WILAYAH IV
TAHUN 2021
Direktorat Wilayah IV
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal
Kementerian Investasi/BKPM
▪ DEKONSENTRASI
191.9 16,2%
PMA 98,0 97,6 111,7 116,8 19,6% 4,5% 469,8 48,6%
TOTAL 210,7 191,9 219,7 223,0 16,2% 1,5% 900,0 49,2%
JANUARI - JUNI TW-I 2020 TW-II TW-I 2021 TW-II
JANUARI - JUNI JANUARI - JUNI 2021
2020 2021 TKI triwulan II 2020 2020 2021
Y-O-Y Dalam Rupiah Triliun
263.109
PMDN 207,0 214,3 3,5%
TKI triwulan II 2021: J A N UA R I – J U N I
PMA 195,6 228,5 16,8% 311.922 y-o-y
(18,5%, y-o-y) 442,8
TOTAL 402,6 442,8* 10,0%
402.6
*) Nilai capaian pada periode Januari - Juni 2021 merupakan angka pembulatan
10,0 %
**) Target Realisasi Investasi 2021: Rp. 858,5T (Renstra)
Sesuai dengan Peraturan Kepala BKPM Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana strategis BKPM Tahun 2020-2024
Target penyesuaian 2021: Rp. 900 T (arahan Presiden)
2020 2021
***) Capaian terhadap target 2021 arahan Presiden
Dalam Rupiah Triliun
REALISASI PENANAMAN MODAL TRIWULAN II dan JANUARI-JUNI 2021
JAWA DAN LUAR JAWA
Triwulan II 2020 Triwulan II 2021
REALISASI y-o-y
JAWA 8,6%
LUAR JAWA Total JAWA Total JAWA
Rp 91,3 T
47,6% LUAR JAWA 49,0%
Rp 191,9 T 52,4% Rp 100,6 T LUAR JAWA 24,6% 51,0% Rp 223,0 T Rp 109,2 T
Rp 113,8 T
TOTAL 16,2%
REALISASI y-o-y
JAWA 2,7%
LUAR JAWA Total JAWA Total JAWA
Rp 193,7 T
48,1% LUAR JAWA 48,5%
Rp 402,6 T 51,9% Rp 208,9 T 51,5% Rp 442,76 T Rp 214,53 T
LUAR JAWA 17,8% Rp 228,23 T
TOTAL 10,0%
PERINGKAT REALISASI TRIWULAN II
Berdasarkan Lokasi
PMDN PMA
INVESTASI INVESTASI
NO LOKASI PROYEK NO LOKASI PROYEK
(Rp Miliar) (US$ Juta)
1 Jawa Timur 13.890,5 6.575 1 Jawa Barat 1.587,4 1.987
2 Jawa Barat 12.144,0 3.128 2 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 962,4 3.925
3 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11.245,2 12.762 3 Maluku Utara 952,2 59
4 Banten 10.151,7 2.188 4 Sulawesi Tengah 523,3 100
5 Jawa Tengah 7.763,6 4.753 5 Riau 449,6 181
6 Kalimantan Timur 6.228,6 1.935 6 Banten 444,2 985
7 Sumatra Utara 5.269,5 2.221 7 Sumatra Selatan 444,1 161
8 Kalimantan Barat 4.529,7 1.174 8 Sulawesi Tenggara 361,1 33
9 Riau 4.427,7 1.322 9 Jawa Tengah 359,8 723
10 Kalimantan Selatan 2.889,5 706 10 Kepulauan Riau 292,0 511
11 Sulawesi Selatan 2.804,7 922 11 Jawa Timur 262,6 717
12 Kepulauan Riau 2.675,4 1.206 224,7 52
12 Papua
13 Maluku 2.556,5 331
13 Kalimantan Timur 159,7 263
14 Sumatra Selatan 2.117,4 762 14 Sumatra Utara 159,1 254
15 Aceh 1.796,9 1.431 15 Kalimantan Barat 134,3 187
16 Nusa Tenggara Barat 1.793,2 773 131,4 1.570
16 Bali
17 Kalimantan Tengah 1.476,4 369 17 Kalimantan Utara 100,4 27
18 Bali 1.413,8 1.441 18 Sulawesi Selatan 75,6 141
19 Sumatra Barat 1.223,5 636 19 Aceh 72,0 39
20 Jambi 1.166,0 794 20 Lampung 71,3 111
21 Daerah Istimewa Yogyakarta 1.117,2 874 21 Nusa Tenggara Barat 61,8 518
22 Bengkulu 1.059,6 363 22 Sulawesi Utara 46,8 60
23 Kepulauan Bangka Belitung 1.053,3 589 23 Kalimantan Tengah 40,6 86
24 Lampung 1.049,7 717 24 Kalimantan Selatan 24,8 70
25 Nusa Tenggara Timur 1.023,0 456 25 Sumatra Barat 12,1 56
26 Sulawesi Tengah 998,8 416 26 Gorontalo 10,2 14
27 Sulawesi Tenggara 900,2 437 27 Nusa Tenggara Timur 8,1 137
28 Sulawesi Utara 724,9 510 28 Daerah Istimewa Yogyakarta 6,2 145
29 Kalimantan Utara 266,4 144 29 Jambi 6,0 76
30 Papua Barat 212,1 142 30 Kepulauan Bangka Belitung 5,6 65
31 Gorontalo 161,7 203 31 Papua Barat 4,0 43
32 Sulawesi Barat 68,8 101 32 Bengkulu 2,4 37
33 Maluku Utara 36,4 141 33 Sulawesi Barat 1,3 25
34 Papua 16,7 185 34 Maluku 0,3 17
PERINGKAT REALISASI JANUARI - JUNI
Direktorat Wilayah IV
40.0
PMDN dan PMA
34.8
35.0
30.0
25.0
21.9
Rp. Triliun
20.0
15.0
10.0 8.0
6.1 6.4
5.0
2.3 2.8
0.9
0.0
Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
T= Triliun
Berdasarkan Wilayah pada periode Januari – Juni 2021, realisasi PMDN dan PMA
tertinggi di Direktorat Wilayah IV berada di Wilayah Jawa Timur. Realisasi PMDN
terbesar berikutnya berada di Wilayah Jawa Timur. Sedangkan PMA terbesar
berikutnya berada di Wilayah Maluku Utara.
Keterangan: Axis Title PMDN dalam Miliar Rupiah
Dana
Alokasi
Khusus
Mataram, 1 September 2021
DAK NONFISIK TA 2021
• L ATA R B E L A K A NG • M O N I TO RI NG D A N
• T UJUA N DA N R UA N G E VA L UA SI
L I N GK UP
• SA SA R A N PEN GGUNA A N • P E TA A L O K A S I D A N
• L IN GK UP K E G I ATA N R E A L I SA SI
PE N GGUN AA N
• R E N C A NA PE N YA LURA N
• PE N GELO LAA N
• PE L A PO RA N
9
LATAR BELAKANG
DAK NONFISIK FASILITASI PENANAMAN MODAL TA 2021
▪ Arahan Presiden pada
Rakornas Investasi pada
tanggal 20 Februari 2020
▪ Tujuan
Untuk membantu peningkatan realisasi investasi dan
kepatuhan pelaku usaha dalam memenuhi ketentuan
pelaksanaan penanaman modal termasuk mendapatkan
kemudahan perizinan berusaha di masing-masing daerah.
1. Pengumpulan Data Perizinan Berusaha 1. Tindak Lanjut Hasil Kegiatan Pemantauan 1. Sosialisasi kebijakan penanaman modal untuk
2. Verifikasi & Evaluasi LKPM via system OSS 2. DPMPTSP Provinsi melakukan koordinasi pelaksanaan pelaksanaan perizinan berusaha
3. Penyampaian Surat Resmi terkait rencanan pengawasan DPMPTSP Kabupaten/Kota dan SKPD 2. Sosialisasi kebijakan penanaman modal untuk
kunjungan ke lokasi proyek kepada 3. DPMPTSP Kabupaten/Kota melakukan koordinasi mendorong kemitraan usaha skala besar dengan
pimpinan/penanggungjawab pelaku usaha pelaksanaan pengawasan dengan SKPD UMKM Setempat
4. Identifikasi Permasalahan Pelaku Usaha 4. Penyampaian Surat Resmi terkait rencanan kunjungan 3. Bimbingan Teknis Sistem Online Single Submission
5. Pembuatan profil Proyek hasil kunjungan ke lokasi proyek kepada pimpinan/penanggungjawab (OSS)
6. Evaluasi Realisasi Penanaman Modal pelaku usaha 4. Tenaga Pendamping Non Aparatur Sipil Negara
7. Rapat Fasilitasi Permasalahan 5. Kunjungan lokasi proyek memberikan konsultasi, bimbingan, asistensi,
6. Dalam hal pengawasan dilakukan sebagaimana dieminasi informasi, membuat laporan bulanan
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b, huruf c dan 5. Bimbingan teknis tentang tata cara pengisian LKPM
huruf d, pengawasan dapat dilakukan tanpa Online yang dilaporkan oleh Pelaku Usaha secara
pemberitahuan terlebih dahulu kepada berkala
pimpinan/penanggung jawab pelaku usaha
7. Pembuatan hasil Pengawasan dalam bentuk BAP
8. Pembentukan profil proyek hasil kunjungan ke
lapangan
9. Pembuatan Laporan Pengawasan ketentuan
Pelaksanaan Penanaman Modal
OUTPUT Pemantauan Pengawasan BimbinganTeknis
JADWAL PELAPORAN
BULAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov
DAK NF
Dana Pelayanan Perlindungan Perempuan dan Laporan Laporan
Anak Tahun Tahap I
Sebelumnya paling
Dana Fasilitasi Penanaman Modal
paling lambat lambat
Dana Ketahanan Pangan dan Pertanian diterima diterima
• Pemerintah daerah menyampaikan laporan realisasi pemanfaatan dana yang terdiri dari 3 bagian yaitu, (1) Laporan Penyerapan; (2)
Rekap SP2D; dan (3) Laporan Penggunaan melalui Aplikasi Pelaporan DAK Nonfisik (Aladin) paling lambat pada:
- Tanggal 15 Juli untuk laporan tahun sebelumnya sebagai syarat penyaluran Tahap I.
- Tanggal 22 November untuk laporan Tahap I sebagai syarat penyaluran Tahap II.
• Jika pemerintah daerah tidak menyampaikan laporan sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan, K/L pengampu dapat
merekomendasikan penyaluran dana Tahap I yang paling diterima pada 21 Agustus. Dalam hal rekomendasi tidak diterima, dana
tidak dapat disalurkan (hangus).
PENGELOLAAN
DAK NONFISIK FASILITASI PENANAMAN MODAL TA 2021
MUDAH
CEPAT
Sistem Informasi Pelaporan Penggunaan
EFISIEN
PELAPORAN
DAK NONFISIK FASILITASI PENANAMAN MODAL TA 2021
Rp203.913.937.000,-
Untuk 34 DPM-PTSP Provinsi dan 508 DPM-PTSP Kabupaten/Kota
Dekonsentrasi
• Ta rg e t d a n C a p a i a n Re a l i s a s i • Pe l a p o ra n B u l a n a n ( L a p o ran
A n g ga ra n D e ko n s e n t ra s i TA M a n a j e r i al )
2021 (Juli dan Desember)
• P E TA A N G G A R A N D A N • Ke n d a l a Pe nye rap a n
R EA L I S A S I D E KO N S E N T R A S I A n g ga ra n
TA H UN A N G G A R A N 2 0 2 1
• Ko m i t m e n Pe nye ra p an A n g ga ra n
D e ko n s e n t ra s i J u n i – J u l i 2 0 2 1
24
TARGET DAN CAPAIAN REALISASI ANGGARAN
DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2021
Realisasi
Target Sisa
31 Agustus 2021
• Per 31 Agustus 2021, total realisasi anggaran dekonsentrasi adalah 64,16% atau Rp
5.774.752.825,- dari total anggaran Rp 9.000.000.000,- (APBN-P)
Papua • .
NTT Blm lapor
Maluku
NTB
Papua Barat Blm lapor Blm lapor Blm lapor
Bali Blm lapor Blm lapor Blm lapor Blm lapor Blm lapor Blm lapor Blm lapor
Jawa Timur Blm lapor Blm lapor Blm lapor Blm lapor Blm lapor Blm lapor
Blm lapor
28
• LAPORAN MANAJERIAL Hardcopy disampaikan ke :
32
SATGAS
Percepatan
Investasi
Mataram, 1 September 2021
Tindak Lanjut Keputusan Presiden No 11 tahun 2021 tentang
Satuan Tugas Percepatan Investasi
A. Penyusunan Surat Keputusan Menteri Investasi No 121 tahun 2021 tentang Tim Pelaksana Satgas Percepatan Investasi yang terdiri dari 5 bidang:
Tugas: Kewenangan:
1. memastikan realisasi investasi setiap pelaku usaha PMDN maupun PMA yang berminat
dan/atau yang telah mendapatkan perizinan berusaha; 1. menetapkan keputusan terkait realisasi investasi yang harus segera ditindaklanjuti
2. menyelesaikan secara cepat permasalahan dan hambatan (debottlenecking) untuk kementerian/ lembaga/otoritas/pemerintah daerah; dan
sektor-sektor usaha yang terkendala perizinan berusaha dalam rangka investasi; 2. melakukan koordinasi terkait realisasi investasi dengan
3. mendorong percepatan usaha bagi sektor-sektor yang memiliki karakteristik cepat kementerian/lembaga/otoritas/pemerintah daerah.
menghasilkan devisa, menghasilkan lapangan pekerjaan, dan pengembangan ekonomi
regional/lokal;
4. mempercepat pelaksanaan kerja sama antara investor dengan UMKM; dan
5. memberikan rekomendasi penindakan administratif kepada pimpinan
kementerian/lembaga/otoritas dan pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota Struktur Organisasi Satgas Percepatan Investasi
terhadap pejabat/pegawai yang menghambat pelaksanaan investasi maupun yang Ketua: Menteri Investasi/Kepala BKPM;
dapat menambah biaya berinvestasi di Indonesia.
Wakil Ketua I: Wakil Jaksa Agung;
Wakil Ketua II: Wakapolri; 34
Sekretaris: Sdri. Dini Purwono.
B. Penyusunan Standard Operational Procedure (SOP) penyelesain permasalahan investasi:
1 4 5
2 3
Usulan proyek berasal
Verifikasi Sekretaris Ketua/Wakil Koordinator
dari:
Bidang 1, 2, dan 4 Sekretariat Satgas Bidang Satgas
7a
Permasalahan di pusat
8 K/L Terkait
6
Permasalahan/Pro Penyelesaian/
7b Eksekusi Proyek
yek Selesai Permasalahan di daerah
Gubernur, Bupati/Walikota/
Kapolda/Kajati
Keterangan:
1. Usulan proyek dapat berasal dari bidang 1,2 dan 4 dengan kriteria :
a) Rencana investasi lebih dari Rp 1 Triliun, dan/atau
b) Subtitusi Impor, dan/atau
c) Orientasi Ekspor, dan/atau
d) Padat karya (labour intensive) (± 3000 orang)
2. Sekretariat Satgas melakukan verifikasi permasalahan serta mengkompilasi permasalahan yang sudah selesai dan disampaikan kepada Sekretaris
3. Sekretaris melaporkan permasalahan yang sudah diverifikasi serta melaporkan hasil kompilasi permasalahan yang sudah selesai kepada Ketua/Wakil Ketua Satgas
4. Ketua/Wakil Ketua Satgas memerintahkan kepada Koordinator Bidang Satgas untuk ditindaklanjuti
5. Koordinator Bidang Satgas mengkoordinasikan eksekusi penyelesaian permasalahan
6. Waktu SOP 14 hari kerja dimulai sejak Koordinator Bidang Satgas mendapat perintah dari Ketua/Wakil Ketua Satgas
7. Sesuai jenis permasalahan :
a. Permasalahan di pusat : Satgas memerintahkan K/L terkait untuk menyelesaikan permasalahan dan melaporkan progressnya
b. Permasalahan di daerah : Satgas memerintahkan Gubernur, Bupati/Walikota/Kapolda/Kajati untuk menyelesaikan permasalahan dan melaporkan progressnya
Tugas dan Progres Satgas Percepatan Investasi Bidang I
(Penyelesaian Permasalahan Investasi)
Tugas:
1. Mengusulkan proyek-proyek yang mengalami permasalahan/kendala kepada Ketua Satuan Tugas Percepatan Investasi;
2. Menyelesaikan secara cepat permasalahan dan hambatan (debottlenecking) untuk sektor-sektor usaha yang terkendala perizinan di Pusat dan Daerah;
dan
3. Memastikan realisasi investasi atas proyek yang telah dilakukan penyelesaian permasalahan.
Progres:
1. Penyelesaian permasalahan IPPKH Tiran Group pada bulan Juni 2021, progress saat ini sedang membahas mengenai fasilitas perbankan untuk financing
investasi smelter PT Tiran Indonesia dengan rencana total investasi sebesar Rp 4,9 Triliun (Tahap I Rp 1,8 T, Tahap II 3,1 T)
2. Penyelesaian permasalahan tumpang tindih IUP antara PT Artha Bumi Mining (PT ABM), PT Daya Inti Mineral (DIM), dan PT Daya Sumber Mining Indonesia
melawan PT Bintang Delapan Wahana (PT BDM) dimana lahan yang disengketakan berada di Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Berdasarkan
hasil rapat fasilitasi dan kajian Tim Pelaksana Satgas Percepatan Investasi, IUP yang sah dalam permasalahan tumpang tindih ini adalah IUP milik PT. ABM,
PT. DIM dan PT. DSMI. Rencana pembangunan Smelter oleh ketiga perusahaan sebesar ± 1,7 Miliar USD;
3. Proses fasilitasi PT Gili Trawangan Indah (PT GTI) yang disinyalir melakukan penelantaran tanah pada lahan seluas 650.00 m2 yang telah diberikan HGB oleh
Pemprov NTB. Rencana investasi sebesar Rp 39,5 Miliar (rencana berdasarkan 65/I/PMDN/1990 tanggal 18 Januari 1990.
36
Tugas dan Progres Satgas Percepatan Investasi Bidang II
(Percepatan Sektor Prioritas Untuk Mendapatkan Devisa/Pendapatan Negara)
Tugas:
1. Mengusulkan proyek atau sektor/komoditas yang memiliki karakteristik cepat menghasilkan/ menambah devisa, menghasilkan lapangan pekerjaan, dan
pengembangan ekonomi regional/lokal kepada Ketua Satuan Tugas Percepatan Investasi;
2. Melakukan berbagai upaya percepatan sektor/komoditas yang dapat menghasilkan/menambah devisa, menghasilkan lapangan pekerjaan, dan
pengembangan ekonomi regional/lokal;
3. Mempercepat pelaksanaan kerja sama antara pelaku usaha dengan skala usaha besar dengan pelaku UMKM.
Progres:
1. Melakukan pemetaan investasi pada sektor hilirisasi nikel dan perikanan, serta peluang bisnis dari tiap mata rantai industri dengan output berupa paper
atau proposal project;
2. Melakukan Fasilitasi penyelesasian permasalahan terkait Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), surplus neraca perdagangan Industri TPT sebesar Neraca
Perdagangan 3,53 miliar USD (2020) dengan penyerapan TKI 3,96 Juta orang;
3. Fasilitasi percepatan realisasi rencana investasi di Aceh pada sektor kawasan industri pariwisata dengan nilai total rencana investasi sebesar 300 – 500 Juta
USD;
4. Fasilitasi permasalahan Harga Pokok Air Permukaan di Povinsi Maluku Utara yang sangat tinggi/ mahal dibandingkan provinsi lain, progres saat ini sedang
menunggu Peraturan Menteri PUPR yang masih berproses.