Mengawali khutbah pada Jumat yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada
kita semua, marilah kita selalu berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah
Subhanahu Wa Taala dengan senantiasa berupaya melakukan semua kewajiban dan
meninggalkan semua laranganNya.
Kemarin kita telah merayakan dua hari besar yang saling berdekatan. Hari Rabu, 17
Agustus 2022 diperingati sebagai hari ulang tahun ke-77 Kemerdekaan Republik
Indonesia. Waktu tersebut paling bersejarah dalam perjalanan bangsa Indonesia. Dan
sebelumnya kita memperingati Tahun Baru 1444H di bulan Muharaam, yang
merupakan salah satu momentum bersejarah dalam perjalanan umat Islam.
Peringatan tahun baru 1444H juga merupakan tonggak perjuangan ummat Islam, itulah
kenapa ketika Khalifah Umar Bin Khattab menetapkan pergantian tahun baru Islam
didasarkan pada Hijrah Rosululloh dari Mekkah ke Madinah, karena momentum Hijrah
itu adalah momentum perjuangan membentuk negara Madinatul Munawwaroh sebagai
puncak perjuangan dan merupakan titik balik ummat Islam dari ketertindasan menjadi
kemerdekaan. Kita juga mengenal tahun Jawa dimana nama-nama bulannya
merupakan akulturasi nama bulan di tahun Hijriyah : Muharram – Sura, Shaffar –
Sapar, Robiul Awwal – Mulud, Rabi’ul Akhir – Bakda Mulud, Jumadil ula/Awal,
Jumadil Akhir, Rojab – Rejeb, Sya’ban – Ruwah, Ramadhan – Poso, Syawal,
Dzulqa’dah-Sela, Dzulhijjah-Haji/Besar. Itupun juga atas jasa besar raja Mataram
Islam waktu itu Sultan Agung Hanyakrakusuma yang bertujuan menyatukan ummat
Islam dan elemen masyarakat lain dalam perjuangan melawan penjajah Belanda saat
itu. Semoga kita juga dapat memahami momentum sejarah seperti ini untuk
kemaslahatan ummat.
Jamaah Rahimakumullah.
Allah memerintahkan Nabi Musa ‘Alaihis Salam agar pergi kepada Fir’aun
untuk mengajaknya masuk ke dalam Islam, mentauhidkan Allah dan
menyucikan-Nya dari sekutu dan serupa. Nabi Musa pun pergi dan
memperlihatkan kepadanya mukjizat-mukjizat yang sangat menakjubkan dan
membuktikan kenabian dan kerasulannya. Meskipun begitu, Fir’aun tetap kafir
kepadanya, menolak dan bersikap congkak serta menyiksa dan menindas kaum
Nabi Musa yang beriman. Akhirnya Nabi Musa ‘Alaihis Salam dan para
pengikutnya dari kalangan Bani Isra’il keluar dari Mesir dengan jumlah 600
ribu orang. Fir’aun mengejarnya bersama 1.600.000 pasukan karena ingin
memusnahkan Musa dan orang-orang yang bersamanya.
Ketika Musa dan para pengikutnya telah mendekati laut merah, Allah
mewahyukan kepada Musa untuk memukul lautan dengan tongkatnya. Laut
terbelah menjadi 12 belahan dan setiap belahan seperti gunung yang besar. Di
antara setiap dua belahan ada jalan yang kering. Nabi Musa ‘alaihissalam dan
orang-orang yang bersamanya masuk ke laut. Fir’aun dan pasukannya pun
mengejar mereka. Allah Subhanahu Wata’ala kemudian menenggelamkan
mereka semua dan Allah selamatkan Nabi Musa ‘Alaihis Salam dan orang-
orang yang bersamanya.
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Para nabi Allah telah memberikan kepada kita contoh dan teladan dalam
berdakwah kepada Allah dan bersabar untuk itu. Di atas garis perjuangan
mereka inilah para sahabat dan para ulama menempuh jalan. Mereka
mendarmabaktikan jiwa dan raga untuk memperjuangkan agama Allah.
Hadirin Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah
Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga
bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua, dan menjadi inspirasi dan
motivasi kita semua bahwa para pejuang di jalan Allah meski mereka telah
gugur tetapi mereka tetap hidup di sisi Allah.
Khutbah II