Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.1 (2020.2)

Nama Mahasiswa : Yogi Ginanjar

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041640782

Tanggal Lahir : 15 Januari 1990

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4482/ Akuntansi Keuangan Syariah

Kode/Nama Program Studi : 83 / Akuntansi (S1)

Kode/Nama UPBJJ : 21 / UPBJJ Jakarta

Hari/Tanggal UAS THE : Senin / 14 Desember 2020

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di


bawah ini:

Nama Mahasiswa : Yogi Ginanjar

NIM : 041640782

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4482 / Akuntansi Keuangan Syariah

Fakultas : Ekonomi

Program Studi : Akuntansi

UPBJJ-UT : Jakarta

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Jakarta, 14 Desember 2020

Yang Membuat Pernyataan

Yogi Ginanjar
Buku Jawaban Ujian Universitas Terbuka

1. Analisis hubungan akuntansi syariah dengan akuntansi modern.


Tujuan akuntansi keuangan bank dan Lembaga keuangan Syariah merupakan salah satu bagian dari
Standar Akuntansi dan Auditing bagi Lembaga Keuangan Syariah yang disusun oleh AAOIFI,yaitu
Statement of Financial Accounting (SFA) No. 1 – Objectives of Financial Accounting for Islamics Banks
and Financial Institusions. Akuntansi keuangan dalam Islam seharusnya fokus pada upaya
menampilkan penyajian wajar posisi keuangan suatu entitas dan hasil kegiatan usahanya, dalam hal
menggambarkan tentang mana yang halal dan mana yang haram. Hal ini berarti bahwa Akuntansi
Keuangan dalam Islam memiliki tujuan bahwa seorang Akuntan Keuangan Islam seharunya
memperhatikan dan mematuhi ketentuan Syariah. Dia seharusnya tidak memasuki wilayah
pembahasan ini tanpa pemahaman yang jelas mengenai akuntansi keuangan.
Perbankan Syariah telah dibangun untuk mendorong umat islam dan masyarakat Muslim dalam
mengunakan uang untuk kepentingan yang konsisten dengan prinsip – prinsip Syariah Islam.
Perbankan ini sekarang menjadi sarana yang penting dalam menarik simpanan dari para pemiliki
dana yang menginginkan untuk menginvestasikan dana melalui cara dan saran yang sesuai dengan
prinsip Syariah. Beberapa cara dan sarana ditunjukkan dengan adanya beberapa fitur produk
meliputi pelarangan riba, bagi hasil usaha, dan beberapa sarana investasi lainnya, serta upaya untuk
menghindari aktivitas – aktitivitas yang melaggar larangan Allah SWT. Oleh karena itu, upaya
perbankan Syariah untuk menarik calon investor harus senantiasa mengedepankan unsur kepatuhan
terhadap prinsip – prinsip Syariah serta selalu informasi yang jelas kepada shareholder, nasabah
penabung, dan pihak lain yang menginvestasikan dananya di perbankan Syariah.
Di sisi lain, pilihan dari muslim untuk menginvestasikan atau mendepositkan dananya melalui
Perbankan Syariah atau Lembaga keuangan lain, dapat diperkirakan melalui evaluasi yang dilakukan
tehadap kemampuan masing – masing bank dalam menjaga permodalannya pada level yang cukup
aman dari perskpektif penabung, dan kemampuan masing – masing bank dalam merealisasikan
tingkat pengembalian hasil baik dalam bentuk bagi hasil untuk Lembaga Keuangan Syariah atau
bunga untuk Lembaga keuangan konvensional.
Akuntansi keuangan memainkan peran penting dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna laporan keuangan Perbankan Syariah serta penilaian terhadap kepatuhan terhadap
prinsip -prinsip Syariah. Meskipun demikian, untuk mewujudkan peran penting tersebut secara lebih
efektif, standar – standar akuntansi disusun dengan proses penyesuaian terhadap perkembangan
Perbankan Syariah. Penyusunan beberapa standar akuntansi harus didasarkan pada tujuan
akuntansi keuangan yang jelas serta sesuai dengan definisi – definisi masing – masing konsep.

2. Menggunakan Prinsip Murabahah


Alasan :
Karakteristik murabahah sebagai transaksi dengan akad jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Murabahah bisa
dilakukan berdasarkan pesanan maupun tanpa pesanan, sedangkan pembayaran transaksi
murabahah bisa dilakukan dengan cara tunai atau cicilan.
Tabel Angsuran
Bulan Pokok Margin Sub Total Akumulasi Total
1 Rp 20.000.000 Rp 2.000.000 Rp 22.000.000 Rp 22.000.000
2 Rp 20.000.000 Rp 2.000.000 Rp 22.000.000 Rp 44.000.000
3 Rp 20.000.000 Rp 2.000.000 Rp 22.000.000 Rp 66.000.000
4 Rp 20.000.000 Rp 2.000.000 Rp 22.000.000 Rp 88.000.000
5 Rp 20.000.000 Rp 2.000.000 Rp 22.000.000 Rp 110.000.000
6 Rp 20.000.000 Rp 2.000.000 Rp 22.000.000 Rp 132.000.000
7 Rp 20.000.000 Rp 2.000.000 Rp 22.000.000 Rp 154.000.000
8 Rp 20.000.000 Rp 2.000.000 Rp 22.000.000 Rp 176.000.000
9 Rp 20.000.000 Rp 2.000.000 Rp 22.000.000 Rp 198.000.000
10 Rp 20.000.000 Rp 2.000.000 Rp 22.000.000 Rp 220.000.000

Tanggal Uraian Debit Kredit


01 Juni Asset / Persediaan Rp. 200.000.000
Murabahah
Kas Rp. 200.000.000
Pembelian mobil oleh Bank

05 Juni Piutang Murabahah Rp. 220.000.000


Persediaan / Asset Rp. 200.000.000
Murabahah
Margin Murabahah Rp. 20.000.000
Tangguhan
Penyerahan mobil kepada Ny. Anisa

05 Juli Kas Rp. 20.000.000


Margin Murabahah Rp. 2.000.000
Tangguhan
Pendapatan Margin Rp. 2.000.000
Murabahah
Piutang Murabahah Rp. 20.000.000
Pembayaran angsuran pembiayaan murabahah

05 Agustus Kas Rp. 20.000.000


Margin Murabahah Rp. 2.000.000
Tangguhan
Pendapatan Margin Rp. 2.000.000
Murabahah
Piutang Murabahah Rp. 20.000.000
Pembayaran angsuran pembiayaan murabahah

05 September Kas Rp. 20.000.000


Margin Murabahah Rp. 2.000.000
Tangguhan
Pendapatan Margin Rp. 2.000.000
Murabahah
Piutang Murabahah Rp. 20.000.000
Pembayaran angsuran pembiayaan murabahah

05 Oktober Kas Rp. 20.000.000


Margin Murabahah Rp. 2.000.000
Tangguhan
Pendapatan Margin Rp. 2.000.000
Murabahah
Piutang Murabahah Rp. 20.000.000
Pembayaran angsuran pembiayaan murabahah

05 November Kas Rp. 20.000.000


Margin Murabahah Rp. 2.000.000
Tangguhan
Pendapatan Margin Rp. 2.000.000
Murabahah
Piutang Murabahah Rp. 20.000.000
Pembayaran angsuran pembiayaan murabahah

05 Desember Kas Rp. 20.000.000


Margin Murabahah Rp. 2.000.000
Tangguhan
Pendapatan Margin Rp. 2.000.000
Murabahah
Piutang Murabahah Rp. 20.000.000
Pembayaran angsuran pembiayaan murabahah

05 Januari Kas Rp. 20.000.000


Margin Murabahah Rp. 2.000.000
Tangguhan
Pendapatan Margin Rp. 2.000.000
Murabahah
Piutang Murabahah Rp. 20.000.000
Pembayaran angsuran pembiayaan murabahah

05 Februari Kas Rp. 20.000.000


Margin Murabahah Rp. 2.000.000
Tangguhan
Pendapatan Margin Rp. 2.000.000
Murabahah
Piutang Murabahah Rp. 20.000.000
Pembayaran angsuran pembiayaan murabahah

05 Maret Kas Rp. 20.000.000


Margin Murabahah Rp. 2.000.000
Tangguhan
Pendapatan Margin Rp. 2.000.000
Murabahah
Piutang Murabahah Rp. 20.000.000
Pembayaran angsuran pembiayaan murabahah

05 April Kas Rp. 20.000.000


Margin Murabahah Rp. 2.000.000
Tangguhan
Pendapatan Margin Rp. 2.000.000
Murabahah
Piutang Murabahah Rp. 20.000.000
Pembayaran angsuran pembiayaan murabahah
05 Mei Kas Rp. 20.000.000
Margin Murabahah Rp. 2.000.000
Tangguhan
Pendapatan Margin Rp. 2.000.000
Murabahah
Piutang Murabahah Rp. 20.000.000
Pembayaran angsuran pembiayaan murabahah

05 Juni Kas Rp. 20.000.000


Margin Murabahah Rp. 2.000.000
Tangguhan
Pendapatan Margin Rp. 2.000.000
Murabahah
Piutang Murabahah Rp. 20.000.000
Pembayaran angsuran pembiayaan murabahah

3. Perhitungan distribusi bagi hasil usaha yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syariah (LKS) bisa
mengacu pada ketentuan dasar yang diatur dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN). DSN
sebagai otoritas yang memiliki kewenangan untuk menetapkan fatwa – fatwa yang berkaitan dengan
akad – akad transaksi Syariah telah mengeluarkan Fatwa No. 15/DSN-MUI/I/IX/2000 tentang Prinsip
Distribusi Hasil Usaha dalam Lembaga Keuangan Syariah dengan beberapa ketentuan antara lain :
a. Pada dasarnya, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) boleh menggunakan prinsip bagi hasil
(revenue sharing) maupun bagi untung (profit sharing) dalam pembagian hasil usaha dengan
mitra-nya.
b. Dilihat dari segi kemaslahatan, pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan prinsip bagi hasil.
c. Penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang dipilih harus disepakati dalam akad.

Baik revenue sharing maupun profit sharing memiliki konsekuensi dalam perhitungan distribusi hasil
usaha. Penggunaan revenue sharing relative lebih mudah karena LKS hanya menghitung pendapatan
yang diterima untuk kemudian hasilnya dibagikan kepada nasabah sesuai kontribusi dana masing –
masing, sedangkan penggunaan profit sharing akan lebih rumit mengingat LKS perlu
memperhitungkan pendapatan dan biaya – biaya yang digunakan untuk mengelola dana
mudharabah mutlaqoh.

Lembaga keuangan Syariah di Indonesia, khusunya perbankan Syariah, belum ada yang menjalankan
prinsip profit sharing, hal ini disebabkan karena kesulitan untuk menghitung beban – beban yang
digunakan untuk pengelolaan dana mudharabah. Namun demikian, pendapat tersebut masih
merupakan asumsi yang belum didasari temuan empiris.

Jika melihat praktik beberapa bank Syariah di dunia, terdapat dua instrumen yang digunakan dalam
distribusi bagi hasil, yaitu nasabah dan bobot. Beberapa bank Syariah di dunia juga memiliki berbagai
perbedaan dalam perhitungan bagi hasil usaha yang akan diberikan kepada nasabah investasi dengan
akad mudharabah mutlaqoh.

Sampai saat ini, belum ada keseragaman dalam melakukan perhitungan distribusi hasil usaha dari
Lembaga keuangan Syariah yang satu dengan Lembaga keuangan Syariah lainnya. Dalam perhitungan
distribusi hasil usaha bukanlah suatu yang mudah, banyak faktor yang harus ditetapkan dalam bank
Syariah sebelum melakukan perhitungan distribusi hasil usaha.

Dapat disimpulkan bahwa, untuk saat ini net revenue sharing merupakan sistem pembagian yang
ideal bagi Lembaga keuangan Syariah di Indonesia. Net revenue sharing merupakan rekomendasi
dari MUI dan perhitungannya pun lebih mudah. Profit sharing di masa depan mungkin bisa saja
menjadi sistem pembagian yang ideal. Namun sebelumnya, Badan yang mengatur regulasi keuangan
Syariah di dunia harus dapat merumuskan konsep dan kerangka yang mendasar yang menjadi
landasan Lembaga - lembaga keuangan Syariah di seluruh dunia.

4. Menggunakan Prinsip Rahn


Alasan :
Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang
diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang
menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya.
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah untuk memberi jaminan pembayaran kembali
kepada bank dalam memberikan pembiayaan.

Uraian Debit Kredit


Piutang Rahn Rp. 400.000
Kas Rp. 400.000
Pada saat mencairkan dana rahn Rp. 400.000

Kas Rp. 15.000


Pendapatan Rahn Rp. 15.000
Pada saat menerima biaya penyimpanan Rp. 15.000

Kas Rp. 8.000


Rekening Asuransi Rp. 8.000
Pada saat menerima biaya asuransi Rp. 15.000

Kas Rp. 400.000


Piutang Rahn Rp. 400.000
Pada saat pelunasan pinjaman

Catatan :
Untuk fasilitas rahn, tidak diperlukan Analisa khusus oleh karena nasabah dating dengan membawa
barang/emas yang akan digadaikan dan jumlah pinjaman yang diberikan oleh bank lebih kecil dari
nilai pasar emas tersebut. Berapa besar pinjaman sepenuhnya bergantung pada kebijakan bank
Syariah.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai