Anda di halaman 1dari 14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Analisis

1. Pengertian Analisis

Menurut kamus besar bahasa Indonesia analisis yaitu terdapat

dalam beberapa pengertian diantaranya:

a. Kata analisis diartikan sebagai penyelidikan terhadap suatu

peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.

b. Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan

bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh

pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

c. Penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya.1

Sedangkan pengertian analisis menurut para ahli yaitu sebagai

berikut:

a. Harahap mengemukakan analisis adalah pemecahan atau

penguraian suatu unit menjadi beberapa unit terkecil.

b. Gorys Keraf mengemukakan analisis adalah suatu proses untuk

memecahkan sesuatu ke dalam bagian-bagian yang saling

berhubungan satu sama lain.2

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara mendetail seperti,


1
DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), h. 43
2
Anonim, Pengertian Analisis Menurut Para Ahli, Metode dan Jenis,
https://www.dosenpendidikan.co.id, diakses pada tanggal 11 Maret 2020, pukul 14.30 WIB

23
24

mengurai, membedakan, memilih sesuatu untuk dikelompokan

kembali menurut kriteria tertentu dan kemudian dicari kaitannya lalu

ditafsirkan maknanya.

2. Macam-macam Analisis

Ada beberapa jenis analisis yang dapat dipilih, metode yang

diambil oleh setiap analisis pun juga berbeda. Macam-macam analisis

yaitu sebagai berikut:3

a. Analisis Logika

Analisis logika ialah analisis yang mendasarkan pada suatu

prinsip tertentu serta juga berdasarkan pada logika dan juga

pembelahan yang jelas antara satu dengan yang lain.

b. Analisis Realis

Analisis realis merupakan analisis yang dalam melakukan

prosesnya akan menggunakan urutan benda yakni sebagai dasar

pemikiran. Urutan benda tersebut didasarkan pada kesatuan atau

juga sifat dasar dari benda itu sendiri.

3. Fungsi dan Tujuan Analisis

Analisis memiliki fungsi untuk dapat mengumpulkan data-data

yang terdapat pada suatu lingkungan tertentu. Analisis dapat

diterapkan pada berbagai jenis lingkungan dan juga keadaan. Analisis

akan lebih optimal dipergunakan dalam keadaan kritis serta juga untuk

3
Parta Ibeng, Pengertian Analisis, Jenis, Fungsi, Tujuan dan Contohnya,
https://pendidikan.co.id, diakses pada tanggal 18 Januari 2020, pukul 21.40 WIB
25

keadaan yang membutuhkan strategi. Disebabkan karena analisis bisa

mengetahui secara mendetail mengenai keadaan lingkungan saat ini.4

Analisis bertujuan untuk mengumpulkan data yang pada akhirnya

data-data tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan pelaku

analisis. Biasanya akan digunakan dalam menyelesaikan krisis atau

juga konflik, atau dapat saja hanya digunakan sebagai arsip. Pada

bidang pendidikan, analisis ini digunakan untuk melakukan sebuah

penelitian dalam berbagai subjek keilmuan.

B. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas ialah suatu indikator mengetahui kemampuan

perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban financial jangka

pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang

tersedia. Rasio likuiditas menjelaskan mengenai kesanggupan perusahaan

untuk melunasi utang jangka pendeknya. Tingkat likuiditas yang tinggi

menunjukkan kemampuan melunasi utang jangka pendek semakin tinggi

pula.5

Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa rasio

likuiditas adalah rasio yang mengukur kapabilitas perusahaan untuk

memenuhi semua kewajiban jangka pendek yang telah jatuh tempo.

Adapun yang termasuk rasio likuiditas yaitu sebagai berikut:

4
Ibid.,
5
Harmono, Manajemen Keuangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 106
26

1. Current Ratio (Rasio Lancar)

Current Ratio menunjukan tingkat keamanan (margin of safety)

kreditur jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar

hutang-hutangnya. Rasio ini merupakan perbandingan antara jumlah

aset lancar dengan hutang lancar. Standar umum (rule of tumb) jumlah

current ratio adalah sebesar 200%, maksudnya setiap Rp.1,00 hutang

jangka pendek dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp.2,00.

Namun, current ratio 200% kadang-kadang dipertimbangkan

sebagai current ratio yang memuaskan bagi perusahaan industri atau

perusahaan komersial, sedang bagi perusahaan penghasil jasa seperti

perusahaan listrik dan hotel angka 100% dikatakan sudah mencukupi.6

Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI Nomor

06/Per/M.KUKM/V/2006 formulanya dirumuskan:

Current Ratio = Aktiva Lancar x 100%


Kewajiban Lancar

Suatu perusahaan dengan current ratio yang besar belum tentu

menjamin akan dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh

tempo karena proporsi atau distribusi dari aset lancar yang tidak

menguntungkan.7

2. Quick Ratio (Rasio Cepat)

Rasio cepat adalah rasio yang menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban jangka pendek

6
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), h. 123
7
Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2014), edisi ke-4,
h. 72
27

dengan aset lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Rasio

cepat dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:8

Rasio Cepat = Aktiva Lancar – Persediaan x 100%


Kewajiban Lancar

3. Cash Ratio (Rasio Kas)

Rasio kas adalah alat yang digunakan untuk mengukur seberapa

besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan

uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara

dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank. Dapat

dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi

perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya. Rumus

untuk mencari rasio kas atau cash ratio dapat dihitung sebagai

berikut:9

Cash Ratio = Kas + Bank x 100%


Kewajiban Lancar

C. Kinerja Keuangan

1. Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja ialah output atau tingkat keberhasilan seseorang secara

keseluruhan selama waktu tertentu dalam melaksanakan tugas

dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil

kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih

8
Ibid.,
9
Ibid.,
28

dahulu dan telah disepakati bersama.10 Sedangkan keuangan adalah

sesuatu yang berhubungan dengan uang.11

Sehingga kinerja keuangan merupakan pencapaian performa

perusahaan pada suatu periode yang merefleksikan kondisi kesehatan

keuangan perusahaan.

2. Tujuan Kinerja Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi dalam

Standar Akuntansi Keuangan adalah menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan

suatu perusahaan yang berguna bagi sejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi.12 Informasi tersebut berguna bagi

sebagian kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat

keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban

manajemen atas pengguna sumber daya yang dipercayakan kepada

mereka.

3. Manfaat Kinerja Keuangan

Adapun manfaat dari penilaian kinerja menurut keuangan yakni

diantaranya:

a. Untuk mengukur keberhasilan yang dicapai oleh suatu organisasi

dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat

keberhasilan pelaksanaan kegiatannya.

10
Muindro Renyowijoyo, Akuntansi Sektor Publik, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h.
87.
11
Muhammad Ali, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pustaka Amani, 2008), h. 589
12
Jhon Soeprihanto, Penilaian Kinerja Pengembangan Karyawan, (Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta, 2009), h. 58.
29

b. Selain dimanfaatkan untuk melihat kinerja organisasi secara

keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat dimanfaatkan

untuk melihat kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan

perusahaan secara keseluruhan.

c. Dapat dimanfaatkan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan

untuk masa yang akan datang.

d. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan

organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada

khususnya.

e. Sebagai dasar penentuan kebijakan penanaman modal agar dapat

meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.13

4. Penilaian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan ialah hasil dari banyak keputusan

individual yang dibuat secara kontinu oleh manajemen. Oleh karena itu

untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, perlu dilibatkan

analisa dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan dan

mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif.

Penilaian kinerja adalah sistem yang dimanfaatkan untuk menilai dan

mengetahui apakah seorang karyawan telah melaksanakan

pekerjaannya masing-masing secara keseluruhan.14

Penilaian kinerja juga sangat dibutuhkan oleh perusahaan yang

mengalami kesulitan, penilaian kinerja juga sangat berguna untuk


13
Kaswan, Pelatihan dan Pengembangan untuk Meningkatkan Kinerja SDM, (Jakarta:
Alfabeta, 2011), h. 22
14
Soeprihanto, Op.Cit., h. 59
30

restrukturasi pengimplementasian program pemulihan usaha, bagi

perusahaan yang sudah go public penilaian kinerja sangat penting jika

perusahaan akan menjual saham perusahaannya di bursa harus

melakukan penilaian untuk menentukan nilai wajar saham yang akan

ditawarkan kepada masyarakat. Pendekatan yang popouler untuk

menilai kondisi keuangan perusahaan adalah dengan mengevaluasi

data akuntansi berupa laporan keuangan, karena laporan keuangan

disusun berdasarkan standar penyusunan laporan keuangan dan

diaplikasikan secara meluas oleh berbagai perusahaan.15

Penilaian kinerja juga ditegaskan dalam QS. Al-Qashash ayat 26

sebagai berikut:

      


    
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku
ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena
sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya".

Berdasarkan ayat tersebut dapat kita tafsirkan bahwa kuat yang

dimaksud ialah kuat dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, terlebih

dahulu harus dilihat bidang apa yang akan ditugaskan kepada yang

dipilih. Selanjutnya kepercayaan yang dimaksud adalah integritas

pribadi yang menuntut adanya sifat amanah sehingga milik pemberi

amanat yang harus dipelihara dan bila diminta kembali harus

15
Ridwan Sundjaja, Manajemen Keuangan 2, (Jakarta : Literata Lintas Media, 2003), h. 8.
31

dipelihara dan bila diminta kembali harus dengan rela

mengembalikannya.

Ayat Al-Qur’an yang menegaskan kinerja dalam islam yaitu

juga terdapat pada QS. Al-Qashash ayat 77 sebagai berikut:

       


       
         
    
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.

Penafsiran dari ayat di atas adalah jadikanlah sebagian dari

kekayaan dan karunia yang Allah berikan kepadamu di jalan Allah dan

amalan untuk kehidupan akhirat. Janganlah kamu melupakan

kenikmatan sesuatu yang halal di dunia. Berbuat baiklah kepada

hamba-hamba Allah sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu

dengan mengaruniakan nikmat-Nya, serta janganlah kamu membuat

kerusakan di bumi dengan melampaui batas-batas Allah.

Sesungguhnya Allah tidak meridai orang-orang yang merusak dengan

perbuatan yang buruk.

Ayat di atas juga menegaskan bahwa Islam tidak hanya

mengajarkan aqidah saja, tetapi mengajarkan syariah sebagai tata cara

menjalani kehidupan sesuai dengan Al-Quran dan Hadits. Kerja adalah


32

bagian dari potensi yang disalurkan manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidup.

D. Koperasi Syariah

1. Pengertian Koperasi.,Syariah

Secara bahasa, koperasi bersumber dari bahasa Inggris yaitu

‘’co’’ dan ‘’operation’’. Co yang berarti bersama dan operation berarti

bekerja.16

Jadi secara bahasa koperasi adalah kerjasama, pada hal ini

koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang terdiri dari anggota-

anggota atau badan-badan yang bersifat terbuka serta sukarela untuk

mewujudkan kesejahteraan anggota secara kolektif.17

Definisi koperasi.,syariah sendiri adalah lembaga keuangan non

perbankan yang usahanya aktif dalam bidang investasi, pembiayaan,

serta simpanan dengan sistem bagi hasil secara syariah yang

merupakan bagian dari usaha koperasi tersebut.18

2. Nilai-nilai’’Koperasi9Konvensional dan8Koperasi6Syariah;;

Koperasi bersendikan dengan demokrasi, tanggung jawab pribadi,

menolong diri sendiri, persamaan, kesetiakawanan dan keadilan.

16
Abdul Bashith, Islam dan Manajemen Koperasi, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 42
17
Ibid.,
18
Burhanuddin, Koperasi syariah dan Pengaturannya di Indonesia, (Malang: UIN Maliki
Press, 2013), h. 131ytr
33

Menyelusuri budaya para pendirinya, para anggota koperasi

mempercayai nilai-nilai dari keterbukaan, kejujuran, tanggung jawab

sosial serta kepedulian antar sesama.19

Pada ruang lingkup ekonomi syariah, koperasi syariah terdapat

beberapa nilai yang menjadi dasar diantaranya adalah sebagai

berikut:20

a. Tauhid merupakan hal yang paling mendasar dalam kehidupan,

bahkan segala perilaku manusia baik dalam keimanan kepada

Allah SWT dengan seluruh sifat ketuhanan.

b. Adil memiliki makna tidak menganiaya dan tidak dianiaya. Makna

adil dilihat dari..sisi ekonomi dapat didefinisikan seperti suatu

perkara maupun kegiatan yang,,tidak hanya berorientasi pada

keuntungan pribadi setinggi-tingginya tanpa mempertimbangkan

nasib orang lain yang mengalami kerugian.

c. Nubuwwah atau nilai kenabian jika dilihat dalam bidang ekonomi,

telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad dengan Siti Khadijah r.a

mengenai kerjasama saling menguntungkan antar pihak. Terdapat

empat sifat yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW yang dapat

di contoh untuk pelaku ekonomi saat ini dan dijadikan tuntunan

perilaku ekonomi adalah siddiq yang berarti benar, amanah berarti

terpercaya, tabligh berarti menyeru atau mengajak, dan fathonah

yang berarti cerdas serta berwawasan luas.


19
Ibid., h. 80
20
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, (Yogyakarta: UII Press, 2004),
h. 78gbn
34

d. Khalifah atau kepemimpinan, kalau kita memahaminya dengan

makna pemerintah merupakan lembaga yang memiliki peran yang

penting yang mampu menunjang perekonomian. Peran pemerintah

dapat berupa memberikan jaminan pada pelaksanaan sistem

ekonomi Islam serta meneguhkan antisipasi pelanggaran terhadap

hak-hak manusia demi kesejahteraan bersama.

e. Ma’ad atau dapat diartikan dengan hasil akhir, dalam prinsip ini

menegaskan bahwa manusia hidup di dunia bukan semata-mata

untuk berfoya-foya atau bersenang-senang, ada pertanggung

jawaban kelak di akhirat atas perilaku dan atas segala yang

diperbuat manusia selama di dunia, termasuk ekonomi.21

3. Prinsip-prinsip Koperasi Konvensional dan Koperasi Syariah

Prinsip-prinsip merupakan pengoperasian nilai-nilai yang

menggambarkan identitas dari koperasi.22 Rumusan prinsip-prinsip

koperasi oleh ICA tahun 1995 antara lain:23

Prinsip 1: Keanggotaan yang bersifat sukarela dan terbuka

21
Ibid.,
22
Salim Al Idrus, Kinerja Manajer dan Bisnis Koperasi, (Malang: UIN Malang Press, 2008),
h. 64rfd
23
Ibid.,
35

Koperasi ialah badan yang bersifat sukarela, terbuka bagi seluruh

orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya dan bersiap menerima

tanggung jawab keanggotaan.

Prinsip 2: Pengawasan0secara demokratis9oleh8anggota

Koperasi merupakan organisasi yang bersifat demokratis yang

diawasi oleh para anggota secara aktif terlibat dalam menentukan

kebijakan dan membuat kebijakan.

Prinsip 3: Keikutsertaan ekonomi anggota

Kontribusi diberikan oleh para anggota secara adil dan

mengendalikan secara demokratis modal milik koperasi. Minimal

sebagian modal umumnya milik bersama koperasi.

Prinsip 4: Otonomi dan Kemandirian (autonomy and independent)

Koperasi adalah organisasi otonom, bila koperasi melakukan

perjanjian bersama pihak lain termasuk dengan pemerintah, ataupun

memupuk modal dari sumber luar berlandaskan persyaratan yang

mempertahankan otonomi mereka dan menjamin pengawasan

demokratis.

Prinsip 5: Pelatihan, penerangan, dan pendidikan

Koperasi melaksanakan pelatihan dan pendidikan bagi para

anggota, wakil-wakil anggota yang diseleksi serta karyawan dan para

manajer supaya melaksanakan tugas dengan lebih efektif untuk

pengembangan koperasi. Mereka memberikan sosialisasi kepada


36

masyarakat, terutama pada pemuda dan para pembentuk opini di

masyarakat tentang hakikat dan manfaaat koperasi.

Prinsip 6: Kerjasama..antar,,koperasi

Koperasi memperkuat gerakannya melalui kerjasama dari

struktur-struktur lokal, regional, nasional, dan internasional serta

melayani para anggota dengan efektif.

Prinsip 7: Afeksi terhadap masyarakat

Pengembangan masyarakat sekitar secara kontinu melalui

berbagai kebijakan yang disepakati oleh para anggota merupakan

tujuan yang dilakukan oleh koperasi.24

Adapun koperasi syariah sendiri memiliki prinsip-prinsip yang

sesuai dengan konsep syariah, diantaranya:25

a. Kekayaannmerupakan amanah bersumber dari Allah SWT dan

tidak bisa dimiliki sepenuhnya oleh siapapun secara absolut.

b. Setiap manusia berhak dan diberi kebebasan untuk bermu’amalah

selama hal tersebut sesuai dengan ketentuan syariah.

c. Tiap manusia berhak serta diberikan kebebasan untuk

bermu’amalah selama sesuai dengan ketentuan syariah.

d. Umat manusia adalah khalifah Allah serta pemakmur di bumi ini.

e. Menjunjung tinggi nilai keadilan, menolak seluruh yang berkaitan

dengan ribawi serta pemusatan sumber ekonomi pada segolongan

orang.
24
Ibid.,
25
Anonim, Koperasi Syariah, salims://www.dosenpendidikan.co.id, diakses pada tanggal 10
Maret 2020, pukul 14.35 WIB

Anda mungkin juga menyukai