Anda di halaman 1dari 15

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

KEBIJAKAN.................................................................................................................. 1

I. PENDAHULUAN....................................................................................................... 4

II. RUANG LINGKUP

A. Deteksi Masalah Yang Sering Dijumpai................................................................. 5

B. Perawatan Pasien Lanjut Usia (Lansia)..........................................................7

III. TATA LAKSANA................................................................................................ 11

IV. DOKUMENTASI................................................................................................. 12

ii
PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG

DINAS KESEHATAN
UPTD. RUMAH SAKIT
PRATAMA
GEMA SANTI NUSA PENIDA
Alamat : Jl. Pendidikkan Br. Nyuh, Desa Ped, Kec. Nusa Penida Telp
: (0366) 5581160 E-mail : rspratama.gemasanti@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR UPTD. RUMAH SAKIT PRATAMA


GEMA SANTI NUSA PENIDA

NOMOR 136 TAHUN 2019

TENTANG

PANDUAN PELAYANAN PASIEN LANJUT USIA DAN PASIEN LEMAH


DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH RUMAH SAKIT PRATAMA
GEMA SANTI NUSA PENIDA

DIREKTUR UPTD. RUMAH SAKIT PRATAMA GEMA SANTI NUSA PENIDA,

Menimbang : a. Bahwa secara alamiah manusia yang mulai menjadi lanjut usia akan
mengalami berbergai perubahan baik yang menyangkut kondisi fisik
maupun mentalnya sehingga memerlukan perhatian khusus dalam
pelayanan kesehatan;

b. Bahwa pasien lemah merupakan pasien dengan kondisi fisik yanh


memerlukan bantuan orang lain dalam aktivitasnya sehingga
memerlukan perhatian khusus dalam pelayanan kesehatan;

c. bahwa dalam pelayanan pasien lanjut usia dan pasien lemah perlu
adanya panduan sebagai acuan bagi petugas dalam memberikan
pelayanan pada pasien lanjut usia dan pasien lemah;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf


a, b dan c perlu menetapkan Keputusan Direktur UPTD. Rumah Sakit
Pratama Gema Santi Nusa Penida Tentang Panduan Pelayanan Pasien
Lanjut Usia Dan Pasien Lemah Di Unit Pelaksana Teknis Daerah
Rumah Sakit Pratama
Gema Santi Nusa Penida;

1
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagai mana telah diubah beberapa kali, dan terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

2. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063 );

4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit


(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072 );

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2014 Tentang Rumah


Sakit Kelas D Pratama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 751);

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 Tentang


Keselamatan Pasien (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 308);

7. Peraturan Bupati Klungkung Nomor 21 Tahun 2017 Tentang


Pembentukan dan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Daerah
Rumah Sakit Pratama Gema Santi Nusa Penida Kabupaten Klungkung
(Berita Daerah Kabupaten Klungkung Tahun 2017 Nomor 22);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR UPTD. RUMAH SAKIT PRATAMA


GEMA SANTI NUSA PENIDA TENTANG PANDUAN
PELAYANAN PASIEN LANJUT USIA DAN PASIEN LEMAH DI
UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH RUMAH SAKIT PRATAMA
GEMA SANTI NUSA PENIDA.

2
3
LAMPIRAN KEPUTUSAN
DIREKTUR UPTD. RUMAH SAKIT
GEMA SANTI NUSA PENIDA
NOMOR 136 TAHUN 2019
TENTANG : PANDUAN
PELAYANAN PASIEN LANJUT
USIA DAN PASIEN LEMAH
DI UNIT PELAKSANA
TEKNIS DAERAH
RUMAH SAKIT GEMA
SANTI NUSA PENIDA

PANDUAN PELAYANAN PASIEN LANJUT USIA DAN PASIEN LEMAH


DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH RUMAH SAKIT
PRATAMA GEMA SANTI NUSA PENIDA

BAB I
PENDAHULUAN

I. PENGERTIAN
Lanjut usia (lansia) adalah setiap warga negara Indonesia pria atau wanita yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas, baik potensial maupun tidak potensial. Sedangkan batasan
lanjut usia menurut WHO South East Asia Regional Office (Organisasi Kesehatan Dunia
untuk Regional Asia Selatan dan Timur) adalah usia- usia lebih dari 60 tahun. Dilihat dari
ciri-ciri fisiknya, manusia lanjut usia memang mempunyai karakteristik yang spesifik. Secara
alamiah, maka manusia yang mulai menjadi tua akan mengalami berbagai perubahan, baik
yang menyangkut kondisi fisik maupun mentalnya. Proses menua mengakibatkan
berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh sehingga sering kali berbagai masalah kesehatan
terjadi pada satu individu usia lanjut.
Lansia dengan ketergantungan bantuan adalah lansia yang keadaan fisiknya banyak
memerlukan bantuan orang lain .
Pasien lemah adalah pasien dengan kondisi fisik yang lemah yang memerlukan
bantuan orang lain dalam aktivitasnya. Pasien lemah dan lansia dengan ketergantungan
bantuan memerlukan perhatian khusus dalam perawatannya.

4
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup panduan ini melingkupi pembahasan deteksi permasalahan yang


sering dijumpai pada pasien lanjut usia (lansia) dengan ketergantungan bantuan dan
perawatannya di ruang rawat inap.

A. Deteksi Masalah Yang Sering Dijumpai


1. Gangguan Keseimbangan dan Jatuh
Penurunan aktifitas fisik menyebabkan kemunduran dan kelemahan otot-otot, sendi
menjadi lebih sulit digerakkan, dan kewaspadaan terhadap lingkungan juga berkurang.
Semua ini akan memperburuk disfungsi sosial. Gangguan keseimbangan yang dapat
membawa akibat jatuh, sangat mahal nilainya baik dari segi ketergantungan dan gangguan
fungsi fisik maupun biaya.

2. Nutrisi Pada Lanjut Usia


Orang lanjut usia dapat mempunyai risiko malnutrisi karena terjadi penurunan asupan
makanan akibat perubahan fungsi saluran cerna, metabolisme yang tidak efektif, defek
utilisasi nutrien dan kegagalan organ. Keadaan tersebut diperberat dengan koinsidensi dari
penyakit akut atau kronik, trauma, keadaan hiperkatabolik, dan terapi obat yang dapat
mempengaruhi status nutrisi.

3. Demensia
Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori didapat, yang disebabkan
oleh penyakit otak, dan tidak disertai dengan gangguan tingkat kesadaran. Demensia
merujuk sindroma klinis yang mempunyai bermacam penyebab. Penderita dengan
demensia harus mempunyai gangguan memori selain kemampuan mental lain seperti
berpikir abstrak, penilaian, kepribadian, bahasa, praksis dan visuospasial. Defisit yang
terjadi harus cukup berat sehingga mempengaruhi aktifitas kerja dan sosial secara
bermakna. Jenis terbanyak dari demensia adalah penyakit Alzheimer.

5
4. Pernafasan
Kemungkinan aspirasi adalah suatu resiko tambahan yang dapat menyebabkan radang
paru. Pasien tidak dapat memberitahukan jika ada masalah dengan pernafasannya.

5. Eliminasi
Baik konstipasi maupun retensi urine dapat saja timbul tanpa adanya pemberitahuan
dari pasien. Inkontinensia urine dan feses akan timbul secara terus menerus, kadang-
kadang karena tidak adanya kamar mandi, tapi juga karena tidak lagi merasakan
dorongan-dorongan untuk melakukannya. Pakaian dapat mengganggu pasien untuk secara
mandiri ke kamar mandi.

6. Regulasi Suhu
Pengalaman yang lain akan unsur panas dan dingin dapat menjadi sebab dari cara
bereaksi yang salah terhadap keadaan sekeliling. Pasienpun sering tidak mampu memilih
pakaian yang cocok dengan keadaan iklim /musim dalam tahunan.

7. Ambulasi
Pada kelompok pasien-pasien ini, disamping timbul hambatan gerak juga timbul
hambatan berjalan. Pada hambatan berjalan timbul bahaya dapat jatuh, ini juga terjadi
karena dia tidak dapat melihat atau menafsirkan hambatan-hambatan yang ada.
Hambatan-hambatan dalam gerak bisa menyebabkan timbulnya resiko atrofi dan
kontraktur.

8. Istirahat, Keteraturan dan Aktivitas


Pasien psikogeriatrik biasanya mengalami gangguan sirkadian malam dan siang.
Keseimbangan antara aktivitas dan istirahat sering akan mengarah pada salah satu bidang
secara berlebihan. Pemakaian obat-obatan dapat memberi pengaruh negatif terhadap
istirahat pasien tersebut.

9. Perawatan Pribadi
Pada umumnya pasien masih tergantung pada bimbingan dan bantuan yang diberikan
pengasuhnya dalam perawatan diri mereka walaupun secara naluri pasien sebenarnya
menolak ketergantungan ini . Karena mereka kehilangan

6
pandangan tentang kemampuan jasmani mereka maka pasien mempunyai masalah dengan
melakukan kebiasaan mereka. Oleh karena kurangnya reaksi terhadap tekanan pada tubuh
dalam waktu yang lama, maka hal ini dapat menimbulkan dekubitus.

10. Keamanan perlindungan dan Keintiman


Pasien akan senantiasa merasa dirinya berada dalam suatu lingkungan yang asing,
suatu situasi yang tidak memberi rasa aman baginya. Ia akan selalu mencari lingkungan
yang aman, yang mungkin hanya ada dalam angan- angannya. Selain itu lingkungan di
dalam ruang perawatan dapat memberikan bahaya yang nyata bagi pasien (adanya kursi
atau kursi roda, tempat tidur yang tinggi dan lain sebagainya).

11. Komunikasi dan Interaksi


Komunikasi dengan orang lain selalu membawa masalah, baik gangguan dalam daya
ingat maupun proses berpikirnya, serta cara menggunakan bahasa yang dapat dimengerti
orang lain. Hal ini adalah masalah-masalah dalam kekurangan komunikasi.

12. Memenuhi dan Mengatur Kehidupan


Pada pasien psikogeriatrik, pemenuhan pengaturan kehidupannya hanya tertuju pada
saat sedang berlangsung. Waktu lampau dan akan datang tidak dapat dipakai sebagai
pedoman untuk menentukan pemenuhan dan pengaturan hidupnya.

B. Perawatan Pasien Lemah dan Lansia :


I. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
1. Penyebab
o Penurunan alat penghiduan dan pengecapan
o Organ pengunyah kurang sempurna
o Rasa penuh pada perut dan susah BAB
o Melemah otot-otot lambung dan usus
2. Masalah gizi: berlebihan, berkurang, kekurangan/kelebihan vitamin
3. Kebutuhan nutrisi
o Kalori : 2100 kal pada laki-laki, 1700 kal pada wanita

7
o Karbohidrat, 60% dari jumlah kalori yang dibutuhkan
o Lemak tidak dianjurkan, 15-20% dari total kalori yang dibutuhkan
o Protein 20-25% dari total protein yang dibutuhkan
o Vitamin dan mineral sama dengan usia muda
o Air 6-8 gelas/hari
4. Rencana tindakan
1. Berikan makanan porsi kecil tapi sering
2. Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin
3. Berikan makanan yang mengandung serat
4. Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori
5. Batasi minum kopi dan teh

II. Peningkatan Keamanan dan Keselamatan


1. Penyebab
o Fleksibilitas kaki yang berkurang
o Fungsi penginderaan dan pendengaran yang menurun
o Pencahayaan yang berkurang
o Lantai licin dan tidak rata
o Tangga tidak ada pengaman
o Kursi/ tempat tidur yang mudah bergerak
2. Tindakan mencegah kecelakaan
a. Klien :
 Anjurkan klien menggunakan alat bantu (sesuai indikasi)
 Latih untuk pindah dari tempat tidur ke kursi atau sebaliknya
 Biasakan gunakan pengaman tempat tidur jika tidur
 Bantu klien bila ke kamar mandi
 Usahakan ada yang menemani ketika bepergian
b. Lingkungan :
 Tempatkan di tempat khusus yang mudah diobservasi
 Letakkan bel di bawah bantal & ajarkan cara menggunakannya
 Tempat tidur tidak terlalu tinggi
 Letakkan meja dekat tempat tidur, atur peralatan mudah pakai
 Lantai bersih, rata, tidak licin dan basah serta pasang pegangan kamar
Mandi
 Kunci semua peralatan yang menggunakan roda

8
 Hindarkan lampu redup dan menyilaukan
 Gunakan sandal atau sepatu yang beralaskan karet

III. Memelihara Kebersihan Diri


1. Penyebab
 Penurunan daya ingat
 Kurangnya motivasi
 Kelemahan dan ketidak mampuan fisik
2. Rencana tindakan
a. Mengingatkan/membantu melakukan personal hygiene
b. Menganjurkan gunakan sabun lunak mengandung minyak/skin lotion

IV. Memelihara Keseimbangan Istirahat/Tidur


1. Penyebab
 gatal-gatalPersonal hygiene kurang
 insomsiaGgn psikologis
 Kebisingan, ventilasi dan sirkulasi, Kelemahan dan ketidakmampuan
fisikfaktor lingkungan
2. Rencana tindakan
a. Menyediakan tempat/ waktu tidur yang nyaman
b. Mengatur lingkungan yang adekuat
c. Latihan fisik ringan memperlancar sirkulasi dan melenturkan otot
d. Minum hangat sebelum tidur

V. Meningkatkan Hubungan Interpersonal Melalui Komunikasi


1. Penyebab
 Daya ingat menurun, depresi, lekas marah, mudah tersinggung dan curiga
2. Rencana tindakan :
1. Berkomunikasi dengan mempertahankan kontak mata
2. Mengingatkan terhadap kegiatan yang akan dilakukan
3. Menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan klien
4. Memberi kesempatan untuk mengekspresikan diri
5. Melibatkan klien dalam kegiatan sesuai kemampuan

9
6. Menghargai pendapat klien

VI. Pencegahan Dekubitus


Lansia dan pasien lemah potensial mengalami dekubitus
o Penyebab: immobilisasi, defisit jaringan lemak, defisit jaringan kolagen
o Faktor intrinsic: status gizi, anemia, hipoalbuminemia, penyakit
neurologik, penyakit pemb. Darah, dehidrasi
o Faktor extrinsic: kurang bersih tempat tidur, alat tenun yang kusut dan kotor,
defisit personal hygiene
o Hindari dekubitus dengan miring kanan dan kiri tiap 1 hingga 2 jam pada
pasien lansia yang koma

1
BAB III
TATA LAKSANA

1. Perawatan pasien lansia ditempatkan dengan perawatan pasien dewasa


2. Pasien lansia harus di tunggui oleh keluarga atau anaknya
3. Pasien yang memerlukan pengawasan khusus, ditempatkan di ruangan dekat dengan
ruang perawat agar mudah diawasi
4. Pasien ditempatkan ditempat tidur yang mudah dijangkau. Cegah resiko jatuh pada
pasien.
5. Beri edukasi pada pasien dan keluarga mengenai pencegahan jatuh.
6. Beri tanda pengenal resiko jatuh kepada pasien (gelang berwarna kuning di
pergelangan tangan ).
7. Beri perawatan termasuk mobilisasi pasien, kebersihan diri dan pastikan pasien
hangat dan nyaman. Cegah kemungkinan terjadinya dekubitus.
8. Berikan makanan dan minuman yang sesuai dengan penyakitnya.
9. Berikan obat dan tindakan yang sesuai dengan anjuran dokter secara tepat.
10. Berikan perhatian khusus dan cegah resiko kekerasan fisik pada pasien.
Jauhkan dari pasien yang gaduh gelisah dan beresiko mengamuk.

1
1

Anda mungkin juga menyukai