04
RUMAH SAKIT TK III SLAMET RIYADI
PROGRAM KERJA
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RUMAH SAKIT TK III SLAMET RIYADI
TAHUN 2022
1
BAB I
PROGRAM KERJA TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RUMAH SAKIT TK.III SLAMET RIYADI SURAKARTA
A. PENDAHULUAN
Rumah Sakit Tk.III Slamet Riyadi sebagai salah satu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang
sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena
itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai
dengan standar yang sudah ditentukan.
Bagi rumah sakit, terjadinya infeksi / HAIs akan menurunkan citra dan mutu
pelayanan rumah sakit oleh karena program pencegahan dan pengendalian
infeksi merupakan salah satu tolak ukur kendali pelayanan kesehatan rumah
sakit.
Berdasarkan hasil Surveilans HAIs yang dilaksanakan di unit rawat jalan dan
semua unit rawat inap periode Januari - Desember 2021 diketahui angka kejadian
Hais rata-rata adalah Plebitis,decubitus, IDO, ISK dan VAP masih dalam batas
normal. Infeksi rumah sakit yang terjadi adalah plebhitis sebesar 2,75 ‰ dan
decubitus sebesar 1,16 ‰, sedangkan IDO, ISK dan VAP tidak ada kejadian
infeksi atau nihil. Dari data tersebut perlu di pertahankan bahkan di tingkatkan
sehingga angka infeksi rumah sakit tetap di bawah target / Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
Untuk itu Rumah Sakit Tk.III Slamet Riyadi perlu menyusun program
pencegahan dan pengendalian infeksi di tahun 2022. Pelaksanaan program
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), sendiri merupakan salah satu bentuk
dari program patient safety (keselamatan pasien).Dan hal ini perlu komitmen
bersama dari tingkat kepala rumah sakit sampai staf paling bawah.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Tk.III Slamet Riyadi
2
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
b. Mencegah resiko infeksi kepada pasien, petugas kesehatan dan
masyarakat serta memberikan rasa aman.
c. Meminimalkan angka kejadian Infeksi rumah sakit / HAIs
d. Mencegah terjadinya kejadian Luar Biasa (KLB) di rumah sakit.
e. Meningkatkan keselamatan pasien,kenyamanan dan kepuasan
pasien,keluarga dan masyarakat.
3. Ruang lingkup program PPI Rumah Sakit Tk.III Slamet Riyadi mempunyai
ruang lingkup meliputi:
A. Kwaspadaan standar
a. Kwaspadaan Isolasi.
1) Kebersihan Tangan
2) Alat Pelindung diri
3) Dekontaminasi Peralatan perawatan pasien
4) Pengendalian lindungan
5) Pengolahan limbah
6) Penatalaksanaan linen
7) Perlindungan kesehatan petugas
8) Penempatan pasien
9) Kebersihan pernafasan/etika batuk dan bersin
10) Praktik menyuntik yang aman
b. Kwaspadaan Transmisi(Kontak, Droplet, Dan Airborne)
B. Surveilans Hais (ISK,VAP,IDO, Plebitis dan Decubhitus)
C. Penerapan Bundles Hais (Bundle, ISK, IDO, dan VAP)
D. Pengunaan Antimikroba
E. Pendidikan Dan Pelatihan (Orientasi, Pelatihan PPI, Sosialisasi)
3
C. KEGIATAN POKOK
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan suatu kegiatan untuk
mengendalikan infeksi rumah sakit terkait dengan pelayanan kesehatan meliputi
perencanaan,pelaksanaan, pengawasan, pembinaan, monitoring, evaluasi serta
pelaporan.
Rencana Kerja Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
Tk.III Slamet Riyadi, Melakukan upaya Pencegahan Infeksi melalui :
1. Pengadaan sarana sosialisasi PPI ( Poster, brosur, banner, spanduk,
leaflet) diseluruh lingkungan rumah sakit.
2. Melakukan pengawasan terhadap penerapan kewaspadaan isolasi,meliputi:
a. Kebersihan Tangan
b. Alat Pelindung diri
c. Dekontaminasi Peralatan perawatan pasien
d. Pengendalian lindungan
e. Pengolahan limbah
f. Penatalaksanaan linen
g. Perlindungan kesehatan petugas
h. Penempatan pasien
i. Kebersihan pernafasan/etika batuk dan bersin
j. Praktik menyuntik yang aman
3. Mencegah dan mengendalikan infeksi nosokomial di Rumah Sakit Tk.III
Slamet Riyadi dengan target sebagai berikut :
a. Angka Infeksi Daerah Operasi ≤ 1,5 %
b. Angka Infeksi ISK ≤15 ‰
c. Angka VAP ≤ 15 ‰
d. Angka Infeksi Decubitus ≤ 1,5 ‰
2. Penerapan Bundles Hais (Bundle, ISK, IDO, dan VAP)
Sosialisasi dan monitoring pelaksanaan bundles hais
3. Pengunaan Antimikroba
4
Koordinasi dengan tim di PPRA rumah sakit terkait pengunaan antibiotik
yang rasional. Dan penentuan peta kuman rumah sakit.
4. Pendidikan Dan Pelatihan (Orientasi, Pelatihan PPI, Sosialisasi)
Koordinasi dengan diklat rumah sakit terkait pelatihan PPI
Melakukan pendidikan dan pelatihan PPI pada pasien, pengunjung dan
karyawan Rumah Sakit Tk.III Slamet Riyadi.
5. Mencegah dan dapat menanggulangi kejadian luar biasa yang terjadi di
Rumah Sakit Tk.III Slamet Riyadi.
6. Melakukan pemeriksaan kesehatan pada karyawan beresiko
7. Penatalaksanaan pasca pajanan
8. Meningkatkan penggunaan antibiotika sesuai dengan formularium .
9. Melaksanakan program Infection Control risk assesment (ICRA)
10. Melakukan pertemuan rutin Tim PPI setiap sebulan sekali.
D. RINCIAN KEGIATAN
No.
KEGIATAN SASARAN INDIKATOR
URT BAG
1 2 3 4 5
Pencegahan dan pengendalian
1
infeksi rumah sakit
a. Kebersihan Tangan Seluruh karyawan
1) Pemasangan handrub di Rumah Sakit TK.III
setiap bed pasien rawat inap, Slamet Riyadi
ruang rawat jalan, tempat- Seluruh unit terutama di pelayanan
tempat umum yang biasa di menerapkan 6
kunjungi pasien / pengunjung. langkah dan 5 waktu
2) Edukasi dan sosialisasi 5 cuci tangan dengan
moment dan 6 langkah cuci benar.
tangan bagi petugas.
3) Edukasi dan sosialisasi Pasien dan Pasien dan
5
handhyegiene kepada pasien pengunjung pengunjung mampu
dan pengunjung melaksanakan 6
langkah cuci tanggan
Alat Pelindung Diri ( APD ) APD tersedia di unit
1) Memastikan kelengkapan APD Seluruh unit pelayanan sesuai
di setiap unit pelayanan kebutuhan dan
b.
2) Petugas menggunakan APD petugas patuh
sesuai indikasi penggunaan. terhadap penggunaan
APD sesuai indikasi.
Dekontaminasi peralatan Mutu indikator
perawatan pasien: sterilisasi sesuai
1) Menjamin mutu sterilisasi standar, hasil
melalui indicator sterilisasi pemeriksaan alat
c. ( indikator mekanik dan kimia) Unit CSSD sesuai standar
2) Pemeriksaan alat CSSD Petugas CSSD
secara berkala. bersertifikat
3) Petugas CSSD bersertifikat
pelatihan
Pengendalian lingkungan Rumah
Sakit Pembersihan area
1) Pengawasan kebersihan Seluruh area rumah sakit dilakukan
lingkungan Rumah Sakit , Rumah Sakit sesuai dg standar .
area sekitar pasien
d.
2) Penanganan tumpahan
darah atau cairan tubuh
sesuai prosedur
3) Penggunaan desinfectan
sesuai standart.
e. Manajemen Limbah dan Benda
Tajam Seluruh unit Tersedia tempat
6
1) Pengelolaan limbah Infeksius kerja limbah sesuai
dan Non Infeksius penghasil jenisnya
2) Pengelolaan benda tajam limbah.
dengan Safety Box , Limbah Kesling Limbah
benda tajam harus ditempatkan /dibuang
ditempatkan kedalam wadah pada wadah yang
yg tahan tusuk dan tahan air . tepat sesuai jenisnya
3) Pengelolaan limbah cair di Baku mutu limbah
Instalasi Pengolahan Air sesuai standar
Libah
Penanganan Linen Ada Troli untuk linen
1) Memisahkan proses Laundry dan bersih, linen kotor.
pengelolaan linen infeksius Seluruh unit Ada Mesin cuci
dan non infeksi kerja infeksius dan non
f. 2) Menggunakan troli untuk infeksius
linen kotor dan bersih secara Ada mesin pengering
terpisah
3) Alur linen Alur linen kotor dan
bersih terpisah
Perlindungan kesehatan petugas Seluruh unit Tersedia data petugas
1) Koordinasi dengan pihak kerja yang melaksanakan
terkait dalam kegiatan vaksinasi vaksinasi covid 19
g
petugas dan hepatitis
2) Sosialisasi alur tusuk jarum Tersedia alur tusuk
jarum
h. Penempatan pasien Pasien Pasien yg di curigai
1) Prosedur isolasi dengan teridentifikasi TBC,
Membuat Kebijakan ruang isolasi penyakit Covid19 di rawat di
airbone menular ruang isolasi bila
2) alur pasien isolasi melalui tidak mampu
7
airbone selanjutnya di rujuk ke
rumah sakit yang
memiliki fasilitas
memadai
Tersedia alur pasien
isolasi
Kebersihan Pernapasan/Etika Karyawan ,pa Poster etika batuk
Batuk sien dan dipasang area
Sosialisasi Poster dan SPO etika pengunjung perawatan pasien dan
batuk area umum
Tersedia SPO etika
i.
batuk, petugas dan
pengunjung mampu
melaksanakan cara
etika batuk yang
benar
Penyuntikan yang aman Seluruh unit Jarum suntik habis
1) Tidak memakai ulang jarum pelayanan pakai langsung
suntik dibuang ke wadah
2) Tidak memakai ulang jarum limbah benda tajam .
maupun spuit untuk mengambil
obat dalam vial multidose Tidak terjadi
j. kecelakaan kerja
3) Pertahankan teknik aseptik
akibat tertusuk jarum
dan antiseptik pada pemberian
suntikan
4) Minimalkan melakukan
recapping jarum suntik habis
pakai
8
2. Surveilans infeksi nosokomial
9
di rumah sakit
5. Pendidikan dan pelatihan
a. Pelatihan / In House Trainning Karyawan Karyawan rumah sakit
PPI untuk karyawan rumah sakit rumah sakit TK.IV III Slamet
TK.III Slamet Riyadi dapat
Riyadi memahami ttg PPI
b. Pelatihan CSSD Petugas Adanya petugas
CSSD CSSD yang
bersertivikat pelatihan
CSSD.
c. Pelatihan / Eks House Trainning TIM PPI Adanya tim PPI yang
PPI bersertvikat PPI dasar
dari HIPPI / Eksternal.
Pelatihan IPCN Lanjut IPCN Adanya Sertivikat
d. Pelatihan IPCN lanjut
di tahun 2022
Pengadaan sarana sosialisasi seluruh PPI tersosialisasi
e. PPI ( Poster, banner, spanduk) lingkungan melalui poster, banner
diseluruh lingkungan RS. Rumah sakit dll
6 Kesehatan Karyawan
10
85%
1) PELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Cara Pelaksanaan Kegiatan :
a. Mengadakan rapat koordinasi antara Tim PPI sebulan sekali, dan tiga
bulan sekali bersama dengan unit / satuan kerja terkait bersama tim
PMKP
b. Melakukan sosialisasi tentang pencegahan dan pengendalian infeksi
kepada seluruh petugas / karyawan
c. Melakukan monitoring / pemantauan kepatuhan PPI dengan formulir dan
ceklist yang telah di buat.
d. Melakukan kunjungan/supervisi ke ruangan-ruangan sesuai area kerja.
e. Melakukan edukasi PPI pada pasien,keluarga dan pengunjung rumah
sakit.
2. Unit yang terkait Program adalah :Semua unit rumah sakit.
F. SASARAN
1. Tercapainya kegiatan PPI sesuai program
2. Tercapainya angka kejadian infeksi nosokomial rumah sakit /Hais sesuai
Dengan standar pelayanan minimal rumah sakit :ISK, VAP, IDO, Phlebitis,
dan Dekubitus.
3. Terlaksananya survailans aktif dengan pengamatan prospektif diruang target.
11
4. Tercapainya 85 % kepatuhan dalam melakukan cuci tangan oleh staf klinis
dengan 5 moment dalam periode pemantauan setiap bulan.
5. Tercapainya 100 % pengelolan limbah padat infeksius sesuai ketentuan
6. Tercapainya 100 % sosialisasi pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah
Sakit kepada seluruh staf klinis dan non klinis pada periode 1 tahun ke depan.
7. Tercapainya 75 % anggota Tim PPI yang terlatih,baik pelatihan internal
maupun eksternal.
8. Tersedianya APD disetiap unit ruang sebesar 75 %
9. Penggunaan antibiotik secara asas manfaat dan selektif >80 %
10. Evaluasi angka kuman udara dan permukaan lingkungan di kamar operasi dan
Ruang resiko tinggi tiap 6 bulan.
11. Pemeriksaan kebersihan dan sanitasi makanan di Instalasi Gizi , Kualitas
Pengelolaan lingkungan pada area pemrosesan linen minimal 6 bulan dengan
target pencapaian angka kuman tidak melebihi angka persyaratan
Kep.Men.Kes.RI. No 1204/SK/X/2004
12. Tersedianya Hasil Baku Mutu Air Limbah dan Air Bersih (Koordinasi Kesling).
12
Kwaspadaan isolasi
1 Tempat sampah besar 30 Unit Rp. 200.000 Rp. 6.000.000 Di Luar Unit
kerja
2 Stiker tempat sampah 100 Buah Rp. 10.000 Rp. 1.000.000
infeksius
3 Stiker sampah non 100 Buah Rp. 10.000 Rp. 1.000.000
infeksius
4 Stand baner cuci 10 Buah Rp. 150.000 Rp. 1.500.000
tangan
5 Hundrub dinding 100 Unit Rp. 50.000 Rp. 5.000.000
6 Isi ulang hundrub 5 132 Gen Rp 350.000 Rp. 46.200.000
liter
7 Leaflet cuci tangan 100 Unit Rp. 15.000 Rp. 1.500.000
tempel
7 Paket spilket 25 Unit Rp. 150.000 Rp. 3.750.000
8 Safety Box 420 buah Rp 20.000 Rp 8.400.000
Jumlah Rp. 74.350.000
ATK dan Alsintor
1 Laptop 1Unit Rp. 14.000.000 Rp. 14.000.000
2 Printer 1 Unit Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
3 Kertas A4 12 Rim Rp. 50.000 Rp. 600.000
4 Kertas F4 12 Rim Rp. 50.000 Rp. 600.000
5 Meja kerja 1 Buah Rp. 750.000 Rp. 750.000
6 Kursi 2 Buah Rp. 200.000 Rp. 400.000
7 Bolpoin 6 Buah Rp. 15.000 Rp. 90.000
8 Pensil 5 Dos Rp. 15.000 Rp. 75.000
9 Penghapus 2 Dos Rp 15.000 Rp. 30.000
10 Map File 12 Dos Rp. 15.000 Rp 180.000
11 Map Folder 12 Buah Rp 25.000 Rp. 300.000
12 Tipek 6 Buah Rp. 10.000 Rp. 60.000
13
13 Penggaris 6 Buah Rp. 5.000 Rp. 30.000
14 Cover hijau 10 Buah Rp. 30.000 Rp. 300.000
15 Flakban Hitam 6 Buah Rp 15.000 Rp. 90.000
16 Buku Besar 6 Buah Rp. 15.000 Rp. 90.000
17 Buku Ekspedisi 6 Buah Rp. 5.000 Rp. 30.000
18 Buku sedang 6 Buah RP 10.000 Rp 60.000
18 Kalkulator 1 Buah Rp. 35.000 Rp. 35.000
19 Tinta printer 6 Set Rp. 50.000 Rp. 300.000
20 Gunting 3 Buah Rp. 15.000 Rp. 45.000
21 Spidol maker 12 Buah Rp. 10.000 Rp 120.000
14
H. JADWAL KEGIATAN
Pendidikan dan v v
3 Pelatihan PPI
eksternal
5 Inhouse training PPI v v v V v V
Pelatihan IPCN V
6
lanjut
7 Pelatihan IPCD V
Pemetaan Pola v V v V
8 Kuman di Rumah
Sakit
9 Kesehatan Karyawan v V V
11 Audit kepatuhan HH v v v v v v V V V v v V
12 Audit kepatuhan APD v v v v v v V V V v v V
15
3. Setiap akhir tahun di buat laporan evaluasi program PPI rumah sakit,untuk
melihat pencapaian sasaran dan perencanaan tahun berikutnya.
J. PENUTUP
Demikian Program Kerja PPI Rumah Sakit Tk.III tahun 2022 ini di susun
untuk dapat di gunakan sebagai acuan kegiatan yang akan di realisasikan dalam
rencana kerja tahunan. Diharapkan program yang di kembangkan akan mampu
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dari sisi pencegahan dan
pengendalian infeksi.
Mengetahui,
Kepala Rumah Sakit Tk.III Slamet Riyadi
BAB II
KERANGKA ACUAN
PROGRAM SURVEILANS INFEKSI NOSOKOMIAL
16
1) PENDAHULUAN
2) TUJUAN
a. Tujuan Umum :
Untuk mendapatkan data epidemiologis HAIs yang akurat sehingga dapat
diambil tindakan untuk pelaksanaan selanjutnya
17
b. Tujuan Khusus :
a. Menurunkan angka infeksi spesifik dirumah sakit (insidens atau
prevalens)
b. Mendapatkan data dasar infeksi di rumah sakit
c. Mengidentifikasi Kejadian Luar Biasa (KLB)
d. Untuk mengukur dan menilai keberhasilan suatu program PPI di RS
e. Meningkatkan mutu pelayanan pada pasien
f. Salah satu unsur pendukung untuk memenuhi akreditasi RS
3) KEGIATAN POKOK
1. Perencanaan
2. Pengumpulan data
3. Analisa
4. Interpretasi
5. Desiminasi
6. Evaluasi
4) RINCIAN KEGIATAN
1. Perencanaan
a. Persiapan format surveilans
b. 1.2.Penunjukan IPCLN di setiap ruangan
c. 1.3.Pemberian inhouse training tentang surveilans HAIs
d. 1.4.Menentukan metode: metode yang digunakan adalah target surveilans
e. 1.5.Menentukan populasi : populasi yang dilakukan surveilans adalah
pasien dengan pemasangan alat invasive ( Urine Cateter, Intra Vena
Line,Ventilator), pasien dengan luka operasi dan pasien tirah baring.
2. Pengumpulan data
b. Dilakukan oleh IPCN dan IPCLN
c. Data yang dikumpulkan : Data demografik , Faktor Risiko ,Tanda-tanda
infeksi .
18
d. Dihitung data Numerator dan Denominator
e. Numerator yaitu jumlah yang terinfeksi pada pasien yang berisiko
f. Denominator adalah tabulasi dari kohort pasien yang berisiko infeksi
nosokomial
Rate =
Numerator
-------------------------------- X 1000 ‰
Denominator
3. Analisa
b. Mendeteksi perubahan yang signifikan
c. Mendeteksi kemungkinan perburukan
d. Pola infeksi yang paling tinggi
e. Faktor-faktor kemungkinan penyebab
f. Pola mikroorganisme yang paling dominan
4. Interprestasi dan rekomendasi
a. Tepat waktu, sistematik, informatif dan periodik
b. Disertai rekomendasi apa yang dapat dilakukan
5. Desiminasi
Tujuan diseminasi informasi agar selanjutnya dapat dimanfaatkan pihak terkait
untuk menetapkan strategi pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit.
B. SASARAN
Sasaran dari kegiatan surveillance infeksi nosokomial adalah pasien yang
dilakukan pemasangan alat invasive ( Urine Cateter, Intra Vena Line,Ventilator ),
pasien pasca operasi, dan pasien tirah baring.
19
1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Jadwal surveillance infeksi nosokomial dilakukan setiap hari, yang disesuaikan
dengan kebutuhan.
Mengetahui,
BAB III
KERANGKA ACUAN
PENERAPAN BUNDLES HAIS
20
1) PENDAHULUAN
Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated
Infection (HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan diberbagai negara di
dunia, termasuk Indonesia. Dalam forum Asian Pasific Economic Comitte (APEC)
atau Global health Security Agenda (GHSA) penyakit infeksi terkait pelayanan
kesehatan telah menjadi agenda yang di bahas. Hal ini menunjukkan bahwa HAIs
yang ditimbulkan berdampak secara langsung sebagai beban ekonomi negara.
Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah bila fasilitas
pelayanan kesehatan secara konsisten melaksanakan program PPI. Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi merupakan upaya untuk memastikan perlindungan
kepada setiap orang terhadap kemungkinan tertular infeksi dari sumber
masyarakat umum dan disaat menerima pelayanan kesehatan pada berbagai
fasilitas kesehatan.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, khususnya di bidang pelayanan
kesehatan, perawatan pasien tidak hanya dilayani di rumah sakit saja tetapi juga
di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, bahkan di rumah (home care).
Dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan
kesehatan sangat penting bila terlebih dahulu petugas dan pengambil kebijakan
memahami konsep dasar penyakit infeksi. Oleh karena itu perlu disusun pedoman
pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatanagar
terwujud pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat menjadi acuan bagi
semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian
infeksi di dalam fasilitas pelayanan kesehatan serta dapat melindungi masyarakat
dan mewujudkan patient safety yang pada akhirnya juga akan berdampak pada
efisiensi pada manajemen fasilitas pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas
pelayanan.
Pemakaian peralatan perawatan pasien dan tindakan operasi terkait
pelayanan kesehatan merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan. Pemakaian
dan tindakan ini akan membuka jalan masuk kuman yang dapat menimbulkan
risiko infeksi tinggi. Untuk itu diperlukan PPI terkait dengan pelayanan kesehatan
tersebut melalui penerapan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
mencegah terjadinya HAIs. Berikut dibahas bundles terhadap 4 (empat) risiko
infeksi yang dapat menyebabkan peningkatan morbiditas, mortalitas dan beban
pembiayaan.
Bundles adalah pengelompokan praktik terbaik sehubungan dengan proses
penyakit yang secara individual meningkatkan perawatan, tetapi ketika diterapkan
bersama-sama menghasilkan peningkatan yang jauh lebih besar”. Bundles adalah
sekumpulan cara yang terstuktur untuk meningkatkan perawatan terhadap pasien.
2) TUJUAN
21
a. Tujuan Umum :
Menikatkan pengetahuan dan keterampilan penanganan pencegahan
pengendalian infeksi melalui bundle hais.
b. Tujuan Khusus :
1. Dapat melakukan pengkajian, pengumpulan data, perencanaan,
implementasi dalam progran bundle hais
2. Mengetahui tatalaksana pencegahan infeksi pada bundel hais
3. Mengetahui perkembangan pelaksanaan bundle hais secara nasional
yang mengacu standar internasional.
3) KEGIATAN POKOK
1. Pembuatan SPO bundle hais (ISK, VAP, IDO)
2. Sosialisasi SPO bundle hais
3. Monitoring pelaksanaan hais
4. Evaluasi
4) RINCIAN KEGIATAN
1. Pertemuan Tim PPI
2. Pembuatan Ceklist bundle hais (ISK, VAP, IDO)
3. sosialisasi ke unit kerja terkait
4. monitoring
5. evaluasi pelaksanaan kegiatan
C. SASARAN
Sasaran dari kegiatan Sosialisasi bundle hais ( Urine Cateter, Intra Vena
Line,Ventilator ) adalah unit kerja : Bangsal Anggrek, Bangsal Bougenfil, Bangsal
Cempaka, Bangsal Dahlia, Bangsal Edelweis, ICU, OK, dan Poli Rawat jalan.
22
3. Sosialisasi Bundle hais Perbulan
4. Monitoring Triwulan
5. Evaluasi Pertahun
2. Evaluasi Kegiatan
Pelaksanaan program penerapan bundle hais dapat dilaksanakan sesuai
standar di unit terkait sehinga dapat diketahui keberhasilan pelaksanan
bundle hais rumah sakit.
Surakarta, Januari 2022
Mengetahui,
BAB IV
KERANGKA ACUAN
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA RASIONAL
23
A. PENDAHULUAN
Penyakit Infeksi masih merupakan penyakit yang banyak dijumpai di
Indonesia sampai saat ini. Oleh karena itu antibiotik masih tetap diperlukan.
Dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dibidang Farmasi maka
banyak obat-obat baru yang diproduksi khususnya antibiotik. Produksi antibiotik
yang meningkat menyebabkan banyaknya antibiotik yang beredar di pasaran, baik
dalam jenis, jumlah maupun mutunya.
Data-data menunjukkan adanya penggunaan antibiotik dilapangan
dilapangan yang tidak rasional dan banyak fakta-fakta penyebabnya antara lain
adanya pedoman-pedoman yang tidak digunakan dan kurangnya pembinaan serta
pengetahuan pengobatan terapan dalam pendidikan, walaupun Pemerintah telah
berupaya memperbaikinya dengan mengeluarkan modul-modul pelatihan dan
meningkatkan fungsi komite Farmasi dan terapi. Hal ini memperbesar
kemungkinan akan penggunaan antibiotik yang tidak rasional. Penggunaan
antibiotik yang tidak rasional akan menimbulkan dampak negatif, seperti terjadinya
kekebalan kuman terhadap beberapa antibiotik, meningkatnya kejadian efek
samping obat, biaya pelayanan kesehatan menjadi tinggi dan dengan demikian
tidak memberikan panutan yang baik bagi peserta didik dalam pendidikan
kedokteran maupun pendidikan keahlian, khususnya untuk rumah-rumah sakit
pendidikan. Atas dasar semuanya ini penggunaan antibiotik perlu diatur agar
dapat diberikan secara rasional dengan pendekatan struktural dan lintas sektoral.
B. TUJUAN
ii. Tujuan Umum
Menerapkan penggunaan antibiotik secara rasional di rumah sakit sebagai
upaya meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan fungsi rumah sakit.
24
b. Perilaku para Dokter untuk menggunakan antibiotik secara rasional
c. Tingkat kesembuhan yang tinggi dalam perawatan penderita
d. Tidak terjadi kekebalan kuman terhadap antibiotik
e. Biaya pelayanan kesehatan penderita menjadi terjangkau.
25
F. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan dilakukan berdasarkan pada pola kuman dan
penggunaan antibiotik setiap tahun sekali.
G. EVALUASI
Evaluasi terhadap penggunaan antibiotik secara rasional dilakukan setiap
satu tahun sekali dengan mengacu pada pola kuman dan peresepan dan dosis
antibiotik oleh dokter terkait.
Mengetahui,
BAB V
KERANGKA ACUAN
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
26
A. PENDAHULUAN
Rumah Sakit Tk.III Slamet Riyadisebagai salah satu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang
sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan dan perilaku yang benar tentang
pencegahan dan pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Tk.III
Slamet Riyadi.
2. TujuanKhusus :
27
a. Meningkatkan pengetahuan dan perilaku yang benar tentang pelaksanaan
kewaspadaan isolasi dan SPO terkait program PPI.
b. Meningkatkan pengetahuan dan perilaku yang benar tentang Kebijakan dan
SPO Tentang PPI
c. Memberikan pengetahuan dan perilaku yang benar tentang pencegahan dan
pengendalian infeksi / HAIsdi Rumah Sakit Tk.III Slamet Riyadi.
C. KEGIATAN DAN RINCIAN KEGIATAN
Pendidikan dan pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial
dilaksanakan melalui :
1. Inhouse Training
2. Ekshause Training
D. SASARAN
Sasaran dari pelatihan ini adalah Karyawan Rumah Sakit Tk.III Slamet
Riyadi.
E. BIAYA
28
Biaya untuk pendidikan dan pelatihan pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial dibebankan pada Rumah Sakit Tk.III Slamet Riyadi, dengan rincian
biaya sebagai berikut :
NO NAMA BULAN
KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 IHT
2 EHT
3 SOSIALISASI
4 PENYULUHAN
29
dilakukan setiap 1 (satu) tahun yang memuat semua program pendidikan dan
pelatihan yang sudah diprogramkan.
Mengetahui,
BAB VI
KERANGKA ACUAN
AUDIT PROGRAM PPI
30
A. PENDAHULUAN
Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting
dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu dituntutuntuk
dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah
ditentukan. Pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit
beresiko terjadinyaHAIs (healthcare-associated infections), namun HAIs dapat
dicegah dengan melaksanakan praktek PPI yang baik dan benar .
Program Pencegahan dan pengendalian Infeksisangat penting untuk
dilaksanakan di Rumah Sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan disamping
sebagai tolak ukur mutu pelayanan, juga untuk melindungi pasien, petugas,
pengunjungdan keluarga dari resiko tertularnya infeksi karena dirawat, bertugas
dan berkunjung ke Rumah sakit.
Kepatuhan yang baik terhadap kebijakan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi merupakan hal yang sangat penting dalam proses penyebaran transmisi
infeksi, Ketidakpatuhan melaksanakan Pencegahan Pengendalian Infeksi dapat
menyebabkan infeksi KLB. Dengan demikian perlu adanya audit untuk
menentukan sejauh mana program PPI dilaksanakan oleh karyawan.
Audit Program Pencegahan dan pengendalian Infeksi adalah Melakukan
pemeriksaan praktek aktual / nyata terhadap pelaksanaan Standar Program
Pencegahan dan pengendalian Infeksiyang sudah dibuat untuk meningkatkan
kualitas pelayanan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
31
Untuk meningkatkan keterlaksanaan dan pencapaian program PPI sesuai
standar sehingga meningkatkan kualitas / mutu pelayanan dan pasien safety
di Rumah Sakit Tk.III Slamet Riyadi.
2. Khusus
a. Untuk mengukur apakah Program PPI RS dan praktek tindakan
pencegahan pengendalian Infeksi,sudah dilaksanakan dengan baik dan
benar dengan mengunakan tools.
b. Untuk meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam melaksanakan
Program PPI .
c. Meningkatkan kualitas Program PPI RS
C. KEGIATAN POKOK
1. Menata program audit ( ruang lingkup)
2. Membuat formulasi tools audit
3. Membuat persiapan sebelum audit
4. Membuat jadwal kegiatan audit
5. Mengimplementasikan tools dalam proses audit
6. Proses audit dan membuat skoring
7. Melaporkan hasil audit.
D. RINCIAN KEGIATAN
1. Menata program audit ( Ruang Lingkup )
Ruang lingkup audit PPI adalah pelaksanaan kewaspadaan isolasi
yangmeliputi:
a. Kepatuhan handhigiene ( Kebersihan Tangan )
b. Pengendalian lingkungan , melakukan Kultur kuman ditempat-tempat
berisiko tinggi, dan sarana pendukung pelayanan, seperti air, dilakukan
maksimal setahun sekali.
32
a. Judul
b. Bagian isi
c. Scooring
3. Membuat persiapan sebelum audit
a. Sarana dan prasarana terdiri dari : ( Westafel, tissue, tempat
sampah,sabun antiseptik/biasa,handrubs berbasis , alkohol, poster)
b. Petugas auditor ( IPCN,IPCN-Link yang sudah dilatih )
c. Sosialisasi program yang akan diaudit
d. Ruangan yang akan di audit
e. Petugas yang akan di audit
4. Membuat jadwal kegiatan audit
Audit dilakukan sebulan sekali,dalam bulan berjalanan di laukan audit secara
bergantian di masing-masing ruangan rawat inap
5. Mengimplementasikan tools dalam proses audit
Audit dilakukan dengan mengacu pada format audit sesuai dengan
lingkupnya.
6. Proses audit dan membuat skoring
Menentukan rate kategori kepatuhan
◦ < 75 % : Kepatuhan minimal
◦ 76 – 84 % : Kepatuhan intermediate
◦ > 85 % : Kepatuhan baik
Skoring formula
◦ Kriteria ditandai dengan ya dan tidak
◦ Nilai kepatuhan jumlah total ya dibagi jumlah total ya dan tidak dikali
100%
Total jumlah “ ya/aksi ”
--------------------------------------- X 100 %
Total jumlah “ ya dan tidak/ kesempatan ”
7. Melaporkan hasil audit.
Hasil audit di laporkan ke Kepala Rumah Sakit , Bidang Keperawatan dan
33
Komite keperawatan
E. SASARAN
Sasaran dari audit PPI tahun ini adalah seluruh karyawan yang melakukan
kontak langsung dengan pasien rawat inap.
H. EVALUASI KEGIATAN
Evaluasi pelaksanaan audit PPI dilakukan setiap Setahun sekali sekali.
No Ruang Januari Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des
34
t t
1 Anggrek V V V V V V V V V V V V
2 Bougenvil V V V V V V V V V V V V
3 Cempaka V V V V V V V V V V V V
4 Dahlia V V V V V V V V V V V V
5 Edelweis V v V V V V V V V V V V
6 ICU V V V V V V V V V V V V
7 IGD V v V V V V V V V V V V
8 HD V V V V V V V V V V V V
9 POLI V v V V V V V V V V V V
10 Penunjan V V V V V V V V V V V V
g
Mengetahui,
35
AUDIT HAND HYGIENE
Nama :
Ruang :
Tanggal :
Aksi
x 100
Kepatuhan (%) = Kesempa tan
Nilai =
( …………………… )
36
FORM AUDIT
KEPATUHAN MELAKUKAN KEBERSIHAN TANGAN
RUMAH SAKIT TK.III 04.07.02 SLAMET RIYADI
Kebersihan tangan merupakan pilar utama dalam Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit
Ruangan: Tgl : jam :….-…. Observer :
37
11 Melakukan kebersihan tangan sebelum
menyiapkan obat
TOTAL JUMLAH YA ( A )
…………………………………………… X 100 =
38
FORMULIR AUDIT
KEPATUHAN PENANGANAN LIMBAH BENDA TAJAM RS SLAMET RIYADI
UNIT :
BULAN :
KEBIJAKAN
Limbah benda tajam yang merupakan bagian dari limbah padat medis ditempatkan
pada satu wadah yang anti bocor & anti tusuk.
Pemilahan limbah harus dilakukan oleh petugas terkait mulai dari sumber yang
menghasilkan limbah (setiap ruangan).
TANGGAL : RUANGAN : AUDITOR :
TOTAL JUMLAH : YA ( A )
…………………………………………… X 100
39
TOTAL YA DAN TIDAK ( A dan B )
LEMBAR AUDIT
KEPATUHAN PEMBUANGAN LIMBAH RUMAH SAKIT TK.III SLAMET RIYADI
UNIT :
BULAN :
Kebijakan :
Setiap tempat pewadahan limbah padat harus diberi label dan dilapisi kantong plastik
sesuai dengan jenis limbahnya yaitu :
1.Kuning : Limbah Infeksius, Sangat Infeksius
2.Hitam : Limbah non infeksius (domestik)
TANGGAL : RUANGAN : AUDITOR :
…………………………………………… X 100
40
LEMBAR AUDIT FASILITAS ALAT PELINDUNG DIRI (APD )
RUMAH SAKIT TK.III SLAMET RIYADI
UNIT :
BULAN :
Kebijakan
APD harus tersedia di semua unit pelayanan dan penunjang Rumah Sakit Tk.III Slamet
Riyadi Surakarta.
…………………………………………… X 100
41
TOTAL YA DAN TIDAK ( A dan B)
LEMBAR AUDIT
PROSES RE-USE, DEKONTAMINASI , DESINFEKSI DAN STERILISASI
PERALATAN
BERI TANDA ( √ ) PADA KOTAK YA DAN TIDAK
TOTAL JUMLAH YA ( A )
…………………………………………… X 100
42
LEMBAR AUDIT
PENATALAKSANAAN LINEN
BULAN :
TOTAL JUMLAH YA ( A )
…………………………………………… X 100
43
LEMBAR AUDIT
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
UNIT KERJA :
BULAN :
44
12 Semua peralatan dibersihkan dan
dikeringkan setelah digunakan
13 Lantai, dinding Ruangan
dibersihkan dengan mop atau wet
vacum
14 Gorden tidak menyentuh lantai,
dicuci minimal 3 bulan sekali
15 Atap tidak bocor, tidak berjamur
16 Hiasan atau peralatan yang
menempel di dinding mudah
dibersihkan
17 Area perawatan /pelayanan pasien
bebas dari bunga segar, bunga
plastic, tanaman pot
18 Meja pemeriksaan pasien yang
sudah bersentuhan dengan pasien
dibersihkan dan didesinfeksi
diantara pasien yang berbeda
TOTAL JUMLAH YA ( A )
…………………………………………… X 100
45