Anda di halaman 1dari 12

PEMBELAJARAN FIQIH (Kurikulum Fiqih di MI)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Perkembangan dunia pendidikan harus terus diperhatikan, dalam hal ini kurikulum
memiliki peran yang sangat penting. Dimana inovasi kurikulum sangat diperlukan dalam
pendidikan yang diharapkan mampu meningkatkan dan mewujudkan tujuan pendidikan
secara umum. Untuk itu inovasi kurikulum haruslah mengikuti perkembangan zaman karena
ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu cepat sehingga diperlukan kurikulum
yang bersifat dinamis agar perkembangan pendidikan seiring dengan perkembangan IPTEK
yang ada.

B.     Rumusan Masalah


Sesuai dengan latar belakang diatas maka kami merumuskan beberapa masalah  yaitu:
1.      Apa yang dimaksud kurikulum 2013?
2.      Apa yang dimaksud pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013?
3.      Apa standar isi kurikulum 2013 di madrasah ibtidaiyah?
4.      Bagaimana sistem penilaian di kurikulum 2013?
5.      Apa kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013?

C.    Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1.      Apa kurikulum 2013 itu.
2.      Pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013.
3.      Standar isi kurikulum 2013 di madrasah ibtidaiyah.
4.      Sistem penilaian kurikulum 2013
5.      Kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis karakter. Kurikulum
ini merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum 2013 sendiri merupakan sebuah kurikulum yang
mengutamakan pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, dimana siswa dituntut
untuk paham atas materi, aktif dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan
santun dan sikap disiplin yang tinggi. Kurikulum ini secara resmi menggantikan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan yang sudah diterapkan sejak 2006 lalu. Tetapi berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, nomor 60 tahun 2014
tanggal 11 Desember 2014, pelaksanaan Kurikulum 2013 dihentikan dan sekolah-sekolah
untuk sementara kembali menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP.
                                     
B.     Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang dirancang untuk


peserta didik agar secara aktif dapat melakukan kegiatan yang terdiri dari mengamati,
merumuskan pertanyaan, mencoba/mengumpulkan data (informasi) dengan berbagai teknik,
mengasosiasi/mengolah informasi dan menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil
yang terdiri dari kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencipta.
1.      Mengamati
Siswa membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) untuk
mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui.

2.      Menanya
Siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.
3.      Mencoba/mengumpulkan data informasi
Siswa melakukan eksperimen, membaca sumber lain dan buku teks, mengamati
objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan narasumber.
4.      Mengasosiasikan/mengolah informasi
Siswa mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan
mencoba/mengumpulkan data informasi tersebut.
5.      Mengkomunikasikan
Siswa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, ataupun media lainnya.
6.      Mencipta
Siswa menginovasi, mencipta, mendisain model, rancangan, produk (karya) berdasarkan
pengetahuan yang dipelajari.

C.    Standar Isi Kurikulum 2013 Di Madrasah Ibtidaiyah

Mata pelajaran Fiqih di Madarasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran
PAI yang mempelajari tentang Fiqih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan
pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan
sehari-hari, serta Fiqih muamalah, yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana
mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban
serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Serta mata pelajaran Fiqih
memiliki konstribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktekkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai
perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah,
dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya.
1.      Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, keterampilan dan pengetahuan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan
sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
dan standar pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi
kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya di satuan pendidikan.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SD MENURUT KURIKULUM 2013


Sikap Memiliki [melalui menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,
mengamalkan] perilaku yang mencerminkan sikap  orang beriman, berakhlak
mulia [jujur, santun, peduli, disiplin, demokratis], percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam , di
sekitar rumah, sekolah, dan tempat bermain

Keterampilan Memiliki [melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar,


mencipta] kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret  sesuai dengan yang  ditugaskan kepadanya.

Pengetahuan Memiliki [melalui mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,


mengevaluasi] pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain
  Tabel : SKL MI/SD
2.      Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan
yang harus dimiliki oleh peserta didik pada setiap tingkat, kelas atau program. Rumusan
Kompetensi inti menggunakan susunan sebagai berikut :
a.         Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
b.         Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
c.         Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
d.        Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.[1]

Ranah Kompetensi Kompetensi Inti

Sikap Spiritual Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.


Sikap Sosial Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
Pengetahuan Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah  
Keterampilan Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman, berakhlak
mulia, dan berilmu
  Tabel : Hubungan SKL - KI
                                                                                            

3.      Kompetensi Dasar (KD)


Kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh
oleh peserta didik melalui pembelajaran. Kompetensi Dasar adalah kompetensi yang terdiri
dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus
dikuasai oleh peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.[2]

  Tabel: Contoh KI - KD Mata Pelajaran Fiqih MI Kelas I Semester I [3]

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


1.      Menerima dan menghayati ajaran agama1.1  Membenarkan rukun Islam merupakan
islam ajaran dari Rasulullah.
1.2  Meyakini kalimat syahadatain datang
dari Allah SWT dan Rasulnya.
1.3  Membenarkan hikmah bacaan kalimat
syahadatain.
1.4  Meyakini bahwa bersuci dari hadas dan
najis. merupakan perintah dari Allah
SWT dan Rasulnya.
2.      Memiliki akhlak (adab) yang baik dalam
2.2  Memiliki sikap rela menerima lima
beribadah dan berinteraksi dengan diri Rukun Islam.
sendiri, sesama dan lingkungannya. 2.3  Memiliki sikap rela menerima ketentuan
melaksanakan syahadatain.
2.4  Memiliki sikap rela menerima ketentuan
bersuci dari hadas dan najis.
3.      Memahami pengetahuan factual dengan
3.1  Mengenal lima rukun Islam.
cara mengamati [mendengar, melihat,
3.2  Mengetahui manfaat membaca kalimat
membaca] dan menanya berdasarkan rasa syahadatain
ingin tahu tentang Al-Quran, Hadis,
3.3  Memahami pengertian bersuci dari hadas
Fiqih, Akidah, Akhlak, dan Sejarah Islam. dan najis.
3.4  Mengenal macam-macam hadas dan
najis.
3.5  Memahami tata cara bersuci dari hadas
dan najis.
3.6  Mengetahui manfaat bersuci dari hadas
dan najis.
4.      Menyajikan pengetahuan factual terkait
4.1  Menirukan tata cara mensucikan hadas
dengan pengembangan dari yang dan najis.
dipelajari di madrasah 4.2  Menghafal arti syahadatain.

  Tabel: Contoh KI - KD Mata Pelajaran Fiqih MI Kelas I Semester II


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1.      Menerima dan menghayati ajaran agama1.1  Meyakini hikmah dari berwuhu
islam 1.2  Meyakini hikmah salat fardu.
2.      Memiliki akhlak (adab) yang baik dalam
2.1  Memiliki sikap rela menerima ketentuan
beribadah dan berinteraksi dengan diri wuhu dalam kehidupan sehari-hari.
sendiri, sesama dan lingkungannya. 2.2  Memiliki sikap rela menerima ketentuan
salat fardu dalam kehidupan sehari-hari .
3.      Memahami pengetahuan factual dengan
3.1  Memahami tata cara wudu
cara mengamati [mendengar, melihat,
3.2  Mengidentifikasi hal-hal yang
membaca] dan menanya berdasarkan rasa membatalkan wudu.
ingin tahu tentang Al-Quran, Hadis,
3.3  Mengetahui manfaat dari wudu.
Fiqih, Akidah, Akhlak, dan Sejarah
3.4  Mengenal salat fardu lima waktu
Islam. 3.5  Mengetahui manfaat salat fardu lima
waktu
4.      Menyajikan pengetahuan factual terkait
4.1  Memperaktikan tata cara wudu.
dengan pengembangan dari yang
4.2  Menghafal doa sesudah wudu.
dipelajari di madrasah 4.3  Menirukan gerakan salat fardu.
4.4  Menghafal bacaan salat fardu.

D.    Penilaian Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 mempersyaratkan penggunaan penilaian autentik (authentic
assesment). Secara paradigmatik penilaian autentik memerlukan perwujudan pembelajaran
autentik (authentic instruction) dan belajar autentik (authentic learning). Hal ini diyakini
bahwa penilaian autentik lebih mampu memberikan informasi kemampuan peserta didik
secara holistik dan valid.
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti
tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan
sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran. Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik
memiliki fungsi untuk memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi
kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Tujuan:
1.      Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam
pembelajaran remedial dan program pengayaan.
2.      Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun waktu
tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu tahunan, dan masa studi
satuan pendidikan.
3.      Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi
bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar
dan pencapaian hasil belajar.
4.      Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.
Penilaian menggunakan Acuan Kriteria yang merupakan penilaian kemajuan peserta didik
dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi yang ditetapkan.Bagi yang belum berhasil
mencapai kriteria, diberi kesempatan mengikuti pembelajaran remedial yang dilakukan
setelah suatu kegiatan penilaian (bukan di akhir semester) baik secara individual, kelompok,
maupun kelas. Bagi mereka yang berhasil dapat diberi program pengayaan sesuai dengan
waktu yang tersedia baik secara individual maupun kelompok. Program pengayaan
merupakan pendalaman atau perluasan dari kompetensi yang dipelajari. 

Acuan Kriteria:
1.      Modus untuk sikap, 
2.      Rerata untuk pengetahuan, dan 
3.      Capaian optimum untuk keterampilan. 
Ketuntasan Belajar:

Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni predikat Sangat
Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K).

Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam bentuk angka
dan huruf, yakni 4,00 – 1,00 untuk angka yang ekuivalen dengan huruf A sampai dengan D
sebagaimana tertera pada tabel berikut.

Ketuntasan Belajar untuk pengetahuan ditetapkan dengan skor rerata 2,67 untuk keterampilan
ditetapkan dengan capaian optimum 2,67.

Khusus untuk SD/MI ketuntasan sikap, pengetahuan dan keterampilan ditetapkan dalam
bentuk deskripsi yang didasarkan pada modus, skor rerata dan capaian optimum.
Penilaian Kompetensi Sikap:
1.      Observasi
2.      Penilaian diri (self assessment)
3.      Penilaian teman sebaya (peer assessment)
4.      Penilaian jurnal (anecdotal record)
Penilaian Kompetensi Pengetahuan:
1.      Tes tertulis.
2.      Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan.
3.      Penugasan
Penilaian Kompetensi Keterampilan:
1.      Unjuk kerja/kinerja/praktik
2.      Projek
3.      Produk
4.      Portofolio
5.      Tertulis
Skor dan Nilai:

Nilai Untuk Rapor:


1.      untuk ranah sikap menggunakan skor modus 1,00 – 4,00 dengan predikat Kurang (K), Cukup
(C), Baik (B), dan Sangat Baik (SB);
2.      untuk ranah pengetahuan menggunakan skor rerata 1,00 – 4,00 dengan predikat D – A.
3.      untuk ranah keterampilan menggunakan skor optimum 1,00 – 4,00 dengan predikat D – A.

E.     Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013

1.      Kelebihan Kurikulum 2013


a.       Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter
juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur
dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
b.      Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota.
Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi
mereka.
c.       Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia dini.
d.      Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui pelatihan-
pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara
terus menerus.

2.      Kelemahan Kurikulum 2013

a.       Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam
kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan
kurikulum 2013.
b.      Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum
2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
c.       Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk
jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut
berbeda.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, setiap


kurikulum pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. oleh karena itu kita
harus tetap mendukung upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan di
Indonesia demi menciptakan peserta didik yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia dan
sesuai dengan pancasila demi memenuhi perkembangan zaman.
Daftar Pustaka

Faizin, Hamam. 2014. Buku Guru Fikih Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementrian agama republik Indonesia.

http://bulekh.blogspot.co.id/2014/03/makalah-kurikulum-2013.html

[1]
Hamam Faizin, Buku Guru Fikih Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 (Jakarta:
Kementrian agama republik Indonesia, 2014). hlm. 1
[2]
Ibid. hlm. 1
[3]
Ibid. hlm. 1

Anda mungkin juga menyukai