Ratio
berikut:1
1
Michael R. Lewis, Menghitung Persentase Pertumbuhan Tahunan, https://id.wikihow.com,
diakses pada tanggal 12 Januari 2020, pukul 20.42 WIB
50
51
Pada tabel 4.1 dapat dilihat dari sisi aktiva lancar pada tahun 2014
Peningkatan aktiva lancar paling tinggi terjadi pada tahun 2015 yakni sebesar
0,06%. Pada tahun 2016 aktiva lancar mengalami penurunan sebesar -0,57%,
tahun 2018 aktiva lancar mengalami penurunan sebesar -0,13% dan di tahun
sebesar 0,53%.
Tabel 4.2
Perkembangan Kewajiban Jangka Pendek dan Pendapatan Koperasi
Syariah Barokah Curup pada tahun 2014-2019
Kewajiban Jangka Pendek Pendapatan
Tahun Rp G (%) Rp G (%)
2014 Rp 10.888.625 - Rp 150.649.796 -
2015 Rp 1.660.034 -0,85 Rp 122.303.225 -0,19
2016 Rp 893.982 -0,46 Rp 96.815.900 -0,21
2017 Rp 1.491.092 0,67 Rp 129.238.948 0,33
2018 Rp 3.759.147 1,52 Rp 41.479.555 -0,68
2019 Rp 5.306.200 0,41 Rp 53.752.800 0,30
Sumber: Laporan Keuangan Koperasi Syariah Barokah
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kewajiban jangka pendek yang
terjadi pada tahun 2018 yakni sebesar 1,52%. Kewajiban jangka pendek yang
Pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 pendapatan yang disajikan
pada laporan keuangan laba rugi Koperasi Syariah Barokah Curup mengalami
Syariah Barokah Curup tertinggi yakni terjadi pada tahun 2017 sebesar
0,33%.
digunakan untuk mengukur kewajiban jangka pendek atas total aktiva lancar
peneliti menggunakan rasio keuangan yaitu rasio likuiditas antara lain current
ratio. Current ratio (rasio lancar) merupakan rasio yang digunakan untuk
jangka pendek. Dengan kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia
Tabel 4.3
Standar Pengukuran Current Ratio
Standar Kriteria
200% - 250% Sehat
175% - <200% Cukup Sehat
150% - <175% Kurang Sehat
125% - <150% Tidak Sehat
<125% atau >250% Sangat Tidak Sehat
Sumber: PMK No.06/Per/M.KUKM/V/2006
54
Tabel 4.4
Perhitungan Current Ratio
Tahun Aktiva Lancar Kewajiban Jangka Pendek Current ratio
2014 Rp 1.001.271.093 Rp 10.888.625 91,96 %
2015 Rp 1.061.612.466 Rp 1.660.034 639,51 %
2016 Rp 45.275.543 Rp 893.982 50,64 %
2017 Rp 400.235.139 Rp 1.491.092 268,42 %
2018 Rp 348.873.869 Rp 3.759.147 92,81 %
2019 Rp 339.927.956 Rp 5.306.200 64,06 %
Sumber: Laporan Keuangan Neraca Koperasi Syariah Barokah periode 2014-2019
Tabel 4.5
Kinerja Keuangan Koperasi Syariah Barokah
berdasarkan Current Ratio periode 2014-2019
Tahun Current Ratio Kriteria
2014 91,96 % Sangat Tidak Sehat
2015 639,51 % Sangat Tidak Sehat
2016 50,64 % Sangat Tidak Sehat
2017 268,42 % Sangat Tidak Sehat
2018 92,81 % Sangat Tidak Sehat
2019 64,06 % Sangat Tidak Sehat
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat pada tahun 2014 hingga ke tahun
2015 nilai rasio lancar mengalami peningkatan sebesar 547,56 % selisih dari
200%. Pada tahun 2015 ke tahun 2016 rasio lancar mengalami penurunan
sebesar 588,87% selisih dari 639,51 % - 50,64 %. Nilai tersebut masih dibawah
standar current ratio yaitu 200%. Kemudian pada tahun 2016 ke tahun 2017
selisih dari 268,42 % - 50,64 %. Pada tahun 2017 ke tahun 2018 nilai rasio
Kemudian pada tahun 2018 ke tahun 2019 juga mengalami penurunan sebesar
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa nilai rasio lancar terbesar
yaitu pada tahun 2015 sebesar 639,51% dan pada tahun 2017 nilai rasio lancar
sebesar 268,42% melampaui standar rasio lancar sebesar 200%, hal ini
menunjukkan bahwa pada tahun 2015 dan tahun 2017 kinerja Koperasi Syariah
dan kewajiban jangka pendek yang jumlahnya terlalu tinggi, hal ini disebabkan
jumlah piutang yang terlalu tinggi dan pengembaliannya dalam jangka waktu
Namun, pada tahun 2016 nilai rasio lancar menghasilkan nilai yang
terkecil yaitu sebesar 50,64% dan pada tahun 2019 nilai rasio lancar sebesar
64,06%, hal ini menunjukkan bahwa nilai rasio lancar kurang dari standar rasio
lancar sebesar 200% artinya kinerja koperasi tersebut perlu ditingkatkan dalam
Jumlah aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek yang memiliki selisih
ratio dinilai baik jika aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek memiliki
Current Ratio pada tahun 2014 sampai tahun 2015 sebesar 547,56%.
Tahun 2015 sampai tahun 2016 sebesar 588,87%, hal ini disebabkan total
hutang lancar masih dapat ditutupi. Pada tahun 2016 sampai dengan tahun
2017, current ratio sebesar 217,77%, nilai sebesar ini memberikan pengaruh
kewajiban jangka pendek yang harus dikeluarkan cukup besar yaitu terletak
pada pembayaran titipan simpanan, ZIS dan hutang lainnya. Pada tahun 2017
sampai tahun 2018 current ratio sebesar 175,61%, hal ini disebabkan karena
besar aktiva lancar tahun 2017 dan tahun 2018 lebih tinggi dari besar
memenuhi kebutuhan jangka pendek. Pada tahun 2018 sampai dengan tahun
2019 besar current ratio yaitu 28,74%, hal ini disebabkan karena aktiva lancar
pada tahun 2018 lebih besar dari pada tahun 2019, dan nilai kewajiban jangka
Barokah dinyatakan ‘’sehat’’ yaitu dengan rata-rata nilai current ratio sebesar
201,23%.
57
Ratio
umumnya merupakan aktiva lancar koperasi yang paling tidak likuid sehingga
kerugian jika perusahaan mengalami likuidasi. Oleh karena itu, rasio yang
lain, seberapa banyak aktiva lancar dikurangi persediaan yang tersedia untuk
Tabel 4.6
Standar Pengukuran Quick Ratio
Standar Kriteria
200% - 250% Sehat
175% - <200% Cukup Sehat
150% - <175% Kurang Sehat
125% - <150% Tidak Sehat
<125% atau >250% Sangat Tidak Sehat
Sumber: PMK No.06/Per/M.KUKM/V/2006
Tabel 4.7
2
Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2014), edisi ke-4,
h. 72
58
Tabel 4.8
Kinerja Keuangan Koperasi Syariah Barokah
berdasarkan Quick Ratio periode 2014-2019
Tahun Quick Ratio Kriteria
2014 81,10% Sangat Tidak Sehat
2015 578,93% Sangat Tidak Sehat
2016 436,70% Sangat Tidak Sehat
2017 207,97% Sehat
2018 58,00% Sangat Tidak Sehat
2019 26,25% Sangat Tidak Sehat
Sumber: Data diolah
59
menunjukkan pada tahun 2015 nilai rasio cepat telah melampaui standar yaitu
200% yang mana koperasi tersebut memiliki kinerja keuangan yang ‘’sangat
tidak sehat’’, walaupun aktiva lancar jauh lebih tinggi dibanding dengan
kewajiban jangka pendek, rasio ini tidak jauh berbeda dengan hasil current
karena jumlah persediaan yang dimiliki koperasi juga tidak begitu banyak.
Pada tahun 2015 ke tahun 2016 nilai rasio cepat mengalami penurunan yaitu
Nilai rasio cepat pada tahun 2016 masih diatas standar 200% yang berarti
terjadi penurunan dari tahun 2015. Pada tahun 2016 ke tahun 2017 nilai rasio
207,97%). Nilai rasio cepat pada tahun 2017 masih diatas standar yaitu 200%
yang mana hal ini menunjukkan kinerja keuangan pada tahun 2017
Pada tahun 2017 ke tahun 2018 nilai rasio cepat mengalami penurunan
yaitu sebesar 149,97% selisih dari (207,97% - 58,00%), hal ini menunjukkan
kinerja keuangan pada tahun 2018 dinyatakan ‘’sangat tidak sehat’’. Pada
tahun 2018 ke tahun 2019 nilai rasio cepat mengalami penurunan yaitu
sebesar 31,75% selisih dari (58,00% - 26,25%), hal ini menunjukkan bahwa
Nilai rasio cepat tersebut dapat dikatakan rendah namun jika piutang
dapat dibayarkan karena selisih aktiva lancar dengan persediaan yang sedikit.
Kewajiban jangka pendek yang meningkat setiap tahun dari tahun 2016-2019
adalah ZIS.
Quick ratio atau rasio cepat pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015
sebesar 497,83%, total aktiva lancar meningkat dari tahun 2014 sampai
persediaan juga menurun. Pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 quick
ratio sebesar 142,23%, hal ini disebabkan karena aktiva lancar, persediaan dan
dan persediaan lebih tinggi dari besar kewajiban jangka pendek. Pada tahun
2016 sampai dengan tahun 2017 quick ratio sebesar 228,72%, hal ini
sampai dengan tahun 2018 quick ratio sebesar 149,98%, hal ini disebabkan
dengan tahun 2019 quick ratio sebesar 31,75%, hal ini disebabkan karena
pendek yaitu titipan simpanan, ZIS, pihak yang berelasi dan hutang lainnya,
Berdasarkan hasil analisis quick ratio (rasio cepat) di atas selama periode
Ratio
Tabel 4.9
Standar Pengukuran Cash Ratio
Standar Kriteria
200% - 250% Sehat
175% - <200% Cukup Sehat
150% - <175% Kurang Sehat
125% - <150% Tidak Sehat
<125% atau >250% Sangat Tidak Sehat
Sumber: PMK No.06/Per/M.KUKM/V/2006
3
Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2014), edisi ke-4,
h. 72
62
Tabel 4.10
Perhitungan Cash Ratio
Tahun Kas dan Bank Kewajiban Jangka Pendek Cash Ratio
2014 Rp 212.322.798 Rp 10.888.625 19,50 %
2015 Rp 427.821.099 Rp 1.660.034 257,72 %
2016 Rp 21.847.942 Rp 893.982 24,44 %
2017 Rp 38.294.608 Rp 1.491.092 25,68 %
2018 Rp 19.093.158 Rp 3.759.147 5,08 %
2019 Rp 1.932.862 Rp 5.306.200 0,36 %
Sumber: Laporan Keuangan Neraca Koperasi Syariah Barokah periode 2014-2019
Tabel 4.11
Kinerja Keuangan Koperasi Syariah Barokah
berdasarkan Cash Ratio periode 2014-2019
Tahun Cash Ratio Kriteria
2014 19,50 % Sangat Tidak Sehat
2015 257,72 % Sangat Tidak Sehat
2016 24,44 % Sangat Tidak Sehat
2017 25,68 % Sangat Tidak Sehat
2018 5,08 % Sangat Tidak Sehat
2019 0,36 % Sangat Tidak Sehat
Sumber: Data diolah
63
Pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 rasio kas mengalami
(257,72 % - 19,50 %). Nilai atau angka tersebut masih berada di bawah angka
standar rasio kas pada tahun 2014, namun nilai rasio kas pada tahun 2015
‘’sangat tidak sehat’’ karena melewati nilai rasio kas tertinggi yaitu 250%.
Pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 rasio kas mengalami
masih berada di bawah standar industri rasio kas pada tahun 2016. Kemudian
pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 rasio kas mengalami peningkatan
Pada tahun 2017 ke tahun 2018 nilai rasio kas mengalami penurunan
sebesar 20,60% selisih dari (25,68% - 5,08%), dan pada tahun 2018 ke tahun
2019 nilai rasio kas juga mengalami penurunan sebesar 4,72% selisih dari
(5,08 % - 0,36 %). Nilai yang dihasilkan dari rasio kas tersebut masih berada
di bawah standar rasio kas yaitu 200% untuk dinyatakan ‘’sehat’’. Hal ini
Cash Ratio atau rasio kas pada tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami
oleh meningkatnya jumlah kas dan bank, sedangkan kewajiban jangka pendek
mengalami penurunan. Pada tahun 2015 ke tahun 2016 rasio kas mengalami
64
jumlah kas dan bank serta kewajiban jangka pendek. Pada tahun 2016 ke
tahun 2017 rasio kas mengalami peningkatan yakni sebesar 1,24%, hal ini
jangka pendek juga meningkat. Pada tahun 2017 ke tahun 2018 rasio kas
mengalami penurunan yakni sebesar 20,60%, hal ini disebabkan karena kas
tahun 2018 ke tahun 2019 rasio kas mengalami penurunan sebesar 4,71%, hal
ini disebabkan karena kas dan bank menurun sedangkan kewajiban jangka
pendek meningkat.
Berdasarkan hasil analisis cash ratio (rasio kas) di atas selama periode
dinyatakan ‘’sangat tidak sehat’’ yaitu dengan rata-rata cash ratio sebesar
55,46%. Kas dan uang dibank sebagai aset paling likuid, yang dimiliki