Anda di halaman 1dari 354

Kata Pengantar

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, tim kami mampu menyusun ringkasan materi edisi khusus Simultax
Pertemuan 1-4 untuk mempersiapkan UTS Semester Genap lebih awal, sebagai salah
satu penunjang keambisan para mahasiswa jurusan Pajak.

Tim kami menyadari bahwa Simultax pada edisi kali ini tidak mungkin terselesaikan
tanpa adanya dukungan, bantuan, bimbingan, dan nasehat dari berbagai pihak. Maka pada
kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada:

1. Kepala Jurusan Pajak


2. Kepala Program Studi DIII Pajak
3. Dosen-dosen pembimbing dan pengajar
4. Pengurus Keluarga Mahasiswa Pajak PKN STAN 2020 khususnya bidang
Pendidikan dan Prestasi
5. Fungsional bidang Pendidikan dan Prestasi Keluarga Mahasiswa Pajak PKN
STAN 2020 yang sekaligus menjadi Tim Simultax.
6. Serta semua pihak yang turut membantu proses penyusunan kompilasi materi ini
yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Dalam Simultax edisi kali ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan,
karena itu kritik dan saran yang membangun akan kami jadikan sebagai pembelajaran
dalam menyempurnakan penyusunan Simultax untuk kedepannya.

Semoga kompilasi dan ringkasan materi ini bermanfaat dan dapat dijadikan referensi
para pembaca. Selamat dan semangat mempersiapkan UTS, rekan-rekan mahasiswa
jurusan Pajak!

#Dirumahaja, 8 Juni 2020

Tim Simultax.

Keluarga Mahasiswa Pajak

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi i
Dibalik Simultax
- Akuntansi Biaya –
Elbertha Deaz Ilyasa
- Manajemen Keuangan –
Daffa Fatkhurrohman
- Lab PPh Potput –
Yurita Putri Rahmasari
- AKSK –
Yurita Putri Rahmasari
- Akuntansi Menengah II –
- Chintia Utami
- Lab PPn dan PPNBM-
Arin
- Pajak Internasional-
Ma’ruf Efhaes

Pj dan Koordinator : Yurita Putri Rahmasari (081536345038)


Editor : Nanda Efri Liani
Bila terdapat masalah isi/penyajian materi Simultax, silakan
hubungi CP di atas.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi ii
Daftar Isi
Kata Pengantar ...................................................................................................................... i
Dibalik Simultax .....................................................................................................................ii
Daftar Isi ............................................................................................................................... iii
Akuntansi Biaya .................................................................................................................... 4
Manajemen Keuangan ........................................................................................................ 50
Akuntansi Keuangan Menengah II ...................................................................................... 88
Pajak Internasional ........................................................................................................... 139
Lab PPh Pot-Put ............................................................................................................... 183
Audit Keuangan Sektor Komersial..................................................................................... 222
Lab PPn dan PPnBM ........................................................................................................ 286

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi iii
Akuntansi Biaya
Pertemuan 1
“Manajemen, Pengendali, dan Akuntansi Biaya”

Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan oleh
sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan cara
bekerja sama memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Manajemen meliputi berbagai
aktivitas, diantaranya adalah aktivitas pengambilan keputusan, pemberian perintah,
penetapan kebijakan, pemberian tugas dan imbalan, dan penetapan pegawai untuk
melaksanakan kebijakan.

Manajemen terdiri dari :


1. Manajemen Eksekutif: Direktur Utama, Direktur Pemasaran, Direktur Pembelian,
Direktur Keuangan, Direktur Akuntansi, Direktur Produksi
2. Manajemen Tingkat menengah : Kepala Departemen/ Bagian, Manajer Divisi,
Manajer Cabang
3. Manajemen Operasi : Penyelia

a. Fungsi manajemen
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan meliputi proses analisis kesempatan atapun ancaman
eksternal, pemilihan tujuan dan strategi perusahaan, memperkirakan hasilnya
dibawah berbagai alternatif kemungkinan, menentukan cara untuk mencapai tujuan,
mengkomunikasikan tujuan, dan bagaimana supaya tujuan itu tercapai oleh
perusahaan secara menyeluruh dengan menggunakan sumber daya yang ada.
Perencanaan sangat penting dilakukan di awal sebagai dasar pelaksanaan maupun
evaluasi.
Perencanaan ada 3 jenis yaitu:
a) Perencanaan Strategis
Merupakan perencanaan yang dibuat oleh manajemen di tingkatan
tertinggi, yang didalamnya berisi cakupan yang lebih luas lagi atas suatu entitas.
b) Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan ini sering disebut sebagai “long-range budgets”,
dengan jangka waktu antara tiga sampai dengan lima tahun yang akan datang,
didalamnya berisi tentang informasi rinci mengenai target rasio keuangan, dan
dapat direvisi sesuai dengan kejadian yang sudah selesai dijalani
c) Perencanaan Jangka Pendek
Perencanaan ini sering disebut sebagai “budgets”, didalamnya berisi
informasi rinci terkait persiapan atas anggaran laporan keuangan sebuah entitas
untuk periode yang akan dating

2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian meliputi proses penyusunan framework/kerangka kerja seperti :
a. pembentukan struktur organisasi seperti departemen

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 4
b. pembagian tugas
c. pengaturan hubungan antar bagian

3. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian merupakan usaha sistematis untuk mencapai tujuan dengan
cara membandingkan output aktual dengan rencana dan mengadakan perbaikan
yang diperlukan.

a. Peranan pengendali dalam fungsi perencanaan dan pengendalian


1. Bagan Organisasi berdasarkan Konsep Lini-Staff

2. Bagan Organisasi berdasarkan Konsep Fungsi-Kerja Sama Tim

b. Departemen biaya
Departemen Biaya (Cost Department) adalah departemen yang
bertanggung jawab menganalisa biaya-biaya dan menerbitkan laporan kinerja
dan informasi lain yang diperlukan untuk mengontrol dan meningkatkan operasi.
Departemen ini juga berkoordinasi dengan departemen lainnya seperti
departemen manfaktur, departemen pemasaran, dll. Departemen biaya berada

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 5
di bawah tanggung jawab controller

c. Peran Akuntansi Biaya


1. Budgeting
Budgeting adalah rencana manajemen dalam bentuk kuantitatif/angka.
Semua level dalam manajemen wajib membuat anggaran. Budgeting
berperan penting dalam mempengaruhi perilaku individual dan kelompok
pada level manajerial, berupa:
1) Penetapan tujuan
2) Pemberian informasi kepada individu mengenai apa saja yang harus
mereka lakukan guna mencapai tujuan perusahaan
3) Pemberian motivasi dalam pelaksanaan kerja
4) Pelaksanaan evaluasi kinerja
5) Pemberian saran mengenai kapan tindakan koreksi perlu dilanjutkan
2. Pricing
Pricing dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui harga jual produk dari
perusahaan. Hal ini agar mengetahui bahwa harga tersebut dapat untuk
menutup biaya produksi. Meskipun penentuan harga lebih ditentukan oleh
hubungan penawaran dan permintaan (supply and demand) namun
penghitungan harga jual harus tetap dilakukan.
3. Determining Profits
Akuntansi biaya digunakan untuk menghitung harga pokok (cost) produk
yang dihasilkan dalam suatu periode. Selanjutnya harga pokok ditandingkan
dengan pendapatan (revenues) untuk mengetahui besarnya keuntungan
(profit).
4. Choosing Among Alternatives
Akuntansi biaya menyediakan informasi terkait pendapatan dan biaya
yang berbeda yang dihasilkan darai berbagai alternatif tindakan.
Manajemen membuat keputusan jangaka pendek dan jangka panjang
berdasarkan informasi dari akuntansi biaya tersebut, misalnya: untuk
memasuki pasar baru, mengembangan produk baru, penghentian produk
lama, penentuan untuk membeli atau membuat sendiri produk, penentuan
membeli atau leasing, dsb.
5. Cost Accounting and Manufacturing Technology
Teknologi mengubah hakikat biaya dan proses produksi, misal tingkat
inventori yang rendah, penggunaan sedikit jumlah tenaga kerja, dan
meningkatkan biaya tetap. Otomasi pabrik berdampak pada kebutuhan modal
yang makin besar, Hal ini disebabkan semakin masifnya penggunaan sistem
komputerisasi dalam proses produksi, Hal ini tentu saja berdampak pada
biaya.
Pada kondisi seperti ini, sistem akuntansi biaya ditantang untuk
melakukan evolusi dan melakukan peningkatan yang diperlukan. Informasi
akuntansi biaya yang dapat diandalkan (reliable) kini menjadi alat perang
yang kompetitif.

d. Sertifikasi dan etika


Akuntan manajemen yang terlibat dalam akuntansi biaya suatu

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 6
perusahaan memiliki kode etik tertentu. Ada beberapa etika yaitu:
1. Kompetensi
adalah suatu hal yang dikaitkan dengan kemampuan, pengetahuan/wawasan,
dan sikap yang dijadikan suatu pedoman dalam melakukan tanggung jawab
pekerjaan yang dikerjakan oleh pegawai. Penerapannya antara lain:
a) Mempertahankan tingkat kompetensi professional yang memadai dengan
mengembangkan pengetahuan dan keahlian.
b) Melaksanakan tugas sesuai dengan hukum, peraturan, dan standar teknis
yang relevan.
c) Menyiapkan laporan yang lengkap dan jelas serta rekomendasi setelah
menganalisis secara tepat informasi yang relevan dan dapat diandalkan.

2. Kerahasiaan
Setiap nggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi
tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang
diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antara
anggota dan klien atau pemberi kerja berakhir. Penerapannya antara lain:
a) Menahan diri dari pengungkapan informasi rahasia kecuali jika diotorisasi
atau diharuskan secara hukum.
b) Menginformasikan kepada bawahan secara tepat berkaitan dengan
kerahasiaan informasi dan memantau kegiatan mereka.
c) Menahan diri dari penggunaan atau nampak menggunakan infomasi secara
tidak etis dan melawan hukum.

3. Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik
dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua
keputusan yang diambilnya.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan
berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan
dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi.
Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan
pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan atau peniadaan
prinsip.

4. Objektivitas
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil,
tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka serta bebas dari
benturan kepentingan atau di bawah pengaruh pihak lain. Penerapannya antara
lain:
a) Memberitahukan informasi secara wajar dan obyektif
b) Mengungkapkan secara penuh semua informasikan relevan yang dapat
diharapkan mempengaruhi pemahaman pemakai laporan keuangan,
komentar, dan rekomendasi yang disajikan.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 7
Pertemuan 2
“Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya”

a. Konsep Biaya
1. Cost (Biaya)
Cost adalah harga yang dibayar (pengorbanan) untuk mendapatkan manfaat. Harga
yang dibayar atau pengorbanan yang dilakukan ditandai dengan berkurangnya aset
(misalnya cash) atau bertambahnya liability (misalnya account payable). Beberapa
contoh dari biaya (cost) adalah:
• Direct cost
• Prime cost
• Fixed cost
• Variable cost
• Sunk cost
• Estimated cost
• Standar cost
2. Beban (Expense)
Beban dapat didefinisikan sebagai:
• Jumlah penurunan asset/kenaikan liabilities berkaitan dengan penyediaan
barang/jasa
• Arus keluar barang/jasa yang ditandingkan dengan revenue
• Semua cost yang terpakai akan dikurangkan dengan revenue

Beberapa contoh dari biaya (cost) adalah:


• Selling expense
• Marketing expense
• Wage expense
• Utility expense
• Depreciation expense
• Depreciation expense
Perbedaan cost dan expense:

Membeli 20 Total aset tidak


Cost: 20 x 1.000 =Rp. 20.000
barang berkurang, hanya
dagangan berubah kas menjadi
Expense =0
@1.000 persediaan.

10 buah
Revenue = Rp 15.000
persediaan dijual
Expense = Rp10.000 Aset berkurang
seharga Rp
Income = Rp 5.000
1.500

Untuk membedakan antara cost dan expense, kita ambil contoh pembelian barang dagang
dengan harga 20.000. Pada saat pembelian timbul cost sebesar Rp.20.000. Cost timbul
sebesar pengorbanan yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat atas barang dagang

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 8
(inventory) yang dibeli. Pada saat pembelian inventory ini expense belum timbul. Hal ini
karena inventory yang dibeli masih utuh, belum terpakai untuk menghasilkan revenue.
Inventory yang dibeli menghasilkan revenue bagi perusahaan ketika inventory tersebut
terjual. Pada saat itulah cost inventory berubah menjadi expense. Dalam contoh tersebut,
jumlah cost yang mejadi expense adalah Rp.10.000 (sejumlah yang dijual). Expense berupa
cost inventory yang terjual dikenal dengan istilah cost of goods sold (COGS).

3. Cost Object
Cost object (objek biaya) adalah item atau aktivitas di mana cost diakumulasikan dan
diukur. Contoh objek biaya antara lain produk, batch, pesanan pelanggan, kontrak,
proyek, proses, divisi, departemen, tujuan strategis. Berikut merupakan contoh objek
biaya dan unsur unsur biayanya.
Jenis Objek
Objek Biaya Biaya
Biaya
Kayu
Paku
Lem
Produk Meja Cat
Upah Tukang
Listrik
Depresiasi Gedung
Upah pekerja
Proses Perakitan Listrik
Depresiasi peralatan
Gaji pegawai
Gaji supervisor
Divisi Divisi Pemasaran Gaji kepala divisi
ATK
Depresiasi peralatan

Cost traceability penting untuk penentuan harga, keputusan melanjutkan atau


menghentikan layanan, dan keputusan-keputusan lain terkait dengan jasa yang
diberikan. Seberapa mampu biaya dapat ditelusuri (traceability) ke dalam object
biaya merupakan hal yang penting baik industry manufaktur maupun industry jasa.
Penelusuran biaya akan menentukan seberapa baik, andal, dan objektif hasil dari
pengukuran biaya. Hal ini akan berdampak pada ketepatan manajemen dalam
pengambilan keputusan biaya. Berikut contoh cost traceability:
Cost Object: Baju
Traceability Cost
Fisik Kain, kancing
Empiris Tenaga kerja, benang

Arbitrer Desain, supervisor, kepala divisi produksi,


depresiasi peralatan, depresiasi gedung

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 9
b. Sistem Informasi Akuntansi Biaya
Sistem informasi biaya yang komparatif dan sistematis serta analisis data mengenai
cost dan profit sangat dibutuhkan oleh manajemen untuk:
1. Menentukan capaian profit
2. Menentukan target masing masing departemen
3. Mengevaluasi tingkat efektivitas pabrik
4. Menentukan kesuksesan atau kegagalan secara tepat
5. Mengidentifikasi dan memilih strategi
6. Memutuskan untuk melakukan penyesuaian atau perbaikan dalam organisasi

Sistem informasi akuntansi biaya arus mengganmbarkan kewenangan tiap divisi


sehingga para manajer dapat dimintai akuntabilitasnya. Meskipun catatan akuntansi
tidak menyediakan semua informasi penting yang dibutuhkan oleh manajemen namun
akuntan yang ditugaskan untuk mendesain sistem harus mengetahui tentang hal hal
penting seperti bagaimana karyawan digaji, inventory dikelola, peralatan dibiayai,
berapa kapasitas mesin, dan informasi kegiatan lainnya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan sistem informasi akuntansi
biaya adalah:
1) Bagan Akun
2) Electronic Data Processing
3) Sensitivitas terhadap Perubahan Metode
4) Ukuran Kinerja Nonkeuangan

c. Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya diperlukan untuk mengetahui pengelompokan data biaya. Cara yang
lazim untuk mengelompokkan biaya adalah dengan mengaitkannya pada beberapa
klasifikasinya, antara lain:
1. Biaya dikaitkan dengan Produk
Total biaya yang berhubungan dengan produk dibagi menjadi 2 elemen, yaitu Biaya
Manufaktur (Pabrikasi) dan Beban Komersial (Penjualan)
a) Biaya Manufaktur (Manufacturing Cost)
Biaya manufaktur, didefinisikan sebagai jumlah dari 3 elemen biaya : bahan
baku langsung, Tenaga Kerja Langsung dan Overhead pabrik.
i. Bahan baku langsung (Direct Material) adalah semua bahan baku
yang membentuk bagian integral dan produk jadi dan dimasukkan
secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Contoh dari bahan
baku langsung adalah kayu yang digunakan untuk furniture dan
minyak mentah yang digunakan untuk membuat bensin.
ii. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor) adalah tenaga kerja yang
melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan
dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. Contohnya
tenaga pengrajin meja dalam pembuatan meja ukir.
Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsun keduanya disebut
biaya utama (prime cost).
iii. Overhead Pabrik terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak
ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead biasanya

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 10
memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung
dan tenaga kerja langsung. Overhead pabrik terdiri atas :
• Bahan baku tidak langsung, bahan baku yang diperlukan untuk
penyelesaian suatu produk tetapi tidak diklasifikasikan sebagai bahan
baku langsung karena bahan baku tersebut tidak menjadi bagian dari
produk.
• Tenaga kerja tidak langsung, tenaga kerja yang tidak secara
langsung ditelusuri ke konstruksi atau komposisi produk jadi. Tenaga
kerja tidak langsung termasuk gaji penyelia, klerek pabrik, pembantu
umum, pekerja bagian pemeliharaan.
• Biaya tak langsung lainnya
Tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, keduanya disebut
biaya konversi.
b) Beban Komersial (Commercial Expenses)
Beban Komersial terdiri atas dua klasifikasi umum yaitu beban pemasaran
dan beban administratif.
i. Beban Pemasaran (Marketing Expenses)
Beban pemasaran dimulai dari titik dimana biaya manufaktur
terakhir. Yaitu ketika proses manufaktur selesai dan produk
dalam kondisi siap jual. Beban pemasaran mencakup beban
promosi, penjualan, dan pengiriman.
ii. Beban administratif (Administrative Expense)
Beban administratif termasuk beban yang terjadi dalam
mengarahkan dan mengendalikan organisasi

Agar lebih mudah dalam memahaminya maka dapat menggunakan ilustrasi berikut:

2. Biaya berkaitan dengan Volume Produksi


Beberapa jenis biaya bervariasi secara proporsional terhadap perubahan dalam volume
produksi output, sementara yang lainnya tetaprelatif konstan dalam jumlah. Berikut
adalah biaya biaya dalam hubungannya dengan volume produksi :

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 11
a) Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya Variabel, Komponen biaya yang berubah-ubah sesuai dengan volume
produksi yang dihasilkan. Makin besar volume penjualan, makin besar pula
biaya yang harus dikeluarkan. Contoh biaya overhead yang diklasifikasikan
biaya variabel:
• Perlengkapan
• Bahan bakar
• Peralatan kecil
• Biaya penerimaan
• Royalti
• Biaya komunikasi
b) Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang selalu konstan dan tidak dipengaruhi oleh
volume produksi. Biaya tetap memiliki dua karakteristik, yaitu biaya tidak
berubah atau tidak dipengaruhi oleh periode atau aktivitas terentu dan biaya
per unitnya berbanding terbalik dengan perubahan volume. Bila volumenya
rendah maka fixed cost atau biaya tetap tinggi, sebaliknya pada volume
yang tinggi biaya tetap per unitnya rendah. Contohnya seperti:
• Gaji manajer
• Pajak property
• Gaji penyelia
• Amortisasi paten
• Gaji satpam. Dan sebagainya ☺
c) Biaya Semivariabel (Semivariable Cost)
Biaya semivariable adalah biaya yang memiliki elemen biaya tetap dan
variable. Misalnya saja listrik yang digunakan untuk pencahayaan
cenderung menjadi tetap karena pencahayaan tetap diperlukan tanpa
mempedulikan aktivitas, sementara listrik yang digunakan sebagai tenaga
untuk mengoperasikan mesin akan bervariasi tergantuk volemu dari
produksinya. Berikut adalah contoh contoh lain dari biaya overhead
semivariabel :
• Inspeksi
• Jasa departemen biaya
• Jasa departemen penggajian
• Jasa departtemen personalia
• Jasa kantor pabrik
• Jasa bahan baku dan persediaan

3. Biaya dikaitkan dengan Departemen Produksi dan Departemen Lainnya


Perusahaan pabrik dapat dikelompokkan menjadi segmen-segmen dengan berbagai
nama seperti: departemen, kelompok biaya, pusat biaya, unit kerja, atau kerja yang
dapat digunakan dalam pengelompokkan biaya menjadi dua yaitu:
➢ Biaya langsung departemen
Biaya langsung departemen adalah biaya yang dapat ditelusuri secara langsung
ke departemen bersangkutan.
o Contoh: gaji mandor pabrik yang digunakan oleh departemen bersangkutan.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 12
➢ Biaya tidak langsung departemen
Biaya tidak langsung departemen adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri
secara langsung ke departemen bersangkutan.
o Contoh: biaya penyusutan dan biaya asuransi merupakan biaya yang
manfaatnya digunakan secara bersama oleh masing-masing departemen.
Biaya departemen jasa juga merupakan biaya tidak langsung untuk departemen
lain. Ketika semua biaya departemen jasa telah dialokasikan, maka biaya
overhead dari setiap departemen produksi akan terdiri dari biaya langsung dan
tidak langsung dari departemen itu sendiri serta pembebanan yang diterima dari
departemen jasa.
Common Cost dan Joint Cost
➢ Biaya Bersama (Common Cost)
Biaya bersama adalah biaya yang berasal dari penggunaan fasilitas atau jasa
oleh dua operasi atau lebih. Biaya ini pada umumnya timbul dalam organisasi
yang mempunyai banyak departemen atau segmen. Contohnya; gaji dari wakil
presiden direktur pemasaran, yang memberikan jasanya ke beberapa segmen
dalam suatu perusahaan
➢ Biaya Gabungan (Joint Cost)
Biaya gabungan adalah biaya yang terjadi bila proses produksi menghasilkan
lebih dari satu produk. Contohnya; industri minyak dan gas, pengepakan daging.

4. Biaya dikaitkan dengan Periode Akuntansi


Menurut periode akuntansi, biaya klasifikasikan menjadi 2 yaitu:
a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure)
Pengeluaran modal adala biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh
aktiva tetap, meningkatkan efisiensi operasional dan kapasitas produktif aktiva
tetap, serta memperpanjang masa manfaat aktiva tetap. Contohnya mesin pabrik
yang memiliki penyusutan selama 5 tahun.
b. Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditure)
Pengeluaran penghasilan adalah Biaya-biaya yang hanya akan memberi manfaat
dalam periode berjalan, sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan tidak akan
dikapitalisasi sebagai aktiva tetap di neraca, melainkan akan langsung dibebankan
sebagai beban dalam laporan laba rugi periode berjalan di mana biaya tersebut
terjadi (dikeluarkan).

5. Biaya dikaitkan dengan Keputusan, Tindakan, atau Evaluasi


Menurut keputusan, tindakan, dan evaluasi, biaya diklasifikasikan menjadi:
a. Biaya Diferensial (Differential Cost)
Biaya diferensial seringkali disebut dengan biaya marginal atau biaya inkremental.
Biaya tersebut adalah biaya yang relevan untuk suatu pilihan diantara banyak
alternative
b. Biaya Tunai (Out-Of-Pocket-Cost)
Jika biaya diferensial hanya terjadi apabila satu alternatif tertentu diambil, maka
biaya tersebut juga dapat disebut sebagai biaya tunai yang berkaitan dengan
alternatif itu.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 13
c. Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)
Biaya kesempatan dalah sejumlah pendapatan atau manfaat lain yang mungkin
hilang bila alternatif tertentu diambil.
d. Biaya Tertanam (Sunk Cost)
Biaya tertanam adalah suatu biaya yang telah dikeluarkan dan kemudian ternyata
tidak relevan dengan keputusan yang diambil.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 14
Pertemuan 3
Analisis Perilaku Biaya

a. Pengklasifikasian Biaya berdasarkan Biaya Tetap, Biaya Variabel, dan Biaya


Semivariabel
Apabila dikaitkan dengan volume kegiatan atau volume produksi, maka biaya
dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)


Biaya tetap adalah baya yang secara total tidak berubah meskipun volume produksi
bertambah atau berkurang.

2. Biaya Varibel (Variable Cost)


Biaya variable adalah biaya yang secara total berubah ubah secara proporsional
sesuai dengan perubahan volume atau perubahan aktivitas.

3. Biaya Semivariabel (Semivariable Cost)


Biaya semivariabel adalah biaya yang memiliki unsur biaya tetap dan biaya variable

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 15
b. Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Dalam proses analisis, hanya biaya tetap dan biaya variable saja yang dapat
dilakukan analisis. Oleh karena itu, apabila terdapat biaya semivariabel, maka biaya
tersebut harus dipisahkan terlebih dahulu ke dalam biaya tetap dan biaya variable.

Pemisahan biaya tetap dan biaya variable bertujuan untuk:


1) Menghitung predetermined factory overhead rate dan analisis varian
2) Penyusunan anggaran fleksibel dan analisis varian
3) Penghitungan direct costing dan analisis marjin kontribusi
4) Menghitung analisis break-event dan analisis cost-volume-provit
5) Menghitung biaya diferensial dan analisis biaya perbandingan (comparative cost
analysis)
6) Menghitung pemaksimalan keuntungan jangka pendek dan analisis peminimalan
biaya
7) Menghitung analisis capital budgeting
8) Menghitung analisis profitabilitas berdasarkan wilayah produk dan pelanggan

Ada 3 cara untuk memisahkan Biaya Semivariabel, yaitu:


I. Metode High and Low Point
Metode High and Low Point dilakukan dengan memilih terlebih dahulu
dua buah titik, yakni titik tertinggi dan terendah. Kedua titik tersebut mengacu
pada pemicu biayanya. Pada umumnya, pada titik dengan pemicu biaya tertinggi
akan memiliki total biaya yang terbesar juga, dan begitu pula sebaliknya. Ada
kalanya titik tertinggi tidak menghasilkan biaya yang terbesar. Namun demikian,
yang menjadi acuan untuk titik tertinggi adalah tetap pemicu biayanya. Pada
akhirnya, dari kedua titik tersebut dapat diperoleh persamaan garis yang dapat
digunakan untuk estimasi biaya.
II. Metode Scattergraph
Metode Scattergraph digunakan dengan jalan menggambarkan kondisi
hubungan antara pemicu biaya (independent variable atau X) dengan total biaya
(dependent variable atau Y) kedalam sumbu cartesius. Dari proses ploting
hubungan tersebut dapat diamati kecenderungan pola hubungan antara kedua
variabel tersebut. Selanjutnya, dari hasil pengamatan tersebut dapat dibuat garis
perkiraan sebagai sebuah persamaan yang dapat digunakan untuk prediksi
biaya.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 16
III. Metode Least Squares
Metode Least Squares disebut juga sebagai regression analysis. Metode
ini dikerjakan dengan menggunakan perhitungan statistik yang cukup kompleks.
Dengan bantuan aplikasi seperti Microsoft Excell, metode ini dapat dengan
mudah dikerjakan. Dari proses regresi ini, dapat diperoleh nilai konstanta dan
slope yang dapat digunakan untuk menentukan persamaan garisnya. Pada
akhirnya, persamaan garis tersebut dapat berfungsi sebagai prediktor biaya.

Metode High and Low Point merupakan metode yang paling mudah digunakan,
namun memiliki tingkat akurasi estimasi yang paling rendah. Sementara itu,
metode Least Squares merupakan metode yang paling kompleks, namun
memiliki tingkat akurasi yang paling tinggi.
Contoh soal:
Berikut merupakan data biaya listrik dan jam kerja

Bulan Jam Kerja Biaya Listrik Ket


Januari 34.000 $ 640

Pebruari 30.000 620


Maret 34.000 620
April 39.000 590
Mei 42.000 500
Juni 32.000 530
Juli 26.000 500 Terendah
Agustus 26.000 500 Terendah
September 31.000 530
Oktober 35.000 550
Nopember 43.000 580
Desember 48.000 680 Tertinggi
Total 420.000 $6.840
Rata-rata 35.000 $ 570

Cara pengerjaannya dengan ketiga metode tersebut:

I. Metode High and Low Point


Menggunakan nilai tertinggi dan terendahnya

Cost Tingkat Kegiatan


High $680 48.000 jam
Low 500 26.000 jam
Selisih $180 22.000 jam

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 17
Tarif biaya variable: $180 / 22.000 jam = $0.00818 per jam

F + 48.000 V = $680

F + 26.000 V = 500

22.000 V = $180

V = $180 / 22.000 = $0.00818 per jam kerja

High Low
Total cost $680 $500
Variable cost (48.000 x 0.00818)……393 (26.000 x 0.00818) … 213
Fixed cost $287 $287

II. Metode Scattergraph


• Cost yang dianalisa (dependent variable) ditempatkan pada sumbu vertical (sb
y).
• Aktivitas yang terkait (independent variable) ditempatkan pada sb horizontal (sb
x).
• Lebih baik daripada high and low point method karena menggunakan lebih
banyak data.
• Masih bisa bias karena penarikan garis untuk menetapkan fixed cost
berdasarkan interpretasi.
• Bisa mengetahui apakah ada hubungan linear antara biaya dan aktivitas.
• Bisa mendeteksi data yang abnormal (gambar)

Rata-rata biaya – fixed element = rata-rata variable element

$570 - $440 = $130

Variable cost = rata-rata variable element / rata-rata jam kerja

$130 / 35.000 jam = $0,0037 per jam

III. Metode Least Square

Didasarkan pada persamaan garis


lurus y = a + bx

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 18
Simbol Mewakili Simbol Mewakili
Y Biaya b Variable cost

A Fixed cost x Volume

_ _ _
b = (xi-x) (yi-y)/ (xi-x)^2
= Total kolom 6 / total kolom 5
= $2.270.000/512.000.000
= $0.0044 per jam kerja

_ _
y = a +bx
$570 = a + ($0,0044) (35.000)
a = $416

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 19
Menetapkan Korelasi
Dengan scattergraph apabila terdapat korelasi yang sempurna, maka semua titik menempel
pada garis.

• Koefisien korelasi (correlation coefficien) = r


Mengukur hubungan antara dua variable, seberapa besar perubahan x mempengaruhi
perubahan y. Semakin mendekati 1/-1 hubungannya semakin kuat.

• Koefisien determinasi (coefficient of determination) = r2


Menunjukkan persentase perubahan variable dependent dipengaruhi oleh perubahan
variable independent.

• Standard Error of the Estimate = s’


Merupakan ukuran seberapa jauh angka-angka biaya aktual menyimpang dari estimasi
biaya. Standar error kecil berarti baik. Apabila r2 = 1 maka standard error = 0. Manajemen
dapat menggunakan konsep ini untuk menetapkan tingkat keyakinan untuk tingkat
penyimpangan biaya aktual yang perlu mendapat tindak lanjut.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 20
Pertemuan 4
Job Order Costing

a. Overviu Job Order Costing


1. Pengertian Job Order Costing
Job order costing adalah metode perhitungan biaya dimana biaya produksi
(direct material, direct labor, factory overhead) diakumulasikan untuk setiap pesanan
yang terpisah. Suatu pesanan adalah output yang dinyatakan untuk memenuhi
pesanan pelanggan tertentu atau dapat dikatakan output dari pesanan tersebut
sebagai inventory yang diisi kembali.
Untuk memudahkan perhitungan biaya secara pesanan, maka pesanan
antara pelanggan satu dan pelanggan yang lain harus dipisah dan setelah
mengetahui biaya setiap pesanan dari sana kita bisa mengetahui biaya yang akan
kita masukkan dalam inventory.

2. Karakteristik Job Order Costing


a) Proses produksi disesuaikan dengan pesanan pelanggan dengan spesifikasi
tertentu
b) Produk akhir berbeda antara satu dan yang lain
c) Setiap biaya produksi dibebankan langsung ke produk yang bersangkutan dan
dicatat rinciannya dalam kartu biaya pesanan (job cost sheet)

3. Contoh Job Cost Sheet


Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam kartu biaya pesanan (Job
cost sheet), yang dapat berbentuk kertas atau elektronik. Berikut adalah contoh dari
Kartu Biaya Pesanan:

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 21
Dalam Akuntansi Job Order Costing, melibatkan 8 jurnal akuntansi, yaitu:
1. Pembelian bahan baku
2. Upah buruh pabrik yang terjadi (diakui)
3. Biaya FOH yang terjadi (diakui)
4. Penggunaan bahan baku
5. Pendistribusian biaya FOH
6. Estimasi FOH yang dibebankan (applied) ke tiap pemesanan
7. Penyelesaian pesanan
8. Penjualan produk/penyerahan jasa

b. Akuntansi untuk Bahan Baku


1) Pembelian Bahan Baku (dibeli menggunakan utang usaha) :
Bahan Baku (Material) xxx
Utang Usaha (Account Payable) xxx

2) Penggunaan Bahan Baku :


Barang dalam proses (Work in Process) xxx
Bahan baku (Material) xxx
Namun ada saatnya bahan baku tersebut merupakan bahan baku yang tidak
langsung atau perlengkapan, dalam bab sebelum sebelumnya sudah disampaikan
jika bahan baku tidak langsung itu akan masuk ke dalam biaya overhead sehingga
akuntansi untuk biaya bahan baku tidak langsung adalah :

Pengendali overhead pabrik (FOH Control) xxx


Bahan baku (Material) xxx

c. Akuntansi untuk Tenaga Kerja (Upah)


Untuk mengetahui biaya tenaga kerja yang dikeluarkan secara langsung maupun
tidak langsung setiap karyawan menggunakan kartu jam kerja, sehingga dengan kartu
jam kerja ini kita dapat mengetahui berapa jam seorang karyawan bekerja, Dari berapa
jam itu kita dapat menghitung berapa jam yang langsung berkaitan dengan produk

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 22
maupun yang tidak langsung berkaitan dengan produk yang dibutuhkan. Dari waktu
(jam) yang dihabiskan untuk membuat produk tersebut dapat dipilah pilah yang mana
berkaitan langsung dan yang tidak langsung dengan produk tersebut, pemilahan ini
dilakukan karena perlakuan yang berbeda antara 2 biaya tersebut.
1) Biaya tenaga kerja yang terjadi
Umumnya perusahaan menggaji karyawannya perbulan oleh karena itu
pencatatan untuk biaya tenaga kerja yang terjadi, dicatat sebagai beban dulu.
Nanti saat akhir bulan atau saat penyesuaian akan didistribusikan sebagai
barang dalam proses atau overhead. Contoh: dalam satu bulan PT Jaya Abadi
membayar gaji tenaga kerja pabrik hanya sekali dalam sebulan sebesar xxx
maka jurnalnya adalah:
Payroll (Beban Gaji) xxx
Accrued Payroll (Beban Gaji yang Masih Harus Dibayar) xxx

2) Biaya Tenaga kerja yang didistribusikan


Apabila terdapat biaya tenaga kerja tidak langsung dalam pembayaran gaji
akan didistribusikan berdasarkan kartu jam kerja karyawan. Contoh: Jaya Abadi
membayar beban gaji selama sebulan untuk pekerja pabrik sebesar xxx dan
membayar tenaga kerja administrasi sebesar yyy maka jurnalnya:
Work In Process xxx
Payroll (Beban gaji) xxx
Factory Overhead Control yyy
Payroll (Beban Gaji) yyy

d. Akuntansi untuk Biaya Overhead Pabrik


Biaya overhead adalah biaya yang sangat sulit untuk ditelusuri langsung ke produksi
(di luar administrasi dan pemasaran). Bayangkan saja ketika kita membuat produk biaya
overhead akan termasuk biaya biaya tak langsung seperti pajak atas bangunan, listrik
yang kita gunakan, peralatan untuk membersihkan alat, dan masih banyak lagi. Oleh
karena itu biaya overhead diakumulasikan tanpa mengacu ke pesanan tertentu, dan
total biaya overhead kemudian dialokasikan ke semua pesanan.
1) Biaya Overhead Aktual

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 23
Beberapa biaya aktual seperti bahan baku tidak langsung dan tenaga kerja
tidak langsung dicatat saat terjadinya atau melalui ayat jurnal periodic, seperti
yang diilustrasikan sebelumnya. Namun untuk akun akun seperti penyusutan
dan asuransi jatuh tempo dicatat saat penyesuaian. Contoh:
Factory Overhead Control xxx
Accumulated Depreciation – machine xxx
Factory Overhead Control xxx
Prepaid Insurance xxx
2) Estimasi Biaya Overhead yang Dialokasikan
Untuk menulusuri biaya overhead dalam suatu produk sangatlah sulit
sehingga yang dapat dilakukan menggunakan estimasi. Untuk mengestimasikan
biaya ini harus menggunakan dasar alokasi overhead. Dasar alokasi overhead
yang dipilih sebaiknya merupakan aktivitas yang paling besar dampaknya
terhadap overhead, yaitu jam tenaga kerja bekerja, jam mesin bekerja, dan
biaya tenaga kerja langsung.
Total overhead tadi akan dibagi dengan total dasar alokasi, dan rasio yang
akan dihasilkan adalah tariff overhead. Tariff ini akan dikalikan dengan jumlah
dasar alokasi yang digunakan oleh suatu pesanan, dan hasilnya adalah beban
overhead untuk pesanan tersebut.
Oleh karena biaya overhead hanya diketahui di akhir tahun maka muncul
predetermined overhead rate (overhead yang telah ditentukan) sebelumnya
yang mana merupakan rasio dari estimasi total overhead terhadap estimasi total
dasar alokasi overhead.
Contoh: PT Jaya Abadi memiliki estimasi jam kerja mesin sebesar 7500 jam dan
estimasi overhead sebesar $300.000, untuk tahun itu dan diketahui bahwa
alokasi dasar menggunakan jam kerja mesin karena yang benar benar
mempengaruhi biaya overhead adalah jam kerja mesin. Dalam pesanan nomor
524 jam kerja mesin sebesar 120 jam kerja mesin.
Cara menjawabnya adalah Pertama kita mencari predetermined overhead rate
300.000: 7.500 = $40/Jam kerja mesin .Maka overhead yang dibiayakan dalam
pesanan tersebut adalah 120 x $40 = $4800 hanya untuk satu pesanan tersebut.
Maka jurnal nya adalah:
Work In Process 4800
Applied Factory Overhead (Overhead yang dibebankan) 4800

Overhead Pabrik yang dibebankan biasanya ditutup ke Pengendali Overhead


Pabrik pada akhir tahun, asumsikan bahwa overhead ditutup tiap bulan. Apabila
ayat jurnal sebelumnya sebesar $4800 merupakan satu satunya overhead yang
terjadi di bulan itu. Maka jurnal yang akan muncul adalah:
Applied Factory Overhead 4800
Factory Overhead Control 4800

e. Akuntansi untuk pesanan yang telah selesai dan produk yang terjual
Saat pesanan diselesaikan, kartu biaya pesanannya dipindahkan dari kategori Work
in Process ke barang jadi atau ke Cost of Good Sold, tergantung apakah barang yang

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 24
telah jadi tersebut langsung dikirimkan ke pelanggan yang memesan atau ditransfer
untuk mengisi pesediaan.
Contoh: PT Jaya Abadi memiliki 2 pesanan bernomor No 4545 dan No 4654.
Pesanan nomor 4545 memiliki biaya sebesar 3.000 dan pesanan No 4654 memiliki total
biaya 10.000. Pesanan Nomor 4545 dikirimkan langsung ke pelanggan yang memesan
yaitu PT Maju Terus dan Pesanan nomor 4654 ditransfer ke persediaan barang jadi,
maka ayat jurnalnya adalah:
• Pesanan No 4545
Cost of Goods Sold 3.000
Work in Process 3.000
Account Receivable 5.000
Sales Revenue 5.000

• Pesanan Nomor 4654


Finished Goods 10.000
Work in Process 10.000

Note: Bila pembuatan pesanan ditujukan sebagai komponen yang akan digunakan pada
pesanan atau produk lainnya, maka biaya penyelesaian pesanan tersebut tidak
dibebankan ke finished good inventory melainkan ke Material.

f. Job Order pada Usaha Jasa


Biaya upah langsung dan biaya yang terkait dengan upah langsung biasanya
merupakan biaya yang paling besar dibandingkan biaya lainnya. Predetermined
overhead rate biasanya dihitung berdasarkan direct labor cost.
Biaya upah buruh lazim apabila digabungkan dengan predetermined overhead rate,
sehingga jumlah yang dibebankan ke tiap job per jam upah buruh menggambarkan
biaya upah dan overhead.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 25
Contoh Job Cost Sheet pada Perusahaan Jasa

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 26
Pertemuan 5
Biaya Kualitas dan Akuntansi Produksi yang Hilang (Job Order System)

A. Biaya Kualitas
Biaya Kualitas (Cost of Quality) adalah biaya yang dikeluarkan/terjadi sehubungan
dengan kualitas atas produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Biaya kualitas ini
berkaitan dengan peningkatan kualitas produk yang dihasilkan atau juga biaya yang
timbul karena produk yang buruk.
Biaya kualitas bukanlah hanya biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk
berkualitas, melainkan juga biaya yang terjadi karena adanya penurunan kualitas.

Klasifikasi Biaya Kualitas


Biaya kualitas dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
1. Prevention Cost ( Biaya Pencegahan)
Biaya yang terjadi untuk menjaga agar tidak terjadi kegagalan produk. Dari
namanya dapat diambil kesimpulan prevention cost berhubungan dengan input
perusahaan untuk mencegah terjadinya kegagalan produk. Dengan memperbaiki
kualitas input tentunya mencegah terjadinya kemungkinan produk gagal.
Contoh: biaya pelatihan karyawan, biaya perawatan mesin.
2. Appraisal Cost (Biaya Penilaian)
Biaya yang terjadi untuk mendeteksi adanya kegagalan produk. Appraisal
cost berhubungan dengan proses produk.
Contoh: biaya inspeksi.
3. Failure Cost (Biaya Kegagalan)
Biaya yang terjadi karena adanya kegagalan produk. Biaya ini berhubungan
dengan output yang dihasilkan oleh perusahaan. Jika ternyata output perusahaan
menghasilkan produk yang berkulitas rendah tentunya perusahaan akan
mengeluarkan biaya untuk perbaikan mutunya.
Contoh: Rework, Klaim garansi

Total Quality Management


Total Quality Management bertujuan untuk memperbaiki kualitas seluruh proses dan
aktivitas produksi. Agar dapat bertahan dalam persaingan usaha, maka perusahaan
harus menyediakan produk berkualitas dengan harga wajar (reasonable price).

Karakteristik Penerapan Total Quality Management


a) Tujuan dari seluruh aktivitas produksi adalah untuk melayani pelanggan
b) Manajemen puncak melaksanakan peran aktif kepemimpinan dalam perbaikan
kualitas
c) Seluruh karyawan secara aktif terlibat dalam perbaikan kualitas
d) Perusahaan memiliki sistem pengidentifikasi problem kualitas, pengembangan
solusi, dan penetapan tujuan perbaikan kualitas
e) Perusahaan menempatkan karyawan sebagai asset bernilai tinggi dan menyediakan
pelatihan berkesinambungan sebagai bentuk pengakuan atas capaian prestasi

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 27
B. Akuntansi produk hilang pada sistem job order cost (scrap, spoiled goods, dan
rework)
Ada 3 bentuk produksi yang hilang, yaitu:
1. Scrap
Scrap merupakan barang atau bahan sisa produksi yang tidak dapat
digunakan lagi dalam proses produksi perusahaan, tetapi masih memiliki nilai jual
(salvage value) walaupun kecil. Contoh scrap misalkan saja adalah sisa gergajian
kayu pada pabrik pemotongan kayu.
Selain itu scrap dapat di artikan sebagai bahan baku yang rusak dan tidak
dapat digunakan atau dikembalikan ke pihak penjual, dan juga bagian yang pecah
sebagai akibat dari kegagalan mesin atau kelalaian karyawan.

Akuntansi untuk Scrap pada sistem job order


Contoh soal:
PT Fajar Keemasan mengumpulkan serbuk kayu dari lantai gudang dan menjualnya
ke pabrik kertas terdekat secara berkala. Hasil penjualan bulan ini sebesar $ 500.
Apabila scrap laku dijual, maka ada 4 cara pencatatannya, yaitu:

a. Hasil akumulasi penjualan bahan baku sisa dapat ditutup ke ikhtisar laba rugi
dan ditampilkan sebagai penjualan bahan baku sisa atau pendapatan lain-lain.

Ayat jurnal pada saat penjualan bahan baku sisa adalah sebagai berikut:

Cash (or Accounts Receivable) 500


Scrap sales (or Other Income) 500

b. Hasil akumulasi penjualan bahan baku sisa dapat dikreditkan ke harga pokok
penjualan, sehingga mengurangi total biaya yang dibebankan ke pendapatan
penjualan untuk periode tersebut.

Mengurangi harga pokok penjualan menyebabkan peningkatan laba untuk


periode tersebut yang sama halnya dengan melaporkan hasil penjualan tersebut
sebagai penjualan bahan baku sisa atau pendapatan lain-lain.

Ayat jurnal pada saat penjualan bahan baku sisa adalah sebagai berikut:

Cash (or Accounts Receivable) 500


Cost of Goods Sold 500

c. Hasil akumulasi penjualan bahan baku sisa dapat dikreditkan ke pengendali


overhead pabrik, sehingga mengurangi biaya overhead pabrik dalam periode
tersebut.

Apabila menggunakan tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan sebelumnya


untuk dibebankan pada masing-masing pesanan, maka nilai realisasi bersih dari
bahan baku sisa yang diperkirakan untuk periode tersebut harus diestimasi dan
dikurangkan dari estimasi biaya overhead pabrik sebelum tarif biaya overhead

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 28
pabrik dihitung. Apabila tidak dilakukan maka tarif biaya overhead pabrik akan
dibebankan terlalu tinggi.
Ayat jurnal pada saat penjualan bahan baku sisa adalah sebagai berikut:

Cash (or Accounts Receivable) 500


Factory Overhead Control 500

d. Jika bahan baku sisa dapat ditelusuri langsung ke masing-masing pesanan,


jumlah yang direalisasi dari penjualan bahan baku sisa dapat diperlakukan
sebagai pengurang biaya bahan baku yang dibebankan ke pesanan tersebut.

Biaya bahan baku di kartu biaya pesanan dikurangi dengan nilai bahan baku
sisa. Ayat jurnal pada saat penjualan bahan baku sisa adalah sebagai berikut:

Cash (or Accounts Receivable) 500


Work in Process 500

2. Spoiled Goods (Barang cacat)


Spoilage merupakan barang yang rusak atau cacat atau tidak memenuhi
standar yang dipersyaratkan dan tidak bisa diperbaiki atau dikerjakan ulang agar
kembali dapat memenuhi standar.
Barang Cacat berbeda dengan Bahan Baku Sisa Barang cacat adalah unit
yang selesai atau separuh selesai namun cacat dalam hal tertentu. Barang cacat
tidak dapat diperbaiki, baik secara teknis maupun ekonomis. Terdapat 2 tipe barang
cacat, yaitu:

a. Barang Cacat yang disebabkan oleh Pelanggan


Jika barang cacat terjadi karena kesalahan pelanggan (seperti penggantian
spesifikasi atau penambahan komponen yang diminta pelanggan), maka hal
tersebut tidak boleh dianggap sebagai biaya mutu. Pelanggan yang sebaiknya
membayar jenis barang cacat seperti ini. Biaya yang tidak tertutup dari penjualan
barang cacat sebaiknya dibebankan ke pesanan tersebut.

Contoh soal:
Contoh: PT Fajar Keemasan memproduksi 1.000 kursi atas pesanan PT
Banteng Hitam berdasarkan nomor pesanan 102. Setelah selesai membuat 100
kursi, PT Banteng Hitam merubah desain sehingga kursi ini tidak dapat
digunakan dan tidak dapat diperbaiki. PT Fajar Keemasan dapat menjual 100
kursi tersebut dengan harga $ 10 per kursi. Biaya untuk memproduksi 100 kursi
ditambahkan pada pesanan nomor 102 sehingga total biaya untuk 1.100 kursi
adalah $ 38.500 (bahan baku $ 22.000, tenaga kerja langsung $ 5.500 dan
overhead pabrik $ 11.000). Saat produk selesai dan dikirim ke pelanggan maka
ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:

Spoiled goods inventory 1.000


Cost of goods sold 37.500
Work in process 38.500

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 29
Saat perusahaan menjual produknya dengan harga 150% dari cost maka ayat
jurnalnya adalah sebagai berikut:
Account receivable 56.250
Sales Revenue 56.250

Saat spoiled goods dijual maka ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:
Account receivable 1.000
Spoiled goods inventory 1.000

b. Barang Cacat disebabkan oleh kegagalan Internal


Jika barang cacat terjadi karena kegagalan internal (seperti kecerobohan
karyawan), biaya yang tidak tertutup dari penjualan barang cacat sebaiknya
dibebankan ke pengendali overhead pabrik dan dilaporkan secara periodik
kepada manajemen. Jika biaya dari barang cacat cukup besar sehingga dapat
mendistorsi biaya produksi yang dilaporkan, maka sebaiknya dilaporkan secara
terpisah sebagai kerugian di laporan laba rugi.

Contoh: sama seperti contoh di atas, hanya saja 100 kursi yang spoiled
diakibatkan kegagalan plastic mood.

Saat produk selesai dan dikirim ke pelanggan maka ayat jurnalnya adalah
sebagai berikut:

Spoiled goods inventory 1.000


Factory Overhad Control 2.500
Cost of goods sold 35.000
Work in process 38.500

Saat perusahaan menjual produknya dengan harga 150% dari cost maka ayat
jurnalnya adalah sebagai berikut:

Cash (or Account receivable) 52.500


Sales 52.500

Saat spoiled goods dijual maka ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:

Cash/ Account receivable 1.000


Spoiled goods inventory 1.000

Contoh: sama seperti contoh di atas, hanya saja 100 kursi yang spoiled
diakibatkan karena karyawan magang yang belum terlatih merusak banyak
kursi. Saat produk selesai dan dikirim ke pelanggan maka ayat jurnalnya adalah
sebagai berikut:

Spoiled goods inventory 1.000


FOH control 2.500*

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 30
Cost of goods sold 35.000
Work in process 38.500
*2500 = 3500 (Harga satu kursi(38500 : 1100) – 1000 (Harga barang yang cacat
dijual)

Saat perusahaan menjual produknya dengan harga 150% dari cost maka ayat
jurnalnya adalah sebagai berikut:

Account receivable 52.500


Sales Revenue 52.500

Saat spoiled goods dijual maka ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:

Account receivable 1.000


Spoiled goods inventory 1.000

3. Rework (Pengerjaan Ulang)


Rework adalah barang cacat/rusak atau tidak sesuai dengan standar tetapi
masih bisa untuk dikerjakan ulang. Dengan demikian, rework berbeda dengan
spoilage product, karena rework dapat dikerjakan ulang atau dapat diperbaiki.
Perlakuan biaya pengerjaan kembali barang cacat sangat tergantung pada
penyebab terjadinya barang cacat tersebut. Jika disebabkan oleh kesalahan
pelanggan, biaya pengerjaan kembali dibebankan ke pesanan yang bersangkutan
dan idealnya ditutup oleh peningkatan harga jual.

Contoh soal:
PT Elang Perak memproduksi 200 trailer dengan nomor pesanan 609 atas pesanan
PT Singa Merah Tua. Biaya-Biaya yang dibebankan pada pesanan nomor 609
adalah Rp 200.000, yang terdiri dari:
Bahan baku = Rp 100.000
Tenaga kerja langsung = 200 trailer x 10 jam x Rp 10 per jam = Rp 20.000
Factory overhead applied = 200 trailer x 10 jam x Rp 40 per jam = Rp 80.000

Sebelum dikirim pelanggan ingin menambahkan spring pada tiap-tiap trailer. Biaya
spring per trailer adalah Rp 40 dan butuh waktu ½ jam per trailer untuk
memasangnya. Biaya rework untuk pesanan nomor 609 adalah sebesar Rp 13.000,
yang terdiri dari:
Bahan baku = Rp 40 x 200 trailer = Rp 8.000
Tenaga kerja langsung = ½ jam x 200 trailer x Rp 10 per jam = Rp 1.000
Factory overhead applied = ½ jam x 200 trailer x Rp 40 per jam = Rp 4.000

a. Rework yang disebabkan oleh konsumen


Jurnalnya adalah:
Work in process 13.000
Material 8.000
Payroll 1.000
Factory overhead applied 4.000

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 31
b. Rework yang disebabkan oleh faktor internal
Jurnalnya adalah:
Factory Overhead Control 13.000
Materials 8.000
Payrolls 1.000
Applied Factory Overhead 4.000

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 32
Pertemuan 6
Process Costing

A. Akumulasi Biaya Proses


Process costing adalah salah satu jenis akumulasi biaya yang dilakukan berdasarkan
proses produksi atau berdasarkan departemen. Perhitungan biaya produksi disajikan
dalam cost of production report.
Akumulasi Biaya Proses digunakan apabila secara esensi seluruh produk yang
dihasilkan oleh tiap tiap pusat biaya (Cost Center) serupa atau homogeny. Pada sistem
ini, material, labor, dan FOH dibebankan kedalam pusat pusat biaya (Cost Centers).
Biaya yang ditetapkan ke tiap unit ditentukan oleh total cost yang dibebankan ke pusat
biaya dibagi dengan jumlah unit yang dihasilkan di Pusat Biaya tersebut.

Arus fisik Produksi

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 33
Akuntansi untuk Mencatat Transaksi Materials, Labor, dan Factory Overhaead

Contoh:

PT American Chair menggunakan sistem proses costing dan membuat akun Work in
Process terpisah dalam bentuk buku besar untuk masing masing kedua departemennya,
yaitu Departemen Pemotongan dan Departemen Perakitan. Perusahaan hanya memprofuksi
satu jenis kursi.

Pada Departemen Pemotongan: kerangka kursi dibentuk dari potongan kayu dan masng
masing potongan diamplas dan dibersihkan. Kerangka kursi tersebut kemudian dikirim ke
departemen perakitan.

Pada Departemen Perakitan: Kerangka dilakukan perakitan, diberikan bantalan, dan diberi
pembungkus

Selama bulan Januari, bahan baku langsung (Direct Material) yang dikeluarkan oleh
departemen pemotongan dan perakitan masing masing sebesar $13.608 dan $7.296

1. Jurnal untuk mencacat biaya Bahan Baku Langsung

Work in Process – Cutting Department 13.608


Work in Process – Assembly Department 7.296
Materials 20.904
Pada process costing, biaya upah dibebankan langsung ke masing masing departemen.

Pada bulan Januari, terdapat 500 jam kerja buruh pada Departemen pemotongan dan 921
jam kerja buruh pada departemen perakitan. Upah di kedua departemen adalah $100 per
jam. Sehingga upah untuk departemen pemotongan dan departemen perakitan masing
masing sebesar $5.000 (500x$100) dan $9.210 (921x$100).

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 34
2. Jurnal untuk mencatat Biaya Upah Langsung
Work in Process – Cutting Department 5.000
Work in Process – Assembly Department 9.210
Payroll 14.210
Jurnal berikut untuk FOH actual selama bulan Januari dan dicatat dalam buku besar PT
American Chair

3. Jurnal untuk mencatat Biaya FOH Aktual

Factory Overhead Control 20.900


Accounts Payable (taxes, utilities, etc.) 7.400
Accumulated Depreciation – Machinery 5.700
Prepaid Insurance 500
Materials (for indirect materials) 1.700
Payroll (for indirect labor) 5.600
FOH dibebankan ke Departemen Produksi menggunakan tariff yang telah ditentukan
sebelumnya (predermined rate) yaitu sebesar $7,60 per jam kerja mesin untuk departemen
pemotongan dan $12 per jam kerja butuh untuk departemen perakitan.

Selama bulan Januari terdapat 1.040 jam kerja mesin di Departemen Pemotongan dan 921
jam kerja buruh di Departemen Perakitan.

4. Jurnal pencatatan Biaya FOH

Work in Process – Cutting Department 7.904


Work in Process – Assembly Department 11.052
Applied Factory Overhead 18.956

B. Laporan Harga Pokok Produksi


Laporan harga pokok produksi adalah suatu kertas kerja yang menyajikan jumlah
akumulasi biaya dan pembebanannya ke hasil produksi dalam satu bulan atau satu
periode.

Format Laporan harga pokok produksi untuk tiap departemen bisa berbeda beda namun
selalu menyajikan informasi berikut:

- Total Cost dan Unit Cost atas pekerjaan yang diterima dari satu departemen lain
atau lebih
- Total Cost dan Unit Cost atas materials, labor, dan FOH yang ditambahkan ke
dalam departemen
- Biaya Work in Process awal dan Work in Process akhir
- Biaya yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang barang jadi
Laporan Harga Pokok Produksi terdiri dari:

- Skedul Kuantitas (Quantity Schedule)


- Unit Ekuivalent (Unit yang setara dengan unit selesai)
- Perhitungan Cost per Unit
- Pertanggung jawaban biaya (baik untuk nilai barang jadi maupun nilai barang dalam
proses)
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 35
Laporan Harga Pokok Produksi ini dibuat perbulan atau pertahun

Contoh:

PT American Chair menggunakan sistem Process Costing dalam proses produksinya


dan menggunakan asumsi arus biaya rata rata (average cost flow).

Data produksi berikut tersedia pada bulan januari:

Petugas penyelia departemen melaporkan bahwa presentase penyelesaian Work in


Process akhir adalah:

Catatan: informasi mengenai presentase penyelesaian WIP awal tidak diperlukan pada
penggunaan metode rata rata.

Cost of Production Report – Unit Ekuivalen

Dikarenakan unit hasil produksi pada WIP Akhir belum lengkap (belum 100% biaya
produksinya), maka untuk tiap komponen biaya produksi harus dihitung unit
ekuivalennya masing masing dan bukan unit fisiknya.

Unit ekuivalen adalah jumlah sumber daya (material, labor, dan FOH) yang telah
digunakan untuk menyelesaikan satu unit produk utuh. Contoh:

Terdapat 3 unit produk pada WIP akhir dan tiap produk tersebut baru menggunakan 1/3
bahan baku, maka jumlah bahan baku yang digunakan untuk membuat 3 produk
tersebut sama dengan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu
buah produk utuh, yaitu 3 unit fisik x 1/3 = 1 unit ekuivalen bahan baku.

Unit ekuivalen unit tiap komponen biaya di Departemen Pemotongan sebagai berikut:

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 36
*) unit yang dipindahkan ke Departemen Perakitan telah 100% seesai menyerap seluruh
komponen biaya di Departemen Pemotongan.

**) WIP akhir pada departemen pemotongan adalah:

60% materials: 200 units x 60% = 120;


20% labor: 200 units x 20% = 40;
40% FOH: 200 units x 40% = 80
Data biaya selama bulan Januari sebagai berikut:

Biaya rata rata per unit ekuivalen pada Departemen Pemotongan adalah sebagai berikut:

Cost of Production Report: Departemen Pemotongan

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 37
Cost of Production Report: Departemen Perakitan

Cost of Production Report – Unit Ekuivalen

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 38
Cost of Production Report – Cost Rata Rata per Unit Ekuivalen

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 39
C. Apendiks: Process Costing menggunakan pendekatan FIFO
Apabila ada Work In Process awal, ada 2 mentode yang dapat digunakan, yaitu
metode rata rata dan metode FIFO. Perbedaannya hanya terletak pada penghitungan
unit ekuivalen dan cost of unit.

Bila ada WIP Awal

Ilustrasi

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 40
Contoh Kasus

Diminta: Hitunglah unit ekuivalen dengan metode rata rata dan metode FIFO pada masing
masing departemen

Jawaban:

Metode Rata Rata:

= Unit Selesai + Presentasi WIP akhir


= 3.000 unit + (2/7 x 700 unit) = 3.200 unit.
Metode FIFO:

= Penyelesaian WIP awal + penyelesaian bahan + presentasi WIP akhir


= (4/5 x 500 unit) + (3.000 – 5.00) unit + (2/7 x 700 unit)
= 4.00 + 2.500 + 200 = 3.100 unit

Metode Rata Rata:

= Unit Selesai + Presentasi WIP akhir


= 1.200 unit + (3/4 x 400 unit) = 1.500 unit

Metode FIFO:

= Penyelesaian WIP awal + penyelesaian bahan + presentasi WIP akhir


= (1/3 x 600 unit) + (1.200-600) unit + (3/4 x 400 unit)
= 200 + 600 + 300 = 1.100 unit

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 41
Pertemuan 7
Biaya Kualitas dan Akuntansi Produksi yang Hilang (Sistem Process Cost)

A. Akuntansi untuk Produksi yang Hilang pada Sistem Process Cost


Cost of Quality (Biaya Kualitas) merupakan biaya yang terjadi atau dikeluarkan
sehubungan dengan kualitas atas produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

1. Scrap
Scrap merupakan barang atau bahan sisa produksi yang tidak dapat
digunakan lagi dalam proses produksi perusahaan, tetapi masih memiliki nilai jual
(salvage value) walaupun kecil. Contoh scrap misalkan saja adalah sisa gergajian
kayu pada pabrik pemotongan kayu.
Akun yang sigunakan untuk mencatat scrap adalah Scrap Sales, Other
Income, Cost of Goods Sold, Factory Overhead Control, atau Work in Process akan
di kredit untuk setiap penghasilan yang didapat dari penjualan scrap

2. Spoiled Product
Spoil product atau barang rusak merupakan barang yang rusak atau cacat
atau tidak memenuhi standar yang dipersyaratkan dan tidak bisa diperbaiki atau
dikerjakan ulang agar kembali dapat memenuhi standar.
Secara konseptual, hakekat barang rusak pada kedua sistem (job order dan
proses costing) adalah sama. Namun cara pencatatan pada akuntansinya saja yang
berbeda

3. Rework
Rework Product adalah barang yang dilakukan pemrosesan/pengerjaan
ulang oleh perusahaan, dikarenakan barang tersebut tidak memenuhi standar yang
telah dipersyaratkan. Dengan demikian, rework berbeda dengan spoil product,
karena atas rework dapat dikerjakan ulang atau dapat diperbaiki.
Normalnya, biaya rework dibebankan ke Factory Overhead Control daripada
ke Work in Process, sebab rework pada sistem prosess costing biasanya
disebabkan oleh faktor internal daripada faktor pelanggan.

Ilustrasi Cost of Production Report

PT Decco Pottery menggunakan sistem Process Costing dalam proses produksinya


dan menggunakan asumsi arus biaya rata rata (average cost flow) pada 2
departemennya.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 42
Data produksi pada bulan berjalan sebagai berikut:

Petugas penyelia departemen melaporkan bahwa presentase penyelesaian WIP akhir


adalah sebagai berikut:

Data biaya selama bulan berjalan sebagai berikut:

Cost of Production Report – Unit Ekuivalen


▪ Kerusakan produk yang terjadi pada Departemen Percetakan dideteksi telah
menyerap seluruh bahan baku dan 80% biaya konversi. Produk yang rusak pada
departemen ini tidak laku dijual.
▪ Kerusakan produk yang terjadi pada departemen pelapisan diketahui setelah seluruh
proses produksi selesai dikerjakan. Harga produk selesai adalah %2.50 per unit dan
produk rusak dapat dijual dengan harga $ 0.50 per unit.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 43
Unit ekuivalen untuk tiap komponen biaya di Departemen Pencetakan sebagai berikut:

*) Unit yang dipindahkan ke Departemen Pelapisan telah 100% selesai menyerap seluruh
komponen biaya di Departemen Pencetakan.

**) WIP akhir pada Departemen Pemotongan adalah:

Conversion: 3,600 units x 30% = 1,080;

***) Unit rusak pada Departemen Pemotongan adalah:

Conversion: 2,400 units x 80% = 1,920;

Biaya rata rata per unit ekuivalen pada Departemen Pencetakan adalah sebagai berikut:

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 44
Cost of Production Report: Departemen Pencetakan

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 45
Jurnal pada Departemen Pencetakan

Pengalokasian biaya produksi:

Work in Process 9,120

Factory Overhead Control 1,008

Work in Process – Departemen Pencetakan 10,128

Cost of Production Report: Departemen Pelapisan

Cost of Production Report – Unit Ekuivalen

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 46
Cost of Production Report – Cost Rata Rata per Unit Ekuivalen

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 47
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 48
Jurnal pada Departemen Pelapisan

Pengalokasian biaya produksi:

Finished Goods Inventory 14,700

Spoiled Goods Inventory 1,500

Factory Overhead 1,440

Work in Process – Departemen Pelapisan 17,640

Pada saat barang rusak laku berjual:

Cash (Accounts Receivable) 1,500

Spoiled Goods Inventory 1,500

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 49
Manajemen Keuangan
Pertemuan 1
BAB 1 : Prinsip-prinsip Keuangan

1.1 Overviu tentang Finance

Finance adalah sebuah studi tentang bagaimana orang dan bisnis melakukan
evaluasi atas investasi mereka dan meningkatkan modal untuk mendanainya.

Tiga pertanyaan dasar yang ditujukan kepada studi tentang finance :

Pertanyaan Keputusan
1. Investasi jangka panjang apakah yang harus dipilih oleh Capital budgeting
perusahaan?
2. Bagaimanakah cara perusahaan meningkatkan uang mereka Capital structure
untuk mendanai kegiatan investasinya?
3. Bagaimana cara terbaik perusahaan dalam mengelola arus Working capital
kas yang terkait dengan kegiatan sehari-harinya? management
Pengetahuan mengenai instrumen keuangan merupakan hal penting dalam
membuat keputusan yang tepat, baik dalam dunia usaha maupun dalam kehidupan
pribadi.

1.2 Jenis Organisasi Bisnis


1. Perusahaan Perseorangan
Yaitu suatu bisnis yang dimiliki oleh individu tunggal yang menguasai seluruh
keuntungan perusahaan dan bertanggung jawab pada seluruh utang perusahaan.
Perusahaan jenis ini biasanya menambah uang dengan cara menginvestasikan
modal sendiri dan dengan meminjam uang dari bank.
Kelebihan :
• Mudah untuk dimulai
• Tidak perlu berkonsultasi dengan pihak lain dalam pengambilan keputusan
• Pajak yang dikenakan adalah tarif pajak atas individu (perorangan)
Kelemahan :
• Pemilik bertanggung jawab secara pribadi atas utang-utang perusahaan
• The business ceases on the death of the proprietor : bisnis ini mengejar
pemiliknya sampai dia meninggal dunia (maknanya, bisnis ini sangat bergantung
pada diri individu pemilik)
• Lebih sulit dalam meningkatkan jumlah uang

2. Partnership (Persekutuan)
General partnership merupakan suatu gabungan dari dua orang atau lebih yang
bersama-sama memiliki dan menjalankan usaha tersebut dalam rangka memperoleh
keuntungan bisnis.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 50
Kelebihan :
• Relatif mudah untuk dimulai
• Pajak dibayar dengan tarif pajak untuk perseorangan
• Memiliki akses dana dari berbagai sumber atau dari para partner
Kelemahan :
• Para partner secara bersama-sama menanggung kewajiban secara tidak terbatas
• Biasanya tidak mudah untuk mengalihkan kepemilikan
Di dalam limited partnerships, terdapat dua kelompok partner, yaitu: partner umum
dan partner terbatas. Partner umum menjalankan bisnis dan menanggung kewajiban
secara tidak terbatas, sedangkan partner terbatas hanya bertanggung jawab sebatas
pada modal yang diinvestasikan.

3. Korporasi
Bila dibutuhkan uang dalam jumlah yang sangat besar untuk membangun suatu
bisnis, maka bentuk organisasi yang dipilih adalah korporasi. Korporasi secara legal
dimiliki oleh sejumlah pemegang saham (stockholders) atau pemilik perusahaan
(owners).
Secara legal, korporasi berjalan secara terpisah dari pemilik perusahaan. Sebagai
badan usaha, korporasi dapat menggugat dan digugat.
Dewan direksi dipilih oleh para pemegang saham dan dewan ini akan menunjuk
manajer puncak perusahaan.
Kelebihan :
• Kewajiban para pemilik terbatas pada dana yang diinvestasikannya
• Mati hidupnya korporasi tidak terkait dengan para pemilik
• Pengalihan kepemilikan lebih mudah
• Meningkatkan modal lebih mudah
Kelemahan :
• Regulasinya terlalu banyak
• Pajak ganda atas dividen

4. Limited Liability Company (LLC)


Di Indonesia disebut dengan Perseroan Terbatas.
Perusahaan jenis ini menggabungkan 2 (dua) manfaat, yaitu :
• Manfaat atas pajak (tax benefits) yang diperoleh perusahaan partnership, yakni
tidak adanya pajak ganda atas penghasilan; dan
• Manfaat atas kewajiban terbatas pada korporasi (kewajiban pemilik hanya
sebatas pada dana yang diinvestasikan).

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 51
1.3 Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan dari manajemen keuangan harus konsisten dengan misi perusahaan,
yaitu untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.
Misi korporasi :
• Pada saat para manajer melayani seluruh pemangku kepentingan (seperti
konsumen, karyawan, penyuplai, dsb.), maka mereka tetap perlu untuk memberikan
perhatian khusus kepada pemegang saham.
• Jika para manajer gagal untuk memenuhi kesejahteraan maksimal para pemegang
saham, maka mereka akan kehilangan dukungan dari para investor dan pemberi
pinjaman. Bisnis tersebut bisa saja ditutup dan para manajer akan kehilangan
pekerjaan mereka.

1.4 Prinsip Dasar dalam Keuangan


1. Money Has a Time Value
Satu rupiah yang diterima hari ini lebih berharga dibandingkan dengan satu rupiah
yang akan diterima di masa mendatang.
Kita dapat menginvestasikan satu rupiah yang kita terima saat ini untuk
mendapatkan imbalan bunga, sehingga di masa datang kita akan memiliki uang lebih
besar dari satu rupiah.
2. There is a Risk-Return Trade-off
Kita tidak akan mengambil tambahan risiko kecuali kita mengharapkan adanya
tambahan imbalan (return).
Semakin tinggi risiko, semakin tinggi imbalan yang diharapkan. Perhatikan bahwa
imbalan yang diharapkan (expected return) bisa saja tidak sama dengan tingkat
imbalan yang terealisasikan (realized rate of return).
3. Cash Flows are the Source of Value
Profit adalah suatu konsep akuntansi dan digunakan untuk mengukur kinerja bisnis.
Arus kas adalah jumlah kas yang secara aktual terjadi di dalam bisnis. Sangat
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 52
dimungkinkan bagi suatu perusahaan untuk melaporkan profit namun tidak memiliki
kas.
Keputusan keuangan pada suatu perusahaan harus mempertimbangkan
“incremental cash flow” yaitu perbedaan antara arus kas perusahaan yang akan
dihasilkan dari potensi investasi baru dengan arus kas yang dapat dihasilkan bila
tidak melakukan investasi tersebut.
4. Market Prices Reflect Information
Para investor bereaksi sangat cepat terhadap berita atau informasi dan juga
terhadap keputusan yang dibuat oleh para manajer.
Good News → Higher stock prices
Bad News → Lower stock prices
5. Individuals Respond to Incentives
Para manajer (sebagai agen) merespon insentif yang diperoleh dari tempat mereka
bekerja. Jika insentif tersebut tidak layak dengan yang diterima oleh para pemegang
saham (sebagai prinsipal), maka mereka tidak akan mengambil keputusan yang
secara konsisten akan meningkatkan nilai pemegang saham. Kondisi inilah yang
akan memicu pada munculnya biaya keagenan (agency cost).
✓ Masalah keagenan/ biaya keagenan dapat dimitigasi melalui :
1. Perencanaan kompensasi yang memberikan penghargaan kepada para
manajer bila mereka dapat memaksimalkan kesejahteraan pemegang
saham.
2. Pelaksanaan pengawasan atau monitoring oleh dewan direksi.
3. Pelaksanaan pengawasan oleh pasar keuangan (seperti para auditor,
bankir, analis efek, agen pemberi kredit).
4. Penekanan kesepakatan apabila kinerja perusahaan menurun, yang
terindikasi dari turunnya harga saham, maka para manajer dihadapkan pada
penggantian personil.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 53
Pertemuan 2
BAB 2 : Perusahaan dan Pasar Keuangan

2.1 Struktur Dasar Pasar Keuangan


Di dalam pasar keuangan terdapat 3 kelompok pemain utama yang melakukan interaksi,
yaitu :
1. Borrowers (individuals and businesses)
2. Savers (mostly individuals)
3. Financial Institutions (Intermediaries) (ex. Commercial banks)

2.2 Pasar Keuangan : Institusi Keuangan


Institusi keuangan seperti bank komersial, perusahaan keuangan, perusahaan asuransi,
bank investasi, dan perusahaan investasi disebut sebagai perantara keuangan (financial
intermediaries) yang melakukan tugas untuk membantu para pemilik uang (savers) dan
pihak yang membutuhkan uang (borrowers).
✓ Lembaga keuangan di Indonesia dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Lembaga Keuangan Bank (Perbankan)
• Bank Umum
• Bank Perkreditan Rakyat
• Bank Syariah
2. Lembaga Keuangan Non Bank
• Perusahaan Asuransi.
• Lembaga Pembiayaan.
• Lembaga Keuangan Jasa Khusus (diantaranya : Pergadaian)
• Lembaga Keuangan Mikro
• Industri Keuangan Syariah

✓ Pasar Uang versus Pasar Modal


- Pasar Uang : Pasar yang menyediakan instrumen utang jangka pendek
(misalnya: T-bills, commercial paper)
- Pasar Modal : pasar yang menyediakan instrumen utang dan ekuitas jangka
panjang (misalnya saham biasa, saham preferen, obligasi perusahaan, obligasi
pemerintah)
1. Bank Komersial – pasar keuangan semua orang
Bank komersial bertugas menghimpun dana tabungan dari para individu dan dunia
usaha yang selanjutnya meminjamkan uang tersebut kepada pihak lain (individu dan
dunia usaha). Institusi ini memperoleh penghasilan dari selisih lebih antara tingkat
bunga yang diberikan kepada para peminjam (yang nilainya lebih besar) dengan
tingkat bunga yang diberikan kepada penabung.
2. Perantara Keuangan Nonbank
Jenis dan contohnya:
• Perusahaan Jasa Keuangan, contoh: GE Capital Division
• Perusahaan Asuransi, contoh: Prudential
• Bank Investasi, contoh: Goldman Sachs
• Perusahaan Investasi, yang meliputi: mutual funds, hedge funds, and private
equity firms

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 54
a. Perusahaan Jasa Keuangan
Perusahaan yang bergerak di bidang usaha peminjaman atau pendanaan,
namun mereka bukanlah bank komersial.
Contoh : GE Capital – yang menyediakan pinjaman komersial, program
keuangan, asuransi keuangan, sewa guna usaha aset tetap, dan jasa lain di
lebih dari 35 negara. Perusahaan ini juga menyediakan jasa kredit kepada lebih
dari 130 juta pelanggan di seluruh dunia.

b. Perusahaan Asuransi
Perusahaan yang menjual polis asuransi kepada individu dan dunia usaha untuk
melindungi investasi mereka. Perusahaan ini menghimpun premi dan menahan
premi tersebut dalam suatu cadangan (reserve) hingga terjadinya kerugian yang
dipertanggungkan dan mereka akan membayar klaim kepada pemegang kontrak
asuransi. Cadangan ini diolah ke dalam berbagai jenis investasi termasuk
pinjaman kepada individu dan dunia usaha.

c. Bank Investasi
Perantara keuangan khusus yang membantu perusahaan dan pemerintah dalam
memperoleh dana (uang) dan menyediakan jasa pemberian nasihat kepada
perusahaan klien saat mereka memasuki transaksi besar, seperti mergers.

d. Perusahaan Investasi
Institusi keuangan yang menampung tabungan dari setiap orang yang
menabung dan investasi uang. Murni untuk tujuan investasi, dengan
menerbitkan sekuritas oleh perusahaan lain.
1) Mutual Funds
Mutual funds (di Indonesia dikenal dengan istilah Reksa Dana) dikelola secara
profesional sesuai dengan tujuan investasi. Individu dapat berinvestasi ke dalam
mutual fund dengan cara membeli lembaran mutual fund sebesar nilai NAV (net
asset value). Mutual fund bisa berupa load or no-load funds. Dana load mengacu
pada komisi penjualan.

Di Indonesia, Mutual funds atau Reksa Dana, terdiri dari:

• Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds)


• Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)
• Reksa Dana Saham (Equity Funds)
• Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds)

2) Exchange Traded Funds (ETFs)


Exchange-traded fund (ETF) mirip dengan mutual fund. Kepemilikan lembar
ETF hanya dapat dibeli dan dijual di pasar modal. Sebagian besar ETF
membentuk suatu indeks harga, misalnya S&P 500.
Mutual funds dan ETFs menyediakan cara untuk mengefektifkan biaya (cost-
effective way) melalui diversifikasi dan pengurangan risiko.
Contoh: Dengan membeli suatu mutual fund atau ETF yang diinvestasikan ke
dalam S&P 500, maka berarti Anda dapat membeli portofolio secara tidak

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 55
langsung yang berada di dalam saham-500 hanya dengan satu transaksi.
Di Indonesia, ETFs adalah Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif
(KIK) yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek.
Meskipun ETFs pada dasarnya adalah reksa dana, namun produk ini
diperdagangkan seperti halnya saham yang ada di bursa efek.
Keunggulan investasi pada ETFs dibandingkan dengan alternatif investasi
lainnya, adalah:
• Mudah dan fleksibel
Dapat dibeli dan dijual kapan pun selama dalam jam perdagangan seperti
layaknya saham.
• Rendah biaya dan risiko
Management fee relatif lebih rendah dibandingkan dengan reksadana,
biaya transaksi ETFs di pasar sekunder sesuai dengan komisi broker, dan
risiko rendah karena likuiditas terjamin.
• Cakupan luas
Memiliki 1 ETF sama dengan memiliki puluhan saham-saham unggulan.
ETF yang ditawarkan juga variatif.
• Transparan
Informasi mengenai ETFs dan saham-sahamnya dapat diakses kapanpun
dan dimanapun.

3) Hedge Funds
Hedge funds mirip dengan mutual funds namun minim dengan
regulasi, lebih berisiko, dan umumnya terbuka hanya bagi para investor
kakap (high net worth investors), yaitu investor yang memiliki dana lebih dari
$1 juta.
Selain management fee (sekitar 2%), sebagian besar dana meliputi
incentive fee (umumnya sebesar 20% dari profit) berbasis pada kinerja dana
secara keseluruhan.
Di Indonesia, Hedge fund (Derivatif) merupakan kontrak atau
perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya terkait dengan kinerja aset
lain. Aset lain ini disebut sebagai underlying assets.
Efek derivatif merupakan Efek turunan dari Efek “utama”, baik yang
bersifat penyertaan (modal) maupun utang. Efek turunan dapat berarti
turunan langsung dari Efek “utama” maupun turunan selanjutnya.
Dalam pengertian yang lebih khusus, derivatif merupakan kontrak finansial
antara 2 (dua) pihak atau lebih guna memenuhi janji untuk membeli atau
menjual assets/commodities yang dijadikan sebagai obyek yang
diperdagangkan pada waktu dan dengan harga kesepakatan bersama antara
pihak penjual dan pihak pembeli.
Adapun nilai di masa mendatang dari obyek yang diperdagangkan
tersebut sangat dipengaruhi oleh instrumen induknya yang ada di pasar spot
(spot market).
Derivatif yang terdapat di Bursa Efek adalah derivatif keuangan
(financial derivative).
Derivatif keuangan merupakan instrumen derivatif, di mana variabel-variabel
yang mendasarinya adalah instrumen-instrumen keuangan, yang dapat
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 56
berupa saham, obligasi, indeks saham, indeks obligasi, mata uang (currency),
tingkat suku bunga dan instrumen-instrumen keuangan lainnya.
Instrumen-instrumen derivatif sering digunakan oleh para pelaku pasar
(pemodal dan perusahaan efek) sebagai sarana untuk melakukan lindung
nilai (hedging) atas portofolio yang mereka miliki.
Jenis produk turunan (derivatif) yang diperdagangkan di BEI adalah:
• IDX LQ45 Futures
• Indonesia Government Bond Futures (IGBF)

4) Private Equity Firms


Suatu perantara keuangan yang berinvestasi pada ekuitas yang tidak
diperdagangkan di pasar modal. Dua jenis private equity firms yang
mendominasi kelompok ini adalah perusahaan modal ventura (Venture capital
(VC) firms) dan perusahaan Leveraged buyout (LBO).
a) Perusahaan modal ventura
Menyediakan pendanaan untuk perusahaan privat baru (private start-up
companies) ketika pertama kali dibentuk.
Contoh:
Pendanaan pertama kali perusahaan raksasa Google dilakukan oleh
perusahaan modal ventura.
b) Leveraged buyout (LBO) firms
Mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang umumnya sudah tidak
berkinerja bagus dengan tujuan agar perusahaan tersebut mampu
menghasilkan laba kembali, selanjutnya perusahaan akan dijual kembali
oleh mereka.
Perusahaan LBO biasanya menggunakan utang untuk mendanai
pembelian suatu perusahaan.

2.3 Pasar Keuangan : Pasar Sekuritas

Sekuritas adalah suatu instrumen yang dapat dinegosiasikan dan mewakili suatu
klaim keuangan. Bentuknya bisa berupa saham (equity securities) atau instrumen utang
(debt securities).

Pasar sekuritas menjadikan para investor (individu dan dunia usaha) ikut dalam
kegiatan perdagangan sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan publik.

✓ Pasar Perdana versus Pasar Sekunder


• Pasar perdana – suatu pasar dimana sekuritas diperjualbelikan untuk
pertama kalinya. Perusahaan yang menjual sekuritas mendapatkan sejumlah
uang.
• Pasar sekunder – suatu pasar untuk perdagangan selanjutnya (subsequent
trading) dari sekuritas yang telah diterbitkan sebelumnya. Perusahaan yang
menerbitkan saham tidak menerima uang sama sekali.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 57
✓ Jenis-jenis Sekuritas
1. Sekuritas utang
Perusahaan meminjam uang dengan cara menjual sekuritas utang di
pasar utang (debt market). Utang diklasifikasikan berdasarkan periode jatuh
temponya, yaitu:
• kurang dari satu tahun (diterbitkan di pasar uang),
• satu hingga 10 tahun (disebut Note, diterbitkan di pasar modal),
• lebih dari 10 tahun (disebut Bond, diterbitkan di pasar modal).

2. Sekuritas ekuitas
Sekuritas ekuitas mewakili kepemilikan dalam suatu perusahaan. Ada dua tipe utama
dari sekuritas ekuitas, yaitu: saham biasa dan saham preferen.
• Saham biasa merepresentasikan kepemilikan ekuitas di dalam suatu
perusahaan, memiliki hak suara, dan memberikan hak mendapatkan profit berupa
dividen kepada pemegangnya.
• Saham preferen adalah suatu sekuritas ekuitas. Saham ini memberikan
keistimewaan secara relatif dibandingkan dengan pemegang saham biasa, yakni
dalam pembayaran dividen dan klaim atas aset.

Pasar Saham
Pasar saham adalah pasar publik dimana saham dari berbagai perusahaan
diperdagangkan. Pasar saham diklasifikasikan dalam bentuk:

1. Bursa yang terorganisasi


(Organized security exchanges), secara fisik memiliki ruangan dan instrumen
keuangan yang diperdagangkan di tempat-tempat mereka.

Contoh: New York Stock Exchange (NYSE) yang berlokasi di New York.
Saat ini, NYSE merupakan hybrid market. Ia menyediakan perdagangan tatap muka
(face-to-face trading on the floor of the stock exchange) selain perdagangan secara
elektronik (automated electronic trading).

2. Over-the-counter market.
NASDAQ (National Association of Securities Dealers Automated Quotations)
merupakan suatu over-the-counter market dan menyebut dirinya sebagai ”screen-
based, floorless market”. Di tahun 2013, hampir 3200 perusahaan telah terdaftar di
NASDAQ, termasuk Starbucks, Google, Intel, and Whole Foods.

✓ Karakteristik Perbedaan Instrumen Keuangan


1. Instrumen Utang pada Pasar Uang (Money Market Debt)
Bagi Peminjam
• Hal yang bagus untuk mendapatkan dana yang tidak mahal dalam waktu yang
singkat.
• Tingkat suku bunganya lebih rendah daripada pinjaman jangka panjang.
• Dapat meminjam uang yang disesuaikan dengan kebutuhan jangka pendek.
• Jika suku bunga meningkat, maka biaya peminjaman (cost of borrowing) akan
serta merta ikut meningkat.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 58
Bagi Investor
• Sangat likuid – Uang dapat ditarik kembali dengan cepat saat Anda
membutuhkannya.
• Aman – pada umumnya diinvestasikan ke dalam investasi berkualitas tinggi
untuk periode yang singkat.
• Imbalan rendah – tingkat imbalan biasanya mendekati tingkat inflasi.
2. Instrumen Utang Jangka Panjang dan Sekuritas Pendapatan Tetap (Long-
Term Debt and Fixed Income Securities Market)

Bagi Peminjam
• Tingkat suku bunga telah “dikunci” selama umur/ masa jatuh tempo utang.
• Memiliki keuntungan pajak (tax advantage) dibandingkan dengan saham
karena bunga yang dibayarkan dapat dikreditkan (tax deductible) sedangkan
pembayaran dividen tidak dapat dikreditkan.

Bagi Investor

• Dapat digunakan untuk memperoleh pendapatan jangka pendek yang dapat


diandalkan.
• Beberapa jenis obligasi menghasilkan pendapatan bebas pajak.
• Utang jangka panjang cenderung menghasilkan imbalan lebih besar
dibandingkan utang jangka pendek.
• Risiko lebih rendah dibandingkan saham biasa.
• Investor dapat “mengunci” pendapatan dari bunga dan telah dapat
mengetahui imbalan yang akan diterima di masa datang (dengan asumsi
penerbit utang tidak gagal bayar).

3. Saham Preferen

Bagi Penerbit

• Dividen dapat dihilangkan tanpa disebabkan oleh risiko kebangkrutan.


• Memiliki kelemahan yaitu dividen tidak dapat dikreditkan (not tax deductible)
oleh penerbit. Di sisi lain, pembayaran bunga atas utang dapat dikreditkan.

Bagi Investor

• Bagi investor korporasi, terdapat keuntungan pajak karena minimum 70%


dividen yang diterima termasuk bebas pajak.

4. Saham Biasa

Bagi Penerbit

• Perusahaan penerbit secara legal tidak berkewajiban melakukan pembayaran


dividen.
• Tidak memiliki tanggal jatuh tempo.
• Penerbitan saham biasa meningkatkan kelayanan kredit karena perusahaan
memiliki lebih banyak uang investor untuk melindungi apabila terjadi kerugian.
• Tidak memiliki keuntungan pajak dibandingkan dengan utang. Dimana

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 59
pembayaran bunga bisa dikreditkan sedangkan dividen tidak dapat
dikreditkan.

Bagi Investor

• Dalam jangka panjang, saham biasa memiliki aset finansial berbasis utang
yang lebih baik.
• Seiring dengan peningkatan pendapatan, mengakibatkan peningkatan risiko
pula.
Pasar Keuangan dan Krisis Keuangan
Tahun 2007 terjadi krisis keuangan di USA yang mengarah ke resesi dan
kemudian menyebar ke seluruh dunia. Penyebab utamanya adalah kegagalan dalam
bisnis real estate dan Mortagage-Backed Securities (MBSs).
Dampaknya:

• pemerintah memberikan dana talangan (bailed out) kepada institusi,


• pengangguran meningkat tajam,
• pasar saham tersendat,
• tidak ada lagi bank investasi standalone besar yang masih tersisa.
Pemerintah melakukan proses sekuritasisasi, yaitu:
1. Pembeli (homebuyers) meminjam uang dengan mengambil pinjaman hipotek
(mortgage loan)
2. Pemberi pinjaman menjual hipotek ke perusahaan lain atau ke institusi
keuangan.
3. Institusi keuangan mengumpulkan seluruh portofolio hipotek bersama-sama.
Pembelian portofolio tersebut didanai melalui penjualan MBS.
4. MBSs dijual kepada para investor yang mampu menyimpannya sebagai
investasi atau menjual kembali ke pihak lain.

Karena pemberi pinjaman awal mendapatkan kembali uangnya dengan cepat


dan tidak mengkhawatirkan tentang pembayaran kembali, maka hal ini tidak tepat
untuk menyaring para pemohon pinjaman.

Krisis keuangan dimulai dari penyaringan yang lemah dan kemudian meluas ke
seluruh dunia melalui penjualan MBS.

Di tahun 2010, Dodd-Frank Wall Street Reform and Consumer Protection Act
disetujui, dengan subjek adalah bank dan institusi keuangan nonbank diminta untuk
lebih ketat dalam kegiatan mengawasi nasabah dan melakukan transparansi yang
lebih besar.

Salah satu aturan yang dikenal, “Volker” rule, yang melarang bank melakukan
proprietary trading.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 60
2.4 Perkembangan Pasar Modal di Indonesia

Desember Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh


1912 Pemerintah Hindia Belanda
1914 – 1918 Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.
Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama Bursa Efek di
1925 – 1942
Semarang dan Surabaya
Karena isu politik (Perang Dunia II), Bursa Efek di Semarang dan
Awal 1939
Surabaya ditutup.
1942 – 1952 Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II.
Program Nasionalisasi perusahaan Belanda, sehingga Bursa Efek
1956
semakin tidak aktif.
1956 – 1977 Perdagangan di Bursa Efek vakum
Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ
dijalankan di bawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).
10-8-1977
Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go
public-nya PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga
1977 – 1987 1987 baru mencapai 24 perusahaan. Masyarakat lebih memilih
instrumen perbankan daripada instrumen Pasar Modal.
Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (Pakdes 87)
yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
1987
Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di
Indonesia.
Paket deregulasi di bidang perbankan dan pasar modal
1988 – 1990 diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa
terlihat meningkat.
Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh
2 Juni 1988 Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan
organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (Pakdes 88) yang
memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan
Desember 1988
beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar
modal.
Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh
16 Juni 1989
Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
Swastanisasi BEJ. Bapepam berubah menjadi Badan Pengawas
13 Juli 1992
Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem
22 Mei 1995
komputer JATS (Jakarta Automated Trading System)
Pemerintah mengeluarkan UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang
10 Nov 1995
Pasar Modal. UU ini mulai diberlakukan Januari 1996
1995 Bursa Paralel Indonesia merger dengan BES
Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai
2000
diaplikasikan di pasar modal Indonesai
2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 61
(remote trading)
Penggabungan BES ke BEJ dan berubah nama menjadi Bursa
2007
Efek Indonesia dengan kode internasional IDX.
Peluncuran perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek
2 Maret 2009
Indonesia: JATS – NextG.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 62
Pertemuan 3
BAB 4 : Analisis Keuangan: Meningkatkan Kinerja Perusahaan

4.1 Mengapa Kita Perlu Menganalisis Laporan Keuangan?


Suatu analisis keuangan internal biasa digunakan untuk:
1. mengevaluasi kinerja pegawai.
2. membandingkan kinerja dari divisi-divisi yang berbeda.
3. menyiapkan proyeksi keuangan.
4. mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan dibandingkan dengan kinerja
kompetitor.
Analisis keuangan eksternal dilakukan oleh:
1. Bank atau institusi keuangan lain
2. Para Supplier
3. Agen pemeringkat kredit (Credit rating agencies)
4. Analis profesional
5. Investor individu

4.2 Laporan Keuangan Common Size: Standardisasi Informasi Keuangan

Laporan keuangan berbentuk “common size” adalah suatu versi laporan


keuangan yang telah terstandardisasi dimana seluruh saldo akun disajikan dalam bentuk
persentase. Bentuk ini sangat membantu perusahaan pada saat akan membandingkan
laporan keuangannya dengan laporan keuangan perusahaan lain, meskipun perusahaan
lain tersebut tidak sama “size”-nya.

Bagaimana cara menyiapkan laporan keuangan common size?

• Untuk Laporan Laba Rugi Common Size: nilai tiap akun yang ada dalam Laporan
Laba Rugi dibagi dengan nilai akun penjualan.
• Untuk Neraca Common Size: nilai tiap akun dalam Neraca dibagi dengan nilai total
aset.

4.3 Menggunakan Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan metode lain dalam standardisasi informasi


keuangan atas Laporan Laba Rugi dan Neraca.

Rasio tersebut apabila “berdiri sendiri”, maka tidak memiliki arti apaapa. Oleh
karena itu, rasio yang ada harus dibandingkan dengan:

a. rasio tahun lalu; atau


b. rasio perusahaan lain pada industri sejenis.

Kelompok Rasio
Pertanyaan (untuk Menjawab Pertanyaan)
1. Seberapa likuid perusahaan? Apakah
perusahaan mampu membayar utang-utang Rasio Likuiditas (liquidity ratios)
yang akan jatuh tempo?
2. Bagaimana cara perusahaan mendanai Rasio Struktur Modal (capital

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 63
pembelian aset-asetnya? structure ratios)

3. Seberapa efisien manajemen perusahaan Rasio Efisiensi Manajemen Aset


memanfaatkan aset untuk menghasilkan (asset management efficiency
pendapatan? ratios)

4. Apakah perusahaan mendapatkan imbalan Rasio Profitabilitas (profitability


yang layak atas investasi yang dilakukan? ratios)
5. Apakah manajemen perusahaan Rasio Nilai Pasar (market value
menciptakan nilai bagi para pemegang ratios)
saham?

▪ Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)


Rasio likuiditas mengacu pada suatu pertanyaan dasar:
Seberapa likuid kah perusahaan?
Suatu perusahaan dikatakan likuid jika ia mampu membayar seluruh utang-
utangnya tepat waktu. Kita dapat menganalisis likuiditas perusahaan dari dua
perspektif, yaitu:
1. Likuiditas Keseluruhan
analisis yang membandingkan aset lancar dengan liabilitas lancar.
2. Likuiditas atas Aset Tertentu
analisis dengan menilai mana saja aset likuid perusahaan (misalnya accounts
receivable dan inventories) yang dapat diubah segera menjadi kas.

▪ Likuiditas keseluruhan suatu perusahaan dapat dianalisis dengan menghitung


current ratio dan acid-test ratio.
▪ Current Ratio membandingkan aset lancar (likuid) perusahaan dengan liabilitas
lancar (jangka pendek) perusahaan.

▪ Acid-Test (Quick) Ratio mengeluarkan inventori dari aset lancar karena inventori
dipandang sebagai aset yang tidak likuid.

Kita juga dapat mengukur likuiditas perusahaan dengan cara menilai likuiditas
accounts receivable dan inventories untuk mengetahui berapa lama perusahaan
mampu mengubah piutang dagang dan inventorinya menjadi kas.
▪ Average Collection Period mengukur jumlah hari yang dibutuhkan perusahaan
dalam menagih piutang-piutangnya.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 64
▪ Accounts Receivable Turnover Ratio mengukur berapa kali piutang “berputar”
dalam satu tahun.

▪ Inventory turnover ratio mengukur berapa kali perusahaan “memutar” inventorinya


dalam satu tahun. Perputaran inventori yang pendek menggambarkan tingkat
likuiditas yang besar karena hal ini berarti bahwa inventori perusahaan berubah
menjadi kas dengan lebih cepat.

▪ Days’ Sales in Inventory

Dapatkah perusahaan memiliki banyak likuiditas?

• Investasi yang tinggi dalam bentuk aset likuid akan memampukan perusahaan
membayar utang-utang jangka pendeknya pada waktu yang tepat.
• Namun demikian, investasi yang terlalu besar dalam aset likuid juga kurang bagus
mengingat bahwa aset likuid (seperti kas) menghasilkan return yang minim.
• Capital Structure Ratios
Capital structure mengacu pada cara perusahaan dalam mendanai aset-aset
mereka. Capital structure ratios mengarah pada suatu pertanyaan penting, yaitu:
Bagaimanakah perusahaan membiayai pembelian aset-asetnya?
✓ Debt ratio mengukur porsi aset perusahaan yang dibiayai melalui pinjaman atau
utang.

✓ Times Interest Earned Ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam


memenuhi kewajiban membayar utang dan membayar bunga atas utang
tersebut.

✓ Asset Management Efficiency Ratios


Asset management efficiency ratios mengukur efektivitas perusahaan dalam
pemanfaatan asset-aset yang dimilikinya untuk memperoleh pendapatan.
Rasio ini juga biasa disebut dengan turnover ratios karena merefleksikan berapa
kali suatu aset “berputar” dalam satu tahun.
✓ Total Asset Turnover Ratio (TATO) menggambarkan jumlah penjualan yang
dihasilkan dari tiap dollar (rupiah) aset yang diinvestasikan oleh perusahaan.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 65
✓ Fixed asset turnover ratio mengukur efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan
aset tetap (seperti property, plant and equipment).

✓ Profitability Ratios
Profitability ratios mengarah pada suatu pertanyaan yang sangat fundamental,
yaitu:
Apakah perusahaan telah menghasilkan imbalan atas investasi (returns
on investments) yang memadai?

Ada 2 (dua) faktor dasar yang menentukan profitabilitas dan ROI


perusahaan, yaitu:

1. Pengendalian Biaya (Cost Control)


Seberapa baikkah perusahaan mengendalikan semua biaya untuk setiap dollar yang
dihasilkan dari penjualan?

2. Efisiensi dalam pemanfaatan aset (Efficiency of asset utilization)


Seberapa efektifkah perusahaan menggunakan aset-aset yang dimilikinya untuk
menghasilkan penjualan?
Cost Control: Apakah perusahaan mendapatkan profit marjin yang pantas?
Gross profit margin menunjukkan seberapa baik manajemen perusahaan
mengendalikan biaya-biaya untuk memperoleh profit.

Operating Profit Margin mengukur berapa banyak profit yang dihasilkan dari tiap
dollar (rupiah) penjualan setelah dikurangi costs of goods sold dan operating
expenses. Rasio ini juga mengindikasikan seberapa baik perusahaan dalam
mengelola Laba Rugi-nya.

Net Profit Margin mengukur berapa banyak income yang diperoleh dari tiap dollar
(rupiah) penjualan setelah dilakukan penyesuaian terhadap seluruh biaya (termasuk
income taxes).

Return on Invested Capital

Operating Return on Assets ratio adalah ringkasan dari ukuran tingkat profitabilitas
operasi perusahaan. Nilai rasio ini turut menentukan tingkat kesuksesan manajemen
dalam mengendalikan biaya-biaya dan dalam mengefisiensikan penggunaan aset.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 66
Penguraian :

Apakah Perusahaan Memberikan Imbalan yang Pantas pada Investasi Pemilik?

Return on Equity (ROE) ratio mengukur imbalan atas investasi para pemegang
saham biasa.

Metode DuPont menganalisis ROE perusahaan dengan menguraikannya ke dalam


3 bagian.

Equity multiplier menggambarkan dampak penggunaan debt financing perusahaan


terhadap return on equity-nya. Equity multiplier ini akan meningkat seiring dengan
penambahan utang perusahaan.
1
Equity Multiplier =
1 − Debt Ratio
1 1
= =
Total Liabilities Total Assets − Total Liabilities
1−
Total Assets Total Assets
1
=
Common Equity
Total Assets
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 67
Total Assets
=
Common Equity

• Market Value Ratios


Market value ratios mengarah pada pertanyaan, yaitu:
Bagaimanakah nilai saham perusahaan di bursa saham?

Price-Earnings (PE) Ratio menggambarkan berapa banyak investor yang saat ini
mau membayar sebesar $1 dari earnings yang dilaporkan perusahaan.

Market-to-Book Ratio mengukur hubungan antara market value dengan akumulasi


investasi dalam ekuitas perusahaan.

4.4 Memilih Suatu Pembanding Kinerja (Performance Benchmark)

Terdapat dua jenis pembanding (benchmark) yang biasa dipakai, yaitu:


1. Analisis Trend
membandingkan laporan keuangan perusahaan dalam suatu kurun waktu (time-
series comparisons).
2. Peer Group Comparisons
membandingkan subjek laporan keuangan perusahaan dengan perusahaan “peer”.
• Membandingkan rasio keuangan perusahaan saat ini dengan rasio keuangan masa
lalu dapat memberikan suatu gambaran apakah perusahaan mengalami perbaikan
ataukah kemunduran dalam suatu periode waktu. Jenis analisis keuangan ini disebut
trend analysis.
• Peer Firm Comparisons
Kelompok peer (mitra) biasanya berisikan perusahaan dari industri sejenis.

Rasio keuangan rata-rata suatu industri dapat diperoleh dari sejumlah basis data
keuangan dan sumber-sumber yang berasal dari internet (misalnya yahoo finance dan
google finance).

4.5 Keterbatasan Analisis Rasio


1 Mendapatkan data industri pembanding merupakan hal yang tidak mudah.
2 Data peer-group atau rata-rata industri yang di-publish, tidak selalu menggambarkan
perusahaan yang dianalisis.
3 Suatu rata-rata industri tidak selalu merupakan target atau acuan yang diharapkan.
4 Praktik akuntansi berbeda jauh di antara berbagai perusahaan.
5 Banyak perusahaan musiman yang berubah-ubah kegiatan operasionalnya.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 68
6 Rasio keuangan hanya menawarkan petunjuk (clues).
7 Hasil dari analisis keuangan tidak lebih baik dari kualitas laporan keuangan.

4.6 Latihan Soal


1. Harga per lembar saham PT. Zedden, Tbk pada tanggal 31 Desember 2019 adalah
Rp4.000,- dengan PE Ratio 20. Pada Laporan Laba Rugi terlihat adanya Net Income
sebesar Rp6 miliar. Dari uraian tersebut, berapakah nilai kapitalisasi pasar PT. Zedden,
Tbk?
Jawab :
Market Price per Share
PE Ratio =
Earnings per Share
Rp4.000, −
20 =
Rp6 miliar
Shares Outstanding
20 x Rp6 miliar
Shares Outstanding = = 30.000.000 shares
Rp4.000, −
Nilai Kapitalisasi Pasar = Shares Outstanding x Market Price per Share
= 30.000.000 shares x Rp4.000 = Rp120 miliar

2. Hitung Return on Equity (ROE) jika diketahui perusahaan memiliki penjualan sebesar
Rp1 miliar, net profit margin 16%, debt ratio sebesar 0,6x dan total liabilitas Rp6 miliar!
Jawab :
Return on Equity = Net Profit Margin x TATO x Equity Multiplier
Sales 1
= Net Profit Margin x x
Total Assets 1 − Debt Ratio
Sales 1
= Net Profit Margin x x
Total Liabilities 1 − Debt Ratio
Debt Ratio
Rp1 miliar 1
= 0,16 x x
Rp6 miliar 1 − 0,6
0,6
Rp1 miliar 1
= 0,16 x x
Rp10 miliar 0,4
= 0,16 x 0,1 x 2,5 = 0,04 atau 4%

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 69
Pertemuan 4
BAB 5 : The Time Value of Money—Dasar

5.1 Menggunakan Timeline untuk Memvisualisasikan Arus Kas


Sebuah timeline mengidentifikasikan waktu dan jumlah skema pembayaran (baik kas
yang diterima maupun kas yang dikeluarkan) bersamaan dengan tingkat bunga yang
ditetapkan.
Sebuah timeline biasanya digambarkan dalam jangka waktu tahunan, tetapi bisa saja
digambarkan dalam jangka waktu bulan, harian, maupun satuan waktu lain.

Timeline 4 tahun tersebut menggambarkan hal berikut:

• Tarif bunga sebesar 10%


• Arus kas keluar sebesar $100 terjadi di awal tahun pertama (pada waktu ke-0),
kemudian diikuti oleh arus kas masuk sebesar $30 dan $20 pada tahun pertama dan
kedua, kemudian arus kas keluar sebesar $10 di tahun ketiga dan arus kas masuk
$50 di tahun keempat.

5.2 Compounding and Future Value


Penghitungan time value of money meliputi present value (berapa nilai arus kas saat ini)
dan future value (berapa nilai arus kas di masa yang akan datang).

Contoh: Misalkan anda menyetor $500 di rekening tabungan Anda yang menghasilkan
bunga tahunan 5%. Berapa banyak yang akan Anda miliki di akun Anda setelah dua
tahun? Setelah lima tahun?
FV2 = PV(1 + i)n = 500(1.05)2 = $551.25
FV5 = PV(1 + i)n = 500(1.05)5 = $638.14

PV or Beginning FV or Ending Value


YYear Interest Earned (5%)
Value
11 $500.00 $500*.05 = $25 $525
22 $525.00 $525*.05 = $26.25 $551.25
33 $551.25 $551.25*.05 =$27.56 $578.81
54 $578.81 $578.81*.05=$28.94 $607.75

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 70
55 $607.75 $607.75*.05=$30.39 $638.14

Menggunakan Excel :

Catatan : Jangan lupa pakai tanda minus di depan PV-nya ya 😊

• Bunga Majemuk dengan Periode Pemajemukan yang Lebih Pendek


Beberapa bank biasanya menawarkan akun tabungan yang memajemukkan
bunga secara harian, bulanan, atau pertigabulanan. Semakin sering dimajemukkan
maka akan menghasilkan pendapatan bunga yang semakin tinggi dan menjadikan
nilai future value menjadi semakin tinggi.
Nilai $100 dimajemukkan pada periode non-tahunan dan tarif yang bervariasi:

Contoh: Jika Anda menyetor $50.000 perbulan dalam akun yang membayar
suku bunga tahunan 10%, berapa saldo akun Anda dalam 10 tahun?

FV = PV (1 + i/12)m*12 = $50,000 (1 + 0.10/12)10*12 = $50,000 (2.7070) = $135,352.07

5.3 Discounting and Present Value


Pertanyaan kunci: Berapakah nilai saat ini atas arus kas yang akan diterima di
masa yang akan datang?
Jawaban atas pertanyaan ini memerlukan penghitungan Present Value (PV),

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 71
yaitu nilai hari ini atas arus kas masa depan, serta proses discounting, yaitu
menentukan nilai masa kini dari arus kas masa depan yang diharapkan.

Present value dari $100 dimajemukkan dengan rasio yang berbeda dan untuk
periode waktu yang berbeda.

Contoh: Berapakah nilai present value dari $100.000 yang akan diterima pada akhir
tahun yang ke-25 dengan tingkat diskon 5%?
PV = $100,000 [1/(1.05)25] = $100,000 [0.2953] = $29,530
Menggunakan Excel :

Catatan : Jangan lupa pakai tanda minus di depan FV-nya ya 😊

The Rule of 72: Dapat digunakan untuk menentukan berapa tahun yang dibutuhkan
agar investasi kita menjadi 2x lipatnya.
N = 72/interest rate
Contoh: Apabila kita menginvestasikan dalam tingkat bunga 9%, maka kita
membutuhkan waktu 8 tahun (=72/9) untuk menggandakan nilai dari investasi kita.

✓ Jenis Permasalahan Discounting Tambahan


• Mencari jumlah periode (n)
Berapa tahun yang diperlukan sehingga $10,000 tumbuh menjadi $200,000 jika
diberikan tarif pertumbuhan majemuk 15%?
FV = PV (1 + i)n  $200,000 = $10,000 (1 +.15i)n  1.15n =
$200,000/$10,000  1.15n = 20  n = 1.15log20 = log20/log1.15 (kalkulator) = 21,4
tahun

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 72
• Mencari tarif bunga (i)
Berapa tarif bunga apabila $50,000 harus tumbuh mencapai $1,000,000 dalam 30
tahun?
i = (FV/PV)1/n – 1 = ($100,0000/$50,000)1/30 – 1 = (20)0.0333 – 1 = 1.1050 – 1 = .1050
or 10.50%

5.4 Menjadikan Tingkat Bunga dapat Dibandingkan

Annual Percentage Rate (APR) : APR menunjukkan tingkat bunga yang


diterima selama 1 tahun tanpa kemajemukan (bulanan, harian, triwulanan). APR juga
biasa disebut nominal or quoted interest.

Kita tidak bisa membandingkan dua pinjaman dengan APR jika memiliki periode
pembayaran berbeda (harian, bulanan, tahunan, atau lainnya). Agar bisa dibandingkan,
kita harus mencari effective annual rate (EAR) yakni tingkat bunga yang didapat
selama satu tahun.

Contoh: Berapakah EAR jika nominal rate sebesar 13% dan bunganya dibayarkan
secara bulanan?
EAR = [1+.13/12]12 – 1 = 1.1380 – 1 = .1380 or 13.80%

✓ Bunga Majemuk Berkelanjutan (Continuous Compounding)


Ketika m (number of compounding period) meningkat, begitu juga dengan EAR. Ketika
jarak waktu antara kapan bunga dibayarkan sangat kecil, kita dapat menggunakan
rumus matematika berikut untuk menghitung EAR.
EAR = (equoted rate) – 1
– Dimana “e” adalah 2.71828

Contoh: Berapakah EAR pada kartu kredit anda dengan bunga majemuk berkelanjutan
jika APR adalah 18%?

EAR = e.18 – 1 = 2.71828.18 – 1 = 1.1972 – 1 = .1972 or 19.72%

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 73
Pertemuan 5
BAB 6 : The Time Value of Money—Anuitas dan Topik Lainnya

6.1 Anuitas

Ordinary Annuities
Annuitas adalah pembayaran secara berkala di akhir periode, bisa
bulanan, triwulanan, ataupun tahunan. Apabila pembayaran dilakukan di akhir periode,
maka disebut dengan ordinary annuity.
Future Value dari Ordinary Annuity

FVn = FV anuitas di akhir periode ke-n

PMT = Pembayaran anuitas yang didepositkan ataupun diterima di akhir tiap periode
i = Rasio bunga per periode

n = Jumlah periode lamanya suatu anuitas

Contoh: Berapa uang yang akan terakumulasi sampai akhir tahun ke-10 jika anda
mendepositokan $3000 tiap tahun selama 10 tahun dalam suatu rekening tabungan
yang memberikan bunga 5% per tahun?
FV = $3000 {[ (1+.05)10 - 1] ÷ (.05)} = $3,000 { [0.63] ÷ (.05) } = $3,000 {12.58} =
$37,740
Menggunakan Excel :

Info : Tanda minus (-) pada PMT menunjukkan arus kas keluar
Menentukan suku bunga (i) dalam suatu Ordinary Annuity
Contoh : In 20 years, you are hoping to have saved $100,000 towards your child’s
college education. If you are able to save $2,500 at the end of each year for the next
20 years, what rate of return must you earn on your investments in order to achieve
your goal? Jawab : i = 6.77%
Menggunakan Excel :

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 74
Menentukan jumlah periode (n) dalam suatu Ordinary Annuity

Contoh : You are planning to invest $6,000 at the end of each year in an account that
pays 5%. How long will it take before the account is worth $50,000?
𝐹𝑉 𝑥 𝑖 50,000 𝑥 5%
ln ( 𝑃𝑀𝑇 + 1) ln ( + 1) ln(1.4167)
6,000
𝑛= = = = 𝟕. 𝟏𝟒 𝒚𝒆𝒂𝒓𝒔
ln (1 + 𝑖) ln (1 + 5%) ln (1.05)

Present Value dari Ordinary Annuity

Amortized Loans

Pinjaman yang diamortisasi adalah pinjaman yang dilunasi dengan pembayaran


yang sama - akibatnya, pembayaran pinjaman tersebut merupakan anuitas. Contoh:
Pinjaman hipotek rumah, Pinjaman mobil.
Contoh: Anda berencana untuk meminjam uang $6.000 dari toko furnitur dengan
tingkat bunga tahunan 15% dan akan dibayar tahunan selama 4 tahun. Bagaimanakah
pembayaran utangnya pertahun dan buatlah tabel amortisasinya!
$6.000 = PMT ((1-1(1+0,15)4) : 0,15) = PMT(2,8549)

PMT = $6.000 : 2,8549 = $2.101,59

Annuities Due : Sebuah anuitas yang pembayarannya dilakukan di awal periode

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 75
6.2 Perpetuitas
Perpetuitas adalah anuitas yang berlanjut tanpa memiliki jatuh tempo. Contohnya
adalah dividen dari saham preferen. Ada dua tipe yaitu:
1. Growing Perpetuities : Dimana cash flow tumbuh dengan tingkat bunga yang
konstan dari periode ke periode.

2. Level Perpetuities : Dimana pembayaran dengan jumlah tetap pada seluruh


periode.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 76
Pertemuan 6
BAB 7 : Pengantar Risk and Return

7.1 Tingkat Imbalan dan Risiko: Realisasi dan Ekspektasi


Realisasi imbalan atau imbalan tunai mengukur keuntungan atau kerugian dari suatu
investasi.

Contoh: Anda investasi satu lembar saham Apple (AAPL) seharga $95 dan
menjualnya setahun kemudian seharga $200. Perusahaan tidak membayarkan dividen
apapun selama periode tersebut. Berapakah imbalan tunai atas investasi ini?
Imbalan tunai = $200 + 0 - $95 = $105

Kita juga dapat menghitung tingkat imbalan dalam bentuk persentase. Caranya
sederhana, yaitu membagi imbalan tunai dengan harga awal saham.

Tingkat imbalan= ($200 + 0 - $95) ÷ 95 = 110.53%

Imbalan dari investasi saham biasa dapat bernilai positif atau negatif. Oleh karena itu,
kinerja masa lalu bukanlah suatu indikator untuk menilai kinerja masa datang. Secara
umum, kita berharap untuk mendapatkan imbalan yang lebih tinggi karena kita juga
menanggung risiko yang lebih besar.

Ekspektasi imbalan (Expected return) adalah sesuatu yang diharapkan akan


diperoleh di masa depan oleh investor dari suatu investasi. Ekspektasi imbalan
merupakan rata-rata tertimbang dari imbalan yang mungkin terjadi, dimana
peluangnya ditentukan oleh probabilitas keterjadian.

Contoh : (Recommended pakai tabel yak untuk mempermudah pemahaman)

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 77
Menggunakan persamaan di contoh AAPL,

Ekspektasi Imbalan: = (-10% x 0.2) + (12% x 0.3) + (22% x 0.5) = 12.6%

Mengukur Risiko : Pada contoh sebelumnya, ekspektasi imbalan adalah 12,6%;


Namun demikian, imbalannya berada di kisaran -10% to +22%. Keragaman dalam
imbalan ini dapat dikuantifikasi dengan menghitung Varian atau Standar Deviasi yang
ada pada imbalan investasi.
• Varian adalah kuadrat dari perbedaan rata-rata antara realisasi imbalan
individual dengan harapan imbalan.
• Standar Deviasi adalah akar pangkat dua dari varian. Standar deviasi lebih
umum digunakan untuk menguantifikasi risiko.
Menghitung Varian dan Standar Deviasi dari Tingkat Imbalan Suatu Investasi :
Asumsikan ada dua kemungkinan alternatif investasi, yaitu:
• U.S. Treasury Bill – U.S. Treasury bill dipandang sebagai risk-free, karena
tidak adanya risiko kegagalan dalam pembayaran bunga sebesar 5%.
• Common stock of the Ace Publishing Company – Investasi dalam saham
biasa merupakan suatu investasi yang berisiko.
Probabilitas distribusi suatu imbalan investasi berisikan seluruh kemungkinan
tingkat imbalan dari investasi yang berkaitan dengan probabilitas tiap hasil keluaran
(outcome).

• Probabilitas distribusi dari Treasury bill berupa suatu batang tunggal dengan
tingkat imbalan sebesar 5% yang mengindikasikan bahwa terdapat 100%
probabilitas yang akan menghasilkan imbalan 5%.
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 78
• Imbalan dari saham Ace Publishing company memiliki kisaran dari -10%
(terendah) hingga ke +40% (tertinggi). Oleh karena itu, investasi dalam bentuk
saham biasa adalah berisiko (risky), sedangkan Treasury bill tidak.
• Diketahui bahwa ekspektasi imbalan (expected return) atas saham adalah
sebesar 15% sedangkan ekspektasi imbalan dari Treasury bill sebesar 5%.
• Apakah dengan imbalan atas investasi saham yang lebih tinggi tersebut
menjadikan investasi ini lebih baik (daripada investasi Treasury bill)? Tidak
boleh diabaikan, kita juga perlu mengetahui risiko pada kedua investasi
tersebut.

Risiko diukur menggunakan varian :

Mengukur Varian dan Standar Deviasi suatu Investasi dalam Saham Biasa Ace
Publishing

Kita amati bahwa saham biasa menawarkan harapan imbalan yang lebih tinggi tetapi
juga lebih berisiko, yang diukur melalui standar deviasi. Pilihan seorang investor atas
investasi tertentu akan ditentukan oleh sikap mereka terhadap risiko.

7.2 Sejarah Singkat Imbalan Pasar Keuangan


• Selama ini, para investor memperoleh tingkat imbalan yang lebih tinggi dari
investasi yang lebih berisiko. Oleh karena itu, menginginkan harapan tingkat
imbalan yang lebih tinggi dapat diartikan secara sederhana bahwa para investor
“berharap” dapat merealisasikan imbalan yang lebih tinggi.
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 79
• Imbalan yang lebih tinggi adalah sesuatu yang tidak dapat dijamin akan
diperoleh

7.3 Tingkat Imbalan Rata-Rata Geometrik vs Aritmetik


Tingkat imbalan rata-rata geometrik menjawab pertanyaan, “Berapakah tingkat
pertumbuhan investasi anda?”
Tingkat imbalan rata-rata aritmetik menjawab pertanyaan, “Berapakah rata-rata
tingkat imbalan tahunan?”

Contoh: Lima tahun yang lalu, Mary telah memutuskan untuk menyimpan saham yang
diberikan kepadanya oleh neneknya. Namun, sekarang dia ingin menjual saham yang
telah diberikan oleh neneknya. Berapa tingkat pengembalian rata-rata aritmatika dan
geometris untuk investasi saham tersebut? Lihat tabel berikut.

Rata-rata aritmetik

= Sum of the annual rates of return ÷ Number of years

= 45% ÷ 5 = 9%

Berdasarkan data performa saham di masa lalu, maka Mary dapat mengharapkan
imbalan sebesar 9% di masa depan.
Rata-rata geometrik

= [(1+Ryear1) × (1+Ryear 2 ) × (1+Ryear3) × (1+Ryear4) × (1+Ryear5) ]1/5 - 1 = [(.85)


× (1.15) × (1.25) × (1.30) × (.90)]1/5 - 1 = 7.41%
Tingkat imbalan yang Mary harapkan diterima dalam 5 tahun adalah 7,41%.

7.4 Apa sajakah yang Menentukan Harga Saham?


Secara umum, harga saham cenderung akan meningkat bila ada kabar baik tentang
profit masa depan, dan harga saham cenderung akan turun bila ada kabar buruk
tentang profit masa depan.
Pergerakan harga saham juga dipengaruhi oleh spekulan atau sentimen investor.
The Efficient Market Hypothesis

• Hipotesis Efisiensi Pasar (HEP) menyatakan bahwa harga sekuritas


merefleksikan secara akurat harapan arus kas masa depan dan didasarkan
pada seluruh informasi yang tersedia di tangan para investor.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 80
• Efisiensi Pasar adalah suatu pasar dimana seluruh informasi yang tersedia
berkaitan sepenuhnya dengan harga sekuritas dan imbalan yang diperoleh
para investor atas investasi mereka yang tidak dapat diprediksikan. Terdapat
tiga bentuk yaitu:
• The weak-form efficient market hypothesis
• The semi-strong form efficient market hypothesis
• The strong-form efficient market hypothesis
• Secara umum, pasar diharapkan setidaknya berbentuk weak-form dan semi-
strong form efficient.
• Jika terdapat strategi perolehan profit yang sederhana, maka strategi tersebut
akan menarik perhatian para investor, yang dengan mengimplemantasikan
strategi-strategi tersebut akan berlomba untuk mendapatkan profit.
Pandangan Perilaku
• Hipotesis efisiensi pasar didasarkan pada asumsi bahwa para investor,
sebagai suatu kelompok, adalah orang-orang yang rasional. Pandangan ini
telah “teruji”.
• Jika para investor memproses informasi tidak secara rasional, maka mungkin
saja pasar tidak secara akurat pula menggambarkan informasi publik.
• Sebagai contoh, para investor yang percaya diri terlalu tinggi akan segera
bereaksi pada saat manajemen perusahaan mengumumkan pendapatannya
(earnings) dan memberikan perhatian sedikit pada informasi baru yang
disampaikan oleh manajemen.
• Akibatnya, informasi baru ini meskipun dipublikasikan dan bebas diperoleh,
tidak mempengaruhi harga saham.

Apakah yang diperlihatkan oleh bukti?


• Bila pasar ekuitas tidak efisien, hal ini berarti bahwa para investor dapat
memperoleh imbalan yang nilainya lebih besar dibandingkan dengan risiko
investasi tersebut dengan cara mengambil keuntungan dari kesalahan harga
yang terjadi di dalam pasar.
• Banyak bukti untuk hal yang terakhir ini yang menunjukkan bahwa strategi
yang memunculkan pola-pola ini sangatlah berisiko dan tidak berhasil
dilakukan setelah tahun 2000.
• Kesuksesan awal yang kemudian diikuti oleh kegagalan strategi dalam
menggunakan pola ini menunjukkan bahwa sekali pola diketahui, maka para
investor akan melakukan pembelian secara agresif dengan menggunakan pola
tersebut dan kemudian mengeliminasi ketidakefisienan.
• Selanjutnya, pasar keuangan akan menjadi efisien, paling tidak pada bentuk
semi-strong form.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 81
Pertemuan 7
BAB 8 : Risk and Return—Teori Pasar Modal

8.1 Imbalan Portofolio dan Risiko Portofolio

Dengan diversifikasi yang tepat, Anda dapat menurunkan risiko portofolio tanpa
menurunkan tingkat imbalan ekspektasi (expected return) dari portofolio tersebut.

Risiko-risiko yang dapat dieliminasi melalui diversifikasi tersebut tidak dapat


diperoleh pada pasar keuangan.

Untuk menghitung ekspektasi tingkat imbalan suatu portofolio, kita memberikan


bobot pada tiap-tiap ekspektasi tingkat imbalan dari investasi individual dengan
menggunakan pecahan (porsi) dari portofolio yang diinvestasikan pada tiap investasi
tersebut.

Ekspektasi tingkat imbalan portofolio adalah suatu rata-rata tertimbang


sederhana dari ekspektasi tingkat imbalan investasi dalam portofolio tersebut.

E(rportfolio) = tingkat pengembalian yang diharapkan atas portofolio yang terdiri atas n
aset.
Wn = bobot portofolio untuk aset n.
E(rn) = tingkat pengembalian yang diharapkan yang diperoleh dari aset n.
W1 × E(r1) = kontribusi aset 1 terhadap pengembalian yang diharapkan dari portofolio

Contoh: Evaluasilah ekspektasi imbalan dari portofolio milik Penny di mana ia


menempatkan seperempat uangnya ke dalam Treasury Bill, setengah uangnya ke
Saham Starbuck, dan sisa uangnya ditempatkan ke Saham Emerson Electric.

E(rportfolio) = .25 × .04 + .25 × .08 + .50 × .12 = .09 or 9%

Jadi, tingkat imbalannya adalah 9% untuk portofolio berupa 25% Treasury


Bill, 25% Saham Emerson Electric stock dan 50% saham Starbucks.
Efek pengurangan risiko dengan memasukan sejumlah besar investasi
dalam suatu portofolio disebut dengan diversifikasi.
Perolehan hasil dari diversifikasi bergantung pada tingkat korelasi diantara
investasi-investasi tersebut, yang diukur dengan koefisien korelasi.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 82
• Koefisien korelasi dapat berkisar dari -1.0 (korelasi negatif sempurna), yang
berarti bahwa dua variabel bertentangan secara sempurna, hingga +1.0 (korelasi
positif sempurna).
• Semakin rendah korelasi, semakin besar keuntungan diversifikasi yang akan
diperoleh. (Mengapa? Karena apabila korelasi semakin mendekati +1.0, risiko
yang ditanggung juga semakin besar. Misalkan apabila harga investasi kita
sedang jatuh, kita langsung mengalami kerugian. Sehingga diperlukan korelasi
yang bisa menimbulkan trade-off dan menghasilkan keuntungan diversifikasi,
yaitu korelasi yang semakin mendekati -1.0).

Konklusi Diversifikasi

• Suatu portofolio dapat mengurangi risiko dibandingkan dengan risiko rata-rata dari
investasi individual yang ada di dalam portofolio tersebut.
• Kunci dari pengurangan risiko ini melalui diversifikasi – suatu kombinasi investasi
yang imbalannya tidak berkorelasi positif sempurna.

Menghitung Standar Deviasi dari Imbalan Portofolio

Dampak dari Koefisien Korelasi pada Risiko Portofolio

Semakin rendah korelasi, semakin besar keuntungan dari diversifikasi.

Contoh: Evaluasilah ekspektasi imbalan dan standar deviasi dari portofolio S&P500
dan dana internasional dimana korelasinya diasumsikan 0,20 dan Sarah tetap
menempatkan separuh uangnya ke tiap dana-dana tersebut.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 83
E(rportfolio) = W S&P500 x E(rS&P500) + W International x E(rInternational)
= .5 (12) + .5(14) = 13%

Standard deviation of Portfolio


= √ { (0.52x0.22)+(0.52x0.32)+(2x0.5x0.5x0.20x0.2x0.3)}
= √ {.0385} = .1962 or 19.62%
• Suatu rata-rata tertimbang sederhana dari standar deviasi dua buah dana akan
menghasilkan nilai standar deviasi sebesar 25% (20 x .5 + 30 x .5) atas
portofolio tersebut.
• Namun demikian, standar deviasi dari portofolio bernilai kurang dari 25%
(19.62%) disebabkan oleh keuntungan diversifikasi (dengan korelasi kurang
dari 1).

8.2 Risiko Sistematik dan Portofolio Pasar


Menurut teori CAPM (Capital Asset Pricing Model), risiko relevan
(relevant risk) dari suatu investasi berkaitan dengan bagaimana suatu investasi
memiliki kontribusi terhadap risiko portofolio pasar.
CAPM mengasumsikan bahwa para investor memilih untuk menahan
portofolio yang terdiversifikasi optimal yang di dalamnya terdapat seluruh investasi
berisiko.
Portofolio terdiversifikasi optimal yang meliputi seluruh aset ekonomi ini
biasa disebut dengan portofolio pasar.
Untuk memahami bagaimana suatu investasi berkontribusi pada risiko
portofolio, kita mengategorisasi risiko dari investasi individual ke dalam dua kategori:
• Risiko sistematik : Komponen risiko sistematik mengukur kontribusi dari
investasi pada risiko portofolio pasar. Sebagai contoh: perang, resesi.
• Risiko tidak sistematik : adalah elemen dari risiko yang tidak berkontribusi pada
risiko pasar dan telah didiversifikasikan. Sebagai contoh: penarikan produk, unjuk
rasa buruh, perubahan manajemen.
Risiko Total = Risiko Sistematik + Risiko Tidak Sistematik

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 84
Risiko Portofolio dan Jumlah Investasi dalam Portofolio

Gambar di atas mengilustrasikan bahwa, di saat jumlah sekuritas dalam


portofolio meningkat, kontribusi dari risiko tidak sistematik terhadap standar deviasi
menurun sedangkan risiko sistematik tidak berkurang. Oleh karena itu, portofolio besar
tidak akan terpengarih oleh risiko tidak sistematik.

Risiko Sistematik dan Beta

Risiko sistematik diukur dengan koefisien beta, yang mengestimasi suatu


perluasan dimana imbalan dari investasi tertentu berbeda dengan imbalan dari
portofolio pasar.
Menghitung Beta Portofolio

Beta portofolio mengukur risiko sistematik dari suatu portofolio.

Contoh: Pertimbangkan portofolio yang terdiri dari empat investasi dengan koefisien
beta masing-masing sebesar 1,50, 0,75, 1,80 dan 0,60. Jika Anda menginvestasikan
jumlah yang sama dalam setiap investasi, berapa beta dari portofolio tersebut?
Portofolio Beta = .25(1.50) + .25(0.75) + .25(1.80) + .25 (0.60) = 1.16

8.3 The Security Market Line and The CAPM


CAPM menjelaskan bagaimana beta terkait dengan tingkat pengembalian
yang diharapkan. Semakin tinggi jumlah beta, maka investor akan membutuhkan
tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 85
Risk and Return for Portfolios Containing the Market and the Risk-Free Security

Hubungan garis lurus antara koefisien beta dan ekspektasi imbalan pada
Gambar di atas disebut dengan security market line (SML), dan nilai slope-nya
(kemiringannya) sebesar “penghargaan” atas rasio risiko.
SML adalah suatu grafik yang merepresentasikan CAPM.
SML dapat pula digambarkan dalam bentuk persamaan berikut ini, yang
biasa dikenal dengan CAPM pricing equation :

Persamaan tersebut memberikan kesimpulan bahwa semakin tinggi risiko


sistematik suatu investasi, dengan asumsi hal-hal lain tetap sama, maka imbalan
ekspektasi dari suatu aset yang diinvestasikan juga akan tinggi.
Contoh: Hitunglah tingkat imbalan ekspektasi dari 3 perusahaan utilitas
dengan menggunakan risk-free rate 4.5% dan market risk premium 6%!
Tabel koefisien beta (dari Yahoo Finance)

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 86
E(r) AEP = 4.5% + 0.74(6) = 8.94%
E(r) DUK = 4.5% + 0.40(6) = 6.9%
E(r) CNP = 4.5% + 0.82(6) = 9.42%
Semakin tinggi nilai beta, semakin tinggi pula imbalan ekspektasinya.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 87
Akuntansi Keuangan
Menengah II
Pertemuan 1 dan 2

CP Mata Kuliah :
Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami tentang pembiayaan dengan hutang jangka
panjang, dan dapat menyajikan informasi tentang transaksi pembiayaan dengan hutang
jangka panjang di laporan keuangan.

A. Definisi dan jenis hutang jangka panjang


• Hutang jangka Panjang terdiri dari arus keluar yang terjadi di masa datang akibat
hutang saat ini yang tidak dibayar dalam 1 tahun atau 1 siklus operasi perusahaan,
mana yang lebih lama.
• Jenis jenis hutang jangka panjang diantaranya:
a. Bonds payable
b. Long-term notes payable
c. Mortgages payable
d. Pension liabilities
e. Lease liabilities
B. Bonds Payable (Hutang Obligasi)
1. Penerbitan dan Penilaian obligasi
• Bond Identure = kontrak obligasi. Menunjukkan sebuah perjanjian untuk
membayar :
a. sejumlah uang yang telah ditentukan pada saat jatuh tempo
b. bunga periodic pada tingkat tertentu pada nilai nominal (nilai saat jatuh
tempo)

• Jenis obligasi:

a. Secured and Unsecured (debenture) bonds.


b. Term, Serial, and Callable bonds.
c. Convertible, Commodity-Backed, Deep-Discount bonds.
d. Registered and Bearer (Coupon) bonds.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 88
e. Income and Revenue bonds
• Suku Bunga
a. Stated, coupon, or nominal rate: suku bunga yang tertulis dalam bonds
identure. Untuk menghitung jumlah bunga yang dibayarkan kepada pemegang
obligasi.
Interset Paid: Stated Rate x Face Value of the bond
b. Market rate or effective yield: suku bunga pasar yang digunakan untuk
mengetahui berapa interest expense yang seharusnya dicatat untuk setiap
pembayaran bunga atau tingkat bunga yang benar benar diterima oleh
pemegang obligasi.
Interest Expense = Market Rate x Carrying Value of the bond
• Nilai Obligasi : nilai sekarang (Present Value) dari kas yang akan
dikeluarkan/dibayar, terdiri dari:
a. Pokok Utang (Principal): PV of Principal = (Pokok x PVIFn,i)
b. Bunga yang dibayar (Interest) = PV of Interest = (Bunga x PVIFAn,i)

PV Obligasi = PV of Principal + PV of Interest

• Obligasi diterbitkan dalam tiga kondisi, yaitu:


a. Par value : stated rate = market rate
b. Premium : stated rate > market rate
c. Discount :stated rate < market rate
• Bonds issued at par value
→ Apabila obligasi diterbitkan pada nilai par (nilai nominal), maka tidak ada
diskonto atau premi yang diakui.

Contoh : PT Sinar menerbitkan R $ 100.000 dalam obligasi bertanggal


1 Januari 2015, jatuh tempo dalam lima tahun dengan bunga 9 persen dibayarkan
setiap tahun pada tanggal 1 Januari. Pada saat dikeluarkan, suku bunga pasar
untuk obligasi tersebut adalah 9 persen.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 89
• Bonds Issued at Discount/Premium
Contoh: PT Sinar menerbitkan R $ 100.000 dalam obligasi bertanggal 1
Januari 2015, jatuh tempo dalam lima tahun dengan bunga 9 persen dibayarkan
setiap tahun pada tanggal 1 Januari. Pada saat dikeluarkan, suku bunga pasar
untuk obligasi tersebut adalah 11 persen.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 90
2. Metode untuk Amortisasi Diskon dan Premium – Effective Interest Method

• Bonds Issued at Discount - Effective Interest Method


Contoh: PT Sinar menerbitkan R $ 100.000 dalam obligasi
bertanggal 1 Januari 2015, jatuh tempo dalam lima tahun dengan bunga 8 %,
jatuh tempo 1 Januari 2020 dibayarkan setiap 6 bulan sekali pada tanggal 1
Januari dan 1 Juli. Pada saat dikeluarkan, suku bunga pasar untuk obligasi
tersebut adalah 10%

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 91
Jurnal Penerbitan 1 Januari 2015

Cash 92,278

Bonds Payable 92,278

Jurnal untuk mencatat pembayaran bunga dan amortisasi 1 Juli 2015

Interest expense 4,614

Bonds payable 614

Cash 4,000

Jurnal untuk mencatat bunga akrual dan amortisasi saat penyesuaian 31


Desember 2015

Interest expense 4,645


Interest payable 4,000
Bonds payable 645

Jurnal pembayaran bunga dan amortisasi diskonto 1 Januari 2016

Interest Payable 4,000


Cash 4,000

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 92
• Bonds Issued at a Premium – Effective Interest Method

PT Sinar menerbitkan R $ 100.000 dalam obligasi bertanggal 1


Januari 2015, jatuh tempo dalam lima tahun dengan bunga 8 persen
dibayarkan setiap semester pada tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Pada saat
dikeluarkan, suku bunga pasar untuk obligasi tersebut adalah 6 persen.

Jurnal Penerbitan 1 Januari 2015

Cash 108,530
Bonds payable 108,530

Jurnal Pembayaran bunga dan amortisasi 1 Juli 2015

Interest expense 3,256

Bonds payable 744


Cash 4,000
Accrued Interest (Bunga Akrual)

Apabila PT Sinar laporan keuangannya dibuat di akhir Februari 2015, maka


pengakuan beban bunganya

Interest expense 1,085.33


Bonds payable 248.00
Interest payable 1,333.33

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 93
3. Bonds Issued between Interest Dates
a. At Par Value
Contoh: PT ABC menerbitkan obligasi pada tanggal 1 Januari 2020 dengan nominal
obligasi $1.000, jangka waktu 3 tahun, suku bunga 8%, dan bunga dibayarkan setiap
semester. Obligasi tersebut baru terjual pada tanggal 1 Mei 2020.

Penjelasan:

Pola pembayaran kas sama dengan bila dijual tanggal 1 Januari 2020.

Bunga yang diterima pembeli 1/7/2020 sebesar $40 (bunga untuk 6 bulan), tetapi
pembeli sebenarnya hanya berhak atas bunga 2 bulan (Mei dan Juni).

Untuk mengatasinya, pada saat membeli obligasi pada tanggal 1 Mei, selain
membayar harga obligasi, pembeli juga membayar bunga untuk 4 bulan (Januari
sampai April). Dengan demikian, pembeli berhak atas bunga 6 bulan pada tanggal
1 Juli 2020.

Dari sudut penjual: Penjual menerima pembayaran bunga 4 bulan tanggal 1 Mei
dan membayar bunga 6 bulan pada tanggal 1 Juli.

Jika suku bunga pasar 8% (sama dengan suku bunga nominal), PV 1 Januari
$1.000,00. Pembeli akan membayar $1.000,00 untuk harga obligasi. Selain itu,
pembeli juga akan membayar bunga 4 bulan sebesar 1.000,00 * 8% * 4/12 =
$26,67. Total kas yang terima PT ABC sebesar $1.000 + $26,67 = $1.026,67

Jurnal Penjualan 1 Mei 2020

Cash 1.026,67

Bonds Payable 1.000,00

Interest Expense 26,67

Pembayaran bunga 1 Juli 2020

Interest Expense 40,00

Cash 40,00

b. At Discount

Kondisi awal seperti contoh soal sebelumnya, namun suku bunga pasar sebesar
10%. Sehingga:

Penerbit menerima $949,25 untuk obligasi dan menerima $26,67


($1.000*8%*2/12) untuk bunga 4 bulan.

Jurnal 1 Mei 2020

Cash 975,92

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 94
Bonds Payable 949,25

Interest Expense 26,67

Tanggal 1 Juli PT ABC membayar bunga 6 bulan ($40) dan mencatat amortisasi
diskon untuk 2 bulan (mei & juni) sebesar $7,46*2/6=$2,49.

Interest Expense 42,49

Cash 40,00

Bonds Payable 2,49

Note: Berdasarkan jurnal-jurnal di atas, saldo akun Beban bunga PT ABC adalah
sebesar $42,49-$26,67=$15,82. Jumlah ini sama dengan perhitungan beban bunga
efektif untuk 2 bulan (mei & juni): $949,25*10%*2/12=$15,82.

c. At premium

Asumsikan PT. Sinar mengissued bonds payable bertanggal 1 Januari 2015


dengan tingkat bunga 8% jatuh tempo 5 tahun pada 1 Mei 2015 pada tingkat bunga
pasar 6%. Bonds issue pada harga premium €108.039 . Bunga diberikan setiap
tanggal 1 Juli dan 1 januari.

Jurnal pada 1 Mei 2015

Cash 108,039

Bonds payable 108,039


Cash 2,667
Interest expense(€100,000 x .08 x 4/12) 2,667

Jurnal pada 1 Juli 2015

Interest expense ($100,000 x .08 x 1/2) 4,000


Cash 4,000

Bonds payable 253

Interest expense 253

C. Notes Payable
• Akuntansi nya sama seperti Bonds payable.
• Notes Payable diterbitkan pada nilai par (At Par Value)

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 95
Contoh : Coldwell, Inc. Mengeluarkan € 100,000, 4 tahun, 10% note pada nilai
nominal ke Flint Hills Bank pada 1 Januari 2015, dan menerima € 100,000 tunai.
Catatan ini membutuhkan pembayaran bunga tahunan setiap tanggal 31 Desember.
Siapkan catatan jurnal Coldwell untuk mencatat (a) penerbitan surat dan (b)
pembayaran bunga 31 Desember.
(a) Jurnal pemerbitan 1 Januari 2015
Cash 100,000
Notes payable 100,000
(b) Jurnal pembayaran bungan 31 Desember 2015
Interest expense (€100,000 x 10%) 10,000
Cash 10,000
• Notes Payable diterbitkan bukan pada nilai par
a. Zero-Interest-Bearing Notes
Perusahaan penerbit mencatat perbedaan antara jumlah nominal dan present
value (uang yang diterima) sebagai diskonto dan mengamortisasi jumlah
tersebut menjadi beban bunga selama umur wesel.
Ilustrasi: Turtle Cove Company mengeluarkan surat berharga tiga tahun, $
10.000, tanpa bunga kepada Jeremiah Company. Tingkat implisit yang
menyamakan total kas yang harus dibayar ($ 10.000 pada saat jatuh tempo) ke
nilai sekarang dari arus kas masa depan ($ 7.721,80 hasil tunai pada tanggal
penerbitan) adalah 9 persen.

Cash 7,721.80

Notes Payable 7,721.80

(bisa dihitung dengan cara PV dari $1000 saja, karena tidak ada pembayaran
bunga)

Jurnal untuk mencatat interest expense untuk akhir tahun pertama:

Interest Expense ($7,721.80 x 9%) 694.96

Notes Payable 694.96

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 96
d. Interest Bearing Notes
Ilustrasi: Marie Co. mengeluarkan uang tunai sebesar € 10.000, Notes payable tiga
tahun dengan suku bunga 10 persen untuk Morgan Corp. Tingkat bunga pasar
untuk risiko serupa adalah 12 persen. Dalam hal ini, karena tingkat bunga efektif
(12%) lebih besar dari tingkat yang dinyatakan (10%), nilai sekarang dari Notes
kurang dari nilai nominal. Artinya, Notes payable itu ditukarkan dengan harga
diskon.

Jurnal penerbitan NotesPayable


Cash 9,520
Notes Payable 9,520

Jurnal akhir tahun pertama:


Interest Expense 1,142
Notes Payable 142
Cash 1,000

• Situasi Khusus untuk Notes Payable - Notes Issued for Property, Goods, or
Services
Ilustrasi: Pada tanggal 31 Desember 2015, Wunderlich Company mengeluarkan
Notes Payable kepada Brown Interiors Company untuk layanan arsitektural.
Notes tersebut memiliki nilai nominal sebesar £ 550.000, jatuh tempo tanggal 31
Desember 2020, dan dikenakan suku bunga 2 persen, dibayarkan setiap akhir
tahun. Wunderlich tidak dapat dengan mudah menentukan nilai wajar dari
layanan arsitektur, juga tidak ada catatan yang mudah dipasarkan. Atas dasar
peringkat kredit Wunderlich, tidak adanya agunan, suku bunga utama pada
tanggal tersebut, dan bunga yang berlaku atas hutang Wunderlich yang lain,
perusahaan menetapkan suku bunga 8 persen yang sesuai dalam keadaan ini.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 97
Jurnal pada 31 Desember 2015

Building (or Construction in Process) 418,239


Notes Payable 418,239

Jurnal 31 Desember 2016 - pembayaran bunga dan amortisasi


Interest Expense 33,459

Notes Payable 22,459

Cash 11,000

D. Extinguishment of Non-Current Liabilities


1. Pelunasan dengan cash sebelum jatuh tempo

Catatan :

• Jumlah tercatat bersih> Harga perolehan kembali = Keuntungan


• Harga pembelian kembali> Nilai tercatat bersih = Kerugian
• Pada saat perolehan kembali, premi atau diskon yang belum
diamortisasi harus diamortisasi hingga tanggal perolehan
kembali.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 98
Contoh: PT Sinar menerbitkan € 100.000 dalam obligasi bertanggal 1 Januari
2015, jatuh tempo dalam lima tahun dengan bunga 8 persen dibayarkan setiap
semester pada tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Pada saat dikeluarkan, suku bunga
pasar untuk obligasi tersebut adalah 10 persen. Diketahui PV = 92.278.

Pada 1 Januari 2017, Utang obligasi dilunasi pada nilai kurs 101%

Jurnal 1 Januari 2017


Bonds Payable 94,925
Loss on Extinguishment of Bonds 6,075
Cash 101,000

1. Pelunasan dengan pertukaran aset atau sekuritas


a. Pelunasan dengan pertukaran aset
Contoh : Bank Hamburg meminjamkan € 20.000.000 kepada Bonn Mortgage
Company. Bonn menginvestasikan uang ini di bangunan apartemen. Namun,
karena tingkat hunian yang rendah, ia tidak dapat memenuhi kewajiban
pinjamannya. Bank Hamburg setuju untuk menerima real estat dari Mortgage
Bonn dengan nilai wajar € 16.000.000 untuk melunasi kewajiban pinjaman
sebesar € 20.000.000. Real estat memiliki nilai tercatat € 21.000.000 pada
pembukuan Bonn Mortgage.
Bonn (debitur) mencatat transaksi ini sebagai berikut.
Note Payable (to Hamburg Bank) 20,000,000
Loss on Disposal of Real Estate (21jt-16jt) 5,000,000
Real Estate 21,000,000
Gain on Extinguishment of Debt (20jt-16jt) 4,000,000
b. Pelunasan dengan sekuritas
Contoh : Bank Hamburg menyetujui menerima 320.000 lembar saham biasa
(nilai par €10) dari Bon Mortage yang memiliki fair value 16.000.000 untuk

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 99
melunasi utangnya sebesar 20.000.000.
Bon Mortage mencatat transaksi tersebut sebagai berikut.
Notes Payable 20.000.000.000
Share Capital-Ordinary (€10 x 320.000) 3.200.000
Share Premium-Ordinary ( 16jt-3,2jt) 12.800.000
Gain on Extinguishment of Debt (20jt-16jt) 4.000.000

2. Pelunasan dengan modifikasi terms


Kreditur dapat menawarkan salah satu modifikasi atau gabungan modifikasi berikut.
a. Pengurangan stated interest rate.
b. Perpanjangan tanggal jatuh tempo.
c. Pengurangan jumlah nominal utang.
d. Pengurangan atau penangguhan bunga yang masih harus dibayar.
Ilustrasi: Pada 31 Desember 2015, Morgan National Bank melakukan perjanjian
modifikasi utang dengan Resorts Development Company. Bank
merestrukturisasi pinjaman ¥10.500.000 yang diterbitkan pada nilai nominal
dengan :
a. Mengurangi kewajiban pokok dari ¥ 10.500.000 menjadi ¥ 9.000.000;
b. Memperpanjang tanggal jatuh tempo dari tanggal 31 Desember 2015 sampai
dengan tanggal 31 Desember 2019; dan
c. Mengurangi tingkat suku bunga(stated rate) sebesar 12 persen menjadi 8
persen. Mengingat kesulitan keuangan Resorts Development, tingkat pinjaman
berbasis pasar adalah 15 persen.

Note Payable (old) 10,500,000


Gain on Extinguishment of Debt 3,298,664
Note Payable (new) 7,201,336

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 100
Karena Notes Payable telah direstrukturisasi, maka tabel amortisasi untuk notes
payable yang baru adalah sebagai berikut.

D. Fair Value Option


• Liabilitas tidak lancar dicatat pada nilai wajar, dengan keuntungan atau kerugian
yang belum direalisasi dilaporkan sebagai bagian dari laba bersih.
• Ilustrasi : Pada 1 Mei 2015, Edmonds Company telah menerbitkan obligasi €
500.000, 6 %, pada nilai nominal. Edmonds memilih opsi nilai wajar untuk obligasi
ini. Pada 31 Desember 2015, nilai obligasi sekarang € 480.000 karena suku bunga
di pasar telah meningkat menjadi 8 persen.

Jurnalnya:

Bonds Payable (€500,000 - €480,000) 20,000

Unrealized Holding Gain or Loss—Income 20,000

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 101
Pertemuan 3

CP Mata Kuliah:
Mahasiswa mampu menjelaskan, memahami, membuat jurnal transaksi instrumen ekuitas
entitas dan menyajikan transaksi tersebut di laporan keuangan.

A. Definisi instrumen ekuitas


Ekuitas sering disubklasifikasikan pada laporan posisi keuangan ke dalam kategori
berikut:
• Share capital.
• Share premium.
• Retained earnings.
• Accumulated other comprehensive income.
• Treasury shares.
• Non-controlling interest (minority interest).

B. Pencatatan transaksi yang terkait dengan instrumen ekuitas


1. Penerbitan Saham
• Saham dengan nilai par. Perusahaan membuat akun untuk:
- Preference Shares or Ordinary Shares
- Share Premium
• Saham tanpa nilai par
➢ Saham tanpa par value tidak mencatat akun share premium
➢ Apabila tidak ada par value namun ada stated value, maka saham
tersebut diperlakukan sama seperti saham yang ada par valuenya
➢ Contoh 1: Video Electronics Corporation memiliki 10.000 saham biasa
yang diotorisasi tanpa nilai nominal. Jika Video Electronics mengeluarkan
500 saham dengan menerima kas sebesar €10 per saham, jurnalnya

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 102
adalah sebagai berikut:
Cash 5,000
Share Capital—Ordinary 5,000
Video Electronics mengeluarkan 500 saham lainnya seharga €11 per
saham, jurnalnya:
Cash 5,500
Share Capital—Ordinary 5,500
➢ Contoh 2: Beberapa negara mengharuskan saham tanpa nilai par
memiliki stated value. Jika sebuah perusahaan menerbitkan 1.000 saham
dengan stated value €5 sebesar €15 per saham, jurnalnya adalah:
Cash 15,000
Share Capital—Ordinary 5,000
Share Premium—Ordinary 10,000
• Saham yang diterbitkan dengan sekuritas lainnya
➢ Proportional method: Nilai pasar semua sekuritas diketahui
Contoh: Ravonette Corporation mengeluarkan 300 lembar saham biasa
dengan nilai nominal $10 dan 100 lembar saham preferen dengan nilai
nominal $50 dengan jumlah sekaligus (lump sum) $13,500. Saham biasa
memiliki nilai pasar $20 per saham, dan saham preferen memiliki nilai
pasar $90 per saham.

Proportional
Method

Cash 13,500
Share Capital—Preference (100 X $50) 5,000
Share Premium—Preference 3,100
Share Capital—Ordinary (300 X $10) 3,000
Share Premium—Ordinary 2,400

➢ Incremental method: Salah satu nilai pasar sekuritas tidak diketahui


Contoh: Ravonette Corporation mengeluarkan 300 lembar saham biasa

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 103
dengan nilai nominal $10 dan 100 lembar saham preferen dengan nilai
nominal $50 dengan jumlah sekaligus (lump sum) $13,500. Saham biasa
memiliki nilai pasar $20 per lembar, dan nilai pasar saham preferen tidak
diketahui.

Incremental
Method

Cash 13,500
Share Capital—Preference (100 X $50) 5,000
Share Premium—Preference 2,500
Share Capital—Ordinary (300 X $10) 3,000
Share Premium—Ordinary 3,000
• Saham yang diterbitkan dalam transaksi non kas
➢ General Rule: Perusahaan harus mencatat saham yang diterbitkan untuk
jasa atau properti selain uang tunai pada nilai wajar barang atau jasa yang
diterima. Jika nilai wajar barang atau jasa tidak dapat diukur dengan andal,
gunakan nilai wajar dari saham yang diterbitkan.
➢ Ilustrasi: Rangkaian transaksi berikut mengilustrasikan prosedur untuk
mencatat penerbitan 10.000 saham dengan nilai nominal €10 untuk paten
bagi Marlowe Company
1. Marlowe tidak dapat dengan mudah menentukan nilai wajar dari
paten, tetapi ia tahu nilai wajar dari saham tersebut adalah
€140,000.
Patent 140,000
Share Capital—Ordinary 100,000
Share Premium—Ordinary 40,000
2. Marlowe tidak dapat dengan mudah menentukan nilai wajar
saham, tetap ditentukan bahwa nilai wajar paten adalah €150,000.
Patent 150,000
Share Capital—Ordinary 100,000
Share Premium—Ordinary 50,000
3. Marlowe tidak dapat dengan mudah menentukan nilai wajar saham
atau nilai wajar paten. Konsultan independen menilai paten ini
sebesar €125,000 berdasarkan diskon arus kas yang diharapkan.
Patent 125,000

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 104
Share Capital—Ordinary 100,000
Share Premium—Ordinary 25,000
• Biaya penerbitan saham
Biaya langsung yang dikeluarkan untuk menjual saham, seperti
- biaya penjaminan emisi,
- biaya akuntansi dan hukum,
- biaya pencetakan, dan
- pajak,
harus mengurangi hasil yang diterima dari penjualan saham
2. Reakuisisi Saham (Treasury Shares)
a. Pembelian Saham Treasuri
• Dua metode yang dapat diterima:
- Metode biaya (lebih banyak digunakan).
- Metode nilai nominal atau nilai par.
• Saham treasuri mengurangi ekuitas.
• Ilustrasi: Pacific Company menerbitkan 100.000 saham biasa dengan nilai
par $1, seharga $10 per saham. Selain itu, memiliki laba ditahan (retained
earnings) sebesar $300,000. Pada 20 Januari 2015, Pacific mengakuisisi
10.000 sahamnya dengan harga $11 per saham. Pacific mencatat
reakuisisi sebagai berikut:
Treasury Shares 110,000
Cash 110,000
Equity Section untuk Pacific Company setelah pembelian saham treasuri
b. Penjualan Saham Treasuri (menambah total aset dan ekuitas)

• Penjualan saham treasuri di atas cost


Contoh: Pacific membeli 10.000 saham treasuri dengan harga
$11 per saham. Saham tersebut kemudian dijual sebanyak 1.000 saham
seharga $15 per saham pada 10 Maret. Pascific mencatat entri sebagai
berikut:

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 105
Cash 15,000
Treasury Shares 11,000
Share Premium—Treasury 4,000
• Penjualan saham treasuri di bawah cost
Contoh: Pacific menjual 1.000 saham treasuri tambahan pada 21 Maret
dengan harga $8 per saham, dan mencatat penjualan sebagai berikut:

Cash 8,000
Share Premium—Treasury 3,000
Treasury Shares 11,000

Asumsikan bahwa Pasific menjual tambahan 1000 saham treasuri dengan


harga $8 per saham pada 10 April
Cash 8,000
Share Premium—Treasury 1,000
Retained Earnings 2,000
Treasury Shares 11,000

3. Saham Preference
• Fitur umum mengenai saham Preferen :
a. Saham preferen kumulatif : mensyaratkan bahwa jika perusahaan gagal
membayar dividen dalam setiap tahunnya, maka perusahaan harus
menyelesaikannya pada tahun berikutnya sebelum membayar dividen
kepada pemegang saham biasa.
b. Saham preferen partisipasi : berbagi secara rata-rata dengan
pemegang saham biasa atas setiap pembagian laba diluar tingkat yang
ditentukan.
c. Saham preference konvertibel : memungkinan untuk menukar saham
preference menjadi saham biasa pada rasio yang telah ditentukan.
d. Saham preferen callable : perusahaan penerbit diizinkan untuk menarik
atau menebus saham preferen yang beredar pada tanggal tertentu di
masa depan dan pada harga yang ditentukan.
e. Saham preferen yang dapat ditukar : ifrs mensyaratkan efek seperti
utang misalnya saham preferen yang dapat ditukar diklasifikasikan

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 106
sebagai liabilitas dan diukur serta dicatat sama dengan liabilitas.
• Contoh pencatatan saham preference :
Bishop Co. menerbitkan 10.000 saham dengan nilai preferensi saham
£ 10 untuk uang tunai £ 12 per saham. Bishop Co. mencatat penerbitan
sebagai berikut:

Cash 120,000

Share Capital—Preference 100,000

Share Premium—Preference 20,000

4. Pemecahan Saham (Share Split)


• Untuk mengurangi nilai pasar saham.
• Tidak ada entri yang dicatat untuk pemecahan saham.
• Mengurangi nilai nominal dan meningkatkan jumlah saham.
C. Dividen
Semua dividen, kecuali dividen saham, mengurangi total ekuitas pemegang saham
dalam perusahaan. Jenis-jenis dividen, yaitu:
1. Dividen Kas/ Tunai
• Pengumuman dividen kas merupakan kewajiban, dan karena pembayaran
biasanya dilakukan dengan segera, maka biasanya disebut sebagai kewajiban
lancar.
• Ilustrasi: Roadway Freight Corp pada 10 Juni mengumumkan dividen tunai 50%
dari total nilai saham sebesar 1,8 juta yang akan dibayarkan pada 16 Juli
kepada semua pemegang saham yang dicatat pada 24 Juni.
Pada tanggal Pengumuman (10 Juni)
Retained Earnings 900,000
Dividends Payable 900,000
Pada tanggal pencatatan (24 Juni)
Tidak ada ayat jurnal
Pada tanggal pembayaran (16 Juli)
Dividends Payable 900,000
Cash 900,000
2. Dividen Properti
• Dividen dibayarkan dalam aset selain uang tunai.
• Menyatakan kembali pada nilai wajar properti yang akan dibagikan, mengakui
keuntungan atau kerugian.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 107
• Ilustrasi: Tsen, Inc. mentransfer kepada beberapa pemegang saham
investasinya (held-for-trading) dalam sekuritas seharga HK $1,250,000
dengan mengumumkan dividen properti pada 28 Desember 2014, untuk
dibagikan pada 30 Januari 2015, kepada pemegang saham yang tercatat
pada 15 Januari 2015. Pada tanggal deklarasi, surat berharga memiliki nilai
wajar HK $ 2.000.000. Tsen membuat entri berikut:
Pada tanggal pengumuman (28 Desember 2014)
Equity Investments 750,000
Unrealized Holding Gain or Loss—Income 750,000
Retained Earnings 2,000,000
Property Dividends Payable 2,000,000
Pada tanggal pendistribusian (30 Januari 2015)
Property Dividends Payable 2,000,000
Equity Investments 2,000,000
3. Dividen Likuidasi
• Setiap dividen yang tidak didasarkan pada laba merupakan pengurangan
modal yang disetor oleh pemegang saham
• Ilustrasi: McChesney Mines Inc. mengeluarkan "dividen" kepada pemegang
saham biasa sebesar £1,200,000. Pengumuman dividen tunai mencatat
bahwa pemegang saham harus mempertimbangkan £900,000 sebagai
pendapatan dan sisanya merupakan pengembalian modal.
Pada tanggal pengumuman
Retained Earnings 900,000
Share Premium—Ordinary 300,000
Dividends Payable 1,200,000

Pada tanggal pembayaran


Dividends Payable 1,200,000
Cash 1,200,000
4. Dividen Saham
Ilustrasi: Vine Corporation memiliki 1.000 saham beredar dengan nilai nominal
saham biasa £1 dan laba ditahan sebesar £50,000. Jika Vine mengumumkan
dividen saham 10%, maka ia menerbitkan 100 saham tambahan kepada
pemegang saham saat ini. Jika nilai wajar saham pada saat dividen saham
adalah £ 8 per saham, jurnalnya adalah:
Pada tanggal pengumuman
Retained Earnings 100
Ordinary Share Dividend Distributable 100

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 108
Pada tanggal distribusi
Ordinary Share Dividend Distributable 100
Share Capital—Ordinary 100

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 109
Pertemuan 4 dan 5

CP Mata Kuliah:
Mahasiswa mampu menjelaskan dan menghitung angka Laba Per Saham

A. Instrumen yang dapat dikonversi (Convertible Debt)


Convertible Debt dapat dicatat sebagai instrumen majemuk (compound
instrument). Perusahaan menggunakan metode " with-and-without " untuk menilai
instrumen majemuk.

Harga Pasar PV Obligasi Equity


− (Liability =
Convertible Debt Component
Component)

• Pencatatan Transaksi Convertible Debt


Contoh: Roche Group (CHE) menerbitkan 2.000 obligasi konversi pada
awal 2019. Obligasi tersebut memiliki jangka waktu 4 tahun dengan tingkat bunga
6% dan diterbitkan pada nilai nominal dengan nilai nominal €1,000 per obligasi
(total hasil diterima dari penerbitan obligasi adalah €2.000.000). Bunga dibayarkan
setiap tahun pada tanggal 31 Desember. Setiap obligasi dapat dikonversi menjadi
250 saham biasa dengan nilai nominal €1. Tingkat suku bunga pasar untuk utang
non- konversi serupa adalah 9%.
PV Obligasi Non Konversi (Liability Component)
= (Pokok x PVIF4,9%) + (Bunga x PVIFA4,9%)
= (2,000,000 x 0.70843) + (120,000 x 3.23972)
= 1,416,860 + 388,766
= 1,805,626

Equity Component = 2,000,000 – 1,805,626

= 194,374
a. Jurnal Saat Penerbitan
Cash 2,000,000

Bonds Payable 1,805,606

Share Premium—Conversion Equity 194,394

b. Penyelesaian Convertible Bonds


− Pembelian kembali (Repurchase) pada Jatuh Tempo. Jika obligasi tidak
dikonversi pada saat jatuh tempo, Roche membuat entri berikut untuk
melunasi obligasi yang dapat dikonversi:
Bonds Payable 2,000,000
Cash 2,000,000

Catatan : Share Premium-Convertion Equity sebesar 194,394 dapat


ditransfer ke akun Share Premium-Ordinary

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 110
− Dikonversi Saat Jatuh Tempo. Jika obligasi dikonversi pada saat jatuh
tempo, Roche membuat entri berikut.
Share Premium—Conversion Equity 194,394
Bonds Payable 2,000,000
Share Capital—Ordinary 500,000
Share Premium—Ordinary 1,694,394
Catatan : Share Premium-Convertion equity telah ditransfer ke akun
Share Premium-Ordinary sebesar 194,394

− Dikonversi Sebelum Jatuh Tempo.

Dengan asumsi bahwa Roche mengkonversi obligasi menjadi saham biasa


pada tanggal 31 Desember 2020.
Share Premium—Conversion Equity 194,374
Bonds Payable 1,894,464
Share Capital—Ordinary 500,000
Share Premium—Ordinary 1,588,838

Catatan : Share Premium-Convertion equity telah ditransfer ke akun


Share Premium-Ordinary sebesar 194,374

− Pembelian kembali (Repurchase) sebelum Jatuh Tempo


Ilustrasi: Nilai wajar dari hutang konversi (termasuk komponen kewajiban
dan ekuitas), berdasarkan harga pasar pada tanggal 31 Desember 2020,
adalah €1,965,000. Nilai wajar komponen kewajiban adalah €1.904.900.
Jumlah ini didasarkan pada perhitungan nilai sekarang dari obligasi yang
tidak dapat dikonversi dengan jangka waktu dua tahun (yang sesuai dengan
waktu yang dipersingkat menjadi jatuh tempo dari obligasi yang dibeli
kembali.)

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 111
Bonds Payable 1,894,464

Share Premium—Conversion Equity 60,100

Loss on Repurchase 10,436

Cash 1,965,000

c. Induksi Konversi (Induced Conversion)


− Penerbit ingin mendorong konversi yang cepat
− Penerbit menawarkan pertimbangan tambahan (seperti cash atau ordinary
shares), yang disebut "pemanis," untuk mendorong konversi.
− Pemanis ini dicatat sebagai pengeluaran (expense) periode saat ini
sebesar nilai wajar dari sekuritas tambahan atau pertimbangan lain yang
diberikan
− Ilustrasi: Helloid, Inc. memiliki convertible debentures (obligasi) dengan
nilai nominal $1,000,000 yang dapat dikonversi menjadi 100,000 saham
biasa (nilai par $1). Ketika dikeluarkan, Helloid mencatat Share Premium—
Conversions Equity sebesar $15,000. Helloid ingin mengurangi biaya
bunga tahunannya. Untuk melakukannya, Helloid setuju untuk membayar
para pemegang surat utang $80,000 tambahan jika mereka mengkonversi
surat utangnya. Dengan asumsi konversi terjadi, Helloid membuat entri
berikut:
Conversion Expense 80,000
Share Premium—Conversion Equity 15,000
Bonds Payable 1,000,000
Share Capital—Ordinary 100,000
Share Premium—Ordinary 915,000
Cash 80,000
d. Convertible Preference Shares
• Convertible Preference Shares mencakup opsi bagi pemegangnya untuk
mengubah saham preferensi menjadi sejumlah saham biasa.
• Convertible Preference Shares dapat dilaporkan sebagai bagian dari ekuitas.
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 112
• Ketika saham preferensi dikonversi atau dibeli kembali, tidak ada
keuntungan atau kerugian yang diakui.
• Ilustrasi: Morse AG menerbitkan 1.000 convertible preference shares yang
memiliki nilai nominal €1 per saham. Saham dijual dengan harga €200 per
saham. Entri jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah sbb:
Cash (1,000 x €200) 200,000
Share Capital—Preference (1,000 x €1) 1,000
Share Premium—Conversion Equity 199,000
• Ilustrasi: Jika setiap saham selanjutnya dikonversi menjadi 25 lembar saham
biasa (nilai nominal €2) yang memiliki nilai wajar €410,000, entri jurnal untuk
mencatat konversi adalah sbb:
Share Capital—Preference 1,000
Share Premium—Conversion Equity 199,000
Share Capital—Ordinary (1,000 x 25 x €2) 50,000
Share Premium—Ordinary 150,000

• Ilustrasi: Jika saham preference convertibe tersebut dibeli kembali dengan


nilai wajarnya alih-alih dikonversi, Morse membuat entri berikut:

Share Capital—Preference 1,000


Share Premium—Conversion Equity 199,000
Retained Earnings* 210,000
Cash 410,000
*Setiap kelebihan yang dibayarkan di atas nilai buku dari saham preferensi
konversi didebet ke Saldo Retained Earnings.
e. Share Warrants
• Warrant adalah sertifikat yang memiliki hak bagi pemegangnya untuk
memperoleh saham pada harga tertentu dalam periode yang ditentukan.
• Warrant yang diterbitkan dengan sekuritas lain pada dasarnya adalah opsi
jangka panjang untuk membeli saham biasa dengan harga tetap.
• Perusahaan menggunakan metode “with-and-without” untuk mengalokasikan
hasil antara dua komponen.
• Ilustrasi: Pada suatu waktu, Siemens AG (DEU) menerbitkan obligasi dengan
warran 5 tahun. Asumsikan bahwa waran 5 tahun menyediakan opsi untuk
membeli 1 saham biasa (nilai nominal €5) seharga €25. Pada saat itu, saham
biasa dari Siemens dijual dengan harga sekitar €30. Waran ini memungkinkan
Siemens memberi harga penawaran untuk obligasi (dengan nilai nominal
€10,000,000) dengan yield 83⁄4 (sedikit lebih rendah dari harga yang berlaku
saat itu). Dalam contoh ini, Siemens mampu menjual obligasi plus waran
seharga €10,200,000. Siemens menggunakan metode with-and-without.
Menggunakan pendekatan ini, Siemens menentukan nilai sekarang dari arus kas
masa depan terkait dengan obligasi, yaitu €9,707,852.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 113
Harga pasar bonds dengan warrant 10,200,000
PV Obligasi (9,707,852)
Equity Component 492,148
Jurnalnya saat penerbitan:
Cash 9,707,852
Bonds Payable 9,707,852
Cash 492,148
Share Premium-Share Warrants 492,148
• Ilustrasi: Dengan asumsi investor menggunakan seluruh 10.000 waran (satu
waran per satu saham biasa), Siemens membuat entri berikut:
Cash (10,000 x €25) 250,000
Share Premium—Share Warrants 492,148
Share Capital—Ordinary (10,000 x €5) 50,000

Share Premium—Ordinary 692,148


f. Share Compensation
→ memberikan opsi kepada karyawan untuk membeli saham biasa dengan
harga tertentu selama periode waktu yang panjang
• Ilustrasi: Pada 1 November 2014, pemegang saham Chen Ltd. menyetujui
rencana untuk memberikan lima opsi kepada eksekutif perusahaan untuk
masing-masing membeli 2.000 saham yang memiliki nilai nominal ¥100.
Perusahaan memberikan opsi pada 1 Januari 2015. Para eksekutif dapat
menggunakan opsi kapan saja selama 10 tahun ke depan. Harga opsi per
saham adalah ¥6,000, dan harga pasar saham pada tanggal pemberian
adalah ¥7,000 per saham. Agar ilustrasi ini sederhana, asumsikan bahwa
model penentuan harga opsi nilai wajar menentukan total biaya kompensasi
Chen menjadi ¥ 22.000.000.
- Jurnal Dasar.Asumsikan bahwa masa manfaat yang diharapkan adalah
dua tahun, dimulai dari tanggal pemberian. Chen akan mencatat
transaksi yang terkait dengan kontrak opsi ini sebagai berikut:
31 Desember 2015
Compensation Expense (¥22,000,000 ÷ 2) 11,000,000
Share Premium—Share Options 11,000,000
31 Desember 2016

Compensation Expense 11,000,000


Share Premium—Share Options 11,000,000

- Pelaksanaan.Jika eksekutif Chen menggunakan 2.000 dari 10.000 opsi


(20 persen dari opsi) pada 1 Juni 2018 (tiga tahun lima bulan setelah
tanggal pemberian), perusahaan mencatat entri jurnal berikut:

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 114
1 Juni 2018
Cash (2,000 x ¥6,000) 12,000,000
Share Premium—Share Options(20%*22jt) 4,400,000
Share Capital—Ordinary (2,000 x ¥100) 200,000
Share Premium—Ordinary 16,200,000
- Kadaluwarsa.Jika eksekutif Chen gagal menggunakan opsi saham yang
tersisa, perusahaan mencatat pada tanggal kadaluwarsa sbb:
1 Januari 2025
Share Premium—Share Options 17,600,000
(¥22,000,000 x 80%)
Share Premium—Expired Share Options 17,600,000

g. Saham Terbatas (Restricted Share)


• Saham terbatas (Restricted shares) mengalihkan saham kepada karyawan dan
tunduk pada perjanjian bahwa saham tidak dapat dijual, ditransfer, atau
dijaminkan sampai vesting terjadi (waktu untuk mencairkan bagian saham
tersebut).
• Contoh: Pada 1 Januari 2015, Ogden Company menerbitkan 1.000 Restricted
shares kepada CEO-nya, Christie DeGeorge. Saham Ogden memiliki nilai wajar
$20 per saham pada 1 Januari 2015. Informasi tambahan adalah sebagai
berikut.
1. Periode layanan terkait dengan saham yang dibatasi adalah lima tahun.
2. Vesting terjadi jika DeGeorge tetap bersama perusahaan untuk periode lima
tahun.
3. Nilai nominal saham adalah $1 per saham.
Ogden membuat entri berikut pada tanggal pemberian (1 Januari 2015).
Unearned Compensation 20,000
Share Capital--Ordinary (1,000 x $1) 1,000
Share Premium--Ordinary (1,000 x $19) 19,000
*Unearned Compensation menggambarkan biaya jasa yang belum dilakukan,
bukan merupakan aset. Dilaporkan dalam ekuitas dalam laporan posisi
keuangan, sebagai akun kontra ekuitas
Pada tanggal 31 Desember 2015, Ogden mencatat biaya kompensasi sbb:
Compensation expense 4,000*
Unearned compensation 4,000
* 1/5 x 20.000
Pencatatan beban kompensasi dilakukan juga untuk setiap akhir tahun
selanjutnya

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 115
Asumsikan bahwa DeGeorge pergi pada 3 Februari 2017 (sebelum biaya apa
pun dicatat selama 2017). Entri untuk mencatat peristiwa ini adalah
Share Capital--Ordinary 1,000
Share Premium--Ordinary 19,000
Compensation Expense ($4,000 x 2) 8,000
Unearned Compensation 12,000

h. Employee Share-Purchase Plans


• Umumnya mengizinkan semua karyawan untuk membeli saham dengan harga
diskon untuk waktu yang singkat.
• Dianggap sebagai kompensasi dan harus dicatat sebagai biaya selama
periode layanan.
• Ilustrasi: Masthead plc menawarkan kepada 1.000 karyawannya kesempatan
untuk berpartisipasi dalam rencana pembelian saham karyawan. Menurut
ketentuan program, karyawan berhak untuk membeli 100 saham biasa (nilai
nominal £1 per saham) dengan diskon 20 persen. Harga pembelian harus
dibayarkan segera setelah menerima tawaran. Secara total, 800 karyawan
menerima tawaran itu, dan setiap karyawan membeli rata-rata 80 saham.
Artinya, karyawan membeli total 64.000 saham. Harga pasar rata-rata
tertimbang dari saham pada tanggal pembelian adalah £30 per saham, dan
harga pembelian rata-rata tertimbang adalah £24 per saham. Jurnalnya:
Cash (64,000 x £24) 1,536,000
Compensation Expense [64,000 x (£30 - £24)] 384,000
Share Capital—Ordinary (64,000 x £1) 64,000
Share Premium—Ordinary 1,856,000
B. Laba Per Saham- Struktur Modal Sederhana
• Laba per saham menunjukkan laba yang diperoleh setiap saham biasa. Jadi,
laba per saham hanya untuk saham biasa
• Penghitungan laba per saham dasar untuk struktur modal sedrhana melibatkan
2 item, yaitu dividen saham preferen dan jumah rata rata tertimbang saham
yang beredar.
a. Dividen Saham Prefere

Dividen saham preferen dalam pengrang net income diatas meliputi:


- Jumlah dividen dari saham preferen (bukan kumulatif) yang diumumkan
bagi periode bersangkutan.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 116
- Jumlah dividen preferen kumulatif yang terakumulasi bagi periode yang
bersangkutan, baik dividen tersebut sudah atau belum diumumkan.
- Jumlah dividen saham preferen kumulatif untuk periode bersangkutan
tidak mencakup dividen saham utama kumulatif periode lalu meskipun
dividen tersebut diumumkan atau dibayar dalam periode kini.
b. Jumlah Rata – Rata Tertimbang Saham
Ilustrasi: Sabrina Company memiliki perubahan dalam saham biasa selama
satu tahun sebagai berikut

Sabrina menghitung jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar sbb:

C. Laba Per Saham – Struktur Kompleks


• Complex Capital Structure terjadi ketika perusahaan memiliki convertible
securities, opsi, waran, atau hak lainnya

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 117
• EPS Dilusian- Convertible Securities.
If-convertion method Ilustrasi 1-: Mayfield Ltd. memiliki laba bersih sebesar
£210,000 untuk tahun itu dan jumlah rata-rata tertimbang dari saham biasa
yang beredar selama periode adalah 100.000 saham. Perusahaan memiliki
dua obligasi konversi yang beredar. Salah satunya adalah obligasi 6% dijual at
100 (total £1,000,000) pada tahun sebelumnya dan dikonversi menjadi 20.000
saham biasa. Biaya bunga untuk tahun berjalan terkait dengan komponen
kewajiban dari obligasi konversi ini adalah £62,000. Yang lainnya adalah obligasi
7% dijual at 100 (total £1,000,000) pada 1 April tahun berjalan dan dikonversi
menjadi 32.000 saham biasa. Beban bunga untuk tahun berjalan terkait dengan
komponen kewajiban dari obligasi konversi ini adalah £80,000. Tarif pajak
adalah 40%

If-convertion method Ilustrasi 2 (EPS dengan Saham


Preferensi): Pada 1 Januari 2019, Lund Company menerbitkan convertible
preference share 6% dengan nilai €1,000,000. Setiap €100 saham preferensi
dapat dikonversi menjadi 5 saham biasa. Laba bersih Lund pada 2019 adalah
€240,000, dan tarif pajaknya adalah 40%. Perusahaan ini memiliki 100.000
saham biasa yang beredar sepanjang 2019.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 118
Ilustrasi (variasi): Asumsikan setiap saham preference dapat
dikonversi menjadi 3 saham biasa.

• EPS Delusian- Opsi Saham dan Warran


Treasury share method-Ilustrasi: Kubitz Industries memiliki laba
bersih untuk periode ini ₴220,000. Jumlah rata-rata saham yang beredar untuk
periode tersebut adalah 100.000 saham. Oleh karena itu, Basic EPS adalah
₴2.20. Jumlah rata-rata saham terkait dengan opsi yang beredar (walaupun
tidak dapat dieksekusi saat ini), dengan harga opsi ₴20 per saham, adalah
5.000 saham. Harga pasar rata-rata saham biasa selama tahun itu adalah ₴28.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 119
D. Penyajian dan Pengungkapan Laba Per Saham
Perusahaan harus menunjukkan Earning Per Share untuk:
◆ Income from continuing operations,
◆ Discontinued operations,
◆ Net income.
Jumlah per saham untuk operasi yang dihentikan (Discontinued Operations) harus
disajikan di laporan laba rugi atau dalam catatan atas laporan keuangan.
Contoh penyajian Earning Per Share

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 120
Pertemuan 6-7
Chapter 17: Investments

Klasifikasi dan Pengukuran Investasi Aset Keuangan


Jenis Investasi Penilaian Kriteria Akuntansi Pendekatan Penilaian
Utang (Debt) Memenuhi model bisnis (held-for- Amortized Cost
collection) dan uji arus kas
kontraktual
Tidak memenuhi uji model bisnis Fair Value
(held-for-collection and selling,
trading)
Ekuitas Tidak memenuhi uji arus kas Fair Value
kontraktual

A. Debt Investments
Debt Investments ditandai dengan pembayaran secara kontraktual pada
tanggal tertentu berupa pokok dan bunga atas jumlah pokok yang belum dibayar.
Perusahaan mengelompokkan investasi utang ke dalam tiga kategori, yaitu: Held-for-
collection, Held-for-collection and selling, dan Trading.

1. Debt Investments—Held-for-collection
• Dicatat dengan metode amortized cost.
• Ilustrasi: Robinson SA membeli €100,000 dari 8% obligasi Evermaster AG pada
tanggal 1 Januari 2019, dengan harga diskon, membayar €92,278. Obligasi
tersebut jatuh tempo pada 1 Januari 2024, yield sebesar 10%; bunga
dibayarkan setiap tanggal 1 Juli dan 1 Januari. Robinson mencatat investasi
sebagai berikut: 1 Januari 2019
Debt Investments 92,278
Cash 92,278

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 121
Tabel skedul amortisasinya adalah sbb:

Robinson mencatat penerimaan pembayaran bunga setengah tahunan pertama


pada tanggal 1 Juli 2019, sebagai berikut:
Cash 4,000
Debt Investments 614
Interest Revenue 4,614
Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2019 untuk mengakui bunga akrual dan
amortisasi diskon adalah sebagai berikut:

Interest Receivable 4,000

Debt Investments 645

Interest Revenue 4,645

Pelaporan Investasi Obligasi pada Biaya Obligasi

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 122
Penjualan

Asumsikan bahwa Robinson menjual investasinya pada 1 November 2021, pada


99¾ ditambah bunga yang masih harus dibayar (accrued interest). Robinson
mencatat amortisasi diskon ini sebagai berikut:

Debt Investments* 522


Interest Revenue 522
*Berdasarkan skedul amortisasi di atas, amorisasi pada 1 November (€783 x 4/6
= €522), 4/6 bulan = 1 juli 2021-1 November 2021.
Penghitungan Gain atau Loss atas Penjualan Debt investment

Selling price 99,750


Book Value of Bonds at 1 November 2021
Amortized cost 1 Juli 2021 95,671
Amortization 1 Jul – 1 Nov 2021 522 (96,193)
Gain on Sale of Bonds 3,557

Jurnalnya:

Cash (€99,750* + €2,667) 102,417


Interest Revenue (4/6 x €4,000) 2,667
Debt Investments 96,193
Gain on Sale of Investments 3,557
*99.750 = 99¾ x nominal investasi (99¾ x 100.000).

2. Debt Investment Held-for-Collection and Selling (HFCS) – FVOCI


• Investasi Utang yang dimiliki untuk pengumpulan arus kas kontraktual dan
penjualan, dan tidak memilih opsi metode nilai wajar, maka mereka dicatat pada
biaya perolehan diamortisasi. Namun, pada setiap tanggal pelaporan,
perusahaan mengakui:
▪ Penyesuaian amortized cost dengan fair value
▪ Unrealized holding gain or loss dilaporkan sebagai bagian dari
penghasilan komprehensif lain (other comprehensive income).
• Ilustrasi: Graff plc membeli £100,000, 10%, obligasi 5 tahun pada tanggal 1
Januari 2019, dengan bunga dibayarkan pada 1 Juli dan 1 Januari. Obligasi
dijual seharga £108,111, yang menghasilkan premi obligasi sebesar £8,111 dan
suku bunga efektif 8%.
Graff mencatat pembelian obligasi sebagai berikut:
Debt Investments 108,111
Cash 108,111

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 123
Pada 1 Juli 2019 mencatat penerimaan pembayaran bunga:

Cash 5,000
Debt Investments 676
Interest Revenue 4,324

Pada 31 Desember 2019 mencatat pengakuan pendapatan bunga


Interest Receivable 5,000
Debt Investments 703
Interest Revenue 4,297

Illustration (Single Security): Untuk menerapkan metode nilai wajar (fair value
method) pada investasi utang ini, asumsikan pada tanggal 31 Desember 2019
nilai wajar obligasi adalah £105,000. Graff membuat entri berikut.
- Carrying Amount 31/12/19 106,732
- Fair Value 31/12/19 105,000 -
- Unrelized Holding G/L-Equity 1,732 - Loss (FV<CA)
- Saldo FVA sebelumnya 0
- Fair Value Adjustment (Cr) 1,732

Unrealized Holding Gain or Loss—Equity 1,732


Fair Value Adjustment 1,732

Ilustrasi (Portofolio Sekuritas): Webb AG memiliki dua sekuritas utang yang


diklasifikasikan sebagai held-for-collection and selling. Ilustrasi berikut
menunjukkan biaya perolehan diamortisasi, nilai wajar, dan jumlah keuntungan
atau kerugian yang belum direalisasi.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 124
Jurnal penyesuaian yang akan dibuat Webb pada 31 Desember 2019 untuk
mencatat kerugian:
Unrealized Holding Gain or Loss—Equity 9,537
Fair Value Adjustment 9,537

• Penjualan HFCS securities


Ilustrasi: Webb AG menjual obligasi Watson pada 1 Juli 2020,
seharga £90,000, yang pada saat itu memiliki biaya diamortisasi sebesar
£94,214

Cash 90,000
Loss on Sale of Investments 4,214
Debt Investments 94,214

• Penyesuain pada 31 Desember 2020 dengan asumsi tidak ada penjualan lagi
selain transaksi di atas. Dengan informasi sbb.

Maka, jurnal penyesuaiannya adalah


Fair Value Adjustment 4,537
Unrealized Holding Gain or Loss—Equity 4,537

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 125
• Penyajian Laporan Keuangan 31 Desember 2020

3. Debt Investments—Trading
• Perusahaan melaporkan trading securities pada nilai wajar, dengan unrealized
holding gain or loss dilaporkan sebagai bagian dari laba bersih.
• Unrealized holding gain or loss adalah perubahan bersih nilai wajar sekuritas
dari satu periode ke periode lain, tidak termasuk pendapatan dividen atau
bunga yang diakui tetapi tidak diterima.
• Ilustrasi: Pada tanggal 31 Desember 2019, Western Publishing menentukan
portofolio trading securities seperti di bawah ini. Western Publishing mencatat
trading securities ini at cost di akun Debt Investments. Ini adalah penilaian
pertama dari portofolio tersebut.

Jurnal penyesuaian FV yang dibuat 31/12/19 adalah sbb:


Fair Value Adjustment 3,750
Unrealized Holding Gain or Loss—Income 3,750
*Catatan : jurnal lainnya seperti pembelian, amortisasi, pembayaran pendapatan
bunga, dan penjualan sama seperti jurnal pada held-for collection and selling di
poin sebelumnya.
4. Fair Value Option
• Perusahaan memiliki pilihan untuk melaporkan hampir semua aset keuangan
pada nilai wajar, dengan semua laba rugi yang terkait dengan perubahan nilai

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 126
wajar dilaporkan dalam laporan laba rugi.
− Diterapkan secara instrumen-by-instrumen/tidak portofolio.
− Umumnya hanya tersedia pada saat perusahaan pertama kali membeli aset
keuangan atau timbulnya kewajiban keuangan.
− Perusahaan harus mengukur instrumen ini pada nilai wajar sampai
perusahaan tidak lagi memiliki kepemilikan.
• Ilustrasi: Hardy AG membeli obligasi yang diterbitkan oleh Bank Sentral
Jerman. Hardy berencana untuk menahan investasi utang hingga jatuh tempo
dalam lima tahun. Pada tanggal 31 Desember 2019, amortized cost dari
investasi ini adalah €100,000; nilai wajarnya pada adalah €113,000. Jika Hardy
memilih fair value option untuk memperhitungkan investasi ini, jurnal yang
dibuat pada 31 Desember 2019 adalah sbb:
Debt Investment (German bonds)* 13,000
Unrealized Holding Gain or Loss—Income 13,000

B. Equity Investment
➢ Investasi ekuitas merupakan kepemilikan saham biasa, saham preferen, atau
saham lainnya atau hak untuk memperoleh atau memberikan pemilikan
kepentingan pada harga yang telah disepakati atau ditentukan, seperti di waran
dan hak.
➢ Biaya equity investment termasuk harga pembelian efek dan biaya dan komisi
broker (dicatat sebagai beban)
➢ Tingkat di mana satu perusahaan (investor) mengakuisisi saham biasa di
perusahaan lain (investee) umumnya menentukan perlakuan akuntansi untuk
investasi setelah akuisisi.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 127
➢ Kategori Equity Investment

1. Holdings of Less Than 20%


• Equity Investments—Trading
Pelaporan investasi sebesar nilai wajarnya dan melaporkan laba
rugi yang belum direalisasi di laba bersih.
Ilustrasi: 3 November 2019, Republic SA membeli saham biasa dari
tiga perusahaan, masing-masing investasi kurang dari 20%. Saham-saham ini
dimiliki untuk diperdagangkan.

Republic mencatat investasi ini sbb:


Equity Investments 718,550
Cash 718,550

Pada tanggal 6 Desember 2019, Republik menerima dividen tunai sebesar


€4,200 atas investasi dalam saham biasa Nestlé:
Cash 4,200
Dividend Revenue 4,200

Pada tanggal 31 Desember 2019, Republic menyiapkan jurnal penyesuaian


untuk mencatat perubahan nilai wajar dan mencatat keuntungan atau kerugian
dengan informasi sbb.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 128
Unrealized Holding Gain or Loss—Income 35,550
Fair Value Adjustment 35,550

Pada 23 Januari 2020, Republic menjual semua saham biasa Burberry dan
menerima €287,220:
Cash 287,220
Equity Investments 259,700
Gain on Sale of Investments 27,520

Pada tanggal 10 Februari, 2020, Republik membeli € 255.000 saham biasa


Continental Trucking (20.000 saham € 12,75 per saham), ditambah komisi
broker sebesar € 1.850.
Portofolio investasi ekuitas Republik pada tanggal 31 Desember 2020 sbb.

*komisi broker dicatat sebagai beban sehingga tidak dimasukkan ke dalam nilai
investasi
Saldo fair value adjustment (Credit) sebelumnya sebesar 35,550 pada 31
Desember 2019, sedangkan di 31 Desember 2020 kita harus mengakui
keuntungan yang belum terealisasikan sebesar 66,100 sehingga Fair Value
adjustment untuk 31 Desember 2020 adalah sebesar 101,650.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 129
Jika digambarkan T akun untuk FVA
* saldo akhir FVA (Cr) 31 Desember 2019/
awal FVA 1 Januari 2020
** Penyesuaian yg diperlukan pada 31 Desember 2020
*** Saldo akhir FVA di 31 Desember 2020 (jumlah selisih CV dengan FV seluruh
portofolio per 31 Desember 2020)

Fair Value Adjustment

35,550*
101,650**
66,100***

Sehingga jurnal penyesuaian yang dicatat 31 Desember 2020 adalah sbb.


Fair Value Adjustment 101,650
Unrealized Holding Gain or Loss—Income 101,650

• Equity Investments—Non-Trading (OCI)


Sama seperti Trading, hanya Unrealized holding gain or loss
dilaporkan sebagai Other Compreensive Income.
Ilustrasi: Pada 10 Desember 2019, Republic SA membeli 1.000
saham biasa Hawthorne Company seharga €20,75 per saham (total biaya
€20,750). Investasi tersebut mewakili kurang dari 20% bunga. Jurnal saat
pembelian adalah sbb:
Equity Investments (Hawthorne) 20,750
Cash 20,750

Pada 27 Desember 2019, Republic menerima dividen tunai sebesar €450 atas
investasinya di Hawthorne Company. Jurnal untuk mencatat dividen tunai
sebagai berikut:
Cash 450
Dividend Revenue 450

Pada 31 Desember 2019, investasi Republic di Hawthorne memiliki carrying


value dan nilai wajar (fair value) sebagai berikut:

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 130
Jurnal penyesuaian dicatat sbb:
Equity Investment (Hawthorne) 3,250
Unrealized Holding Gain or Loss—Equity 3,250

2. Holdings Between 20% and 50%


• Investasi (langsung atau tidak langsung) sebesar 20 persen atau lebih dari
saham membuat investor memiliki kemampuan untuk melakukan pengaruh
signifikan terhadap investee.
• Dalam hal "pengaruh signifikan," investor harus memperhitungkan investasi
menggunakan metode ekuitas (equity method).
• Hal-hal penting dalam penggunaan equity method:
- Kepemilikan proporsional dari pendapatan (kerugian) investee
meningkatkan (mengurangi) jumlah tercatat investasi.
- Dividen yang diterima dari investee mengurangi jumlah tercatat investasi.

Berikut perbandingan penjurnalan antara fair value method dengan


equity method dapat dilihat sebagai berikut.

3. Holdings of More Than 50%


➢ Kemilikan Pengendali - Ketika satu perusahaan mengakuisisi hak suara lebih dari
50 persen di perusahaan lain:
• Investor disebut sebagai induk
• Investee disebut sebagai anak perusahaan (subsidiary)

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 131
• Investasi pada anak perusahaan dilaporkan pada buku induk sebagai investasi
jangka panjang.
• Induk pada umumnya menyusun laporan keuangan konsolidasian.

C. Isu Pelaporan Lainnya


➢ Penurunan Nilai (Impairment Loss)
1. Impairment—Investment Measured at Amortized Cost (Held-for-Collection)
Catatan: untuk Debt Investment, jika terjadi kenaikan nilai (FV>Amrtized Cost) maka
tidak dicatat karena berprinsip konservatisme. Sedangkan, jika FV<Amortized Cost
atau adanya penurunan nilai, maka Amortized Cost atas dasar efek individu
diturunkan untuk mencerminkan kerugian nilai.
Penurunan nilai diakui sebagai realisasi rugi dan dilaporkan sebagai bagian dari
laba bersih (Unrealized Holding Gain or Loss – Income)
• Penurunan Nilai
Ilustrasi: Pada tanggal 31 Desember 2018, Mayhew Ltd. memiliki investasi
hutang di Bao Group, dibeli seharga ¥200,000 (dalam ribuan). Investasi ini
memiliki jangka waktu 4 tahun, dengan pembayaran bunga tahunan sebesar 10%,
dibayarkan pada akhir setiap tahun (historical effective-interest rate adalah 10%).
Investasi utang ini diklasifikasikan sebagai held-for-collection.

Loss on Impairment 12,680


Allowance for Impaired Debt Investments 12,680
• Pemulihan Penurunan Nilai
Misalnya, asumsikan bahwa pada tanggal 31 Maret 2020, Mayhew menentukan
bahwa risiko kredit Bao telah menurun secara signifikan. Oleh karena itu
Mayhew memutuskan untuk membalikkan penurunan nilai dengan membuat
entri berikut.
Allowance for Impaired Debt Investments 12,680
Recovery of Loss on Impairment 12,680

2. Impairment—Debt Investments (HFCS)


• Ilustrasi: Asumsikan bahwa Alexander AG membeli investasi utang HFCS pada 1
Juli 2019, seharga €1,000,000 (nilai nominalnya). Investasi utang memiliki tingkat
bunga 7 persen dan tanggal jatuh tempo 1 Juli 2024. Pada tanggal 31 Desember
2019, nilai wajar investasi telah turun menjadi €960,000, karena kenaikan suku
bunga pasar. Entri untuk mencatat investasi utang ini pada 2019 dan laporan
keuangan 31 Desember 2019 adalah sbb.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 132
• Apa yang terjadi jika terdapat penurunan €40,000 disebabkan oleh perubahan
€10,000 karena perubahan suku bunga pasar dan penurunan nilai €30,000
karena risiko kredit?
Maka, dalam hal ini penurunan sebesar 30,000 yg disebabkan oleh
perubahan suku bunga pasar dilaporkan dalam laba rugi, bukan OCI.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 133
Pada tanggal 31 Desember 2019, laporan keuangan Alexander adalah sebagai
berikut:

• Jika kita mengasumsikan Alexander menjual investasi utang pada tanggal 1


Januari 2020, untuk €960.000 (nilai wajarnya pada saat itu), jurnalnya terdiri
dari jurnal penjualan dan menutup FVA ke AOCI sebagai berikut.
Cash 960,000
Loss on Sale of Debt Investment 10,000
Allowance for Impaired Debt Investments 30,000
Debt Investments 1,000,000

Fair Value Adjustment 10,000


Accumulated Comprehensive Income 10,000

• Pemulihan Penurunan Nilai


Ilustrasi: Apa yang terjadi jika Alexander memutuskan untuk
mempertahankan investasi utang dan kemudian menentukan bahwa risiko
kredit pada investasi ini mengalami penurunan sebesar € 15.000?
Allowance for Impaired Debt Investments 15,000
Recovery of Impairment Loss 15,000

➢ Recycling Adjustment
1. Satu periode
Ilustrasi: asumsikan pada tanggal 1 Januari 2019 Hinges plc memiliki kas dan
modal saham-biasa £50.000. Pada tanggal itu, perusahaan tidak memiliki aset,
kewajiban, atau ekuitas lainnya.
Pada tanggal 2 Januari, Hinges membeli secara tunai £50.000 efek utang yang
diklasifikasikan sebagai HFCS. Pada 30 Juni, Hinges menjual sebagian dari
portofolio efek utang HFCS, dan memperoleh laba sbb

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 134
Hinges tidak membeli atau menjual surat berharga lainnya selama 2019. Ia
menerima bunga £3.000 tahun ini. Pada tanggal 31 Desember 2019 portofolio tersisa
seperti yang ditunjukkan.

2. Beberapa periode
• Penghitungan ganda terjadi ketika sebuah perusahaan melaporkan laba rugi
yang belum direalisasi dalam pendapatan komprehensif lain di periode

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 135
sebelumnya dan melaporkan realisasi laba rugi tersebut sebagai bagian
dari laba bersih periode berjalan.
• Untuk memastikan bahwa laba rugi tidak dihitung dua kali ketika penjualan
terjadi, penyesuaian reklasifikasi diperlukan.
• Ilustrasi: asumsikan bahwa Open AG memiliki dua investasi utang HFCS
dalam portofolionya pada akhir 2018 (tahun pertama operasinya) sebagaimana
ditampilkan.

Jurnal untuk mencatat laba yang belum direalisasi pada 2018 adalah sebagai
berikut
Fair Value Adjustment 40,000
Unrealized Holding Gain or Loss—Equity 40,000

Jika Open AG melaporkan laba bersih pada 2018 sebesar €350.000,laporan


laba rugi komprehensif seperti yang ditunjukkan.

Jurnal untuk mentransfer laba rugi kepemilikan yang belum direalisasi-ekuitas


(unrealized holding gain-equity) ke akumulasi pendapatan komprehensif lain
adalah sebagai berikut.
31 Desember 2018 (Jurnal Penutup)

Unrealized Holding Gain or Loss—Equity 40,000

Accumulated Other Comprehensive Income 40,000

Pada 10 Agustus 2019, Open AG menjual investasi obligasi Lehman Inc senilai
€ 105.000 dan memperoleh laba atas penjualan tersebut.
Cash 105,000

Debt Investments 80,000


Gain on Sale of Investments 25,000

lustrasi ini menunjukkan perhitungan dari perubahan akun Penyesuaian Nilai


Wajar ( atas investasi pada obligasi Woods Co. saja).

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 136
Jurnal untuk mencatat laba kepemilikan yang belum direalisasi tahun 2019

Unrealized Holding Gain or Loss—Equity 5,000

Fair Value Adjustment 5,000

Asumsikan Open AG melaporkan laba bersih sebesar € 720.000 pada 2019,


termasuk realisasi laba penjualan obligasi Lehman, laporan laba rugi
komprehensif disajikan sebagai berikut.

Pada tanggal 31 Desember 2019 Open AG melaporkan dalam laporan posisi


keuangannya: investasi utang € 155.000 (biaya perolehan € 120.000 ditambah
penyesuaian nilai wajar € 35.000) dan akumulasi pendapatan komprehensif
lainnya dalam ekuitas € 35.000 (€ 40.000 - € 5.000).
Jurnal untuk mentransfer rugi kepemilikan yang belum direalisasiekuitas ke
akumulasi pendapatan komprehensif lain adalah sebagai berikut.

31 Desember 2019 (Jurnal Penutup)

Accumulated Other Comprehensive Income 5,000

Unrealized Holding Gain or Loss—Equity 5,000

Penyesuaian reklasifikasi ini dapat dilakukan dalam laporan laba rugi, dalam
akumulasi pendapatan komprehensif lain, atau dalam catatan atas laporan
keuangan. IASB lebih condong menunjukkan jumlah reklasifikasi dalam
akumulasi pendapatan komprehensif lain dalam catatan atas laporan keuangan.
Untuk OpenAG, penyajiannya adalah sbb.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 137
➢ Transfer Antarkategori
• Mentransfer investasi dari satu klasifikasi ke yang lain boleh terjadi hanya ketika
model bisnis untuk mengelola investasi berubah. IASB mengharapkan perubahan
tersebut jarang terjadi.
• Perusahaan melaporkan transfer antar klasifikasi prospektif, yaitu pada awal
periode akuntansi setelah perubahan dalam model bisnis.
• Ilustrasi: British Sky Broadcasting Grup plc (GBR) memiliki portofolio investasi utang
yang diklasifikasikan sebagai perdagangan; yaitu, investasi utang tidak dimiliki untuk
pengumpulan arus kas kontraktual, tetapi dikelola untuk pengumpulan keuntungan
dari perubahan suku bunga. Oleh karena itu, investasi ini dicatat pada nilai wajar.
Pada tanggal 31 Desember 2018, British Sky memiliki saldo berikut yang
berhubungan dengan efek tersebut.

Sebagai bagian dari proses perencanaan strategis, selesai pada kuartal keempat
2018, manajemen British Sky memutuskan untuk pindah dari strategi sebelum
yang mengharuskan manajemen untuk aktif, ke strategi memiliki untuk
pengumpulan arus kas kontraktual (held-for-collection strategy) atas
investasi efek ini.

British Sky membuat jurnal berikut untuk mentransfer efek ini menjadi klasifikasi
held-for-collection
Debt Investments 125,000

Fair Value Adjustment 125,000

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 138
Pajak Internasional
Pertemuan 1
CP Mata Kuliah :
Memahami dan menjelaskan definisi pajak internasional, tujuan pengaturan pajak
internasional, outbound-inbound transaction, asas-asas pemajakan internasinal, konsep
double taxation dan double non-taxation, perkenalan relief of juridical double taxation

a. Definisi Pajak Internasional


Pajak Internasional merupakan ketentuan hukum di berbagai negara yang
mencakup aspek pajak terhadap kegiatan transaksi ekonomi lintas batas ( cross-
border transaction ) yang berkaitan dengan pajak langsung maupun tidak langsung.
Cross-border transaction meliputi pergerakan barang dan jasa, pergerakan arus
investasi, jaringan dan operasi perusahaan multinasional, dan individu yang bekerja
lintas negara. Pajak internasional juga dapat dianggap sebagai bagian dari
pengertian hukum internasional yang lebih luas.
Peraturan hukum terkait pajak internasional biasanya mencakup dua jenis
kegiatan, yaitu :
- Kegiatan penduduk negara tersebut di negara lain
- Kegiatan bukan penduduk di negara tersebut
Dari beberapa referensi, berikut ini merupakan elemen-elemen penting terkait
pengertian Pajak Internasional :
- Ketentuan perpajakan domestik suatu negara (bukan aturan internasional
tentang perpajakan),
- Yang mempunyai aspek mengatur transaksi internasional (lintas
negara/jurisdiksi),
- Umumnya hanya mencakup perlakuan perpajakan atas penghasilan atau
modal, dan
- Termasuk tax treaty (Perpajakan Internasional bukan berarti Tax Treaty saja,
Treaty adalah bagian dari Perpajakan Internasional).

b. Sumber Hukum Pajak Internasional


1. Kaidah Hukum Nasional / Unilateral yang mengandung unsur cross-
border transaction
Contoh : UU PPh dan peraturan pelaksanaannya yang mengatur perlakuan
pajak atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang diperoleh SPLN
atau penghasilan dari luar negeri yang diperoleh SPDN.
2. Kaidah yang berasal dari traktat / perjanjian
Contoh : Perjanjian Bilateral ( P3B ), Perjanjian Multilateral
3. Keputusan Hakim Internasional / Komisi Internasional terkait Pajak
Internasional
Contoh : Putusan pengadilan pajak yang menyangkut tentang perpajakan
internasional, keputusan pengadilan internasional yang menyangkut soal-
soal perpajakan
4. Hukum Kebiasaan Internasional

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 139
c. Tujuan Peraturan Pajak Internasional
1. Memaksimalkan kekayaan/ pendapatan dan kesejahteraan negara
2. Mencapai keadilan dalam pemajakan
3. Efisiensi ekonomi ( terkait capital import neutrality dan capital export neutrality
)
4. Efisiensi administrasi
5. Mewujudkan kesepakatan secara internasional

d. Outbond-Inbound Transaction

Outbond transaction mengacu pada subjek pajak dalam negeri yang


melakukan transaksi ekonomi di luar negeri. Inbound transaction mengacu pada
subjek pajak luar negeri yang melakukan transaksi ekonomi di dalam negeri. Setiap
negara memiliki peraturan domestik terkait perpajakan sehingga besar kemungkinan
terjadi ketidaksesuaian terhadap kebijakan perlakuan antas transaksi cross-border
antara negara tersebut. Untuk itu, diperlukan tax treaty/P3B untuk mencapai
kesepakatan terkait perlakuan perpajakan atas transaksi cross-border tersebut.

e. Asas-Asas Pemajakan Internasional


1. Netralitas impor modal ( capital import neutrality ) – terkait investasi masuk
Kebijakan capital import neutrality merupakan netralitas bahwa terkait investasi
masuk oleh subjek pajak luar negeri, suatu negara mengenakan beban pajak
yang sama atas penghasilan yang bersumber di suatu negara tanpa
membedakan negara yang menerima penghasilan tersebut ( dari mana orang
yang berinvestasi berasal).
2. Netralitas ekspor modal ( capital export neutrality ) – terkait investasi keluar
Kebijakan capital export neutrality merupakan netralitas bahwa terkait investasi
keluar oleh subjek pajak dalam negeri, suatu negara mengenakan beban pajak
yang sama terhadap subjek pajak dalam negeri yang melakukan investasi di
negaranya sendiri (domestic investment) maupun ketika subjek pajak dalam
negeri tersebut melakukan investasi di negara lain (foreign investment).

f. Konsep Double Taxation dan Double non-Taxation


1. Yurisdiksi pengenaan pajak berganda
Terdapat dua yurisdiksi umum terkait kebijakan perpajakan suatu negara, yaitu
yurisdiksi sumber (source jurisdiction) dan yurisdiksi domisili (residence
jurisdiction)
o Yurisdiksi Sumber (source jurisdiction)
Yurisdiksi sumber memiliki arti bahwa seluruh subjek pajak yang
mendapatkan penghasilan dari suatu negara, baik perseorangan maupun

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 140
badan dalam dan/atau luar negeri, dikenakan pajak di negara tersebut atas
penghasilan yang diperolehnya. Alasan dikenakannya pajak berdasarkan
yurisdiksi sumber adalah bahwa semua pihak yang memperoleh penghasilan
di suatu negara mendapatkan manfaat atas fasilitas yang diberikan oleh
negara tersebut ( jalan raya, insfastruktur, keamanan dan kepastian hukum).
o Yurisdiksi domisili (residence jurisdiction)
Yurisdiksi domisili mengenakan pajak kepada penduduk suatu negara,
baik perseorangan ataupun badan, atas penghasilan yang bersumber dari
negara dimana tempat Wajib Pajak tersebut berkedudukan ( dalam negeri )
serta dari negara lain ( luar negeri ). Konsep pemajakan tersebut biasa
disebut dengan istilah Worldwide Income.
Perjanjian penghindaran pajak berganda muncul karena adanya
konflik atas yurisdiksi yang diterapkan oleh suatu negara. Berikut ini
merupakan tiga jenis konflik terkait yurisdiksi perpajakan.
- Source-Source Conflict ( konflik antarnegara yurisdiksi sumber )
Contoh : Sebuah perusahaan kargo melewati perairan negara A dalam
aktivitas pengirimannya. Menurut negara A kegiatan tersebut merupakan
penghasilan yang bersumber dari negara A. Sedangkan negara B juga
berpendapat bahwa penghasilan tersebut berasal dari negaranya karena
perusahaan kargo memulai operasi bisnisnya (menaikkan barang) di
negara B
- Residence-Residence Conflict ( konflik antarnegara yurisdiksi
domisili )
Contoh : Suatu perusahaan merupakan subjek pajak di Hungaria karena
perusahaan didirikan di Hungaria. Tetapi perusahaan memiliki kantor
manajemen di Polandia, dan Polandia berpendapat bahwa perusahaan
tersebut adalah subjek pajak negaranya. Oleh karena itu, perusahaan
dikenakan pajak berganda di kedua negara atas aktivitas bisnisnya.
- Source-Residence Conflict ( konflik antara negara yurisdiksi sumber
dengan yurisdiksi domisili )
Contoh : Perusahaan A berdomisili di negara A yang menerapkan
yurisdiksi domisili sebagai yurisdiksi perpajakannya. Sedangkan negara B
berdasarkan peraturan pajak domestiknya menyatakan bahwa cabang
perusahaan A yang berada di negaranya merupakan subjek pajak
berdasarkan yurisdiksi sumber atas penghasilan yang diperoleh di kantor
cabang. Sehingga keuntungan perusahaan A dikenai pajak di negara B
sebagai penghasilan berdasarkan yurisdiksi sumber serta di negara A
sebagai konsep worldwide income.

2. Pajak berganda secara ekonomis (economical double taxation)


Selain pajak berganda secara yuridis, terdapat juga terminologi pajak berganda
secara ekonomis (economical double taxation). Pajak berganda secara
ekonomis merujuk pada situasi suatu penghasilan yang sama dikenakan pajak
lebih dari satu kali di dua atau lebih subjek pajak yang berbeda. Berikut ini
merupakan ilustrasi mengenai pajak berganda secara ekonomis.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 141
3. Pajak berganda rangkap tiga (triple double taxation)
Isu pajak berganda secara ekonomis dapat juga terjadi dalam konteks
transaksi dividen lintas batas negara antara perusahaan anak dan perusahaan
induk. Dalam kasus ini bahkan dapat terjadi pajak berganda rangkap tiga (triple
double taxation), yaitu kombinasi antara pajak berganda secara yuridis dan
ekonomis sebagaimana digambarkan pada ilustrasi berikut.

4. Double non-taxation
Double non-taxation merupakan kondisi ketika tidak ada negara yang
mengenakan pajak atas cross-border transaction yang terjadi. Kasus ini sering
terajadi pada skema controlled foreign company (CFC). Controlled foreign
company/ controlled foreign corporation merupakan skema sebuah entitas (
misalnya perusahaan F ) yang berasal dari negara X mendirikan perusahaan anak
(misalnya perusahaan T ) di negara lain (foreign subsidiary) yang dapat

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 142
dikendalikan oleh pemegang sahamnya. Menurut ketentuan umum, saat
perusahaan T mendistribusikan penghasilan (dividen) kepada perusahaan F
sebagai pemegang saham, maka negara X akan mengenakan pajak atas
penghasilan tersebut. Atas dasar tersebut, perusahaan F cenderung berkeinginan
untuk menunda pendistribusian dividen tersebut/ tetap menahan penghasilan di
perusahaan F sehingga atas penghasilan tersebut tidak dikenakan pajak di
negara X. Apabila perusahaan T didirikan di negara tax heaven, atas penghasilan
perusahaan T akan dikenakan pajak dengan tarif yang lebih rendah atau bahkan
tidak dikenakan pajak. Kondisi tersebut disebut sebagai double non-taxation.
Berikut ini merupakan ilustrasi mengenai controlled foreign company.

Untuk mengatasi masalah double non-taxation, biasanya diterapkan


kebijakan pencegahan praktik penghindaran pajak berganda (anti tax
avoidance), misalnya General Anti Avoidance Rule ( GAAR ), Specific Anti
Avoidance Rule ( SAAR ), Exchange of Information pada ketentuan P3B. Di
Indonesia, SAAR diwujudkan dalam Pasal 18 UU Pajak Penghasilan.

g. Keringanan atas Pengenaan Pajak Perganda Yuridis


Terdapat beberapa mekanisme untuk menghilangkan atau meringankan beban atas
pengenaan pajak berganda.
1. Metode pembebasan (exemption method )
Negara domisili memberikan pembebasan atas penghasilan yang
diperoleh dari luar negeri sebagai penghasilan kena pajak sehingga pengenaan
pajak hanya didasarkan pada penghasilan domestik saja.
- Full Exemption
Metode yang tidak memasukkan penghasilan luar negeri ke penghitungan
pajaknya untuk menentukan tarif pajak dalam negeri.
- Exemption with progression
Dalam metode ini, penghasilan dari luar negeri tidak dikenakan pajak, akan
tetapi penghasilan luar negeri tersebut dijumlahkan dengan penghasilan
dalam negeri lalu digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tarif pajak di
dalam negeri

Berikut ini merupakan ilustrasi penerapan metode pembebasan untuk skema full
exemption dan exemption with progression.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 143
Warga negara A memperoleh penghasilan sebesar $3000 dari negara A dan $4000
dari negara B. Tarif pajak di negara B adalah 5%. Berikut rincian tarif pajak
penghasilan di negara A.

Penghasilan Tarif
$ 0 - 4000 10%
$ 4000-8000 15%
> $ 8000 18%

Perhitungan pengenaan pajak penghasilan dengan keringanan berupa pembebasan

Penghasilan luar negeri ( negara B ) $ 4000


Penghasilan dalam negeri ( negara A ) $ 3000
World wide income $ 7000

Full Exemption Method


Pajak terutang di LN atas penghasilan luar negeri 5% x $ 4000 $ 200
Pajak terutang di DN atas penghasilan dalam negeri 10%x $ 3000 $ 300
Total Pajak Terutang $ 500

Exemption With Progression Method


Pajak terutang di LN atas penghasilan luar negeri 5% x $ 4000 $ 200
Pajak terutang di DN atas penghasilan dalam negeri 15%x $ 3000 $ 450
Total Pajak Terutang $ 650

Pada metode full exemption method, perhitungan pajak terutang dalam negeri
menggunakan tarif 15% karena dasar penentuan tarif adalah penghasilan dalam
negeri saja sebesar $ 3000. Sedangkan untuk metode exemption with progression,
tarif pajak terutang dalam negeri ditentukan dengan mengakumulasikan penghasilan
dalam negeri dan penghasilan luar negeri sebesar $ 3000 + $ 4000 = $ 7000,
penghasilan kumulatif $ 7000 termasuk dalam lapisan tarif 15%.

1. Metode deduksi ( deduction method )


Negara domisili membolehkan pembayar pajak untuk menjadikan pajak
yang dibayar di luar negeri sebagai pengurang penghasilan kena pajak di
Negara domisili. Berikut ini merupakan ilustrasi penerapan metode deduksi.
Warga negara A memperoleh penghasilan sebesar $3000 dari negara A
dan $4000 dari negara B. Tarif pajak di negara B adalah 20% sedangkan tarif
pajak di negara A adalah 15%.

Perhitungan pengenaan pajak penghasilan dengan keringanan berupa deduksi


Penghasilan luar negeri ( negara B ) $ 4000
Penghasilan dalam negeri ( negara A ) $ 3000
World wide income $ 7000

Deduction Method
World wide income $ 7000
Less : pajak terutang di LN atas penghasilan LN 20% x $ 3000 $ (600)

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 144
Penghasilan Kena Pajak di negara A $ 6600

Pajak terutang di dalam negeri 15% x $ 6600 $ 990


Pajak terutang di luar negeri 20% x $ 3000 $ 600
Total pajak terutang $ 1590

2. Metode kredit ( credit method )


Negara domisili mengenakan pajak atas penghasilan dalam negeri dan
luar negeri memperbolehkan pajak yang terutang di luar negeri diperlakukan
sebagai kredit pajak di dalam negeri.
- Full Credit Method
Negara mengizinkan wajib pajak untuk mengkreditkan seluruh pajak
terutang di luar negeri yang sudah di bayar.
- Ordinary Credit Method
Negara membatasi jumlah kredit pajak luar negeri sehingga tidak melebihi
jumlah pengurangan pajak yang dihitung berdasarkan undang-undang
domestik.

Berikut ini merupakan ilustrasi penerapan metode kredit untuk skema full credit
method dan ordinary credit method.
Warga negara A memperoleh penghasilan sebesar $3000 dari negara A dan $4000
dari negara B. Tarif pajak di negara B adalah 20% sedangkan tarif pajak di negara A
adalah 15%.

Perhitungan pengenaan pajak penghasilan dengan keringanan berupa kredit

Penghasilan luar negeri ( negara B ) $ 4000


Penghasilan dalam negeri ( negara A ) $ 3000
World wide income $ 7000
Pajak terutang atas penghasilan luar negeri 20% x $ 4000 $ 800

Full Credit Method


Pajak terutang di dalam negeri 15% x $ 7000 $ 1050
Less : kredit pajak atas pajak terutang dibayar di LN 20% x $ 4000 $ (800)
Pajak kurang dibayar di dalam negeri $ 250
Total pajak terutang $ 800 + 250 $ 1050

Ordinary Credit Method


Pajak terutang di dalam negeri 15% x $ 7000 $ 1050
Less : kredit pajak atas pajak terutang dibayar di LN perhitungan $ (600)
Pada perhitungan sebelumnya telah dihitung pajak terutang atas
penghasilan luar negeri sebesari $ 800.
Perhitungan jumlah maksimal kredit pajak
Penghasilan LN
------------------------- X pajak terutang di dalam negeri
Total Penghasilan

$ 4000

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 145
----------- x $ 1050 = $ 600
$ 7000

Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa jumlah maksimal pajak


terutang luar negeri yang diperkenankan untuk dikreditkan adalah $
600. Jadi, walaupun pajak terutang di luar negeri yang sudah dibayar
adalah $ 800, kredit pajak yang digunakan tetap sebesar jumlah
maksimal yang diizinkan yaitu $ 600.
Pajak kurang dibayar di dalam negeri $ 450
Total pajak terutang $ 800 + 450 $ 1250

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 146
Pertemuan 2
CP Mata Kuliah :
Menjelaskan dan memahami Pengertian double tax treaties, Sejarah tax treaty, macam-
macam tax treaty, maksud dan tujuan adanya tax treaty, update model OECD dan UN
terbaru, legal framework tax treaty, interpretasi tax treaty.

a. Pengertian Double Tax Treaties


Ada beberapa istilah lain penyebutan double tax agreement diantaranya
“Double Tax Treaty”, “Double tax convention”, atau yang lebih sederhana “Tax
treaty”. Dalam International Tax Glossart, tax treaty International Tax Glossart, tax
treaty adalah sebuah istilah untuk menunjukkan persetujuan antara dua atau lebih
negara untuk menghindari pengenaan pajak berganda.
Pada kenyataannya, terdapat berbagai jenis perjanjian pajak (tax treaty). Jenis tax
treaty yang paling umum adalah :
1. Perjanjian untuk menghindari pengenaan pajak berganda atas penghasilan
dan modal (biasanya dikenal sebagai perjanjian pajak penghasilan
komprehensif)
2. Perjanjian yang ditunjukan untuk mencegah penggelapan fiskal.
3. Perjanjian untuk mengatur distribusi/ alokasi antara anggota perjanjian
terkait hak atas pemungutan pajak

b. Sejarah Double Tax Agreement


Jerman memiliki peran penting dalam perkembangan pajak internasional
sepanajng abad ke-19. Jerman merupakan negara pelopor terkait dengan isu
eliminasi pajak berganda. Hal tersebut dimulai sejak pembentukan Negara Federasi
Jerman pada tahun 1815. Kepentingan Jerman untuk menghindari pajak berganda
semakin meningkat dengan adanya freedoom of movement di antara negara bagian
Jerman. Upaya pemerintah Jerman untuk menghindaru pajak berganda diperlihatkan
dengan dihasilkannya P3B Saxony dan Prussia pada tahun 1869/1870. P3B tersebut
merupakan P3B domestik pertama antara negara bagian di Jerman.
Memasuki paruh kedua abad ke-19, terjadi lonjakan perdagangan
internasional yang ditandai dengan adanya perluasan kegiatan usaha dan
peningkatan transaksi lintas batas negara. Akibatnya, masalah terkait pajak
berganda menjadi semakin meningkat dan rumit. Pada pertengahan abad ke-19,
muncul P3B dalam konteks internasional, yaitu P3B antara Austria/Hungaria dan
Prusia pada tahun 1899. P3B tersebut dikenal sebagai P3B internasional pertama.
P3B tersebut mengadopsi P3B domestik antara Saxony dan Prussia.
Sebagai negara pelopor P3B, perkembangan P3B Jerman tidak lepas dari
sosok Herbert Dorn, sekretaris tetap di Kementerian Keuangan Jerman. Di bawah
kepemimpinan Dorn, Jerman membangun jaringan P3B dengan negara-negara
Eropa Tengah, Eropa Selatan, negara-negara Nordic, serta negara-negara Slavic.
Pada tahun 1921, terdapat P3B pertama yang dibuat setelah Perang Dunia I, yaitu
P3B Czechkoslovakia dan Jerman terkait dengan pajak langsung (direct tax). Pada
tahun 1925, Jerman melakukan negosiasi P3B dengan Italia. P3B Jerman dan Italia
memberikan pengaruh penting terhadap 1928 Model Conventions / Model P3B 1928
yang dianggap sebagai model P3B pertama di dunia.

c. Maksud dan Tujuan Double Tax Agreement


1. Latar belakang perjanjian penghindaran pajak berganda
- Pembagian hak pemajakan

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 147
- Meningkatkan investasi
- Menghindari terjadinya pajak berganda
2. Maksud perjanjian pengindaran pajak berganda
Secara umum, kesepakatan pada tax treaty ditujukan untuk dua hal utama, yaitu
- Menghindari pengenaan pajak berganda akibat yursdiksi pemajakan
• Menghindari pajak berganda yang dikenakan pada transaksi cross-border
apabila masing-masing dengan kebijakannya negara mengenakan pajak
atas penghasilan atau modal yang sama.
• Mengalokasikan pajak yang dikenakan oleh negara yang menjadi
anggota tax treaty
• Mencegah adanya penggelapan pajak ( tax evasion ) pada transaksi
cross-border tersebut.
- Mencegah penggelapan fiscal
3. Tujuan perjanjian penghindaran pajak berganda
- Menghindari pengenaan pajak berganda ( double taxation )
- Mencegah penghidaran pajak ( tax avoidance )
- Mencegah pengelakan pajak ( tax evasion )
- Mencegah terjadinya double non-taxation

d. Model Konvensi Tax Treaty


1. League of Nations
League of Nations / Liga Bangsa-Bangsa adalah organisasi internasional
yang dibentuk sebagai hasil dari Paris Peace Conference pada tahun 1919/1920.
Organisasi ini merupakan cikal bakal PBB. Misi utama LBB pada dasarnya
adalah menjaga perdamaian dunia dan menjaga stabilitas ekonomi.
Selama tahun 1920-an, LBB meminta beberapa ahli ekonomi untuk
mengkaji dampak ekonomi atas pajak berganda. Kajian tersebut dimaksudkan
untuk menciptakan keseimbangan alokasi beban pajak. Namun, hasil kerja LBB
untuk menyelesaikan masalah pajak berganda tidak berpengaruh dalam
meningkatkan jumlah jaringan P3B. LBB menghentikan tugasnya dalam
menangani pajak berganda pada tahun 1954. Selanjutnya, kajian masalah
penghindaran pajak berganda dialihkan kepada Organization for European
Economic Co-operation ( OEEC ) / OECD.
Berikut ini merupakan perkembangan model perjanjian penghindaran
pajak berganda League of Nations.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 148
Konsep perjanjian penghindaran pajak berganda yang dikenal dengan
Mexico Draft memiliki ciri bahwa kekuasaan hukum pemajakan yang utama
dipegang oleh negara sumber penghasilan, sebuah posisi yang menguntungkan
bagi negara berkembang. Mexico Draft ditinjau ulang di London dan
menghasilkan London Draft dengan beberapa perubahan, yaitu kekuasaan
hukum pemajakan dipegang oleh negara tempat tinggal wajib pajak.

2. OECD model double tax treaty


Organization Economic and Cooperation Development ( OECD ) bermula
dari adanya Organization for European Economic Co-operation ( OEEC ). OEEC
merupakan organisasi yang dibentuk pada tahun 1948 dengan jumlah anggota
awal sejumlah 16 negara. Pendiri OEEC adalah Perancis, United Kingdom, dan
Austria. Pada tanggal 30 September 1961, OEEC berubah menjadi OECD yang
memasukkan Amerika Serikat dan Kanada sebagai negara anggota.
Tujuan OEEC adalah untuk mengimplementasikan bantuan administrasi
tergadap framework the Marshall Plan dalam melakukan rekonstruksi kawasan
Eropa setelah Perang Dunia II. Pertumbuhan ekonomi yang signifikan sebagai
akibat adanya liberalisasi pasar kala itu mengakibatkan kerjasama internasional
juga semakin meningkat sehingga dibutuhkan suatu harmonisasi terkait dengan
pajak berganda.
Berikut ini merupakan perkembangan OECD model double tax treaty.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 149
Konsep pertama Perjanjian Pajak Berganda model OECD yang
diterbitkan pada tahun 1963 mencerminkan kepentingan anggota OECD,
mengalokasikan hak pemajakan untuk keuntungan negara tempat tinggal wajib
pajak, sebagaimana yang dicontohkan dalam London Draft. Model DTA OECD
yang diterbitkan pada 1977 menjadi standar untuk perjanjian bilateral
antarnegara dan sangat tepat apabila model perjanjian pajak berganda tersebut
diadopsi oleh antara dua atau lebih negara maju. Negara-negara berkembang
tidak puas dengan model tersebut karena model ini biasanya mengharuskan
negara berkembang sebagai negara sumber menyerahkan kewenangan
pengenaan pajak berdasarkan yursdiksi domisili kepada negara maju sedangkan
arus penghasilan biasanya mengalir dari negara berkembang ( sumber ) kepada
negara maju ( domisili ).

3. United Nations model double tax treaty


Model tax treaty pertama terbit pada tahun 1980 mengikuti model milik
OECD yang telah terbit pada tahun 1977. Namun, model ini memang
memberikan hak perpajakan yang lebih besar kepada negara-negara sumber,
yaitu negara-negara pengimpor modal dan negara-negara berkembang,
khususnya berkenaan dengan pengenaan pajak atas penghasilan bisnis dan
pendapatan investasi pasif.
Berikut ini merupakan perkembangan UN model double tax treaty.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 150
e. Status Model Double Tax Agreement OECD dan United Nations
Perkembangan model perjanjian pajak berganda disebabkan oleh dua faktor :
- Adanya ketidaksepakatan antara negara-negara mengenai ketentuan yang tepat
untuk dimasukkan ke dalam perjanjian (isi kesepakatan)
- Adanya ambiguitas dari bahasa yang digunakan di dalam perjanjian

Tujuan dari model perjanjian pajak berganda adalah sebagai panduan untuk
meminimalisir kompleksitas dan biaya pemenuhan hukum pajak. Model tersebut
merupakan “starting point” bagi negosiasi antar negara. Artinya model perjanjian
pajak berganda tidak wajib diikuti oleh suatu negara, hanya berperan sebagai
panduan atau pedoman saja. Pemilihan metode perjanjian penghindaran pajak
berganda, misalnya OECD model atau UN model, sesuai dengan kesepatan antara
negara yang membuat perjanjian sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

f. Model Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda Lainnya


1. US model double tax treaty
United States memiliki model perjanjian penghindaran pajak berganda
sendiri, yaitu the United States Model Income Tax Convention (1996), yang
menjadi dasar dari seluruh perjanjian pajak berganda bilateral US. Model ini
merefleksikan kepentingan US sebagai negara pengekspor modal. US
mengenakan pajak terhadap penduduknya atas pendapatan mereka di seluruh
dunia, mempertahankan hak perpajakannya sebagai negara tempat tinggal
sehingga merugikan negara sumber pendapatan.
2. Multilateral double tax treaty
Beberapa kelompok negara dengan kepentingan sosial dan ekonomi
regional yang sama telah menandatangani perjanjian pajak ganda multilateral.
Misalnya, Pasal 220 dari Perjanjian Roma (1957) yang menciptakan Komunitas
Ekonomi Eropa (sekarang Uni Eropa) memungkinkan untuk diadakannya
perjanjian pajak ganda multilateral antara negaranegara anggota Uni Eropa.
3. Nordic Convention
Nordic Convention merupakan kkonvensi antara negara-negara Nordic
(1996), yaitu multilateral tax treaty antara Denmark, Kepulauan Faroe, Finlandia,
Islandia, Norwegia, dan Swedia. Model perjanjian ini sebagian besar didasarkan
pada ketentuan OECD model double tax treaty. Karena kepentingan ekonomi
dari sumber daya alam ekstraktif di wilayah tersebut, Konvensi Nordic memuat
ketentuan-ketentuan khusus mengenai keberadaan suatu Permanent
Establishment di negara pihak pada perjanjian, dan sebuah pasal yang mengatur
kegiatan yang berkaitan dengan survei, eksplorasi, dan eksploitasi dari
simpanan hidrokarbon.
4. CARICOM Agreement
CARICOM Agreement merupakan bentuk multilateral tax treaty berbasis
sumber (1994) yang ditandatangani oleh 11 dari 14 negara anggota Komunitas
Karibia, yaitu Antigua dan Barbuda, Belize, Dominika, Grenada, Guyana,
Jamaika, Montserrat, St. Kitts dan Nevis, St. Lucia, St. Vincent dan Grenadin,
serta Trinidad dan Tobago. Fitur unik dari multilateral tax treaty ini adalah
didasarkan pada eksklusivitas hak negara sumber atas pajak dan larangan
terhadap negara tempat tinggal wajib pajak yang mengenakan pajak
berdasarkan world wide income. Atas dasar ini, pajak berganda tidak terjadi
karena pendapatan dikenai pajak di negara sumber saja serta tidak dikenakan di

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 151
negara tempat tinggal. Oleh karena itu, tidak diperlukan suatu pasal dalam
perjanjian untuk meringankan pembebanan pajak berganda.
5. Multilateral double tax treaty lainnya
Terdapat beberapa model multilateral double tax treaty lainnya, misalnya :
- The Administrative Assistance Convention ( 1964 ) antara tiga negara
Benelux
- The Income Tax Convention ( 1957 ) antara Chad, Gabon, Middle Congo,
Ubangi-Share, dan French Equatorial Africa
- The Income from Movable Capital Tax Agreement ( 1961 ) antara Dohomey,
Ivory Coast, Niger dan Upper Volta
- The League of Nations Motor Vehicle Convention and Final Protocol ( 1931 )
antara 44 negara anggota Liga Bangsa-Bangsa
Selain itu, terdapat juga model multilateral double tax agreement, yaitu :
- The Andean Pact Model Income, Capital and Welath Tax Convention
- The Intra ASEAN Model Double Tax Convention ( 1987 ) untuk anggota
ASEAN

g. Kerangka Dasar Double Tax Agreement


Hukum Internasional merupakan kerangka hukum di mana tax treaty
beroperasi. Tax treaty adalah salah satu bentuk dari banyak perjanjian internasional,
Konvensi Wina adalah otoritas dasar untuk interpretasi tax treaty. Selain itu, selama
tax treaty tertentu menggunakan kata-kata yang sama dengan OECD model atau UN
model dalam pasal yang relevan, komentar OECD atau komentar PBB dapat
digunakan untuk membantu dalam menafsirkan tax treaty tersebut. Terdapat
pendekatan statis dan ambulatory untuk menafsirkan tax treaty dan praktik terbaik
internasional memilih pendekatan ambulatory.

h. Interpretasi Double Tax Agreement


Terdapat lima faktor yang harus diperhatikan dalam interpretasi tax treaty
antara lain :
- Kedua negara yang terlibat dalam tax treaty, kepentingan antara negara peserta
dalam rangka tax treaty harus dipertimbangkan.
- Tax treaty memiliki cakupan yang lebih luas daripada hukum domestik. Di satu
sisi, tax treaty adalah perjanjian antara negara untuk mengalokasikan hak terkait
pengenaan pajak, namun di lain sisi tax treaty dapat digunakan sebagai argumen
oleh wajib pajak untuk melawan pemerintah.
- Tax treaty sering tidak menggunakan istilah yang sama dengan ketentuan hukum
domestik
- Tax treaty bukan merupakan upaya untuk mengenakan pajak, namun upaya
untuk memberikan keringanan atas pajak berganda
- Interpretasi tax treaty secara umum dipengaruhi secara seignifikan oleh OECD
model dan komentarnya apabila tidak ditemukan padanan dalam interpretasi
pada hukum domestik.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 152
1. Vienna Convention / Konvensi Wina ( 1969 )
Pada pasal 31 disebutkan bahwa suuatu perjanjian ditafsirkan dengan
iktikad baik sesuai dengan pengertian yang lazim diberikan terhadap istilah-
istilah dari perjanjian sesuai konteksnya dan berdasarkan maksud dan tujuan
dari perjanjian tersebut. Pasal ini disebut "aturan umum penafsiran" (general
rule of interpretation ). Apa konteks yang terkandung dalam tax treaty? Pasal
32 menjelaskan bahwa konteks meliputi :
- Teks perjanjian pajak berganda itu sendiri, termasuk pembukaan dan
lampirannya
- Kesepakatan antara pihak-pihak yang dibuat sehubungan dengan
perjanjian pajak berganda
- Instrumen yang dibuat oleh satu pihak sehubungan dengan
penandatanganan Perjanjian pajak berganda, yang diterima oleh pihak
lainnya.

2. OECD model double tax treaty definition


OECD model sangat membantu dalam penerapan dan interpretasi
konvensi dan, khususnya, dalam penyelesaian perselisihan apa pun.
Komentar ( commentary ) sangat penting dalam pengembangan hukum
fiskal internasional. Untuk membantu menafsirkan ketentuan perjanjian pajak
berganda, Art.3 OECD model menetapkan definisi umum istilah yang
digunakan dalam perjanjian pajak berganda. Art.3(1) mendefinisikan tujuan
tax treaty, kecuali jika dari hubungan kalimatnya harus diartikan lain :
“person”, “company”, “enterprise of Contracting State”, “international traffic”,
“competent authority”, dan “national”.

3. Practical Observation
Dalam prakteknya, penjelasan OECD diperhitungkan dalam
penafsiran perjanjian pajak berganda walaupun sulit menyesuaikan dengan
Vienna Convention. Hal ini dikarenakan OECD model dan penjelasannya
merupakan :
- Bentuk dasar dari ratusan perjanjian pajak berganda, sehingga sulit untuk
diabaikan;
- Seringkali satu-satunya bahan yang tersedia untuk menjelaskan makna
dalam tax treaty;
- Membantu mengembangkan badan hukum perpajakan yang umum;
- Membantu menghindari double taxation dan double non-taxation;
- Memberikan tingkat kepastian kepada pembayar pajak dan administrasi
pajak.
Namun, terdapat beberapa kondisi yang harus dipenuhi apabila akan
menggunakan komentar OECD dalam interpretasi suatu tax treaty, antara
lain :
- Kata-kata yang sama muncul di tax treaty yang dimaksud dan OECD
model
- Tidak terdapat negara yang menyatakan keberatan sehubungan dengan
ketentuan tersebut
- Pernyataan dalam komentar jelas

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 153
- Faktor lainnya yang menunjukkan bahwa tidak ada makna lain yang
dimaksud

4. Specific Country Practices


Beberapa negara sepakat bagaimana perjanjian pajak berganda
ditafsirkan dengan adanya kontradiksi antara persyaratan Konvensi Wina dan
Art.3 (2) model OECD. Contohnya, Austria dan Amerika Serikat menurut
perjanjian pajak berganda AustriaAmesrika Serikat (1996), memungkinkan
penerapan penjelasan OECD berdasarkan pada daftar pengecualian.

5. Static Interpretation dan Ambulatory Interpretation


Terdapat dua pendekatan dalam menafsirkan makna kebijakan
legislatif, yaitu pendekatan static dan pendekatan ambulatory.
Static Interpretation artinya istilah tersebut memiliki arti dalam hukum
domestik ketika perjanjian berganda ditandatangani. Kemungkinan
perberbedaan dari makna istilah tersebut diterapkan pada transaksi atau
peristiwa (karena hukum nasional mungkin telah berubah antara saat
perjanjian pajak berganda ditandatangani dan waktu penerapannya).
Ambulatory Interpretation artinya istilah yang dipermasalahkan
mengambil makna bahwa tax treaty di bawah hukum domestik negara yang
berubah-ubah dari waktu ke waktu, yaitu pada saat perjanjian berganda
diterapkan pada transaksi atau peristiwa. Penafsiran ini disebut juga sebagai
penafsiran dinamis / dynamic interpretation.

i. Kedudukan Hukum Tax Treaty


Tax treaty dirancang untuk diaplikasikan oleh pihak berwenang di setiap
negara yang melakukan perjanjian. Sebagian besar negara memberikan ketentuan
yang sama dengan hukum domestik ataupun batasan dalam menyusun tax treaty
sehingga ketentuan domestik tersebut dapat membatasi dampak tax treaty atau
bahkan tidak dapat diterapkan di dalam negeri. Namun, unsur-unsur tax treaty yang
mengikat secara internasional tidak dapat dipengaruhi oleh undang-undang domestik
tersebut. Dalam kasus konflik antara ketentuan domestik dengan ketentuan tax
treaty, beberapa negara menyatakan dalam ketentuan domestik bahwa ketentuan
tax treaty mengesampingkan ketentuan domestik.
Perjanjian pajak berganda tidak secara otomatis dimasukkan ke dalam
hukum domestik suatu negara pada saat diratifikasi. Tindakan lebih lanjut diperlukan
untuk memberi kekuatan hukum di negara tersebut. P3B adalah perjanjian antara
negara-negara yang berdaulat sesuai dengan hukum internasional. Negara-negara
yang membuatnya wajib memastikan bahwa P3B dapat diterapkan dalam hukum
domestiknya. Terdapat dua aliran dalam menerapkan P3B di dalam negeri, yaitu
Monistic Principle dan Dualistic Principle.
• Monistic Principle :
- Hukum Internasional Dan Hukum Nasional Menjadi Hukum Domestik Dan
Hukum Nasional Tunduk Kepada Hukum Internasional (”Doctrine Of
Incorporation”),
- Treaty Yang Telah Disepakati Dapat Segera Diberlakukan ( ”Self
Executing” )
- Treaty Secara Otomatis Menjadi Bagian Hukum Domestik
- Tidak Perlu diundang-undangkan

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 154
Contoh negara yang menerapkan : Perancis, Jepang, Luxemburg,
Belanda, Portugal, Spanyol, Switzerland
• Dualistic Principle :
- Hukum Internasional Terpisah Dari Hukum Nasional
- Agar Dapat Diberlakukan Treaty Harus Dijadikan Hukum Domestik
Terlebih Dulu Melalui Proses Legislasi (”Doctrine Of Transformation”)
Contoh negara yang menerapkan : Australia, Canada, Denmark,
India, Israel, New Zealand, Norwegia, Swedia, UK

Di Indonesia sesuai dengan Pasal 24 UU PPh, pemerintah berwenang


untuk melakukan perjanjian dengan pemerintah negara lain dalam rangka
penghindaran pajak berganda dan pencegahan pengelakan pajak. Apabila
terjadi konflik karena perbedaan pengaturan menurut UU PPh dan tax treaty,
maka ketentuan dalam tax treaty yang berlaku untuk diterapkan.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 155
Pertemuan 3
CP Mata Kuliah :
Memahami dan menjelaskan struktur tax treaty OECD dan UN serta update terbaru, pasal-
pasal berkaitan dengan aplikasi tax treaty, pembagian hak pemajakan ( distributive rule &
ordering rule ), active income dan passive income, pencegahan penghindaran pajak, pasal
lain-lain

a. Struktur Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda OECD model dan UN model


Pasal-pasal dalam perjanjian penghindaran pajak berganda dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Pasal-pasal penerapan (aplikasi) perjanjian penghindari pajak berganda,
meliputi :
- Ruang Lingkup ( Scope )
- Definisi
2. Pasal-pasal distributive rule untuk mencegah pajak berganda
- Substansi ( pembagian hak pemajakan atas penghasilan )
3. Pasal anti penghindaran pajak dan pengelakan pajak
4. Pasal lain-lain
Berikut ini merupakan perbandingan antara struktur P3B OECD model
dengan UN model.

Struktur P3B OECD Model Struktur P3B UN Model

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 156
Berikut ini merupakan alur tahap penerapan / pengaplikasian pasal dalam tax treaty.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 157
b. Menentukan ruang lingkup tax treaty dan mengaplikasikan definisi yang
relevan
1. Menentukan ruang lingkup tax treaty
- Menentukan apakah subjek pajak yang ingin menerapkan tax treaty termasuk
dalam subjek pajak yang dicakup ( person covered ) atau tidak;
- Menentukan apakah objek pajak yang dipersengketakan termasuk dalam
pengertian objek pajak yang dicakup ( taxes covered ) atau tidak;
- Menentikan apakah negara yang diperdebatkan termasuk dalam pengertian
negara yang dicakup ( states covered );
- Menentukan apakah ketentuan dalam tax treaty yang dimaksud sudah
diberlakukan ( effective date ) atau mungkin sudah tidak berlaku lagi.

2. Mengaplikasikan definisi yang relevan


Setelah memastikan semua ruang lingkup terpenuhi, tahap selanjutnya
adalah memastikan definisi penghasilan yang diperdebatkan. Hal ini
dilakukan untuk memastikan penghasilan tersebut akan masuk dalam ketentuan
atau pasal substantif yang mana.

c. Pembagian hak pemajakan dalam pasal substantif


1. Distributive rules
Metode yang digunakan dalam suatu tax treaty untuk menghindari
adanya pemajakan berganda adalah menggolongkan penghasilan berdasarkan
suatu penggolongan tertentu ( scheduler income ) dan menentukan hak
pemajakan suatu negara atas jenis penghasilan yang dihasilkan dari
penggolongan tersebut. Hal tersebut penting karena akan menentukan negara
mana yang berhak untuk memajaki penghasilan tersebut. Pasal-pasal yang
mengatur tentang hak pemajakan suatu negara atas jenis-jenis penghasilan
disebut sebagai distributive rules atau assignment rules atau allocation articles.
Pembagian hak pemajakan suatu negara berdasarkan distributive
rules yang diatur dalam P3B pada dasarnya adalah sebagai berikut :
- Hak pemajakan diberikan sepenuhnya kepada salah satu negara. Pada
umumnya diberikan kepada negara tempat subjek pajak terdaftar sebagai
subjek pajak dalam negeri ( negara domisili / residence state ); atau
- Hak pemajakan dibagi antara negara domisili (residence state) dan
negara sumber (source state)

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 158
Ketentuan yang terdapat dalam distributive rules dimaksudkan untuk
membatasi hak pemajakan negara sumber.
Berikut ini merupakan penggolongan jenis penghasilan dalam pasal
distributive rules.
- Active Income
Active income merupakan penghasilan yang berasal dari
kegiatan usaha dan pekerjaan. Penghasilan ini meliputi penghasilan dari
kegiatan bisnis ( business profit ), penghasilan dari kegiatan pelayaran,
transportasi perairan darat, dan penerbangan ( shipping, inland
waterways transport and air trasport ), penghasilan dari jasa profesi yang
dilakukan oleh individu ( independent personal services ), penghasilan
atas hubungan pekerjaan ( dependent personal service ), penghasilan
direktur, penghasilan entertainer dan olahragawan ( entertainer and
sportperson ), gaji PNS ( government services ), dan penghasilan yang
diterima oleh pelajar ( students )
- Passive Income
Passive Income merupakan penghasilan yang berasal dari
investasi dalam bentuk tangible maupun intangible properties ( termasik
financial investment ). Penghasilan ini meliputi penghasilan dari harta tak
bergerak ( immovable property ), dividen ( dividend ), bunga ( interest ),
royalti ( royalty ), capital gains, serta pensiun.
- Other Income
Penghasilan ini merupakan jenis penghasilan yang tidak dapat
digolongkan menjadi active income maupun passive income.

2. Ordering rules
Beberapa jenis pendapatan mungkin termasuk dalam lebih dari satu
kategori jenis penghasilan dan dikenai pajak dengan cara yang berbeda.
Misalnya, dividen atau bunga yang termasuk kategori passive income dapat
pula termasuk kategori active income dari operasi bisnis, seperti bank atau
investor ekuitas aktif. Dalam kondisi tersebut, tax treaty perlu memuat
mekanisme yang menentukan ketentuan mana yang diutamakan dalam
mengenakan pajak atas penghasilan, beberapa aturan prioritas harus
diterapkan. Umumnya, kategori penghasilan passive income menjadi prioritas di
atas active income. Namun, harus terdapat pengecualian dalam pasal-pasal tax
treaty.

Sebagai contoh, pasal dalam OECD model menetapkan apa yang secara
terpisah dengan pasal lain dari konvensi ini, maka ketentuan pasal-pasal
tersebut tidak akan terpengaruh oleh ketentuan pasal ini. Karena Art. 10 dan 11
terkait dengan dividen dan bunga, ketentuan pasal-pasal tersebut
mengesampingkan aturan dalam Art. 7 di mana dividen dan bunga juga
merupakan keuntungan usaha ( prima facie ).

d. Terminologi shall be taxable only dan may be taxed


1. Shall be taxable only
Terminologi ini menyatakan bahwa hak pemajakan hanya diberikan
kepada satu negara. Dengan demikian, apabila hak pemajakan tersebut telah
diberikan kepada suatu negara, negara lainnya tidak boleh mengenakan pajak
sehingga seharusnya tidak terjadi isu pajak berganda. Biasanya hak pemajakan

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 159
diberikan kepada negara tempat subjek pajak terdaftar sebagai subjek pajak
dalam negeri ( domisili ).
Berikut ini merupakan jenis penghasilan yang hanya dikenakan di
negara domisili.

2. May be taxed
Hak pemajakan atas suatu penghasilan diberikan kepada negara
domisili maupun negara sumber. Negara sumber juga berhak untuk
mengenakan pajak sehingga terjadi isu pajak berganda. Untuk menghindari
adanya pajak berganda, negara domisili diwajibkan untuk memberikan
keringanan pajak berganda ( exemption atau credit ).
Berikut ini merupakan jenis penghasilan yang dapat dikenakan di negara
sumber.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 160
Hak pemajakan tidak dibatasi ( wihtout limitation ) artinya negara sumber
berhak menggunakan ketentuan domestik untuk mengenakan pajak. Hak pemajakan
dibatasi ( with limitation ) artinya tarif pemajakan di negara sumber ditentukan
dalam tax treaty.

e. Pencegahan penghindaran pajak


Terdapat tiga pasal yang mengatur pencegahan penghindaran pajak pada
model tax treaty.
1. Article 9 : Associated Enterprise
- Terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam manajemen, control, atau
modal suatu perusahaan di negara yang berkontrak lainnya
- Orang yang sama terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam
manajemen, control, atau modal suatu perusahaan di negara yang berkontrak
lainnya

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 161
- Transaction at no arms length price
2. Article 26 :Exchange of Information
Pasal ini mengizinkan administrasi perpajakan di negara pemberi kontrak
untuk bertukar informasi satu sama lain agar dapat melaksanakan ketentuan tax
treaty atau undang-undang domestik.
3. Article 27 :Assistance in the collection of tax
Pasal ini membahas pengharuskan setiap negara kontraktor untuk
membantu pihak lain dalam pengumpulan klaim pendapatan.

f. Prosedur perjanjian penghindaran pajak berganda


1. Negosiasi
Negosiasi awal tax treaty biasanya dilakukan oleh perwakilan dari
kementerian keuangan, perbendaharaan atau otoritas pendapatan dari kedua
negara yang bersangkutan.
2. Memulai
Setelah persyaratan tax treaty disepakati oleh tim negosiasi kedua negara,
tax treaty tersebut diparaf dan diserahkan untuk memperoleh persetujuan di tingkat
politik pada setiap negara oleh masing-masing menteri keuangan, kabinet, atau
dewan menteri.
3. Tanda tangan
Ketika tax treaty disetujui oleh kedua pemerintah, tax treaty secara resmi
ditandatangani oleh menteri keuangan atau perwakilan mereka masing-masing.
4. Ratifikasi
Ketika tax treaty sudah diratifikasi oleh suatu negara maka ratifikasi tersebut
harus diberitahukan kepada negara mitranya. Apabila masing-masing negara telaf
meratifikasi P3B, dapat dikatakan bahwa telah terdapat proses pertukaran nota
ratifikasi. Di Indonesia berdasarkan Pasal 11 ayat (1) UU Nomor 24 tahun 2000
tentang Perjanjian Internasional, ratifikasi P3B tidak melalui persetujuan DPR, tetapi
cukup dilakukan dengan penerbitan Keputusan Presiden (Keppres) yang kemudian
diberitahukan kepada DPR.
5. Mulai berlaku
Tax treaty mulai berlaku pada tanggal ketika tax treaty menjadi kewajiban
hukum yang mengikat kedua negara. Tindakan ratifikasi itu sendiri biasanya tidak
segera memberlakukan tax treaty. Tax treaty sering diberlakukan pada akhir jumlah
hari tertentu setelah pemberitahuan ratifikasi terakhir telah diterima oleh negara yang
saling berkontrak.
6. Tanggal efektif
Tanggal efektif DTA adalah tanggal dimana diberlakukan, yang sering
merupakan awal tahun pajak kontrak negara segera setelah tanggal berlakunya
DTA. Juga mungkin bahwa tanggal efektif dapat sebelum tanggal berlakunya DTA

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 162
Pertemuan 4
CP Mata Kuliah :
Menjelaskan dan memahami macam-macam metode solusi pengkreditan pajak berganda
(exemption method, tax credit method, deduction method & tax sparing), article 23 OECD
dan UN, pasal 24 UU PPh

a. Metode keringanan atas pengenaan pajak berganda yuridis ( juridical double


taxation)
1. Deduction Method
- PPh terutang di negara sumber akan mengurangi penghasilan dari luar
negeri yang dipajaki secara domestik (mengurangi worldwide income)
- Deduction method tidak sepenuhnya mengeliminasi pemajakan berganda
2. Exemption Method
- Mengecualikan penghasilan yang bersumber dari luar negeri dalam
perhitungan pengenaan pajak secara domestik
- Exemption method mengeliminasi sepenuhnya pemajakan berganda akibat
source-residence conflict
- Metode ini sama dengan territorial system
- Terdapat beberapa mekanisme pembebasan, yang paling umum adalah Full
Exemption dan Exemption with Progression.
3. Credit Method
- PPh terutang di negara residen atas worldwide income dikurangi dengan PPh
terutang di luar negeri (atas penghasilan yang bersumber di LN)
- Credit method mengeliminasi sepenuhnya pemajakan berganda akibat
source-residence conflict

Teradapat dua mekanisme pengkreditan yang umum digunakan yaitu


- Full Credit dan Ordinary Credit.
Terdapat pembatasan ( limitations ) sebagai berikut dalam credit method.
- Country-by-country limitations
Pembatasan pengkreditan didasarkan pada keseluruhan pendapatan
yang diperoleh pada suatu negara.
- Item-by-item limitations
Pembatasan pengkreditan didasarkan pada jenis penghasilan yang
diperoleh pada suatu negara.

Berikut merupakan ilustrasi mengenai pembatasan dalam credit method.


Informasi penghasilan luar negeri dari negara X, negara T, dan negara F.

Penghasilan PPh dibayar


luar negeri di luar negeri
Business Income dari negara X $ 100.000 $ 45.000
Dividend dari negara X $ 20.000 $ 1.000
Business Income dari negara T $ 50.000 $ 10.000
Interest dari negara F $ 10.000 $ 1.500
Total $ 180.000 $ 57.500

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 163
Skema pembatasan. Diketahui tarif PPh domestik 25% dan
penghasilan dalam negeri adalah $ 200.000.

No Limitations
Penghasilan dalam negeri $ 200.000
Penghasilan luar negeri ( keseluruhan ) $ 180.000
Worldwide income $ 380.000
Pajak terutang dalam negeri 25% x $ 380.000 $ 95.000
Kredit pajak luar negeri $ ( 57.500 )
Pajak kurang dibayar dalam negeri $ 37.500
Overall Limitations
Penghasilan dalam negeri $ 200.000
Penghasilan luar negeri ( keseluruhan ) $ 180.000
Worldwide income $ 380.000
Pajak terutang dalam negeri 25% x $ 380.000 $ 95.000
Kredit pajak luar negeri 25%1 x $ 180.000 $ ( 45.000 )
Pajak kurang dibayar dalam negeri $ 50.000
Item-by-item limitations
Pajak terutang dalam negeri $ 95.000
Perhitungan kredit pajak item-by-item
Negara X
a. Business Income, terendah antara $ ( 25.000 )
Pajak terutang LN $ 45.000
Pajak terutang DN 25%x $ 100.000 $ 25.000
b. Dividend, terendah antara $ ( 1.000 )
Pajak terutang LN $ 1.000
Pajak terutang DN 25%x $ 20.000 $ 1.000
Negara T
a. Business Income, terendah antara $ ( 10.000 )
Pajak terutang LN $ 10.000
Pajak terutang DN 25%x $ 50.000 $ 12.500
Negara F
a. Interest, terendah antara $ ( 1.500 )
Pajak terutang LN $ 1.500
Pajak terutang DN 25%x $ 10.000 $ 2.500
Pajak daalam negeri kurang dibayar $ 57.500
Country-by-country limitations
Pajak terutang dalam negeri $ 95.000
Perhitungan kredit pajak country-by-country
a. Negara X, terendah antara $ ( 30.000 )
Pajak terutang LN $ 46.000
Pajak terutang DN 25%x $ 120.000 $ 30.000

1
Selain menggunakan persentase tarif pajak domestik, perhitungan juga dapat dilakukan
menggunakan proporsi antara pajak terutang dalam negeri dengan worldwide income ( PPh
terutang DN / worldwide income )

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 164
b. Negara T, terendah antara $ ( 10.000 )
Pajak terutang LN $ 10.000
Pajak terutang DN 25%x $ 50.000 $ 12.500
c. Negara F, terendah antara $ ( 1.500 )
Pajak terutang LN $ 1.500
Pajak terutang DN 25%x $ 10.000 $ 2.500
Pajak daalam negeri kurang dibayar $ 53.500

Terkait cara penerapan perhitungan deduction method, exemption


method, dan credit method telah dibahas pada materi minggu pertama.
Berikut ini merupakan ilustrasi perbandingan penerapan metode eliminasi
pajak berganda yuridis.

b. Tax sparing credit


Tax sparing credit ( pajak semu ) merupakan salah satu bentuk insentif pajak.
Pajak yang sesungguhnya dibebaskan di negara sumber dianggap seolah-olah telah
dipungut di negara sumber sehingga subjek pajak dalam negeri dapat melakukan
kredit pajak luar negeri atas penghasilan tersebut di negara domisili. Tax sparing
credit bertujuan untuk memberikan insentif kepada investor asing di negara sumber
dengan berkurangnya beban pajak global. Berikut ini merupakan ilustrasi terkait
dengan mekanisme tax sparing credit.
Samsul merupakan penduduk negara B yang berinvestasi di negara A dan
memperoleh penghasilan dividen 1000. Negara A menerapkan insentif perpajakan,
sehingga penghasilan dividen yang diperoleh investor asing tidak dikenakan pajak.
Di Negara A, tarif withholding atas dividen yang dibayar ke luar negeri (sebelum
insentif) 20%. Tarif pajak di negara B 25% dari worldwide income dan terdapat
metode kredit pajak ( asumsi Samsul tidak memiliki penghasilan selain dividen
tersebut )

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 165
c. Metode keringanan atas pengenaan pajak berganda ekonomis ( economical
double taxation )
a. Exemption at Corporate level
Pengenaan pajak di tingkat perusahaan ( corporate level ) dibebaskan/
ditiadakan. Hanya dikenakan pajak satu kali di tingkat pemegang saham (
shareholder level ) yaitu pada saat pembayaran dividen.
b. Exemption at Shareholder level
Pengenaan pajak di tingkat pemegang saham ( shareholder level )
dibebaskan/ ditiadakan. Hanya dikenakan pajak satu kali di tingkat perusahaan (
corporate level ) yaitu atas pendapatan perusahaan.
c. Full Integration of Corporate Profits and Shareholder Income
Pendapatan yang diterima perusahaan hanya dikenakan pajak pada saat
berada di tangan pemegang saham
d. Full Imputation of Corporate Profits to Shareholders
Pengenaan pajak ada di tingkat perusahaan dan individu, namun
pemegang saham diperbolehkan mengkreditkan pajak atas sahamnya yang
dibayar perusahaan.

Berikut ini merupakan ilustrasi perhitungan untuk setiap metode keringanan


atas pengenaan pajak bergada ekonomis.
Fayara, Pte Ltd. sebuah perusahaan di Singapura memperoleh laba sebelum
pajak sebesar $ 3.000.000 dan dibagikan seluruhnya ke pemegang saham ( orang
pribadi penduduk Singapura ). Tarif PPh Badan di Singapura adalah 17% dan tarif
PPh Orang Pribadi adalah 20%.
Perhitungan pada masing masing metode :

Exemption at Corporate Level


Company Level
Laba sebelum pajak $ 3.000.000
Less : PPh Badan 0% x $ 3.000.000 $0
Laba bersih setelah pajak yang didsitribusikan $ 3.000.000
Shareholder Level
Net dividend diterima pemegang saham $ 3.000.000
Less : PPh OP 20% x $ 3.000.000 $ ( 600.000 )

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 166
Laba bersih bagi pemegang saham setelah $ 2.400.000
pengenaan pajak
Exemption at Shareholder Level
Company Level
Laba sebelum pajak $ 3.000.000
Less : PPh Badan 17% x $ 3.000.000 $ ( 510.000 )
Laba bersih setelah pajak yang didsitribusikan $ 2.490.000
Shareholder Level
Net dividend diterima pemegang saham $ 2.490.000
Less : PPh OP 0% x $ 3.000.000 $0
Laba bersih bagi pemegang saham setelah $ 2.490.000
pengenaan pajak
Full Integration of Corporate Profits and Shareholder Income
Company Level
Laba sebelum pajak $0
Less : PPh Badan 0% x $ 0 $0
Laba bersih setelah pajak yang didsitribusikan $0
Shareholder Level
Net dividend diterima pemegang saham $ 3.000.000
Less : PPh OP 20% x $ 3.000.000 $ ( 600.000 )
Laba bersih bagi pemegangs saham setelah $ 2.400.000
pengenaan pajak
Full Imputation of Corporate Profits to Shareholders
Company Level
Laba sebelum pajak $ 3.000.000
Less : PPh Badan 17% x $ 3.000.000 $ ( 510.000 )
Laba bersih setelah pajak yang didsitribusikan $ 2.490.000
Shareholder Level
Net dividend diterima pemegang saham $ 2.490.000
Jumlah pajak yang
Plus: imputation credit dibayar di tingkat $ 510.000
perusahaan
Gross dividend diterima pemegang saham $ 3.000.000
PPh Orang Pribadi 20% x $ 3.000.000 $ 600.000
Jumlah pajak yang
Less: imputation credit dibayar di tingkat $ ( 510.000 )
perusahaan
PPh tambahan yang harus dibayar di tingkat
$ 90.000
pemegang saham

d. Pasal 23 OECD model dan UN model


1. Pasal 23A – Exemption method
Berdasarkan pasal 23A (1), negara domisili harus membebaskan pendapatan
dan modal ( capital ) dari pajak jika pendapatan itu dikenakan pajak oleh
negara sumber, baik apakah negara sumber menggunakan atau tidak
menggunakan haknya untuk memajaki pendapatan tersebut. Sedangkan
untuk pendapatan dari pengiriman baik dengan transportasi darat dan udara,

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 167
keuntungan modal, dan jasa pemerintah disebutkan bahwa hanya dikenakan
pajak di negara sumber. Metode pembebasan yang dimaksud adalah dengan
progresi sesuai diatur dalam pasal 23A (3). Pasal 23A (4) merupakan
ketentuan untuk mencegah terjadinya double non-taxation yang disebabkan
adanya perbedaan antara negara sumber dan domisili dalam menerapkan tax
treaty. Dalam pasal ini, negara domisili tidak lagi wajib untuk memberikan
pembebasan pajak atas penghasilan yang diterima dari negara sumber.

2. Pasal 23B – Credit method


Pasal 23B merupakan pasal yang membahas mengenai metode eliminasi
pajak berganda berupa metode kredit (credit method). Pasal 23B memiliki
dua ayat. Pada ayat (1) ditetapkan bahwa metode kredit yang digunakan
untuk mengeliminasi pajak berganda adalah metode kredit dengan
pembatasan. Berdasarkan metode ini, pengurangan atas pajak yang telah
dipungut atas penghasilan atau modal di negara sumber dibatasi dengan
jumlah pajak yang dikenakan di negara domisili atas penghasilan yang
diterimaatau diperoleh dari negara sumber. Pasal 23B (2) sama dengan
ketentuan yang diatur dalam Pasal 23A ayat (3), yaitu mengenai metode
pembebasan dengan progresi. Prinsip progresif yang dianut dalam pasal 23B
(2) berperan sebagai penjaga bagi negara domisili.

Secara umum, pasal 23 UN model tidak jauh berbeda dengan pasal


23 OECD model. Pasal 23A UN model merupakan ketentuan mengenai
metode eliminasi pajak dengan metode pembebasan, sedangkan pasal 23B
UN model mengatur mengenai metode kredit. Perbedaan yang signifikan
hanya terlihat bahwa dalam UN model pasal 23A UN model hanya terdiri dari
tiga ayat, sedangkan pasal 23A OECD model terdiri dari empat ayat.

e. Pasal 24 UU PPh
Eliminasi pajak berganda di Indonesia dilakukan dengan metode kredit
pajak. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 24 ayat 2 UU PPh, besarnya kredit
pajak adalah sebesar pajak penghasilan yang dibayar/ terutang di luar negeri
tetapi tidak boleh melebihi penghitungan pajak yang terutang berdasarkan UU
PPh.
Ketentuan lebih lanjut mengenai kredit pajak luar negeri tersebut diatur
dalam PMK Nomor 192/PMK. 03/2018 tentang Pelaksanaan Pengkreditan Pajak
Atas Penghasilan Dari Luar Negeri.
Berikut ini merupakan mekanisme pengkreditan pajak luar negeri
berdasarkan ketentuan tersebut.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 168
1. Saat penggabungan penghasilan dari luar negeri

2. Pengkreditan pajak luar negeri

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 169
Pertemuan 5

Mahasiswa mampu menjelaskan subyek pajak, obyek pajak internasional, atribusi


pendapatan dan skope teritorial

Ruang Lingkup Personal dan Material pada tax treaty membahas hal-hal
terkait :
1. Siapa yang dapat memperoleh manfaat dari konsesi yang ditawarkan oleh
DTA
2. Ruang lingkup teritorial DTA
3. Pajak apa yang dicakup oleh DTA

a. Ruang Lingkup Personal


Pasal 1 P3B yang dirancang berdasarkan OECD Model maupun UN Model
mengatur mengenai subjek pajak yang dapat memanfaatkan P3B. “This
Convention shall apply to persons who are residents of one or both Contracting
States”, artinya P3B akan berlaku bagi persons yang merupakan penduduk dari
salah satu atau kedua negara yang berkontrak sehingga apabila persyaratan
tersebut tidak terpenuhi maka subjek tersebut tidak dapat menggunakan
manfaat yang terdapat dalam P3B terkait.

Pasal 3 ayat (1) huruf a dan huruf b dalam OECD model dan UN model
menjelaskan bahwa person dapat berupa :
- Orang Pribadi ( individual )
- Badan ( company ) atau kumpulan orang pribadi dan badan yang
merupakan satu kesatuan badan ( any entity that is treated as a body
corporate for tax purpose )
Berdasarkan pasal tersebut, dapat disimpulkan bahwa definisi person
mencakup :
- orang pribadi;
- badan hukum;
- entitas dalam bentuk apapun yang diperlakukan sebagai badan hukum
untuk tujuan pajak; dan
- kumpulan orang pribadi dan badan yang merupakan satu kesatuan.

b. Ruang Lingkup Teritorial


Ruang lingkup teritorial ( territorial scope ) mendefinisikan negara yang saling
berkontrak dan wilayah teritorial yang tercakup dalam pengaplikasian tax treaty.
Pencantuman landas kontinen dalam ruang lingkup teritorial sangat penting
khususnya sehubungan dengan pengidentifikasian kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi minyak dan gas lepas pantai oleh BUT.
Sebagai ilustrasi, dalam tax treaty antara Russia – Switzerland, Switzerland
didefinisikan sebagai konfederasi Swiss ( the Swiss Confederation ) karena
wilayah Switzerland merupakan sebuah negara yang terkurung daratan ( tidak
memiliki wilayah di luar perbatasannya ) akibat sejarah imperialisme kolonialnya.
Sedangkan Russia didefinisikan sebagai federasi Russia ( the Russian
Federation ) yang apabila digunakan dalam pengertian geografis, wilayah
Russia termasuk perairan internal dan laut teritorial, ruang udara di atas mereka,

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 170
serta zona ekonomi dan landasan kontinen di mana federasi Russia
menjalankan hak dan yursdiksi kedaulatan sesuai dengan hukum federal dan
internasional. Definisi yang lebih luas atas ruang lingkup teritorial Russia
memperhitungkan fakta bahwa Russia memiliki kedaulatan atas perairan di
lepas pantainya sehubungan dengan penerapan tax treaty.

c. Tax Covered
Tax covered atau pajak yang dicakup adalah menentukan apakah objek
pajak yang timbul termasuk dalam pengertian objek pajak yang dicakup dalam
tax treaty terkait. Standar pada tax treaty model yang ada mengacu pada pajak
atas pendapatan dan modal sehingga ruang lingkup pajak yang dicakup
umumnya merupakan pajak penghasilan dan pajak modal.
Pasal 2 pada OECD model menyatakan bahwa DTA berlaku untuk
berbagai jenis pajak, ini berarti bahwa :
- Konvensi ini berlaku untuk pajak atas penghasilan dan modal yang
dikenakan atas nama negara berkontrak atau bagian ketatanegaraannya
atau pemerintah setempat.
- Akan dianggap sebagai pajak atas penghasilan dan modal, semua pajak
yang dikenakan pada total pendapatan, pada total modal, atau pada
elemen pendapatan atau modal, termasuk pajak atas keuntungan dari
pemindahtanganan properti bergerak/ tidak bergerak, pajak atas total
jumlah upah atau gaji yang dibayarkan oleh perusahaan, serta pajak atas
apresiasi modal.
- Pajak yang sudah ada di negara A/ B akan diterapkan pada konvensi :
• ( di Negara A ) ...............................................
• ( di Negara B ) ...............................................
- Konvensi akan berlaku juga untuk setiap pajak yang identik atau pada
dasarnya serupa yang dikenakan setelah tanggal penandatanganan
konvensi sebagai tambahan atau menggantikan pajak yang ada. Otoritas
yang berkompeten dari masing-masing negara yang berkontrak harus
memberitahukan satu sama lain tentang setiap perubahan signifikan yang
telah dibuat dalam undang undang perpajakan mereka.

d. Atribusi Pendapatan
Determinasi person dalam penerapan tax treaty penting untuk memastikan
kepada siapa pendapatan dikaitkan. Pendapatan harus dikaitkan untuk
menentukan siapa yang akan dikenakan pajak. Hukum domestik biasanya
mengidentifikasikan kepada siapa pendapatan itu dapat diatribusikan untuk
tujuan tax treaty.
Kesulitan dalam atribusi pendapatan timbul jika jumlah utang pajak
penghasilan dihitung dengan referensi keadaan satu orang, tetapi yang
membayar pajak ternyata adalah orang yang berbeda. Misalnya dalam hal trust
income di mana pendapatan dialokasikan untuk trustee dan beneficiaries (
penerima manfaat ) tetapi yang membayar pajak atas semua pendapatan adalah
trustee. Hal tersebut masih diperdebatkan sehingga diatur dalam tax treaty.
Misalnya, Pasal 3(2) tax treaty New Zealand-South Afrika (2002) menyatakan

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 171
bahwa trustee yang menjadi subjek pajak terkait objek pajak berupa dividen (
Art. 10 ), interest ( Art. 11 ), dan royalti ( Art. 12 )

e. Subjek Pajak menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia


1. Subjek Pajak menurut UU PPh
- Subjek Pajak Dalam Negeri diatur dalam Pasal 2(3) UU PPh, meliputi
Orang Pribadi, Badan, dan Warisan.
- Subjek Pajak Luar Negeri diatur dalam Pasal 2(4) UU PPh, meliputi
Orang Pribadi, Badan, dan BUT.

2. Perbedaan SPDN dan SPLN


Subjek Pajak Subjek Pajak Dalam Negeri Subjek Pajak Luar Negeri
Orang Pribadi
Pasal 2 ayat (3) huruf a UU Pasal 2 ayat (4) UU PPh
Dasar Hukum
PPh
Berdasarkan keadaan Berdasarkan keadaan
sebenarnya (faktual) bahwa sebenarnya (faktual) bahwa
seseorang : bertempat seseorang : tidak bertempat
tinggal atau berada di tinggal dan tidak berada di
Indonesia Indonesia
- bertempat tinggal di - tidak bertempat tinggal di
Kedudukan Indonesia, Indonesia, atau
- berada di Indonesia lebih - berada di Indonesia tidak
dari 183 hari dalam jangka lebih dari 183 hari dalam
waktu 12 bulan, atau jangka waktu 12 bulan
- berada di Indonesia dan
berniat untuk bertempat
tinggal di Indonesia
Kewajiban Pajak Subjektif: Kewajiban Pajak Subjektif:
- dimulai saat orang pribadi - dimulai pada saat orang
dilahirkan, berada, atau pribadi menerima atau
berniat untuk bertempat memperoleh penghasilan
Kewajiban tinggal di Indonesia, dari Indonesia,
Pajak - berakhir pada saat - berakhir pada saat orang
Subjektif meninggal dunia atau pribadi tidak lagi
meninggalkan Indonesia menerima atau
untuk selama-lamanya. memperoleh penghasilan
tersebut.

Badan
Pasal 2 ayat (3) huruf b UU Pasal 2 ayat 4 UU PPh
Dasar Hukum
PPh
Berdasarkan fakta hukum Berdasarkan fakta hukum
Kedudukan ( place of incorporation ) dan ( place of incorporation ) dan
keaadaan sebenarnya ( place keaadaan sebenarnya ( place

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 172
of management ) : of management ) :
- didirikan, atau - tidak didirikan, dan
- bertempat kedudukan di - Tidak bertempat
Indonesia. kedudukan di Indonesia.
Kewajiban Pajak Subjektif : Kewajiban Pajak Subjektif :
- dimulai pada saat badan - dimulai pada saat badan
didirikan atau bertempat menerima atau
kedudukan di Indonesia memperoleh penghasilan
Kewajiban
- berakhir pada saat dari Indonesia,
Pajak
dibubarkan atau tidak lagi - berakhir pada saat badan
Subjektif
bertempat kedudukan di tidak lagi menerima atau
Indonesia memperoleh penghasilan
tersebut.

Bentuk Usaha Tetap

Dasar Hukum Pasal 2 ayat (5) UU PPh


Bentuk usaha tetap (BUT)
adalah bentuk usaha yang
dipergunakan oleh orang
pribadi yang tidak bertempat
tinggal di Indonesia atau
BUT-SPLN berada di Indonesia tidak lebih
Orang Pribadi dari 183 (seratus delapan
puluh tiga) hari dalam jangka
waktu 12 (dua belas) bulan
untuk menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan di
Indonesia.
Bentuk usaha tetap (BUT)
adalah bentuk usaha yang
dipergunakan oleh badan
BUT-SPLN yang tidak didirikan dan tidak
Badan bertempat kedudukan di
Indonesia untuk menjalankan
usaha atau melakukan
kegiatan di Indonesia.
Kewajiban Pajak Subjektif :
- dimulai pada saat orang
pribadi atau badan
Kewajiban menjalankan usaha atau
Pajak kegiatan melalui suatu
Subjektif Bentuk Usaha Tetap.
- berakhir pada saat orang
pribadi atau badan tidak
lagi menjalankan usaha

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 173
atau kegiatan melalui
suatu Bentuk Usaha
Tetap

3. Bentuk Usaha Tetap


- Elemen dasar suatu BUT :
• suatu tempat usaha (a place of business),
• yang bersifat permanen,
• yang digunakan oleh SPLN (orang pribadi atau badan),
• untuk menjalankan usaha (business) atau melakukan kegiatan
(activities).
(Pasal 2 ayat (5) UU PPh dan Penjelasannya)

- Catatan terkait BUT :


• Tidak semua SPLN yang memperoleh penghasilan dari Indonesia
dapat menjadi BUT, hanya yang melakukan usaha atau kegiatan.
• Tidak ada isu BUT bila SPLN semata-mata memperoleh penghasilan
dari pekerjaan (seperti gaji, upah) atau penghasilan dari modal
(bunga, dividen, sewa dan royalti).
• SPLN dapat menjadi BUT bila memenuhi empat elemen di atas.
- Perwujudan BUT di Indonesia

4. Time Test
Time Test adalah pengujian untuk mengetahui signifikansi
keberadaan Subjek Pajak di Indonesia dengan berdasarkan ukuran waktu
dalam suatu periode. Signifikansi tersebut untuk menentukan materialitas
hubungan faktual/ekonomi antara Negara dengan Subjek Pajak.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 174
Terdapat dua jenis time test dalam UU PPh, yaitu :
- Lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, untuk penentuan status
Subjek Pajak Orang Pribadi
- Lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12 bulan, untuk penentuan
keberadaan BUT dari SPLN (orang pribadi/badan) yang memberikan jasa
di Indonesia
5. Bukan Subjek Pajak
- Badan perwakilan negara asing ( butir 1 ), pejabatnya, dan orang-orang
yang diperbantukan kepada mereka dengan syarat :
• (a) bukan WNI, dan
• (b) di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di
luar jabatan atau pekerjaannya tersebut, dan
• (c) negara ybs memberikan perlakuan timbal balik,
- Organisasi internasional ( butir 2 ) yang ditetapkan Menteri Keuangan,
dengan syarat:
- Pejabat perwakilan organisasi internasional butir 2, dengan syarat
sama seperti butir 1 a dan 1 b.
- Badan pemerintah yang memenuhi kriteria :
• pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
• pembiayaannya bersumber dari APBN atau APBD;
• penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah; dan
• pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara.
f. Objek Pajak menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia
1. Objek Pajak menurut UU PPh
- Objek PPh secara umum, diatur dalam Pasal 4 ayat (1), objek pajak
merupakan semua bentuk penghasilan dengan prinsip economic income,
worldwide income, accrued dan cash income, legal and illegal income (
kecuali pengecualian pada Pasal 4 ayat (3) UU PPh ).
- Objek PPh untuk BUT, diatur dalam Pasal 5 ayat (1) UU PPh, yaitu
penghasilan BUT dan “force of attraction income”. Pasal 5 ayat (2) UU
PPh mengatur tentang pengurang penghasilan bruto terkait dengan “force
of attraction income”. Kemudian Pasal 5 ayat (3) UU PPh mengatur
penentuan laba BUT.
2. Pajak Internasional dalam UU PPh
Dimensi Pajak
Taxing the
foreign Taxing the non-residents
income
Subjek Pajak SPDN SPLN BUT SPLN non-BUT
Pasal 4 ayat
Objek Pajak (1), kecuali Pasal 5 ayat (1) Pasal 26
Pasal 4 ayat (3)
Deductions Pasal 6 Pasal 5 ayat (2) -

Tarif PPh Pasal 17 Pasal 17 Pasal 26

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 175
Pembayaran Self-Assesment Self-Assesment Withholding
Keringanan Pajak -
Pasal 24 -
Berganda

3. Taxing the Foreign Income


Objek Pajak Bagi SPDN adalah Penghasilan, yaitu setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak
baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Definisi penghasilan tersebut mencakup elemen-elemen sebagai
berikut :
- semua jenis penghasilan dalam pengertian ekonomis, (global income
taxation : semua jenis penghasilan yuridis)
- semua saat pengakuan (cash basis atau accrual basis),
- semua sumber geografis penghasilan (worldwide income),
- semua jenis cara pemanfaatannya,
- menerapkan konsep substance over form.
4. Taxing the non-Residents
Objek Pajak Bagi SPLN Non BUT diatur dalam Pasal 26 UU PPh
- Karakteristik objek pajak:
• penghasilan tertentu (positive list),
• dengan nama dan dalam bentuk apapun (substance over form),
• yang dibayarkan atau yang terutang (cash atau accrual basis),
• dari badan pemerintah, spdn, penyelenggara kegiatan, but, atau
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya,
• penghasilan diperoleh wpln selain but di indonesia.
- Pajak terutang
• 20% dari jumlah bruto (gross), atau
• 20% dari perkiraan penghasilan neto
- Mekanisme pelunasan:
Pajak terutang dilunasi melalui pemotongan (withholding) oleh
pihak yang wajib membayarkan.
- Skema umum Pasal 26 UU PPh

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 176
g. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-2/PJ/2009
1. Pasal 1
Pekerja Indonesia di Luar negeri adalah orang pribadi WNI yang bekerja di
luar negeri lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan
2. Pasal 2
Pekerja Indonesia di Luar Negeri ( pasal 1 ) merupakan Subjek Pajak Luar
Negeri
3. Pasal 3
Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Pekerja Indonesia di Luar
Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 sehubungan dengan
pekerjaannya di luar negeri dan telah dikenai pajak di luar negeri, tidak
dikenai Pajak Penghasilan di Indonesia
4. Pasal 4
Dalam hal Pekerjaan Indonesia di Luar Negeri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia maka
atas penghasilan tersebut dikenai PPh sesuai dengan ketentuan yang
berlaku ( sebagai SPLN )

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 177
Pertemuan 6

Mahasiswa mampu menjelaskan, memahami konsep residence & residence test,


dual resident & tie-breaker rule, permanent home, habitual abode, centre of vital
interest, national & effective management test.

a. Residence
1. Konsep Residence dalam tax treaty
Istilah “penduduk suatu negara yang berkontrak” pada Pasal 1
model OECD memiliki definisi setiap orang (entitas) yang dibawah hukum
negara tersebut yang dikenakan pajak karena alasan domisili, tempat tinggal,
tempat tempat manajemen atau kriteria lain yang bersifat serupa. Definisi ini
menunjukkan bahwa untuk mendefinisikan penduduk ( resident ) dalam tak
treaty diperlukan tinjauan pada undang-undang domestik atas entitas yang
dapat dikenakan pajak untuk menentukan residence entitas terkait.
2. Residence of individual ( Orang Pribadi )
Pengertian residence orang pribadi dalam hukum domestik
umumnya didasarkan pada kewajiban atntara individu tersebut dan
negaranya. Untuk menentukan residence, banyak negara yang
menggunakan kombinasi antara tes subjektif dan tes objektif.
- Tes Objektif
Tes objektif merupakan tipe tes yang melihat minimal periode
waktu individu berada di suatu negara. Misalnya, seseorang ditetapkan
sebagai resident suatu negara untuk tujuan perpajakan ketika telah
berada di negara tersebut lebih dari 183 hari dalam 12 bulan kalender.
- Tes Subjektif
Tes subjektif merupakan sebuah pertanyaan untuk melihat
sejauh mana seseorang memiliki kepentingan ekonomi dan kehidupan
soial ( vital interest ) dalam suatu negara yang disebut sebagai tes fact-
and-circumstances” Tes “fact-and-circumstances” diterapkan oleh
beberapa negara yang tidak mampu menerapkan tes objektif. Faktor-
faktor penentu residence dalam tes fact circumstances antara lain :
• apakah seseorang memiliki tempat tinggal yang permanen atau tidak;
• Apakah kepentingan ekonomi dan sosial terdapat dalam negara
tersebut. Misalnya seperti tempat aktivitas produksi, investasi,
pendidikan anggota keluarga.

3. Residence of a company ( Badan )


Penentuan residence sebuah perusahaan dapat dilakukan melalui
tes objektif dan tes subjektif.
- Tes Objektif
Melalui tes objektif, bright line ( kedudukan ) perusahaan
dapat ditentukan dengan melihat tempat incorporation atau kedudukan
yang sah ( misalnya kedudukan yang tercantum dalam akta notaris).
Kelemahan tes objektif adalah adanya kemungkinan perusahaan
menghindari untuk dijadikan sebagai resident dengan membuat

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 178
perusahaan di negara lain ( re-corporate atau incorporate ) walaupun
kegiatan ekonomi secara nyata dilaksanakan di negara tersebut.
- Tes Subjektif
Tes subjektif untuk menentukan residence perusahaan
dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan terkait di mana
tempat manajemen perusahaan, letak kantor perusahaan, tempat
manajemen pusat dan kontrol utama dilakukan, aktivitas utama
perusahaan.

b. Time Test dalam UU PPh


Time test merupakan pengujian untuk mengetahui signifikansi
keberadaan Subjek Pajak di Indonesia berdasarkan ukuran waktu dalam suatu
periode. Signifikansi tersebut untuk menentukan materialitas hubungan faktual
dan ekonomi antara negara dengan Subjek Pajak.
Terdapat dua jenis time test dalam UU PPh, yaitu :
1. Time test untuk menentukan status Subjek Pajak Orang Pribadi ( SPDN x
SPLN )
- SPDN berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari
dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan
- SPLN berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh
tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan
2. Time test untuk menentukan keberadaan BUT dari SPLN ( orang pribadi
maupun badan ) yang memberikan jasa di Indonesia
- Definisi BUT mencakup pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh
pegawai atau orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 (enam puluh)
hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan.
c. Dual Residence Tie-Breaker Rules
Tie-Breaker Rules merupakan sebuah aturan yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah dual residence / residen ganda yang terjadi apabila
terdapat beberapa negara yang menganggap suatu entitas ( individual / company
) pembayar pajak sebagai resident ( penduduk ). Tax treaty harus menyediakan
tie-break rules untuk memastikan bahwa hanya terdapat satu negara yang
mengakui entitas sebagai penduduknya. Ketentuan ini dapat ditemukan pada
pasal 4(2) dan pasal 4(3) P3B.

1. Individuals tie-Breaker rule


Pasal 4(2) P3B mengatur hirearki untuk menentukan resident
seseorang (subjek pajak orang pribadi) dengan memperhatikan beberapa
kriteria, yaitu :
- Pertama : lokasi “permanent home” individu
- Kedua : melihat “center of vital interest” individu
- Ketiga : mengidentifikasi “habitual abode” individu
- Keempat : menggunakan kewarganegaraan
- Kelima : menggunakan “mutual agreement”
Berikut ini merupakan ilustrasi penerapan tie-breaker rule untuk menentukan
residence bagi subjek pajak orang pribadi.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 179
Mr. A, menjadi subjek dalam negeri di Negara S maupun di Negara D.

Status resident Mr. A tersebut ditentukan sebagai berikut ini.


(1) Mr. A hanya akan menjadi subjek pajak dalam negeri di negara di mana
Mr. A tersebut mempunyai tempat tinggal tetap (permanent home);
(2) Apabila Mr. A mempunyai tempat tinggal tetap di Negara S dan Negara
D, maka Mr. A akan menjadi subjek pajak dalam negeri di negara di mana
Mr. A mempunyai vital interest yang paling dekat. Yang dimaksud
dengan vital interest yaitu hubungan kedekatan Mr. A secara pribadi dan
ekonomi (personal and economic relations) terhadap Negara S maupun
Negara D;
(3) Apabila vital interest Mr. A tidak dapat ditentukan atau Mr. A tidak
mempunyai tempat tinggal tetap di salah satu negara, maka status subjek
pajak dalam negeri Mr. A melalui pendekatan di negara mana Mr. A biasa
berada (habitual abode);
(4) Apabila Mr. A mempunyai tempat yang biasa ditinggali di Negara S dan
Negara D atau tidak mempunyai tempat yang biasa ditinggali di dua
negara tersebut, maka status subjek pajak dalam negeri Mr. A ditentukan
berdasarkan kewarganegaraannya(national);
(5) Apabila Mr. A mempunyai kewarganegaraan di Negara S dan Negara D
atau tidak mempunyai kewarganegaraan di dua negara tersebut maka
status subjek pajak dalam negeri Mr. A ditentukan
berdasarkan konsultasi antara pihak otoritas (competent authority)
masing-masing negara melalui prosedur yang diatur melalui mutual
agreement procedure (MAP).
sumber : https://news.ddtc.co.id/

2. Companies tie-Breaker rule


Tie-breaker rule untuk perusahaan dengan residen ganda diatur
dalam Pasal 4(3) P3B OECD model. Menurut model ini, residen suatu
perusahaan ditentukan berdasarkan faktor-faktor berikut ini :
- tempat di mana manajemen utama dan keputusan bisnis yang substantif
dibuat;
- tempat efektif manajemen, yaitu di mana pimpinan perusahaan ( misalnya
dewan direksi ) membuat keputusan;
- tempat di mana tindakan diambil oleh entitas secara keseluruhan
- perhatikan fakta yang relevan serta keadaan sesungguhnya untuk
menentukan tempat efektif manajemen berada
Secara umum, untuk menentukan residen perusahaan dapat melalui dua
alternatif, yaitu :
- Place of incorporation ( incorporation test ) yaitu merupakan tempat
didirikannya perusahaan.
- Mutual agreement procedure

Berikut ini merupakan ilustrasi terkait penerapan tie-breaker rule untuk


menyelesaikan dual residence pada perusahaan.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 180
Blair Company Limited (Blairco) didirikan di United Kingdom. Blairco adalah
anak perusahaan dari Bush Corporation Inc, dimana terdapat di Amerika
Serikat. Blairco memiliki enam manajer, empat tinggal di Amerika Serikat dan
dua di Irlandia. Salah satu direktur dari Irlandia adalah Managing Directors,
yang kerja di Dublin (Ibukota Irlandia) dan bertanggung jawab atas keputusan
sehari-hari, dan memiliki kewenangan mengambil tindakan, atas nama
Blairco. Rapat dari semua direktur dan manajer eksekutif diadakan di Dublin.

Diketahui bahwa definisi residen perusahaan di beberapa negara antara lain


sebagai berikut :
- United Kingdom
(1) Perusahaan terletak di UK, atau
(2) Pusat manajemen dan kendali berada di UK
- Irlandia
(1) Perusahaan terletak di Irlandia, atau
(2) Pusat manajemen dan kendali berada di Irlandia
- Amerika Serikat
Konsep domisili perusahaan tidak berlaku pada peraturan
domestik Amerika Serikat. Status perusahaan dibedakan berdasarkan
perusahaan domestik atau perusahaan asing untuk menentukan
perusahaan yang dikenakan pajak.
(1) Perusahaan domestik Amerika Serikat dipajaki atas pendapatan
worldwide income
(2) Perusahaan asing mempunyai kewajiban pajak di Amerika Serikat
hanya ketika melakukan kegiatan bisnis di Amerika Serikat atau
menerima pendapatan dari Amerika Serikat.

Hal yang harus dilakukan adalah menentukan status resident Blair


Company untuk menentukan ada tidaknya dual residence melalui analisis
berikut.
(1) Sudut pandang peraturan domestik United Kingdom
Blair Company berdomisili di UK menurut peraturan
domestik UK Karena Blairco terletak di UK.

(2) Sudut pandang peraturan domestik Amerika Serikat


Perusahaan induk dari Blairco, Bushc, yang terletak di
Amerika Serikat tidak membuat Blairco bertanggung jawab atas
pemajakan worldwide income di Amerika Serikat karena Blairco bukan
perusahaan domestik Amerika Serikat. Selain itu, empat manajer
yang bertempat tinggal di Amerika Serikat tidak cukup untuk
menentukan residen Blairco di Amerika Serikat.

(3) Sudut pandang peraturan domestik Irlandia


Pengujian tentang pusat manajemen dibawah hukum
domestik Irlandia berfokus pada dimana para dewan direksi
mengadakan pertemuan untuk mengambil keputusan. Blairco menjadi
perusahaan yang berdomisili di Irlandia dibawah hukum domestik

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 181
Irlandia karena pertemuan dewan direksi untuk tujuan pengambilan
keputusan dilakukan di Dublin.

Dari analisis tersebut dapat diketahui bahwa Blairco Corporation memiliki


domisili ganda, yaitu di United Kingdom dan Irlandia sehingga penentuan
status residen bagi Blairco harus mengacu pada pasal mengenai pemecahan
masalah domisli ganda yang tertera pada P3B antara UK dan Irlandia. Pasal
4(3) pada P3B UK – Irlandia menganut prinsip sesuai dengan pasal 4(3) P3B
model OECD. Oleh karena itu, kita harus melihat dimana tempat manajemen
efektif berada untuk menyelesaikan masalah dual residence ini.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 182
Lab PPh Pot-Put
Pertemuan 1
Ketentuan Umum Pelaporan SPT Masa PPh Pasal 21/26

Pengertian
Withholding tax adalah sistem pemungutan pajak dimana pihak ketiga yang
memiliki wewenang dalam menentukan besarnya pajak yang terutang, serta
menyetor dan melaporkannya. Dan PPh PotPut disini menggunakan sistem
withholding. Sehingga, PPh PotPut adalah PPh yang dipotong dan/atau dipungut
oleh pihak lain.

Pemotongan dan Pemungutan merupakan dua hal yang berbeda.


Pemotongan pajak berarti mengurangi jumlah penghasilan yang diterima, pihak yang
melakukan pemotongan umumnya adalah pemberi penghasilan, dan yang dipotong
adalah penerima penghasilan. Sedangkan Pemungutan berarti menambah jumlah
yang dibayarkan, dimana pihak yang melakukan pemungutan umumnya penerima
penghasilan, dan yang dipungut adalah pemberi penghasilan.

Jenis
1. PPh Pasal 21/26 : Active income dari orang pribadi
2. PPh Pasal 22 : Dipungut berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan atau
Keputusan Direktur Jenderal Pajak.
3. PPh Pasal 23 : Pajak yang harus dipotong atas passive income (bunga, dividen,
royalti, hadiah, sewa) dan active income (jasa yang dipotong PPh Pasal 21)
4. PPh Pasal 26 : Penghasilan yang diterima oleh SPLN. Bersifat final, kecuali
SPLN tersebut beralih menjadi SPDN.
5. PPh Pasal 4 ayat (2) atau PPh Final : Ditetapkan berdasarkan PP
6. PPh Pasal 15 : Pajak yang dihitung dengan menggunakan Norma Penghitngan
Khusus (deemed profit) yang ditetapkan Mentri Keungan untuk Wajib Pajak
tertentu. Secara umum juga termasuk PPh Final.

Perbedaan SPT Masa Pph Pasal 21/26 Dalam Bentuk Elektronik Dan Hardcopy
Perbedaan dalam dalam bentuk elektronk dan hardcopy ya:

1. Bentuknya SPT elektronik disampaikan dalam bentuk softcopy atau file,


sedangkan SPT hardcopy disampaikan dalam bentuk formulir kertas.
2. Penyampaian SPT yang berbeda.
SPT hardcopy dapat disampaikan melalui 3 cara yaitu langsung, pos dengan
bukti pengiriman surat, atau melalui perusahaan jasa ekspekdisi atau kurir dengan
bukti pengiriman surat. Untuk E-filling sendiri disampaikan melalui Laman Direktorat
Jenderal Pajak, Laman Penyalur SPT Elektronik, saluran suara digital yang
ditetapkan oleh DJP

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 183
Saat dan Tempat Terutang
Saat terutang terjadi mana yang lebih dulu antara dibayarkan, dibebankan
atau telah jatuh tempo pembayarannya, kecuali ditentukan lain. Dan tempatnya
tergantng dimana pekerjaan, jasa atau kegiatan usaha dilakukan kecuali ditentukan
lain.

• PPh Pasal 21
PPh Pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah honorarim,
tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh
Orang Pribadi Subjek Pajak Dalam Negeri. (Active income dari orang pribadi spdn)

Pemotong PPh Pasal 21

1. Pemberi Kerja (Orang pribadi, badan, cabang, perwakilan, unit) yang membayar
sehubungan dengan pekerjaan.
2. Bendahara atau pemegang kas Pemerintah yang membayar penghasilan
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan.
3. Dana Pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja, dan badan-
badan lain yang membayar uang pensiun secara berkala dan tujangan hari tua
atau jaminan hari tua
4. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta
badan yang membayar
5. Penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran hadiah, honorarium, atau
penghargaan sehubungan dengan kegiatan kepada wpop berkenaan dengan
kegiatan.
Bukan Pemotong PPh Pasal 21

1. Kantor Perwakilan Negara Asing


2. Organisasi internasional yang telah ditetapkan berdasarkan PMK
3. Pemberi kerja OP yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
semata- mata memperkerjakan OP untuk melakkan pekerjaan rumah tangga
atau pekerjaan bukan dalam rangka melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas. (Gaji kepada pembantu)

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 184
Bukan Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21

1. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing
dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan
bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat bukan WNI dan di Indonesia
tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain diluar jabatan atau
pekerjaannya tersebut, serta negara bersangkutan memberikan perlakuan timbal
balik.
2. Pejabat perwakilan organisasi internasional yang dimaksud pada Pasal 3 ayat
(1c) UU PPh, yang telah ditetapkan oleh MenKeu, dengan syarat bukan WNI dan
tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia.

Bukan Penghasilan yang Dipotong PPh 21

1. Klaim asuransi kesehatan,kecelakaan,jiwa, dwiguna dan beasiswa.


2. Naturan dan/atau kenikmatan
3. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan MenKeu.
4. Zakat atau sumbangan wajib keagamaan yang diterima oleh pribadi yang berhak
dari badan atau badan lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh
pemerintah
5. Beasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf I UU PPh

Penghasilan Tidak Kena Pajak

1. Hubungan keluarga sedarah dan semenda lurus dapat dijadikan tanggungan.


Sedangkan ke samping tidak dapat menjadi tanggungan.
2. Status PTKP ditentukan setiap awal tahun per 1 Januari. Untuk orang asing yang
menjadi WPDN , ditentukan awal bulan menjadi WPDN.
3. Status PTKP penghasilan istri digabung dengan suami (K/I/…) tidak ada dalam
penghitungan PPh Pasal 21.
4. PTKP karyawati, adalah :
- Karyawati Kawin : sebesar PTKP untuk dirinya sendiri
- Karyawati tidak kawin : sebesar PTKP untk dirinya sendiri dan keluarga yang
ditanggungnya
- Karyawati kawin yang mempunyai surat keterangan tertulis serendah-
rendahnya dari kecamatan yang menyatakan suaminya tidak memperoleh
penghasilan, besarnya PTKP adalah untuk dirinya sendiri, ditambah status
kawin dan banyak keluarga yang ditanggungngnya.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 185
Kode Akun Pajak dan Kode Jenis Setorannya

PPh Pasal 21 (Kode Akun Pajak: 411121)


Kode Jenis
Jenis Setoran
Setoran
10 untuk pembayaran pajak yang masih harus
0 disetor yang tercantum dalam SPT Masa PPh
Pasal 21 termasuk SPT pembetulan sebelum
dilakukan pemeriksaan
40 untuk pembayaran PPh Final Pasal 21
1 pembayaran sekaligus atas Jaminan Hari Tua,
Uang Tebusan Pensiun, dan Uang Pesangon
40 untuk pembayaran PPh Final Pasal 21 atas
2 honorarium atau imbalan lain yang diterima
Pejabat Negara, PNS, anggota
TNI/POLRI dan para pensiunnya
PPh Pasal 26 (Kode Akun Pajak: 411127)
Kode Jenis
Jenis Setoran
Setoran
10 ntuk pembayaran PPh Pasal 26 yang harus disetor
0 (selain PPh Pasal 26 atas dividen, bunga, royalti,
jasa dan laba setelah pajak BUT) yang tercantum
dalam SPT Masa PPh Pasal 26
10 untuk pembayaran PPh Pasal 26 yang harus
4 disetor atas jasa yang dibayarkan kepada Wajib
Pajak luar negeri yang tercantum dalam SPT Masa
PPh Pasal 26

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 186
Pertemuan 2- 4
Overviu penghitungan PPh Pasal 21 atas Pegawai Tetap bekerja pada awal
tahun sampai dengan akhir tahun, dengan penghasilan teratur dan tidak
teratur.

Bagan Penerima Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 yang sifatnya Tidak Final
(Sumber: Sosialisasi PER-16/PJ/2016, DJP, 2016)

Gambaran untuk pengenaan PPh yang bersifat final

Pengertian Pegawai Tetap


Pegawai Tetap telah diatur dalam PER-16/PJ/2016. Pegawai tetap adalah
pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu
secara teratur, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas,
serta pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk suatu jangka waktu tertentu
yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur.

Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun


Yang terkecil antara 5% x Penghasilan Bruto, atau

Biaya Jabatan = Rp500.000/bulan atau Rp6.000.000/tahun

Biaya Pensiun = Rp200.000/bulan atau Rp2.400.000/tahun

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 187
Premi Asuransi dan Uang Pensiun

Penentuan PTKP

Sumber: PPT Dosen

Tarif Pemotongan PPh Pasal 21


Ketentuan tarif pemotongan PPh Pasal 21 adalah sesuai dengan tarif PPh
Pasal 17 ayat (1) UU PPh. Jika WP penerima penghasilan belum memiliki NPWP,
penghitungan PPh Pasal 21 yang dipotong yang berlaku adalah 20% lebih tinggi.
Dan hal ini hanya berlaku untuk penghitungan PPh Pasal 21 yang bersifat final.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 188
Bukti Pemotongan
- 1721-A1/A2 : Pegawai Tetap (termasuk PNS/TNI/POLRI) dan Pensiunan.
Diberikan paling lama 1 bulan setelah tahun kalender berakhir atau yang
bersangkutan berhenti bekerja.
- Selain 1721-A1/A2 : Diberikan setiap kali melakukan pemotongan
Penghitungan PPh Pasal 21 atas Pegawai Tetap

a. Pegawai tetap yang memiliki penghasilan secara teratur


PPh 21 dihitung menggunakan penghasilan teratur yang disetahunkan
menggunakan tarif PPh Pasal 17.

Apabila terdapat kenaikan gaji yang bersifat rapel (surut), pada bulan
setelah kenaikan gaji dihitung menggunakan gaji yang baru. Dan PPh 21 atas
rapel dihitung dari selisih PPh 21 menggunakan gaji yang lama dan setelah
adanya kenaikan gaji disetahunkan.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 189
b. Pegawai tetap yang mempunyai penghasilan secara tidak teratur
PPh Pasal 21 atas penghasilan tidak teratur dihitung melalui selisih
antara PPh 21 atas penghasilan yang disetahunkan dengan penghasilan tidak
teratur dan PPh 21 atas penghasilan yang disetahunkan tanpa penghasilan tidak
teratur.

c. Tunjangan pajak/Pajak ditanggung pemberi kerja


Untuk tunjangan pajak, dihitung sebagai penghasilan bagi pegawai
sehingga harus dimasukkan dalam penghitungan PPh Pasal 21.

Penghitungan PPh Pasal 21 atas Uang Rapel


Bagian gaji atau imbalan berupa uang yang diterimakan sekaligus di kemudian
hari karena adanya kelebihan yang belum diberikan

Cara Perhitungan:

PPh Pasal 21 yang seharusnya


PPh Pasal 21 yang dipotong

PPh Pasal 21 uang rapel

Contoh:

Abdi merupakan ayah dari 2 orang anak dan memiliki istri ibu rumah tangga.
Abdi bekerja di PT N sejak 2017 dengan gaji per bulannya Rp 10.000.000 dan dari
PT N hanya menerima penghasilan berupa gaji. Pada tahun 2019, Abdi menerima
kenaikan gaji menjadi Rp 12.500.00 per bulan dan berlaku surut sejak 1 Januari
2019. Berdasarkan kenaikan gaji tersebut, Abdi menerima rapel sejumlah Rp
10.000.000 (kekurangan gaji atas Januari-April). Maka penghitungan PPh 21 atas
rapel adalah sebagai berikut.

PPh 21 Sebelum Kenaikan Gaji

Gaji per bulan Rp 10.000.000


Tunjangan
-
Premi Asuransi di Bayar Pemberi Kerja
-
Penghasilan Bruto Rp 10.000.000
Pengurang
Biaya Jabatan Rp 500.000
Iuran Pensiun yang dibayar Sendiri -
Pengurang Penghasilan Bruto Rp 500.000
Penghasilan Neto Sebulan Rp 9.500.000
Penghasilan Neto Setahun Rp 114.000.000
PTKP (K/2) Rp 67.500.000
Penghasilan Kena Pajak Rp 46.500.000
PPh Pasal 21 Terutang Setahun

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 190
5% x Rp 46.500.000 Rp 2.325.000
PPh Pasal 21 Terutang Sebulan Rp 193.750

PPh Pasal 21 Setelah Kenaikan Gaji


Gaji per bulan Rp 12.000.000
Tunjangan -
Premi Asuransi di Bayar Pemberi Kerja -
Penghasilan Bruto Rp
12.000.000 Pengurang
Biaya Jabatan Rp 500.000
Iuran Pensiun yang dibayar Sendiri -
Pengurang Penghasilan Bruto Rp 500.000

Penghasilan Neto Sebulan Rp 11.500.000


Penghasilan Neto Setahun Rp 138.000.000
PTKP (K/2) Rp 67.500.000
Penghasilan Kena Pajak Rp
70.500.000 PPh Pasal 21 Terutang Setahun
5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp 20.500.000 Rp 3.075.000
Rp 5.575.000
PPh Pasal 21 Terutang Sebulan Rp 464.583

PPh Ps 21 Seharusnya (Jan – April) Rp


1.858.333 PPh Ps 21 Dipotong (Jan – April) Rp
775.000

PPh Ps 21 Terutang Atas Rapel Rp 1.083.333

PPh Pasal 21 atas Penghasilan Tidak Teratur


Penghasilan Tidak Teratur adalah penghasilan bagi Pegawai Tetap selain yang
bersifat teratur, yang diterima sekali dalam satu tahun atau periode lainnya, antara
lain berupa bonus, Tunjangan Hari Raya (THR), jasa produksi, tantiem, gratifikasi
atau imbalan sejenis lainnya dengan nama apapun

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 191
Cara Perhitungan

PPh Pasal 21 teratur + tidak teratur disetahunkan


PPh Pasal 21 teratur

PPh Pasal 21 tidak teratur

Contoh Soal
Aji seorang duda, tinggal bersama anak dan kedua orangtuanya yang tidak
berpenghasilan. Aji seorang PNS dengan gaji bulanan sebesar Rp3.500.000 dan
tunjangan kinerja Rp 5.000.000. Aji membayar iuran wajib pegawai (IWP) sebesar
10 % Gaji yang terdiri dari:
4,75% untuk iuran program pensiun,
3,25% untuk iuran tabungan hari tua, dan
2% untuk iuran asuransi kesehatan.

Pada bulan Juli 2016, Aji memperoleh Gaji dan Tunjangan ke-13.
Berapakah besarnya PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan ke-13?

Hitung PPh Pasal 21 teratur + tidak teratur disetahunkan

Gaji (12 x Rp3.5 juta) Rp 42.000.000


Tukin (12 x Rp5.000.000) Rp 60.000.000
Gaji dan Tunjangan 13 Rp 8.500.000
Penghasilan Bruto Rp 110.500.000
Biaya Jabatan Rp 5.525.000
Iuran Pensiun Rp 3.360.000
Pengurang Penghasilan Bruto Rp 8.885.000
Penghasilan Neto Rp 101.615.000
PTKP (TK/3) Rp 67.500.000
Ph Kena Pajak Rp 34.115.000
PPh Terutang
5% x Rp35.480.000 Rp 1.705.750
PPh Pasal 21 Setahun (Ph. Teratur dan Ph. Tdk Teratur): Rp 1.705.750

Hitung PPh 21 penghasilan teratur

Gaji (12 x Rp3.500.000) Rp 42.000.000


Tukin(12 x Rp5.000.000) Rp 60.000.000
Penghasilan Bruto Rp 102.000.000
Biaya Jabatan Rp 5.100.000
Iuran Pensiun Rp 3.360.000
Pengurang Rp 8.460.000
Penghasilan Neto Rp 93.540.000
PTKP (TK/3) Rp 67.500.000
Ph Kena Pajak Rp 26.040.000
PPh Terutang
5% x Rp27.405.000 Rp 1.302.000
PPh Pasal 21 Setahun/Ph.Teratur Rp 1.302.000

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 192
Hitung PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan ke-13

PPh Pasal 21 Tratur dan Tdk Tratur Rp 1.705.750


PPh Pasal 21 Ph. Teratur Rp 1.302.000
PPh Pasal 21 atas Ph. Tdk. Teratur Rp 403.750

Penghitungan PPh Pasal 21 pegawai tetap atas penghasilan neto yang disetahunkan
dan tidak disetahunkan

No. Ph Neto Tidak Disetahunkan Ph Neto Disetahunkan


1. Karyawan yang kewajiban pajak Karyawan yang kewajiban pajak
subjektifnya sudah ada sejak awal subjektifnya sebagai Subjek Pajak
tahun, tetapi mulai bekerja dalam Dalam Negri dimulai dalam tahun
tahun pajak pajak
(Fatma memiliki NPWP sejak 2016, (Mr. Stacklin berkebangsaan
mulai bekerja pada PT N pada April Polandia mulai bekerja pada PT N
2017) sejak April 2017)

2. Karyawan yang kewajiban pajak Karyawan yang kewajiban pajak


subjektifnya sudah ada sejak awal subjektifnya sebagai Subjek Pajak
tahun, tetapi berhenti bekerja dalam Dalam Negri berakhir dalam tahun
tahun pajak pajak

(Fatma memiliki NPWP sejak 2016, (Mr. Stacklin berkebangsaan


memutuskan berhenti dari PT N pada Polandia berhenti bekerja pada PT
April 2019) N sejak April 2019)

3. Karyawan yang meninggalkan


Indonesia selama-lamanya
4. Mutasi dari Pemberi Kerja yang
sama
(Fatiya dipindah tugaskan dari
Kantor Cabang PT N di Jayapura
ke Kantor Pusat di Makassar)

5. Karyawan yang berhenti bekerja


karena meinggal dunia

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 193
PPh Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai yang berhenti atau mulai bekerja dalam tahun
berjalan

Sumber: PPT Dosen

Penghitungan PPh Pasal 21 WNI Mulai Bekerja di Tahun Berjalan

Sonia, sudah menikah, mulai bekerja di PT Inkamaya pada tanggal 1 April 2019. Ia
menanggung adiknya yang masih SMP. Sebagai pegawai baru, ia mendapat gaji sebesar
Rp4.000.000 dan tunjangan Rp3.000.000. PT Inkamaya, membayar premi JKK dan JKM
untuk para pegawainya dengan jumlah masing-masing 0,5% dan 0,3% dari gaji. Perusahaan
juga menanggung Iuran JHT pegawainya sebesar 3,7% dari gaji dan ia membayar sendiri
iuran JHT sebesar 2% dari gaji setiap bulan Hitunglah PPh Pasal 21 yang terutang atas
penghasilan Sonia.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 194
Penghitungan PPh Pasal 21 WNI Mulai Bekerja di Tahun Berjalan

Kennedy, sudah menikah dan memiliki 3 anak, mulai bekerja di Indonesia tanggal 1
September 2019 dengan kontrak selama 2 tahun. Selama tahun 2019 ia menerima gaji
setiap bulan Rp 20.000.000. Kennedy hanya menerima penghasilan berupa gaji. Berapa
PPh Pasal 21 yang dipotong untuk bulan September 2019?

Penghitungan PPh Pasal 21 WNI Berhenti di Tahun Berjalan

Sulistyo belum menikah adalah pegawai PT Cendrawasih. Per 1 Oktober 2018 ia


mengajukan pengunduran diri. Setiap bulan ia memperoleh gaji sebesar Rp 3.500.000 dan
tunjangan Rp 3.000.000 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 100.000 setiap bulannya.
Hitung PPh Pasal 21 yang dipotong untuk masa September 2018!

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 195
PPh Pasal 21 Pegawai berhenti tahun berjalan

Penghitungan kembali PPh Pasal 21 saat berhenti

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 196
Penghitungan PPh Pasal 21 WNA Berhenti di Tahun Berjalan
Mr. Stacklin (TK/-) yang bekerja sebagai manajer produksi dari PT N sejak tahun 2017,
memustuskan untuk berhenti di 1 April tahun 2019. Ia menerima gaji per bulan Rp
28.000.000. PPh pasal 21 Perbulan

Gaji per bulan Rp 28.000.000


Tunjangan
-
Premi Asuransi di Bayar Pemberi Kerja
-
Penghasilan Bruto Rp 28.000.000
Pengurang
Biaya Jabatan Rp 500.000
Iuran Pensiun yang dibayar Sendiri -
Pengurang Penghasilan Bruto Rp 500.000
Penghasilan Neto Sebulan Rp 27.500.000
Penghasilan Neto Setahun Rp 230.000.000
PTKP (TK/-) Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp 176.000.000
PPh Pasal 21 Terutang Setahun
5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp 126.000.000 Rp 18.900.000
PPh Pasal 21 Terutang Setahun Rp 21.400.000
PPh Pasal 21 Terutang Sebulan Rp 1.783.333

Perhitungan kembali PPh Pasal 21

Gaji Januari - Maret Rp 84.000.000


Tunjangan -
Premi Asuransi di Bayar Pemberi Kerja -
Penghasilan Bruto Rp
84.000.000 Pengurang
Biaya Jabatan Rp 6.000.000
Iuran Pensiun yang dibayar Sendiri -
Pengurang Penghasilan Bruto Rp 6.000.000

Penghasilan Neto 3 Bulan Rp 78.000.000

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 197
Penghasilan Neto Disetahunkan (X 12/3) Rp 230.000.000
PTKP (TK/-) Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp
176.000.000 PPh Pasal 21 Terutang Setahun
5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp 126.000.000 Rp 18.900.000
Rp 21.400.000
PPh Pasal 21 Terutang 3 Bulan (dikali 3/12) Rp
5.350.000 PPh Pasal 21 Dipotong 3 Bulan Rp
5.350.000 PPh Pasal 21 Nihil
-
Penghitungan PPh Pasal 21 bagi pegawai yang baru memiliki NPWP dalam tahun
berjalan
Roni, belum menikah, bekerja pada PT Istanaraja sejak 2018 dan memperoleh gaji sebesar
Rp 6.500.000 setiap bulannya. Ia juga membayar iuran jaminan hari tua sebesar Rp100.000
dan iuran pensiun Rp100.000 perbulan. Roni baru memiliki NPWP pada bulan Mei 2019 dan
menyerahkan fotokopi NPWP kepada bagian keuangan perusahaan untuk digunakan
sebagai dasar pemotongan PPh Pasal 21 bulan Mei 2019. Hitunglah besar PPh Pasal 21
yang dipotong perusahaan untuk bulan Mei 2019!

PPh Pasal 21 sebelum memiliki NPWP

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 198
PPh Pasal 21 Bulan Juni 2019

PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada masa pajak terakhir


Jika penghasilan tetap dan teratur setiap bulan tidak berubah, maka jumlah PPh Pasal 21
yang harus dipotong pada bulan Desember besarnya sama dengan yang dipotong pada
bulan-bulan sebelumnya. Jika penghasilan mengalami perubahan di tengah tahun, maka
harus dilakukan penghitungan ulang.

Contoh:
Sonny, status menikah dengan 2 anak, bekerja pada PT Teratai dengan gaji dan tunjangan
setiap bulannya masing-masing Rp 2.000.000 dan Rp 3.500.000. Sonny juga membayar
iuran pensiun sebesar Rp 200.000 per bulan. Per 1 Juli 2019 ia menerima kenaikan gaji
menjadi sebesar Rp 3.500.000 (tidak berlaku mundur). Hitunglah PPh Pasal 21 yang
dipotong pada bulan Desember 2019!

PPh Pasal 21 bulan Januari – Juni 2019

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 199
PPh Pasal 21 bulan Juli – November 2019

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 200
Pertemuan 5
Pemotongan PPh Pasal 21 untuk Bukan Pegawai, Peserta Kegiatan, Penerima
Penghasilan lainnya, dan PPh Pasal 26 untuk Wajib Pajak Luar Negeri serta Pengisian
Formulir 1721-II dan 1721-VI

A. PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 BAGI PENERIMA PENGHASILAN BUKAN


PEGAWAI
a. Pengertian Bukan Pegawai
PER-16 menyebutkan bahwa penerima penghasilan Bukan Pegawai adalah
orang pribadi selain Pegawai Tetap dan Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas
yang memperoleh penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun dari
Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 sebagai imbalan jasa yang
dilakukan berdasarkan perintah atau permintaan dari pemberi penghasilan.
Bukan Pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan
dengan pemberian jasa, meliputi:
i. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara,
akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris;
ii. pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang
sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,
peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan
seniman lainnya;
iii. olahragawan;
iv. penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator;
v. pengarang, peneliti, dan penerjemah;
vi. pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan sistem
aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi dan sosial serta
pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan;
vii. agen iklan;
viii. pengawas atau pengelola proyek;
ix. pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi
perantara;
x. petugas penjaja barang dagangan;
xi. petugas dinas luar asuransi; dan/atau
xii. distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan
sejenis lainnya

b. Ilustrasi Perhitungan
a. Yatmi, ber-NPWP, TK/2, seorang penyanyi, menjadi pengisi acara untuk
perayaan hari ulang tahun emas perusahaan. Imbalan yang diterima Yatmi
adalah sebesar Rp25.000.000.
PPh 21 nya:
Penghasilan Bruto : Rp25.000.000
Dasar Pengenaan Pajak : 50% x Rp25.000.000 = Rp12.500.000
PPh Pasal 21 : 5% x Rp12.500.000 = Rp625.000

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 201
b. dr. Tirto, belum ber-NPWP (TK/0), seorang dokter spesialis penyakit dalam,
berpraktik di RS Amanah dan RS Hasanah. Di RS Amanah, atas jasa dokter
yang dibayarkan oleh pasien, terdapat pembagian sebesar 80% untuk dokter
dan 20% untuk RS. Jasa Dokter yang dibayarkan oleh pasien dr. Tirto adalah
sebagai berikut:
No. Bulan Jasa Dokter
1. Juli 2019 Rp20.000.000
2. Agustus 2019 Rp22.000.000
3. September 2019 Rp15.000.000
4. Oktober 2019 Rp19.000.000
5. November 2019 Rp23.000.000
6. Desember 2019 Rp18.000.000

Perhitungan PPh 21-nya dilakukan untuk setiap masa perolehan penghasilan,


karena PPh 21 terutang di bulan terjadinya pembayaran.

Bulan Jasa Dokter Penghasilan DPP (Rp) DPPKumulatif Tarif PPh Pasal
(Rp) Bruto (Rp) (Rp) 21
Juli 2019 20.000.000 20.000.000 10.000.000 10.000.000 120% x 5% 600.000
Agustus 22.000.000 22.000.000 11.000.000 21.000.000 120% x 5% 660.000
2019
September 15.000.000 15.000.000 7.500.000 28.500.000 120% x 5% 450.000
2019
Oktober 19.000.000 19.000.000 9.500.000 38.000.000 120% x 5% 570.000
2019
November 23.000.000 23.000.000 11.500.000 49.500.000 120% x 5% 690.000
2019
Desember 18.000.000 18.000.000 500.000 50.000.000 120% x 5% 30.000
2019 8.500.000 58.500.000 120% x 15% 1.530.000

a. Dora, ber-NPWP, TK/0, adalah petugas dinas luar asuransi di PT SafeLife.


Dora tidak memperoleh penghasilan dari tempat lain. Penghasilan Dora
sebagai petugas dinas luar asuransi adalah sebagai berikut.

No. Bulan Penghasilan


1. Juli 2019 Rp18.000.000
2. Agustus Rp12.000.000
2019
3. September Rp15.000.000
2019
4. Oktober 2019 Rp14.000.000
5. November Rp18.000.000
2019
6. Desember Rp16.000.000
2019

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 202
Dengan menggunakan logika yang sama dengan pengerjaan soal b, akan diperoleh
hasil sebagai berikut:
Penghasilan PTKP PhKP PPh 21
Bulan Bruto DPP (Rp) bulanan PhKP (Rp) kumulatif Tarif (Rp)
(Rp)
Juli 2019 18.000.000 9.000.000 4.500.000 4.500.000 4.500.000 5% 225.000
Agustus 12.000.000 6.000.000 4.500.000 1.500.000 6.000.000 5% 75.000
2019
September 15.000.000 7.500.000 4.500.000 3.000.000 9.000.000 5% 150.000
2019
Oktober 14.000.000 7.000.000 4.500.000 2.500.000 11.500.000 5% 125.000
2019
November 18.000.000 9.000.000 4.500.000 4.500.000 16.000.000 5% 225.000
2019
Desember 16.000.000 8.000.000 4.500.000 3.500.000 19.500.000 5% 175.000
2019

Perhatikan bahwa Dora mendapatkan pengurang berupa PTKP karena kedua


persyaratan terpenuhi, yaitu ber-NPWP dan hanya memperoleh penghasilan dari
satu pemotong dan tidak ada penghasilan lainnya.

B. PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 BAGI PENERIMA PENGHASILAN PESERTA


KEGIATAN

Peserta kegiatan adalah orang pribadi yang terlibat dalam suatu kegiatan tertentu,
termasuk mengikuti rapat, sidang, seminar, lokakarya (workshop), pendidikan,
pertunjukan, olahraga, atau kegiatan lainnya dan menerima atau memperoleh imbalan
sehubungan dengan keikutsertaannya dalam kegiatan tersebut. Contohnya adalah
peserta rapat yang memperoleh uang kehadiran dalam rapat, pemenang lomba yang
mendapatkan hadiah, atau anggota tim tertentu yang mendapatkan honor.

Contoh ilustrasi:.
Irman (TK/0), ber-NPWP, berhasil menjadi pemenang dalam lomba lari dan
memperoleh hadiah sebesar Rp5.000.000. Lomba tersebut diadakan oleh PT Sehat
Asyik.. Atas penghasilan yang diperoleh Irman, PT Sehat Asyik selaku penyelenggara
kegiatan akan memotong PPh Pasal 21 sebesar:
5% x Rp5.000.000 = Rp250.000
PPh 21 untuk peserta kegiatan dihitung dengan mengalikan tarif Pasal 17 dengan
besarnya Penghasilan bruto.

C. PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 BAGI PENERIMA PENGHASILAN


LAINNYA
Penerima penghasilan lainnya yaitu:
a. Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai
Pegawai Tetap pada perusahaan yang sama atas penghasilan bruto berupa
honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur;

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 203
b. Mantan pegawai atas penghasilan bruto berupa jasa produksi, tantiem,
gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang bersifat tidak teratur;
c. Peserta program pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai atas
penghasilan bruto berupa penarikan dana pensiun, dari dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

Contoh Ilustrasi:
Endah bekerja pada PT Wisesa. Pada tanggal 1 Januari 2019 telah berhenti bekerja
pada PT Wisesa karena pensiun. Pada bulan Maret 2019, Endah menerima jasa
produksi tahun 2017 dari PT Wisesa sebesar Rp40.000.000,00 PPh Pasal 21 yang
terutang dan harus dipotong adalah:

5% X Rp 40.000.000,00 Rp2.000.000,00

Pada bulan Agustus 2019, Endah kembali menerima jasa produksi tahun 2018 dari PT
Wisesa sebesar Rp40.000.000. PPh Pasal 21 yang terutang dan harus dipotong,
dihitung sebagai berikut:
5% X Rp10.000.000,00 Rp 500.000,00
15% X Rp30.000.000,00 Rp4.500.000,00
PPh Pasal 21 Rp5.000.000,00

Perhatikan bahwa tarif yang digunakan saat pemotongan PPh Pasal 21 bulan Agustus
2019 adalah 5% dan 15%. Hal tersebut dikarenakan secara akumulasi, penghasilan bruto
yang diterima telah memasuki lapisan tarif kedua.
Ingat bahwa pada bulan Maret 2019, Endah menerima penghasilan sebesar
Rp40.000.000,00. Ketika ia menerima penghasilan pada bulan Agustus, atas
Rp10.000.000,00 dikenakan tarif 5% (lapisan pertama s.d. Rp50.000.000) dan bagian
Rp30.000.000 dikenakan tarif 15% (lapisan kedua karena telah melebihi Rp50.000.000).

D. PENGHITUNGAN PPH PASAL 26 ATAS PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG


PRIBADI LUAR NEGERI

SPT Masa PPh Pasal 21/26 digunakan untuk melaporkan pemotongan PPh
Pasal 21 dan/atau 26 yang dilakukan atas penghasilan yang diterima orang pribadi
sebagai imbalan atas pekerjaan, jasa, atau kegiatan baik WPDN maupun WPLN.
Dalam pemotongan PPh pasal 26, tarif yang digunakan adalah sesuai yang
diatur dalam Pasal 26 ayat (1) UU PPh, yaitu dipotong pajak sebesar 20% (dua
puluh persen) dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan

Orang pribadi Subjek Luar negeri adalah orang pribadi yang tidak bertempat
tinggal di Indonesia, atau orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183
(seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan. Contoh,
perusahaan mempekerjakan tenaga ahli dari Australia selama 2 (dua) bulan. Karena
ybs berada di Indonesia hanya selama 2 bulan (60 hari), yang bersangkutan termasuk
dalam Wajib Pajak Luar Negeri dan atas penghasilannya dipotong PPh Pasal 26.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 204
Contoh Perhitungan:
Pyro Xenxy adalah pegawai asing yang berada di Indonesia kurang dari 183 hari. Dia
berstatus menikah dan mempunyai 2 orang anak. Ia memperoleh gaji pada bulan
Desember 2019 sebesar Rp35.000.000 sebulan.
Penghitungan PPh Pasal 26:
Penghasilan bruto berupa gaji sebulan = Rp35.000.000
PPh Pasal 26 terutang adalah = 20% X Rp35.000.000
= Rp7.000.000

E. PEMBUATAN FORMULIR 1721- VI


Berikut ini akan diberikan dua contoh Formulir 1721-VI. Formulir pertama adalah
pemotongan PPh 21 atas penghasilan yang diterima dr. Tirto, dan yang kedua adalah Pyro

Xenxy yang dibahas di contoh ilustrasi sebelumnya: Formulir 1721-VI atas nama dr. Tirto

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 205
Perhatikan formulir 1721-VI milik dr. Tirto.
a. Nomor bukti potong 1.3-12.19-0000001, artinya:
-1.3: kode untuk penghasilan yang dipotong PPh 21 tidak final
- 12: menunjukkan masa perolehan penghasilan
-19: menunjukkan tahun perolehan penghasilan
-0000001: menunjukkan nomor urut
b. NPWP diisi dengan 00.000.000.0-021.000 karena dr. Tirto belum ber-NPWP
c. Kode Objek Pajak diisi dengan 21-100-07 karena dokter termasuk dalam kategori
tenaga ahli
d. Jumlah Penghasilan Bruto diisi dengan besarnya jasa dokter yang dibayar pasien
e. Dasar pengenaan pajak adalah 50% dari Penghasilan Bruto. Sesuai dengan
perhitungan pada bagian sebelumnya, dr. Tirto tidak berhak PTKP.
f. Tarif lebih tinggi diberikan tanda silang (X) karena dikenakan tarif 120%.
g. Pada bulan Desember terdapat 2 tarif yang digunakan, yaitu 5% dan 15%, yang
dituliskan adalah tarif yang tertinggi, yaitu 15%. Besarnya PPh yang dipotong
adalang hasil perhitungan PPh 21 pada bulan Desember dengan menggunakan 2
lapisan tarif.
h. Pemotong pajak diisi dengan NPWP dan nama dari pemotong pajak (Badan)-nya,
bukan pimpinannya. Penandatangan adalah pimpinan perusahaan.
2. Formulir 1721-VI atas nama Pyro Xenxy

Perbedaan pengisian antara Pyro Xenxy dan dr. Tirto terdapat pada bagian identitas.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 206
Karena Pyro Xenxy adalah WPLN, maka isian WPLN dan kode negara harus diisi.
Selanjutnya untuk kode objek pajak menggunakan 27- 100-99 yang menunjukkan
imbalan yang dipotong PPh Pasal 26. Penghasilan bruto adalah besarnya
penghasilan yang diterima oleh Pyro yaitu sebesar Rp35.000.000. Karena Dasar
Pengenaan Pajaknya adalah Penghasilan Bruto, maka angkanya adalah
Rp35.000.000. Meskipun Pyro tidak memiliki NPWP, pemotong pajak tidak perlu
memberikan tanda silang (X) untuk pengenaan tarif lebih tinggi, karena PPh 26
bersifat final. Untuk bagian pemotong pajak, cara pengisiannya sama dengan milik dr.
Tirto.

F. PENGISIAN FORMULIR 1721-II

Atas pemotongan pajak yang dilakukan atas penghasilan yang diterima oleh
bukan pegawai, penerima penghasilan lainnya, dan Wajib Pajak Luar Negeri, selain
wajib membuat formulir 1721-VI sebagai bukti potong, pemotong pajak juga wajib
melaporkan dalam formulir 1721-II. Jumlah dalam formulir 1721-II, selanjutnya akan
dilaporkan pada induk SPT halaman 1.
Sekarang, anggaplah dr. Tirto dan Pyro Xenxy bekerja pada pemotong pajak
yang sama. Maka, isian formulir 1721-II adalah sebagai berikut.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 207
Seluruh isian dalam formulir 1721-II berasal dari bukti pemotongan pajak (Formulir
1721-VI). Selanjutnya, angka pada formulir 1721-II, akan dipindahkan ke bagian induk
SPT halaman 1 sebagai berikut.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 208
Pertemuan 6
Pemotongan PPh Pasal 21 untuk Pegawai Tidak Tetap dan Penerima Penghasilan
yang Dikenakan PPh Final, serta Pengisian Formulir 1721-III dan 1721-VII

A. PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 BAGI PEGAWAI TIDAK TETAP


Berdasarkan PER-16, Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas adalah
pegawai yang hanya menerima penghasilan apabila pegawai yang bersangkutan
bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan yang
dihasilkan atau penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh pemberi kerja.
Berdasarkan pembayarannya, dapat dibedakan menjadi upah harian, upah

mingguan, upah satuan, atau upah borongan.

Gambaran Perhitungan Pegawai Tidak Tetap

Contoh Ilustrasi:

a. Sapto (belum menikah), pada bulan Maret 2019 bekerja sebagai buruh harian PT
Megabaja. Ia bekerja selama 20 hari dengan upah harian sebesar Rp 450.000
Hitunglah PPh Pasal 21 atas penghasilan Sapto

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 209
Perhitungan:

b. Jenni, bekerja pada PT Cipta Busana sebagai penjahit. Untuk satu baju yang
dihasilkannya, Jenni memperoleh upah sebesar Rp 80.000, dan upah tersebut
dibayarkan 2 minggu sekali (1 minggu = 4 hari kerja). Pada bulan April 2016, Jenni
berhasil memproduksi 6 baju per hari. Hitunglah PPh Pasal 21 atas penghasilan
Jenni, maka perhitungannya

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 210
c. Gunawan, belum menikah, mendapatkan pekerjaan untuk membereskan taman,
dengan upah borongan sebesar Rp2.000.000. Gunawan menyelesaikan tugas
tersebut dalam waktu 3 hari.
Perhitungan

d. Joko bekerja
pada perusahaan alat olahraga dengan upah harian sebesar Rp400.000.
Perusahaan membayar upah Joko secara bulanan. Pada bulan Maret 2016, Joko
bekerja selama 22 hari. Joko menikah, memiliki satu orang anak, tinggal bersama
ibu dan adiknya yang tidak punya penghasilan. Hitunglah PPh 21 atas penghasilan
Joko
Perhitungannya:

B. PEMOTONGAN PPh PASAL 21 YANG BERSIFAT FINAL


pemotongan PPh Pasal 21 ada yang bersifat tidak final dan ada pula yang
bersifat tidak final. Untuk PPh Pasal 21 yang tidak final, pajak yang telah dipotong
oleh pemotong pajak dapat diperhitungkan dalam perhitungan pajak akhir tahun
sedangkan untuk yang PPh final tidak.
Dalam kaitannya dengan pemotongan PPh Pasal 21, berikut adalah
perbedaan secara umum pemotongan yang bersifat final dan tidak final.
Uraian Final Tidak Final
Jenis Pesangon, manfaat
penghasilan pensiun, JHT dibayar
sekaligus

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 211
Penghasilan yang Selain yang
sumbernya dari APBN/ dikenakan
APBD yang diterima oleh PPh Final
Pejabat Negara, PNS,
Anggota TNI, Anggota
POLRI, dan
Pensiunannya
Non NPWP Tidak dikenakan tarif Dikenakan
lebih tari
tinggi f
20% lebih
tinggi
Bukti Form. 1721-VII Form. 1721-VI
pemotongan
Daftar Form. 1721-III Form. 1721-II
pemotongan
Isian di SPT Form 1721 hal 2 Form. 1721
Induk hal 1
Perlakuan Tidak dapat dikreditkan Tidak
dalam dap
penghitungan at dikreditkan
PPh Pasal 29
Tarif Diatur khusus dalam PP Tarif Pasal 17
UU
PPh
Dasar Penghasilan Bruto Berbeda-beda
Pengen tergantung
aan Pajak kategorinya

Untuk pengenaan PPh Pasal 21 yang bersifat final, terdapat dua kelompok besar, yaitu:
a. Penghasilan Berupa Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan
Hari Tua, Dan Jaminan Hari Tua Yang Dibayarkan Sekaligus
b. Penghasilan Yang Menjadi Beban Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara Atau Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah

1. Pengertian Penghasilan Berupa Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun,


Tunjangan Hari Tua, Dan Jaminan Hari Tua Yang Dibayarkan Sekaligus

o Uang Pesangon adalah penghasilan yang dibayarkan oleh pemberi kerja


termasuk Pengelola Dana Pesangon Tenaga Kerja kepada pegawai, dengan
nama dan dalam bentuk apapun, sehubungan dengan berakhirnya masa kerja
atau terjadi pemutusan hubungan kerja, termasuk uang penghargaan masa kerja
dan uang penggantian hak. Versi singkatnya, pesangon adalah penghasailan
untuk orang yang berhenti/diberhentikan dari pekerjaannya.
o Uang Manfaat Pensiun adalah penghasilan dari manfaat pensiun yang

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 212
dibayarkan kepada orang pribadi peserta dana pensiun secara sekaligus sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang dana pensiun oleh Dana
Pensiun Pemberi Kerja atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan. Kriteria sekaligus ini, diatur
dalam PMK-16/PMK.03/2010. Yang paling sering kita temui adalah pegawai yang
pensiun atau meninggal dunia, menerima penghasilan dari perusahaan dana
pensiun. Tapi, ini bukan uang pensiun yang diterima bulanan ya.
o Tunjangan Hari Tua adalah penghasilan yang dibayarkan sekaligus oleh badan
penyelenggara tunjangan hari tua kepada orang pribadi yang telah mencapai usia
pensiun, sedangkan Jaminan Hari Tua adalah penghasilan yang dibayarkan
sekaligus oleh badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja kepada orang
pribadi yang berhak dalam jangka waktu yang telah ditentukan atau keadaan lain
yang ditentukan.

Tarif Pemotongan

Contoh Ilustrasi

a. Aryo adalah pegawai tetap di PT Hidup Makmur sudah 20 tahun. Aryo terkena PHK
dan menerima pembayaran uang pesangon sebesar Rp 350.000.000 pada bulan Juni
2019. PPh pasal 21 atas pesangon:

Uang Pesangon Rp 350.000.000

Tarif PPh Final

0% x Rp 50.000.000 Rp –

5% x Rp 50.000.000 Rp. 2.500.000

15% x Rp 250.000.000 Rp. 37.500.000

PPh 21 Final Rp 40.000.000

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 213
b. Wahyu, seorang pejabat eselon 3, golongan IV/b, menerima honorarium sebagai
pembicara dalam kuliah umum di PKNSTAN. Honorarium yang diterima sebesar
Rp6.000.000

c. Pirman (K/3) diberhentikan dari perusahaannya pada bulan Januari 2018, dengan
alasan efisiensi biaya. Karena pengabdiannya selama 5 tahun, Pirman diberikan
pesangon sebesar Rp77.000.000, yang dibayarkan tiga kali, yaitu bulan Januari
2018, Januari 2019, dan Juli 2019, masing- masing sebesar Rp25.000.000,
Rp26.000.000, dan Rp27.000.000. Maka perhitungannya

Bulan Pesangon Tarif PPh 21


(Rp)
Januari 2018 25.000.000 0% 0% x Rp25.000.000 = Rp0
Januari 2019 25.000.000 0% 0% x Rp25.000.000 = Rp0
1.000.000 5% 5% x Rp1.000.000 =Rp50.000
Juli 2019 27.000.000 5% 5% x Rp27.000.000 =
Rp1.350.000
Bukti pemotongan pajak yang bersifat final, dibuat menggunakan formuli 1721-VII.
Sebagai contoh berikut adalah Formulir 1721-VII Masa Januari 2019 a.n. Pirman

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 214
d. Arpan (K/2) pensiun dari perusahaannya dengan tenang dan bahagia. Arpan
memperoleh uang manfaat pensiun yang dibayarkan selama 3 kali, yaitu sebesar
Rp20.000.000 pada bulan Januari 2017, Rp30.000.000 pada bulan Januari 2018,
dan Rp20.000.000 pada bulan Januari 2019.
Cara pengerjaan untuk Bang Arpan dilakukan sama dengan pengerjaan soal
bang Pirman, ya.
Bulan Pesangon (Rp) Tarif PPh 21
Januari 2017 20.000.000 0% 0% x Rp20.000.000 = Rp0
Januari 2018 30.000.000 0% 0% x Rp30.000.000 = Rp0

Berikut adalah contoh bukti potong milik Bang Arpan untuk masa Januari 2018 atas
pembayaran manfaat pensiun sebesar Rp.30.000.000.

Ingat ya, Bang Arpan akan memperoleh 2 bukti potong, yaitu 1721-VII untuk manfaat
pensiun sekaligus (Masa Januari 2017 dan Januari 2018), dan 1721-VI untuk Masa
Januari 2019.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 215
Berikut adalah Formulir 1721-VI Masa Januari 2019.

2. Penghasilan Yang Menjadi Beban Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Atau
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah

Untuk menentukan apakah PPh 21 yang akan dipotong bersifat final/tidak, pemotong
pajak harus memastikan dua kondisi terpenuhi, yaitu:
(1) penghasilan berasal dari dana APBN/APBD; dan
(2) penerimanya adalah pejabat negara, PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI, dan
pensiunannya.
Apabila salah satu syarat tidak terpenuhi, maka pemotongan PPh 21 yang dilakukan
tidak bersifat final.
Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga tertinggi/tinggi negara

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 216
sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-undang Dasar 1945 dan Pejabat Negara
yang ditentukan oleh Undang-undang. Yang termasuk Pejabat Negara adalah:
(1) Presiden dan Wakil Presiden;
(2) Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat;
(3) Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Perwakilan;
(4) Ketua, Wakil Ketua, dan Ketua Muda, dan Hakim Agung pada Mahkamah Agung,
serta ketua, Wakil Ketua, dan Hakim pada semua Badan Peradilan;
(5) Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Pertimbangan Agung;
(6) Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan;
(7) Menteri dan jabatan yang setingkat Menteri;
(8) Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang berkedudukan sebagai
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh;
(9) Gubernur dan Wakil Gubernur;
(10) Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota; dan
(11) Pejabat Negara lainnya yang ditcntukan oleh Undang- undang.

a. Tarif PPh
Tarif PPh ini tidak mengikuti ketentuan Pasal 17 UU PPH, tetapi mengikuti
ketentuan dalam PP. Tarif ditetapkan sebagai berikut.

b. Contoh Perhitungan

Bendahara KPU membayar honor panitia pemilihan suara masing-masing sebesar


Rp300.000 kepada beberapa orang sebagai berikut:
− Yudi, PNS golongan II/c
− Yuli, honorer di Pengadilan Agama
− Yuni, CPNS golongan III/a Kementerian Keuangan
− Yono, Pensiunan PNS Golongan IV/e
Atas honor tersebut, berapa besarnya PPh 21 yang dipotong untuk setiap
penerima penghasilan?

Pejabat
No. Nama Status Negara/PNS Final/ Golo Ph. Bruto Tarif PPh 21
/ TNI/Polri/ tidak? ngan
Pensiunann
ya
1 Yudi PNS Ya Final II/c Rp300.000 0% 0% x Rp300.000 =
Rp0
2 Yuli Honorer Tidak Tidak - Rp300.000 5% 5% x Rp300.000 =

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 217
Rp15.000
3 Yuni CPNS Tidak Tidak - Rp300.000 5% 5% x Rp300.000 =
Rp15.000
4 Yono Pensiun Ya Final IV/e Rp300.000 15% 15% x Rp300.000 =
an Rp45.000

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa yang memenuhi persayaratan untuk


dikenai pemotongan yang bersifat final adalah Yudi dan Yono, karena mereka adalah
PNS dan pensiunan PNS. Tarif mengikuti ketentuan yang berlaku, yaitu 0% untuk
golongan II dan 15% untuk golongan IV.

Yuli dan Yuni tidak dipotong PPh 21 Final, namun karena penghasilannya tetap
dipotong PPh 21 karena merupakan imbalan atas kegiatan yang dilakukan, dalam hal
ini adalah pemilihan suara. Dengan demikian Yuli dan Yuni merupakan peserta
kegiatan dan pemotongan PPh Pasal 21-nya dilakukan sesuai ketentuan yang
berlaku dan bersifat tidak final.
Berikut adalah contoh bukti pemotongan pajak (1721-VII) atas penghasilan Yono.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 218
c. Pengisian Formulir 1720-III dan 1721 halaman 2

Pada pertemuan sebelumnya telah dijelaskan bahwa pemotongan PPh yang


dibuat menggunakan bukti pemotongan formulir 1721-VI akan direkap dan
dilaporkan menggunakan formulir 1721-II. Hal yang tidak berbeda, juga dilakukan
untuk pemotongan yang bersifat final. Rekapitulasi pemotongan PPh Final
diisikan dalam formulir 1721-III.
Agar lebih jelas, langsung kita lihat saja pengisian Formulir 1721-III. Kita akan
menggunakan contoh Pirman dan Arpan pada bagian sebelumnya.

Ingat ya Stanners, pengisian formulir ini bersumber dari bukti pemotongan PPh 21
Final (Formulir 1721-VII). Selanjutnya isian Formulir 1721-III akan dipindahkan ke
Formulir 1721 hal. 2

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 219
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 220
Pertemuan 7
Pembetulan SPT Masa PPH 21 dan E-SPT

1. Pembetulan SPT Masa PPh 21


Pembetulan SPT yang menyebabkan pajak lebih besar otomatis menyebabkan
keterlambatan membayar pajak dan harus dikenai sanksi administrasi. Sanksi
administrasi karena pembetulan SPT ini terjadi karena terdapat tambahan pajak
kurang bayar yang semestinya telah lunas pada saat jatuh tempo. Wajib pajak harus
membayar kekurangan pembayaran pajak dan sanksi administrasi sebelum
menyampaikan SPT Pembetulan.

Atas pembetulan SPT Masa yang menyebabkan pajak terutang bertambah, Wajib
Pajak juga dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan jumlah pajak
yang kurang bayar. Jangka waktu perhitungan bunga adalah dihitung sejak jatuh
tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan
dihitung penuh 1 bulan.

2. E-SPT
Aplikasi e-SPT atau disebut dengan Elektronik SPT adalah aplikasi yang dibuat
oleh Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan untuk digunakan oleh
Wajib Pajak untuk kemudahan dalam menyampaikan SPT.

Kelebihan aplikasi e-SPT adalah sebagai berikut:


• Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat dan aman, karena lampiran
dalam bentuk media CD/disket
• Data perpajakan terorganisir dengan baik
• Sistem aplikasi e-SPT mengorganisasikan data perpajakan perusahaan dengan
baik dan sistematis
• Penghitungan dilakukan secara cepat dan tepat karena menggunakan sistem
komputer
• Kemudahan dalam membuat Laporan Pajak
• Data yang disampaikan WP selalu lengkap, karena penomoran formulir dengan
menggunakan sistem komputer.
• Menghindari pemborosan penggunaan kertas

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 221
Audit Keuangan Sektor
Komersial
Pertemuan 1
Jenis Audit, Tujuan Audit, Laporan Audit, Standar Audit, Kode Profesi

Pengertian auditing:
Proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi
yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang
kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian
informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Pengertian akuntansi:
Proses pencatatan, pengelompokkan, dan pengikhtisaran kejadian-kejadian
ekonomi dalam bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan menyajikan informasi
keuangan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.

Perbedaan auditing dan akuntansi


Akuntansi berfungsi menyajikan informasi kuantitatif untuk pengambilan
keputusan, sedangkan dalam auditing, aturan-aturan akuntansi menjadi kriteria untuk
membandingkan kesesuaian informasi.

Mengapa Audit Dibutuhkan?


Untuk mengurangi risiko informasi antara pembuat laporan (manajemen)
dengan pengguna laporan (user). Semakin kompleksnya kondisi masyarakat
memungkinkan pengambil keputusan memperoleh informasi yang tidak dapat
dipercaya dan tidak dapat diandalkan.

Hal-hal yang menyebabkan risiko informasi:


a. hubungan yang tidak dekat antara pemberi dan penerima informasi.
b. sikap memihak (bias) dan motif lain yang melatarbelakangi pemberian
informasi.
c. data yang berlebihan.
d. transaksi pertukaran yang kompleks.
Hal-hal yang dilakukan untuk menanggulangi risiko informasi:
1) verifikasi informasi oleh pengguna.
2) risiko ditanggung bersama antara pengguna dan pembuat.
3) audit atas laporan keuangan.

Aktivitas KAP:
a. Jasa Assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan
kualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Jasa Assurance yang
diberikan KAP adalah:

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 222
1) Jasa atestasi: adalah jenis jasa assurance dimana KAP mengeluarkan
laporan tentang suatu permasalahan atau asersi yang disiapkan pihak lain.
Jasa atestasi dibagi menjadi lima kategori :
• Audit atas laporan keuangan historid
• Audit atas pengendalian internal atas laporan keuangan
• Review laporan keuangan historis
• Jasa atestasi mengenai teknologi informasi
• Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai permasalahan
2) Jasa Atestasi lain: Jasa atestasi lain yang diberikan Akuntan Publik biasanya
merupakan perluasan alami dari audit atas laporan keuangan historis, karena
pemakai menginginkan kepastian yang independenmenyangkut jenis- jenis
informasi lainnya.
b. Jasa nonassurance yang diberikan akuntan publik;
1) jasa perpajakan, perencanaan perpajakan, dan jasa perpajakan lainnya.
2) konsultasi manajemen.
3) jasa akuntansi dan pembukuan.

Jenis audit:
1) Audit laporan keuangan, bertujuan menentukan apakah laporan keuangan telah
disajikan menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2) Audit operasional, bertujuan untuk menelaah prosedur dan operasi suatu
organisasi untuk menilai efisiensi an efektifitasnya.
3) Audit ketaatan, bertujuan untuk mempertimbangkan apakah auditee telah
mengikuti prosedur atau aturan yang telah ditetapkan oleh pihak yang memiliki
otoritas.
Jenis auditor:
1) Kantor Akuntan Publik, auditor yang mempunyai tanggung jawab atas kinerja
audit laporan keuangan bagi semua perusahaan publik, perusahaan besar,
perusahaan kecil, dan perusahaan nirlaba.
2) Auditor Badan Akuntabilitas Pemerintah (General Accounting Office
Auditors),yaitu auditor yang mempunyai tanggung jawab mengevaluasi efisiensi,
efektifitas, dan keekonomisan dari program/proyek pemerintah. Contoh: BPK,
BPKP, Itjen.
3) Agen Penerimaan Pajak/ Auditor Pajak (Internal Revenue Agents), yaitu auditor
yang bertanggung jawab melaksanakan pemeriksaan atas tercapainya
penerimaan negara dari sektor perpajakan dan penegakan hukum dalam
pelaksanaan perpajakan. Contoh: KPP dan KARIKPA dari DJP.
4) Auditor intern (Internal Auditor), yaitu auditor yang bekerja di suatu perusahaan
untuk melaksanakan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan. Contoh:
unit SPI.

Akuntan Publik Bersertifikat (CPA)


Pemakaian Gelar certified public accountant (CPA) di Amerika diatur oleh hukum
negara bagian melalu departemen pemberi lisensi di setiap negara bagian. Setiap
jenjang harus bekerja selama 2-3 tahun sebelum mencapai kedudukan sebagai
rekan. Persyaratan untuk menjadi CPA dibagi menjadi 3 yaitu

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 223
• Persyaratan Pendidikan: mulai dari seorang sarjana hingga minimal 150 jam
kredit semester
• Persyaratan Ujian CPA yang Seragam
• Persyaratan Pengalaman : mulai dari tanpa pengalaman hngga pengalaman 2
tahun dalam auditing. Terkadang juga diharuskan memiliki pengalaman kerja di
lembaga pemerintah atau industri
Tugas AICPA (American Institute of Certified Public Accountant) atau IAI (Ikatan
Akuntan Indonesia):

1) Penetapan standar dan aturan (Standar audit, Standar kompilasi dan


penelaahan laporan keuangan, Standar atestasi lainnya, Kode etik profesi).
2) Penelitian dan publikasi (menghasilkan jurnal).
3) Pelaksanaan ujian sertifikasi akuntan publik.
4) Pendidikan lanjutan.
Peer Review (review sejawat) atau review mutu merupakan tinjauan yang
dilakukan oleh akuntan publik terhadap sistem pengendalian mutu KAP lain.
Tujuannya adalah untuk menilai apakah KAP tersebut telah memiliki kebijakan
dan prosedur yang layak untuk melaksanakan sembilan elemen pengendalian
mutu dan apakah KAP tersebut telah melaksanakannya dengan baik.

TUJUAN AUDIT
Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk
menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
a. Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit:
1. Laporan keuangan
2. Siklus laporan keuangan
3. asersi manajemen atas akun-akun
4. tujuan umum audit untuk golongan transaksi dan saldo akun
5. tujuan spesifik audit untuk golongan transaksi dan saldo akun

b. Tanggung jawab manajemen: menentukan kebijakan akuntansi yang sehat,


menjalankan sistem pengendalian intern yang baik, membuat penyajian yang
wajar dalam laporan keuangan.
c. Tanggung jawab auditor:
✓ melakukan verifikasi atas laporan keuangan,
✓ menemukan kekeliruan,ketidakberesan, dan unsur pelanggaran hukum
yang material.
✓ Mendeteksi Kekeliruan yang material (errors): salah saji yang tidak
disengaja.
✓ Mendeteksi kecurangan yang material (irregularities): salah saji yang
disengaja. Kecurangan manajemen dapat berupa: penghilangan transaksi
atau pengungkapan, penghilangan angka, atau salah saji angka yang
dicatat.
✓ Mempertimbangkan UU dan Regulasi

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 224
SIKLUS LAPORAN KEUANGAN
Audit dilakukan dengan membagi laporan keuangan menjadi segmen atau
komponen yang lebih kecil, untuk memudahkan pelaksanaan audit dan membantu
pembagian tugas kepada anggota tim audit. Cara lebih umum dalam segmentasi
audit adalah pendekatan siklus, yaitu menempatkan jenis-jenis transaksi dan saldo
akun yang erat hubungannya satu dengan yang lainnya dalam segmen yang sama,
kemudian mengaitkan siklus-siklus tersebut.

Auditor melakukan audit sesuai dengan pendekatan siklus dengan


melaksanakan pengujian audit atas transaksi yang membentuk saldo akhir dan juga
melaksanakan pengujian audit atas saldo akun itu sendiri. Cara yang paling efisien
untuk melakukan audit adalah mendapatkan keyakinan gabungan untuk setiap
golongan transaksi dan audit yang harus dipenuhi sebelum auditor menyimpulkan
bahwa jumlah total telah disajikan secara wajar (tujuan audit berkait-
transaksi/transaction-related audit objectives) Dan terdapat beberapa tujuan audit
yang harus dipenuhi untuk setiap saldo akun (tujuan audit berkaitsaldo/balance-
related audit objectives).

ASERSI MANAJEMEN
Asersi manajemen (management assertions) Adalah pernyataan yang tersirat
atau yang dinyatakan dengan jelas oleh manajemen mengenai jenis transaksi dan
akun terkait dalam laporan keuangan.

PSA 07 (SA 326) menggolongkan lima kategori asersi:

1) Asersi mengenai keberadaan atau keterjadian. berkaitan dengan apakah aktiva,


kewajiban, dan ekuitas yang tercantum dalam neraca benarbenar ada pada
tanggal neraca serta apakah pendapatan dan beban yang tercantum dalam
laporan laba rugi benar-benar terjadi selama periode akuntansi.
2) Asersi mengenai kelengkapan apakah semua transaksi dan akun yang
seharusnya ada dalam laporan keuangan dimasukkan. Asersi kelengkapan
berlawanan dengan asersi eksistensi (keberadaan) atau keterjadian. Asersi
kelengkapan berkaitan dengan kemungkinan hilangnya hal-hal yang harus
dicantumkan alam laporan keuangan, sedangkan asersi eksistensi atau
keterjadian berkaitan dengan penyebutan angka yang seharusnya tidak
dimasukkan.
3) Asersi mengenai hak dan kewajiban. Berhubungan dengan apakah aktiva
memang menjadi hak perusahaan dan hutang menjadi kewajiban perusahaan
pada tanggal tertentu.
4) Asersi mengenai penilaian dan alokasi. Menyangkut masalah apakah aktiva,
kewajiban, ekuitas, pendapatan, atau beban telah dimasukkan ke dalam laporan
keuangan dengan angka-angka yang wajar.
5) Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan. Menyangkut masalah apakah
komponen-komponen dalam laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan
diungkapkan dengan sepantasnya.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 225
TUJUAN AUDIT UMUM BERKAIT-TRANSAKSI
Tujuan audit umum berkait-transaksi Berfungsi sebagai kerangka kerja bagi
auditor dalam mengumpulkan bahan bukti kompeten yang cukup dibutuhkan oleh
standar pekerjaan lapangan ketiga dan memutuskan bahan bukti yang pantas untuk
dikumpulkan sesuai dengan penugasan.

Enam tujuan audit umum berkait-transaksi:

1) Eksistensi-transaksi yang tercatat memang eksis.


2) Kelengkapan-transaksi yang ada telah dicatat semuanya.
3) Akurasi-transaksi yang tercatat disajikan pada nilai yang benar.
4) Klasifikasi-transaksi yang dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan
tepat.
5) Saat pencatatan-transaksi dicatat pada tanggal yang benar.
6) Posting pengikhtisaran-transaksi yang tercatat secara tepat dimasukkan
dalam berkas induk dan diikhtisarkan dengan benar.
Tujuan audit khusus berkait-transaksi yaitu penerapan tujuan audit umum
berkait- transaksi ke setiap jenis golongan transaksi yang material dalam audit,
seperti penjualan, penerimaan kas, perolehan barang dan jasa, penggajian, dsb.

TUJUAN AUDIT UMUM BERKAIT-SALDO


Tujuan ini mengikuti asersi manajemen dan memberikan kerangka kerja untuk
membantu auditor mengumpulkan bahan bukti kompeten yang cukup. Sembilan
tujuan audit umum berkait-saldo:

1) Eksistensi: angka-angka yang dicantumkan memang eksis.


2) Kelengkapan: angka-angka yang ada telah dimasukkan seluruhnya.
3) Akurasi: jumlah yang ada disajikan pada jumlah yang benar.
4) Klasifikasi: angka-angka yang dimasukkan didaftar klien telah diklasifikasikan
dengan tepat.
5) Pisah batas: transaksi-transaksi yang dekat dengan tanggal neraca dicatat
dalam periode yang tepat.
6) Kecocokkan rincian: rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka
buku besar tambahan, dijumlah ke bawah benar dalam saldo akun, dan
sesuai dengan jumlah dalam buku besar.
7) Nilai realisasi: aktiva dinyatakan pada jumlah yang diestimasi dapat
direalisasi.
8) Hak dan kewajiban: aktiva harus dipunyai sebelum dapat dicantumkan dalam
laporan keuangan, dan kewajiban harus sudah menjadi milik entitas.
9) Penyajian dan pengungkapan: saldo akun dan persyaratan pengungkapan
yang berkaitan telah disajikan dengan pantas dalam laporan keuangan.
Tujuan audit khusus berkait-saldo Setelah tujuan audit umum berkait-saldo
dipahami, perlu dikembangkan tujuan audit spesifik berkait saldo.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 226
Tujuan audit berkait-saldo Tujuan audit berkait transaksi
Diterapkan pada saldo akun, yaitu saldo Diterapkan pada jenis atau golongan
akhir di akunakun neraca seperti transaksi.
piutang usaha, persediaan,
hutang wesel.

Terdapat 6 tujuan audit berkait- Terdapat 9 tujuan audit berkait-saldo.


transaksi.

Bagaimana Tujuan Audit Dicapai? Pada saat auditor memutuskan tujuan


spesifik audit untuk setiap komponen dalam laporan keuangan, proses
pengumpulan bahan bukti dapat dimulai

TUJUAN AUDIT YANG BERAITAN DENGAN PENYAJIAN DAN


PENGUNGKAPAN
Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan Pengungkapan biasanya
identic dengan asersi manajemen untuk penyajian dan pengungkapan. Tujuan ini
diantaranya:

• Keterjadian serta hak dan kewajiban


• Kelengkapan - Semua pengungkapan telah dicantumkan dalam
laporan keuangan
• Keakuratan dan Penilaian- apakah pengungkapan catatan kaki sudah
akurat
• Klasifikasi dan Dapat Dipahami- Apakah nilai dan jumlah telah
diklasifikasikan secara tepat dalam laporan keuangan dan catatan kaki,
serta apakah uraian saldo dapat dipahami.

LAPORAN AUDIT
Pembuatan laporan merupakan langkah terakhir dari keseluruhan proses audit.
Pelaporan harus dilakukan berdasar 4 standar pelaporan dan harus ada
keseragaman. Bentuk laporan audit yang paling umum adalah laporan audit standar
dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.Lebih dari 90% laporan audit
menggunakan bentuk ini.

Bagian dari Laporan Audit Standar


Laporan audit standar tanpa pengecualian berisi delapan bagian yang
berbeda, yaitu:

1) Judul laporan: harus memuat kata independen.


2) Alamat laporan audit: kepada siapa laporan audit ditujukan.
3) Paragraf pendahuluan: menunjukkan bahwa KAP ybs telah melaksanakan
suatu audit, mencantumkan laporan keuangan yang diaudit termasuk tgl dan
periodenya, menyatakan bahwa laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen sedangkan tanggung jawab auditor adalah menyatakan suatu
pendapat atas laporan keuangan tersebut berdasarkan audit.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 227
4) Tanggung jawab manajemen: Judul dan paragraf ini menyatalan bahwa
laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen.
5) Tanggung jawab Auditor: Terdiri dari 3 paragraf. Paragraf pertama
menyatakan bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing
umum yang berlaku, paragraf kedua menguraikan ruang lingkup audit dan
bukti audit yang dikumpulkan, Paragraf ketiga menunjukkan auditor yakin
bahwa bukti audit yang tepat dan mencukupi telah diperoleh.
6) Paragraf pendapat: Bagian yang sangat penting dan berisi kesimpulan
auditor mengenai hasil audit
7) Nama dan Alamat KAP. Nama mengidentifikasi kantor akuntan publik (KAP)
atau praktisi yang melaksanakan audit.
8) Tanggal laporan audit: tanggal saat auditor telah menyelesaikan bagian
terpenting dari proses audit di lapangan.

Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian


Kondisi untuk laporan wajar tanpa pengecualian yaitu diantaranya:

1) Semua laporan keuangan (neraca, laporan laba rugi, saldo laba, dan laporan
arus kas) sudah tercakup di dalam laporan keuangan.
2) Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam penugasan.
3) Bahan bukti yang cukup telah dikumpulkan dan auditor tersebut telah
melaksanakan penugasan dengan cara yang memungkinkan baginya untuk
menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipenuhi.
4) Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Tidak terdapat situasi yang memerlukan penambahan paragraf
penjelasan atau modifikasi katakata dalam laporan.

Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf


Penyebab paling penting dari penambahan paragraf penejlasan atau
modifikasi kata- kata pada laporan wajar tanpa pengecualian standar baik menurut
standar auditing AICPA maupun PCAOB:

- Tidak adanya aplikasi yang konsisten dari prinsip- prinsip akuntansi yang
berlaku umum ( GAAP)
- Keraguan yang substansial mengenai going concern
- Auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dirumuskan
- Penekanan pada suatu hal atau masalah lain
- Laporan yang melibatkan auditor lain
Apabila Laporan melibatkan auditor lain, maka ada 3 alternatif penjelasan:

1. Tidak memberikan referensi dalam laporan audit : Apabila tidak ada referesi
yang diberikan kepada auditor lainnya, maka pendapat wajar tanpa
pengecualian standar akan diberikan kecuali ada situasi lain yang
mengharuskan adanya penyimpangan.
2. Memberikan referensi dalam laporan (laporan dengan modifikasi kata- kata) :
disebut juga dengan laporan/ pendapat bersama. Laporan bersama yang
wajar tanpa pengecualian adalah laporan yang tepat untuk diterbitkan apabila

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 228
proporsi laporan keuangan yang diaudit oleh auditor lain bersifat material
terhadap keseluruhan laporan.
3. Mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian : Pendapat wajar
dengan pengecualian atau menolak memberikan pendapat, bergantung pada
materialitas, diperlukan jika auditor utama tidka ingin memikul tanggung
jawab apapun atas pekerjaan auditor lain.

Penyimpangan dari Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian


Kondisi yang menyebabkan pengecualian dari laporan audit standar:

- Pembatasan lingkup audit.


- Laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
- Auditor tidak independen.

Laporan selain Laporan Wajar Tanpa Pengecualian


Laporan yang mengandung salah satu penyimpangan dan bersifat material,
maka laporan yang akan diterbitkan yaitu :

1. Laporan wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion) : dapat diterbitkan


akibat pembatasan ruang lingkup audit atau kelalaian untuk mematuhi prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Apabila penyimpangan sangat material, maka
harus diberikan pendapat tidak wajat atau menolak memberikan pendapat.
2. Tidak wajar (Adverse): auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan
secara keseluruhan mengandung salah saji yang materian atau menyesatkan
sehingga tidak disajikan secara wajar.
3. Menolak memberikan pendapat (Disclaimer): Auditor tidak dapat meyakinkan
dirinya sendiri bahwa laporan keseluruhan telah disajikan secara wajar.

Materialitas
Materialitas adalah faktor penting dalam mempertimbangkan jenis laporan yang
tepat untuk diterbitkan dalam keadaan tertentu. Suatu salah saji dalam laporan
Keuangan dapat dianggap material jika pengetahuan atas salah saji tersebut dapat
mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan yang rasional.

- Tiga tingkatan materialitas:


1) Jumlahnya tidak material.
2) Jumlahnya material tetapi tidak mengganggu laporan keuangan secara
keseluruhan.
3) Jumlahnya sangat material atau pengaruhnya sangat meluas sehingga
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan diragukan.
Tingkat Pengaruh terhadap Keputusan yang Jenis Pendapat
Materialitas
Diambil
Tidak material Keputusan biasanya tidak terpengaruh. Wajar tanpa pengecualian

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 229
Material Keputusan biasanya terpengaruh jika Wajar dengan pengecualian
informasi penting terhadap keputusan
yang akan diambil. Laporan keuangan
keseluruhan dianggap disajikan secara
wajar.

Sangat material Sebagian besar dari seluruh keputusan Pernyataan tidak memberi
yang didasarkan pada laporan keuangan pendapat atau pendapat tidak
akan sangat terpengaruh. wajar

- Hal-hal yang dipertimbangkan untuk menentukan materialitas:


1) jumlah rupiah dibandingkan dengan tolak ukur tertentu dalam bentuk
prosentase.
2) daya ukur, ada tidaknya pengaruh dalam pengambilan keputusan.
3) hakikat kesalahan, dapat mempengaruhi laporan keuangan dan pendapat
auditor . misal: transaksi melanggar hukum, sesuatu yang menimbulkan
konsekuensi penting terhadap kewajiban kontrak.

STANDAR AUDIT
Standar Auditing yang Berlaku Umum (General Accepted Auditing Standard)
merupakan pedoman bagi auditor dalam melaksanakan tanggung jawab
profesionalnya.

❖ Standar umum (general standard)


1) Keahlian dan pelatihan teknis yang memadai.
2) Independensi dalam sikap mental.
3) Kemahiran profesional yang cermat dan seksama.

❖ Standar Pekerjaan Lapangan (operasional standard)


1) Perencanaan dan supervisi audit.
2) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern.
3) Bukti audit yang cukup dan kompeten.

❖ Standar Pelaporan (reporting standard)


1) Peryataan apakah laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
2) Pernyataan mengenai ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan
4) Pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.

ETIKA PROFESI
Etika adalah perangkat prinsip moral atau nilai. Perangkat nilai tersebut antara
lain: kejujuran, integritas, mematuhi janji, loyalitas, keadilan, kepeulian kepaa orang
lain, menghargai orang lain, menjadi warga yang bertanggung jawab, mencapai yang

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 230
terbaik, ketanggunggugatan. Perilaku tidak etis adalah perilaku yang berbeda dari
yang harus dilakukan.

❖ Alasan seseorang tidak beretika


a. standar etika seseorang berbeda dari masyarakat umum.
b. seseorang memilih bertindak semaunya.

❖ Dilema Etika
Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang di mana keputusan
mengenai perilaku yang layak harus dibuat. Rasionalisasi yang biasa digunakan
dalam perilaku tidak beretika:
a. Setiap Orang melakukannya
b. Jika itu sah menurut hukum, hal itu etis
c. kemungkinan Penemuan dan Konsekuensinya

❖ Pendekatan untuk menyelesaikan dilema etika:


a. mendapatkan fakta-fakta yang relevan.
b. menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta.
c. menentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok dipengaruhi oleh
dilema.
d. menentukan alternatif yang tersedia bagi orang yang harus memecahkan
dilema.
e. menentukan konsekuensi yang mungkin dari setiap alternatif.
f. menetapkan tindakan yang tepat.

❖ Kebutuhan akan Perilaku Etis


Alasan yang mendasari diperlukannya perilaku profesional yang tinggi
pada setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas
jasa yang diberikan profesi, terlepas dari yang dilakukan secara perorangan.
Cara akuntan publik mewujudkan perilaku profesional antara lain dengan adanya
pernyataan standar auditing yang berlaku umum, pengendalian mutu, peer
review, BAPEPAM, pembentukan divisi dalam kantor akuntan publik, dan
pendidikan profesi berkelanjutan, serta Kode Etik Akuntan Indonesia yang
ditetapkan oleh IAI.

❖ Kode Perilaku Profesional


Cara untuk mendorong para akuntan publik agar berperilaku benar untuk
melaksanakan audit dan jasa-jasa yang berkaitan dengan profesinya dengan
standar mutu yang tinggi yaitu dengan menetapkan kode perilaku profesional,
yaitu ketentuan umum mengenai perilaku yang ideal atau peraturan khusus yang
menguraikan berbagai tindakan yang tidak dapat dibenarkan. Menurut AICPA,
kode perilaku profesional terdiri dari:

1) Prinsip-prinsip, yaitu standar ideal dari perilaku etis yang dapat dicapai dalam
terminologi filosofi. Terdiri dari: tanggung jawab, kepentingan masyarakat,
integritas, objektivitas & independensi, keseksamaan, lingkup & sifat jasa.
2) Peraturan perilaku, standar minimum perilaku etis yang ditetapkan sebagai
peraturan khusus dan merupakan keharusan.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 231
3) Interpretasi,bukan merupakan keharusan, namun harus dipahami.
4) Ketetapan etika, penjelasan dan jawaban yang diterbitkan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan peraturan perilaku yang iajukan oleh para praktisi
dan lainnya yang tertarik paa persyaratan etika. Bukan merupakan
keharusan, namun harus dipahami.

❖ Prinsip- Prinsip Etis


1) Tanggung jawab- para anggota harus melaksanakan pertimbangan
professional dan moral yang sensitive dalam semua aktivitas mereka
2) Kepentingan Publik- Harus bisa melayani kepentingan public, menghargai
kepercayaan public, sera menunjukkan komitmennya pada profesionalisme.
3) Integritas- harus melaksanakan seluruh tanggung jawab profesinalnya
dengan tingkat integritas tertinggi
4) Objektivitas dan independensi- harus mempertahankan objektivitas dan
bebas dari konflik kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab
profesionalnya
5) Keseksamaan- harus memperthatikan standar teknis dan etis profesi
6) Ruang lingkup dan sifat jasa- anggota harus memperhatikan prinsip kode
perilaku professional dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan
disediakannya

INDEPENDENSI
Independensi dalah cara pandang yang tidak memihak dalam pelaksanaan
pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit.

Macam independensi:

1) independensi dalam berpikir (independence in mind), bila dalam kenyataannya


auditor mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang
pelaksanaan auditnya.
2) independensi dalam penampilan (independence in appearence), adalah hasil
interpretasi pihak lain mengenai independensi ini.
Benturan independensi:

1) Hubungan keuangan dengan klien: partner atau pemegang saham kontra


nonpartner atau nonpemegang saham, kepentingan keuangan langsung dan
tidak langsung, material dan tidak material.
2) Masalah kepentingan keuangan yang terkait: mantan praktisi, prosedur
peminjaman, kepentingan keuangan pada hubungan keluarga, hubungan
investor dengan klien, peran ganda akuntan public sekaligus sebagai komisaris,
direksi, manajemen, atau pegawai perusahaan.
3) Litigasi antara KAP dengan klien: jika terdapat tuntutan hukum atau maksu untuk
mengadakan tuntutan hukum antara KAP dengan kliennya, maka kemampuan
KAP tersebut dan kliennya untuk tetap obyektif diragukan.
4) Jasa pembukuan dan audit unruk klien yang sama.
5) Penugasan dan pembayaran imbal jasa audit oleh manajemen: sebaiknya
digunakan auditor pemerintah atau yang ditunjuk oleh pemerintah.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 232
Upaya memelihara independensi:

1) Kewajiban hukum: hukuman dijatuhkan pengadilan jika seorang akuntan publik


tiak independen dan berat akibatnya, termasuk tindakan kriminal.
2) Dinyatakan dalam peraturan (peraturan 101 di US, interpretasi dan ketentuan
yang ada membatasi akuntan publik dalam hal hubungan keuangan dan
bisnisnya dengan klien.
3) Standar auditing yang berlaku umum (standar umum kedua).
4) Standar pengendalian mutu: KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur
guna memberikan jaminan bahwa semua pegawainya independen.
5) Pendivisian perusahaan.
6) Komite audit: yaitu sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan klien yang
bertanggung jawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan
independensinya dari manjemen.
7) Komunikasi dengan auditor pendahulu.
8) Menjajagi pendapat mengenai penerapan prinsip akuntansi.
9) Pengesahan auditor oleh pemegang saham.

Integritas dan Objektivitas Dengan integritas, auditor akan bertindak jujur, tegas, tanpa
pretensi. Dengan objektivitas, auditor akan bertindak adil, tanpa dipengaruhi tekanan atau
permintaan pihak tertentu atau kepentingan pribadi.

➢ Standar-Standar Teknis
Setiap anggota AICPA harus menaati standar-standar yang diatur dalam
peraturan 201-203,antara lain:

a. Standar Umum (peraturan 201), meliputi: kompetensi profesional, kemahiran


profesional, perencanaan dan pengawasan, data relevan yang mencukupi.
b. Ketaatan pada standar (peraturan 202), anggota yang melaksanakan audit,
review, kompilasi, bantuan manajemen, perpajakan, atau jasa profesional lainnya
harus taat pada standar yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga yang
ditetapkan oleh dewan.
c. Prinsip akuntansi (peraturan 203), anggota tiak dibenarkan menyatakan laporan
keuangan tidak menyimpang dari prinsip akuntansi yang berlaku umum atau
menyatakan tidak mengetahui modifikasi yang material terhadap laporan
keuangan jika laporan keuangan tersebut menyimpang dari prinsip akuntansi
yang ditetapkan oleh badan perumus yang ditunjuk oleh dewan untuk menyusun
prinsip yang mempunyai dampak material terhadap keseluruhan laporan.
Kerahasiaan Anggota dalam praktik publik tidak dibenarkan mengungkapkan semua
informasi rahasia klien tanpa izin khusus klien, kecuali:

- Kewajiban sehubungan dengan standar teknis: 3 bulan setelah laporan audit


wajar tanpa pengecualian dikeluarkan, auditor menemukan bahwa laporan
keuangan bersangkutan salah saji secara material.
- Dakwaan pengadilan.
- Peer review.
- Tanggapan kepada divisi etik.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 233
Imbal Jasa Bersyarat Anggota dalam praktik tidak boleh membuat imbal jasa bersyarat
untuk setiap jasa profesional atau menerima ongkos dari klien yang anggota atau
perusahaannya juga melakukan:
1) audit atau review laporan keuangan.
2) kompilasi laporan keuangan.
3) pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif.
Tidakan yang Mendatangkan Aib Anggota tidak akan melakukan tindakan yang
mendatangkan aib bagi profesinya, seperti:
1) menahan catatan klien setelah mereka meminta.
2) diskriminasi ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, umur, ataupun asal kebangsaan.
3) jika melakukan audit atas badan pemerintah yang memerlukan prosedur audit yang
berbeda dari standar auditing yang berlaku umum.
Periklanan dan Penawaran Anggota tidak dibenarkan untuk mencari klien dengan
memasang iklan atau mengajukan penawaran lainnya yang bersifat mendustai,
menyesatkan, atau menipu. Penawaran yang menggunakan pemaksaan, desakan yang
berlebihan, atau hasutan dilarang oleh etika perilaku.

Komisi dan Imbal Jasa Perujukan/Referral Fees Anggota dalam praktik publik tidak
diperkenankan merekomendasikan atau mereferensi produk jasa pihak lain bagi klien demi
untuk memperoleh komisi, atau merekomendasikan produk atau jasa yang disediakan oleh
klien demi memperoleh komisi.

Bentuk dan Nama Praktik Anggota apat membuka praktik akuntansi publik hanya dalam
bentuk perusahaan perorangan, persekutuan, atau perseroan profesional yang ciri-cirinya
sesuai dengan ketentuan dewan. Anggota tiak diperkenankan membuka praktik akuntan
publik dengan nama yang menyesatkan. Anggota tidak boleh menyebut dirinya sebagai
anggota AICPA kecuali kalau semua partner atau pemegang sahamnya anggota ari
lembaga tersebut.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 234
Pertemuan 2
Materialitas, Risiko, Bukti Audit, Internal Control

MATERIALITAS
Materialitas merupakan pertimbangan utama dalam penetapan laporan
auditor yang layak. FASB No. 2 mendefinisikan materialitas sebagai: jumlah atau
besarnya kekeliruan salah saji dalam informasi akuntansi yang mungkin akan
membuat pertimbangan pengambilan keputusan pihak yang berkepentingan berubah
atau terpengaruh oleh salah saji tersebut.

❖ Tujuan Penetapan Materialitas


Untuk membantu auditor merencanakan pengumpulan bahan bukti yang cukup.

❖ Faktor Yang Mempengaruhi Pertimbangan Awal Jumlah Materialitas:


1) Materialitas sebagai konsep yang relatif dan bukan absolut salah saji dalam
jumlah: salah saji dalam jumlah tertentu dianggap material oleh perusahaan
kecil tapi tidak material bagi perusahaan besar.
2) Beberapa dasar yang dibutuhkan untuk menetapkan materialitas, misal laba
sebelum pajak.
3) Faktor-faktor kualitatif yang mempengaruhi materialitas: beberapa salah saji
tertentu akan lebih penting daripada yang lain, walaupun jumlahnya sama.
Misal: salah saji yang disengaja dalam persediaan akan dianggap lebih
penting dari kekeliruan klerikal walaupun jumlahnya sama.

❖ Langkah-langkah Penetapan Materialitas


1) Tentukan pertimbangan awal mengenai materialitas, yaitu jumlah maksimum
suatu salah saji dalam laporan keuangan yang dianggap tidak mempengaruhi
pengambilan keputusan dari pemakai.
2) Alokasikan pertimbangan awal mengenai materialitas ke dalam segmen
3) Estimasikan total salah saji dalam segmen
4) Estimasikan salah saji gabungan
5) Bandingkan estimasi gabungan dengan pertimbangan awal mengenai
materialitas

RESIKO AUDIT
Resiko audit Adalah suatu tingkat ketidakpastian tertentu dalam pelaksanaan audit.

❖ Model Resiko Audit


Model Risiko Audit Digunakan terutama untuk tahap perencanaan dalam
menentukan berapa besar bahan bukti yang harus dikumpulkan dalam tiap
siklus. Rumusnya:

PDR = AAR
IR x CR

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 235
PDR = Risiko penemuan yang direncanakan (Planned Detection Risk), adalah risiko bahwa
bahan bukti yang dikumpulkan dalam segmen gagal menemukan salah saji yang melewati
jumlah yang dapat ditoleransi, apabila salah saji semacam itu timbul.

AAR = Risiko audit yang dapat diterima (Acceptable Audit Risk), adalah ukuran ketersediaan
auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan salah saji secara material walaupun audit
telah selesai dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah diberikan.

IR = Risiko bawaan (Inherent Risk), adalah penetapan auditor akan kemungkinan adanya
salah saji alam segmen audit yang melewati batas toleransi, sebelum memperhitungkan
faktor efektifitas pengendalian intern. Risiko bawaan merupakan faktor kerentanan laporan
keuangan terhadap salah saji yang material, dengan asumsi tidak ada pengendalian intern.

CR = Risiko pengendalian (Control Risk),adalah ukuran penetapan auditor akan


kemungkinan adanya kekeliruan (salah saji) dalam segmen audit yang melewati batas
toleransi,yang tidak terdeteksi atau tercegah oleh struktur pengendalian intern klien.

❖ Risiko Usaha
Resiko Usaha adalah tingkat risiko bahwa KAP akan menderita kerugian
yang diakibatkan oleh hubungannya dengan klien, walaupun laporan keuangan yang
diberikan suah pantas. Apabila pemakai memiliki ketergantungan yang besar pada
laporan keuangan, risiko audit perlu diperkecil. Faktor yang dapat dijadikan petunjuk
tingkat ketergantungan pemakai pada suatu laporan keuangan:
1) ukuran perusahaan klien
2) distribusi kepemilikan
3) jamlah dan sifat kewajiban perusahaan

❖ Risiko Bawaan
Resiko Bawaan adalah perkiraan salah saji sebelum mempertimbangkan
pengaruh pengendalian intern. Risiko bawaan berbanding terbalik dengan risiko
penemuan, berbanding lurus dengan bahan bukti.

Faktor-faktor yang harus ditelaah dalam menetapkan risiko bawaan:

1) sifat bidang usaha klien


2) integritas manajemen
3) motivasi klien
4) hasil audit sebelumnya
5) penugasan pertama atau penugasan ulang
6) hubungan istimewa
7) transaksi tidak rutin
8) pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi secara
benar
9) kerentanan terhadap kecurangan
10) unsur-unsur populasi

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 236
BUKTI AUDIT
❖ Pengertian Bahan Bukti
Informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi
kuantitatif yang sedang diaudit disajikan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Cakupan Bahan Bukti:

1) Bahan bukti mencakup informasi yang meyakinkan seperti perhitungan


auditor atas efek-efek (marketable securities)
2) Informasi yang kurang meyakinkan seperti jawaban pegawai perusahaan
atas pertanyaan yang diajukan.
❖ Keputusan Bahan Bukti Audit
Keputusan utama yang dihadapi auditor adalah penentuan jenis dan
jumlah bahan bukti yang memadai yang harus dikumpulkan untuk memastikan
bahwa komponen laporan keuangan klien dan keseluruhan laporan telah
disajikan dengan wajar. Keputusan auditor dalam pengumpulan bahan bukti:

1) Prosedur audit yang digunakan.


2) Besarnya sampel.
3) Pos/unsur yang dipilih dari populasi.
4) Waktu pelaksanaan prosedur.
Gambaran rinci atas hasil dari keempat keputusan disebut program audit,
yang berisi daftar dari prosedur audit. Bahan Bukti yang yang meyakinkan harus
memenuhi empat faktor:

1) Relevansi, harus berkaitan dengan tujuan audit.


2) Kompetensi/keandalan, derajat dapat dipercayanya suatu bahan bukti. Dapat
dicapai dengan: independensi penyedia data, efektivitas struktur
pengendalian intern, pengetahuan auditor, kualifikasi penyedia informasi,
tingkat obyektifitas.
3) Kecukupan, besar sampel dan pos yang diuji.
4) Ketepatan waktu, periode audit.

❖ Jenis Bahan Bukti Audit:


1) Pemeriksaan fisik, ex. perhitungan tangible asset seperti persediaan
2) Konfirmasi, ex. konfirmasi akun cash in bank pada bank terkait.
3) Dokumentasi, ex. inspeksi dokumen dan catatan milik klien terkait penjualan.
Dokumentasi terdiri dari dua yaitu vouching dan tracing.
4) Prosedur analitis , ex. Membandingkan persentase laba kotor klien tahun ini
dan tahun sebelumnya.
5) Wawancara dengan klien, ex. wawancara tentang metode pencatatan atau
bagaimana pengendalian internal dilakukan.
6) Rekalkulasi, ex. menghitung ulang keakuratan perhitungan klien terhadap
beban depresiasi (biasanya menggunakan software).
7) Pelaksanaan ulang (reperformance), ex. mirip seperti rekalkulasi namun
reperformance juga membandingkan data di invoice dan daftar invoice yang
disetujui.
8) Observasi, ex. mengamati langsung kegiatan

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 237
❖ Istilah yang dipakai dalam Prosedur Audit:
1) Periksa/examine: dokumentasi
2) Telaah sekilas/scan: prosedur analitis
3) Baca/read: dokumentasi
4) Hitung/compute: prosedur analitis
5) Hitung ulang/recompute: pelaksanaan ulang
6) Hitung penjumlahan ke bawah/foot: pelaksanaan ulang

Pengertian Prosedur Analitis (PSA 22/SA 329) Yaitu evaluasi atas informasi
keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan
dan non keuangan ... meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan
ekspektasi auditor.
❖ Tujuan Prosedur Analitis:
1) memahami bidang usaha klien.
2) penetapan kemampuan satuan usaha untuk menjaga kelangsungan
hidupnya.
3) indikasi adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan.
4) mengurangi pengujian audit yang terinci.

❖ Saat Pelaksanaan Prosedur Analitis:


1) pada tahap perencanaan: membantu auditor mengidentifikasi hal-hal penting
yang membutuhkan pertimbangan khusus lebih lanjut dalam penugasan.
2) Selama tahap pengujian: bersama-sama dengan prosedur lainnya.
3) Pada tahap penyelesaian audit: sebagai penelaahan akhir untuk menemukan
salah saji masalah keuangan yang material dan membantu auditor
mengambil pandangan obyektif terakhir atas laporan keuangan yang telah
diaudit.
❖ Jenis Prosedur Analitis:
1) membandingkan data klien dengan industri (horisontal).
2) membandingkan data klien dengan data yang serupa pada periode
sebelumnya (vertikal).
a. Perbandingan antara saldo tahun berjalan dengan saldo tahun lalu.
b. Membandingkan rincian total saldo dengan rincian serupa pada tahun
sebelumnya.
c. Membandingkan rasio dan hubungan persentase dengan tahun
sebelumnya.
3) membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh klien.
4) membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh auditor.
5) membandingkan data klien dengan hasil perkiraan yang menggunakan data
nonkeuangan.

INTERNAL CONTROL
Sistem terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang dirancang
untuk memberikan manajemen keyakinan memadai bahwa tujuan dan sasaran yang
penting bagi satuan usaha dapat dicapai. Kebijakan atau prosedur ini sering disebut
pengendalian, dan bersama-sama membentuk struktur pengendalian intern suatu
satuan usaha. Sistem pengendalian harus cost beneficial. Dalam perancangan

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 238
sistem pengendalian, dibutuhkan kepentingan yang sama antara manajemen dengan
auditor.

Kepentingan klien dalam merancang struktur pengendalian intern yang efektif:


1) Keandalan laporan keuangan.
2) Mendorong efisiensi dan efektifitas operasional.
3) Ketaatan pada hukum dan peraturan.
Kepentingan auditor:
1) Keandalan laporan keuangan.
2) Penekanan pada pengendalian atas golongan transaksi.
Konsep dasar yang mendasari penilaian atas struktur pengendalian intern dan
penetapan risiko pengendalian:

1) Tanggung jawab manajemen: yaitu menetapkan dan melakukan


pengendalian satuan usaha tersebut, konsisten dengan tanggung jawab
manajemen dalam menyajikan laporan keuangan sesuai prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
2) Keyakinan memadai: perusahaan mengembangkan struktur pengendalian
intern yang memberikan keyakinan memadai, bukan absolut bahwa laporan
keuangan disajikan wajar.
3) Keterbatasan bawaan: struktur pengendalian intern tidak dapat dikatakan
sangat efektif, walaupun disertai kehati-hatian dalam perancangan dan
implementasinya, masih tergantung pada kompetensi dan ketergantungan
orang yang menggunakannya.

❖ Elemen Struktur Pengendalian:


1) Lingkungan pengendalian. Terdiri dari tindakan, kebijakan, dan prosedur
yang mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur dan
komisaris, dan pemilik suatu satuan usaha terhadap pengendalian dan
pentingnya terhadap satuan usaha tersebut. Subelemen yang harus
dipertimbangkan oleh auditor antara lain:
a. Integritas dan nilai-nilai etika.
b. Komitmen terhadap kompetensi.
c. Falsafah manajemen dan gaya operasi.
d. Struktur organisasi.
e. Dewan komisaris atau komite audit.
f. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab.
g. Kebijakan dan prosedur kepegawaian.
2) Penetapan risiko manajemen: identifikasi dan analisis risiko yang relevan
oleh manajemen terhadap penyiapan lapkeu yang sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum untuk meminimalkan salah saji.
3) Sistem informasi dan komunikasi akuntansi : identifikasi, menggabung,
klasifikasi, analisa, mencatat, dan melaporkan transaksi suatu entitas dan
pengelolaan akuntabilitas aktiva.
4) Aktifitas pengendalian : ada tiga aktifitas yaitu:
- Pemisahan tugas yang cukup, terdiri dari pemisahan antara
a. pemegang aktiva dan pencatat akuntansi
b. otorisasi transaksi dan pemegang aktiva

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 239
c. tanggung jawab operasional dan pembukuan
d. pengolah data elektronik (analis sistem, programmer, dll)
- Otorisasi atas transaksi & aktivitas, ada dua jenis otorisasi:
a. Umum: manajemen menyusun kebijakan organisasi, cth: penerbitan
daftar harga pasti untuk penjualan barang
b. Khusus: transaksi individual
- Dokumen dan catatan yang memadai, prinsip-prinsipnya:
a. berseri dan prenumbered
b. disiapkan saat transaksi atau segera setelahnya
c. cukup sederhana
d. dirancang untuk multiguna
e. dirancang dengan bentuk penyajian yang benar cth: faktur penjualan,
permintaan pembelian, dll.
5) Pemantauan : penilaian efektifitas rancangan dan operasi struktur
pengendalian internal secara periodik dan kontinus oleh manajemen apakah
telah dilaksanakan sebagaimana mestinya dan diperbaiki sesuai keadaan.
Aspek yang perlu dipertimbangkan auditor untuk memahami elemen
struktur pengendalian internal, yaitu:
1) Rancangan berbagai kebijakan dan prosedur dalam masingmasing
elemen struktur pengendalian.
2) Memastikan bahwa elemen-elemen tersebut telah ditempatkan dalam
operasi.
Tugas auditor dalam perolehan pemahaman struktur pengendalian
intern adalah:
a. Menemukan elemen struktur pengendalian internal.
b. Melihat apakah telah dilakukan dalam operasi.
c. Mendokumentasikan informasi dengan cara yang baik.
Adapun prosedur untuk memperoleh pemahaman:
1) Mendapatkan pemahaman lingkungan pengendalian, prosedur
penetapan risiko, sistem komunikasi dan informasi akuntansi, serta
metode pemantauan pada tingkat kerincian yang wajar.
2) Mengidentifikasi pengendalian spesifik yang akan mengurangi risiko
pengendalian & melakukan penetapan risiko pengendalian.
3) Menguji efektifitas pengendalian.
4) Menetapkan risiko yang direncanakan (planned detection risk) dan
pengujian substantive.
Prosedur yang berkaitan dengan perancangan dan penempatan
dalam operasi:
1. Pengalaman auditor dalam periode sebelumnya atas entitas tersebut.
2. Tanya jawab dengan pegawai klien.
3. Kebijakan dan pedoman sistem klien.
4. Inspeksi dokumen dan catatan.
5. Pengamanan atas aktivitas dan operasi satuan usaha.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 240
Bentuk dokumentasi dari pemahaman adalah:
1. Deskripsi naratif.
2. Bagan arus.
3. Kuesioner pengendalian intern.
Langkah I : Memahami Struktur Pengendalian Internal
PSA 23 (SA 319) menghendaki auditor untuk memperoleh pemahaman terhadap struktur
pengendalian intern klien dalam setiap audit, untuk merencanakan pemeriksaan yang
memadai.

1) Auditability: mendapat informasi yang cukup mengenai integritas manajemen serta


sifat dan luas catatan akuntansi
2) Potensi salah saji yang material: mengidentifikasi jenis-jenis kekeliruan dan
ketidakberesan yang potensial serta menetapkan risiko.
3) Risiko penemuan: menetapkan risiko pengendalian bagi setiap tujuan pengendalian,
yang selanjutnya mempengaruhi risiko penemuan yang direncanakan.
4) Perancangan pengujian: informasi yang diperoleh digunakan untuk merancang
pengujian terinci atas transaksi maupun saldo, prosedur analitis, pengujian
substantif.
Langkah II : Menetapkan Risiko Pengendalian
Setelah memahami struktur pengendalian intern, dilakukan maka auditor harus menetapkan:

1) Apakah laporan keuangan dapat diaudit.


2) Tingkat risiko pengendalian didukung oleh pemahaman yg ada
3) Apakah tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah dapat didukung.
4) Tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan pantas digunakan.
Langkah-langkah Penetapan Risiko Pengendalian untuk masingmasing jenis transaksi
dalam masing-masing siklus transaksi:

1) Identifikasi tujuan audit berkait transaksi: penetapan tujuan rinci pengendalian intern
bagi masingmasing jenis transaksi utama suatu satuan usaha.
2) Identifikasi pengendalian spesifik: mengidentifikasi kebijakan dan prosedur yang
berperan dalam pencapaian masing-masing tujuan.
3) Identifikasi dan evaluasi kelemahan, dengan cara:
a. Identifikasi pengendalian yang ada.
b. Identifikasi ketiadaan pengendalian kunci.
c.Tentukan kemungkinan adanya salah saji yg besar & potensial.
d. Pertimbangkan kemungkinan pengendalian pengganti.
4) Matriks risiko pengendalian: untuk membantu mengidentifikasi pengendalian dan
kelemahan, serta risiko pengendalian.
5) Menetapkan risiko pengendalian: berdasarkan matriks risiko pengendalian.
6) Mengkomunikasikan kondisi yang dapat dilaporkan dan masalah terkait melalui
komunikasi komite audit dan surat kepada manajemen (management letters).
Kondisi yang dapat dilaporkan (reportable condition) adalah informasi yang berkaitan
dengan kelemahan atau kekurangan yang besar dalam rancangan atau operasi
struktur pengendalian intern.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 241
Langkah III : Pengujian atas Pengendalian (Test of Control)

Prosedur untuk menguji efektifitas yang mendukung pengurangan tingkat risiko


pengendalian yang ditetapkan. Apabila hasil test of control mendukung rancangan kebijakan
dan prosedur pengendalian seperti yang diharapkan, auditor dapat terus menggunakan
tingkat risiko pengendalian yang telah ditetapkan. Bila tidak, tingkat risiko pengendalian
tersebut harus dipertimbangkan kembali. Prosedur untuk pengujian atas pengendalian:

1) Tanya jawab dengan pegawai suatu satuan usaha yang tepat.


2) Pemeriksaan dokumen, catatan, dan laporan.
3) Pengamatan aktifitas berkenaan dengan pengendalian.
4) Pelaksanaan ulang prosedur klien.
Luas penerapan pengujian pengendalian tergantung pada tingkat risiko pengendalian yang
ditetapkan. Jika tingkat risiko yang ditetapkan rendah, digunakan lebih banyak pengujian
pengendalian baik jumlah yang diuji maupun luas pengujian atas setiap pengendalian.

Langkah IV: Penentuan Planned Detection Risk dan Rencana Pengujian atas Saldo
Laporan Keuangan

Jika tingkat risiko pengendalian di bawah maksimum, akan didukung oleh pengujian atas
pengendalian yang spesifik, kemudian dikaitkan dengan tujuan spesifik audit untuk akun-
akun yang dipengaruhi oleh transaksi utama.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 242
Pertemuan 3
Perencanaan Audit, Prosedur Analitis, Program Audit, Penyelesaian Audit

PERENCANAAN AUDIT
❖ Alasan merencanakan penugasan:
1. Mendapatkan bukti yang tepat dan mencukupi
2. Membantu biaya audit tetap wajar
3. Menghindari kesalahpahaman dengan klien

❖ Perancanaan Audit dapat dilakukan dengan perancangan pendekatan audit:


1) Menerima klien (perencanaan audit awal)
2) Memahami bisnis klien
3) Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan (benchmarking)
4) Menetapkan materialitas dan menilai AAR dan IR
5) Memahami Internal Kontrol dan menilai risiko pengendalian
6) Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan
7) Mengembangkan perencanaan audit menjadi program audit secara
keseluruhan

❖ Jenis pengujian dasar yang dipakai dalam menentukan apakah laporan


keuangan telah disajikan secara wajar:
1. Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas struktur pengendalian intern.
Selama tahap ini, auditor harus memusatkan perhatiannya pada rancangan
dan operasi dari aspek-aspek struktur pengendalian intern sampai seluas
yang diperlukan untuk dapat merencanakan audit dengan efektif.
2. Pengujian atas pengendalian intern. Pengujian diarahkan pada efektifitas
pengendalian, baik dalam rancangan maupun operasinya.
3. Pengujian substantif atas transaksi. Adalah prosedur yang dirancang untuk
menguji kekeliruan atau ketidakberesan dalam bentuk uang yang langsung
mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan.
• Jenis pengujian substantif:
a. pengujian atas transaksi.
b. prosedur analitis.
c. pengujian terinci atas saldo.
4. Prosedur analitis. Mencakup perbandingan jumlah yang dicatat dengan
ekspektasi yang dikembangkan oleh auditor.
5. Pengujian terinci atas saldo. Memusatkan pada saldo akhir buku besar baik
untuk akun-akun neraca maupun laba rugi, tetapi penekanan utama pada
kebanyakan pengujian tirinci atas saldo aalah neraca.

❖ Hubungan antara Pengujian dan Bahan Bukti Jenis Jenis pengujian dari
yang termurah hingga termahal:
1) Prosedur analitis: relatif murah untuk membuat perhitungan dan
perbandingan
2) Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas struktur pengendalian intern
dan pengujian atas pengendalian: seringkali pengujian atas pengendalian
dapat dilakukan dalam sejumlah besar pos atau unsur dalam beberapa menit.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 243
3) Pengujian substantif atas transaksi: seringkali diperlukan penghitungan
kembali dan penelusuran.
4) Pengujian terinci atas saldo: dibutuhkan biaya untuk mengirim konfirmasi dan
menghitung aktiva.
❖ Hubungan antara pengujian atas pengendalian dengan pengujian substantif
Penyimpangan dalam pengujian atas pengendalian adalah indikasi
kemungkinan kekeliruan atau ketidakberesan yang mempengaruhi nilai rupiah
laporan keuangan. Sedangkan penyimpangan dalam pengujian substantif adalah
salah saji laporan keuangan.

❖ Hubungan antara Jenis Pengujian dan Bahan Bukti:

❖ Bauran Bahan Bukti:

❖ Prosedur Analitis
a. Tahap Perencanaan (wajib) : membantu menentukan sifat, luas, dan waktu
prosedur audit serta membantu mengidentifikasi hal signifikan yang
memerlukan perhatian khusus
b. Tahap Pengujian Subtantif atas Transaksi: berhubungan dengan prosedur
audit lainnya
c. Tahap Penyelesaian Audit: review akhir atas salah saji material/ masalah
keuangan.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 244
❖ Jenis Prosedur Analitis:
1) Membandingkan dengan data industri sejenis
2) Membandingkan dengan data periode sebelumnya
3) Membandingkan dengan hasil yang diharapkan klien (anggaran)
4) Membandingkan dengan hasil yang diharapkan auditor
5) Membandingkan dengan hasil yang diharapkan dengan menggunakan data non
keuangan

PROGRAM AUDIT
Perancangan program audit adalah sebagai berikut:

1) Pengujian atas transaksi


Mencakup bagian penjelasan yang mendokumentasikan pemahaman
yang diperoleh mengenai struktur pengendalian intern, gambaran prosedur yang
dilaksanakan untuk memahaminya, dan rencana tingkat risiko pengendalian yang
ditetapkan.

2) Prosedur analitis.
Dilakukan dalam tahap perencanaan untuk membantu auditor
menentukan bahan bukti lain yang diperlukan untuk memenuhi risiko audit yang
diinginkan, selama pelaksanaan audit bersama-sama dengan pengujian atas
transaksi an pengujian terinci atas saldo, mendekati penyelesaian akhir audit
sebagai pengujian kelayakan akhir.

3) Pengujian terinci atas saldo.


Rancangan pengujian ini biasanya merupakan bagian paling sukar dalam
keseluruhan proses perencanaan. Perancangan prosedur tersebut bersifat
subyektif dan memerlukan pertimbangan profesional.Langkah-langkah dalam
melaksanakan pengujian terinci atas saldo:

a. Tentukan materialitas dan tetapkan risiko audit yang dapat diterima dan risiko
bawaan.
b. Tetapkan risiko pengendalian.
c. Rancang dan perkirakan hasil pengujian atas transaksi dan prosedur analitis.
d. Rancang pengujian terinci atas saldo untuk memenuhi tujuan spesifik audit.

❖ Hubungan Tujuan Pengendalian Intern dengan Tujuan Audit


Meskipun seluruh tujuan pengendalian intern telah dipenuhi, auditor akan
tetap mengandalkan terutama kepada tujuan pengendalian substantif untuk
memenuhi tujuan kepemilikan dan pengungkapan, tujuan penilaian untuk
penurunan dalam nilai, dan tujuan klasifikasi untuk penyajian laporan keuangan.

❖ Ikhtisar Proses Audit


Tahap I: Perencanaan dan perancangan pendekatan audit.

a. Perencanaan awal.
b. Dapatkan informasi mengenai latar belakang.
c. Dapatkan informasi tentang kewajiban hukum klien.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 245
d. Laksanakan prosedur analitis penahuluan.
e. Tentukan materialitas dan tetapkan risiko audit yang dapat diterima dan
risiko bawaan.
f. Memahami struktur pengendalian intern dan menetapkan risiko
pengendalian.
g. Kembangkan rencana dan program audit menyeluruh.
Tahap II: Pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi.
Merencanakan untuk mengurangi tingkat tingkat risiko pengendalian yang
ditetapkan:

a. Lakukan pengujian atas pengujian.


b. Lakukan pengujian substantif atas transaksi.
c. Tetapkan kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan.
Tahap III: Pelaksanaan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo.

a. Lakukan prosedur analitis.


b. Lakukan pengujian atas pos-pos kunci.
c. Lakukan pengujian terinci tambahan.
Tahap IV: Penyelesaian audit dan penerbitan laporan audit.

a. Telaah kewajiban bersyarat.


b. Telaah peristiwa kemudian.
c. Kumpulkan bahan bukti akhir.
d. Evaluasi hasil.
e. Terbitkan laporan audit.
f. Bicarakan dengan komite audit dan manajemen

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 246
Pertemuan 4
Audit Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas, Sampling Audit untuk Pengujian
Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi, Menyelesaikan Pengujian
dalam Siklus Penjualan dan Penagihan: Piutang Usaha serta Sampling Audit untuk
Pengujian Atas Rincian Saldo

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS


❖ Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
Siklus penjualan dan penerimaan kas meliputi keputusan dan proses
yang diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan atas barang dan jasa yang telah
tersedia untuk dijual kepada pelanggan.

❖ Fungsi-Fungsi Usaha Dalam Siklus dan Dokumen dan Catatan Terkait.


Pemahaman atas fungsi yang ada bermanfaat untuk memahami
bagaimana pelaksanaan audit dalam ini. Fungsi dalam siklus penjualan dan
penerimaan kas:

1) Pemrosesan Order Pelanggan


Permintaan barang oleh pelanggan merupakan titik awal keseluruhan
siklus. Order penjualan adalah permintaan barang dagangan oleh pelanggan.
Dokumen yang digunakan untuk mencatat deskripsi, jumlah dan informasi
yang terkait adalah Order Penjualan (sales order).

2) Persetujuan Penjualan secara Kredit


Praktik yang lemah dalam persetujuan penjualan secara kredit
seringkali menyebabkan besarnya piutang tak tertagih dan piutang usaha
menjadi tak tertagih

3) Pengiriman Barang
Merupakan titik awal penyerahan aktiva perusahaan dan kebanyakan
perusahaan mengakui penjualan pada saat barang dikirimkan. Dokumen
pengiriman adalah dokumen yang dibuat untuk mengirimkan barang yang
berisi deskripsi atas barang dagangan, jumlah yang dikirim, dan data lain
yang relevan.

4) Penagihan ke Pelanggan dan Pencatatan Penjualan


Penagihan ke pelanggan merupakan alat pemberitahuan ke
pelanggan mengenai jumlah yang ditagih atas barang tersebut, dan
penagihan harus dilaksanakan dengan benar dan tepat waktu. Aspek penting
dari penagihan adalah meyakinkan bahwa semua pengiriman telah tertagih,
tidak ada pengiriman lebih dari sekali, dan penagihan dengan jumlah yang
benar.

5) Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas


Pertimbangan utama adalah kemungkinan aset dicuri, pencurian
dapat terjadi sebelum penerimaan atau sesudahnya. Nota Pembayaran

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 247
adalah dokumen yang menyertai faktur penjualan yang dikirim ke pelanggan
dan dikembalikan ke penjual dengan pembayaran tunai.

6) Pemrosesan dan Pencatatan Retur dan Pengurangan Harga Penjualan


Nota kredit adalah dokumen yang berisi pengurangan jumlah yang
ditagih dari pelanggan karena ada pengembalian barang atau pengurangan
harga. Jurnal retur dan pengurang harga penjualan: jurnal untuk mencatat
retur dan pengurang harga penjualan.

7) Penghapusan Piutang tak Tertagih: dalam hal pelanggan pailit


8) Penyisihan Piutang tak Tertagih: menggambarkan nilai sisa piutang setelah
penyesuaian oleh manajemen/

❖ Metodologi Perancangan Pengujian Atas Pengendalian Dan Pengujian


Substantif Atas Transaksi Untuk Penjualan
Metodologi yang diterapkan pada uji pengendalian dan uji substantive
atas transaksi sama seperti umunya, yaitu sebagai berikut:

1. Pahami struktur pengendalian intern.


2. Tetapkan risiko pengendalian yang direncanakan penjualan.
3. Evaluasi biaya manfaat dari menguji pengendalian.
4. Rancangan pengujian atas pengendalian dan pengujian subtantif atas
transaksi penjualan untuk memenuhi tujuan audit berkait transaksi
a. prosedur audit.
b. besar sampel.
c. pos atau unsur yang dipilih.

❖ Pengendalian internal kunci pada siklus penjualan:


a) Pemisahan tugas yang memadai
b) Otorisasi yang semestinya
c) Dokumen dan catatan yang memadai
d) Dokumen yang prenumbered
e) Pengiriman rekening bulanan
f) Prosedur verifikasi internal

❖ Metodologi Perancangan Pengujian Terinci atas Saldo untuk Piutang Usaha


1. Tentukan materialitas dan tetapkan risiko audit yang dapat diterima dan risiko
bawaan untuk piutang usaha.
2. Tetapkan risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penerimaan kas.
3. Rancang dan laksanakan pengujian atas pengendalian, pengujian
substantive atas transaksi, dan prosedur analitis untuk siklus penjualan dan
penerimaan kas.
4. Rancang dan laksanakan prosedur analitis untuk saldo piutang usaha.
5. Rancang pengujian terinci atas piutang usaha untuk memenuhi tujuan spesifik
audit:
a. Prosedur audit. Pengujian terinci atas saldo menggunakan konfirmasi
yang tujuannya untuk keabsahan penilaian dan cut off. Konfirmasi terdiri
dari dua jenis yaitu positif atau negative. Konfirmasi positif dikirim kepada

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 248
debitur dengan meminta jawaban konfirmasi atas saldo dinyatakan
dengan benar atau tidak. Sedangkan konfirmasi negative dikirim kepada
debitur tetapi hanya meminta jawaban jika dia tidak setuju dengan jumlah
ang dinyatakan. Konfirmasi negative dapat diterima jika syarat ini
terpenuhi:
✓ Piutang usaha terdiri dari sejumlah besar saldo akun yang kecil
✓ Gabungan risiko pengendalian dan risiko bawaan rendah
✓ Tidak ada alasan konfirmasi tersebut tidak akan diperhatikan
b. Besar sampel Tergantung pada tolerable misstatement, inherent risk,
control risk, planned detection risk dan jenis konfirmasi.
c. Unsur yang dipilih biasanya melalui stratifikasi d. Saat pelaksanaan
Paling andal jika dikirimkan sedekat mungkin dengan tanggal neraca.

❖ Tujuan audit berkait transaksi untuk penjualan.


a. Keberadaan: Penjualan tercatat adalah untuk pengiriman aktual yang
dilakukan kepada pelanggan non fiktif
b. Kelengkapan: Penjualan yang ada telah dicatat
c. Akurasi: Penjualan yang tercatat adalah untuk jumlah barang yang dikirim
dan ditagih dan dicatat dengan benar.
d. Klasifikasi: Transaksi penjualan diklasifikasi dengan pantas.
e. Tepat Waktu: Penjualan dicatat dalam waktu yang tepat.
f. Posting dan Pengikhtisaran: Transaksi penjualan dimasukan dengan
pantas berkas induk dan diikhtisarkan dengan benar.

❖ Tujuan audit berkait transaksi untuk Penerimaan Kas


a. Keberadaan: penerimaan kas yang dicatat adalah dana yang secara
aktual diterima oleh perusahaan.
b. Kelengkapan: kas yang diterima telah dicatat dalam jurnal penerimaan
kas.
c. Akurasi: penerimaan kas yang dicatat telah disetor dan dicatat pada nilai
yang diterima.
d. Klasifikasi: penerimaan kas diklasifikasikan dengan pantas.
e. Tepat Waktu: penerimaan kas dicatat dalam waktu yang sesuai.
f. Posting dan Pengikhtisaran: penerimaan kas dimasukan dengan
semestinya dalam berkas induk dan diiktisarkan dengan benar.

❖ Format Rancangan dan Format Pelaksanaan


Dalam mengubah dari satu format rencangan menjadi format
pelaksanaan, prosedur-prosedur tersebut digabungkan. Ini akan:

1. Menghilangkan prosedur ganda.


2. Meyakinkan bahwa kalau suatu dokumen diuji, seluruh prosedur yang
berhubungan dengan dokumen tersebut dilakukan pada saat yang sama.
3. Memungkinkan auditor untuk menjalankan prosedur dengan cara yang
paling efektif.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 249
❖ Pengendalian Intern, Pengujian atas Pengendalian dan Pengujian
Substantif atas Transaksi untuk Penerimaan Kas.
Metodologi dalam merancang pengujian atas transaksi penerimaan kas:
1. Tujuan audit berkait transaksi ditentukan.
2. Pengendalian intern kunci bagi tiap tujuan ditentukan.
3. Pengujian atas pengendalian dikembangkan untuk masing-masing tujuan.
4. Dikembangkan pengujian substantif atas transaksi bagi kekeliruan
moneter dikaitkan dengan tiap tujuan.
Bagian penting dari tanggung jawab auditor di dalam audit penerimaan kas
adalah identifikasi kelemahan stuktur pengendalian intern yang meningkatkan
kemungkinan kecurangan.

1. Mementukan apakah kas yang diterima telah dicatat: menelusuri dari nota
pembayaran yang prenumbered atau daftar penerimaan kas ke dalam jurnal
penerimaan kas dan buku tambahan piutang sebagai pengujian substantif
atas pencatatan kas yang benar-benar diterima.
2. Menyiapkan pembuktian atas penerimaan kas: bermanfaat untuk menguji
apakah seluruh penerimaan kas telah disetor ke rekening bank dan
menemukan penerimaan kas yang tidak dicatat ke jurnal atau selang waktu
dalam melakukan setoran, tetapi akan membantu dalam membongkar
penerimaan kas yang belum disetor, setoran yang tidak dicatat.
3. Pengujian untuk menentukan lapping piutang usaha. Lapping adalah
menangguhkan pencatatan penerimaan piutang untuk menyembunyikan
adanya kekurangan kas. Hal ini dapat dicegah melalui pemisahan tugas.

❖ Pengujian Audit atas Piutang tak Tertagih


Perhatian utama dalam menguji penghapusan piutang tak tertagih adalad
kemungkinan klien untuk menutupi defalkasi dengan menghapus piutang yang
telah tertagih. Pengendalian untuk mencegah kekeliruan ini adalah otorisasi yang
pantas atas penghapusan piutang oleh tingkat manajemen yang telah ditentukan,
hanya setelah penyelidikan menyuluruh tentang alasan mengapa pelanggan
tidak dapat membayar.

❖ Pengendalian Intern Tambahan atas Transaksi-Transaksi Neraca


Nilai yang dapat direalisasi (realizable value): tujuan audit berkait
transaksi untuk piutang dagang yang penting karena kolektibilitas piutang
seringkali merupakan pos utama dalam laporan keuangan, dan merupakan
permasalahan pada sejumlah kasus tentang tanggungjawab akuntan.
Pengendalian yang lazim untuk tujuan “realizable value”

- Persetujuan kredit oleh orang yang berwenang.


- Penyiapan neraca saldo piutang usaha menurut umur secara periodik
untuk direview dan ditindaklanjuti oleh personel manajemen yang
berwenang.
- Suatu kebijakan penghapusan atas piutang yang tidak tertagih bilaman
piutang tidak akan dapat ditagih lagi.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 250
❖ Dampak dari Hasil Pengujian atas Transaksi
Bagian audit yang sangat dipengaruhi oleh pengujian atas transaksi siklus
penjualan dan penerimaan kas adalah saldo-saldo piutang usaha, kas, beban
piutang tak tertagih dan penyisihan piutang tak tertagih. Dampak paling besar
dari hasil pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
dalam siklus penjualan dan penerimaan kas adalah terhadap konfirmasi piutang
usaha. Jenis konfirmasi, ukuran sample, dan saat pelaksanaanpengujian
dipengaruhi baik oleh pengujian atas pengendalian maupun pengujian substantif
atas transaksi.

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN


SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI
Setelah auditor memutuskan prosedur yang dipilih dan kapan harus
dilaksanakan, perlu dilakukan penentuan jumlah pos atau unsur yang memadai
sebagai sampel dari populasi dam unsur mana yang dipilih.

❖ Sampel yang Representatif


Tujuan auditor memilih sampel suatu populasi aalah untuk mendapatkan
sampel yang representatif, yaitu sampel yang memiliki karakteristik yang sama
dengan populasi. Dalam praktik, auditor tidak dapat mengetahui apakah suatu
sampel representatif, bahkan setelah semua pengujian telah selesai. Untuk
meningkatkan kemungkinan suatu sampel menjai representative dengan
menggunakan kecermatan dalam merancang, menyeleksi, dan
mengevaluasinya.

❖ Hal yang dapat mengakibatkan hasil sampel menjadi tidak representatif:


1. Kekeliruan nonsampling (nonsampling error)
2. Kekeliruan sampling (sampling error)
Risiko terjadinya hal tersebut disebut risiko nonsampling dan risiko sampling.

1. Risiko nonsampling: terjai apabila pengujian audit tidak mengungkapkan


adanya pengecualian dalam sampel akibat kegagalan auitor untuk
mengetahui adanya pengecualian dan prosedur audit yang tidak memadai
atau tidak efektif.
2. Risiko sampling: merupakan bagian yang melekat pada sampling yang
disebabkan pengujian yang lebih kecil dari keseluruhan populasi.
Cara mengurangi risiko sampling:

1. meningkatkan ukuran sampel.


2. menggunakan metode seleksi pos atau unsur sampel dari populasi yang
memadai.

❖ Sampling Statistik Kontra NonStatistik


Metode sampling audit:
a) Metode statistik.
b) Metode nonstatistik.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 251
❖ Persamaannya adalah ada 4 bagian dalam metode statistik dan nonstatistik
1. Perencanaan sampel, tujuannya untuk menjamin bahwa pengujian audit
dilaksanakan dengan cara yang sesuai untuk memberikan risiko sampling
yang diinginkan untuk meminimalkan kekeliruan nonsampling.
2. Seleksi sampel, meliputi keputusan bagaimana memilih unsur sampel dari
populasi.
3. Pelaksanaan pengujian, adalah pemeriksaan dokumen dan melakukan
pengujian audit lainnya.
4. Evaluasi hasil, mencakup penarikan kesimpulan berdasarkan pengujian audit.

❖ Perbedaan Metode Statistik dan Nonstatistik


Metode Metode Nonstatistik
Statistik
Penggunaan teknik-teknik pengukuran Pemilihan unsur-unsur sampel yang diyakini
matematis untuk menghitung hasil statistik dapat memberikan informasi yang berguna
formal. pada populasi.

Manfaat utamanya adalah kuantifikasi risiko Kesimpulan yang diambil lebih didasarkan
sampling pada perencanaan sampel dan pada pertimbangan (judgemental sampling).
evaluasi langkah

Metode pemilihan sampel : Metode pemilihan sampel:


1. acak-sederhana (simple random) 9. terarah (direct)
2. sistematis (systematic) 10. blok (block)
3. probabilitas-proporsional dengan ukuran 11. sembarang (haphazard)
(probability-proportional to size)
4. stratifikasi (stratified)

❖ Metode Seleksi Sampel Non Probabilitas


Adalah metode seleksi sampel dengan tidak didasarkan pada probabilitas
matematis, melainkan didasarkan pada pengetahuan dan keterampilan auditor
dalam menerapkan pertimbangan profesional, sehingga representatif tidaknya
sampel mungkin sulit ditentukan.
Terdiri dari:
1) Seleksi sampel terarah (direct sample direction): pemilihan sampel berdasarkan
kriteria pertimbangan profesional yang dibuat oleh auditor dengan memilih unsur
yang akan disampel menurut kriterianya, seperti unsur yang paling mungkin
mengandung salah saji, unsur yang mengandung karakteristik populasi terpilih,
jumlah rupiah terbesar yang tercakup.
2) Sampling blok : seleksi beberapa unsur secara berurutan. Penggunaan metode
ini dapat diterima hanya jika digunakan jumlah blok yang cukup.
3) Seleksi sembarangan: auditor mengamati suatu populasi dan memilih unsur
untuk sampel tanpa memperhatikan ukuran, sumber, atau karakteristik lainyang
membedakan, auitor berupaya untuk menyeleksi tanpa memihak. Kelemahannya

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 252
adalah kesulitan auditor untuk sama sekali tidak memihak dalam memilih unsur
yang menjadi sampel.

❖ Metode Seleksi Sampel Probabilitas


Langkah yang harus dilakukan:
1) Population of interest harus diterapkan. Populasi harus ditetapkan konsisten
dengan tujuan audit dan sampling yang mendasari sampel yang diambil.
2) Sampling harus ditetapkan.

❖ Metode yang digunakan untuk memperoleh sampel probabilitas:


1) Seleksi sampel acak sederhana.
Adalah sampel di mana setiap kombinasi yang mungkin dari unsur-
unsur dalam populasi yang memiliki kesempatan sama untuk menjadi sampel.

2) Seleksi sampel sistematis.


Auditor menghitung suatu interval dan kemudian memilih unsur
sampel secara metodis berdasarkan besarnya interval.

3) Probabilitas proporsional dengan ukuran.


Pengambilan sampel di mana probabilitas untuk memilih item populasi
tunggal adalah proporsional terhadap jumlah yang dicatat.

4) Seleksi sampel tersratifikasi

❖ Sampling Atribut (Attribute Sampling)


Adalah metode statistik yang digunakan untuk mengestimasi proporsi unsur-
unsur dalam satu populasi yang mengandung karakteristik atau atribut yang menjadi
kepentingan. Proporsi ini disebut tingkat keterjadian (occurance rate) dan merupakan
rasio dari unsur yang mengandung atribut khusus terhadap jumlah unsur populasi.

Auditor berkepentingan dengan terjadinya beberapa jenis pengecualian dalam


populasi data akuntansi berikut:

1) Deviasi terhadap prosedur pengendalian yang dibuat klien.


2) Kekeliruan atau penyimpangan moneter dalam populasi data transaksi.
3) Kekeliruan atau penyimpangan moneter alam populasi rincian saldo akun.
Tingkat keterjadian atau pengecualian dalam sampling acak atau sistematik
adalah merupakan ukuran yang tidak bias atas/dari tingkat pengecualian dalam
keseluruhan populasi.

Dalam menggunakan sampling atribut, auditor terutama berkepentingan untuk


mengetahui tingkat deviasi yang paling mungkin. Jadi, auditor mengarahkan pada
upper limit teratas dari estimasi interval. Batas ini disebut computed upper exception
rate (CUER) atau tingkat deviasi tertinggi yang dihitung dalam pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 253
❖ Distribusi Sampling
Distribusi Sampling adalah distribusi frekuensi hasil semua sampel berukuran
khusus yang dapat diperoleh dari populasi yang memiliki beberapa karatkteristik
tertentu. Estimasi atribut didasarkan pada distribusi binomial, yaitu distribusii dari
seluruh sampel yang mungkin di mana unsur-unsur populasi masing-masing memiliki
satu atau dua pernyataan yang mungkin.

❖ Aplikasi Sampling Atribut


Langkah-langkah:
1) Perencanaan sampel.
a. Nyatakan tujuan dari pengujian audit: biasanya untuk menguji pengendalian
dalam satu siklus tertentu.
b. Definisikan atribut dan kondisi deviasi.
c. Definisikan populasi.
d. Definisikan unit sampling: dibuat konsisten dengan tujuan pengujian audit.
e. Tentukan tingkat deviasi yang dapat ditoleransi.
f. Tentukan risiko pengendalian lebih yang dapat diterima.
g. Estimasikan tingkat deviasi populasi.
h. Tentukan ukuran sampel awal.

2) Memilih Sampel dan Melaksanakan Prosedur Audit


a. Pilih sampel secara acak.
b. Laksanakan proseur audit.

3) Mengevaluasi hasil.
a. Menggeneralisasi dari sampel untuk populasi.
b. Menganalisis pengecualian
c. Memutuskan akseptabilitas populasi tersebut. Pertimbangan Lain

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN


PIUTANG USAHA
❖ Metodologi Perancangan Pengujian Terinci atas Saldo untuk Piutang Usaha
1) Tentukan materialitas an tetapkan risiko audit yang dapat diterima dan risiko
bawaan untuk piutang usaha.
2) Tetapkan risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penerimaan kas.
3) Rancang dan laksanakan pengujian atas pengendalian, pengujian substantif atas
transaksi, dan prosedur analitis untuk siklus penjualan dan penerimaan kas.
4) Rancang dan laksanakan prosedur analitis untuk saldo piutang usaha.
5) Rancang pengujian terinci atas piutang usaha untuk memenuhi tujuan spesifik
audit:
a. Prosedur audit.
b. Besar sampel.
c. Pus/unsur yang dipilih.
d. Saat pelaksanaan.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 254
❖ Tujuan audit terkait dengan saldo piutang usaha
1. Piutang usaha pada neraca saldo menurut umur cocok dengan jumlah pada file
master dan jumlah total telah ditambahkan dengan tepat dan cocok dengan buku
besar (detail tie-in).
2. Piutang usaha yang dicatat ada (Keberadaan).
3. Piutang usaha yang ada telah dimasukkan semuanya (Kelengkapan).
4. Piutang usaha secara mekanis adalah akurat (Keakuratan).
5. Piutang usaha diklasifikasikan dengan tepat (cKlasofokaso).
6. Pisah batas piutang usaha sudah benar (Pisah Batas).
7. Piutang usaha dinilai dengan memadai pada nilai yang dapat direalisir (Nilai
Realisasi).
8. Piutang usaha benar-benar sah dimiliki klien (Hak).

❖ Merancang Pengujian atas Rincian Saldo


Pengujian terinci atas saldo untuk semua siklus langsung diarahkan pada akun-
akun neraca, akun laba rugi tidak diabaikan tetapi akan diverifikasi sebagai hasil
sampingan dengan pengujian neraca. Konfirmasi piutang usaha merupakan
pengujian terinci atas piutang usaha yang paling penting. Pengujian terinci atas saldo
piutang usaha ditekankan pada tujuan audit saldo piutang usaha (seperti dijelaskan
di atas).

❖ Konfirmasi Piutang Usaha


Tujuannya adalah untuk memenuhi tujuan keabsahan penilaian, dan cut off.
AICPA mensyaratkan dilakukannya konfirmasi atas piutang usaha kecuali jika
jumlahnya tiak material, konfirmasi yang diterima lambat an diragukan keandalannya,
serta bila risiko bawaan an risiko pengendalian rendah sehingga dapat digunakan
prosedur alternatif pengumpulan bukti. Konfirmasi yang dikirim klien harus diawasi
oleh auditor dan hasil konfirmasinya langsung dikirim kepada auditor.

❖ Keputusan Konfirmasi
Dalam melaksanakan prosedur konfirmasi, auditor harus memutuskan jenis
konfirmasi yang akan digunakan, saat pelaksanaan prosedur, ukuran sampel, dan
unsur individual yang akan dipilih.

1. Jenis konfirmasi: positif (konfirmasi yang dialamatkan kepada debitur yang


meminta konfirmasi darinya secara langsung apakak saldo yang dinyatakan alam
permintaan konfirmasi adalah benar atau tidak), atau negatif (konfirmasi
dialamatkan kepada debitur tetapi hanya meminta jawaban apabila dia tiak
sepakat dengan jumlah yang dinyatakan)
Konfirmasi negatif dapat diterima hanya jika semua kondisi berikut terpenuhi:

a. Piutang usaha terdiri dari sejumlah besar saldo akun yang kecil.
b. Gabungan risiko pengendalian yang ditetapkan dan risiko bawaan adalah
rendah.
c. Tidak ada alasan konfirmasi tersebut tidak akan diperhatikan.
2. Saat pelaksanaan: bahan bukti yang paling andal dari konfirmasi diperoleh
apabila dikirimkan sedekat mungkin dengan tanggal neraca.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 255
3. Ukuran sampel yang akan dikonfirmasi: tergantung pada salah saji yang ditolerir,
risiko bawaan, risiko pengendalian, risiko deteksi, dan jenis konfirmasi.
4. Seleksi unsur untuk pengujian: biasanya dilakukan dengan stratifikasi.

Apabila konfirmasi positif tidak ditanggapi, auditor perlu menguji lagi penerimaan
kas setelah tanggal konfirmasi, memastikan tidak ada sales invoice ganda,
menelusuri dokumen pengiriman, dan berkorespondensi dengan klien.

❖ Tindak Lanjut atas Konfirmasi


Setelah unsur-unsur yang dikonfirmasi dipilih, auditor harus mempertahankan
kendali atas konfirmasi sampai konfirmasi tersebut kembali dari pelanggan. Apabila
konfirmasi yang dikirim tidak dikembalikan oleh pelanggan, perlu dilakukan tindak
lanjut dengan prosedur alternatif. Tujuannya adalah untuk menentukan dengan cara
selain konfirmasi, apakah piutang tersebut absah dan disajikan dengan memadai
pada tanggal konfirmasi. Untuk setiap konfirmasi positif yang tidak dikembalikan,
dokumenasi berikut dapat diperiksa guna memverifikasi keabsahan dan penilaian
transaksi penjualan individual yang membentuk saldo akhir piutang usaha:
1. Penerimaan kas kemudian (penerimaan kas setelah tanggal konfirmasi).
2. Salinan faktur penjualan.
3. Dokumen pengiriman.
4. Korespondens dengan klien.

Analisis Perbedaan
Konfirmasi yang diterima dan terdapat perbedaan perlu ditindaklanjuti.
Perbedaan tersebut mungkin timbul karena perbedaan waktu antara catatan klien
dengan catatan pelanggan, seperti:

1. Pembayaran telah dilakukan: pelanggan telah membayar sebelum tanggal


konfirmasi, tetapi klien belum menerimanya untuk dicatat.
2. Barang belum diterima: klien mencatat penjualan pada tanggal pengiriman
sedangkan pelanggan mencatat pembelian saat barang diterima.
3. Barang telah dikembalikan: kelalaian klien mencatat nota kredit, seperti
perbedaan waktu atau pencatatan retur dan pengurangan harga penjualan
yang tidak memadai.
4. Kekeliruan klerikal dan jumlah yang diperselisihkan: pelanggan menyatakan
bahwa terdapat kekeliruan dalam harga yang dibebankan untuk barang,
barang rusak, kuantitas barang yang benar belum diterima, dsb.

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO


Dalam pengujian atas transaksi, perhatian utama diberikan terhadap pengujian
efektivitas pengendalian intern dengan menggunakan pengujian atas pengendalian.
Dalam pengujian terinci atas saldo perhatian utama adalah baik mengenai efektifitas
pengendalian dan ketepatan moneter dalam sistem akuntansi.

SAMPLING NON STATISTIK


Sampling audit untuk penujian atas rincian saldo serupa dengan sampling audit
untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantis atas transaksu meskipun
tujuannya berbeda.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 256
Langkah Sampling Audit untuk Langkah- Sampling Audit untuk
Pengujian atas rincian Saldo Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif atas Transaksi
Perencanaan Sample Perencanaan Sample
1. Menyatakan tujuan dan pengujian 1. Menyatakan tujuan pengujian audit
audit
2. Memutuskan apakah sampling audit
2. Memutuskan apakah sampling audit
dapat diterapkan
dapat diterapkan
3. Mendefinisikan salah saji 3. Mendefinisikan atribut dan kondisi
4. Mendefinisikan populasi pengecualian
5. Mendefinisikan unit sampling 4. Mendefinisikan populasi
6. Menetapkan salah saji yang dapat
ditoleransi 5. Mendefinisikan unit sampling
7. Menetapkan resiko yang dapat 6. Menetapkan tingkat pengecualian
diterima atas penerimaan yang salah yang dapat ditoleransi
8. Mengestimasi salah saji dalam
7. Menetapkan resiko yang dapat
populasi
diterima akibat ketergantungan yang
9. Menentukan Ukuran Sampel Awal
berlebihan
8. Mengestimasi tingkat pengecualian
populasi
9. Menentukan ukuran sampel awal

Memilih sampel dan melaksanakan


prosedur Audit Memilih sampel dan melaksanakan
10. Memilih sampel
prosedur audit
11. Melaksanakan prosedur audit
10. Memilih Sampel
11. Melaksanakan prosedur audit
Mengevaluasi hasil
12. Menggeneralisasi dari sampel ke
populaso Mengevaluasi Hasil
13. Menganalisis salah saji
12. Menggeneralisasi dari sampel ke
14. Memutuskan akseptabilitas populasi
populasi
13. Menganalisis Pengecualian
14. Memutuskan akseptabilitas populasi

❖ Sifat dari Permasalahan untuk Pengujian Terinci atas Saldo


Tujuan auditor mengambil sample: untuk menentukan apakah saldo akun yang
diaudit disajikan secara wajar. Tiga keputusan utama yang harus dibuat oleh auditor
dalam proses sampling:

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 257
1. Menentukan ukuran sample.
Dengan menggunakan model risiko audit (risiko deteksi = risiko
audit/risiko bawaan x risiko pengendalian), masing-masing faktor dalam model
ditambah materialitas, akan mempengaruhi ukuran sample yang memadai.

2. Seleksi unsur-unsur populasi.


Sampling terstratifikasi merupakan suatu metode sampling dimana
seluruh unsur dalam populasi dibagi menjadi dua atau lebih subpopulasi,
sampling dilakukan untuk masing-masing strata. Tujuan stratifikasi adalah untuk
memungkinkan auditor memberikan penekanan lebih terhadap unsur populasi
tertentu dan kurang terhadap lainnya.

3. Mengevaluasi hasil sampling.


Sampling statistik: jumlah kemungkinan perbedaan antara estimasi titik
dan salah saji populasi yang sebenarnya disebut presisi statistik, dapat diukur
secara formal.

Sampling non statistik: tidak dapat secara formal mengukur presisi


estimasi titik dan harus secara subjektif mempertimbangkan kemungkinan bahwa
salah saji populasi yang sebenarnya melebihi jumlah yang ditolelir.

❖ Sampling Unit Moneter


Sampling unit mata uang juga disebut sampling unit moneter, sampling jumlah
moneter kumulatif, dan sampling dengan probabilitas yang proporsional dengan
ukuran. Metode sampling ini digunakan untuk menjelaskan penentuan ukuran
sample, seleksi sample dan evaluasi hasil untuk pengujian terinci atas saldo.
Langkah Sampling Unit Mata Uang

❖ Perbedaan antara Sampling Unit Moneter (MUS) dan Sampling Nonstatistik


Perbedaannya yaitu dalam Sampling Unit Moneter adalah:
a. Definisi Unit Sampling adalah suatu Dolar Individual
b. Ukuran Populasi adalah Populasi Dolar yang Tercatat
c. Ukutan Sampel ditentukan dengan Menggunakan Rumus Statistik
d. Pemilihan Sampel Dilakukan dengan Menggunakan PPS
e. Auditor Menggeneralisasi dari sampel ke populasi dengan menggunakan
Teknik MUS
Faktor- faktor yang digunakan dalam penghitungan sampel
a. Resiko yang dapat diterima dari penerimaan yang salah
b. Nilai populasi yang dicatat
c. Salah saji yang dapat ditoleransi sebagai persentase nilai populasi
d. Estimasi salah saji populasi
e. Rasio estimasi salah saji populasi terhadap salah saji yang dapat ditoleransi
f. Faktor Keyakinan
g. Ukuran Sampel
h. Interval Sampling

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 258
Penggunaan Audit Sampling Unit Mata Uang
Alasan ketertarikan auditor terhadap audit sampling unit mata uang adalah:
a. Metode ini secara otomatis meningkatkan kemungkinan terpilihnya unsur
dengan nilai rupiah yang besar dari populasi yang akan diperiksa.
b. Metode ini dapat mengurangi biaya pengujian audit sebab beberapa unsur
sample diuji sekaligus.
c. Mudah untuk diterapkan.
d. Sampling unit mata uang selalu memberikan kesimpulan statistik dalam
jumlah rupiah.

Kelemahan utama dari sampling unit mata uang:


a. Batas kekeliruan total yang timbul kalau kekeliruan ditemukan mungkin terlalu
tinggi untuk berguna bagi auditor.
b. Merupakan hal yang tidak praktis untuk memilih sample unit rupiah dari
populasi yang besar tanpa bantuan computer.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 259
Pertemuan 5
Audit Siklus Pembelian dan Pembayaran Kas

Audit atas Siklus Akuisisi dan Pembayaran


1) Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Siklus akuisisi dan pembayaran meliputi golongan transaksi:
1. akuisisi barang dan jasa.
2. pengeluaran kas untuk akuisisi tersebut.
3. retur pembelian dan pengurangan harga (tetapi untuk kebanyakan
perusahaan jumlahnya tidak material)
2) Fungsi Bisnis dalam Siklus Serta Dokumen dan Catatan yang Terkait
a. Memroses Pesanan Pembelian
Permintaan akan barang dan jasa oleh personil klien merupakan titik awal bagi
siklus ini. Dokumen yang umum digunakan meliputi:
1. Permintaan Pembelian
Permintaan pembelian (purchase requisition) digunakan untuk meminta barang
dan jasa oleh karyawan yang berwenang.
2. Pesanan Pembelian
Pesanan pembelian (purchase order) adalah dokumen yang digunakan untuk
memesan barang dan jasa dari vendor
b. Menerima barang dan jasa
Penerimaan barang dan jasa dari vendor oleh perusahaan merupakan titik kritis dari
siklus karena merupakan saat dimana sebagian besar perusahaan mulai mengakui
akuisisi dan kewajiban terkait pada catatannya.
c. Mengakui Kewajiban
Pengakuan kewajiban yang tepat atas penerimaan barang dan jasa memerlukan
pencattan yang tepat waktu dan akurat. Dokumen dan catatan umum meliputi:
1. Faktur vendor (vendor invoice) adalah dokumen yang menunjukkan hal-hal
seperti deskripsi dan jumlah barang dan jasa yang diterima, harga termasuk
ongkos angkut, syarat potongan tunai, dan tanggal penerimaan kas.
2. Memo debet merupakan dokumen yang diterima dari vendor dan
menunjukkan pengurangan jumlah yang terutang kepada vendor akibat retur
barang atau pengurangan yang diberikan
3. Voucher adalah dokumen yang digunakan sebagai sarana formal pencatatan
dan pengendalian akuisisi .
4. File transaksi akuisisi adalah file yang dibuat komputer yang meliputi semua
transaksi akuisisi yang diproses oleh sistem akuntansi selama suatu periode,
seperti satu hari, satu minggu, atau satu bulan.
5. Jurnal akuisisi (acquisition journal) adalah jurnal untuk mencatat rincian
masing-masing transaksi akuisisi .
6. File induk hutang usaha (account payable master file) adalah berkas
pencatatan akuisisi individual, pengeluaran kas, serta retur dan pengurangan
harga akuisisi masing-masing vendor.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 260
7. Neraca saldo hutang usaha (account payable trial balance) mencantumkan
jumlah yang terutang kepada setiap vendor atau dari setiap faktur atau
voucher pada suatu titik waktu.
8. Laporan vendor (vendor statement) adalah laporan bulanan dari vendor yang
berisi saldo awal, perolehan, retur dan pengurangan harga, pembayaran
kepada vendor, dan saldo akhir.

d. Memroses dan mencatat pengeluaran kas


Dokumen yang terkait dengan proses pengeluaran kas yang diperiksa auditor
termasuk:
a. Cek (Check) dokumen untuk membayar setiap akuisisi saat pembayaran jatuh
tempo.
b. File transaksi pengeluaran kas ( cash disbursement transaction file) adalah file
yang dibuat dengan komputer yang encantumkan semua transaksi pengeluaran
kas yang diproses oleh sistem akuntansi selama suatu periode, seperti satu
hari, satu minggu, atau satu bulan.
c. Jurnal pengeluaran kas (cash disbursement journal) adalah listing atau laporan
yang dibuat dari file transaksi pengeluaran kas yang mencantumkan semua
transaksi selama setiap periode waktu.

3) Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif


atas Transaksi
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk sikluas akuisisi
dan pembayaran dibagi kedalam dua bidang yang luas
1. Pengujian akuisisi yang meliputi tiga dari empat fungsi bisnis yang telah dibahas
sebelumnya: memroses pesanan pembelian, menerima barang dan jasa, serta
mengakui kewajiban
2. Pengujian pembayaran, yang menyangkut fungsi keempat, yaitu memroses dan
mencatat pengeluaran kas
Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran

1. Memahamai pengendalian internal- akuisisi dan pengeluaran las


2. Menilai resiko pengendalian yang direncanakan
Pengendalian internal kunci untuk setiap fungsi bisnis yaitu:
a. Ototrisasi pembelian
Otorisasi yang tepat untuk melakukan akuisisi akan memastikan bahwa barang
dan jasa yang diperoleh adalah demi memenuhi tujuan perusahaan yang
diotorisasi, dan menghindari akuisisi item yang berlebihan atau tidak diperlukan.
b. Pemisahan Penyimpanan Aset dari Fungsi Lainnya
Sebagian besar perusahaan meminta departemen penerimaan untuk mulai
membuat laporan penerimaan sebagai bukti penerimaan dan pemeriksaan
barang. Catatan akuntansi harus mentransfer tanggung jawab atas barang setiap
kali barang itu dipindahkan, dari penerimaan ke penyimpanan, dari penyimpanan
ke manufaktur, dan seterusnya
c. Pencatatan yang tepat waktu dan review independen atas transaksi

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 261
Dalam beberapa perusahaan, pencatatan kewajiban atas akuisisi dibuat atas
dasar penerimaan barang dan jasa atau bisa juga hingga faktur vendor diterima.
Pengendalian yang penting dalam departemen utang usaha dan teknologi
onformasi adalah persyaratan bahwa personil yang mencatat akuisisi tidak boleh
memiliki akses ke kas, sekuritas, dan aset lainnua. Dokumen, prosedur tepat, dan
pengecekan independen merupakan pengendalian yang penting dalam fungsi
utang usaha.
d. Otoritas Pembayaran
Pengendalian yang paling penting terhadap pengeluaran kas termasuk:
• Penandatanganan cek oleh individu yang memiliki wewenang yang teapt
• Pemisahan tanggung jawab untuk menandatangani cek dan
melaksanakan fungsi utang usaha
• Pemeriksaan yang cermat atas dokumen pendukung oleh si
penandatangan cek pada saat cek ditandatangani
3. Menentukan Luas Pengujian pengendalian
4. Merancang Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
untuk akuisisi
Tujuan Audit terkait Transaksi akuisisi
a) Akuisisi yang dicatat adalah untuk barang dan jasa yang diterima, sesuai
dengan kepentingan terbaik klien (existence & occurence).
b) Setiap akuisisi yang terjadi telah dicatat (completeness).
c) Akuisisi yang terjadi dinilai dengan akurat (accuracy).
d) Akuisisi diklasifikasikan dengan benar (classification).
5. Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
untuk pengeluaran kas
6. Sampling atribut untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi
4) Metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo utang usaha
a. Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi utang usaha (tahap I)
b. Menetapkan materialitas kinerja dan menilai resiko inheren (tahap I)
c. Menilai resiko pengendalian dan merancang serta melaksanakan pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi (Tahap I dan II)
d. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis (tahap III)
e. Merancang dan Melaksanakan pengujian atas rincian saldo utang usaha (Tahap
III)

Menyelesaikan pengujian dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran: Verifikasi


Akun Terpilih
1) Jenis Akun Lain dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Masalah yang berkaitan dengan beberapa akun kunci lainnya dalam siklus ini yaitu
• Properti, pabrik, dan peralatan
• Beban dibayar di muka
• Kewajiban lainnya
• Akun laba dan beban

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 262
2) Audit atas properti, Pabrik, dan Peralatan
Properti, pabrik, dan peralatan adalah aset yang memiliki umur yang diharapkan
lebih dari satu tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak diperoleh untuk dijual
kembali.

a. Tinjauan atas akun yang berkaitan dengan peralatan


Catatan akuntansi yang utama untuk peralatan serta akun properti, pabrik, dan
peralatan lain umumnya berupa file induk aset tetap (fixed asset master file). File
induk ini meliputi catatan yang terinci atas setiap bagian peralatan dan jenis
properti lainnya yang dimiliki. Setiap catatan yang ada dalam file mencantumkan
deskripsi aset, tanggal akuisisi, biaya awal, penyusutan tahun berjalan, dan
akumulasi penyusutan properti.
Auditor membedakan cara memverifikasi peralatan dengan akun aset lancar
karena tiga alasan:
1. Biasanya akuisisi peraltan jarang dilakukan pada periode berjalan, terutama
peralatan berat yang digunakan dalam proses manufaktur
2. Jumlah setiap akuisisi sering kali material
3. Peralatan mungkin tetap disimpan dan dicatat dalam catatan akuntansi
selama beberapa tahun
Dalam audit atas peralatan dan akun- akun terkait, auditor harus memisahkan
pengujian ke dalam kategori berikut:
• Melaksanakan prosedur analitis
• Memverifikasi akuisisi tahun berjalan
• Memverifikasi pelepasan atau pembuangan tahun berjalan
• Memverifikasi saldo akhir akun aset
• Memverifikasi beban penyusutan
• Memverifikasi saldo akhir akumulasi penyusutan
b. Melaksanakan Prosedur Analitis
c. Memverifikasi Akuisisi tahun berjalan
Perusahaan harus mencatat penambahan selama tahun berjalan dengan benar
karena aset memiliki pengaruh jangka panjang terhadap laporan keuangan.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 263
Karena pentingnya akuisisi periode berjalan dalam audit peralatan, auditor
menggunakan tujuh dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
sebagai kerangka referensi bagi pengujian atas rincian saldo: eksistensi,
kelengkapan, keakuratan, klasifikasi, pisah batas, detail tie-in, serta hak dan
kewajiban.
d. Memverifikasi Pelepasan tahun Berjalan
Prosedur berikut sering kali diguanakn untuk memverifikasi pelepasan:
• Mereview apakah aset yang baru diakuisisi menggantikan aset yang ada
• Menganalisis Keuntungan dan Kerugian atas pelepasan aset serta
pendapatan rupa-rupa yang diterima dari pelepasan aset
• Mereview modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, perubahan
peralatan terkait komputer utama yang mahal, pajak properti, atau
cakupan asuransi untuk indikasi penghapusan peralatan
• Melakukan tanya jawab dengan manajemen dan personil produksi
mengenai kemungkinan pelepasan aset
e. Memverifikasi Saldo Akhir Akun Aset
Dua tujuan auditor ketika mengaudit saldo akhir akun peralatan termasuk
menentukan bahwa:
1. Semua peralatan yang tercatat ada secara fisik pada tanggal neraca
(eksistensi)
2. Semua peralatan yang dimiliki telah dicatat (kelengkapan)
f. Memverifikasi Beban Penyusutan
Beban penyusutan merupakan salah satu dari beberapa akun beban yang tidak
diverifikasi sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang paling penting
untuk beban penyusutan adalah keakuratan. Auditor berfokus pada penentuan
apakah klien mengikuti kebijakan penyusutan yang konsisten dari periode ke
periode, dan apakah perhitungan klien sudah benar.
Dalam menentukan hal tersebut, auditor mempertimbangan empat aspek:
1. Umur manfaat akuisisi periode berjalan
2. Metode penyusutan
3. Estimasi nilai sisa
4. Kebijakan penyusutan aset dalam tahun akuisisi dan disposisi
g. Memverifikasi saldo akhir akumulasi penyusutan
Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam audit atas saldo akhir diakumulasi
penyusutan adalah:
1. Akumulasi penyusutan yang dinyatakan pada file induk properti sama
dengan buku besar umum. Tujuan ini dapat dipenuhi dengan menguji
footing akumulasi penyusutan dalam file induk peroperti dan menelusri
totalnya ke buku besar umum
2. Akumulasi penyusutan dalam file induk sudah akurat

3) Audit Beban Dibayar di Muka


Audit atas asuransi dibayar di muka akan digunakan sebagai represntatif akun
kelompok ini karena:
1. Asuransi dibayar di muka ditemukan pada sebagian besar audit- hampir semua
perusahaan memiliki beberapa jenis asuransi

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 264
2. Masalah yang umumnya dihadapi dalam ausit asuransi dibayar di muka
merupakan hal yang umum bagi kelas akun ini
3. Tanggung jawab auditor untuk mereview cakupan asuransi merupakan
pertimbangan tambahan yang tidak ditemuakan pada akun lainnya dalam
kategori ini.
Berikut ini bagian dari Audit Beban Dibayar di Muka

a. Tinjauan terhadap Asuransi dibayar di muka

b. Pengedalian Internal
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dapat
dengan mudah dibagi tiga kategori: Pengendalian terhadap akuisi dan
pencatatan asuransi, pengendalian terhadap register asuransi, dan pengendalian
terhadap penghapusan beban asuransi.
Register asuransi (insurance register) adalag catatan polis asuransi yang berlaku
dan tanggal jatuh tempo setiap polis. Auditor menggunakan register asuransi
untuk mengidentifikasi polis yang berlaku terkait dengan akun asuransi dibayar di
muka.
c. Pengujian audit
Dalam audit atas asuransi dibayar di muka, audito memperoleh skedul dari klien
yang mencantumkan setiap polis yang berlaku:
• Informasi tentang polis
• Saldo awal asuransi dibayar di muka
• Pembayaran Premi Polis
• Jumlah yang dikenakan ke beban asuransi
• Saldo akhir asuransi dibayar di muka
Biasanya auditor melakukan prosedur analitis berikut untuk asuransi dibayar di
muka dan beban asuransi:
• Membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan
tahun sebelumnua
• Menghitung rasio asuransi dibayar di muka terhadap beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun sebelumnya
• Membandingkan setiap cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang
diperoleh dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujian

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 265
atas eliminasi polis tertentu atau perubahan cakupan asuransi
• Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka yang dihitung selama
tahun berjalan atas dasar polis per polis dengan yang ada pada tahun
sbeelumnya sebagi pengujian terhadap kesalahan perhitungan
• Mereview cakupan asuransi yang tercantum pada skedul asuransi dibayar di
muka dengan pejabat klien yang berwenang atau broker asuransi
menyangkut kememadaian cakupan

Pembahasan selanjutnya adalah mengenai pengujian menggunakan tujuan audit


yang berkaitan dengan saldo untuk melaksanakan pengujian atas rincian saldo
aset.

• Polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar di muka memang ada dan
polis yang ada telah dicantumkan (eksistensi dan kelengkapan)
• Klien memiliki hak atas semua polis asuransi dalam skedul asuransi
dibayar di muka (hak)
• Jumlah dibayar di muka pada skedul sudah tepat dan totalnya sudah
dijumlahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum
(keakuratan dan detail tie-in)
• Beban asuransi yang berhubungan dengan asuransi dibayar di muka
telah diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi)
• Transaksi asuransi telah dicatat pada periode yang benar (pisah batas)

4) Audit Kewajiban Akrual


Kategori utama akun yang ketiga dalam siklus akuisisi dan pembayaran adalah
kewajiban akrual (accrued liabilities), yang merupakan estimasi kewajiban yang
belum dibayar atas jasa dan manfaat yang telah diterima sebelum tanggal neraca.
Kewajiban ini termasuk:
• Gaji akrual
• Pajak gaji akrual
• Bonus pejabat akrual
• Komisi akrual
• Fee profesional akrual
• Sewa akrual
• Bunga akrual
a. Mengaudit Pajak Proper akrual
Seperti pada beban asuransi, saldo beban pajak properti merupakan jumlah
residu yang berasal dari saldo awal dan akhir pajak properti akrual serta
pembayaran pajak properti. Karena itu, penekanan dalam pengujian harus
diberikan pada kewajiban pajak properti akhir dan pembayaran. Ketika auditor
memverifikasi pajak properti akrual, kedelapan tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo kecuali nilai realisasi bersifat relevan. Dua yang paling penting
yaitu
• Properti yang ada pada skedul akrual sudah tepat untuk mengakrualkan
pajak
• Pajak properti akrual telah dicatat secara akurat

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 266
5) Audit Akun Laba dan Beban
Dua konsep berikut dalam audit atas akun laba dan beban akan diperlukan ketika
mempertimbangkan tujuan laporan laba rugi:
1. Penandingan laba dan beban periodik diperlukan untuk menentukan hasil
operasi yang tepat
2. Aplikasi prinsip prinsip akuntansi yang konsisten selama periode yang berbeda
diperlukan untuk komparibilitas
a. Pendekatan untuk mengaudit akun laba dan beban
Bagian audit yang secara langsung mempengaruhi akun- akun tersebut adalah
1. Prosedur analitis

2. Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi


Baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi
memiliki dampak yang secara simultan memverifikasi akun neraca dan
laporan laba rugi.
3. Pengujian atas Rincian Saldo- Analisis Beban
Auditor harus menganalisis jumlah yang tercantum dalam akun laporan laba
rugi tertentu walaupun pengujian yang telah disinggung sebelumnya sudah
dilakukan. Analisis akun beban (expense account analysis) melibatkan
pemeriksaan auditor terhadap pendokumentasian yang mendasari setiap
transaksi dan jumlah yang terdiri dari rincian total akun beban.
4. Pengujian atas Rincian Saldo Akun- Alokasi
Dalam mengaudit alokasi pengeluaran seperti asuransi dibayar di muka dan
overhead manufaktur, dua pertimbangan yang paling penting adalah
mengacu pada standar akuntansi dan konsistensidengan periode
sebelumnya. Dua prosedur audit yang paling penting untuk mengaudit
alokasi adalah pengujian atas kelayakan secara keseluruhan dengan
menggunakan prosedur analitis dan penghitungan ulang hasil klien.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 267
Pertemuan 6
Audit Aktiva Tetap, Persediaan, dan Kas

Audit Siklus Persediaan dan Pergudangan


Faktor yang menyebabkan audit atas persediaan memiliki kompleksitas yang
tinggi dan memakan waktu:

• Persediaan adalah bagian utama dalam neraca, seringkali merupakan akun


terbesar melibatkan modal kerja.
• Persediaan dapat tersebar di beberapa lokasi yang menyulitkan penghitungan
dan pengendalian fisik.
• Bermacam-ragam persediaan menyulitkan auditor.
• Penilaian persediaan dipersulit oleh faktor keusangan dan perlunya
mengalokasikan biaya manufaktur ke persediaan.
• Ada beberapa metode penilaian persediaan, namun harus dipakai secara
konsisten.
Tujuan audit atas siklus persediaan dan pergudangan adalah menentukan
apakah persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi telah
disajikan secara wajar dalam laporan keuangan.

a. Fungsi Usaha yang Membentuk Siklus Persediaan dan Pergudangan


1) Memproses pesanan pembelian.
Permintaan pembelian digunakan untuk meminta bagian pembelian untuk
meng-order barang persediaan. Pengendalian atas permintaan pembelian
dan order pembelian yang terkait harus dievaluasi dan diuji sebagai bagian
dari siklus perolehan dan pembayaran.
2) Menerima bahan baku baru.
Barang yang diterima diperiksa kuantitas dan kualitasnya, dibuat laporan
penerimaan barang. Barang dikirim ke gudang, dokumen dikirim ke bagian
pembelian, guang, dan hutang usaha.
3) Menyimpan bahan baku.
Barang disimpan hingga saatnya dibutuhkan, dikeluarkan dari gudang
apabila ada permintaan yang diotorisasi, perintah kerja, dokumen yang
menyebutkan jenis dan jumlah barang yang diminta.
4) Memproses barang.
Jumlah barang yang diproduksi tergantung order pelanggan, ramalan
penjualan, tingkat persediaan barang jadi, ekonomis tidaknya proses
produksi. Bagian produksi membuat laporan produksi dan barang rusak
sehingga catatan akuntansi dapat mencerminkan pergerakan barang dan
biaya produksi yang akurat. Struktur pengendalian intern akuntansi biaya
yang baik penting dalam fungsi proses barang.
5) Menyimpan barang jadi.
Setelah barang selesai diproses di bagian produksi, penyimpanan dilakukan
di gudang menunggu pengiriman. Penyimpanan dipisahkan dalam beberapa
area dengan akses terbatas.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 268
6) Mengirim barang jadi.
Pengiriman barang harus didukung dengan dokumen pengiriman yang telah
diotorisasi.
Berkas induk persediaan perpetual yaitu catatan yang memuat informasi
mengenai jumlah unit persediaan yang dibeli, dijual, dan yang tersimpan,
atau informasi mengenai biaya perunit.

b. Bagian-bagian dari Audit Atas Persediaan


1) Memperoleh dan mencatat bahan baku, biaya buruh, dan overhead.
Terdiri dari pemrosesan order pembelian, penerimaan bahan baku, dan
penyimpanan bahan baku. Internal control fungsi ini dipahami dan diuji
sebagai pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi dalam siklus perolehan dan pembayaran, penggajian, dan
kepegawaian.
2) Transfer aktiva dan biaya.
Mencakup fungsi pemrosesan barang dan penyimpanan barang jadi.
Pengujiannya dilakukan dalam siklus persediaan dan pergudangan.
3) Pengiriman barang serta pencatatan pendapatan dan biaya.
Mencakup pencatatan pengiriman barang. Pengujiannya dilakukan dalam
siklus penjualan dan penerimaan kas.
4) Pengamatan fisik persediaan.
Untuk menentukan apakah persediaan yang tercatat benar-benar ada pada
tanggal neraca dan dihitung dengan benar oleh klien.
5) Menilai harga dan mengkompilasi persediaan.
a. Pengujian harga (price test): untuk menentukan apakah klien telah
menggunakan suatu metode persediaan yang sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum dengan benar dan dilaksanakan secara
konsisten.
b. Pengujian kompilasi (compilation test): apakah hasil perhitungan fisik
telah diikhtisarkan dengan benar, jumlah persediaan dan harganya
dicatat, dan dijumlahkan dengan benar.

c. Audit Atas Akuntansi Biaya


Pengendalian Akuntansi Biaya
Adalah hal-hal yang berkaitan dengan persediaan fisik dan biaya yang terkait
dari titik di mana bahan baku diminta peng-orderannya sampai titik di mana
barang jadi selesai diproduksi dan dipindahkan ke gudang. Pengendalian
akuntansi biaya dibagi dalam dua kategori:

1) Pengendalian fisik atas persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi.
a. Penggunaan gudang yang terpisah-pisah dengan akses terbatas.
b. Penugasan pegawai tertentu yang bertanggung jawab secara spesifik
pada persediaan.
c. Persetujuan melalui dokumen yang prenumbered untuk otorisasi
pemindahan persediaan.
d. Berkas induk persediaan perpetual.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 269
2) Pengendalian atas biaya yang terkait.
Catatan atas biaya yang memadai untuk alat bantu manajemen untuk
penentuan harga, pengendalian biaya, dan costing perusahaan.

Pengujian atas Akuntansi Biaya


Dalam mengaudit akuntansi biaya, auditor berkepentingan dengan empat aspek:

1. Pengendalian fisik atas persediaan.


Pengujian dibatasi pada pengamatan dan tanya jawab. Jika auditor
menyimpulkan bahwa pengendalian persediaan demikian tidak memadai,
auditor harus memperluas pengamatannya atas pengujian persediaan fisik.
2. Dokumen dan pencatatan pemindahan barang.
Perhatian utama auditor dalam hal pemindahan persediaan dari satu lokasi
ke lokasi lain adalah apakah pemindahan yang dicatat benar terjadi,
pemindahan yang terjadi telah dicatat, jumlah, deskripsi, dan tanggal
transaksi dicatat dengan tepat. Langkahnya adalah dengan pemahaman
internal control, kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap catatan dan
dokumen.
3. Berkas induk perpetual persediaan.
Pengujian atas berkas induk persediaan perpetual memungkinkan auditor
untuk mengurangi pengujian fisik persediaan atau mengubah saat
pelaksanaannya dilakukan dengan pemeriksaan dokumen, yaitu dokumen
untuk verifikasi pembelian bahan baku, yang mendukung pengurangan
persediaan bahan baku untuk produksi dan peningkatan persediaan barang
jadi, pengurangan persediaan barang jadi.
4. Catatan Biaya perunit.
Pencatatan akuntansi biaya yang memadai harus diintegrasikan dengan
catatan produksi dan catatan akuntansi lain untuk mendapatkan biaya yang
akurat untuk semua produk. Auditor harus memahami internal control, dan
pengujian dilakukan sebagai bagian dari pengujian terhadap perolehan,
penjualan, dan penggajian. Auditor menelusuri unit dan harga perunit bahan
baku ke berkas induk persediaan perpetual, dan total biaya ke catatan
akuntansi biaya, menelusuri biaya dari laporan gaji ke catatan biaya
pekerjaan.
d. Prosedur Analitis:
• Bandingkan persentase margin bruto dengan tahun lalu.
• Bandingkan perputaran persediaan dengan tahun lalu.
• Bandingkan biaya perunit persediaan dengan tahun lalu.
• Bandingkan nilai persediaan dengan tahun lalu.
• Bandingkan biaya manufaktur tahun berjalan dengan tahun lalu.

e. Audit Penetapan harga dan Kompilasi


Pengujian harga persediaan (inventory price test) mencakup semua pengujian
atas harga per unit klien untuk menentukan apakah hal itu sudah benar.
Pengujian kompilasi persediaan termasuk menguji ikhtisar perhitungan
persediaan klien, menghitung jembali harga dikalikan dengan kuantitas,
memfooting ikhtisar persediaan, dan menelusuri total ke buku besar umum.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 270
Pengujian Terinci atas Saldo untuk Persediaan

Pengujian terinci dibahas dalam dua aspek yaitu:


1) Pengamatan Fisik Persediaan
Tugas auditor melakukan evaluasi dan pengamatan persediaan fisik klien
kemudian mengambil kesimpulan mengenai keberadaan persediaan fisik.
Ketentuan pemeriksaan fisik tidak dapat diterapkan kalau persediaan
berada dalam gudang umum.
a. Pengendalian internalal
• Petunjuk yang jelas mengenai penghitungan fisik.
• Verifikasi internal yang independen atas penghitungan.
• Rekonsiliasi independen antara hasil penghitungan dengan berkas
induk persediaan perpetual.
• Pengendalian yg cukup atas kartu atau kertas kerja hasil
penghitungan.
b. Keputusan audit
• Memilih prosedur audit
• Saat pelaksanaan
• Ukuran sampel
• Pemilihan pos atau unsur yang akan diuji
c. Pengujian pengamatan fisik.
• Hadir saat penghitungan fisik.
• Pemahaman yang memadai mengenai jenis usaha klien.
• Menelusuri semua bagian di mana persediaan digudangkan.
• Membandingkan persediaan bernilai tinggi ke angka penghitungan
tahun sebelumnya dan ke berkas induk persediaan perpetual.

Audit Siklus Akuisisi Modal dan Pembayaran Kembali


Akun-akun utama dalam siklus perolehan dan pembayaran kembali modal:
wesel bayar, hutang kontrak, hipotek, hutang obligasi, beban bunga, bunga yang
masih harus dibayar, kas di bank, modal- saham biasa, modal saham preferen,
modal disetor atas nilai pari, modal donasi, dll. Empat ciri khas siklus perolehan dan
pembayaran kembali modal sangat mempengaruhi audit terhadap akun-akun di
atas:
1. Relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo-saldo akun di atas tetapi
setiap transaksi jumlahnya material.
2. Tidak dimasukanya satu transaksi tunggal yang mungkin material (pengabaian
suatu transaksi merupakan masalah audit yang utama).
3. Terdapat hubungan hukum antara entitas usaha klien dan pemegang saham,
obligasi atau dokumen-dokumen pemilikan yang serupa.
4. Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan dividen dengan hutang dan
modal.
a. Wesel Bayar
Wesel bayar adalah kewajiban hukum terhadap kreditur yang mungkin dijamin
oleh aktiva atau sama sekali tidak dijamin.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 271
1) Tujuan pemeriksaan auditor atas wesel bayar adalah untuk
menentukan apakah:
1. Struktur pengendalian intern terhadap wesel bayar cukup memadai.
2. Transaksi-transaksi yang terkait telah diotorisasi secara memadai dan
telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan spesifik audit atas transaksi
yang telah ditetapkan.
3. Hutang atas wesel bayar dan beban bunga dan kewajiban yang masih
harus dibayar yang berhubungan, telah dinyatakan dengan wajar sesuai
dengan 8 dari 9 tujuan spesifik audit atas rincian saldo. (detail tie in,
eksistensi, accuracy, evaluation, classification, cut off, realizable value,
right and obligation, presentation and disclosure)

2) Pengendalian Intern yang penting atas wesel bayar:


1. Otorisasi yang memadai atas penerbitan wesel baru (tanggungjawab
penerbitan ada pada dewan direksi atau manajemen puncak).
2. Pengendalian yang mencukupi atas pembayaran pokok pinjaman dan
bunga.
3. Dokumen dan catatan-catatan yang memadai.
4. Verifikasi independen secara periodik.

3) Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi


Pengujian terhadap transaksi wesel bayar meliputi penerbitan wesel
bayar dan pembayaran kembali pokok pinjaman serta bunga. Pengujian
transaksi wesel bayar dan bunganya harus lebih menekankan terhadap
empat pengendalian intern terpenting dan harus ada penekanan terhadap
ketepatan jumlah penerimaan dan pembayarannya.

4) Prosedur Analitis
Prosedur analitais merupakan hal yang esensial untuk wesel bayar
karena pengujian terinci atas beban bunga dan bunga terhutang seringkali
dapat dieliminasi bila hasilnya menguntungkan.

Prosedur Analitis Kemungkinan Kekeliruan


Hitung kembali Taksiran beban Salah saji beban bunga atau bunga
bunga terhutang, atau pengabaian wesel bayar
yang beredar.

Bandingkan wesel bayar yang Pengabaian atas salah saji wesel bayar
beredar
dengan tahun sebelumnya

Bandingkan saldo wesel bayar, Salah saji beban bunga, bunga terhutang
beban bunga, dan bunga terhutang atau wesel bayar sebelumnya.
dengan tahun
sebelumnya.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 272
5) Pengujian Rincian atas Saldo
• Penggunaan skedul wesel bayar dan utang bunga selama tahun berjalan
• Jika ada banyak transaksi wesel bayar, minta skedul wesel yang masih
memiliki saldo yang belum dilunasi di akhir tahun pada klien.

Tujuan Spesifik Audit atas Saldo


Detail tie in Wesel bayar dalam skedul wesel bayar cocok dengan berkas
induk atau register wesel bayar klien, dan jumlah telah
ditambahkan dengan tepat dan cocok
dengan bukti besar.

Eksistensi Wesel bayar yang ada dalam skedul benar-benar ada.


Kelengkapan Seluruh wesel bayar yang ada telah dimasukan dalam skedul
wesel
bayar.
Ketepatan Wesel bayar dan bunga yang masih harus dibayar yang terdapat
dalam skedul
telah dihitung dengan tepat.

Cut off Wesel bayar telah dicatat pada periode yang tepat.
Kewajiban Perusahaan berkewajiban untuk membayar wesel bayar.
Presentation Wesel bayar, beban bunga, dan bunga masih harus dibayar telah
and disajikan dan
disclosure diungkapkan dengan memadai.

b. Ekuitas Pemilik
Transaksi-transaksi ekuitas pemilik yang mungkin terjadi adalah perubahan ekuitas
pemilik disebabkan oleh laba atau rugi tahunan serta pembagian dividen.
1) Tujuan dari pemeriksaan auditor terhadap ekuitas pemilik adalah untuk
menentukan apakah:
1. Struktur pengendalian intern terhadap modal saham dan dividen yang berkaitan
mencukupi.
2. Transaksi-transaksi ekuitas pemilik telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan
spesifik audit.
3. Saldo-saldo ekitas pemilik telah disajikan dan diungkapkan sesuai dengan tujuan
spesifik audit rincian saldo.

2) Pengendalian Intern yang penting dan diutamakan oleh auditor:


1. Otorisasi yang memadai untuk transaksi (transaksi material dan harus disetujui
oleh dewan direksi).
2. Pencatatan yang baik dan pemisahan fungsi.
3. Petugas dan agen pemindahan saham yang independen. Perusahaan yang
mengeluarkan sahamnya di pasar modal, diharuskan menggunakan petugas
catat bebas sebagai suatu alat pengendalian untuk mencegah pengeluaran

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 273
sertifikat saham yang tidak sah.

3) Empat hal yang penting dalam audit terhadap modal saham dan tambahan
modal disetor di atas nilai pari:
1. Seluruh transaksi modal saham yang ada telah dicatat (kelengkapan).
Tujuan ini dapat dicapai jika digunakan jasa pencatat atau agen pemindahan
saham. Auditor dapat meminta konfirmasi mengenai transaksi modal saham dan
mengenai nilai transaksi tersebut.
2. Transaksi-transaksi saham yang dicatat telah diotorisasi dan nilainya tepat
(keberadaan dan keakuratan). Keberadaan biasanya diuji dengan memeriksa
notulen rapat dewan direksi. Ketepatan nilai transaksi saham yang dilakukan
secara tunai dapat diverifikasi dengan meminta konfirmasi tentang jumlahnya
kepada agen pemindahan saham dan menelusuri jumlah transaksi saham yang
ada ke dalam penerimaan uang.
3. Modal saham dinilai dengan benar (akurasi). Saldo akhir dalam akun modal
diverifikasi, mula-mula dengan menentukan jumlah saham yang beredar pada
tanggal neraca. Konfirmasi dari agen pemindahan merupakan cara verifikasi
termudah. Jika tidak ada agen pemindahan maka auditor mengandalkan pada
pemeriksaan atas catatan saham dan menghitung seluruh saham yang beredar
dalam buku sertifikasi saham, meneliti sertifikat yang dibatalkan dan menghitung
sertifikat kosong.
4. Modal saham disajikan dan diungkapkan secara memadai (presentation and
disclosure). Sumber informasi yang digunakan mengenai pengungkapan yang
memadai adalah akte pendirian perusahaan, notulen rapat dewan direksi, dan
analisis auditor terhadap transaksi-transaksi modal saham.

4) Audit Atas Dividen


Penekanan pada audit atas dividen adalah pada transaksinya dan bukan saldo
akhir, kecuali jika ada hutang dividen. Keenam tujuan spesifik audit atas transaksi
relevan untuk dividen.
Tujuan terpenting dari kontrol terhadap dividen, termasuk yang berkaitan dengan
hutang dividen:
1. Dividen yang dicatat benar ada (eksistensi).
2. Dividen yang ada seluruhnya telah dicatat (kelengkapan).
3. Dividen telah dicatat dengan benar (accuracy).Dividen yang dibayar kepada
pemegang saham adalah benar ada (eksistensi)
4. Hutang dividen telah dicatat (kelengkapan).
5. Hutang dividen telah dicatat dengan benar (keakuratan).
Keberadaan dapat dicek dengan meneliti notulen rapat dewan direksi mengenai
jumlah dividen per lembar saham dan tanggal pembayaran dividen. Ketepatan
penilaiian suatu pengumuman pembayaran dividen dapat diaudit dengan
menghitung kembali jumlahnya berdasarkan dividen setiap saham dan jumlah
saham beredar. Pengujian untuk melihat apakah pembayaran dilakukan
kepada pemegang saham yang memiliki saham tersebut pada tanggal
pencatatan dividen adalah dengan memilih suatu sample pembayaran dividen
yang dicatat dan menelusuri nama penerima uang pada cancelled check pada
catatan dividen, untuk meyakinkan bahwa penerima uang memang berhak.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 274
5) Audit Atas Laba Ditahan
1. Titik awal audit terhadap laba ditahan adalah analisis terhadap laba ditahan
untuk seluruh tahun yang bersangkutan (meliputi keterangan tentang setiap
transaksi yang mempengaruhi laba ditahan).
2. Audit terhadap pengkreditan atas laba ditahan yang berasal dari laba tahun
yang bersangkutan dilakukan dengan menelusuri jurnal dalam laba ditahan ke
dalam laba bersih pada penghitungan laba rugi. Prosedur ini dilakukan pada
saat-saar terakhir audit seluruh ayat jurnal penyesuaian yang mempengaruhi
laba bersih disesuaikan.
3. Setelah auditor yakin bahwa transaksi tersebut dapat diklasifikasikan sebagai
transaksi laba ditahan, langkah berikutnya adalah menentukan apakah nilai
transaksi tersebut benar.
4. Pertimbangan penting lainnya dalam audit laba ditahan adalah menilai apakah
ada transaksi yang seharusnya dimasukan tetapi belum dicacat.
5. Hal penting dalam menentukan apakah laba ditahan diungkapkan dengan benar
dalam neraca adalah keberadaan pembatasan-pembatasan terhadap
pembayaran dividen. Pembatasan- pembatasan ini harus diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan.
Audit Kas dan Instrumen Keuangan
a. Jenis-Jenis Akun Kas
1) Akun Kas Umum: merupakan hal penting bagi sebagian besar organisasi
karena sebenarnya penerimaan dan pengeluaran kas melalui akun ini pada
suatu waktu.
2) Akun Gaji Impres: akun tersendiri yang dibentuk untuk melakukan
pembayaran gaji dan upah kepada karyawan dan dalam akun ini ditentukan
suatu jumlah tetap.
3) Akun Bank Cabang: serupa dengan akun kas umum, tetapi pada tingkat
cabang, dan dapat digunakan untuk menunjang pengendalian atas
penerimaan dan pengeluaran.
4) Dana kas Kecil Impres: digunakan untuk melakukan pembelian tunai yang
kecil-kecil yang dapat dibayar lebih mudah dan lebih cepat dengan kas
daripada menggunakan cek.
5) Setara/ Ekuivalen Kas: termasuk dalam laporan keuangan sebagai bagian
dari akun kas hanya jika bersifat investasi jangka pendek yang siap
dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek dan tidak ada risiko perubahan
nilai dan perubahan suku bunga yang signifikan.

b. Kas Di Bank Dan Siklus-Siklus Transaksi


Dalam audit kas, harus dibuat perbedaan antara verifikasi rekonsiliasi
klien atas saldo rekening koran dengan saldo buku besar dan verifikasi apakah
kas yang tercatat di buku besar telah mencerminkan dengan benar semua
transaksi kas yang dilaksanakan selama tahun tersebut. Kesalahan berikut akan
mengakibatkan kesalahan pembayaran atau penerimaan kas, dan tidak
terungkap sebagai bagian dari audit atas rekonsiliasi bank:
1. Kesalahan penagihan ke pelanggan
2. Menagih pelanggan dengan harga yang lebih rendah daripada yang
ditetapkan oleh kebijakan perusahaan.
3. Penggelapan kas dengan jalan menahan hasil penerimaan kas dari

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 275
pelanggan sebelum dicatat. Jika kesalahan tersebut tidak ditemukan dalam
audit,seharusnya dapat ditemukan pada bagian audit atas siklus penjualan
dan penerimaan kas.

c. Audit atas Akun Kas Umum


Dalam pengujian akhir tahun akun kas umum, auditor harus
mengumpulkan bahan bukti yang cukup untuk mengevaluasi apakah kas yang
dinyatakan dalam neraca, telah dinyatakan secara wajar dan diungkapkan
secara layak.
1) Metodologi untuk auditing kas akhir tahun:
1. Tentukan materialitas dan tetapkan risiko audit yang dapat diterima, dan
risiko bawaan untuk kas di bank.
2. Tetapkan risiko pengendalian untuk kas di bank.
3. Rancang dan laksanakan pengujian substantif atas transaksi, dan
prosedur analitis untuk beberapa siklus.
4. Rancang dan laksanakan prosedur analitis bagi saldo kas di bank.
5. Rancang pengujian rinci atas persediaan guna memenuhi tujuan spesifik
audit (prosedur audit, ukuran sample, pos yang dipilih, dan saat
pelaksanaan).

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi audit kas akhir tahun:


1. Kas dipengaruhi oleh sebagian besar siklus lainnya, yang berarti bahwa
dalam hal ini banyak peluang terjadinya kesalahan.
2. Meskipun saldo kas itu sendiri tidak besar, jumlah rupiah debet dan kredit
yang mempengaruhi saldo tersebut pada umumnya lebih besar daripada
akun lainnya (materialitas).
3. Kas adalah harta yang paling disukai untuk dicuri (risiko inheren).

3) Pengendalian Intern
Pengendalian internal dibagi menjadi 2 kategori yaitu
a. Pengendalian atas siklus transaksi yang mempengaruhi pencatatan
penerimaan dan pengeluaran
b. Rekonsiliasi bank secara independen.
Rekonsiliasi penting karena digunakan untuk memastikan bahwa buku
mencerminkan saldo kas yang sama dengan jumlah kas sebenarnya
yang ada di bank setelah memperhitungkan pos-pos rekonsiliasi.
Rekonsiliasi independen akan membuka peluang khusus untuk verifikasi
internal atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas.

Pengendalian lain yang dapat dilakukan adalah dengan menunjuk dan


menetapkan seorang karyawan yang bertanggungjawab untuk menelaah
rekonsiliasi bulanan segera setelah rekonsiliasi bulanan segera setelah
rekonsiliasi diselesaikan.

4) Prosedur Analitis
Rekonsiliasi bank akhir tahun dilakukan dengan dasar 100% pengujian
kelayakan saldo kas. Oleh karenanya kurang penting jika dibandingkan

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 276
sebagian besar bidang audit lainnya.
1. Membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam
perjalanan, cek- cek yang masih beredar, dan pos-pos rekonsiliasi
lainnya dengan rekonsiliasi tahun sebelumnya.
2. Membandingkan saldo akhir kas dengan bulan sebelumnya.

5) Prosedur-Prosedur Audit atas Saldo Kas Akhir Tahun


1. Penerimaan konfirmasi bank.
Jika bank tidak menanggapi permintaan konfirmasi, auditor harus
mengirim permintaan kedua atau meminta klien untuk menelepon bank
tersebut. Setelah konfirmasi bank diterima, saldo rekening bank
ditegaskan oleh bank harus ditelusuri ke jumlah yang tercantum dalam
rekonsiliasi bank. Demikian pula, semua informasi lainnya pada
rekonsiliasi harus ditelusuri ke kertas kerja audit yang relevan. Jika
informasi tersebut tidak cocok, harus dilakukan penyelidikan atas
perbedaan itu.
2. Penerimaan Aktivitas Pisah Batas Bank Setelah Akhir Tahun
Suatu laporan bank pisah batas adalah suatu laporan bank untuk
periode sebagian dan cancelled check yang bersangkutan, dupliksi slip
setoran, dan dokumen lain yang termasuk dalam laporan bank, yang
dikirim secara langsung oleh bank ke kantor akuntan publik.
Tujuan rekening koran pisah batas adalah untuk memverifikasi pos-pos
rekonsiliasi pada rekonsiliasi bank klien akhir tahun dengan bahan bukti
yang tidak dapat diakses oleh klien.
3. Pengujian atas rekonsiliasi bank.
Alasan pengujian rekonsiliasi bank adalah untuk verifikasi apakah
saldo bank klien yang tercatat berjumlah sama dengan jumlah kas
sebenarnya yang ada di bank kecuali untuk setoran dalam perjalanan,
cek yang beredar, dan pos penyesuaian lain.
Prosedur utama pelaksanaan tes berdasarkan rekening koran bank
pisah batas:
a. Verifikasi perhitungan matematis rekonsiliasi bank oleh klien apakah
sudah tepat.
b. Telusuri saldo rekening koran pisah batas menurut bank pada
rekonsiliasi bank, rekonsiliasi tidak terlaksana sebelum dua jumlah itu
sama.
c. Telusuri cek-cek yang termasuk dalam laporan bank pisah batas
terhadap daftar cek-cek yang beredar pada rekonsiliasi bank dan
terhadap buku pengeluaran kas.
d. Selidiki semua cek-cek dengan jumlah signifikan yang termasuk
dalam cek dalam peredaran yang belum dikliring pada laporan pisah
batas.
e. Telusuri setoran dalam perjalanan sampai ke laporan berikutnya.
f. Hitung semua pos rekonsiliasi lainnya dalam rekening koran bank
dan rekonsiliasi bank.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 277
d. Prosedur yang Berorientasi Kecurangan
Prosedur-prosedur pengungkapan kecurangan:
1) Pengujian yang diperluas atas rekonsiliasi bank.
Tujuan perluasan ini adalah untuk memverifikasi apakah semua transaksi
yang dimasukan dalam buku untuk bulan terakhir tahun yang bersangkutan
telah dimasukan atau dikeluarkan dari rekonsiliasi bank dan untuk
memverifikasi apakah semua pos pada rekonsiliasi telah dimasukkan
dengan benar. Auditor juga harus melaksanakan prosedur-prosedur setelah
akhir tahun dengan menggunakan laporan bank pisah batas.
2) Pembuktian kas.
Auditor seringkali menyiapkan suatu pembuktian kas, jika pengendalian
intern atas kas dianggap tidak memadai. Pembuktian kas mencakup:
a. Rekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo buku besar periode
pembuktian kas.
b. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetor dengan buku penerimaan
kas untuk suatu periode tertentu.
c. Rekonsiliasi cancelled check dengan jurnal pengeluaran kas untuk
periode tertentu.
d. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada akhir
periode pembuktian kas.
Auditor menggunakan pembuktian kas guna menetapkan apakah:

a. Semua penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan.


b. Semua setoran di bank dicatat dalam pembukuan.
c. Semua pengeluaran kas yang tercatat dibayarkan oleh bank.
d. Semua jumlah yang dibayar oleh bank telah dicatat.
Keperluan penyusunan pembuktian kas suatu bulan tertentu tidak terkait
dengan penyesuaian saldo-saldo akun, tetapi dengan rekonsiliasi jumlah
menurut buku dan bank. Jika auditor melaksanakan pembuktian kas,
berarti dilakukan kombinasi pengujian transaksi dan pengujian rincian atas
saldo.
3) Pengujian untuk Kitting/ Transfer antarBank
Kitting adalah penyelewengan kas yang dilakukan dengan mentransfer uang
dari satu bank ke bank lain dan mencatat transaksi secara tidak tepat.
Pendekatan yang bermanfaat untuk menguji kitting, dan juga kesalahan-
kesalahan yang tak disengaja dalam pencatatan transfer bank adalah
dengan mencatat semua transfer bank yang dilakukan beberapa hari
sebelum dan sesudah tanggal neraca dan menelusuri masing-masing ke
catatan akuntansi untuk dicatat dengan semestinya.

e. Audit atas Akun Instrumen Keuangan


Metodologi untuk mengaudit instrumen keuangan akhir tahun diantaranya yaitu:
1. Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang empengaruhi instrumen keuangan
(tahap I)
2. Menetapkan materialitas kinerja dan menilai resiko inheren (tahap I)
3. Menilai Resiko Pengendalian (Tahap I)
4. Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi ( Tahap II)

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 278
5. Merancang dan melaksanakan Prosedur Analitis ( Tahap II)
6. Merancang Pengujian atas Rincian Saldo Instrumen Keuangan (Tahap II)

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 279
Pertemuan 7
Audit atas Siklus Penggajian dan Kepegawaian

Audit atas Siklus Penggajian dan Kepegawaian


Siklus gaji dan pegawai mencakup pemanfaatan tenaga kerja dan
pembayaran gaji kepada pegawai. Perbedaan penting antara siklus penggajian &
kepegawaian dengan siklus lain pada audit yang umum:

✓ Hanya ada satu golongan transaksi untuk penggajian.


✓ Transaksi-transaksi lebih signifikan daripada akun-akun neraca terkait.
✓ Pengendalian intern atas penggajian pada kebanyakan perusahaan umumnya
efektif meskipun pada perusahaan kecil.

a. Fungsi Bisnis dalam Siklus Penggajian dan Personalia Serta Dokumen dan
Catatan Terkait
Siklus penggajian dan kepegawaian dimulai dengan merekrut pegawai
dan berakhir dengan pembayaran kepada pegawai atas jasa yang diberikan
dan kepada pemerintah dan lembaga lainnya atas pajak penghasilan dan
kenikmatan pegawai yang terhutang.
Pengendalian intern yang paling penting dalam kepegawaian meliputi
metode formal dalam memberitahu petugas pengelola waktu dan penyiapan
pembayaran gaji atas pegawai baru, otorisasi perubahan awal dan periodik atas
tarif pembayaran, dan tanggal pemutusan hubungan kerja. Wujud pengendalian
intern: pemisahan tugas dan penyelidikan yang memadai atas kompetensi dan
kejujuran pegawai baru.
1) Sumber Daya Manusia
Departemen sumberdaya manusia menyediakan sumber yang independen
untuk mewawancarai dan merekrut personil yang memenuhi kualifikasi.
1. Catatan Sumber Daya manusia ( Human Resource Records): Meliputi
data seperti tanggal mulai bekerja, investigasi personil, tingkat
pembayaran, pengurangan yang diotorisasi, evaluasi kinerja, dan tanggal
berhenti bekerja’
2. Formulir Otorisasi Pengurangan: Formulir ini digunakan untuk
mengotorisasi pengurangan gaji, termasuk jumlah pembebasan untuk
pemotongan pajak penghasilan, 401(K) dan program tabungan pensiun
lainnya,obligasi tabungan, serta iuran serikat pekerja.
3. Formulir Otorisasi Tingkat Pembayaran: Formulir ini digunakan untuk
mengotorisasi tingkat pembayaran. Sumber informasinya adalah kontrak
tenaga kerja, otorisasi oleh manajemen, atau dalam kasus pejabat
perusahaan, otorisasi dari dewan direksi.

2) Pencatatan Waktu dan Persiapan Penggajian


Pencatatan waktu (timekeeping) dan persiapan penggajian merupakan hal
yang penting dalam audit penggajian karena mempengaruhi secara langsung
beban penggajian selama setiap periode. Untuk mencegah salah saji dalam
empat aktivitas berikut diperlukan pengendalin yang memadai:
▪ Penyiapan kartu waktu oleh karyawan

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 280
• Pengikhtisaran dan penghitungan pembayaran kotor, pengurangan, dan
pembayaran bersih
• Pembayaran gaji
• Penyiapan catatan gaji

Pengendalian yang memadai yaitu dengan :

a. Kartu waktu (time card)


Kartu waktu adalah dokumen yang mengindikasikan waktu perjam
karyawan mulai dan berhenti berkerja setiap hari serta jumlah jam kerja
karyawan. Kartu waktu ini dapat berupa formulir kertas atau elektronil, dan
dapat disipakan secara otomatis oleh jam waktu atau pembaca kartu
identifikasi. Kartu waktu ini biasanya diserahkan setiap minggu.
b. Tiket waktu pekerjaan
Tiket waktu pekerjaan adalah formulir yang menunjukkan pekerjaan mana
yang dikerjan karyawan selama periode waktu tertentu. Formulir ini hanya
digunakan jika seorang karyawan melakukan pekerjaan yang berbeda atau
bekerja dalam departemen yang berbeda.

c. File transaksi penggajian


File yang dibuat oleh komputer ini mencantumkan semua transaski
penggajian yang diproses oleh sistem akuntansi selama suatu periode
seperti satu hari, minggu atau bulan. File tersebut berisi semua informasi
yang dimasukkan ke dalam sistem dan informasi tentang setiap transakasi
seperti nama karyawan dan nomor identifikasi, tanggal, pembayaran kotor
dan bersih, berbagai jumlah pemotongan pajak, dan klasifikasi akun atau
klasifikasi.
d. Jurnal atau Daftar Penggajian
Laporan ini dibuat dari file transaksi penggajian dan umumnya
mencantumkan nama karyawan, tanggal, jumlah penggajian kotor dan
bersih, jumlah pemotongan, serta klasifikasi akun atau klasifikasi setiap
transaksi.
e. File induk penggajian
File induk penggajian (payroll master file) adalah file komputer yang
digunakan untuk mencatat transaksi penggajian bagi setiap karyawan dan
mempertahankan total upah karyawan yang dibayar selama tahun tersebut
hingga tanggal saat ini.
3) Pembayaran penggajian
Persetujuan dan distribusi penggajian harus dikendalikan secara hati- hati
untuk mencegah pencurian.
a. Pembayaran gaji
Pembayaran diserahkan kepada karyawan sebagai pertukaran atau jasa
yang dilaksanakannya. Pembayaran dapat dilakukan dengan cek, tetapi
biasanya disetorkan secara langsung ke rekening bank setiap karyawan.
b. Rekonsiliasi rekening bank penggajian
Rekonsiliasi bank independen merupakan hal yang penting bagi semua
akun kas, termasuk penggajian, untuk menemukan kesalahan dan
kecurangan.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 281
4) Penyiapan SPT Pajak Penggajian dan Pembayaran Pajak
UU penggajian pemerintah federal dan negara bagian mengharuskan
penyiapan serta penyerahan SPT Pajak Penggajian secara tepat waktu.
Sebagian besar sistem penggajian yang terkomputerisasi menyiapkan SPT
pajak penggajian dengan menggunakan informasi tentang transaski
penggajian dan file induk.

b. Metodologi untuk Merancang Pengujian pengendalian dan Pengujian


Substantif atas Transaksi
Pengendalian internal untuk penggajian biasanya sangat terstruktur dan
terkendali dengan baik untuk mengelola pengeluaran kas, meminimilkan keluhan
dan ketidakpuasan para karyawan, serta meminimalkan kecurangan penggajian.
Karena sistem pembayaran gaji relatif umum dari perusahaan ke perusahaan,
maka harus tersedia program akuntansi penggajian terkomputerisasi yang
berkualitas tinggi.

Penggajian memiliki risiko salah saji material yang minimum meskipun


penggajian seringkali merupakan bagian yang signifikan dari total beban,
dengan alasan:
1) Pegawai akan mengeluh kepada manajemen kalau kurang dibayar.
2) Seluruh transaksi penggajian seringkali seragam dan tidak komplek.
3) Di AS, transaksi penggajian secara ekstensif diaudit oleh pemerintah untuk
pemotongan PPh, jaminan sosial, dan pajak pengangguran.

1) Memahami pengendalian internal- Siklus Penggajian dan Personalia


Pengendalian kunci bagi siklus penggajian dan personalia untuk menilai resiko
pengendalian:

a. Pemisahan tugas yang memadai


Pemisahan tugas merupakan hal yang penting dalam siklus penggajian dan
personalia, terutama untuk mencegah pembayaran berlebih dan pembayaran
kepada karyawan yang tidak ada atau fiktif
b. Otorisasi yang Tepat
Seperti telah dijelaskan, hanya departemen sumber daya manusia yang
boleh mengotorisasi untuk menambah dan menghapus karyawan dari daftar
penggajian atau mengubah tingkat upah serta potongan
c. Dokumen dan Catatan yang Memadai
Dokumen dan catatan yang memadai tergantung pada sistem penggajian.
Kartu waktu atau catatan memang diperlukan untuk karyawan per jam atau
paruh waktu tetapi tidak untuk karyawan tetap.
d. Pengendalian Fisik terhadap Aset dan Catatan
Akses ke cek gaji yang belum ditandatangani harus dibatasi. Cek harus
ditandatangani oleh karyawan yang bertanggung jawab, dan penggajian
harus didistribusikan oleh seseorang yang independen dari fungsi penggajian
dan pencatatan waktu
e. Pengecekan yang Independen atas Kinerja
Perhitungan penggajian harus diverifikasi secara independen, termasuk
perbandingan total batch dengan laporan ikhtisar.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 282
2) Formulir dan Pembayaran Pajak Penggajian
Pajak penggajian dan pemotongan pajak lainnya merupakan hal yang penting dalam
banyak perusahaan, baik karena jumlahnya sering kali material maupun karena
kewajiban potensialnya akibat lalai menyerahkan formulir pajak secara tepat waktu
dapat menjadi berat.
a. Penyiapan Formulir Pajak Penggajian
Sebagai bagian dari pemahaman atas pengendalian internal, auditor harus
mereview pengisian atau penyiapan dari setidaknya salah satu jenis formulir
pajak penggajian yang merupakan tanggung jawab klien. Formulir pajak
penggajian adalah untuk pajak seperti pajak penghasilan pemerintah federal
dan pemotongan pajak FICA, pemotongan pajak pemerintah negara bagian
dan kota, serta pajak pengangguran pemerintah federal dan negara bagian
b. Pembayaran Potongan Pajak penggajian dan Pemotongan Lainnya
secara Tepat Waktu
Auditor harus menguji apakah klien telah memenuhi kewajiban hukumnya
untuk menyerahkan pembayaran semua pemotongan pajak penggajian
sebagai bagian dari pengujian penggajian walaupun pembayaran biasanya
dilakukan dari pengeluaran kas umum

3) Persediaan dan Pertimbangan Kecurangan Penggajian


Auditor sering kali memperluas prosedur audit penggajiannya jika penggajian
mempengaruhi secara signifikan penilaian persediaan, atau jika auditor menduga
kemungkinan adanya transaksi penggajian yang curang secara material, seperti
karyawan fiktif atau penipuan jam kerja.
a. Hubungan Antara Penggajian dan Penilaian Persediaan
Jika penggajian merupakan bagian yang signifikan dari persediaan,
yang merupakan hal yang umum bagi perusahaan manufaktur dan
konstruksi, klasifikasi akun penggajian yang tidak tepat dapat mempengaruhi
penilaian aset secara material untuk akun- akun seperti barang dalam proses,
barang jadi, atau konstruksi dalam proses.
Jika tenaga kerja merupakan bagian yang material dari penilaian
persediaan, auditor harus menekankan pada pengujian pengendalian internal
terhadap klasifikasi transaksi penggajian yang tepat. Konsistensi dari periode
ke periode merupakan hal yang penting bagi klasifikasi dan dapat diuji
dengan menelesuri tiket pekerjaan atau bukti lainnya bahwa seorang
karyawan telah mengerjakan suatu pekerjaan atau proses ke catatan
akuntansi yang mempengaruhi penilaian persediaan.
b. Pengujian atas Karyawan yang Tidak Ada
Untuk menguji karyawan yang tidak ada, auditor dapat menelusuri transaksi
yang dicatat dalam jurnal penggajian ke departemen sumber daya manusia
untuk menentukan apakah karyawan telah benar- benar bekerja selama
periode penggajian. Jika gaji dibayar dengan cek, endorsement pada cek
yang dibatalkan yang ditulis untuk karyawan dapat dibandingkan dengan
tanda tangan yang diotorisasi pada formulir otorisasi pemotongan karyawan.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 283
c. Pengujian atas kecurangan waktu
Karena kurang bukti yang tersedia, biasanya sulit bagi auditor untuk
mengungkapkan kecurangan waktu. Salah satu prosedurnya adalah
merekonsiliasi total jam yang dibayar menurut catatan penggajian dengan
catatan jam kerja yang independen, seperti yang sering kali diselenggarakan
oleh pengendalian produksi.
d. Laporan Beban yang Curang
Pemalsuan laporan beban oleh manajemen dapat menjadi indikator
diabaikannya pengendalian internal dan potensi kecurangan di area lainnya.
Akibatnya, auditor harus memberikan perhatian khusus pada laporan beban
perjalanan dan hiburan bagi pejabat dan direktur serta harus melakukan
pengujian dengan memverifikasi persetujuan yang tepat dan tujuan dari
perjalanan bisnis, memeriksa tanda terima pendukung, dan menentukan
apakah penggantian memang ada lama pedoman perusahaan.

4) Metodologi untuk Merancang Pengujian atas Rincian Saldo


a. Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi penggajian (Tahap I)
b. menetapkan materialitas kinerja dan menilai resiko inheren ( Tahap I)
c. Menilai risiko pengendalian dan melaksanakan pengujian yang terkait (tahap I
dan II)
d. Melaksanakan prosedur analitis (Tahap III)
e. Merancang dan Melaksanakan Pengujian atas Rincian Saldo untuk Akun
Kewajiab dan Beban (Tahap III)

Kewajiban utama dalam siklus penggajian dan personalia:

a. Jumlah Potongan dari gaji Karyawan


Pajak penggajian yang dipotong tetapi belum dibayar kepada pemerintah dapat
diuji dengan membandingkan saldonya dengan jurnal penggajian, formulir pajak
penggajian yang dibuat pada periode selanjutnya, dan pengeluaran kas periode
selanjutnya.
b. Gaji dan Upah Akrual
Gaji dan upah akrual terjadi setiap kali karyawan belum menerima upah yang
telah menjadi haknya selama beberapa hari atau jam terakhir hingga periode
selanjutnya. Pisah batas dan keakuratan yang benar untuk gaji serta upah akrual
tergantung pada kebijakan perusahaan, yang harus diikuti secara konsisten dari
tahun ke tahun. Setelah auditor menentukan kebijakan perusahaan untuk
mengakrualkan upah dan mengetahi bahwa hal tersebut konsisten dengan tahun
sebelumnya, prosedur audit yang tepat untuk menguji pisah batas dan
keakuratan adalah menghitung ulang akrual klien.
c. Komisi Akrual
Konsep yang sama yang digunakan dalam memverifikasi gaji dan upah akrual
juga dapat diterapkan pada komisi akrual, meskipun akrual ini umumnya lebih
sulit diverifikasi karena perusahaan sering kali memiliki beberapa jenis perjanjian
yang berbeda dengan wiraniaga dan karyawan dengan komisi lainnya.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 284
d. Bonus Akrual
Verifikasi atas akrual yang tercatat biasanya dapat dilakukan dengan
membandingkannya dengan jumlah yang diotorisasi pada risalah rapat dewan
direksi.
e. Pembayaran Cuti Liburan, Cuti Sakit, atau Tunjangan Akrual Lainnya
Kebijakan perusahaan untuk mencatat kewajiban harus ditentukan pertama kali,
baru kemudian jumlah yang tercatat harus dihitung ulang. Kebijakan perusahaan
ini harus sesuai dengan standar akuntansi mengenai absen yang diberi
kompensasi.
f. Pajak penggajian akrual
Pajak Penggajian dapat diverifikasi dengan memeriksa formulir pajak yang
disiapkan pada periode selanjutnya untuk menentukan jumlah yang sudah harus
dicatat sebagai kewajiban pada tanggal neraca.
g. Pengujian atas rincian saldo untuk akun beban
Auditor hanya perlu melakukan pengujian tambahan yang relatif sedikit terhadap
akun akun laporan laba rugi pada sebagian besar audit selai prosedur analitis,
pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan pengujian atas
akun kewajiban terkait yang telah dibahas.
h. Kompensasi Pejabat
Auditor harus memverifikasi apakah total kompensasi pejabat merupakan jumlah
yang diotorisasi oleh dewan direksi, karena gaji dan bonusnya harus dimasukkan
dalam Form 10-K SEC dan SPT pajak Penghasilan federal.
i. Komisi
Auditor dapat memverifikasi bebn komisi dengan relatif mudah jika tingkat komisi
sama untuk setiap jenis penjualan dan informasi penjualan yang diperlukan
tersedia dalam catatan akuntansi.
j. Beban Pajak Penggajian
Beban pajak penggajian untuk tahun berjalan dapat diuji dengan pertama
merekonsiliasi total penggajian di setiap formulir pajak penggajian dengan total
penggajian untuk seluruh tahun
k. Total Penggajian
Pengujian yang berhubungan erat dengan pengujian pajak penggajian adalah
rekonsiliasi total beban penggajian dalam buku besar umu dengan SPT pajak
penggajian dan formulir W-2.
l. Tenaga Kerja Kontrak
Untuk mengurangi biaya penggajian, banyak organisasi melakukan kontrak
dengan organisasi luar untuk menyediakan staf, individu yang menyediakan jada
dipekerjakan oleh organisasi luar. Biaya yang dibayarkan ke organisasi luar diuji
dengan membandingkan jumlahnya dengan kesepakatan kontrak yang
ditandatangani antara perusahaan dan perusahaan jasa luar.
m. Tujuan Penyajian dan Pengungkapan
Untuk beberapa transaksi yang kompleks, seperti opsi saham dan rencana
kompensasi pejabat eksekutif lainnya mungkin memerlukan pengungkapan
catatan kaki. Auditor dapat menggabungkan prosedur audit yang berhubungan
dengan keempat tujuan penyajian dan pengungkapan dengan pengujian atas
rincian saldo akun kewajiban dan beban.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 285
Lab PPn dan PPnBM
Pertemuan 1

CP Mata Kuliah :
Mengkategorikan Jenis SPTM PPN, subjek yg wajib SPTM, anatomi isi SPTM dan
membandingkan ciri PKP Biasa, Pemungut serta membedakan berbagai metode PM.

A. Dasar Hukum Surat Pemberitahuan


1. PMK-243/PMK.03/2014 tanggal 24 Desember 2014 tentang Surat
Pemberitahuan (SPT) STTD PMK-9/PMK.03/2018
2. PER-29/PJ/2015 tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara Pengisian serta
Penyampaian SPT Masa PPN
B. Definisi
Berdasarkan Pasal 1 (8) PMK-243/PMK.03/2014, SPT adalah surat yang oleh
Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitunga dan/atau pembayaran pajak,
objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

C. Jenis-jenis SPT dan Bentuknya


1. Jenis dan Bentuk SPT
No. Jenis Bentuk
SPT Tahunan PPh
1
Utk 1 tahun dan Utk Bag Th. Pajak a. Dokumen Kertas
SPT Masa: (hardcopy)
a. SPT Masa PPh; b. Elektronik
2
b. SPT Masa PPN; dan (softcopy)
c. SPT Masa PPN bagi Pemungut PPN

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 286
2. Peta Formulir SPT PPN

D. SPTM PPN 1111


1) Pengguna
SPT Masa PPN 1111 wajib digunakan bagi setiap Pengusaha Kena Pajak
yang menggunakan mekanisme pengkreditan antara Pajak Masukan dengan
Pajak Keluaran.

2) Paling sedikit memuat:


a. Jenis pajak;
b. Nama Wajib Pajak dan Nomor Pokok Wajib Pajak;
c. Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak yang bersangkutan; dan
d. Tanda tangan Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak.

3) SPT Masa PPN, selain berisi data minimal suatu SPT, SPT Masa PPN, juga
memuat data mengenai:
a. Jumlah Penyerahan;
b. Jumlah Dasar Pengenaan Pajak;
c. Jumlah Pajak Keluaran;
d. Jumlah Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan;
e. Jumlah Kekurangan Atau Kelebihan Pajak;
f. Tanggal Penyetoran; Dan
g. Data Lainnya Yang Terkait Dengan Kegiatan Usaha Wajib Pajak.

E. SPTM PPN 1107 PUT


1) Pengguna
SPT Masa PPN 1107 untuk Pemungut PPN

2) SPT paling sedikit memuat:


a. jenis pajak;
b. nama Wajib Pajak dan Nomor Pokok Wajib Pajak;

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 287
c. Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak yang bersangkutan; dan
d. tanda tangan Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak.

3) Selain berisi data minimal suatu SPT, SPT Masa PPN Pemungut, juga memuat
data mengenai:
a. jumlah Dasar Pengenaan Pajak;
b. jumlah pajak yang dipungut;
c. jumlah pajak yang disetor;
d. tanggal pemungutan;
e. tanggal penyetoran; dan
f. data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha Wajib.

F. SPTM PPN 1111 DM


1) Pengguna
SPT Masa PPN 1111DM wajib digunakan bagi setiap PKP yang
menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan
berdasarkan peredaran usaha atau kegiatan usaha. PKP yang menggunakan
pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan yaitu Pengusaha Kena
Pajak yang peredaran usaha dalam 1 (satu) tahun tidak melebihi jumlah 4,8
Milliar yang memilih untuk menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan
Pajak Masukan.

2) SPT paling sedikit memuat:


a. jenis pajak;
b. nama Wajib Pajak dan Nomor Pokok Wajib Pajak;
c. Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak yang bersangkutan; dan
d. tanda tangan Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak.

G. Bagian-Bagian SPT
1) SPT terdiri dari SPT induk dan lampiran yang merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan.
2) Dalam kondisi tertentu, harus dilampiri dengan keterangan dan/atau dokumen
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan
Berdasarkan Pasal 26 PMK-243/PMK.03/2014, menjelaskan bahwa ketentuan lebih
lanjut mengenai:

1. bentuk, isi, dan tata cara pengisian SPT;


2. keterangan dan/atau dokumen yang harus dilampirkan dalam SPT;
3. tempat dan cara lain pengambilan SPT;
4. tata cara penandatanganan SPT;
5. tata cara penyampaian SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT
Tahunan;
6. tata cara pembetulan SPT; dan
7. tata cara penelitian, pengelompokan, perekaman, dan pengelolaan SPT,
diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 288
H. Bentuk, Isi, dan Tata Cara Pengisian serta Penyampaian SPT Masa PPN
PER-29/PJ/2015 tanggal 23 Juli 2015 mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan
diberlakukan untuk pengisian dan pelaporan SPT Masa PPN mulai Masa Pajak Juli
2015.

1) Fungsi SPTM Masa PPN


Dalam sistem self assessment, SPT Masa PPN berfungsi sebagai sarana
bagi PKP untuk mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah PPNatau PPN
dan PPnBM yang terutang dan melaporkan tentang:

a. pengkreditan Pajak Masukan (PM) terhadap Pajak Keluaran (PK); dan


b. pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau
melalui pihak lain dalam suatu Masa Pajak.
Pengusaha yang berstatus sebagai pemungut PPN juga diwajibkan
melaporkan PPN yang telah dipungut dengan menggunakan formulir SPT Masa
PPN untuk Pemungut PPN.

2) Bentuk dan Isi SPT Masa PPN 1111


SPT Masa PPN yang selanjutnya disebut dengan SPT Masa PPN 1111,
terdiri dari:

a. Induk SPT Masa PPN 1111-Formulir 1111 (F.1.2.32.04);


b. Lampiran SPT Masa PPN, baik dalam bentuk formulir kertas (hard copy) atau
data elektronik, yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, yang
masing-masing diberi nomor, kode, dan nama formulir, yang terdiri dari:
i. Formulir 1111 AB - Rekapitulasi Penyerahan dan Perolehan
(D.1.2.32.07);
ii. Formulir 1111 A1 - Daftar Ekspor BKP Berwujud, BKP Tidak Berwujud
dan/atau JKP (D.1.2.32.08);
iii. Formulir 1111 A2 - Daftar Pajak Keluaran atas Penyerahan Dalam
Negeri dengan Faktur Pajak (D.1.2.32.09);
iv. Formulir 1111 B1 - Daftar Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan
atas Impor BKP dan Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP dari Luar
Daerah Pabean (D.1.2.32.10);
v. Formulir 1111 B2 - Daftar Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan
atas Perolehan BKP/JKP Dalam Negeri (D.1.2.32.11); dan
vi. Formulir 1111 B3 - Daftar Pajak Masukan yang Tidak Dikreditkan atau
yang Mendapat Fasilitas (D.1.2.32.12).
Berdasarkan PMK terbaru nomor PMK-9/PMK03/2018, menjelaskan bahwa:
i. Sesuai Pasal 3A ayat 3, SPT Masa PPN wajib disampaikan setiap
Pengusaha Kena Pajak dalam bentuk dokumen elektronik.
ii. Sesuai Pasal 3A ayat 4, SPT Masa PPN bagi Pemungut PPN wajib
disampaikan oleh setiap pemungut PPN selain bendahara Pemerintah, dalam
bentuk dokumen elektronik.
iii. Sesuai Pasal 3A ayat 5, Kewajiban penyampaian SPT Masa PPN bagi
pemungut PPN oleh bendahara Pemerintah dalam bentuk dokumen
elektronik sebagaimana dimaksud diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 289
3) Tata Cara Penyetoran PPN atau PPN dan PPnBM, Pelaporan dan
Penyampaian SPT Masa PPN 1111
a. Batas Waktu Penyetoran
i. PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang dalam satu Masa Pajak, harus
disetor paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa
Pajak dan sebelum SPT Masa PPN 1111 disampaikan.
ii. Dalam hal tanggal jatuh tempo penyetoran bertepatan dengan hari libur
termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, penyetoran dapat dilakukan
pada hari kerja berikutnya.
b. Batas Waktu Pelaporan
i. SPT Masa PPN 1111 harus disampaikan paling lama akhir bulan
berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak.
ii. Dalam hal batas akhir pelaporan bertepatan dengan hari libur termasuk
hari Sabtu atau hari libur nasional, pelaporan SPT Masa PPN 1111 dapat
dilakukan pada hari kerja berikutnya.
Untuk melihat gambaran langsung terkait SPT dan informasi lebih
lengkapnya, ada di peraturan PER-29/PJ/2015 terkait Bentuk, Isi, dan Tata
Cara Pengisian serta Penyampaian SPT Masa PPN dan PMK-
9/PMK.03/2018 terkait informasi tentang pelaporan yang dilakukan secara
elektronik.

I. PKP Biasa, Pemungut, dan Metode Pengkreditan Pajak Masukan (DM)


1) Pemungut
a. Bendahara
b. Non Bendahara
i. Kontraktor kontrak kerja sama pengusahaan minyak dan gas bumi;
ii. kontraktor atau pemegang kuasa/pemegang izin pengusahaan sumber
daya panas bumi
iii. BUMN
• Penunjukan BUMN sebagai Pemungut PPN Berlaku sejak 1 Juli 2012
• BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh Negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan, tidak termasuk anak perusahaan dan joint
operation atau bentuk kerja sama lainnya.
• Terdiri:
1) Persero yaitu seluruh modalnya dimiliki Pemerintah
2) Perum yaitu minimal 51% sahamnya dimiliki Pemerintah
iv. Badan Usaha Tertentu

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 290
✓ badan usaha milik negara yang dilakukan restrukturisasi oleh Pemerintah
setelah berlakunya Peraturan Menteri ini, dan restrukturisasi tersebut
dilakukan melalui pengalihan saham milik negara kepada badan usaha milik
negara lainnya
✓ badan usaha yang bergerak di bidang pupuk, yang telah dilakukan
restrukturisasi oleh Pemerintah yaitu PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT
Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, dan PT
Pupuk Iskandar Muda.
✓ badan usaha tertentu yang dimiliki secara langsung oleh badan usaha milik
negara yaitu
1. PT Telekomunikasi Selular,
2. PT Indonesia Power,
3. PT Pembangkitan Jawa-Bali,
4. PT Semen Padang,
5. PT Semen Tonasa,
6. PT Elnusa Tbk,
7. PT Krakatau Wajatama,
8. PT Rajawali Nusindo,
9. PT Wijaya Karya Beton Tbk,
10. PT Kimia Farma Apotek,
11. PT Kimia Farma Trading & Distribution
12. PT Badak Natural Gas Liquefaction,
13. PT Tambang Timah,
14. PT Terminal Petikemas Surabaya,
15. PT Indonesia Comnets Plus,
16. Bank Syariah Mandiri,
17. Bank BRI Syariah, dan
18. Bank BNI Syariah

2) Yang dikecualikan dari Pasal 16A

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 291
3) PM Bagi PKP dengan Kegiatan Tertentu
a) Penyerahan kendaraan bermotor bekas secara eceran (PMK-
79/PMK.03/2010 1 April 2010)
Besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dihitung menggunakan
pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan :

Contoh Soal:

1. Pak Zulkifli Liem pedagang mobil bekas. Bulan ini menjual 10 mobil dengan total
harga jual Rp 1 milyar. Barapa PPN yang harus disetor ke Kas Negara?
Jawaban:

Pajak masukan yang dapat dikreditkan adalah sebesar : 90% x Rp100 juta =
Rp90 juta.

Pajak Keluaran yang harus dipungut : Rp1 milyar x 10% = Rp.100juta

PPN yang terutang (PK-PM) = Rp100 juta – Rp90 juta = Rp10 juta

4) PM Bagi PKP dengan Peredaran Usaha Tidak Melebihi Jumlah Tertentu


Pengusaha Kena Pajak yang dapat menggunakan pedoman
penghitungan pengkreditan Pajak Masukan adalah Pengusaha Kena Pajak yang
mempunyai peredaran usaha dalam 1 (satu) tahun buku tidak melebihi Rp
1.800.000.000,00 (satu miliar delapan ratus juta rupiah), dengan syarat:

i. mempunyai peredaran usaha dalam 2 (dua) tahun buku sebelumnya


tidak melebihi Rp1,8 milyar (satu miliar delapan ratus juta rupiah)
untuk setiap 1 (satu) tahun buku; atau
ii. Wajib Pajak yang baru dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
• Omset Tertentu
JKP

BKP

EFEKTIF PPN

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 292
Pengusaha Kena Pajak yang menggunakan pedoman penghitungan
pengkreditan Pajak Masukan tidak dapat membebankan Pajak Pertambahan Nilai
atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak sebagai biaya untuk
penghitungan Pajak Penghasilan.

PKP yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak


Masukan wajib beralih menggunakan mekanisme pengkreditan Pajak Masukan
dengan Pajak Keluaran mulai Masa Pajak berikutnya setelah peredaran usahanya
melebihi Rp1,8 milyar (satu miliar delapan ratus juta rupiah).

Dalam PKP yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak


Masukan memilih beralih menggunakan mekanisme pengkreditan Pajak Masukan
dengan Pajak Keluaran, PKP hanya diperbolehkan mulai menggunakan mekanisme
pengkreditan Pajak Masukan dengan Pajak Keluaran pada Masa Pajak pertama
tahun buku berikutnya.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 293
Pertemuan 2

CP Mata Kuliah :
1. Mendiversifikasi Peristiwa Hukum Objek PPN atas Ekspor BKP, BKPTB dan JKP,
serta Impor BKP
2. Mempraktikan pengisian SSP Impor, Dok Ekspor BKPTB dan JKP

A. Dasar Hukum
1. PMK-145/PMK.04/2014 Perubahan Kedua Atas PMK-145/PMK.04/2007 Tentang
Ketentuan Kepabeanan Di Bidang Ekspor.
B. Definisi
1. Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.
2. Barang Ekspor adalah barang yang telah diajukan pemberitahuan pabean untuk
diekspor dan telah mendapatkan nomor pendaftaran.
3. Pemberitahuan Pabean Untuk Diekspor yang selanjutnya disebut Pemberitahuan
Pabean Ekspor adalah pernyataan yang dibuat oleh Orang dalam rangka
melaksanakan kewajiban kepabeanan di bidang ekspor dalam bentuk tulisan di
atas formulir atau data elektronik.
C. Negatif List
Kewajiban untuk menyampaikan Pemberitahuan Pabean Ekspor tidak berlaku
atas ekspor barang berupa:

1. barang pribadi penumpang;


2. barang awak sarana pengangkut;
3. barang pelintas batas; atau
4. barang kiriman melalui pos dengan berat tidak melebihi 100 (seratus) kilogram.

D. Pemberitahuan Pabean
1) Dasar Hukum
PMK - 226/PMK.04/2015 tanggal 16 Desember 2015 Tentang Perubahan Atas
PMK-155/PMK.04/2008 Tentang Pemberitahuan Pabean

2) Definisi
Pemberitahuan Pabean adalah pernyataan yang dibuat oleh orang dalam
rangka melaksanakan kewajiban pabean. meliputi Pemberitahuan Pabean dalam
rangka:
a. pengangkutan barang impor, ekspor dan/atau barang asal Daerah Pabean
yang diangkut ke tempat lain dalam Daerah Pabean melalui luar Daerah
Pabean;
b. impor barang;
c. ekspor barang;
d. pemasukan barang dari tempat lain dalam Daerah Pabean ke tempat yang
berada dibawah pengawasan DJBC;
e. pengangkutan barang dan/atau pengiriman barang tertentu asal Daerah
Pabean yang diangkut ke tempat lain dalam Daerah Pabean.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 294
E. Tahapan Ekspor

Keterangan:
1. Ekportir melakukan korespondensi dengan Importir di LN (mutu, harga, delivery
dll)
2. Eksportir & Importir mengadakan kontrak jual beli
3. Importir membuka L/C ke Bank Korespondensinya
4. Bank Koresponden Importir meneruskan L/C ke Bank Devisa Eksportir
5. Bank Devisa meneruskan L/C ke Eksportir
6. Eksportir menyiapkan barang-barangnya
7. Eksportir mendaftarkan PEB ke Bea Cukai
8. Eksportir memesankan ruang kapal
9. Eksportir sendiri/ melalui EMKL mengirimkan barang
Eksportir atau PPJK menyampaikan PEB ke Kantor Pabean pemuatan:
paling cepat 7 (tujuh) hari sebelum tanggal perkiraan ekspor; dan paling lambat
sebelum barang dimasukkan ke Kawasan Pabean tempat pemuatan. Atas
ekspor barang curah, Eksportir atau PPJK dapat menyampaikan PEB sebelum
keberangkatan sarana pengangkut.

10. Eksportir sendiri/ melalui EMKL memfiatmuatkan barang


11. - EMKL memberitahukan pengiriman barang
- Pengiriman barang keluar Daerah Pabean menuju Importir
12. Eksportir mengajukan SKA kepada Dinas/Sudin (bila perlu). SKA = Surat
Keterangan Asal, (Rules of Origin). Setiap negara wajib mencegah illegal
transshipment/circumvention akibat kebijakan anti dumping suatu Negara.
13. Eksportir melakukan pencairan uang muka ke Bank Devisa
14. -
15. Bank Devisa Importir mengirimkan Dokumen Ekspor kepada Importir
16. Importir mengambil barang di Pelabuhan

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 295
Beberapa Istilah Penting:
Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan yang selanjutnya disingkat dengan PPJK adalah
badan usaha yang melakukan kegiatan pengurusan pemenuhan kewajiban pabean untuk
dan atas kuasa importir atau Eksportir.
1) EMKL = Ekspedisi Muatan Kapal Laut
2) EMKU = Ekspedisi Muatan Kapal Udara
3) Trucking = perusahaan yang memiliki armada pengangkut seperti truck/mobil box
4) Forwarder = perusahaan yang bergerak dalam bidang keagenan yang mengurusi
pengiriman dan penerimaan barang Export dan Impor
Trend Saat ini EMKL dan PPJK adalah identik. Karena EMKL sekarang sudah pasti memiliki
ijin PPJK (domain DJBC)

F. Terjadinya Ekspor
1) Pada titik mana Ekspor dianggap telah terjadi?
UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan UU No. 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan - Dalam penjelasan Pasal 2 Undang-undang Kepabeanan dinyatakan
bahwa secara nyata ekspor terjadi pada saat barang melintasi daerah pabean,
namun mengingat dari segi pelayanan dan pengamanan tidak mungkin
menempatkan pejabat bea dan cukai di sepanjang perbatasan untuk memberikan
pelayanan dan melakukan pengawasan barang ekspor. Maka secara yuridis ekspor
dianggap telah terjadi pada saat barang tersebut telah dimuat di sarana pengangkut
yang akan berangkat ke luar daerah pabean.

2) Sarana Pengangkut
a. Sarana pengangkut yaitu setiap kendaraan, pesawat udara, kapal laut, atau
sarana lain yang digunakan untuk mengangkut barang atau orang.
b. Yang dimaksud dimuat yaitu dimasukkannya barang ke dalam sarana
pengangkut dan telah diajukan pemberitahuan pabean termasuk dipenuhinya
pembayaran bea keluar.
Pernyataan ini memberikan penegasan bahwa walaupun barang tersebut
telah dimuat di sarana pengangkut yang akan berangkat keluar daerah pabean,
jika dapat dibuktikan barang tersebut akan dibongkar dalam daerah pabean
dengan menyerahkan suatu pemberitahuan pabean, barang tersebut tidak
dianggap sebagai barang ekspor.

G. Dokumen Terkait Kegiatan Ekspor BKP


1. PEB yang telah diberikan persetujuan ekspor oleh pejabat DJBC yang
berwenang dan dilampiri dengan faktur penjualan yang merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PEB tersebut.
2. Instruksi pengangkutan (melalui darat, udara atau laut), ocean B/L atau Master
B/L atau Airway Bill (dalam hal ocean B/L atau Master B/L tidak ada, maka B/L
harus dilampiri dengan fotokopi ocean B/L atau Master B/L yang telah dilegalisasi
oleh pihak yang menerbitkannya), dan packing list;
3. Fotokopi wesel ekspor atau bukti penerimaan uang lainnya dari bank, yang telah
dilegalisasi oleh bank yang bersangkutan atau fotokopi L/C yang telah
dilegalisasi oleh bank koresponden, dalam hal ekspor menggunakan L/C;
4. Asli atau fotokopi yang telah dilegalisasi polis asuransi BKP yang dieskpor,
dalam hal BKP yang diekspor diasuransikan; dan

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 296
5. Sertifikasi dari instansi tertentu seperti Departemen Perindustrian, Departemen
Perdagangan, Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, atau badan lain
seperti kedutaan besar negara tujuan, sepanjang diwajibkan adanya sertifikasi.

H. Tugas Pokok dan Fungsi DJBC dan DJP dalam Peristiwa Ekspor BKP
1. DJBC
Melindungi masyarakat, industri dalam negeri, dan kepentingan nasional melalui:

a. Pengawasan dan/atau pencegahan barang ekspor yang berdampak negatif


atau berbahaya yang dibatasi dan/atau dilarang oleh regulasi dari
Kementerian/Lembaga terkait.
b. Melaksanakan pelayanan serta teknis pemungutan atas pajak yang berkaitan
dengan ekspor BKP, dalam konteks ini adalah PPN dan PPnBM, di lapangan
sekaligus bekerja sama dengan DJP terkait peristiwa ekspor BKP dari aspek
perpajakannya.

2. DJP
a. Melaksanakan administrasi dan pengawasan kewajiban perpajakan Wajib
Pajak yang melakukan ekspor BKP, dalam konteks ini adalah PPN dan
PPnBM, serta bekerja sama dengan DJBC terkait peristiwa ekspor BKP dari
segi perpajakannya.
b. Salah satu bentuk kerja sama DJP dan DJBC adalah program joint
endorsement melalui perwujudan program “Satu Proses Dua Layanan” yang
memudahkan pelaku usaha mengurus dokumen kepabeanan dan perpajakan
melalui satu pintu. Implementasi program ini adalah metode pengurusan
dokumen Pemberitahuan Pabean FTZ-03 dan Faktur Pajak 07 di Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam.

I. Garis Besar Ekspor BKP, JKP, dan/atau BKPTB


1. PPN Terutang dengan tarif PPN (sesuai Pasal 7 ayat (2) UU PPN dan PPnBM).
2. PPnBM Terutang dengan tarif PPnBM (sesuai Pasal 8 ayat (2) UU PPN dan
PPnBM).
Kewajiban pengusaha yang melakukan Ekspor BKP, JKP, dan/atau BKPTB:
✓ Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP
✓ Memungut pajak yang terutang
✓ Menyetorkan PPN yang masih harus dibayar dan menyetorkan PPnBM yang
terutang
✓ Wajib melaporkan pemungutan, penyetoran, dan penghitungan PPN dan/atau
PPnBM paling lambat akhir bulan berikutnya dengan menggunakan SPT
Masa PPN.
✓ Pelaporan ekspor di SPT Masa PPN 1111 Formulir 1111 A1

J. Ekspor BKPTB
Beberapa barang yang termasuk dalam klasifikasi barang kena pajak tidak
berwujud di antaranya :

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 297
1. Hak cipta di bidang kesusastraan, karya ilmiah serta kesenian. Segala
sesuatu yang berhubungan dengan desain atau rancangan, formula, merek
dagang dan hak kekayaan intelektual.
2. Peralatan komersial, ilmiah dan industrial.
3. Bantuan tambahan dan pelengkap sehubungan dengan penggunaan hak
dalam bidang komersial, ilmiah dan industrial.
4. Hak menggunakan gambar bergerak dan pita video untuk siaran televisi serta
pita suara untuk siaran radio.
5. Pelepasan sebagian/seluruhnya hak yang berhubungan dengan pemberian
hak kekayaan intelektual.
Pengertian dari Ekspor barang kena pajak tidak berwujud adalah semua kegiatan
penggunaan barang kena pajak tidak berwujud di luar daerah pabeannya.

• Ekspor barang kena pajak tidak berwujud adalah semua kegiatan


penggunaan barang kena pajak tidak berwujud di luar daerah pabeannya.
• Pengusaha yang dapat melakukan ekspor barang kena pajak tidak berwujud
hanya pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP. Selain itu, pengusaha
bersangkutan harus memungut PPN, menyetorkan PPN, dan melaporkan
SPT Masa PPN. Kewajiban ini tidak berlaku untuk kategori pengusaha kecil
yang telah ditetapkan menteri keuangan.
• Barang kena pajak, termasuk barang kena pajak tidak berwujud, menjadi
salah satu objek pajak yang dikenakan tarif PPN. Namun, khusus bagi
pengusaha yang mengekspor barang dan jasa kena pajak tidak berwujud
tarifnya adalah sebesar 0% seperti yang tertulis dalam UU PPN pasal 7 ayat
2.
• Tujuan penerapan tarif PPN 0% atas barang kena pajak tidak berwujud:
1) Meningkatkan ekspor sehingga akan menggenjot Produk Domestik Bruto
(PDB).
2) Menjaga jika sewaktu-waktu terjadi kenaikan tarif paling rendah 5% dan
paling tinggi 15% sebagaimana diatur oleh Peraturan Pemerintah.

K. Ekspor JKP
1. Dasar Hukum
PMK-32/PMK.010/2019 tanggal 29 Maret 2019 Tentang Batasan
Kegiatan dan Jenis JKP Yang Atas Ekspornya Dikenai PPN

2. Kegiatan Ekspor JKP


Merupakan kegiatan pelayanan di dalam Daerah Pabean yang
menyebabkan suatu barang, fasilitas, kemudahan, atau hak tersedia untuk
dimanfaatkan di luar Daerah Pabean.

3. Kegiatan Pelayanan
a. yang melekat pada barang bergerak yang dikeluarkan untuk dimanfaatkan di
luar Daerah Pabean;
b. yang melekat pada barang tidak bergerak yang berada di luar Daerah
Pabean;
c. atau yang hasilnya diserahkan untuk dimanfaatkan di luar Daerah Pabean
dengan cara:

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 298
- penyampaian langsung atau tidak langsung antara lain melalui pos dan
saluran elektronik; atau
- berupa penyediaan hak untuk dipakai (akses) di luar Daerah Pabean
4. Jenis-jenis Jasa Pelayanan
a. Jenis Jasa Kena Pajak berupa kegiatan pelayanan yang melekat pada
barang bergerak yang dikeluarkan untuk dimanfaatkan di luar Daerah
Pabean.
i. Jasa maklon;
ii. jasa perbaikan dan perawatan; dan
iii. jasa pengurusan transportasi (freight forwarding) terkait barang untuk
tujuan ekspor.
b. Jenis Jasa Kena Pajak berupa kegiatan pelayanan yang melekat pada
barang tidak bergerak yang dikeluarkan untuk dimanfaatkan di luar Daerah
Pabean
i. jasa konsultansi konstruksi yang meliputi pengkajian,
ii. perencanaan, dan
iii. perancangan konstruksi terkait dengan bangunan atau rencana
bangunan yang berada di luar Daerah Pabean.
c. Jenis Jasa Kena Pajak berupa kegiatan pelayanan yang hasilnya diserahkan
untuk dimanfaatkan diluar Daerah Pabean
i. jasa teknologi dan informasi;
ii. jasa penelitian dan pengembangan (research and development);
iii. jasa persewaan alat angkut berupa persewaan pesawat udara
dan/atau kapal laut untuk kegiatan penerbangan atau pelayaran
internasional;
iv. jasa teknologi dan informasi;
v. jasa penelitian dan pengembangan (research and development);
vi. jasa persewaan alat angkut berupa persewaan pesawat udara
dan/atau kapal laut untuk kegiatan penerbangan atau pelayaran
internasional;

L. Kewajiban Membuat Pemberitahuan Ekspor


1. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan Ekspor Jasa Kena Pajak wajib
membuat Pemberitahuan Ekspor Jasa Kena Pajak pada saat Ekspor Jasa Kena
Pajak
2. Pemberitahuan Ekspor Jasa Kena Pajak dilampiri dengan invoice sebagai satu
kesatuan yang tidak terpisahkan adalah dokumen tertentu yang kedudukannya
dipersamakan dengan Faktur Pajak
3. menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran PMK-
32/PMK.010/2019.

M. Jasa
adalah setiap kegiatan pelayanan yang berdasarkan suatu perikatan atau
perbuatan hukum yang menyebabkan suatu:

1. barang,
2. fasilitas,
3. kemudahan, atau

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 299
4. hak tersedia untuk dipakai,
5. termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau
permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan

N. Jasa Maklon
1. Definisi
a. Berdasarkan PMK-32/PMK.10/2019
Jasa maklon memenuhi ketentuan sebagai berikut:
i. spesifikasi dan bahan baku dan/atau bahan setengah jadi disediakan oleh
Penerima Ekspor Jasa Kena Pajak;
ii. bahan baku dan/atau bahan setengah jadi akan diproses untuk
menghasilkan Barang Kena Pajak;
iii. kepemilikan atas Barang Kena Pajak yang dihasilkan berada pada
Penerima Ekspor Jasa Kena Pajak; dan
iv. pengusaha jasa maklon mengirim Barang Kena Pajak yang merupakan
hasil pekerjaannya ke luar Daerah Pabean dengan menggunakan
mekanisme ekspor barang.
b. Berdasarkan PMK-30/PMK.03/2011
adalah pemberian jasa dalam rangka proses penyelesaian suatu barang
tertentu yang proses pengerjaannya dilakukan oleh pihak pemberi jasa
(disubkontrakkan), dan pengguna jasa menetapkan spesifikasi, serta
menyediakan bahan baku dan/atau barang setengah jadi dan/atau bahan
penolong/pembantu yang akan diproses sebagian atau seluruhnya, dengan
kepemilikan atas barang jadi berada pada pengguna jasa.

c. Berdasarkan PMK-70/PMK.03/2010
adalah jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan
atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan.

Catatan:

PMK-70/PMK.03/2010 dan PMK- 30/PMK.03/2011 Telah mengalami


perubahan atau penyempurnaan dan diganti atau dicabut dengan PMK-
32/PMK.10/2019

2. Batasan Kegiatan Ekspor Jasa Maklon


a. Pemesan atau penerima JKP berada di luar Daerah Pabean dan merupakan
WPLN serta tidak mempunyai Bentuk Usaha Tetap (BUT) sebagaimana
dimaksud dalam UU PPh;
b. spesifikasi dan bahan disediakan oleh pemesan atau penerima JKP;
c. bahan adalah bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau bahan
penolong/pembantu yang akan diproses menjadi BKP yang dihasilkan;
d. kepemilikan atas barang jadi berada pada pemesan atau penerima JKP; dan
pengusaha Jasa Maklon mengirim barang hasil pekerjaannya berdasarkan
permintaan pemesan atau penerima JKP ke luar Daerah Pabean.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 300
3. Ekspor Jasa Maklon
a. Berdasarkan PMK-32/PMK.10/2019
Atas kegiatan ekspor Barang Kena Pajak yang dihasilkan dari kegiatan
ekspor Jasa Maklon oleh Pengusaha Kena Pajak eksportir Jasa Maklon
dilaporkan sebagai ekspor Barang Kena Pajak dalam Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai.

Pajak Pertambahan Nilai atas:


✓ perolehan Barang Kena Pajak;
✓ perolehan Jasa Kena Pajak;
✓ pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah
Pabean;
✓ pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean; dan/atau
✓ impor Barang Kena Pajak, merupakan Pajak Masukan yang dapat
dikreditkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.

b. Berdasarkan PMK-30/PMK.03/2011
Atas kegiatan ekspor Barang Kena Pajak yang dihasilkan dari
kegiatan ekspor Jasa Maklon oleh Pengusaha Kena Pajak eksportir Jasa
Maklon dilaporkan sebagai ekspor Barang Kena Pajak dalam SPTM PPN.

Pajak Pertambahan Nilai atas:


✓ perolehan Barang Kena Pajak;
✓ perolehan Jasa Kena Pajak;
✓ pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah
Pabean;
✓ pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean; dan/atau
✓ impor Barang Kena Pajak, merupakan Pajak Masukan yang dapat
dikreditkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.

c. Berdasarkan PMK-70/PMK.03/2010
Atas kegiatan ekspor barang yang dihasilkan dari kegiatan ekspor
Jasa Maklon oleh Pengusaha Kena Pajak eksportir Jasa Maklon tidak
dilaporkan sebagai ekspor Barang Kena Pajak dalam SPTM PPN.

Pajak Pertambahan Nilai atas:


✓ perolehan Barang Kena Pajak;
✓ perolehan Jasa Kena Pajak;
✓ pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah
Pabean; pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean,
dan/atau
✓ impor Barang Kena Pajak, yang tidak berhubungan langsung dengan
kegiatan ekspor Jasa Maklon, merupakan Pajak Masukan yang tidak
dapat dikreditkan sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b
Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 301
4. Batasan Kegiatan Ekspor Selain Jasa Maklon
Jasa yang melekat pada atau jasa untuk barang bergerak yang
dimanfaatkan diluar Daerah Pabean, antara lain:
✓ jasa perbaikan dan perawatan
Jasa yang melekat pada atau jasa untuk barang tidak bergerak yang
terletak di luar Daerah Pabean jasa konstruksi, yaitu

✓ alayanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi,


✓ layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan
✓ layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi

5. Istilah Penting
a. Sertifikat Badan Usaha adalah tanda bukti pengakuan terhadap klasifikasi
dan kualifikasi atas kemampuan badan usaha Jasa Konstruksi termasuk hasil
penyetaraan kemampuan badan usaha Jasa Konstruksi asing
b. Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi
melalui uji kompetensi sesuai dengan standar kompetensi kerja nasional
Indonesia, standar internasional, dan/atau standar khusus
c. Sertifikat Kompetensi Kerja adalah tanda bukti pengakuan kompetensi tenaga
kerja konstruksi.
d. Izin Usaha Jasa Konstruksi yang selanjutnya disebut Izin Usaha adalah izin
yang diberikan kepada badan usaha untuk menyelenggarakan kegiatan Jasa
Konstruksi
e. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Jasa Konstruksi

6. Saat Terutang PPN


Saat Terutang PPN adalah Saat Ekspor Jasa. Saat Ekspor Jasa Kena
Pajak adalah pada saat Penggantian atas jasa yang diekspor tersebut dicatat
atau diakui sebagai penghasilan.

O. Impor Barang
Dasar Hukum
✓ PMK-226/PMK.04/2015 tanggal 16 Desember 2015 Perubahan Atas
✓ PMK-155/PMK.04/2008 Tentang Pemberitahuan Pabean

P. Pemanfaatan BKPTB
1) Dasar hukum
- PMK Nomor 40/PMK.03/2010
- SE-147/PJ/2010 penjelasan atas PMK 40/2010

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 302
2) Pengenaan PPN atas Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar daerah
pabean
a. 10% dikali dengan jumlah yang dibayarkan atau seharusnya dibayarkan
(tidak termasuk PPN)
b. 10/110 dikalikan dengan jumlah yang dibayarkan atau seharusnya
dibayarkan (sudah termasuk PPN)
3) Saat terutang PPN
Terjadi pada saat dimulainya pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud

4) Tata cara penyetoran


a. disetorkan seluruhnya ke Kas Negara melalui Kantor Pos atau Bank Persepsi
dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (oleh yang memanfaatkan
BKPTB)
b. paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah saat terutangnya pajak.
Ketentuan pengisian SSP adalah sebagai berikut:
a. pada kolom “Nama WP” dan “Alamat WP” diisi nama dan alamat orang pribadi
atau badan yang bertempat tinggal atau berkedudukan di luar Daerah Pabean
yang menyerahkan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak
ke dalam Daerah Pabean.
b. pada kolom “NPWP” diisi dengan angka 0 (nol), kecuali kode Kantor Pelayanan
Pajak diisi dengan kode Kantor Pelayanan Pajak dari pihak yang memanfaatkan
Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak.
c. pada kotak “Wajib Pajak/Penyetor” diisi nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak
pihak yang memanfaatkan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau Jasa
Kena Pajak.
Contoh pengisian SSP PPN atas Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud bisa lebih lanjut
dilihat dalam SE-147/PJ/2010

5) Tata cara pelaporan


1) Bagi PKP, PPN yang telah disetor dilaporkan dalam SPT Masa PPN bulan
terutangnya pajak dan dapat dilaporkan pada masa pajak berikutnya paling
lama 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya masa pajak yang bersangkutan.
2) bukan PKP, wajib melaporkan PPN yang telah disetor dengan
mempergunakan lembar ketiga Surat Setoran Pajak ke Kantor Pelayanan
Pajak yang wilayahnya meliputi tempat tinggal orang pribadi atau tempat
kedudukan badan tersebut paling lama akhir bulan berikutnya setelah saat
terutangnya pajak.

6) Contoh BKP Tidak Berwujud


dapat berupa hak-hak seperti hak paten, hak oktroi, hak cipta, dan hak
menggunakan merek dagang, yang dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan,
baik yang berstatus sebagai Pengusaha Kena Pajak maupun yang berstatus
bukan sebagai Pengusaha Kena Pajak, di dalam Daerah Pabean Indonesia.

Q. Dokumen tertentu yang dipersamakan dengan faktur Pajak


NAMA DOKUMEN KETERANGAN
NO.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 303
1 Pemberitahuan Ekspor Barang yang telah diberikan persetujuan ekspor oleh
(PEB) pejabat yang berwenang dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai dan dilampiri dengan
invoice yang merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dengan PEB tersebut;
2 Surat Perintah Penyerahan yang dibuat/dikeluarkan oleh BULOG/DOLOG
Barang (SPPB) untuk penyaluran tepung terigu;
3 Paktur Nota Bon Penyerahan yang dibuatkan/dikeluarkan oleh PERTAMINA
(PNBP) untuk penyerahan Bahan Bakar Minyak
dan/atau bukan Bahan Bakar Minyak;
4 Bukti tagihan atas penyerahan oleh perusahaan telekomunikasi;
jasa telekomunikasi
5 Tiket, tagihan Surat Muatan yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa
Udara (Airway Bill, atau Delivery angkutan udara dalam negeri
Bill)
6 Nota Penjualan Jasa yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa
kepelabuhanan;
7 Bukti tagihan atas penyerahan listrik oleh perusahaan Iistrik;
8 Pemberitahuan Ekspor yang dilampiri dengan invoice yang merupakan
JKP/BKPTB satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
Pemberitahuan Ekspor JKP/BKPTB, untuk
kegiatan ekspornya
9 Pemberitahuan Impor Barang yang mencantumkan identitas pemilik barang
(PIB) berupa nama, alamat dan NPWP dan dilampiri
dengan Surat Setoran Pajak, Surat Setoran
Pabean, Cukai dan Pajak (SSPCP), dan/atau
bukti pungutan pajak oleh DJBC yang
mencantumkan identitas pemilik barang berupa
nama, alamat dan NPWP, yang merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
PIB tersebut, untuk impor Barang Kena Pajak;
10 Surat Setoran Pajak untuk pembayaran PPN atas pemanfaatan
BKPTB atau JKP dari luar Daerah Pabean;
11 Bukti tagihan atas penyerahan BKP dan/atau JKP oleh
Perusahaan Air Minum;
12 Bukti tagihan (Trading atas penyerahan JKP oleh perantara efek;
Confirmation)
13 Bukti tagihan atas penyerahan JKP oleh perantara efek;
14 Surat Setoran Pajak untuk pembayaran PPN atas penyerahan BKP
melalui juru lelang disertai dengan Risalah
Lelang
15 Dokumen Pemesanan Pita CK-1 penebusan produsen produk tembakau
Cukai hasil tembakau
16 Surat Setoran Pajak atas pengeluaran dan/atau penyerahan BKP
dan/atau JKP dari Kawasan Bebas ke Tempat
Lain Dalam Daerah Pabean

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 304
Pertemuan 3

CP Mata Kuliah :
1) Mengindentifikasi Peristiwa Hukum Objek PPN atas Penyerahan BKP dan/atau JKP,
kewajiban pemungut, syarat formal material FP
2) Mempraktikan mengisi FP Penyerahan Lokal

A. DASAR HUKUM
1) UU Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai
2) PMK 151/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pembuatan Dan Tata Cara
Pembetulan Atau Penggantian Faktur Pajak
3) PER-17/PJ/20 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Direktur Jenderal
Pajak Nomor Per-24/Pj/2012 Tentang Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian
Keterangan, Prosedur Pemberitahuan Dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara
Pembetulan Atau Penggantian, Dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak

B. Definisi Penyerahan Lokal


1. Yang termasuk dalam pengertian penyerahan BKP (Pasal 1A (1) UU PPN)
adalah:
a. Penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian;
b. Pengalihan Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian sewa beli dan/atau
perjanjian sewa guna usaha (leasing);
c. Penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang perantara atau melalui
juru lelang;
d. Pemakaian sendiri dan/atau pemberian cuma-cuma atas Barang Kena Pajak;
e. Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat
pembubaran perusahaan;
f. Penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya
dan/atau penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang;
g. Penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi; dan
h. Penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak dalam rangka
perjanjian pembiayaan yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yang
penyerahannya dianggap langsung dari Pengusaha Kena Pajak kepada
pihak yang membutuhkan Barang Kena Pajak

2. Yang tidak termasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajak


(Pasal 1A (2) UU PPN) adalah:
a. Penyerahan Barang Kena Pajak kepada makelar sebagaimana dimaksud
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang;
b. Penyerahan Barang Kena Pajak untuk jaminan utang-piutang;
c. Penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f
dalam hal Pengusaha Kena Pajak melakukan pemusatan tempat pajak
terutang;
d. Pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, dan pengambilalihan usaha dengan syarat pihak
yang melakukan pengalihan dan yang menerima pengalihan adalah
Pengusaha Kena Pajak; dan

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 305
e. Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, dan
yang Pajak Masukan atas perolehannya tidak dapat dikreditkan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c.

3. Penyerahan Barang Kena Pajak berwujud yang menurut sifat atau


hukumnya berupa barang bergerak, terjadi pada saat:
a. Barang Kena Pajak berwujud tersebut diserahkan secara langsung kepada
pembeli atau pihak ketiga untuk dan atas nama pembeli;
b. Barang Kena Pajak berwujud tersebut diserahkan secara langsung kepada
penerima barang untuk pemberian cuma-cuma, pemakaian sendiri, dan
penyerahan dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan antar
cabang;
c. Barang Kena Pajak berwujud tersebut diserahkan kepada juru kirim atau
pengusaha jasa angkutan; atau
d. Harga atas penyerahan Barang Kena Pajak diakui sebagai piutang atau
penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha
Kena Pajak, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan
diterapkan secara konsisten..
Penyerahan Barang Kena Pajak berwujud yang menurut sifat atau
hukumnya berupa barang tidak bergerak, terjadi pada saat penyerahan hak
untuk menggunakan atau menguasai Barang Kena Pajak berwujud tersebut,
secara hukum atau secara nyata, kepada pihak pembeli.(Pasal 2 Ayat 3
Huruf B PMK 151 Tahun 2013).

4. Penyerahan Barang Kena Pajak tidak berwujud, terjadi pada saat:


a. harga atas penyerahan Barang Kena Pajak tidak berwujud diakui sebagai
piutang atau penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh
Pengusaha Kena Pajak, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum dan diterapkan secara konsisten; atau
b. kontrak atau perjanjian ditandatangani, atau saat mulai tersedianya fasilitas
atau kemudahan untuk dipakai secara nyata, sebagian atau seluruhnya,
dalam hal saat sebagaimana dimaksud pada angka 1 tidak diketahui.

5. Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat
pembubaran perusahaan terjadi, adalah pada saat yang terjadi lebih dahulu
di antara saat:
a. ditandatanganinya akta pembubaran oleh Notaris;
b. berakhirnya jangka waktu berdirinya perusahaan yang ditetapkan dalam
Anggaran Dasar;
c. tanggal penetapan Pengadilan yang menyatakan perusahaan dibubarkan;
atau
d. diketahuinya bahwa perusahaan tersebut nyata-nyata sudah tidak melakukan
kegiatan usaha atau sudah dibubarkan, berdasarkan hasil pemeriksaan atau
berdasarkan data atau dokumen yang ada.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 306
6. Pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, dan pengambilalihan usaha yang tidak memenuhi
ketentuan Pasal 1A ayat (2) huruf d Undang-Undang Pajak Pertambahan
Nilai atau perubahan bentuk usaha, terjadi pada saat:
a. disepakati atau ditetapkannya penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan, pengambilalihan usaha, atau perubahan bentuk usaha sesuai
hasil Rapat Umum Pemegang Saham yang tertuang dalam perjanjian
penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha,
atau perubahan bentuk usaha; atau
b. ditandatanganinya akta mengenai penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan atau pengambilalihan usaha, atau perubahan bentuk usaha oleh
Notaris.

7. Penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
terjadi pada saat:
a. harga atas penyerahan Jasa Kena Pajak diakui sebagai piutang atau
penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha
Kena Pajak, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan
diterapkan secara konsisten;
b. kontrak atau perjanjian ditandatangani, dalam hal saat sebagaimana
dimaksud pada huruf a tidak diketahui; atau
c. mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata, baik
sebagian atau seluruhnya, dalam hal pemberian cuma-cuma atau pemakaian
sendiri Jasa Kena Pajak.

C. Review Kewajiban PKP, Pemungut, dan Penerbitan Faktur Pajak


1) Kewajiban Pengusaha Kena Pajak
Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean dan/atau melakukan
ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Jasa Kena Pajak, dan/atau ekspor
Barang Kena Pajak Tidak Berwujud diwajibkan:

a. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak;


(Jika melewati Batasan yang diatur dalam PMK)
b. Memungut pajak yang terutang;
c. Menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai yang masih harus dibayar dalam hal
Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
serta menyetorkan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang; dan
d. Melaporkan penghitungan pajak.
Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha
Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan
Jasa Kena Pajak.

2) Kewajiban Pemungut
Pemungut PPN memiliki kewajiban-kewajiban sebagai konsekuensi
penunjukan sebagai pemungut PPN. Kewajiban-kewajiban tersebut antara lain:

a. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP


b. Wajib memungut, menyetor, dan melaporkan PPN dan PPnBM yang terutang

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 307
3) Penerbitan Faktur Pajak
PER-24/PJ/2012 stdtd PER-17/PJ/2014 tentang Bentuk, Ukuran, Tata
Cara Pengisian Keterangan, Prosedur Pemberitahuan dalam Rangka
Pembuatan, Tata Cara Pembetulan atau Penggantian dan Tata Cara
Pembatalan Faktur Pajak memuat beberapa perubahan yang mendasar di
bidang Pajak Pertambahan Nilai, terutama terkait dengan tatacara pemberian
nomor seri faktur pajak.

Dengan berlakunya peraturan ini, Nomor Seri Faktur Pajak tidak lagi
menjadi domain Wajib Pajak, karena penomoran faktur pajak akan dilakukan
secara sentralisasi oleh Direktorat Jenderal Pajak.

4) Faktur Pajak Elektronik (e-Faktur)


Faktur Pajak berbentuk elektronik, yang selanjutnya disebut e-Faktur,
adalah Faktur Pajak yang dibuat melalui aplikasi atau sistem elektronik yang
ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. (Pasal 1 ayat (1)
PER-16/PJ/2014) PKP yang wajib membuat e-Faktur mulai tanggal PKP
dikukuhkan : (diktum keempat KEP-136/PJ/2014)yaitu PKP yang dikukuhkan
setelah tanggal 1 Juli 2016. PKP wajib membuat e-Faktur untuk setiap: (Pasal 2
ayat (1) PER-16/PJ/2014)
a. penyerahan BKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a
dan/atau Pasal 16D UU PPN; dan/atau
b. penyerahan JKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c UU
PPN

5) Kewajiban pembuatan e-Faktur dikecualikan atas penyerahan BKP dan/atau


JKP: (Pasal 2 ayat (2) PER-16/PJ/2014)
a. yang dilakukan oleh pedagang eceran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 PP 1 TAHUN 2012;
b. yang dilakukan oleh PKP Toko Retail kepada orang pribadi pemegang paspor
luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16E UU PPN; dan
c. yang bukti pungutan PPN-nya berupa dokumen tertentu yang kedudukannya
dipersamakan dengan Faktur Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (6) UU PPN
d. Tata cara pembuatan Faktur Pajak atas penyerahan BKP dan/atau JKP ini
mengikutiketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku. (Pasal 2 ayat (3) PER-16/PJ/2014)

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 308
6) Langkah untuk Memperoleh Nomor Seri faktur Pajak :
a. PKP mengajukan surat permohonan Kode Aktivasi dan Password ke Kantor
Pelayanan Pajak tempat PKP dikukuhkan sesuai dengan formulir
sebagaimana diatur dalam Lampiran IA yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 309
KPP mengirimkan Password melalui surat elektronik (email) ke alamat email PKP
yang dicantumkan dalam surat permohonan Kode Aktivasi dan Password.

b. PKP dapat melakukan permintaan Nomor Seri Faktur Pajak melalui:


- Kantor Pelayanan Pajak tempat PKP dikukuhkan; dan/atau
- laman (website) yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat
Jenderal Pajak. (https://efaktur.pajak.go.id/)
Direktorat Jenderal Pajak memberikan sertifikat elektronik kepada PKP yang
berfungsi sebagai otentifikasi pengguna layanan perpajakan secara elektronik yang
disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak, berupa:layanan permintaan Nomor Seri
Faktur Pajak melalui laman (website) yang ditentukan dan/atau disediakan oleh
Direktorat Jenderal Pajak

Sertifikat Elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat Tanda
Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukkan status subjek hukum para pihak
dalam Transaksi Elektronik yang dikeluarkan oleh penyelenggara sertifikasi
elektronik. (Huruf E angka 1 SE- 20/PJ/2014)

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 310
7. Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak:
Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak terdiri dari 16 (enam belas) digit yaitu: (Pasal
7 ayat (2) 17 PER-17/PJ/2014)

a. (dua) digit Kode Transaksi;


b. 1 (satu) digit Kode Status; dan
c. 13 (tiga belas) digit Nomor Seri Faktur Pajak yang ditentukan oleh DJP.

Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak:

Kode Transaksi
01 : Penyerahan Biasa
02 : Penyerahan kpd Bendahara Pemerintah
03 : Penyerahan kpd Pemungut Selain Bendahara
04 : Penyerahan yang menggunakan DPP Nilai Lain
05 : Dihapus
06 : Penyerahan kpd Turis Asing
07 : Penyerahan yang mendapat Fasilitas Tidak Dipungut
08 : Penyerahan yang mendapat Fasilitas Dibebaskan
09 : Penyerahan Aktiva sebagaimana UU PPN pasal 16D

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 311
Kode Transaksi
0 : Faktur Pajak Normal
1 : Faktur Pajak Pengganti

D. Syarat Formal dan Material Faktur Pajak


Supaya Faktur Pajak dapat berfungsi sebagai bagian dari mekanisme
pengkreditan Pajak Masukan dengan Pajak Keluaran, Faktur Pajak harus memenuhi
persyaratan formal dan persyaratan material (Pasal 13 ayat (9) UU PPN).

Faktur Pajak memenuhi persyaratan formal apabila diisi secara lengkap, jelas,
dan benar sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) atau
persyaratan yang diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (6).

1) Syarat Formal Faktur Pajak


Dalam Faktur Pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan
BKP dan/atau penyerahan JKP yang paling sedikit memuat:
a. nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan BKP atau JKP ;
b. nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP atau JKP ;
c. jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan
harga;
d. PPN yang dipungut;
e. PPnBM yang dipungut;
f. kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
g. nama dan tanda tangan yang berhak
h. menandatangani Faktur Pajak.

2) Syarat Material Faktur Pajak


Faktur Pajak memenuhi persyaratan material apabila berisi keterangan
yang sebenarnya atau sesungguhnya mengenai penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud,
ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, ekspor Jasa Kena Pajak, impor
Barang Kena Pajak, atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan pemanfaatan
Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean. (Pasal 13 (9) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009)

E. Saat Penerbitan Faktur Pajak


1) Dasar Hukum:
a. Pasal 13 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009
b. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.03/2013
d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012
e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2014

2) Faktur Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuat pada:
a. saat penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP;
b. saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi
sebelum penyerahan BKP dan/atau sebelum penyerahan JKP;

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 312
c. saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian
tahap pekerjaan; atau
d. saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
(Pasal 13 (1a) UU 42 Th 2009 )

3) Saat Pembuatan FP Terkait Penyerahan BKP


a. penyerahan BKP berwujud yang menurut sifat atau hukumnya berupa barang
bergerak, terjadi pada saat:
✓ BKP berwujud tersebut diserahkan secara langsung kepada pembeli atau
pihak ketiga untuk dan atas nama pembeli;
✓ BKP tersebut diserahkan secara langsung kepada penerima barang untuk
pemberian cuma-cuma, pemakaian sendiri, dan penyerahan dari pusat ke
cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan antar cabang;
✓ BKP berwujud tersebut diserahkan kepada juru kirim atau pengusaha
jasa angkutan; atau
✓ harga atas penyerahan BKP diakui sebagai piutang atau penghasilan,
atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh PKP, sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten.
b. penyerahan BKP berwujud yang menurut sifat atau hukumnya berupa barang
tidak bergerak, terjadi pada saat penyerahan hak untuk menggunakan atau
menguasai BKP berwujud tersebut, secara hukum atau secara nyata, kepada
pihak pembeli.
c. penyerahan BKP tidak berwujud, terjadi pada saat:
✓ harga atas penyerahan BKP tidak berwujud diakui sebagai piutang atau
penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh PKP, sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara
konsisten; atau
✓ kontrak atau perjanjian ditandatangani, atau saat mulai tersedianya
fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata, sebagian atau
seluruhnya, dalam hal saat sebagaimana dimaksud pada angka 1 tidak
diketahui.
d. BKP berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak
untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran
perusahaan terjadi, adalah pada saat yang terjadi lebih dahulu di antara saat:
✓ ditandatanganinya akta pembubaran oleh Notaris;
✓ berakhirnya jangka waktu berdirinya perusahaan yang ditetapkan dalam
Anggaran Dasar;
✓ tanggal penetapan Pengadilan yang menyatakan perusahaan dibubarkan;
atau
✓ diketahuinya bahwa perusahaan tersebut nyata-nyata sudah tidak
melakukan kegiatan usaha atau sudah dibubarkan, berdasarkan hasil
pemeriksaan atau berdasarkan data atau dokumen yang ada.
e. pengalihan BKP dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan, dan pengambilalihan usaha yang tidak memenuhi ketentuan
Pasal 1A ayat (2) huruf d UU PPN atau perubahan bentuk usaha, terjadi pada
saat:
✓ disepakati atau ditetapkannya penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan, pengambilalihan usaha, atau perubahan bentuk usaha

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 313
sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham yang tertuang dalam
perjanjian penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,
pengambilalihan usaha, atau perubahan bentuk usaha; atau
✓ ditandatanganinya akta mengenai penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan atau pengambilalihan usaha, atau perubahan bentuk usaha
oleh Notaris

4) SAAT PEMBUATAN FP TERKAIT PENYERAHAN BKP KEPADA PEMUNGUT


PPN BENDAHARAWAN PEMERINTAH
PKP rekanan Pemerintah membuat Faktur Pajak dan SSP pada saat
a. menyampaikan tagihan kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN
baik untuk sebagian maupun seluruh pembayaran.
b. Dalam hal pembayaran diterima sebelum penagihan atau sebelum
penyerahan BKP dan/atau JKP, Faktur Pajak wajib diterbitkan pada saat
pembayaran diterima.
Faktur Pajak dan SSP merupakan bukti pemungutan dan penyetoran
PPN dan atau PPnBM

5) SAAT PEMBUATAN FP TERKAIT PENYERAHAN BKP KEPADA PEMUNGUT


SELAIN BENDAHARAWAN PEMERINTAH
Faktur Pajak harus dibuat pada saat:
a. penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak;
b. penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi
sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau sebelum penyerahan
Jasa Kena Pajak; atau
c. penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap
pekerjaan

6) SAAT PEMBUATAN FP TERKAIT PENYERAHAN JKP


Faktur Pajak harus dibuat pada saat penyerahan JKP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c UU PPN Penyerahan JKP terjadi pada
saat:
a. harga atas penyerahan JKP diakui sebagai piutang atau penghasilan,
atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh PKP, sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten;
b. kontrak atau perjanjian ditandatangani, dalam hal saat sebagaimana
dimaksud pada huruf a tidak diketahui; atau
c. mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata,
baik sebagian atau seluruhnya, dalam hal pemberian cuma-cuma atau
pemakaian sendiri Jasa Kena Pajak.

7) SAAT PEMBUATAN FP TERKAIT EKSPOR BKP BERWUJUD


Faktur Pajak harus dibuat pada saat ekspor BKP Berwujud sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f UU PPN Ekspor BKP Berwujud terjadi
pada saat BKP dikeluarkan dari Daerah Pabean.

8) SAAT PEMBUATAN FP TERKAIT EKSPOR BKP TIDAK BERWUJUD

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 314
a. Faktur Pajak harus dibuat pada saat ekspor BKP Tidak Berwujud
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf g UU PPN
b. Ekspor BKP Tidak Berwujud terjadi pada saat Penggantian atas BKP
Tidak Berwujud yang diekspor tersebut dicatat atau diakui sebagai
piutang atau penghasilan.

9) SAAT PEMBUATAN FP TERKAIT EKSPOR JKP


a. Faktur Pajak harus dibuat pada saat ekspor JKP sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) huruf h UU PPN
b. Ekspor JKP terjadi pada saat Penggantian atas jasa yang diekspor
tersebut dicatat atau diakui sebagai piutang atau penghasilan.

F. Cara Mengisi FP Sesuai PMK (Subjek Pelaku)


1) Dasar Hukum :
a. TATA CARA PEMBUATAN DAN TATA CARA PEMBETULAN ATAU
PENGGANTIAN FAKTUR PAJAK
✓ PMK No.84/PMK.03/2012
✓ PMK No.151/PMK.03/2013 (berlaku)
b. BENTUK, UKURAN, TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN,
PROSEDUR PEMBERITAHUAN DALAM RANGKA PEMBUATAN, TATA
CARA PEMBETULAN ATAU PENGGANTIAN, DAN TATA CARA
PEMBATALAN FAKTUR PAJAK
Per-24/PJ/2012 stdtd Per-17/PJ/2014 (berlaku)
c. Tata Cara Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik
Per-26/PJ/2017.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 315
2) Bentuk dan Ukuran FP

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 316
G. VARIASI PENYERAHAN
1) FAKTUR PAJAK UANG MUKA
Bukti pungutan pajak oleh pengusaha kena pajak saat melakukan
penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak yang diserahkan di awal
saat pembayaran uang muka

2) UANG MUKA
pembayaran uang kepada pihak lain yang belum memberikan prestasi
atau memenuhi kewajiban.
Contoh
Pengusaha Kena Pajak A melakukan perjanjian jual beli dengan PT B senilai
Rp 100.000.000. PT B melakukan pembayaran uang muka Rp 25.000.000 pada
tanggal 12 September 2017. Penyerahan Barang Kena Pajak kepada PT B pada
tanggal 25 September 2017. Pelunasan dilakukan tanggal 12 Oktober 2017
Sebesar Rp 75.000.000
Kapan Faktur Pajak Dibuat?
12 September 2017 untuk uang muka dengan DPP Rp 25.000.0000
25 September 2017 untuk penyerahan dengan DPP Rp 75.000.0000

3) FAKTUR PAJAK CICILAN/TERMIN


Bukti pungutan pajak yang dibuat setiap menerima pembayaran termin.
Besaran biaya yang ditulis dalam faktur pajak termin harus disesuaikan dengan
besaran termin yang bersangkutan.
Contoh
Pengusaha Kena Pajak A melakukan kontrak untuk menyerahkan jasa konstruksi
kepada PT B senilai Rp 100.000.000. PT B melakukan pembayaran termin
sebagai berikut:
a. 12 Maret 2017 Rp 50.000.000
b. 25 Juni 2017 Rp 20.000.000
c. 10 Agustus 2017 Rp 30.000.000
Kapan Faktur Pajak Dibuat?
a. 12 Maret 2017 DPP Rp 50.000.000
b. 25 Juni 2017 DPP Rp 20.000.000
c. 10 Agustus 2017 DPP Rp 30.000.000

4) FAKTUR PAJAK GABUNGAN


a. Dikecualikan dari ketentuan tentang saat pembuatan FP, PKP dapat
membuat 1 (satu) Faktur Pajak yang meliputi seluruh penyerahan yang
dilakukan kepada pembeli BKP dan/atau penerima JKP yang sama selama 1
(satu) bulan kalender.
b. Faktur Pajak ini disebut Faktur Pajak gabungan.
✓ Faktur Pajak gabungan harus dibuat paling lama pada akhir bulan
penyerahan BKP dan/atau JKP.
✓ CONTOH FAKTUR PAJAK GABUNGAN
Pengusaha Kena Pajak A melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
kepada pengusaha B pada tanggal 1, 5, 10, 11, 12, 20, 25, 28, dan 31 Juli
2010, sampai dengan tanggal 31 Juli 2010 belum ada pembayaran atas
penyerahan tersebut.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 317
Kapan Faktur Pajak Gabungan Dibuat?
Pengusaha Kena Pajak A diperkenankan membuat 1 (satu) Faktur Pajak
gabungan meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan pada bulan Juli, yaitu paling
lama tanggal 31 Juli 2010

✓ CONTOH FP GABUNGAN
Pengusaha Kena Pajak A melakukan penyerahan Barang Kena Pajak kepada
pengusaha B pada tanggal 2, 7, 9, 10, 12, 20, 26, 28, 29 dan 30 September 2010.
Pada tanggal 28 September 2010 terdapat pembayaran oleh Pengusaha B atas
penyerahan tanggal 2 September 2010

Kapan Faktur Pajak Gabungan Dibuat?


Faktur Pajak gabungan dibuat pada tanggal 30 September 2010 yang meliputi
seluruh penyerahan yang terjadi pada bulan September

✓ CONTOH FP GABUNGAN
Pengusaha Kena Pajak A melakukan penyerahan Barang Kena Pajak kepada
pengusaha B pada tanggal 2, 7, 9, 10, 12, 20, 26, 28, 29, dan 30 September 2010.
Pada tanggal 28 September 2010 terdapat pembayaran atas penyerahan tanggal 2
September 2010 dan pembayaran uang muka untuk penyerahan yang akan
dilakukan pada bulan Oktober 2010 oleh Pengusaha B.

Kapan Faktur Pajak Gabungan Dibuat?


Faktur Pajak gabungan dibuat pada tanggal 30 September 2010 yang meliputi
seluruh penyerahan dan pembayaran uang muka yang dilakukan pada bulan
September

H. NOTA RETUR / NOTA PEMBATALAN


1. DASAR HUKUM
a. Pasal 5A UU PPN No.42 TAHUN 2009 (berlaku sejak 1 April 2010)
b. KMK 596/KMK.04/1994 (berlaku mulai 1 Januari 1995 sampai 31 Maret
2010) tentang Tata Cara Pengurangan PPN dan PPnBM untuk BKP yang
Dikembalikan
c. PMK 65/PMK.03/2010 (berlaku mulai 1 April 2010) tentang Tata Cara
Pengurangan PPN dan PPnBM untuk BKP yang Dikembalikan dan PPN atas
JKP yang dibatalkan
2. NOTA RETUR ATAS PENGEMBALIAN BKP
a. Pihak Yang Membuat Nota Retur
Dalam hal terjadi Pengembalian BKP, Pembeli (baik PKP maupun
non-PKP) harus membuat dan menyampaikan nota retur kepada PKP
Penjual. (Pasal 4 ayat (1) PMK-65/PMK.03/2010)
b. Saat Dibuat
- Nota retur harus dibuat pada saat BKP dikembalikan. (Pasal 4 ayat (3)
PMK-65/PMK.03/2010)
- Dalam hal Nota retur tidak dibuat pada saat BKP tersebut dikembalikan,
maka pengembalian BKP Dianggap Tidak Terjadi. (Pasal 4 ayat (8) PMK-
65/PMK.03/2010)

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 318
c. NOTA PEMBATALAN JKP
• Definisi Pembatalan JKP
Pembatalan JKP adalah pembatalan seluruhnya atau sebagian
hak atau fasilitas atau kemudahan oleh pihak penerima JKP. (Pasal 1
angka 11 PMK-65/PMK.03/2010)

• Pihak Yang Membuat Nota Pembatalan


Dalam hal terjadi pembatalan penyerahan JKP, Penerima Jasa
harus membuat dan menyampaikan nota pembatalan kepada PKP
Pemberi JKP. (baik PKP maupun Non-PKP) (Pasal 5 ayat (1) PMK-
65/PMK.03/2010)

• Saat Dibuat
- Nota Pembatalan harus dibuat pada saat JKP dibatalkan (Pasal 5
ayat (3) PMK-65/PMK.03/2010)
- dalam hal nota pembatalan tidak dibuat pada saat JKP dibatalkan,
maka pembatalan JKP Dianggap Tidak Terjadi.
• Isi Nota Retur / Pembatalan Paling sedikit harus mencantumkan :
- nomor urut nota retur;
- nomor, kode seri, dan tanggal Faktur Pajak dari BKP yang
dikembalikan;
- nama, alamat, dan NPWP Pembeli;
- nama, alamat, NPWP Pengusaha Kena Pajak Penjual;
- jenis barang, jumlah harga jual BKP yang dikembalikan;
- Pajak Pertambahan Nilai atas BKP yang dikembalikan, atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas
BKP yang tergolong mewah yang dikembalikan;
- tanggal pembuatan nota retur; dan
- nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani nota retur.
Dalam hal Nota retur tidak selengkapnya mencantumkan
keterangan ini, maka pengembalian BKP Dianggap Tidak Terjadi,

• Peruntukan nota retur / nota pembatalan


Jika Pembeli adalah PKP, maka Nota Retur dibuat paling sedikit
dalam rangkap 2 (dua) yang peruntukkannya yaitu:

- lembar ke-1: untuk PKP Penjual;


- lembar ke-2: untuk arsip Pembeli.
Jika Pembeli adalah Non-PKP, maka Nota Retur dibuat paling sedikit
dalam rangkap 3 (tiga) yang peruntukkannya yaitu:

✓ lembar ke-1: untuk PKP Penjual;


✓ lembar ke-2: untuk arsip Pembeli;
✓ lembar ke-3: untuk KPP tempat Pembeli terdaftar. Lembar ke-3 harus
disampaikan ke KPP tempat Pembeli terdaftar.
Dalam hal Nota retur tidak disampaikan, maka pengembalian BKP
Dianggap Tidak Terjadi.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 319
d. Perlakuan PPN dan/ atau PPnBM Terkait Nota Retur / Pembatalan Bagi
Penjual
✓ PPN dan/atau PPnBM dari BKP/JKP yang dikembalikan menjadi
pengurang Pajak Keluaran dan/ atau PPnBM yang terutang. (PMK-
65/PMK.03/2010)
✓ Pengurangan Pajak Keluaran atau Pajak Keluaran dan PPnBM oleh PKP
Penjual dilakukan dalam Masa Pajak saat terjadinya Pengembalian BKP
tersebut (PMK-65/PMK.03/2010)

e. Perlakuan PPN dan/ atau PPnBM Terkait Nota Retur / Pembatalan Bagi
Pembeli
➢ Pembeli yang berstatus PKP
- Jika Pajak Masukan telah dikreditkan, maka menjadi pengurang Pajak
Masukan dalam Masa Pajak saat terjadinya pengembalian BKP
(65/PMK.03/2010);
- Jika pajak atas BKP yang dikembalikan tidak dikreditkan dan sudah
dibebankan sebagai biaya atau sudah ditambahkan (dikapitalisasi)
dalam harga perolehan harta tersebut, maka menjadi pengurang
biaya atau harta, dalam Masa Pajak saat terjadinya pengembalian
BKP. (PMK-65/PMK.03/2010)
➢ Pembeli Non-PKP
Jika PPN atau PPnBM atas BKP yang dikembalikan sudah
dibebankan sebagai biaya atau sudah ditambahkan (dikapitalisasi) dalam
harga perolehan harta tersebut, maka menjadi pengurang biaya atau
harta, dalam Masa Pajak saat terjadinya pengembalian BKP. (Pasal 2
ayat (1) PMK-65/PMK.03/2010) dan (Pasal 6 ayat (2) PMK-
65/PMK.03/2010

f. Pengembalian BKP / Pembatalan JKP dianggap tidak terjadi dalam hal:


✓ nota retur tidak selengkapnya mencantumkan keterangan sebagaimana
dimaksud ketentuan ini
✓ nota retur tidak dibuat pada saat BKP tersebut dikembalikan sesuai
dengan ketentuan; atau
✓ nota retur tidak disampaikan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan

I. PKP PEDAGANG ECERAN


1) PKP Pedagang Eceran yang selanjutnya disebut PKP PE adalah PKP yang
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya melakukan penyerahan BKP dengan
cara sebagai berikut : (Pasal 20 ayat (2) PP 1 TAHUN 2012)
a. melalui suatu tempat penjualan eceran seperti toko dan kios atau langsung
mendatangi dari satu tempat konsumen akhir ke tempat konsumen akhir
lainnya.
b. dengan cara penjualan eceran yang dilakukan langsung kepada konsumen
akhir, tanpa didahului dengan penawaran tertulis, pemesanan tertulis,
kontrak, atau lelang; dan
c. pada umumnya penyerahan Barang Kena Pajak atau transaksi jual beli
dilakukan secara tunai dan penjual langsung menyerahkan Barang Kena
Pajak atau pembeli langsung membawa Barang Kena Pajak yang dibelinya.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 320
Termasuk dalam pengertian Pedagang eceran adalah Pengusaha Kena
Pajak yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya melakukan penyerahan
Jasa Kena Pajak dengan cara sebagai berikut: (Pasal 20 ayat (3) PP 1 TAHUN
2012)

a. melalui suatu tempat penyerahan jasa secara langsung kepada konsumen


akhir atau langsung mendatangi dari satu tempat konsumen akhir ke tempat
konsumen akhir lainnya;
b. dilakukan secara langsung kepada konsumen akhir, tanpa didahului dengan
penawaran tertulis, pemesanan tertulis, kontrak, atau lelang; dan
c. pada umumnya pembayaran atas penyerahan Jasa Kena Pajak dilakukan
secara tunai.
Faktur Pajak yang dibuat oleh PKP PE berupa:
a. bon kontan,
b. faktur penjualan,
c. segi cash register,
d. karcis,
e. kuitansi, atau
f. tanda bukti penyerahan atau pembayaran lain yang sejenis.
Dengan Ketentuan paling sedikit harus memuat keterangan : (dengan
ketentuan harus diisi dengan lengkap, jelas, dan benar)nama, alamat, dan
NPWP yang menyerahkan BKP; jenis BKP yang diserahkan; jumlah Harga Jual
yang sudah termasuk PPN atau besarnya PPN dicantumkan secara terpisah;
PPnBM yang dipungut; dan kode, nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur
Pajak.

Kode dan nomor seri Faktur Pajak dapat berupa nomor nota, kode nota,
atau ditentukan sendiri oleh PKP PE.

Sejak 1 Januari 2011, FP yang dibuat oleh PKP PE ini dilaporkan di SPT
Masa PPN 1111 AB di kolom I.B.2 (Penyerahan Dalam Negeri dengan FP yang
digunggung)

2) PABRIKAN ATAU DISTRIBUTOR MEMILIKI OUTLET (MEMENUHI KRITERIA


PEDAGANG ECERAN)
atas penyerahan Barang Kena Pajak secara eceran tersebut PKP dapat
membuat Faktur Pajak untuk PKP PE (SE-137/PJ/2010 butir 4)

3) FP bagi PKP Toko Retail (VAT Refund for tourist) Pasal 16E UU PPN
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang
sudah dibayar atas pembelian Barang Kena Pajak yang dibawa ke luar Daerah
Pabean oleh orang pribadi pemegang paspor luar negeri dapat diminta kembali.

Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang
dapat diminta kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
syarat:
a. Nilai Pajak Pertambahan Nilai paling sedikit sebesar Rp500.000,00 (lima
ratus ribu rupiah), dan dapat disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah;

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 321
b. Pembelian Barang Kena Pajak dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu)
bulan sebelum keberangkatan ke luar Daerah Pabean; dan
c. Faktur Pajak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 ayat (5), kecuali pada kolom Nomor Pokok Wajib Pajak dan alamat
pembeli diisi dengan nomor paspor dan alamat lengkap di negara yang
menerbitkan paspor atas penjualan kepada orang pribadi pemegang
paspor luar negeri yang tidak mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak.
Permintaan kembali Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada saat orang
pribadi pemegang paspor luar negeri meninggalkan Indonesia dan disampaikan
kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kantor Direktorat Jenderal Pajak di bandar
udara yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Dokumen yang harus ditunjukkan pada saat meminta kembali Pajak


Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah :
a. Paspor;
b. pas naik (boarding pass) untuk keberangkatan orang pribadi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ke luar Daerah Pabean; dan
c. Faktur Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c.
PKP Toko Retail yang menyerahkan Barang Bawaan harus menerbitkan
Faktur Pajak Khusus untuk Orang Pribadi dengan menggunakan format Lampiran I
PMK-100/PMK.03/2013, yang dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dengan peruntukan :
a. lembar kesatu, untuk Orang Pribadi
b. lembar kedua, untuk Unit Pelaksana Restitusi PPN Bandar Udara melalui Orang
Pribadi
c. lembar ketiga, untuk arsip PKP Toko Retail melalui Toko Retail.
Faktur Pajak Khusus atas pembelian Barang Bawaan harus memenuhi Pasal 13 ayat
(5) UU PPN, dengan ketentuan pengisian : (pasal 4 ayat (3) PMK-100/PMK.03/2013)

a. pada kolom "Nomor Pokok Wajib Pajak" diisi dengan nomor Paspor Orang
Pribadi sesuai yang tercantum dalam paspornya;
b. pada kolom "alamat pembeli" diisi dengan alamat lengkap sesuai yang tercantum
dalam paspornya.
Faktur Pajak Khusus ini dapat berfungsi sebagai surat permohonan
pengembalian PPN dengan membubuhi tanda pada kolom permohonan
pengembalian PPN yang dibubuhi tanda tangan Orang Pribadi, dan kasir Toko Retail
yang diberi stempel Toko Retail (pasal 4 ayat (3) PMK-100/PMK.03/2013)

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 322
1. FP YANG TERBIT LEWAT DARI 3 BULAN
a. Faktur Pajak yang diterbitkan oleh PKP setelah melewati jangka waktu 3 (tiga)
bulan sejak saat Faktur Pajak seharusnya dibuat, tidak diperlakukan sebagai
Faktur Pajak. (Pasal 7 ayat (1) PMK-151/PMK.03/2013)
b. PKP yang menerbitkan Faktur Pajak setelah melewati jangka waktu 3 (tiga) bulan
sejak saat Faktur Pajak seharusnya dibuat ini dianggap tidak menerbitkan Faktur
Pajak. (Pasal 7 ayat (2) PMK-151/PMK.03/2013)
c. PPN yang tercantum dalam Faktur Pajak ini tidak dapat dikreditkan sebagai
Pajak Masukan. (Pasal 7 ayat (3) PMK-151/PMK.03/2013)

2. PEMBATALAN TRANSAKSI
Dalam hal terdapat pembatalan transaksi penyerahan BKP dan/atau penyerahan
JKP yang Faktur Pajaknya telah diterbitkan, PKP yang menerbitkan Faktur Pajak
harus melakukan pembatalan Faktur Pajak. (Pasal 15 PMK-151/PMK.03/2013)

3. FP PENGGANTI ATAS FP ELEKTRONIK (Pasal 16 PMK-151/PMK.03/2013)


a. Atas Faktur Pajak berbentuk elektronik yang salah dalam pengisian, atau salah
dalam penulisan sehingga tidak memuat keterangan yang lengkap, jelas, dan
benar, Pengusaha Kena Pajak yang menerbitkan Faktur Pajak tersebut dapat
menerbitkan Faktur Pajak pengganti.
b. Atas hasil cetak Faktur Pajak berbentuk elektronik yang rusak atau hilang,
Pengusaha Kena Pajak yang membuat Faktur Pajak berbentuk elektronik
tersebut dapat melakukan cetak ulang Faktur Pajak.
c. Atas Faktur Pajak berbentuk elektronik yang rusak atau hilang, Pengusaha Kena
Pajak dapat mengajukan permintaan data Faktur Pajak berbentuk elektronik
kepada Direktorat Jenderal Pajak.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 323
Pertemuan 4

CP Mata Kuliah :
Mengkategorikan, merinci dan menentukan pengisian FP dan/SSP

A. Tata Cara Mengisi Keterangan pada FP


a. Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak
Diisi dengan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak yang format dan tata
cara pengisiannya sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan
Direktur Jenderal Pajak ini.
b. Identitas Pengusaha Kena Pajak
Diisi dengan nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak Pengusaha
Kena Pajak yang menyerahkan dan/ atau menerima Barang Kena Pajak
dan/atau Jasa Kena Pajak, sesuai dengan keterangan dalam Surat Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak, khusus untuk alamat diisi dengan alamat lengkap
tempat domisili dan/atau tempat kegiatan usaha Pengusaha Kena Pajak menurut
keadaan sebenarnya atau sesungguhnya pada saat Faktur Pajak dibuat.
Penulisan alamat lazimnya didahului dengan nama jalan diikuti dengan nomor,
RT/RW, nama desa, kecamatan, kabupaten/kota, dan diakhiri dengan kode pos.
Dalam hal terdapat kawasan/area, misalnya apartemen, gedung perkantoran,
atau kompleks perumahan, maka ditulis nama kawasan/area tersebut sebelum
nama jalan. Dikecualikan dari tata cara penulisan alamat di atas dalam hal suatu
alamat keadaan yang sebenarnya atau sesungguhnya tidak mempunyai nama
jalan atau tidak berada di suatu jalan tertentu dan tidak mempunyai nomor maka
penulisan alamat hanya mencantumkan RT/RW, nama desa, kecamatan,
kabupaten/kota, dan diakhiri dengan kode pos.

c. Pengisian tentang Barang Kena Pajak / Jasa Kena Pajak yang diserahkan:
➢ Nomor Urut
Diisi dengan nomor urut dari Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena
Pajak yang diserahkan.

➢ Nama Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak.


Diisi dengan jenis Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang
diserahkan yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau
sesungguhnya.

Dalam hal diterima Uang Muka atau Termin atau cicilan, kolom Nama
-
Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak ditambah dengan
keterangan, misalnya Uang Muka, atau Termin, atau Angsuran, atas
pembelian Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak.
- Dalam hal diketahui jumlah unit atau satuan tertentu lainnya,
Pengusaha Kena Pajak harus menambahkan keterangan jumlah unit
atau satuan tertentu lainnya tersebut atas Barang Kena Pajak yang
diserahkan.
d. Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin.
- Diisi dengan Harga Jual atau Penggantian atas Barang Kena Pajak
ata Jasa Kena Pajak yang diserahkan sebelum dikurangi Uang Muka
atau Termin.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 324
- Dalam hal diterima Uang Muka atau Termin, maka yang menjadi
dasar penghitungan Pajak Pertambahan Nilai adalah jumlah Uang
Muka atau Termin yang bersangkutan.
- Dalam hal pembayaran Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin
dilakukan dengan menggunakan mata uang asing, maka hanya baris
"Dasar Pengenaan Pajak" dan baris "PPN= 10% X Dasar Pengenaan
Pajak" yang harus dikonversikan ke dalam mata uang rupiah
menggunakan kurs yang berlaku menurut Keputusan Menteri
Keuangan pada saat pembuatan Faktur Pajak.
- Dalam hal keterangan Nama Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak
yang diserahkan tidak dapat ditampung dalam satu Faktur Pajak,
maka Pengusaha Kena Pajak dapat:
- membuat lebih dari 1 (satu) Faktur Pajak yang masing-masing harus
menggunakan Kode, Nomor Seri, dan tanggal Faktur Pajak yang
sama, serta ditandatangani dan diberi keterangan nomor halaman
pada setiap lembarnya, dan khusus untuk pengisian jumlah, Potongan
Harga, Uang Muka yang telah diterima, Dasar Pengenaan Pajak, dan
Pajak Pertambahan Nilai cukup diisi pada Faktur Pajak paling akhir;
atau
- membuat 1 (satu) Faktur Pajak yang menunjuk nomor dan tanggal
Faktur-Faktur Penjualan yang merupakan lampiran yang tidak
terpisahkan dari Faktur Pajak tersebut, Faktur Penjualan yarig
bersangkutan harus diisi dengan jenis Barang Kena Pajak dan/atau
Jasa Kena Pajak yang diserahkan yang menggambarkan keadaan
yang sebenarnya atau sesungguhnya.

e. Jumlah Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin.


Diisi dengan penjumlahan dari angka-angka dalam kolom Harga
Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin.

f. Potongan Harga.
Diisi dengan total nilai potongan harga Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak yang diserahkan, dalam hal terdapat potongan harga yang diberikan.

g. Uang Muka yang telah diterima.


Diisi dengan nilai Uang Muka yang telah diterima dari penyerahan Barang
Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak.

h. Dasar Pengenaan Pajak.


Diisi dengan jumlah Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin
dikurangi dengan Potongan Harga dan Uang Muka yang telah diterima atau diisi
dengan DPP Nilai Lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang perpajakan.

i. PPN = 10% x Dasar Pengenaan Pajak.


Diisi dengan jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang terutang sebesar 10%
dari Dasar Pengenaan Pajak.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 325
j. Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Hanya diisi apabila terjadi penyerahan Barang Kena Pajak Yang
Tergolong Mewah, yaitu sebesar tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah
dikalikan dengan Dasar Pengenaan Pajak yang menjadi dasar penghitungan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

k. Tanggal
Diisi dengan tempat dan tanggal Faktur Pajak dibuat.

l. Nama dan Tandatangan


Diisi dengan nama dan tandatangan PKP atau pejabat/pegawai yang
telah ditunjuk oleh Pengusaha Kena Pajak untuk menandatangani Faktur Pajak,
yang telah diberitahukan secara tertulis kepada KantorPelayanan Pajak tempat
Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan atau tempat Pemusatan Pajak Pertambahan
Nilai dilakukan, paling lama pada akhir bulan berikutnya sejak pejabat/pegawai
yang ditunjuk tersebut menandatangani Faktur Pajak. Cap tanda tangan atau
scan tanda tangan tidak diperkenankan dibubuhkan pada Faktur Pajak.

m. Dalam hal penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena
Pajak menggunakan mata uang asing maka:
- Pengusaha Kena Pajak harus menambah kolom Valuta Asing
sebagaimana contoh pada Lampiran IB.
- iKeterangan Kurs diisi sesuai dengan Kurs Keputusan Menteri Keuangan
yang berlaku pada saat pembuatan Faktur Pajak. Apabila dilakukan
penggantian/pembetulan Faktur Pajak maka kurs yang digunakan adalah
kurs yang berlaku pada saat pembuatan Faktur Pajak yang
diganti/dibetulkan pertama kali.
- Dalam hal Pengusaha Kena Pajak melakukan penyerahan dengan
menggunakan mata uang asing dan rupiah, Lampiran IB harus digunakan
juga untuk transaksi yang menggunakan mata uang rupiah

B. Contoh Pengisian SSP pemanfaatan BKP TB atau JKP dari luar Daerah Pabean

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 326
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 327
Pertemuan 5
CP Mata Kuliah :
Mengelompokkan Peristiwa Hukum Objek PPN atas Penyerahan BKP dan/atau JKP
berdasarkan Dokumen tertentu,membandingkan sanksi dan bentuk konfigurasi PK/PM
A. Dokumen Tertentu Yang Dipersamakan Dengan Faktur Pajak
1. Dasar Hukum
PER 13/PJ/2019
a. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
yang telah diberikan persetujuan ekspor oleh pejabat yang
berwenang dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan dilampiri dengan invoice
yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PEB tersebut;

b. Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB)


yang dibuat/dikeluarkan oleh BULOG/DOLOG untuk penyaluran
tepung terigu;
c. Paktur Nota Bon Penyerahan (PNBP)
yang dibuatkan/dikeluarkan oleh PERTAMINA untuk penyerahan
Bahan Bakar Minyak dan/atau bukan Bahan Bakar Minyak;

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 328
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 329
d. Bukti tagihan atas penyerahan jasa telekomunikasi oleh perusahaan
telekomunikasi;

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 330
e. Tiket, tagihan Surat Muatan Udara (Airway Bill, atau Delivery Bill) yang
dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa angkutan udara dalam negeri;

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 331
f. Nota Penjualan Jasa
yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa kepelabuhanan;

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 332
g. Bukti tagihan atas penyerahan listrik oleh perusahaan Iistrik;

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 333
h. Pemberitahuan Ekspor JKP/BKPTB
yang dilampiri dengan invoice yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan Pemberitahuan Ekspor JKP/BKPTB, untuk kegiatan
ekspornya

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 334
i. Pemberitahuan Impor Barang (PIB)
yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa nama, alamat dan
NPWP dan dilampiri dengan Surat Setoran Pajak, Surat Setoran Pabean, Cukai
dan Pajak (SSPCP), dan/atau bukti pungutan pajak oleh DJBC yang
mencantumkan identitas pemilik barang berupa nama, alamat dan NPWP, yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PIB tersebut, untuk
impor Barang Kena Pajak;

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 335
KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 336
j. Surat Setoran Pajak
untuk pembayaran PPN atas pemanfaatan BKPTB atau JKP dari luar Daerah
Pabean;

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 337
k. Bukti tagihan
atas penyerahan BKP dan/atau JKP oleh Perusahaan Air Minum;

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 338
l. Bukti tagihan (Trading Confirmation) atas penyerahan JKP oleh perantara efek;
m. Bukti tagihan atas penyerahan JKP oleh perbankan;

n. Surat Setoran Pajak


untuk pembayaran PPN atas penyerahan BKP melalui juru lelang disertai
dengan Risalah Lelang
o. Dokumen Pemesanan Pita Cukai hasil tembakau
CK-1 penebusan produsen produk tembakau

p. Surat Setoran Pajak


atas pengeluaran dan/atau penyerahan BKP dan/atau JKP dari Kawasan
Bebas ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean

Untuk dapat dikredikan (PM) maka selain memenuhi syarat material, harus
mencantumkan minimal keterangan: NPWP pembeli BKP, penerima JKP, pihak yang
melakukan impor BKP, atau pihak yang memanfaatkan JKP dan/atau BKPTB.

Faktur Pajak “sederhana” dari PKP PE, tidak dapat dikreditkan oleh konsumennya.
Karena sudah pasti tidak memenuhi syarat formal, keterangan minimal.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 339
B. Wajib Diketahui, (untuk kegiatan Ekspor)
Dokumen tertentu tersebut paling sedikit harus memuat :
1. Nama, alamat dan NPWP yang melakukan ekspor atau penyerahan;
2. Nama pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak;
3. Jumlah satuan barang apabila ada;
4. Dasar Pengenaan Pajak; dan
5. Jumlah Pajak yang terutang kecuali dalam hal ekspor.

C. Sanksi terkait Faktur Penjual/Pembeli (sekilas dalam pasal di KUP)


• Jenis Sanksi Tidak Menerbitkan Faktur Pajak
Sanksi terkait dengan faktur pajak terdiri atas dua, yakni sanksi administratif dan
sanksi pidana.
1. Sanksi Administrasi Perpajakan terkait Faktur Pajak
a. Denda
Salah satu sanksi administrasi yang paling sering dijumpai dalam UU perpajakan
adalah sanksi denda. Besaran denda yang dikenakan tergantung pada jumlah,
persentase dari jumlah tertentu, atau berdasarkan perkalian dari jumlah tertentu.
Umumnya dalam beberapa kasus pelanggaran, sanksi denda ini juga
diikutsertakan atau ditambahkan dalam pidana. Berikut ini nilai yang dikenakan
atas sanksi administrasi, denda terkait faktur pajak:
Berdasarkan UU KUP Pasal 14 terhadap pengusaha atau PKP dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 2% (dua persen) dari Dasar Pengenaan
Pajak. Apabila:
• Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP, namun tidak membuat
faktur pajak, atau sudah membuat faktur pajak tapi tidak tepat waktu.
• Pengusaha yang sudah dikukuhkan sebagai PKP akan tetapi tidak mengisi
faktur pajak secara lengkap sesuai denganPasal 13 ayat (5) UU PPN, selain:
a. identitas pembeli
b. identitas pembeli serta nama dan tandatangan dalam hal penyerahan
dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pedagang eceran;
• PKP yang melaporkan faktur pajak, namun tidak sesuai dengan masa
penerbitan faktur pajak
b. Sanksi Pidana
Berdasarkan Pasal 39 A UU KUP, Setiap orang yang dengan sengaja:
• Menerbitkan dan/atau menggunakan faktur pajak, bukti pemungutan pajak,
buktipemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan
transaksi yangsebenarnya; atau
• Menerbitkan faktur pajak tetapi belum dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan
paling lama 6 (enam) tahunserta denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah
pajak dalam faktur pajak, bukti pemungutanpajak, bukti pemotongan pajak,
dan/atau bukti setoran pajak dan paling banyak 6 (enam) kalijumlah pajak
dalam faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak,
dan/atau bukti setoran pajak.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 340
2. Sanksi Tidak Menerbitkan Faktur Pajak Elektronik
Penggunaan faktur pajak elektronik telah menjadi program nasional sejak 2016 silam
dan sejak saat itu seluruh pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP wajib
membuat dan melaporkan faktur pajak elektronik.
a. Jika PKP tidak menerbitkan faktur pajak berbentuk elektronik atau menerbitkan
faktur pajak elektronik namun tidak mengikuti kaidah-kaidah yang disyaratkan
oleh DJP, maka PKP tersebut dianggap tidak menerbitkan faktur pajak sehingga
sanksi tidak menerbitkan faktur pajak pun diberlakukan kepada PKP tersebut.
b. Sanksi tidak menerbitkan faktur pajak elektronik yang tertuang dalam PENG-
6/PJ.02/2015 adalah, pengenaan sanksi administrasi berupa denda 2% dari DPP
sesuai dengan UU PPN dan PPnBM.
c. Sanksi administrasi berupa denda 2% ini juga dikenakan atas PKP yang
menerbitkan faktur pajak, namun tidak melaporkan tepat waktu. Sementara
sanksi pidana hanya diberikan kepada PKP yang menerbitkan faktur pajak atas
transaksi yang tidak sebenarnya alias membuat faktur pajak fiktif.

D. Konfigurasi Konfirmasi PK/PM pada administrasi DJP


A. Alat Pendeteksi Kebenaran Transaksi

Harus dipahami kembali bahwa terdapat isu

1. Administrasi Pajak di negara manapun memiliki keterbatasan sumber daya


dalam mengawasi wajib pajaknya;
2. Volume dokumen transaksi dan/atau wajib pajak yang harus diadministrasikan
semakin lama semakin banyak;
3. Ease of administration, cost of compliance, pengguna faktur fiktif juga isu
mengemuka maka kemampuan mengembangkan Sistem IT adalah sebuah
keniscayaan yang sekaligus merupakan salah satu cara menghadapi isu tersebut
(Rachmad Utomo (2017))

B. Menengok Sebentar ke Dunia


1. Faktur Pajak Elektronik

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 341
a. “An e‐tax system provides information, education, and support to taxpayers
and facilitates compliance and administration”. USAID, Information
Technology for Tax Administration (2013:8).
b. “The simplest taxation policy goal is to collect revenue efficiently – that is, to
collect the maximum amount of revenue with minimum cost to the state.
Opponents of digitalisation usually paint this as the only goal of tax
systems”.Aplin, Paul. Digitalisation of tax: international perspectives
(2016:5).
c. “Many types of tools are also being used to send data automatically to the
tax authority, connecting cash registers online to their data server systems.
This can occur either in real time or in bulk scheduled transfers, such as at
the end of the day or each month. The tax authority then has the opportunity
to access the data remotely for compliance and audit purposes”. OECD,
Technology Tools to Tackle Tax Evasion and Tax Fraud (2017:11

C. Negara Yang Telah Mengimplementasi e-Tax Invoice (versi OECD)

NO NEGARA Keterangan

1 Argentina Pilihan, penetapan sektor mulai tahun 2007 dan mendesain wajib
seluruhnya sejak tahun 2016

2 Yunani Memulai tahun 2014 (terhenti karena negara bangkrut)

3 Italia Bertahap sejak 2014, mendesain wajib seluruhnya sejak tahun


2017

4 Kenya Khusus kepada wajib pajak menengah dan besar

5 Mexico Melakukan sejak 2011, tahun 2014 berhasil mendorong usaha


kecil/menengah masuk ke e-tax invoice system

6 Cina Melakukan sejak 2011, tahun 2015 berhasil mendorong usaha


kecil/menengah masuk ke e-tax invoice system

7 Singapura Telah lama melakukan, berbasis microsoft system.

8 Slovakia Telah melakukan sejak 2014

Rata-rata pendapatan negara meningkat 15% sejak diterapkannya e-Tax Invoice

D. Latar Belakang
1. Penyalahgunaan PKP/Faktur Pajak

a. Non PKP Menerbitkan FP

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 342
b. FP Tidak/Terlambat Terbit

c. Faktur Pajak Fiktif

d. Faktur Pajak Ganda

Yang menyebabkan Kepatuhan PKP menurun dan Penerimaan PPN kurang optimal

2. Beban Administrasi Faktur Pajak


a. PKP aktif 500 ribu
b. Faktur Pajak per tahun 200 juta
c. SPT per tahun 2 juta
d. Pelaporan sebagian manual

2014
2013
2012
e-Faktur Pajak
2011 • Memperluas basis eSPT
• Kebijakan Pengukuhan
• Validasi Faktur Pajak
PKP
• Evaluasi eSPT • eTax Invoice: Pilot Project
• Peningkatan
• Peraturan eSPT Penggunaan eSPT • Segmentasi PKP
• Registrasi Ulang PKP
• Tim Kajian Komprehensif

E. Target Implementasi
• 1 Juli 2014 : Pengusaha Kena Pajak Tertentu
• 1 Juli 2015 : Pengusaha Kena Pajak Di Pulau Jawa-Bali
• 1 Juli 2016 : Pengusaha Kena Pajak Seluruhnya

Dari penggunaan e-faktur ini diharapkan penerimaan pajak dapat meningkat karena
faktur elektronik memperkecil kemungkinan adanya faktur-faktur fiktif. Dengan
penerapan faktur elektronik, restitusi diharapkan dapat dikurangi, sehingga dapat
memperbaiki sumbangan dari PPN.

F. Cuplikan NK APBN 2018

Sudahkah memberikan dampak signifikan penggunaan e-faktur?

Penerimaan PPN DN, meningkat 12% namun masih di bawah rata-rata data OECD.
Itupun harus dibedah lebih jauh mana yang telah e-faktur mana yang belum

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 343
G. Manfaat Bagi PKP
1. Proteksi
a. Menghindari penyalahgunnaan
b. Approval DJP
c. Validasi FP dapat diketahui oleh pihak pembeli
2. Kenyamanan
a. Tandatangan elektronik
b. Tidak perlu printout
c. Satu kesatuan dengan pelaporan SPT
H. Manfaat Bagi DJP
1. Pengawasan lebih efisien
a. Validasi PK-PM
b. Data Lengkap
2. Pelayanan lebih efektif
a. Pemeriksaan
b. Pelaporan
c. Nomor Seri
I. Perjalanan Dasar Hukum Pembuatan e-Faktur
1. UU PPN
a. Pasal 13 (8 ) UU PPN (Tata Cara Pembuatan FP diatur dengan atau
berdasarkan PMK)
2. PMK
a. Pasal 19 PMK 151/PMK.03/2013 (Tata Cara Pembuatan FP elektronik lebih
lanjut diatur dengan Perdirjen)
3. PERDIRJEN
a. PER-16/PJ/2014
• Membuat FP elektronik dengan Aplikasi/Sistem DJP

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 344
• Saat Pembuatan FP elektronik
• Pelaporan FP & approval DJP
b. PER-17/PJ/2014
• Pemberian Nomor Seri FP dapat melalui:
➢ Petugas Khusus di KPP
➢ website DJP/eNOFA online
• Wadah layanan perpajakan elektronik (Akun WP & Sertifikat elektronik)
4. KEPDIRJEN
a. KEP-136/PJ/2014
• Tahapan implementasi e-Faktur:
1 Juli 2014→ PKP ttn
1 Juli 2015→PKP Jawa-Bali
1 Juli 2016→seluruh PKP
5. SE DIRJEN
a. SE-21/PJ/2014
• Tata cara permintaan data FP ke DJP dalam hal data PKP hilang
• Tata cara keadaan tertentu dalam hal PKP tdk dpt membuat e-Faktur
b. SE-20/PJ/2014
• Tata cara pemberian Sertifikat elektronik
• Tata cara aktivasi Akun WP
J. Dikecualikan dari Kewajiban Membuat FP Elektronik
1. PKP pedagang eceran
2. PKP Toko Retail kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri
3. Penerbit dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan FP
K. Dasar Hukum
1. UU PPN Pasal 13
2. PP 1 Tahun 2012 Pasal 19
3. PMK 151/PMK.03/2013 SMP 1 Januari 2014 Tentang Tata Cara Pembuatan dan
Tata Cara Pembetulan aatau Penggantian Faktur Pajak
4. PMK 151/PMK.03/2013 Pasal 4 ayat 2
Faktur Pajak berbentuk elektronik adalah Faktur Pajak yang dibuat secara
elektronik sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak
5. PER-16/PJ/2014 sttd PER-31/PJ/2017 ttg Tata Cara Pembuatan Dan Pelaporan
Faktur Pajak Berbentuk Elektronik
PKP yang wajib membuat e-faktur adalah PKP yang melakukan penyerahan
BKP dan/atau JKP (pasal 2 ayat 1 hrf. a dan b)
6. PER-16/PJ/2014 sttd PER-31/PJ/2017 ttg Tata Cara Pembuatan Dan Pelaporan
Faktur Pajak Berbentuk Elektronik
Dikecualikan dari kewajiban membuat e-faktur :
a. dilakukan oleh pedagang eceran (Pasal 20 PP No. 1 Tahun 2012)
b. dilakukan oleh PKP Toko Retail kepada orang pribadi pemegang paspor luar
negeri (Pasal 16E UU PPN)
c. yang bukti pungutan PPN berupa dokumen tertentu yang dipersamakan
kedudukannya dengan FP (Pasal 13 ayat 6 UU PPN)
7. PER-16/PJ/2014 sttd PER-31/PJ/2017 ttg Tata Cara Pembuatan Dan Pelaporan
Faktur Pajak Berbentuk Elektronik

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 345
8. Dalam pembuatan e-faktur keterangan minimal adalah sesuai dengan pasal 13 ayat
5 UU PPN, bila tidak diisi maka e-faktur tidak dapat diterbitkan melalui aplikasi
Namun ditunda pelaksanaannya dengan S - 622/PJ.02/2017 tanggal 27 Desember
2017.
Dalam perkembangannya DJP menambahkan klausul:
pembeli BKP atau penerima JKP Orang Pribadi yang tidak memiliki
NPWP, maka baris identitas wajib diisi dengan ketentuan sebagai berikut:
a. nama dan alamat sesuai Kartu Tanda Penduduk atau Paspor; dan
b. dengan NPWP 00.000.000.0-000-000 dan wajib mencantumkan Nomor Induk
Kependudukan (NIK) atau nomor Paspor untuk Warga Negara Asing (WNA).

L. Gambaran Umum Pembuatan e-Faktur

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 346
M. E-FAKTUR Client Application

N. Tujuh Perbedaan Dasar FP Kertas dengan Elektronik

No Keterangan Faktur Pajak Kertas Faktur Pajak elektronik

1 Format/lay out Bebas tidak ditentukan Ditentukan oleh aplikasi/sistem yang


dan dapat mengikuti ditentukan dan atau disediakan oleh
contoh di lampiran per-24 DJP

(terlampir)

2 Tanda tangan Tanda tangan basah Tanda tangan elektronik berbentuk


pegawai/pejabat diatas FP kertas QR code (terlampir)
yg ditunjuk oleh
PKP

3 Bentuk dan Diwajibkan berbentuk Tidak diwajibkan untuk dicetak dalam


jumlah lembar kertas dan jumlah lembar bentuk kertas
diatur

4 PKP yang Seluruh PKP PKP yang ditetapkan oleh Dirjen


membuat Pajak

5 Jenis Transaksi seluruh Penyerahan BKP/JKP saja

6 Prosedur - e-faktur dilaporkan ke DJP dengan


Lapor/upload cara upload dan mendapat
dan persetujuan persetujuan DJP

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 347
DJP

7 Pelaporan SPT Menggunakan aplikasi Menggunakan aplikasi yang sama


PPN tersendiri dengan aplikasi pembuatan e-Faktur

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 348
Pertemuan 6
CP Mata Kuliah :
Mengelompokkan Peristiwa Hukum Objek PPN yang menyebabkan KB dan LB, modul
penerbit dan pengguna FP TBTS
I. Konsepsi dasar Pengkreditan PM (sekilas UU PPN)
• Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan
A. Dasar Hukum
1. UU PPN
2. PER 25 TAHUN 2009
B. Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan
a. Pasal 9 UU PPN
Ayat (2) PM dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan PK dalam Masa
Pajak yang sama.
Penjelasan :
Pembelian BKP, Penerimaan JKP, Impor BKP, Pemanfaatan BKPTB LDP,
Pemanfaatan JKP LDP oleh PKP maka PM yang wajib dibayar tersebut dapat
dikreditkan dengan PK yang dipungutnya dalam Masa Pajak yang sama.
b. Ayat (9) PM yang dapat dikreditkan, tetapi belum dikreditkan dengan PK
pada Masa Pajak yang sama, dapat dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya
paling lama 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang
bersangkutan sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan belum
dilakukan pemeriksaan.
c. Penjelasan :
d. Jadi Pengkreditan Pajak Masukan dalam Masa Pajak yang Tidak Sama
dapat dilakukan dengan syarat:
1. Pajak Masukan tersebut merupakan Pajak Masukan yang dapat
dikreditkan;
2. dikreditkan paling lambat tiga bulan setelah berakhirnya Masa Pajak saat
terutangnya PPN;
3. belum dibebankan sebagai biaya; dan
4. terhadap Masa Pajak saat terutangnya PPN belum dilakukan
pemeriksaan.
e. Ayat (2a) Bagi PKP yang belum berproduksi sehingga belum melakukan
penyerahan yang terutang pajak, PM atas perolehan dan/atau impor barang
modal dapat dikreditkan.
Penjelasan :
Pengertian Barang Modal Dalam PMK 31/PMK.03/2014 adalah harta
berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun yang menurut
tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, termasuk pengeluaran berkaitan
dengan perolehan barang modal yang dikapitalisasi ke dalam harga
perolehan barang modal tersebut.
PM atas perolehan/impor yg dapat dikreditkan adalah BKP Barang
Modal. Sedangkan perolehan/impor BKP selain barang modal/JKP tidak
dapat dikreditkan.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 349
• Pajak Masukan Yang Tidak Dapat Dikreditkan Atau Yang Mendapat Fasilitas
A. Dasar Hukum
1. UU PPN
2. PMK 163/PMK.03/2012
3. PMK 75/PMK.03/2010 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PMK
121/PMK.03/2015

B. PM yang tidak Dapat Dikreditkan diantaranya :


a. Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (8) Undang-Undang PPN
• perolehan BKP/JKP sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai PKP
• perolehan BKP/JKP yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan
usaha
• perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa sedan dan station
wagon, kecuali merupakan barang dagangan atau disewakan
• pemanfaatan BKPTB/JKP dari luar Daerah Pabean sebelum pengusaha
dikukuhkan sebagai PKP
• dihapus;
• perolehan BKP/JKP yang FP tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat (5) atau ayat (9)
• pemanfaatan BKPTB/JKP dari luar Daerah Pabean yang FP tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (6)
• perolehan BKP/JKP yang PM nya ditagih dengan penerbitan ketetapan pajak
/SKP
• perolehan BKP/JKP yang PMnyatidak dilaporkan dalam SPTM PPN, yang
ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan
• perolehan BKP/JKP sebelum PKP berproduksi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2a).
b. Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan BKP/JKP, impor BKP, dan/atau
pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP dari luar Daerah Pabean yang atas
penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN (Pasal 16B Ayat (3) UU PPN).
c. Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan BKP dan/atau JKP atas kegiatan
membangun sendiri yang tidak dilakukan dalam lingkungan perusahaan atau
pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16C Undang-Undang PPN dan
Pasal 10 PMK 163/PMK.03/2012
d. Pajak Masukan yang dibayar oleh PKP yang melakukan penyerahan jasa
pengiriman paket, jasa biro perjalanan wisata dan/atau jasa agen perjalanan
wisata, dan jasa pengurusan transportasi (freight forwarding) yang di dalam
tagihan jasa pengurusan transportasi tersebut terdapat biaya transportasi (freight
charges), karena dalam Nilai Lain sudah diperhitungkan Pajak Masukan atas
perolehan BKP dan/atau JKP dalam rangka usaha tersebut. (PMK
75/PMK.03/2010 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PMK

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 350
121/PMK.03/2015)

II. Modus penerbitan FP tidak berdasarkan transaksi sebenarnya


A. Definisi TBTS
1. faktur pajak yang dibuat tidak berdasarkan transaksi sebenarnya atau;
2. faktur pajak yang dibuat oleh pengusaha yang belum dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP);
3. untuk mengambil keuntungan atas sistem, dimana ketika PKP memiliki faktur pajak
ia dapat mengurangi kurang bayar yang harus disetor ke kas negara dan meminta
restitusi kepada negara.
B. Kerugian Negara Dapat Ditimbulkan:
1. dengan mengkreditkan faktur pajak yang tidak sah atau fiktif, oknum pelaku dapat
mengurangi besarnya pajak yang harus disetorkan ke kas negara. Misalnya, ketika
PKP seharusnya menyetorkan pajak kurang bayar Rp 500 juta. Ketika ditambahkan
faktur pajak fiktif senilai Rp 400 juta, maka PKP tersebut hanya menyetorkan
sebesar Rp 100 juta saja.
2. negara dirugikan ketika oknum pembuat faktur pajak fiktif hingga melakukan restitusi
dari negara. Misalnya, seorang eksportir yang memiliki faktur pajak yang seharusnya
hanya bisa meminta restitusi Rp 100 juta. Namun ketika si eksportir tersebut
mengreditkan faktur pajak fiktif senilai Rp 300 juta, maka ia bisa mencairkan restitusi
pajak Rp 400 juta.
C. Indikator Penerbit FP TBTS
1. WP belum dikukuhkan sebagai PKP, namun menerbitkan faktur pajak.
2. WP melakukan transaksi dengan WP terindikasi atau WP penerbit faktur pajak fiktif.
3. WP yang faktur pajak keluarannya belum atau tidak dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan (SPT) masa PPN namun sudah dikreditkan oleh lawan transaksi.
4. Terdapat Informasi, Data, Laporan, dan Pengaduan (IDLP) yang mengindikasikan
WP telah atau sedang atau akan menerbitkan faktur pajak tidak sah.
5. WP yang akta dan waktu pendiriannya sebagai berikut:

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 351
a. Akta pendirian disahkan oleh dan dibuat di hadapan notaris yang sama dengan
yang digunakan oleh WP terindikasi atau WP penerbit faktur pajak fiktif atau
notaris yang sama dengan yang digunakan oleh satu atau beberapa WP lain.
b. Pendiriannya pada waktu yang bersamaan atau berdekatan dengan satu atau
beberapa WP
c. Memiliki alamat kedudukan atau kegiatan usaha yang sama dengan satu atau
beberapa WP
d. Memiliki pengurus yang sama dengan pengurus WP terindikasi atau WP penerbit
faktur pajak fiktif atau pengurus yang sama dengan satu atau beberapa WP lain.
6. WP yang memiliki kegiatan usaha yang tidak wajar, dengan karakteristik sebagai
berikut, WP:
a. non-efektif tiba-tiba kegiatan usahanya aktif dan melakukan penyerahan yang
terutang PPN dalam jumlah besar;
b. melakukan penyerahan terutang PPN yang tidak sebanding dengan jumlah
modal atau jumlah harta perusahaan;
c. melakukan penyerahan terutang PPN yang tidak sebanding dengan jumlah
karyawan yang bekerja pada perusahaan;
d. melakukan penyerahan terutang PPN yang sangat beragam sehingga tidak
diketahui dengan pasti kegiatan usaha utama WP tersebut;
e. sebagian besar pembeliannya adalah impor namun kegiatan penyerahannya
tidak sesuai atau tidak berhubungan dengan barang yang diimpor;
f. melakukan penyerahan BKP namun tidak sesuai atau tidak berhubungan dengan
barang yang dibeli;
g. yang memiliki rasio laba usaha bersih sangat kecil.
7. WP yang memiliki administrasi pelaporan pajak dengan karakteristik antara lain, WP:
a. menyampaikan SPT masa PPN dengan status LB dan dikompensasikan ke
masa pajak berikutnya secara terus-menerus, namun bukan WP yang baru
berdiri, tidak sedang berinvestasi pada barang modal dan tidak terdapat
peningkatan persediaan yang signifikan.
b. tidak melakukan atau melakukan dengan jumlah persentase yang kecil, atas
penyerahan yang terutang PPN tidak dipungut, penyerahan ekspor dan/atau
penyerahan kepada pemungut PPN.
c. memiliki penyerahan terutang PPN dalam jumlah besar namun secara konsisten
PPN kurang bayar yang dibayar atau disetor kecil.
d. melakukan pembetulan SPT masa PPN yang mengakibatkan jumlah pajak
keluaran menjadi lebih besar namun diimbangi juga dengan penambahan pajak
masukan yang besar sehingga tidak mengubah PPN kurang bayar yang telah
dilaporkan atau menambah PPN kurang bayar tetapi nilainya kecil.
e. rutin menyampaikan SPT masa PPN namun tidak atau kurang patuh dalam
menyampaikan SPT masa PPh dan/atau SPT Tahunan PPh.
D. It Takes Two to Tango

Faktur pajak fiktif ini pada umumnya diperoleh dari pihak lain yang sengaja menjualnya.
Dengan demikian, terdapat dua pihak pelaku utama kejahatan ini yaitu pihak penerbit faktur
pajak fiktif yang menjual kepada pihak lain, dan pihak pengguna yang membeli dari penerbit
dan kemudian mengkreditkannya dalam SPT masa PPN.

Pada umumnya modus pembobolan uang negara dengan cara ini dilakukan melibatkan
beberapa pihak.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 352
Contoh 1

Penerbit/pemasok faktur pajak fiktif menerbitkan faktur pajak tanpa didasari dengan
transaksi yang sebenarnya, sesuai pesanan WP pembeli yang nantinya akan mengkreditkan
dalam SPT masa PPN.

Pembeli faktur pajak fiktif tersebut dapat memperoleh faktur pajak masukan dengan nilai
penuh dengan hanya membeli faktur pajak fiktif sebesar 14%-30% dari nilai PPN yang
tertera dalam faktur pajak tersebut.

Beberapa tujuan dari pemesanan faktur pajak fiktif tersebut adalah mengaburkan atau
menyamarkan asal usul barang dan untuk memperoleh pajak masukan tanpa melakukan
pembelian barang.

Berikutnya si pembeli faktur pajak fiktif memanipulasi laporan keuangan WP dan SPT WP
pembeli dengan cara memanipulasi nilai pembelian atau kuantitas barang, yang juga
membuat ia terlihat melakukan pembelian barang. Pada akhirnya, pembeli faktur pajak fiktif
akan mengkreditkan dalam SPT masa PPN sehingga dapat mengurangi kurang bayar PPN
dan dapat meminta restitusi PPN.

Contoh 2

PKP bertindak sebagai pemasok faktur pajak fiktif. PKP memperoleh faktur pajak masukan
yang juga fiktif dari group perusahaan yang terdaftar di beberapa Kantor Pelayanan Pajak
(KPP).

Dengan adanya pajak masukan ini, maka SPT masa PPN PKP tersebut akan menunjukkan
kurang bayar.

Setelah dilakukan pengamatan ternyata beberapa perusahaan dari group tersebut tidak
melaporkan SPT masa PPN, PKP tersebut kemudian membuat faktur pajak keluaran untuk
PKP diluar group dan untuk PKP di dalam group perusahaan.

Selanjutnya PKP di dalam group membuat faktur pajak keluaran untuk PKP di luar group.
Pembeli faktur pajak fiktif dari PKP kemudian mengkreditkannya sebagai pajak masukan.

Pengkreditan faktur pajak masukan PKP tersebut hanya berupa angka dan pada
penyerahan faktur pajak keluaran tidak dibarengi adanya arus transaksi barang dan uang.

KMP PKN STAN TIM SIMULTAX 2020 - Bidang Pendidikan dan Prestasi 353

Anda mungkin juga menyukai