Anda di halaman 1dari 65

ANALISIS KUALITAS AIR PERUSAHAAN UMUM DAERAH AIR

MINUM TIRTA KHAYANGAN KOTA SUNGAI PENUH

SKRIPSI

Disusun Oleh:
Mochammad Dzikri Andiatama
N1A117217

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021

i
ANALISIS KUALITAS AIR PERUSAHAAN UMUM DAERAH AIR
MINUM TIRTA KHAYANGAN KOTA SUNGAI PENUH

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan


Mencapai derajat Sarjana Kesehatan Masyarakat
Pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat FKIK Universitas Jambi

Disusun Oleh:
Mochammad Dzikri Andiatama
N1A117217

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021

ii
PERSETUJUAN SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS AIR PERUSAHAAN UMUM DAERAH AIR


MINUM TIRTA KHAYANGAN KOTA SUNGAI PENUH

disusun oleh:
Mochammad Dzikri Andiatama
N1A117217

Telah disetujui Dosen Pembimbing


Pada tanggal Oktober 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Hubaybah, S.KM., M.KM Fitria Eka Putri, S.K.M., M.P.H


NIP:198006032010122003 NIP: 199104182019032018

iii
PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul Analisis Kualitas Air Perusahaan Umum Daerah Air
Minum Tirta Khayangan Kota Sungai Penuh yang disusun oleh Mochammad
Dzikri Andiatama, NIM N1A117217 telah dipertahankan di depan Tim
Penguji pada tanggal 2021 dan dinyatakan lulus.

Susunan Tim Penguji


Ketua : Hubaybah, S.KM., M.KM
Sekretaris : Fitria Eka Putri, S.K.M., M.P.H
Anggota : 1. drg.Wilia Novita Eka Rini, M.Kes
2. Fajrina Hidayati, S.K.M., M.KL

Disetujui:
Pembimbing I Pembimbing II

Hubaybah, S.KM., M.KM Fitria Eka Putri, S.K.M., M.P.H


NIP.198006032010122003 NIP. 199104182019032018
Diketahui :

Dekan Ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi Universitas Jambi

Dr.dr. Humaryanto, Sp.OT., M.Kes Dr. Guspianto, S.KM., M.KM


NIP.197302092005011001 NIP. 197308111992031001

iv
ANALISIS KUALITAS AIR PERUSAHAAN UMUM DAERAH AIR
MINUM TIRTA KHAYANGAN KOTA SUNGAI PENUH

Disusun oleh :

Mochammad Dzikri Andiatama


N1A117217

Telah dipertahankan dan dinyatakan lulus di depan Tim Penguji


Pada tanggal 2021

Ketua Tim Penguj : Hubaybah, S.KM., M.KM


Sekretaris Tim Penguji : Fitria Eka Putri, S.K.M., M.P.H
Penguji Utama : drg.Wilia Novita Eka Rini, M.Kes
Anggota Penguji : Fajrina Hidayati, S.K.M., M.KL.

v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Mochammad Dzikri Andiatama
NIM : N1A117217
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Judul Skripsi : Analisis Kualitas Air Perusahaan Umum Daerah Air
Minum Tirta Khayangan Kota Sungai Penuh
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar – benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila
dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Jambi, 2021
Yang Membuat Pernyataan,

Mochammad Dzikri Andiatama


N1A117217

vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “Analisis Kualitas
Air Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Khayangan Kota Sungai Penuh”. sebagai
salah satu persyaratan akademis dalam rangka menyelesaikan kuliah dan
memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat, Prodi Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi.
Terwujudnya tugas akhir skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan,
berbagai pihak, maka sebagai ungkapan hormat dan penghargaan penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Jambi.
2. Bapak Dr. dr. Humaryanto, Sp.OT., M.Kes selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
3. Bapak Dr. dr. Guspianto, S.KM., M.KM selaku Ketua Jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi
4. Ibu Hubaybah, SKM., MKM selaku Ketua Prodi Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat universitas Jambi dan selaku Pemimbing Skripsi 1 saya.
5. Ibu Fitria Eka Putri, S.K.M., M.P.H. selakuPembimbing 2 atas segala
bimbingan, saran, motivasi, dan bantuan yang telah diberikan selama
menempuh perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
6. Teristimewa untuk orangtua saya, Ayahanda Andi Bahgiawan, Ibunda Susi
Angraeni, yang telah membesarkan, mendidik dan mencurahkan kasih sayang
yang tiada henti-hentinya, serta bantuan moril maupun material juga Do’a
restunya sampai dengan penulis dapat menyelesaikan studinya ke jenjang S1.
Mereka adalah harta berharga yang saya miliki di dalam kehidupan saya.
Tanpa mereka saya mungkin tidak akan menjadi seperti sekarang. Love u
more My Parents
7. Kepada saudara laki-laki saya, Mochammad Dzaki Shobiandi dan saudara
perempuan saya, Janeeta Zahwa Andiffahyang selalu mendukung, memberi
motivasi dan selalu ada dalam keadaan suka maupun duka.

vii
8. Terima kasih untuk partner saya Nur Fadiah yang sangat membantu saya
dalam pembuatan proposal penelitian ini dari awal penulisan sampai
sekarang, terima kasih selalu menemani, menyemangati, memotivasi, serta
menghibur disaat saya merasa jenuh. Terima kasih atas semuanya.
9. Teman-teman angkatan 2017, teruntuk pada teman-teman peminatan
Kesehatan Lingkungan dan Komposs Squad yang telah menemani perjalanan
hidup saya yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih karena kalian
telah memberi warna pada hidup saya.
10. Teruntuk keluarga besar saya terima kasih sudah membantu saya dalam
doa,dukungan dan material.

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii


PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................................ ii
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KELULUSAN SKRIPSI ...................................... v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
RIWAYAT HIDUP PENULIS ....................................................................... xiv
ABSTRACT ..................................................................................................... xv
ABSTRAK....................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
1.3.Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
1.3.1 Tujuan Umum.......................................................................................... 6
1.3.2 Tujuan Khusus ......................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 8
2.1. Telaah Pustaka .............................................................................................. 8
2.1.1. Perusahaan Daerah Air Minum ............................................................... 8
2.1.2. Air .......................................................................................................... 9
2.1.3. Parameter Fisik Kualitas Air ................................................................. 11
2.1.4. Parameter Kimia Kualitas Air ............................................................... 14
2.1.5. Analisis Kualitas Air ............................................................................. 16
2.2. Kerangka Teori ........................................................................................... 19
2.3. Kerangka Konsep ........................................................................................ 20
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 21
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................... 21
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 21
3.2.1 Tempat Penelitian .................................................................................. 21
3.2.2 Waktu Penelitian ................................................................................... 21
3.3 Subjek Penelitian ......................................................................................... 21

ix
3.3.1 Populasi ................................................................................................. 21
3.3.2 Sampel................................................................................................... 21
3.4 Definsi Operasional Variabel ....................................................................... 22
3.5 Instrumen Penelitian..................................................................................... 23
3.5.1 Alat dan Bahan ...................................................................................... 23
3.5.2 Cara Ukur .............................................................................................. 23
3.6 Pengumpulan Data ....................................................................................... 24
3.6.1 Data Primer ........................................................................................... 24
3.6.2 Data Sekunder ....................................................................................... 24
3.7 Pengolahan dan Analisis Data ...................................................................... 24
3.8 Etika Penelitian ............................................................................................ 24
3.9Jalannya Penelitian ........................................................................................ 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 26
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 26
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 26
4.1.2. Analisis Hasil Perhitungan Menurut Sistem Nilai Storet ....................... 27
4.2. Pembahasan ................................................................................................ 30
4.2.1. Suhu ..................................................................................................... 31
4.2.2. Bau ....................................................................................................... 32
4.2.3 Rasa....................................................................................................... 34
4.2.4 Kekeruhan ............................................................................................. 35
4.2.5 pH ......................................................................................................... 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 39
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 39
5.2 Saran............................................................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 41
LAMPIRAN ..................................................................................................... 45

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Sumber Air Baku dan Kapasitas Instalasi PERUMDA Air Minum
Tirta Khayangan .................................................................................................. 8
Tabel 2.2 Sifat-Sifat Fisik Air Minum ................................................................ 17
Tabel 2.3 Penentuan Sistem nilai untuk menentukan status air ...............................
Tabel 4.1 Data Sumber Air Baku dan Kapasitas Instalasi ................................... 25
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan STORET di IPA Pelayang Raya ............................. 26
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan STORET di IPA Hamparan Rawang ...................... 27
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan STORET di IPA Tanah Kampung .......................... 28
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan STORET di IPA Kumun Debai .............................. 29

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Teori .............................................................................. 18


Gambar 2. 2 Kerangka Konsep .......................................................................... 19

xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Pengukuran

xiii
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Mochammad Dzikri Andiatama lahir di Sungai Penuh 17 Juni 1999 dan


beragama Islam adalah anak dari Bapak Andi Bahgiawan dan Ibu Susi Angraeni.
Penulis mengawali pendidikan di Taman Kanak-Kanak Amanah Sungai Penuh, SD
IT-Amanah Sungai Penuh dan SD 011/XI Sungai Penuh, Madrasah Tsanawiyah
Negeri Model Sungai Penuh, dan menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Atas
di SMAN 1 Sungai Penuh pada tahun 2017. Kemudian penulis melanjutkan
pendidikan di Perguruan Tinggi Universitas Jambi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat melalui jalur SMM-PTN Barat
(Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

xiv
ABSTRACT
Background : Water quality is often a polemic in the working area of PDAM Tirta
Khayangan, in January 2020 there are 34 consumer complaints stating that the water
quality is bad, still cloudy and smells. The problems that arise may be caused by
carelessness on the part of the laboratory operator, deposition of residual floc or
mud in the pipes, and leaks in the distribution pipe and intake pipe. This study aims
to analyze the water quality of PDAM Tirta Khayangan, Sungai Penuh City.
Methods: This type of research is descriptive analytic which is processed using the
storet method. The population in this study is the total number of water treatment
plants in the working area of PDAM Tirta Khayangan, Sungai Penuh City and the
sampe is amounted to 4 water treatment plants using total sampling technique.
Results: The results of the water quality test of PDAM Tirta Khayangan, Sungai
Penuh City at the IPA Pelayang Raya still do not meet the quality standards that
have been set, this is indicated by the quality standard values for the parameters of
temperature, turbidity, and pH that do not meet the standards that have been set. At
the IPA Hamparan Rawang it still does not meet the standards that have been set,
this is indicated by the value of the pH quality standard that does not meet the qual-
ity standard. The IPA Tanah Kampung still does not meet the standards that have
been set, this is indicated by the value of the turbidity and pH parameters that still
do not meet the quality standards that have been set. At the IPA Kumun Debai it
also still does not meet the quality standards that have been set, this is indicated by
the values of the parameters of temperature, turbidity, and pH that do not meet the
quality standards that have been set.
Conclusion: The water quality withodor and taste parameters terms is standard,
while based on the turbidity temperature and pH parameters it does not meet the
quality standards that have been set. Based on the calculation of the storet water
produced from 4 IPA PDAM Tirta Khayangan, it is included in the lightly polluted
and moderately polluted classes. Thus, PDAM Tirta Khayangan, Sungai Penuh City
should pay more attention to the water treatment process at the Water Treatment
Plant considering the high turbidity value.
Keywords: Water quality, PDAM Tirta Khayangan

xv
ABSTRAK
Latar Belakang : Kualitas air sering menjadi polemic di wilayah kerja PDAM
Tirta Khayangan, terhitung dari bulan Januari 2020 sebanyak 34 aduan konsumen
yang menyatakan bahwa belum optimalnya kualitas air, ditandai dengan air yang
masih keruh dan berbau. Masalah yang timbul tersebut bisa diakibatkan oleh
kecerobohan dari pihak operator laboratorium, pengendapan sisa flok atau lumpur
pada pipa, dan kebocoran pada pipa pendistribusian dan pipa intake. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis kualitas air PDAM Tirta Khayangan Kota Sungai
Penuh.
Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh jumlah instalasi pengolahan air di wilayah kerja PDAM Tirta
Khayangan Kota Sungai Penuh. Sampel pada penelitian ini berjumlah 4 instalasi
pengolahan air menggunakan teknik total sampling.
Hasil :Hasil uji kualitas air PDAM Tirta Khayangan Kota Sungai Penuh pada IPA
Pelayang Raya masih belum memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan,
hal ini ditunjukkan dengan nilai baku mutu parameter suhu, kekeruhan, dan pH
yang belum memenuhi standar yang telah ditetapkan. Pada IPA Hamparan Rawang
masih belum memenuhi standar yang telah ditetapkan, hal ini ditunjukkan dengan
nilai baku mutu pH yang belum memenuhi standar baku mutu. Pada IPA Tanah
Kampung masih belum memenuhi standar yang telah ditetapkan, hal ini
ditunjukkan dengan Nilai dari parameter kekeruhan dan pH yang masih belum
memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan. Pada IPA Kumun Debai juga
masih belum memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan, hal ini
ditunjukkan dengan nilai dari parameter suhu, kekeruham, dan pH yang belum
memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan.
Kesimpulan : Kualitas air di tinjau dari parameter bau dan rasa semuanya sudah
sesuai standar sedangkan berdasarkan parameter suhu kekeruhan dan pH tidak
memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan. Dengan demikian diharapkan
PDAM Tirta Khayangan Kota Sungai Penuh sebaiknya lebih memperhatikan proses
pengolahan air di Instalasi Pengolahan Air mengingat masih tingginya nilai
kekeruhan.
Kata Kunci :Kualitas air, PDAM Tirta Khayangan

xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dan mutlak yang
diperlukan oleh seluruh makhluk hidup baik manusia, hewan, maupun tumbuhan,
di kehidupan sehari-hari manusia tidak akan bisa terlepas dari kebutuhan akan air,
maka dari itu penyedian air bersih sangat diperlukan untuk keperluan minum.1. 50-
60% bagian tubuh dari manusia terdiri atas air, sehingga konsumsi air yang
dianjurkan perharinya lebih kuran 1,5 liter atau sama dengan 8 gelas. Penggunaan
air bersih untuk keperluan sehari-hari bisa mencapai 30-60 liter per orang.2
Air bersih yang memenuhi syarat dan aman digunakan oleh manusia adalah
air yang tidak berwarna, tidak berasa, bebas dari pathogen organic ataupun
anorganik serta kuman-kuman penyebab penyakit, tetapi harus mengandung zat-zat
kimia yang cukup diperlukan oleh tubuh manusia dan harus mudah didapatkan oleh
konsumen. Seiring dengan bertambahnya laju jumlah penduduk, kebutuhan air
bersih akan terus meningkat, dan di wilayah perkotaan kebutuhan air bersih menjadi
sangat mendesak, hal ini bisa disebabkan karena langka dan susahnya sumber air
bersih yang tersedia serta tuntutan kehidupan masyarakat di kota yang sangat
membutuhkan pemenuhan air bersih yang bersifat mudah, praktis, cepat dan tepat
tetapi harus terjamin kesehatannya.1
Kementerian Kesehatan pada Peraturan Menteri Kesehatan RI no.
492/Menkes/Per/IV/2010 menjelaskan bahwa syarat kualitas dari air bersih terdiri
dari parameter fisik, kimia, mikrobiologi, dan radioaktifitas. Syarat-syarat yang
harus dipenuhi dan pemeriksaan kualitas air pada segi parameter fisika adalah air
yang tidak memilik bau, memiliki rasa yang tawar,tidak berwarna, dan juga tidak
langsung berdampak ke kesahatan.seperti derajat keasaman pH, Suhu, kekeruhan,
dan jumlah zat padat terlarut. Standar suhu dari air bersih adalah ≤ 3̊C , untuk warna
≤ 15 TCU, untuk kekeruhan ≤ 5 NTU, untuk total zat padat terlarut adalah ≤500
mg/13.

1
2

Air yang baik adalah air yang sudah memenuhi standar bakumutu yang
sudah ditetapkan melalu Peraturan Menteri Kesehatan. pH air yang baik seharusnya
tidak bersifat asam dan juga tidak bersifat basa (netral), hal ini berfungsi agar dapat
mencegah pelarutan pada logam berat dan korosi pada saat pendistribusian air. Nilai
pH yang boleh dan disarankakn berkisar antara 6,5-8,5. Bau pada air bisa memberi
petunjuk dari kualitas air, jika air tersebut berbau dapat dikatakan bahwa air tersebut
tidak memenuhi standar syarat kualitas air. Air yang tawar bisa menunjukkan
bahwa air tersebut bersih, air yang tidak tawar atau berasa dapat menunjukkan
kehadiran berbagai zat yang berbahaya bagi kesehatan.4
Air seharusnya tidak memilik warna untuk alasan estetis dan juga untuk
mencegah keracaunan yang diakbiatkan berbagai zat kimia ataupun
mikroorganisme yang memiliki warna. Air dapat dikatakan keruh jika memuat dari
banyaknya partikel dan bahan kimia yang tersuspensi sehingga dapat menghasilkan
berbagai warna dan rupa yang berlumpur dan juga kotor. Pemeriksaan laboratorium
menggunakan turbidimeter bisa menentukan tingkat dari kekeruhan air. Suhu air
sebaiknya ≤ 3̊ C, hal ini di karenakan untuk mencegah terjadinya pelarutan zat kimia
yang terdapad pada IPA ataupun pipa pendistribusian air yang bisa membahyakan
kesehatan. Jumlah zat padat yang terlarut, zat padat terlarut biasanya dapat
berbentuk zat organik, gas terlarut, dan garam anorganik, jika nilai TDS akan
bertambah atau semakin besar maka kesadahan dari air tersebut akan naik. Efek
TDS taupun kesadahan pada kesehatan bergantung pada zat kimia yang menjadi
penyebab dari masalah tersebut.4
Air adalah sarana utama dalam peningkatan status kesehatan masyarakat,
karena sebagai salah satu media dari penyebab berbagai penyakit menular, terutama
penyakit pada saluran pencernaan. Penyakit pencernaan ini dapat berkurang dengan
cara penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kualitas air bersih yang sudah
ditentukan., pada saat ini penduduk Indonesia sangat sulit terbebas dari penyakit
kolera, diare, tifus, dan disentri. Hal ini dapat disebabkan karena semua penyakit
tersebut erat hubungannya dengan sarana air bersih (waterborne disease).5
Air yang bersih adalah air yang memenuhi standar bakumutu yang sudah
ditetapkan. pH air yang baik seharusnya tidak asam dan tidak basa dan harus
3

bersifat netral untuk mencegah adanya pelarutan dari zat logam berat dan korosi
jaringan pada pendistribusian air. pH yang disarankan untuk keperluan air bersih
adalah 6,5-8,5. Bau air akan memberi petunjuk dari baik atau buruknya kualitas air,
jika air tersebut berbau maka air tersebut dapat dikatakan tidak memenuhi syarat
dari kualitas air bersih. Air yang bersih biasanya tidak memiliki rasa atau berasa
tawar. Air yang berasa dapat mengindikasikan bahwa terdapatnya zat yang
berbahaya bagi kesahatan.4
Warna pada air seharusnya tidak memiliki warna, hal ini bertujuanuntuk
mencegah keracunan dari zat kimia ataupun mikroorganisme yang memiliki warna.
Air dapat dikatakan keruh jika pada air tersebut banyak mengandung partikel yang
berukuran kecil maupun besar yang tersuspensi sehingga menyebabkan warna pada
air tersebut. Metode turbidimeter atau pemeriksaan menggunakan turbidimeter
sangat efektif dalam pengecekan tingkat kekeruhan air. Suhu air sebaiknya tidak
terlalu panas ataupun tidak terlalu dingin, hal ini dikarenakan apabila suhu dari air
tersebut tidak memenuhi standar maka akan terjadi pelarutan yang dilakukan oleh
air terhadap zat kimia, baik yang mudah terlarut ataupun yang sulit dilarutkan.
Jumlah dari TDS atau zat terlarut dapat berupa zat organik dan garam anorganik.
Hasil dari pengukuran TDS tersebut sangat bergantung pada zat kimia penyebab
masalah kesehatan.4
Dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat air merupakan komponen
utama karena sebagai media bermacam-macam penularan penyakit, dengan
penyediaan air bersih yang terpenuhi syarat kualitasnya, penyakit saluran
pencernaan dapat diminimalisir. Penyakit disentri, diare, koler, dan tifus adalah
penyakit yang berhubungan erat terhadap air (waterborne diseases) dan sampai saat
ini penduduk indonesia masih sulit dan terbebas dari penyakit tersebut.5
Ketersediaan air yang rendah bisa memberikan efek buruk disemua sektor,
termasuk kesehatan. Dijelaskan bahwa tanpa adanya akses dari air minum yang
bersih dan higienis dapat mengakibatkan lebih kurang 3.800 anak meninggal setiap
harinya yang diakibatkan oleh penyakit kolera, kudis, kurap, disentri/diare, ataupun
typhus yang penyakitnya dapat disebabkan oleh kualitas air yang buruk dan kotor
tetapi tetap dikonsumsi. Ditemukan bahwa sanitasi dan perilaku dari masyarakat
4

yang buruk dan air minum yang tidak bersih dan memenuhi standar kualitas air
bersih dapat menyebabkan 88% anak mati akibat diare di seluruh dunia.
Peningkatan kasus diare yang ada di Indonesia pada angka 301/1000 di tahun 2000
meningkat menjadi 411/1000 penduduk terhitung di tahun 2010. Kejadian luar
biasa diaera sangat sering sering terjadi, dengan CFR (case fatality rate) yang masih
sangat tinggi. Penurunan resiko lingkungan yang sangat beresiko dapat mencegah
resiko kematian yang disebabkan oleh diare dengan cara sanitasi, kebersihan, dan
penyediaan air bersih seperti yang telah dicanangkan oleh UNICEF dan WHO. 6
Penurunan dari kualitas air ini dapat ditandai dengan mengetahui bahwa
adanya peningkatan dari kadar parameter fisik terukur, mislanya peningkatan kadar
dari parameter warna, dengan ditandai berubahnya warna pada air yang berubah
menjadi kecoklatan hingga menjadi kehitaman bisa mengindikasikan dan
menginformasikan bahwa terdapatnya kandungan bahan kimia seperti contohnya
logam besi, sianida dan mangan yang berasal dari proses pembuangan sisa limbah
pabrik. Air yang berbau tidak sedap, dapat mengindikasikan bahwa adanya suatu
pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri coli tinja (e-coli) yang tentu saja dapat
menyebabkan penyakit seperti diare dan tipus. Air yang telah tercemar dari logam
berat dan bakteri e-coli tersebut menyebabkan air tersebut menjadi berasa atau tidak
tawar.7
Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) adalah salah satu
perusahaan daerah yang bergerak pada bidang pengelolaan dan pengolahan air baku
menjadi air yang dapat dikonsumsi atau diminum. Kualitas air munum yang baik
dapat kita lihat dari nilai persyaratan yang telah diukur dan diberikan atau
ditunjukkan dalam tabel persyaratan air minum, apabila nilai parameter air berada
dibawah baku mutu persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan berarti air tersebut
memenuhi standar dan aman untuk dikonsumsi, sebaliknya jika nilai parameter dari
air tersebut melebihi dari baku mutu maka air tersebut tidak memenuhi syarat untuk
dikonsumsi atau diminum.8
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Khayangan didirikan
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Sungai Nomor 9 Tahun 2017 Tentang
Pendirian PERUMDA Tirta Khayangan Kota Sungai Penuh. PERUMDA Tirta
5

Khayangan merupakan pemekaran dari PDAM Tirta Sakti Kabupaten Kerinci.


PERUMDA Tirta Khayangan melayani pelanggan wilayah administrasi kota
Sungai Penuh yang terdiri dari 8 kecamatan dengan jumlah penduduk 87.500 Jiwa.
Jumlah Pelanggan PERUMDA Tirta Khayangan sebanyak 15.788 sambungan,
terdiri dari sambungan aktif sebanyak 14.015 sambungan dan sambungan non aktif
sebanyak 1.773 sambungan. Sambungan aktif pada awal operasional PERUMDA
Tirta Khayangan Bulan Maret Tahun 2018 sebanyak 14.056 sambungan pelanggan.
PERUMDA Tirta Khayangan memiliki 4 sumber air baku yaitu di Sungai Batang
Merao, Sungai ampuh, Sungai Jernih dan Sungai Batang Sangkir.9
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Khayangan merupakan hasil
pemekaran dari PDAM Tirta Sakti Kabupaten Kerinci dan baru beroperasi secara
optimal selama lebih kurang 2 tahun. Berdasarkan survei pendahuluan dan
wawancara kepada petugas bidang Sumber Daya Manusia dan Laboratorium
PERUMDA Tirta Khayangan masalah Kualitas Air sering menjadi polemik di
wilayah kerja PERUMDA Tirta Khayangan, terhitung dari bulan januari 2020
setidaknya ada 34 aduan dari konsumen yang menyatakan bahwa belum optimalnya
kualitas air, hal ini ditandai dengan air yang masih keruh dan berbau. Masalah yang
timbul tersebut bisa di akibatkan oleh kecerobohan dari pihak operator laboratorium
PERUMDA Tirta Khayangan, pengendapan sisa flok atau lumpur pada pipa
PERUMDA, pipa pendistribusian yang bocor, dan pipa intake yang rusak.
Kualitas air pada umumnya dapat menunjukkan mutu dan kondisi dari air
yang dapat dihubungkan dengan sebuah kegiatan atau kepeluan tertentu, dengan
demikian kualitas pada air akan berbeda dari suatu kegiatan dan kegiatan lainnya,
kualitas air untuk keperluan irigasi, higiene dan sanitas berbeda dengan kualitas air
keperluan air minum,oleh karena itu perlu dilakukannya pengujian untuk
mengetahui kesesuaian dari kualitas air dengan peruntukannya. Atas dasar
pemikiran ini, maka sangat diperlukan melakukan analisa kualitas air dengan
mengukur beberapa parameter yaitu parameter fisik, dan kimia. Hasil dari analisis
kedua parameter ini akan langsung dibandingkan dan disesuaikan dengan standar
baku mutu yang sudah diteatapkan.
6

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan oleh peneliti, peneliti


tertarik meneliti tentang “ Analisis Kualitas Air Perusahaan Umum Daerah Air
Minum Tirta Khayangan Kota Sungai Penuh Tahun 2020”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang yang telah di paparkan, rumusan masalah pada
penelitian ini adalah Bagaimana Kualitas Air di Perusahaan Umum Daerah Air
Minum Tirta Khayangan Kota Sungai Penuh?

1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui analisis Kualitas Air Perusahaan Umum Daerah Air Minum
Tirta Khayangan Kota Sungai Penuh.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui parameter fisik (Suhu, Bau, Rasa, dan kekeruhan air PDAM
Tirta Khayangan Kota Sungai Penuh.
2. Mengetahui parameter kimia (pH) air PERUMDA Air Minum Tirta
Khayangan Kota Sungai Penuh.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Khayangan Kota Sungai
Penuh.
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan
mengenai kualitas air bersih di wilayah kerja PERUMDA Tirta Khayangan Kota
Sungai penuh.
2. Institusi
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi perpustakaan dan
dapat dijadikan bahan bacaan atau bahan acuan untuk penelitian lainnya.
3. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
masyarakat tentang kualitas air PERUMDA Air Minum Tirta Khayangan Kota
Sungai Penuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Telaah Pustaka


2.1.1. Perusahaan Daerah Air Minum
Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM adalah sebuah perusahaan
daerah yang berada dalam lembaga pemerintahan yang memiliki ciri/sifat yang
dijelaskan pada pasal 5 undang-undang No.5 tahun 1962. Sifat utama dari
perusahaan daerah ini bukan semata-mata untuk mencari keuntungan atau profit
tetaoi sufat utamanya adalah pemberian jasa dan manfaat kepada masyarakat dan
sebagai penunjang kegiatan pembangunan daerah. Perusahaan Daerah Air Minum
adalah perusahaan daerah yang bergerak didalam pendistribusian air minum
ataupun air bersih bagi masyarakat di daerah tersebut, dimana kinerja dari
perusahaan ini langsung diawasi oleh pemerintah eksekutif maupun legislatif
didaerah tersebut.1
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Khayangan didirikan
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Sungai Nomor 9 Tahun 2017 Tentang
Pendirian PDAM Tirta Khayangan Kota Sungai Penuh. PERUMDA Air Minum
Tirta Khayangan merupakan pemekaran dari PDAM Tirta Sakti yang di tuangkan
didalam Nota Kesepahaman antara Pemerintah Kota Sungai Penuh dengan
Pemerintah Kota Sungai Penuh Nomor: 030/212/IV/BPKAD/2018 dan Nomor:
030/06/BKD-VI/2018 tanggal 14 Februari Tahun 2018 tentang Penyerahan Aset
PDAM Tirta Khayangan yang berada di wilayah Kota Sungai Penuh.
PDAM Tirta Khayangan melayani pelanggan Wilayah Administrasi Kota
Sungai Penuh yang terdiri dari 8 Kecamatan dengan jumlah penduduk 87.500
Jiwa. PDAM Tirta Khayangan memiliki 4 sumber yang terdapat di 4 lokasi Unit
Pelayanan dengan jumlah kapasitas terpasang 170 1/det dengan perincian sebagai
berikut:9

7
8

Tabel 2. 1 Data Sumber Air Baku dan Kapasitas Instalasi PERUMDA Air
Minum Tirta Khayangan

Jenis Kapasitas (l/det)


Sumber Air Baku
No Pengolahan Per Instalasi Per Lokasi
IPA Lengkap Sungai Batang
1 20,50 70
Rawang Merao
IPA Lengkap
2 S.Jernih, S. Ampuh 5, 35 dan 20 60
Pelayang Raya
IPA Lengkap
Sungai Batang
3 Tanah 10 10
Sangkir
Kampung
IPA Lengkap Sungai Batang
4 30 30
Kumun Debai Merao
Jumlah 170 170
Sumber: Bisnis Plan PDAM Tirta Khayangan 2018-2023
2.1.2. Air
1. Definisi Air
Salah satu unsur terpenting didalam tubuh adalah air yang merupakan
peranan penting didalam proses metabolisme tubuh manusia dan sebagai
sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup yang merupakan anugerah dari
Tuhan yang harus kita jaga, pelihara dan dilestarikan yang berguna untuk
kelangsungan hidup di masa depan. Manusia berpotensi akan lebih cepat
meninggal dikarenakan kurangnya penyediaan air dari pada kekurangan dalam
penyediaan makanan. Air merupakan bagian terbesar yang ada didalam tubuh
manusia. Kandungan air pada tubuh manusia berkisar antara orang dewasa 55-
60% dari berat badan dan untuk anak-anak sekitar 65% dari berat badan, untuk
bayi sekitar 80%.10
Sumber kehidupan dari makhluk hidup adalah air yang sangat
dibutuhkan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan. Air juga sangat berperan
penting bagi kehidupan ekonomi modern seperti budidaya pertanian, listrik,
industri, dan transportasi. Air bersih juga merupakan elemen penting yang
menunjang kehidupan manusia.8
Air bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena
media penularan penyakit bisa terjadi pada air dimana hal ini disebabkan oleh
9

bertambahnya jumlah penduduk yang ada di dunia sehingga menambah


pencemaran air yang hakikatnya sangat dibutuhkan. 11
2. Sumber Air
Sumber air dapat berasal dari air tanah, air permukaan, air angkasa, dan
mata air. Air tanah dapat dilihat dari segi kedalamannya atau sering disebut
dengan air tanah dangkal. Air yang berasal dari air hujan dan salju disebut
dengan air angkasa. Kualitas dari sumber air ini bisa berbeda-beda tergantung
dari kondisi alam dan kegiatan manusia yang ada disekelilingnya sebagai
contoh kualitas air tanah dapat berkualitas baik jika tanah sekitarnya tidak
tercemar dari bahan-bahan penyebab penyakit.12
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 menjelaskan bahwa sumber
air yang baik dibagi menjadi empat kelompok, yaitu air permukaan, air tanah,
air hujan, dan mata air.13
a. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber
ataubahan baku air minum , antara lain:
1) Air waduk alami maupun buatan (berasal dari air hujan)
2) Air sungai (berasal dari air hujan dan mata air yang mengalir dari hulu)
3) Air danau ( yang berasal dari air hujan, mata air dan atau air sungai)
Air permukaan merupakanair hujan yang mengalir dari dataran
tinggin ke dataran rendah di atas permukaan bumi. Selama pengalirannya, air
permukaan akan terjadi pengotoran darilumpur, sisa batang-batang kayu,
daun-daun, dan lain sebagainya.
b. Air Tanah
Air yang keberadaannya berada dibawah permukaan tanah disebut
dengan air tanah. Sumber dari air minum biasanya didapatkan dari air tanah
tetapi bukan satu-satunya sumber air bersih. Air tanah dapat keluar sendiri
dari dalam tanah dimana kualitas dan kondisi air tersebut bisa dipengaruhi
oleh kualitas tanah tersebut.14
10

c. Air Hujan
Air hujan terjadi karena adanya proses yang disebut penguapan,
terutama pada air permukaan laut yang diuapkan keatmosfer dan melalui
proses pendinginan dan kemudian jatuh kepermukaan bumi oleh gaya
gravitasi. Proses penguapan tersebut juga bisa terjadi pada saat butiran hujan
jatuh kepermukaan bumi, sebagian dari butiran air hujan yang belum sampai
ke permukaan bumi tersebut dapat menguap kembali keatmosfer dan
sebagiannya lagi jatuh kepermukaan bumi dan akan tertahan pada tumbuh-
tumbuhan dan akan diuapkan kembali ke atmosfer oleh sinar matahari. Air
hujan yang jatuh kepermukaan bumi akan mengisi cekungan atau kubangan
dan selebihnya akan mengalir dipermukaan bumi.15
d. Mata air
Mata air adalah air tanah yang telah mencapai ke permukaan tanah
yang diakibatkan adanya tekanan dari dalam tanah. Sumber dari mata air ini
adalah tekanan dari dalam tanah yang mengalir dari celah bebatuan dan tanah.
Kualitas dari mata air ini akan baik apabila diambil dengan cara yang baik
sehingga air yang diambil dari mata air ini bebas dari bakteri patogen dan
mengandung banyak mineral sehingga dapat dikonsumsi langsing tanpa
pengolahan khusus.16
2.1.3. Parameter Fisik Kualitas Air
1. Suhu
Proses-proses yang terjadi didalam air sangat dipengaruhi oleh suhu air
tersebut. Suhu yang tinggi dan yang melebihi dari pada suhu air murni biasanya
terdapat pada air sisa buangan (limbah) yang disebabkan karena adanya proses
biodegredasi. Proses pemecahan suatu zat yang dilakukan dan dibantu oleh
mikroorganisme seperti bakteri atau jamur yang dapat meningkatkan suhu pada
air disebut proses biodegradasi. Banyaknya zat kimia yang terlarut pada air bisa
disebabkan karena suhu air yang tinggi, hal ini disebabkan karena adanya zat
kimia yang mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme dan bahan
organik.17.
11

Faktor-faktor yang diakibatkan oleh manusia juga dapat mempengaruhi


suhu dari suatu perairan, seperti pembuangan limbah panas yang berasal dari
aktivitas suatu pabrik. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
berhubungan dengan distribusi suhu seperti curah hujan (prespiration), Heat
Flux (penyerapan panas), flux (aliran sungai) dan pola peredaran dan perputaran
air.18
Menurut kajian ilmu fisika, suhu adalah faktor terpenting yang bertujuan
untuk mengatur proses kehidupan dan penyerapan pada organisme tertentu, hal
ini terjadi dan berfungsi pada saat kisaran nilai suhu yang relatif sempit,
biasanya pada kisaran 0ºC sampai dengan 4ºC. 19
Suhu air yang sejuk atau tidak panas merupakan suhu air yang baik
dikarenakan untuk mencegah terjadinya pelarutan zat kimia yang terdapat pada
pipa tempat proses pendistribusian air yang dapat mengganggu dan
membahayakan kesehatan. Hal ini juga bertujuan untuk mencegah dan
menghambat proses reaksi-reaksi biokimia didalam pipa/saluran, dan juga
dapat mencegah terjadinya proses perkembangbiakan patogen penyebab
penyakit.12
Proses-proses yang terjadi didalam air erat kaitannya dengan suhu air
tersebut, seperti contohnya suhu air buangan dan limbah yang tinggi dapat
menyebabkan pencemaran yang diakibatkan oleh larutnya zat kimia didalam
air. Kecepatan reaksi kimia juga dapat dipengaruhi oleh suhu yang tinggi, baik
pada lingkungan luar maupun pada ekosistem yang ada pada air. Hal ini juga
dapat menyebabkan turunnya konsentrasi gas dalam air termasuk kadar oksigen
dalam air. Pertukaran panas yang dilalui antara air dengan udara, intensitas
cahaya matahari dan ketinggian geografis, juga dapat dijadikan sebagai faktor
yang dapat mempengaruhi suhu air.20
Temperatur atau suhu juga merupakan salah satu bagian dari faktor
lingkungan yang sangat penting, pada organisme yang hidup pada ekosistem
akuatik perubahan suhu sangat berpengaruh terhadap perubahan reaksi kimia
didalam air tersebut. Suhu badan air seperti danau, sungai, dan laut seharusnya
stabil apabila tidak dipengaruhi dari limbah industri. Air kelas I,II,III memiliki
12

suhu air yang telah dideviasi atau mengalami penyimpangan sebesar tiga derajat
celcius, sedangkan air kelas IV nilai deviasinya adalah lima derajat celcius.
Thermometer aklohol dan air raksa merupakat alat konvensional yang
digunakan untuk mengukur suhu pada air, dengan cara langsung mengukur pada
permukaan air. Selain thermometer konvensional, suhu air juga bisa diukur
menggunakan tele termometer yang telah dilengkapi dengan probe. Suhu juga
biasa diukur pada permukaan air dan juga padakedalaman tertentu.21
2. Bau
Air yang berbau bisa memberi petunjuk akan kualitas air tersebut, selain
tidak estetis air yang berbau juga sangat tidak disukai oleh masyarakat,
misalnya air yang berbau amis bisa disebabkan karena air tersebut mengandung
atau terdapat algae pada air tersebut.22
Hidrugon sulfida bisa menjadi sumber dari bau pada air, dekomposisi
anaerob yang menghasilkan senyawa organik juga bisa menjadi sumber dari air
tersebut. Air yang berbau sering menjadi keluhan pada masyarakat, hal ini
dikarenakan adanya tanda bahwa air yang berbau mengindikasikan adanya gas
beracun yang dapat merugikan bagi masyrakat dan lingkungan. 20
3. Rasa
Lidah merupakan indra perasa yang bisa dimanfaatkan untuk merasakan
rasa dari air. Air yang tidak tawar atau terasa manis, asin, pahit, asam bisa
mengindikasikan bahwa buruknya kualitas air tersebut. Rasa asin biasanya
dapat disebabkan oleh adanya garam-garam yang larut dalam air, sedangkan air
yang terasa asam biasanya disebabkan oleh adanya senyawa asam organik dan
asam anorganik. Air yang berasa atau tidak tawar juga dapat mengindikasikan
bahwa adanya zat yang dapatmembahayakan kesehatan seperti rasa logam. 23
Phenol dan klorophenol merupakan zat organik yang dapat larut pada
air yang bisa mengakibatkan rasa pada air. Rasa termasuk kedalam sifat air yang
sangat subyektif, artinya rasa pada air sangat sulit diukur tetapi bisa
diindentifikasikan seperti bau gas, bau busuk, rasa masam, dan rasa pahit.24
13

4. Kekeruhan
Proses penjernihan air sering terganggu karena tingginya nilai
kekeruhan dari air tersebut seperti pada proses penyaringan air dan disinfeksi
air.25.nilai TDS pada air sangat erat kaitannya dengan dengan kekeruhan air.
Tingginya nilai TDS pada air akan menyebabkan tingginya angka kekeruhan
pada air tersebut. Cahaya matahari akan susah masuk ke air yang keruh, hal ini
dapat menyebabkan terganggunya proses fotosintesis pada vegetasi yang ada
didalam air. Nilai kekeruhan padaair dapat diukur dengan alat spektofotometer
yang diukur di laboratorium dengan mengambil sampel air terlebih dahulu.
Turbidimeter juga bisa digunakan sebagai alat pengukur kekeruhan air.
Alat turbidi meter dengan satuan NTU (Nephlometere Turbidy Units)
digunakan pada penelitian ini. NTU merupakan satuan standar dalam
melakukan pengukuran kekeruhan. Nephelometri dan turbidimetri, sumber
cahaya yang terproyeksikan melalui sampel cairan yang sudah disimpan pada
wadah sampel transparan. Sumber cahaya yang mempunyai panjang gelombang
yang relatif singkat dengan rentang angka 500nm-800nm biasa digunakan pada
Nephelometri dan juga sangat efektif digunakan dalam mendeteksi partikel-
partikel yang sangat kecil didalam air. Sumbercahaya yang memiliki panjang
gelombang yang lebih panjang berkisar antara 800 nm-1000 nm biasa
digunakan pada alat turbidimetri yang sangat efektif dalam mendeteksi partikel
yang ada pada air dengan ukuran yang relatif besar. Seberkas cahaya yang
melewati sampel air yang keruh maka intensitas akan dikurangi dengan
hamburan dan jumlah cahaya yang tersebar tersebut bergantung pada
konsentrasi dan distribusi ukuran dari partikel terebut. Pada penggunaan alat
nephelometri intensitas cahaya yang tersebar biasanya diukur, sedangkan pada
penggunaan alat turbidimeter intensitas cahaya yang ditransmisikan pada
sampel juga diukur.26
2.1.4. Parameter Kimia Kualitas Air
1. pH
pH atau derajat keasaman dalah gambaran dari jumlah dan aktivitas ion
hidrogen pada suatu air. Nilai pH pada air biasanya menggambarkan seberapa
14

bear tingkat keasaman dan kebasaan dari air tersebut. Nilai pH yang bersifat
netral adalah 7, yang bersifat asam adalah <7 dan yang bersifat basa bernilai
>7.25
Kebasaan air akan meningkat apabila terdapat senyawa yang bersifat
basa seperti, karbonat, bikarbonat, dan hidroksida. Keasaman pada air juga akan
meningkat apabila terdapat senyawa yang bersifat asam seperti, asam pada
mineral dan asam karbonat. Aktifitas biologis (Proses Fotosintesis dan
Respirasi Organisme), keberadaan ion-ion, dan Suhu sangat mempengaruhi
nilai dari pH pada air. Nilai pH pada air limbah atau air yang terpolusi
bergantung pada jenis buangan atau jenis limbah yang diproduksi .27
pH atau power of hydrogen adalah unit pengukuran yang bisa
menggambarkan derajat dari asiditas, alkanitas suatu larutan, yang biasanya
menjadi sebuah indikator dari kualitas air tersebut. Keseimbangan antara asam
dan basa pada air merupakan ciri dari nilai pH pada air yang sangat berpengaruh
pada proses reaksi biokimia dalam air. 27
Air minum sebaiknya bersifat netral atau pH yang netral, tidak bersifat
asam ataupun basa, hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pelarutan
logam berat, korosi pada jaringan distribusi air minum. Air adalah bahan pelarut
yang baik dan mudah untuk dilakukan, jika air tersebut memiliki pH yang tidak
netral maka akan mudah dalam melarutkan elemen dan senyawa kimia yang
dilalui oleh air tersebut.12
Nilai pH bertujuan untuk mengetahui sifat dari air tersebut, apakah air
tersebut bersifat basa atau bersifat asam dan netral. Nilai dari pH itu sendiri
berkisar dari 0-14 dengan angka 7 yang mengindikasikan bahwa pH tersebut
netral, yang kurang dari angka 7 merupakan asam dan yang lebih dari angka 7
adalah basa. pH sangat bisa dipengaruhi oleh zat kimia yang ada pada air, maka
dari itu nilai pH merupakan petunjuk penting bahwa adanya zat kimia yang
berubah pada dalam air. Setiap nomor mewakili suatu perubahan yang terjadi
pada nilai pH air tersebut, sebagai contohnya air yang bernilai pH 5 merupakan
air yang mengandung asam sepuluh kali lipat dibanding air yang memiliki nilai
pH 6.28
15

2.1.5. Analisis Kualitas Air


Tingkat kesesuaian air untuk dipergunakan dalam pemenuhan kebutuhan
bagi kehidupan manusia dapat dibedakan melalui kualitas air tersebut, seperti
untuk mengaliri tanaman tentu saja kualitas dari air tersebut berbeda dengan air
yang bertujuan untuk kebutuhan manusia seperti meminum dan keperluan
hygiene dan sanitasi.27
Water Bodies atau biasa disebut badan air adlah bagian yang sangat
penting dari wilayah perkotaan, hal ini dikarenakan sumber air yang paling utama
pada wilayah perkotaan berasal dari badan air atau water bodies. Badan air juga
berfungsi sebagai habitat yang sangat penting yang bertujuan untuk menjaga
keanekaragaman flora dan fauna yang ada diwilayah perkotaan ataupun wilayah
perdesaan. Kualitas air pada suatu daerah juga dapat digambarkan dari status
ekologis dan habitat dari suatu badan perairan.21
Pemerintah Indonesia dalam Peraturan Pemerintah (PP) Republik
Indonesia nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan kualitas dan Pengendalian
pencemaran air telah membuat regulasi mengenai pengelolaan kualitas air dan
pencemaran air. Pemerintah sepakat bahwa upaya pelestarian badan perairan
perlu dilakukan melalui pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran
dengan memperhatikan kepentingan generasi sekarang dan dimasa depan
(berkelanjutan) serta keseimbangan ekologis. Selain itu PP ini juga telah
mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas yang berbeda : 13
1. Kelas I : Air yang dapat digunakan untuk air baku air minum dan
kebutuhan lain yang memiliki standar kualitas air yang
sama.
2. Kelas II : Airyang bisa digunakan untuksarana rekreasi air,
budidayaikan, peternakan, menyiram tanaman dan
kebutuhan lain yang memilki standar kualitas air yang sama.
3. Kelas III : Air yang dapat digunakan untuk keperluan seperti air
kelas dua, namun tidak termasuk prasarana dan sarana
rekreasi air.
4. Kelas IV : Air yang digunakan untuk keperluan seperti air kelas tiga,
16

namun tidak termasuk budidaya ikan tawar dan peternakan.


1. Karakteristik Fisik Air
Karakterisitik dari fisika air terdiri dari suhu, kekeriham, bau dan rasa,
dan zat padat terlarut. Karakteristik dari parameter tersebut tentu saja berbeda-
beda, seperti warna aiir yang bisa dan dapat dipengaruhi oleh adanya suatu
organisme dan bahan berwarna yang tersuspensikan dan senyawa-swnyawa
yang bersifat organik. Bau dan rasa pada air bisa diakibatkan oleh organisme
pada air contohnya alga. Selain alga, H2S yang dihasilkan dari proses peruraian
senyawa organik yang dilakukan secara anaerobik juga bisa mempengaruhi rasa
dan bau pada air. Kadar dan jumlah oksigen pada air dapat dipengaruhi oleh
tinggi atau rendahnya suhu air tersebut. Semakin tingginya suhu air tersebut,
maka semakin rendah pula jumlah oksigen terlarut pada air tersebut.
2. Karakteristik Kimia Air
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah
yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia dalam air,
akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia.29
Air dengan rumus kimia H2O adalah suatu zat kimia berupa oksida
hidrogen, yang merupakan produk dari reaksi antara unsur hidrogen dengan
unsur oksigen : 2 H2 (gas) + O2 (gas) 2 H2O (larutan). Air adalah suatu senyawa
kimia berbentuk cairan yang tidak berwarna, tidak berbau dan tak ada rasanya.
Air mempunyai titik beku 0°C pada tekanan 1 atm, titik didih 100°C dan
kerapatan 1,0 g/cm pada suhu 4°C.30
3. Analisis Sifat Fisik Air
Bahan organik dalam air erat hubungannya dengan terjadinya perubahan
sifat fisik dari air, terutama dengan timbulnya warna, bau dan rasa dan
kekeruhan yang tidak diinginkan. Pengaruh terhadap kesehatan yang dapat
ditimbulkan oleh penyimpangan terhadap standar ini adalah timbulnya bau yang
tidak sedap pada air minum, dan dapat menyebabkan sakit perut.31
Air bersih secara fisika memiliki nilai baku mutu yang memenuhi
standar, ditandai dengan air yang tidak memiliki warna, tidak berasa atau tawar,
dan tidak berbau pada tekanan 100 kPa atau memenihi kondisi standar dan pada
17

temperatur 0°C (273°K) . Kementerian kesehatan menjelaskan kualitas air


minum melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 yang terdiri dari tiga elemen mendasar yaitu: 3
a. Kecukupan akan kebutuhan akan air bersih harus dipenuhi oleh PDAM
sebagai perusahaan yang melayani masyarakat dalam pemenuhan
kebutuhan air.
b. Kualitas air bersih dalam segi fisisk, terdiri dari warna, bau, rasa dan
kekeruhan.
c. Sarana atau fasilitas yang harus dipenuhi dalam penyediaan air bersih,
harus memenuhi dari standar kualitas pemasangan pipa yang layak dan
bebas dari kontaminasi dari bakteri atau zat kimia penyebab penyakit.
Sifat fisik air harus memenuhi persyaratan kualitas air minum menurut
Permenkes RI Nomor 492 Tahun 2010 yang dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2. 2Sifat-Sifat Fisik Air Minum
Kadar maksimal yang
Parameter Satuan Keterangan
diperbolehkan
Suhu ºC Suhu Udara ±3
Bau - - Tidak Berbau
Rasa - - Tidak Berasa
Kekeruhan NTU 5
Sumber: Bisnis Plan PDAM Tirta Khayangan 2018-2023
4. Analisis Sifat KimiaAir
Air yang mempunyai pH = 7, dan oksigen terlarut (=DO) jenuh pada 9
mg/l. Air merupakan pelarut yang universal, hampir semua jenis zat dapat larut
di dalam air. Air juga merupakan cairan biologis, yakni didapat di dalam tubuh
semua organisme. Dengan demikian, spesies kimiawi yang ada di dalam air
akan berjumlah sangat besar.12
18

2.2. Kerangka Teori

Parameter Kualitas Air


1. Parameter Fisik
a. Bau
b. Warna
c. Total zat padat
terlarut
d. Kekeruhan
e. Rasa
f. Suhu
2. Parameter Kimiawi
a. Arsen
b. Fluorida Kualitas Air
c. Total Kromium
d. Kadmium
e. Nitrit
f. Nitrat
g. Sianida
h. Selenium
i. pH
3. Parameter Mikrobiologi
a. E.Coli
b. Total Bakter Koliform
4. Parameter Radioaktifitas
a. Gross alpha activity
b. Gross beta activity

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan No.492/Menkes/Per/IV2010


Gambar 2. 1 Kerangka Teori
19

2.3. Kerangka Konsep

Standar Baku Mutu Air

1. Fisik (Suhu, Bau, Rasa,


Kekeruhan) Kualitas Air
2. Kimia (pH)

1. Panas matahari
2. Kandungan Algae
3. Penggunaan bahan Kimia
4. Proses Pengolahan

Gambar 2. 2 Kerangka Konsep


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah deskriptif analitik yang
menggambarkan dan memberi gambaran terhadap suatu objek yang akan diteliti
melalui data ataupun sampel yang telah dikumpulkan oleh peneliti. Penelitian ini
kemudian akan diolah dan dianalisis unutk mengambil kesimpulannya.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta
Khayangan Kota Sungai Penuh.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penilitian ini disusun pada bulan Juni 2021-Juli 2021
3.3 Subjek Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi adalah objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.32 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah
Instalasi Pengolahan air yang ada di wilayah kerja PERUMDA Air Minum Tirta
Khayangan Kota Sungai Penuh.
3.3.2 Sampel
Pengambilan sampel yang baik merupakan kegiatan yang penting, sampel
yang diambil harus representatif atau mewakili dari sumber air yang akan
diperiksa dan bebas dari kontaminasi.33

20
21

Penentuan unit sampel dilakukan dengan metode Total


Sampling.Pengambilan sampel dilakukan di seluruh Instalasi Pengolahan Air
PERUMDA Air Minum Tirta Khayangan, data yang didapatkan ini kemudian
dilakukan uji laboratorium dan analisis hasilnya.

3.4 Definsi Operasional Variabel


Definisi Alat Cara
No Variabel Hasil Ukur Skala
operasional Ukur Ukur
1 Kualitas Kondisi air Memban Observ Suhu Air : ≤3ºC Ordinal
Air yang diukur dingkan asi (Memenuhi Syarat)
dengan cara dengan
pengambilan standar Bau Air : Tidak
sample baku Berbau (Memenuhi
langsung ke mutu air. Syarat)
lapangan Rasa Air : Tidak
Berbau (Memenuhi
Syarat)
Kekeruhan : ≤5 NTU
(Memenuhi
Persyaratan)
pH Air : 6,5-8,5
(Memenuhi
Persyaratan)
(Permenkes 492 tahun
2010)
2 Suhu Air Besaran yang Ther- Observ >3ºC= Suhu air Tinggi Nominal
menjelaskan mome- asi (Tidak Memenuhi
panas atau ter Air Persyaratan)
dinginnya ≤ 3ºC = Suhu normal
air.(Yohanes S (Memenuhi
2009) Persyaratan)

(Permenkes 492 tahun


2010)
3 Bau Air Zat kimia yang Manu-al Observ 1 = Berbau (Tidak Nominal
tercampur (Indra asi Memenuhi
diudara yang Penci- Persyaratan)
ditangkap uman) 2= Tidak Berbau
manusia (Memenuhi
melalui indra Persyaratan)
penciuman.
(Permenkes 492 tahun
2010)
4 Rasa Air Apa yang Manu-al Observ 1 = Berasa (Tidak Nominal
ditangkap oleh (Indra asi Memenuhi
indra Perasa) Persyaratan)
pengecap 2 = Tidak Berasa
(Memenuhi
Persyaratan)
22

(Permenkes 492 Tahun


2010)
5 Kekeruhan Ukuran relatif Turbi-di Observ >5 NTU = Air keruh Nominal
kejernihan air Meter asi (Tidak Memenuhi
Persyaratan)
≤5 NTU = Air Jernih
(Memenuhi
Persyaratan)

(Permenkes 492 Tahun


2010)
6 pH Air Derajat pH Observ 6,5-8,5 = Netral Nominal
Keasaman Air Meter asi (Memenuhi
persyaratan)
< 6,5 = bersifat asam
(Tidak Memenuhi
persyaratan)
>8,5 = bersifat basa

(Permenkes 492 Tahun


2010)

3.5 Instrumen Penelitian


3.5.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pH meter, tabung
reaksi, Thermometer air, turbidi meter, dan air baku (aquades).
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat sampel air
Instalasi Pengolahan Air .
3.5.2 Cara Ukur
1. Pengukuran Suhu Air :
a. Mengukur suhu udara.
b. Mengambil sampel air.
c. Memasukkan ujung Thermometer pada air yang akan diuji.
d. Hasil Suhu akan muncul pada Thermometer tersebut.
e. Bandingkan dengan suhu udara di daerah tersebut.
2. Pengukuran Bau dan Rasa:
a. Menyiapkan air aquades.
b. Menyiapkan sampel air.
23

c. Merasakan langsung sampel air yang akan di uji menggunakan indra


penciuman dan indra perasa.
3. Pengukuran Kekeruhan :
a. Menyiapkan Sampel Air
b. Memasukkan 10 ml sampel air ke alat Thurbidity.
c. Hasil akan keluar dengan satuan NTU.
4. Pengukuran pH Air :
a. Menyiapkan Sampel Air.
b. Memasukkan ujung dari pH meter ke sampel air.
c. Nilai pH meter air akan muncul pada pH meter tersebut.

3.6 Pengumpulan Data


3.6.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diambil secara langsung oleh peneliti dari
sumbernya melalui teknik pengumpulan data dengan uji laboratorium. Data
primer diambil untuk mendapatkan informasi tentang kualitas air di Perusahaan
Umum Daerah Air Minum Tirta Khayangan Kota Sungai Penuh.
3.6.2 Data Sekunder
Data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari laporan dan dokumen
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Khayangan Kota Sungai Penuh.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data


Data yang diperoleh selanjutnya di analisis secara deskriptif dan
menggunakan metode storet. Metode Storet adalah metode yang bertujuan untuk
menentukan dan mengetahui status mutu atau kualitas air dengan cara
membandingkan antara data dari kualitas air tersebut dengan baku mutu air yang
telah ditetapkan.

3.8 Etika Penelitian


Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus mengurus surat permohonan
izin penelitian setelah mendapatkan surat izin, peneliti mulai melakukan penelitian.
24

Untuk memulai penelitian harus memperhatikan masalah etika penelitian yaitu


peneliti harus memberikan penjelasan serta memberikan lembar
persetujuan/informent consent kepada pihak responden. Jika pihak responden
bersedia menjadi subjek penelitian akan menandatangani lembar persetujuan dan
jika subjek penelitian/ pihak responden menolak untuk diteliti, peneliti tidak akan
memaksa dan menghormatinya.

3.9 Jalannya Penelitian


1. Tahap persiapan
Menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan dan memeriksanya
terlebih dahulu sebelum digunakan, kemudian menentukan titik pengambilan
sampel.
2. Pengambilan Sampel Air
Pengambilan sampel air dilakukan di empat tempat pengolahan air yang
berbeda, yaitu IPA Rawang, IPA Pelayang Raya, IPA Tanah Kampung, dan IPA
Kumun Debai. Pengukuran pH dan suhu air dilakukan secara in-situ dengan cara
langsung memasukkan alat ukur ke dalam air reservoar. Pengukuran bau, rasa,
dan kekeruhan dilakukan secara ex-situ, dimana air diambil dengan wadah yang
sudah dibersihkan kemudian dimasukkan kedalam botol reaksi yang sudah
disiapkan dan dibawa ke Laboratorium PERUMDA Air Minum Tirta Khayangan
Kota Sungai Penuh
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
PERUMDA Air Minum Tirta Khayangan didirikan berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Sungai Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Pendirian PERUMDA Air
Minum Tirta Khayangan Kota Sungai Penuh. PDAM Tirta Khayangan
merupakan pemekaran dari PDAM Tirta Sakti yang di tuangkan didalam Nota
Kesepahaman antara Pemerintah Kota Sungai Penuh dengan Pemerintah
Kabupaten Kerinci Nomor: 030/212/IV/BPKAD/2018 dan Nomor: 030/06/BKD-
VI/2018 tanggal 14 Februari Tahun 2018 tentang Penyerahan Aset PDAM Tirta
Khayangan yang berada di wilayah Kota Sungai Penuh.
Jumlah Pelanggan yang diserahkan sebanyak 15.788 sambungan, terdiri
dari sambungan aktif seebanyak 14.015 sambungan dan sambungan non aktif
sebanyak 1.773 sambungan, dengan nilai piutang rekening pertanggal 30 oktober
2017 sebesar 2.708.635.525,00.
PDAM Tirta Khayangan memiliki 4 sumber yang terdapat di 4 lokasi Unit
Pelayanan dengan jumlah kapasitas terpasang 170 l/det dengan perincian sebagai
berikut :
Tabel 4. 1Data Sumber Air Baku dan Kapasitas Instalasi

Kapasitas (l/det)
Jenis
No Sumber Air Baku Per
Pengolahan Per Instalasi
Lokasi
IPA Lengkap
1 Sungai Batang Merao 20,50 70
Rawang
IPA Lengkap
2 S.Jernih, S. Ampuh 5, 35 dan 20 60
Pelayang Raya
IPA Lengkap Sungai Batang
3 10 10
Tanah Kampung Sangkir
IPA Lengkap
4 Sungai Batang Merao 30 30
Kumun Debai
Jumlah 170 170
Sumber: Bisnis Plan PDAM Tirta Khayangan 2018-2023

25
26

Sambungan aktif pada awal operasional PERUMDA Air Minum Tirta


Khayangan Bulan Maret Tahun 2018 sebanyak 14.056 sambungan pelanggan.
PERUMDA Air Minum Tirta Khayangan secara administrasi pelayanan dibagi
menjadi 4 Unit, Yaitu:
1. Unit Sungai Penuh melayani : 6.970 sambungan
2. Unit Rawang melayani: 4.077 sambungan
3. Unit Tanah Kampung melayani : 1.730 sambungan
4. Unit Kumun Debai melayani : 1.279 sambungan

4.1.2. Tabel Pengukuran Kualitas Air


Tabel 4. 2Hasil Perhitungan di IPA Pelayang Raya
Hasil Pengukuran
Baku
No Parameter Satuan Rata-
Mutu Maksimum Minimum
Rata
Suhu
1 Suhu °C Udara 27 22,5 20,4
(25) ± 3
2 Kekeruhan NTU 5 24,9 8,13 11,41
3 pH - 6,5-8,5 9,13 8,6 8,82
Tidak
Tidak Tidak Tidak
4 Bau Berba
Berbau Berbau Berbau
u
Tidak
Tidak Tidak Tidak
5 Rasa Beras
Berasa Berasa Berasa
a

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa Status Mutu air pada IPA Pelayang Raya
masih belum memenuhi standar baku yang telah ditetapkan. Nilai suhu pada IPA
Pelayang Raya tidak memenuhi standar, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata
dari suhu kurang dari baku mutu yang telah ditetapkan oleh PERMENKES nomor
492 tahun 2010. Nilai kekeruhan pada IPA Pelayang Raya tidak memenuhi
standar, hal ini ditunjukkan dengan nilai maksimum, nilai minimum, dan nilai
rata-rata tidak memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh
PERMENKES nomor 492 tahun 2010. Nilai pH pada IPA Pelayang Raya tidak
memenuhi standar, hal ini ditunjukkan dengan nilai maksimum, nilai minimum,
dan nilai rata-rata yang tidak memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan
27

oleh PERMENKES nomor 492 tahun 2010. Nilai bau dan rasa pada IPA Pelayang
Raya memenuhi standar, hal ini ditunjukkan dengan nilai maksimum, nilai
minimum, dan nilai rata-rata memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan
oleh PERMENKES nomor 492ntahun 2010.
Tabel 4. 3Hasil Perhitungan di IPA Hamparan Rawang
Hasil Pengukuran
Baku
No Parameter Satuan Maksimum Minimum Rata-
Mutu
Rata
1 Suhu °C Suhu 28,7 23,8 25,9
Udara
(26)±3
2 Kekeruhan NTU 5 4,21 1,84 2,93
3 pH - 6,5-8,5 8,93 8,49 8,73
4 Bau Tidak Tidak Tidak Tidak
Berbau Berbau Berbau Berbau
5 Rasa Tidak Tidak Tidak Tidak
Berasa Berasa Berasa Berasa

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa Status Mutu air pada IPA Hamparan
Rawang yang ditentukan dengan data hasil pengukuran yang telah diteliti oleh
peneliti tergolong Masih belum memenuhi Standar Baku Mutu yang telah
ditetapkan. Nilai suhu pada IPA Hamparan Rawang memenuhi standar, hal ini
ditunjukkan dengan nilai rata-rata dari suhu memenuhi baku mutu yang telah
ditetapkan oleh PERMENKES nomor 492 tahun 2010. Nilai kekeruhan pada IPA
Hamparan Rawang memenuhi standar, hal ini ditunjukkan dengan nilai
maksimum, nilai minimum, dan nilai rata-rata yang memenuhi standar baku mutu
yang telah ditetapkan oleh PERMENKES nomor 492 tahun 2010. Nilai pH pada
IPA Hamparan Rawang tidak memenuhi standar, hal ini ditunjukkan dengan nilai
maksimum dan nilai rata-rata yang tidak memenuhi standar baku mutu yang telah
ditetapkan oleh PERMENKES nomor 492 tahun 2010. Nilai bau dan rasa pada
IPA Hamparan Rawang memenuhi standar, hal ini ditunjukkan dengan nilai
maksimum, nilai minimum, dan nilai rata-rata memenuhi standar baku mutu yang
telah ditetapkan oleh PERMENKES nomor 492 tahun 2010.
28

Tabel 4. 4Hasil Perhitungan di IPA Tanah Kampung


Hasil Pengukuran
Baku
No Parameter Satuan Maksimum Minimum Rata-
Mutu
Rata
1 Suhu °C Suhu 27 25 26,08
Udara
(28) ± 3
2 Kekeruhan NTU 5 19,6 2,6 8,67
3 Ph - 6,5-8,5 9,43 8,48 8,77
4 Bau Tidak Tidak Tidak Tidak
Berbau Berbau Berbau Berbau
5 Rasa Tidak Tidak Tidak Tidak
Berasa Berasa Berasa Berasa

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa Status Mutu air pada IPA Tanah Kampung
yang ditentukan dengan data hasil pengukuran yang telah diteliti oleh peneliti
masih belum memenuhi Standar Baku Mutu yang telah ditetapkan. Nilai suhu
pada IPA Tanah Kampung memenuhi standar, hal ini ditunjukkan dengan nilai
maksimum, nilai minimum, dan nilai rata-rata memenuhi baku mutu yang telah
ditetapkan oleh PERMENKES nomor 492 tahun 2010. Nilai kekeruhan pada IPA
Tanah Kampung tidak memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan, hal
ini ditunjukkan dengan nilai maksimumdan nilai rata-rata yang memenuhi standar
baku mutu yang telah ditetapkan oleh PERMENKES nomor 492 tahun 2010.
Nilai pH pada IPA Tanah Kampung tidak memenuhi standar, hal ini ditunjukkan
dengan nilai maksimum dan nilai rata-rata yang tidak memenuhi standar baku
mutu yang telah ditetapkan oleh PERMENKES nomor 492 tahun 2010. Nilai bau
dan rasa pada IPA Tanah Kampung memenuhi standar, hal ini ditunjukkan
dengan nilai maksimum, nilai minimum, dan nilai rata-rata memenuhi standar
baku mutu yang telah ditetapkan oleh PERMENKES nomor 492 tahun 2010.
29

Tabel 4. 5Hasil Perhitungan di IPA Kumun Debai


Hasil Pengukuran
Baku
No Parameter Satuan Maksimum Minimum Rata-
Mutu
Rata
1 Suhu °C Suhu 29,3 25,5 27,03
Udara
(25)±3
2 Kekeruhan NTU 5 9,8 5,0 7,33
3 Ph - 6,5-8,5 8,6 7,43 8,28
4 Bau Tidak Tidak Tidak Tidak
Berbau Berbau Berbau Berbau
5 Rasa Tidak Tidak Tidak Tidak
Berasa Berasa Berasa Berasa

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa Status Mutu air pada IPA Kumun Debai
yang ditentukan dengan data hasil pengukuran yang telah diteliti oleh peneliti
masih belum memenuhi Standar Baku Mutu yang telah ditetapkan. Nilai suhu
pada IPA Kumun Debai tidak memenuhi standar, hal ini ditunjukkan dengan nilai
maksimum yang tidak memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan oleh
PERMENKES nomor 492 tahun 2010 maka menurut perhitungan storet, diberi
skor -1. Nilai kekeruhan pada IPA Kumun Debai tidak memenuhi standar baku
mutu yang telah ditetapkan, hal ini ditunjukkan dengan nilai maksimum dan nilai
rata-rata yang tidak memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh
PERMENKES nomor 492 tahun 2010. Nilai pH pada IPA Kumun Debai tidak
memenuhi standar, hal ini ditunjukkan dengan nilai maksimum yang tidak
memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh PERMENKES nomor
492 tahun 2010. Nilai bau dan rasa pada IPA Kumun Debai memenuhi standar,
hal ini ditunjukkan dengan nilai maksimum, nilai minimum, dan nilai rata-rata
memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh PERMENKES nomor
492 tahun 2010.
Berdasarkan hasil uji kualitas air secara periodik dapat diketahui nilai
minimum dan maksimum kandungan dalam air di 4 IPA. Hasil uji kualitas air
tersebut kemudian dibandingkan dengan baku mutu yang sesuai dengan
peruntukan air.
30

4.2. Pembahasan
4.2.1. Parameter Fisika
4.2.1.1. Suhu

Berdasarkan Hasil Pengujian di Laboratorium menunjukkan bahwa suhu


dari sampel air PERUMDA TIRTA Khayangan yang di ambil di empat lokasi
yang berbeda Memenuhi Syarat dan Standar Baku mutu yang telah di tetapkan
pada PERMENKES Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010. Hasil yang di dapatkan
di IPA Pelayang Raya 20,4, di IPA Hamparan Rawang 25,9, di IPA Tanah
Kampung 26,08, dan di IPA Kumun Debai 27,03.
Suhu secara langsung atau tidak langsung dapat dipengaruhi oleh sinar
matahari. Panas yang dihasilkan oleh sinar matahari dan diserap oleh air dapat
berubah sewaktu-waktu tergantung pada musim di daerah tersebut,
lintang(latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu dalam satu hari,
penutupan awan, dan aliran kedalam air. Indonesia sebagai daerah tropis sehingga
suhu yang dihasilkan berkisar antara 25-32ºC. Suhu yang berkisar antara 25-32ºC
tersebut termasuk normal dan sesuai dengan ketetapan dan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 492. Penelitian ini juga berkaitan dengan penelitian (Hasrianti
dan Nurasia, 2016) yang menjelaskan bahwa air yang baik harus sama dengan
suhu dari udara daerah tersebut yang berkisar antara (20-30ºC), air yang tercemar
memiliki suhu diatas dan dibawah dari suhu udara pada daerah tersebut.35
Penelitian ini juga mengacu kepada penelitian Gusril 2016 yang menjelaskan
bahwa suhu air pada PDAM di Kota Duri tidak memenuhi standar atau melebihi
standar baku mutu yang telah ditetapkan hal ini dikarenakantingginya intensitas
cahaya matahari yang ada pada wilayah tersebut.
Suhu air di empat IPA Perumda Tirta Khayangan terbilang normal,
sehingga tidak akan terjadi suatu reaksi kimia yang sangat di pengaruhi oleh suhu
yang tinggi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Latuperissa (2020) yang
menyatakan bahwa Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak
terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat
membahayakan kesehatan dan menghambat pertumbuhan organisme. 36Suhu Kota
Sungai Penuh berkisar antara 20-28ºC , dengan nilai tersebut maka suhu air dari
31

empat IPA yang telah peneliti ukur sesuai dengan standar dan baku mutu yang
sudah di tetapkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492. Penelitian ini
juga sejalan dengan penelitian Saraswati SP, dkk 2014 yang menjelaskan bahwa
suhu air yang cenderung normal merupakan ciri khas dari suhu perairan pada
wilayah tropis.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Renngiwur, dkk (2016) air
yang memiliki suhu diatas atau dibawah suhu udara berarti mengandung zat-zat
terlarut tertentu atau sedang berlangsungnya proses penguraian dari bahan
organik yang disebabkan oleh mikroorganisme yang ada pada air tersebut. 10
Suhu air pada empat IPA tersebut dikategorikan baik untuk dikonsumsi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Gustiningsih 2018 yang menjelaskan
bahwa semakin rendah suhu air, kandungan oksigen yang terkandung pada air
tersebut relative tinggi, hal ini di buktikan dengan lebih segarnya mengkonsumsi
air dingin dibandingkan air panas, hal ini disebabkan karena tekanan yang besar
dapat memaksa lebih banyak molekul oksigen masuk dalam ruang diantara
molekul air.
4.2.1.2. Bau
Berdasarkan Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sampel air yang ada di
empat IPA pada PERUMDA Tirta Khayangan Kota Sungai Penuh sesuai dengan
standar baku mutu yang telah ditetapkan pada PERMENKES
492/MENKES/PER/IV/2010 yaitu tidak terdeteksi bau. Uji parameter bau
dilakukan peneliti melalui pengamatan menggunakan indra penciuman dan
dibandingkan langsung oleh bau dari air baku(aquades) dengan menggunakan
metode organoleptic. Pengujian organoleptic adalah pengujian yang dilakukan
dengan indera manusia sebagai alat utama untuk mengukur mutu dari produk
makanan/minuman.
Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa air tersebut bersih dan tidak
terkontaminasi dari zat yang dapat membahayakan kesehatan. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian Srikandi Fardiazyang mengemukakan bahwa bau pada
air bergantung pada sumber air tersebut. 37
32

Sumber air yang di produksi IPA tersebut bersumber dari sungai yang
terkontaminasi dan tercemar, dengan proses pengolahan yang baik dan benar
maka, air yang dihasilkan dari empat IPA tersebut tidak menghasilkan bau apapun
dan layak dikonsumsi oleh masyarakat.Hal ini disebabkan karena proses filtrasi
yang baik dan benar yang selalu diterapkan oleh operator pada masing-masing
IPA yang ada pada wilayah kerja PERUMDA Tirta Khayangan dengan
menggunakan bahan karbon aktif pada saat melakukan proses filtrasi.Penelitian
ini sejalan dengan penelitian Soesanto,untuk menghilangkan rasa dan bau karena
sebab alamiada beberapa pilihan cara pengolahan yaitu sedimentasi konvensional
secara gaya berat (Conventional Gravity Sedimentatin CGS) dan pengembangan
udara terlarut (Dissolved Air F1otation = OAF), ownisasi dan filtrasi dengan
karbon aktif granular (Granular Activated Carbon= GAC). 38
PERUMDA Tirta Khayangan menggunakan bahan kaporit yang berfungsi
sebagai disinfektan. Kadar kaporit yang diperbolehkan adalah ≤5 mg/l. Fungsi
dari kaporit tersebut bukan hanya membunuh kuman penyebab penyakit, tetapi
fungsi dari kaporit tersebut juga bisa menghilangkan bau yang berasal dari air
baku yang di alirkan ke tempat pengolahan air tersebut. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian Mayangsari 2019 yang menjelaskan bahwa air sumur yang
diukur menggunakan indra penciuman menunjukkan hasil positif (Berbau) , bau
dalam hal ini disebabkan oleh aktivitas bakteri yang mengandung zat besi atau
belerang dalam siklusnya, dengan demikian sangat diperlukannya disinfektan
yang bertujuan untuk membunuh kuman dan bakteri yang merugikan atau yang
memperburuk kualitas air tersebut.
Air minum yang baik adalah air minum yang tidak memiliki bau dan
aroma apapun, apabila air yang anda konsumsi memiliki aroma yang tidak sedap
lebih baik tidak dikonsumsi karena air tersebut telah bercampur dengan bakteri
atau senyawa H2S atau Hidrogen Sulfida yang dapat membahayakan kesehatan.
Hal ini sejalan dengan penelitian (Agatha Sih Piranti, dkk 2018) yang
menjelaskan bahwa gas H2S bersifat racun, daya racun yang paling berbahaya
adalah pada saat air terebut mengalami penurunan pH dan kondisi anaerob. Gas
33

H2S jika dikonsumsi oleh manusia dapat mengakibatkan penyakit berupa iritasi
pada mata, hidung, dan tenggorokan.39
4.2.1.3 Rasa
Uji parameter rasa dilakukan dengan pengamatan melalui indera perasa
dan langsung dibandingkan dengan air baku (aquades) menggunakan metode
organoleptic. Pengujian organoleptic adalah pengujian yang menggunakan indera
yang dimiliki oleh manusia sebagai alat utama untuk menilai suatu produk dari
makanan atau minuman. Dari hasil pengujian tersebut, tidak terdapat dan tidak
ditemukan air yang memiliki rasa atau air tersebut dapat dikatakan berasa tawar
dan memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan.
Air yang berasa dapat diakibatkan oleh rasa logam yang disebabkan oleh
bahan logam (besi, tembaga, dan mangan) yang larut kedalam airmelalui pipa.
Rasa klorin, bahan kimia dan obat-obatan yang dipengaruhi dari proses
disinfektan. Rasa pada air dapat dicegah apabila proses pengolahan yang
dilakukan oleh petugas PERUMDA Tirta Khayangan sesuai dengan standar yang
sudah ditetapkan. Sutrisno (2010) menjelaskan bahwa air yang memiliki rasa
yang tidak normal (rasa logam/amis, rasa pahit, rasa asin dan rasa asam), maka
air tersebut memiliki kualitas yang tidak baik dan tidak layak konsumsi dan dapat
membahayakan kesehatan. Rasa tersebut biasanya disebabkan oleh bahan-bahan
organik yang telah membusuk dan mengandung tipe-tipe organisme tertentu dan
senyawa-senyawa seperti phenol. Rasa busuk pada air juga disebabkan oleh
bahan-bahan organik yang mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme
yang ada pada air.40
Proses pengolahan air pada PERUMDA Tirta Khayangan selalu teliti pada
setiap prosesnya, hal ini dikarenakan apabila proses pengendapan tidak berjalan
dengan lancar maka zat logam yang ada pada air yang belum diolah tersebut bisa
menjadi pemicu dan akan menimbulkan bau pada air yang akan disebarkan
kepada masyarakat. Penelitian ini sejalan dengan Wiyono Noerhadi 2017 yang
menjelaskan bahwa proses adsorbsi bertujuan untuk mengikat molekul yang ada
pada air. Zat yang mengikat tersebut disebut adsorben yang cenderung menarik
zat-zat lain yang bersentuhan dengannya.
34

Menurut Washington State Department of Health (2011) bau dan rasa


pada air dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti sumber persediaan air
bersih yang digunakan, pipa yang digunakan untuk mengalirkan air, serta
disebabkan karena sistem pipa ledeng rumah tangga yang tidak baik. Adanya bau
dan rasa klorin pada beberapa sampel disebabkan karena adanya penambahan
klorin dalam air tersebut serta adanya interaksi antara klorin dengan senyawa
organik dalam pipa tersebut. Adanya bau dan rasa tanah pada kebanyakan sampel
disebabkan karena beberapa faktor seperti adanya pertumbuhan bakteri pada
saluran pembuangan atau dari bahan organik. PERUMDA Tirta Khayangan
sendiri selalu melakukan proses pengolahan air dengan teliti dan baik, sehingga
penyebab dari air berbau tersebut bisa dicegah.
4.2.1.4 Kekeruhan
Uji Parameter kekeruhan dilakukan dengan menggunakan alat yang
disebut turbidimeter. Pengujian ini dilakukan langsung oleh peneliti di tempat
penelitian yaitu IPA PERUMDA Tirta Khayangan. Hasil yang diperoleh oleh
peneliti menjelaskan bahwa kondisi dan kualitas air ditinjau dari parameter
kekeruhan tidak memenuhi standar bakumutu yang telah ditetapkan oleh
PERMENKES nomor 492 tahun 2010. Hasil yang didapatkan di IPA Pelayang
Raya adalah 11,41NTU, di IPA Tanah Kampung 8,67NTU, dan di IPA Kumun
Debai 7,33 NTU.
Warnakuning alami pada air yang berasal dari daerahpegunungan adalah
berasal dari asam organikyang tidak berbahaya bagi kesehatan, dan warnaini bisa
disamakan dengan warna asam tanik yangterdapat dalam air teh.24Warnaair
sangat dikaitkan dengan nilai estetika terutamauntuk beberapa peruntukkan.
Namun sangatpenting untuk dapat membedakan antara air yangmempunyai
warna asli akibat material terlarut danwarna semu akibat zat-zat yang tersuspensi.
Darihasil pengamatan dengan metode visual warnaair yang berasal dari keempat
lokasi ialah keruh, karena memiliki nilai lebih dari 5 NTU, penyebab kekeruhan
dikarenakan kurangnya dosis obat yang diterapkan oleh petugas laboratorium
PDAM dan terdapat gangguan pada pipa yang ada pada proses pengolahan air.
Penumpukan flok-flok di filter air juga menyebabkan kekeruhan dikarenakan flok
35

yang menumpuk tersebut terbawa ke reservoir, karena proses pencucian filter


tidak rutin dilakukan. Penelitian Latupeirissa dan Manuhutu (2020) menyebutkan
bahwa warna air dapat ditimbulkan oleh hasil dari kontak antara air dengan
organisme yang mengalami pembsusukan, partikel-partikel lumpur yang
terinfiltrasi ke dalam pipa air PDAM. 36
Nilai kekeruhan yang melewati ambang batas mengintifikasikan bahwa
terdapatnya jumlah zat yang terlarut pada air. Hal ini dibuktikan dengan penelitian
Pradana HA 2019 yang menjelaskan bahwa nilai kekeruhan yang rendah
mengindikasikan rendahnya padatan yang melayang pada badan air dan
rendahnya jumlah alga. Peneliti sendiri melihat langsung bahwa masih banyaknya
flok-flok yang masih tertinggal pada saat proses pengolahan air. Menurut
penelitian Pradana banyaknya padatan terlarut diakibatkan karena adanya
kandungan mineral dan bentuk ion bebas seperti Na, Ca, dan Mg. Nilai kekeruhan
yang tinggi tersebut mengindikasikan bahwa air tersebut tidak layak dikonsumsi
oleh masyarakat dan jika dimanfaatkan sebagai sumber air baku maka akan
menimbulkan risiko gangguan Kesehatan.
4.2.2. Parameter Kimia
4.2.2.1 pH
Uji Parameter pH dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut
pHmeter. Pengujian ini dilakukan langsung oleh peneliti di tempat penelitian
yaitu IPA PERUMDA Tirta Khayangan. Hasil yang diperoleh oleh peneliti
menjelaskan bahwa kondisi dan kualitas air ditinjau dari parameter pH tidak
memenuhi standar bakumutu yang telah ditetapkan oleh PERMENKES nomor
492 tahun 2010. Hasil yang didapatkan di IPA Pelayang Raya adalah 8,82, di IPA
Hamparan Rawang 8,73, di IPA Tanah Kampung 8,77, dan di IPA Kumun Debai
8,28 NTU.
Terjadinya perbedaan nilai pH pada masing-masing IPA diduga akibat
adanya masukan limbah organik dan anorganik yang ada di sepanjang bantaran
sungai. Sesuai dengan pendapat Yuliastuti dalam Masykur (2018) yang
menyatakan bahwa fluktuasi nilai pH dipengaruhi oleh limbah organik dan
anorganik ke sungai.Nilai pH menjadi faktoryang penting dalam perairan karena
36

nilai pH pada airakan menentukan sifat air menjadi bersifat asam ataubasa yang
akan mempengaruhi kehidupan biologi didalam air. Perubahan keasaman air, baik
ke arah alkalimaupun asam, akan sangat mengganggu kehidupanikan dan hewan
air lainnya.Kondisi pH dapat mempengaruhi tingkat toksisitassuatu senyawa
kimia, proses biokimiawi perairan, danproses metabolisme organisme air dan
derajat keasaman merupakan faktoryang penting dalam proses pengolahan air
untukperbaikan kualitas air.41
pH kualitas air PDAM yang diperbolehkan Peranturan Menkes 2010
Nomor 492 Tahun 2010 yaitu 6,5-8,5. Hasil pengukuran pH yang dilakukan di
laboratorium menunjukkan bahwa pH air pada 3 IPA tersebut tinggi yakni 8,82,
8,73 dan 8,77. Temperature tempat air berada mempengaruhi kelarutan karbon
dioksida. Ketika air mendapat banyak intensitas panas dari cahaya matahari, maka
suhu permukaannya akan naik, maka kelarutan karbondioksida akan menurun
sehingga pH akan naik dan air bersifat basa. Penyebab naiknya pH air adalah
terdapatnya unsure yang bersifat basa diantaranya adalah ion karbonat dan
bikarbonat, jika air memiliki konsentrasi ion karbonat dan bikarbonat yang cukup
tinggi, maka bisa dipastikan pH-nya akan berubah. Dari yang awalnya netral,
maka air akan berubah menjadi basa. Soda termasuk kedalam ion bikarbonat dan
dibutuhkan untuk menaikkan pH dari dalam air yang sebelumnya rendah yang
diakibatkan oleh penambahan obat penjernih air atau nacl.Menurut penelitian
slamet2007 air sebaiknya tidak bersifat asam dan juga tidak bersifat basa tetapi
harus bersifat netral untuk mencegah terjadinya pelarutan logam berat dan korosi
jaringan pada saat pendistribusian air.
pH penting dalam penentuan kualitas air karena keasaman air pada
umumnya disebabkan gas oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida.
Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standard
kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2
dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat
mengganggu kesehatan.36
Nilai pH yang berubah-ubah bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti
adanya reaksi kimia yang ada pada air tersebut. Penelitian ini juga sejalan dengan
37

penelitian Suseno NV yang menjelaskan bahwa Kualitas sumber air baku waduk
Manggar belum sesuai untuk menjadi air bersih karena parameter besi, mangan,
pH, zat organic, dan jumlah bakteri coliform masih memiliki nilai yang tidak
sesuai dengan kadar maksimal yang diperbolehkan akibat adanya tumbuhan
sekitar waduk yang tergenang sejak tahun 2010 serta adanya kikisan tanah yang
langsung masuk ke air waduk. Hal ini juga dibuktikan oleh peneliti bahwa pada
sumber air baku IPA Tirta Khayangan masih banyak terdapat bekas-bekas
tumbuhan dan kikisan tanah yang berada pada intake IPA tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Kualitas air di empat IPA PERUMDA Tirta Khayangan Kota Sungai Penuh
berdasarkan parameter Bau, dan Rasa semuanya sudah memenuhi Standar dan
Baku Mutu yang telah ditetapkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
492 Tahun 2017. Sedangkan berdasarkan parameter suhu dan kekeruhan tidak
memenuhi Standar dan Baku Mutu yang telah ditetapkan. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai Minimum, Maksimum, dan nilai rata-rata yang tidak memenuhi
standar.
2. Berdasarkan Parameter pH tidak memenuhi Standar dan Baku Mutu yang
telah ditetapkan. Hal iini ditunjukkan dengan Nilai Minimum, Maksimum,
dan nilai rata-rata yang tidak memenuhi standar.

5.2 Saran
1. PERUMDA Tirta Khayangan Kota Sungai Penuh
PERUMDA Tirta Khayangan sebaiknya lebih memperhatikan proses
pengolahan air di instansi pengolahan air mengngat masih tingginya nilai
kekeruhan di instansi pengolahan air. Meningkatkan pelayanan air bersih untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan.
2. Peneliti
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih jauh mengenai
parameter kimia dan Mikrobiologi yang mempengaruhi status dan kualitas air.
3. Lainnya
Perlu dilakukan pemantauan secara kontinu terhadap bahan organik yang ada
pada air baku mengingat masih terdapat banyaknya tumbuhan terendam dan mati
karena dapat berpengaruh terhadap beberapa unsur fisik, kimiadan mikrobiologi
pada air.

38
DAFTARPUSTAKA

1. Sumantri B, Parwiyanto H. Kualitas Pelayanan Perusahaan Daerah Air


Minum (PDAM) Kabupaten Sragen. J Chem Inf Model. 2017;1(1):11–24.
2. Setioningrum RNK, Sulistyorini L, Rahayu WI. Gambaran Kualitas Air
Bersih Kawasan Domestik di Jawa Timur pada Tahun 2019. Ikesma.
2020;16(2):87.
3. Permenkes No. 492/Th.2010. Persyaratan Kualitas Air Minum. Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010.
4. 2005 B (Badan PS. Issn 2085 - 8167. Geografi. 2010;8(8):1–7.
5. Puspitasari S. Hubungan Kualitas Bakteriologis Air Sumur Dan Perilaku
Sehat Dengan Kejadian Waterborne Disease Di Desa Tambak Sumur,
Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo. J Kesehat Lingkung. 2013;7(1):76–
82.
6. Harijati S, Sadjati IM, Handayani SK, Dkk. Optimalisasi Peran Sains &
Teknologi untuk Mewujudkan Smart City. Universitas Terbuka. 2017. 211–
212 p.
7. Handayani N. Studi Awal Tentang Sistem Penyediaan Air Bersih di Desa
Karangduwur Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Univ Negeri
Semarang. 2010;
8. Zamaruddin N. Monitoring dan Evaluasi Kualitas Air Pada Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Area Aceh Besar Bulan April dan Juli
Monitoring and Evaluation Quality of Drinking Water Industry (PDAM) at
Aceh Besar in April and July. J Aceh Phys Soc. 2018;7(1):39–42.
9. Bisnis Plan PDAM Tirta Khayangan. Sungai Penuh, Jambi; 2018.
10. Renngiwur J, Lasaiba Dan I, Mahulauw A, Pengajar S, Pendidikan J, Fitk B,
et al. Analisis Kualitas Air Yang Di Konsumsi Warga Desa Batu Merah Kota
Ambon. J Biol Sci Educ. 2016;5(2):101.
11. Kencanawati M, Mustakim. ANALISIS PENGOLAHAN AIR BERSIH
PADA WTP PDAM PRAPATAN KOTA kebutuhan yang sangat mendasar
bagi merupakan salah satu hal penting yang. Transukma. 2019;2, No.

39
40

2(January 2017):103–17.
12. Soemirat J. Pencemaran Lingkungan. jakarta: Rinneka Cipta; 2011.
13. Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2001. Peratur Pemerintah Republik Indones. 2001;(1):1–5.
14. Sutrisno CT. Teknologi Penyediaan Air. Jakarta: PT Rinneka Cipta; 2007.
15. Lakitan B. Dasar-Dasar Klimatologi. jakarta: Radja Grafindo Persada; 1997.
16. Digsinarga ade surya. Kajian Mata Air untuk Bahan Baku Air Minum dan
Irigasi Di Desa Ponjong Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunung Kidul.
Jurnal Elektronik Jurusan Pendidikan geografi. Fak Ilmu Sos Univ Negeri
Yogyakarta. 2013;
17. Amani F, Prawiroredjo K. ID alat ukur kualitas air minum dengan para. J
JETRi. 2016;14:49–62.
18. Hadi A. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan. Jakarta: PT
Gramedia; 2007.
19. Arthana IW. Kualitas air beberapa mata air di sekitar Bedugul, Bali. Univ
Udayana. 2002;(3):1–9.
20. Fisika J, Matematika F, Ilmu DAN, Alam P. Analisis Sifat Fisis Kualitas Air
Di Mata Air Sumber Asem Dusun Kalijeruk, Desa Siwuran, Kecamatan
Garung, Kabupaten Wonosobo. Unnes Phys J. 2016;5(1):40–5.
21. Munirwan H. Buku Pengantar Praktis Pengelolaan Lingkungan Kota. 1st ed.
yogyakarta: CV Budi Utama; 2019.
22. Emilia I, Mutiara D. PARAMETER FISIKA, KIMIA DAN
BAKTERIOLOGI AIR MINUM ALKALI TERIONISASI YANG
DIPRODUKSI MESIN KANGEN WATER Leveluk SD 501. Sainmatika
Jurnal Ilmu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. 2019;16(1):67.
23. Sarman. Analisis Kualitas Air Sumur Dangkal Di Kawasan Pesisir Di
Kelurahan Lemo Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara. 2015;
24. Sulistyorini IS, Edwin M, Arung AS. Analisis Kualitas Air Pada Sumber
Mata Air Di Kecamatan Karangan Dan Kaliorang Kabupaten Kutai Timur.
Jurnal Hutan Tropis. 2017;4(1):64.
25. Effendi H. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Dan
41

Lingkungan Perairan. 5th ed. yogyakarta: Kanisius; 2007.


26. Mahida UN. Pencemaran dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta:
Rajawali Press; 2000.
27. Barang MHD, Saptomo SK. Analisis Kualitas Air pada Jalur Distribusi Air
Bersih di Gedung Baru Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian
Bogor. J Tek Sipil dan Lingkung. 2019;4(1):13–24.
28. Mulia RM. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Graha Ilmu; 2005.
29. NOTOATMODJO S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta; 2011.
30. Susana T. Air Sebagai Sumber Kehidupan. Oseanografi. 2003;
31. Ningrum SO. Analisis Kualitas Badan Air Dan Kualitas Air Sumur Di
Sekitar Pabrik Gula Rejo Agung Baru Kota Madiun. J Kesehat Lingkung.
2018;10(1):1–12.
32. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta; 2011.
33. Badan Standardisasi Nasional. SNI 7828:2012 tentang Pengambilan Contoh
Air Minum dari Instalasi Pengolahan Air dan Sistem Jaringan Distribusi
Perpipaan. 2012;31.
34. Yohanes S. Fisika Modern. Tanggerang: PT Kandel; 2009.
35. Hasrianti, Nurasia. Analisis Warna, Suhu, Ph Dan Salinitas Air Sumur Bor
Di Kota Palopo. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. 2016;02(1):747–
53.
36. Latupeirissa AN, Manuhutu JB. Analisis Parameter Fisika Dan Kesadahan
Air Pdam Wainitu Ambon. Molluca J Chem Educ. 2020;10(1):1–7.
37. Ferdiaz S. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama;
38. Soesanto SS. Senyawa Organik Dalam Air Minum. Media Litbangkes.
VI(01).
39. Piranti AS, Rahayu DRUS, Waluyo G. Evaluasi Status Mutu Air Danau
Rawapening. J Pengelolaan Sumberd Alam dan Lingkung (Journal Nat
Resour Environ Manag. 2018;8(2):151–60.
40. Slamet JS. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta: Gadjah Mada University
42

Press; 2011.
41. Djoharam V, Riani E, Yani M. Analisis Kualitas Air Dan Daya Tampung
Beban Pencemaran Sungai Pesanggrahan Di Wilayah Provinsi Dki Jakarta.
J Pengelolaan Sumberd Alam dan Lingkung (Journal Nat Resour Environ
Manag. 2018;8(1):127–33.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Pengukuran
Hasil Pengamatan
Parameter Satuan Kadar Maksimum Kualitas Air
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6

FISIK
Bau -
Rasa -
Suhu ̊C
Kekeruhan NTU
KIMIA
pH -
Lampiran 2. Tabel Pengukuran IPA
IPA PELAYANG RAYA

Paramet Satua Hasil Pengamatan Kadar Kualit


er n Maksim as Air
Hari Hari Hari Hari Hari Hari6 m
1 2 3 4 5

Fisik

Bau - Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Baik


Berba Berba Berba Berba Berba Berba
u u u u u u

Rasa - Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Baik


Beras Beras Beras Beras Beras Beras
a a a a a a

Suhu ºC 24,9 22,5 23 25 26 27 27 Baik

Kekeruh NTU 24,9 9,07 8,13 8,2 9,0 9,2 24,9 Buruk
an

Kimia

pH - 8,7 9,13 8,74 8,8 8,6 9,0 9,13 Buruk

IPA HAMPARAN RAWANG

Paramet Satua Hasil Pengamatan Kadar Kualit


er n Maksim as Air
Hari Hari Hari Hari Hari Hari6 m
1 2 3 4 5

Fisik

Bau - Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Baik


Berba Berba Berba Berba Berba Berba
u u u u u u

Rasa - Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Baik


Beras Beras Beras Beras Beras Beras
a a a a a a

Suhu ºC 28,7 26,4 23,8 25,7 26 25,3 28,7 Baik

Kekeruh NTU 4,21 3,20 1,84 2,8 2,7 2,83 4,21 Baik
an

Kimia

pH - 8,49 8,7 8,93 8,78 8,75 8,78 8,93 Buruk


IPA TANAH KAMPUNG

Paramet Satua Hasil Pengamatan Kadar Kualit


er n Maksim as Air
Hari Hari Hari Hari Hari Hari6 m
1 2 3 4 5

Fisik

Bau - Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Baik


Berba Berba Berba Berba Berba Berba
u u u u u u

Rasa - Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Baik


Beras Beras Beras Beras Beras Beras
a a a a a a

Suhu ºC 27 26,4 26,1 25,5 25 26,5 26,5 Baik

Kekeruh NTU 6,95 17,6 19,6 2,42 2,6 2,9 19,6 Buruk
an

Kimia

pH - 8,65 8,59 8,48 9,43 8,9 8,6 9,43 Buruk

IPA KUMUN DEBAI

Paramet Satua Hasil Pengamatan Kadar Kualit


er n Maksim as Air
Hari Hari Hari Hari Hari Hari6 m
1 2 3 4 5

Fisik

Bau - Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Baik


Berba Berba Berba Berba Berba Berba
u u u u u u

Rasa - Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Baik


Beras Beras Beras Beras Beras Beras
a a a a a a

Suhu ºC 26,1 25,5 27,3 28 26 29,3 29,3 Baik

Kekeruh NTU 7,1 6,8 9,8 8,3 7,0 5,0 9,8 Buruk
an

Kimia

pH - 8,6 8,5 7,43 8,45 8,5 8,2 8,6 Buruk


Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian

Pengukuran Kekeruhan Pengukuran Kekeruhan

Pengukuran Kekeruhan Pengukuran Kekeruhan


Pengukuran Suhu dan pH

Pengukuran Suhu dan pH

Pengukuran Suhu dan pH Pengukuran Suhu dan pH


IPA Tanah Kampung IPA Hamparan Rawang

IPA Hamparan Rawang IPA Kumun Debai

Anda mungkin juga menyukai