Anda di halaman 1dari 3

Shalom,

1 Tesalonika 5:18
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus
Yesus bagi kamu.

ini gampang2 susah, kalo mengucap syukur untuk hal-hal yg baik, yg sesuai angan2 kita itu
mudah/ otomatis, tapi kalo mengucap syukur untuk hal2 yg sama sekali tidak kita harapkan
itu sulit.

Beberapa tahun yg lalu saya membaca sebuah artikel yang berjudul 90 vs 10


- Sepuluh persen dari hidup kita, tidak dapat kita kendalikan
Contohnya :
Kita tidak dapat menghindar dari kemacetan. Kereta api lewat, ban bocor, lampu merah,
pandemi.

- Sembilan puluh persen dari hidup kita, ditentukan dari cara kita bereaksi/ dapat kita
kendalikan.

contoh: kita sudah hitung dari rumah ini ke Jl. Turi 10 menit, tapi ternyata di pasar Joyo ada
demo kenaikan harga minyak goreng. ada 2 hal yg dapat kita lakukan, menunggu sampai
demo selesai, atau kita putar cari jalan lain.

Kondisi 1
Anda makan pagi dengan keluarga anda. Anak Anda secara tidak sengaja menyenggol
cangkir kopi minuman sehingga pakaian kerja Anda tersiram. Anda tidak dapat
mengendalikan apa yang baru saja terjadi.

Reaksi Anda :

Anda bentak anak karena telah menumpahkan kopi ke pakaian. Anak Anda akhirnya
menangis. Setelah membentak, Anda menoleh ke istri dan mengkritik karena telah menaruh
cangkir pada posisi terlalu pinggir diujung meja.
 
Akhirnya terjadi pertengkaran mulut. Anda lari ke kamar dan cepat-cepat ganti baju. Kembali
ke ruang makan, anak Anda masih menangis sambil menghabiskan makan paginya. Akhirnya
anak Anda ketinggalan bus. Istri Anda harus secepatnya pergi kerja. Anda buru-buru ke
mobil dan mengantar anak Anda ke sekolah. Karena terlambat, Anda memacu mobil dengan
kecepatan 70 km/jam, padahal batas kecepatan hanya boleh 60 km/jam. Setelah terlambat 15
menit dan terpaksa mengeluarkan kocek Rp 600 ribu karena melanggar lalu lintas, akhirnya
Anda sampai di sekolah. Anak secepatnya keluar dari mobil tanpa pamit.
 
Setelah tiba di kantor dimana Anda telat 20 menit dan baru sadar kalau tas tertinggal di
rumah.
Hari kerja Anda dimulai dengan situasi buruk. Jika diteruskan maka akan semakin buruk.
Pikiran terganggu karena kondisi di rumah. Pada saat tiba di rumah, Anda menjumpai
beberapa gangguan hubungan dengan istri dan anak.

Mengapa ? Karena cara Anda bereaksi pada pagi hari.


Mengapa Anda mengalami hari yang buruk ?
1. Apakah penyebabnya karena ketumpahan kopi ?
2. Apakah penyebabnya karena anak anda ?
3. Apakah penyebabnya karena polisi lalu lintas ?
4. Apakah Anda penyebabnya ?

Jawabannya adalah No. 4 yaitu Anda sendiri !!

Anda tidak dapat mengendalikan diri setelah apa yang terjadi pada cangkir kopi. Cara Anda
bereaksi dalam 5 detik tersebut ternyata adalah penyebab hari buruk.

Berikut adalah contoh yang sebaiknya atau seharusnya Anda sikapi.

Kondisi 2
Cairan kopi menyiram baju anda. Begitu anak anda akan menangis, anda berkata lembut :
"Tidak apa-apa sayang, lain kali hati-hati ya." Anda ambil handuk kecil dan lari ke kamar.
Setelah mengganti pakaian dan mengambil tas, secepatnya Anda menuju jendela ruang depan
dan melihat anak anda sedang naik bus sambil melambaikan tangan.

Anda kemudian mengecup lembut pipi istri dan mengatakan : "Sampai jumpa makan malam
nanti."

Anda datang ke kantor 5 menit lebih cepat dan dengan muka cerah menyapa para staf. Bos
Anda mengomentari semangat dan kecerahan hari Anda pagi itu di kantor.

Apakah Anda melihat perbedaan kedua kondisi tersebut ?

Dua skenario yang berbeda. Dimulai dengan kondisi yang sama, diakhiri dengan kondisi
berbeda.

Mengapa ?
Ternyata penyebabnya adalah dari cara Anda bereaksi !

Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari yang sudah terjadi. Tetapi yang 90% tergantung
dari reaksi anda sendiri.

Saya yakin keluarga pak Narno dan calon manten sudah mempersiapkan dengan matang,
dengan indah,, tapi ada 10% kondisi yg tidak bisa kita kendalikan. Tiba-tiba minggu malam
dapat kabar, yg jadwal renungan hari ini tidak bisa. Mas Arifin sakit  bu Marsono  Pak
Win.
Kemudian Senin pagi baca pengumuman saya di grup: Gereja lockdown selama 2 minggu.
Lalu agak siang saya WA lagi : pemberkatan nikah juga tidak diizinkan.
seperti acara TV “ hari yg aneh”

Bagaimana reaksi keluarga pak Narno, setelah mendapat kabar dari saya ?
Saya tidak tahu, yg saya tahu Oke mas terima kasih infonya. Kemudian malam pak Sar WA
saya, supaya dibuatkan surat pinjam tempat di GKJW Demangan, pak Narno WA saya kirim
alamatnya, kemudian pagi hari nya saya ketik, saya WA pak Teddy minta tanda tangan. siang
saya WA mas Arifin minta stempel. terakhir saya WA pak Narno, surat sudah jadi bia
diambil.

Reaksi dari pak Narno ketika menghadapi situasi yg tidak diharapkan seperti pada contoh yg
kedua tadi, sehingga ada koordinasi yg indah. langsung sat-set. Semoga besok juga begitu,
semua acara baik di Gereja maupun di I-Club juga berlangsung dengan indah, semua
diberkati.

Kembali ke FT: Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah
di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Dari ayat ini kita belajar 2 hal:


1. Mengucap syukur dalam segala hal, tidak hanya pada saat kondisi berjalan sesuai dg
apa yg kita harapkan, tetapi dalam kondisi sebaliknya pun kita diminta untuk
mengucap syukur. pasti bagi yg mengalami ini merupakan hal yg sulit, tetapi bagi
setiap kita orang percaya, Roh Kudus yang akan memampukan kita, Roh Kudus yg
akan menghibur kita.
2. Mengucap syukur adalah kehendak Allah. Kalau hal baik itu kehendak Allah, tapi
kalau hal yg tidak baik apakah itu juga dari Allah ?. inilah ketidak mengertian kita
akan kondisi yg terjadi saat ini, Allah punya rancangan damai sejahtera. kita tidak
tahu, kita tidak mengerti karena kita manusia penuh dg keterbatasan, tetapi Allah
maha tahu. (Yer 29 : 11).
rancangan damai sejahtera, rancangan saya nikah di GSPII Jl. Turi, bukan di GKJW
Demangan. Perbedaan rancangan Allah dg Manusia itu seperti langit dan bumi. Apa
yg baik menurut kita belum tentu menurut Allah.

Kiranya FT ini menguatkan kita semua khususnya bagi keluarga dan calon manten, sehingga
besok acara dapat berjalan dengan baik karena kita bereaksi sesuai dengan yg Tuhan
kehendaki, yaitu mengucap syukur dalam segala hal.

By. Ferri Kristiawan

Anda mungkin juga menyukai