Anda di halaman 1dari 8

Ketika aplikasi Arduino IDE dibuka, akan muncul tampilan seperti gambar 1-9.

Apa bedanya void setup dengan void loop? Program yang ditulis di


dalam voidsetup() {...} akan di eksekusi/dikerjakan 1 kali. Sedangkan program
yang ditulis di dalam void loop() {...} akan dikerjakan secara berulang-ulang dan
terus menerus (selama board Arduino diberi suplai tegangan). Program yang
ditulis di bagianvoid setup umumnya adalah program untuk inisialiasi awal,
seperti konfigurasi pin input dan output, inisialisasi LCD, dll. Di subbab
selanjutnya akan dibahas lebih jauh.

Deklarasi Variabel Mari kita perhatikan gambar berikut 

 Contoh tempat tisu dan termos

Jika kita ingin menyimpan air panas, mana yang kita gunakan? Tempat tisu,
atautermos? Ya, benar, kita gunakan tempat tisu! (yang ada termosnya).
Hehehehe.. Sama seperti ilustrasi pada gambar 1-10, di bahasa pemrograman,
deklarasi variabel bergantung tipe data yang akan kita simpan. Jika kita ingin
menyimpan angka, maka yang kita gunakan adalah tipe data integer, long, byte,
dkk. Jika kita ingin menyimpan teks, maka yang kita gunakan adalah string atau
char. Berikut penjabaran dari masingmasing tipe data:

- Int : untuk penyimpanan bilangan bulat dengan rentang nilai -32,768 s/d 32,768 
- byte : untuk bilangan cacah dengan rentang nilai 0-255 (8 bit) 
- unsigned int : untuk bilangan cacah dengan rentang nilai 0-65,535 (16 bit) 
- long : untuk bilangan bulat dengan rentang nilai -2,147,483,648 s/d
2,147,483,647 
- unsigned long : Untuk bilangan cacah dengan rentang nilai 0-4,294,967,295 (32
bit) 
- float : untuk bilangan rill (pecahan) dengan rentang nilai -3.4028235E+38
s/d3.4028235E+38 
 - double : untuk Arduino uno sama dengan float 
- char : untuk karakter sesuai tabel ASCII 
- String : untuk teks 
Bagaimana cara pendeklarasiannya? Ada berbagai macam cara, seperti:

Untuk Code 1-2.1, hanya dilakukan deklarasi variabel angka1 dan angka2
bertipeinteger. Dalam hal ini, angka1 dan angka2 secara default akan bernilai 0
(nol).Sedangkan code 1-2.2, dilakukan pengisian nilai pada variabel angka1 dan
angka2 masing-masing dengan nilai nol dan 10. Code 1-2.3 mempunyai hasil yang
sama seperti pada code 1-2.2, yaitu variabel angka1 bertipe integer dengan nilai
nol dan variabel angka2 bertipe integer dengan nilai 10.
Pun demikian dengan untuk penyimpanan variabel bertipe string. Code 1-
2.4mempunyai hasil yang sama dengan code 1-2.5 meski cara penulisannya
berbeda.

Kondisi Bersyarat 
Pernahkah kita mengisi bak mandi? Kapan kita membuka dan menutup keran
airdi bak mandi? Misalkan kita mengisi bak mandi jika air dalam bak mandi
kurang dari separuh volume bak mandi, sedang kita menutup keran jika volume
air sudah sama dengan volume maksimal bak mandi atau jika air sudah meluber.
Sadarkah kita jika proses itu sudah melibatkan kondisi bersarat ‘if – then - else’?
Mari perhatikan code 1- 3.1 dan 1-3.2.
Apa perbedaan code 1-3.1 dengan code 1-3.2? Ya, terdapat
tambahan else padacode 1-3.2. Yang perlu diperhatikan, adalah code 1-3.1
merupakan 3 buah kondisibersyarat yang berdiri sendiri –tidak terpaut satu sama
lain-, sedangkan code 1-3.2 merupakan satu kesatuan sebuah kondisi bersyarat.
Perbedaan dari kedua code akan dibahas lebih detail di bab selanjutnya.
Di dalam kondisi bersyarat if then terdapat operator pembanding yaitu:
If ( X == Y ) jika X sama dengan Y
If ( X != Y ) jika X tidak sama dengan Y
 If ( X < Y ) jika X kurang dari Y
If ( X > Y ) jika X lebih dari Y
If ( X <= Y ) jika X kurang dari sama dengan Y
If ( X >= Y ) jika X lebih dari sama dengan Y
Bisa juga jika kita mempunyai lebih dari 1 kondisi bersyarat, dengan
menggunakan:
If ( X==Y && Y!=Z) jika X sama dengan Y dan Y tidak sama dengan Z
If ( X==Y II Y!=Z) jika X sama dengan Y atau Y tidak sama dengan Z

Kondisi bersyarat lainnya adalah switch-case. Mari kita perhatikan code 1-3.3
dan code 1-3.4.
 
Apakah keduanya berbeda? Secara penulisan program memang YA! Tapi
secarahasil keluaran, code 1-3.3 dan code 1-3.4 itu SAMA. Jadi, sudah paham kan
bedanya If – then dengan switch – case? Pahaaaaaam, siiiiiip... ^^b

Perulangan Bersyarat Pernah mengamati lampu lalu lintas yang dilengkapi


penghitung waktu digital? Ketika lampu merah, akan ada hitungan mundur
misalkan dari angka 60 hingga 0, lalu berganti ke hijau misalkan dari angka 18
hingga 0, lalu berganti sejenak lampu kuning. Selanjutnya berulang-ulang secara
terus menerus hingga listrik dari PLN padam. Hehehehe.
Ilustrasi algoritma perulangan pada lampu lalu lintas

 
Jika melihat ilustrasi pada gambar 1-11, urutan nyala lampu adalah 1-2-3
lalukembali lagi 1-2-3 lalu kembali lagi 1-2-3 dan seterusnya. Sehingga program
nyala lampu 1-2-3 berada dalam looping utama (dalam void loop). Dan masing-
masing nyala lampu 1, 2 dan 3 merupakan unit perulangan tersendiri. Sehingga
perulangan untuk nyala lampu lalu lintas dapat dituliskan seperti code 1-4.1
  ge-newline"> Dengan:
int konter = xx deklarasi variabel konter dengan nilai = xx,
konter >, <, <=, >= xx looping akan terus dijalankan selama nilai konter>, <,
<=, atau >= dari nilai xx,
konter --,++ nilai konter ditambah +1(++) atau dikurangi -1(--) setiap
satu looping selesai dijalankan
Jadi untuk perulangan bersyarat for, perulangan akan trus dilakukan
selamakondisi syarat (yang ditulis di bagian tengah) terpenuhi. Nilai konter juga
dapatdigunakan untuk program di dalam looping for. –pada bab selanjutnya
dibahas lebih detail dengan contoh aplikasinya— Kondisi perulangan bersyarat
lainnya adalah while. Code 1-4.2 mempunyai hasil yang sama seperti code 1-4.1.
Setelah while yang ditulis hanya syarat perulangan. Untuk penambahan nilai ++ atau -- ditulis di
dalam looping while. Untuk deklarasi variabel ditulis sebelum while.

Yang perlu diperhatikan adalah, karena deklarasi variabel int konter ditulis di luarlooping while,
maka untuk selanjutnya, cukup ditulis konter = xx; untuk memberi nilaiawal dari variabel
konter. Dan ingat, nama variabel tidak harus ‘konter’, bisa ditulissesuai selera masing-masing 

Anda mungkin juga menyukai