Anda di halaman 1dari 2

FGD tentang penetapan penggunaan wilayah laut

Jakarta, 16 April 2019. Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Perencanaan
Laut pada (16/4) mengadakan Focus Group Discussion/FGD untuk Penentuan Alokasi Ruang
Laut Rencana Zonasi Kawasan AntarWilayah/RZ KAW Selat Malaka terkait Hankam, Batas
Maritim, dan Traffic Separation Scheme (TSS) di RR. Cakalang, Gedung Mina Bahari III Lt. 1,
Jakarta. FGD diselenggarakan guna menjaring masukan, tanggapan, dan saran terkait penentuan
alokasi ruang laut pada RZ KAW Selat Malaka terkait status batas maritim, daerah militer/disposal
amunisi, dumping area, dan pengaturan alur pelayaran serta TSS di Kawasan Selat Malaka. FGD
tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman,
Kementerian Luar Negeri, Kementerian LHK, Kementerian Pertahanan, Kementerian
Perhubungan, Pushidros-TNI ALl, Direktorat Jenderal PSDKP, Biro Hukum dan Organisasi-
Setjen KKP, dan Tim Teknis Penyusunan RZ KAW Selat Malaka. Kegiatan ini diawali dengan
pemberian arahan dari Kasubdit Tata Ruang Laut Nasional sebagai wakil Direktur Perencanaan
Ruang Laut, dan dilanjutkan dengan laporan dari Tim Teknis RZ KAW Selat Malaka dan
pemaparan dari narasumber Kementerian/Lembaga (K/L) yaitu dari Kementerian Luar Negeri,
Pushidros TNI AL Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan/Kementerian LHK.

Berikutnya, narasumber dari Kementerian Luar Negeri memaparkan posisi terkini persoalan batas
maritim RI-Malaysia. Terdapat area yang belum ada kesepakatan antara pemerintah Indonesia
dan Malaysia di ZEE Selat Malaka. Kebijakan perencanaan ruang laut di wilayah tersebut perlu
memperhatikan aspek legal formal berdasarkan UU Kelautan dan ketentuan hukum laut
internasional yang berlaku (UNCLOS). Perencanaan ruang laut tetap dapat dilakukan, dengan
prinsip cermat dan penuh kehati-hatian. Peruntukan ruang untuk kegiatan perikanan lebih
diprioritaskan daripada kegiatan eksplorasi pertambangan. Narasumber dari Pushidros TNI AL
memaparkan batas wilayah perencanaan menurut S-23 IHO/2002, lokasi kapal tenggelam, lokasi
TSS, daerah militer (lokasi pembuangan amunisi), dan instalasi/bangunan laut di Selat Malaka
berdasarkan Peta Laut Indonesia. Terdapat lokasi pembuangan amunisi yang berhimpitan dengan
TSS Selat Malaka. TSS Selat Malaka telah digambarkan dalam Peta Laut Indonesia dan diatur
dalam peraturan Kementerian Perhubungan. TSS Selat Malaka yang ada di perairan Indonesia
belum menetapkan Inshore Traffic Zone (ITZ) sebagai daerah perlindungan/penyangga khususnya
bagi kapal penangkap ikan (untuk mencegah kecelakaan di laut).

Selanjutnya, narasumber dari Kementerian Perhubungan memaparkan profil Selat Malaka dari
aspek navigasi dan ketentuan dumping area. Selat Malaka dinilai sangat strategis dan rentan
terhadap kecelakaan kapal dan pencemaran lingkungan. Ditemukan beberapa kasus kapal nelayan
tanpa menggunakan AIS yang melakukan crossing di area TSS Selat Malaka sehingga
menimbulkan risiko terjadinya kecelakaan. Sepanjang alur TSS Selat Malaka telah dilengkapi
dengan fasilitas sarana bantu navigasi pelayaran. Terkait dumping di Selat Malaka, mengacu ke
MARPOL 73/78, London Convention 72 dan PP 21/2010, setiap kapal dilarang melakukan
pembuangan limbah ke perairan dan limbah wajib ditampung di kapal serta dipindahkan pada
fasilitas penampungan khusus yang ada di pelabuhan. Pemaparan terkahir yaitu narasumber dari
Kementerian LHK memaparkan ketentuan Dumping Area. Dumping diperbolehkan tetapi
diperuntukkan untuk kegiatan pembuangan hasil eksplorasi migas dengan izin disertai dengan
kajian-kajian atau modeling. Rencana alokasi dumping area harus memperhatikan daerah-daerah
sensitif seperti daerah militer atau konservasi. Terkait persyaratan teknis dumping area: 1) Lokasi
dumping harus memiliki kedalaman minimal 50 m; 2) Terdapat titik buang syarat minimal sedalam
8 meter dari permukaan laut setelah dilakukan pengolahan limbah; 3) Limbah harus dikelola
memenuhi persyaratan tertentu yang ditentukan sesuai jenisnya. Terkait limbah migas, hanya
boleh water-based mud dan serbuk pengeboran migas, tidak boleh synthetic oil-based mud. Limbah
berbahan minyak harus dilakukan proses dryer dengan hidrokarbon dibawah 5%, setelah hal
tersebut dilakukan limbah boleh dibuang (dumping). Selain itu diperlukan pemantauan
lingkungan sejauh radius 500 meter dari titik dumping. Parameter yang dipantau adalah tingkat
kekeruhan perairan (TSS tidak boleh lebih dr 20 mg/lt). Izin yg diberikan dumping berlaku satu
tahun.

Setelah pemaparan dan sesi diskusi, rapat meyepakati bahwa terkait batas wilayah perencanaan
mengacu pada peta S-23 IHO Tahun 2002. Perairan ZEE yang belum disepakati oleh RI-Malaysia
dapat dialokasikan sebagai zona perikanan tangkap dan/ atau merujuk pada provisional
arrangement RI-Malaysia. Selain meyepakati terkait batas wilayah perencanaan, rapat juga
meyepakati Rencana Alokasi Ruang Pemanfaatan Selat Malaka antara lain untuk: Pengaturan
Alur Pelayaran (TSS di Selat Malaka yang crossing dengan alur pelayaran nelayan); Analisis
kebutuhan ruang untuk peningkatan kapasitas Alur pelayaran dengan proyeksi 20 tahun kedepan;
Dumping area yang diusulkan dalam RZ KAW Selat Malaka agar dihapuskan, karena tidak sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku, dan hanya ada dilokasi zona pertambangan;
Kawasan Konservasi di laut agar tetap digambarkan meskipun areanya dibawah 12 mil sebagai
dasar analisis lingkungan laut terhadap aktivitas pelayaran; Daerah pembuangan amunisi tetap
digambarkan, namun lokasi pembuangan amunisi milik Malaysia yang masuk perairan Indonesia
tidak digambarkan; Alternatif usulan Zona tertentu di kolom dan dasar laut Selat Malaka dapat
diusulkan sebagai zona pengamanan bawah laut. Selain itu ada satu indikasi program terkait
penyusunan RZ KAW Selat Malaka berupa Sosialisasi pemasangan AIS di kapal kapal nelayan.
Sedangkan Ketentuan pemanfaatan ruang mengikuti aturan perundangan yang berlaku.
Selanjutnya hasil FGD akan digunakan sebagai tambahan data dan informasi dalam rencana pola
ruang RZ KAW Selat Malaka.

Direktorat Perencanaan Ruang Laut 16 April 2019 Dilihat : 577

Anda mungkin juga menyukai