Anda di halaman 1dari 113

Determinan yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker

Sebagai Upaya Pencegahan COVID-19 pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran


dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

SKRIPSI

Alemina Ateta Ngena


N1A117086

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
Determinan yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker
Sebagai Upaya Pencegahan COVID-19 pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Skripsi

untuk memenuhi sebagian persyaratan


mencapai derajat Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat FKIK Universitas Jambi

Diajukan oleh:

Alemina Ateta Ngena

N1A117086

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi
2021

i
PERSETUJUAN SKRIPSI

Determinan yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker


Sebagai Upaya Pencegahan COVID-19 pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Disusun oleh :
Alemina Ateta Ngena
N1A117086

Telah disetujui Dosen Pembimbing Skripsi

Pada tanggal Juni 2021

Pembimbing I Pembimbing II

M. Ridwan, S.KM., M.P.H. Ismi Nurwaqiah Ibnu, S.Gz., M.Kes.


NIP. 197509201999031002 NIP. 199008232019032017

ii
PENGESAHAN SKRIPSI

Determinan yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker


Sebagai Upaya Pencegahan COVID-19 pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Disusun oleh :
Alemina Ateta Ngena
N1A117086
Pembimbing I Pembimbing II

M. Ridwan, S.KM., M.P.H. Ismi Nurwaqiah Ibnu, S.Gz., M.Kes.

NIP. 197509201999031002 NIP. 199008232019032017

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Pada Tanggal Juni 2021

Dekan Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi Universitas Jambi

Dr. dr. Humaryanto, Sp.OT., M.Kes,


Dr. Guspianto. S.K.M., M.K.M.
NIP. 197302092005011001
NIP: 1973081113992031001

iii
PERSETUJUAN SKRIPSI

Determinan yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker


Sebagai Upaya Pencegahan COVID-19 pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
Disusun oleh :

Alemina Ateta Ngena

NIM : N1A117086

Telah dipertahankan dan dinyatakan lulus didepan tim penguji pada tanggal 2021

Ketua : M. Ridwan, S.KM., M.P.H. ( )

Sekretaris : Ismi Nurwaqiah Ibnu, S.Gz., M.Kes ( )

Penguji Utama : M. Dody Izhar, S.K.M., M.Kes. ( )

Penguji II : Puspita Sari, S.KM., M.Kes. ( )


Determinan yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker
Sebagai Upaya Pencegahan COVID-19 pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Disusun oleh
Alemina Ateta Ngena
N1A117086

Telah dipertahankan dan dinyatakan lulus di depan Tim Penguji


Pada tanggal 2021

Ketua Tim Penguji : M.Ridwan, S.KM., M.P.H.


Sekretaris Tim Penguji : Ismi Nurwaqiah Ibnu, S.Gz., M.Kes.
Penguji Utama : M. Dody Izhar, S.K.M., M.Kes.
Anggota Penguji : Puspita Sari, S.KM., M.Kes

ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Nama : Alemina Ateta Ngena
NIM : N1A117086
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Judul Proposal Skripsi : Determinan yang Berhubungan dengan Kepatuhan
Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan
COVID-19 pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir Skripsi yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir Skripsi ini adalah
hasil juplikan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Jambi, Juni 2021


Yang Membuat Pernyataan,

Alemina Ateta Ngena


N1A117086

iv
Kata Pengantar

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi yang berjudul “Determinan yang Berhubungan dengan Kepatuhan
Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan COVID-19 pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi”. Penyusunan
skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat di Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.

Terwujudnya penyususunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan


bimbingan berbagai pihak, maka sebagai ungkapan hormat dan penghargaan
penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Humaryanto, dr. Sp.OT., M.Kes selaku Dekan Fakultas


Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
2. Ibu Hubaybah, S.KM., M.KM selaku ketua program studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi.
3. Bapak Dr. Guspianto, S.KM., M.KM selaku ketua jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi.
4. Bapak Dwi Noerjoedianto, S.KM., M.Kes selaku Pembimbing
Akademik atas segala bimbingan dan motivasi yang telah diberikan
selama menempuh perkuliahan.
5. Bapak M. Ridwan., S.KM., MPH sebagai dosen pembimbing I yang
telah banyak memberikan bimbingan, masukan, serta motivasi kepada
penulis selama penulisan proposal skripsi ini.
6. Ibu Ismi Nurwaqiah Ibnu, S.Gz., M.Kes sebagai dosen pembimbing II
atas segala bimbingan, saran, dan motivasi yang telah diberikan selama
penulisan proposal skripsi ini.

v
7. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi yang telah memberikan ilmu,
nasehat, dan bimbingan selama penulis mengikuti pendidikan.
8. Kepada Ibu Kelengi br Sembiring yang mendoakan saya, memberikan
semangat dan kata-kata penguat selama penyususun skripsi.
9. Teman-teman mahasiswa jurusan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu, yang telah memberikan motivasi, semangat, dorongan,
serta masukan untuk kelancaran peneliti dalam menyelesaikan proposal
penelitian ini.
10. Kepada sahabat saya Yoise Sari Sembiring, Esra Sianipar, Martha
Chyntia Sirait, Yoseva Simanjuntak, Alicia Situmorang dan Ledy
Gultom yang selalu memberikan semangat dan dorongan dalam
menyelesaikan proposal penelitian ini. Penulis menyadari bahwa
proposal skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak. Semoga tulisan ini
dapat bermanfaat.
11. Last but no least, I wanna thank me, for believing in me, for doing all
this hard work, for having no days off, for never quitting, for just being
me at all times.

Jambi, Juni 2021

Penulis

vi
DAFTAR ISI
Judul..........................................................................................................................
Halaman Judul........................................................................................................i
Persetujuan Skripsi................................................................................................ii
Pengesahan Skripsi...............................................................................................iii
Lembar Pengesahan...............................................................................................v
Surat Pernyataan Keaslian Penelitian................................................................iv
Kata Pengantar.......................................................................................................v
Daftar Isi ..............................................................................................................vii
Daftar Tabel.........................................................................................................xii
Riwayat Hidup Penulis.......................................................................................viii
Abstract...............................................................................................................xvii
Abstrak..............................................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1........................................................................................Latar Belakang
................................................................................................................1
1.2...................................................................................Rumusan Masalah
................................................................................................................5
1.3....................................................................................Tujuan Penelitian
................................................................................................................5
1.4..................................................................................Manfaat Penelitian
................................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Telaah Pustaka....................................................................................8
2.1.1. Pengetahuan...............................................................................8
2.1.2. Sikap............................................................................................9
2.1.3. Kepatuhan................................................................................12
2.1.4. Kenyamanan Masker..............................................................13

vii
2.1.5. Tinjauan Umum Penggunaan Masker...................................13
2.1.6. Kebijakan ................................................................................14
2.1.7. COVID-19.................................................................................15
2.1.8. Masker ....................................................................................19
2.2. Kerangka Teori.................................................................................23
2.3. Kerangka Konsep..............................................................................24
2.4. Hipotesis ............................................................................................24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian......................................................25
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................25
3.3. Subjek Penelitian...............................................................................25
3.4. Definisi Oprasional Variabel............................................................27
3.5. Instrumen Penelitian ........................................................................29
3.6. Pengumpulan Data............................................................................29
3.7. Pengolahan dan Analisis Data..........................................................30
3.8. Etika Penelitian.................................................................................32
3.9. Jalannya Penelitian...........................................................................33
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
4.1. Gambaran dan Lokasi Penelitian....................................................35
4.2. Hasil Penelitian .................................................................................35
4.2.1 Karakteristik Responden.........................................................35
4.2.2 Analisis Univariat....................................................................37
4.2.3 Analisis Bivariat.......................................................................38
4.3. Pembahasan.......................................................................................41
4.3.1 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Penggunaan
Masker......................................................................................41
4.3.2 Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Penggunaan Masker. 42
4.3.3Hubungan Kenyamanan dengan Kepatuhan
Penggunaan Masker................................................................44

viii
4.3.4 Hubungan Kebijakan dengan Kepatuhan Penggunaan
Masker..................................................................................... 45
4.4 Keterbatasan Penelitian.....................................................................50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan....................................................................................... 50
5.2 Saran...................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................51
LAMPIRAN..........................................................................................................53

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Program Studi.....................................................26


Tabel 3.2 Definisi Operasional.......................................................................27
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Tahun 2021...................36
Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel di
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
Tahun 2021......................................................................................37
Tabel 4.3 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Penggunaan
Masker pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi Tahun 2021...................................38
Tabel 4.4 Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Penggunaan
Masker pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi Tahun 2021...................................39
Tabel 4.5 Hubungan Kenyamanan dengan Kepatuhan Penggunaan
Masker pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi Tahun 2021...................................40
Tabel 4.6 Hubungan Kebijakan dengan Kepatuhan Penggunaan
Masker pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi Tahun 2021...................................41

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori..........................................................................21


Gambar 2.2 Kerangka Konsep.......................................................................22

xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)................................58
Lampiran 2 Lembar Kuesioner.....................................................................59
Lampiran 3 Ouput SPSS Uji Validitas...........................................................62
Lampiran 4 Output SPSS Uji Reliabilitas.....................................................63
Lampiran 5 Hasil Analisis Univariat.............................................................67
Lampiran 6 Hasil Analisis Bivariat...............................................................81
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian..................................................................87
Lampiran 8 Surat Balasan Izin Penelitian....................................................89

xii
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Alemina Ateta Ngena, lahir di Kota Jakarta pada tanggal 16 November 1999, seorang
putri dari (Alm) Bapak Prada Dyamonta Ginting dan ibu Kelengi Sembiring. Penulis
merupakan anak pertama yang menyelesaikan studinya di Sekolah Dasar Negeri 04
Babak Ciparay Kota Bandung tahun 2011. Sekolah Menengah Pertama Negeri 24
Bandung pada tahun 2014 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sunggal pada tahun
2017. Penulis diterima di Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat yang kini menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi melalui jalur SNMPTN. Selama masa perkuliahan,
penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan organisasi dan kepanitiaan di kampus dan
di luar kampus. Penulis merupakan staff Departemen Keagamaan Badan Eksekutif
Mahasiswa pada tahun 2018/2019, Relawan Sobat Eksplorasi Anak Dalam Jambi
pada tahun 2018-2021, Relawan Lindungi Hutan Kota Jambi pada tahun 2018-2021.

xiii
ABSTRACTS
Background: Health issues are very important things to all the entire world community, especially for
doctors, researchers, health experts, midwives, nurses, and other medical personnel. WHO (2020)
recorded that the number of confirmed Corona positive patients until November 17 th, 2020 was
54,771 ,888 cases with 1,324,249 patient deaths. The purposes of this study are to determine the
determinants related to compliance with the use of masks as an efforts to preventing COVID-19 in
students of the Faculty of Medicine and Health Sciences, Jambi University.
Methods: This study uses a quantitative research type. The design in this study is a cross-sectional
research design. The instrument in this study used a questionnaire via Google form with proportional
random sampling technique as many as 86 respondents.
Results: The results of this study indicate that there is a relationship between attitude and adherence to
the use of masks (p = 0.039), there is a relationship between comfort and compliance with the use of
masks (p = 0.000), there is no relationship between the policy of using masks (p = 0.057), there is no
relationship between knowledge and compliance with the use of masks (p = 0.822) Suggestion:
Suggestions for the Faculty of Medicine and Health Sciences to improve policies regarding the use of
masks and conduct discussions to make posters on Health Protocols so as to.

Keywords: COVID-19, Knowledge, Attitude, Comfort, Policy, Masks

1
ABSTRAK
Latar Belakang: Masalah kesehatan sangat penting untuk diperhatikan oleh seluruh masyarakat
dunia, khususnya bagi dokter, peneliti, ahli kesehatan, bidan, perawat, dan tenaga medis lainnya. WHO
(2020) mencatat jumlah konfirmasi pasien positif Corona hingga tanggal 17 November 2020 ialah
sebanyak 54.771 .888 kasus dengan kematian pasien sebanyak 1.324.249 kasus. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui determinan yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan masker
sebagai upaya pencegahan COVID-19 pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi.
Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Rancangan pada penelitian ini adalah
rancangan penelitian potong lintas (cross sectional). Instrument pada penelitian ini menggunakan
kuesioner melalui google formulir dengan teknik pengambilan sampel proportional random sampling
sebanyak 86 responden.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan kepatuhan
penggunaan masker (p=0,039), ada hubungan kenyamanan dengan kepatuhan penggunaan masker
(p=0,000), tidak ada hubungan antara kebijakan penggunaan masker (p=0,057), tidak ada hubungan
antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan masker (p=0,822) Saran: Saran bagi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan agar meningkatkan kebijakan mengenai Penggunaan Masker dan
melakukan diskusi untuk membuat poster mengenai Protokol Kesehatan sehingga meningkatkan.

Kata Kunci: COVID-19, Pengetahuan, Sikap, Kenymanan, Kebijakan, Masker

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah kesehatan sangat penting untuk diperhatikan oleh seluruh
masyarakat dunia, khususnya bagi dokter, peneliti, ahli kesehatan, bidan,
perawat, dan tenaga medis lainnya. Saat ini, dunia sedang menghadapi suatu
virus yang dapat menyebar secara cepat itu virus Corona. Virus Corona
ditetapkan WHO sebagai penyakit berbahaya karena sangat meresahkan dunia
dan dapat terjadi dengan cepat. Corona virus ini juga dikenal dengan COVID-
19 karena mulai menyebar pada tahun 2019 di Wuhan. Lalu pada tanggal 30
Januari 2020, WHO menetapkan COVID-19 sebagai darurat kesehatan
masyarakat global (KMMD) yang kemudian ditetapkan sebagai pandemi dunia
pada Maret 2020 (1).
Penyebaran COVID-19 dinyatakan pandemi terhitung sejak tanggal 11
Maret 2020. Penyakit ini masih tergolong keluarga dengan virus dari SARS
dan MERS. Gejala yang ditimbulkan dari virus Corona dapat berupa gejala
ringan hingga berat. Sejarah penyebaran virus ini dimulai dari tahun 2019 di
Kota Wuhan. Sebetulnya, virus ini sudah dikenal sejak zaman dulu, salah
satunya di Mesir. Penyakit ini kemudian mengalami perubahan struktur
sehingga menjadi penyakit model baru yang ada pada tahun 2019 hingga
sekarang(2). WHO (2020) mencatat jumlah konfirmasi pasien positif Corona
hingga tanggal 17 November 2020 ialah sebanyak 54.771 .888 kasus dengan
kematian pasien sebanyak 1.324.249 kasus (3) .
Adapun sejarah penyebaran virus covid di Indonesia dimulai pada tanggal
2 Maret 2020 dengan temuan sebanyak 2 kasus. Sejak bulan Mei 2020, jumlah
pasien meninggal terus mengalami penambahan hingga saat ini. Di Indonesia,
jumlah kasus yang terkonfirmasi terus meningkat. Pada bulan Mei masih

3
4

terdapat 10.551 kasus dan 800 orang yang meninggal dunia, namun hingga 16
Juni 2020 jumlah kasus meningkat secara signifikan, mencapai total 40.400
kasus, dengan total korban meninggal 2231 kematian. (1) Pada 17 November
2020, kasus terkonfirmasi COVID-19 yang terkonfirmasi sebanyak 474.455
yang sembuh 398.636 terkonfirmasi, dan 15.393 meninggal dunia.(4)
Virus Corona menimbulkan berbagai gejala menyerupai flu, seperti pilek,
demam, batuk kering, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Gejala-gejala itu
akan sembuh sendiri, tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama hingga 14
hari. Gejala tersebut juga dapat bertambah parah sesuai dengan sistem imun tiap
orang. Pada beberapa pasien, gejala dapat menjadi demam tinggi, batuk
berdahakb sesak nafasb bahkan nyeri dada. Ada pula pasien yang hanya
mendapat gejala ringan, seperti kehilangan indra penciuman. Gejala-gejala
tersebut disebabkan oleh perbedaan sistem imun tiap orang. Namun, secara
umum, terdapat tiga gejala yang biasa dirasakan oleh pasien virus Corona, yaitu
mengalami demam tinggi hingga 28 derajat Celcius, sesak nafas, dan batuk
kering. Ada pula yang merasakan gejala seperti diare, ruam di kulit, dan
konjungtivitis. Gejala tersebut akan muncul sekitar 2 hari setelah orang tersebut
terpapar virus Corona.(5)
Mahasiswa jurusan kesehatan harus memiliki informasi yang banyak
mengenai penyebaran virus Corona ini. Informasi-informasi tersebut sangat
penting sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat apabila masih banyak
masyarakat yang belum mengetahui dan mematuhi tata aturan dalam masa
pandemi. Masyarakat juga harus disosialisasikan mengenai isu-isu kesehatan
lain, solusi, dan cara mempertahankan kesehatan lingkungan. Untuk
menghadapi masa pandemi, masha masyarakat mencegah dan menghindari
penyebaran virus Corona melalui edukasi kesehatan yang terpadu. Mahasiswa
jurusan kesehatan dapat menjadi gerbang utama bagi masyarakat untuk
mengetahui lebih lanjut perihal informasi Corona.
Belakangan ini pemerintah memiliki upaya baru dalam mengatasi
5

pandemi yaitu dengan menetapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan


Kegiatan Masyarakat (PPKM). Istilah PPKM ini mungkin terdengar mirip
dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yaitu sama-sama membatasi
kegiatan di masyarakat. Namun, perbedaannya adalah PPKM hanya
pembatasan kegiatan masyarakat yang diperketat, bukan
melakukan lockdown seperti PSBB. PPKM juga hanya membatasi kegiatan
masyarakat pada beberapa daerah kota atau kabupaten tertentu, bukan secara
keseluruhan pada suatu provinsi. Syarat berlakunya PPKM di suatu daerah
antara lain kematian di atas rata-rata tingkat kematian nasional sebesar 3%,
kesembuhan dibawah nasional sebesar 82%, kasus aktif harus di bawah
nasional sebesar 14% dan ketersediaan tempat tidur isolasi dan ICU di Rumah
Sakit diatas 70%. 
Daerah yang mulai memberlakukan PPKM secara masif adalah di Pulau
Jawa-Bali pada 11 hingga 25 Januari 2021. Namun belum sampai tanggal 25
Januari 2021, Pemerintah berencana untuk memperpanjang kebijakan ini
hingga dua minggu kedepan setelah tanggal 25 Januari 2021. PPKM
ini diperpanjang karena beberapa provinsi zona merah di Jawa-Bali masih
belum menunjukkan penurunan angka positivity rate yang signifikan. Dilansir
dari cnnindonesia.com Epidemiolog Universitas Airlangga, Windhu Purnomo
mengatakan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) ini kurang berhasil. Hal ini disebabkan karena PPKM menerapkan
kebijakan yang kurang ketat bahkan jauh lebih longgar daripada Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB). Menurut Windhu aktifitas masyarakat masih
berjalan normal seperti tidak ada kebijakan baru.(6)
Universitas Jambi merupakan salah satu perguruan tinggi yang memiliki
Fakultas yaitu Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dimana mahasiswa
yang menempuh pendidikan dalam bidang kesehatan. Diketahui terdapat 2
orang staff di UNJA yang positif COVID-19 salah satunya adalah staff Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Berdasarkan hal tersebut tidak menutup
6

kemungkinan mahasiswa FKIK juga dapat tertular COVID-19. Berdasarkan


survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 4 Januari 2021 banyak
mahasiswa yang melakukan kegiatan di lingkungan kampus dan ada beberapa
mahasiswa yang tidak menggunakan masker saat berkumpul dan tidak menjaga
jarak. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya penularan COVID-19 di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Oleh karena itu, proses belajar-mengajar
mahasiswa kedepannya juga akan berdampak dan perkuliahan menjadi tidak
efektif.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Determinan yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penggunaan
Masker Sebagai Upaya Pencegahan COVID-19 pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah penelitian ini yaitu “Apa saja Determinan yang
Berhubungan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai Upaya
Pencegahan COVID-19 pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi?”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui determinan yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan
masker sebagai upaya pencegahan COVID-19 pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Diketahui hubungan pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan masker
7

terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas


Jambi.
b. Diketahui hubungan sikap dengan kepatuhan penggunaan masker
terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi.
c. Diketahui hubungan kenyamanan masker dengan kepatuhan
penggunaan masker terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi.
d. Diketahui hubungan kebijakan yang ditetapkan dengan kepatuhan
penggunaan masker pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi.

1.4 Manfat penelitian


1.4.1 Bagi Mahasiswa FKIK Universitas Jambi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
informasi, bacaan dan referensi dalam mengembangkan dan
meningkatkan pengetahuan mahasiswa khusunya untuk mengetahui
Determinan yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penggunaan
Masker sebagai Upaya Pencegahan COVID-19 pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
1.4.2 Bagi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Menjadi acuan serta informasi tentang Determinan yang
Berhubungan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker sebagai Upaya
Pencegahan COVID-19 pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan.
1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Menjadi acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
Menambah pengetahuan mengenai kepatuhan penggunaan masker
sebagai upaya pencegahan COVID-19.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Pustaka
2.1.1 Pengetahuan
2.1.1.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan ialah keadaan seseorang yang mampu memahami
suatu objek dengan bantuan panca indra. Panca indra tersebut adalah
panca indra mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, lidah untuk
mengecap, kulit untuk meraba, dan hidung untuk mencium. Namun,
sebagian besar informasi dapat manusia melalui panca indra mata dan
telinga. (7)
Konsep pengetahuan juga disampaikan ahli lain yang menyatakan
bahwa pengetahuan adalah hasil dari penginderaan atas suatu stimulus
sehingga seseorang dapat memahami maksud dari objek tersebut.
pengetahuan seseorang didapat dari pengalamannya di masa lalu
mengenai objek yang sama. pengetahuan tiap Tiap orang berdasarkan
pengalaman yang yang dialami. (8)
Pengetahuan (knowledge) merupakan salah satu bentuk hasil
belajar yang memasuki aspek paling dasar dari ranah kognitif (bidang).
Hasil belajar ini adalah premis dari jenis hasil belajar berikutnya.
Pelafalan akan menjadi prasyarat untuk pemahaman ini. Ini akan
berlaku untuk semua bidang penelitian, seperti matematika, ilmu alam,
ilmu sosial dan bahasa.(9)
Pengukuran pengetahuan adalah dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan-
pertanyaan tertulis atau angket.(8)
Notoatmodjo (2014), mengemukakan terdapat 6 tingkat
pengetahuan, diantantaranya:

9
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang
telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya tahu
bahwa buat tomat banyak mengandung vitamin C, jamban adalah
tempat membuang air besar, penyakit deman berdarah ditularkan oleh
gigitan nyamuk Aedes Agepti, dan sebagainya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek
tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus
dapat mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui
tersebut. Misalnya orang memahami cara pemberantasan penyakit
deman berdarah, bukan hanya sekedar menyebutkan 3M (mengubur,
menutup,dan menguras), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa
harus menutup, menguras, dan sebagainya, tempat-tempat
penampungan air tersebut.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya seseorang yang
telah paham tentang proses perencanaan program kesehatan di tempat
ia bekerja atau dimana saja.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang
diketahui. Misalnya dapat membedakan anatar nyamuk Aedes Agepty
dengan nyamuk biasa.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum
atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-

10
komponen pengetahuan yang dimiliki. Misalnya dapat membuat atau
meringkas dengan kata-kata atau kalimat sendiri tentang hal-hal yang
telah dibaca atau didengar dan dapat membuat kesimpulan tentang
artikel yang telah dibaca.

6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini
dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat. (10)

3.1.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


Menurut Nursalam dari Wawan dan Dewi (2011) terdapat 2 faktor
yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu :
a) Faktor Internal
1. Pendidikan
Pendidikan menjadikan seseorang mengalami peningkatan

11
12

informasi dari yang sebelumnya belum mengetahui menjadi


mengetahui. Pendidikan dapat membuat pola pikir seseorang
menjadi lebih maju.
2. Pekerjaan
Pekerjaan sangat dibutuhkan semua pribadi dewasa dalam
memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan juga dapat memberikan
pengalaman baru sehingga seseorang terbiasa menghadapi
permasalahan-permasalahan yang ada.
3. Usia
Usia menjadi satuan waktu untuk mengetahui berapa lama
seseorang sudah hidup di dunia dimulai sejak ia dilahirkan. Usia
juga menjadi cerminan kedewasaan seseorang sehingga orang
tersebut dikelompokkan ke dalam berbagai jenis usia.
b) Faktor Eksternal
1. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan memiliki peran besar pada tindakan
seseorang. Lingkungan juga menjadi sumber informasi dan
pengalaman bagi seseorang untuk menjalani proses kehidupan.
2. Sosial-Budaya
Sosial budaya adalah sistem kehidupan bermasyarakat yang
ditentukan dengan daerah masing-masing. (11)
2.1.2 Sikap

4.1.2.1 Definisi Sikap


Sikap ialah bentuk ekspresi dan perasaan seseorang dalam
menanggapi suatu objek. tanggapan itu dapat menunjukkan perasaan
memihak ataupun perasaan tidak memihak. sikap juga dipahami sebagai
derajat efek baik efek positif maupun efek negatif terhadap suatu
permasalahan.(12)
13

Teori lain nyatakan bahwa sikap menjadi respon seseorang atas


suatu stimulus yang menyertakan emosi orang tersebut. Sikap juga dapat
dikonsepkan sebagai kumpulan gejala seseorang dalam menanggapi
suatu rangsangan sehingga orang tersebut melibatkan perasaannya,
pikirannya, perhatiannya, dan unsur kejiwaan lain.
Sikap diekspresikan sebagai tiga domain ABC, yaitu Affect,
Behavior, dan Cognition. Affect merupakan perasaan yang dihasilkan,
yaitu kebahagiaan dan ketidakbahagiaan; Behavior adalah perilaku yang
mengikuti perasaan termasuk mendekati dan menghindar; Cognitif
merupakan evaluasi terhadap objek sikap, yaitu baik atau buruk. Sikap
bersifat kompleks dan didefinisikan menjadi pernyataan yang evaluatif,
yaitu apakah menyenangkan atau tidak atau penilaian manusia, objek,
atauberbagaikejadian.(13)

2.1.2.2 Tingkatan Sikap


Menurut Notoatmodjo (2011), tingkat sikap antara lain sebagai
berikut:
a) Menerima (receiving)
Sikap positif seseorang saat menyetujui pemberian suatu objek.
b) Merespon (responding)
Sikap seseorang menanggapi suatu objek dengan tindakan tertentu.
c) Menghargai (valuing)
Sikap positif untuk menanggapi objek dengan cara simpati dan
empati.
d) Bertanggung jawab (responsible)
Sikap seseorang untuk menanggung seluruh dampak yang terjadi ata
keputusannya.(14)
14

2.1.2.3 Komponen Sikap


a) Komponen kognitif
Merupakan bagian dari aspek intelektual yang berhubungan dengan
pengetahuan manusia. Komponen ini dianggap sebagai komponen
ilmu pengetahuan.
b) Komponen afektif
Berhubungan dengan emosional seseorang atas suatu stimulus.
Emosi yang dimaksud adalah tanggapan berupa perasaan, seperti
bahagia, sedih, kecewa, semangat, dan sebagainya.
c) Komponen Konatif
Berhubungan dengan perilaku seseorang atas suatu objek yang ia
hadapi.(12)

2.1.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Sikap


Pembentukan sikap dipengaruhi oleh faktor, meliputi :
1. Pengalaman pribadi
Suatu hal yang kita miliki serta pernah terjadi dapat
mengakibatkan apresiasi kepada rangsangan sosial.
Middlebrook (1974) menunjukkan pengalaman harus melalui
objek mental sehingga membentuk sikap positif.
2. Pengaruh individu lain yang dirasakan penting
Secara umum, individu berpihak mengadopsi sikap penurut.
Secara umum orang menganggap keluarga, teman, guru, rekan
kerja dll merupakan orang yang penting.
3. Pengaruh budaya
Budaya berdampak pada perlakuan kita pada bermacam
persoalan, diakibatkan budaya tempat tinggal dan tumbuh
memiliki akibat yang sangat besar dalam membentuk sikap kita
4. Media massa
15

Dalam tugas pokok penyebarluasan informasi, informasi


yang terdapat di media massa memuat sugesti yang dapat
menjadi pedoman pandangan pribadi..
5. Lembaga pendidikan dan keagamaan
Institusi ini menempatkan dasar bagi pemahaman pribadi
serta rancangan moral, jadi institusi ini ialah metode
terbentuknya sikap.
6. Pengaruh faktor emosional
Salah satu pola sikap adalah penjelasan didasarkan pada
perasaan, dan perannya adalah untuk menimbulkan rasa frustasi
atau menggeser sekema proteksi diri.(15)
2.1.2.5 Cara Mengubah Sikap
Metode yang dipergunakan untuk mengubah sikap, antara lain :
1) Dengan mengubah komponen kognitif dari sikap yang
bersangkutan. Caranya dengan memberi informasi-informasi
baru mengenai objek sikap, sehingga komponen kognitif
menjadi luas. Hal ini akhirnya diharapkan akan merangsang
komponen afektif dan komponen tingkah lakunya.
2) Dengan cara mengadakan kontak langsung dengan objek sikap.
Dalam cara ini paling sedikit akan merangsang orang-orang
yang bersikap anti untuk berpikir lebih jauh tentang objek sikap
yang tidak mereka senangi itu.
3) Dengan memaksa orang menampilkan tingkah laku – tingkah
laku baru yang tidak konsisten dengan sikap sikap yang sudah
26 ada. Kadang-kadang ini dapat dilakukan dengan kekuatan
hukum. Dalam hal ini kita berusaha langsung mengubah
komponen tingkah lakunya.(16)
2.1.3 Kepatuhan
Patuh ialah perubahan sikap yang telah sesuai dengan tujuannya
16

dilihat dari seseorang yang memiliki perilaku positif sesuai dengan


tujuan yang telah ditentukan. Ketidakpatuhan sendiri diistilahkan
sebagai bentuk perilaku yang sebenarnya mau untuk dilakukan baik itu
perorangan ataupun berkelompok, tetapi pencegahannya dapat diatasi
dengan melakukan penanganan terhadap hal-hal yang yang
menghalangi ketaatan tersebut pada anjuran. Sikap perawat terhadap
adanya anjuran merupakan bentuk kepatuhan dari perawat dalam
melaksanakan serta mentaati prosedur maupun peraturan yang telah
ditetapkan. Perbandingan terhadap standar pelayanan yang ditentukan
sesuai dengan anjurannya terhadap besar kecilnya ukuran dari
penyimpangan yang telah terjadi melalui pelaksanaan pelayanan adalah
bentuk tingkat kepatuhan. Ketaatan yang dimiliki manusia dalam
bertingkah laku sesuai aturan yang telah ditetapkan, perintah, prosedur
serta disiplin didefinisikan sebagai kepatuhan. (17)
Kepatuhan memiliki berbagai terminology yang biasanya dipakai
dalam literature untuk menjelaskan tentang kepatuhan diantaranya
yaitu Compliance, Adhrence dan Persistence. Kepatuhan merupakan
perilaku seseorang yang taat pada aturan dan perintah yang telah
ditentukan sesuai prosedur.(18) Bentuk dari kesetiaan, ketaatan bahkan
loyalitas dinamakan sebagai kepatuhan. Ketaatan yang dilakukan
terhadap pelaksanaan dari langkah-langkah yang telah ditentukan
tersebut secara tetap diartikan sebagai kepatuhan dan menjadi taraf dari
seseorang yang telah disarankan olehnya untuk dapat melakukan
berbagai cara ataupun dapat memiliki perilaku yang telah ditentukan.
Tujuan yang telah dipastikan menjadi istilah untuk dipergunakan
dalam memaparkan ketaatan ataupun pasrah sebagai wujud dari
kepatuhan.(19)

2.1.4 Kenyamanan Masker


17

Alat Pelindung Diri (APD) ialah alat guna proteksi diri individu
dalam pekerjaan diberbagai bidang. Sebab itu pentingnya APD dipakai
pada pekerja dengan kondisi nyaman dan tidak mengakibatkan dampak
negatif. Rasa tidak nyaman pada saat memakai APD yang menyebabkan
pekerja tidak mau memakainya serta memberi pendapat yang berbeda.
(20)
2.1.5 Tinjauan Umum Penggunaan Masker
Masker adalah alat pelindung diri yang dapat menghindari
seseorang agar tidak terkontaminasi dengan partikel berbahaya melalui
mulut ataupun hidung. Pada masa ini, droplet yang mengandung virus
Corona dapat masuk ke mulut dan hidung sehingga menjadikan seseorang
terpapar virus. masker sangat dibutuhkan untuk menyaring tersebut
melalui alat penyaringan yang disebut filter. Masker termasuk dalam
salah satu alat pelindung diri. Dalam bidang kesehatan, masker berfungsi
untuk menyerang masuknya virus-virus ataupun penyakit kedalam tubuh.
Masker sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk
menyaring polusi udara, debu, dan virus biasa.(21). Selain masker, APD
yang dapat melindungi serangan virus corona adalah sarung tangan dan
alat pelindung wajah.
Penggunaan APD tidak 100% menjamin seseorang bebas dari
penularan virus Corona. APD ternyata masih rentan dari penyebaran
virus. Beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa banyak APD
yang didesain tidak ergonomis sehingga menimbulkan penyebaran virus-
virus tertentu. Fenomena itu terjadi akibat adanya penyimpanan,
pembuatan, dan pembuangan yang berbahaya dari proses APD. Kajian
terdahulu masih terbilang minim sehingga potensi terjadinya kegagalan
APD sering muncul di bidang kesehatan.
Masker terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu masker bedah, masker
medis, masker kain, masker berkendara, dan jenis lainnya. Masker yang
18

paling cocok digunakan untuk menyaring partikel kecil yang berbahaya


adalah masker medis.
Kepanikan yang terjadi di masyarakat saat menghadapi pandemi
Corona membuat ketersediaan masker menjadi langka. Masker medis sering
tidak ditemukan di pasar, apotek, ataupun pusat perbelanjaan sehingga
masyarakat mencari alternatif lain, seperti masker kain dan masker non
medis. Jenis-jenis masker alternatif itu sangat mudah didapat, murah, dan
dapat digunakan berkali-kali setelah dicuci. Melalu surat edaran terbaru,
Kementerian Kesehatan mengumumkan bahwa penggunaan masker non
medis diizinkan asalkan berbahan dasar kain. WHO juga ikut menyarankan
penggunaan masker kain yang disyaratkan 3 lapis, yaitu lapisan luar kedap
air, lapisan Tengah sebagai filter, dan lapisan dalam sebagai penyerap air.
(22)

2.1.5 Kebijakan
Dalam masa pandemi ini, pemerintah selalu mengimbau
masyarakat untuk terus menjaga kesehatan dan kebersihan diri serta
lingkungan agar terhindar dari penyebaran virus COVID-19. Upaya
pencegahan virus itu dapat dilakukan dengan melaksanakan physical
distancing atau jaga jarak antar orang agar virus tidak dapat menyebar
dari penderita kepada orang yang sehat. Selain melakukan penjagaan
jarak, masyarakat juga harus terus membersihkan tangan dan tubuh
apabila sudah bepergian. Masker merupakan peralatan yang harus
dimiliki Ketika seseorang berhubungan dengan dunia luar atau orang
lain di ruang publik. Penggunaan masker dan upaya pencucian tangan
dengan bersih diharapkan dapat menjadi bentuk solusi dari pemutusan
rantai penularan COVID-19.

2.1.7 COVID-19
2.1.7.1 Definisi COVID-19
19

WHO atau Badan Kesehatan Dunia sebagai Kedaruratan


Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KMMD) pada
tanggal 30 Januari 2020 dan akhirnya ditetapkan sebagai Pandemi
pada tanggal 11 Maret 2020 yang menjadi persoalan masalah
kesehatan dunia yang saat ini menjadi sorotan yang penting dan
menjadi perhatian dari ilmuwan kesehatan dan masyarakat umum.(1)
2.1.7.2 Pencegahan COVID-19
Menurut Kemenkes RI (2020), pencegahan COVID-19 adalah:
1. Rutin mencucui tangan menggunakan sabun dan air mengalir
2. Menggunakan masker setiap keluar rumah, khususnya ketika
flu dan batuk
3. Mengonsumsi makanan sehat: kaya gizi dan protein
4. Berhati-hati kontang dengan binatang/hewan peliharaan
5. Menghindari kerumunan
6. Belajar, bekerja, beribadah dari rumah
7. Berolahraga dan istirahat yang cukup
8. Tidak mengonsumsi daging mentah.
9. Segera melapor ke petugas kesehatan jika merasa batuk, pilek,
dan demam
10.Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain
11.Hindari melakukan perjalanan ke negara terjangkit
COVID-19.(3)
2.1.7.3 Penanganan Global Menanggapi COVID-19
1. Memobilisasi semua sektor dan komunitas untuk memastikan
setiap sektor pemerintahan dan masyarakat berpartisipasi dalam
respons dan pencegahan COVID-19 melalui kebersihan tangan,
etika pernafasan, dan jarak fisik tingkat individu.
2. Mengontrol kasus COVID-19 untuk mencegah penularan
terhadap komunitas dengan cara mengisolasi secara cepat,
20

memberi perawatan yang tepat, dan mengkarantina bagi yang


tertular oleh COVID-19
3. Menekan transmisi komunitas melalui pencegahan dan
pengendalian infeksi yang sesuai konteks tindakan, jarak fisik
tingkat populasi tindakan, dan pembatasan yang sesuai dan
proporsional pada perjalanan domestik dan internasional yang
tidak penting.
4. Mengurangi kematian dengan memberikan perawatann klinis
yang sesuai untuk mereka yang terkena COVID-19,
memastikan kontinuitasnya dari layanan kesehatan dan sosial
penting, melindungi pekerja garis terdepan, dan populasi
rentan.
5. Mengembangkan vaksin dan terapi yang aman dan efektif yang
dapat disampaikan dalam skala besar dan dapat diakses
berdasarkan kebutuhan.(22)
2.1.7.4 Penanganan COVID-19 di Indonesia
Penanganan yang diambil negara untuk menghadapi pandemi
COVID-19 yaitu:
1. Tim Gerak Cepat (TGC) adalah tim yang ditunjuk di wilayah
kekuasaan pintu masuk negara di bandara/pelabuhan/Pos Lintas
Batas Darat Negara (PLBDN). Tim tersebut terdiri dari
personel Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Imigrasi, Bea
Cukai, Karantina Hewan dan departemen terkait lainnya di
dalam wilayah kekuasaan negara yang bertujuan untuk
mencegah masuknya penyakit.
2. Tim bertanggungjawab untuk mengawasi metode transportasi,
personel, barang serta lingkungan di pintu masuk negara. Tim
juga menyiapkan tempat observasi, wawancara, dan karantina
bagi penumpang.
21

3. Melakukan pengecekan kesehatan di sejumlah 135 titik di


bandara, jalur darat dan pelabuhan, serta setiap pintu masuk.
Masyarakat menggunakan pemindai suhu tubuh. Sesuai dengan
peraturan kesehatan internasional, pemerintah Indonesia telah
mengerahkan lebih banyak orang di bandara dan memperkuat
persiapan rumah sakit.
4. Telah dilakukan tiga tahap preventif COVID-19 masuk di
wilayah Indonesia oleh Kementerian Kesehatan, yakni:
a. Untuk mencegah penularan COVID-19, diterbitkan Surat
Edaran kepada seluruh Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/Kota, Rumah Sakit Rujukan, Kantor
Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan (BTKL).
b. Memasang 135 thermal scanner di seluruh bandara
Indonesia, khususnya bagi berpergian langsung ke China.
c. Memberi Komunikasi, informasi, dan Edukasi (KIE)
kepada penumpang health alert card.
5. Menyiapkan sekitar 100 Rumah Sakit rujukan dan menyiapkan
21 kapsul evakuasi (patient isolation pushers) terhubung
distribusi COVID-19 sebagai langkah preventif oleh
Kementerian Kesehatan.
6. Merumuskan pedoman kesiapsiagaan bencana berdasarkan
yang dikembangkan oleh WHO, merumuskan pedoman tentang
cara mengurangi risiko infeksi n-Cov, seperti mencuci tangan
dan menjauh dari orang sakit, serta dipastikan bahwa tindakan
tepat diambil. Tahap tersebut dapat dijadikan menjadi upaya
pencegahan dan antisipasi.
7. Memfasilitasi layanan kontak agar masyarakat mengetahui
informasi tentang COVID-19. Nomor layanan informasi yang
22

bisa dihubungi ialah 0215210411 dan 081212123119. Fasilitas


ini diadakan oleh petugas dari Direktorat Turbulen dan
Karantina Kesehatan untuk menyampaikan informasi dan
rumor terkait COVID-19.
8. Pemerintah Indonesia menetapkan pembatalan semua
penerbangan ke/dari wilayah Tiongkok yang berlaku mulai 5
Februari 2020 pukul 00.00 WIB, serta tidak mengizinkan
semua orang masuk dan transit di Indonesia selama 14 hari
terakhir dari daratan Tiongkok, dan untuk beberapa waktu
mencabut bebas biaya. Pada 4 Februari 2020, Pemerintah
Indonesia juga membekukan impor hewan hidup daari daratan
Tiongkok melalui Menteri Perdagangan.
9. Evaluasi WHO perwakilan Indonesia yang bersiap melawan n-
COV di Indonesia:
a. Indonesia mempunyai program himbauan dasar yang
berjalan dengan baik.
b. Indonesia dianggap siap menghadapi situasi ini dengan
sistem yang ada,
c. WHO memberi penilaian bahwa Indonesia diposisi yang
baik pada persiapan.
10.Pemerintah Indonesia memulangkan WNI dari Provinsi Hubei,
RRT pada 02 Februari 2020. Langkah-langkah berikut telah
diambil terhadap warga negara Indonesia ini:
a. Meyakinkan tersedianya serta kenyamanan material di
Wuhan: sehubungan dengan kebijakan blokade pemerintah
China, KBRI Beijing te lah memberikan dana kepada WNI
senilai 133 juta dolar AS.
23

b. Mengirim bantuan logistik dari Indonesia: BNPB


menyerahkan 10.000 masker N-95 kepada WNI di China.
(23)
2.1.7.5 Langkah-Langkah Pencegahan Penyakit COVID-19
Berdasarkan bukti yang ada, virus COVID-19 ditransmisikan antara
orang ke orang melalui kontak erat dan percikan (droplet). Transmisi
melalui udara (airborne) dapat terjadi saat dilakukan prosedur-prosedur
yang menghasilkan aerosol dan perawatan dukungan (misalnya, intubasi
trakea, ventilasi noninvasif, trakeotomi, resusitasi jantung paru, ventilasi
manual sebelum intubasi, bronkoskpi)1 ; karena itu, WHO menyarankan
kewaspadaan transmisi melalui udara (airborne) untuk prosedur-prosedur
ini.
Bagi semua orang, pencegahan-pencegahan yang paling efektif
meliputi:
1) menjaga jarak fisik (minimal 1 meter) dengan orang lain;
2) sering membersihkan tangan, menggunakan cairan antiseptik
berbahan dasar alkohol jika tangan tidak tampak kotor atau
sabun dan air bersih mengalir saat tangan terlihat kotor;
3) menghindari menyentuh mulut, hidung, dan mata;
4) melakukan etika batuk dan bersin dengan menutup hidung dan
mulut dengan siku terlipat atau tisu saat batuk atau bersin dan
segera membuang tisu setelah dipakai;
5) menggunakan masker medis jika mengalami gejala-gejala
penyakit saluran pernapasan dan membersihkan tangan setelah
membuang masker;
6) sering membersihkan dan mendisinfeksi permukaan benda
sekitar dan benda lain yang sering disentuh.(24)
24

2.1.8 Masker
2.1.8.1 Definisi Masker
Masker ialah perangkapan perlindungan wajah yang diletakkan di
bagian atas hidung hingga bagian bawah mulut beserta rahang bawah.
Masker harus menutup bagian wajah dengan sempurna agar tidak
terkontaminasi oleh zat lain yang berbahaya bagi tubuh. Masker terbagi
menjadi beberapa jenis, yaitu masker bedah, masker medis, masker kain,
masker berkendara, dan jenis lainnya. Masker yang paling cocok
digunakan untuk menyaring partikel kecil yang berbahaya adalah
masker medis. Masker medis terbentuk dari 3 penyaring agar virus dari
luar tidak dapat masuk ke mulut dan hidung.
Pada masa pandemi seperti saat ini, masker yang paling cocok
digunakan adalah masker medis karena masker medis dapat menyaring
virus Corona yang beterbangan di udara. masker media mempunyai
bentuk piph dan dapat dilipat seperti mangkuk. Masker medis memiliki
tali di bagian belakang agar dapat dikaitkan ke telinga atau kepala.
Kemampuan masker medis dalam menyaring virus sudah teruji dengan
berbagai tahap pengecekan standar kesehatan.
Tujuan dari pengecekan itu ialah agar masker medis terbukti dapat
menyaring virus Corona dengan tingkat penyaringan yang tinggi dan
tidak memiliki pengaruh apa pun terhadap proses pernapasan yang
menggunakannya. Masker medis juga dibuat dengan bentuk yang kedap
cairan sehingga cairan dari luar seperti droplet tidak dapat masuk ke
masker medis.(25)

2.1.8.2 Jenis Masker


Berikut adalah jenis-jenis masker menurut Mine Safety and Health
Administration (MSHA).
25

7) Masker Biasa
Masker medis biasa ini memiliki bentuk pipih yang dapat
dilipat lipat menyerupai mangkuk. Mas masker biasa sering
digunakan saat dokter melakukan pembedahan di rumah sakit.
masker medis sudah terbukti mampu menyaring virus-virus yang
datang dari luar, salah satunya virus Corona. Tujuan dari
pengecekan itu ialah agar masker medis terbukti dapat menyaring
virus Corona dengan tingkat penyaringan yang tinggi dan tidak
memiliki pengaruh apa pun terhadap proses pernapasan yang
menggunakannya. Masker medis juga dibuat dengan bentuk yang
kedap cairan sehingga cairan dari luar seperti droplet tidak dapat
masuk ke masker medis. Masker medis terdiri atas dua bagian,
yaitu bagian dalam berwarna putih dan bagian luar berwarna biru
atau hijau tergantung mereknya. Pada bagian atasnya, sebuah
kawat diselipkan agar dapat menjaga penyaringan udara sesuai
dengan lekuk hidung pemakainya.
8) Masker N95
Masker jenis kedua adalah masker N95 atau yang dikenal juga
dengan masker respirator. Mask N95 merupakan jenis masker
yang lebih tinggi kemampuan penyaringannya dibandingkan
masker medis biasa. Masker N95 dapat menyaring partikel udara
mikroorganisme dan virus. Masker ini sangat efektif dimanfaatkan
pada masa pandemi Corona. Akurasi penyaringan masker N95
sudah sangat tinggi karena dapat menutupi wajah pengguna
dengan sangat ketat. Masker N95 juga sangat cocok untuk
menyaring berbagai polutan di udara, seperti debu. Beberapa
penelitian melaporkan bahwa masker respirator N95 memiliki
kemampuan penyaringan yang sangat tinggi, yaitu sebesar 95%
26

untuk partikel dengan ukuran mikro 0,1-0,3 mikron. kemampuan


itu semakin meningkat hingga 99,5% apabila ukuran partikel itu
lebih besar atau 0,75 mikron.
9) Masker penjernih udara
Masker penjernih udara adalah jenis masker yang yang memiliki
filter berbeda yaitu adanya bahan karbon aktif yang berguna untuk
menetralkan udara sekitar. Masker penjernih udara atau yang
disebut dengan masker chemical tersedia dalam berbagai tipe
berdasarkan zat-zat kimia yang dapat dinetralkan. Untuk
menetralkan zat kimia ringan, tersedia masker penjernih udara tipe
NP 305 yang dapat digunakan saat mengecat dinding, polusi asap
ringan, dan polusi gas seperti bau busuk. Lalu ada pula masker
penjernih udara tipe NP 306 yang dapat menyaring udara dari kabut
asap faktor proses efek kimiawi, oksidasi, pengelasan, dan
kebakaran.(26)
2.1.8.3 Pengeloaan Masker
Masker jenis apa pun harus digunakan, disimpan, dan dibersihkan atau
dibuang dengan benar untuk memastikan efektivitas maksimal dan untuk
menghindari peningkatan risiko transmisi. Tingkat kepatuhan pada cara
pengelolaan masker yang tepat berbeda-beda, sehingga penyampaian pesan
yang tepat semakin perlu dilakukan.
WHO menyampaikan panduan berikut mengenai penggunaan tepat atas
masker:
1) Bersihkan tangan sebelum memakai masker.
2) Periksa apakah ada sobekan atau lubang pada masker, dan
jangan gunakan masker yang rusak.
3) Tempatkan masker dengan hati-hati, dengan cara memastikan
masker menutup mulut dan hidung, sesuaikan bentuk masker
dengan batang hidung, dan pasang masker dengan kencang
27

untuk meminimalisasi jarak apa pun antara masker dan wajah.


Jika masker menggunakan tali lingkar telinga (ear loop),
pastikan tali ini tidak menyilang, karena silangan ini
memperlebar jarak antara wajah dan masker.
4) Hindari sentuhan pada masker saat sedang memakai masker. Jika
masker tidak sengaja tersentuh, bersihkan tangan.
5) Gunakan teknik yang tepat untuk melepas masker. Jangan
menyentuh bagian depan masker, melainkan lepaskan masker
dari belakang.
6) Jika masker menjadi lembap, segera ganti masker dengan
masker yang baru dan kering.
7) Buang masker atau simpan masker di dalam kantong plastik
yang dapat ditutup rapat kembali sampai masker tersebut dapat
dicuci dan dibersihkan. Jangan simpan masker di lengan atau
pergelangan tangan atau menarik masker ke dagu atau leher.
8) Segera bersihkan tangan setelah membuang masker.
9) Jangan menggunakan kembali masker sekali pakai.
10) Setelah masker dipakai satu kali, segera buang masker sekali
pakai dengan tepat setelah dilepas.
11) Jangan melepas masker saat berbicara.
12) Masker yang sama jangan dipakai bergantian dengan orang
lain.
13) Cuci masker kain dengan sabun atau detergen dan sebaiknya
dengan air panas (minimal 60° Celsius) minimal sekali setiap
hari. Jika penggunaan air panas tidak memungkinkan, cuci
masker dengan sabun/detergen dan air bersuhu ruangan,
kemudian rendam masker dalam air mendidih selama 1 menit(27)
28

2.1.8.3 Tatalaksana Penggunaan Maker


Penggunaan masker harus mengikuti tatalaksana yang sesuai dengan
aturan kesehatan agar tidak menimbulkan pengaruh buruk selanjutnya.
Tatalaksana itu dapat berupa aturan dalam penggunaan dan pembuangan
masker. Berikut ini adalah tatalaksana dari penggunaan masker yang
didapat dari informasi pelayanan kesehatan.

1. Gunakanlah masker dengan baik agar dapat menutupi mulut dan


hidung sehingga tidak terhirup virus-virus berbahaya. Pengait
masker harus dipasang dengan kuat untuk meminimalisir jarak
antara masker dengan wajah.
2. Dilarang menyentuh wajah dan masker pemakai
menggunakannya.
3. Lepaslah masker dari wajah dengan cara yang tepat dengan tidak
menyentuh bagian depan masker.
4. Apabila tidak sengaja menyentuh bagian depan masker, segeralah
cuci tangan memakai sabun atau antiseptik yang terdiri atas bahan
dasar alkohol atau yang disebut juga dengan hand sanitizer.
5. Lakukanlah penggantian masker dengan rutin apabila masker
sudah sering digunakan dan terasa lembab.
6. Jangan menggunakan kembali masker yang bersifat sekali pakai.
7. Buanglah masker yang sudah dipakai di tempat sampah sehingga
tidak lagi digunakan oleh orang lain.(25)
29

2.2 Kerangka Teori

3
4 Faktor Predisposisi
- Jenis Kelamin
- Usia
- Pengetahuan
- Sikap

Faktor Pendukung
- Kenyamanan Kepatuhan Penggunaan
Menggunakan Masker
Masker
- Ketersediaan
Masker

Faktor Pendorong
- Dukungan
keluarga
- Kebijakan

Gambar 2.1

Sumber : Teori Lawrence W Green dalam Notoadmodjo 2012.


30

2.3 Kerangka Konsep

Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Independen

Pengetahuan

Sikap

Kepatuhan
Penggunaan Masker
Kenyamanan masker

Kebijakan

Gambar 2.3

2.4 Hipotesis atau Pertanyaan Penelitian


H1 : Ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan
masker di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.

H2 : Ada hubungan antara sikap dengan kepatuhan penggunaan masker di


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

H3 :Adanya tingkat kenyamanan saat memakai masker pada masa pandemi


dengan kepatuhan penggunaan masker di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi.

H4 : Ada hubungan kebijakan dengan kepatuhan penggunaan masker di


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Rancangan pada
penelitian ini adalah rancangan penelitian potong lintas (cross sectional) yaitu
bentuk penelitian yang dirancang mengamati dan mengukur variabel di waktu
yang sama. Penelitian jenis ini mengkaji hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Variabel bebas ialah faktor risiko, sedangkan variabel
terikat adalah dampak dari penelitian itu.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi (Jl. Letjend Soeprapto No. 33 Telanaipura).
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung dari bulan Februari 2021 sampai Mei 2021.
3.3 Subjek Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari komponen di dalam penelitian atau
pengamatan yang dilakukan. Populasi pada penelitian ini yaitu Mahasiswa
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada Program Studi Kedokteran,
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Studi Keperawatan,
Program Studi Psikologi, Program Studi Farmasi.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

31
32

populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus


(Lameshow, 1997) dikarenakan jumlah populasi (N) diketahui dengan
rumus:
Keterangan:
n = Besar sampel minimal dibutuhkan
N = Besar populasi (1689)
α
Z2 1− = Nilai Z padan derajat kemaknaan (biasanya 95% = 1,96)
2
P = Estimasi proporsi karena tidak diketahui 50%
d = Batas presisi yang diharapkan 10% (0,1)
Z2 1 – α /2 P ( 1−P ) N
n =
d 2 ( N −1 ) + Z2 1−α /2 P( 1−P)

n = 1,962 . 0,5 ( 1−0,5 ) .1689


0,12 ( 1689−1 ) +¿ 1,962 .0,5 (1−0,5 )
1622,1156
n =
19,88 + 0,9604
1622,1156
n =
20,8404
n = 77,83 = 78
n = 78

Sebagai antisipasi missing data, maka jumlah sampel yang


didapat ditambah dengan 10% (10 orang), sehingga menjadi 86
responden.

3.3.3 Kriteria Inklusi dan Ekslusi


3.3.3.1 Kriteria Inklusi
1. Mahasiswa aktif Program Studi Kedokteran, Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Keperawatan, Psikologi dan Farmasi.
33

2. Bersedia menjadi responden


3.3.3.2 Kriteria Eksklusi
1. Mahasiswa yang sedang cuti akademik kuliah
2. Mahasiswa yang tidak bersedia menjadi responden penelitian

3.3.4 Cara Pengambilan Sampel


Penelitian sampel ditentukan dengan menggunakan teknik sampling.
Sampel diambil dengan menggunakan teknik pengambilan proportional
random sampling pada setiap program studi.

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Per Program Studi


No Program Studi Jumlah Responden Tiap
Mahasiswa Program Studi
1 Kedokteran 452 452
×86=23,01480
1689
2 Ilmu Kesehatan 630 630
×86=32,07815
1689
Masyarakat
3 Farmasi 189 189
×86=9,62344
1689
4 Psikologi 222 222
×86=11,30373
1689
5 Keperawatan 205 205
×86=10,43812
1689
TOTAL 86 responden
34

V Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


a Operasiona Ukur
r l
i
a
b
e
l
Variable Suatu kegiatan yang Kuesioner melalui a.baik jika skor ≥ Ordinal
Dependen dilakukan untuk google form yang median (26,50)
menjaga kesehatan berisi 5 pertanyaan, b. Kurang jika skor
1. Kepatuhan
salah satunya yaitu dengan setiap item < (26,50)
Penggunaan
menggunakan bernilai :
Masker
masker. Ya : 1
Tidak : 0

Variable Pengetahuan yang Kuesioner melalui a. Baik jika skor ≥ Ordinal


Independen dimiliki responden google form yang median (7)
terhadap penggunaan berisi 10 pertanyaan, b. Kurang baik jika
2. Pengetahuan
masker pada dengan setiap item skor < median (7)
masa pandemi. bernilai :
Ya : 1
Tidak : 0

3 Reaksi Ordinal
. responden
S untuk
i
k
a
p
Melaksanakan Kuesioner melalui a. Positif jika skor ≥
kepatuhan google form yang median (22)
penggunaan masker berisi 10 pertanyaan, b. Negatif jika skor <
dengan setiap item median (22)
bernilai :
Sangat Setuju :4
Setuju :3
Tidak Setuju :2
Sangat Tidak Setuju : 1
35

4.Kenyamanan Adanya tingkat Kuesioner melalui a. Baik jika skor ≥ Ordinal


Masker kenyamanan saat google form yang berisi median (4)
memakai masker saat 4 pertanyaan, dengan b. Kurang baik jika
masa COVID-19. setiap item bernilai : skor < median (4)
Ya :1
Tidak : 0
5. Kebijakan Kebijakan mengenai Kuesioner melalui a. Baik jika skor ≥ Ordinal
google form yang berisi median (3)
penggunaan masker
3 pertanyaan, dengan b. Kurang baik jika
saat beraktivitas di setiap item bernilai : skor < median (3)
Ya :1
luar rumah
Tidak : 0

3.4 Definisi Operasional Variabel


36

3.1.5 Instrumen Penelitian

a) Kuesioner

Instrumen penelitian merupakan alat yang berguna untuk pengumpulan


bahan data penelitian. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah
kuesioner yang diberikan kepada responden berupa lembar pertanyaan.
Kuesioner tersebut dilakukan menggunakan google formulir dalam bentuk
pertayaan tertutup terstruktur, yang tersusun sedemikian rupa sehingga dapat
mempermudah responden mengisi dan menjawab pertanyaan di dalam
kuesioner.

b) Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan


kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.(28) Kuesioner dapat digunakan
sebagai alat ukur apabila telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.. Uji
validitas pada penelitian ini digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
pertanyaan pada kuesioner serta menjadi suatu petunjuk yang akan
menunjukkan apakah kuesioner yang dibuat benar-benar dapat mengukur
apa yang akan diukur oleh peneliti. Uji validitas ini dilakukan kepada 25
responden mahasiswa STIKES HI. Item instrumen dapat dikatakan valid jika
lebih besar dari 0,413

c) Uji Reliabilitas

Untuk uji reliabilitas dalam dalam penelitian ini dilakukan untuk


menunjukkan apakah sebuah instrumen penelitian dapat digunakan dan
dipercaya. Cara mengetahui reliabilitas dengan membandingkan nilai r
hitung dengan r tabel. Pertanyaan dikatakan reliabel bila r hitung > r tabel.
Uji reliabilitas diolah dengan menggunakan SPSS.

3.6 Pengumpulan Data


3.6.1 Sumber Data
37

3.6.1.1 Data Primer


Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data primer,
yang dimana data primer ini diperoleh dari hasil kuesioner yang
dibagikan peneliti kepada responden melalui google form. Kuesioner
berisi pertanyaan yang telah dijawab oleh responden berdasarkan
pengetahuan dan sikap yang diketahui. Data yang telah dijawab akan
masuk ke email peneliti.
3.6.1.2 Data Sekunder
Data sekunder didapat dari pencatatan dan pelaporan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data


3.7.1 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan untuk menyederhanakan data dalam bentuk
yang lebih mudah serta untuk menguji secara statistika dari hipotesis yang
sudah ditetapkan. Data dikumpulkan dan dilakukan pengolahan data secara
kuantitatif. Pengolahan data dilakukan melalui beberapa proses, data diolah
secara manual dan komputerisasi denagan tahap sebagai berikut :
a) Editing (Pemeriksaan Data)
Editing yaitu proses mengoreksi jawaban yang telah didapat, jika
terdapat kesalahan maka harus segera dilengkapi, apakah data yang
terkumpul lengkap, jelas dan konsisten. Jika kuesioner yang terkumpul
tidak memenuhi syarat seperti kelengkapan pengisian atau kewajaran
pengisian, maka kuesioner tersebut disisihkan kemudian diulang kembali
ke lapangan.
b) Coding (Pemberian kode)
Coding adalah teknik pengkodean pada variabel penelitian yang
memiliki tujuan untuk membuat peneliti lebih mudah dalam melakukan
analisis data dan mempercepat proses meng-entry data yaitu dengan cara
38

memberi kode pada setiap jawaban yang diberikan. Jawaban yang


berbentuk huruf dirubah menjadi bentuk angka untuk mempermudah
pada saat analisi data.
c) Scoring
Teknik skoring digunakan untuk mengevaluasi setiap jawaban yang
diisi oleh responden.
Variabel Benar Salah
Pengetahuan 1 0
Kenyamanan 1 0
Kebijakan 1 0

Pernyataan STS SS STS TS


Baik 1 2 3 4
Negatif 4 3 2 1
d) Entry Data (pemasukan data ke komputer) atau processing
Setelah dilakukan pemberian kode dan scoring maka data yang telah
dilakukan ke dalam komputer menggunakan program komputer yaitu
dengan menggunakan SPSS.
e) Cleaning (Pembersihan Data)
Cleaning adalah proses pengecekkan kembali data yang telah
dimasukkan berguna untuk melihat kesalahan kode dan menghindari
kemungkinan adanya data yang hilang serta mengecek kembali
konsistensi data.

3.7.2 Analisis Data


a) Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk mempermudah dan
menyederhanakan interpretasi data kedalam bentuk penyajian dengan
tampilan distribusi frekuensi responden menurut variabel penelitian.
Analisis univariat dilakukan pada tiap variabel yang ada dengan
menghitung distribusi dan presentase untuk mengetahui karakteristik
39

dan subjek penelitian.


b) Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan melibatkan sebuah
variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas). Dilakukan
untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan
terikat. Dalam analisis bivariat uji statistik yang dilakukan
menggunakan uji Chi-square dengan batas kemaknaan α < 0,1. Jika
pvalue < 0,1 artinya ada hubungan yang bermakna antara dua variabel
(Ho ditolak dan Ha diterima). Dan jika p-value > 0,1 artinya tidak ada
hubungan yang bermakna antara dua variabel (Ho diterima dan Ha
ditolak). Variabel yang dianalisis bivariat yaitu pengetahuan kepala
keluarga, pendapatan, pengaruh budaya, peran tokoh masyarakat dan
peran petugas kesehatan. Kaidah yang digunakan pada uji Chi-Square
sebagai berikut :
I. jika table 2x2 menghasilkan nilai Expected (harapan) > 5, maka
yang digunakan adalah ”Fisher’s Exact Test”.
II. jika table 2x2 dan tidak ada nilai Expected (harapan) < 5, maka uji
yang digunakan sebaiknya ”Continuity Correction”
Penentu kekuatan hubungan dan risiko antara variable independen dengan
variable dependen ditentukan dengan Odds Ratio (OR). Nilai OR memiliki
makna yang ditentukan sebagai berikut :
I. jika nilai OR > 1, menunjukkan bahwa faktor pajanan meningkatkan
atau memperbesar risiko kejadian
II. jika nilai OR = 1, menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
faktor pajanan dengan risiko kejadian

3.8 Etika Penelitian


Ketika melakukan suatu penelitian, peneliti harus mampu menjamin hak-
40

hak informan agar informan merasa aman. Hak tersebut berisikan kebebasan
berpendapat, memilih diam, dan menyebutkan informasi. Peneliti harus
menjunjung tinggi kebebasan-kebebasan itu agar tidak ada pemaksaan di
dalam sebuah pemberian informasi. Berikut adalah etika penelitian yang
dipatuhi oleh peneliti.
a) Lembar Persetujuan (Informed consent)
Lembar persetujuan berisikan kesepakatan antara peneliti dengan
informan dalam melakukan suatu wawancara. Dalam lembar ini, peneliti
menyampaikan tujuan dilakukannya penelitian beserta dampak yang
mungkin terjadi di masa depan. Peneliti juga harus menyampaikan proses
pengumpulan data dan berbagai informasi lainnya yang dianggap perlu.
Ppersetujuan antarpihak ditandai dengan penandatanganan dari informan
di atas lembar informed consent tersebut.
b) Tanpa Nama (Anomity)
Syarat tanpa nama adalah syarat yang berisikan persetujuan untuk tidak
mencantumkan identitas asli dari informan pada lembar instrumen. Untuk
mengganti identitas asli tersebut, peneliti dapat menggunakan kode-kode
data agar data dari tiap responden tidak tertukar.
c) Kerahasiaan (Confidentialility)
Syarat kerahasiaan berisikan pernyataan peneliti untuk menjaga seluruh
data penelitian agar tidak tersebar luas. Kerahasiaan data harus dijamin
oleh peneliti sebagai bentuk penghargaan etika penelitian.
3.9 Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan

a. Peneliti mencari tema yang dapat diangkat menjadi sebuah karya


ilmiah, setelah mendapatkan informasi dan literatur dengan rinci
sebelum lakukan penelitian literatur itu dapat berupa jurnal ataupun
buku yang yang dapat dirujuk dalam penelitian ini.
41

b. Setelah ditemukan pokok permasalahan maka dilakukannya diskusi


dengan dosen pembimbing skripsi dan menemukan kesepakatan
judul mengenai Determinan yang Berhubungan dengan Kepatuhan
Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan COVID-19 pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Jambi.

2. Tahap Pelaksanaan
Setelah melakukan beberapa revisi maka dilanjutkan dengan mengurus
surat izin penelitian dari Ilmu Kesehatan Masyarakat dan diteruskan kepada
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Setelah data yang diperlukan
sudah terkumpul, dilanjutkan dengan analisis data baik secara univariate
dan bivariate.

3. Tahap Akhir
Pada tahap ini yaitu melakukan penggabungan data yang telah
dianalisis kedalam bentuk laporan berupa hasil dan pembahasan yang
nantinya akan dimasukkan pada bab 4 skripsi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi (FKIK
UNJA) resmi berdiri pada tanggal 10 Oktober 2012 berdasarkan Surat
Keputusan Rektor Universitas Jambi Nomor 748/UN21/DT/2012 tentang
Pendirian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi. Pada
tanggal 19 November 2012 pendirian FKIK UNJA diumumkan secara resmi
oleh Rektor Universitas Jambi bersama Gubernur Jambi dengan dihadiri oleh
civitas akademika FKIK UNJA, para dekanat di lingkungan Universitas
Jambi, jajaran pimpinan Rumah Sakit Pendidikan RSUD Raden Mattaher
dan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi serta para stakeholder. Selanjutnya,
pada tanggal 26 Januari 2013 dibentuklah susunan organisasi FKIK UNJA
yang disahkan oleh Surat Keputusan Rektor Nomor 21/UN21/KP/2013.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi terletak di
Jl. Letjend Soeprapto No. 33 Telanaipura Jambi. Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan terdiri dari 5 program studi jenjang Sarjana yaitu
Kedokteran, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu Keperawatan, Farmasi, dan
Psikologi. Adapun jumlah mahasiswa aktif tahun 2017 – 2019 untuk
program studi Kedokteran sebanyak 338 orang, program studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat sebanyak 634 orang, program studi Ilmu
Keperawatan sebanyak 187 orang, program studi Farmasi sebanyak 173
orang, dan program studi Psikologi sebanyak 223 orang. Jumlah mahasiswa
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang dijadikan sampel pada penelitian ini
sebanyak 86 orang.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Karakteristik Responden
Pada penelitian ini, terdapat 86 mahasiswa Universitas Jambi yang

42
43

menjadi responden penelitian, berasal dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu


Kesehatan Masyarakat. Peneliti sendiri mengambil 5 Program Studi yaitu,
Program Studi Kedokteran 23 orang, Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat 33 orang, Program Studi Keperawatan 10 orang, Program
Studi Farmasi 9 orang, Program Studi Psikologi 11 orang. Karakteristik
responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin dan program studi.
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Tahun 2021
Karakteristik n %
Jenis Kelamin
Laki-Laki 23 26,7
Perempuan 63 73,3
Program Studi
Kedokteran 23 26,7
Ilmu Kesehatan Masyarakat 32 37,2
Keperawatan 10 11,6
Psikologi 12 14,0
Farmasi 9 10,5
Angkatan
2017 53 61,6
2018 7 8,1
2019 26 30,2
Umur
20 17 22,1
21 14 18,2
22 35 45,5
23 10 13,0
24 1 1,3
Sumber: Data Primer, 2021
Berdasarkan tabel 4.1, diketahui jenis kelamin didominasi oleh
perempuan sebanyak 73,3% (63 responden) dan kelompok laki-
laki sebanyak 26,7% (23 responden). Pada program studi tertinggi
pada kelompok Ilmu Kesehatan Masyarakat sebanyak 37,2% (32
responden), pada kelompok Kedokteran 26,7% (23 orang), pada
kelompok Psikologi 14,0% (12 responden), pada kelompok
Keperawatan 11,6% (10 responden) dan kelompok Farmasi 10,5%
44

(9 responden). Apabila dilihat dari karakteristik angkatan,


mayoritas responden tertinggi angkatan 2017 61,6% (53
responden), angkatan 2019 30,2% (26 responden), dan angkatan
2018 8,1% (7 responden). Pada usia responden tertinggi pada
kelompok 22 tahun sebanyak 45,5% (35 responden), di ikuti
kelompok usia 20 tahun sebanyak 22,1 (17 responden), lalu pada
kelompok usia 21 tahun sebanyak 18,2% (14 responden), dan pada
kelompok usia 24 tahun sebanyak 1,3% (1 responden).

4.2.2 Analisis Univariat


Analisis univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari
masing-masing variabel peneliti an yaitu variable independen (pengetahuan,
sikap, kenyaman dan kebijakan) dan variabel dependen (kepatuhan
penggunaan masker). Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel di
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
Tahun 2021
Variabel n=86 %
Pengetahuan
Baik 65 75,6
Kurang Baik 21 24,4
Sikap
Positif 59 68,6
Negatif 27 31,4
Kenyamanan
Baik 60 69,8
Kurang Baik 26 30,2
Kebijakan
Baik 84 97,7
Kurang Baik 2 2,3
Kepatuhan
Baik 55 64,0
Kurang Baik 31 36,0
Sumber: Data Primer, 2021
45

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa hasil penelitian


berdasarkan pengetahuan menujukkan bahwa dari 86 responden terdapat 65
(75,6%) mahasiswa memiliki pengetahuan baik. Distribusi responden
berdasarkan sikap dapat diketahui bahwa dari 86 responden terdapat 59
(68,6%) mahasiswa memiliki sikap positif. Distribusi responden berdasarkan
kenyamanan menujukkan bahwa 60 (69,8) mahasiswa yang merasakan
nyaman menggunakan masker pada saat berada dilingkungan institusi.
Distribusi responden berdasarkan kebijakan menujukkan bahwa 84 (97,7%)
mahasiswa mengikuti kebijkan yang berlaku. Distribusi responden
berdasarkan kepatuhan menujukkan bahwa terdapat 55 (64,0%) mahasiswa
yang memiliki tingkat kepatuhan baik .

4.2.3 Analisis Bivariat


Untuk mengetahui apakah variabel independen berhubungan dengan
variabel dependen maka dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan uji
statistic chi-square, dengan hasil sebagai berikut :
1. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker
Dari hasil penelitian diketahui hubungan pengetahuan dengan
Kepatuhan Penggunaan Masker dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.3 Hasil Analisis Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan
Penggunaan Masker
Pengetahuan Baik Kurang Total p- OR 95%CI
value
N % n % N %
Baik 42 48,8 23 26,7 65 75,6
Kurang Baik 13 15,1 8 9,3 21 24,4 1,000 1,124 0,406-
Total 55 64,0 31 36,0 86 100,0 3,107
Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 65 responden yang


pengetahuan baik terdapat 42 orang (48,8%) memiliki kepatuhan
Penggunaan Masker baik sedangkan dari 21 responden kelompok
pengetahuan kurang baik terdapat 13 orang (15,1%) memiliki kepatuhan
46

Penggunaan Masker baik. Diperoleh nilai p-value adalah 1,000, sehingga


tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan
Kepatuhan Penggunaan Masker tetapi pada variabel pengetahuan
kelompok baik mempengaruhi kepatuhan penggunaan masker sebesar
1,124 kali lebih tinggi dibandingkan kelompok pengetahuan kuranng baik
(p=1,000; OR=1,124; 95%CI=0,0406-3,107).

2. Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Penggunaan Masker


Dari hasil penelitian diketahui hubungan sikap dengan Kepatuhan
Penggunaan Masker dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.4 Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Penggunaan Masker
Kepatuhan
p-
Penggunaan Masker Total OR 95%C
Sikap value
Baik Kurang I
N % n % N %
Positif 42 48,8 17 19,8 59 68,6
Negatif 13 15,1 14 16,3 27 31,4 0,053 2,661 1,037-
Total 55 64,0 31 36,0 86 100,0 6,825
Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 59 responden


kelompok sikap positif terdapat 42 (48,8%) mahasiswa memiliki
kepatuhan Penggunaan Masker baik Sedangkan dari 27 responden
kelompok sikap negatif terdapat 13 (15,1%) mahasiswa memiliki
kepatuhan Penggunaan Masker baik. Diperoleh nilai p-value adalah 0,053
sehingga tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan
Kepatuhan Penggunaan Masker. Tetapi kelompok sikap positif
mempengaruhi kepatuhan penggunaan masker sebesar 2,661 kali lebih
tinggi dibandingkan kelompok sikap negatif (p=0,053; OR=2,661;
95%CI=1,037-6,825).

3. Hubungan Kenyamanan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker


47

Dari hasil penelitian diketahui hubungan kenyamanan dengan


Kepatuhan Penggunaan Masker dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.5 Hubungan Kenyamanan dengan Kepatuhan Penggunaan
Masker
Kepatuhan Penggunaan Masker
p-
Kenyamanan Baik Kurang Total OR 95%CI
value
N % N % n %
Baik 31 36,0 29 33,7 60 69,8
Kurang Baik 24 27,9 2 2,3 26 30,2 0,000 0,08 0,019-
Total 55 64,0 31 36,0 86 100,0 9 0,411
Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.5 menujukkan bahwa dari 60 responden yang


memiliki tingkat kenyamanan baik terdapat 31 (36,0%) mahasiswa
memiliki kenyamanan Penggunaan Masker baik. Sedangkan dari 26
responden yang memiliki tingkat kenyamanan kurang baik terdapat 24
(27,9%) mahasiswa memiliki tingkat kenyamanan baik. Diperoleh nilai
p-value 0,000, sehingga ada hubungan yang bermakna antara
kenyamanan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker. Tetapi kelompok
kenyamanan baik mengurangi kepatuhan penggunaan masker sebesar
91,1% kali lebih tinggi dibandingkan kelompok kurang baik (p=0,000;
OR=0,089; 95%CI=0,019-0,411).

4. Hubungan Kebijakan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker


Dari hasil penelitian diketahui hubungan kebijakan dengan
Kepatuhan Penggunaan Masker dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.6 Hubungan Kebijakan dengan Kepatuhan Penggunaan
Masker
Kepatuhan Penggunaan Masker
Baik Kurang Total p- OR 95%CI
Kebijakan
value
n % N % N %
Patuh 55 64,0 29 33,7 84 97,7
Tidak Patuh 0 0 2 2,3 2 86,0 0,246 0,345 0,257-
Total 55 64,0 31 36,0 86 100,0 0,463
Sumber: Data Primer, 2021
48

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 84 responden yang


kebijakan baik, terdapat 55 (64%) mahasiswa yang kepatuhan
penggunaan masker baik. Sedangkan 2 responden dengan kebijakan
kurang dapat dilihat (0%) memiliki kepatuhan penggunaan masker
baik. Diperoleh nilai p-value adalah 0,246, sehingga tidak ada
hubungan bermakna antara kebijakan dengan Kepatuhan Penggunaan
Masker. Kelompok yang patuh pada kebijakan mengurangi kepatuhan
penggunaan masker sebesar 65,5% lebih tinggi dibandingkan
kelompok yang tidak patuh (p=0,246; OR=0,345; 95%CI=0,257-
0,463).
4.3 Pembahasan
4.3.1 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker
Hasil penelitian tentang Kepatuhan Penggunaan Masker menunjukkan
bahwa menunjukkan bahwa dari 86 responden yang pengetahuan baik
terdapat 42 orang (48,8%) memiliki kepatuhan Penggunaan Masker baik dan
13 orang (15,1%) memiliki kepatuhan Penggunaan Masker yang kurang
baik. Sedangkan dari 21 responden kurang baik terdapat 13 orang (15,1%)
memiliki kepatuhan Penggunaan Masker baik dan 8 orang (9,3%) memiliki
kepatuhan Penggunaan Masker kurang baik. Diperoleh nilai p-value adalah
1,000 sehingga tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan
dengan Kepatuhan Penggunaan Masker pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
Hal ini sejalan dengan penelitian Gabriella Romauli Natalia Hutagaol
dan Imanuel Sri Mei Wulandari, hasil analisis yang didapat menggunakan uji
statistik chi-square dengan bantuan SPSS diperoleh nilai p-value 0,02 nilai
p-value lebih kecil dari α 0,05 menunjukkan adanya hubungan yang
bermakna diantara dua variabel yaitu tingkat pengetahuan remaja dengan
kepatuhan penggunaan masker di SMA Perguruan Advent Salemba. Dengan
keeratan hubungan 0,404 yang dapat diartikan bahwa hubungan antara kedua
49

variabel.(29)
Pada penelitian Devi Pramita Sari dkk dari 36 responden hasil yang
sudah didapat diketahui bahwa ada hubungan antara pengetahuan
masyarakat dengan kepatuhan penggunaan masker. Hal ini dapat dibuktikan
dengan hasil analisis bivariat untuk menguji hubungan pengetahuan dan
kepatuhan masyarakat menggunakan masker dengan uji Chi-Square
menggunakan fisher exact yang memberikan nilai p=0,004 (<0,05) dan X2
Hitung = 15,331 > X2 Tabel 3,841. Artinya ada hubungan antara
pengetahuan masyarakat dengan kepatuhan menggunakan masker.(18)
Pada penelitian Ika Purnamasari dan Anisa Ell Raharyani dari 144
responden hasil yang didapat menunjukkan pengetahuan masyarakat
Kabupaten Wonosobo tentang COVID-19 berada pada kategori baik (90%)
dan hanya 10% berada pada kategori cukup. Untuk perilaku masyarakat
Kabupaten Wonosobo terkait COVID-19 menunjukkan perilaku yang baik
sebanyak 95,8% dan hanya 4,2% masyarakat berperilaku cukup baik.
Terdapat hubungan bermaksa antara pengetahuan dengan perilaku
masyarakat tentang COVID-19 dengan p-value 0,047 (<0,05).(1)
Pada penelitian Ulya Zulfa dari 383 responden hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan
kepatuhan penggunaan masker sebagai upaya pencegahan COVID-19 di
desa Purworeja Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. Dengan nilai p-value
0,000.(30)
Sebaliknya penelitian ini tidak sejalan dengan Ruliati, Inayatul Aini hasil
penelitian ini diperoleh p=0,089 ≥ α (0,05), sehingga tidak terdapat
hubungan antara pengetahuan tentang virus corona dengan kepatuhan
pemakaian masker di luar rumah studi di Desa Ngumpul, Jogoroto
Kabupaten Jombang.(31)
Demikian pula penelitian Iin Patimah dkk melaporkan bahwa hingga 76
responden (52%) memiliki pengetahuan yang cukup, dan sebagian besar
50

(61%) tidak memiliki tindakan untuk mencegah infeksi COVID-19.


Sebagian besar responden berpengetahuan telah menunjukkan perilaku
buruk dalam mencegah penyebaran COVID-19 didapatkan p= 0,06 (>0,05)
artinya tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku.
(32)
Demikian pula penelitian Blandina Easter Grace Wairata tentang
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Dengan Perilaku Pencegahan
COVID-19 pada Mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya menunjukkan
hasil dari 367 responden terdapat tidak ada hubungan antara pengetahuan
dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada mahasiswa Universitas
Airlangga yang dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,278 (p>0,05).(33)
Demikian pula penelitian Sukma Eka Suhartiningsih et.all Berdasarkan uji
statistik menggunakan Chisquare maka didapatkan nilai p-value > 0,05 yakni
0,340 yang mana dapat dikatakan jika tidak terdapat hubungan bermakna
antara tingkat pengetahuan responden tentang upaya pencegahan COVID-19
dengan perilaku penggunaan masker pada masyarakat Kecamatan Gunung
Putri pada masa pandemi COVID19 ini. (34)
4.3.2 Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Penggunaan Masker
Hasil penelitian tentang Kepatuhan Penggunaan Masker menemukan
bahwa dari 86 responden yang menyatakan sikap positif terdapat 42 (48,8%)
mahasiswa memiliki kepatuhan Penggunaan Masker baik dan 17 (19,8%)
mahasiswa memiliki kepatuhan Penggunaan Masker kurang baik. Sedangkan
dari 27 responden yang menyatakan sikap negatif terdapat 13 (15,1%)
mahasiswa mematuhi penggunaan masker dengan baik dan 14 (16,3%)
mahasiswa kurang patuh dalam penggunaan masker. Nilai p-value yang
diperoleh sebesar 0,053 sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara
sikap dan kepatuhan penggunaan masker pada mahasiswa ilmu kesehatan.
Sikap merupakan faktor predisposisi (predisposing factors) seseorang
dalam melakukan perilaku tertentu. Dalam melakukan pencegahan penyakit
51

COVID-19, sikap adalah faktor yang dapat mengubah pola seseorang dalam
mencegah terjangkitnya COVID-19 karena dalam upaya pencegahan
penyakit pasti berhubungan dengan sikap masyarakat.(35)
Hal ini sejalan dengan penelitian Mushidah dan Ratna Muliawati, di
dapatkan hasil p=<0,05. Setelah dilakukan perhitungan ternyata uji dari hasil
tersebut tidak memenuhi syarat uji chi square, hal ini ditunjukkan dengan
adanya 2 sel nilai harapan yang berjumlah <5 yaitu 50%, maka
menggunakan uji alternatif yaitu Fisher’s Exact Test didapatkan nilai p–
value sebanyak 0,000 (p<0,05) yang berarti bahwa ada korelasi yang
signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap tentang COVID-19 terhadap
tingkat kepatuhan pemakaian masker sebagai upaya preventif COVID-19
pada pedagang UMKM di alun-alun Kutoarjo Kecamatan Kaliwungu Bulan
Desember 2020.(36)
Pada penelitian Siti Fadhillah Rizqah et.all tentang Hubungan Perilaku
Masyarakat Dengan Kepatuhan Pengguna an Masker Untuk Memutus
Rantai Penularan COVID-19 Di Kelurahan Bontoa Maros hasil penelitian
menggunakan uji chi-square, probalilitas (p) dengan taraf signifikan 5%
(0,05). Berdasarkan hasil uji statistic memperlihatkan nilai p=0,01 dan
ketentuan signifikan p<0,05 maka 0,01 dan ketentuan signifikan p<0,05
maka 0,01<0,05 terapat ada Hubungan Antara Sikap Dengan Kepatuhan
Penggunaan Masker Untuk Memutus Rantai Penularan COVID-19 Di
Kelurahan Bontoa Maros.(37)
Pada penelitian Rani Tiara Desty tentang Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Pencegahan COVID-19 pada Pedagang di Pasar Sampangan Kota Semarang
menunjukkan bahwa dari 37 responden yang memiliki sikap baik,
menunjukkan perilaku baik dalam menerapkan protokol kesehatan sebesar
73%. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan
antara sikap responden terhadap COVID-19 dengan perilaku penerapan
protokol kesehatan (p=0,014).(38)
52

Pada penelitian Festi Ladyani Mustofa et.all tentang Hubungan tingkap


pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap Kepatuhan Penerapan 3M
Dalam Rangka Pencegahan COVID-19 Di RT 11 RW 12 JATINEGARA
JAKARTA TIMUR hasil analalisis menunjukkan bawa ada hubungan antara
sikap warga RT11/RW 12 Jatinegara Jakarta Timur dengan kepatuhan
penerapan 3M. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,000 (<0,05), maka
dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, dan H0 ditolak. Dari hasil analisis
diperoleh pua nilai OR=10,897, artinya warga dengan sikap negatif
mempunyai resiko 10,9 kali lebih besar untuk kurang baik dalam
menerapkan 3M dibandingkan dengan pekerja yang memiliki sikap positif.
(39)
Pada penelitian Erika Emnina Sembiring dan Maria Lupita Nena Meo
tentang Pengetahuan dan Sikap Berhubungan dengan Resiko Tertular
COVID-19 pada Masyarakat Sulawesi Utara menunjukkan hasil analisis
menggunakan uji Fisher’s Exact Test bahwa pengetahuan dan sikap
berhubungan dengan resiko tertular COVID-19 pada masyarakat Sulawesi
Utara dengan nilai p=0,000. Hal ini berarti semakin baik pengetahuan dan
semakin positif sikap masyarakat maka resiko tertular COVID-19 semakin
rendah.(40)
Pada penelitian Andina Bunga Syafel dan Anissatul Fatimal tentang
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN
KEPATUHAN IBU RUMAH TANGGA DALAM PENCEGAHAN
COVID-19 DI RT 02 RW 05 KABANDUNGAN I DESA SIRNAGALIH
BOGOR didapatkan hasil uji yang dilakukan dalam penelitian ini didapatkan
pvalue 0,002 (pvalue<0,05) menunjukan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara sikap dengan kepatuhan ibu rumah tangga dalam
pencegahan COVID-19. Hasil OR 3,392 dengan rentang confidence interval
(CI) 1,599-7,199 menunjukan bahwa sikap berisiko terhadap kepatuhan
pencegahan COVID-19.(41)
53

Pada penelitian Vahira Nissha Matovani Ray et.all tentang HUBUNGAN


ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT
TERHADAP PENCEGAHAN PANDEMI COVID 19 DI KOTA
TANJUNG BALAI didapatkan hasil uji statistika sikap responden dengan
status COVID-19 menggunakan uji Chi-square didapatkan nilai p=0,001
(<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan sikap
masyarakat terhadap pencegahan pandemi COVID-19 di kota Tanjung
Balai. Sebanyak 95 responden (95%) masyarakat di Kota Tanjung Balai
bersikap baik.(42)
Pada penelitian Shela Wulandari tentang Hubungan Pengetahuan dan
Sikap dengan Perilaku Pencegahan COVID-19 pada Penderita Tuberkulosis
di Rumah Sakit Paru Jember menunjukkan hasil sikap penderita tentang
pencegahan COVID-19 sebagian besar berada dalam kategori cukup
(53,4%), diketahui pula ada hubungan antara sikap dengan perilaku
pencegahan COVID-19 (p value = 0,000; r = 0,637). Dengan adanya
peningkatan sikap maka akan terbentuk perilaku dalam pencegahan COVID-
19 sehingga diperlukan upaya promotif dan motivasi guna meningkatkan
perilaku masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan.(43)
Pada penelitian Erika Emnina Sembiring dan Maria Lupita Nena Meo
tentang Pengetahuan dan Sikap Berhubungan dengan Resiko Tertular
COVID-19 pada Masyarakat Sulawesi Utara menunjukkan bahwa hasil
analisis menggunakan uji Fisher’s Exact Test bahwa pengetahuan dan sikap
berhubungan dengan resiko tertular COVID-19 pada masyarakat Sulawesi
Utara dengan nilai p=0,000. Hal ini berarti semakin baik pengetahuan dan
semakin positif sikap masyarakat maka resiko tertular COVID-19 semakin rendah.
(40)
Sebaliknya penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Eka Norita
et.all hasil penelitian ini didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap
dengan kepatuhan untuk menjaga jarak dan menggunakan masker yaitu nilai
54

p = 0,357 (p > 0,05) yang artinya H0 diterima. Sikap masyarakat dalam


menjaga jarak dan menggunakan masker dikota Barabai paling banyak
masuk dalam kategori sikap positif yaitu sebanyak 33 orang (57,9%) dan
kategori sikap negatif sebanyak 15 orang (45,5%) Hal ini tidak sejalan
dengan penelitian Dana Riksa Buanal, (2020) dengan judul Sikap
masyarakat Indonesia dalam menghadapi pendemi COVID-19 dengan hasil
Ada hubungan antara cara masyarakat dalam mengahadapi COVID-19
dengan Ketidak patuhan masyarakat Indonesia dalam mematuhi himbauan
pemerintah.(44)
4.3.3 Hubungan Kenyamanan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker
Hasil penelitian tentang Kepatuhan Penggunaan Masker menujukkan
bahwa dari 86 responden yang memiliki tingkat kenyamanan baik terdapat
31 (36,0%) mahasiswa memiliki kenyamanan Penggunaan Masker baik dan
29 (33,7%) memiliki kenyamanan Penggunaan Masker kurang baik.
Sedangkan dari 26 responden yang memiliki tingkat kenyamanan kurang
baik terdapat 24 (27,9%) mahasiswa memiliki tingkat kenyamanan baik dan
2 (2,3%) mahasiswa yang memiliki tingkat kenyamanan kurang baik.
Diperoleh nilai p-value 0,000 sehingga ada hubungan yang bermakna antara
kenyamanan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
Hal ini sesuai dengan penelitian Dede Khairudin. Uji statistik
menggunakan ChiSquare sebesar 0,05 menunjukkan nilai P-value 0,032 <
0,05 dapat dikatakan hipotesis nol sebesar 0,05 (Ho) ditolak. Artinya ada
hubungan antara penggunaan alat pelindung diri (APD) dengan kenyamanan
penggunaan masker selama pasien operasi. Manajemen pelabuhan dan
transshipment PT. MIFA Aceh Barrat 2015.(45)
Pada penelitian Adhitya dilakukan terhadap 50 responden yang
dikumpulkan dengan menggunakan seluruh sampel. Dari segi kenyamanan
diketahui ada hubungan antara kenyamanan penggunaan masker oleh
55

pemoles dengan hasil uji statistik chi-square dengan p-value 0,020.(46)


Sementara itu, penelitian ini tidak sejalan oleh Tri Niswati Utami tentang
kenyamanan penggunaan alat pelindung diri bagi relawan COVID-19 di
Binjai, dan hasil survei menunjukkan bahwa gerakan sensori berpengaruh
signifikan terhadap kenyamanan alat pelindung diri sebagaimana didapatkan
nilai p-value 0,000. Sehingga ada hubungan antara fleksibilitas dengan alat
pelindung diri.(47)
Begitu juga hasil penelitian oleh Gusti didapatkan uji hasil kenyamanan
(p=0,002). Dari total 40 responden, 36 responden yang merasa kurang
nyaman dimana 30 orang (83,3%) tidak menggunakan APD dan 6 orang
(16,7%) yang menggunakan APD.(48)
Menurut peneliti kenyamanan berpengaruh terhadap pengunaan masker
seseorang yang berada di lingkungan kampus, jika adanya kenyamanan saat
memakai masker maka masker tidak enggan memakai masker ketika
beraktivitas.
4.3.4 Hubungan Kebijakan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker
Hasil penelitian tentang Kepatuhan Penggunaan Masker menunjukkan
bahwa dari 84 responden yang kebijakan baik, bterdapat 55 (64%)
mahasiswa yang kepatuhan penggunaan masker baik dan 29 (31%)
mahasiswa yang kepatuhan penggunaan masker kurang. Sedangkan 2
responden dengan kebijakan dapat dilihat (0%) memiliki kepatuhan
penggunaan masker baik dan 2 atau (2,3%) yang memiliki kepatuhan
kurang. Di dapatkan p-value adalah 0,246 sehingga tidak ada hubungan
bermakna antara kebijakan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker.
Aturan hukum mengenai penanggulangan COVID-19 belum dapat
dilakukan secara optimal, seperti yang tertulis dalam UU, diakibatkan
banyak masyarakat yang masih tidak taat dalam pelaksaan PSBB. Walaupun
sudah ditetapkan suatu hukuman pidana yang diberikan bagi masyarakat
yang melakukan pelanggaran.(49)
56

Upaya optimal yang menjadi solusi dalam menyelesaikan berbagai


masalah :
a. upaya dasar pemerintah dalam mengatasi COVID-19:
 Melaksanakan pemeriksaan untuk mengkonfirmasi orang yang
terdekteksi COVID-19 dapat dilakukan upaya preventif dan
melakukan pengobatan sehingga yang teridentifikasi dapat sembuh
serta tidak mengalami kematian.
b. Melaksanakan upaya pencegahan kepada masyarakat, agar masyarakat
yang sehat tidak terpapar COVID-19.(50)
4.4. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan penelitian ini yaitu penelitian dilakukan hanya bisa


online dengan menggunakan salah satu aplikasi media sosial berupa WhatsApp,
karena saat ini dalam kondisi pandemi COVID-19 sehingga mengalami
keterbatasan dalam komunikasi secara langsung dengan responden sampel
penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Determinan yang Berhubungan Dengan
Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan COVID-19 pada
Mahasiwa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tahun 2020, dengan jumlah
sampel sebanyak 86 orang, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan Kepatuhan
Penggunaan Masker pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dengan
diperoleh nilai p-value adalah 1,000 sehingga tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
2. Ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan Kepatuhan Penggunaan
Masker pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dengan diperoleh nilai
p-value adalah 0,053 sehingga tidak ada hubungan yang bermakna antara
sikap dengan Kepatuhan Penggunaan Masker pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
3. Ada hubungan yang signifikan antara kenyamanan dengan Kepatuhan
Penggunaan Masker pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dengan
diperoleh nilai p-value 0,000 sehingga ada hubungan yang bermakna antara
kenyamanan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
4. Tidak ada hubungan signifikan antara kebijakan dengan Kepatuhan
Penggunaan Masker pada Fakultas Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
dengan diperoleh nilai p-value 0,246 sehingga tidak ada hubungan yang
bermakna antara kebijakan dengan kepatuhan penggunaan masker.

57
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Saran bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan agar
meningkatkan kebijakan mengenai Penggunaan Masker dan melakukan
diskusi untuk membuat poster mengenai Protokol Kesehatan sehingga
meningkatkan kepedulian dan kepatuhan mahasiswa terhadap Kepatuhan
Penggunaan Masker selama masa COVID-19.

5.2.2 Bagi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Diharapkan penelitian ini dapat meingkatkan pemahaman dan mencari
masker yang nyaman sehingga selalu memakai masker ketika di luar rumah.
Dan diharapkan agar mahasiswa dapat melakukan advokasi kepada Kepala
Program Studi untuk bisa membuat kebijakan agar jika ada mahasiswa yang
melanggar kebijakan tersebut akan diberikan sanksi.

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya


Kepada peneliti selanjutkan disarankan agar melanjutkan penelitian ini
dengan melihat variabel lainnnya serta pembahasan yang berbeda dan lebih
luas lagi tentang faktor apa saja yang berhubungan dengan Kepatuhan
Penggunaan Masker.

58
59

DAFTAR PUSTAKA

1. Purnamasari I, Raharyani AE. Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat


Kabupaten Wonosobo Tentang Covid-19. J Ilm Kesehat [Internet]. 2020;
(Mei):33–42. Available from:
https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jik/article/view/1311/783
2. Journal CD, Ardiputra. Pemerintah Dalam Rangka Mendukung Pencegahan
Penyebaran Covid-19 Pada Masyarakat Desa Pallis. 2020;1(3):395–400.
3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Media Informasi Resmi Terkini
Penyakit Infeksi Emerging [Internet]. 2021 [cited 2021 Jan 6]. Available from:
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/dashboard/covid-19
4. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Komite Penanganan
COVID-19 Dan Pemulihan Ekonomi Nasional [Internet]. 2020. Available
from: https://covid19.go.id/
5. Saputra AW, Simbolon I. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang COVID-19
terhadap Kepatuhan Program Lockdown untuk Mengurangi Penyebaran
COVID-19 di Kalangan Mahasiswa Berasrama Universitas Advent Indonesia.
Nutr J. 2020;4(No. 2):1–7.
6. Dalam CNN Indonesia. Diambil dari : CNN Indonesia. (2021). Pakar Anggap
PPKM Tak Optimal, Lebih Longgar dari PSBB. [Internet]. 2021. Available
from: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210118121126-20-
595066/pakar-anggap-ppkm-tak-optimal-lebih-longgar-dari-psbb
7. Notoatmodjo soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta; 2003.
8. Notoatmodjo soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta; 2007.
9. Abdullah S. Evaluasi Pembelajaran Konsep Dasar, Teori dan Aplikasi.
Semarang: Pustaka Rizki Putra; 2012.
10. Pitra I. Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku lansia terhadap kesehatan
60

di Desa Bonto Bangun Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba. Progr


Stud Ilmu Keperawatan Fak Keperawatan Univ Hasanuddin [Internet].
2017;108. Available from:
http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZDE0ZD
c3MWYxNTdkMTI3Y2FjZTQzZjZiMjNhMDdlNWIxYzFhNmU1Yg==.pdf
11. Wawan, A. & DM 2010. Medical book: Teori dan Pengukuran Pengetahuan
Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Numed;
12. Azwar S. 2013. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar;
13. Muchlas M. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press;
2012.
14. Notoatmodjo. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2011.
15. Azwar S. Sikap dan Perilaku. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi
2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2011.
16. Islam MA, Alam F, Solayman M, Khalil MI, Kamal MA, Gan SH, et al.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN
PERILAKU PUS DALAM DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI DESA
PENDOWOHARJO SEWON BANTUL TAHUN 2017. Isbn [Internet].
2018;4(1):121–38. Available from:
https://doi.org/10.1016/j.cell.2017.12.025%0Ahttp://www.depkes.go.id/resour
ces/download/info-terkini/hasil-riskesdas-2018.pdf
%0Ahttp://www.who.int/about/licensing/
17. Juniartika R, MAriana R, Nastasia K. Kepatuhan Terhadap Peraturan Sekolah
pada Siswa di SMK XX Padang. J Penelit. 2013;3(2):1–7.
18. Devi Pramita Sari, Nabila Sholihah ‘Atiqoh. Hubungan Antara Pengetahuan
Masyarakat Dengan Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai Upaya
Pencegahan Penyakit Covid-19 Di Ngronggah. Infokes J Ilm Rekam Medis
dan Inform Kesehat. 2020;10(1):52–5.
19. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
61

Bahasa. Edisi ke-4. Jakarta: Gramedia; 2008.


20. A.M. Sugeng Budiono. Hiperkes dan KK. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro Semarang; 2003.
21. Theopilus Y, Yogasara T, Theresia C, Octavia JR. Analisis Risiko Produk Alat
Pelindung Diri (APD) Pencegah Penularan COVID-19 untuk Pekerja Informal
di Indonesia. J Rekayasa Sist Ind. 2020;9(2):115–34.
22. WHO. Strategy and Planning [Internet]. WHO.2020. Available from:
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/strategies-
and-plans
23. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Langkah dan Upaya Pemerintah
Indonesia dalam Menangani dan Menghadapi Virus Novel Corona 2019 (N-
COV) [Internet]. 2020. Available from: https://kemlu.go.id/portal/id
24. WHO. Penggunaan rasional alat perlindungan diri untuk penyakit coronavirus
( COVID-19 ) dan pertimbangan jika ketersediaan sangat terbatas. World Heal
Organ [Internet]. 2020;6 April(Panduan Sementara):1–31. Available from:
WHO/2019-nCov/IPC_PPE_use/2020.2
25. Belakang L. Anjuran mengenai penggunaan masker dalam konteks. 2020;
(April).
26. Kerja S, Di P, Sakit R, Ii TK. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap
Penggunaan Masker pada Petani di Desa Cengkok Kecamatan Ngronggot
Kabupaten Nganjuk. 2017;
27. World Health Organization WHO. Penggunaan Masker Dalam Konteks
COVID-19. World Heal Organ [Internet]. 2020;1–23. Available from:
https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/penggunaan-
masker-dalam-konteks-covid-19.pdf?sfvrsn=9cfbcc1f_5
28. Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta; 2014.
29. Hutagaol GRN, Wulandar ISM. Hubungan Pengetahuan Remaja dengan
Kepatuhan Penggunaan Masker dalam Upaya Pencegahan Covid-19 di SMA
62

Perguruan Advnet Salemba. System. 2015;4–5.


30. Ulya Zulfa. Hubungan Pengetahuan Masyarakat Dengan Kepatuhan
Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan Covid-19 Di Desa Purworejo
Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. 2021;6.
31. Ruliati IA. Hubungan Pengetahuan Tentang Virus Corona dengan Kepatuhan
Pemakaian Masker di Luar Rumah. 2021;8(1):62–7.
32. Patimah I, Yekti W S, Alfiansyah R, Taobah H, Ratnasari D, Nugraha A.
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan Penularan
Covid-19 pada Masyarakat. J Kesehat. 2021;12(1):52.
33. Wairata BEG. Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku
pencegahan covid-19 pada mahasiswa universitas airlangga Surabaya. Skripsi
Univ Airlangga. 2020;1–7.
34. Suhartiningsih SE, Nugrohowati N, Chairani A. Penggunaan Masker Dalam
Usaha Pencegahan Covid-19 Pada Masyarakat Kecamatan. 2021;5(April).
35. F KGe. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. 2021st ed. Ronal
Watrianthos, editor. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–
952. Yayasan Kita Menulis; 1967.
36. Mushidah, Muliawati R. Pengetahuan dan Sikap dengan Kepatuhan
Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 Pada
Pedagang UMKM. J Ilm Permas J Ilm STIKES Kendal. 2021;11(1):35–42.
37. Kelurahan D, Maros B, Rizqah SF, Ap ARA. Hubungan Perilaku Masyarakat
Dengan Kepatuhan Penggunaan Masker Untuk Memutus Rantai Penularan
Covid - 19. 2021;2(3):165–75.
38. Desty RT, Arumsari W. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pencegahan COVID-
19 pada Pedagang di Pasar Sampangan, Kota Semarang. Indones J Heal
Community [Internet]. 2021;2(1):19–27. Available from: http://e-
journal.ivet.ac.id/index.php/ijheco/article/view/1631
39. Mustofa FL, Husna I, Anggraini M, Ronal A, Putra. HUBUNGAN TINGKAT
PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP
63

KEPATUHAN PENERAPAN 3M DALAM RANGKA PENCEGAHAN


COVID-19 DI RT 11 RW 12 JATINEGARA JAKARTA TIMUR.
2021;5:187–93.
40. Sembiring EE, Nena Meo ML. Pengetahuan dan Sikap Berhubungan dengan
Resiko Tertular Covid-19 pada Masyarakat Sulawesi Utara. NERS J
Keperawatan. 2020;16(2):75.
41. Syafel AB, Fatimah A. Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Dengan
Kepatuhan Ibu Rumah Tangga Dalam Pencegahan Covid-19 Di Rt 02 Rw 05
Kabandungan I Desa Sirnagalih Bogor. Pkm-P. 2020;4(1):112.
42. Pengetahuan HA, Perilaku DAN, Terhadap M, Nissha V, Ray M, Samion M,
et al. PENCEGAHAN PANDEMI COVID 19 DI KOTA TANJUNG BALAI
THE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE , ATTITUDE , AND
COMMUNITY BEHAVIOR TOWARDS COVID 19 PANDEMIC
PREVENTION IN TANJUNG BALAI CITY PENDAHULUAN Virus corona
2019 atau dikenal sebagai Covid-19 muncul pertama . 2021;IV(I):39–45.
43. Shela Wulandari. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Pencegahan Covid-19 pada Penderita Tuberkulosis di Rumah Sakit Paru
Jember. Angew Chemie Int Ed 6(11), 951–952. 1967;27:2020–1.
44. Norita E, Indah MF, Ernadi E, Hadi Z. Hubungan pengetahuan dan sikap
dengan kepatuhan untuk menjaga jarak dan menggunakan masker pada
masyarakat dikota barabai kabupaten hulu sungai tengah tahun 2020. Arsyad
Al Banjari. 2020;010.
45. S. Bakhri. FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) MASKER PADA
PETUGAS BAGIAN PORT OPERATION DAN TRANSSHIPMENT PT.
MIFA ACEH BARAT TAHUN 2015. Vol. 151. 2015. 10–17 p.
46. Adhitya D. Faktor -faktor yang berhubungan dengan penggunaan masker pada
pekerja bagian pengamplasan di perusahaan meubel CV. Permata 7 Wonogiri.
Fak Ilmu Keolahragaan Jur Ilmu Kesehat Masy Univ Negeri Semarang
64

Semarang. 2007;
47. Rifqi Fadilla Neraz TNU. Penggunaan Alat Pelindung Diri Relawan COVID-
19 di Kota Binjai Rifqi Fadilla Neraz. 2021;12(April):128–31.
48. Permatasari G, Setiadi G, Arifin A. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan
Kenyamanan Pekerja dengan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) di
Bengkel Las Listrik Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten HSU Tahun
2016. J Kesehat Lingkung J dan Apl Tek Kesehat Lingkung. 2017;14(1):383.
49. Firdaus A, Pakpahan RH. Kebijakan Hukum Pidana Sebagai Upaya
Penanggulangan Kedaruratan Covid-19. Maj Huk Nas. 2020;50(2):201–19.
50. Mahardika MN, Trisiana A, Widyastuti A, Juhaena JS, Mea R, Kirani A.
Strategi Pemerintah Dan Kepatuhan Masyarakat Dalam Mengatasi Wabah
Covid-19 Berbasis Semangat Gotong Royong. J Glob Citiz. 2020;IX(1):39–50.
65

LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Determinan yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker
Sebagai Upaya Pencegahan COVID-19 pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
Saudara/i yang saya hormati, perkenalkan saya Alemina Ateta Ngena Mahasiswa
Semester VIII Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Jambi akan melaksanakan penelitian dengan judul
“Determinan yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai
Upaya Pencegahan COVID-19 pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memenuhi
Tugas Akhir/Skripsi.
Saya memohon kerjasama Saudara/i untuk dapat berpartisipasi pada kegiatan
penelitian ini dengan menjawab beberapa pertanyaan sesuai di kuesioner. Saya
menjamin kerahasiaan identitas, informasi atau keterangan yang disampaikan sesuai
etika penelitian yang berlaku. Informasi tersebut hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan.
Bila Saudara/i bersedia untuk ikut serta dalam penelitian ini menjadi responden,
mohon untuk mengisi identitas dan menandatangani lembar persetujuan (Informed
Consent). Atas kerjasamanya saya mengucapkan terima kasih.
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Jenis Kelamin :
Semester :
Program Studi :
Jambi,....
Informan

( )
LAMPIRAN

Lampiran 2. Lembar Kuesioner Penelitian

LEMBAR KUESIONER
PENELITIAN

Determinan yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penggunaan


Masker Sebagai Upaya Pencegahan COVID-19 pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi”

A. Identitas Responden

Petunjuk pengisian :

Isilah identitas Anda dengan memberikan tanda centang (√) pada kotak
yang tersedia berdasarkan kondisi Anda sekarang ini.
1. Nama Mahasiswa :

2. Jenis Kelamin :

3. Tempat Tanggal Lahir :

4. Fakultas :

5. Program Studi :

6. Angkatan :

7. Semester :
B. Pengetahuan Penggunaan Masker

Petunjuk pengisian:

Pilihlah jawaban dengan memberi tanda centang (√)


No. Pernyataan YA TIDAK

1. Menggunakan masker selama beraktivitas diluar


rumah mempunyai efek yang buruk terhadap
kesehatan.
2. Sebelum memakai masker tidak harus mengecek
apakah masker masih dalam keadaan baik dan
masih memenuhi standart.
3. Alat pelindung jenis masker tidak bisa digunakan
untuk melindungi pernafasan dari resiko paparan
virus COVID-19.
4. Sebelum memakai masker harus menyingkirkan
rambut yang menutupi bagian muka agar
perlindungan dapat optimal.
5. Membuka masker setiap 2 jam sekali untuk
memberikan relaksasi pada wajah atau apabila
memungkinkan keluar dari ruangan tempat bekerja
selama kurang lebih 5 menit untuk melepas masker
adalah hal yang baik untuk dilakukan.
Penjemuran masker di panas matahari dapat
menghilangkan bau dan mencegah
6.
tumbuhnya jamur dan bakteri.
7. Masker tidak perlu diganti ketika sudah rusak.
8. Penyimpanan masker yang baik adalah di tempat
yang bebas dari debu, kotoran, tidak terlalu lembab,
serta terhindar dari gigitan binatang.
9. Masker sebaiknya tidak mengganggu penglihatan,
pendengaran, pernapasan serta gangguan kesehatan
lainnya pada waktu dipakai dalam waktu yang
cukup lama.
10 Masker harus mudah disimpan dan dipelihara pada
saat tidak digunakan.
2. Sikap Penggunaan Masker
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda
centang (√) pada kolom yang paling sesuai pendapat Anda terkait
pernyataan tersebut. Pilihan jawaban:
a. STS : Sangat tidak setuju
b. TS : Tidak setuju
d. S : Setuju
e. SS : Sangat setuju

No. Pernyataan SS S STS TS


1. Selalu menggunakan masker jika
bepergian keluar rumah.

2. Saya melepas masker dengan cara


memegang bagian tengah masker.
3. Saya melepas masker dengan
memegang tali atau karet elastis dari
masker tersebut.
5. Saya menggunakan masker agar
terhindar dari virus COVID-19.
6. Dalam melakukan pekerjaan dan
melakukan kegiatan diluar rumah
saya tidak wajib memakai masker.
7. Masker merupakan alat perlindungan
Pernapasan dari virus COVID-19.
8. Selalu mengganti masker satu kali
dalam satu hari.
9. Tidak perlu menggunakan alat
pelindung diri (masker) karena tubuh
kita sudah memiliki daya tahan tubuh
alami.
10. Penting menggunakan masker saat
beraktivitas diluar rumah.

3. Kenyamanan Masker
Petunjuk: Dibawah ini ada beberapa pertanyaan, saudara diminta
memberikan jawaban pada pilihan yang sesuai dengan yang dirasakan
atau terjadi dengan memberikan tanda checklist (√).
Penilaian dilakukan sebagai berikut :
Ya : Jika pertayaan tersebut anda anggap sesuai dengan yang
dirasakan/terjadi
Tidak : Jika pertanyaan tersebut anda anggap tidak sesuai dengan
yang dirasakan/terjadi

No Pernyataan Ya Tidak
1. Apakah selama melakukan aktivitas disekitar
kampus anda merasa nyaman menggunakan
masker?
2. Apakah masker tersebut telah sesuai dengan
kebutuhan perlindungan diri anda sendiri?
3. Apakah masker tersebut mengganggu aktivitas
anda?
4. Apakah masker tersebut menimbulkan bahaya
tersendiri?

4. Kebijakan

No Pernyataan Ya Tidak
1. Apakah anda mengetahui adanya kebijakan
mengenai protokol kesehatan
2. Apakah ada kebijakan dari fakultas untuk
mematuhi protokol kesehatan jika ingin
beraktivitas di area kampus
3. Apakah anda mematuhi kebijakan yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah mengenai 3M
(Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga
Jarak)
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas

Variabel Item r hitung r tabel Keterangan


K1 0,709 0,413 Valid
K2 0,926 0,413 Valid
Kepatuhan K3 0,926 0,413 Valid
K4 0,926 0,413 Valid
K5 0,926 0,413 Valid
P1 0,861 0,413 Valid
P2 0,523 0,413 Valid
P3 0,523 0,413 Valid
P4 0,730 0,413 Valid
Pengetahuan P5 0,812 0,413 Valid
P6 0,812 0,413 Valid
P7 0,640 0,413 Valid
P8 0,817 0,413 Valid
P9 0,670 0,413 Valid
P10 0,587 0,413 Valid
S1 0,868 0,413 Valid
S2 0,884 0,413 Valid
S3 0,868 0,413 Valid
S4 0,463 0,413 Valid
Sikap S5 0,463 0,413 Valid
S6 0,868 0,413 Valid
S7 0,868 0,413 Valid
S8 0,847 0,413 Valid
S9 0,884 0,413 Valid
S10 0,884 0,413 Valid
K1 0,934 0,413 Valid
K2 0,934 0,413 Valid
Kenyamanan K3 0,413 Valid
0,849
K4 0,908 0,413 Valid
K1 0,854 0,413 Valid
Kebijakan K2 0,854 0,413 Valid
K3 0,519 0,413 Valid
Lampiran 4. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel r hitung r tabel Keterangan


Kepatuhan 0,713 0,413 Reliabel
Pengetahuan 0,919 0,413 Reliabel
Sikap 0,861 0,413 Reliabel
Kenyamanan 0,847 0,413 Reliabel
Kebijakan 0,833 0,413 Reliabel

Reliability

1. Pengetahuan

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.919 10

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
P1 1.32 .476 25
P2 1.28 .458 25
P3 1.28 .458 25
P4 1.24 .436 25
P5 1.40 .500 25
P6 1.40 .500 25
P7 1.28 .458 25
P8 1.36 .490 25
P9 1.40 .500 25
P10 1.40 .500 25

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
P1 12.04 10.373 .861 .902
P2 12.08 11.410 .523 .920
P3 12.08 11.410 .523 .920
P4 12.12 10.943 .730 .909
P5 11.96 10.373 .812 .904
P6 11.96 10.373 .812 .904
P7 12.08 11.077 .640 .914
P8 12.00 10.417 .817 .904
P9 11.96 10.790 .670 .913
P10 11.96 11.040 .587 .917

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
13.36 13.240 3.639 10

2. Sikap

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.861 10

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
P1 1.60 .957 25
P2 1.52 .918 25
P3 1.60 .957 25
P4 1.76 .879 25
P5 1.76 .879 25
P6 1.60 .957 25
P7 1.60 .957 25
P8 1.64 .907 25
P9 1.52 .918 25
P10 1.52 .918 25

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
P1 14.52 28.343 .868 .821
P2 14.60 28.583 .884 .821
P3 14.52 28.343 .868 .821
P4 14.36 42.657 -.463 .919
P5 14.36 42.657 -.463 .919
P6 14.52 28.343 .868 .821
P7 14.52 28.343 .868 .821
P8 14.48 29.010 .847 .825
P9 14.60 28.583 .884 .821
P10 14.60 28.583 .884 .821

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
16.12 38.110 6.173 10

3. Kenyamanan

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.847 5

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
K1 .70 .462 86
K2 .70 .462 86
K3 .72 .451 86
K4 .76 .432 86
TotalKenyamanan 2.87 1.679 86

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
K1 5.05 8.539 .934 .799
K2 5.05 8.539 .934 .799
K3 5.02 8.799 .849 .813
K4 4.99 8.765 .908 .809
TotalKenyamanan 2.87 2.819 1.000 .947

4. Kebijakan

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.833 4

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Kebijakan1 .94 .235 86
Kebijakan2 .94 .235 86
Kebijakan3 .92 .275 86
TotalKebijakan 2.80 .610 86

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Kebijakan1 4.66 1.026 .854 .764
Kebijakan2 4.66 1.026 .854 .764
Kebijakan3 4.69 1.112 .519 .848
TotalKebijakan 2.80 .372 1.000 .749

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
5.60 1.489 1.220 4

Lampiran 5. Hasil Analisis Univariat

Frequencies

Statistics
NamaResponden
N Valid 86
Missing 0

NamaResponden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.2 1.2 1.2
2 1 1.2 1.2 2.3
3 1 1.2 1.2 3.5
4 1 1.2 1.2 4.7
5 1 1.2 1.2 5.8
6 1 1.2 1.2 7.0
7 1 1.2 1.2 8.1
8 1 1.2 1.2 9.3
9 1 1.2 1.2 10.5
10 1 1.2 1.2 11.6
11 1 1.2 1.2 12.8
12 1 1.2 1.2 14.0
13 1 1.2 1.2 15.1
14 1 1.2 1.2 16.3
15 1 1.2 1.2 17.4
16 1 1.2 1.2 18.6
17 1 1.2 1.2 19.8
18 1 1.2 1.2 20.9
19 1 1.2 1.2 22.1
20 1 1.2 1.2 23.3
21 1 1.2 1.2 24.4
22 1 1.2 1.2 25.6
23 1 1.2 1.2 26.7
24 1 1.2 1.2 27.9
25 1 1.2 1.2 29.1
26 1 1.2 1.2 30.2
27 1 1.2 1.2 31.4
28 1 1.2 1.2 32.6
29 1 1.2 1.2 33.7
30 1 1.2 1.2 34.9
31 1 1.2 1.2 36.0
32 1 1.2 1.2 37.2
33 1 1.2 1.2 38.4
34 1 1.2 1.2 39.5
35 1 1.2 1.2 40.7
36 1 1.2 1.2 41.9
37 1 1.2 1.2 43.0
38 1 1.2 1.2 44.2
39 1 1.2 1.2 45.3
40 1 1.2 1.2 46.5
41 1 1.2 1.2 47.7
42 1 1.2 1.2 48.8
43 1 1.2 1.2 50.0
44 1 1.2 1.2 51.2
45 1 1.2 1.2 52.3
46 1 1.2 1.2 53.5
47 1 1.2 1.2 54.7
48 1 1.2 1.2 55.8
49 1 1.2 1.2 57.0
50 1 1.2 1.2 58.1
51 1 1.2 1.2 59.3
52 1 1.2 1.2 60.5
53 1 1.2 1.2 61.6
54 1 1.2 1.2 62.8
55 1 1.2 1.2 64.0
56 1 1.2 1.2 65.1
57 1 1.2 1.2 66.3
58 1 1.2 1.2 67.4
59 1 1.2 1.2 68.6
60 1 1.2 1.2 69.8
61 1 1.2 1.2 70.9
62 1 1.2 1.2 72.1
63 1 1.2 1.2 73.3
64 1 1.2 1.2 74.4
65 1 1.2 1.2 75.6
66 1 1.2 1.2 76.7
67 1 1.2 1.2 77.9
68 1 1.2 1.2 79.1
69 1 1.2 1.2 80.2
70 1 1.2 1.2 81.4
71 1 1.2 1.2 82.6
72 1 1.2 1.2 83.7
73 1 1.2 1.2 84.9
74 1 1.2 1.2 86.0
75 1 1.2 1.2 87.2
76 1 1.2 1.2 88.4
77 1 1.2 1.2 89.5
78 1 1.2 1.2 90.7
79 1 1.2 1.2 91.9
80 1 1.2 1.2 93.0
81 1 1.2 1.2 94.2
82 1 1.2 1.2 95.3
83 1 1.2 1.2 96.5
84 1 1.2 1.2 97.7
85 1 1.2 1.2 98.8
86 1 1.2 1.2 100.0
Total 86 100.0 100.0

Statistics
JenisKelamin
N Valid 86
Missing 0

Statistics
ProgramStudi
N Valid 86
Missing 0

ProgramStudi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 23 26.7 26.7 26.7
2 32 37.2 37.2 64.0
3 10 11.6 11.6 75.6
4 12 14.0 14.0 89.5
5 9 10.5 10.5 100.0
Total 86 100.0 100.0

Frequencies

Statistics
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 TotalPengetahuan
N Valid 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table
P1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 31 36.0 36.0 36.0
1 55 64.0 64.0 100.0
Total 86 100.0 100.0

P2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 42 48.8 48.8 48.8
1 44 51.2 51.2 100.0
Total 86 100.0 100.0

P3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 7 8.1 8.1 8.1
1 79 91.9 91.9 100.0
Total 86 100.0 100.0

P4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 12 14.0 14.0 14.0
1 74 86.0 86.0 100.0
Total 86 100.0 100.0

P5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 19 22.1 22.1 22.1
1 67 77.9 77.9 100.0
Total 86 100.0 100.0
P6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 22 25.6 25.6 25.6
1 64 74.4 74.4 100.0
Total 86 100.0 100.0

P7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 51 59.3 59.3 59.3
1 35 40.7 40.7 100.0
Total 86 100.0 100.0

P8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 19 22.1 22.1 22.1
1 67 77.9 77.9 100.0
Total 86 100.0 100.0

P9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 2 2.3 2.3 2.3
1 84 97.7 97.7 100.0
Total 86 100.0 100.0

P10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 27 31.4 31.4 31.4
1 59 68.6 68.6 100.0
Total 86 100.0 100.0

TotalPengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 2 2.3 2.3 2.3
4 3 3.5 3.5 5.8
5 4 4.7 4.7 10.5
6 12 14.0 14.0 24.4
7 26 30.2 30.2 54.7
8 24 27.9 27.9 82.6
9 7 8.1 8.1 90.7
10 8 9.3 9.3 100.0
Total 86 100.0 100.0

Frequencies
Statistics
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 TotalSikap
N Valid 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

S1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1.2 1.2 1.2
3 15 17.4 17.4 18.6
4 70 81.4 81.4 100.0
Total 86 100.0 100.0

S2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 7 8.1 8.1 8.1
2 14 16.3 16.3 24.4
3 36 41.9 41.9 66.3
4 29 33.7 33.7 100.0
Total 86 100.0 100.0

S3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 33 38.4 38.4 38.4
4 53 61.6 61.6 100.0
Total 86 100.0 100.0

S4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 23 26.7 26.7 26.7
4 63 73.3 73.3 100.0
Total 86 100.0 100.0

S5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2.3 2.3 2.3
2 6 7.0 7.0 9.3
3 28 32.6 32.6 41.9
4 50 58.1 58.1 100.0
Total 86 100.0 100.0

S6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1.2 1.2 1.2
3 34 39.5 39.5 40.7
4 51 59.3 59.3 100.0
Total 86 100.0 100.0
S7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 7 8.1 8.1 8.1
2 35 40.7 40.7 48.8
3 36 41.9 41.9 90.7
4 8 9.3 9.3 100.0
Total 86 100.0 100.0

S8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 3 3.5 3.5 3.5
2 14 16.3 16.3 19.8
3 32 37.2 37.2 57.0
4 37 43.0 43.0 100.0
Total 86 100.0 100.0

S9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 66 76.7 76.7 76.7
2 20 23.3 23.3 100.0
Total 86 100.0 100.0

S10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 21 24.4 24.4 24.4
4 65 75.6 75.6 100.0
Total 86 100.0 100.0

TotalSikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 25 1 1.2 1.2 1.2
26 2 2.3 2.3 3.5
27 3 3.5 3.5 7.0
28 5 5.8 5.8 12.8
29 9 10.5 10.5 23.3
30 7 8.1 8.1 31.4
31 8 9.3 9.3 40.7
32 13 15.1 15.1 55.8
33 12 14.0 14.0 69.8
34 9 10.5 10.5 80.2
35 6 7.0 7.0 87.2
36 7 8.1 8.1 95.3
37 4 4.7 4.7 100.0
Total 86 100.0 100.0

Frequencies

Statistics
TotalKenyamana
K1 K2 K3 K4 n
N Valid 86 86 86 86 86
Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

K1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 26 30.2 30.2 30.2
1 60 69.8 69.8 100.0
Total 86 100.0 100.0

K2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 26 30.2 30.2 30.2
1 60 69.8 69.8 100.0
Total 86 100.0 100.0

K3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 24 27.9 27.9 27.9
1 62 72.1 72.1 100.0
Total 86 100.0 100.0

K4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 21 24.4 24.4 24.4
1 65 75.6 75.6 100.0
Total 86 100.0 100.0

TotalKenyamanan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 20 23.3 23.3 23.3
2 6 7.0 7.0 30.2
3 5 5.8 5.8 36.0
4 55 64.0 64.0 100.0
Total 86 100.0 100.0

Frequencies

Statistics
Kebijakan1 Kebijakan2 Kebijakan3 TotalKebijakan
N Valid 86 86 86 86
Missing 0 0 0 0

Frequency Table

Kebijakan1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 86 100.0 100.0 100.0

Kebijakan2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 5 5.8 5.8 5.8
1 81 94.2 94.2 100.0
Total 86 100.0 100.0

Kebijakan3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 7 8.1 8.1 8.1
1 79 91.9 91.9 100.0
Total 86 100.0 100.0

TotalKebijakan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2.3 2.3 2.3
2 8 9.3 9.3 11.6
3 76 88.4 88.4 100.0
Total 86 100.0 100.0

Frequencies

Statistics
Kepatuha Kepatuha Kepatuha Kepatuhan Kepatuhan
n1 n2 n3 4 5 TotalKepatuhan
N Valid 86 86 86 86 86 86
Missin 0 0 0 0 0 0
g
Frequency Table

Kepatuhan1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 41 47.7 47.7 47.7
1 45 52.3 52.3 100.0
Total 86 100.0 100.0

Kepatuhan2
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 0 32 37.2 37.2 37.2
1 54 62.8 62.8 100.0
Total 86 100.0 100.0

Kepatuhan3
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 0 32 37.2 37.2 37.2
1 54 62.8 62.8 100.0
Total 86 100.0 100.0

Kepatuhan4
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 0 32 37.2 37.2 37.2
1 54 62.8 62.8 100.0
Total 86 100.0 100.0

Kepatuhan5
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 0 32 37.2 37.2 37.2
1 54 62.8 62.8 100.0
Total 86 100.0 100.0
TotalKepatuhan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 31 36.0 36.0 36.0
4 41 47.7 47.7 83.7
5 14 16.3 16.3 100.0
Total 86 100.0 100.0
Lampiran 6. Hasil Analisis Bivariat
NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pengetah Kepatuh
uan Sikap Kenyamanan Kebijakan an
N 86 86 86 86 86
Normal Parametersa,b Mean 1.24 1.31 1.30 1.02 1.36
Std. .432 .467 .462 .152 .483
Deviatio
n
Most Extreme Absolute .470 .435 .441 .538 .412
Differences Positive .470 .435 .441 .538 .412
Negative -.286 -.251 -.256 -.439 -.268
Test Statistic .470 .435 .441 .538 .412
c c c c
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * 86 100.0% 0 0.0% 86 100.0%
Kepatuhan

Pengetahuan * Kepatuhan Crosstabulation


Kepatuhan
1 2 Total
Pengetahuan 1 Count 42 23 65
Expected Count 41.6 23.4 65.0
% within Pengetahuan 64.6% 35.4% 100.0%
% within Kepatuhan 76.4% 74.2% 75.6%
2 Count 13 8 21
Expected Count 13.4 7.6 21.0
% within Pengetahuan 61.9% 38.1% 100.0%
% within Kepatuhan 23.6% 25.8% 24.4%
Total Count 55 31 86
Expected Count 55.0 31.0 86.0
% within Pengetahuan 64.0% 36.0% 100.0%
% within Kepatuhan 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square .051a 1 .822
b
Continuity Correction .000 1 1.000
Likelihood Ratio .050 1 .823
Fisher's Exact Test 1.000 .509
Linear-by-Linear .050 1 .823
Association
N of Valid Cases 86
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.57.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for 1.124 .406 3.107
Pengetahuan (1 / 2)
For cohort Kepatuhan = 1 1.044 .713 1.527
For cohort Kepatuhan = 2 .929 .491 1.755
N of Valid Cases 86

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sikap * Kepatuhan 86 100.0% 0 0.0% 86 100.0%

Sikap * Kepatuhan Crosstabulation


Kepatuhan
1 2 Total
Sikap 1 Count 42 17 59
Expected Count 37.7 21.3 59.0
% within Sikap 71.2% 28.8% 100.0%
% within Kepatuhan 76.4% 54.8% 68.6%
2 Count 13 14 27
Expected Count 17.3 9.7 27.0
% within Sikap 48.1% 51.9% 100.0%
% within Kepatuhan 23.6% 45.2% 31.4%
Total Count 55 31 86
Expected Count 55.0 31.0 86.0
% within Sikap 64.0% 36.0% 100.0%
% within Kepatuhan 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic Exact
Significance Exact Sig. (2- Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 4.265 1 .039
Continuity Correctionb 3.324 1 .068
Likelihood Ratio 4.185 1 .041
Fisher's Exact Test .053 .035
Linear-by-Linear 4.215 1 .040
Association
N of Valid Cases 86
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.73.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Sikap (1 / 2.661 1.037 6.825
2)
For cohort Kepatuhan = 1 1.478 .968 2.259
For cohort Kepatuhan = 2 .556 .323 .955
N of Valid Cases 86

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kenyamanan * 86 100.0% 0 0.0% 86 100.0%
Kepatuhan

Kenyamanan * Kepatuhan Crosstabulation


Kepatuhan
1 2 Total
Kenyamanan 1 Count 31 29 60
Expected Count 38.4 21.6 60.0
% within Kenyamanan 51.7% 48.3% 100.0%
% within Kepatuhan 56.4% 93.5% 69.8%
2 Count 24 2 26
Expected Count 16.6 9.4 26.0
% within Kenyamanan 92.3% 7.7% 100.0%
% within Kepatuhan 43.6% 6.5% 30.2%
Total Count 55 31 86
Expected Count 55.0 31.0 86.0
% within Kenyamanan 64.0% 36.0% 100.0%
% within Kepatuhan 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 12.997 1 .000
Continuity Correctionb 11.293 1 .001
Likelihood Ratio 15.221 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 12.845 1 .000
Association
N of Valid Cases 86
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
9.37.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for .089 .019 .411
Kenyamanan (1 / 2)
For cohort Kepatuhan = 1 .560 .428 .732
For cohort Kepatuhan = 2 6.283 1.618 24.407
N of Valid Cases 86

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kebijakan * Kepatuhan 86 100.0% 0 0.0% 86 100.0%

Kebijakan * Kepatuhan Crosstabulation


Kepatuhan
1 2 Total
Kebijakan 1 Count 55 29 84
Expected Count 53.7 30.3 84.0
% within Kebijakan 65.5% 34.5% 100.0%
% within Kepatuhan 100.0% 93.5% 97.7%
2 Count 0 2 2
Expected Count 1.3 .7 2.0
% within Kebijakan 0.0% 100.0% 100.0%
% within Kepatuhan 0.0% 6.5% 2.3%
Total Count 55 31 86
Expected Count 55.0 31.0 86.0
% within Kebijakan 64.0% 36.0% 100.0%
% within Kepatuhan 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic Exact
Significanc Sig. (2- Exact Sig.
Value df e (2-sided) sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 3.633 1 .057
b
Continuity Correction 1.348 1 .246
Likelihood Ratio 4.166 1 .041
Fisher's Exact Test .127 .127
Linear-by-Linear 3.591 1 .058
Association
N of Valid Cases 86
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .
72.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
For cohort Kepatuhan = 2 .345 .257 .463
N of Valid Cases 86
Lampiran 7. Izin Penelitian
Lampiran 8. Surat Balasan Izin Penelitian

Anda mungkin juga menyukai