Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM KERJA

PELAYANAN HIV / AIDS


RS XXXX
Periode Januari 20xx s/d Desember 20xx

PENDAHULUAN

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom) merupakan kumpulan gejala penyakit yang
disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus HIV adalah virus yang dapat
menular, karena itu pencegahan dan penanggulangannya harus tunduk pada peraturan
tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.

Pada beberapa tahun terakhir telah tercatat kemajuan dari pelaksanaan program
pengendalian HIV di Indonesia. Berbagai layanan HIV telah berkembang dan jumlah orang yang
memanfaatkannya juga telah bertambah dengan pesat. Walaupun data laporan kasus HIV dan
AIDS yang dikumpulkan dari daerah memiliki keterbatasan, namun bisa disimpulkan bahwa
peningkatan yang bermakna dalam jumlah kasus HIV yang ditemukan dari tahun 2009 sampai
dengan 2012 berkaitan dengan peningkatan jumlah layanan konseling dan tes HIV (KTHIV)
pada periode yang sama. Namun demikian kemajuan yang terjadi belum merata di semua
provinsi baik dari segi efektifitas maupun kualitas. Jangkauan dan kepatuhan masih merupakan
tantangan besar terutama di daerah yang jauh dan tidak mudah dicapai.

Pada 2016, tercatat sudah ada lebih dari 36,7 juta jiwa yang hidup dengan Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Jumlahnya pun terus meningkat sampai sekarang. Di Indonesia
sendiri, jumlah pengidap terus bertambah setiap tahun. Keadaan ini adalah tantangan berat
untuk mencapai tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) hingga tahun 2030.
Berdasarkan Laporan Perkembangan HIV/AIDS Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, jumlah
kasus HIV yang dilaporkan dari trahun 2005 sampai dengan tahun 2017 mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Jumlah komulatif infeksi HIV yang dilaporkan sampai dengan
Desember 2017 sebanyak 280.623, dengan jumlah infeksi HIV tertinggi yaitu DKI Jakrta
( 51.981 ).

Halaman 1 dari 6
Sementara itu jumlah kasus AIDS yang dilaporkan dari tahun 2005 sampai Desember 2017
relatif setiap bulannya. Jumlah komulatif AIDS dari tahun 1987 sampai dengan Desember 2017
sebanyak 102.667 orang.

Kebijakan pengendalian HIV-AIDS mengacu pada kebijakan global Getting To Zeros, yaitu:
1. Menurunkan hingga meniadakan infeksi baru HIV;
2. Menurunkan hingga meniadakan kematian yang disebabkan oleh keadaan yang
berkaitan dengan AIDS;
3. Meniadakan diskriminasi terhadap ODHA;

Kebijakan tersebut di atas akan sulit dicapai jika cakupan penemuan kasus dan akses
pemberian pengobatan masih rendah. Untuk itu sebagai salah satu layanan yang berkualitas
dan berperan aktif dalam mengatasi masalah nasional , maka RSxx membentuk perawatan,
dukungan dan pengobatan HIV dengan meyediakan ART di RS.

LATAR BELAKANG

Sesuai dengan program nasional dan Surat edaran Nomor HK 02.02/1/1564/2018 tentang
penatalaksanaan orang dengan HIV-AIDS untuk eliminasi HIV-AIDS tahun 2030 dimana semua
ibu hamil, pasien TB, pasien dengan gejala HIV , pasien IMS dan pasien populasi kunci
dimintakan secara rutin untuk pemeriksaan HIV. Untuk itu RSxx turut serta dalam menjalankan
program ini yang baru aktif Februari 20xx. Hal ini dapat dilihat pada tabel rekapitulasi
pemeriksaan HIV dibawah ini.

Tabel 1:
Pemeriksaan HIV pada ibu Hamil, gejala terkait TB, pasien TB dan IMS

Sedangkan dari data pemeriksaan laboratorium tersebut ditemukan positif HIV sebanyak: 12
orang dengan rincian seperti dibawah ini

Halaman 2 dari 6
Tabel 2:
Jumlah Kasus baru HIV di RS

Dari ke dua data diatas dapat disimpulkan bahwa temuan kasus HIV sudah ada peningkatan
dengan menjalankan permenkes yang sudah ada

TUJUAN

Tujuan Umum

Meningkatkan fungsi pelayanan kesehatan bagi orang hidup dengan HIV-AIDS

Tujuan Khusus
a. Menemukan kasus baru HIV dengan melakukan pemeriksaan HIV
b. Meningkatkan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga tentang pengertian dan
penularan penyakit HIV.
c. Meningkatkan program layanan PDP (perawatan, dukungan dan pengobatan HIV-AIDS)

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan Pokok

1. Kegiatan Pelayanan:
2. Kegiatan Pengembangan Staf

Rincian Kegiatan

1. Kegiatan Pelayanan:
a. Meningkatkan fungsi Pelayanan Voluntary Counseling and Testing ( VCT).
b. Meningkatkan fungsi layanan PMTCT ( Prevention mother to child transmition).
c. Meingkatkan Fungsi Pelayanan Anti Retroviral terapi ( ART ).
d. Meningkatkan fungsi pelayanan Infeksi Opprtunistik ( IO ).
e. Meningkatkan fungsi pelayanan penunjang yang meliputi pelayanan gizi,
laboratorium , radiologi, pencatatan dan pelaporan.

Halaman 3 dari 6
2. Kegiatan Pengembangan Staf
a. Mengikuti training eksternal/Seminar dan workshop tentang HIV.
b. Mengikuti pelatihan konselor dengan instasi terkait.

CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Metode yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan program pengendalian HIV/AIDS


adalah:
1. Pengumpulan data screning HIV- AIDS pada ibu hamil, pasien TB, pasien dengan gejala
terkait HIV dan pasien IMS
2. Memberikan edukasi pada pasien positif HIV
3. Pembuatan laporan kegiatan tiap 3 bulan
4. Pencatatan penggunaan ARV

SASARAN

1. Ibu hamil, pasien TB dan pasien dengan gejala terkait HIV dan pasien IMS 70 % ditawarkan
secara rutin pemeriksaan HIV
2. Pasien dengan HIV/AIDS 100% mendapatkan konseling dan edukasi oleh tim PDP
3. Pasien dengan HIV/AIDS 100% mendapatkan edukasi tentang penyakit HIV dari dokter tim
HIV yang didokumentasikan dalam formulir pemberian informasi. Pasien berhak
menentukan keluarga atau pihak penjamin boleh mengetahui atau tidak tentang
penyakitnya.
4. Pencatatan jumlah kejadian pasien yang dirawat dengan HIV/AIDS 100% dilakukan setiap
bulannya.
5. Pasien HIV indikasi ARV 100% mendapatkan pengobatan ART sesuai program medis.

JADWAL PELAKSANAAN

Jan 20xx s/d Des 20xx


No Kegiatan
Agus

Sept
Mar

Nov
Mei

Des
Okt
Feb

Apr

Jun
Jan

Jul
t

1 Identifikasi Pasien x x x x x x x x x x x x
HIV
2 Konseling dan x x x x x x x x x x x x
Testing HIV
3 Edukasi pasien x x x x x x x x x x x x
HIV
4 Program PDP HIV x x x x x x x x x x x x
5 Training Konselor x x
HIV

Halaman 4 dari 6
6 Rapat triwulan x x x x

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA

Tim Pelayanan HIV wajib melakukan pemantauan dan evaluasi mutu pelayanan HIV secara
berkesinambungan untuk mewujudkan keberhasilan pelayanan bagi Pasien HIV / AIDS. Evaluasi ini
dalam bentuk pencatatan dan pelaporan.
Evaluasi secara periodik dilakukan melalui program nasional dalam standar MDG’s setiap
tahun kepada Ketua Sub-Komite Pelayanan HIV sebagai salah satu data peningkatan mutu
rumah sakit.

PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan
Pencatatan data-data pasien HIV yang telah dilakukan, dicatat menggunakan format yang telah
ditetapkan, dilakukan oleh tim pelayanan HIV dengan rekapitulasi data dari rekam medis.

Pelaporan
Pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan setiap bulan dan tahunan pasien HIV / AIDS dilaporkan
setiap tahun sekali oleh Tim Pelayanan HIV kepada Ketua Sub-Komite Pelayanan HIV.

Evaluasi Kegiatan
Evaluasi dilakukan setiap bulan dan tahunan, bila ada indikator yang tidak tercapai maka
dibuat analisa dan rencana tindak lanjut untuk tahun berikutnya.

PEMBIAYAAN

Biaya atas pelaksanaan program ini dimasukkan dalam rencana biaya rumah sakit periode xx
s/d Des xx (terlampir).

Depok , xxxx

Dibuat Oleh,
Diketahui oleh,

Ketua Tim HIV Dr.


Ketua Komite Program Nasional

Halaman 5 dari 6
Disetujui oleh,

Dr. …………………….
Direktur

Halaman 6 dari 6

Anda mungkin juga menyukai