Anda di halaman 1dari 7

TENIS MEJA DAN TENTANG ATLET TENIS MEJA NASIONAL

Disusun oleh:
Nama : Helmi Reza Musyaffa
Kelas : XI – TKJ 2
M.pelajaran : Penjas

Smkn 1 Percut sei tuan


Sejarah Tenis Meja

Tenis meja, atau ping pong (sebuah merek dagang), adalah suatu olahraga raket

yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda)

yang berlawanan. Di Tiongkok, nama resmi olahraga ini ialah "bola ping pong" . Pada

Olimpiade Seoul 1988, tenis meja dipertandingkan untuk pertama kalinya diajang

olahraga yang paling prestisius itu. Tenis meja menjadi sumber inspirasi bagi PONG,

sebuah video game terkenal yang dirilis tahun 1972. Pada awal 1970-an, para pemain

tenis meja Amerika Serikat diundang ikut serta dalam sebuah turnamen di

Tiongkok. Peristiwa ini mencairkan ketegangan hubungan antara kedua negara. Pada

Kejuaraan Dunia 1936 di Praha, dua pemain yang saling menerapkan pola

bertahan/defensif membutuhkan waktu lebih dari satu jam demi meraih satu poin.

Uni Soviet melarang penduduknya bermain tenis meja pada 1930 hingga 1950

dengan alasan olahraga tersebut berbahaya bagi mata manusia.

1. Lapangan Tenis Meja

Lapangan tenis

dibagi oleh

sebuah jarring.

Lapangan dan

beberapa

seginya

dipisahkan

dengan gatis-

garis putih yang merupakan bagian dari lapangan tempat bermain tenis.

Sebuah bola yang dipukul di luar lapangan (meski tidak menyentuh garis)

dikatakan telah keluar dan memberi lawan sebuah nilai.


2. Peraturan Tenis Meja

Peraturan atau aturan di dalam olah raga Tenis Meja

a. Meja

Permukaan atas meja yang secara umum diistilahkan sebagai ” Playing surface”
harus berbentuk segi empat dengan ukuran panjang 2,74 meter dan lebar 15,25
meter. Permukaan ini harus terletak horisontal pada ketinggian 760 mm di atas
lantai.Permukaan atas meja dapat terbuat dari material apapun juga, asalkan
kemungkinan pantulan bola setinggi 220 sampai 250 mm dengan menggunakan bola
standar (sebaiknya yang jenis medium) dan dijatuhkan dari ketinggian 305 mm dari
atas permukaan meja.Permukaan meja ini harus berwarna gelap, kalau mungkin hijau
tua. Permukaan meja ini tidak boleh berkilat dan dibatasi dengan garis putih
sebesar 20 mm di semua sisinya.

 Garis putih yang membatasi lebar permukaan meja sepanjang 1,525 meter
akan diberi nama ” batas akhir” (endlines)
 Garis putih yang membatasi panjang permukaan meja sepanjang 2,74 meter
akan diberi nama ” batas sisi” ( side lines).

b. Net
 Permukaan meja akan dibagi menjadi dua sisi dengan ukuran yang sama
dengan perantaraan sebuah ” jaring” (net) yang pararel dengan batas akhir
meja tersebut.
 Net ini akan ditegangkan oleh tali yang diikat pada kedua belah sisi pada
sebuah tiang penyangga setinggi 152,5 mm, sedangkan batas sisi dari kedua
tiang penyangga harus berjarak 152,5 mm dari batas sisi permukaan meja.
c. Bola

Bola tenis meja berdiameter 40 mm berat 2,7 gram. [4] Biasanya berwarana putih
atau oranye dan terbuat dari bahan selulosa yang ringan. Pantulan bola yang baik
apabila dijatuhkan dari ketinggian 30,5 cm akan menghasilkan ketinggian pantulan
pertama antara 23-26 cm. Pada bola tenis meja biasanya ada
tanda bintang dari bintang 1 hingga bintang 3, dan tanda
bintang 3 inilah yang menunjukan kualitas tertinggi dari bola
tersebut dan biasanya digunakan dalam turnamenn resmi.

d. Bet atau raket

a. Ukuran raket bebas, demikian juga bentuk dan beratnya.

b. Blade” ( bagian raket yang bundar, dengan maka kita memukul bola) harus terbuat
dari kayu seluruhnya, rata tebalnya , datar dan kaku.

c. Bagian permukaan dari setiap sisi black tersebut, dipakai ataupun tidak dipakai
untuk memukul bola, harus berwarna gelap suram setiap pinggiran atas hiasan
dipinggir blade tidak berwarna putih atau berrefleksi.

3. Cara Bermain
 Permainan Tunggal
1. Setiap bola mati menghasilkan nilai satu.
2. Servis berganti pemain setiap mencapai poin kelipatan 2.
3. Pemegang servis bebas menempatkan bola dari segala penjuru lapangan.
4. Permainan satu set berakhir apabila pemain mencapai nilai 11, dan kemenangan
diraih apabila mencapai 3 atau 4 kali kemenangan set.
5. Apabila terjadi deuce, permainan berakhir jika selisih nilai adalah 2. misal: 15-13,
18-16
 Permainan Ganda
1. Setiap bola mati menghasilkan nilai satu.
2. Servis bergantian setiap poin kelipatan 2.
3. Pemain bergantian menerima bola dari lawan.
4. Pemegang servis hanya bisa menempatkan bola ke ruang kamar sebelah kanan
lawan.
5. Permainan satu set berakhir apabila pemain mencapai nilai 11, dan kemenangan
diraih apabila mencapai 3 atau 4 kali kemenangan set.
6. Apabila terjadi deuce, permainan berakhir jika selisih nilai adalah 2. misal: 13-11,
15-17

6. Teknik Bermain
 Forehand: sebuah pukulan di mana telapak tangan yang memegang raket
dihadapkan ke depan.
 Backhand: sebuah pukulan di mana punggung tangan yang memegang raket
dihadapkan ke depan.
 Groundstroke: sebuah pukulan panjang yang membutuhkan seluas lapangan.
 Slice: sebuah pukulan pada permainan tenis.
 Smash: sebuah pukulan keras yang menghantam sebuah bola tanpa menyentuh
tanah di atas kepala dan diarahkan ke lapangan sang lawan.

7. Kesimpulan

Bermain tennis meja ada dua tenaga yang paling mendasar; yang satu adalah
tenaga pukulan membentur bola yamg lebih di kenal dengan sebutan memukul, dan
yang satunya lagi adalah tenga pergesekan yang lebih di kenal dengan sebutan
mengesek bola. Selain bola yang tinggi dekat net., dapat di pukul secara ringkas,
memukul bola-bola yang lainya harus dilengkapi dengan gesekan.

4 . Legenda Tenis Meja Indonesia Ini Perlu Kamu Ketahui


1. Abdul Rojak, sempat menduduki peringkat 11 dunia

Tenis Meja Indonesia-1

Sepuluh tahun sejak pertandingan internasional pertama yang diikuti oleh tim
tenis meja Indonesia, Abdul Rojak berlaga di turnamen internasional pertamanya di
Sarajevo pada 1973. Meski saat itu Indonesia kalah 1-5 dari Jepang yang diwakili
oleh Norio Takashima, langkah petenis meja asal Jawa Barat ini tak terhentikan.
Abdul Rojak terus menjadi pemain inti dalam setiap kejuaraan dunia yang diikuti
Indonesia. Bahkan, pada 1973 World Table Tennis Championships itu, Abdul Rojak
berhasil mencatatkan dirinya di peringkat ke-11. Setahun setelahnya, Rojak menjadi
juara nasional yang memantapkan dirinya masuk dalam skuad Merah Putih bersama
Sugeng Utomo. Pada Sea Games 1985, dirinya memenangkan medal emas di cabang
ganda putra. Atlet kelahiran Bandung, 12 September 1952 ini bahkan sempat
menempa bakat-bakat dari Jawa Barat sebagai pelatih bersama Ajat “Abah”
Sudrajat.

2. Sugeng Utomo Suwindo, bermain tunggal maupun ganda

Pemain tenis meja asal Banyuwangi ini merupakan legenda tenis meja Indonesia pada
1970-an. Pada masanya, dia adalah pemain yang cukup langka karena menggunakan
tipe serangan defensif atau tipe bertahan. Sepanjang kariernya, Sugeng pernah
menduduki peringkat ke-16 dunia setelah beberapa kali mengikuti kejuaraan. Pada
1969, dirinya masuk dalam peringkat 10 besar tunggal dunia, disusul masuk
peringkat 8 ganda dalam 1975 World Table Tennis Championships. Lalu, pada 1970,
dirinya juga masuk 5 besar tunggal dalam Asian Table Tennis Championships.

Lahir di Banyuwangi, 17 Oktober 1947, kini Sugeng menjadi manajer tim nasional
tenis meja Indonesia. Dia juga memiliki pusat pelatihan tenis meja di Ragunan
sekaligus klub bernama Sinar Surya yang melatih anak dan remaja.

3. Anton Suseno, terkenal dengan gaya permainan defensif

Nama Anton Suseno membahana pada 1980-an. Setelah era Sugeng, Anton Suseno
adalah pemain yang menggunakan gaya permainan defensif. Dirinya menempuh karier
profesionalnya setelah sukses bermain di liga tenis meja Swedia. Pria kelahiran
Indramayu, 15 Desember 1971 ini pernah meraih dua medali emas dalam Sea Games
1991. Lalu, emas kembali diraihnya pada Sea Games 1993. Meski tak menang, dirinya
juga lolos mengikuti Olimpiade mewakili Indonesia, berturut pada 1992, 1996, dan
2000.

4. Rossy Pratiwi Dipoyanti Syechabubakar, mendominasi SEA Games


1990-an

Pada 1990-an, nama Rossy Pratiwi menjadi primadona di dunia tenis meja Indonesia.
Rossy adalah petenis meja yang berhasil menyapu bersih sembilan medali emas
sepanjang SEA Games pada 1990-an. Sepanjang kariernya pada 1987—2001, petenis
meja asal Bandung ini telah menyumbang 13 medali emas, 8 medali perak, dan 8
medali perunggu di SEA Games. Lahir pada 28 Juni 1972, awalnya Rossy meniti
karier melalui perlombaan antarkampung. Namun, dari situlah Rossy bisa membawa
tim petenis meja putri Indonesia masuk 10 besar Asian Table Tennis Championships
pada 1990. Bahkan, dirinya juga pernah mewakili Indonesia dalam Olimpiade di
Barcelona pada 1992 dan di Atlanta pada 1996.

Selesai

Anda mungkin juga menyukai