Anda di halaman 1dari 44

KATA PENGANTAR

Kemiskinan merupakan masalah multidimensi yang tidak hanya menyangkut masalah


pendapatan. Masalah lain, seperti kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa,
lokasi, kondisi geografis, gender, dan kondisi lingkungan merupakan dimensi-dimensi
kemiskinan yang juga memengaruhi kondisi seseorang atau rumah tangga dalam status
kemiskinan. Dalam rangka meningkatkan efektivitas upaya penanggulangan kemiskinan,
Pemerintah Kota Salatiga telah menerbitkan Keputusan Walikota Salatiga Nomor 054-
05/205/2017 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), Sekretariat TKPK,
Kelompok Kerja (Pokja) TKPK, dan Kelompok Program (Pokgram) TKPK.

Berdasarkan Keputusan Walikota Salatiga Nomor 054-05/205/2017 tersebut diatas,


Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Salatiga telah melaksanakan
kegiatan koordinasi dalam rangka percepatan program penanggulangan kemiskinan yang
hasilnya dapat dimanifestasikan dalam penyusunan Laporan Kinerja Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan Kota Salatiga Tahun 2018.

Laporan ini memberikan informasi mengenai Kondisi Umum Kemiskinan di Kota


Salatiga termasuk didalamnya adalah perkembangan tingkat kemiskinan di Kota Salatiga,
Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan, Program Penanggulangan Kemiskinan dan
Pelaksanaan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan. Disamping itu, dalam laporan ini juga
memuat permasalahan yang muncul berkaitan dengan pelaksanaan program penanggulanan
kemiskinan dan rekomendasi dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang ada.

Dengan tersusunnya laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh pemangku
kepentingan dan menjadi acuan dalam perumusan kebijakan dan program-program yang
dapat menjamin percepatan penanggulangan kemiskinan di Kota Salatiga.

Salatiga, Desember 2018


WAKIL WALIKOTA SALATIGA
Selaku
Ketua TKPK Kota Salatiga,

MUH. HARIS, SS, M.Si


DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................... i


Kata Pengantar .............................................................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................................................... iii
Daftar Tabel .................................................................................................. iv
Daftar Grafik ................................................................................................. v
Bab I Pendahuluan .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Maksud dan Tujuan ..................................................................... 3
C. Landasan Hukum ......................................................................... 4
D. Sistematika Laporan .................................................................... 5
Bab II Gambaran Umum ............................................................................. 6
A. Kondisi Umum Kota Salatiga ...................................................... 6
B. Kondisi Umum Kemiskinan Kota Salatiga ..................................... 7
Bab III Kebijakan dan Program Penanggulangan Kemiskinan .......................... 19
A. Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Kota Salatiga ................... 19
B. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah .............................. 26
C. Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan ..................... 27
Bab IV Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan ............................. 38
Bab V Penutup ........................................................................................... 45

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rekapitulasi RTS Kota Salatiga Berdasarkan Desil Tahun 2015………. 10
Tabel 2.2 Perbandingan Tingkat Kemiskinan Kota Salatiga dengan Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2014 s.d. 2018 ............................................... 11
Tabel 2.3 Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) Hasil PBDT 2015 ……………….. 17
Tabel 2.4 Jumlah Individu Hasil PBDT 2015 ……............................................. 18
Tabel 5.1 Jumlah Penduduk Miskin, Angka Kemiskinan dan Garis Kemiskinan
Kota Salatiga Tahun 2014-2018 ..................................................... 44

iii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Perkembangan Angka Kemiskinan Kota Salatiga Tahun 2013 – 2018 11
Grafik 2.2 Perkembangan Garis Kemiskinan Kota Salatiga Tahun 2013 - 2018 12
Grafik 2.3 Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan Kota Salatiga Tahun
2013 – 2018 ………………………...................................................... 13
Grafik 2.4 Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan Kota Salatiga Tahun
2013 – 2018 …………………………………………...................................... 14

iv
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemiskinan adalah kondisi ketidakmampuan sosial dan ekonomi
seseorang atau sekelompok orang untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Kemiskinan juga
dipahami sebagai ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar dan perbedaan
perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan
secara bermartabat. Disamping kebutuhan-kebutuhan dasar yang belum
terpenuhi, kondisi kemiskinan juga didukung oleh ketidakmampuan untuk
memperoleh kebebasan dalam memilih dan berpartisipasi.
Kemiskinan merupakan masalah multidimensi yang tidak hanya
menyangkut masalah pendapatan. Masalah lain, seperti kesehatan, pendidikan,
akses terhadap barang dan jasa, lokasi, kondisi geografis, gender, dan kondisi
lingkungan merupakan dimensi-dimensi kemiskinan yang juga memengaruhi
kondisi seseorang atau rumah tangga dalam status kemiskinan.
Salah satu dimensi penting yang menjadi perhatian banyak pihak adalah
dimensi pengeluaran atau konsumsi. Pendekatan tersebut sering juga disebut
dengan kemiskinan absolut, dimana seseorang atau satu rumah tangga
dikatakan miskin jika ia tidak mampu memenuhi satu tingkat konsumsi
minimum yang terdiri dari konsumsi makanan dan non makanan yang dianggap
esensial dan diperlukan selama jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi
minimum menjadi batas (tresshold) yang menentukan seseorang tergolong
miskin atau tidak, atau yang sering disebut dengan garis kemiskinan. Dalam
dimensi yang lain dapat dikemukakan bahwa seseorang yang tergolong miskin
juga tidak memiliki kapabilitas untuk hidup dengan kondisi kesehatan dan
pendidikan yang layak serta menjalankan fungsinya dengan baik.
Perubahan paradigma dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
membawa implikasi terhadap semakin mendesaknya upaya-upaya untuk
mengatasi kemiskinan. Selain itu, peningkatan kualitas pelayanan kepada
masyarakat miskin menjadi tanggung jawab yang lebih besar bagi pemerintah
daerah. Sehingga pada akhirnya permasalahan-permasalahan kemiskinan yang

1
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

muncul akan banyak direspon, diputuskan, dan dilaksanakan secara cepat dan
efektif oleh pemerintah daerah tanpa harus menunggu dan banyak tergantung
pada instruksi dari pemerintah pusat. Dengan kewenangan daerah yang
semakin besar tersebut, Pemerintah daerah dan DPRD memiliki tanggung
jawab yang cukup besar untuk mengambil keputusan-keputusan penting dan
strategis bagi upaya menanggulangi kemiskinan dan peningkatan kualitas
pelayanan kepada masyarakat.
Pada tahun 2010, Pemerintah menerbitkan regulasi yang mengatur tentang
upaya percepatan penanggulangan kemiskinan, yaitu Peraturan Presiden Nomor
15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Presiden nomor 96 Tahun 2015. Peraturan
presiden tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan terbitnya Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang
percepatan penanggulangan kemiskinan sebagai telah diubah dengan
Peraturan presiden Nomor Nomor 96 Tahun 2015, terdapat beberapa hal baru
yang menjadi perhatian, yaitu:
1. Berdasarkan ketentuan kedua regulasi tersebut, TKPK dipimpin oleh Wakil
Kepala Daerah. Hal tersebut bertujuan agar upaya percepatan
penanggulangan kemiskinan dapat berjalan dengan lebih efektif.
2. Program penanggulangan kemiskinan dititikberatkan pada beberapa hal
sebagai berikut:
a. Program Bantuan Sosial Terpadu Berbasis Keluarga yang bertujuan
untuk melakukan pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup,
dan perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin.
b. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan
Masyarakat yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan
memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk terlibat
dalam pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip
pemberdayaan masyarakat.
c. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha

2
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

Ekonomi Mikro dan Kecil yang bertujuan untuk memberikan akses dan
penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil.
d. Program-program lainnya baik yang secara langsung maupun tidak
langsung dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat miskin.
3. Dalam implementasi program-program tersebut, strategi yang dilaksanakan
adalah sebagai berikut:
a. Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin.
b. Meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin.
c. Mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha ekonomi mikro
dan kecil.
d. Mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.

Menindaklanjuti amanat yang tertuang dalam Perpres Nomor 15 Tahun


2010 dan Permendagri Nomor 42 Tahun 2010, Pemerintah Kota Salatiga telah
menyusun Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Tahun 2011-
2015 dan telah direview pada tahun 2013. SPKD tersebut telah ditetapkan
dengan Peraturan Walikota Salatiga Nomor 18 Tahun 2013. Disamping SPKD,
juga telah ditetapkan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 5 Tahun 2013
tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Kota Salatiga.
Berkaitan dengan hal tersebut, guna optimalisasi pelaksanaan program
dan kegiatan yang tercantum dalam SPKD, telah dibentuk Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), Sekretariat TKPK, Kelompok Kerja
(Pokja) TKPK dan Kelompok Program (Pokgram) TKPK yang ditetapkan
dengan Keputusan Walikota Salatiga Nomor 054-05/205/2017.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Maksud penyusunan laporan kinerja TKPK ini adalah memberikan informasi
berkaitan dengan kegiatan koordinasi yang telah dilaksanakan oleh TKPK
Kota Salatiga dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan di
Kota Salatiga Tahun 2018.

3
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

2. Tujuan
a. Memberikan gambaran tentang kondisi kemiskinan di Kota Salatiga dan
pelaksanaan koordinasi dalam implementasi program penanggulangan
kemiskinan di Kota Salatiga.
b. Memberikan gambaran tentang perkembangan dan permasalahan yang
terjadi dalam pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di Kota
Salatiga.
c. Merumuskan saran tindak dalam rangka peningkatan efektivitas kinerja
organisasi TKPK Kota Salatiga dalam melaksanaan tugas koordinasi
penanggulangan kemiskinan.

C. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015.
3. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang perencana pembangunan
jangka menengah Nasional Tahun 2015-2019
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
5. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan.
6. Peraturan Presiden Nomor 166 Tahun 2014 tentang Program Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010 tentang Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Dan Kabupaten/Kota.
8. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Program
Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, Dan Program
Indonesia Sehat Untuk Membangun Keluarga Produktif.

4
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

9. Peraturan gubernur jawa Tengah Nomor 67 Tahun 2015 tentang Tata


Perubahan atas peratuan gubernur jawa tengah nomor 49 Tahun 2015
tentang Tata cara pemberian dan pertanggungjawaban belanja keuangan
kepada Kabupaten/Kota yang bersumber dari anggaran pendapat dan
belanja daerah provisi jawa tengah.
10. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang daerah Kota Salatiga tahun 2005-2025.
11. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah daerah Kota Salatiga tahun 2011-2016.
12. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2013 tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan di Kota Salatiga.
13. Peraturan Walikota Salatiga Nomor 18 Tahun 2014 tentang Strategi
Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Daerah.
14. Keputusan Walikota Salatiga Nomor 054-05/205/2017 tentang Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), dan Sekretariat TKPK,
Kelompok Kerja (Pokja) TKPK, dan Kelompok Program TKPK.

D. Sistematika Laporan
Laporan kinerja TKPK tahun 2018 disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan,
landasan hukum dan sistematika laporan.
Bab II Gambaran Umum, berisi tentang Kondisi Umum Kota Salatiga dan
Kondisi Umum Kemiskinan Kota Salatiga.
Bab III Kebijakan dan Program Penanggulangan Kemiskinan, menguraikan
tentang kebijakan penanggulangan kemiskinan Kota Salatiga, strategi
penanggulangan kemiskinan daerah, kelompok program
penanggulangan kemiskinan, jenis dan sumber dana program
penanggulangan kemiskinan.
Bab IV Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan, menguraikan
tentang koordinasi dan pengendalian program penanggulangan
kemiskinan Kota Salatiga tahun 2018.
Bab V Penutup berisi Kesimpulan dan Rencana Tindak Lanjut.

5
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Kondisi Umum Kota Salatiga


1. Aspek Geografi dan Demografi
Kota Salatiga terletak antara 007.17’ dan 007.17’.23” Lintang Selatan dan
antara 110.27’.56,81” dan 110.32’.4,64” Bujur Timur. Kota Salatiga berada
di daerah cekungan kaki gunung Merbabu di antara gunung-gunung kecil,
yaitu Gunung Gajah Mungkur, Telomoyo, dan Payung Rong. Berdasarkan
topografi, wilayah Kota Salatiga terdiri dari 3 (tiga) tipe, yaitu bergelombang
(65%), miring (25%), dan datar (10%). Secara administratif, Kota Salatiga
memiliki 4 kecamatan dan 23 kelurahan.
Adapun batas wilayah administrasi Kota Salatiga adalah sebagai berikut.
a. Sebelah utara berbatasan dengan:
 Kecamatan Pabelan : Desa Pabelan, Desa Pejanten.
 Kecamatan Tuntang : Desa Kesongo, Desa Watu Agung.
b. Sebelah timur berbatasan dengan:
 Kecamatan Pabelan : Desa Ujung-ujung, Desa Sukoharjo, Desa
Glawan.
 Kecamatan Tengaran : Desa Bener, Desa Tegal Waton, Desa
Nyamat.
c. Sebelah selatan berbatasan dengan:
 Kecamatan Getasan : Desa Sumogawe, Desa Samirono, Desa
Jetak.
 Kecamatan Tengaran : Desa Patemon, Desa Karang Duren.
d. Sebelah barat berbatasan dengan:
 Kecamatan Tuntang : Desa Candirejo, Desa Jombor, Desa
Sraten, Desa Gedangan.
 Kecamatan Getasan : Desa Polobogo Kecamatan Getasan.

Kota Salatiga memiliki luas wilayah mencapai 5.678,110 hektar, terdiri


dari 798,932 hektar (14,07%) untuk lahan persawahan, 4.680,195 hektar
(82,43%) berupa lahan kering, dan 198,983 hektar (3,50%) adalah lahan

6
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

lain-lain. Berdasarkan penggunaan lahannya, rata-rata banyak didominasi


untuk penggunaan lahan persawahan dengan sistem irigasi teknis (44,26%),
sedangkan lahan persawahan lainnya mempergunakan sistem irigasi
setengah teknis, sebagian dipergunakan untuk persawahan dengan sistem
pengairan sederhana, dan sawah tadah hujan. Adapun lahan kering
sebagian besar berupa pekarangan (65,85%) dan sisanya berupa tegalan
(34,15%). Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Argomulyo, yaitu
1.852,69 Ha (32,62%).
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, jumlah penduduk miskin
di Kota Salatiga mengalami penurunan dari tahun ke tahun apabila
dibandingkan dengan data tahun 2013. Pada tahun 2013 jumlah
penduduk miskin sebanyak 11.500. Berdasarkan data BPS Kota Salatiga,
sampai dengan bulan Maret 2018 jumlah penduduk Kota Salatiga pada
tahun 2018 sebesar 9240 jiwa.

B. Kondisi Umum Kemiskinan Kota Salatiga


1. Dimensi Kemiskinan Kota Salatiga
Dimensi kemiskinan merupakan faktor-faktor yang saling berhubungan dan
saling mempengaruhi. Hubungan sebab akibat dan saling mempengaruhi
inilah yang menyebabkan masyarakat terjebak dalam perangkap
kemiskinan. Dimensi kemiskinan di Kota Salatiga dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Dimensi Ekonomi
1) Keterbatasan dalam memperoleh akses terhadap peluang kerja.
Keterbatasan dalam hal pekerjaan ditandai dengan tidak
mempunyai pekerjaan tetap/penganggur, sebagai pekerja
musiman, korban PHK massal, sebagai buruh serabutan, seperti
buruh tani, kuli batu dan buruh bangunan, tukang becak, pembuat
bata, pembantu rumah tangga, dan pedagang kecil.
2) Pendapatan yang tidak menentu.
3) Beban tanggungan besar, yaitu lebih dari 4 (empat) orang.
4) Tingkat pendidikannya rendah, tidak mempunyai ketrampilan yang
memadai, hanya mampu menyekolahkan anak sampai SD dan
7
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

SLTP karena tidak ada biaya.


5) Kompetensi penduduk miskin kurang, ketrampilan kerja rendah,
tidak memiliki jiwa wiraswasta, sebagai korban PHK, dan terdidik
namun tidak ada lapangan kerja.
6) Akses yang ditandai terbatasnya lapangan kerja, akses informasi
kurang, serta tidak mempunyai posisi tawar pada pemerintah dan
swasta.
7) Modal/aset yang ditunjukkan dengan tidak memiliki lahan, tidak
memiliki modal kerja, serta modal kecil / pas–pasan.

b. Dimensi Sosial
1) Kesehatan, indikatornya adalah sakit menahun, jompo, gizi makan
kurang, dan kesehatan kurang diperhatikan.
2) Sikap hidup, indikatornya adalah perasaan minder, mudah putus-
asa, gali lubang tutup lubang, malas, dan boros.
3) Lingkungan sosial, indikatornya adalah terjebak pada rentenir atau
bank harian serta adanya budaya "nyumbang" dan “orang miskin
sama dengan orang – orang yang berhak menerima zakat”.

c. Dimensi Lingkungan
1) Rumah, indikatornya adalah rumah kurang sehat, tidak mempunyai
MCK (mandi, cuci, dan kakus), lantai rumahnya terbuat dari tanah,
dinding rumah dari papan jawa, atau dindingnya gedhek (dinding
dari anyaman bambu), lingkungan kumuh, serta tidak mempunyai
rumah.
2) Pakaian, indikatornya adalah hanya mampu membeli pakaian
bekas dan membeli pakaian setahun sekali satu stel.

d. Dimensi Politis
1) Tingkat partisipasi dalam pengambilan keputusan, indikatornya
adalah penduduk miskin tidak pernah dilibatkan secara langsung
dalam pengambilan keputusan untuk program penanggulangan
kemiskinan, kontrol sosial masyarakat lemah, serta tidak ada
8
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

wadah yang memperjuangkan kepentingan penduduk miskin.


2) Harapan dan aspirasi masyarakat miskin terhadap program
penganggulangan kemiskinan, indikatornya adalah masyarakat
dilibatkan secara langsung dalam pengambilan keputusan di tingkat
bawah (kelurahan), diadakan pelatihan kerja sesuai potensi
masyarakat, diadakan program kemitraan dengan pihak luar,
dibuka lapangan kerja baru, diberi modal, serta kebijakan
pemerintah Kota Salatiga berpihak pada masyarakat miskin.

2. Data Jumlah Penduduk Miskin dan Perkembangan Angka Kemiskinan


Berdasarkan data PBDT 2015, Rumah Tangga Sasaran (RTS)
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) desil yang menggambarkan status
kesejahteraan rumah tangga sasaran, yaitu Desil 1 dengan status
kesejahteraan 0-10%, Desil 2 dengan status kesejahteraan 11-20%, Desil 3
dengan status kesejahteraan 21-30%, dan Desil 4 dengan status
kesejahteraan 31-40%. Sehubungan dengan hal tersebut, kondisi
penduduk miskin sebagaimana tertuang dalam Data RTS hasil
pemutakhiran pada tahun 2015. Adapun jumlah RTS di masing-masing
tingkat kesejahteraan adalah sebagai berikut :

9
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

Tabel 2.1
Rekapitulasi RTS Kota Salatiga Berdasarkan Desil Tahun 2015
Rumah Tangga
Kecamatan/Kelurahan Grand
Desil 1 Desil 2 Desil 3 Desil 4
Total
ARGOMULYO 1004 1289 227 180 2700
CEBONGAN 85 131 23 20 259
KUMPULREJO 281 285 34 27 627
LEDOK 118 215 49 42 424
NOBOREJO 206 242 47 30 525
RANDUACIR 196 221 27 15 459
TEGALREJO 118 195 47 46 406
SIDOMUKTI 666 1016 237 181 2100
DUKUH 200 329 56 64 649
KALICACING 82 100 22 18 222
KECANDRAN 163 238 52 32 485
MANGUNSARI 221 349 107 67 744
SIDOREJO 801 1049 240 174 2264
BLOTONGAN 192 228 44 39 503
BUGEL 59 101 27 19 206
KAUMAN KIDUL 47 100 26 22 195
PULUTAN 101 126 35 16 278
SALATIGA 139 241 46 27 453
SIDOREJO LOR 263 253 62 51 629
TINGKIR 576 1056 277 197 2106
GENDONGAN 59 103 20 16 198
KALIBENING 49 73 17 12 151
KUTOWINANGUN KIDUL 77 157 42 29 305
KUTOWINANGUN LOR 177 253 65 55 550
SIDOREJO KIDUL 101 181 59 40 381
TINGKIR LOR 68 164 29 26 287
TINGKIR TENGAH 45 125 45 19 234
Grand Total 3047 4410 981 732 9170
Sumber: Data PBDT Tahun 2015

Berdasarkan publikasi BPS tahun 2018, tingkat kemiskinan di Kota


Salatiga lebih rendah bila dibandingkan Provinsi Jawa Tengah secara
keseluruhan. Hal tersebut menunjukkan upaya percepatan penanggulangan
kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Salatiga, baik oleh
Pemerintah Kota Salatiga sendiri maupun beserta stakeholdernya telah
membuahkan hasil yang cukup menggembirakan. Hal tersebut dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
10
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

Tabel 2.2
Perbandingan Tingkat Kemiskinan Kota Salatiga dengan Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2014 s.d. 2018

Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah


No Uraian
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah
1 Penduduk 10,786 10,620 9,730 9,550 9.240 4,561,830 4,577,038 4,506,890 5,450,720 3,872.000
Miskin (jiwa)
Angka
2 Kemiskinan 5,93 5,80 5,24 5,07 4,84 14,44 13,58 13,27 13,01 11,32
(Prosentase)
Garis
3 Kemiskinan 320,884 337,511 345,146 359.944 380.856 281,570 297,851 317,348 333.224 350.875
(Rp.)

Dari tabel 2.2 diatas nampak bahwa dalam 5 (lima) tahun terakhir, tingkat
kemiskinan di Kota Salatiga terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Tahun 2014 sebesar 5,93% dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 10.786
jiwa, di tahun 2018 turun menjadi 4,84% dengan jumlah penduduk miskin
sebanyak 9.240 jiwa.
Grafik 2.1
Perkembangan angka Kemiskinan Kota Salatiga Tahun 2013 s.d. 2018

Sumber: BPS, 2018 (data diolah)

3. Garis Kemiskinan
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach), di mana kemiskinan
11
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi


kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi
pengeluaran. Metode yang digunakan adalah menghitung Garis
Kemiskinan (GK) yang terdiri dari 2 komponen, yaitu Garis Kemiskinan
Makanan dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Garis
Kemiskinan Kota Salatiga tahun 2017 yaitu sebesar Rp. 380.586 per kapita
perbulan. Dengan demikian, penduduk miskin di Kota Salatiga tahun 2018
adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan
di bawah Garis Kemiskinan tersebut.
Grafik 2.2
Perkembangan Garis Kemiskinan Kota Salatiga
Tahun 2013 s.d. 2018

400,000
Garis Kemiskinan 380,856
359,944
350,000 337,511 345,146
320,204
302,884
300,000

250,000

200,000

150,000

100,000

50,000

0
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Sumber: BPS, 2018 (Data Diolah)
Sumber : Publikasi BPS,diolah

12
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

4. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Keparahan Kemiskinan


Selain prosentase penduduk miskin, pengukuran indikator capaian dalam
percepatan penanggulangan kemiskinan adalah dengan Indeks Kedalaman
Kemiskinan (Poverty Gap Index – P1). Indeks Kedalaman Kemiskinan
merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran tiap-tiap penduduk miskin
terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks berarti semakin jauh rata-
rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Berdasarkan penghitungan
dari BPS, Indeks Kedalaman Kemiskinan meningkat dari 0,60 di tahun 2016
menjadi 0,85 di tahun 2017, dengan demikian terjadi kenaikan 0,25. Artinya,
rata-rata pengeluaran penduduk miskin di Kota Salatiga mengalami kenaikan.
Adapun perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan Kota Salatiga tahun 2013
s.d. 2018 sebagaimana nampak dalam grafik di bawah ini.

Grafik 2.3
Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan Kota Salatiga
Tahun 2013 s.d. 2018

Indeks kedalaman kemiskinan


1.2
1.07
1 0.94
0.87 0.85
0.8 0.69
0.6
0.6

0.4

0.2

0
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Publikasi BPS 2018,diolah

13
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (Proverty Severity Index - P2)


memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk
miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran
diantara penduduk miskin. Berdasarkan penghitungan dari BPS, Indeks
Keparahan Kemiskinan menurun dari 0,21 di tahun 2014 menjadi 0,26 di tahun
2015. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketimpangan pengeluaran diantara
penduduk miskin kembali melebar.
Untuk mengetahui tingkat perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan
Kota Salatiga tahun 2013 s.d. 2018 sebagaimana nampak dalam grafik di
bawah ini.
Grafik 2.4.
Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan Kota Salatiga
Tahun 2013 s.d. 2018

Indeks keparahan kemiskinan


0.7 0.65 0.63
0.57 0.59 0.57
0.6

0.5

0.4

0.3

0.2
0.13
0.1

0
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : BPS, 2018 (Data Diolah)

14
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

5. Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) Tahun 2015


PBDT adalah kegiatan nasional yang bertujuan untuk memajukan Basis
Data Terpadu (BDT) sebagai komposisi utama dalam sistem penetapan
sasaran program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. BDT
menampilkan informasi kondisi sosial ekonomi terkini dari rumah tangga
dan individu. Tujuan PBDT adalah :
a. Mempertajam ketepatan sasaran melalui pemutakhiran informasi rumah
tangga dan individu.
b. Meningkatkan dukungan dan peran serta masyarakat dan pemerintah
daerah.
c. Meningkatkan layanan kepada pengguna BDT dalam hal kebutuhan
penetapan sasaran program nasional dan daerah.

Dukungan Pemerintah Kota Salatiga dalam pelaksanaan PBDT tahun


2015 adalah sebagai berikut :
1. Menugaskan Wakil Walikota dan Kepala Bappelitbangda selaku Ketua
dan Sekretaris Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK)
untuk mendukung sepenuhnya pelaksanaan PBDT 2015
2. Berkoordinasi dengan BPS untuk memastikan kelancaran Proses
PBDT 2015.
3. Melaporkan hasil rekaptulasi Forum Konsultasi Publik (FKP) kepada
Gubernur melaui Ketua TKPK Provinsi Jateng, berdasarkan laporan
dari BPS.
4. Menginstruksikan kepada Camat untuk :
a. Melakukan koordinasi dengan Lurah dalam menyukseskan
pelaksanaan PBDT.
b. Melakukan koordinasi dengan Koordinator Statistik Kecamatan
(KSK) BPS untuk memaastikan proses pelaksanaan FKP dan
pemutakhiran informasi rumah tangga di wilayahnya sehingga
berjalan sesuai dengan rencana.

15
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

c. Menandatangani berita acara pengesahan rekapitulasi (manual)


hasil sementara FKP. BA ditandatangani bersama Kepala BPS dan
Camat mewakili Walikota.
d. Melaporkaan hasil rekapitulasi kepada Walikota melalui Ketua
TKPK.
5. Menginstruksikan kepada Lurah untuk :
a. Memfasilitasi pelaksanaan FKP di wilayah masing-masing
b. Melakukan koordinasi dengan Ketua RW dan Ketua RT setempat
menyukseskan pelaksanaan PBDT 2015.
c. Bekerja sama dengan pendamping dan KSK untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan FKP di wilayah masing-masing.
d. Membentuk dan mengaktifkan kembali Pos Pengaduan Masyarakat
(Posdumas) sebagai komponen sistem pelayanan berkelanjutan.
e. Mensosialisasikan pelaksanaan FKP kepada RW dan RT.
f. Melakukan pendampingan dan pengawasan pelaksanaan FKP
dengan melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat.
g. Memastikan seluruh rumah tangga miskin dan tidak mampu di
wilayah masing-masing telah tercatat dalam hasil FKP.
h. Menandatangani Berita Acara pelaksanaan FKP.

Proses Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) tahun 2015


dilaksanaan melalui 2 (dua) tahap, yaitu :
a. Tahap Forum Konsultasi Publik (FKP) yang merupakan pertemuan
masyarakat dan pemerintah desa/kelurahan dan difasilitasi oleh
pendamping independen untuk memutakhirkan informasi dari awal
dan menjangkau rumah tangga miskin yang belum tercakup dalam
Basis Data Terpadu. Hasil dari FKP tersebut dituangkan dalam berita
acara yang ditandatangani oleh Camat mewakili Bupati/Walikota.
b. Tahap Pemutakhiran Informasi Rumah Tangga yang dilakukan oleh
petugas lokal dan terlatih yang ditujukan untuk memutakhirkan
informasi rumah tangga terkai dengan keterangan perumahan,sosial
ekonomi anggota rumah tangga, kepemilikan asset dan kepesertaan
program.
16
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

6. Hasil PBDT
Hasil PBDT 2015 diterima oleh TKPK Kota Salatiga pada bulan Juni 2016.
Adapun hasil PBDT 2015 secara garis besar adalah sebagai berikut :
a. Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) menurut status kesejahteraan
sebanyak 9.710 RTS menurut status kesejahteraan sebanyak 9.710 RTS
dengan rician sebagai berikut:

Tabel 2.4
Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) Hasil PBDT 2015
Rumah Tangga
Kecamatan/Kelurahan Grand
Desil 1 Desil 2 Desil 3 Desil 4
Total
ARGOMULYO 1004 1289 227 180 2700
CEBONGAN 85 131 23 20 259
KUMPULREJO 281 285 34 27 627
LEDOK 118 215 49 42 424
NOBOREJO 206 242 47 30 525
RANDUACIR 196 221 27 15 459
TEGALREJO 118 195 47 46 406
SIDOMUKTI 666 1016 237 181 2100
DUKUH 200 329 56 64 649
KALICACING 82 100 22 18 222
KECANDRAN 163 238 52 32 485
MANGUNSARI 221 349 107 67 744
SIDOREJO 801 1049 240 174 2264
BLOTONGAN 192 228 44 39 503
BUGEL 59 101 27 19 206
KAUMAN KIDUL 47 100 26 22 195
PULUTAN 101 126 35 16 278
SALATIGA 139 241 46 27 453
SIDOREJO LOR 263 253 62 51 629
TINGKIR 576 1056 277 197 2106
GENDONGAN 59 103 20 16 198
KALIBENING 49 73 17 12 151
KUTOWINANGUN KIDUL 77 157 42 29 305
KUTOWINANGUN LOR 177 253 65 55 550
SIDOREJO KIDUL 101 181 59 40 381
TINGKIR LOR 68 164 29 26 287
TINGKIR TENGAH 45 125 45 19 234
Grand Total 3047 4410 981 732 9170
17
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

b. Jumlah individu menurut status kesejahteraan sebanyak 31.974 jiwa dengan


rincian sebagai berikut :
Tabel 2.5
Jumlah Individu Hasil PBDT 2015
Individu
Kecamatan/Kelurahan Grand
Desil 1 Desil 2 Desil 3 Desil 4
Total
ARGOMULYO 4108 4098 731 587 9524
CEBONGAN 381 453 92 64 990
KUMPULREJO 1192 930 120 91 2333
LEDOK 434 631 146 127 1338
NOBOREJO 859 816 151 99 1925
RANDUACIR 762 684 88 50 1584
TEGALREJO 480 584 134 156 1354
SIDOMUKTI 2797 3422 821 658 7698
DUKUH 879 1186 196 236 2497
KALICACING 291 305 75 61 732
KECANDRAN 671 745 182 113 1711
MANGUNSARI 956 1186 368 248 2758
SIDOREJO 3094 3202 838 595 7729
BLOTONGAN 741 675 154 133 1703
BUGEL 258 327 108 75 768
KAUMAN KIDUL 188 327 97 72 684
PULUTAN 424 444 123 59 1050
SALATIGA 515 653 139 81 1388
SIDOREJO LOR 968 776 217 175 2136
TINGKIR 2345 3222 805 651 7023
GENDONGAN 200 257 46 40 543
KALIBENING 196 250 55 45 546
KUTOWINANGUN
300 498 121 92 1011
KIDUL
KUTOWINANGUN
762 831 196 197 1986
LOR
SIDOREJO KIDUL 429 545 191 129 1294
TINGKIR LOR 263 459 91 88 901
TINGKIR TENGAH 195 382 105 60 742
Grand Total 12344 13944 3195 2491 31974

18
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

BAB III
KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PENANGGULANGAN KEMISKINAN

A. Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Kota Salatiga


Arah kebijakan penanggulangan kemiskinan Kota Salatiga berpedoman
pada RPJPD Kota Salatiga tahun 2005-2025 dan RPJMD Kota Salatiga 2017-
2022, dengan kebijakan sebagai berikut:
1. Kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan
Dalam penanggulangan kemiskinan di Kota Salatiga kebijakan untuk
meningkatkan kesejahteraan diarahkan pada meningkatkan keterjangkauan
warga miskin terhadap kebutuhan dasar manusia, baik itu kebutuhan
pangan, pendidikan, kesehatan, tempat tinggal, air bersih dan sanitasi,
rasa aman dan goncangan sosial serta bencana. Kemudian mendorong
peningkatan pendapatan warga miskin dengan memberikan peluang
kesempatan kerja, dan usaha. Kebijakan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat meliputi:
a. Pemenuhan hak dasar bidang pangan yang difokuskan pada tersedianya
kebutuhan bahan pangan bagi masyarakat miskin melalui:
1) Peningkatan ketersediaan dan kualitas bahan pangan;
2) Peningkatan kelancaran distribusi bahan pangan;
3) Peningkatan dan stabilitas ketahanan pangan lokal;
4) Peningkatan pendapatan petani;
5) Peningkatan pengelolaan potensi perikanan, peternakan dan
perkebunan;
6) Peningkatan sistem kewaspadaan dini dalam gizi dan rawan pangan.

b. Pemenuhan hak dasar dibidang kesehatan yang difokuskan pada


pemberian pelayanan kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat miskin melalui:
1) Memberikan subsidi pembiayaan kesehatan bagi masyarakat miskin
dan rentan;
2) Mendorong peningkatan cakupan pelayanan kesehatan ibu, bayi,
balita kesehatan sekolah, kesehatan kerja dan asusila;
3) Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat miskin;

19
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

4) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana kesehatan;


5) Meningkatkan perilaku dan kemandirian masyarakat pada upaya
promotif dan preventif serta perilaku hidup sehat;
6) Mendorong dan menggerakkan upaya perbaikan gizi masyarakat dan
institusi melalui kemitraan, peningkatan mutu pengelolaan dan
pelayanan gizi;
7) Membina keluarga berencana dan pelayanan kontrasepsi bagi
keluarga kurang mampu.

c. Pemenuhan layanan pendidikan yang difokuskan pada pemerataan dan


perluasan kesempatan memperoleh pendidikan bagi warga miskin
melalui:
1) Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendidikan Non Formal Dan Informal
Untuk Menggapaikan Layanan Pendidikan Kepada Peserta Didik
Yang Tidak Terjangkau Pendidikan Formal;
2) Peningkatan, pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu dan terjangkau di semua jenis, jalur dan
jenjang pendidikan;
3) Penuntasan buta huruf dan wajib belajar melalui program Paket A
dan Paket B;
4) Pemberian kesempatan bagi anak berprestasi dari keluarga miskin
untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi;
5) Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan
pendidikan.

d. Pemenuhan layanan infrastruktur dasar, khususnya perumahan yang


diarahkan pada pemenuhan tempat tinggal yang layak bagi warga miskin,
melalui :
1) Penyediaan rumah layak dan sehat yang terjangkau bagi warga
miskin;
2) Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap
konsep rumah sehat;
3) Meningkatkan keswadayaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
perumahan yang sehat; dan

20
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

4) Mendorong investasi swasta dalam pengadaan rumah sehat


sederhana dan terjangkau.

e. Pemenuhan layanan atas ketersediaan air bersih dan sanitasi bagi warga
miskin yang diarahkan pada upaya-upaya meningkatkan akses
masyarakat miskin terhadap sumber air minum dan sanitasi yang sehat
dan aman, yaitu melalui:
1) Penyediaan sarana air minum yang bersih dan aman;
2) Penyediaan dan peningkatan sanitasi dasar yang layak dan sehat
(pengembangan lingkungan sehat).

f. Pemenuhan hak atas lingkungan hidup yang lebih sehat diarahkan pada
penanganan permasalahan infrastruktur dan penataan lingkungan
permukiman dan ruang publik yang lebih sehat bagi warga miskin,
melalui:
1) Pengendalian dan pengelolaan sampah dan limbah industri maupun
rumah tangga;
2) Penataan lingkungan permukiman yang sehat diantaranya
pembangunan saluran, jalan penghubung antar kelurahan dan jalan
penghubung yang meningkatkan produktifitas warga miskin dan
ruang terbuka hijau;
3) Pengurangan dampak polusi perkotaan;
4) Pengelolaan dan konservasi sumber daya alam secara berkelanjutan.

g. Pemenuhan hak atas peluang kesempatan kerja dan usaha diarahkan


pada upaya pengurangan pengangguran melalui penciptaan dan
perluasan kesempatan kerja dan peningkatan kesejahteran tenaga kerja,
peluang berusaha, meningkatkan produktifitas usaha dan meningkatkan
produktifitas tenaga kerja dan berusaha serta mendorong usaha ekonomi
kreatif. Hal tersebut dilakukan melalui:
1) Menciptakan lapangan kerja antara lain dengan :
a. Peningkatan akses permodalan bagi warga miskin;
b. Pelaksanaan kegiatan padat karya;
c. Peningkatan kesempatan kerja warga miskin.

21
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

2) Meningkatan produktifitas tenaga kerja antara lain dengan:


a. Pengembangan kewirausahaan dan pelatihan manajeman bagi
warga miskin;
b. Peningkatan kapasitas kerja warga miskin;
c. Peningkatan akses sumberdaya produktif masyarakat miskin.

h. Pemenuhan hak atas tanah lebih diarahkan pada terlindunginya hak


perorangan maupun komunal atas tanah yang dimilikinya dan ditempati
sebagaimana mestinya sesuai ketentuan peraturan yang berlaku. Hal
tersebut dilakukan dengan:
1) Melindungi hak atas tanah bagi warga miskin;
2) memberikan akses kepemilikan tanah sebagai usaha untuk
meningkatkan produktifitas;
3) Optimalisasi pemanfaatan tanah secara terencana dan sesuai
peruntukannya dengan mengacu pada tata ruang daerah.

i. Perwujudan rasa aman dari gangguan keamanan, tindakan kekerasan


goncangan sosial dan bencana diarahkan dengan peningkatan
keamanan dan kenyamanan lingkungan, peningkatan iklim politik yang
kondusif serta antisipasi atau mitigasi bencana yang memadahi dan
responsif. Hal tersebut dilakukan melalui:
1) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengamanan swakarsa;
2) Penegakan peraturan yang adil dan tidak memihak atau berat
sebelah bagi warga miskin;
3) Penguatan lembaga sosial politik kemasyarakatan;
4) Peningkatan bantuan dan rehabilitasi sosial korban bencana;
5) Peningkatan dan pengembangan sarana mitigasi bencana.

2. Kebijakan untuk mengembangkan kemandirian


Upaya pengembangan kemandirian warga miskin dilakukan melalui
berbagai kebijakan yang sifatnya memberdayakan masyarakat,
meningkatkan produktifitas dan pengetahuan serta mendorong sinergi dan
membangun kemitraan dengan berbagai pihak untuk mempercepat

22
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

penanggulangan kemiskinan di Kota Salatiga. Penjabaran dari kebijakan ini


antara lain:
a. Meningkatkan peran serta kelembagaan di masyarakat untuk terlibat
dalam penanggulangan kemiskinan dan agar mampu mengidentifikasi
permasalahan dan potensi masyarakat yang ada dan mampu
mempengaruhi proses pengambilan keputusan, baik dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan kebijakan publik, serta mampu menjawab
permasalahan yang berkembang dalam lingkungannya. Hal tersebut
dilakukan melalui:
1) Penguatan kelembagaan masyarakat;
2) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan
pembangunan wilayah;
3) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan sarana
prasarana wilayah, proses kelurahan dan institusi kemasyarakatan
lainnya.

b. Menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha-usah produktif warga miskin


diarahkan pada peningkatan investasi dalam rangka peningkatan ekonomi
daerah, dan pembinaan usaha kecil menengah yang baru memulai
maupun yang potensial dan berkembang, dengan memberikan stimulan
yang mendukung.

c. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak diarahkan pada


peningkatan peran perempuan dalam berbagai strata kehidupan dan
peningkatan perlindungan terhadap anak melalui :
1) Peningkatan keterampilan dan pengetahuan perempuan;
2) Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan;
3) Perlindungan kekerasan terhadap perempuan dan anak;
4) Peningkatan kelembagaan perempuan dan perlindungan anak
d. Meningkatkan peran Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
dilakukan dengan:
1) Penguatan dasar hukum terbentuknya TKPKD;
2) Penyusunan regulasi percepatan penanggulangan kemiskinan Kota
Salatiga;

23
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

3) Peningkatan komitmen anggota TKPKD dan pemangku kepentingan


yang terlibat dalam penanggulangan kemiskinan;
4) Penguatan kelembagaan, melalui konsistensi rencana kerja,
pelaksanaan dan monitoring evaluasi TKPKD;
5) Peningkatan sarana prasarana penunjang kegiatan TKPKD.
e. Membangun kemitraan dalam penanggulangan kemiskinan untuk
meningkatkan keterpaduan pelaksanaan penanggulangan kemiskinan
sebagai gerakan moral dan mendorong tanggungjawab bersama dalam
melakukan penanggulangan kemiskinan. Hal tersebut ditempuh dengan :
1) Membangun sistem jaringan informasi perencanaan dan pengendalian
pembangunan daerah, mencakup didalamnya informasi dan data
kemiskinan yang lebih akurat, resmi, updating dan mudah diakses serta
mudah digunakan.
2) Membangun kelembagaan kemitraan yang mampu mewadahi dan
memfasilitasi para pemangku kepentingan untuk melakukan sinergitas
penanggulangan kemiskinan.
3) Mendorong terwujudnya partisipasi, transparansi dan akuntabilitas
sebagai dasar pelaksanaan kemitraan sinergis.

3. Kebijakan mewujudkan masyarakat yang bermartabat


Upaya untuk mewujudkan masyarakat yang bermartabat dilakukan dengan
berbagai langkah kebijakan dengan mendorong perilaku, budaya
masyarakat menjunjung tinggi moral, religiusitas, memiliki akhlak mulia dan
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, prinsip kemasyarakatan dan
menghormati kearifan lokal sehingga mempunyai jati diri dan mampu sejajar
dan bersaing dengan daerah lain, langkah-langkah kebijakan yang dilakukan
untuk mewujudkan masyarakat yang bermartabat antara lain:
a. Meningkatkan pengamalan kepedulian sosial yang didasari oleh nilai-nilai
kemanusiaan, religiusitas dan kesetiakawanan sosial serta prinsip
kemasyarakatan;
b. Pembenahan sistem kemasyarakatan yang bersih dari budaya Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme dalam pelaksanaan program penanggulangan
kemiskinan;

24
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

c. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian serta tanggungjawab bersama


para pemangku kepentingan untuk melakukan gerakan moral
penanggulangan kemiskinan dengan upaya:
1) Mengkonsolidasikan modal sosial dan modal budaya (kearifan lokal)
yang mampu menjadi nilai tambah ekonomi dan sosial bagi
percepatan penanggulangan kemiskinan;
2) Memberikan kesempatan kepada para pemangku kepentingan untuk
lebih berperan aktif dalam penanggulangan kemiskinan;
3) Mendukung upaya tanggungjawab sosial yang dilaksanakan oleh
swasta, perguruan tinggi dan masyarakat.
4) Memberikan penyadaran dan kepedulian akan pentingnya
penanggulangan kemiskinan bagi peningkatan hasil pembangunan
serta menciptakan iklim yang kondusif untuk melakukan usaha dan
aktifitas masyarakat.

Berkaitan dengan hal tersebut, kebijakan dan program penanggulangan


kemiskinan di Kota Salatiga telah mengacu pada RPJPD Kota Salatiga dengan
arah pembangunan sebagai berikut:
1. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui peningkatan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu menghadapi
perkembangan global dengan tetap berlandaskan pada norma dan nilai -
nilai luhur masyarakat;
2. Mewujudkan peningkatan perekonomian daerah yang berbasis pada
potensi lokal yang berorientasi pada ekonomi kerakyatan;
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Terwujudnya tata kelola
Pemerintahan yang baik diarahkan pada aparatur yang semakin
berkualitas, profesional, bersih dan bermartabat, serta semakin
meningkatnya peran dan fungsi pemerintah dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat didukung oleh infrastruktur dan teknologi
maju;
4. Mewujudkan demokrasi yang berdasarkan hukum, bermartabat,
bertanggungjawab dan berkeadilan;
5. Mewujudkan penataan pembangunan yang berwawasan lingkungan;
6. Mewujudkan fasilitas dan utilitas kota.

25
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

B. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah


Dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan, pada tahun
2011 Pemerintah Kota Salatiga telah menyusun Strategi Penanggulangan
Kemiskinan Daerah (SPKD) Kota Salatiga dan direview pada tahun 2013.
Kemudian pada tahun 2014 ditetapkan dengan Peraturan Walikota Salatiga
Nomor 18 Tahun 2014.
Selanjutnya pada tahun 2017, kembali dilakukan review sekaligus
penyusunan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD).
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 14 Peraturan Daerah Kota Salatiga
Nomor 5 Tahun 2013 yang menyatakan bahwa Strategi Penanggulangan
Kemiskinan Daerah (SPKD) adalah dokumen strategi penanggulangan
kemiskinan daerah yang selanjutnya digunakan sebagai rancangan kebijakan
pembangunan daerah di bidang penanggulangan kemiskinan dalam proses
penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, sehingga
rancangan kebijakan program dan kegiatan yang ada dalam SPKD dapat
terakomodir didalam RPJMD Kota Salatiga.
Sesuai amanat Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 5 Tahun 2013,
SPKD memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Strategi utama Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;
2. Target-target peningkatan kesejahteraan yang dirumuskan dalam
RPJMD;
3. Analisis kondisi dimensi-dimensi kemiskinan untuk menentukan prioritas
perencanaan Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;
4. Analisis penganggaran Program Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan agar menghasilkan anggaran yang efektif untuk
penanggulangan kemiskinan; dan
5. Analisa dan mekanisme pengendalian Program Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan.
Adapun Strategi utama Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di
Kota Salatiga adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin, yaitu upaya
bantuan sosial berbasis keluarga dan individu, meliputi: memenuhi hak

26
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

dasar, pengurangan beban hidup, perbaikan kualitas hidup keluarga


miskin dan penduduk miskin.
2. Meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin, yaitu
upaya pemberdayaan masyarakat, yaitu mengembangkan potensi dan
memperkuat kapasitas keluarga miskin dan penduduk miskin.
3. Mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro dan kecil,
yaitu pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, yaitu
mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat dengan
memanfaatkan sumberdaya lokal.
4. Mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan,
yaitu program-program lainnya dan sinergitas program penanggulangan
kemiskinan, meliputi baik secara langsung baik tidak langsung dapat
meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat miskin
dan mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan
kemiskinan pusat, provinsi dan kota.

C. Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan


Kelompok program penanggulangan kemiskinan diatur dalam Peraturan
Daerah Nomor 5 Tahun 2013 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
di Kota Salatiga. Berdasarkan perda tersebut terdapat 3 (tiga) Kelompok
Program, yaitu Kelompok Program Bantuan dan Perlindungan Sosial Berbasis
Keluarga, Kelompok Program Pemberdayaan Masyarakat, dan Kelompok
Program Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan Kecil.1
1. Kelompok Program Bantuan Sosial Terpadu Berbasis Keluarga
a. Tujuan Program
Kelompok program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga bertujuan
untuk memenuhi hak dasar, pengurangan beban hidup, dan
perbaikan kualitas hidup penduduk miskin. Bantuan sosial terpadu
berbasis keluarga memiliki karakteristik bantuan langsung tunai
bersyarat bagi keluarga miskin, keluarga hampir miskin, dan keluarga
rentan miskin.
b. Cakupan Program
Cakupan program pada kelompok program bantuan sosial terpadu
berbasis keluarga, antara lain meliputi:

27
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

1) Bantuan sosial langsung kepada keluarga sasaran, bantuan


langsung dapat berupa bantuan tunai bersyarat (Program Keluarga
Harapan/PKH), Bantuan Langsung Bersyarat (conditional cash
transfer), bantuan langsung dalam bentuk barang, misalnya
pemberian beras bagi masyarakat miskin (raskin), serta bantuan
bagi kelompok masyarakat rentan, seperti mereka yang cacat,
lansia, yatim/piatu dan sebagainya;
2) Bantuan pendidikan berupa beasiswa dan pendidikan anak usia dini;
3) Bantuan kesehatan termasuk penyuluhan bagi orang tua berkaitan
dengan kesehatan dan gizi (parenting education) melalui pemberian
pelayanan kesehatan yang ditunjuk.
c. Sasaran Program
Keluarga miskin, keluarga hampir miskin, dan keluarga rentan miskin.
d. Jenis Program/Kegiatan
1) Program Keluarga Berencana, dengan kegiatan sebagai berikut:
a) Pelayanan KIE;
b) Pembinaan Keluarga Berencana;
c) Peningkatan kualitas Pelayanan KB;
d) Penyediaan Biaya Operasional KB.
Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana.
2) Program Kesehatan Reproduksi Remaja, dengan kegiatan
memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat. Program dan
kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana.
3) Program Pelayanan Kontrasepsi, dengan kegiatan pelayanan
pemasangan kontrasepsi dan kegiatan pengadaan alat kontrasepsi.
Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas
Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana.
4) Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Pelayanan
KB/KR Yang Mandiri, dengan kegiatan fasilitasi pembentukan
kelompok masyarakat desa. Program dan kegiatan ini dilaksanakan
dan diampu oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana.

28
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

5) Program Perbaikan Gizi Masyarakat, dengan kegiatan Pemberian


Tambahan Makanan dan Vitamin (PMTAS). Program dan kegiatan
ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas Pemberdayaan
Perempuan Perempuan Dan Perlindungan Anak.
6) Program Pengembangan Perumahan, dengan kegiatan Monitoring,
evaluasi dan pelaporan. Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan
diampu oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perempuan Dan
Perlindungan Anak.
7) Program Peningkatan Peran serta dan Kesetaraan Gender Dalam
Pembangunan, dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan
peningkatan peran serta dan kesetaraan gender. program dan
kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas Pemberdayaan
Perempuan Perempuan Dan Perlindungan Anak.
8) Program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan kegiatan
perbaikan gizi masyarakat. Program dan kegiatan ini dilaksanakan
dan diampu oleh Dinas Kesehatan.
9) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan, dengan
kegiatan, dengan kegiatan kemitraan asuransi kesehatan
masyarakat. Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu
oleh Dinas Kesehatan.
10) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, dengan
kegiatan Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) jenjang
SD/MI/SDLB dan SMP/MTs. Program dan kegiatan ini dilaksanakan
dan diampu oleh Dinas Pendidikan.
11) Program Pelayanan Dan Rehabilitasi Kesejahteraan Daerah,
dengan kegiatan fasilitasi pemberian bantuan pangan. Program dan
kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas Sosial.
12) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial,
dengan kegiatan peningkatan kesejahteraan veteran. Program dan
kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas Sosial.
13) Program Perlindungan Dan Jaminan Sosial, dengan kegiatan
fasilitasi pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH). Program
dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas Sosial.

29
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

2. Kelompok Program Pemberdayaan Masyarakat


a. Tujuan Program
Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk mengembangkan potensi
dan memperkuat kapasitas keluarga miskin dan penduduk miskin.
Program pada kelompok program penanggulangan kemiskinan
berbasis pemberdayaan masyarakat memiliki ciri sebagai berikut:
1) Masyarakat terlibat langsung dalam kegiatan pembangunan, dari
mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, serta
pemeliharaan dan pelestariannya;
2) Pengelolaan program dilaksanakan melalui kelembagaan
masyarakat di tingkat desa/kelurahan secara transparan dan
akuntabilitas; dan
3) Pemerintah menyediakan tenaga pendampingan (technical
assistance) secara berjenjang dari mulai tingkat kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, dan tingkat pusat.
b. Cakupan Program
Cakupan bidang kegiatan program pada kelompok program
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat
meliputi :
1) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan
infrastruktur pendukung sosial ekonomi di tingkat kelurahan;
2) Peningkatan kapasitas bagi keluarga miskin dan penduduk miskin
yaitu upaya untuk mengembangkan kemampuan dasar dan
kemampuan berusaha keluarga miskin dan penduduk miskin
antara lain melalui pelatihan ketrampilan dan bantuan permodalan
melalui kelompok usaha bersama (KUBE).
c. Sasaran Program
Penerima manfaat adalah kelompok masyarakat yang dikategorikan
miskin, hampir miskin, dan rentan miskin.
d. Jenis Program/Kegiatan
1) Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan
Masyarakat, dengan kegiatan pemberdayaan pekarangan pangan
dan kegiatan manajemen dan administrasi kelembangaan

30
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

ketahanan pangan. Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan


diampu oleh Dinas Pangan.
2) Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan),
dengan kegiatan sebagai berikut :
a) Penanganan daerah rawan pangan;
b) Analisis dan pola konsumsi dan suplai pangan;
c) Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan;
d) Pemantauan dan analisis akses pangan;
e) Pemantauan dan analisis harga pangan pokok;
f) Pengembangan cadangan pangan daerah;
g) Pengembangan desa mandiri pangan;
h) Pengembangan lumbung pangan desa;
i) Peningkatan mutu dan keamanan pangan;
j) Penyuluhan sumber pangan alternatif;
k) Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan.
Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas
Pangan.
3) Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan,
dengan kegiatan pemberdayaan lembaga dan organisasi
masyarakat. Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu
oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
4) Program Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Teknis dan Mayarakat, dengan kegiatan pelatihan bagi masyarakat
Program Terpadu Pemberdayaan Masyarakat Berpresptif Gender
(P2MBG) dan kegiatan Penyuluhan PRA/Participatory Rural
Apparaisal untuk P2MBG. Program dan kegiatan ini dilaksanakan
dan diampu oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Pelindungan Anak.
5) Program Pengembangan dan Budaya Baca dan Pembinaan
Perpustakaan, dengan kegiatan sebagai berikut:
a) Pemasyarakatan minat dan kebiasaan membaca untuk
mendorong terwujudnya masyarakat pembelajar;
b) Pengembangan Minat & bdy baca;

31
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

c) Supervisi, pembinaan dan stimulasi perpus umum, khusus,


sekolah, masyarakat;
d) Penyediaan bantuan pengembangan perpustakaan dan
minat baca di daerah;
e) Publikasi dan sosialisasi minat dan budaya baca;
f) Penyediaan bahan pustaka Perpustakaan Umum Daerah.
Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan.
6) Program Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Industri Hasil
Tembakau Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan, dengan
kegiatan sebagai berikut:
a) Penguatan ekonomi masyarakat di lingkungan industri hasil
tembakau dalam rangka pengentasan kemiskinan;
b) Peningkatan produksi perikanan budidaya;
c) Penyuluhan dan pemberdayaan perikanan.
Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas
Pertanian.
7) Program Pengembangan Kinerja Pengolahan Sampah, dengan
kegiatan penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan
persampahan. program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu
oleh Dinas Lingkungan Hidup.
8) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat
Terpencil(Kat), Dan Pmks Lainnya, dengan kegiatan pelatihan
keterampilan berusaha bagi keluarga miskin dan kegiatan pelatihan
keterampilan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial.
Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas
Sosial.
9) Program Pelayanan Dan Rehabilitasi Kesejahteraan Daerah,
dengan kegiatan sebagai berikut:
a) Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana
rehabilitasi kesejahteraan sosial Bagi PMKS;
b) Pendataan dan validasi data Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS);
c) Peningkatan kesejahteraan bagi lanjut usia;

32
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

d) Peningkatan keamanan dan keterlibatan bagi PMKS;


Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas
Sosial.
10) Program Pembinaan Anak Terlantar, dengan kegiatan sebagai
berikut:
a) Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak
terlantar dan kegiatan
b) Pengembangan bakat dan keterampilan anak terlantar.
Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh
Dinas Sosial.
11) Program Pembinaan Para Penyandang Cacat Dan Trauma,
dengan kegiatan Pendayagunaan para penyandang cacat dan eks
trauma. Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh
Dinas Sosial.
12) Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial, dengan
kegiatan pendidikan dan pelatihan keterampilan berusaha bagi
penyandang penyakit sosial. Program dan kegiatan ini
dilaksanakan dan diampu oleh Dinas Sosial.
13) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial,
dengan kegiatan sebagai berikut:
a) Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha;
b) Peningkatan kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat;
c) Pengembangan dan perlindungan SDM lanjut usia.
Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas
Sosial.
14) Program Peningkatan Kesempatan Kerja., dengan kegiatan
penyusunan informasi bursa tenaga kerja. Program dan kegiatan
ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas Perindustrian dan Tenaga
Kerja.
15) Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah Yang Kondusif,
dengan kegiatan Pembinaan kemampuan dan ketrampilan kerja
masyarakat di lingkungan IHT dan kegiatan Penguatan ekonomi
masyarakat dilingungan IHT dalam rangka pengentasan

33
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

kemiskinan. Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu


oleh Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja.
16) Program Pengembangan Perumahan, dengan kegiatan
pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat.
Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman.
17) Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan, dengan kegiatan
fasilitas pembangunan prasarana dan sarana dasar pemukiman
berbasis masyarakat. Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan
diampu oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman.
18) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Dan Air
Limbah, dengan kegiatan penyediaan prasarana dan sarana air
limbah bagi MBR (masyarakat berpenghasilan rendah). Program
dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas Perumahan
dan Kawasan Permukiman.
19) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat, dengan kegiatan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga teknis
masyarakat dan kegiatan dan kegiatan koordinasi perumusan
kebijakan sinkronisasi pelaksanaan upaya-upaya penanggulangan.
Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh
Kecamatan Sidomukti.
20) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun
Desa, dengan kegiatan Pembinaan Kelompok Masyarakat
Pembangunan Desa. Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan
diampu oleh Kecamatan Tingkir.
21) Program Pemberdayaan Masyarakat, dengan kegiatan sebagai
berikut:
d) Pelatihan Budidaya Jamur;
e) Pelatihan Merangkai Bunga;
f) Pelatihan Merangkai Bunga.
Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Kecamatan
Argomulyo.

34
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

3. Kelompok Program Pemberdayaan UMKM


a. Tujuan Program
Kelompok program pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil
bertujuan untuk mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat
dengan memanfaatkan sumber daya lokal.
b. Cakupan Program
Cakupan kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan usaha kecil dan mikro antara lain dalam bentuk :
1) Penguatan kelembagaan ekonomi mikro dan kecil yaitu penguatan
kelembagaan yang dilakukan melalui :
a) Pendataan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan Kecil bukan
bank dan bukan koperasi;
b) Pendampingan terhadap Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang
belum berbadan hukum; dan
c) Pembinaan dan pengawasan terhadap Lembaga Keuangan
Mikro (LKM).
2) Perluasan akses permodalan bagi keluarga miskin dan penduduk
miskin pelaku usaha mikro dan kecil melalui upaya meningkatkan
jumlah kredit dan debitur usaha mikro dan kecil.
c. Sasaran Program
Usaha Kecil Menengah (UKM), koperasi, dan Pedagang Kaki Lima
yang ada di Kota Salatiga.
d. Jenis Program/Kegiatan
PD pengampu Kelompok Program Pemberdayaan UMKM sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi adalah Disperindagkop dan UMKM
karena membidangi pemberdayaan industri dan koperasi, termasuk
usaha mikro, kecil dan menengah.
Adapun program dan kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
1) Program Pembinaan PKL dan Asongan, dengan kegiatan
pembinaan pkl dan asongan. Program dan kegiatan ini
dilaksanakan dan diampu oleh Dinas Perdagangan.
2) Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri, dengan
kegiatan pembinaan kemampuan teknologi industri. Program dan

35
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas Penanaman


Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
3) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan
Kompetitif UKM, dengan kegiatan sebagai berikut:
a) Penyelenggaraan Pelatihan Kewirausahaan;
b) Fasilitasi Pengembangan Sarana Promosi Hasil Produksi;
c) Fasilitasi pengembangan inkubator teknologi dan bisnis;
d) Memfasilitasi Peningkatan kemitraan Usaha bagi usaha mikro
kecil menengah.
Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas
Koperasi dan UKM.
4) Program Penciptaan iklim usaha UKM yang kondusif, dengan
kegiatan sebagai berikut:
a) Penguatan ekonomi masyarakat di lingkungan industri hasil
tembakau dalam rangka pengentasan kemiskinan;
b) Pembinaan dan pendampingan UMKM;
c) Fasilitasi kemudahan formalisasi badan usaha-usaha kecil
menengah;
d) Perencanaan, koordinasi dan pengembangan usaha kecil
menengah;
e) Pengembangan jaringan infrastruktur usaha kecil menengah.
Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas
Koperasi dan UKM.
5) Program Pengembangan Sistem Pendukung Bagi UMKM, dengan
kegiatan sebagai berikut:
a) Penyelenggaraan promosi produk usaha mikro kecil
menengah;
b) Pengembangan sarana pemasaran produk usaha mikro kecil
menengah;
c) Penyelenggaraan pembinaan Industri rumah tangga, industri
kecil dan industri menengah;
d) Pendataan dan pembuatan profil UMKM;
Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Dinas
Koperasi dan UKM.

36
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

6) Program penyusunan Perencanaan Pengembangan Ekonomi


Masyarakat, dengan kegiatan sebagai berikut:
a) Pameran (1 Tahun);
b) Pengadaan sarana prasarana pameran;
c) Promosi melalui Website;
d) Rembug klaster;
e) Rakor FEDEP;
f) Rakor Pelaksana PEL;
g) Koordinasi Pelaksanaan Program Kerja FEDEP dan PEL;
h) Monev PEL;
i) Pameran Salatiga Fair.
Program dan kegiatan ini dilaksanakan dan diampu oleh Badan
Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah.

37
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

BAB V
PENUTUP

1. Berdasarkan Data BPS, dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, jumlah
penduduk miskin, angka kemiskinan (prosentase) dan garis kemiskinan Kota
Salatiga cenderung menurun dengan data-data sebagai berikut :

Tabel 5.1
Jumlah Penduduk Miskin, Angka Kemiskinan dan Garis Kemiskinan
Kota Salatiga Tahun 2014-2018

Kota Salatiga
No Uraian
2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Penduduk
1 10,786 10,620 9,730 9,550 9.240
Miskin (jiwa)
Angka Kemiskinan
2 5,93 5,80 5,24 5,07 4,84
(Prosentase)
Garis Kemiskinan
3 320,884 337,511 345,146 359.944 380.856
(Rp.)
Indeks Kedalaman
0,87 1,07 0,60 0,85 0,69
Kemiskinan (P1)
Indeks Keparahan
0,21 0,26 0,11 0,21 0.13
Kemiskinan (P2)
Sumber: BPS, 2018 (data diolah)

2. Permasalahan
Dalam pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan terdapat beberapa
permasalahan sebagai berikut :
a. Beberapa kegiatan pelaksanaannya direncanakan pada triwulan IV, sehingga
kegiatan baru bisa direalisasikan di triwulan IV.
b. Basis Data Terpadu belum sepenuhnya dipergunakan oleh OPD sebagai
penerima manfaat program penanggulangan kemiskinan.
c. Belum optimalnya corporate social responsibility (CSR) karena belum
mengarah pada upaya peningkatan keterampilan/skill masyarakat miskin.
d. Hasil pengamatan TKSK, kondisi RTLH sesuai data yang ada sudah banyak
yang bagus sehingga sebagian sudah tidak memenuhi kriteria.
e. Adanya regulasi yang mengatur bahwa penerima hibah bantuan sosial harus
berbadan hukum sehi ngga beberapa program/kegiatan tidak dilaksanakan.

44
Laporan Kinerja TKPK Kota Salatiga Tahun 2018

f. Kurangnya internalisasi program penanggulangan kemiskinan kepada


masyarakat dan pelaku usaha.

3. Rencana Tindak Lanjut


Berdasarkan permasalahan yang ada, maka TKPK merekomendasikan dan
menyusun rencana tindak lanjut sebagai berikut :
a. Meningkatkan kinerja TKPK, Sekretariat TKPK, Kelompok Kerja dan
Kelompok Program TKPK.
b. Pengembangan data penanggulangan kemiskinan yang dinamis dan
realtime dan teritegrasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
c. Melakukan validasi data kemiskinan setiap tahun melalui mekanisme
pemutakhiran mandiri.
d. Optimalkan upaya pemberdayaan masyarakat miskin melalui kegiatan
ekonomi produktif
e. Perlu perlibatan secara aktif peran stakeholder (DPRD, NGO, perguruan
tinggi, TOGA/TOMA, TP PKK) dan dunia usaha melalui program
CSR/PKBL
f. Manfaatkan sistem informasi penanggulangan kemiskinan yang tersedia
untuk penentuan penerima manfaat program dan kegiatan yg berbasis
BDT.
g. Penguatan kelembagaan TKPKD sampai dengan tingkat basis

45

Anda mungkin juga menyukai