DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
KEBIJAKAN.................................................................................................................. 1
I. PENDAHULUAN....................................................................................................... 4
IV. DOKUMENTASI................................................................................................. 12
ii
PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG
DINAS KESEHATAN
UPTD. RUMAH SAKIT
PRATAMA
GEMA SANTI NUSA PENIDA
Alamat : Jl. Pendidikkan Br. Nyuh, Desa Ped, Kec. Nusa Penida Telp
: (0366) 5581160 E-mail : rspratama.gemasanti@gmail.com
TENTANG
Menimbang : a. Bahwa secara alamiah manusia yang mulai menjadi lanjut usia akan
mengalami berbergai perubahan baik yang menyangkut kondisi fisik
maupun mentalnya sehingga memerlukan perhatian khusus dalam
pelayanan kesehatan;
c. bahwa dalam pelayanan pasien lanjut usia dan pasien lemah perlu
adanya panduan sebagai acuan bagi petugas dalam memberikan
pelayanan pada pasien lanjut usia dan pasien lemah;
1
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagai mana telah diubah beberapa kali, dan terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
2
3
LAMPIRAN KEPUTUSAN
DIREKTUR UPTD. RUMAH SAKIT
GEMA SANTI NUSA PENIDA
NOMOR 136 TAHUN 2019
TENTANG : PANDUAN
PELAYANAN PASIEN LANJUT
USIA DAN PASIEN LEMAH
DI UNIT PELAKSANA
TEKNIS DAERAH
RUMAH SAKIT GEMA
SANTI NUSA PENIDA
BAB I
PENDAHULUAN
I. PENGERTIAN
Lanjut usia (lansia) adalah setiap warga negara Indonesia pria atau wanita yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas, baik potensial maupun tidak potensial. Sedangkan batasan
lanjut usia menurut WHO South East Asia Regional Office (Organisasi Kesehatan Dunia
untuk Regional Asia Selatan dan Timur) adalah usia- usia lebih dari 60 tahun. Dilihat dari
ciri-ciri fisiknya, manusia lanjut usia memang mempunyai karakteristik yang spesifik. Secara
alamiah, maka manusia yang mulai menjadi tua akan mengalami berbagai perubahan, baik
yang menyangkut kondisi fisik maupun mentalnya. Proses menua mengakibatkan
berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh sehingga sering kali berbagai masalah kesehatan
terjadi pada satu individu usia lanjut.
Lansia dengan ketergantungan bantuan adalah lansia yang keadaan fisiknya banyak
memerlukan bantuan orang lain .
Pasien lemah adalah pasien dengan kondisi fisik yang lemah yang memerlukan
bantuan orang lain dalam aktivitasnya. Pasien lemah dan lansia dengan ketergantungan
bantuan memerlukan perhatian khusus dalam perawatannya.
4
BAB II
RUANG LINGKUP
3. Demensia
Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori didapat, yang disebabkan
oleh penyakit otak, dan tidak disertai dengan gangguan tingkat kesadaran. Demensia
merujuk sindroma klinis yang mempunyai bermacam penyebab. Penderita dengan
demensia harus mempunyai gangguan memori selain kemampuan mental lain seperti
berpikir abstrak, penilaian, kepribadian, bahasa, praksis dan visuospasial. Defisit yang
terjadi harus cukup berat sehingga mempengaruhi aktifitas kerja dan sosial secara
bermakna. Jenis terbanyak dari demensia adalah penyakit Alzheimer.
5
4. Pernafasan
Kemungkinan aspirasi adalah suatu resiko tambahan yang dapat menyebabkan radang
paru. Pasien tidak dapat memberitahukan jika ada masalah dengan pernafasannya.
5. Eliminasi
Baik konstipasi maupun retensi urine dapat saja timbul tanpa adanya pemberitahuan
dari pasien. Inkontinensia urine dan feses akan timbul secara terus menerus, kadang-
kadang karena tidak adanya kamar mandi, tapi juga karena tidak lagi merasakan
dorongan-dorongan untuk melakukannya. Pakaian dapat mengganggu pasien untuk secara
mandiri ke kamar mandi.
6. Regulasi Suhu
Pengalaman yang lain akan unsur panas dan dingin dapat menjadi sebab dari cara
bereaksi yang salah terhadap keadaan sekeliling. Pasienpun sering tidak mampu memilih
pakaian yang cocok dengan keadaan iklim /musim dalam tahunan.
7. Ambulasi
Pada kelompok pasien-pasien ini, disamping timbul hambatan gerak juga timbul
hambatan berjalan. Pada hambatan berjalan timbul bahaya dapat jatuh, ini juga terjadi
karena dia tidak dapat melihat atau menafsirkan hambatan-hambatan yang ada.
Hambatan-hambatan dalam gerak bisa menyebabkan timbulnya resiko atrofi dan
kontraktur.
9. Perawatan Pribadi
Pada umumnya pasien masih tergantung pada bimbingan dan bantuan yang diberikan
pengasuhnya dalam perawatan diri mereka walaupun secara naluri pasien sebenarnya
menolak ketergantungan ini . Karena mereka kehilangan
6
pandangan tentang kemampuan jasmani mereka maka pasien mempunyai masalah dengan
melakukan kebiasaan mereka. Oleh karena kurangnya reaksi terhadap tekanan pada tubuh
dalam waktu yang lama, maka hal ini dapat menimbulkan dekubitus.
7
o Karbohidrat, 60% dari jumlah kalori yang dibutuhkan
o Lemak tidak dianjurkan, 15-20% dari total kalori yang dibutuhkan
o Protein 20-25% dari total protein yang dibutuhkan
o Vitamin dan mineral sama dengan usia muda
o Air 6-8 gelas/hari
4. Rencana tindakan
1. Berikan makanan porsi kecil tapi sering
2. Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin
3. Berikan makanan yang mengandung serat
4. Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori
5. Batasi minum kopi dan teh
8
Hindarkan lampu redup dan menyilaukan
Gunakan sandal atau sepatu yang beralaskan karet
9
6. Menghargai pendapat klien
1
BAB III
TATA LAKSANA
1
1