Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kinerja Koperasi Syariah Barokah Curup berdasarkan Current

Ratio

Dalam menganalisis kinerja keuangan Koperasi Syariah Barokah Curup,

perlu dipaparkan deskriptif data penelitian untuk mengetahui perkembangan

aktiva lancar, kewajiban jangka pendek dan pendapatan Koperasi Syariah

Barokah Curup pada tahun 2014-2019.

Perkembangan aktiva lancar, persediaan, kewajiban jangka pendek dan

pendapatan Koperasi Syariah Barokah Curup pada tahun 2014-2019, dapat

dihitung dengan menggunakan rumus pertumbuhan tiap tahun sebagai

berikut:1

Gn = Final Value – Start Value x 100%


Start Value

Hasil perhitungan pertumbuhan disajikan pada tabel berikut:


Tabel 4.1
Perkembangan aktiva lancar dan persediaan Koperasi Syariah
Barokah Curup pada tahun 2014-2019
Aktiva Lancar Persediaan
Tahun Rp G (%) Rp G (%)
2014 Rp 1.001.271.093 - Rp 118.214.841 -
2015 Rp 1.061.612.466 0,06 Rp 100.577.141 -0,15
2016 Rp 452.755.429 -0,57 Rp 62.357.841 -0,38
2017 Rp 400.235.139 -0,12 Rp 90.127.841 0,45
2018 Rp 348.873.869 -0,13 Rp 130.852.941 0,45
2019 Rp 339.927.956 -0,03 Rp 200.664.000 0,53
Sumber: Laporan Keuangan Neraca Koperasi Syariah Barokah Curup

1
Michael R. Lewis, Menghitung Persentase Pertumbuhan Tahunan, https://id.wikihow.com,
diakses pada tanggal 12 Januari 2020, pukul 20.42 WIB

50
51

Pada tabel 4.1 dapat dilihat dari sisi aktiva lancar pada tahun 2014

sampai dengan tahun 2015 mengalami peningkatan, sedangkan dari tahun

2015 sampai dengan tahun 2019 mengalami penurunan yang signifikan.

Peningkatan aktiva lancar paling tinggi terjadi pada tahun 2015 yakni sebesar

0,06%. Pada tahun 2016 aktiva lancar mengalami penurunan sebesar -0,57%,

di tahun 2017 aktiva lancar juga mengalami penurunan sebesar -0,12%, di

tahun 2018 aktiva lancar mengalami penurunan sebesar -0,13% dan di tahun

2019 aktiva lancar mengalami penurunan sebesar -0,03%.

Penurunan persediaan terjadi pada tahun 2015 yakni sebesar -0,15%,

pada tahun 2016 persediaan juga mengalami penurunan sebesar -0,38%,

sedangkan pada tahun 2017 persediaan mengalami peningkatan yakni sebesar

0,45%, di tahun 2018 persediaan juga mengalami peningkatan sebesar 0,45%

dan di tahun 2019 persediaan mengalami peningkatan paling tinggi yakni

sebesar 0,53%.

Persediaan yang terlalu banyak ataupun sedikit akan memberikan

dampak pada pembengkakkan biaya persediaan tersebut. Persediaan yang

terlalu tinggi juga dapat menimbulkan masalah yang berhubungan dengan

pemeliharaan persediaan atau penyertaan.


52

Tabel 4.2
Perkembangan Kewajiban Jangka Pendek dan Pendapatan Koperasi
Syariah Barokah Curup pada tahun 2014-2019
Kewajiban Jangka Pendek Pendapatan
Tahun Rp G (%) Rp G (%)
2014 Rp 10.888.625 - Rp 150.649.796 -
2015 Rp 1.660.034 -0,85 Rp 122.303.225 -0,19
2016 Rp 893.982 -0,46 Rp 96.815.900 -0,21
2017 Rp 1.491.092 0,67 Rp 129.238.948 0,33
2018 Rp 3.759.147 1,52 Rp 41.479.555 -0,68
2019 Rp 5.306.200 0,41 Rp 53.752.800 0,30
Sumber: Laporan Keuangan Koperasi Syariah Barokah

Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kewajiban jangka pendek yang

terdapat pada laporan keuangan neraca Koperasi Syariah Barokah Curup

(Terlampir) pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 mengalami

penurunan, sedangkan kewajiban jangka pendek pada tahun 2017 sampai

dengan tahun 2019 mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 kewajiban

jangka pendek mengalami penurunan yakni sebesar -0,85%, di tahun 2016

kewajiban jangka pendek juga mengalami penurunan sebesar -0,46%,

sedangkan pada tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 0,67%, di tahun

2018 mengalami peningkatan sebesar 1,52%, dan di tahun 2019 mengalami

peningkatan sebesar 0,41%. Peningkatan kewajiban jangka pendek tertinggi

terjadi pada tahun 2018 yakni sebesar 1,52%. Kewajiban jangka pendek yang

meningkat akan mempengaruhi peningkatan hutang yang ada di Koperasi

Syariah Barokah Curup.

Pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 pendapatan yang disajikan

pada laporan keuangan laba rugi Koperasi Syariah Barokah Curup mengalami

penurunan. Pada tahun 2015 pendapatan Koperasi Syariah Barokah


53

mengalami penurunan yakni sebesar -0,19%, di tahun 2016 juga mengalami

penurunan sebesar -0,21%, sedangkan pada tahun 2017 pendapatan Koperasi

Syariah Barokah mengalami peningkatan yakni sebesar 0,33%, di tahun 2018

pendapatan Koperasi Syariah Barokah mengalami penurunan kembali sebesar

-0,68%, dan pada tahun 2019 pendapatan Koperasi Syariah Barokah

mengalami peningkatan sebesar 0,30%. Peningkatan pendapatan Koperasi

Syariah Barokah Curup tertinggi yakni terjadi pada tahun 2017 sebesar

0,33%.

Berdasarkan laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi

(Terlampir) pada Koperasi Syariah Barokah selama periode 2014-2019 yang

digunakan untuk mengukur kewajiban jangka pendek atas total aktiva lancar

yang dimiliki koperasi. Dalam mengukur kewajiban jangka pendek, maka

peneliti menggunakan rasio keuangan yaitu rasio likuiditas antara lain current

ratio. Current ratio (rasio lancar) merupakan rasio yang digunakan untuk

membandingkan antara aktiva yang dimiliki perusahaan dengan kewajiban

jangka pendek. Dengan kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia

untuk menutupi kewajiban koperasi yang segera jatuh tempo.

Current ratio = Aktiva Lancar x 100%


Kewajiban Lancar

Tabel 4.3
Standar Pengukuran Current Ratio
Standar Kriteria
200% - 250% Sehat
175% - <200% Cukup Sehat
150% - <175% Kurang Sehat
125% - <150% Tidak Sehat
<125% atau >250% Sangat Tidak Sehat
Sumber: PMK No.06/Per/M.KUKM/V/2006
54

Tabel 4.4
Perhitungan Current Ratio
Tahun Aktiva Lancar Kewajiban Jangka Pendek Current ratio
2014 Rp 1.001.271.093 Rp 10.888.625 91,96 %
2015 Rp 1.061.612.466 Rp 1.660.034 639,51 %
2016 Rp 45.275.543 Rp 893.982 50,64 %
2017 Rp 400.235.139 Rp 1.491.092 268,42 %
2018 Rp 348.873.869 Rp 3.759.147 92,81 %
2019 Rp 339.927.956 Rp 5.306.200 64,06 %
Sumber: Laporan Keuangan Neraca Koperasi Syariah Barokah periode 2014-2019

Current Ratio tahun 2014 = Rp 1.001.271.093 x 100% = 91,96 %


Rp 10.888.625

Current Ratio tahun 2015 = Rp 1.061.612.466 x 100% = 639,51 %


Rp 1.660.034

Current Ratio tahun 2016 = Rp 45.275.543 x 100% = 50,64 %


Rp 893.982

Current Ratio tahun 2017 = Rp 400.235.139 x 100% = 268,42 %


Rp 1.491.092

Current Ratio tahun 2018 = Rp 348.873.869 x 100% = 92,81 %


Rp 3.759.147

Current Ratio tahun 2019 = Rp 339.927.956 x 100% = 64,06 %


Rp 5.306.200

Tabel 4.5
Kinerja Keuangan Koperasi Syariah Barokah
berdasarkan Current Ratio periode 2014-2019
Tahun Current Ratio Kriteria
2014 91,96 % Sangat Tidak Sehat
2015 639,51 % Sangat Tidak Sehat
2016 50,64 % Sangat Tidak Sehat
2017 268,42 % Sangat Tidak Sehat
2018 92,81 % Sangat Tidak Sehat
2019 64,06 % Sangat Tidak Sehat
Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat pada tahun 2014 hingga ke tahun

2015 nilai rasio lancar mengalami peningkatan sebesar 547,56 % selisih dari

91,96 % - 639,51 %. Nilai tersebut melampaui standar current ratio yaitu


55

200%. Pada tahun 2015 ke tahun 2016 rasio lancar mengalami penurunan

sebesar 588,87% selisih dari 639,51 % - 50,64 %. Nilai tersebut masih dibawah

standar current ratio yaitu 200%. Kemudian pada tahun 2016 ke tahun 2017

nilai rasio lancar mengalami peningkatan kembali yaitu sebesar 217,77%

selisih dari 268,42 % - 50,64 %. Pada tahun 2017 ke tahun 2018 nilai rasio

lancar mengalami penurunan sebesar 175,61% selisih dari 268,42 % - 92,81 %.

Kemudian pada tahun 2018 ke tahun 2019 juga mengalami penurunan sebesar

28,74% selisih dari 92,81 % - 64,06 %.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa nilai rasio lancar terbesar

yaitu pada tahun 2015 sebesar 639,51% dan pada tahun 2017 nilai rasio lancar

sebesar 268,42% melampaui standar rasio lancar sebesar 200%, hal ini

menunjukkan bahwa pada tahun 2015 dan tahun 2017 kinerja Koperasi Syariah

Barokah ‘’sangat tidak sehat’’, penyebabnya adalah perbandingan aktiva lancar

dan kewajiban jangka pendek yang jumlahnya terlalu tinggi, hal ini disebabkan

jumlah piutang yang terlalu tinggi dan pengembaliannya dalam jangka waktu

yang lama, sehingga aktiva lancar tidak produktif.

Namun, pada tahun 2016 nilai rasio lancar menghasilkan nilai yang

terkecil yaitu sebesar 50,64% dan pada tahun 2019 nilai rasio lancar sebesar

64,06%, hal ini menunjukkan bahwa nilai rasio lancar kurang dari standar rasio

lancar sebesar 200% artinya kinerja koperasi tersebut perlu ditingkatkan dalam

memenuhi kebutuhan jangka pendek.

Jumlah aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek yang memiliki selisih

tidak begitu jauh, dapat mengakibatkan koperasi kesulitan memenuhi


56

kebutuhan jangka pendek jika sewaktu-waktu ditagih oleh kreditur. Current

ratio dinilai baik jika aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek memiliki

perbandingan 2:1 atau sekitar 200%.

Current Ratio pada tahun 2014 sampai tahun 2015 sebesar 547,56%.

Tahun 2015 sampai tahun 2016 sebesar 588,87%, hal ini disebabkan total

aktiva lancar mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dan pembayaran

hutang lancar masih dapat ditutupi. Pada tahun 2016 sampai dengan tahun

2017, current ratio sebesar 217,77%, nilai sebesar ini memberikan pengaruh

current ratio untuk tahun selanjutnya. Pembayaran kewajiban lancar atau

kewajiban jangka pendek yang harus dikeluarkan cukup besar yaitu terletak

pada pembayaran titipan simpanan, ZIS dan hutang lainnya. Pada tahun 2017

sampai tahun 2018 current ratio sebesar 175,61%, hal ini disebabkan karena

besar aktiva lancar tahun 2017 dan tahun 2018 lebih tinggi dari besar

kewajiban jangka pendek yang berarti Koperasi Syariah Barokah dapat

memenuhi kebutuhan jangka pendek. Pada tahun 2018 sampai dengan tahun

2019 besar current ratio yaitu 28,74%, hal ini disebabkan karena aktiva lancar

pada tahun 2018 lebih besar dari pada tahun 2019, dan nilai kewajiban jangka

pendek tahun 2019 lebih besar dari tahun 2018.

Berdasarkan hasil analisis current ratio (rasio lancar) di atas selama

periode 2014-2019 menunjukkan bahwa kinerja keuangan Koperasi Syariah

Barokah dinyatakan ‘’sehat’’ yaitu dengan rata-rata nilai current ratio sebesar

201,23%.
57

B. Analisis Kinerja Koperasi Syariah Barokah Curup berdasarkan Quick

Ratio

Quick ratio (rasio cepat) adalah rasio yang digunakan untuk

membandingkan antara aktiva lancar dikurangi dengan persediaan yang

dimiliki koperasi dengan jumlah kewajiban jangka pendek. 2Persediaan pada

umumnya merupakan aktiva lancar koperasi yang paling tidak likuid sehingga

persediaan merupakan aktiva dimana kemungkinan besar akan terjadi

kerugian jika perusahaan mengalami likuidasi. Oleh karena itu, rasio yang

mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban jangka

pendek tanpa mengandalkan penjualan persediaan sangat penting, dengan kata

lain, seberapa banyak aktiva lancar dikurangi persediaan yang tersedia untuk

memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo.

Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan x 100%


Kewajiban Lancar

Tabel 4.6
Standar Pengukuran Quick Ratio
Standar Kriteria
200% - 250% Sehat
175% - <200% Cukup Sehat
150% - <175% Kurang Sehat
125% - <150% Tidak Sehat
<125% atau >250% Sangat Tidak Sehat
Sumber: PMK No.06/Per/M.KUKM/V/2006

Tabel 4.7
2
Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2014), edisi ke-4,
h. 72
58

Perhitungan Quick Ratio


Tahu Kewajiban Quick
n Aktiva Lancar Persediaan Jangka Pendek Ratio
2014 Rp 1.001.271.093 Rp 118.214.841 Rp 10.888.625 81,10%
Rp 578,93
2015 1.061.612.466 Rp 100.577.141 Rp 1.660.034 %
Rp 436,70
2016 452.755.429 Rp 62.357.841 Rp 893.982 %
Rp 207,97
2017 400.235.139 Rp 90.127.841 Rp 1.491.092 %
Rp
2018 348.873.869 Rp 130.852.941 Rp 3.759.147 58,00%
Rp
2019 339.927.956 Rp 200.664.000 Rp 5.306.200 26,25%
Sumber: Laporan Keuangan Neraca Koperasi Syariah Barokah periode 2014-2019

Quick Ratio tahun 2014 = Rp 1.001.271.093 − Rp 118.214.841 x 100% = 81,10%


Rp 10.888.625

Quick Ratio tahun 2015 = Rp 1.061.612.466 − Rp100.577.141 x 100% = 578,93%


Rp 1.660.034

Quick Ratio tahun 2016 = Rp 452.755.429 − Rp 62.357.841 x 100% = 436,70%


Rp 893.982

Quick Ratio tahun 2017 = Rp 400.235.139 – Rp 90.127.841 x 100% = 207,97%


Rp 1.491.092

Quick Ratio tahun 2018 = Rp 348.873.869 − Rp 130.852.941 x 100% = 58,00%


Rp 3.759.147

Quick Ratio tahun 2019 = Rp 339.927.956 − Rp 200.664.000 x 100% = 26,25%


Rp 5.306.200

Tabel 4.8
Kinerja Keuangan Koperasi Syariah Barokah
berdasarkan Quick Ratio periode 2014-2019
Tahun Quick Ratio Kriteria
2014 81,10% Sangat Tidak Sehat
2015 578,93% Sangat Tidak Sehat
2016 436,70% Sangat Tidak Sehat
2017 207,97% Sehat
2018 58,00% Sangat Tidak Sehat
2019 26,25% Sangat Tidak Sehat
Sumber: Data diolah
59

Pada tahun 2014 ke tahun 2015 rasio cepat mengalami peningkatan

sebesar 497,83% diperoleh dari selisih (578,93% - 81,10%). Hal ini

menunjukkan pada tahun 2015 nilai rasio cepat telah melampaui standar yaitu

200% yang mana koperasi tersebut memiliki kinerja keuangan yang ‘’sangat

tidak sehat’’, walaupun aktiva lancar jauh lebih tinggi dibanding dengan

kewajiban jangka pendek, rasio ini tidak jauh berbeda dengan hasil current

ratio. Rasionya masih sangat tinggi walaupun telah dikurangi persediaan

karena jumlah persediaan yang dimiliki koperasi juga tidak begitu banyak.

Pada tahun 2015 ke tahun 2016 nilai rasio cepat mengalami penurunan yaitu

sebesar 142,23% selisih dari (578,93% - 436,70%).

Nilai rasio cepat pada tahun 2016 masih diatas standar 200% yang berarti

kinerja keuangan koperasi tergolong masih ‘’sangat tidak sehat’’, meskipun

terjadi penurunan dari tahun 2015. Pada tahun 2016 ke tahun 2017 nilai rasio

cepat mengalami penurunan yaitu sebesar 228,73% selisih dari (436,70% -

207,97%). Nilai rasio cepat pada tahun 2017 masih diatas standar yaitu 200%

yang mana hal ini menunjukkan kinerja keuangan pada tahun 2017

dinyatakan ‘’sehat’’ meskipun mengalami penurunan dari tahun 2016.

Pada tahun 2017 ke tahun 2018 nilai rasio cepat mengalami penurunan

yaitu sebesar 149,97% selisih dari (207,97% - 58,00%), hal ini menunjukkan

kinerja keuangan pada tahun 2018 dinyatakan ‘’sangat tidak sehat’’. Pada

tahun 2018 ke tahun 2019 nilai rasio cepat mengalami penurunan yaitu

sebesar 31,75% selisih dari (58,00% - 26,25%), hal ini menunjukkan bahwa

di tahun 2019 kinerja keuangan koperasi juga ‘’sangat tidak sehat’’.


60

Nilai rasio cepat tersebut dapat dikatakan rendah namun jika piutang

koperasi dapat ditagih, koperasi dapat melunasi kewajiban lancarnya tanpa

harus melikuidasi persediaan. Hal ini menunjukkan bahwa pembayaran

kewajiban jangka pendek yang dipenuhi aktiva lancar belum sepenuhnya

dapat dibayarkan karena selisih aktiva lancar dengan persediaan yang sedikit.

Seperti pada tahun 2018 ke tahun 2019 mengalami penurunan aktiva

lancar sebesar Rp8.945.913 sementara jumlah kewajiban jangka pendek yang

harus dibayar sebesar Rp5.306.200. Titipan simpanan pada tahun 2018

sebesar Rp 492.103 dan pada tahun 2019 juga sebesar Rp 492.103.

Kewajiban jangka pendek yang meningkat setiap tahun dari tahun 2016-2019

adalah ZIS.

Quick ratio atau rasio cepat pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015

sebesar 497,83%, total aktiva lancar meningkat dari tahun 2014 sampai

dengan tahun 2015 sedangkan kewajiban jangka pendek menurun dan

persediaan juga menurun. Pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 quick

ratio sebesar 142,23%, hal ini disebabkan karena aktiva lancar, persediaan dan

kewajiban jangka pendek mengalami penurunan, namun besar aktiva lancar

dan persediaan lebih tinggi dari besar kewajiban jangka pendek. Pada tahun

2016 sampai dengan tahun 2017 quick ratio sebesar 228,72%, hal ini

disebabkan karena aktiva lancar mengalami penurunan, sedangkan persediaan

dan kewajiban jangka pendek mengalami peningkatan. Pada tahun 2017

sampai dengan tahun 2018 quick ratio sebesar 149,98%, hal ini disebabkan

karena aktiva lancar mengalami penurunan sedangkan persediaan dan


61

kewajiban jangka pendek mengalami peningkatan. Pada tahun 2018 sampai

dengan tahun 2019 quick ratio sebesar 31,75%, hal ini disebabkan karena

aktiva lancar menurun sedangkan persediaan dan kewajiban jangka pendek

meningkat. Aktiva yang harus dikeluarkan cukup besar terletak pada

meningkatnya persediaan pada Koperasi Syariah Barokah, kewajiban jangka

pendek yaitu titipan simpanan, ZIS, pihak yang berelasi dan hutang lainnya,

sehingga aset lancar yang tersedia tersebut mengalami penurunan.

Berdasarkan hasil analisis quick ratio (rasio cepat) di atas selama periode

2014-2019 menunjukkan bahwa kinerja keuangan Koperasi Syariah Barokah

dinyatakan ‘’sehat’’ yaitu dengan rata-rata quick ratio sebesar 231,49%.

C. Analisis Kinerja Koperasi Syariah Barokah Curup berdasarkan Cash

Ratio

Cash ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan

menggunakan seluruh aset lancar yang dimilikinya.3

Cash Ratio = Kas + Bank x 100%


Kewajiban Lancar

Tabel 4.9
Standar Pengukuran Cash Ratio
Standar Kriteria
200% - 250% Sehat
175% - <200% Cukup Sehat
150% - <175% Kurang Sehat
125% - <150% Tidak Sehat
<125% atau >250% Sangat Tidak Sehat
Sumber: PMK No.06/Per/M.KUKM/V/2006
3
Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2014), edisi ke-4,
h. 72
62

Tabel 4.10
Perhitungan Cash Ratio
Tahun Kas dan Bank Kewajiban Jangka Pendek Cash Ratio
2014 Rp 212.322.798 Rp 10.888.625 19,50 %
2015 Rp 427.821.099 Rp 1.660.034 257,72 %
2016 Rp 21.847.942 Rp 893.982 24,44 %
2017 Rp 38.294.608 Rp 1.491.092 25,68 %
2018 Rp 19.093.158 Rp 3.759.147 5,08 %
2019 Rp 1.932.862 Rp 5.306.200 0,36 %
Sumber: Laporan Keuangan Neraca Koperasi Syariah Barokah periode 2014-2019

Cash Ratio tahun 2014 = Rp 212.322.798 x 100% = 19,50 %


Rp 10.888.625

Cash Ratio tahun 2015 = Rp 427.821.099 x 100% = 257,72 %


Rp 1.660.034

Cash Ratio tahun 2016 = Rp 21.847.942 x 100% = 24,44 %


Rp 893.982

Cash Ratio tahun 2017 = Rp 38.294.608 x 100% = 25,68 %


Rp 1.491.092
Cash Ratio tahun 2018 = Rp 19.093.158 x 100% = 5,08 %
Rp 3.759.147

Cash Ratio tahun 2019 = Rp 1.932.862 x 100% = 0,36 %


Rp 5.306.200

Tabel 4.11
Kinerja Keuangan Koperasi Syariah Barokah
berdasarkan Cash Ratio periode 2014-2019
Tahun Cash Ratio Kriteria
2014 19,50 % Sangat Tidak Sehat
2015 257,72 % Sangat Tidak Sehat
2016 24,44 % Sangat Tidak Sehat
2017 25,68 % Sangat Tidak Sehat
2018 5,08 % Sangat Tidak Sehat
2019 0,36 % Sangat Tidak Sehat
Sumber: Data diolah
63

Pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 rasio kas mengalami

peningkatan sebesar 238,22% angka tersebut diperoleh dari pengurangan

(257,72 % - 19,50 %). Nilai atau angka tersebut masih berada di bawah angka

standar rasio kas pada tahun 2014, namun nilai rasio kas pada tahun 2015

mengalami peningkatan yang menunjukkan nilai rasio kas dinyatakan

‘’sangat tidak sehat’’ karena melewati nilai rasio kas tertinggi yaitu 250%.

Pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 rasio kas mengalami

penurunan sebesar 233,28%, angka tersebut diperoleh dari hasil pengurangan

(257,72% - 24,44%). Penurunan tersebut cukup jauh, namun angka tersebut

masih berada di bawah standar industri rasio kas pada tahun 2016. Kemudian

pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 rasio kas mengalami peningkatan

sebesar 1,24% diperoleh dari hasil pengurangan (25,68% - 24,44%).

Pada tahun 2017 ke tahun 2018 nilai rasio kas mengalami penurunan

sebesar 20,60% selisih dari (25,68% - 5,08%), dan pada tahun 2018 ke tahun

2019 nilai rasio kas juga mengalami penurunan sebesar 4,72% selisih dari

(5,08 % - 0,36 %). Nilai yang dihasilkan dari rasio kas tersebut masih berada

di bawah standar rasio kas yaitu 200% untuk dinyatakan ‘’sehat’’. Hal ini

menunjukkan bahwa belum sepenuhnya tingkat ketersediaan kas mampu

untuk membayar semua tagihan jangka pendek koperasi.

Cash Ratio atau rasio kas pada tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami

peningkatan yakni sebesar 238,22%. Peningkatan rasio tersebut disebabkan

oleh meningkatnya jumlah kas dan bank, sedangkan kewajiban jangka pendek

mengalami penurunan. Pada tahun 2015 ke tahun 2016 rasio kas mengalami
64

penurunan yakni sebesar 233,28%, hal ini disebabkan karena menurunnya

jumlah kas dan bank serta kewajiban jangka pendek. Pada tahun 2016 ke

tahun 2017 rasio kas mengalami peningkatan yakni sebesar 1,24%, hal ini

disebabkan karena kas dan bank mengalami peningkatan serta kewajiban

jangka pendek juga meningkat. Pada tahun 2017 ke tahun 2018 rasio kas

mengalami penurunan yakni sebesar 20,60%, hal ini disebabkan karena kas

dan bank menurun sedangkan kewajiban jangka pendek meningkat. Pada

tahun 2018 ke tahun 2019 rasio kas mengalami penurunan sebesar 4,71%, hal

ini disebabkan karena kas dan bank menurun sedangkan kewajiban jangka

pendek meningkat.

Berdasarkan hasil analisis cash ratio (rasio kas) di atas selama periode

2014-2019 menunjukkan bahwa kinerja keuangan Koperasi Syariah Barokah

dinyatakan ‘’sangat tidak sehat’’ yaitu dengan rata-rata cash ratio sebesar

55,46%. Kas dan uang dibank sebagai aset paling likuid, yang dimiliki

koperasi sangat sedikit sehingga angka rasio menunjukkan ketidak mampuan

dalam membayar atau kesulitan dalam membayar hutang lancarnya.

Anda mungkin juga menyukai