A. Pengkajian
Nama Pasien : Ny.M Usia : 32 Tahun
Jenis Kelamin : Pr No RM 16.83.99
Keluhan Utama : Klien mengatakan lemas sejak 2 hari yang lalu, mual
(+), nyeri ulu hati (+)
Kesadaran : Alert, Composmentis
Pengkajian Primer
1) Airway
Look : Tidak ditemukan obstruksi pada jalan nafas, pergerakan dada
simetris.
Listen : Tidak terdengar suara napas tambahan, wheezing -/-, ronchi -/-
Feel : Aliran udara dapat dirasakan melalui hidung
2) Breathing
Look : Pernafasan klien spontan, irama reguler, frekuensi 20x/menit,
terdapat gerakan dada simetris
Listen : suara nafas vesikular
Feel : Fase Inspirasi lebih panjang dari fase ekspirasi
3) Sirkulasi
Look : tidak terdapat perdarahan, Tidak ditemukan pucat/sianosis pada
seluruh bagian tubuh klien
Listen : Klien tidak tampak kebingungan
Feel : CRT< 2 detik, nadi teraba kuat dan reguler.
4) Disability : Tingkat kesadaran klien Alert, GCS : 15 (E4V5M6)
Composmentis
5) Exposure : tidak terdapat jejas pada tubuh klien
6) Foley Chateter : Klien tidak terpasang foley chateter
7) Gastric Tube : Klien tidak terpasang gastric tube
8) Heart Monitor : Klien tidak terpasang heart monitor
9) Image : Klien tidak dilakukan pemeriksaan Rontgen
Pengkajian Sekunder
a. Anamnesis
P : klien mengatakan terasa nyeri di ulu hati
Q : klien mengatakan nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk
R : klien mengatakan nyeri hanya pada bagian ulu hati
S : skala nyeri 7
T : nyeri yang dirasa terus menerus
S : Nyeri dirasakan dua hari sebelum masuk rumah sakit, mual (+)
A : Klien mengatakan klien tidak memiliki riwayat alergi obat
ataupun makanan
M : Klien sedang tidak mengonsumsi obat apapun
P : klien tidak memiliki riwayat penyakit
L : klien terakhir mengonsumsi makanan berupa nasi, lauk pauk dan
sayur-sayuran
E : klien mengatakan sebelumnya klien beraktivitas seperti sehari-
hari
b. Pemeriksaan Fisik :
Nadi : 97 x/menit
Suhu : 36,5°C
SpO2 : 97%
TD : 118/70 mmHg
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan klien
mengeluh nyeri pada ulu hati, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri
dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar, skala nyeri 7
C. Tindakan dan Respon
DIAGNOSA JAM TINDAKAN RESPON/HASI
KEPERAWATAN L
Nyeri akut 21.00 1. Mengkaji tanda dan 1. Klien
berhubungan dengan gejala, penyebab, skala tampak
agen pencedera fisik dan frekuensi nyeri meringis
2. Menganjurkan klien tarik 2. Nadi :
napas dalam 97 x/menit
3. Menganjurkan klien Suhu :
untuk istirahat 36,5°C
4. Pemberian inj. SpO2 :
omeprazole 97%
5. Melakukan pemeriksaan TD :
tanda-tanda vital 118/70
mmHg
D. Evalusi
DOAGNOSA JAM SOAP
KEPERAWATAN
Nyeri akut 21.30 S: Klien mengatakan nyeri sedikit berkurang,
berhubungan Skala nyeri 2
dengan agen O: Klien tampak tenang
pencedera fisik Nadi : 97 x/menit, Suhu : 36,5°C
SpO2 : 97%
TD : 118/70 mmHg
A : Nyeri akut teratasi sebagian
P : Menganjurkan klien tarik napas dalam dan
menganjurkan klien untuk istirahat
LAPORAN RESUME
ASUHAN KEPERAWATAN An.M
DENGAN VOMITUS PROFUSE
A. Pengkajian
Nama Pasien : An. M Usia : 3 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan No RM :-
Keluhan Utama : Ibu Klien mengatakan anaknya muntah ± 8x
Kesadaran : Alert, Composmentis
Pengkajian Primer
1) Airway
Look : Tidak ditemukan obstruksi pada jalan nafas, tidak menggunakan otot
bantu pernafasan, pergerakan dada simetris.
Listen : Tidak terdengar suara napas tambahan, wheezing -/-, ronchi -/-
Feel : Aliran udara dapat dirasakan melalui hidung
2) Breathing
Look : Pernafasan klien spontan, irama reguler, frekuensi 35x/menit,
terdapat gerakan dada simetris
Listen : suara nafas vesikular
Feel : Fase Inspirasi lebih panjang dari fase ekspirasi
3) Sirkulasi
Look : Tidak terdapat perdarahan, tidak ditemukan pucat/sianosis pada
seluruh bagian tubuh klien
Listen : Klien tidak tampak kebingungan
Feel : CRT< 2 detik, nadi teraba kuat dan reguler.
4) Disability : Tingkat kesadaran klien Alert, GCS : 15 (E4V5M6)
Composmentis
5) Exposure : Tidak terdapat jejas pada tubuh klien
6) Foley Chateter : Klien tidak terpasang foley chateter
7) Gastric Tube : Klien tidak terpasang gastric tube
8) Heart Monitor : Klien tidak terpasang heart monitor
9) Image : Klien tidak dilakukan pemeriksaan Rontgen
Pengkajian Sekunder
a. Anamnesis
S : Ibu klien mengatakan anaknya muntah ± 8x
A : I b u klien mengatakan klien tidak memiliki riwayat alergi
obatataupun makanan
M : Ibu klien mengatakan klien tidak ada mengonsumsi obat apapun
P : Ibu klien mengatakan klien tidak memiliki riwayat penyakit apapun
L : Ibu klien mengatakan klien memberikan klien makanan apa yang
biasa ia makan
E : I b u k l i e n m e n g a t a k a n baru hari ini klien m u n t a h dan ibu
mengatakan klien tidak ada memakan yang aneh
b. Pemeriksaan Fisik :
Nadi : 112 x/menit
Suhu : 36,5°C
SpO2 : 97 %
B. Diagnosa Keperawatan
Vomitus berhubungan dengan iritasi lambung ditandai dengan klien muntah ±
8 kali, Nadi : 112 x/menit, Suhu : 36,5°C, RR : 35 x/menit
C. Tindakan dan Respon
DIAGNOSA JAM TINDAKAN RESPON/HASIL
KEPERAWATAN
Vomitus 22.10 1. Mengkaji tanda dan 1. Klien
berhubungan gejala, penyebab mengatakan
dengan iritasi muntah muntah telah
lambung 2. Kolaborasi pemberian berkurang
obat domperidon syr 2. Klien
3x1 mengatakan
3. Menganjurkan pada ibu badannya terasa
klien untuk klien
sedikit berenergi
istirahat
D. Evalusi
DOAGNOSA JAM SOAP
KEPERAWATAN
Vomitus 22:40 S: Klien mengatakan rasa mual telah
berhubungan
dengan iritasi Berkurang
lambung O: mukosa tampak
Lembab
A : Nausea teratasi sebagian
P : Menganjurkan p a d a i b u klien untuk
k l i e n istirahat dan menghindari makanan
yang dapat menstimulus rasa muntah pada
klien
LAPORAN RESUME
ASUHAN KEPERAWATAN TN. A
DENGAN NYERI ABDOMEN
A. Pengkajian
Nama Pasien : Tn. A Usia : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki No RM : 17.55.99
Keluhan Utama : nyeri pada abdomen dextra bagian atas sejak 4 jam SMRS,
nyeri semakin memberat, nyeri dirasakan terus-menerus dan terasa seperti
tertusuk-tusuk, nyeri tidak menyebar, skala nyeri 5, riwayat batu ginjal ±1th yang
lalu, dm (+)
Kesadaran : Alert, Composmentis
Pengkajian Primer
1) Airway
Look : Tidak ditemukan obstruksi pada jalan nafas, pergerakan dada
simetris.
Listen : Tidak terdengar suara napas tambahan, wheezing -/-, ronchi -/-
Feel : Aliran udara dapat dirasakan melalui hidung
2) Breathing
Look : Pernafasan klien spontan, irama reguler, frekuensi 20x/menit,
terdapat gerakan dada simetris
Listen : suara nafas vesikular
Feel : Fase Inspirasi lebih panjang dari fase ekspirasi
3) Sirkulasi
Look : Tidak terdapat perdarahan, Tidak ditemukan pucat/sianosis pada
seluruh bagian tubuh klien
Listen : Klien tidak tampak kebingungan
Feel : CRT< 2 detik, nadi teraba kuat dan reguler.
4) Disability : Tingkat kesadaran klien Alert, GCS : 15 (E4V5M6)
Composmentis
5) Exposure : Tidak terdapat jejas pada tubuh klien, T = 36,4ºC
6) Foley Chateter : Klien tidak terpasang foley chateter
7) Gastric Tube : Klien tidak terpasang gastric tube
8) Heart Monitor : Klien tidak terpasang heart monitor
9) Image : Klien tidak dilakukan pemeriksaan Rontgen
Pengkajian Sekunder
a. Anamnesis
P : klien mengatakan terasa nyeri pada bagian abdomen
Q : klien mengatakan nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk
R : klien mengatakan nyeri hanya pada bagian abdomen
S : skala nyeri 5
T : nyeri yang dirasakan terus menerus
Kesadaran : Alert
Pengkajian Primer
1) Sirkulasi :Tidak ditemukan pucat/sianosis pada seluruh
bagian tubuh klien, akral teraba hangat, CRT< 2 detik, nadi teraba kuat dan
reguler.
2) Airway : Jalan nafas paten, tidak ditemukan obstruksi pada
jalan nafas, tidak ditemukan otot bantu pernafasan, pergerakan dada
simetris.
3) Breathing : Pernafasan klien spontan, irama reguler, frekuensi
22x/menit, suara nafas vesikular.
4) Disability : Tingkat kesadaran klien alert
5) Exposure : Tidak ditemukan adanya memar ataupun luka pada
permukaan tubuh klien, suhu tubuh 36,6°C
6) Foley Chateter : Klien tidak terpasang foley chateter
7) Gastric Tube : Klien tidak terpasang gastric tube
8) Heart Monitor : Klien tidak terpasang heart monitor
9) Image : Klien tidak dilakukan pemeriksaan image
Pengkajian Sekunder
a. Anamnesis :
P : klien mengatakan terasa nyeri dibagian ulu hati (Epigastrum)
Q : Nyeri yang dirasatajam seperti ditusuk-tusuk.
R : Klien mengatakan nyerinya pada area ulu hati dan menjalar ke
seluruh bagian perut.
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri yang dirasa hilang timbul.
A. Pengkajian
Nama Pasien : Ny. P Usia : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Pr No RM :-
Keluhan Utama : Klien mengeluh sesak nafas sejak ± 5 hari yang lalu,
Kesadaran : Alert, Composmentis
Pengkajian Primer
1) Airway
Look : Tidak ditemukan obstruksi pada jalan nafas, menggunakan otot bantu
pernafasan, pergerakan dada simetris.
Listen : Tidak terdengar suara napas tambahan, wheezing -/-, ronchi -/-
Feel : Aliran udara dapat dirasakan melalui hidung
2) Breathing
Look : Pernafasan klien dispnea, irama reguler, frekuensi 27x/menit,
terdapat gerakan dada simetris
Listen : suara nafas vesikular
Feel : Fase Ekspirasi lebih panjang dari fase Inspirasi
3) Sirkulasi
Look : Tidak terdapat perdarahan, tidak tampak pucat pada bagian wajah
Listen : Klien tidak tampak kebingungan
Feel : akral hangat, CRT< 2 detik, nadi teraba kuat dan reguler.
4) Disability : Tingkat kesadaran klien Alert, GCS : 15 (E4V5M6)
Composmentis
5) Exposure : Tidak terdapat jejas pada tubuh, Suhu : 36,4ºC
6) Foley Chateter : Klien tidak terpasang foley chateter
7) Gastric Tube : Klien tidak terpasang gastric tube
8) Heart Monitor : Klien tidak terpasang heart monitor
9) Image : Klien tidak dilakukan pemeriksaan Rontgen
Pengkajian Sekunder
a. Anamnesis
S : Terasa sesak nafas ± sejak 5 hari yang lalu
A : Klien mengatakan klien tidak memiliki riwayat alergi obat
ataupun makanan
M : Klien terkadang mengonsumsi obat amlodipin
P : klien memiliki riwayat penyakit hipertensi tak terkontrol
L : klien terakhir mengonsumsi makanan berupa nasi, lauk pauk dan
sayur-sayuran
E : Klien mengatakan sesak napas dirasakan saat sedang istirahat
maupun beraktivitas sejak 5 hari yang lalu
b. Pemeriksaan Fisik :
Nadi : 96 x/menit
Suhu : 36,4°C
SpO2 : 97%
TD : 174/100 mmHg
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan sindrom hipoventilasi
ditandai dengan klien mengeluh sesak napas ± sejak 5 hari yang lalu, fase
ekspirasi memanjang
C. Tindakan dan Respon
DIAGNOSA JAM TINDAKAN RESPON/HASIL
KEPERAWATAN
Pola napas tidak 18.40 1. Monitor tanda-tanda 1. Klien tampak
efektif vital tenang
berhubungan 2. Memberikan terapi 2. TTV dalam
dengan sindrom oksigen melalui nasal batas normal
hipoventilasi kanul
3. Menganjurkan klien
tarik napas dalam
4. Menganjurkan klien
untuk istirahat
D. Evaluasi
DOAGNOSA JAM SOAP
KEPERAWATAN
Pola napas tidak 19.10 S:
efektif berhubungan Klien mengatakan sesak napas berkurang
dengan sindrom O: SpO2 = 99%
hipoventilasi A : Masalah teratasi
P : Menganjurkan klien tarik napas dalam dan
menganjurkan klien untuk istirahat