Anda di halaman 1dari 7

Hertanto :Metode Min-Max dan Penerapanya………. .....

, Hal :161-167

METODE MIN-MAX DAN PENERAPANNYA SEBAGAI


PENGENDALI PERSEDIAAN BAHAN BAKU
PADA PT. BALATIF MALANG
Oleh: Ronny Hendra Hertanto*)

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode Min-Max
dalam pengendalian persediaan bahan baku di PT. Balatif Malang. Metode Min-Max
merupakan metode yang digunakan dalam pengendalian bahan baku atas dasar bahwa
persediaan terdapat pada dua tingkatan yaitu tingkatan maksimum dan tingkatan minimum.
Setelah kedua tingkatan tersebut ditetapkan maka pada saat persediaan sampai ke tingkat
minimum pemesanan bahan baku harus dilakukan untuk menempatkan persediaan
pada tingkat maksimum Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ini belum efisien
diterapkan untuk mengendalikan persediaan bahan baku karena masih terdapat beberapa
stock barang yang terlalu banyak sehingga menyebabkan gudang penuh dan arus kas
perusahaan kurang baik. Dalam menetapkan kebijaksanaan persediaan bahan baku,
hendaknya mempertimbangkan tingkat pemakaian atau penggunaan bahan baku agar
tidak terjadi penumpukan atau kekurangan bahan baku. Sehingga untuk menghindari hal
tersebut perusahaan harus menggunakan metode yang sudah ditentukan dengan baik yaitu
metode Min-Max sebagai alat pengendalian bahan baku. Perlu diterapkan jumlah
persediaan minimum, jumlah persediaan maksimum, jumlah stock pengaman dan tingkat
pemesanan kembali pada bahan baku.

Kata-kata Kunci : Metode Min-Max, penerapan, persediaan bahan baku,

Abstract
The purpose of this study was to determine the application of the Min-Max method in
controlling raw material inventory at PT. Balatif Malang. The Min-Max method is a method
used in controlling raw materials on the basis that the inventory is at two levels, namely the
maximum level and the minimum level. After the two levels are determined, when the
inventory reaches the minimum level, orders for raw materials must be made to place the
inventory at the maximum level. The results showed that this method has not been efficiently
applied to control the inventory of raw materials because there were still too many stock
items which caused the warehouse to be full and the company's cash flow was not good. In
determining the raw material supply policy, the level of use or use of raw materials should
be considered so that there is no accumulation or shortage of raw materials. So to avoid this
the company must use a well-defined method, namely the Min-Max method as a means of
controlling raw materials. It is necessary to apply the minimum amount of inventory, the
maximum amount of inventory, the amount of safety stock and the level of reorder of raw
materials.

Keywords: Min-Max method, application , raw material inventory

.
1. PENDAHULUAN tut para pelaku bisnis untuk meningkatkan
Berkembangnya perusahaan manufaktur efisiensi pada perusahaan yang dikelola. Dengan
di Indonesia memicu persaingan bisnis pengendalian persediaan salah satunya . Tanpa
menjadi semakin meningkat, sehingga menun perhitungan persediaan yang tepat , perusahaan

__________________________________
*) Ronny Hendra Hertanto adalah dosen Universitas Gajayana Malang

161
adbis Jurnal Administrasi dan Bisnis, Vol.14, No. 2, Desember2020, ISSN 1978-726X, eISSN 2715-0216

akhirnya dihadapkan pada resiko bahwa proses produksi atau yang ditempatkan dalam
perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan kegiatan produksi”.
pelanggan tepat waktu. Perusahaan manufaktur Menurut Santoso (2006) beberapa jenis
diharuskan dapat melakukan pengendalian persediaan dalam cost suatu perusahaan dapat
persediaan dengan baik karena dapat berpe dikelompokkan menjadi : a. Persediaan bahan
ngaruh terhadap kelancaran proses produksi. baku (raw material) yaitu bahan baku yang akan
Metode pengendalian persediaan bahan diproses lebih lanjut dalam proses produksi, b.
baku sebagaimana yang digunakan pada Persediaan barang dalam proses (work in
perusahaan ini adalah metode Min-Max. process/good in process) yaitu bahan baku yang
Metode ini merupakan metode pengendalian sedang diproses dimana nilainya merupakan
bahan baku yang berasumsi bahwa persediaan akumulasi biaya bahan baku (raw material
bahan baku terdapat pada dua tingkatan , yaitu cost),biaya tenaga kerja (direct labor cost), dan
tingkat maksimum dan tingkat minimum. Jika biaya overhead (factory overhead cost), c.
tingkat maksimum dan tingkat minimum telah Persediaan barang jadi (finished goods) yaitu
ditetapkan, maka pada saat persediaan sampai ke barang jadi yang berasal dari barang yang telah
tingkat minimum pemesanan bahan baku harus selesai diproses telah siap untuk dijual sesuai
dilakukan untuk menempatkan persediaan pada dengan tujuannya, d. Persediaan bahan
tingkat maksimum. Sehingga perusahaan akan pembantu (factory/manufacturing supplies) yaitu
dapat terhindar dari kelebihan persediaan yang bahan pembantu yang dibutuhkan dalam proses
menyebabkan pemborosan . Disatu sisi produksi namun tidak secara langsung dapat
persediaan bahan baku yang terlalu kecil dapat dilihat secara fisik pada produk yang dihasilkan.,
menghambat kelancaran proses produksi. e. Persediaan barang dagangan (merchandise
Tujuan dari penelitian ini adalah mene inventory) yaitu barang yang langsung
rapkan metode Min-Max dalam pengendalian diperdagangkan tanpa mengalami proses
persediaan bahan baku yang terdapat di PT. lanjutan.
Balatif Malang. Menurut Ismunandar (2018) dalam
Metode Min-Max, tingkatan kuantitas
2.Kajian Pustaka maksimum dan minimum untuk tiap jenis bahan
Menurut Skousen, Albercht, Stice, Stice baku sudah ditentukan. Tingkatan minimum
(2001), ”persedian merupakan inisial yang adalah marjin pengaman yang diperlukan untuk
diberikan untuk barang-barang baik yang dijual mencegah terjadinya kekurangan bahan baku,
atau dibeli untuk dijual kembali dalam bisnis kemudian tingkat minimum ini juga merupakan
yang normal, dan dalam kasus perusahaan titik dalam melakukan pemesanan kembali,
manufaktur, maka kata ini ditujukan untuk dimana kuantitas bahan baku yang dipesan yaitu
sebesar kebutuhan untuk menjadikan persediaan
162
Hertanto :Metode Min-Max dan Penerapanya………. ....., Hal :161-167

pada tingkat yang maksimum. Pelaksanaan deskriptif. Untuk menganalisis data yang
metode Min-Max ini dapat didasarkan dengan diperoleh dari hasil penelitian, peneliti
observasi fisik atau melalui pencatatan dalam menggunakan analisa kuantitatif deskriptif,yang
system akuntansi. Menurut Kinanti (2016) terdiri analisa persediaan bahan baku dan
terdapat kemungkinan pemakaian barang analisis Min Max Dalam metode Min-max ini,
menjadi berubah dan meningkat secara dapat dijelaskan bahwa kuantitas minimum dan
mendadak, dan ada kemungkinan barang yang maksimum dalam setiap jenis bahan baku sudah
dipesan datang terlambat dan sebagainya. Maka dapat ditentukan. Tingkatan minimum dalam
dari itu dalam menentukan minimum dan persediaan merupakan bagian marjin pengaman
maksimum ini terdapat faktor pengaman yang yang diperlukan untuk mencegah terjadinya
dapat dihitung berdasarkan pengalaman. kekurangan bahan baku, dan tingkat mini
Dalam inventory control khususnya pada mum ini sekaligus merupakan titik untuk
pengendalian persediaan bahan baku yang melakukan pemesanan kembali, dimana
menggunakan metode Min-Max stock terdapat kuantitas bahan baku yang dipesan adalah
beberapa tahapan: a. menentukan Persediaan sebesar kebutuhan untuk menjadikan persediaan
Pengaman (Safety Stock) atau persediaan pada tingkat yang maksimum. Pelaksanaan
pengaman adalah persediaan yang perlu metode Min-Max didasarkan pada observasi
ditambah untuk menjaga sewaktu-waktu apabila fisik atau melalui pencatatan dalam sistem
terdapat tambahan kebutuhan atau keterlambatan akuntansi. Terdapat kemungkinan bahwa
kedatangan barang, b. menentukan Persediaan pemakaian barang dapat berubah dan meningkat
Minimum (Minimum stock). Minimum Stock secara mendadak, kemudian ada kemungkinan
adalah jumlah pemakaian selama waktu pesanan pula barang yang dipesan datang terlambat dan
pembelian yang dihitung dari perkalian antara sebagainya. Oleh sebab itu untuk menentukan
waktu pesanan per periode dan pemakaian rata- minimum dan maksimum ini terdapat faktor
rata dalam satu bulan /minggu/hari ditambah pengaman yang bisa dihitung. Berdasarkan
dengan persediaan pengaman, c. menentukan pemikiran tersebut, maka muncul lah formula
Persediaan Maksimum (Maximum Inventory). min-max stock untuk pengisian kembali
Maximum Stock merupakan jumlah yang persediaan. Dalam inventory control (khususnya
diperbolehkan disimpan dalam persediaan secara pada pengendalian persediaan) bahan baku
maksimum, d. Jumlah yang perlu dipesan untuk dengan menggunakan metode min-max stock
pengisian persediaan kembali. meliputi beberapa tahapan yang dapat dilakukan
1. Dengan menentukan Persediaan Pengaman
3.Metodologi Penelitian (Safety Stock). Safety Stock merupakan
Penelitian ini menggunakan jenis persediaan ekstra yang perlu ditambah untuk
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menjaga sewaktu-waktu ada tambahan

163
adbis Jurnal Administrasi dan Bisnis, Vol.14, No. 2, Desember2020, ISSN 1978-726X, eISSN 2715-0216

kebutuhan atau keterlambatan kedatangan Keterangan:


barang. Q = Tingkat pemesanan persediaan kembali
2. Dengan menentukan Persediaan Minimum (ton/meter/liter)
(Minimum stock) yang merupakan jumlah Max. = Persediaan Maksimum
pemakaian selama waktu pesanan pembelian (ton/meter/liter) Min. Persediaan Minimum
dan dihitung dari perkalian antara waktu (ton/meter/liter)
pesanan per periode dan pemakaian rata-rata
dalam satu bulan /minggu/hari ditambah 4.Hasil Penelitian dan Bahasan
dengan persediaan pengaman. Jumlah bahan baku pada PT. Balatif
3. Dengan menentukan Persediaan Maksimum sangat banyak sekali maka penulis mengambil
(Maximum Inventory) dimana jumlah hanya beberapa data bahan baku saja. Pada
maksimum yang diperbolehkan dapat penelitian ini yang diteliti adalah persediaan
disimpan dalam persediaan. untuk enam bahan baku yang terdiri atas Asam
4. menentukan jumlah yang perlu dipesan untuk Mefenamat, Sukrosa Rafinasi (Gula), Lactose,
pengisian persediaan kembali. Kunis Kucing, Karton 50-01 dan Karton 50-02.
Menurut Silvia (2013) perhitungannya Dari hasil penelitian ini akan diketahui bahwa
dapat dilihat sebagai berikut : apakah jumlah persediaan enam bahan baku
1. Persediaan Pengaman (Safety Stock) tersebut pada tahun 2020 sudah dapat dikatakan
Safety Stock = (Pemakaian Maksimum – T) efisien menurut metode Min-Max stock. Metode
x C Keterangan: ini diharapka mampu menentukan jumlah
T = Pemakaian barang rata-rata per periode persediaan maksimum serta minimum sehingga
(ton/meter/liter) C = Lead Time (bulan) tidak kurang dan juga tidak berlebihan. Nilai
2. Persediaan Minimum (Minimum stock) persediaan paling besar berada pada jumlah
Minimum Inventory = (T x C) + R persediaan maksimum. Pada saat persediaan
Keterangan: terpakai dan mencapai jumlah persediaan
T = Pemakaian barang rata-rata per periode minimum maka diadakan pemesanan bahan
(ton/meter/liter) C = Lead Time (bulan) baku. Namun apabila jumlah persediaan berada
R = Safety Stock (ton) di bawah tingkat persediaan minimum maka
3. Persediaan Maksimum (Maximum Inventory) hal itu artinya telah terjadi kekurangan
Maximum Inventory = 2(T x C) persediaan. Ini desebabkan karena adanya
Keterangan: pemakaian bahan baku pada waktu tertentu yang
T = Pemakaian barang rata-rata per periode terlalu besar. Maka untuk menutupi kekurangan
(ton/meter/liter) C = Lead Time (bulan) persediaan tersebut dibutuhkan persediaan
4. Tingkat Pemesanan Persediaan Kembali pengaman (safety stock). Namun bila jumlah
Q = Max - Min persediaan berada di antara jumlah persediaan
164
Hertanto :Metode Min-Max dan Penerapanya………. ....., Hal :161-167

minimum dan maksimum maka persediaan diketahui apakah jumlah persediaan enam
bersifat sedang.Jika jumlah persediaan berada di item persediaan tersebut pada tahun 2020
atas jumlah persediaan maksimum maka sudah efisien menurut metode min-max stock.
persediaan dapat dikatakan aman tetapi dapat Berdasarkan hasil wawancara dengan
menimbulkan pemborosan karena persediaan PPIC PT. Balatif pengendalian persediaan
yang berlebihan. bahan baku dibedakan menjadi 2 yaitu bahan
PT. Balatif menentukan pengendalian untuk produk fast moving dan bahan untuk
persediaan bahan baku dan barang jadi slow moving. Bahan baku untuk produk slow
menggunakan metode Min-Max dengan moving pemesanan bahan hanya disesuaikan
pertimbangan dari beberapa alasan salah satunya dengan kebutuhan batch produksi saja, tidak ada
yaitu permintaan pelanggan yang tidak menentu. persediaan cadangan. Sedangkan untuk bahan
Jadi apabila ada pesanan yang masuk dari baku fast moving penentuan persediaan
pelanggan lebih dari persediaan barang jadi yang menggunakan metode perhitungan sebagai
ada di gudang, maka perusahaan sudah memiliki berikut :
persediaan cadangan bahan baku dan bisa 1. Persediaan Minimum = Lead time x Rata-rata
langsung menjadwalkan produksinya. Waktu pemakaian
produksi mulai dari campur basah, campur 2. Persediaan Maksimum = Lead time x Rata-rata
kering,cetak, kemas dan releasesiap dijual pemakaian + 10%
kurang lebih dua minggu dari masing-masing 3. Persediaan Pengaman = Persediaan
produk. Apabila perusahaan tidak memiliki Maksimum – Persediaan Minimum
persediaan cadangan bahan baku maka pesanan 4. Pengadaan barang kembali apabila ada
pelanggan tidak dapat dikirim dalam waktu pesanan barang dari pelanggan dan diketahui
dekat karena ada lead time pembelian bahan persediaan barang jadi kurang atau habis.
baku antara 7 sampai 30 hari dan pengecekan Berbeda sekali dengan rumus yang
laboratorium antara 2 sampai 7 hari ditambah ditulis oleh Silvia (2013) perhitungannya adalah
lagi dengan proses produksi kurang lebih 2 sebagai berikut :
minggu. Akibatnya perusahaan akan kehilangan 1. Persediaan Pengaman (Safety Stock)=
satu kali pesanan pelanggan karena seharusnya (Pemakaian Maksimum – Pemakaian Rata-
pesanan kedua sudah diterima tetapi pesanan rata) x Lead time (bulan)
pertama barang baru dikirim. 2. Persediaan Minimum (Minimum stock) =
Yang diteliti pada penelitian ini adalah (Pemakaian rata-rata x Lead time) +
persediaan untuk enam bahan baku yaitu Persediaan Pengaman
Asam Mefenamat, Sukrosa Rafinasi (Gula), 3. Persediaan Maksimum (Maximum Inventory)
Lactose, Kunis Kucing, Karton 50-01 dan = 2(Pemakaian rata-rata x Lead time)
Karton 50-02. Pada hasil penelitian ini akan

165
adbis Jurnal Administrasi dan Bisnis, Vol.14, No. 2, Desember2020, ISSN 1978-726X, eISSN 2715-0216

4. Tingkat Pemesanan Persediaan Kembali = Berdasarkan perhitungan metode Min-


Persediaan Maksimum – Persediaan Max dapat dilihat bahwa bahan baku karton 50 -
Minimum 01, karton 50 – 02, kumis kucing , sukrosa
Hasil perhitungan menunjukan perhitung rafinasi dan lactose secara perhitungan dengan
an perusahaan jauh lebih sedikit dibandingkan metode Min-Max jumlahnya jauh lebih kecil
dengan perhitungan metode Min-Max. Hal ini dibandingkan dengan persediaan akhir PT.
yang menyebabkan perusahaan sering Balatif. Sedangkan asam mefenamat masih di
mengalami kekurangan bahan baku dan proses atas tingkat pemesanan kembali.
produksi terhambat. Menurut hasil analisa data pada tabel 2.
Persediaan Akhir Bahan Baku PT. Balatif Tahun
2020 dan tabel hasil perhitungan dengan metode
Min-Max jumlah persediaan akhir bahan baku
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perhi
tungan dengan metode Min-Max hal tersebut
menunjukkan bahwa metode Min-Max tidak
dijalankan pada beberapa bahan baku yang
digunakan sebagai bahan tambahan untuk lebih
dari beberapa produk fast moving. sehingga
terjadi kelebihan persediaan bahan baku tersebut
Berdasarkan data pada tabel 1tersebut yang menyebabkan investasi perusahaan
da pat kita ambil kesimpulan bahwa persediaan mengendap. Hal ini sejalan dengan penelitian
akhir paling besar yaitu pada bahan baku yang dilakukan oleh Salam (2018) yang
Sukrosa Rafinasi sebesar 3.842 kg. sedangkan menyatakan bahwa jumlah persediaan yang
persediaan akhir paling kecil yaitu pada bahan dikendalikan dengan menggunakan metode min-
baku Asam Mefenamat sebesar 323 kg. max stock menghasilkan hasil yang lebih efisien
jika dibandingkan dengan jumlah persediaan
akhir perusahaan. Sebaiknya perusahaan
menggunakan metode Min-Max dengan efektif
diperiode yang akan datang, sehingga
pemborosan atas biaya persediaan dapat ditekan
dan dapat memesan barang pada tingkat
pemesanan kembali agar keterlambatan
kedatangan barang dapat dihindari.

166
Hertanto :Metode Min-Max dan Penerapanya………. ....., Hal :161-167

5.Simpulan dan Saran maksimum, jumlah stock pengaman dan tingkat


Hasil perhitungan bahan baku Corn pemesanan kembali pada bahan baku. Sebaiknya
Starch berdasarkan perhitungan perusahaan perusahaan melakukan perbaikan pada sistem
dan perhitungan metode Min-Max pada contoh informasi PPIC dan yang diharapkan dapat
menunjukan perhitungan perusahaan jauh lebih membantu manajer dalam pengambilan
sedikit dibandingkan dengan perhitungan metode keputusan terkait dan dengan perencanaan
Min-Max. Hal ini yang menyebabkan persediaan bahan baku yang lebih efektif dan
perusahaan sering mengalami kekurangan bahan efisien. Dan juga harus diakukan peninjauan
baku dan proses produksi terhambat. Menurut kembali prosedur dan pelaksanaan penerimaan
hasil analisa data bahwa persediaan Akhir Bahan barang agar tidak terjadi kekurangan barang atau
Baku PT. Balatif tahun 2020 dan tabel hasil perbedaan antara kartu stok dan fisik barang.
perhitungan dengan metode Min-Max jumlah
persediaan akhir bahan baku jauh lebih tinggi 6.DAFTAR RUJUKAN
dibandingkan dengan perhitungan dengan Ismunandar, R., Hendriadi, A.A. and Garno, G.,
2018. Kajian Metode Economic Order
metode Min-Max hal tersebut menunjukkan
Quantity dan Reorder Point pada Aplikasi
bahwa metode Min-Max tidak dijalankan pada Point Of Sale. Jurnal Informatika: Jurnal
Pengembangan IT
beberapa bahan baku yang digunakan sebagai
Kinanthi, A. P., Herlina, D. and Mahardika, A.
bahan tambahan untuk lebih dari beberapa 2016. Analisis Pengendalian Bahan Baku
Menggunakan Metode Min-Max ( Studi Kasus
produk fast moving. sehingga terjadi kelebihan
PT . Djitoe Indonesia Tobacco ).Jawa Tengah:
persediaan bahan baku tersebut yang Universitas Sebelas Maret.
Salam, Abdus., Mujiburrahman. 2018. Pengen
menyebabkan investasi perusahaan mengendap.
dalian Persediaan Bahan Baku menggunakan
Implikasi dari penelitian ini adalah Metode Min-Max Stock pada Perusahaan
Konveksi Gober Indo. Jurnal EMT KITA Vol 2
dalam menetapkan kebijaksanaan persediaan
No. 1
bahan baku, hendaknya mempertimbangkan Santoso, Imam. 2006. Akuntansi Keuangan Mene
ngah (Intermediate Accounting). Bandung :
tingkat pemakaian atau penggunaan bahan
Refika Aditama.
baku agar tidak terjadi penumpukan atau Silvia, Marcy.2013. Pengendalian Persediaan
Bahan Baku Menggunakan Metode Min-Max
kekurangan bahan baku. sehingga untuk
Stock Pada PT. Semen Tanosa di Pangkep.
menghindari hal tersebut perusahaan harus Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar.
menggunakan metode yang sudah ditentukan
Diakses via google.com
dengan baik yaitu metode Min-Max sebagai Skousen, Albrecht, Stice, Stice. 2001. Akun
tansi Keuangan. Jakarta :Salemba Empat
alat pengendalian bahan baku. Perlu diterapkan
jumlah persediaan minimum, jumlah persediaan

167

Anda mungkin juga menyukai