Anda di halaman 1dari 21

PERATURAN MENTERI

KEUANGAN
NO 51/PMK.06/2021
T E N TA N G P E N G E L O L A A N B A R A N G M I L I K N E G A R A YA N G
B E R A S A L D A R I A S E T E K S K E PA B E A N A N D A N C U K A I

Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-lain


Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
KETENTUAN UMUM BAB I
TUGAS DAN WEWENANG
MENTERI BAB II
TATA CARA PENGELOLAAN
BARANG MILIK NEGARA BAB III
KEPABEANAN DAN CUKAI

PENATAUSAHAAN BAB IV
PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
BAB VII

SISTEMATIKA PMK

Add a Footer 2
POIN PERUBAHAN
❖ Penyesuaian dasar hukum yang dulu masih
menggunakan PP 6/2006 ke PP 27/2014 jo PP 28/2020.

❖ Penyesuaian penatausahaan BMN tegahan BC.

❖ Penilaian BMN tegahan BC yang akan dilakukan penilai


pemerintah dan penilai publik.

❖ Penambahan wewenang kepada KPKNL dan Kanwil


untuk menetapkan penyelesaian BMN Kepabeanan dan
Cukai dengan nilai tertentu.

❖ Pengaturan kewenangan dari mulai KPKNL, Kanwil DJKN,


Dit. PKNSI dan Dirjen.

Add a Footer
KETENTUAN UMUM

PMK 240 PMK 51

Pengelola Barang adalah pejabat Menteri Menteri Keuangan selaku Bendahara


yang berwenang dan Keuangan selaku Umum Negara yang selanjutnya
bertanggungjawab menetapkan Pengelola Barang 11 disebut Menteri Keuangan adalah
6
kebijakan dan pedoman serta Pengelola Barang atas BMN
melakukan pengelolaan barang milik Kepabeanan dan Cukai.
negara. Pengelola Barang adalah pejabat
yang berwenang dan
bertanggungjawab menetapkan
12
kebijakan dan pedoman serta
melakukan pengelolaan Barang Milik
Negara.

Add a Footer
KETENTUAN UMUM

PMK 240 PMK 51

Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal di Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang
lingkungan Kementerian Keuangan yang memiliki selanjutnya disingkat DJKN adalah Direktorat
1 13 Jenderal di Lingkungan Kementerian Keuangan yang
kewenangan, tugas dan fungsi di bidang kekayaan
negara.
DJKN memiliki kewenangan, tugas dan fungsi di bidang
Kekayaan Negara.

Kantor Pusat adalah Kantor Pusat pada Direktorat


Jenderal Kekayaan Negara yang mempunyai tugas Direktur Jenderal Kekayaan Negara adalah Direktur
2 dan fungsi melakukan pengelolaan barang milik Jenderal di lingkungan Kementerian Keuangan yang
15
negara yang berasal dari aset eks kepabeanan dan memiliki kewenangan, tugas, dan fungsi di bidang
cukai. pengelolaan kekayaan negara.

Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah pada Direktur pada DJKN adalah pejabat pada Kantor
3 17 Pusat DJKN yang melaksanakan tugas dan fungsi
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
pengelolaan BMN Kepabeanan dan Cukai.

Kantor Pelayanan adalah Kantor Pelayanan


Kantor Wilayah DJKN adalah Kantor Wilayah di
4 Kekayaan Negara dan Lelang pada Direktorat 19
lingkungan DJKN.
Jenderal Kekayaan Negara.

Kantor Pelayanan DJKN adalah Kantor Pelayanan di


21
lingkungan kantor wilayah DJKN.
Add a Footer
KETENTUAN UMUM

PMK 240 PMK 51

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang


Kantor Bea dan Cukai adalah kantor di selanjutnya disingkat DJBC adalah Direktorat
5
lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai DJBC 14 Jenderal di Lingkungan Kementerian Keuangan
yang melakukan pengurusan barang yang yang memiliki kewenangan, tugas dan fungsi di
menjadi milik negara. bidang Kepabenanan dan Cukai.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai adalah Direktur


Jenderal di lingkungan Kementerian Keuangan
16
yang memiliki kewenangan, tugas, dan fungsi di
bidang Kepabeanan dan Cukai.

Direktur pada DJBC adalah pejabat pada Kantor


Pusat DJBC yang melaksanakan tugas dan fungsi
18
di bidang penindakan dan penyidikan kepabeanan
dan cukai.
Kantor Wilayah DJBC adalah Kantor Wilayah di
20
lingkungan DJBC.

Kantor Pelayanan DJBC adalah Kantor Pelayanan


22
di lingkungan kantor wilayah DJBC.

Add a Footer
TUGAS MENTERI KEUANGAN
SELAKU PENGELOLA BARANG
Pasal 3 ayat (2)

Pengelola Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


(2)
memiliki tugas meliputi :

a. melakukan penatausahaan;
melakukan pengelolaan BMN Kepabeanan dan Cukai
berupa penjualan secara Lelang, Penetapan Status
b.
Penggunaan, Hibah, Pemusnahan, dan Penghapusan;
dan

melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan


c.
peraturan perundang-undangan.

Add a Footer
PELIMPAHAN
KEWENANGAN

PMK 240 PMK 51

Pasal 4 Pasal 3
Pelimpahan Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana
Wewenang dan tanggung jawab kewenangan
tugas dan dimaksud pada ayat (2) dan wewenang
sebagaimana dimaksud pada wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
2 ayat (1) secara fungsional Menteri (4) Menteri Keuangan selaku Pengelola Barang
dilaksanakan oleh Direktur Keuangan atas BMN Kepabeanan dan Cukai
melimpahkan tugas dan wewenangnya
Jenderal. kepada:
Pasal 5 Direktur Jenderal dalam bentuk
a.
Kewenangan dan tanggung jawab subdelegasi; atau
Direktur Jenderal sebagaimana pejabat di lingkungan DJKN dalam bentuk
b.
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) mandat.
1 Kewenangan subdelegasi pada Direktur
sebagian dilimpahkan kepada
Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
Kepala Kantor Wilayah dan Kepala (5) huruf a dilimpahkan dalam bentuk mandat
Kantor Pelayanan. kepada pejabat di lingkungan Direktorat
Jenderal.
Add a Footer
PMK 240 PMK 51

Pasal 4
Pasal 5 Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam
(1)
Pelimpahan sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (4) huruf b, dilakukan sebagai berikut:
3 pada ayat (1) dilakukan dengan BMN Kepabeanan dan Cukai dengan perkiraan nilai
ketentuan sebagai berikut: lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
a.
BMN dengan perkiraan nilai di rupiah) dilimpahkan kepada Direktur Jenderal
atas Rp150.000.000,00 (seratus
Pelimpahan Kekayaan Negara;
lima puluh juta rupiah) sampai kewenangan BMN Kepabeanan dan Cukai dengan perkiraan nilai
a. lebih dari Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
dengan Rp300.000.000,00 (tiga
b. sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
ratus juta rupiah) dilimpahkan miliar rupiah) dilimpahkan kepada Direktur pada
kepada Kepala Kantor Wilayah; DJKN;
BMN dengan perkiraan nilai
BMN Kepabeanan dan Cukai dengan perkiraan nilai
sampai dengan Rp150.000.000,00
lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
b. (seratus lima puluh juta rupiah) c. rupiah) sampai dengan Rp1.000.000.000,00 (satu
dilimpahkan kepada Kepala miliar rupiah) dilimpahkan kepada Kepala Kantor
Wilayah DJKN; dan
Kantor Pelayanan.
BMN Kepabeanan dan Cukai dengan perkiraan nilai
sampai dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
d.
rupiah) dilimpahkan kepada Kepala Kantor
Pelayanan DJKN.

Add a Footer
PMK 240 PMK 51

Pasal 9

Pasal 12 Dokumen Usulan peruntukan BMN Kepabeanan dan


Usulan Cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Peruntukan (1)
7 dilengkapi dengan dokumen persyaratan
Usulan peruntukan BMN sebagaimana sekurang-kurangnya meliputi:
1 dimaksud dalam Pasal 9 dilampiri dengan
Keputusan mengenai penetapan Barang
dokumen persyaratan sebagai berikut: a.
Yang Menjadi Milik Negara;

keputusan mengenai penetapan BMN;


a. b. Berita Acara Pencacahan Barang; dan
dan

b. Berita Acara Pencacahan Barang.


Daftar BMN Kepabeanan dan Cukai
yang diajukan usulan peruntukannya,
c.
baik dalam bentuk hard copy maupun
soft copy.

Add a Footer
PMK 240 PMK 51
Pasal 11
Pasal 14 Direktur pada DJKN, Kepala Kantor Wilayah DJKN,
atau Kepala Kantor Pelayanan DJKN melakukan
Kepala Kantor Pelayanan/Kepala Kantor Wilayah/Direktur (1) penelitian administrasi terhadap surat permohonan
1 Jenderal melakukan verifikasi administratif terhadap
usulan peruntukan BMN Kepabeanan dan Cukai
dokumen usulan peruntukan BMN.
berikut kelengkapan dokumen persyaratan.
Apabila diperlukan, Kepala Kantor Pelayanan/Kepala Kantor
Permohonan Dalam hal berdasarkan hasil penelitian administrasi
Wilayah/Direktur Jenderal dapat melakukan pemeriksaan Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperlukan
2
fisik atas BMN yang diajukan usulan peruntukannya oleh Peruntukan (2)
pemeriksaan fisik, maka Direktur Jenderal Kekayaan
Kepala Kantor Bea dan Cukai secara selektif. Negara, Direktur pada DJKN, Kepala Kantor Wilayah
DJKN, atau Kepala Kantor Pelayanan DJKN dapat
Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi administratif melakukan pemeriksaan fisik.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan hasil pemeriksaan Dalam hal usulan peruntukan BMN Kepabeanan
fisik, jika dilakukan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dan Cukai dapat disetujui:
3 usulan peruntukan BMN telah memenuhi persyaratan a. berdasarkan hasil penelitian administrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dan Pasal 13, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan/atau
Direktur Jenderal menerbitkan surat atau keputusan hasil pemeriksaan fisik sebagaimana dimaksud
persetujuan peruntukan BMN.
pada ayat (2); dan
(3) b. usulan telah memenuhi pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.
maka Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Direktur
pada DJKN, Kepala Kantor Wilayah DJKN, atau
Kepala Kantor Pelayanan DJKN menerbitkan surat
persetujuan peruntukan BMN Kepabeanan dan
Cukai.

Add a Footer
PMK 240 PMK 51
Pasal 11
Pasal 14 Dalam hal berdasarkan hasil penelitian
administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat
Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi administratif (1) dan/atau hasil pemeriksaan fisik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan hasil Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) usulan
pemeriksaan fisik, jika dilakukan, sebagaimana Usulan peruntukan BMN Kepabeanan dan Cukai masih
4
dimaksud pada ayat (2), usulan peruntukan BMN Peruntukan
belum memenuhi persyaratan sebagaimana memerlukan kelengkapan data/dokumen,
dimaksud dalam Pasal 12 dan Pasal 13, Direktur
(4) Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Direktur
Jenderal meminta Kepala Kantor Bea dan Cukai
untuk memenuhi persyaratan tersebut. pada DJKN, Kepala Kantor Wilayah DJKN, atau
Kepala Kantor Pelayanan DJKN memberitahukan
kepada pejabat struktural di lingkungan DJBC
sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (3)
untuk memenuhi kelengkapan data/dokumen
tersebut.

Add a Footer
PMK 240 PMK 51

Pasal 12
Pasal 15
Dalam hal BMN Kepabeanan dan Cukai
Dalam rangka Lelang BMN sebagaimana diajukan usulan peruntukan untuk
1 dimaksud dalam Pasal 13 huruf a, dilakukan (1) dilakukan penjualan secara Lelang,
Penilaian. Permohonan dilakukan Penilaian untuk mendapatkan
Nilai Wajar.
Penilaian BMN sebagaimana dimaksud Peruntukan Penilaian sebagaimana dimaksud pada
2 pada ayat (1) dilaksanakan untuk
mendapatkan Nilai Wajar. Secara Lelang (2)
ayat (1) dilakukan oleh Penilai Pemerintah
atau Penilai Publik berdasarkan
permohonan atau penunjukkan oleh DJBC.
Kepala Kantor Bea dan Cukai menetapkan Berdasarkan laporan hasil Penilaian
3
Nilai Limit Lelang. sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Direktur Penindakan dan Penyidikan,
Penetapan Nilai Limit Lelang sebagaimana Kepala Kantor Wilayah DJBC, Kepala
dimaksud pada ayat (3) berpedoman pada (3)
4 Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai,
Nilai Wajar yang telah mempertimbangkan atau Kepala Kantor Pengawasan dan
faktor biaya. Pelayanan Bea dan Cukai menetapkan
Nilai Limit Lelang.

Penetapan Nilai Limit Lelang sebagaimana


dimaksud pada ayat (3) berpedoman pada
(4)
Nilai Wajar dengan memperhitungkan
faktor biaya.
Add a Footer
PMK 240 PMK 51

Pasal 12
Pasal 15
Faktor biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
Faktor biaya sebagaimana dimaksud pada (5) diperhitungkan sebagai pengurang dari Nilai Wajar,
5 ayat (4) ditetapkan melalui perhitungan meliputi:
secara at cost dari Nilai Wajar, meliputi: Permohonan a. sewa gudang di Tempat Penimbunan
Sementara untuk paling lama 30 (tiga puluh)
sewa gudang di Tempat Penimbunan
Peruntukan hari;
a. Sementara (TPS) untuk paling lama 2 Secara Lelang b. sewa gudang di tempat lain yang berfungsi
sebagai Tempat Penimbunan Pabean sampai
(dua) bulan;
dengan saat pengajuan usulan peruntukan
b. sewa gudang di TPP; dengan perhitungan jumlah hari paling lama 60
biaya pencacahan dan penimbunan di (enam puluh) hari;
c. c. biaya pencacahan dan penimbunan di Tempat
TPP;
Penimbunan Pabean;
biaya pengangkutan dari TPS ke TPP;
d. d. biaya pengangkutan dari Tempat Penimbunan
dan
Sementara ke Tempat Penimbunan Pabean;
biaya lain yang dipergunakan untuk dan
e.
keperluan Lelang BMN. e.
biaya lain yang dipergunakan untuk keperluan
Lelang BMN Kepabeanan dan Cukai.
Faktor biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
huruf b sampai dengan huruf e, diperhitungkan
(6) dalam hal BMN Kepabeanan dan Cukai disimpan di
Tempat Penimbunan Pabean yang disediakan oleh
Add a Footer selain DJBC.
PMK 240 PMK 51

Pasal 13
Pasal 16
Dalam hal pelaksanaan Lelang pertama tidak
(1)
laku, dilakukan Lelang kedua.
Apabila pada pelelangan pertama tidak
1 Pelaksanaan Lelang kedua sebagaimana
laku, dilakukan pelelangan kedua.
Permohonan (2)
dimaksud pada ayat (1) dengan menggunakan
Nilai Wajar BMN dalam pelelangan kedua Peruntukan nilai limit Lelang yang sama pada saat Lelang
pertama.
2 menggunakan nilai yang sama pada saat
pelelangan pertama. Secara Lelang Dalam hal pelaksanaan Lelang kedua tidak
Dalam hal pelelangan kedua tidak laku, (3) laku, diusulkan untuk dilakukan Lelang ketiga
dapat diusulkan untuk dilakukan
3 atau peruntukan lainnya.
pelelangan ketiga atau diusulkan
peruntukan lainnya. Dalam hal diusulkan pelaksanaan Lelang ketiga,
Dalam hal diusulkan pelelangan ketiga, (4) dilakukan Penilaian kembali BMN Kepabeanan
4
dilakukan Penilaian kembali atas BMN.
dan Cukai.
Persetujuan pelelangan ketiga ditetapkan Dalam hal pelaksanaan Lelang ketiga tidak
oleh Kepala Kantor Pelayanan yang (5) laku, maka terhadap BMN Kepabeanan dan
5
memiliki wilayah kerja pada lokasi BMN Cukai diusulkan untuk peruntukan lainnya.
tersebut berada. Usulan pelaksanaan Lelang ketiga atau
peruntukkan lainnya sebagaimana dimaksud
(6) pada ayat (3) dan ayat (5) diajukan
berdasarkan kewenangan sebagaimana
Add a Footer dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3).
PMK 240 PMK 51

Pasal 19 Pasal 14

Direktorat Jenderal/Kantor Wilayah/Kantor Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kantor Wilayah


Pelayanan melakukan penatausahaan BMN
(1) DJKN, dan Kantor Pelayanan DJKN melakukan
yang meliputi kegiatan pencatatan dan
pelaporan. penatausahaan BMN Kepabeanan dan Cukai.
Pasal 20
Penatausahaan Penatausahaan BMN Kepabeanan dan Cukai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan
Kantor Pelayanan melakukan pencatatan (2) kompilasi laporan yang disampaikan oleh DJBC
BMN berdasarkan laporan yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
1
disampaikan oleh Kantor Pengawasan undangan di bidang kepabeanan dan cukai. *)
dan Pelayanan Bea dan Cukai. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa
(3) laporan mengenai pencatatan dan penyelesaian
administrasi barang yang menjadi milik negara
Pencatatan BMN sebagaimana dimaksud
Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
2 pada ayat (1) dilaporkan setiap semester
(4) digunakan dalam pelaksanaan pengelolaan BMN
kepada Kantor Wilayah.
Kepabeananan dan Cukai termasuk:
untuk pengawasan dan pengendalian BMN
Sebelum dilakukan pelaporan a.
Kepabeananan dan Cukai oleh DJKN; dan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
untuk dasar penyajian nilai BMN Kepabeanan dan
3 Kantor Pelayanan melakukan rekonsiliasi
b. Cukai pada Laporan Keuangan oleh Direktorat
data BMN dengan Kantor Bea dan Cukai Jenderal Bea dan Cukai.
setiap semester.
Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat
(5)
disampaikan melalui Sistem Komputer Pelayanan.
Add a Footer
*) KOMPILASI LAPORAN
➢ “Penatausahaan BMN Kepabeanan dan Cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi kegiatan kompilasi laporan yang disampaikan oleh DJBC berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai”.
Ketentuan dari pasal 14 ayat (1) ini adalah laporan-laporan yang diselaraskan dengan
peraturan yang ada dalam PMK 178/PMK.04/2019

➢ Nilai barang yang menjadi milik negara yang berasal dari eks Kepabeanan dan Cukai
(BMN eks Kepabeanan dan Cukai) yang telah terbit Keputusan Penetapan Status
Penggunaannya (PSP) kepada Kementerian/Lembaga disajikan di face LKKL.

➢ Nilai BMN eks Kepabeanan dan Cukai yang telah diterbitkan Keputusan Menjadi Milik
Negara atau telah terbit persetujuan peruntukan selain PSP sebagaimana tersebut di
atas, hanya diungkapkan dalam CALK (tidak disajikan di face).
KETENTUAN PERALIHAN

➢ Pada saat Peratuan Menteri ini mulai berlaku, usulan peruntukan BMN
Kepabeanan dan Cukai yang telah diajukan sebelum Peraturan Menteri ini
mulai berlaku dan belum mendapatkan persetujuan, tetap dilanjutkan
proses penyelesaian persetujuannya berdasarkan Peraturan Menteri ini.

➢ Persetujuan atas usulan peruntukan BMN Kepabeanan dan Cukai yang telah
diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini namun belum
ditindaklanjuti, diproses dan diselesaikan berdasarkan ketentuan dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 240/PMK.06/2012 tentang Tata Cara
Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Berasal Dari Aset Eks Kepabeanan
Dan Cukai
KETENTUAN PENUTUP

• Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri


Keuangan Nomor 240/PMK.06/2012 tentang Tata Cara Pengelolaan
Barang Milik Negara Yang Berasal Dari Aset Eks Kepabeanan Dan Cukai
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1339), dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
PROSES BISNIS PERSETUJUAN PERUNTUKAN BMN
YANG BERASAL DARI ASET EKS KEPABEANAN DAN
CUKAI

PMK No 51 tahun 2021

Jika diperlukan

Pemeriksaan Fisik
Barang Yang Menjadi Milik Negara
(BYMN) disebut juga BMN

Hasil Verifikasi
Administrasi & Hasil
Kantor Bea dan KPKNL, KANWIL DJKN, Pemeriksaan fisik
Cukai KANTOR PUSAT DJKN

Permohonan

Verifikasi
Administratif
Menyebutkan jenis Lengkap
penyelesaian :
a. PSP
b. Penjualan Lelang
c. Hibah
d. Pemusnahan
e. Penghapusan

Keputusan untuk PSP/


surat persetujuan peruntukan
BMN

Permintaan untuk melengkapi Tidak


persyaratan Lengkap Jenis persetujuan peruntukan :
a. PSP
b. Penjualan Lelang
c. Hibah
d. Pemusnahan
e. Penghapusan

20
TERIMA KASIH
- D I R E K T O R AT J E N D E R A L K E K AYA A N N E G A R A –
2021

Anda mungkin juga menyukai