BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia pendidikan harus terus diperhatikan, dalam hal ini kurikulum
memiliki peran yang sangat penting. Dimana inovasi kurikulum sangat diperlukan dalam
pendidikan yang diharapkan mampu meningkatkan dan mewujudkan tujuan pendidikan
secara umum. Untuk itu inovasi kurikulum haruslah mengikuti perkembangan zaman karena
ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu cepat sehingga diperlukan kurikulum
yang bersifat dinamis agar perkembangan pendidikan seiring dengan perkembangan IPTEK
yang ada.
Kurikulum 2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis karakter. Kurikulum
ini merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum 2013 sendiri merupakan sebuah kurikulum yang
mengutamakan pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, dimana siswa dituntut
untuk paham atas materi, aktif dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan
santun dan sikap disiplin yang tinggi. Kurikulum ini secara resmi menggantikan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan yang sudah diterapkan sejak 2006 lalu. Tetapi berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, nomor 60 tahun 2014
tanggal 11 Desember 2014, pelaksanaan Kurikulum 2013 dihentikan dan sekolah-sekolah
untuk sementara kembali menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP.
B. Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013
2. Menanya
Siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.
3. Mencoba/mengumpulkan data informasi
Siswa melakukan eksperimen, membaca sumber lain dan buku teks, mengamati
objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan narasumber.
4. Mengasosiasikan/mengolah informasi
Siswa mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan
mencoba/mengumpulkan data informasi tersebut.
5. Mengkomunikasikan
Siswa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, ataupun media lainnya.
6. Mencipta
Siswa menginovasi, mencipta, mendisain model, rancangan, produk (karya) berdasarkan
pengetahuan yang dipelajari.
Mata pelajaran Fiqih di Madarasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran
PAI yang mempelajari tentang Fiqih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan
pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan
sehari-hari, serta Fiqih muamalah, yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana
mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban
serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Serta mata pelajaran Fiqih
memiliki konstribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktekkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai
perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah,
dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya.
1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, keterampilan dan pengetahuan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan
sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
dan standar pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi
kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya di satuan pendidikan.
Acuan Kriteria:
1. Modus untuk sikap,
2. Rerata untuk pengetahuan, dan
3. Capaian optimum untuk keterampilan.
Ketuntasan Belajar:
Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni predikat Sangat
Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K).
Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam bentuk angka
dan huruf, yakni 4,00 – 1,00 untuk angka yang ekuivalen dengan huruf A sampai dengan D
sebagaimana tertera pada tabel berikut.
Ketuntasan Belajar untuk pengetahuan ditetapkan dengan skor rerata 2,67 untuk keterampilan
ditetapkan dengan capaian optimum 2,67.
Khusus untuk SD/MI ketuntasan sikap, pengetahuan dan keterampilan ditetapkan dalam
bentuk deskripsi yang didasarkan pada modus, skor rerata dan capaian optimum.
Penilaian Kompetensi Sikap:
1. Observasi
2. Penilaian diri (self assessment)
3. Penilaian teman sebaya (peer assessment)
4. Penilaian jurnal (anecdotal record)
Penilaian Kompetensi Pengetahuan:
1. Tes tertulis.
2. Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan.
3. Penugasan
Penilaian Kompetensi Keterampilan:
1. Unjuk kerja/kinerja/praktik
2. Projek
3. Produk
4. Portofolio
5. Tertulis
Skor dan Nilai:
a. Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam
kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan
kurikulum 2013.
b. Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum
2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
c. Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk
jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut
berbeda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faizin, Hamam. 2014. Buku Guru Fikih Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementrian agama republik Indonesia.
http://bulekh.blogspot.co.id/2014/03/makalah-kurikulum-2013.html
[1]
Hamam Faizin, Buku Guru Fikih Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 (Jakarta:
Kementrian agama republik Indonesia, 2014). hlm. 1
[2]
Ibid. hlm. 1
[3]
Ibid. hlm. 1