Anda di halaman 1dari 5

MATERI SOAL UJIAN TENGAH SMESTER TA.

2022/2023
PROGRAM : Strata Satu Manajemen
KELAS : MS 201
MATA KULIAH : Hukum dan Etika Bisnis
WAKTU :
DOSEN : Dr.H. Basri Rakhman,S.Sos,M.Si
MAHASISWI: Yunelsi Merin Inggarsi
A.Tuliskan jawaban saudara atas pernyataan/Pertanyaan di
bawah ini.
1.Jelaskan pengertian dan manfaat pengetahuan tentang
Hukum dan Etika Bisnis.?
2. Apa yang dimaksud dengan etika profesi.?
3. Mengapa Bisnis perlu beretika, berikan pendapat saudara.?
4. Berikan contoh masalah yang sering terjadi dalam berbisnis,
misalnya bidang periklanan ditinjau dari perspektif etika dan
hukum bisnis.?
5. Menurut Dalimunthe dalam Kharis, pada kegiatan berbisnis
telah menganjurkan beberapa hal untuk dilakukan para
pelaku bisnis. Dalam hal ini, coba saudara berikan contoh
paling kurang 2(dua) macam anjuran tersebut.?
6. Kejahatan Bisnis terdiri dari 2 (dua) macam, jelaskan.?
Selamat Bekerja, Semoga Sukses Selalu
Hasil tidak akan pernah menghianati Usaha.
JAWABAN
1. Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan cara
membuat keputusan bisnis
Contohnya: Berdiri Saat Berkenalan Selain menunjukkan kesopanan,
berdiri saat memperkenalkan diri juga mempertegas kehadiran Anda.
Namun, jika kondisinya tidak memungkinkan untuk berdiri, Anda dapat
sedikit membungkuk. Dengan begitu, rekan bisnis akan melihat bahwa
Anda adalah orang memiliki nilai positif dan memiliki citra baik.
2. Pengertian etika profesi adalah sebuah sikap hidup yang bertujuan untuk
memberikan pelayanan kepada seseorang yang sifatnya
profesional. Etika ini berhubungan dengan masyarakat atau konsumen
secara langsung
3. Etika bisnis bertujuan untuk memberikan dorongan bagi kesadaran
moral dan memberikan batasan bagi para pengusaha atau
pebisnis untuk dapat menjalankan bisnis secara jujur dan adil serta
menjauhi bisnis penipuan yang merugikan banyak orang atau pihak yang
memiliki keterikatan
4. Kebijakan explore Lobster
a) Korelasi Kasus dengan Etika
Dalam Teori Etika Administrasi terdapat 3 cabang yaitu Etika Normatif,
Etika Deskriptif dan Metaetika membahas mengenai sebuah kejadian atau
perbuatan dipandang sebagai sesuatu yang perlu diuji nilai etikanya
dalam sebuah sistem administrasi. Etika Normatif adalah penilaian
mengenai benar salahnya sebuah tindakan yang dikeluarkan dalam
lingkup administrasi. Kebijakan seperti Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan yang memberi kesempatan tentang ekspor benur sudah
dikeluarkan dan menurut Edhy Prabowo hal ini adalah langkah yang baik
bagi perekonomian negara serta hubungan luar negeri Indonesia dengan
negara lain. Namun, dalam persoalan korupsi tidak ada pembelaan
mengenai benar dan salahnya suatu tindakan, dapat dilihat bahwa dalam
kenyataannya hasil dari korupsi yang didapat oleh tersangka benar-benar
hanya digunakan untuk kepentingan pribadi (Contractarianism) dan tidak
ada yang dapat mendukung itu menjadi sesuatu yang dapat dibela.
Kemudian diperkuat dengan adanya hukum yang mengatur mengenai
korupsi dan pengalaman negara dalam menghadapi permasalahan korupsi
yang menjadi permasalahan besar negara ini. Menurut teori etika
deskriptif yang berfokus mengenai penggambaran empiris atau sistem
moral seseorang, tindakan yang dilakukan oleh Menteri Kelautan dan
Perikanan dapat digolongkan sebagai tindakan yang menyalahi nilai
moral karena tindakan korupsi itu sendiri merupakan tindakan yang tidak
bermoral serta tidak sesuai dengan kontrak sosial yang dianut oleh
masyarakat.
Dalam kajian teologis, tindakan korupsi yang dilakukan oleh Menteri
Edhy Prabowo cenderung berlandaskan Egoisme dan Hedonisme.
Egoisme berarti tindakan yang dilakukan adalah tindakan terbaik yang
memaksimalkan kebaikan bagi diri sendiri, yang dalam hal ini adalah
kepuasan untuk memiliki kekayaan atau kepentingan pribadi lain. Serta
dekat dengan kajian Hedonisme yang mengarah pada cara
memaksimalkan kepuasan yang dalam hal ini korupsi dapat dipandang
menjadi sebuah cara untuk mendapatkan kepuasan atau menambah
kepuasan. Serta cenderung menjauhi Utilitarianisme yang berarti sebuah
tindakan yang dilakukan memberikan kebaikan bagi mayoritas atau
sebanyak-banyaknya pihak.
Ketidaksesuaian dengan Etika Ekonomi Jika dilihat dari sudut pandang
etika, dapat dikatakan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara kebijakan
ekspor benih lobster dan kasus suap yang terjadi dengan etika ekonomi
yang ada. Etika ekonomi merupakan suatu perilaku yang memiliki norma
-norma dalam ekonomi baik secara pribadi, institusi, dan juga dalam
pengambilan keputusan di bidang ekonomi, agar dapat terwujud ekonomi
yang jujur. Dengan adanya etika ekonomi nantinya akan tercipta
persaingan yang sehat serta dapat mendorong terbentuknya kerjasama
untuk membangun perekonomian yang lebih maju. Berdasarkan prinsip
etika ekonomi, kebijakan ekspor benih lobster dan kasus suap yang
dilakukan Edhy Prabowo dapat dikatakan tidak sesuai dengan beberapa
prinsip - prinsip yang ada. Pertama, perilaku Edhy Prabowo yang
menerima suap dari pihak perusahaan eksportir untuk melegalkan ekspor
benih lobster di Indonesia jelas telah menyimpang dari prinsip kejujuran.
Fakta penyimpangannya juga didukung dengan pernyataan Edhy
mengenai alasan ditetapkannya kebijakan ekspor benih lobster ini, yaitu
demi kesejahteraan nelayan. Sedangkan, pada kenyataannya ada unsur
lain dibalik ditetapkannya kebijakan ekspor benih lobster ini, yaitu untuk
memenuhi kepentingan segelintir pihak dan bukan sepenuhnya untuk
kesejahteraan nelayan. Kedua, dalam prinsip otonomi, seharusnya
kebijakan yang ditetapkan adalah kebijakan yang terbaik bagi berbagai
pihak atau masyarakat, bukan hanya segelintir pihak saja, selain itu yang
menetapkan seharusnya sudah benar - benar paham atas dampak yang
akan terjadi atas kebijakan yang ditetapkan. Sedangkan, tindakan Edhy
Prabowo dalam hal ini dipengaruhi oleh kepentingan beberapa pihak
yang pada akhirnya diketahui telah memberi suap. Maka dapat dikatakan
dalam menetapkan kebijakan ekspor benih lobster ini, Edhy telah
menyimpang dari prinsip otonomi, karena beliau telah menggunakan
kekuasaan dan kebebasannya dalam mengambil keputusan dengan tidak
bijak, dan tidak didasari kepentingan masyarakat secara umum. Ketiga,
adalah prinsip saling menguntungkan, dalam menetapkan suatu keputusan
di bidang ekonomi, sudah seharusnya dapat mendorong pertumbuhan
perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya. Namun, dengan
ditetapkannya kebijakan ekspor benih lobster ini hanya akan merugikan
industri lobster Indonesia dan para nelayan. Pada kenyataannya, jika
benih lobster dibudidayakan terlebih dahulu lalu diekspor dalam ukuran
yang lebih besar, maka lobster tersebut akan memiliki nilai ekonomi yang
lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai ekonomi benih lobster. Jika
benih lobster secara terus menerus diekspor tanpa adanya budidaya, maka
lama kelamaan industri lobster di Indonesia akan terganggu dan bisa saja
lenyap.

5. Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk


memperhatikan hal sebagai berikut :
1.Pengendalian Diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka
masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam
bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan
keuntungan dengan jalan main curang atau memakan pihak lain dengan
menggunakan keuntungan tersebut. Walau keuntungan yang diperoleh
merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus
memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang
“etik”
2. Menciptakan Persaingan yang Sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi
dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan
sebaliknya harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan
golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya
perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap
perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu
ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
6. Kejahatan bisnis juga merupakan kejahatan terorganisasi (organized
crimes). Kejahatan bisnis dalam melakukan kejahatan menggunakan
instrumen atau peralatan canggih seperti komputer, satelit dan lain-lain
sehingga dapat terjadi setiap saat, kapan saja dan dimana saja.

Anda mungkin juga menyukai