Pada kondisi normal maka seseorang akan bisa bernafas secara spontan dan tanpa suara nafas
tambahan sebaliknya jika kondisi abnormal maka akan ada usaha nafas tambahan dan suara
abnormal
Jika parah : sumbatan berat(batuk tidak adekuat,tidak mampu bersuara), pasien tidak sadar maka
dilakukan RJP, jika sadar lakukan 5x: tepuk punggung,abdomen thurs dan manuver heimlich
Korban sadar/tidak..jika sadar maka ajak bicara dan jika tidak sadar bebaskan jalan nafas dengan
head tilt/chin lift dan jaw trust setelah itu korban bernafas/tidak (look,listen,feel), korban bernafas
apakah ada suara nafas tambahan, jk tdak bernafas berikan bantuan nafas
2. dengan alat : pharyngeal airway (opa,npa), laryngeal mask airway, ETT, emergency
(cricothyrotomy dan tracheostomy
SYOK
SPGDT
SPGDT adalah suat umekanisme pelayanan Korban/Pasien Gawat Darurat yang terintegrasi dan
berbasis call center dengan menggunakan kode akses telekomunikasi 119 dengan melibatkan
masyarakat.
Prinsip SPGDT: pelayanan cepat, cermat dan tepat untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah
kecacatan.
SPGDT terbagi menjadi :
1. SPGDT-S (sehaari-hari)
2. SPGDT-B (bencana)
TRIASE
Adalah sistem pembagian/klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat ringanya kondisi klien atau
kegawatan yang memerlukan tindakan segera
Triase terbagi menjadi 2 yaitu
Triase bencana tujuanya menyelamatkan korban yang masih bisa diselamatkan sebanyak
banyaknya sedangkan triase rs menetapkan kondisi yang paling mengancam nyawa.
Dalam triase juga ada yang namanya START (simple triage and rapid treatmen) yang mana
memiliki prinsip untuk mengatasi ancaman nyawa, jalan nafas yang tersumbat dan perdarahan
masif arteri. Waktu tidak boleh lebih dari 30 detik per pasien.
Adapun penilaian START berdasarkan 4 indikator:
1. kemampuan berjalan
2. respiratory
3. pulse dan crt
4. mental status