Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

WEEKLY
REPORT
REALISASI BELANJA
APBN 2022
Periode sd 20 Mei 2022
EXECUTIVE SUMMARY
1. Realisasi Belanja Negara s.d 20 Mei 2022 sebesar Rp850,4 triliun atau 31,3% thd pagu APBN 2022, tercatat kontraksi 3,5% yoy terutama dipengaruhi
kinerja Pemerintah Pusat khususnya Belanja K/L yang masih tercatat kontraksi 12,6% yoy.
a) BPP sebesar Rp603,8 triliun (31,1% thd APBN 2022), tercatat kontraksi sebesar 1,0% yoy.
i. Belanja K/L Rp299,6 triliun (31,7%), kontraksi 12,6% yoy karena “baseline” realisasi 2021 relatif tinggi, terutama pada Belanja Barang &
Modal. Jika dibandingkan realisasi tahun 2020, maka realisasi 2022 tumbuh 15,7%.
ii. Belanja Non-K/L Rp304,2 triliun (30,5%), tumbuh 13,8% yoy, didorong pertumbuhan Subsidi 38,4% yoy (Subsidi harga atas LPG 3Kg, Subsidi
Listrik, Subsidi Bunga /Margin KUR, dan subsidi BBM), Lainnya tumbuh 100,3% yoy (Penyaluran Dana Kartu Prakerja Batch 28 Berdasarkan SK-
PKP Nomor 19 Tahun 2022 tanggal 12 Mei 2022 sebesar Rp578,5 M).
b) Transfer ke Daerah & Dana Desa (TKDD) Rp246,6 triliun (32,0% thd APBN 2022), kontraksi 9,1% yoy.
i. Transfer ke Daerah Rp221,9 triliun (31,6%), kontraksi 11,3% yoy dipengaruhi oleh realisasi DBH & DAK Fisik dan Non Fisik yang masih rendah.
ii. Dana Desa Rp24,7 triliun (36,3%), tercatat tumbuh 17,3% yoy seiring kelengkapan persyaratan dokumen administrasi telah dipenuhi.
2. Belanja Negara minggu ini sebesar Rp60,5 triliun, dimana 76,7%-nya atau Rp46,4 triliun adalah Belanja Non K/L.
a) Belanja Barang K/L Rp8,5 triliun, terutama untuk pembayaran Penyediaan Dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri.
b) Belanja Non K/L Kewajiban Utang Rp45,3 triliun, terutama untuk imbalan dan bunga Pinjaman yang jatuh tempo.
c) Dana Desa Rp1,2 triliun atau sekitar 2,0% thd pagu APBN.
3. Tema khusus minggu ini adalah Permasalahan dan Rekomendasi Belanja di Kementerian PUPR:
a) Penyerapan Anggaran Kementerian PUPR
Sampai dengan 20 Mei 2022 Realisasi belanja Kementerian PUPR tahun 2022 sebesar Rp22,5 Triliun (20,5%) lebih rendah dari tahun 2021
b) Permasalahan Utama
i. Perencanaan : Blokir karena ketidaklengkapan data dukung serta menunggu audit BPKP, Blokir karena proses Loan yang belum selesai/Loan
belum aktif, dan banyaknya proses revisi.
ii. Operasional : Keterlambatan penunjukan Pejabat Perbendaharaan, Gagal/Batal Lelang, Kendala pada prosedur MYC membutuhkan waktu lama.
c) Rekomendasi :
i. Perencanaan : Perbaikan kualitas perencanaan KL sehingga tidak membutuhkan revisi di Tw 1, Evaluasi atas tata Kelola/proses bisnis
administrasi Pinjaman dan Hibah LN.
ii. Operasional : Diperlukan ketentuan yang mengatur norma waktu penunjukan pejabat perbendaharaan, Simplifikasi prosedur MYC terutama di
level KL, dan Kegiatan yang gagal lelang segera direlokasi untuk kegiatan lainnya di Tw 2. 2
Belanja Negara s.d 20 Mei 2022 sebesar Rp850,4 T
kontraksi 3,5% yoy terutama dipengaruhi oleh Belanja K/L yang kontraksi 12,6% yoy.
TA 2021 TA. 2022 Belanja Pemerintah Pusat (BPP)
Realisasi sebesar Rp603,8 triliun (31,1%
Uraian Realisasi thd APBN) kontraksi 1,0% yoy
No s.d.
(Rp triliun) TA 2020 APBN Realisasi % APBN s.d. 13 14 Mei - % thd Growth thd Growth yang dipengaruhi oleh belanja K/L
20
Mei 20 Mei APBN 2020 YoY khususnya belanja Barang dan
Mei
Modal.
BELANJA NEGARA 788,2 2.750,0 881,3 32,0% 2.714,2 789,9 60,5 850,4 31,3% 7,9% -3,5%
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 509,6 1.954,6 609,9 31,2% 1.944,5 544,9 58,8 603,8 31,1% 18,5% -1,0% Realisasi Belanja K/L 31,7% thd
1. Belanja K/L 258,9 1.032,0 342,7 33,2% 945,8 287,1 12,4 299,6 31,7% 15,7% -12,6% APBN, mengalami kontraksi
51 - Pegawai 93,5 267,9 94,5 35,3% 266,2 96,2 1,8 97,9 36,8% 4,8% 3,6% 12,6% yoy, walaupun demikian
52 - Barang 64,8 360,8 118,4 32,8% 338,0 89,8 8,5 98,4 29,1% 51,8% -16,9% jika dibanding dengan realisasi
53 - Modal 25,4 246,8 56,7 23,0% 199,2 35,2 1,7 36,9 18,5% 45,3% -35,0% tahun 2020 mengalami
57 - Bansos 75,3 156,4 73,1 46,7% 142,4 66,0 0,5 66,4 46,6% -11,8% -9,1% pertumbuhan sebesar 15,7%.
2. Belanja Non K/L 250,6 922,6 267,3 29,0% 998,8 257,8 46,4 304,2 30,5% 21,4% 13,8% Kinerja Belanja Non K/L tumbuh
51 - Pegawai 60,2 153,2 59,2 38,7% 160,4 59,7 0,0 59,7 37,2% -0,9% 0,8% 13,8% yoy, didorong kinerja
52 - Barang 0,2 1,7 0,1 7,0% 1,8 0,1 0,0 0,1 5,6% -45,1% -16,0% Subsidi yang tumbuh 38,4% yoy
54 - Kewajiban Utang 144,0 373,3 155,1 41,6% 405,9 119,0 45,3 164,3 40,5% 14,1% 5,9% (Subsidi harga atas LPG 3Kg,
55 - Subsidi 42,8 175,4 41,7 23,8% 207,0 57,3 0,4 57,7 27,9% 34,8% 38,4% Subsidi Listrik, Subsidi Bunga
56 - Hibah 0,0 6,8 0,2 3,6% 4,8 0,7 0,0 0,7 14,0% 1018268,1% 176,8% /Margin KUR, dan subsidi BBM),
58 - Lainnya 3,4 207,3 10,9 5,2% 214,0 21,0 0,7 21,8 10,2% 544,2% 100,3% Lainnya tumbuh 100,3% yoy
II TRANSFER KE DAERAH & 278,7 795,5 271,4 34,1% 769,6 244,9 1,7 246,6 32,0% -11,5% -9,1% (Penyaluran Dana Kartu Prakerja
DANA DESA Batch 28 Berdasarkan SK-PKP
A Transfer ke Daerah 251,1 723,5 250,3 34,6% 701,6 221,4 0,5 221,9 31,6% -11,6% -11,3% Nomor 19 Tahun 2022 tanggal 12
61 - DBH 29,5 102,0 36,9 36,2% 105,3 18,3 0,0 18,3 17,4% -37,8% -50,4% Mei 2022 sebesar Rp578,5 M).
62 - DAU 166,8 390,3 145,2 37,2% 378,0 155,0 0,1 155,1 41,0% -7,0% 6,8% Kinerja TKDD kontraksi 11,3%
63 - DAK Fisik 2,6 65,2 1,8 2,7% 60,9 1,0 0,2 1,2 2,0% -53,3% -30,7% yoy, dipengaruhi oleh Kinerja
64 - DID, OTSUS & DIY 3,2 34,8 5,7 16,5% 28,8 7,0 0,1 7,1 24,8% 122,1% 24,2% DBH (-50,4% yoy) serta DAK Fisik
65 - DAK Non Fisik 49,0 131,2 60,7 46,3% 128,7 40,1 0,0 40,1 31,2% -18,1% -33,9% (-30,7 yoy) dan DAK Non Fisik (-
B Dana Desa 27,6 72,0 21,0 29,2% 68,0 23,5 1,2 24,7 36,3% -10,5% 17,3% 33,9% yoy).
Sumber: OMSPAN, run 20 Mei 2022 pukul 19.00 WIB
Belanja K/L Minggu ini Belanja K/L periode minggu ini didominasi belanja Barang Non Operasional
sebesar Rp4,3 triliun atau 34,4% dari total Belanja K/L minggu ini, yaitu
(Tgl. 16 Mei s.d 20 Mei 2022)
sebagian besar untuk pembayaran Penyediaan Dana Bantuan Operasional
Perguruan Tinggi Negeri. Selanjutnya, belanja Barang Lainnya utk diserahkan
ke Masy/Pemda menempati urutan ke-2 terbesar belanja yaitu Rp1,2 triliun
dimana Sebagian besar untuk sarana penyediaan akses rumah layak huni.

Akun Belanja (BKPK) Realisasi


APBN % thd
No (Rp Triliun) 14 Mei - s.d. 20
2021 APBN
20 Mei Mei
Total 1 5212 Barang Non Operasional 61,6 4,3 32,3 52,4%
R12,4 T 2 5263 Barang lainnya utk diserahkan 26,0 1,1 5,1 19,5%
ke Masy/Pemda
3 5321 Peralatan & Mesin 84,9 0,7 17,2 20,3%
4 5111 Gaji & Tunj. PNS 89,2 0,7 34,2 38,4%
5 5341 Jalan. Irigasi & Jaringan 67,5 0,6 14,3 21,1%
6 5124 Tunj. Khusus (Kinerja) 91,2 0,6 31,2 34,3%
7 5221 Jasa 43,4 0,6 8,7 20,0%
8 5211 Barang Operasional 44,9 0,6 14,7 32,9%
9 5241 Perjalanan Dinas DN 33,0 0,6 7,4 22,5%
51 - Pegawai 53 - Modal 10 5231 Pemeliharaan 44,4 0,5 9,8 22,1%
Total 10 Akun Realisasi Terbesar 586,0 10,2 175,0 29,9%
52 - Barang 57 - Bansos 11 Akun Lainnya 359,7 2,2 124,6 34,6%
Total Seluruhnya 945,8 12,4 299,6 31,7%
Kinerja Realisasi Belanja 15 K/L Pagu Terbesar
TA. 2021 TA. 2022 Total realisasi “The Big 15 K/L”
BAGIAN Real s.d REAL Realisasi GROW menyumbang 90,0% dari total
GROW
ANGGARAN 20 APBN s.d. % thd 14 Mei % thd % thd TH Belanja K/L Rp299,6 T.
APBN DIPA s.d. 13 s.d. 20 TH
(Rp Triliun) Mei'20 2021 20 APBN - 20 APBN DIPA thd
Mei Mei YoY Pertumbuhan tertinggi dipegang
Mei Mei 2020
Kemen PUPR 18,7 149,8 40,2 26,8% 100,6 108,4 21,2 1,0 22,2 22,1% 20,5% 18,6% -44,7% oleh Kemenkeu (10,0% yoy),
Kemenhan 29,3 137,3 36,4 26,5% 134,7 138,1 37,6 1,8 39,4 29,3% 28,5% 34,3% 8,3% dimana belanja terbesarnya
Polri 31,6 112,1 39,5 35,2% 111,0 112,8 38,2 0,7 38,9 35,0% 34,5% 23,0% -1,5% adalah untuk Pembayaran
Kemensos 43,0 92,8 45,4 48,9% 78,3 78,3 39,8 0,2 40,0 51,1% 51,1% -7,1% -11,9% Tunjangan Kinerja dan Belanja
Kemenkes 30,6 84,3 47,4 56,2% 96,9 128,5 36,2 3,9 40,1 41,4% 31,3% 31,2% -15,2% BLU untuk Kegiatan Pelaksanaan
Kemendikbud 19,7 81,5 23,5 28,9% 73,0 81,0 21,1 0,9 22,0 30,2% 27,2% 12,0% -6,3% Tugas Khusus (Special Mission).
Kemenag 21,3 67,0 22,2 33,2% 66,5 66,8 20,7 1,0 21,8 32,8% 32,6% 2,3% -1,9%
Kemenhub 6,8 45,7 8,3 18,1% 32,9 33,7 7,6 0,5 8,0 24,4% 23,8% 17,6% -2,8% Di minggu ini, ke-15 K/L Besar
Kemenkeu 13,6 43,3 16,8 38,7% 44,0 46,5 18,3 0,2 18,5 41,9% 39,7% 35,7% 10,0% tersebut menyumbang 88,4% dari
Kementan 3,5 21,8 3,6 16,7% 14,5 14,7 2,6 0,2 2,8 19,2% 18,9% -20,5% -23,9% total Belanja K/L minggu ini yang
Kemen Kominfo 1,5 17,0 2,8 16,5% 21,8 26,2 1,7 0,1 1,8 8,4% 7,0% 23,7% -34,4% sebesar Rp12,4 triliun.
Kemen Hukum & 4,1 17,0 4,4 26,0% 17,5 17,5 4,7 0,1 4,8 27,7% 27,7% 18,3% 9,7%
HAM Realisasi terbesar minggu ini
MA 3,3 11,2 3,9 34,6% 11,8 11,8 4,0 0,0 4,1 34,5% 34,5% 23,1% 4,7% dipegang oleh Kemenkes
Kejaksaan 1,8 9,6 3,1 32,2% 10,1 10,4 2,8 0,1 2,9 28,3% 27,4% 62,4% -7,4% sebesar Rp3,9T (sebagian besar
BIN 1,9 9,3 2,5 27,4% 10,5 10,5 2,1 0,2 2,4 22,5% 22,5% 21,3% -6,9% untuk bantuan produk
Total 15 K/L 230,8 899,7 300,0 33,3% 824,0 885,2 258,7 11,0 269,7 32,7% 30,5% 16,9% -10,1% Peningkatan Pengelolaan Obat
Terbesar Publik dan Perbekalan
72 K/L Lainnya 28,1 132,3 42,7 32,3% 121,8 125,7 28,4 1,4 29,9 24,5% 23,7% 6,3% -30,1% Kesehatan).
Total Seluruhnya 258,9 1.032,0 342,7 33,2% 945,8 1.010,9 287,1 12,4 299,6 31,7% 29,6% 15,7% -12,6%
URAIAN DIPA % thd KONTRAKTUAL Kontrak Belanja Barang
(Rp Triliun) 2022 Realisasi DIPA Jml Nilai % thd % thd
Dok. (NK) DIPA
Realisasi
NK
Tahun 2022
52 - BELANJA BARANG 384,0 98,4 25,6% 52.763 51,4 13,4% 17,8 34,6% 1. Komponen Non Operasional (5212) relatif
5212 - Non Operasional 91,9 32,3 35,2% 5.942 4,2 4,6% 2,0 48,1% cukup baik tingkat realisasinya (35,2% thd Pagu
Kemenkes 31,8 16,6 52,3% 231 0,05 0,2% 0,02 49,7%
DIPA). Kemenhan telah mendaftarkan kontrak
Kemenag 11,5 4,6 40,2% 192 0,03 0,2% 0,02 74,0%
Kemendikbud 9,1 1,4 15,4% 185 0,1 0,9% 0,04 54,7% sebanyak 1.323 Dok. Dengan Nilai Rp0,9 triliun
Kemenhan 7,7 1,9 24,2% 1.323 0,9 11,2% 0,6 66,8% sebagian besar berupa pengadaan ransum
Total KL-KL Lainnya 31,9 7,8 24,5% 4.011 3,2 10,0% 1,4 42,7% tempur.
5251 - BLU 47,5 12,2 25,7% 1 0,0001 0,0% 0,0 0,0% 2. Jasa (5221) paling rendah tingkat realisasinya
Kemenkes 13,8 3,1 22,8% - - - - -
hanya 19,3%. Kontrak terdaftar senilai total
Kemenkeu 11,6 5,3 46,2% - - - - -
Rp9,5 triliun atau 20,9% dari pagu DIPA 2022,
Total KL-KL Lainnya 22,1 3,7 16,7% 1 0,0001 0,0% - 0,0%
5221 - Jasa 45,1 8,7 19,3% 11.828 9,5 20,9% 2,8 29,7% dengan realisasi sebesar 29,7%. Kemen Kominfo
Kemen Kominfo 5,9 0,4 7,6% 381 3,0 49,9% 0,3 11,3% baru merealisasikan 7,6% anggarannya dan
Kemen PUPR 4,3 0,8 19,0% 2.569 1,1 24,6% 0,3 32,6% 11,3% untuk belanja kontraktualnya. Belanja
Total KL-KL Lainnya 34,9 7,4 21,3% 8.878 5,4 15,6% 2,1 39,1% sewa Kominfo merupakan sewa pendukung
5211 - Operasional 45,1 14,7 32,7% 6.401 6,7 14,8% 2,7 40,7% pembangunan BTS sehingga belum dapat
Polri 14,1 4,7 33,1% 1.940 2,3 16,1% 0,9 40,3% dilakukan jika BTS nya belum terbangun.
Kemenhan 5,5 1,7 30,6% 684 1,0 17,2% 0,5 56,8%
Total KL-KL Lainnya 25,4 8,4 33,0% 3.777 3,4 13,6% 1,3 36,6% 3. Pemeliharaan (5231) juga rendah realisasinya
5231 - Pemeliharaan 49,7 11,0 22,2% 17.023 18,7 37,6% 6,1 32,6% hanya 22,2%. Kemenhan sebagai KL pagu
Kemenhan 15,9 3,3 20,9% 1.906 9,6 60,3% 2,5 25,5% terbesar baru terealisasi 20,9% anggarannya,
Kemen PUPR 9,2 1,8 20,0% 4.256 2,8 30,9% 1,2 41,7% karena belanja pemeliharaannya terkait dengan
Polri 5,7 1,2 21,3% 3.356 3,1 55,2% 0,9 29,6% pemeliharaan peralatan dan mesin (utamanya
Total KL-KL Lainnya 18,9 4,7 24,7% 7.505 3,1 16,3% 1,5 49,4% Bahan Bakar kendaraan operasional & alutsista)
Akun-akun Lainnya 104,8 19,4 18,5% 11.568 12,4 11,9% 4,1 33,3% yang realisasinya sesuai dengan operasionalnya.
URAIAN DIPA % thd KONTRAKTUAL Kontrak Belanja Modal
(Rp Triliun) 2022 Realisasi DIPA Jml Nilai % thd
Realisasi
% thd Tahun 2022
Dok. (NK) DIPA NK 1. Realisasi Bel Modal cukup rendah karena
53 - BELANJA MODAL 215,7 36,9 17,1% 13.055 62,9 29,2% 20,2 32,0% keterlambatan dalam proses pengadaan
5321 - Modal Peralatan & 87,6 17,2 19,6% 5.886 32,0 36,5% 11,9 37,1% tercermin dari jumlah pekerjaan yang telah
Mesin dikontrakan baru mencapai 29,2% dari alokasi
dalam DIPA.
Kemenhan 33,2 6,1 18,5% 616 6,7 20,1% 2,1 30,7%
2. Komponen Modal Peralatan & Mesin realisasi
Polri 23,5 8,7 37,1% 285 17,8 75,8% 8,2 46,1% anggaran baru sebesar 19,6%. Alokasi terbesar
Kemen Kominfo 8,0 0,1 1,0% 121 0,6 6,9% 0,1 12,8% pada Kemenhan, POLRI dan Kominfo. Pada
BIN 4,5 0,1 2,9% 29 1,3 29,2% 0,1 10,0% Kemhan dan POLRI pengadaan alutsista dan
Total KL-KL Lainnya 18,4 2,2 11,7% 4.835 5,6 30,6% 1,4 25,0% almatsus terkendala situasi geopolitik dengan
adanya perang Rusia-Ukraina. Sementara
5341 - Modal Jalan, Irigasi 72,1 14,3 19,8% 2.618 19,6 27,2% 5,5 28,0% Kominfo karena proses pengadaan proyek
& Jaringan strategis (seperti BTS) baru mulai setelah bulan
Kemen PUPR 61,1 12,2 20,0% 2.300 16,4 26,8% 4,4 27,0% Maret pasca penyelesaian pekerjaan 2021 lalu.
Kemenhub 8,7 1,9 21,5% 175 2,6 30,4% 0,9 34,9% 3. Jalan Irigasi & Jaringan masih cukup rendah
Total KL-KL Lainnya 2,3 0,2 7,0% 143 0,6 26,5% 0,1 23,4% realisasinya yaitu sebesar 19,8% disebabkan
keterlambatan proses pengadaan yang
5331 - Modal Gedung & 34,1 3,8 11,2% 3.780 9,2 26,9% 2,1 23,3%
tercermin dari nilai pekerjaan yang sudah
Bangunan dikontrakkan baru mencapai 27,2% dari alokasi
Kemenhan 7,1 1,1 14,8% 727 3,3 46,6% 0,8 24,4% dalam DIPA dan masih banyak alokasi yang
Kemenag 3,0 0,3 10,3% 843 0,3 9,0% 0,1 34,0% diblokir.
Kemenkes 2,9 0,1 3,5% 73 0,1 4,4% 0,01 9,0% 4. Gedung & Bangunan paling rendah tingkat
Kemenhub 2,8 0,6 22,0% 174 1,0 36,0% 0,3 30,0% realisasinya hanya 11,2%. Salah satu penyebab
karena keterlambatan proses pengadaan yang
Total KL-KL Lainnya 18,2 1,7 9,4% 1.963 4,5 24,5% 0,9 20,6% tercermin dari alokasi yang sudah
Akun-akun Lainnya 21,9 1,6 7,3% 771 2,1 9,7% 0,7 31,1% dikontrakkan, yaitu hanya 26,6% dari pagu
DIPAnya.
EXECUTIVE SUMMARY PENYALURAN DFDD BOS & BOP – NASIONAL (1)
2021 2022
Growth Rp
Pagu (miliar) Realisasi (miliar) Persentase Pagu (miliar) Realisasi (miliar) Persentase (YoY)

Dana Desa 72.000,00 21.043,62 29,23% 68.000,00 24.693,95 36,31% 17,35%


DAK Fisik 63.500,52 1.765,01 2,78% 60.874,00 1.222,43 2,01% 30,74%
BOS 53.459,11 15.579,81 29,14% 54.108,31 16.104,00 29,76% 2,14%
BOP PAUD - - - 4.254,85 1.977,07 46,47% -
BOP Pendidikan Kesetaraan - - - 1.022,24 478,41 46,80% -
TOTAL 188.959,63 38.388,44 20,32% 188.259,40 44.475,86 23,62% 15,86%

1. DANA DESA
a. Realisasi s.d 20 Mei 2022 sebesar Rp24,69 T atau 36,31% dari pagu, lebih tinggi dibandingkan nilai penyaluran tahun 2021 yang sebesar Rp21,04 T atau
29,23% dari pagu.
b. Penyaluran BLT Desa sebesar Rp8,47 T atau sebesar 31,42% dari alokasi BLT, yang disalurkan pada 66.057 Desa untuk 6.661.212 KPM.
c. Untuk mendorong percepatan realisasi Dana Desa pada tahun 2022 telah ditetapkan PMK nomor 190/PMK.07/2021, yang telah mengurangi syarat
penyaluran berupa perkada mengenai rincian Dana Desa yang tidak lagi menjadi persyaratan penyaluran dan juga percepatan penyaluran BLT Desa dengan
penyaluran BLT Desa secara triwulanan.
d. BLT DESA:
✓ Terdapat 21 desa yang tidak salur BLT Desa berdasarkan penginputan jumlah KPM pada Aplikasi OMSPAN, yaitu 13 Desa melakukan set status TIDAK
SALUR BLT Desa dan 8 Desa tidak set status salur karena permasalahan hukum, tidak berpenghuni atau tidak salur Dana Desa.
✓ Terdapat 8.882 Desa yang sudah melakukan perekaman KPM BLT Desa di aplikasi OMSPAN, namun belum mendapatkan penyaluran BLT Desa.
✓ Terdapat potensi pelambatan penyaluran BLT Desa di Triwulan II karena kebijakan jumlah KPM penerima BLT Desa tidak boleh lebih rendah dari yang
sudah disalurkan pada Triwulan I.
e. DANA DESA Non BLT
Sampai dengan tanggal 20 Mei 2022, Dana Desa Tahap I sudah disalurkan pada 65.081 desa, masih terdapat 9.789 desa di 30 Provinsi yang belum salur
Dana Desa Tahap I. Batas akhir penyampaian dokumen persyaratan penyaluran DD Tahap I tanggal 23 Juni 2022.

8
EXECUTIVE SUMMARY PENYALURAN DFDD BOS & BOP – NASIONAL (2)
2. DAK FISIK
a. Realisasi penyaluran DAK Fisik s.d 20 Mei 2022 sebesar Rp1,22 triliun atau 2,01% dari pagu, lebih tinggi apabila dibandingkan penyaluran tahun 2021
b. Sebagian besar pemda masih dalam tahap menyiapkan kelengkapan persyaratan penyaluran.
c. Telah dirilis aplikasi DAK Fisik untuk penyaluran yang bertahap (Tahap I), sekaligus untuk pagu per bidang/subbidang dibawah 1 miliar, dan sekaligus atas
rekomendasi K/L.
d. Telah dilakukan penyempurnaan pada sistem aplikasi OMSPAN, sehingga addendum kontrak diselesaian di level Pemda, tidak perlu ke Kanwik DJPb.
e. Batas akhir perekaman dan penyampaian dokumen syarat salur tanggal 21 JULI 2022.
3. DAK NON FISIK
a. DANA BOS
1) Realisasi penyaluran Dana BOS s.d 20 Mei 2022 sebesar Rp16,10 T atau 29,76% dari pagu, lebih tinggi apabila dibandingkan penyaluran tahun 2021.
2) Realisasi penyaluran DAK Non Fisik BOS 2022 dapat dilakukan lebih awal dibandingkan tahun 2021 dikarenakan pada tahun 2022 Dana BOS
Disalurkan melalui 173 KPPN dan adanya kebijakan standarisasi rekening sekolah di TA 2022.
3) Kemendikbud belum menyampaikan rekoemndasi penyaluran Dana BOS Reguler Tahap II karena masih melakukan perhitungan atas sisa Dana BOS
TA 2021 yang akan diperhitungkan dalam penyaluran Dana BOS Reguler Tahap II.
b. BOP – PAUD
1) BOP PAUD telah dilaksanakan sampai dengan rekomendasi penyaluran tahap I gelombang 2 yaitu sebesar Rp1,97 T atau 46,47% untuk 176.321
Satuan pendidikan.
2) Standarisasi rekening dan proses penyelesaian retur di KPPN mengurangi dampak retur yang terjadi dan proses penyelesaian retur menjadi lebih
cepat
c. BOP - PENDIDIKAN KESETARAAN
1) Realisasi penyaluran Dana BOP Pendidikan Kesetaraan s.d rekomendasi penyaluran tahap I gelombang 2 sebesar Rp0,48 T atau 46,80% dari pagu
untuk 6.675 Satuan Pendidikan.
2) Standarisasi rekening dan proses penyelesaian retur di KPPN mengurangi dampak retur yang terjadi dan proses penyelesaian retur menjadi lebih
cepat
d. Isu pada DAK Nonfisik terkait dengan KPPN adalah masih banyak retur yang belum diproses oleh Pemda penyelesaiannya, yang berdampak pada Dana
BOS dan BOP tidak dapat segera dibelanjakan oleh Satuan Pendidikan. 247 Retur dengan nilai 3,4 Miliar.
9
EXECUTIVE SUMMARY PENYALURAN DFDD BOS & BOP – NASIONAL (3)
6. Langkah-langkah strategis yang sudah dijalankan:
a. Mengingatkan kepada Pemda mengenai batas waktu penyampaian dokumen syarat Dana Desa dan DAK Fisik.
b. Pro aktif melakukan koordinasi dan meminta kepada Pemda untuk segera mengajukan penyaluran DD Tahap I
dan BLT Desa Triwulan I 2022.
c. Pro aktif melakukan koordinasi dan meminta kepada Pemda untuk segera melaporkan realiasi penyaluran BLT
Desa Triwulan I
d. Pro aktif melakukan koordinasi dan meminta kepada Pemda untuk segera mengajukan penyaluran BLT Desa
Triwulan II tanpa perlu menunggu seluruh desa telah melaporkan realisasi penyaluran Triwulan I
e. Pro aktif melakukan koordinasi dan meminta kepada Pemda untuk segera mengajukan penyaluran DAK Fisik
Tahap I, Sekaligus pagu bidang/sub bidang di bawah 1 M, dan Sekalgus Rekomendasi KL yang sudah ada BAST-
nya.
f. Pro aktif melakukan koordinasi dengan Pemda untuk percepatan penyelesaian retur Dana BOS, BOP PAUD dan
BOP Pendidikan Kesetaraan
g. Menyampaikan informasi kepada Kantor Pusat DJPb jika terdapat satuan pendidikan yang tidak menerima Dana
BOS, BOP PAUD, atau BOP Pendidikan Kesetaraan karena tidak bersedia, sekolah tidak operasional (bubar) atau
penggabungan (merger).

10
Suplemen:
❑ Permasalahan dan Rekomendasi Belanja di Kementerian PUPR
2022 2021 Realisasi tahun 2022 lebih rendah dari tahun lalu
No KD Jenis Belanja Belanja
Pagu Ralisasi Persen Pagu Ralisasi Persen yang mencapai 29,0% dimana tantangan utama
Kemen PUPR karena mayoritas anggaran Kemen PUPR adalah
1 '51 Belanja Pegawai 3,10 1,00 32,2% 3,03 0,99 32,8% Realisasi per 20 Mei
Bel. Modal untuk pekerjaan infrastruktur publik
2022
2 '52 Belanja Barang 37,28 8,00 21,5% 45,26 12,13 26,8% yang kompleks

3 '53 Belanja Modal 67,98 13,22 19,4% 88,44 26,53 30,0% • Realisasi belanja Kementerian PUPR tahun 2022 sebesar Rp22,5 Triliun
TOTA L 108,36 22,22 20,5% 136,73 39,65 29,0% (20,5%) lebih rendah dari tahun 2021, terutama dipengaruhi kinerja realisasi
Belanja Modal - sebagai jenis belanja paling besar pagunya – yang capaiannya
2022 2021 masih rendah hanya 19,4%.
No Es I Nama
Pagu Ralisasi Persen Pagu Ralisasi Persen • Ditjen Bina Marga, Ditjen Cipta Karya Eselon I dengan pagu besar dengan
serapan rendah serta mengalami penurunan realisasi cukup besar bila
1 '04 'Ditjen Bina Marga 43,29 7,02 15,7% 47,70 13,41 28,1%
dibandingkan tahun 2021.
2 '05 'Ditjen Cipta Karya 13,65 2,39 17,4% 26,11 6,43 24,6%
• Salah satu faktor penyebab rendahnya realisasi Belanja Modal adalah masih
3 '06 'Ditjen Sumber Daya Air 42,12 10,13 23,8% 53,18 16,70 31,4% kisaran 40,5% anggaran dari total pagu DIPA 2022 Kemen PUPR yang belum
4 'Eselon I Lainnya 9,30 2,68 25,6% 9,75 3,10 31,8% dikontrakkan. Selain itu masih terdapat anggaran blokir sebesar Rp7,32
TOTA L 108,36 22,22 20,5% 136,73 39,65 29,0% triliun terutama pada unit Ditjen Bina Marga dan Ditjen Sumber Daya Air.
• Pada Ditjen Cipta Karya Belanja Barang merupakan jenis belanja dengan
Realisasi dan Dana Terikat Dana
Persen dari jumlah terbesar dengan serapan terendah (15,3%) terutama pada belanja
No Es I Nama Pagu Belum
Outstanding pagu barang unt diserahkan ke Masya/Pemda (526) dengan pagu terbesar 7,27
Ralisasi Blokir Total Terikat
Kontrak Triliun, tingkat serapan belanja 526 masih rendah yaitu 14,78% yang
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)=(5+6+7) (9) (10)=(9/4) disebabkan karena: 1) Memerlukan waktu untuk verifikasi atas lokasi yg
1 '04 Ditjen Bina Marga 43,29 7,02 16,75 3,39 27,16 16,13 37,3% diusulkan Pemda, 2) Perlu revisi anggaran karena pada awal anggaran belum
2 '05 'Ditjen Cipta Karya 13,65 2,39 4,22 0,51 7,13 6,53 47,8% terdapat lokasi (anggaran masih dipusat), 3) Surat minat, surat keediaan
3 '06 'Ditjen Sumber Daya Air 42,12 10,13 12,89 2,89 25,91 16,21 38,5% menerima aset dan menganggarkan Operasional & Maintanance perlu waktu
4 'Eselon I Lainnya 9,30 2,68 1,05 0,53 4,26 5,05 54,2% untuk mendapat tandatangan kepala daerah.
TOTA L 108,36 22,22 34,91 7,32 64,45 43,91 40,5%
Kendala & Potensi Dampak pada Pelaksanaan Anggaran Kemen PUPR, serta Rekomendasi
Penyelesaian Kendala

Kendala Dampak Rekomendasi


1. Potensi delay dalam eksekusi
1. Manajemen & Perencanaan: 1. Manajemen & Perencanaan:
anggaran belanja K/L sebanyak 3-
a. Ketidaklengkapan dokumen atau a. Perbaikan kualitas
6 bulan akibat proses lelang dan
proses audit BPKP perencanaan: zero revisi di Q1
durasi pembayaran teremin
b. Loan belum aktif (on process) b. Simplifikasi tata kelola &
pekerjaan.
c. Revisi DIPA karena ada perubahan proses bisnis administrasi
2. Waktu proses pra pencairan:
kebijakan PHLN
a. Penyelesaian loan/MYC/revisi
d. Penetapan pejabat perbendaharaan 2. Teknis:
DIPA 2-3 minggu
lambat a. Norma waktu penunjukan
b. Lelang/pengadaan 3-4
2. Teknis: pejabat perbendaharaan
minggu
a. Gagal/Batal Lelang b. Simplifikasi prosedur MYC di
c. Administrasi Kontrak 1
b. Kendala prosedur MYC level KL
minggu
c. Lelang terpusat perlu didukung c. Peningkatan jumlah maupun
d. Pelaksanaan pekerjaan
kesiapan SDM kapasitas pokja/SDM
termin 1/sesuai Kontrak 1-3
d. Penyusunan dokumen lelang lambat pengadaan
bulan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai