Anda di halaman 1dari 2

Menimba Nilai kehidupan dari Alam

Fr. Elvis

Sejak masuk Tahun Orientasi Rohani, saya mulai mengenal meditasi Alam. Meditasi
alam adalah kegiatan rohani yang mengajak saya untuk menemukan suatu objek yang dapat
memberi inspirasi hidup. Di mana dari inspirasi itu, memberi saya nilai hidup yang bisa saya
jadikan sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan saya. Sejak mengenal meditasi alam,
saya semakin sadar akan pentingnya untuk menjaga dan melindungi bumi ini. Alam tidak
hanya menjadi sumber kehidupan jasmani manusia namun dari alam saya dapat menemukan
nilai-nilai kehidupan.

Alam merupakan salah satu pemberian Allah. Bahkan Ia menciptakannya sebelum


kita. Allah membuatnya dengan sangat baik namun kita yang ditugaskan untuk menjaganya
justru merusak pemberian Allah tersebut. Allah menciptakan manusia untuk menguasai
segala sesuatu yang ada di bumi ini (bdk. Kej. 1:26) dengan tujuan agar kita merawatnya.
Kita diberikan kebebasan untuk mengolah dan menggunakan alam ini sesuai dengan
kebutuhan kita. Namun keserakahan dan keegoisan menjadikan semuanya rusak. Tujuan
Allah yang semula baik justru berbanding terbalik. Keadaan alam yang dari waktu ke waktu
semakin rusak telah memberi dampak yang sangat buruk bagi sebagian besar umat manusia
dan makhluk ciptaan lain. Tugas kita sebagai yang bertanggungjawab adalah melindungi
bukan merusak.

Dampak kerusakan alam perlahan saya rasakan dalam kehidupan saya. Dampak itu
berupa cuaca yang tidak lagi menentu. Sewaktu saya masih kecil, orangtua saya masih bisa
mengetahui kapan kemarau akan tiba dan kapan musim penghujan akan tiba. Namun
sekarang, semuanya menjadi tidak jelas karena alam yang telah rusak. Ikan-ikan di sungai
juga kini telah tiada karena sampah telah memenuhi rumah mereka. Muncul pertanyaan
dalam hati saya, apakah semua ini tidak pernah disadari oleh umat manusia? Ataukah mereka
hanya bernasa bodoh dengan semua ini?

Alam sesungguhnya telah mengajar kita memberi tanpa harus menuntut kita untuk
mengembalikan. Alam memberikan apa yang kita butuhkan dengan penuh ketulusan, ia tidak
pernah menuntut kita memberi sesuatu kepadanya. Ia hanya butuh kasih sayang dari kita
manusia untuk menjaganya tetap lestari. Namun apakah kita pernah menyadarinya? Kita
hanya perlu menjaganya dengan baik. Sesungguhnya kita dapat belajar tanggung jawab dari
alam. Alam diciptakan untuk menjadi tempat tinggal sementara kita dan alam telah
menjalankan tanggung jawabnya dengan memenuhi semua kebutuhan kita. Namun apakah
kita telah menjalankan tanggung jawab kita sebagai penghuni yang seharusnya menjaga dan
memeliharanya?

Gereja telah bersuara dan mengajak kita untuk bergerak bersama melindungi alam
ciptaan ini. Melindungi alam ciptaan telah diseruhkan oleh Paus Benediktus XVI yang
mengatakan “Jika ingin damai, lindungilah ciptaan”. Paus Fransiskus juga mengajak seluruh
masyarakat agar “Merawat Bumi, rumah Bersama”. Hal ini ditegaskan oleh Paus Fransiskus
dalam ensiklik ‘Laudato Si’. Semua orang mengharapkan dan merindukan kehidupan yang
nyaman di dunia ini. Namun bagaimana hal itu bisa terwujudkan apabila kita tidak memiliki
usaha untuk menjaga dan melestarikan alam ciptaan ini? Manusia adalah salah satu entitas
yang sangat dekat dengan bumi. Kerusakan bumi akan sangat berdampak buruk pada
kelangsungan hidup manusia. Seringkali manusia dikuasai oleh keserakahan dan egoisme
sehingga keutuhan alam ciptaan tidak pernah lagi dipedulikan. Seringkali kita lupa bahwa
bumi merupakan unsur utama dari kelangsungan hidup kita. Keseharian hisup

Anda mungkin juga menyukai