Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN HASIL PENELITIAN

EVALUASI PROGRAM MADRASAH YOUNG RESEARCHERS SUPER CAMP


TAHUN 2019

OLEH :
SAIMROH

BALAI LITBANG AGAMA JAKARTA


BADAN LITBANG DAN DIKLAT
KEMENTERIAN AGAMA RI
TAHUN 2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Prestasi siswa madrasah dalam kompetisi bidang riset atau penelitian semakin
menonjol. Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTS) Surya Buana Malang Jawa Timur berhasil meraih
sejumlah medali pada ajang International Young Invention Award (IYIA) tahun 2017.1 Siswi MTs
Negeri 2 Kota Kediri mendapatkan penghargaan untuk mengikuti program Broadcom Master
International Program di Phoenix di Arizona, Amerika Serikat karena berhasil menjadi finalis
dalam Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) pada tahun 2019.2
Pada ajang kompetisi riset tingkat nasional, siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2
Kota Malang, MAN 1 Kudus, MAN Insan Cendikia Aceh, MAN 2 Kota Kediri menjadi juara
dalam LKIR ke-51 tahun 2019.3 Siswa MAN 2 Kota Malang berhasil menyabet medali emas
dan perunggu pada Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tahun 2019 yang
diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).4
Madrasah kini tidak hanya sebagai sekolah yang mengajarkan pendidikan agama,
Namun mampu mencetak peneliti-peneliti muda yang berbakat. Bahkan sembilan karya ilmiah
hasil riset para siswa MTSN 2 Kediri telah tercatat di Ditjen Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
sejak tahun 2015.5 Agar budaya meneliti tumbuh dan berkembang di kalangan siswa madrasah,
Direktorat Pendidikan Islam (Pendis) melalui Direktorat Kurikulum, Sarana, dan Kelembagaan
dan Kesiswaan (KSKK) menyelenggarakan program Madrasah Young Researchers Super
Camp (Myres) sebagai ajang kompetisi nasional penulisan karya ilmiah untuk siswa madrasah
dari tingkat MTS hingga MA. Tiga bidang yang dilombakan dalam MYRES yaitu: Ilmu
matematika, sains dan pengembangan teknologi, ilmu sosial dan humaniora, dan ilmu
keagamaan.6

1
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/10/04/inilah-hasil-riset-siswa-madrasah-di-malang-yang-
berhasil-raih-penghargaan-pada-ajang-iyia-2017 diunduh pada 1 Nopember 2019
2
https://www.medcom.id/pendidikan/inspirasi-pendidikan/nbwQ6QEK-gara-gara-daun-sengon-siswa-kediri-ini-
terbang-ke-amerika diunduh pada 1 Nopember 2019
3
http://lipi.go.id/berita/Inilah-Pemenang-Kompetisi-Ilmiah-LIPI-Tahun-2019/21839 diunduh pada 1 November
2019
4
https://jpp.go.id/humaniora/pendidikan/338063-man-ii-malang-raih-emas-dan-perunggu-olimpiade-penelitian-
siswa-indonesia-2019 diunduh 1 Nopember 2019
5
http://www.beritaekspres.com/2015/07/31/prestasi-madrasah-kian-menonjol-9-hasil-riset-siswa-mtsn-2-kediri-
tercatat-di-hki/
6
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Madrasah Young Researchers Super Camp Tahun 2019

2
Kompetisi Myres banyak diminati siswa madrasah. Pertama kali Myres digelar pada
tahun 2018 yang diikuti oleh 663 proposal penelitian. Jumlah proposal ini meningkat signifikan
sebesar 65,13% pada tahun 2019 menjadi 1.018 proposal. Peningkatan ini terjadi karena
meluasnya sosialisasi yang dilakukan oleh Direktorat KSKK sehingga kompetisi ini bisa diikuti
oleh siswa madrasah di seluruh propinsi Indonesia, baik madrasah negeri maupun swasta.7
Meskipun demikian, sebagian kalangan madrasah, mengaku belum mengetahui kompetisi
Myres ini. Kompetisi Myres kalah populer dengan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) yang
sudah berjalan delapan tahun.8
Hingga dua tahun program Myres berjalan, belum pernah dilakukan evaluasi untuk
mengetahui efektifitas program. Evaluasi ini penting untuk merumuskan rencana dan strategi
yang tepat guna terselenggaranya program Myres sesuai tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menganalisis kontek, daya dukung (masukan), proses
pelaksanaan hingga hasil yang dicapai program. Salah satu model evaluasi program yang
banyak digunakan oleh para evaluator adalah model evaluasi CIPP (contex, input, process,
product). Model evaluasi yang dikembangkan oleh Sufflebeam (1967) dalam (Arikunto dan
Jabar, 2010:45).

B. Rumusan Permasalahan dan Pertanyaan Penelitian


Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan penelitian ini adalah bagaimana efektifitas
program Myres yang diselenggarakan oleh Direktorat KSKK. Pertanyaan penelitian yang
diajukan untuk menjawab permasalahan evaluasi program Myres dengan model evaluasi CIPP
adalah :
1. Bagaimana kontek program Myres,
2. Bagaimana input (masukan) program Myres,
3. Bagaimana proses pelaksanaan program Myres,
4. Bagaimana produk atau hasil yang dicapai dari program Myres.

C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi
Direktorat KSKK, Dirjen Pendis Kementerian Agama selaku penyelenggara program Myres
untuk keberlanjutan program Myres yang lebih baik.

7
Hasil wawancara dengan Kepala Seksi (Kasi) Kesiswaan, Direktorat KSKK pada 12 September 2019
8
Hasil wawancara dengan Kasi Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau dan
Kasi Pendidikan Islam Kantor Kementerian Agama Maluku pada 17 September 2019

3
BAB II

KERANGKA KONSEP

A. Madrasah Young Researchers Super Camp (Myres)


Madrasah young researchers super camp (Myres) adalah kompetisi tingkat nasional
untuk penulisan karya ilmiah bagi siswa madrasah tingkat menengah MTS dan MA. Bidang
penelitian lomba Myres dikelompokkan menjadi tiga yaitu :1) Ilmu matematika, sains, dan
pengembangan teknologi (Math, Science, and Technology Development), 2) Ilmu sosial dan
humaniora (social sciences and humaninites), dan 3) Ilmu keagamaan (religious knowledge).
Myres merupakan program unggulan dari Direktorat KSKK, Dirjen Pendis, Kementerian
Agama yang diselenggarakan sejak tahun 2018 dengan pelaksanaan grand final di kota
Bengkulu berbarengan dengan KSM. Pada tahun 2019, grand final Myres dilaksanakan di kota
Manado, Sulawesi Utara.
Pelaksanaan program Myres mengacu pada petunjuk pelaksanaan teknis (juknis) Myres
tahun 2019 berdasarkan Surat Dirjen Pendis Nomor 2146 Tahun 2019 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Madrasah Young Researcher Super Camp Tahun Anggaran 2019.
Berdasarkan juknis, tersebut, dijelaskan bahwa secara umum Program Myres bertujuan untuk
menumbuhkembangkan budaya meneliti di kalangan siswa madrasah. Sedangkan tujuan
khusus Myres adalah :
1. Memotivasi siswa madrasah untuk berkreasi dalam berbagai bidang ilmu sesuai minat
dan bakatnya
2. Memembangun integritas dan sikap bertanggungjawab, kemampuan berpikir logis dan
analitis, kemampuan bekerja sama dalam kelompok, kemandirian, kepercayaan diri,
serta keterampilan berkomunikasi dan kemampuan menulis karya ilmiah,
3. Sarana pembelajaran bagi siswa madrasah dalam menuangkan ide-ide dan gagasan
kreatif yang dituangkan dalam tulisan
4. Menumbuhkembangkan budaya meneliti di kalangan siswa madrasah
5. Mendorong pencapaian hasil penelitian yang orisinal, berkualitas, dan kompetitif
6. Mengembangkan potensi intelektual dan daya piker kritis bagi siswa madrasah terhadap
situasi yang berkembang
7. Menciptakan generasi muda yang berprestasi dan produktif dalam berkarya
8. Mempersiapkan siswa madrasah menuju era revolusi industry 4,0

4
B. Mekanisme Pelaksanaan Kompetisi Myres
Kompetisi Myres memiliki tahapan kegiatan sebagai berikut :
1. Pengunggahan Naskah Proposal
Peserta wajib mengirimkan proposal penelitian sesuai dengan format yang
ditentukan ke alamat : https:// madrasah.kemenag.go.id/Myres2019. Proposal yang
dikirimkan belum pernah atau tidak sedang diikutkan dalam kompetisi serupa.
2. Seleksi Proposal
Seleksi proposal dilakukan oleh tim penilai atau juri untuk menentukan 9 proposal
terbaik per bidang penelitian pada setiap jenjang MTS dan MA. Penilaian proposal
meliputi metode penelitian, keunikan ide dan kreativitas, potensi aplikasi, orisinalitas
serta penggunaan bahasa dan teknis penulisan.
3. Pembinaan Awal
Proposal terpilih akan mendapatkan pembinaan awal secara daring oleh
pembimbing dari panitia sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.
4. Pelaksanaan Workhshop Myres
a. Peserta akan mendapatkan pendalaman dan pembelajaran secara substansi dan
teknik penelitian;
b. Peserta membawa data awal/prototype/rancang bangun peralatan hasil penelitian
serta menampilkannya dalam bentuk poster;
5. Pembinaan Penelitian dan Penulisan Laporan Penelitian
Pembinaan penelitian dan penulisan laporan penelitian dilakukan secara daring.
6. Grand Final Myres
a. Grand Finalis yang diundang mempersiapkan poster dan bahan presentasi
b. Grand Finalis menyiapkan materi pameran dan poster hasil penelitan.

C. Model Evaluasi CIPP dalam Evaluasi Program Myres


Model evaluasi CIPP memandang program sebagai suatu sistem (Arikunto dan Jabar,
2010:45). Model evaluasi CIPP merupakan model evaluasi komprehensif yang memiliki
fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif evaluasi adalah memberikan informasi
guna memperbaiki dan mengembangkan program sedangkan fungsi sumatif evaluasi adalah
memberi pertimbangan untuk menentukan keberhasilan atau kelanjutan program
(Stufflebeam dan Coryn, 2014:315). Model ini merumuskan evaluasi sebagai “suatu proses
menggambarkan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang berguna untuk menilai
alternative keputusan” (Stufflebeam, 1973:127) dalam Tayibnapis (2008:14).
5
Ada empat kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil
evaluasi program, yaitu:
1. Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak ada
manfaatnya, atau tidak terlaksana sebagaimana diharapkan.
2. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan
(terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit).
3. Melanjutkan program, karena pelaksanaan program menunjukan bahwa segala
sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang
bermanfaat.
4. Menyebarluaskan program dengan melaksanakan program di tempat-tempat lain
atau mengulangi lagi program di lain waktu, karena program tersebut berhasil
dengan baik, maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di waktu dan tempat yang lain
(Arikunto dan Jabar, 2010:22).

Model evaluasi CIPP terdiri dari empat komponen evaluasi, yaitu: evaluasi kontek
(Context Evaluation), evaluasi masukan (Input Evaluation), evaluasi proses (Process
Evaluation), dan evaluasi produk (Product Evaluation). Keempat komponen evaluasi CIPP
tersebut saling berinteraksi secara dinamis dan tidak berdiri sendiri-sendiri. Pertama,
evaluasi konteks (Context Evaluation) untuk menelaah status objek secara keseluruhan
sehingga dapat memberikan deskripsi mengenai karakterisrik lingkungan (Badrujaman, 2011)
dalam Mulyana (2017:345). Evaluasi kontek untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
program (Stufflebeam, 1983: 128). Kedua, evaluasi input atau masukan (Input Evaluation)
untuk mengevaluasi kualitas masukan yang dapat menunjang ketercapaian program (Sudjana
dan Ibrahim, 2004:246). Fokus kajian evaluasi masukan meliputi: a) sumber daya manusia,
b) sarana dan peralatan pendukung, c) dana/anggaran, dan d) berbagai prosedur dan
aturan yang diperlukan (Widoyoko, 2014:182). Ketiga, evaluasi proses (Process Evaluation)
berorientasi pada seberapa jauh kegiatan program terlaksana sesuai dengan rencana.
Evaluasi proses melibatkan aspek apa kegiatannya, siapa penanggungjawab program, dan
kapan kegiatan selesai. Hasil evaluasi proses untuk mengetahui kekurangan dalam
pelaksanaan program, baik strategi maupun capaian program (Stufflebeam dan Coryn,
2014:312). Keempat, evaluasi produk (Product Evaluation) merupakan evaluasi yang
bertujuan untuk mengukur, menginterpretasikan, dan menilai capaian program. Selain itu,
evaluasi produk untuk menilai keluaran atau outcome dan menghubungkan hal tersebut secara
objektif dengan konteks, input, dan proses.
6
Model evaluasi CIPP dalam evaluasi program Myres dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Evaluasi Konteks (Context Evaluation)
Evaluasi kontek bertujuan untuk mengetahui kesesuaian program Myres dengan
kebutuhan masyarakat. Arah evaluasi difokuskan kepada : a) menilai landasan hukum
penyelenggaraan program Myres, dan b) kesesuaian program Myres dengan kebutuhan
msyarakat.
2. Evaluasi Masukan (Input Evaluation)
Evaluasi masukan dilakukan untuk mengetahui kualitas masukan yang meliputi : juknis,
panitia, peserta, pembimbing atau mentor, pendamping, dan pembiayaan program Myres.
3. Evaluasi Proses (Process Evaluation)
Evaluasi proses untuk menilai sejauhmana implementasi tahapan kegiatan Myres yang
meliputi : sosialisasi, seleksi, workshop, pembinaan penelitian, dan grand final Myres.
4. Evaluasi produk (Product Evaluation)
Evaluasi produk untuk mengukur, menginterpretasikan, dan menilai capaian program.
Evaluasi produk pada evaluasi program Myres difokuskan untuk menilai sejauhmana
tingkat ketercapaian tujuan program yang telah ditetapkan dalam juknis.

7
BAB III
METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian evaluasi program dengan model evaluasi
CIPP untuk mengevaluasi program Myres tahun 2019 berdasarkan pada komponen evaluasi
kontek, input, proses, dan produk program.

Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan September 2019 dengan teknik
observasi, wawancara, angket, dan studi dokumentasi. Observasi dilakukan terhadap benda-
benda, kondisi lapangan, proses kegiatan dan perilaku orang tertentu dalam pelaksanaan grand
final Myres di Manado. Teknik wawancara dilakukan kepada panitia penyelenggara,
pembimbing, juri, peserta, dan pendamping peserta Myres untuk menggali informasi
pelaksanaan Myres yang dari komponen kontek, input, proses, dan produk. Angket diberikan
kepada peserta finalis dan pendampingnya pada grand final Myres untuk mengetahui persepsi
responden terhadap pelaksanaan Myres tahun 2019. Teknik dokumentasi untuk mencari dan
mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan program Myres tahun 2019.

Kisi-kisi Instrumen Penelitian


Instrumen Penelitian
Penelitian evaluasi program MYRES tahun 2019 ini menggunakan beberapa jenis
instrumen yaitu instrument observasi, wawancara, angket, dan studi dokumentasi. Instrumen
ini dibuat sesuai dengan tahapan model evaluasi CIPP.
a. Instrumen Kontek
Instrumen penelitian pada aspek kontek meliputi dua sub komponen yaitu : Kebijakan
atau landasan hukum pelaksanaan program MYRES dan urgensi atau kebutuhan program
MYRES. Instrumen kontek terdiri atas : 1) pedoman wawancara digunakan untuk
wawancara tentang hal-hal yang berhubungan dengan landasan hukum dan kebutuhan
pelaksanaan program MYRES. 2) pedoman studi dokumentasi digunakan untuk mengetahui
landasan hukum progam MYRES.

8
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Komponen Kontek
Sub
Komponen Indikator Sumber Data Teknik
komponen
Adanya Wawancara,
Landasan Panitia
Kontek regulasi yang studi
Hukum Penyelenggara
sesuai dokumen
Wawancara,
Kebutuhan Panitia
Kebutuhan studi
pemerintah Penyelenggara
dokumen
Kebutuhan
masyarakat

b. Instrumen Input
Instrumen penelitian pada aspek input meliputi sub komponen : sumber daya manusia,
materi, sarana prasarana, dan biaya penyelenggaraan program MYRES tahun 2019. Instrumen
input terdiri atas : 1) pedoman wawancara digunakan untuk wawancara tentang hal-hal
input pelaksanaan program MYRES yang meliputi : panitia penyelenggara, tim juri,
pendamping, dan siswa atau peserta program MYRES; 2) pedoman studi dokumentasi
digunakan untuk mengetahui keadaan panitia penyelenggara program, tim juri, pendamping,
dan peserta program MYRES 2019; 3) observasi terhadap ketersediaan sarana dan prasarana
dengan menggunakan inventory check list.

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Komponen Input


Kompone
Subkomponen Indikator Sumber data Teknik
n
Petunjuk teknis Panitia, juri, Wawancara,
Input jelas
pelaksanaan pendamping, siswa studi dokumen
Sesuai
Panitia kompetensi Panitia, juri, Wawancara,
penyelenggara Sesuai pendamping, siswa studi dokumen
kebutuhan
Sesuai
Juri
kompetensi Panitia, juri, Wawancara,
Sesuai pendamping, siswa studi dokumen
kebutuhan

Sesuai
Pendamping
kompetensi Panitia, juri, Wawancara,
Sesuai pendamping, siswa studi dokumen
kebutuhan

9
Sesuai
Siswa Wawancara
kompetensi
Siswa, pendamping
Sesuai
studi dokumen
kebutuhan
Panitia,
Sarana dan Wawancara,
Sesuai syarat pendamping, juri,
Prasarana observasi
siswa
Biaya Wawancara
Pembiayaan
mencukupi panitia, studi dokumen
Sesuai pendamping, siswa
kebutuhan

c. Instrumen Proses
Instrumen proses digunakan untuk mengungkap proses atau pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, yang terdiri dari observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Instrumen
observasi dan dokumentasi digunakan untuk mengetahui proses atau pelaksanaan program
MYRES. Sedangkan angket untuk untuk mengungkap persepsi panitia penyelenggara, tim
juri, pendamping, dan siswa terhadap pelaksanaan program MYRES tahun 2019. Wawancara
digunakan untuk mengetahui pelaksanaan program MYRES tahun 2019.

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Komponen Proses


Sumber
Komponen Subkomponen Indikator Teknik
Data
Proses Sosialisasi sosialisasi
Panitia,
Seleksi proposal Wawancara,studi
pendamping,
Pembinaan dokumen, angket
siswa
Pendampingan

Pelaksanaan Pembinaan awal Wawancara,studi


Workshop dokumen, angket
Mentoring Panitia,
Pameran pendamping,
Presentasi siswa
Laporan hasil
penelitian
Gand final

d. Instrumen Produk

10
Instrumen produk digunakan untuk mengungkap produk atau hasil dari program
yang terdiri dari dokumentasi dan wawancara. Instrumen dokumentasi dan wawancara
digunakan untuk mengetahui prestasi hasil belajar peserta didik baik akademik maupun non
akademik dan juga untuk mengetahui lulusan siswa peserta MYRES yang memenangkan
lomba.
Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Komponen Produk
Sumber
Komponen Subkomponen Indikator Teknik
Data
Karya ilmiah Hak paten Medali sesuai Panitia,
Wawancara,
Pendamping,
Medali sesuai angket
siswa

Penghargaan Panitia,
Prestasi Penghargaan Wawancara,
sesuai Pendamping,
angket
Beasiswa Bantuan sesuai siswa

Teknik Analisa Data


Teknik analisa data penelitian menggunakan analisa data kuantitatif dengan statistik
deskriptif untuk melukiskan dan menganalisis kelompok data tanpa membuat atau menarik
kesimpulan atas populasi yang diamati (Arikunto dan Jabar, 2010, Suharyadi & K., 2003).
Statistik deskriptif yang digunakan adalah distribusi frekuensi, rata-rata dan angka indeks
untuk menggambarkan ketercapaian tujaun program. Angka indeks menggunakan skala 1-4
dengan kategorisasi sebagai berikut = 1 – 1,75 = tidak baik; 1,76 – 2,5 = kurang baik; 2,51 –
3,25 = baik; 3,26 – 4,0 = sangat baik.

11
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Temuan penelitian difokuskan pada hasil evaluasi berdasarkan komponen evaluasi
CIPP yang meliputi : evaluasi kontek, input, proses, dan produk.

Evaluasi Kontek (Contex Evaluation)


Evaluasi konteks dalam evaluasi program Myres berkaitan dengan landasan hukum
dan kebutuhan masyarakat terhadap program.
Landasan Hukum
Pedoman pelaksanaan Myres merujuk pada Surat Dirjen Pendis Nomor 2146 Tahun
2019 tentang Petunjuk Teknis (juknis) Pelaksanaan Madrasah Young Researcher Super Camp
Tahun Anggaran 2019. Dalam juknis tersebut dijelaskan bahwa Direktorat KSKK membuat
program Myres untuk melaksanakan amanat Undang-undang sistem pendidikan nasional
nomor 20 tahun 2003 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 39
tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan.
Undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 3
mengamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Sedangkan Permendiknas nomor 39 tahun 2008 memberikan arahan
teknis untuk mengembangkan program pembinaan kesiswaan, antara lain : menyelenggarakan
kegiatan ilmiah, pameran karya inovatif, dan hasil penelitian. Menurut Maryunah, Kepala Seksi
Kesiswaan, Direktorat KSKK bahwa Program Myres pada dasarnya bertujuan untuk
menumbuhkan bakat dan minat siswa melalui kegiatan penelitian untuk berkreasi dan
berinovasi menghasilkan karya ilmiah.9
Hasil evaluasi di atas menunjukkan bahwa program Myres telah memenuhi atau sesuai
dengan regulasi undang-undang nomor 20 tahun 2003 dan Permendiknas nomor 39 tahun 2008.

Kebutuhan Masyarakat

9
Hasil wawancara dengan Maryunah, Kasi Kesiswaan Direktorat KSKK, Dirjen Pendis pada 12 September 2019.

12
Indikator suatu program merupakan kebutuhan masyarakat ditandai dengan
peningkatan minat dan dukungan masyarakat terhadap program. Peserta kompetisi Myres
tahun 2019 mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari tahun 2018 yaitu sebesar
65,13%. Selain peningkatan jumlah peserta, persebaran wilayah peserta Myres juga bertambah
luas. Kompetisi Myres tahun 2019 ini diikuti oleh 32 propinsi dari 34 propinsi di Indonesia.
Dukungan madrasah dan Kanwil Kementerian Agama Provinsi terhadap program
Myres dikategorikan tinggi. Survey terhadap 71 peserta grand final Myres menunjukkan bahwa
63,38% responden mengaku sangat mendukung, 28,17% responden mengaku mendukung,
5,63% responden mengaku kurang mendukung, dan 2,82% responden mengaku tidak
mendukung. Beberapa dukungan madrasah kepada peserta berupa dispensasi waktu untuk
melakukan penelitian, fasilitasi biaya penelitian, fasilitasi penginapan dan transport guru
pendamping untuk mengikuti grand final ke Manado karena panitia penyelenggara hanya
memberikan fasilitas untuk peserta finalis.
Kanwil Kementerian Agama Provinsi juga mendukung baik kompetisi Myres. Survey
pada 25 guru pendamping peserta finalis menemukan bahwa 20% responden mengaku Kanwil
sangat mendukung, 56% responden mengaku mendukung, 20% responden menyatakan kurang
mendukung, dan 4% responden menyatakan tidak mendukung. Beberapa bentuk dukungan
Kanwil Kementerian Agama terhadap kegiatan Myres berupa sosialisasi, motivasi, pengarahan
secara berkala, sampai kepada dukungan kostum dan fasilitas penginapan untuk pendamping.10
Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jakarta, misalnya memberikan dukungan sarana berupa
menyewakan televisi untuk penayangan hasil penelitian, kostum peserta dan pendamping,
fasilitas penginapan, dan transport untuk guru pendamping ke Manado.11 Namun di sisi lain,
Kanwil Kementerian Agama Provinsi tidak dapat memberikan dukungan fasilitas penginapan
dan transport untuk pendamping peserta finalis dari madrasah.12
Berdasarkan uraian di atas, membuktikan bahwa program Myres merupakan kebutuhan
yang banyak diminati oleh masyarakat dan didukung madrasah dan Kementerian Agama
tingkat Provinsi.
Evaluasi Masukan (Input Evaluation)

10
Hasil wawancara dengan beberapa guru pendamping finalis grand final Myres dan hasil pengolahan data angket
11
Hasil wawancara dengan guru pendamping peserta dari MTSN 7 Model Jakarta pada 3 Oktober 2019
12
Hasil wawancara dengan beberapa guru pendamping peserta dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten
pada 27 dan 30 September 2019

13
Evaluasi masukan atau input bertujuan untuk mengetahui kualitas masukan yang
mencakup : petunjuk teknis (juknis), panitia, peserta, pembimbing atau mentor, dan
pembiayaan program Myres.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program
Petunjuk teknis pelaksanaan Myres merujuk pada Surat Dirjen Pendis Nomor 2146
Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis (juknis) Pelaksanaan Madrasah Young Researcher Super
Camp Tahun Anggaran 2019. Juknis memberikan pedoman bagi peserta untuk mengikuti
kompetisi Myres. Juknis mencakup latar belakang program, ruang lingkup atau bidang
kompetisi, persyaratan, mekanisme pelaksanaan, jadwal pelaksanaan, kriteria penilaian, tim
juri, dan penghargaan bagi pemenang pada grand final Myres.
Survey terhadap 71 peserta grand final, 47,22% responden menyatakan juknis kurang
jelas, 48,61% responden menjawab jelas, dan 4,17% responden menyatakan sangat jelas.
Indeks ketercapaian juknis pelaksaan program Myres adalah 2,56 berada pada kategori baik.
Konten juknis yang menjadi catatan peserta adalah perubahan jadwal, ketentuan poster dan
pameran, serta kriteria penilaian grand final agar dijelaskan lebih rinci dalam juknis sehingga
tidak menimbulkan multitafsir. Peserta berharap agar juknis dipersiapkan secara matang agar
pelaksanaan Myres ke depan tidak ada perubahan atau revisi.

Panitia Penyelenggara
Panitia penyelenggara kompetisi Myres adalah Sub Direktorat Kesiswaan pada
Direktorat KSKK. Panitia grand final Myres berjumlah 4 (empat) orang.13 Aspek panitia
mendapatkan banyak sorotan dari peserta dan guru pendamping. Mereka menilai bahwa jumlah
panitia pada penyelenggaraan grand final kurang memenuhi, kurang koordinasi, kurang
tanggap, dan kurang persiapan.14 Mereka berharap panitia penyelenggara terutama pada
pelaksanaan grand final ditambah jumlahnya dan dikoordinasikan secara baik.

Peserta
Peserta kompetisi MYRES tahun 2019 diikuti oleh 1.018 proposal yang meliputi : 803
proposal (78,88%) dari siswa MTS dan 215 proposal (21,12%) dari siswa MA. Berdasarkan
status kelembagaan, peserta Myres tahun 2019 diikuti oleh 63 dari 1.108 atau 6,19% proposal
dari madrasah swasta dan 93,81% proposal dari madrasah negeri. Peserta MYRES berasal dari

13
Hasil wawancara dengan Maryunah, Kasi Kesiswaan Direktorat KSKK, Dirjen Pendis pada 12 September 2019
14
Hasil wawancara dengan beberapa pendamping dan hasil angket peserta finalis grand final Myres pada 17-18
September 2019

14
seluruh propinsi di Indonesia, kecuali propinsi Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara
belum berpartsisipasi dalam kompetisi Myres tahun 2019 (lihat Gambar 1). Lima propinsi yang
paling banyak mengirimkan proposal penelitian adalah Propinsi Jawa Timur (285), Jawa
Tengah (158), Yogyakarta (65), Jawa Barat (50), dan Sulawesi Tenggara (44).

Grand Total 1018


Sumatera Utara 39
Sumatera Selatan 39
Sumatera Barat 21
Sulawesi Tenggara 44
Sulawesi Tengah 8
Sulawesi Selatan 43
Sulawesi Barat 3
Riau 26
Papua Barat 5
Papua 1
Nusa Tenggara Barat 12
Maluku Utara 4
Maluku 2
Lampung 2
Kepulauan Riau 6
Kalimantan Timur 13
Kalimantan Tengah 1
Kalimantan Selatan 35
Kalimantan Barat 7
Jawa Timur 285
Jawa Tengah 158
Jawa Barat 50
Jambi 13
Gorontalo 9
DKI Jakarta 39
DI Yogyakarta 65
Bengkulu 20
Banten 12
Bangka Belitung 3
Bali 32
Aceh 21

Gambar 1. Sebaran Peserta Myres Tahun 2019

Proposal penelitian yang masuk melalui website Myres terdiri dari 48,43% bidang
Matematika, Sains dan Teknologi, 33,20% bidang sosial dan humaniora sebanyak 33,20%, dan
18,37% bidang ilmu keagamaan. Dengan demikian bidang ilmu keagamaan paling sedikit
diminati oleh peserta kompetisi Myres.
Proposal yang masuk ke dalam kompetisi Myres, seanjutnya diseleksi oleh tim juri
berdasarkan kriteria penilaian yang ditentukan untuk lolos dalam tahapan pembinaan
penelitian. Hasil seleksi menetapkan 54 proposal yang meliputi : 27 proposal terbaik dari siswa
MTS dan 27 proposal terbaik dari siswa MA. Proposal penelitian yang lolos seleksi tersebut
terdiri dari 45 (83,33%) proposal penelitian tim atau kolaborasi dan 9 proposal (16,67%)
individu. Total siswa yang mengikuti tahap pembinaan sebanyak 99 orang.

15
Sumatera Utara 1
Sumatera Selatan 3
Sumatera Barat 2
Sulawesi Tenggara 3
Riau 1
Nusa Tenggara Barat 1
Kalimantan Selatan 1
Jawa Timur 16
Jawa Tengah 9
Jawa Barat 1
Jambi 1
Gorontalo 2
DKI Jakarta 3
DI Yogyakarta 6
Banten 2
Bali 1
Aceh 1

Gambar 2. Sebaran Peserta Myres yang Lolos Tahap Seleksi

Peserta yang lolos tahap seleksi tersebar pada 17 proponsi di Indonesia. Peserta paling
banyak berasal dari propinsi Jawa Timur (16), Jawa Tengah (9), dan Yogyakarta sebanyak 6
proposal (lihat Gambar 2).

Pembimbing atau Mentor


Setiap peserta yang lolos seleksi tahapan super camp mendapatkan pembimbing atau
mentor dari panitia penyelenggara yang akan membimbing dari tahapan persiapan penelitian
hingga penulisan laporan hasil penelitian. Selain pembimbing dari penyelenggara, peserta juga
dibimbing oleh pembimbing dari madrasah yang biasanya adalah guru karya ilmiah remaja
(KIR), guru ekstrakurikuler dan guru mata pelajaran.
Mentor peserta dari penyelenggara Myres sekaligus bertindak sebagai tim juri atau
penilai dalam kompetisi Myres. Mentor berasal dari unsur Universitas Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, UIN Walisongo Semarang, Institute Agama Islam Negeri (IAIN)
Surakarta, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan peneliti Balai Litbang
Agama Jakarta. Survey terhadap 71 finalis grand final, kompetensi mentor dalam membimbing
peserta dinilai sangat baik oleh 34,72% reseponden, 61,11% menilai baik, dan 4,17%
responden yang menilai kurang baik. Indeks kompetensi pembimbing atau mentor mencapai
angka 3,31 atau kategori sangat baik.
Sedangkan kompetensi pembimbing dari madrasah, 44,44% responden menilai
kompetensinya sangat baik, 51,39% responden menilai baik, 4,17% responden menilai kurang
baik, dan 1,37% tidak memberikan respon. Sebagian madrasah juga memfasilitasi peserta
dengan memberikan pembimbing dari luar madrasah, 19,27% responden menyatakan mereka

16
diberikan pembimbing dari luar madrasah, dan 80,28% tidak menggunakan. Pembimbing dari
luar madrasah biasanya berasal dari dosen perguruan tinggi, seperti MTS Negeri 6 Sleman
menggunakan pembimbing dari Universitas Negeri Yogyakarta, MTS Negeri 2 Kota Kediri
mengundang mentor dari IAIN Kota Kediri, dan MTS Negeri 1 Malang memakai mentor dari
Universitas Negeri Malang.

Pembiayaan
Pembiayaan program Myres tidak terlalu besar seperti pada anggaran Kompetensi Sains
Madrasah (KSM) karena sebagian besar tahapan kegiatan dilakukan secara online melalui
website Kementerian Agama.15 Namun ada komponen biaya yang dibebankan pada peserta
yaitu biaya untuk melakukan penelitian setelah lolos tahap seleksi. Padahal biaya tersebut
jumlahnya cukup besar, terutama untuk penelitian bidang sains dan teknologi yang
menciptakan alat dengan beberapa kali percobaan trial and error.

Lebih 3 Juta 26,03


2.500.001,- – 3.000.000,- 6,85
2.000.001,- – 2.500.000,- 2,74
1.500.001,- – 2.000.000,- 8,22
1.000.001,- – 1.500.000,- 17,81
500.000,- – 1.000.000,- 26,03
< 500.000 6,85

Gambar 3. Biaya yang digunakan untuk Melakukan Penelitian pada Kompetisi Myres

Sebanyak 26,03% responden mengaku biaya yang digunakan untuk melakukan


penelitian sebesar Rp. 500.000,- sampai Rp. 1.000.000,-, sebanyak 26,03% responden
menghabiskan biaya lebih dari 3 juta rupiah dan 17,81% responden mengaku menghabiskan
biaya sebesar Rp. 1.000.001,- hingga Rp.1.500.000,- (lihat Gambar 3). Biaya penelitian
tersebut terdiri dari biaya transportasi ke lokasi penelitian, membeli bahan atau alat-alat
penelitian, dan biaya lainnya. Sumber biaya penelitian peserta Myres sebagian besar
ditanggung oleh madrasah, meskipun tidak sepenuhnya. Sebagian biaya lagi bersumber dari
pribadi peserta, orang tua peserta dan guru pembimbing (lihat Gambar 4).

15
Hasil wawancara dengan Kasi Kesiswaan, Subdit Kesiswaan DIrektorat KSKK pada 12 September 2019

17
10,23%

12,50%

15,91% 61,36%

madrasah pembimbing orang tua sendiri

Gambar 4. Sumber Biaya Penelitian pada Kompetisi Myres

Peserta berharap agar panitia memberikan biaya untuk melakukan penelitian ketika
peserta dinyatakan lolos tahap seleksi pada pembimbingan awal karena kemampuan finansial
peserta dan madrasah berbeda-beda.16
Selain biaya penelitian, besarnya beasiswa bakat dan prestasi serta uang pembinaan
bagi pemenang grand final Myres juga menjadi perhatian peserta. Beasiswa bakat dan prestasi
diberikan kepada semua finalis grand final sebesar 1,6 juta rupiah yang diberikan pada setiap
siswa finalis. Sebanyak 8,57% responden mengaku beasiswa bakat dan prestasi sesuai
(62,86%), kurang sesuai (22,86%), dan tidak sesuai (5,71%). Namun responden berharap,
beasiswa bakat dan prestasi nilainya bisa ditingkatkan lagi, minimal dapat menutupi seluruh
biaya penelitian yang telah digunakan.
Selain sertifikat dan medali yang diberikan kepada juara I, II, dan III grand final Myres
juga diberikan uang pembinaan sebesar Rp. 3 juta untuk juara I, Rp. 2,5 juta untuk juara II,
dan Rp. 2 juta untuk juara III. Menurut responden, uang pembinaan yang diberikan panitia
sangat sesuai (8,96%), sesuai (55,22%), kurang sesuai (29,85%), dan tidak sesuai (5,97%).
Namun sebagian peserta dan guru pendamping berharap uang pembinaan yang diberikan
kepada para pemenang besarannya lebih ditingkatkan lagi sebesar 5 juta hingga 10 juta rupiah
karena Myres adalah kompetisi tingkat nasional. Besaran uang pembinaan sebaiknya dibedakan
sesuai jenjang MTS dan MA.

Evaluasi Proses (Process Evaluation)


Evaluasi proses kompetisi Myres bertujuan untuk menilai sejauhmana implementasi
tahapan kegiatan Myres yang meliputi : sosialisasi, seleksi, workshop, pembinaan penelitian
dan penulisan laporan penelitian, dan grand final Myres.

16
Hasil wawancara dengan guru pembimbing dari MTSN 6 Sleman pada 18 September 2019

18
Sosialisasi Program
Sosialisasi program Myres tahun 2019 dilakukan oleh panitia sejak bulan Mei 2019.
Sosialisasi dilakukan melalui media Website Kementerian Agama, Surat Edaran kepada
Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan Kementerian Agama Kota/Kabupaten, serta sosial
media. Sebagian besar pendamping peserta Myres mengaku mendapatkan informasi Myres dari
Madrasah (36,92 %), Website Kementerian Agama Provinsi (35,38%), Kanwil Kementerian
Agama Provinsi (12,31%), Media sosial (9,23%), dan Kementerian Agama Kota/kabupaten
(6,15%). Sedangkan peserta MYRES mengetahui informasi kompetisi MYRES dari madrasah
melalui kepala madrasah, dan guru karya ilmiah remaja (72,60%), website Kementerian
Agama (17,81%), serta media sosial (9,59%).
Sosialisasi kegiatan Myres pada bulan Mei 2019 bertepatan dengan bulan Ramadhan
tahun 2019 atau 1440 Hijriah dinilai kurang efektif karena sebagian madrasah sudah memasuki
waktu liburan Lebaran Idhul Fitri 1440 Hijriah sehingga madrasah kurang maksimal dalam
melakukan penjaringan dan pembimbingan calon peserta kompetisi Myres.17 Mereka berharap
sosialisasi kegiatan Myres dilakukan lebih awal dan panjang waktunya agar persiapan
madrasah lebih maksimal.

Seleksi Proposal
Proses seleksi proposal dilakukan oleh tim juri terhadap semua proposal penelitian yang
masuk ke alamat : https://madrasah.kemenag.go.id/Myres2019 sebanyak 1.018 proposal.
Kriteria proposal terbaik didasarkan pada ide dan orisinalitas penelitian, kesesuaian antara
rumusan masalah/pertanyaan, pemilihan metode penelitian yang akan digunakan, dan nilai
tambah atau manfaat dari penelitian.18 Peserta yang lolos seleksi akan mengikuti pembinaan
awal dan Workshop MYRES. Peningkatan signifikan pada jumlah proposal yang masuk
menjadikan tim penilai harus bekerja ekstra time untuk memilih 54 proposal yang terbaik.19
Hal ini menjadi masukan untuk kompetisi MYRES yang akan datang agar tim penilai
jumlahnya diperbanyak dan kriteria penilaian lebih ketat untuk memudahkan proses seleksi.

Workshop

17
Hasil wawancara dengan guru pembimbing dari MTS N 1 Tangerang pada 26 September 2019 dan guru
pembimbing dari MAN IC Cendikia, Serpong, Banten pada 27 September 2019
18
Petunjuk teknis pelaksanaan Myres tahun 2019
19
Hasil wawancara dengan penilai dari UIN Syarif F=Hidayatullah Jakarta pada 18 September 2019

19
Proposal yang dinyatakan lolos seleksi sebanyak 54 proposal selanjutnya mengikuti
Workshop Myres untuk pembekalan research skills. Workshop ini diselenggarakan pada
selama 4 (empat) hari pada tanggal 3-5 Juli 2019 di hotel Ara, Serpong, Banten. Pada
pelaksanaan workshop peserta mendapatkan bimbingan dan pendampingan tentang bagaimana
membuat penelitian yang baik dari peneliti LIPI, dosen perguruan tinggi Agama Islam, dan
Balai Litbang Agama Jakarta. Dari 54 proposal sedianya akan diplih 18 proposal terbaik untuk
mengikuti grand final Myres. Namun karena semua proposal memilki kualitas yang baik
menurut tim penilai, maka 54 proposal tersebut dinyatakan lolos dan mengikuti grand final
Myres 2019.20 Pada kegiatan workshop tersebut, setiap peserta MYRES diberikan pembimbing
atau mentor yang membimbing peserta untuk melakukan penelitian hingga penulisan karya
tulis ilmiah.
Menurut pengakuan peserta, bahwa pelaksanaan workshop MYRES sudah berjalan
sangat baik (21,13%), baik (70,42%), kurang baik (8,45%). Indeks ketercapaian workshop
berada pada angka 3,13 atau kategori baik. Masukan responden untuk kegiatan workshop
Myres antara lain : agar pelaksanaannya sesuai jadwal yang ditetapkan, kegiatan tidak sampai
larut malam, dan pendamping peserta workshop agar mendapatkan fasilitas yang sama seperti
peserta.

Pembimbingan Secara Daring


Pembimbingan secara daring diberikan selama satu bulan dari bulan Juli - Agustus
2019. Selama mentoring secara daring, peserta dapat berkonsultasi melalui grup media sosial
pada mentor yang telah ditetapkan pada Workshop. Menurut pengakuan responden peserta,
21,13% responden menilai bahwa proses mentoring secara daring berlangsung sangat baik,
70,42% menilai baik, 8,45% responden menilai kurang baik, 2,74% menilai kurang baik.
Indeks ketercapaian pembimbingan secara daring sebesar 3,11 atau kategori baik. Beberapa
masukan untuk perbaikan mentoring secara daring antara lain: jadwal pembimbingan lebih
intensif, perlunya jadwal bimbingan rutin bersama dengan peserta lain, perlunya bimbingan
tatap muka jarak jauh dengan video conference, dan perlunya bimbingan terhadap pembimbing
dari madrasah agar terdapat satu kesepahaman antara pembimbing dari panitia dan madrasah.

Grand Final Myres

20
Hasil wawancara dengan Kasi Kesiswaan, Direktorat KSKK pada 12 September 2019

20
Grand final Myres diselenggarakan di Manado, Sulawesi Utara pada tanggal 16 – 19
September 2019. Rangkaian kegiatan grand final meliputi : pembukaan oleh Menteri Agama,
Lukman Hakim Saefuddin, pameran atau expo hasil penelitian, sharing moment, dan ujian
presentasi hasil penelitian di hadapan tim penilai.
Pada pameran hasil penelitian peserta memamerkan hasil penelitian berupa poster dan
video profil penelitian yang berdurasi 3-5 menit untuk menjelaskan proses dan hasil penelitian.
Pameran dilaksanakan di gedung IAIN Manado. Sedangkan penentuan posisi stand pameran
dilakukan dengan undian. Hasil kuesioner kepada peserta finalis, menunjukkan bahwa
pelaksanaan pameran hasil penelitian Myres berjalan sangat baik (14,08%), baik (60,56%), dan
kurang baik (25,35%). Tempat dan tata letak stand pameran mendapat banyak sorotan dari para
pengunjung, peserta, dan guru pendamping. Tempat pameran yang terpisah dalam ruangan
kecil seperti ruang kantor dinilai tidak sesuai untuk pameran atau expo yang menampung 54
stand, sehingga banyak stand yang lokasinya tidak strategis karena berada dalam ruangan yang
terpisah. Durasi pameran yang lama dan estafet dengan kegiatan sharing moment pada malam
hari menjadikan peserta kelelahan dan kurang persiapan untuk ujian presentasi pada esok
harinya.21 Juknis yang kurang detail dan banyak revisi seperti konten poster dan video profil
penelitian sehingga dipersepsikan beragam oleh tim peserta. Selain itu, adanya modifikasi
konten pameran seperti adanya suvenir, makanan, pakaian adat, dan aksesoris ciri khas daerah
juga dapat membuat bias penilaian yang dapat mempengaruhi subjektivitas penilaian pameran
oleh tim juri. Menurut pengakuan pendamping dari Tangerang, sebaiknya hal itu dihindari dan
dijelaskan secara detail dalam juknis pameran.22

Ujian Presentasi
Ujian presentasi hasil penelitian dilakukan pada ruang tertutup di depan tim penilai
yang terdiri dari tiga orang. Pelaksanaan ujian dilakukan pada tiga tempat yang berbeda sesuai
bidang penelitian. Nomor urut ujian dilakukan dengan undian. Masukan untuk ujian presentasi
adalah adanya standarisasi pelaksanaan ujian untuk semua bidang penelitian.
Hasil grand final menetapkan juara I, II, dan III terbaik setiap bidang pada setiap
jenjang. Pemenang grand final kompetisi Myres tahun 2019 lihat Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Daftar Juara MYRES Tahun 2019 Tingkat MTS
Nama Madrasah Judul
Bidang Matematika dan Saintek (MST)

21
Wawancara dengan guru pendamping dari MTS Negeri Jakarta
22
Wawancara dengan guru pendamping dari Tangerang, 17 September 2019

21
Juara 1 Magic pen for disabled children atau inovasi pulpen gel berbasis larutan
MTsN 1 kota Malang elektrolik sebagai pengganti kabel dalam pembelajaran ipa untuk anak
tunadaksa.
Juara 2 Pendeteksi patok negara otomatis untuk mempermudah pengawasan
MTs N 6 Sleman wilayah indonesia.
Juara 3 Pengaruh katalis pada pengolahan sampah plastik menjadi BBM.
MTs N 1 Kab Malang
Bidang Keagamaan
Juara 1 Wadidaw sebagai media dakwah agama islam pada materi silaturahim di
MTs N 7 Model Jakarta MI PKP Jakarta Islamic School.
Juara 2 Pembuatan mobile augmented reality to islamic garden dalam upaya
MTsN 1 Kota Pasuruan mewujudkan generasi millennial berbudaya lingkungan dan berakhlak
Qur’ani.
Juara 3 Pengaruh tradisi shalat tarawih super kilat di pondok pesantren salafiyah
MTs N 1 kab Malang Shirotul Fuqoha terhadap rasa semangat beribadah kalangan pemuda.
Bidang Sosial Humaniora (Soshum)
Juara 1 Strategi Bertahan Hidup Masyarakat Dusun Pologunting Desa Gempolsari
MTsN 4 Sidoarjo Kecamatan Tanggulangin Terhadap Dampak Lumpur Lapindo
Juara 2 Pengaruh Pembangunan Bandara Kediri terhadap Perubahan Sosial
MTs N 2 Kota kediri Masyarakat Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri
Juara 3 Kebiasaan Bermain Game Online Bergenre Bettle Royale & Dampaknya
MTsN 1 Kab Malang Terhadap Sikap Empati

Tabel 2. Daftar Juara MYRES Tahun 2019 Tingkat MA


Nama Madrasah Judul
Bidang Matematika dan Saintek (MST)
Juara 1 Sukses Vegetasi Dan Pembentukan Tanah Di Daerah Gunung Merapi,
MAN 1 Yogyakarta Cangkringan, Yogyakarta.
Juara 2 Kotak Amal Semi Otomatis Berbasis Autocounting Sebagai Peningkatan
MAN IC Gorontalo Efisiensi Dalam Perhitungan Dana Infaq.
Juara 3 Pembuatan Serat Nano dari Hasil Peluruhan Styrofoam Menggunakan Metode
MAN 2 Kudus Electrospinning.
Bidang Keagamaan
Juara 1 Islam Moderat : Konsep Dan Implementasinya Di Pondok Pesantren
MA Darus Salam Ciamis Darussalam Ciamis.
Juara 2 Deradikalisasi dan Moderasi Madrasah dengan Pemanfaatan Moderat Corner
MAN 3 Palembang untuk Indonesia Damai.
Juara 3 Implementasi Hukum Jinayat Terhadap Isu Diskriminasi Gender Di Provinsi
MAN 1 Banda Aceh Aceh.
Bidang Sosial Humaniora (Soshum)
Juara 1 Behavioristik wanita penambang intan lubang dalam penantang maut
MAN IC Tanah Laut Kalimantan
Selatan
Juara 2 Fungsionalisas budaya kalosara sebagai media penyelesaian konflik bagi
MAN 1 Kota Kendari masyarakat tolaki (studi di kabupaten konawe ).
Juara Expo

MTsN 3 Jakarta Selatan Survei Cyberbullying Terhadap Siswa Madrasah Tsanawiyah di Kota
Administrasi Jakarta Selatan
MAN 1 Banyuwangi Pengembangan aplikasi penerimaan dan penyaluran zakat "ikhlas
beramal" menggunakan GPS berbasis android

Hasil survey kepada finalis grand final MYRES mengambarkan bahwa pelaksanaan
grand final berjalan sangat baik (26,76%), baik (61,97%), dan kurang baik (11,27%). Beberapa

22
masukan peserta dan pendamping antara lain : agar perubahan jadwal kegiataan dikodinasikan
dengan baik kepada peserta dan pendamping, lokasi pameran dan ujian agar tidak terlalu jauh
dengan lokasi penginapan, panitia mengkoodinasikan tempat penginapan pendamping agar
tidak terlalu jauh dengan peserta, transparansi hasil penilaian agar tidak menimbulkan
prasangka, mentor dan tim penilai sebaiknya orang berbeda untuk menghindari subjektivitas
penilaian, pelayanan terhadap pendamping agar ditingkatkan, dan jumlah panitia ditambah
untuk meningkatkann pelayanan pada pelaksaaan grand final MYRES.

Evaluasi Produk (Product Evaluation)


Evaluasi produk program Myres difokuskan untuk menilai sejauhmana tingkat
ketercapaian tujuan program. Hasil evaluasi ini akan menjadi masukan bagi stakeholders untuk
menentukan keberlanjutan program (Widoyoko, 2014,:183). Tujuan program Myres termuat
dalam Juknis Myres tahun 2019.
Semangat lebih berprestasi dalam berkarya 3,15
Menulis karya ilmiah hasil sendiri (orisinal) 3,14
Yakin hasil karya ilmiah sangat bermanfaat 3,14
Meningkatkan kemampuan mengkomunikasikan hasil karya… 3,11
Menjadikan karya tulis ilmiah lebih kompetitif 3,09
Percaya diri dengan hasil karya sendiri 3,09
Bertanggung jawab terhadap karya ilmiah sendiri 3,09
Menjadikan karya tulis ilmiah lebih berkualitas 3,08
Media menuangkan ide-ide kreasi saya 3,08
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis saya terhadap… 3,06
Mendorong lebih produktif menghasilkan karya ilmiah 3,03
Senang bekerja sama dalam tim penelitian 3,03
Menumbuhkan ide-ide baru untuk berkarya 2,98
Penelitian atas ide atau gagasan sendiri 2,98
Memotivasi berkreasi dalam bidang ilmu yang diminati 2,98
Membuat karya ilmiah dengan baik dan sesuai jadwal 2,92
Penelitian atas kemauan sendiri 2,80

Gambar 5. Indeks Ketercapaian Tujuan MYRES

Tingkat ketercapaian tujuan program digambarkan dengan angka indeks (lihat Gambar 5).
Semakin tinggi indeks menggambarkan semakin tinggi tingkat ketercapainnya. Tingkat
ketercapaian tujuan program memiliki indeks 2,80 hingga 3,15 (skala 1-4) yang berarti bahwa
tingkat ketercapaian semua aspek tujuan MYRES berada pada kategori baik. Tiga tujuan yang
paling tinggi indeksnya adalah pada indikator bahwa MYRES menumbuhkan semangat untuk
lebih berprestasi dalam membuat karya ilmiah (3,15), mendorong responden untuk menulis
karya ilmiah hasil sendiri atau orisinil (3,14), meningkatkan kemampuan mengkomunikasikan
hasil karya ilmiah (3,11). Sedangkan aspek tujuan program MYRES yang paling rendah tingkat
ketercapaiannya di bawah angka 3,00 adalah responden melakukan penelitian atas kemauan
sendiri (2,80) dan membuat karya ilmiah dengan baik dan sesuai jadwal (2,92), memotivasi
23
responden berkreasi dalam bidang ilmu yang diminati (2,98), melakukan penelitian atas ide
atau gagasan sendiri (2,98), dan menumbuhkan ide-ide baru untuk menghasilkan karya ilmiah
selanjutnya (2,90).

24
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan evaluasi pada tahapan kontek, input,
proses, dan produk di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Pertama, hasil evaluasi kontek didapati bahwa Program Myres yang bertujuan untuk
menumbuhkembangkan budaya penelitian pada siswa madrasah sesuai dengan amanat
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan Permendiknas
nomor 39 tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan melalui kompetisi kegiatan ilmiah dan
pameran karya inovatif serta hasil penelitian. Program Myres merupakan kebutuhan
masyarakat yang banyak diminati oleh kalangan madrasah dan didukung oleh madrasah dan
Kementerian Agama Propinsi. Masukan untuk kontek program Myres adalah agar dukungan
madrasah dan Kanwil terhadap progam Myres lebih ditingkatkan.
Kedua, hasil evaluasi input meliputi : petunjuk teknis (juknis), panitia, peserta,
pembimbing atau mentor, dan pembiayaan. Tingkat ketercapaian komponen input tersebut
berada pada kategori baik. Beberapa catatan untuk evaluasi input antara lain : juknis agar
dipersiapkan lebih matang agar tidak terjadi revisi, panitia penyelenggara terutama pada
pelaksanaan grand final jumlahnya ditambah, sosialisasi kompetisi Myres kepada madrasah-
madrasah swasta agar ditingkatkan untuk partisipasinya meningkat, pembimbing atau mentor
dari panitia agar dipertahankan kompetensinya, perlunya ditambahkan komponen biaya
penelitian kepada peserta yang lolos seleksi, beasiswa bakat dan uang pembinaan untuk para
pemenang grand final agar nilainya ditingkatkan karena Myres merupakan kompetisi tingkat
nasional dan besarannya dibedakan sesuai jenjang MTS dan MA.
Ketiga, hasil evaluasi proses meliputi : pelaksanaan Myres dari tahapan: sosialisasi,
seleksi proposal, workshop super camp, pembinaan secara daring, dan grand final. Proses
sosialisasi berjalan baik terbukti terjadi peningkatan peserta yang sangat signifikan. Namun
perlu diperhatikan waktu sosialisasi agar lebih awal dan waktunya diperpanjang. Seleksi
proposal berjalan dengan baik namun perlu ditambah jumlah tim penilai agar proses seleksi
dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan. Ketercapaian workshop super camp berada
pada kategori baik dengan catatan agar pelaksanaanya sesuai jadwal dan pendamping diberikan
fasilitas yang sama dengan peserta. Pembimbingan secara daring berjalan baik. Masukan untuk
pembimbingan secara daring adalah agar jadwal bimbingan lebih intensif, perlunya
pembimbingan bersama, video conference, serta perlunya pembimbingan kepada pembimbing
25
dari madrasah agar terjadi satu kesepahaman. Pelaksanaan Grand final sudah baik. Beberapa
catatan untuk grand final antara lain : agar diperhatikan lokasi dan tata letak stand pameran,
durasi pameran, standarisasi pelaksanaan ujian presentasi.
Keempat, evaluasi produk, semua tujuan program Myres tercapai dengan baik. Tiga
tujuan yang paling tinggi indeksnya adalah menumbuhkan semangat untuk lebih berprestasi
dalam membuat karya ilmiah, mendorong responden untuk menulis karya ilmiah hasil sendiri,
meningkatkan kemampuan mengkomunikasikan hasil karya ilmiah. Sedangkan aspek tujuan
program yang perlu ditingkatkan meliputi : melakukan penelitian atas kemauan sendiri,
membuat karya ilmiah dengan baik dan sesuai jadwal, memotivasi berkreasi dalam bidang ilmu
yang diminati, melakukan penelitian atas ide atau gagasan sendiri, dan menumbuhkan ide-ide
baru untuk menghasilkan karya ilmiah selanjutnya.

B. REKOMENDASI
1. Direktorat KSKK, Dirjen Pendis Kementerian Agama agar melanjutkan program
Myres karena hasil evaluasi memperlihatkan pelaksanaan program pada komponen
kontek, input, proses, dan produk berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan
hasil yang bermanfaat.
2. Kementeriaan Agama Propinsi agar mendorong kerjasama dengan perguruan tinggi
setempat untuk pembinaan penelitian atau kolaborasi penelitian.
3. Madrasah agar bermitra dengan perguruan tinggi setempat untuk meningkatkan
kualitas penelitian melalui peningkatan sumber daya manusia dan penggunaan fasilitas
penelitian atau laboratorium.
4. Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, terutama Balai Litbang Agama Jakarta
agar melibatkan penelitinya untuk melakukan pembinaan penelitian kepada madrasah
dan melakukan evaluasi terhadap berbagai program Dirjen Pendis untuk melihat
efektifitas program.

26
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Jurnal
Arikunto, Suharsimi dan Abdul Jabar. 2010. Evaluasi Program Pendidikan. Pedoman Teoritis
Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Edisi Kedua. Jakarta. Bumi
Aksara.
Badrujaman, A. 2011. Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling.
Jakarta: Indeks
Lien, Arnold J. 1980. Measurement and Evaluating of Learning. Iowa: Wm. C. Brown
Company Publisher
Mulyana, Siti, 2017. Context input process product (CIPP): model evaluasi Layanan
informasi. Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, 342-
347 Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN
2579-9908
Stufflebeam, Daniel L. 1973. “Toward A Science of Education Evaluation”. Evaluation
on Education. Series No. II. January
Stufflebeam, D.L., Madaus, G.F., Scriven, M.S.(1983). Evaluation Models: Viewpoints
on Educational and Human Service Evaluation. Boston: KluwerNijhoff Publishing
Stufflebeam, D.L., Coryn, Chris L.S. 2014. Evaluation: Theory, Models, & Application
(Second Edition). San Fransisco: Jossey-Bass.
Sudjana Nana dan Ibrahim. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
Algesindo
Suharyadi, & K., P. S. (2003). Statistika Deskriptif. Statistika Untuk Ekonomi Dan Keuangan
Modern.
Sukardi. 2013. Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan. Jakarta: Bumi Aksara
Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program
Pendidikan dan Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta
Widoyoko, S. Eko Putro. 2014. Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis bagi
Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Regulasi
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. 2019. Petunjuk Teknis Kompetisi Sains Madrasah Tahun
2019
Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan
Kesiswaan

27
Internet
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/10/04/inilah-hasil-riset-siswa-madrasah-di-
malang-yang-berhasil-raih-penghargaan-pada-ajang-iyia-2017 diunduh pada 1
Nopember 2019
https://www.medcom.id/pendidikan/inspirasi-pendidikan/nbwQ6QEK-gara-gara-daun-
sengon-siswa-kediri-ini-terbang-ke-amerika diunduh pada 1 Nopember 2019
http://lipi.go.id/berita/Inilah-Pemenang-Kompetisi-Ilmiah-LIPI-Tahun-2019/21839 diunduh
pada 1 November 2019
https://jpp.go.id/humaniora/pendidikan/338063-man-ii-malang-raih-emas-dan-perunggu-
olimpiade-penelitian-siswa-indonesia-2019 diunduh 1 Nopember 2019
http://www.beritaekspres.com/2015/07/31/prestasi-madrasah-kian-menonjol-9-hasil-riset-
siswa-mtsn-2-kediri-tercatat-di-hki/

Wawancara

Hasil wawancara dengan Kepala Seksi (Kasi) Kesiswaan, Direktorat KSKK pada 12
September 2019
Hasil wawancara dengan Kasi Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Kepulauan Riau dan Kasi Pendidikan Islam Kantor Kementerian Agama Maluku
pada 17 September 2019
Hasil wawancara dengan beberapa guru pendamping finalis grand final Myres dan hasil
pengolahan data angket
Hasil wawancara dengan guru pendamping peserta dari MTSN 7 Model Jakarta pada 3 Oktober
2019
Hasil wawancara dengan beberapa guru pendamping peserta dari Kanwil Kementerian Agama
Provinsi Banten pada 27 dan 30 September 2019
Hasil wawancara dengan beberapa pendamping dan hasil angket peserta finalis grand final
Myres pada 17-18 September 2019
Hasil wawancara dengan guru pembimbing dari MTSN 6 Sleman pada 18 September 2019
Hasil wawancara dengan guru pembimbing dari MTS N 1 Tangerang pada 26 September 2019
dan guru pembimbing dari MAN IC Cendikia, Serpong, Banten pada 27 September
2019 teknis pelaksanaan Myres tahun 2019
Hasil wawancara dengan penilai dari UIN Syarif F=Hidayatullah Jakarta pada 18 September
2019
Hasil wawancara dengan guru pendamping dari Tangerang, 17 September 2019

28
Lampiran Dokumentasi

29

Anda mungkin juga menyukai