Anda di halaman 1dari 13

PENGURUS PUSAT

IKATAN GURU INDONESIA (IGI)


Sekretariat: Jalan Amil RT. 002/005 No. 26C Kalibata,
Pancoran, Jakarta Selatan
`
RILIS BERITA

IGI SIAP MENGAWAL RUU SISDIKNAS

Ikatan Guru Indonesia (IGI) menyatakan siap mengawal Rancangan Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional (RUU Sisdiknas) untuk mewujudkan janji pemerintah dalam memajukan kesejahteraan dan
kualitas guru yang tertunda belasan tahun. Indonesia selama ini menjalankan satu sistem pendidikan yang
diatur dalam tiga undang-undang yaitu UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, UU Nomor 14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, dan UU Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Dalam
perkembangannya, tidak semua aturan dalam undang-undang tersebut sesuai dengan kebutuhan perubahan
zaman. Di era merdeka belajar saat ini, sangat penting adanya ruang inovasi dan kreativitas dalam sistem
pendidikan yang terkandung di RUU Sisdiknas.

Ikatan Guru Indonesia (IGI) sebagai organisasi profesi guru telah menelaah naskah akademik beserta
naskah RUU Sisdiknas, khususnya pada pasal 104 sampai dengan pasal 112 terkait pendidik atau guru.

Di dalam naskah RUU Sisdiknas, ada beberapa hal positif yang menjadi energi baru bagi guru. Misal
dimasukkannya PAUD sebagai salah satu jenjang pendidikan, yakni jenjang Pendidikan Anak Usia Dini,
dalam pasal 18 ayat 2. Hal positif lain yaitu tentang karir guru. Namun, perlu ada pengaturan lebih lanjut
mengenai hal tersebut.

Di dalam Naskah Akademik RUU Sisdiknas juga dijelaskan upaya dan niat baik pemerintah terkait
pemisahan pengaturan antara sertifikasi dan penghasilan guru. Namun, niat baik tersebut tidak tertuang
dalam batang tubuh RUU Sisdiknas sehingga memunculkan berbagai persepsi di kalangan guru dan
penggiat pendidikan, salah satunya adalah terkait hilangnya klausul tunjangan profesi guru. Dalam tataran
implementasi, yang menjadi dasar kebijakan adalah UU Sisdiknas, bukan naskah akademik.

Selain hal-hal positif di atas, terdapat beberapa masukan dari IGI agar RUU Sisdiknas ini layak dijadikan
landasan hukum untuk pemenuhan hak dan kewajiban guru di Indonesia. Adanya penyederhanaan istilah
atau kalimat di RUU ini membuat beberapa pasal memerlukan penjelasan dan/atau ayat tambahan untuk
memperjelas pasal-pasal tersebut.

Oleh karena itu, IGI menyatakan sikap secara objektif dengan memberikan tanggapan/masukan terhadap
RUU Sisdiknas sebagaimana terlampir. Kiranya ini bisa menjadi masukan konstruktif sebagai ikhtiar
bersama demi kemajuan pendidikan di Indonesia.

Terima kasih. Semoga Allah memberi kemudahan dan kelancaran bagi setiap niat baik untuk negeri ini.

Jakarta, 28 Agustus 2022


Pengurus Pusat Ikatan Guru Indonensia
Ketua Umum Sekretaris Jenderal

Danang Hidayatullah Hibatun Wafiroh


NTA. 201601050000010 NTA. 201605070000001

SK Kemenkumham No: AHU-125 AHA 01 06 Tahun 2009


igi.or.id info@igi.or.id
PENGURUS PUSAT
IKATAN GURU INDONESIA (IGI)
Sekretariat: Jalan Amil RT. 002/005 No. 26C Kalibata,
Pancoran, Jakarta Selatan
`
TELAAH RUU SISDIKNAS BESERTA USULAN/ MASUKAN
DARI IKATAN GURU INDONESIA

UU Guru & Dosen 2005


Materi RUU SISDIKNAS UU SISDIKNAS 2003 Tanggapan/ Masukan/ Usulan
(UU GD 2005)
Tujuan Pendidikan nasional berfungsi - Pendidikan nasional berfungsi Hal positif yang ada di RUU Sisdiknas ini adalah ada
Pendidikan untuk mengembangkan potensi mengembangkan kemampuan dan tambahan karakter “berkebinekaan” yang diharapkan
Pelajar dengan karakter Pancasila membentuk watak serta peradaban muncul. Karakter-karakter yang tercantum mirip dengan
agar menjadi manusia yang bangsa yang bermartabat dalam dimensi profil pelajar Pancasila. Namun, fungsi
beriman, bertakwa kepada rangka mencerdaskan kehidupan pendidikan di sini menghilangkan kata yang sangat
Tuhan Yang Maha Esa, bangsa, bertujuan untuk penting yaitu “sehat” yang tercantum dalam UU
berakhlak mulia, mandiri, berkembangnya potensi peserta didik Sisdiknas 2003. Mandiri dan sehat adalah hal yang
berilmu dan bernalar kritis, agar menjadi manusia yang beriman berbeda. Sehat merupakan syarat untuk melakukan
berkebinekaan, bergotong dan bertakwa kepada Tuhan Yang aktivitas secara optimal dan pada gilirannya akan
royong, dan kreatif Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berpengaruh terhadap prestasi, kreativitas, dan
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, produktivitas. Juga berpengaruh terhadap kemandirian.
dan menjadi warga negara yang Kata sehat ini pula yang nantinya menjadi dasar
(Pasal 3) demokratis serta bertanggung pengembangan sekolah menjadi sekolah adiwiyata,
jawab sekolah sehat, dan lain-lain.

(Pasal 3)

Kewajiban (1) Setiap Warga Negara yang Jika melihat batasan usia pada pasal 12 ini, dapat
warga berusia 6 (enam) tahun sampai dikatakan bahwa pelajar yang sekolah pada jenjang
negara dengan 15 (lima belas) tahun pendidikan dasar dan menengah harus naik kelas terus.
wajib mengikuti Pendidikan
Padahal bisa jadi ada anak yang kemampuannya berbeda

SK Kemenkumham No: AHU-125 AHA 01 06 Tahun 2009


igi.or.id info@igi.or.id
PENGURUS PUSAT
IKATAN GURU INDONESIA (IGI)
Sekretariat: Jalan Amil RT. 002/005 No. 26C Kalibata,
Pancoran, Jakarta Selatan
`
UU Guru & Dosen 2005
Materi RUU SISDIKNAS UU SISDIKNAS 2003 Tanggapan/ Masukan/ Usulan
(UU GD 2005)
dasar. meski berada pada usia tersebut.
(2) Setiap Warga Negara yang Saran : sebaiknya ditinjau kembali batasan usia yang
berusia 16 (enam belas) sampai sangat mengikat ini.
dengan 18 (delapan belas) tahun
pada daerah yang menerapkan
Wajib Belajar pada Jenjang
Pendidikan menengah wajib
mengikuti Pendidikan menengah.

(Pasal 12)

Definisi Pendidik adalah tenaga yang Guru adalah pendidik Pendidik adalah tenaga kependidikan Definisi guru pada RUU Sisdiknas kurang lengkap jika
Guru/ melaksanakanpendidikan untuk profesional dengan tugas yang berkualifikasi sebagai guru, dibandingkan UUGD 2005 atau UU Sidiknas 2003.
Pendidik mengembangkan potensi utama mendidik, mengajar, dosen, konselor, pamong belajar,
Pelajar. (Ketentuan umum Pasal
membimbing, mengarahkan, widyaiswara, tutor, instruktur,
1 ayat 7)
melatih, menilai, dan fasilitator, dan sebutan lain yang Sistematika pembahasan di RUU Sisdiknas initidak urut
mengevaluasi peserta didik sesuai dengan kekhususannya, serta
dan tidak runut. Definisi yang tidak dinyatakan secara
pada pendidikan anak usia dini berpartisipasi dalam eksplisit di ketentuan umum.
Pendidik terdiri atas guru, dosen, jalur pendidikan formal, menyelenggarakan pendidikan.
instruktur, dan Pendidik pendidikan dasar, dan
keagamaan. (Pasal 107) pendidikan menengah.
(Ketentuan umum pasal 1 Definisi tentang pendidik pada RUU yang termuat dalam
(Ketentuan Umum pasal 1 ayat 6) pasal 1 ayat 7 tersebut seperti terputus, kurang jelas
ayat 1)
maknanya, dan baru kemudian dijelaskan di pasal 107
Guru merupakan Pendidik
dan 108.
profesional pada:
Pendefinisian itu penting dinyatakan dalam
ketentuan umum, sehingga pasal-pasal berikutnya

SK Kemenkumham No: AHU-125 AHA 01 06 Tahun 2009


igi.or.id info@igi.or.id
PENGURUS PUSAT
IKATAN GURU INDONESIA (IGI)
Sekretariat: Jalan Amil RT. 002/005 No. 26C Kalibata,
Pancoran, Jakarta Selatan
`
UU Guru & Dosen 2005
Materi RUU SISDIKNAS UU SISDIKNAS 2003 Tanggapan/ Masukan/ Usulan
(UU GD 2005)
a. Jenjang Pendidikan anak usia mudah untuk
dini pada Jalur Pendidikan dipahami dan pemudahkan pelaksana UUuntuk
formal; dan menjalankan dengan pengertian dan pemahaman yang
b. Jenjang Pendidikan dasar dan sesuai.
Jenjang Pendidikan menengah
pada Jalur Pendidikan formal Termasuk definisi madrasah, pesantren, dan
dan nonformal. organisasi profesi juga belum ada pada Ketentuan
(Pasal 108)
Umum.

Syarat (1) Setiap orang yang akan Guru wajib memiliki Pendidik harus memiliki kualifikasi Meski tidak terperinci seperti dalam UU GD 2005
Guru/ menjadi guru wajib lulus dari kualifikasi akademik, minimum dan sertifikasi sesuai maupun UU Sisdiknas 2003, syarat guru di RUU
Pendidik pendidikan profesi guru. kompetensi, sertifikat dengan jenjang kewenangan Sisdiknas ini merupakan hal yang positif. Namun, dalam
pelaksanaan PPG di ayat 3 kami usulkan ada
pendidik, sehat jasmani dan mengajar, sehat jasmani dan rohani,
(2) Pemerintah Pusat memenuhi keterlibatan organisasi profesi sehingga berbunyi:
rohani, serta memiliki serta memiliki kemampuan untuk
ketersediaan daya tampung kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan (3) Pendidikan profesi guru diselenggarakan oleh
Pendidikan profesi guru untuk mewujudkan tujuan nasional (Pasal 42 ayat 1) perguruan tinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah
memenuhi kebutuhan pendidikan nasional. (Pasal 8) Pusat dan bekerja sama dengan organisasi profesi.
penyelenggaraan Pendidikan.
Adapun tentang ayat 4 di RUU Sisdiknas tentang
(3) Pendidikan profesi guru
pengecualian bagi guru berkeahlian khusus, dibutuhkan
diselenggarakan oleh perguruan Kualifikasi akademik
standar yang jelas tentang keahlian tersebut.
tinggi yang ditetapkan oleh sebagaimana dimaksud dalam
Pemerintah Pusat. Pasal 8 diperoleh melalui
pendidikan tinggi program
(4) Dalam hal calon guru sarjana atau program diploma
berkeahlian khusus, dapat empat.
diberikan pengecualian dari

SK Kemenkumham No: AHU-125 AHA 01 06 Tahun 2009


igi.or.id info@igi.or.id
PENGURUS PUSAT
IKATAN GURU INDONESIA (IGI)
Sekretariat: Jalan Amil RT. 002/005 No. 26C Kalibata,
Pancoran, Jakarta Selatan
`
UU Guru & Dosen 2005
Materi RUU SISDIKNAS UU SISDIKNAS 2003 Tanggapan/ Masukan/ Usulan
(UU GD 2005)
persyaratan lulus dari Pendidikan (Pasal 9)
profesi guru.

(Pasal 109)

Hak Guru/ Dalam menjalankan tugas (1) Dalam melaksanakan tugas Pendidik dan tenaga kependidikan Di dalam UU GD 2005, poin a dinyatakan
Pendidik keprofesian, Pendidik berhak: keprofesionalan, guru berhak: berhak memperoleh :
“memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup…”,
a. memperoleh a. memperoleh penghasilan di a. penghasilan dan jaminan
penghasilan/pengupahan dan atas kebutuhan hidup kesejahteraan sosial yang pantas dan di UU Sisdiknas 2003 dinyatakan memperoleh
jaminan sosial sesuai dengan minimum dan jaminan memadai; “penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang
ketentuan peraturan perundang- kesejahteraan sosial; pantas dan memadai”
undangan; b. penghargaan sesuai dengan tugas
b. mendapatkan promosi dan dan prestasi kerja; Adapun di RUU Sisdiknas dinyatakan bahwa pendidik
b. mendapatkan penghargaan penghargaan sesuai dengan berhak :
sesuai dengan prestasi kerja; tugas dan prestasi kerja; c. pembinaan karier sesuai dengan
tuntutan pengembangan kualitas; “memperoleh penghasilan/ pengupahan dan jaminan
c. memperoleh pelindungan hak c. memperoleh perlindungan sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
atas kekayaan intelektual; dalam melaksanakan tugas dan d. perlindungan hukum dalam undangan”
hak atas kekayaan intelektual; melaksanakan tugas dan hak atas
d. memperoleh kesempatan untuk hasil kekayaan intelektual; dan
mengembangkan kompetensi dan d. memperoleh kesempatan Perlu ada pengaturan khusus mengenai tunjangan.
kualifikasi secara berkelanjutan; untuk meningkatkan e. kesempatan untuk menggunakan
sarana, prasarana, dan fasilitas Karena apa yang tercantum di naskah akademik tentang
kompetensi;
e. memanfaatkan sarana dan pendidikan untuk menunjang tunjangan belum tertera di RUU.
prasarana Pembelajaran untuk e. memperoleh dan kelancaran pelaksanaan tugas. Dalam naskah akademik RUU halaman 238-239
menunjang kelancaran tugas; memanfaatkan sarana dan (Pasal 40) dijelaskan bahwa Pemisahan pengaturan antara
prasarana pembelajaran untuk

SK Kemenkumham No: AHU-125 AHA 01 06 Tahun 2009


igi.or.id info@igi.or.id
PENGURUS PUSAT
IKATAN GURU INDONESIA (IGI)
Sekretariat: Jalan Amil RT. 002/005 No. 26C Kalibata,
Pancoran, Jakarta Selatan
`
UU Guru & Dosen 2005
Materi RUU SISDIKNAS UU SISDIKNAS 2003 Tanggapan/ Masukan/ Usulan
(UU GD 2005)
f. melakukan penilaian, ikut menunjang kelancaran tugas sertifikasi dan penghasilan guru perlu dilengkapi dengan
menentukan kelulusan, dan/atau keprofesionalan; beberapa pengaturan lainnya.
memberikan penghargaan atau
sanksi kepada Pelajar sesuai f. memiliki kebebasan dalam Pertama, perlu memastikan perekrutan guru aparatur
dengan kaidah Pendidikan, kode memberikan penilaian dan ikut sipil negara setiap tahunnya mencukupi supaya tidak
etik, dan peraturan perundang- menentukan kelulusan, ada lagi guru 239 honorer dalam satuan pendidikan
undangan; penghargaan, dan/atau sanksi negeri.
kepada peserta didik sesuai
g. aman dalam melaksanakan dengan kaidah pendidikan, Kedua, setiap guru yang telah menerima tunjangan
tugas; kode etik guru, dan peraturan profesi dan tunjangan khusus sesuai UU Guru dan
perundang-undangan; Dosen tetap menerima tunjangan tersebut sepanjang
h. menerima pelindungan hukum tetap memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan
dalam melaksanakan tugas g. memperoleh rasa aman dan peraturan perundang-undangan.
keprofesionalan sesuai dengan jaminan keselamatan dalam
ketentuan peraturan perundang- melaksanakan tugas; Ketiga, perlu terjadi peningkatan tunjangan guru yang
undangan; dan h. memiliki kebebasan untuk mengikuti pengaturan dalam UU ASN untuk memastikan
berserikat dalam organisasi penerimaan penghasilan yang layak.
i. berserikat dalam organisasi profesi;
profesi atau organisasi profesi Keempat, perlu terjadi peningkatan bantuan operasional
i. memiliki kesempatan untuk satuan pendidikan swasta untuk membantu yayasan
keilmuan. berperan dalam penentuan sebagai pemberi kerja memberikan penghasilan yang
kebijakan pendidikan; layak kepada pendidik pada satuan pendidikan swasta.
j. memperoleh kesempatan
(Pasal 105) untuk mengembangkan dan Upaya dan niat baik pemerintah yang terkait dalam
meningkatkan kualifikasi naskah akademik di atas, sangat penting poin-
akademik dan kompetensi; poinnya dapat dicantumkan di batang tubuh RUU
dan/atau Sisdiknas. Karena nantinya yang menjadi dasar

SK Kemenkumham No: AHU-125 AHA 01 06 Tahun 2009


igi.or.id info@igi.or.id
PENGURUS PUSAT
IKATAN GURU INDONESIA (IGI)
Sekretariat: Jalan Amil RT. 002/005 No. 26C Kalibata,
Pancoran, Jakarta Selatan
`
UU Guru & Dosen 2005
Materi RUU SISDIKNAS UU SISDIKNAS 2003 Tanggapan/ Masukan/ Usulan
(UU GD 2005)
k. memperoleh pelatihan dan adalah RUU Sisdiknasnya, bukan naskah
pengembangan profesi dalam akademiknya.
bidangnya.
Bila perlu di dalam pasal hak-hak guru tetap
dicantumkan poin:
(Pasal 14)
b. Memperoleh tunjangan profesi. (seperti yang ada di
UUGD Pasal 16)

Pada pasal 105 poin h RUU Sisdiknas tentang


Perlindungan Guru, perlu lebih diperinci sesuai UU
Guru dan Dosen Pasal 39.
Kewajiban (1) Dalam menjalankan tugas Dalam melaksanakan tugas Pendidik dan tenaga kependidikan Pada RUU Sisdiknas pasal 106 ayat 1 tidak
Guru/ keprofesian, Pendidik wajib: keprofesionalan, guru berkewajiban : mencantumkan kewajiban guru yang terkait dengan
Pendidik a. mengembangkan berkewajiban: pembelajaran. Namun dicantumkan di pasal 104 yang
kompetensi secara a. menciptakan suasana pendidikan berbunyi
berkelanjutan; a. merencanakan yang bermakna, menyenangkan,
b. menghargai perbedaan dan pembelajaran, melaksanakan kreatif, dinamis, dan dialogis;
bertindak secara objektif dan proses pembelajaran yang
tidak diskriminatif; bermutu, serta menilai dan b. mempunyai komitmen secara “Pendidik bertugas mengelola siklus Pembelajaran
c. menaati ketentuan mengevaluasi hasil profesional untuk meningkatkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86.”
peraturan pembelajaran; mutu pendidikan; dan memberi
perundangundangan, hukum, teladan dan menjaga nama baik
nilai agama, moral, dan etika; b. meningkatkan dan lembaga, profesi, dan kedudukan Ada kerancuan antara “tugas pendidik” dengan “tugas
dan mengembangkan kualifikasi sesuai dengan kepercayaan yang keprofesian”
akademik dan kompetensi diberikan kepadanya.
secara berkelanjutan sejalan (Pasal 40)
dengan perkembangan ilmu

SK Kemenkumham No: AHU-125 AHA 01 06 Tahun 2009


igi.or.id info@igi.or.id
PENGURUS PUSAT
IKATAN GURU INDONESIA (IGI)
Sekretariat: Jalan Amil RT. 002/005 No. 26C Kalibata,
Pancoran, Jakarta Selatan
`
UU Guru & Dosen 2005
Materi RUU SISDIKNAS UU SISDIKNAS 2003 Tanggapan/ Masukan/ Usulan
(UU GD 2005)
d. memelihara dan memupuk pengetahuan, teknologi, dan
persatuan dan kesatuan seni;
bangsa.
bertindak objektif dan tidak
(Pasal 106) diskriminatif atas dasar
pertimbangan jenis kelamin,
agama, suku, ras, dan kondisi
fisik tertentu, atau latar
belakang keluarga, dan status
sosial ekonomi peserta didik
dalam pembelajaran;

d. menjunjung tinggi peraturan


perundang-undangan, hukum,
dan kode etik guru, serta nilai-
nilai agama dan etika; dan

e. memelihara dan memupuk


persatuan dan kesatuan
bangsa.

(Pasal 20)

SK Kemenkumham No: AHU-125 AHA 01 06 Tahun 2009


igi.or.id info@igi.or.id
PENGURUS PUSAT
IKATAN GURU INDONESIA (IGI)
Sekretariat: Jalan Amil RT. 002/005 No. 26C Kalibata,
Pancoran, Jakarta Selatan
`
UU Guru & Dosen 2005
Materi RUU SISDIKNAS UU SISDIKNAS 2003 Tanggapan/ Masukan/ Usulan
(UU GD 2005)
Tugas Pendidik bertugas mengelola - - Pendidik profesional bertugas mengelola siklus
Pendidik siklus Pembelajaran sebagaimana Pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86.
dimaksud dalam Pasal 86.

(Pasal 104)

Karier Guru (1) Guru mengembangkan karir - - Ini hal baru yang positif dalam RUU Sisdiknas tentang
sebagai guru, kepala Satuan karir guru. Namun, perlu ada pengaturan lebih lanjut
Pendidikan, pengawas Satuan mengenai hal ini.
Pendidikan, dan kepala dinas
Perlu dipertimbangkan juga keterkaitannya dengan UU
Pendidikan.
Pemerintah daerah tentang pengangkatan kepala dinas
(2) Kualifikasi dan kompetensi pendidikan.
untuk menjadi guru, kepala
Satuan Pendidikan, pengawas
Satuan Pendidikan, dan
kepala dinas pendidikan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat.

(Pasal 110)

SK Kemenkumham No: AHU-125 AHA 01 06 Tahun 2009


igi.or.id info@igi.or.id
PENGURUS PUSAT
IKATAN GURU INDONESIA (IGI)
Sekretariat: Jalan Amil RT. 002/005 No. 26C Kalibata,
Pancoran, Jakarta Selatan
`
UU Guru & Dosen 2005
Materi RUU SISDIKNAS UU SISDIKNAS 2003 Tanggapan/ Masukan/ Usulan
(UU GD 2005)
Jenjang, Jalur Pendidikan terdiri atas (1) Jalur pendidikan terdiri atas Hal positif dalam RUU Sisdiknas yang tercantum dalam
Jalur, dan Pendidikan formal, Pendidikan pendidikan formal, nonformal, dan pasal 18 ayat 2 yakni jenjang PAUD sudah masuk
Jenis nonformal, dan Pembelajaran informal yang dapat saling sebagai salah satu jenjang pendidikan.
Pendidikan informal. melengkapi dan memperkaya.
• Tidak jelasnya batasan usia pelajar pada jalur
(Pasal 17) (2) Pendidikan sebagaimana pendidikan PAUD Formal dengan PAUD
dimaksud dalam ayat (1) Nonformal. Pada Pasal 24 dinyatakan usia 3-5 tahun
diselenggarakan dengan sistem masuk dalam PAUD Formal, tetapi di pasal 49
(1) Jalur Pendidikan sebagaimana terbuka melalui tatap muka dan/atau dinyatakan usia 0-5 tahun masuk dalam jalur PAUD
dimaksud dalam Pasal 17 melalui jarak jauh. nonformal.
dapat dilaksanakan melalui Saran : sebaiknya ada batasan usian yang jelas
Jenjang Pendidikan. (Pasal 13) antara PAUD Formal dengan PAUD Nonformal.
(2) Jenjang Pendidikan • Tidak jelasnya usia peserta didik untuk jenjang
sebagaimana dimaksud
pendidikan dasar kelas prasekolah (pasal 26 ayat 1).
pada ayat (1) terdiri atas
Jenjang Pendidikan anak
Jenjang pendidikan formal terdiri • Saran : sebaiknya kelas prasekolah dihapuskan saja.
usia dini, Jenjang atas pendidikan dasar, pendidikan
Pendidikan dasar, Jenjang menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan menengah, dan (Pasal 14)
Jenjang Pendidikan tinggi.
(Pasal 18)

(1) Jalur Pendidikan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 17
dilaksanakan melalui Jenis Jenis pendidikan mencakup
Pendidikan. pendidikan umum, kejuruan,
(2) Jenis Pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri

SK Kemenkumham No: AHU-125 AHA 01 06 Tahun 2009


igi.or.id info@igi.or.id
PENGURUS PUSAT
IKATAN GURU INDONESIA (IGI)
Sekretariat: Jalan Amil RT. 002/005 No. 26C Kalibata,
Pancoran, Jakarta Selatan
`
UU Guru & Dosen 2005
Materi RUU SISDIKNAS UU SISDIKNAS 2003 Tanggapan/ Masukan/ Usulan
(UU GD 2005)
atas Pendidikan umum, akademik, profesi, vokasi,
Pendidikan keagamaan, keagamaan, dan khusus.
Pendidikan vokasi,
Pendidikan akademik, (Pasal 15)
Pendidikan profesi,
Pendidikan khusus, dan
Pendidikan kedinasan.
(Pasal 19)

Organisasi Pendidikan profesi guru Pendidikan profesi guru diselenggarakan oleh perguruan
Profesi diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat bekerja
tinggi yang ditetapkan oleh sama dengan organisasi profesi.
Pemerintah Pusat.
Penetapan guru profesional dilakukan oleh Organisasi
Profesi Guru.

(Pasal 109 ayat 3)

(1) Guru wajib menjadi anggota Usulan tambahan ayat:


organisasi profesi guru.
(2) Organisasi profesi guru (5) Kementerian menetapkan organisasi profesi guru
merupakan perkumpulan yang yang sesuai dengan ayat 2.
berbadan hukum yang
didirikan, beranggotakan, dan
diurus oleh guru untuk
mengembangkan
profesionalitas guru.
(3) Organisasi profesi guru
berfungsi untuk memajukan

SK Kemenkumham No: AHU-125 AHA 01 06 Tahun 2009


igi.or.id info@igi.or.id
PENGURUS PUSAT
IKATAN GURU INDONESIA (IGI)
Sekretariat: Jalan Amil RT. 002/005 No. 26C Kalibata,
Pancoran, Jakarta Selatan
`
UU Guru & Dosen 2005
Materi RUU SISDIKNAS UU SISDIKNAS 2003 Tanggapan/ Masukan/ Usulan
(UU GD 2005)
profesi, kompetensi, karier,
wawasan kependidikan,
pelindungan profesi,
kesejahteraan, dan
pengabdian kepada
Masyarakat.
(4) Pemerintah Pusat dan/atau
Pemerintah Daerah dapat
memfasilitasi organisasi
profesi guru dalam
melaksanakan pembinaan dan
pengembangan profesi guru.

(Pasal 111)

Kurikulum (2) Muatan wajib sebagaimana Pasal 81 ayat 2 dan 3 perlu diperjelas atau
dimaksud pada ayat (1) huruf a dideskripiskan di penjelasan. Karena hal ini
sampai dengan huruf c dituangkan menimbulkan kekhawatiran para guru mapel yang
dalam bentuk mata pelajaran selama ini menjalankan tugasnya sesuai bidang studi
wajib: yang diampunya.

a. Pendidikan agama, Adapun mapel wajib yang dituliskan hanya terdiri dari
b. Pendidikan Pancasila; dan Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, dan Bahasa
c. Bahasa Indonesia. Indonesia. Padahal kualitas numerasi kita masih rendah.

Usulan untuk mapel wajib:

a. Pendidikan agama,

SK Kemenkumham No: AHU-125 AHA 01 06 Tahun 2009


igi.or.id info@igi.or.id
PENGURUS PUSAT
IKATAN GURU INDONESIA (IGI)
Sekretariat: Jalan Amil RT. 002/005 No. 26C Kalibata,
Pancoran, Jakarta Selatan
`
UU Guru & Dosen 2005
Materi RUU SISDIKNAS UU SISDIKNAS 2003 Tanggapan/ Masukan/ Usulan
(UU GD 2005)
(3) Muatan wajib sebagaimana b. Pendidikan Pancasila;
dimaksud pada ayat (1) huruf d c. Bahasa Indonesia;
sampai dengan huruf j tidak harus d. Matematika.
dalam bentuk mata pelajaran
masing-masing dan
diorganisasikan secara fleksibel,
relevan, dan kontekstual.

(Pasal 81)

SK Kemenkumham No: AHU-125 AHA 01 06 Tahun 2009


igi.or.id info@igi.or.id

Anda mungkin juga menyukai