Anda di halaman 1dari 8

[Pengalaman Seleksi Beasiswa LPDP] Menulis

‘Statement of Purpose’
salim-darmadi.com/2018/06/05/pengalaman-seleksi-beasiswa-lpdp-menulis-statement-of-purpose

June 5, 2018

Seperti yang sempat saya singgung di artikel sebelumnya,


tulisan esai yang harus disiapkan oleh pelamar beasiswa LPDP
tahun 2018 adalah berupa Statement of Purpose. Dalam
persyaratan beasiswa reguler LPDP di laman ini, disebutkan
bahwa Statement of Purpose tersebut paling banyak 1.000
kata dan menjelaskan rencana kontribusi yang telah, sedang,
dan akan dilakukan untuk masyarakat, lembaga, instansi,
profesi, atau komunitas.

Persyaratan ini berbeda dengan yang ada di seleksi tahun 2017 maupun tahun-tahun
sebelumnya, di mana pelamar diminta menyiapkan dua esai maksimal 700 kata, yang
masing-masing bertemakan “Kontribusiku untuk Indonesia” dan “Sukses Terbesar
dalam Hidupku.” Dengan demikian, Statement of Purpose yang merupakan persyaratan
untuk pelamar tahun 2018 kurang lebih sama seperti esai “Kontribusiku untuk
Indonesia” untuk pelamar tahun-tahun sebelumnya.

Di bawah ini adalah saran yang bisa saya berikan untuk pelamar beasiswa LPDP tahun
2018 dalam menulis Statement of Purpose ini, serta esai saya ketika mengikuti seleksi
beasiswa LPDP tahun 2017 lalu. Namun, perlu diperhatikan bahwa kita tidak tahu persis
kriteria penilaian oleh assessor. Jadi sangat besar kemungkinannya tips-tips yang saya
berikan akan berbeda dengan yang diberikan oleh awardee LPDP lainnya.

1. Pilih item kontribusi yang telah, sedang, dan akan dilakukan

Boleh jadi kita memiliki sejumlah item kontribusi di masa lalu, masa sekarang, maupun
masa depan; misalnya terkait pekerjaan, minat/hobi, kegiatan berorganisasi, kegiatan
komunitas, maupun kesukarelawanan (volunteering). Menurut hemat saya, pilih satu

1/8
atau dua item agar penulisan lebih terfokus. Dalam kasus saya, saya memilih dua item
kontribusi terkait pekerjaan saya di institusi sektor publik serta minat saya dalam dunia
penelitian dan tulis-menulis.

Kemudian, akan lebih baik jika item kontribusi kita di masa lalu dan masa datang dibuat
nyambung atau paralel. Jadi di situ kita bisa memberikan penekanan bahwa studi
pascasarjana yang akan dibiayai oleh LPDP dapat membantu melejitkan kontribusi kita di
masa yang akan datang. Namun dalam kasus tertentu, tidak tertutup kemungkinan
bentuk kontribusi masa lalu dan masa depan tidak paralel, sehingga pelamar perlu
pandai-pandai menyambungkan keduanya.

2. Ceritakan kontribusi masa lalu dengan tetap membumi

Perhatikan baik-baik bahasa yang kita gunakan ketika menceritakan sepak terjang kita di
masa lalu. Tentu saja kita ingin “menjual diri” sebaik mungkin, namun kita tetap tidak
ingin terlihat pongah. Pelajari esai yang pernah diunggah para awardee di blog-blog
mereka, dan belajarlah bagaimana menuangkan pengalaman kita di masa lalu dan masa
sekarang dalam bentuk tulisan dengan cara sebaik mungkin.

Sekadar contoh, alih-alih kita menulis, “Saya adalah pegawai terbaik di kantor saya
karena kerja keras saya melaksanakan perintah atasan”, sepertinya akan jauh lebih
enak dibaca jika kita tuliskan “Karena dukungan yang sangat baik dari atasan dan
seluruh anggota tim, saya bersyukur pada tahun 2016 saya berhasil memperoleh
penghargaan sebagai pegawai terbaik”.

3. Uraikan kontribusi masa depan dengan visioner dan realistis

Setelah menguraikan kontribusi di masa lalu dan masa sekarang, saatnya kita menuliskan
kontribusi apa yang akan kita berikan di masa depan. Kita perlu menjelaskan rencana
masa depan kita ke depan secara visioner, namun tetap realistis dan nyambung dengan
sepak terjang yang telah kita lakukan selama ini.

Misalnya kita bisa menuliskan, “Ke depan, saya berencana untuk melanjutkan kiprah
saya di organisasi saya dengan kapasitas yang terus meningkat. Jika Tuhan
mengizinkan, saya berpeluang meraih kesempatan mobilitas vertikal dalam karier,
sehingga saya dapat mengambil langkah-langkah perbaikan secara lebih leluasa… bla-
bla-bla…”

4. Kaitkan bagaimana studi pascasarjana bisa mendukung kontribusi di


masa depan

Karena esai ini adalah Statement of Purpose, sebaiknya kita tidak lupa menjelaskan
bagaimana studi pascasarjana (yang akan dibiayai oleh LPDP) dapat mendukung kita
untuk berkontribusi semakin signifikan pada masa mendatang. Misalnya kita bekerja di
Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat dan
ingin mengambil Master of Development Studies di sebuah universitas di Australia,

2/8
peningkatan kapasitas apa yang kita harapkan dengan mengambil program studi
tersebut? Dan setelah pulang dari Australia, bagaimana kualifikasi Master dapat
mendukung kita untuk berbuat lebih baik dan lebih banyak lagi?

5. Tunjukkan keunggulan dan “kapitalisasikan” pengalaman kita

Di artikel sebelumnya, saya sempat menyampaikan bahwa tulisan Statement of Purpose


ini dapat kita manfaatkan untuk menunjukkan keunggulan kita, tentu dengan proporsi
yang tepat. Intinya, mari “jual diri” kita sebaik-baiknya dalam Statement of Purpose ini.
Bahwa apa yang kita lakukan dulu, kini, dan esok akan bermanfaat bagi pembangunan
negeri ini; dan bahwa kita adalah salah satu kandidat terbaik yang layak menerima
beasiswa LPDP.

Saya juga menyarankan agar pelamar beasiswa LPDP pintar-pintar “meng-kapitalisasi”


pengalaman masing-masing. Misalnya kita hendak menyoroti kontribusi di tempat kerja.
Boleh jadi kita adalah pegawai muda dengan jenis pekerjaan yang teknis banget, namun
kita bisa mengemasnya sedemikian rupa sehingga pekerjaan tersebut tampak strategis.
Jadi alih-alih ditulis, “Pekerjaan saya terutama adalah mengonsep memo
pertanggungjawaban keuangan di kantor”, saya yakin akan lebih mengena jika kita
tuliskan “Bersama dua rekan sejawat di tim, saya bahu-membahu terlibat aktif dalam
melaksanakan pertanggungjawaban keuangan kantor, dan memastikan prinsip
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan telah terpenuhi”.

***

Berikut ini adalah esai “Kontribusiku untuk Indonesia” yang saya tulis untuk melamar
Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) LPDP tahun 2017. Saya tidak mengatakan bahwa
ini adalah contoh esai yang ideal. Tentu ada banyak ruang untuk perbaikan sana-sini,
terlebih subjektivitas si penulis maupun si assessor juga turut bermain di sini. Namun
setidaknya, esai ini dapat menjadi sekadar referensi untuk teman-teman scholarship
hunter.

KONTRIBUSIKU UNTUK INDONESIA

(Salim Darmadi)

“Selain sebagai sumber penghasilan, profesi kita di birokrasi seyogyanya menjadi


sarana untuk mengembangkan kompetensi, serta mendukung dan menyebarkan nilai-
nilai kebaikan. Insyaallah itu akan menjadi kontribusi berharga untuk bangsa dan
negara”, demikian nasihat seorang senior ketika saya hendak menyelesaikan
pendidikan saya di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), belasan tahun lalu.

Nasihat itu mengiringi langkah saya dalam memasuki dunia birokrasi. Saya bertekad
bahwa profesi yang saya jalani di lembaga sektor publik harus dapat saya jadikan
sebagai sarana berkontribusi. Saya ingin memberikan sumbangsih terbaik terhadap
institusi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sehingga dapat memberikan
kemaslahatan sebesar-besarnya bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

3/8
Saya pun menjalani tahun-tahun awal karier saya di Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Saya bersyukur karena saya memiliki
kesempatan yang cukup luas untuk meningkatkan kapasitas serta aktif memberikan
gagasan baru untuk penyelesaian tugas-tugas yang diberikan. Saya juga
berkesempatan melanjutkan pendidikan pascasarjana di Negeri Kanguru, dan
kemudian meraih peluang kenaikan jenjang karier.

Berkontribusi di Lembaga Baru

Perjalanan karier saya diwarnai perkembangan institusional yang dinamis. Setelah


Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan ditetapkan,
Bapepam-LK pun bubar untuk kemudian melebur dalam lembaga baru Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) yang menjadi pengatur dan pengawas sektor jasa keuangan nasional.

Ketika bergabung dengan OJK, saya ditugaskan sebagai Analis pada Direktorat
Stabilitas Sistem Keuangan. Ditugaskan di sebuah unit yang sama sekali baru, dengan
sumber daya yang terbatas dan tuntutan yang tinggi, merupakan pengalaman yang
sangat berharga bagi saya. Dengan kondisi seperti itu, saya leluasa mengusulkan
berbagai inisiatif dan gagasan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Saya
bersyukur dapat mengalami sendiri bagaimana unit kami berkembang dan semakin
mapan.

Salah satu tujuan dibentuknya OJK adalah memastikan agar sektor jasa keuangan
nasional terjaga stabilitasnya, sehingga dapat berperan optimal dalam mendukung
kelangsungan pembangunan nasional serta mencapai pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dan berkesinambungan. Merupakan kehormatan bagi saya untuk aktif
berpartisipasi mendukung pencapaian tugas institusi ini. Dalam empat setengah tahun
terakhir, saya melaksanakan tugas-tugas terkait stabilitas sistem keuangan dan
kebijakan strategis sektor keuangan. Bersama rekan-rekan satu tim, saya
melaksanakan surveillance kondisi sektor jasa keuangan, berkoordinasi dalam
kerangka Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), mempersiapkan protokol
manajemen krisis, menyusun Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2015-2019,
dan menyusun intervention points untuk pemimpin OJK terkait kebijakan strategis
sektor keuangan.

Besar harapan saya, pelaksanaan tugas-tugas tersebut dapat menjadi bentuk


kontribusi saya bagi pembangunan negeri ini. Terlebih ketika saya menyadari bahwa
Indonesia dihadapkan pada kebutuhan pendanaan yang besar untuk melaksanakan
pembangunan, dan sektor jasa keuangan diharapkan dapat memberikan dukungan
yang optimal. Untuk itu, sektor jasa keuangan mutlak dijaga kestabilannya.

Ke depan, saya berencana untuk melanjutkan kiprah saya di OJK, dengan kapasitas
yang terus meningkat. Upaya-upaya saya mengembangkan kompetensi, misalnya
melalui berbagai pelatihan dan mencari beasiswa pendidikan doktoral, merupakan
ikhtiar saya untuk dapat merealisasikan rencana tersebut.

Minat dan Hobi sebagai Sarana Berkontribusi

4/8
Saya juga mendapati bahwa minat saya dalam dunia penelitian dan tulis-menulis
dapat menjadi kontribusi saya bagi negeri ini. Ketika menempuh studi di Australia dan
memperoleh akses yang luas terhadap khazanah ilmiah, saya menemukan bahwa
karya para ilmuwan Indonesia di jurnal-jurnal ilmiah internasional masih tertinggal
dibandingkan beberapa negara tetangga di ASEAN, termasuk dalam disiplin ilmu
akuntansi dan manajemen keuangan yang saya tekuni.

Saya kemudian tergerak untuk melakukan penelitian dan mempublikasikannya di


jurnal-jurnal internasional. Saya bersyukur, hingga saat ini sebanyak 9 makalah saya
telah diterbitkan di beberapa jurnal ilmiah dan semakin banyak dikutip. Pengalaman
publikasi ilmiah ini kemudian membuat saya meraih sejumlah capaian berharga, yaitu
diundang sebagai reviewer di beberapa jurnal internasional serta memperoleh
Outstanding Paper Award dari Emerald Literati Network dan jurnal Asian Review of
Accounting.

Saya juga termotivasi untuk menginspirasi orang lain melalui media tulisan dan buku,
yang turut memberikan sumbangsih juga terhadap dunia literasi di Tanah Air.
Alhamdulillah, saya telah menelurkan buku pertama saya, “Serpihan Inspirasi: Hikmah
dari Negeri Seberang” (Elex Media Komputindo, 2016). Buku tersebut merupakan
kumpulan esai inspiratif yang mengisahkan berbagai pengalaman saya saat menuntut
ilmu di Australia. Respons dan kesan-kesan positif yang disampaikan oleh para
pembaca buku tersebut sungguh membahagiakan.

Ke depan, saya juga ingin berkontribusi bagi negeri ini melalui dunia penelitian dan
tulis-menulis. Saya ingin terus produktif menghasilkan karya ilmiah di jurnal
internasional, menulis opini di media massa, maupun menerbitkan buku-buku
berikutnya, sehingga karya-karya tersebut dapat memperkaya khazanah keilmuan
Indonesia, dan dapat menjadi sarana saya untuk menginspirasi sesama anak bangsa.

[Gambar diambil dari sini]

[…] Statement of Purpose (paling banyak 1.000 kata yang menjelaskan rencana
kontribusi yang telah, sedang, dan akan dilakukan untuk masyarakat, lembaga, instansi,
profesi, atau komunitas). Ini kurang lebih sama dengan esai berjudul “Kontribusiku
untuk Indonesia” di tahun-tahun sebelumnya. Adapun esai “Sukses Terbesar dalam
Hidupku” sudah tidak diminta tahun ini. Esai yang saya tulis ketika melamar beasiswa
LPDP, serta tips menulis Statement of Purpose, ada di tulisan ini. […]

[…] lulus seleksi administrasi (baca tulisan saya tentang seleksi administrasi di sini dan di
sini), maka langkah selanjutnya adalah bersiap-siap untuk mengikuti seleksi berbasis
komputer. Dalam […]

5/8
Halo pak makasih sharingnya. Berarti menulis statement of purposenya dalam bahasa y
pak? Saya jadi bingung begini

Halo, Vioni, terima kasih sudah mampir. Tahun 2017 lalu, karena tidak ada ketentuan
harus menulis esai dalam bahasa Inggris, saya memilih menulis dalam bahasa Indonesia.
Kalau Vioni gak yakin, langsung tanya aja ke CSO LPDP. Sukses untuk aplikasi LPDP-mu
ya…

Sasalam. Apakan statement of purpose ini ditulis dalam bahasa Indonesia? Atau bahasa
Inggris? Terima kasih.

Tahun 2017 lalu, karena tidak ada ketentuan harus menulis esai dalam bahasa Inggris,
saya memilih menulis dalam bahasa Indonesia. Kalau gak yakin, saran saya langsung
tanya aja ke CSO LPDP. Sukses untuk aplikasi LPDP-mu ya…

Salam pak, mengenai statement of purpose, bagaimana jika pengalamannya belum begitu
banyak dan bahkan saya belum memiliki pengalaman yang luar biasa untuk disajikan.
Apakah yang harus saya lakukan? Mohon sarannya. Terimakasih.

Mohon maaf baru respons, Kak. Jika memang demikian kondisimu saat ini, ada 2 cara
yang bisa saya sarankan. Pertama, mengkapitalisasi pengalaman yang sudah kamu dapat
di masa lalu. Misalnya kamu pernah tergabung di kepanitiaan atau organisasi, hal itu bisa
kamu tunjukkan dalam esai serta uraikan pengalaman berharga yang kamu dapat. Kedua,
tentu saja sekarang juga perbanyak pengalaman, misalnya dengan bergabung di
organisasi, berpartisipasi aktif di komunitas, membangun networking, dan sebagainya.
Sukses ya!

Assalamualaikum, Mohon maaf


Ni pak. Untuk statement of purpose. Bagaimana jika pengalaman saya tidak sebanyak itu,
atau bahkan tidak punya pengalaman yang amazing seperti pada umumnya.

6/8
Apakah bisa statement saya lolos.
Terimakasih.

Wa’alaikumussalaam wrwb. Lillah, saya yakin masing-masing kita punya aneka


pengalaman yang berbeda satu sama lain. Nah, dalam statement of purpose ini, kita perlu
meng-“kapitalisasi” pengalaman tersebut sehingga tampak “menjual”. Jadi saran saya,
meskipun dirimu merasa belum punya banyak pengalaman, tetap angkat pengalaman
yang kamu punya.

Sambil pada saat yang bersamaan, dirimu tetap perlu memperbanyak portofolio dan
pengalaman, agar bisa mengangkat competitive advantage-mu ketika mencoba merebut
peluang-peluang beasiswa berikutnya.

Sukses untuk perjuanganmu meraih beasiswa ya…

terimakasih untuk informasinya Pa,, sangat membantu dalam mempersiapkan naskah


serta pengetahuan untuk seleksi berikutnya.

Terima kasih kembali, Retto. Sukses selalu ya…

Terima kasih infonya Pak. Pak, saya mau nnya, walaupun kita mau ambil S2 di luar
negeri, apakah kita boleh menggunakan bhs Indonesia di tulisan essay kita Pak? Terima
kasih Pak.

Kak Siti, ketentuan sekarang bisa jadi berbeda ketika saya mendaftar beasiswa tahun
2017 (di mana tidak ada ketentuan mengenai bahasa yang digunakan untuk menulis esai).
Kalau tidak yakin, sebaiknya ditanyakan langsung ke CSO LPDP, Kak… Semangat dan
sukses ya!

[…] Apa kontribusi Anda setelah selesai studi S-3 nanti? Sebagai pelamar beasiswa S-3,
saya menekankan terlebih dahulu substansi penelitian saya, dan menguraikan bagaimana
hasil penelitian tersebut dapat bermanfaat untuk pengambilan kebijakan institusi saya,
dan pada gilirannya akan bermanfaat bagi pembangunan di Indonesia. Selain itu, studi S-
3 akan membekali saya sejumlah softskills (seperti kemampuan berpikir kritis,
manajemen waktu, kemampuan analisis, dsb) yang saya yakin akan sangat bermanfaat

7/8
ketika saya menempati posisi manajerial yang lebih tinggi di institusi saya pada masa
yang akan datang. Jawaban yang saya berikan tentu harus konsisten dengan apa yang
telah saya tuangkan dalam esai yang saya unggah ketika mendaftar. […]

Assalamu’alakum.. Mau tanya, apakah statement of purpose hrus menggunakan judul


baru atau boleh dengan judul of statement saja.? Terimakasih..

Wa’alaikumussalaam, Mas Hikmah. Dari pengalaman saya dan beberapa awardee, kami
tidak pakai judul baru Mas, cukup dengan “Statement of Purpose” saja. Tapi kalau ragu,
bisa ditanyakan ke call center LPDP. Sukses selalu ya…

terima kasih atas informasinya, website kami https://budiluhur.ac.id

8/8

Anda mungkin juga menyukai