PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, pendidikan berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan Nasional diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan.
Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9
tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia seutuhnya melalui orah rasa, olah rasio dan olah raga, agar memiliki daya
saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan
dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan
berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen
pendidikan dilakukan dengan menerapkan manajemen berbasis sekolah dan
pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 36 Ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Juga pasal 36 Ayat (3) menyebutkan
bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan
takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat
peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan
pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu
1. Kondisi Ideal
Agar dapat mewujudkan fungsi pendidikan seperti yang diamanatkan
dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka pemerintah melalui
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410) mengamanatkan
bahwa Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar
dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar
c. Standar Proses
1) 100% guru sudah melaksanakan proses pembelajaran sesuai pedoman
Silabus
2) 100% guru sudah melakukan analisis KI KD
3) 100% guru sudah melaksanakan proses pembelajaran sesuai pedoman RPP
4) 100% guru sudah menerapkan pembelajaran berbasis TIK
5) 100% guru sudah menerapkan pembelajaran berbasis Karakter
6) 100% guru sudah melakukan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pembelajaran remedial dan pengayaan
7) 100% sudah terlaksana pelaksanaan program pemantauan, supervisi, dan
evaluasi
8) 50% pembelajaran berbasis keunggulan lokal dan global
9) 75% pendidikan lingkungan hidup terintegrasi dalam pembelajaran
d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1) 20% pendidik sudah strata 2 (S2)
2) 100% pendidik sudah berkualifikasi minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1)
3) 100% pendidik mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya
(linear)
4) 100% pendidik memiliki perangkat pembelajaran yang lengkap (program,
silabus dan RPP)
5) 50% pendidik mampu menggunakan internet sebagai sarana komunikasi dan
pembelajaran
6) 85% pendidik mampu menggunakan IT sebagai sarana pembelajaran
e. Standar Sarana dan Prasarana
1) Rasio jumlah siswa dengan rombel dengan jumlah ruang belajar memadai
2. Kondisi Riil
Dengan adanya pemberlakuan Kurikulum 2013 yang tersirat dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah, sehingga SMA Terpadu Darul ‘Amal Jampangkulon perlu merevisi
Dokumen 1 Kurikulum SMA Terpadu Darul ‘Amal Jampangkulon berdasarkan
peraturan dalam Kurikulum 2013.
Adapun penyusunan Kurikulum SMA Terpadu Darul ‘Amal berpedoman
pada pengembangan KTSP BSNP. Walaupun sebagian besar KTSP merupakan
hasil adopsi dari contoh KTSP yang diberikan oleh BSNP. Akan tetapi, kami
sebagai tim pengembang kurikulum akan selalu berusaha meningkatkan
kemampuan untuk menyusun KSTP lebih baik lagi.
Langkah pertama dalam menyusun Kurikulum SMA Terpadu Darul ‘Amal
Jampangkulon Tahun Pelajaran 2021-2022 adalah melakukan analisis terhadap
capaian standar nasional pada tahun pelajaran 2020-2021, yakni berdasarkan rapor
mutu 2020. Berikut data hasil capaian standar nasional berdasarkan rapor mutu
2020.
Tabel 1.1.
Capaian SNP SMA Terpadu Darul ‘Amal Jampangkulon untuk 3
Tahun Berjalan
Berdasarkan Tabel 1.1., terlihat bahwa secara umum, nilai capaian mutu di
SMA Terpadu Darul ‘Amal Jampangkulon untuk masing-masing standar sudah
mendekati SNP 5,68 poin dengan rentang skor 5,59 – 6,52, kecuali pada Standar
Sarana dan Prasarana Pendidikan dengan skor 2,86. Apabila dibandingkan dengan
capaian rapor mutu tahun 2019, 7 indikator SNP mengalami penurunan dan 1
indikator SNP mengalami penurunan. Adapun uraian mengenai kondisi riil
Kurikulum SMA Terpadu Darul ‘Amal adalah sebagai berikut.
a. Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan merupakan kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipenuhi atau dicapai oleh
satuan pendidikan dasar dan menengah. Dengan kata lain, SKL merupakan
kompetensi yang harus dimiliki peserta didik ketika lulus pada jenjang tertentu.
Kebermanaatan SKL antara lain sebagai batas kelulusan, rujukan penyusunan
standar lainnya, serta penentuan arah peningkatan kualitas pendidikan.
Tabel 1.2.
Capaian Standar Kompetensi Lulusan Tahun 2020
1.1.7. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri 6,48 ««««
bertanggung jawab
1.1.9. Memiliki perilaku pembelajar sejati sepanjang hayat 6,15 ««««
pengetahuan
1.2.1. Memiliki pengetahuan faktual, prosedural, konseptual, 6,19 ««««
metakognitif
1.3. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi 6,21 ««««
keterampilan
1.3.1. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kreatif 6,19 ««««
kolaboratif
1.3.6. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak 6,31 ««««
komunikatif
Dari tabel di atas, diperoleh informasi bahwa capaian standar proses mencapai
angka 5,9 yang berati berada pada kategori menuju SNP 4. Apabila kita lihat, nilai
terendah adalah pada indikator “menyelenggarakan aspek kurikulum pada muatan
lokal” yang hanya mendapat nilai 4,24. Dengan demikian, kami perlu melakukan
Dari tabel di atas, diperoleh informasi bahwa standar proses mendapatkan nilai
5,59 yang berarti berada pada kategori menuju SNP 4. Apabila kita perhatikan,
nilai tertinggi ada pada indikator “membentuk rombongan belajar dengan jumlah
siswa sesuai ketentuan” dengan nilai 7, yang berarti sudah memenuhi SNP.
Sementara nilai terendah dan paling senjang di atara yang lainnya adalah pada
indikator “mendapatkan evaluasi dari kepala sekolah dan pengawas sekolah” yang
hanya mendapatkan nilai 1,36 dengan kategori menuju SNP 1. Dengan demikian,
SMA Terpadu Darul ‘Amal perlu melakukan perbaikan terutama melakukan
pembelajaran menggunakan aneka sumber belajar, pembelajarn menuju
ketermapilan aplikatif, supervisi pembelajaran pada guru, evaluasi proses
pembelajaran. Oleh karena itu, sekolah perlu menitikberatkan pada proses
tersbut, di mana para guru diberikan pelatihan menggunakan variasi media belajar
dan disupervisi secara baik setiap tahunnya.
d. Standar Penilaian Pendidikan
Tabel 1.5
Capaian Standar Penilaian Pendidikan Tahun 2020
Tabel 1.6.
Capaian Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tahun 2020
Dari tabel di atas, didapatkan informasi bahwa capaian standar pendidik dan
tenaga kependidikan berada pada kategori menuju SNP 4 dengan nilai 5,81.
Beberapa indikator sudah sesuai dengan standar, namun terdapat juga beberapa
nilai indikator yang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Kami menduga
bahwa adanya ketidaksinkronan data dari dapodik ke dalam data PMP. Akan
tetapi, capaian nilai mutu ini dapat kami jadikan rujukan perbaikan unruk dapat
meningkatkan kompetensi PTK baik dalam kompetensi pedagogik, kepribadian,
profesional, dan sosial. Demikian jugga tenaa kependidikan didorong untuk
meningkatkan kompetensi manajerial dan tanaga administrasi yang bersertifikat.
6.3. Sekolah memiliki sarana dan prasarana pendukung yang 3,7 «««
lengkap dan layak
6.3.1. Memiliki ruang pimpinan sesuai standar 0,58 «
Berdasarkan informasi yang kita peroleh dari tabel di atas, mutu sarana dan
prasarana di sekolah kami hanya mencapai kategori menuju SNP 2 dengan nilai
2,86. Dapat kita lihat bahwa banyak indikator yang sudah mencapai standar.
Namun, tidak sedikit juga indikator yang mendapat nilai yang sangat rendah,
terutama pada indikator “sekolah memiliki sarana dan prasarana pembelajaran
yang lengkap dan layak”. Pada kenyataannya di lapangan, sekolah kami sudah
memiliki sarana dan prasarana yang dimaksudkan meski masih terdapat beberapa
kekurangan. Namun demikian, capaian nilai ini akan kami jadikan rujukan untuk
meningkatkan kualitas sarana dan prasarana penunjang pembelajaran sesuai
standar agar tercapanya tujuan pendidikan di tingkat satuan pendidikan kami.
g. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan merupakan satu SNP yang berkaitan dengan perencanaan
dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.
Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman atau aturan yang sekurang-
kurangnya mengatur tentang KTSP, silabus, dan RPP, kalender pendidikan yang
menunjukkan seluruh aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun, struktur
organisasi satuan pendidikan, pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan,
Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai standar pengelolaan sebesar 6,52 poin
yang berarti bahwa pengelolaan di SMA Terpadu Darul ‘Amal sudah menuju
Muatan kurikulum terdiri atas muatan kurikulum nasional, muatan kurikulum pada
tingkat daerah/muatan lokal, dan muatan kekhasan satuan pendidikan. Muatan Kurikulum
di SMA Terpadu Darul ‘Amal Jampangkulon disusun berdasarkan peraturan tentang
muatan nasional, muatan daerah, dan muatan kekhasan SMA Terpadu Darul ‘Amal
Jampangkulon.
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan
rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan
nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan
dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini
dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia
kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan
kurikulum secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu
dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian
keluaran pendidikan akan mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam
upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society).
3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks
kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif.
Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana
pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan
mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan
jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum
untuk jenjang pendidikan menengah khususnya SMA. Oleh karena itu
implementasi pendidikan di SMA yang selama ini lebih menekankan pada
pengetahuan, perlu dikembangkan menjadi kurikulum yang menekankan pada
4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
5. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
B. STRUKTUR KURIKULUM
1. Kompetensi Inti
Pada Kurikulum 2013 kompetensi dasar mata pelajaran berfungsi untuk
membentuk Kompetensi Inti. Kedudukan SKL, KI, dan KD mata pelajaran pada
Kurikulum SMA Terpadu Darul ‘Amal Jampangkulon mengikuti Permendikbud
nomor 36 tahun 2018 dan Permendikbud nomor 37 tahun 2018.
Sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan multidimensi, Kompetensi
Inti juga memiliki multidimensi. Untuk kemudahan operasionalnya, kompetensi
lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua. Pertama, sikap spiritual yang terkait
dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik yang beriman dan
bertakwa. Kedua, sikap sosial yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional
membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung
jawab.
Kompetensi Inti bukan untuk diajarkan melainkan untuk dibentuk melalui
pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan.
Dalam hal ini mata pelajaran diposisikan sebagai sumber kompetensi. Apapun yang
diajarkan pada mata pelajaran tertentu pada suatu jenjang kelas tertentu hasil akhirnya
adalah Kompetensi Inti yang harus dimiliki oleh peserta didik pada jenjang kelas
tersebut. Tiap mata pelajaran harus mengacu pada Kompetensi Inti yang telah
dirumuskan. Karena itu, semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada
kelas tersebut harus berkontribusi terhadap pembentukan Kompetensi Inti.
Kompetensi Inti akan menagih kepada tiap mata pelajaran apa yang dapat
dikontribusikannya dalam membentuk kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh
peserta didik. Kompetensi Inti adalah pengikat berbagai kompetensi dasar yang harus
dihasilkan dengan mempelajari tiap mata pelajaran serta berfungsi sebagai integrator
horizontal antar mata pelajaran.
1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk tahun pelajaran 2020-2021
mengacu kepada silabus dan atau buku, sesuai Permendikbud Nomor 36 tahun
2018
2. Muatan Lokal
Pengembangan mata pelajaran muatan nasional sesuai dengan permendikbud
Nomor 79 Tahun 2014. Penambahan muatan lokal bahasa Sunda sesuai Permendikbud
Nomor 79 Tahun 2014 bahwa satuan pendidikan dapat melaksanakan muatan lokal
baik terintegrasi dengan Seni Budaya dan Prakarya atau dilaksanakan terpisah. Di
SMA Terpadu Darul ‘Amal Jampangkulon muatan lokal dilaksanakan secara terpisah
dengan menambahkan jam pelajaran, yaitu muatan lokal bahasa Sunda 2 jam. Selain
itu, sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, diajarkan juga mata pelajaran
khusus pesantren.
Pengembangan kompetensi muatan lokal disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Adapun rambu-rambu dan
perangkat pendukung pengembangan muatan lokal didasarkan pada hal-hal berikut ini:
1. Pengumpulan data potensi dan kebutuhan daerah satuan pendidikan, data daya
dukung internal dan eksternal. Data ini digunakan untuk penyusunan analisis
potensi dan kebutuhan daerah;
2. Penyusunan analisis potensi satuan pendidikan, termasuk identifikasi bakat dan
minat peserta didik ;
3. Penentuan jenis muatan lokal yang akan dilaksanakan di sekolah
Maka berdasarkan hal-hal di atas, Muatan lokal yang diajarkan di SMA Terpadu
Darul ‘Amal Jampangkulon terdiri dari:
a. Kelas X, XI, dan XII
1) Bahasa Sunda
2) Seni Budaya
3) Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
4) Prakarya dan Kewirausahaan
Jumlah
Satu jam Minggu Waktu Jumlah jam
Satuan jam pemb.
Kelas pemb. tatap Efektif per pembelajaran per tahun
Pendidikan Per
muka (menit) tahun ajaran per tahun (@60 menit)
minggu
1870 – 2128
X s.d. jam
SMA 45 52 jam 34-38 1247 Jam
XII pembelajaran
(74800 menit)
Tabel 3.13. Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan
Kapasitas
Masa Transisi Masa Kebiasaan Baru
Asrama
Bulan I: 50%
< 100 peserta didik 100%
Bulan II: 100%
F. KETUNTASAN BELAJAR
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB)
yang ditentukan satuan pendidikan. Sekolah menetapkan KKM pada awal tahun
pelajaran dengan memperhatikan:
1. Intake (kemampuan rata-rata peserta didik)
2. Kompleksitas (mengidentifikasi indikator sebagai penanda tercapainya kompetensi
dasar)
3. Kemampuan daya pendukung
Untuk mencapai KKM ideal (100%), langkah yang dilakukan sekolah adalah:
1. Setiap tahun menargetkan kenaikan angka ketuntasan belajar sehingga mencapai
KKM ideal (100%)
2. Mendorong guru, siswa, dan komponen sekolah lainnya untuk bekerja lebih keras
lagi dalam memberikan layanan pendidikan bermutu
3. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran, misalnya pelatihan model
pembelajaran, peningkatan penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran,
dll.
4. Pengolahan Nilai
Hasil penilaian oleh pendidik setiap semester perlu diolah untuk dimasukkan ke
dalam laporan capaian kompetensi (LCK atau rapor). LCK merupakan gambaran
pencapaian kompetensi peserta didik dalam setiap semester. Pengolahan yang
dimaksud dengan cara input data nilai ke dalam formula yang dibuat dan
dikembangkan oleh masing-masing sekolah berdasarkan peraturan yang berlaku.
a. Capaian Kompetensi Pengetahuan
1) Penilaian Pengetahuan dilakukan oleh Guru mata pelajaran (Pendidik), terdiri
atas: nilai proses (Nilai Harian) = NH; nilai Ulangan Tengah Semester =
NTS; dan Nilai Ulangan Akhir Semester = NAS.
c. Penilaian Sikap
1) Sikap (spiritual dan sosial) untuk Laporan Capaian Kompetensi (LCK) atau
rapor terdiri atas sikap dalam mata pelajaran dan sikap antarmata pelajaran.
2) Capaian kompetensi sikap dalam mata pelajaran diisi oleh setiap guru mata
pelajaran, yang merupakan profil secara umum berdasarkan rangkuman hasil
pengamatan guru, penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan jurnal,
selama satu semester, diisi secara kualitatif dengan predikat Sangat Baik
(SB), Baik (B), Cukup (C), atau Kurang (K).
b. Program Pengayaan
Pengayaan adalah pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui
persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta
didik dapat melakukannya. Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan atara lain melalui tes IQ, tes
invetori, wawancara, pengamatan dan lain sebagainya. Adapun pelaksanaan
pembelajaran pengayaan diantaranya adalah;
a. Belajar kelompok
b. Belajar mandiri
c. Pembelajaran berbasis tema
I. PROGRAM PEMINATAN
1. Konsep Dasar Rekruitmen Peserta Didik Baru
Peserta didik dapat diterima disuatu lembaga pendidikan seperti sekolah, haruslah
memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan. Setiap orang mempunyai
hak yang sama untuk mendapatkan layanan pendidikan, tidak secara otomatis mereka
dapat diterima disuatu lembaga pendidikan seperti sekolah, sebab untuk dapat
diterima, haruslah terlebih dahulu memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah
ditentukan.
Kebijakan operasional penerimaan peserta didik baru, memuat aturan mengenai
jumlah peserta didik yang dapat diterima disuatu sekola. Penentuan mengenai jumlah
peserta didik, tentu juga didasarkan atas kenyataan-kenyataan yang ada di sekolah
(faktor kondisional sekolah). Faktor kondisional tersebut meliputi: daya tampung kelas
baru, kriteria mengenai siswa yang dapat diterima, anggaran yang tersedia, prasarana
dan sarana yang ada, tenaga kependidikan yang tersedia, jumlah peserta didik yang
tinggal dikelas satu, dan sebagainya. Kebijakan operasional penerimaan peserta didik,
juga memuat sistem pendaftaran dan seleksi atau penyaringan yang akan diberikan
untuk peserta didik. Selain itu, kebijakan penerimaan peserta didik, juga berisi
mengenai waktu pendaftaran, kapan dimulai dan kapan diakhiri. Selanjutnya,
kebijakan penerimaan peserta didik harus juga memuat tentang personalia-personalia
yang akan terlibat dalam pendaftaran, seleksi, dan penerimaan peserta didik.
. Ada dua macam penerimaan peserta didik baru, yakni:
1. Menggunakan sistem promosi.
Yang dimaksud dengan sistem promosi adalah penerimaan peserta didik, yang
sebelumnya tanpa menggunakan seleksi. Mereka yang mendaftar sebagai peserta
didik disuatu sekolah, bisa diterima begitu saja. Sehingga mereka yang mendaftar
menjadi peserta didik tidak ada yang ditolak. Sistem promosi ini secara umum
2. Program Peminatan
Sesuai dengan pemberlakuan Kurikulum 2013 maka program peminatan dilakukan
sejak siswa/i memasuki kelas X, maka berdasarkan ketentuan yang berlaku, pilihan
siswa serta ketersediaan tenaga pendidik, maka pada tahun 2020/2021 pogram
peminatan kelas X, dan XI adalah program MIPA dan IPS.
1. Waktu Peminatan
a. Penentuan program peminatan MIPA dan IPS dilakukan pada awal masuk
sekolah kelas X (sepuluh), melalui penilaian kemampuan akademik raport SMP,
minat siswa dan hasil psikotes.
Program MIPA
a) KKM untuk peminatan MIPA
1) Matematika = 70
2) IPA Terpadu = 70
b) Mempertimbangkan hasil tes bakat dan minat (tetapi tidak mengikat)
Program IPS
a) KKM untuk peminatan IPS
1) PKn = 70
2) IPS Terpadu = 70
b) Mempertimbangkan hasil tes bakat dan minat (tetapi tidak mengikat)
c) Bila minat siswa untuk peminatan MIPA tidak didukung oleh hasil prestasi
akademik raport SMP (nilai rata-rata mata pelajaran peminatan MIPA<
70), maka siswa dapat mengikuti program IPS.
c. Melakukan Psikotes
4. Diversifikasi Kurikulum
Dalam upaya pemenuhan minat dan kemampuan peserta didik yang
beragam dan kebermanfaatan ilmu yang diperolehnya di lingkungan sekitar tempat
tinggal mereka, SMA Terpadu Darul Amal memberikan kesempatan bagi peserta
didik yang berminat untuk memilihnya. Dengan kondisi lingkungan sekolah yang
berada di daerah pedesaan dan kepemilikan lahan yang luas maka banyak pilihan
yang dapat dilakukan. Untuk mengakomodasi hal tersebut pihak sekolah
membentuk berbagai komunitas yang akan mendukung minat dan kemampuan
peserta didik, diantaranya:
1) Komunitas pertanian (dengan tersedianya beberapa hektar tanah sawah dan
ladang)
2) Komunitas peternakan (disediakan lahan dan kandang untuk sapi dan kambing,
serta tempat tanam rumput)
3) Komunitas perikanan (disediakan kolam besar untuk pemijahan dan
pembesaran)
L. PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
Tujuan Kurikulum 2013 akan lebih tercapai ketika peserta didik memiliki jiwa dan
ketrampilan kewirausahaan, mereka akan menjadiwarganegara yang produktif, kreatif
dan inovatif yang dilandasi nilai-nilai karakter bangsa dan mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat. Rancangan Kurikulum 2013 merupakan implementasi
kecakapan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Critical Thinking, Creativity,
Collaboration dan Communication). Integrasi capaian kemampuan tersebut
dirumuskan terutama dalam mata pelajaran Kewirausahaan dalam Kurikulum 2013.
M. KETRAMPILAN ABAD 21
Tabel 3.18. Jenis karakter yang dilaksanakan di SMA Terpadu Darul ‘Amal Jampangkulon
Jenis Nilai
No. Strategi Pendidikan Berkarakter
Karakter
a. Terintegrasi dalam SK- KD dan indikator semua matpel
b. Peserta didik diwajibkan shalat berjamaah setiap waktu
c. Peserta didik membaca doa setelah dan sebelum belajar
d. Peserta didik membaca Al-Qur’an setelah shalat ashar dan
01 Religius shalat isya
e. Peserta didik shalat tahajud berjamaah setiap kamis malam
dan sabtu malam
f. Peserta didik dibiasakan puasa senin-kamis dan shalat
dhuha
a. Terintegrasi dalam KI-KD dan Indikator semua matpel
02 Jujur
b. Peserta didik dilarang mencontek dalam setiap ulangan
a. Terintegrasi dalam KI-KD dan Indikator semua matpel
b. Membiasakan peserta didik untuk saling toleransi dan
03 Toleransi
tolong-menolong dalam kehidupan sehari-hari mereka di
asrama
a. Terintegrasi dalam KI-KD dan Indikator semua matpel
b. Peserta didik diwajibkan mengikuti shalat berjamaah
setiap waktu
c. Peserta didik dituntut membiasakan budaya antri dalam
setiap kegiatan di asrama, contoh: makan, mandi dll.
d. Peserta didik dituntut masuk kelas dan pergi ke mesjid
04 Disiplin
untuk shalat berjamaah tepat waktu
e. Peserta didik wajib mengenakan pakaian seragam sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
f. Peserta didik membentuk PASKIBRA
g. Peserta didik mengikuti kegiatan ektra kulikuler pramuka
dan PMR
05 Kerja Keras a. Terintegrasi dalam KI-KD dan Indikator semua matpel
Transfer of
Knowledg
e
Keterampilan
Berpikir Tingkat
Tinggi
Problem Critical
Solving and
Creative
Thinking
Dokumen 1 Kurikulum SMA Terpadu Darul ‘Amal 2021/2022 87
Gambar 3.1. Aspek Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Kalender pendidikan disusun dan disesuaikan setiap tahun oleh sekolah untuk
mengatur waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan waktu belajar mengacu kepada standar
isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta
didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun
pelajaran adalah sebagai berikut:
B. WAKTU BELAJAR
Waktu belajar menggunakan sistem semester. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan
selama 6 hari seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:
D. LIBUR SEKOLAH
Hari libur sekolah ditetapkan oleh Sekolah, Pemerintah Pusat, Provinsi, dan
Kota. Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan dari beberapa sumber yaitu:
Keputusan Menteri Pendidikan, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait
dengan hari raya keagamaan.
Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain:
Tahun Baru
Idul Adha
Tahun Baru Imlek
Tahun Baru Hijriah
Hari Raya Nyepi
Maulud Nabi Muhammad SAW.
Wafat Isa Almasih
Hari Raya Waisak
Kenaikan Isa Almasih
Hari Kemerdekaan
Hari Santri Nasional
Isra ’ Miraj Nabi Muhammad SAW
Idul Fitri dan cuti bersama
Hari Raya Natal
Sekolah melalui kebijakan Yayasan hanya memberikan libur pada saat Idul
Fitri saja. Hari-hari libur berdasarkan peraturan pemerintah ditambahkan pada saat
libur Idul Fitri. Artinya di SMA Terpadu Darul ’Amal Jampangkulon, mendapatkan
libur Hari Raya Idul Fitri yang lebih panjang dibandingkan dengan sekolah lain.