Anda di halaman 1dari 15

PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman


RSU
SAWIT INDAH
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
Direktur RSU Sawit Indah
S PO
(Standar Prosedur
Operasional)
drg. Muhammad Rinaldy

Pengertian Ketentuan-ketentuan pemakaian alat-alat pelindung diri saat bekerja.

Melindungi bahaya penularan penyakitketika sedang melakukan


Tujuan
pemeriksaan
KeputusanDirekturTentangPelayananLaboratorium, No:
Kebijakan
1. Staf yang bekerja di Laboratorium harus segera menggunakan jas
laboratorium.
2. Menggunakan sarung tangan.
3. Menggunakan masker.
Prosedur
4. Menggunakan Sepatu.
5. Menggunakan Apron plastik pada saat membuang limbah cair.

 InstalasiLaboratorium
Unit terkait
 BagianKepegawaian
NILAI KRITIS HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DI UNIT LABORATORIUM KLINIK
( Laboratory Safety Program )

RSU
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman
Sawit Indah

TanggalTerbit: Ditetapkan Oleh


S PO Direktur RSU Sawit Indah
(Standar Prosedur
Operasional) drg. Muhammad Rinaldy

Nilai kritis (panic value) adalah suatu nilai abnormal dari hasil pemeriksaan lab baik
nilai abnormal tinggi atau rendah, bila didapatkan pada seorang penderita dapat
Pengertian menimbulkan kondisi yang berbahaya dan mengancam jiwa.

Agar informasi mengenai nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium dapat


disampaikan secepatnya kepada dokter penanggung jawab pasien.
Tujuan
Berdasarkan hasil tersebut maka penatalaksanaan pasien dapat dilakukan
lebih cepat dan lebih baik
Unit Laboratorium Klinik RSU Sawit Indah , memiliki Managemen krisis,
Kebijakan sesuai program keselamatan pasien (patient safety)RSUSI, yang antara lain
membuat pedoman daftar nilai kritis hasil pemeriksaan Laboratorium.
1. Pelaksana pemeriksaan laboratorium segera mencermati bila terdapat
nilai hasil laboratorium yang mencapai nilai kritis. Yaitu dengan :
- Memastikan tidak ada sampel error
- Memastikan prosedur pemeriksaan sudah benar (sudah diencerkan
bila hasil sangat tinggi, atau dilakukan pemeriksaan duplo)
2. Personel Laboratorium segera melaporkan Hasil Laboratorium dengan
Prosedur nilai kritis pada kesempatan pertama kepada dokter penanggung jawab
yang menangani pasien, mendahului dari hasil pemeriksaan keseluruhan
selesai.
Nilai kritis tersebut tercatatdanterdokumentasidalam system
informasilaboratorium

Uraian NILAI KRITIS


NO JENIS PARAMETER
RENDAH TINGGI
Hematologidan
 
Hemostasis
1. Haemoglobin < 7.0 g/dL > 20.0 g/dL
2. Hemoglobin Neonatus < 9,5 g/dL > 22 g/dL
3. JumlahLekosit < 2 x103/ μL >30 x103/ μL
4. JumlahNetrofil < 0,5 x103/ μL
5. Hematokrit < 20 % > 60 %
6. Trombosit < 40 x103/mm > 1.000 x103/mm
NILAI KRITIS HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DI UNIT LABORATORIUM KLINIK
( Laboratory Safety Program )

RSU
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman
Sawit Indah

7. Bleeding Time > 15 menit


Kimia Klinik
8. Bilirubin Dewasa > 15 mg/dL
9. Bilirubin Neonatus > 13 mg/dL
10. Ureum 4 mg/dL >160mg/dL
11. Kreatinin 0.4 mg/dL >2.8 mg/dL
12. Glukosa < 70 mg/dL > 300 mg/dL
13. GlukosaNeonatus < 30 mg/dL > 325 mg/dL
14. Natrium < 120 mEq/ L > 160 mEq/L
15. Kalium < 2,8 mEq/L > 6,5 mEq/L
16. Klorida < 70 mEq/L > 120 mEq/L
17. Malaria Ditemukan

1. Fischbach F, A Manual Of Laboratory Diagnostic Test 7 th ed.


Lippincott Williams K Wilkins, Philadelphia, 2004.
Referensi 2. Forum LaboratoriumKesehatan Indonesia,
PedomanPengelolaanLaboratoriumKesehatan yang baik di Indonesia, Jakarta,
2009.
Departemen/ Instansi / Unit Terkait dengan pelayanan Laboratorium Unit
Unit terkait Laboratorium klinik RSU Sawit Indah.
PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman


RSU
Sawit Indah
TanggalTerbit: Ditetapkan Oleh
Direktur RSU Sawit Indah
S PO
(StandarProsedur
Operasional)
drg. Muhammad Rinaldy

Pengertian Ketentuan-ketentuan pemakaian alat-alat pelindung diri saat bekerja.

Melindungi bahaya penularan penyakitketika sedang melakukan


Tujuan
pemeriksaan
KeputusanDirekturTentangPelayananLaboratorium, No:
Kebijakan
6. Staf yang bekerja di Laboratorium harus segera menggunakan jas
laboratorium.
7. Menggunakan sarung tangan.
8. Menggunakan masker.
Prosedur
9. Menggunakan Sepatu.
10. Menggunakan Apron plastik pada saat membuang limbah cair.

 Instalasi Laboratorium
Unit terkait
 Bagian Kepegawaian
KEWASPADAAN BAHAYA KIMIA DI LINGKUNGAN KERJA

RSU No. Dokumen: No. Revisi: No. Revisi:


Sawit Indah
Ditetapkan Oleh,
Direktur RSU Sawit Indah

SPO
Tanggal Terbit :
(Standar Prosedur
Operasional) drg. Muhammad Rinaldy

Pengertian Yang dimaksud adalah kewaspadaan terhadap bahan beracun dan berbahaya.

Tujuan Agar terhindar dari kecelakan / cedera yang diakibatkan bahan-bahan kimia.

Kewaspadaanterhadapbahaya yang diakibatkanolehbaha-bahankimia yang


Kebijakan
mungkinterjadiharusdiketahuiolehseluruhpetugaslaboratorium

1. Penempatan dan penyimpanan menurut ketentuan, misalnya : H 2SO4,KOH, NaOH,


harus disimpan dalam botol coklat gelap, ditempat sejuk, tidak berwarna, berbau
menyengat, sangat korosif.
2. Kontak dengan kulit menyebabkan rasa gatal-kulit terbakar
3. Dilarang memipet dengan mulut
Prosedur
4. Jaga agar tidak tumpah / menetes
5. Pengenceran dilakukan dengan menuangkan bahan tersebut sedikit demi sedikit ke air,
bukan sebaliknya. Cara pengenceran yang salah menimbulkan panas mendadak,
percikan s.d ledakan penampung pecah, menyiram / melukai tubuh
6. Secara berkala diadakan penyegaran tentang cara bekerja dengan bahan kimia.
Unit Terkait Petugas Laboratorium RSU Sawit Indah

PEMERIKSAAN KESEHATAN KHUSUS BAGI


KARYAWAN / PERSONEL
RSU No. Dokumen: No. Revisi: Halaman
Sawit Indah

DitetapkanOleh,
Direktur RSU Sawit Indah
SPO
TanggalTerbit :
(Standar Prosedur
Operasional)
drg. Muhammad Rinaldy

Pemeriksaan kesehatan khusus bagi karyawan/personel adalah pemeriksaan kesehatan yang


Pengertian dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap karyawan/personel tertentu karena ada indikasi
khusus/bekerja ditempat berisiko.
Untuk mengetahuai/menilai adanya pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap
Tujuan karyawan/personel atau golongan karyawan/personel tertentu yang berisiko.

1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.


2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kebijakan kesehatan
3. Keputusan menteri kesehatan RI Nomor 1087/Menkes/SK/VIII/2010
tentang standar kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit
1. Pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan terhadap:
a. Karyawan/personel yang telah mengalami kecelakaan atau
penyakit yang memerlukan perawatan yang lebih dari 2 (dua)
minggu.
b. Karyawan/personel yang diduga mendapat gangguan kesehatan
Prosedur maupun bekerja dilingkup pekerjaan yang berisik.
2. Pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan di unit UGD RSU Sawit
Indah atas permintaan bagian unit yang membutuhkan sesuai dengan
rekomendasi hasil pemeriksaan berkala/rutin.
3. Pemeriksaan penunjang unit UGD khusus meliputi photo
thorax,HbsAg,faeces dan LFT (Liver Fungsi Test).
1. Direktur
2. Dokter spesialis
Unit Terkait
3. Tim Mutu Rumah Sakit
4. Karyawan
PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA

RSU
Sawit Indah No. Dokumen: No. Revisi: Halaman

Ditetapkan Oleh,
Direktur RSU Sawit Indah
SPO
TanggalTerbit :
(Standar Prosedur
Operasional)
drg. Muhammad Rinaldy

 Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit baik
medis maupun non-medis dalam bentuk padat, cair maupun gas kategori infeksius
maupun non-infeksius.
 Limbah medis adalah segala bentuk limbah yang terkait dengan dengan tindakan medis.
- Medis padat berupa limbah padat infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam,
limbah farmasi, kimiawi, radioaktif, dll.
- Medis cair berupa air buangan seperti bahan kimia beracun, radioaktif berbahaya,
tinja, darah, air seni dll yang berpotensi mengandung mikroorganisme bahan beracun
yang dapat membahayakan kesehatan.
Pengertian
 Limbah non-medis merupakan segala bentuk limbah yang merupakan hasil pembuangan
dari kegiatan diluar tindakan medis, seperti kegiatan perkantoran, taman, dll.
 Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi darah, cairan tubuh pasien yang
mengandung organisme patogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme
tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia
rentan.
 Limbah benda tajam dan jarum suntik, jarumjahitbedah, pisau, skalpel, gunting,
benangkawat, pecahankacadanbenda lain yang dapatmenusukataumelukai
 Limbah darah dan komponen

 Melindungi petugas pembuangan limbah dari perlukaan


 Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas kesehatan
Tujuan
 Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitarnya
 Membuang bahan-bahan berbahaya (bahan toksik dan radioaktif) dengan aman.
Kebijakan  Pengelolaan limbah cair/limbah B3/limbah padat medis/non medis dikelola
oleh Instalasi Sanitasi Lingkungan RS (ISLRS) dan Sub Bagian Rumah
Tangga bekerjasama dengan pihak ketiga, berkoordinasi dengan
KomitePPI RS, sehingga aman bagi ingkungan.
 Pengelolaan limbah harus memperhatikan prinsip sebagai berikut :
 Pemberian label dan pemisahan wadah untuk jenis-jenis limbah resiko
tinggi atau infeksius.
 Persyaratan wadah berupa harus tertutup, tahan bocor, tidak
berkarat, ,mudah dikosongkan atau diangkat, mudah dibersihkan, tidak
terisi terlalu penuh (cukup ¾), diletakkan di tempat yang terlindungi.
 Penyimpanan limbah tidak boleh melebihi 24 jam
 Limbah benda tajam dikumpulkan dalam satu wadah anti bocor dan
tahan tusukan (safety box).
 Pengangkutan limbah harus menggunakan troli yang
PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA

RSU
Sawit Indah No. Dokumen: No. Revisi: Halaman

tertutup.Pengangkutan dilakukan 2 kali.Apabila harus menggunakan


jalur tersendiri
 Pemusnahan limbah medis padat harus dilakukan di tempat pengelolaan
sampah medis dalam hal ini Rumah Sakit bekerjasama dengan pihak
ketiga
 Petugas yang menangani limbah harus mengunakan APD seperti sarung
tangan khusus,masker,sepatu boot,apron,pelindung mata,dan bila perlu
helm
Prosedur 1. Identifiasi Limbah:Padat, Cair, Tajam, Infeksius, atau Non infeksius
2. Pemisahan warna kantong sampah
- Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah
- Pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah
- Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya
- Limbah cair segera dibuang ke wastafel di spoelhoek
3. Labeling
4. Penampungan:
a. Limbah padat infeksius: plastik kantong kuning atau kantong warna lain tapi diikat
tali warna kuning
b. Limbah padat non infeksius: plastik kantong warna hitam
c. Limbah benda tajam: wadah tahan tusuk dan air (safety box)
d. Kantong pembuangan diberi label biohazard atau sesuai jenis limbah.
5. Packing
a. Tempatkan dalam wadah limbah tertutup
b. Tutup mudah dibuka, sebaiknya bisa dengan menggunakan kaki
c. Kontainer dalam keadaan bersih
d. Kontainer terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak berkarat
e. Tempatkan setiap kontainer limbah pada jarak 10 – 20 meter
f. Ikat limbah jika sudah terisi 3/4 penuh
g. Kontainer limbah harus dicuci setiap hari
6. Penyimpanan
a. Simpan limbah di tempat penampungan sementara khusus
b. Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan kuat
c. Beri label pada kantong plastik limbah - Setiap hari limbah diangkat dari tempat
penampungan sementara
d. Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus
e. Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup
f. Tidak boleh ada yang tercecer
g. Sebaiknya lift pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien
h. Gunakan alat pelindung diri ketika menangani limbah
i. Tempat penampungan sementara harus di area terbuka, terjangkau (oleh kendaraan),
aman dan selalu dijaga kebersihannya dan kondisi kering.
7. Pengangkutan
a. Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus
b. Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup
c. Tidak boleh ada yang tercecer
d. Sebaiknya lift pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien
e. Gunakan alat pelindung diri ketika menangani limbah.
PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA

RSU
Sawit Indah No. Dokumen: No. Revisi: Halaman

8. Penanganan/pemusnahan
a. Limbah infeksius di masukkan dalam incenerator
b. Limbah non infeksius dibawa ke tempat pembuangan limbah umum
c. Limbah benda tajam dimasukkan dalam incenerator
d. Limbah cair dalam wastafel di ruang spoelhok
e. Limbah feces, urine kedalam WC.
9. Penanganan Limbah Benda Tajam
 Jangan menekuk atau mematahkan benda tajam
 Jangan meletakkan limbah benda tajam sembarang tempat
 Segera buang limbah benda tajam ke kontainer yang tersedia tahan tusuk dantahan
air dan tidak bisa dibuka lagi
 Selalu buang sendiri oleh si pemakai
 Tidak menyarungkan kembali jarum suntik habis pakai
 Kontainer benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan.

10. Penanganan Limbah Terkontaminasi


 Untuk limbah terkontaminasi, pakailah wadah plastik atau disepuh logam dengan
tutup yang rapat.
 Gunakan wadah tahan tusukan untuk pembuangan semua benda-benda tajam
 Cuci semua wadah limbah dengan larutan pembersih disinfektan (larutan klorin
0,5% + sabun) dan bilas teratur dengan air.
 Jika mungkin, gunakan wadah terpisah untuk limbah yang akan dibakar dan yang
tidak akan dibakar sebelum dibuang.
 Gunakan Alat Perlindungan Diri (APD) ketika menangani limbah (misalnya sarung
tangan utilitas dan sepatu pelindung tertutup).
 Cuci tangan atau gunakan penggosok tangan antiseptik berbahan dasar alkohol tanpa
air setelah melepaskan sarung tangan apabila menanganilimbah.

11. Teknik pemusnahan limbah


 Enkapsulasi: Benda tajam dikumpulkan dalam wadah tahan tusukan dan antibocor,
diisi dengan bahan-bahan seperti pasir, semen, dll, kemudian dikubur di lobang
sedalam 2,5 m, setiap tinggi limbah 75 cm ditutupi kapur tembok, kemudian diisi
lagi dengan limbah sampai 75 cm ditutupi kapur tembok, kemudian diisi lagi dengan
limbah sampai 75 cm, kemudian dikubur
 Insenerasi: proses dengan suhu tinggi untuk mengurangi isi dan berat limbah.
 Pembakaran terbuka Pada fasilitas kesehatan dengan sumberdaya terbatas dan
insinerator bersuhu tinggi tidak tersedia, maka limbah dapat diinsenerasi dalam
insinerator tong.
PENANGANAN KHUSUS BAHAN INFEKSIUS
UNIT LABORATORIUM

RSU
Sawit Indah No. Dokumen: No. Revisi: Halaman

DitetapkanOleh,
Direktur RSU Sawit Indah
SPO
TanggalTerbit :
(Standar Prosedur
Operasional)
drg. Muhammad Rinaldy

Penanganan khusus bahan infeksius adalah prosedur baku yang disusun


oleh petugas atau staf Unit Laboratorium untuk penanganan bahan-bahan
Pengertian infeksius yang mengacu pada pedoman keselamatan dan keamanan
laboratorium Mikrobiologi dan Biomedis serta pedoman lain yang berlaku
dan telah di tetapkan oleh Direktur RSU Sawit Indah.
Untuk menjamin perlindungan keamanan , keselamatan dan kenyamanan kerja, serta tidak
Tujuan tertular penyakit dari bahan infeksius bagi tenaga yang bekerja di Unit Laboratorium RSU
Sawit Indah.
1. UU RI No 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. UU RI No 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
3. Permenkes RI No 1681/MENKES/PER/XII/2005 tentang Organisasi dan tata kerja
RSUSawit Indah.
Kebijakan 4. Kepmenkes RI No 190/MENKES/SK/II/2008 tentang susunan dan uraian jabatan serta
tata hubungan kerja RSU Sawit Indah .
5. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang pedoman akreditasi laboratorium
kesehatan
6. Permenkes RI No 411 tahun 2010 tentang laboratorium klinik
Prosedur Penanganan bahan infeksius.
Bahan infeksius atau bahan pemeriksaan yang sudah diketahui
positifitasnya terhadap virus Hepatitis, HIV, atau mikroorganisme lain
yang bersifat infeksius harus diperlakukan dengan prosedur yang
benar yaitu :
1. Spesimen ditempatkan dalam wadah khusus dan tertutup rapat.
2. Pada wadah spesimen diberi label dan tanda bahan infeksius yang jelas.
3. Letakkan wadah berisi spesimen pada tempat khusus.
4. Apabila bahan tidak dapat segera diperiksa maka harus disimpan ditempat khusus
yang sesuai dengan persyaratan penyimpanan bahan pemeriksaan.
5. Sisa spesimen beserta wadahnya diperlakukan sesuai dengan prosedur pembuangan
limbah laboratorium.
Hal-hal yang harus diperhatikan dan ditaati untuk keselamatan dan keamanan kerja bagi
PENANGANAN KHUSUS BAHAN INFEKSIUS
UNIT LABORATORIUM

RSU
Sawit Indah No. Dokumen: No. Revisi: Halaman

karyawan yang bekerja di Unit Laboratorium RSU Bidadari Binjai, agar terhindar dari
kemungkinan tertularnya suatu penyakit melalui bahan-bahan yang bersifat infeksius adalah
:
1. Tidak makan, minum, merokok, atau bersolek di laboratorium.
2. Menggunakan sarung tangan dan jas laboratorium ketika bekerja di
laboratorium
3. Menggunakan penutup muka (masker) bila menggunakan sentrifuge, atau
bahan yang mudah menguap.
4. Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja, sebelum meninggalkan laboratorium atau
pindah keruangan lain.
5. Selalu diingat bahwa spesimen, bahan kontrol, dan kalibrator merupakan sumber
infeksi yang potensial sehingga harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.
6. Lakukan dekontaminasi instrumen, meja kerja, dan peralatan lain.yang telah dipakai.
7. Tambahkan desinfektan pada waste container.
6. Bersihkan bahan sumber infeksi yang tercecer dengan prosedur yang tepat. Sumber
infeksi tersebut dibersihkan dengan bahan yang memiliki daya serap tinggi, dengan
larutan detergen atau desinfektan (klorin 0,5 % / 1%).
Unit Terkait Unit Laboratorium, K3 RS, Pandalin dan bagian terkait lain.
Dokumen Terkait SPO Keamanan kerja K3 RS
Buku pedoman keamanan kerja
Daftar Rujukan
Buku pedoman keamanan laboratorium mikrobiologi dan biomedis
PROGRAM ORIENTASI PEGAWAI BARU
UNIT LABORATORIUM

RSU
Sawit Indah No. Dokumen: No. Revisi: Halaman

DitetapkanOleh,
Direktur RSU Sawit Indah
SPO
TanggalTerbit :
(Standar Prosedur
Operasional)
drg. Muhammad Rinaldy

Program orientasi pegawai baru di Unit Labortoriumadalah program pengenalan lingkungan


Pengertian tempat kerja terhadap pegawai yang baru masuk bekerja di Unit Laboratorium baik sebagai
tenaga administrasi, dokter, maupun tenaga tehnik laboratorium.
Program pengenalan pegawai baru di Unit Labortorium bertujuan :
1. Agar pegawai yang baru masuk bekerja di lingkungan laboratorium mengerti dan
memahami lingkungan tempat mereka bekerja sehingga dapat segera menyesuaikan diri
dengan lingkungannya dan dapat bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan tugas dan
kewajibanya.
Tujuan 2. Agar pegawai yang baru masuk bekerja di lingkungan laboratorium mengerti dan
memahami tugas, fungsi dan tanggung jawab mereka dalam bekerja.
3. Agar pegawai yang baru masuk bekerja di lingkungan laboratorium mengerti dan
memahami kewenangan, hak dan kuwajiban mereka sebagai pegawai di Unit
Laboratorium tempat mereka bekerja
1. UU RI No 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. UU RI No 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
3. Permenkes RI No 1681/MENKES/PER/XII/2005 tentang Organisasi dan tata kerja RSU
Sawit Indah .
Kebijakan 4. Kepmenkes RI No 190/MENKES/SK/II/2008 tentang susunan dan uraian jabatan serta
tata hubungan kerja RSU Sawit Indah .
5. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang pedoman akreditasi laboratorium
kesehatan.
6. Permenkes RI No 411 tahun 2010 tentang laboratorium klinik
Prosedur Pengenalan lingkungan Unit Laboratorium terhadap semua pegawai yang baru masuk
bekerja di laboratorium baik tenaga administrasi, tehnik laboratorium (analis), dokter,
maupun tenaga lain.
Program yang diperkenalkan terhadap pegawai baru adalah sebagai berikut :
1. Hak dan kewajiban sebagai pegawai dilingkungan Unit Laboratorium RSU Sawit
Indah .
2. Kewenangan, tugas dan tanggung jawab sebagai pegawai atau pejabat di Unit
Laboratorium RSU Sawit Indah .
3. Tugas pokok dan tugas tambahan sebagai pegawai di Unit LaboratoriumRSUD
Sultan Sulaiman
4. Struktur Organisasi RSU Sawit Indah dan Unit Laboratorium.
5. Pengenalan terhadap alur pelayanan pasien rawat jalan dan rawat inap di Unit
Laboratorium.
6. Pengenalan pemeriksaan-pemeriksaan yang dapat dilakukan di Unit
Laboratorium.
7. Pengenalan alat-alat laboratorium dan cara pengoperasionalannya
8. Pengenalan kalibrasi alat-alat laboratorium
9. Pengenalan kontrol kualitas hasil pemeriksaan laboratorium.
PROGRAM ORIENTASI PEGAWAI BARU
UNIT LABORATORIUM

RSU
Sawit Indah No. Dokumen: No. Revisi: Halaman

10. Pelatihan pelayanan pemeriksaan laboratorium secara admisistrasi maupun teknik


laboratorium
11. Evaluasi hasil orientasi pelayanan terhadap pasien.
Orientasi pegawai baru dilaksanakan minimal tiga bulan pertama mulai masuk kerja
Jadwal Orientasi Pegawai
Baru
Unit Terkait Unit Laboratorium, Bagian SDM, Bag Diklat

STANDAR KEAMANAN KERJA


UNIT LABORATORIUM
RSU
Sawit Indah No. Dokumen: No. Revisi: Halaman

DitetapkanOleh,
Direktur RSU Sawit Indah
SPO
TanggalTerbit :
(Standar Prosedur
Operasional)
drg. Muhammad Rinaldy

Sarana keamanan dan keselamatan kerja adalah fasilitas pelindung diri dan peralatan
kerja Unit Laboratorium yang digunakan untuk perlindungan, keselamatan dan
Pengertian menjaga keamanan kerja bagi tenaga yang bekerja di laboratorium sesuai dengan
pedoman keselamatan dan keamanan kerja laboratorium Mikrobiologi dan Biomedis
serta pedoman lain yang berlaku dan telah dibakukan di RSU Sawit Indah
Untuk menjamin perlindungan keamanan , keselamatan dan kenyamanan kerja bagi
Tujuan tenaga yang bekerja di Unit Laboratorium RSU Sawit Indah

1. UU RI No 36 tahun 2009 tentang kesehatan


2. UU RI No 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
3. Permenkes RI No 1681/MENKES/PER/XII/2005 tentang Organisasi dan tata
kerja RSU Sawit Indah .
Kebijakan 4. Kepmenkes RI No 190/MENKES/SK/II/2008 tentang susunan dan uraian
jabatan serta tata hubungan kerja RSU Sawit Indah
5. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang pedoman akreditasi
laboratorium kesehatan.
6. Permenkes RI No 411 tahun 2010 tentang laboratorium klinik

Prosedur Keselamatan dan Keamanan Kerja

Hal-hal yang harus diperhatikan dan ditaati untuk keselamatan dan keamanan kerja bagi karyawan
yang bekerja di Unit laboratorium RSU Sawit Indah adalah:
STANDAR KEAMANAN KERJA
UNIT LABORATORIUM
RSU
Sawit Indah No. Dokumen: No. Revisi: Halaman

1. Bekerja dengan teliti dan hati-hati.


2. Tidak makan, minum, merokok, atau bersolek di laboratorium.
3. Menggunakan sarung tangan dan jas laboratorium ketika bekerja di
laboratorium.
4. Menggunakan penutup muka (masker) bila menggunakan sentrifuge, atau
bahan yang mudah menguap.
5. Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja, sebelum meninggalkan
laboratorium atau pindah keruangan lain.
6. Selalu diingat bahwa spesimen, bahan kontrol, dan kalibrator merupakan
sumber infeksi yang potensial sehingga harus diperlakukan sebagai bahan
infeksius.
7. Lakukan dekontaminasi instrumen, meja kerja, dan peralatan lain.yang telah
dipakai.
8. Tambahkan desinfektan pada waste container.
9. Bersihkan bahan sumber infeksi yang tercecer dengan prosedur yang tepat.
Sumber infeksi tersebut dibersihkan dengan bahan yang memiliki daya serap
tinggi, dengan larutan detergen atau desinfektan (klorin 0,5 % atau 1%).
Unit Terkait Unit Laboratorium, K3 RS, Pandalin dan bagian terkait lain.

TINDAKAN PASKA KECELAKAN TERTUSUK


JARUM BEKAS PAKAI

RSU No. Dokumen: No. Revisi: Halaman


Sawit Indah

TanggalTerbit : DitetapkanOleh,
Direktur RSU Sawit Indah
SPO
(Standar Prosedur
Operasional) drg. Muhammad Rinaldy

Adanyapemaparan / kecelakaan yang berpotensipenularan virus HIV / Hepatitis


Pengertian
dapatditindak lanjutisecarabenar.

Tujuan Untuk pedoman ketika terjadi kecelakan kerja


RujukankeDepPenyakitDalamsebagaipihak yang berkompetenmengenaipotensipenularan
Kebijakan
HIV/ Hepatitis.
1. Kulit : Cuci segera dengan air sabun.
2. Mukosa : Cuci dengan air mengalir yang banyak
3. Lapor ke petugas Siyankesker Kecelakaan Penyakit Akibat Kerja
4. Mengisiformulirkecelakaankerja
5. PetugasSiyankeskerKecelakaanPenyakitAkibatKerjalaporke K3 RSU Sawit Indah ,
Prosedur
danpasiendikonsulkankePoliklinikPenyakitDalam.
6. Petugasmelakukanperawatanlukatempattusukanberupapemberianbetadin 10 %.
Lakukanpemeriksaanserologissampeldarah yang mencemaridandarahpenderita yang
terpaparterhadap anti HIV ( cara rapid)/ Hepatitis , terhadap sample darah yang
mencemaridandarahpenderita yang terkenatusukan.
Unit Terkait Petugas Laboratorium RSU Sawit Indah

Anda mungkin juga menyukai