Anda di halaman 1dari 4

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaaatuh,

Sahabat, Kita sering menganggap diri kita penting di dunia ini. Padahal
belasssss gak penting. 
Kita juga sering memperdebatkan hal-hal yang tidak penting menjadi
penting karena diperdebatkan. Soal syiah wahabi sunni misalnya, yang
sama-sama pake dalil quran dan hadits, sesekali pake logika, dan seringkali
pisuh-pisuhan (kafir-mangafirkan). Rasanya, mereka nganggap bahwa
tanpa mereka yg debat kusir, keislaman orang dan bahkan keberagamaan
seseorang jadi kurang benar, bahkan tidak benar.
Dakwah? Amar ma'ruf nahi munkar?. Okelah, baik saya juga setuju, tapi ya
wajadilhum billati hiya ahsan, to. Gaperlu gontok-gontokan, bahkan di
sosmed, rasanya kok wagu sekali debat kusir saling menghujat apalagi
parameternya sama, sama-sama pake al-quran dan juga hadis. 
Kita lupa bahwa sebenarnya yg pertama kali harus dibenahi adalah yg ada
di dalam diri kita, bukan yg di luar diri kita. Islam dulu tanpa adanya kita
tetep baik-baik saja, stabil dan mengalir sampai hari ini, kita lahir sebagai
generasi ke sekian malah sok paling benar dan menyalahkan yg berbeda dg
kita. Bahkan setelah kematian kita, islam akan tetap baik-baik saja, atau
bahkan jika semua orang di dunia ini murtad dari islam pun, Allah tetap
jadi Tuhan, gak bakalan lengser.
Kalau sukanya masih saling ejek mengejek dan saling menyalahkan, itu
namanya nyamar ma'ruf nyambi munkar. 
Okey gaes, Ngomong nyamar makruf nyambi munkar kok sepertinya
menarik. okey deh yuk kita bahas.
Ingin tahu seperti apa ulasan lengkapnya?
Silahkan tonton video ini sampai habis untuk mendapatkan motivasi,
inspirasi dan juga edukasi untuk peningkatan mutu diri menjadi lebih baik.

Belakangan ini banyak kita jumpai orang yang mendakwakan dirinya, juga
melakukan penyerobotan terhadap kemuliaan agama dengan mengaku
telah sampai pada saripati dan hakikat kehidupan. Ciyeeee padahal hakikat
itu sendiri tak pernak lekat padanya, bahkan tidak pernah mengenalnya,
duuuh dusta rupanya. Hehehe
Jadi teringat sebuah syair yang menurut saya se sangat bagus ya gaes.
Wa kullun yadda’I waslan bi laila, wa laila la taqirru lahum bi dzaka
Kira-kira begini artinya
Tiap mereka mendakwa telah sampai pada laila
Padahal laila tidak kenal dengan dia

Perlu di ketahui juga ya sahabat, kalau perilaku semacam itu hanya akan
memperburuk citra agama,karena di sana-sini selalu menebar kata yang
menurut saya hanya memekakkan telinga. Merekalah yang disinyalir oleh
Nabi muhammad SAW dengan sabdanya:
Al mutasyabbingu bimaa lam yu’ta kaalabisi tsaubaazuurin
Yang artinya Orang yang pura-pura kenyang terhadap apa yang tidak
diberi, bagaikan penyandang dua pakaian dusta (HR al bikhori dalam
sahihnya nomor 4818).

bencana model ini benar-benar telah menimpa umat islam sehingga


menimbulkan keprihatinan yang amat dalam, di mana-mana mereka
merusak kesatuan dan persatuan umat Islam, menebar permusuhan antar
umat  sehingga seorang anak bisa bermusuhan dengan bapaknya. tapi
dengan entengnya Mereka  meneriakkan slogan demi reformasi, demi
menormalisir paham-paham Islam, tapi ujung-ujungnya yaaaa betulah
hanya pada pertentangan dan kontradiksi.
Mereka kumandangkan pula slogan kembali meretas perilaku ulama Selaf,
namun mempergunakan sikap yang tidak bersahabat, sehingga hikmah
dan maw'izhah hasanah mereka alihkan pada tindakan yang tidak layak
disandang seorang Muslim tersebab nurani mereka yang hampa akan
agama yang meneduhkan.
Di sisi lain, banyak pula yang mengaku-ngaku sebagai sufi, orang yang
berkompeten dengan tasawuf, padahal mereka terjauh dari hakikat
tasawuf. Akibatnya, mereka memperburuk eksistensi dan histori tasawuf,
mereka kotori kemuliaannya, sehingga para tokoh yang potensial dalam sisi
ini, mereka seret dalam lumpur kehinaan, ruh Islamiyah menjadi pudar
karenanya. Padahal mestinya kita tidak mengenal tasawuf yang bercampur
dengan khurafat dan kebatilan yang menjadikan gelapnya sisi ini. Kita pun
tidak mengenal bahwa tasawuf harus sesuai dengan logika dan rasio, atau
tasawuf yang dikotori dengan reinkarnasi, syirik atau wahdatul wujud dan
hulul.

Kita pun berpegang teguh bahwa setiap pandangan hidup yang tidak sesuai
dengan ajaran Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan tanpa bisa dimasuki
takwil, itu merupakan kedustaan yang hanya akan laku di pasaran orang-
orang dhaif. Sebenarnya kita telah menyadari bahwa ajaran tasawuf itu
merupakan bimbingan dan terapi yang selalu dihiasi dengan ilmu
pengetahuan yang selalu sejalan dengan alam pikiran. Kita telah mengerti
pula, dari tasawuf itulah berkembang beberapa cabang akhlakull-karimah
yang mengangkat konsepsi berpikir secara Islami. Di dalamnya penuh
attensi yang mengarah pada penyempurnaan adab dan taat, sehingga
seluruh aspek kehidupan kita selalu dihiasi dengan kesempurnaan. Dari
situ akan tumbuh jiwa yang bersih, sehingga dakwah Islam dihiasi dengan
kejujuran, amanah, benar, mudah mengalah, dinamis, mulia, menolong
yang dhaif, melapang-kan yang gelisah, saling memberi nasihat demi
tegaknya kebenaran dan kesabaran, saling menolong dalam perihal yang
makruf dan takwa, berlomba-lomba dalam kebajikan demi terciptanya
kehidupan yang bahagia dan penuh tanggung jawab.

Inilah akhlak-akhlak yang pernah mendominasi kehidupan di kurun


pertama Hijriyah. Ini pula yang telah mencetak mereka menjadi pribadi-
pribadi yang disegani. Mereka tampakkan jiwa Islam dengan penuh wibawa,
penuh kemuliaan, sehingga sejarah dihiasi dengan keperkasaan dan
keutamaan mereka. Pada akhirnya dari mereka tercipta alam Islami yang
meneduhkan.

Dengan demikian kita tahu bahwa Abad Kebangkitan Islam tidak akan
mungkin terwujud dengan tanpa membangun karakter yang bernuansa
iman, tidak akan tergalang dengan tanpa akhlak yang mengakar kuat
hingga seimbang dengan pribadi yang dimiliki mereka dalam abad-abad
pertama Hijriyah. Selain itu, hasrat yang kuat dengan disertai kreativitas
akan sebagai suku cadang yang vital sebagai motor penggerak laju umat
menuju kesuksesan cita-cita umat itu sendiri.

Sekarang kita tidak bisa mengingkari lagi, mengapa mereka di abad-abad


yang silam begitu cemerlang. Ini tiada lain karena iman mereka begitu
prima, sehingga dialah yang menarik rangkaian kereta kemasyhuran,
sanggup memancangkan tonggak sejarah Islam yang menjulang tinggi.
Iman mereka hidup, hidup dengan temperatur yang teramat tinggi,
sehingga memuai meraih setiap kerinduan dan kecintaan Ilahi. Iman
mereka terbukti menjadi suluh generasi yang hidup berikutnya, sehingga
jiwa mereka selalu mendongak ke atas, mengharap keridhaan sang
Pencipta, begitu dekatnya nurani mereka kepada-Nya, terasa selalu
bersama Allah, mereka seolah selalu melihat Allah dalam segala sudut
pandangnya. Inilah yang menyebabkan nuansa kehidupan mereka selalu
berhias nilai-nilai Ihsan. Mereka selalu memperhitungkan manfaat setiap
detik, setiap nafas untuk menciptakan nilai pahala di sisi-Nya.
Kiranya, itulah iman yang akan mampu mendorong kebang kitan dalam
meretas kehidupan, hidup yang selalu terisi dengan ruh, ruh yang amat
peka pada eksistensi Rabbani yang merambah dalam kauniyah. Ruh yang
menyadari akan bisikan jiwa, khianatnya mata serta apa pun yang
bersemayam dalam dada.
Semoga bermanfaat untuk kita semua.

Wallahu’alam bi al shawab.

Semoga Solawat kesejahteraan, salam kedamaian dan keberkahan selalu


tercurahkan kepada baginda rasulullah SAW, beserta keluarga, sahabat,
dan mereka yang mengikuti petunjuknya dan berdakwah di jalannya
sampai kiamat kelak. Segala puji bagi allah Tuhan semesta alam.

Okey mungkin ini hanya sebagian kecil dari ulasan kita kali ini, kalau kalian
masih penasaran saksikan terus video-video terbaru dari channel ini dengan
cara klik subscribe dan nyalakan loncengnya dan jangan lupa untuk share
ke media sosial kalian jika dinilai bermanfaat. Terimakasih dan saya akhiri.

Wassalamualaikum wr wb.

Anda mungkin juga menyukai