavishnu Orchestra dan Return to Forever, saya pikir ini dia. Yang saya dengar saat itu adalah
jazz fusion, namun belakangan sering disebut jazz rock.
Rochman : Anda pernah rekaman dan melakukan tour bersama Judas Priest, Toto, Mick
Jagger, Pete Townsend, Al DiMeola dan masih banyak lagi termasuk saat ini anda
memiliki band jazz fusion sendiri yaitu Protocol. Dari semua perbedaan-perbedaan besar
yang anda alami, bagaimana anda menggambarkan gaya bermain drum anda? Apakah
ada suara drum yang menjadi ciri khas seorang Simon Phillips?

Phillips : Saya sudah bekerja di bidang ini cukup lama dan suara yang hasilkan sangat berbeda.
Dulu si tahun 1980an saya sering menerima tatapan kosong dari teknisi recording karena suara
drum saya berbeda dengan drum kit lain yang pernah mereka rekam. Kami menyiapkan semua
perlengkapan drum, mereka mulai merekam dan saya akan memainkan drumnya sebentar.
Begitu saya melepaskan headphone dan menuju ke ruang control untuk bertanya bagaimana
pendapat mereka mengenai permainan saya, jawabnya , “Ini bukan suara yang seharusnya.”

Rochman : Apa yang salah menurut mereka?

Phillips : Di tahun 1080an mereka sudah sangat terbiasa menggunakan mesin drum dan akhirnya
mereka lupa bagaimana suara drum asli yang sesungguhnya. Alat-alat musik saat itu direkam
secara terpisah, tidak dilakukan secara live, membuat mereka menjadi salah kaprah. Seandainya
ken Scott atau Geoff Emerick atau siapapun yang pernah rekaman di tahun 1970an adalah
teknisinya, pasti tidak akan ada masalah.

Rochman : Lalu bagaimana meyakinkan mereka?

Phillips : Mereka harus mendengarkan suara drum kit secara benar. Itulah titik
permasalahannya. Tidak seorangpun dapat melakukan mixing hanya dengan mendengar suara
drum saja. Mixing harus dilakukan secara bersama-sema semuanya baik vokal, keyboard dan
lain-lain. Disitulah maka suara akan terdengar bagus.

Mereka sudah terbiasa dengan ambien yang kurang, kurang organik dan suara yang kurang
dinamis. Sementara suara yang saya hasilkan sangat live, sangat organik dan sangat simbiosis
dengan cara yang tepat untuk apapun yang saya mainkan.

Rochman : Baiklah, sekarang ceritakan tentang teknik miking drum kit anda dan
bagaimana menghasilkan suara khas Simon Phillips.

Phillips : Di studio saya menggunakan SM57 untuk snare drum dan BETA52 untuk kick drum.
Saya lebih suka untuk tidak menggunakan mic kondenser di dalam kick drum karena terdengar
sedikit distorsi, kecuali untuk bass drum dengan head on di depan. Jika tersedia, menggunakan
Neumann U47 di front head atau agak jauh dari plat depan kick drum yang terbuka akan sangat
baik. Saya biasa menggunakan mic kondenser yang bervariasi di bagian depan, seperti KSM44A,
SM27 atau Røde NT2000. Kalau untuk studio biasanya saya mengambil keputusan berdasarkan
apa yang tersedia di studio tersebut. Namun umumnya untuk suara utama kick drum
menggunakan BETA 52A

Rochman : Bagaimana dengan tom?


Phillips : Saya menggunakan SM27. Ini kembali lagi ke masa-masa masib melakukan rekaman
di Trident Studios di London. Kebanyakan studio, khususnya Trident menggunakan mic side-
addresses seperti Neuman U67 atau AKG414.

Rochman : Kenapa mic side-addresses?

Phillips : Mikrofon side-addresses menghasilkan coloration yang kecil karena kapsulnya terbuka
di bagian depan dan belakang. Jadi meskipun menggunakan pola cardioid, tidak terlalu rentan
terhadap timbulnya coloration yang disebabkan oleh casing dimana mic diletakkan.

Masalah terbesar pada drum kit adalah banyaknya mic yang dibutuhkan, yang dapat membuat
anda kesulitan. Dalam skenario tertentu saya hanya akan menggunakan 4 atau 5 mic untuk
keseluruhan kit, seperti Glyn John atau Alan Parson. Tergantung bagaimana suara yang ingin
anda hasilkan. Namun untuk skenario multi-mic saya lebih memilih SM27 untuk tom.

Rochman : Apakah ada mikrofon Shure yang menjadi favorit anda?

Phillips : Tentu saja SM57! Satu-satunya mikrofon yang bekerja dengan indah yang bisa anda
temukan dimuka bumi ini. Misalkan saya hanya boleh memilih 1 jenis mic saja, maka saya dapat
menyelesaikan semua permasalahan miking yang buruk dengan menggunakan SM57.

Rochman : Bagaimana pendekatan anda dalam hal bereksperimen dan penempatan mic?
Apakah anda punya teknik khusus?

Phillips : Saya yakin bahwa apapun yang saya lakukan pasti sudah pernah dilakukan
sebelumnya. Selama 44 tahu bekerja di studio, saya sudah menyaksikan banyak cara penempatan
mic yang aneh. Menurut saya ada yang bekerja dengan baik namun ada juga yang tidak.

Saya pernah melakukan eksperimen secara tidak sengaja tahun lalu ketika American Airlines
sempat menghilangkan semua mikrofon saya. Saya harus menyelesaikan pertunjukan di London
tanpa satupun koleksi mikrofon milik saya. Jadi saya pergi ke salah satu studio yang memiliki
koleksi mikrofon dan berakhir dengan saya menggunakan berbagai kombinasi mic untuk tom :
tiga buah U87, sepasang U67 dan sepasang AKG414. Ini adalah mikrofon-mikrofon yang bagus,
namun ketika anda menggabungkan mereka bersama-sama, anda akan terlibat masalah karena
pola wide pick-up yang mereka miliki. Mikrofon-mikrofon ini dibuat untuk suara drum yang
tidak fokus. Hari berikutnya ketika SM27 saya akhirnya datang, saya langsung ke studio dan
mengganti semua mic dengan SM27, dan terjadilah sebuah perbedaan yang mencengangkan.
Yang perlu kita ubah saat itu hanyalah penyesuaian gain mikrofon untuk masing-masing channel
tom.

Rochman : Apakah ada saran, teknik atau tips untuk para drummer yang ingin memulai
pendekatan mereka sendiri dalam melakukan miking di studio?

Phillips : Biarkan teknisi mic dan drum kit yang mengerjakan pekerjaan mereka. Tapi jika
diminta, silahkan tawarkan saran bermanfaat jika ada terasa kurang tepat. Saya sudah menjadi
teknisi sound lebih dari 30 tahun dan sebagai musisi lebih lama dari itu, namun ketika saya harus
mengikuti sebuah session dan tampaknya mereka sudah mengerti bagaimana suara drum saya
atau kadang memiliki rekaman hasil kerja dan mixing saya, namun jika saat itu saya hanya
sebagai pemain drum maka saya akan menunjukkan respek saya atas apa yang mereka kerjakan.

Rochman : Jika seseorang ingin memberikan label pada diri anda, apa yang paling tepat?

Phillips : Yang pertama drummer, yang kedua sepertinya audiophile lebih cocok. Ini adalah
profesi saya, namun sekaligus juga hobi dan passion saya. Seandainya uang tidak jadi masalah,
saya akan memiliki sebuah ruangan yang penuh dengan perlengkapan audiophile. Saya akan
memiliki mono block amplifier dan kabel speaker yang lebih besar dibanding lengan saya. Saya
juga akan memiliki sebuah DSD recording syste (seperti Sonoma) untuk melengkapi PoTools rig
yang sudah saya percaya selama ini lengkap dengan all-singing dan all-dancing ADC/DAC. Dan
mungkin saya juga akan memiliki beberapa mesin alaog dalam bentuk tip-top maintenance
karena fitur yang ditawarkan alat ini sangat banyak.

Saya suka mendengarkan rekaman yang bagus. Saya seorang audio junkie dan akan selalu seperti
ini. Inti pokokonya adalah, saya tidak pernah berhenti belajar dan itulah yang paling saya sukai
dengan profesi saya.

Sumber

NEWS &UPDATES
Memilih Mikrofon Yang Tepat
(Bagian 1) : Mic Untuk Vokal
13 April 2016

Pertanyaan yang sering datang dari musisi atau vokalis pemula adalah “mikrofon apa yang
paling cocok buat saya?”.

Memang kalau bicara mengenai suara bisa sangat obyektif, namun bukan berarti pertanyaan
diatas tidak bisa dijawab. Lewat artikel ini anda akan dipandu untuk memilih jenis mikrofon
yang sesuai dengan kebutuhan anda.

Berdasarkan rekomendasi dari tenaga ahli in-house dari Shure, untuk memilih mikrofon yang
tepat langkah pertama harus mempertimbangkan 2 faktor, yaitu faktor kebutuhan dan faktor
dana. Berdasarkan 2 faktor ini maka anda sudah memperkecil jumlah pilihan yang harus anda
pilih dari katalog mikrofon yang tersedia. Langkah berikutnya adalah mempercayai pendengaran
anda. Jika anda menyukai suara yang dihasilkan maka mikrofon tersebut adalah mic yang tepat
buat anda. Tapi jangan lupa juga untuk mempertimbangkan apakah mic pilihan anda sesuai
dengan sound system yang ada secara keseluruhan. Misalnya anda menggunakan sound
system dengan kualitas standar maka anda tidak perlu menggunakan mikrofon canggih yang kaya
fitur karena sound system standar tidak dapat mengakomodir penggunaan fitur-fitur dari
mikrofon mahal. Sesuaikanlah mikrofon pilihan anda dengan sound system yang ada agar lebih
ekonomis dan efektif.

Berikut daftar panduan untuk anda memilih mikrofon untuk alat-alat musik inti dalam sebuah
band musik yang sudah disusun berdasarkan kebutuhan pengaplikasiannya, yang akan kami
persembahkan dalam beberapa bagian panduan. Selain alasan pemilihan mikrofon juga terdapat
rekomendasi produk mikrofon Shure yang sesuai diurutkan mulai dari yang paling ekonomis
hingga yang paling kaya fitur.

Bagian 1 : Mikrofon untuk Vokal


Polar Patter :

Untuk vokal, umumnya polar pattern cardioid dapat membantu kontrol feedback dan
mengurangi suara ambien. Jika anda harus tampil di panggung yang sempit, pilihlah mikrofon
dengan polar pattern supercardioid yang memiliki ruang tangkap suara lebih sempit
dibanding cardioid.

Frequency Response :

Kebanyakan mikrofon untuk vokal close-up memiliki frequency response yang sama dengan
kemampuan rollof terhadap frekuensi tinggi maupun rendah yang melampaui jangkauan vokal
normal, serta penguatan pada frekuensi sedang (mid). Ini disebut juga shaped frequency
response.

Cartridge Type :
Kartrid dinamis mengandung lebih sedikit komponen yang bisa gagal fungsi serta tidak
membutuhkan phantom power sehingga lebih sering dipilih untuk tampil secara live. Sebaliknya
mikrofon kondensor membutuhkan phantom power. Tapi jika anda menginginkan hasil suara
yang lebih cerah dengan jangkauan suara tinggi yang lebih lebar maka sebaiknya anda memilih
mic kondensor.

Tips :

Sudah aturan umum, semakin mahal mikrofon vokal anda akan semakin baik
mengurangi noise yang timbul dari pergerakan maupun nafas anda karena semakin baik
kualitas shock mount dan pop filter pada mic. Menggunakan stand akan mengurangi noise akibat
pergerakan dibanding anda menggenggam mic, selain itu anda dapat
menggunakan windscreen untuk mengurangi noise dari nafas anda.

Memilih Mikrofon Yang Tepat


(Bagian 2) : Mic Untuk Drum
14 April 2016

Lanjutan dari artikel : Memilih Mikrofon Yang Tepat (Bagian 1) : Mic Untuk Vokal

Bagian 2 : Mikrofon untuk Drum


Polar Pattern :
Untuk semua komponen drum kit, polar pattern cardioid dan supercardioid adalah pilihan terbaik
untuk mengisolasi suara dan mengendalikan feedback.

Frequency Response :
Untuk kick drum, snare dan floor tom, mic dengan shaped frequency response paling sesuai
karena dapat menangkap frekuensi rendah dan menambah pukulan pada kick drum. Penambahan
fitur rollof terhadap frekuensi tinggi dan rendah yang ekstrim serta penguatan pada frekuensi
sedang sangat ideal untuk snare dan floor tom. Untuk simbal dan hi hats lebih cocok dengan
response yang lebih luas dan seragam atau biasa disebut flat frequency response.

Cartridge Type :
Mikrofon dinamis lebih dianjurkan untuk kick drum dan snare karena mampu menangani tingkat
tekanan suara yang tinggi, tapi mikrofon kondensor dapat menghasilkan suara yang lebih
menghentak. Anda hanya harus memastikan untuk memilih mic kondensor yang dapat menahan
SPL yang tinggi. Demikian juga untuk floor tom biasanya menggunakan mikrofon dinamis,
tetapi Shure memiliki mikrofon kondensor khusus untu floor tom yaitu BETA®98A D/C. Untuk
overhead dan hi hats, mikrofon kondensor adalah pilihan terbaik.

Tips :
Karena mereka tidak memerlukan mount, mikrofon boundary seperti BETA®91A adalah pilihan
mudah untuk kick drum dan dapat menghasilkan suara bulat. Cukup letakkan mic pada bantal di
dalam drum. Atau, Anda dapat meletakkan stand-mount mic kick drum di dalam drum atau
melalui lubang di bagian depan. Untuk tom, cukup tempatkan satu mic cardioid diantara
keduanya agar lebih efektif.

Switchcraft - celebrating 70 years of


excellence
20 April 2016
Di tahun 1946, 3 orang prajurit yang berpengalaman dengan radio selama Perang Dunia II mulai
membangun Switchcraft. Dalam 30 hari, merekapun merilis produk pertamanya berupa sebuah
resistor plug in. Dalam waktu singkat produk ini menjadi pionir dalam industri elektronik.

Selama 70 tahun, dunia mengalami banyak perubahan, namun Swicthcraft tetap teguh berpegang
pada misi mereka dan bertahan sebagai leader dibidangnya hingga hari ini. Ketika banyak
kompetitor kami sudah memindahkan operasional produksi mereka ke luar negri dan
mengorbankan kualitas, Switchcraft tetap mempertahankan proses produksi di Chicago.

Kami menghargai semua yang telah berkontribusi untuk kesuksesan kami. Kami percaya
tonggak selama 70 tahun dalam bisnis adalah bukti nyata dari tim, kualitas dan konsistensi kami.

Memilih Mikrofon Yang Tepat


(Bagian 3) : Mic Untuk Gitar dan Bass
Elektrik
07 Mei 2016

Lanjutan dari artikel : Memilih Mikrofon Yang Tepat (Bagian 2) : Mic Untuk Drum
Bagian 3 : Mikrofon Untuk Gitar Elektrik dan Bass Elektrik
Polar Pattern :
Polar pattern cardioid dapat mengisolasi suara serta mengontrol feedback.

Frequency Response :
Respon frekuensi shaped dapat meningkatkan kejelasan dan kejernihan suara gitar dan bass
elektrik

Cartridge Type :
Kartrid dinamis adalah pilihan terbaik untuk gitar dan bass elektrik untuk menghindarkan
terjadinya distorsi di bawah level suara bertekanan normal, tanpa terpengaruh posisi mic
terhadap amplifier atau seberapa kuat setelan amplifiernya.

Tips :
Mungkin anda sering melihat mikrofon SM57 digunakan untuk gitar dan bass elektrik, nah
sebenarnya respon frekuensi gitar listrik hampir mirip dengan suara manusia. Itulah sebabnya
beberapa vokalis juga menggunakan SM57. Bahkan SM57 menggunakan kartrid yang sama
dengan mic vokal untuk tampil live yaitu SM58 meskipun grill dari SM58 memberikan respon
frekuensi yang sedikit berbeda.

Shure Ambil Bagian di Pergelaran


Royal Edinburgh Military Tattoo
16 Mei 2016
Australia : Mikrofon nirkabel UHF-R dan dan sistem in-ear monitoring PSM1000 keluaran
Shure terpilih untuk digunakan pada tour Royal Edinburgh Military Tattoo di Australia dan
Selandia Baru beberapa waktu lalu. Pertunjukkan yang diadakan di Etihad Stadium Melbourne
dan Westpac Stadium di Wellington ini masing-masing dihadiri penonton sekitar 40.000 orang
dan 25.000 orang dan merupakan pertunjukkan dengan penggunaan mikrofon nirkabel terbanyak
dimana untuk pertunjukan militer semacam ini perlu mengakomodir para penampil yang
senantiasa bergerak.

Secara historis Royal Edinburgh Military Tattoo biasa digelar di Edinburgh Castle namun sejak
tahun 2000 sudah beberapa kali diadakan di Australia dan Selandia Baru. Jika pengaturan sistem
audio selama penyelenggaraan di ibu kota Skotlandia tersebut saja cukup menantang dengan
jumlah penonton yang bisa mencapai 9000 orang sementara para penampil berjarak sekitar 40
meter, maka tantangannyapun bertambah untuk pergelaran di Melbourne dan Wellington dimana
venue pertunjukan jauh lebih luas dan para penampil berjarak hampir 120 meter.

Mengingat kondisi dimana para penampil tidak akan diam saja di tempat sehingga tidak
memungkinkan untuk menggunakan mikrofon kabel atau fixed-position foldback, maka
disiapkan 60 channel wireless untuk melayani sebanyak mungkin mikrofon nirkabel UHF-R dan
in-ear monitor PSM1000. Perusahaan audio Nortwest dipilih sebagai penyedia jasa teknis dan
perlengkapan audio untuk pertunjukan di Australia sedangkan di Selandia Baru diserahkan
kepada Western Audio Engineering yang berkolaborasi dengan Wigwam Acoustics dari Inggris.
“Meski ada 350 pemain bagpipe serta ratusan musisi lainnya akan terdengar sangat jauh di area
yang sangat luas, untuk itu maka dibutuhkan sistem penguat audio yang cermat,” ungkap sound
designer Sebastian Frost menggambarkan kesulitan yang dihadapi pada pergelaran ini. “Sangat
penting untuk menjaga agar semua sumber suara di dalam stadion tetap selaran dan koheren.
Kemungkinan akan ada narching band yang beranggotakan 50 musisi memainkan irama rock
dengan posisi masing-masing berjarak 100 meter serta kelompok paduan suara yang berjarak
sama jauhnya. Menjamin semua penampil ini dapat bermain dan bernyanyi secara kompak
merupakan tantangan yang unik.

Rintangan tambahan muncul karena tidak banyaknya tersedia ruang untuk spektrum gelompang
RF dikedua venue jika dibandingkan denga kondisi di Edinburgh. “Kami harus menjejalkan 66
kanal RF menggunakan spektrum yang sangat kecil,” jelas manajer RF Wigman Acoustics, Katie
Worsick yang menyusun perencanaan frekuensi utnuk sistem UHF-R maupun peralatan RF
lainnya yang digunakan pada Shure Wireless Workbench.

Sebanyak 30 UR4D wireless reciever, 60 UR1, UR1M dan UR2 bodypack serta 4 UA845 antena
distribusi digunakan di Wellington sementara di Melbourne masih ditambah satu kanal ekstra
untuk mikrofon UHF-R dan 6 kanal tambahan untuk PSM1000, totalnya ada 83 transmitter dan
receiver.

Menurut Frost, ini merupakan penggunaan mikrofon radio terbanyak selama pergelaran Tattoo.
“Yang pasti menjadi rekor adalah penggunaan 944 pack-swap yangndilakukan oleh tim deck
selama pergelaran,” tambahnya. “Termasuk ketika menempatkan mikrofon dan IEM pada
penampil dengan konfigurasi khusus setiap mereka akan beraksi kemudian mengumpulkan dan
memasangkan kembali ke penampil berikutnya.”

“Sistem dari Shure bekerja dengan menakjubkan, baik untuk keperluan live maupun broadcast,”
jelas Frost. “Seperti sebuah keajaiban, khususnya di Wellington, dimana mereka berada dipuncak
dibanding pesaing-pesaingnya, dan mereka juga memiliki 100kph angin.”

Review Produk : Devio, Mikrofon


Cerdas untuk Videoconferencing
Berbasis Laptop/PC
28 Juni 2016
Untuk hasil suara VC yang lebih baik, pilihlah mikrofon yang lebih
cerdas.
Review oleh Derek Powell (AV Asia Pacific)

Dulu Videocoferencing (VC) merupakan domain kalangan atas atau orang-orang tertentu saja.
Setiap titik endpoint (codec) videoconference menghabiskan biaya puluhan ribu dolar dan
dihubungkan dengan line data khusus (dedeciated). Codec-codec ini ditempatkan di ruangan
khusus yang disewakan dengan biaya ratusan dolar per jam dan umumnya dilengkapi beberapa
operator ahli yang bertugas menjamin kelancaran aktifitas videoconference agar sesuai dengan
harga yang sudah dibayarkan oleh pelanggan.

Kemudian hadirlah Skype. Skype mengambil alih semua fungsi coding dan encoding video yang
kompleks (yang sebelumnya harus ditangani oleh perangkat keras khusus) dan
mengimplementasikan semuanya dalam satu paket software yang dapat dijalankan di PC desktop
standar. Skype menjadikan videoconferencing dapat dilakukan dengan mudah menggunakan
monitor dan speaker komputer yang dilengkapi mikrofon dan kamera built-in atau
webcam. Skype telah membuka pintu teknologi videoconferencing ini menjadi domain semua
orang. Siapa saja, dimana saja, cukup duduk di depan laptop yang terhubung ke internet sudah
bisa check-in untuk melakukan videoconference dengan istri dan anak-anak tercinta nun jauh
disana. Bahkan kakek dan nenek juga boleh nimbrung asal selama ada PC yang dilengkapi
kamera, speaker dan mic. Memang sih, suara yang dihasilkan terputus-putus dan kualitas gambar
video jauh dari bagus, tapi kan gratis?
Tak butuh waktu lama bagi dunia bisnis dan pendidikan untuk tertarik ikut memanfaatkan
teknologi ini. Semua ingin terhubung dari mana saja mereka berada, apakah itu di ruang kelas,
ruang meeting atau di depan desktop mereka, tanpa perlu membayar ruang videoconference yang
mahal. Selanjutnya mulailah bermunculan software-software baru yang mengadopsi fitur dasar
Skype kemudian diperkaya dengan berbagai fitur tambahan seperti berbagi konten, multi-way
conferencing dan lain-lain. Sejumlah vendor hadir menawarkan berbagai solusi seperti WebEx,
Go-to-Meeting, Vidyo, Zoom dan masih banyak lagi. Mereka menawarkan sebuah interaksi
videoconferencing yang lebih real dibanding hanya sebuah laptop atau PC dengan webcam.
Hingga akhirnya perusahaan sekelas Microsoft tak mampu menahan diri untuk ikut meramaikan.
Merekapun mengakuisisi Skype dan mengembangkan sebuah solusi videoconferencing berbasis
PC, maka hadirlah Skype for Business.

Kemampuan Terbatas
Videoconferencing berbasis PC atau laptop memang menarik selama hanya satu atau dua orang
partisipan yang terlibat disetiap titik. Tapi begitu anda memindahkan laptop anda ke ruang
meeting dimana ada setengah lusin orang yang duduk mengelilingi meja, dalam sekejap situasi
akan menjadi buruk.

Kamera bukanlah masalah mengingat harga webcam saat ini cukup murah. Bahkan kamera PTZ
dapat diperoleh dalam bentuk plug-in yang mudah digunakan. Kualitas suara yang buruklah yang
berperan menjadikan aktifitas VC menjadi berantakan. Jika anda berada di dekat laptop,
kinerja sebuah mic built-in sudah cukup baik, namun ketika menangani sekelompok partisipan,
kemampuannya menjadi sangat terbatas.

Pilihan Mikrofon Untuk Ruang Meeting


Ruangan khusus untuk videoconference biasanya dilengkapi mikrofon tipe gooseneck yang
memiliki tombol PTT untuk setiap partisipan. Perangkat ini cukup baik selama partisipan tidak
lupa untuk menekan tombol saat berbicara dan unit yang digunakan tidak terlalu makan tempat.
Meskipun sangat cocok digunakan di ruang dewan seperti di PBB namun untuk ruang meeting
atau ruang rapat kebanyakan, perangkat ini terasa kurang nyaman.

Pilihan lain yang cukup populer adalah mikrofon PZM (boundary) yang diletakkan atau
terpasang di meja, lebih bagus jika dilengkapi auto-mixer untuk mengaktifkan mikrofon yang
sedang digunakan dan mematikan yang lain agar mengurangi noise dari ambient. Yang sering
menjadi masalah adalah peserta sering meletakkan setumpuk kertas di atas mikrofon karena
mereka tidak menyadarinya sebagai mikrofon.

Solusi lain yang cukup menonjol untuk menangkap audio di ruang rapat atau ruang meeting
adalah menggunakan array beberapa mikrofon yang terpasang di plafon ruangan. Dengan sistem
ini, karena mikrofon tidak terletak diatas meja maka tidak akan tertutup secara tidak sengaja,
dipindahkan atau disalahgunakan oleh peserta. Selain itu jarak mikrofon dengan semua
partisipan menjadi relatif seragam.
Salah satu solusi terbaik yang pernah saya gunakan adalah memasangkan mikrofon array dengan
sebuah dedicated DSP. Perangkat ini akan terus memonitor sumber suara untuk menentukan
siapa yang sedang berbicara dan posisinya terhadap array. Berdasarkan lokasi suara partisipan,
perangkat DSP akan menggabungkan beberapa elemen mikrofon untuk mensimulasikan
penangkap suara beam-shaped dari mikrofon jenis shotgun yang highly-directional. Selain akan
mengoptimalkan penangkapan suara dari posisi si partisipan, dengan mengsinkronkan beberapa
elemen perangkat ini akan mengacuhkan suara palsu dari arah lainnya.

Meskipun solusi ini merupakan pilihan yang sangat baik namun membutuhkan perangkat yang
banyak, mahal dan memerlukan keahlian khusus untuk proses instalasi. Mikrofon array ini
sangat ideal untuk ruang konferensi namun terlalu mahal dan kompleks untuk digunakan di
ruang meeting atau ruang rapat standar pada umumnya.

Solusi audio untuk ruang rapat, khususnya perangkat audio videoconference berbasis PC saat ini
terus bermunculan. Dari sekian banyak pilihan yang tersedia kami akan mengupas salah satu
produk pendatang baru keluaran BIAMP.
DEVIO : Mikrofon Meja Cerdas
BIAMP dikenal sejak solusi DSPnya yang handal dan ekonomis meramaikan persaingan pasar
dengan menawarkan solusi untuk ruang meeting yang disebut Devio. Bukan sekedar mikrofon
beamforming belaka, Devio menawarkan solusi koneksi yang super mudah sehingga anda dapat
membawa laptop anda ke ruang rapat (atau ruang meeting berukuran kecil hingga sedang) dan
hanya perlu mencolokkan satu kabel untuk terhubung ke kamera, monitor, mikrofon dan speaker.

Meskipun tidak terlalu terkenal secara lokal, BIAMP memiliki teknisi, designer dan support
office di Brisbane yang bertanggung jawab untuk duah lini produk yaitu Vocia dan Devio.
Mengenai fasilitas di Brisbane ini akan kita bahas di masa mendatang, namun yang pasti, setelah
dilakukan demonstrasi Devio yang sangat mengesankan oleh para teknisi pengembangan di
fasilitas ini, AV Asia Pacific memperolah satu unit produk untuk di-review.

Instalasi Devio
Begitu membuka kemasan karton Devio langsung tampak unit prosesor CS-1 bersama dengan
sebuah klip mounting undertable yang rapi serta sebuah power adaptor, kemudian unit mikrofon
six-sided DTM-1, sepasang colokan adaptor untuk speaker dan perangkat telepon serta sebuah
kabel patch USB3 tipe A ke tipe C.

Setelah mencoba unit mikrofonnya yang berbentuk piramid itu saya akui kalau saya harus
mencari secara online dulu informasi bagaimana cara menghubungkan mikrofon tersebut. Meski
tidak ada petunjuk pada buku panduan, brosur maupun datasheetnya ternyata pelat bawah akan
muncul dengan mudah hanya dengan menggunakan jari untuk menarik melalui lubang pada
baseplate. Mudah sekali begitu anda tahu caranya. Di bagian dalamnya tersedia sepasang soket
RJ45 yang dilengkapi beberapa penggulung kabel yang berguna untuk memastikan gulungan
kabel tidak berlebihan hingga keluar melalui lubang yang ada dibagian samping.

Perlu kabel patch cat5 (panjang maksimal 15 m jika memungkinkan) untuk terhubung ke
prosesor CR-1 dimana DSP berada. Jika sudah terhubung, tiga buah lampu LED berwarna hijau
pada mikrofon akan menyala. Selanjutmya mengikuti panduan instalasi yang ada, saya
menyambungkan sebuah powered speaker (Yamaha MS101) pada output RCA di panel belakang
prosesor kemudian menyambungkan webcam Logitech di panel depan. Dua buah layar monitor
ruangan juga dapat dihubungkan melalui output HDMI yang tersedia.

Prosesor CR-1 ini dirancang untuk berfungsi sebagai titik penghubung sentral untuk semua
komponen audio dan video yang terpasang dalam ruang meeting. Dengan driver yang tepat,
anda hanya butuh satu colokan dari laptop anda untuk terhubung ke video dan audio in/out. Jika
menggunakan software driver DisplayLink dan koneksi USB3.0, anda dapat mengirim video ke
dua buah layar monitor hanya dengan menggunakan kabel USB, termasuk juga untuk input
webcam dan semua jalur masuk mikrofon hingga jalur keluar audio.

Setelah menghubungkan kabel USB ke laptop saya, hanya butuh beberapa saat bagi PC saya
utuk mengindentifikasi perangkat CR-1 ini dan memberikan notifikasi ‘siap
digunakan’. Selanjutnya saya memeriksa Windows Sound Control Panel dan menemukan Devio
sudah terdaftar baik di tab playback maupun tab recording sebagai ‘Echo Cancelling
Speakerphone’ yang kemudian saya setting sebagai perangkat komunikasi default di kedua tab
tadi.

Langkah berikutnya adalah memulai proses auto setup dimana saya harus mencari
sebuah paperclip untuk mengaktifkan saklar mikro yang tersembunyi di bagian belakang panel.
Proses auto setup memakan waktu 1 -2 menit yang dimulai dengan sebuah pemberitahuan ‘harap
tenang’ saat sistem memainkan serangkaian bunyi-bunyian, yang kemudian diikuti beberapa
suara white noise seperti sedang mengatur level mikrofon dan speaker untuk menghasilkan
reproduksi optimal. Beberapa menit kemudian kembali terdengar suara pemberitahuan bahwa
‘auto setup sudah berhasil’.

Menguji Devio
Selanjutnya saya membuka sebuah sesi videoconference dengan conference room lain dan
melakukan beberapa uji dengar suara menggunakan speaker maupun headphone. Saya mencoba
beberapa codec yang berbeda terlebih dahulu sebelum menetapkan Skype standar sebagai yang
paling representatif. Sesi pengujian utama dilakukan dengan koneksi broadband diatas 30Mbps
(up dan downlink) untuk memastikan agar tidak terjadi artefak karena keterbatasan bandwith.

Dengan menggunakan 1 unit mikrofon DTM-1 yang diletakkan di tengah meja, kualitas
reproduksi suara sangatlah jelas. Devio menggunakan 6 dari 8 elemen yang ia miliki untuk
membentuk 3 arah jangkauan 120° untuk mencakup secara penuh 360° sekeliling meja, dengan
penekanan pada setiap partisipan. Dua element lainnya memberikan informasi ketinggian
sehingga Devio dapat mengarahkan jangkauannya keatas untuk presenter pada posisi berdiri dan
kebawah untuk partisipan yang duduk. Jika didengarkan secara teliti menggunakan headphone,
transisi jangkauan yang terjadi saat terjadi pergantian partisipan yang berbicara (bahkan saat
partisipan berdiri) dapat dirasakan namun tidak terlalu jelas atau menonjol.

Devio juga mampu menangani pembicara dari dua arah yang berbeda, atau pembicara yang
bergantian secara cepat dari arah yang berseberangan dengan mengaktifkan dua arah jangkauan
secara bersamaan, sehingga tingkat kejelasan suara tidak akan terganggu. Teknologi penekan
gema yang terintegrasi pada Devio juga bekerja dengan sempurna. Pokoknya begitu proses auto
setup berjalan dengan sendirinya, hasilnya adalah sebuah komunikasi dua arah yang berkualitas
antara kedua titik videoconference – bahkan ketika dari dua arah yang berbeda berbicara secara
bersamaan, tidak ada suara yang terbenam seperti umumnya algoritma yang kurang canggih.

Posisi mikrofon yang cukup dekat dengan permukaan meja sangat baik untuk suara dan respon
frekuensi yang luas menjamin ucapan dari pembicara terdengar sangat alami. Devio bahkan
mampu menambahkan mikrofon kedua , yang cukup dihubungkan secara serial ke mikrofon
pertama, untuk meng-handle meja meeting yang lebih panjang atau jumlah partisipan yang lebih
banyak.

Satu-satunya kelemahan yang saya temukan pada Devio yaitu suara-suara mekanis yang timbul
pada meja sangat mudah masuk ke dalam mikrofon, dimana setiap getaran dapat terdengar
dengan jelas. DTM-1 memiliki alas karet anti-slip akan tetapi terlalu tipis untuk memberikan
fungsi isolasi.

Kesimpulan
Penggunaan mikrofon profesional di setiap sesi video atau audio conference adalah cara terbaik
untuk meningkatkan produktifitas jalannya meeting. Sementara hampir semua solusi yang
tersedia jauh lebih bagus dibanding hanya menggunakan mikrofon webcam standar, untuk itu
anda harus mempertimbangkan dengan tepat mengenai pemanfaatan ruang konferensi sebelum
anda memutuskan untuk memilih satu dari banyak sistem yang tersedia di pasaran sebagai solusi
yang paling sesuai dengan kebutuhan anda.

Devio merupakan solusi yang dirancang secara apik dan menawarkan fitur-fitur yang cukup
bagus untuk videoconferencing berbasis laptop atau PC dalam ruang meeting berukuran kecil
hingga sedang. Perangkatnya sangat mudah digunakan dan mendekati ideal dalam menangkap
suara dari seluruh partisipan disekeliling meja. Instalasinya mudah dan fleksibel, bisa
menggunakan PC (atau Mac) rumahan maupun laptop BYOD. Penggunaan USB3.0 sebagai alat
koneksi utama merupakan gebrakan yang jenius untuk menghilangkan kebutuhan konektor yang
banyak sekaligus menghilangkan masalah yang berhubungan dengan perkabelan. Kemampuan
Devio untuk menangani output video serta input audio melalui koneksi USB tunggal
membuatnya menonjol untuk situasi BYOD dan sekaligus juga menjustifikasi banderol
harganya.

MXA910 Ceiling Array Microphone


Hasilkan Suara Berkualitas Dengan
Perangkat Yang Tersembunyi
25 Juli 2016

Kebanyakan perusahaan menyelenggarakan AV (Audio Video) conferencing dalam ruangan yang


indah namun dengan kualitas suara yang buruk. Mereka menghabiskan anggaran yang besar
untuk lighting, furnitur dan proyektor di ruang conferencing padahal semuanya itu menjadi tidak
berarti bagi lawan bicara yang ada diseberang sana jika kualitas suara yang dihasilkan sangat
buruk.

Sebagai solusi biasanya dengan menggunakan mikrofon yang diletakkan di atas meja meeting,
yang bisa dijangkau oleh masing-masing partisipan. Sayangnya mikrofon meja, yang nirkabel
sekalipun, cenderung merusak tampilan ruangan dan membuat meja meeting tampak berantakan.
Menggunakan mikrofon gantung dengan memperhatikan akustik ruangan secara seksama bisa
jadi solusi yang efektif, sayangnya membutuhkan instalasi khusus dengan biaya mahal. Solusi
yang cukup menjanjikan tampaknya dengan menggunakan mikrofon array, hanya sayangnya
mikrofon jenis inipun kelihatan janggal menempel disekeliling meja dan membutuhkan waktu
setup dan pengaturan konfigurasi yang cukup lama.

Dengan menghadirkan MXA910 Ceiling Array Microphone, Shure menawarkan solusi


mikrofon AV conferencing dengan hasil suara berkualitas sekaligus perangkatnya tersembunyi
(invisible)

Mengenal MXA910 Ceiling Array Microphone


MXA910 merupakan bagian dari sistem baru Microflex® Advance™ yang dipasang di plafon
ruangan, sehingga tidak mengganggu dan nyaris tak terlihat. Berbeda dengan mikrofon
konvensional pada umumnya, kemampuan menangkap suara (pickup) MXA910 benar-benar
dapat diatur sesuai kebutuhan. Anda dapat mengatur sesuka hati anda tanpa perlu merubah arah
mikrofon. Anda bahkan tidak perlu menyentuhnya.

Mikrofon MXA910 dapat dihubungkan ke prosesor audio conferencing, videocenferencing


codec atau ke aplikasi videoconferencing berbasis PC. Mikrofon ini memberikan kinerja yang
handal sesuai kebutuhan anda tanpa menggangu estetika visual ruangan.

Rahasianya terletak pada perpaduan teknologi mikrofon array yang canggih dengan teknologi
IntelliMix® DSP Suite dari Shure. IntelliMix adalah seperangkat alat pemroses sinyal yang
kuat— Steerable Coverage™, Automatic Mixing, Echo Reduction, dan Equalization—yang
menawarkan tingkat pengaturan yang tak ada duanya.
Mengenal Mikrofon Array
Sebuah mikrofon array terdiri dari beberapa elemen mic yang dirangkai dengan pola tertentu dan
digabungkan secara elektronis. Jenis, jumlah dan tata letak elemen-elemen mic memainkan peran
penting dalam mendapatkan perilaku array yang diinginkan. Perlu diketahui bahwa DSP harus
berperan lebih dari sekedar menggabungkan semua sinyal mikrofon bersama-sama dan
memanipulasi arus, seperti pada kebanyakan mikrofon array.

Menggunakan mikrofon yang tepat dengan rangkaian yang tepat dan pemrosesan sinyal yang
tepat, kualitas suara dapat ditingkatkan secara dramatis. Sebagai permulaan, Anda dapat
memperoleh polar pattern yang jauh lebih sempit daripada yang bisa diperoleh mikrofon
konvensional (mikrofon jenis shotgun sekalipun). Hal ini memungkinkan mic menangkap suara
partisipan yang duduk paling jauh tanpa gangguan noise ruangan yang berlebihan. Suara dari
seluruh penjuru ruang konferensi terdengar jelas, alami dan dapat dipahami.
Lebar dan penempatan lobus pengangkap suara (pickup lobe) juga dapat diatur, jadinya anda
dapat menyesuaikan jangkauan mikrofon dengan tata letak ruangan dan pengaturan tempat
duduk dengan mudah. Apakah anda ingin mengatur pickup lobe yang sempit dan fokus ke kursi
CEO atau pickup lobe yang lebar untuk menjangkau beberapa pembicara sekaligus, semuanya
dapat diatur dengan mudah.

Pengaturan Audio dan Mixing Otomatis Berbasis Browser


Keistimewaan MXA910 yang sesungguhnya adalah kemudahannya dalam pengoperasian.

Anda tidak perlu bersusah payah mengatur sudut dan jarak mic ke pembicara. Melalui aplikasi
berbasis browser, anda dapat mengatur pickup lobe dengan menggeser pada layar. Tidak
memerlukan trigonometri. Fitur ini dinamakan Steerable Coverage™. Anda cukup
mengarahkan lobe pada posisi tertentu maka akan terlihat secara akurat area yang terjangkau.
Juga tersedia fitur Auto-Configuration pada saat melakukan setup yang akan
mengarahkan lobe ke pembicara.

MXA910 dapat menyediakan hingga delapan pickup lobe sekaligus, dimana masing-masing
dapat memiliki lebar yang berbeda dan menunjuk ke arah yang berbeda. Jadinya cukup satu
MXA910 dipasang di atas meja meeting sudah menyediakan beberapa pickup lobe yang
mengarah kesemua posisi tempat duduk. Atau bisa juga anda menggunakan satu pickup lobe saja
untuk menjangkau banyak posisi tempat duduk, silahkan tentukan sendiri mana yang paling
efektif di ruang meeting anda.

Dengan delapan pickup lobe, anda mendapatkan delapan output audio yang dapat dihubungkan
ke prosesor audio. Selain itu ada kanal output kesembilan untuk mixer otomatis IntelliMix built-
in. Ketika seseorang berbicara, fitur ini akan memilihkan pickup lobe yang terbaik. Output dari
IntelliMix ini menghilangkan kebutuhan mixer, dan sangat ideal untuk menghubungkan ke
perangkat videoconference yang hanya memiliki satu input audio.

IntelliMix juga memiliki fitur built-in pengurangan gema yang mengurangi gema akustik dengan
mencegah partisipan paling jauh mengaktifkan saluran mikrofon lokal. Ini sangat efektif
sebagai front end untuk codec yang hanya memiliki satu saluran akustik echo canceler. Selain itu
juga ada equalizer parametrik untuk setiap channel audio, yang berguna untuk
menyaring noise ruangan atau kompensasi untuk anomali akustik.
Dua Fitur Tambahan : Discreet Design & Dante™
MXA910 dapat dihubungkan ke perangkat keras AV lainnya menggunakan Dante digital audio
networking protocol, jadi anda tidak akan menemukan gulungan-gulungan kabel menyertai
semua teknologi dalam mic array ini. Dante memberikan audio digital murni dan Power standar
melalui Ethernet dengan lebih dari satu kabel Ethernet. Protokol Dante memungkinkan audio
berjalan bersamaan dengan lalu lintas lain pada jaringan tanpa melambat, sehingga Anda dapat
menggunakan jaringan yang ada untuk menghubungkan komponen di ruangan yang sama atau
untuk mendistribusikan audio yang seluruh fasilitas Anda. (Jika Anda perlu menghubungkan
perangkat yang tidak menggunakan Dante, tersedia interface audio Dante-to-analog).

Memilih Mikrofon Yang Tepat


(Bagian 4) : Mic Untuk Gitar Akustik
07 Agustus 2016
Lanjutan dari artikel : Memilih Mikrofon Yang Tepat (Bagian 3) : Mic Untuk Gitar dan Bass
Elektrik

Bagian 4 : Mikrofon untuk Gitar Akustik


Polar Pattern:
Gunakan mikrofon dengan polar pattern cardioid yang berguna untuk mengisolasi siara dan
mengendalikan feedback.

Frequency Response:
Untuk menangkap variasi jangkauan tone gitar secara sempurna serta dinamis pilihan terbaik
adalah respon frekuensi flat.

Cartridge Type:
Mikrofon kondenser akan menghasilkan suara gitar yang lebih lembut dan lebih alami.

Tips:
Penempatan posisi mikrofon sangat mempengaruhi suara yang dihasilkan, untuk itu
bereksperimenlah dengam berbagai posisi mic sebelum anda memutuskan posisi yang paling
tepat. Memposisikan mic di dekat leher gitar (neck) akan menghasilkan suara berfrekuensi tinggi
yang lebih tipis dan bila diletakan di dekat bridge akan memberikan suara berfrekuensi rendah
yang lebih mellow.

Sebab Feedback Pada Mikrofon dan


Cara Mengatasinya
13 Agustus 2016
Feedback merupakan bunyi yang keluar dari speaker lalu diteruskan kembali ke sumbernya,
misalnya mic, gitar elektrik, atau bass elektrik. Pada kesempatan kali ini kita akan coba
membahas cara mengatasi feedback pada mikrofon. Namun Anda perlu tahu jenis-
jenis feedback terlebih dahulu.

Biasanya ada dua jenis feedback yang muncul, yaitu :

1. Feedback yang berasal dari kelebihan frekuensi rendah

Hal ini dikarenakan terlalu besarnya nada-nada low atau bass dari sumber oleh pengolah suara
misalnya tone control atau equalizer. Biasanya memiliki ciri seperti suara mendengung.

2. Feedback yang berasal dari frekuensi tinggi

Feedback jenis ini diakibatkan oleh terlalu besarnya nada-nada yang berfrekuensi tinggi yang
dihasilkan oleh pengolah bunyi yaitu tone control atau equalizer. Hal ini terjadi karena terlalu
besarnya volume treble pada tone control atau tingginya posisi potensio geser yang ada pada
equalizer.

Feedback pada mikrofon

Hal pertama yang harus dilakukan jika sedang terjadi feedback (strong mic) adalah
mendengarkan dengan jeli termasuk jenis feedback apakah yang sedang terjadi, apakah berasal
dari kelebihan frekuensi rendah atau berasal dari frekuensi tinggi.

Jika termasuk frekuensi rendah, sebaiknya segera kecilkan potensio low/bass.


Setelah feedback berhenti, cobalah putar balik potensio/bass pada mixer. Lakukan secara
perlahan dan berhentilah memutar balik bila mulai terdengar suara seperti akan feedback lagi.
Jika mixer diinsert equalizer, maka frekuensi rendah pada potensio equalizer tersebut yang
dikecilkan. Bila kita tidak tahu yang mana frekuensi rendahnya, maka tebak saja salah satu
potensio yaitu dengan menurunkannya. Kalau feedback masih terjadi, cobalah pada potensio
yang lainnya.

Dan kalau feedback termasuk frekuensi tinggi, yang harus dikecilkan adalah
potensio treble/high pada mixer atau pada tone. Setelah suara mencuit menghilang, coba kembali
memperbesar potensio yang dikecilkan tadi secara perlahan ke arah yang sebaliknya. Jika
suara feedback yang menjengkelkan itu terdengar kembali, segeralah berhenti memutar potensio.
Hentikan putaran potensio pada posisi dimana suara feedback tak terdengar sama sekali.

Mic akan berkurang kualitasnya jika sering terkena frekuensi berlebih sehingga terjadi feedback.
Perlu pengalaman untuk mengetahui tentang feedback, jadi Anda bisa dengan cepat mengatasi
nya. Karena feedback bisa terjadi disebabkan oleh berbagai macam akibat, misalnya sumber
suara, penyetelan/setting sound system, atau dikarenakan tata letak speaker yang kurang pas.

Hal yang agak menjengkelkan seperti feedback bisa di minimalisir bila pilihan anda jatuh kepada
merek mic terkenal seperti SHURE dan AKG atau yang lainnya karena selain banyak referensi
yang telah mempergunakannya juga sudah dikelompokan menurut kebutuhannya. Ada harga, ada
kualitas.

Anda mungkin juga menyukai