Press Rilis IGI - RUU Sisdiknas
Press Rilis IGI - RUU Sisdiknas
Ikatan Guru Indonesia (IGI) menyatakan siap mengawal Rancangan Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional (RUU Sisdiknas) untuk mewujudkan janji pemerintah dalam memajukan kesejahteraan dan
kualitas guru yang tertunda belasan tahun. Indonesia selama ini menjalankan satu sistem pendidikan yang
diatur dalam tiga undang-undang yaitu UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, UU Nomor 14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, dan UU Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Dalam
perkembangannya, tidak semua aturan dalam undang-undang tersebut sesuai dengan kebutuhan perubahan
zaman. Di era merdeka belajar saat ini, sangat penting adanya ruang inovasi dan kreativitas dalam sistem
pendidikan yang terkandung di RUU Sisdiknas.
Ikatan Guru Indonesia (IGI) sebagai organisasi profesi guru telah menelaah naskah akademik beserta
naskah RUU Sisdiknas, khususnya pada pasal 104 sampai dengan pasal 112 terkait pendidik atau guru.
Di dalam naskah RUU Sisdiknas, ada beberapa hal positif yang menjadi energi baru bagi guru. Misal
dimasukkannya PAUD sebagai salah satu jenjang pendidikan, yakni jenjang Pendidikan Anak Usia Dini,
dalam pasal 18 ayat 2. Hal positif lain yaitu tentang karir guru. Namun, perlu ada pengaturan lebih lanjut
mengenai hal tersebut.
Di dalam Naskah Akademik RUU Sisdiknas juga dijelaskan upaya dan niat baik pemerintah terkait
pemisahan pengaturan antara sertifikasi dan penghasilan guru. Namun, niat baik tersebut tidak tertuang
dalam batang tubuh RUU Sisdiknas sehingga memunculkan berbagai persepsi di kalangan guru dan
penggiat pendidikan, salah satunya adalah terkait hilangnya klausul tunjangan profesi guru. Dalam tataran
implementasi, yang menjadi dasar kebijakan adalah UU Sisdiknas, bukan naskah akademik.
Selain hal-hal positif di atas, terdapat beberapa masukan dari IGI agar RUU Sisdiknas ini layak dijadikan
landasan hukum untuk pemenuhan hak dan kewajiban guru di Indonesia. Adanya penyederhanaan istilah
atau kalimat di RUU ini membuat beberapa pasal memerlukan penjelasan dan/atau ayat tambahan untuk
memperjelas pasal-pasal tersebut.
Oleh karena itu, IGI menyatakan sikap secara objektif dengan memberikan tanggapan/masukan terhadap
RUU Sisdiknas sebagaimana terlampir. Kiranya ini bisa menjadi masukan konstruktif sebagai ikhtiar
bersama demi kemajuan pendidikan di Indonesia.
Terima kasih. Semoga Allah memberi kemudahan dan kelancaran bagi setiap niat baik untuk negeri ini.
(Pasal 3)
Kewajiban (1) Setiap Warga Negara yang Jika melihat batasan usia pada pasal 12 ini, dapat
warga berusia 6 (enam) tahun sampai dikatakan bahwa pelajar yang sekolah pada jenjang
negara dengan 15 (lima belas) tahun pendidikan dasar dan menengah harus naik kelas terus.
wajib mengikuti Pendidikan
Padahal bisa jadi ada anak yang kemampuannya berbeda
(Pasal 12)
Definisi Pendidik adalah tenaga yang Guru adalah pendidik Pendidik adalah tenaga kependidikan Definisi guru pada RUU Sisdiknas kurang lengkap jika
Guru/ melaksanakanpendidikan untuk profesional dengan tugas yang berkualifikasi sebagai guru, dibandingkan UUGD 2005 atau UU Sidiknas 2003.
Pendidik mengembangkan potensi utama mendidik, mengajar, dosen, konselor, pamong belajar,
Pelajar. (Ketentuan umum Pasal
membimbing, mengarahkan, widyaiswara, tutor, instruktur,
1 ayat 7)
melatih, menilai, dan fasilitator, dan sebutan lain yang Sistematika pembahasan di RUU Sisdiknas initidak urut
mengevaluasi peserta didik sesuai dengan kekhususannya, serta
dan tidak runut. Definisi yang tidak dinyatakan secara
pada pendidikan anak usia dini berpartisipasi dalam eksplisit di ketentuan umum.
Pendidik terdiri atas guru, dosen, jalur pendidikan formal, menyelenggarakan pendidikan.
instruktur, dan Pendidik pendidikan dasar, dan
keagamaan. (Pasal 107) pendidikan menengah.
(Ketentuan umum pasal 1 Definisi tentang pendidik pada RUU yang termuat dalam
(Ketentuan Umum pasal 1 ayat 6) pasal 1 ayat 7 tersebut seperti terputus, kurang jelas
ayat 1)
maknanya, dan baru kemudian dijelaskan di pasal 107
Guru merupakan Pendidik
dan 108.
profesional pada:
Pendefinisian itu penting dinyatakan dalam
ketentuan umum, sehingga pasal-pasal berikutnya
Syarat (1) Setiap orang yang akan Guru wajib memiliki Pendidik harus memiliki kualifikasi Meski tidak terperinci seperti dalam UU GD 2005
Guru/ menjadi guru wajib lulus dari kualifikasi akademik, minimum dan sertifikasi sesuai maupun UU Sisdiknas 2003, syarat guru di RUU
Pendidik pendidikan profesi guru. kompetensi, sertifikat dengan jenjang kewenangan Sisdiknas ini merupakan hal yang positif. Namun, dalam
pelaksanaan PPG di ayat 3 kami usulkan ada
pendidik, sehat jasmani dan mengajar, sehat jasmani dan rohani,
(2) Pemerintah Pusat memenuhi keterlibatan organisasi profesi sehingga berbunyi:
rohani, serta memiliki serta memiliki kemampuan untuk
ketersediaan daya tampung kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan (3) Pendidikan profesi guru diselenggarakan oleh
Pendidikan profesi guru untuk mewujudkan tujuan nasional (Pasal 42 ayat 1) perguruan tinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah
memenuhi kebutuhan pendidikan nasional. (Pasal 8) Pusat dan bekerja sama dengan organisasi profesi.
penyelenggaraan Pendidikan.
Adapun tentang ayat 4 di RUU Sisdiknas tentang
(3) Pendidikan profesi guru
pengecualian bagi guru berkeahlian khusus, dibutuhkan
diselenggarakan oleh perguruan Kualifikasi akademik
standar yang jelas tentang keahlian tersebut.
tinggi yang ditetapkan oleh sebagaimana dimaksud dalam
Pemerintah Pusat. Pasal 8 diperoleh melalui
pendidikan tinggi program
(4) Dalam hal calon guru sarjana atau program diploma
berkeahlian khusus, dapat empat.
diberikan pengecualian dari
(Pasal 109)
Hak Guru/ Dalam menjalankan tugas (1) Dalam melaksanakan tugas Pendidik dan tenaga kependidikan Di dalam UU GD 2005, poin a dinyatakan
Pendidik keprofesian, Pendidik berhak: keprofesionalan, guru berhak: berhak memperoleh :
“memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup…”,
a. memperoleh a. memperoleh penghasilan di a. penghasilan dan jaminan
penghasilan/pengupahan dan atas kebutuhan hidup kesejahteraan sosial yang pantas dan di UU Sisdiknas 2003 dinyatakan memperoleh
jaminan sosial sesuai dengan minimum dan jaminan memadai; “penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang
ketentuan peraturan perundang- kesejahteraan sosial; pantas dan memadai”
undangan; b. penghargaan sesuai dengan tugas
b. mendapatkan promosi dan dan prestasi kerja; Adapun di RUU Sisdiknas dinyatakan bahwa pendidik
b. mendapatkan penghargaan penghargaan sesuai dengan berhak :
sesuai dengan prestasi kerja; tugas dan prestasi kerja; c. pembinaan karier sesuai dengan
tuntutan pengembangan kualitas; “memperoleh penghasilan/ pengupahan dan jaminan
c. memperoleh pelindungan hak c. memperoleh perlindungan sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
atas kekayaan intelektual; dalam melaksanakan tugas dan d. perlindungan hukum dalam undangan”
hak atas kekayaan intelektual; melaksanakan tugas dan hak atas
d. memperoleh kesempatan untuk hasil kekayaan intelektual; dan
mengembangkan kompetensi dan d. memperoleh kesempatan Perlu ada pengaturan khusus mengenai tunjangan.
kualifikasi secara berkelanjutan; untuk meningkatkan e. kesempatan untuk menggunakan
sarana, prasarana, dan fasilitas Karena apa yang tercantum di naskah akademik tentang
kompetensi;
e. memanfaatkan sarana dan pendidikan untuk menunjang tunjangan belum tertera di RUU.
prasarana Pembelajaran untuk e. memperoleh dan kelancaran pelaksanaan tugas. Dalam naskah akademik RUU halaman 238-239
menunjang kelancaran tugas; memanfaatkan sarana dan (Pasal 40) dijelaskan bahwa Pemisahan pengaturan antara
prasarana pembelajaran untuk
(Pasal 20)
(Pasal 104)
Karier Guru (1) Guru mengembangkan karir - - Ini hal baru yang positif dalam RUU Sisdiknas tentang
sebagai guru, kepala Satuan karir guru. Namun, perlu ada pengaturan lebih lanjut
Pendidikan, pengawas Satuan mengenai hal ini.
Pendidikan, dan kepala dinas
Perlu dipertimbangkan juga keterkaitannya dengan UU
Pendidikan.
Pemerintah daerah tentang pengangkatan kepala dinas
(2) Kualifikasi dan kompetensi pendidikan.
untuk menjadi guru, kepala
Satuan Pendidikan, pengawas
Satuan Pendidikan, dan
kepala dinas pendidikan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat.
(Pasal 110)
Organisasi Pendidikan profesi guru Pendidikan profesi guru diselenggarakan oleh perguruan
Profesi diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat bekerja
tinggi yang ditetapkan oleh sama dengan organisasi profesi.
Pemerintah Pusat.
Penetapan guru profesional dilakukan oleh Organisasi
Profesi Guru.
(Pasal 111)
Kurikulum (2) Muatan wajib sebagaimana Pasal 81 ayat 2 dan 3 perlu diperjelas atau
dimaksud pada ayat (1) huruf a dideskripiskan di penjelasan. Karena hal ini
sampai dengan huruf c dituangkan menimbulkan kekhawatiran para guru mapel yang
dalam bentuk mata pelajaran selama ini menjalankan tugasnya sesuai bidang studi
wajib: yang diampunya.
a. Pendidikan agama, Adapun mapel wajib yang dituliskan hanya terdiri dari
b. Pendidikan Pancasila; dan Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, dan Bahasa
c. Bahasa Indonesia. Indonesia. Padahal kualitas numerasi kita masih rendah.
a. Pendidikan agama,
(Pasal 81)