Senyawa Oksida
Contoh oksida basa adalah oksida logam : Na2O, K2O, CaO, Fe2O3, CuO, ZnO.
Jika senyawa oksida basa direaksikan dengan air akan dihasilkan basa:
Na2O + H2O --> 2NaOH
K2O + H2O --> 2KOH
CaO + H2O --> Ca(OH)2
Meskipun dari semua oksida basa ada hidroksidanya, namun yang dapat
bereaksi langsung dengan air hanyalah Na2O, K2O, CaO, SrO, dan BaO. Berikut
disajikan tabel oksida basa.
Catatan : basa merupakan suatu zat yang apabila dihitung pHnya bernilai >
1. Sistem Lama
Nama logam ditulis dengan nama latin, kemudian akhiran “um” diganti dengan
“o” jika valensinya rendah, dan diganti dengan akhiran “I” jika valensinya tinggi.
Logam yang hanya memiliki satu jenis valensi tidak perlu diberi akhiran
kemudian diikuti nama unsur oksigen (non logam lain) yang diberi akhiran “ida”.
Contoh:
o FeO dinamakan Fero Oksida
o Fe2O3 dinamakan Feri Oksida
o SnO dinamakan Stano Oksida
o SnO2 dinamakan Stani Oksida
o Na2O dinamakan Natrium Oksida
o CaO dinamakan Kalsium Oksida
Kelemahan penamaan sistem lama adalah tidak dapat digunakan untuk logam-
logam yang mempunyai lebih dari dua jenis valensi.
2. Sistem Stock
Sistem Stock banyak digunakan secara Internasional sebab sistem ini dapat
menutupi kelemahan yang ada pada penamaan sistem lama.
Aturan penamaan:
1. Nama logam ditulis dengan nama umum (nama dalam bahasa Indonesia),
diikuti dengan
2. Nomor valensi yang ditulis dengan angka Romawi di dalam kurung
kemudian diikuti
3. Nama unsur Oksigen (non logam) yang diberi akhiran “ida”.
4. Logam yang hanya memiliki satu jenis valensi tidak perlu dituliskan nomor
valensinya.
Contoh :
o Na2O dinamakan Natrium Oksida
o Fe2O3 dinamakan Besi (III) Oksida
o SnO dinamakan Timah (II) Oksida
o SnO2 dinamakan Timah (IV) Oksida
o Hg2O dinamakan Raksa (I) Oksida
o HgO dinamakan Raksa (II) Oksida
o K2O dinamakan Kalium Oksida
CO2 + H2O --> H2CO3
SO2 + H2O --> H2SO3
SO3 + H2O --> H2SO4
P2O3 + 3H2O --> H3PO3
P2O5 + H2O --> H3PO4
N2O3 + H2O --> HNO2
N2O5 + H2O --> HNO3
Berikut disajikan tabel oksida asam dan asamnya
Catatan : asam merupakan suatu zat dihitung pHnya bernilai < 7, pengertian
dan konsep selengkapnya silahkan dibaca di postingan Konsep Asam dan
Basa Menurut Para Ahli!
1.Sistem Lama
Aturan penamaan:
1. Nama unsur non logam disebutkan terlebih dahulu, diikuti
2. Nama unsur oksigen (unsur non logam lainnya) dan diberi akhiran “ida”.
3. Unsur non logam pertama jika jumlahnya hanya satu tidak usah diberi
awalan mono, tetapi jika jumlahnya lebih dari satu maka harus diberi awalan : 2
(di), 3 (tri), 4 (tetra), 5 (penta), 6 (heksa), 7 (hepta), 8 (okta), 9 (nona), 10 (deka),
dan seterusnya.
Unsur oksigen atau non logam kedua walaupun jumlahnya hanya satu harus
diberi awalan mono, begitu pula jika jumlahnya lebih dari satu harus diberi
awalan seperti unsur non logam pertama.
Contoh :
o CO2 dinamakan Karbon Dioksida
o SO2 dinamakan Sulfur Dioksida
o SO3 dinamakan Sulfur Trioksida
o P2O3 dinamakan Difosfor Trioksida
o P2O5 dinamakan Difosfor Pentaoksida
o N2O3 dinamakan Dinitrogen Trioksida
o N2O5 dinamakan Dinitrogen Pentaoksida
2. Sistem Stock
Aturan penamaan:
1. Nama unsur non logam disebutkan terlebih dahulu, diikuti dengan
2. Nomor valensi dengan angka Romawi di dalam kurung, kemudian diikuti
3. Nama oksigen (atau unsur non logam lainnya) yang diberi akhiran “ida”.
Contoh :
o N2O5 dinamakan Nitrogen (IV) Oksida
o CO2 dinamakan Karbon (IV) Oksida
o N2O3 dinamakan Nitrogen (III) Oksida
o SO2 dinamakan Belerang (IV) Oksida
o SO3 dinamakan Belerang (VI) Oksida
o P2O3 dinamakan Fosfor (III) Oksida
o P2O5 dinamakan Fosfor (V) Oksida
Daftar Pustaka