Anda di halaman 1dari 8

RESUME

Etika, Hukum Kompetisi Bisnis, Tindak Pidana Bisnis, Intervensi Negara


dan Proteksi Terhadap Konsumen

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum Dalam Ekonomi

Mata Kuliah: Aspek Hukum Dalam Ekonomi

Dosen Pengampu: Ali Jamaludin, M.Si

Oleh:

Ririn Siti Fatimah (030121006)

Kelas Reguler Pagi 01

Semester 2

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI DR. KHEZ MUTTAQIEN

PURWAKARTA

2022
1. Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis adalah segala sesuatu tentang pedoman norma bagi sebuah perusahaan
dalam mengambil keputusan. Dengan terjaganya hubungan baik antara perusahaan dan
stakeholder melalui implementasi prinsip etika, potensi usaha untuk berkembang juga
semakin terjamin.

2. Teori Etika Bisnis

Secara umum, teori ini memang berbicara tentang bagaimana perilaku berbisnis yang
baik dan sesuai dengan norma. Namun, ada empat teori besar yang juga dipelajari dalam
konsep tersebut. Baca selengkapnya tentang penjelasan empat teori etika dalam bisnis berikut
ini.

1. Teori keutamaan

Teori pertama adalah tentang keutamaan memandang bagaimana seseorang bersikap.


Perilaku atau sikap baik seseorang akan menciptakan watak dan karakter yang baik secara
moral juga.

2. Teori hak

Seperti pembahasan etika pada umumnya, teori hak berbicara mengenai sesuatu yang
pantas dan harus didapatkan oleh seorang individu. Sehingga jika dilihat dari segi bisnis,
segala keputusan yang diambil perusahaan tidak boleh melanggar hak seseorang.

3. Teori deontologi

Teori deontologi dalam etika bisnis menekankan tentang kewajiban seseorang untuk
berperilaku sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Misalkan Anda bekerja dalam
sebuah perusahaan dan bertugas untuk menangani pemasaran produk, maka sesuai teori
deontologi dalam etika bisnis, Anda harus melakukan tugas tersebut dengan baik.

4. Teori teleologi

Kata teleologi berasal dari bahasa Yunani yaitu "Telos" yang berarti tujuan atau akhir.
Teori ini menganggap bisnis etis adalah yang berhasil menciptakan keseimbangan dengan
baik hingga pada tujuan terakhir. Sehingga dalam kata lain, teori ini mendasarkan konsep
kebaikan.

3. Prinsip Etika Bisnis


Selain empat teori besar tersebut, adapun prinsip etika yang harus dijalankan selama
penerapannya. Populix telah merangkum sejumlah prinsip utama dalam poin berikut ini.

1. Otonomi

Seperti yang kita tahu, kompetensi seorang pelaku bisnis dalam mengambil keputusan
haruslah baik. Prinsip otonomi memandang hal tersebut sebagai wewenang perusahaan
sepenuhnya. Sehingga, visi dan misi yang disusun membawa dampak baik pada
kesejahteraan karyawan dan stakeholder perusahaan.

2. Equilibrium

Berhubungan dengan otonomi pelaku bisnis, segala keputusan yang diambil juga harus
seimbang. Dalam kata lain, perusahaan tidak boleh berat sebelah dalam memutuskan sesuatu.
Misalnya memberi upah sesuai kontrak dan kontribusi kerja karyawan.

3. Free Will (Kehendak bebas)

Kehendak bebas yang dimaksud adalah kesempatan rata yang bisa didapat individu.
Seluruh pelaku bisnis memiliki porsi yang sama sesuai dengan potensi mereka, tidak boleh
ada batasan hanya demi kepentingan satu kelompok saja.

4. Responsibility

Sebelumnya, pada teori deontologi dalam etika berbisnis juga membahas tentang
responsibilitas pelaku usaha. Jadi di samping menerima kehendak bebas, segala perilaku atau
tindakan yang diambil harus bisa dipertanggungjawabkan.

5. Honesty

Dalam ranah bisnis, adanya transparansi kejujuran juga harus diterapkan dalam
berperilaku. Contohnya adalah ketika melakukan transaksi jual beli produk, maka prosedur
yang dilakukan harus sesuai dengan regulasi yang berlaku di perusahaan. Tidak hanya itu,
contoh lainnya adalah pelaporan keuangan yang juga harus didasari transparansi.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Etika Bisnis

Melihat banyaknya pelanggaran etika yang terjadi antara perusahaan dan stakeholder
memunculkan asumsi bahwa ada hal-hal yang mempengaruhi etika bisnis, berikut ini
beberapa di antaranya:

1. Pressure yang didapat karena persaingan competitor


2. Kondisi ekonomi
3. Kesalahan operasional
4. Pengetahuan individu akan etika
5. Demand pasar yang tidak sesuai dengan kemampuan perusahaan
5. Faktor Pendorong Persaingan

Menurut Porter, persaingan sangat penting bagi keberhasilan atau kegagalan sebuah usaha
atau perdagangan. Menurut Porter, ada 4 faktor persaingan bisnisVyang dapat menentukan
kemampuan bersaing

1) Kekuatan tawar membeli

Mencakup faktor- faktor seperti pembeli, informasi pembeli. Daya tawar- menawar
pembeli mempengaruhi harga yang ditetapkan pedagang.

2) Kekuatan pemasok atau suppliyer

Biasanya sedikit jumlah pemasok, semakin penting produk yang dipasok, dan semakin
kuat posisi tawarnya. Demikian juga dengan kekuatan keempat yaitu kekuatan tawar
pembeli ,dimana kita bisa melihat bahwa semakin besar pembelian, semakin banyak pilihan
yang tersedia bagi pembeli dan pada umumnya akan membuat posisipembeli semakin kuat.

3) Ancaman produk pengganti

Mencakup faktor-faktor seperti biaya perpindahann dan loyalitas pembeli menentukan


kadar sejauh mana pelanggan-pelanggan cenderung untukBmembeli suatu produk pengganti.

4) Ancaman pendatang baru

Dimana kedatanganya kadangkala membuat pedagang yang bagus penjualanya dan


pemasaranya bisa jatuh. Jangan dianggap remeh pendatang baru, kadangkala pendatang baru
lebih innovatif dari pada pedagang lama. Dengan aturan main bisnis Islam, diharapkan
dengan menggunakan dan mematuhi etika bisnis Islam, suatu bisnis dan seorang muslim akan
maju dan berkembang pesat lantaran selalu mendapat berkah dari Allah SWT. Adapun etika
perdagangan Islam antara lain:

1. Jujur
Seorang pebisnis wajib berlaku jujur dalam melakukanusahanya. Jujur dalam penegertian
yang lebih luas yaitutidak berbohong, tidak menipu, tidak mengada-ngadafakta, tidak
berkhianat, serta tidak pernah ingkar janji.

2. Amanah (tanggung jawab)

Dalam menjalankan roda bisnisnya, setiap pebisnisharusbertanggung jawab atas usaha


yang telah dipilihnyatersebut. Tanggung jawab disini, artinya , mau dan mampu menjaga
amanah (kepercayaan) masyarakat yang memang secara otomatis terbebani di
pundaknya.Kewajiban dan tanggungjawab para pebisnis antara lain:menyediakan barang dan
atau jasa kebutuhan masyarakat dengan harga yang wajar, jumlah yang cukupBsertakegunaan
dan manfaat yang memadai.

3. Tidak menipu

Praktek bisnis dan dagang yang sangat mulia yangditerapkan oleh Rasulullah SAW
adalah tidak pernahmenipu. Upaya melakukan penipuan kerap menjadi strategi dan cara bagi
dunia bisnis untuk akhirat. Maksudnya adalah pedagang muslim jika menjalankan bisnis
dengan cita-cita keuntungan dunia yang pendek, seperti punya mobil, punya rumah, dan
punya perusahaan besar, ini cita-cita yang terlalu pendek. Kita naikan cita-cita setinggi-
tingginya yaitu ke akhirat yaitu pedagang muslim berbisnis bekerja keras karena ingin
menikah, karena ingin menafkai keluarga, ingin membantu keluarga yang tidak mampu, dan
menyantuni anak yatim. Sejarah mencatat, bahwa dengan berpedoman kepada etika
perdagangan Islam, pedagang Arab Islam tempo dulu mampu mengalami masa kejayaanya,
sehingga mereka dapat terkenal di hampir seluruh penjuru dunia. Rasulullah SAW
menjalankan usahanya semata-matademi mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, bukan
untuk menjadi jutawan. Ini dikarenakan beliau tidakpernah memperlihatkan kecintaan yang
sangat besar terhadap harta.

6. Hukum Persaingan Usaha

Aspek hukum persaingan usaha yang dimaksud ini terkait dengan aspek hukum material
dan formal.

7. Pengertian Tindak Pidana Ekonomi/Bisnis


Tindak pidana ekonomi/bisnis merupakan suatu perbuatan yang dilarang oleh suatu
aturan hukum larangan dengan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu,
bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut.

Faktor pendorong terjadinya suatu tindak pidana bukan hanya karena kelengahan suatu
peraturan perundang-undangan namun masyarakat umum yang berpotensi menjadi korban
juga sebagai pendorong terjadinya suatu tindak pidana. Maka perlu suatu peraturan
perundang- undangan yang mengatur dalam pencegahan dan penyelesaian tindak pidana
ekonomi yang dapat mengikuti perkembangan zaman khususnya di bidang
ekonomi.Perkembangan pemikiran dalam pembaharuan hukum pidana telah menerima
korporasi sebagai subjek hukum pidana.

1. Sifat-Sifat Tindak Pidana Ekonomi Yakni:


1) Praktik Jahat Kalangan perdagangan, penjelasan resmi undang-undang nomor
7/Drt/1955, antara lain memuat “dapat dipahami dengan pengetahuan bahwa kalangan
perdagangan berupaya secara maksimal untuk memperolehkeuntungan(laba) sebesar-
besarnya, kadang- kadang mereka lupa akan etika bahkan berupaya melanggar
peraturan. Tanpa memperdulkankepentingan umum. Hal yang demikian wajar jika
dikategorikan sebagai praktik yang jahat.
2) Mengancam/Merugikan aspek, kepentingan umum, Pejelasan umum undang-undang
nomor 7/Drt/1955 antara lain memuat: “mengancam dan merugikan kepentingan-
kepentingan yang sangat gecomplceerd (Rumit).
8. Sanksi (Ancaman Hukuman) Tindak Pidana Ekonomi
1. Hukuman Pokok

Hukuman pokok sama dengan hukuman pokok yang disebut dalam KUHP (ps. 10
KUHP) akan tetapi maksimum pokok itu adalah lebih berat. Bunyi hukuman pokok ini
terdapat dalam pasal 6 UU no 7/Drt/1955, hukuman pokok ini terus mengalami perubahan
sesuai dengan perkembangan zaman. perubahan ini antara lain adalah :

1) berdasarkan pasal 11, pasal 6 ayat i sub a kata-kata lima ratus ribu diubah menjadi
satu juta dan pada,
2) berdasarkan UU No 21/Prp/1959 yang memuat sanksi antara lain sebagai berikut:
denda 30 kali (30 juta), jika menimbulkan kekacuan ekonomi dalam masyarakat,
sanksi : hukuman mati atau 20 tahun penjara. Dalam hal ini penjelasan resmi UU No
21/Prp/1959, antara lain memuat: “menurut UU darurat nomor 7 tahun 1955 ada
kemungkinan untuk hakim memilih antara hukuman badan atau denda atau
menjatuhkan kedua-dua sanksi tersebut, menurut peraturan pemerintah pengganti UU
ini HAKIm harus menjatuhkan kedua-dua sanksi tersebut.
3) Hukuman Tambahan
Hukuman tambahan yang dimuat dalam pasal 7 UU 7/DRT/1955, yaitu:
Pencabutan hak- hak tersebut dalam pasal 35 Kitab Undang-undang Hukum Pidana
untuk waktu sekurang- kurangnya enam bulan dan selama-lamanya enam tahun lebih
lama dari hukuman kawalan atau dalam hal dijatuhkan hukuman denda sekurang-
kurangnya enam bulan dan selama-lamanya enam tahun.
9. Intervensi Neagra dan proteksi terhadap konsumen Pengertian Intervensi

Intervensi merupakan salah satu bentuk ikut campur dalam urusan negara lain yang
mempunyai sifat diktatorial. Fungsi dari intervensi yaitu salah satu cara untuk merampungkan
sengketa internasional

K. Macam-Macam Intervensi

Kalevi. J. Holstri, terdapat enam bentuk intervensi antara lain yakni:

1. Intervensi Diplomatik

Intervensi ini seringkali terjadi jika seorang diplomat memberikan komentar kepada atau
memihak dalam suatu krisis atau persoalan politik yang sedang melanda negara tempatnya
bertugas.

2. Intervensi Klasik

Bentuk intervensi ini bisa dalam bentuk kegiatan gelap atau misi rahasia. Contohnya
intervensi ini dapat melalui penyuapan atau penyogokan dengan pejabat negara sebagai
sasarannya.

1) Pameran kekuatan militer

Yang relatif murah dan mengandung resiko rendah, tetapi justru lebih efektif dibanding
pengiriman ekspedisi militer yang sesunguhnya.

2) Subversi atau Gerilya Bawah Tanah


Subversi merupakan gerakan politk dan militer yang diorganisasikan, ditunjang dan
diarahkan oleh suatu negara asing yang mempunyai tujuan sendiri dengan amat
menggunakan situasi dan elemen setempat di negara sasaran.

3) Gerilya

Gerilya adalah perpaduan antara subversi dengan sistem perang konvensional. Gerilya
tidak selalu merupakan hasil intervensi kekuatan asing tetapi cukup banyak kegiatan gerilya
yang merupakan manifestasi dari intervensi.

3. Intervensi Militer

Intervensi militer ini diwujudkan dalam bentuk pengiriman ekspedisi militer untuk
menunjang suatu pemerintahan yang sedang berkuasa atau membantu suatu kelompok
pemberontak.

Menurut J.G. Starke terdapat tiga macam bentuk intervensi yang tidak mengandung
karakter diplomatik, antara lain yakni:

1. Intervensi Intern (Internal Intervantion) Bentuk intervensi ini bisa diulas


melalui contoh Negara A yang mencampuri persengketaan antara pihak-pihak bertikai
di Negara B, dengan cara mendukung salah satu pihak baik dari pihak pemerintah,
yang sah dan juga pihak pemberontak.
2. Intervensi Ekstern (Eksternal Intervension)
Bentuk intervensi ini dijalankan dengan ikut campur tangan dalam hubungan
yang pada umumnya hubungan permusuhan. contoh intervensi ketika Italia
melibatkan diri pada perang dunia kedua yang berpihak kepada Jerman dan melawan
Inggris.
3. Intervensi Penghukuman (Punitive Intervention).
Bentuk dari intervensi penghukuman adalah suatu tindakan pembalasan
(repraisal) yang bukan perang, atas kerugian yang diderita oleh negara lain. Misalnya:
suatu blokade damai yang dilakukan terhadap negara yang dapat menimbulkan suatu
kerugian sebagai pembalasan atas suatu tindakannya merupakan pelanggaran berat
traktat.

Anda mungkin juga menyukai