Artikel Tahfiz Qur'an
Artikel Tahfiz Qur'an
Husein mendapat gelar doktor pada usia 7 tahun di Hijaz Collage Islamic
University. Dia menjalani ujian selama 210 menit dan memperoleh nilai 93. Sesuai
standar dadri Hijaz Collage Islamic University, Husein sudah bisa menerima ijazah
Doktor Honoris Causa dalam bidang “Science of the Retention of The Holy Quran”.
Husein mulai belajar al-Qur’an pada usia 2 tahun, dan berhasil hafal 30 juz
dalam usia 5 tahun. Pada usia sebelia itu, dia tidak hanya mampu menghafal seluruh
isi al-Qur’an saja, tetapi juga mampu menerjemahkan arti dari setiap ayat ke dalam
bahasa ibunya yaitu Persia, memahami makna ayat-ayat tersebut, dan bisa
menggunakan ayat-ayat itu dala percakapan sehari-hari.
Gelar Doktor Honoris yang didapat Husein pada usia 7 tahun dari College
Islamic University, Inggris, pada februari 1998 tidaklah semudah membalikan telapak
tangan. Husein harus menjalani ujian selama 210 menit, dalam dua kali
pertemuan.ujian yang harus dilaluinya pun bukan hanya sekedar menghafal al-Qur’an
saja! Melainkan meliputi lima bidang; menghafal al-Qur’an dan menerjemahkan ke
dalam bahasa persia, menerangkan topik ayat al-Qur’an, menafsirkan dan
menerangkan ayat al-Qur’an dengan menggunakan ayat lainnya, bercakap-cakap
dengan menggunakan ayat al-Qur’an, dan metode menerangkan makna al-Qur’an
dengan metode isyarat tangan. Sebuah perjuangan yang begitu keras dari Husein,
yang pada saat itu masih berumur 7 tahun.
Untuk kasus Husein, proses pendidikan al-Qur’an telah dimulai sejak dia
masih dalam kandungan. Orangtua Husein menikah ketika mereka masing-masing
berusia 17 tahun, dan setelah menikah keduanya bersama-sama berusaha menghafal
al-Qur’an. Tekad tersebut akhirnya tercapa selama 6 tahun kemudian. Dan orantua
Husein juga mendirikan kelas-kelas pelajaran al-Qur’an yang diikuti oleh para
pecinta al-Qur’an.
Ayah Husein menolak jika Husein sebagai anak yang istimewa. Ayahnya
berpendapat bahwa Husein memiliki kemampuan di atas rata-rata, dan semua anak
pun bisa memiliki kemampuan seperti Husein. Namun tentu saja, prakondisi dan
kondisinya harus lengkap. Misalnya, Husein sejak sebelum masa kehamilan, kedua
orangtua Husein sudah mulai menghafal al-Qur’an. Selama masa kehamilan dan
menyusi, ibunda Husein juga teratur membacakan ayat-ayat suci untuk puteranya.
Dan sejak kecil Husein sudah dibesarkan dalam lingkungan yang cinta al-Qur’an.
Ayah Husein juga bepesan, bila orangtua menginginkan anaknya menjadi
pecinta al-Qur’an dan penghafal al-Qur’an, langkah pertama yang harus dilakukan
adalah orangtuanya terlebih dahulu juga mencintai al-Qur’an dan rajin membacanya
di rumah.
Husein yang berkali-kali ditanya orang, mana yang lebih ia sayangi, ibu atau
ayahnya. Sambil melirik ayahnya, dia menjawab, “Tidak masuk kepada golongan ini
dan tidak kepada golongan itu”. (QS. An- Nisa: 143) maksudnya, dia tidak condong
kepada ayahnya, tidak pula condong kepada ibunya, baginya kedua-duanya sama-
sama dicintainya.
H : “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang
ibu bapaknya” (QS. Al-Ahqaf: 15)
Kelas : 4A IAT