Anda di halaman 1dari 85

DOKUMEN 1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ( KTSP ) SMA Negeri 1 Kabandungan disusun untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di Kecamatan
Kabandungan..
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) SMA Negeri 1
Kabandungan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi ( SI ),
standar proses ( SP ), standar kompetensi lulusan ( SKL ), standar tenaga pendidik dan
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan
dan standar penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan
tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan
acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Dalam Panduan Penyusunan KTSP yang diterbitkan oleh BSNP tersebut,
langkah awal yang harus dilakukan oleh satuan pendidikan dalam rangkaian proses
penyusunan KTSP tersebut adalah melakukan analisis konteks, yaitu dengan
mengidentifikasi Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), menganalisis
Standar Proses, menganalisis Standar Penilaian, menganalisis Standar Pengelolaan,
menganalisis kondisi internal satuan pendidikan (peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, program-program dan pembiayaan) dan
menganalisis kondisi eksternal satuan pendidikan berupa peluang dan tantangan yang
ada di lingkungan sekitar satuan pendidikan.

1
DOKUMEN 1
1. Kondisi Ideal Sesuai 8 SNP
a) Standar Isi
Hal – hal yang diatur dalam standar isi mencakup materi minimal dan
tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal untuk
jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Di dalam standar isi terdapat kerangka
dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan kalender pendidikan. Peraturan menteri terkait Standar isi yaitu
Permendikbud Nomor 21 tahun 2016
b) Standar Kompetensi Lulusan
Pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik menggunakan
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Hal
– hal yang diatur dalam Standar Kompetensi Lulusan ( SKL ) mencakup standar
kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar
kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi
lulusan minimal mata pelajaran.
Peraturan terkait pada Standar Kompetensi Lulusan ini terdapat pada
Permendikbud RI nomor 20 tahun 2016
c) Standar Proses
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dilaksanakan
secara interaktif, insfiratif, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk aktif
berpartisipasi. Proses belajar mengajar ini juga memberikan ruang bagi
kreativitas, prakarsa, dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan
perkembangan psikologis/fisik para peserta didik.
Peraturan terkait pada Standar Proses Pendidikan ini termaktub pada
Permendikbud RI Nomor 22 tahun 2016
d) Standar Sarana dan Prasarana
Semua satuan pendidikan harus dilengkapi dengan sarana pendidikan
seperti media pendidikan, peralatan pendidikan, buku dan sumber
belajarlainnya, perabot dan perlengkapan lainnya. Semua satuan pendidikan
harus dilengkapi dengan prasarana pendidikan seperti lahan, ruang kelas, ruang
pendidik, ruang pimpinan satuan pendidika, ruang perpustakaan dan lainnya.
Peraturan yang terkait pada Standar Sarana dan Prasarana ini di antaranya
terdapat dalam Permendibud RI Nomor 51 tahun 2014.

2
DOKUMEN 1
e) Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan mencakup tiga bagian yaitu :
1) Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan.
2) Standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah
3) Standar pengelolaan oleh Pemerintah Pusat
Peraturan yang melandasi dari pelaksanaan Standar Pengelolaan yaitu Peraturan
Pemerintah RI. Nomor. 17 tahun 2010.
f) Standar Pembiayaan Pendidikan
Beberapa hal yang termasuk dalam Standar Pembiayaan adalah biaya
investasi, biaya operasi dan pengembangan sumber daya manusia.
Biaya investasi satuan pendidikan mencakup biaya pengadaan prasarana
dan sarana pendidikan, modal kerja tetap dan pengembangan dari sumber daya
manusia.
Biaya operasi satuan pendidikan mencakup gaji tenaga pendidik, peralatan
pendidikan, biaya pemeliharaan sarana dan prasarana, pajak, asuransi, dan lain
sebaginya.
Biaya personal mencakup biaya pendidikan yang harus di bayar peserta
didik agar dapat mengikuti proses belajar mengajar.
Peraturan yang menauingi dari pelaksanaan Standar Pembiayaan
Pendidikan ini adalah Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2008
g) Standar Penilaian
Beberapa hal yang termasuk dalam standar penilaian pendidikan
diantaranya adalah penilaian hasil belajar oleh pendidk, penilaian hasil belajar
oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah
Peraturan yang terkait pada Standar Penilaian Pendidikan yaitu
Permendikbud RI Nomor 23 tahun 2016
h) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tenaga Pendidik atau guru harus mempunyai kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat rohani dan jasmani, serta mampu
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pendidik harus memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2017 dan
peraturan yang lainnya.

3
DOKUMEN 1
2. Kondisi Nyara Sesuai raport PMP (Penjamin Mutu Pendidikan)
Hasil analisis standar isi SMA Negeri 1 Kabandungan pada kerangka dasar
kurikulum belum sepenunnya melakukan analisis standar kompetensi lulusan satuan
pendidikan dan kelompok mata pelajaran, sehingga pada tahun 2020 - 2021 akan
melakukan analisis standar kompetensi lulusan santuan pendidikan dan kelompok mata
pelajaran.
a) Hasil analisis standar isi, struktur kurikulum menunjukkan :
1) SMA Negeri 1 Kabandungan sudah menerapkan pola dan susunan mata pelajaran
yang distandarkan.
2) SMA Negeri 1 Kabandungan membuka jurusan menjadi dua program studi yaitu
program Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ( MIPA) Serta program Sejarah
dan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ).
3) SMA Negeri 1 Kabandungan masih belum optimal menyediakan sarana dan
prasarana dalam proses pembelajaran terutama dalam penyediakan sumber belajar.
4) Alokasi waktu tatap muka sudah menerapkan 1 jam mata pelajaran 45 menit.
5) Sudah memberlakukan jumlah tatap muka per minggu 48 jam karena sudah
memanfaatkan tambahan 6 jam pelajaran untuk kelas X dan 4 jam pelajaran untuk
kelas XI dan XII, berdasarkan hasil analisis kompetensi inti dan kompetensi dasar.
6) Mata Pelajaran muatan lokal yang dipilih adalah mata pelajaran bahasa sunda
(mulok wajib), dan Baca Tulis Al-Qur`an (khusus untuk kelas X).
7) SMA Negeri 1 Kabandungan dari tahun pelajaran 2013-2014 sudah menerapkan
kurikulum 2013 bagi siswa kelas X yang pelaksanaannya secara mandiri,
sedangkan pada tahun pelajaran 2016-2017 pelaksanaan kurikulum 2013 sudah
diberlakukan pada kelas X, XI dan XII.

Keadaan riil ini, mendekati tuntutan pada Struktur Kurikulum, yaitu :


a) Memiliki pola dan susunan mata pelajaran yang mencakup mata pelajaran wajib A,
mata pelajaran wajib B, mata pelajaran peminatan dan mata pelajaran lintas minat
pada kurikulum 2013
b) Sekolah menyediakan kebutuhan peserta didik berupa sarana dan prasarana yang
dapat menunjang proses pembelajaran.
c) Alokasi waktu tatap muka 1 jam sama dengan 45 menit.

4
DOKUMEN 1
Sesuai dengan hasil analisis standar isi, pada komponen kerangka dasar
kurikulum, SMA Negeri 1 Kabandungan yang belum maksimal melaksanakan analisis
standar kompetensi lulusan satuan pendidikan dan kelompok mata pelajaran, maka pada
tahun pelajaran 2020 - 2021 akan melaksanakan workshop analisis kompetensi inti
serta pelatihan terkait penerapan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran.

b) Analisis Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan dan Kelompok


Mata Pelajaran, meliputi :
a) Agama dan Akhlak Mulia,
b) Kewarganegaraan dan Kepribadian,
c) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
d) Etetika
e) Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Analisis Standar Kompetensi Lulusan Mata pelajaran, meliputi seluruh mata pelajaran
yang ada di satuan pendidikan

Kondisi riil standar proses, komponen perencanaan menunjukkan :


a) Pengembangan sudah melakukan analisis SK-KD
b) Pengembangan sudah melakukan analisis KI-KD
c) Guru-guru mengadaptasi silabus yang sudah dibuat oleh pemerintah pada
kurikulum 2013
d) Semua guru menyusun RPP dengan lengkap (semua komponen terlampir).
e) 90% guru-guru telah menerapkan TIK.
f) Baru sekitar 70% guru mengembangkan bahan ajar dalam bentuk cetakan dan
berbasis TIK.
g) Untuk tenaga pendidik bimbingan konseling belum sesuai dengan latar belakang
pendidikannya.
h) Ketuntasan Belajar Minimal untuk semua mata pelajaran sudah mencapai rata-rata
untuk kelas X = 68, untuk kelas XI = 72 dan kelas XII = 75.
i) Dan semua mata pelajaran sudah mengintegrasikan pendidikan kecakapan hidup
dan pendidikan berbasis keunggulan lokal.
j) SMA Negeri 1 Kabandungan sudah memiliki kriteria kenaikan kelas, kriteria
penilaian, kriteria kelulusan, penjurusan dan keunggulan yang dimiliki baru sampai
pada bidang seni bela diri (karate), pencak silat, seni suara, pramuka.
5
DOKUMEN 1
k) Kalender pendidikan satuan pendidikan dikembangkan berdasarkan kalender
pendidikan dari Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, yang mencantumkan
minggu efektif, jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir semester,
libur keagamaan, libur umum/nasional, libur khusus dan kegiatan khusus sekolah.
Sesuai dengan keadaan riil ini, maka sekolah mengambil kebijakan untuk
mengadakan :
a) Melaksanakan analisis KI-KD dalam mempersiapkan penerapan pelaksanaan
kurikulum 2013
b) Melaksanakan program peningkatan bimbingan kepada guru dalam
mengembangkan silabus
c) Memberikan bimbingan kepada guru untuk membuat RPP.
d) Mengadakan bimbingan kepada 10% guru untuk menerapkan TIK dan RPP
e) Mengadakan workshop pengembangan bahan ajar cetak dan berbasis TIK.

c). Kondisi riil standar proses, komponen pelaksanaan menunjukkan :


a) Jumlah peserta didik per rombongan belajar sudah menerapkan jumlah maksimal
36 peserta didik, dan terdiri dari 16 rombongan belajar, yang terdiri dari :
Kelas X sebanyak 5 rombongan belajar
Kelas XI sebanyak 6 rombongan belajar
Kelas XII sebanyak 5 rombongan belaja
b) Guru PNS berjumlah 12 orang. Tersertifikasi sebanyak 7 orang guru dan yang
belum tersertifikasi sebanyak 5 orang guru, beban kerja sudah mencapai di atas 24
jam tatap muka per minggu.
c) Guru Non PNS sebanyak 18 orang guru, beberapa di antaranya mengajar tidak
sesuai dengan bidang yang di ampunya.
d) Belum tersedianya buku teks mata pelajaran untuk semua mata pelajaran, maka
disini diperlukan metode lain untuk mengganti buku teks. Hal ini bisa diterapkan
dalam pendekatan pembelajaran dengan menerapkan tatap muka, penugasan
terstrktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
e) Siswa belum menggunakan kesempatan untuk melakukan konsultasi mata
pelajaran.
f) Guru belum memanfaatkan laboratorium dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
g) Pemanfaatan perpustakaan sebagai tempat belajar baru sekitar 50% selebihnya
hanya sebagai tempat mengerjakan tugas ketika guru tidak hadir.
6
DOKUMEN 1
h) Melakukan kerja sama dengan lembaga lain untuk melaksanakan psikotes.
i) Belum semua guru memberikan bimbingan akademik dan non akademik kepada
peserta didik dalam pemecahan permasalahan dalam proses pembelajaran.

Kondisi riil standar proses, komponen penilaian menunjukkan :


a) Guru sudah mengimplementasikan prinsip penilaian (sahih, objektif, adil, terpadu,
terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria dan
akuntabel) dan memprogramkan, menyusun dan merakit soal sesuai dengan
ketentuan prinsip penyusunan soal
b) Melakukan analisis hasil sebagai bahan acuan dalam program perbaikan proses
pembelajaran.

Sesuai dengan kondisi riil ini, SMA Negeri 1 Kabandungan melakukan kegiatan-
kegiatan, sebagai berikut :
a) Melakukan pemeriksaan dan pemantauan perkembangan hasil belajar peserta didik
yang diperoleh dari guru.
b) Melakukan pemeriksaan dan pemantauan program remedial dan pengayaan.

Kondisi riil standar proses, komponen pengawasan menunjukkan :


a) Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui pengawasan, pemantauan,
supervisi dan evaluasi proses pembelajaran oleh Kepala Sekolah yang dibantu para
Wakil Kepala Sekolah.
Kondisi analisis standar pengelolaan sekolah , SMA Negeri 1 Kabandungan
sudah melakukan analisis perencanaan sekolah meliputi Visi Misi Sekolah, Tujaun
sekolah dan rencana kerja sekolah telah terpenuhi, sesuai dengan amanat Standar
Nasional Pendidikan. Hal ini tertuang dalam alokasi program sekolah, baik jangka
waktu 1 atau 2 tahun.
Analisis kepemimpinan sekolah, dalam standar pengelolaan SMA Negeri 1
Kabandungan meliputi komponen kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, dan hal ini
akan terus diprogramkan baik jangka pendek maupun jangka menengah.
Analisis sistem informasi manajemen meliputi kepemilikan sistem informasi
manajemen sekolah, dan dituangkan dalam alokasi program 2 tahun.

7
DOKUMEN 1

d) Kondisi riil standar penilaian, komponen prinsip penilaian, menunjukkan :


a) RPP yang mencantumkan kegiatan dan program penilaian baru sekitar 100%.
b) Soal yang dilengkapi dengan kisi-kisi, kunci jawaban, pedoman penilaian dan kartu
soal sekitar 50%
c) Belum mempunyai kriteria dan acuan penilaian afektif bagi guru
Kondisi riil ini, menuntut SMA Negeri 1 Kabandungan untuk melaksanakan
kegiatan :
a) Melakukan supervisi dan berdiskusi untuk memberi contoh agar mencantumkan
kegiatan dan program penilaian dalam RPP
b) Adanya sistem reward untuk memotivasi guru-guru agar dapat mengerjakan
perangkat test lebih lengkap.
c) Mengkoordinir guru-guru untuk membuat kriteria dan acuan penilaian afektif.
Kondisi rill standar penilaian, komponen mekanisme dan prosedur
penilaian, menunjukkan :
a) Baru sekitar 100 % silabus disusun pada awal tahun pelajaran.
b) Surat keterangan peserta didik dalam pengembangan diri dari pembina dan kepala
sekolah belum ada.
c) Kurang menyadari pentingnya ketuntasan bagi para peserta didik yang di remedial.
Kondisi riil satuan pendidikan, komponen peserta didik menunjukkan :
a) Siswa sudah mencapai batas Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) sesuai standar
nasional pendidikan yaitu 100 %
b) Siswa diterima di perguruan tinggi masih rendah sekitar 30% karena sebagian
peserta didik masuk ke dunia kerja
Kondisi riil ini, menuntut SMA Negeri 1 Kabandungan untuk melaksanakan kegiatan :
a) Mempertahankan dan terus menngkatkan KKM yang sesuai standar nasional
pendidikan
Memaksimalkan program Bidik Misi, SNMPTN dan Bea Siswa Perguruan Tinggi
e) Kondisi riil standar sarana dan prasarana, komponen satuan pendidikan
yang terkait rombongan belajar, menunjukkan jumlah rombongan belajar sesuai dengan
standar nasional pendidikan, sedangkan rasio jumlah rombongan belajar dengan jumlah
peserta didik belum sesuai, hal ini menuntut SMA Negeri 1 Kabandungan untuk
melakukan penyesuaian jumlah rasio rombongan belajar dengan jumlah peserta didik,
dalam alokasi program satu dan dua tahun.
8
DOKUMEN 1
Kondisi riil standar sarana dan prasarana, komponen Lahan, menunjukkan Lahan
tempat SMA Negeri 1 Kabandungan berdiri, sudah sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan, hal ini menuntut untuk melakukan peningkatan penggunaan dari lahan,
yang tertuang dalam alokasi program satu dan dua tahun.
Kondisi riil standar sarana dan prasarana, komponen Bangunan Gedung,
menunjukkan :
Kondisi riil standar sarana dan prasarana, komponen Kelengkapan Sarana dan
Prasarana, menunjukkan Sarana dan Prasarana pada SMA Negeri 1 Kabandungan,
hampir lengkap, hal ini menuntut SMA Negeri 1 Kabandungan mengadakan sarana
laboratorium bahasa, laboratorium IPA, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang tata
usaha, UKS dalam alokasi program dua dan tiga tahun.
f) Kondisi riil standar pembiayaan meliputi komponen dana rutin, dana tidak
rutin dan dana komite satuan pendidikan. Analisis standar pembiayaan menganalisis
pedoman pengelolaan dana sesuai Standar Nasional Pendidikan.

g) Kondisi riil satuan pendidikan, komponen Pendidik dan tenaga


kependidikan, menunjukkan :
a) Semua pendidik PNS sudah berkualifikasi akademik dan berlatar belakang
pendidikan mengajar sesuai dengan bidang yang di ampunya dan sekitar 58 %
sudah tersertifikasi.
b) Pendidik Non PNS yang mengajar sesuai dengan kualifkasi akademiknya baru 44
%, selebihnya mengajar belum sesuai dengan bidang yang di ampunya.
c) Tenaga kependidikan belum sesuai kualifikasi akademiknya serta baru sekitar 60%
mampu mengoperasikan komputer.
d) Tenaga pustakawan dan laboran belum sesuai dengan kualifikasi akademiknya.
e) SMA Negeri 1 Kabandungan sudah memiliki tenaga layanan khusus dalam bidang
SIM (Sistem Informasi Manajemen) tetapi tidak berlatar belakang kualifikasi
akademiknya.

Kondisi riil ini, menuntut SMA Negeri 1 Kabandungan mengambil kebijakan :


a) Mengupayakan semua guru PNS yang berada di lingkungan satuan pendidikan
SMA Negeri 1 Kabandungan sudah dapat tersertifikasi.
b) Meminta agar tenaga kependidikan berkualifikasi akademiknya dan mampu
mengoperasikan komputer semuanya.
9
DOKUMEN 1
c) Mengupayakan tenaga pustakawan dan laboran yang sesuai kualifikasi
akademiknya.
d) Mengupayakan tenaga layanan khusus dalam bidang SIM (Sistem Informasi
Manajemen) berkualifikasi akademiknya.

3. Potensi dan Karakteristik Satuan Pendidikan


SMA Negeri 1 Kabandungan mempunyai potensi yang sangat baik bila dilihat
dari segi pendidik dan tenaga pendidik yang masih berusia relative muda. Potensi ini
harus dikembangkan untuk menjadikan SMA Negeri 1 Kabandungan menjadi lebih baik
lagi. Disamping banyak lagi potensi-potensi pendidik dan tenaga pendidk lainnya yang
harus dikembangkan.
Karakteristik SMA Negeri 1 kabandungan yang berada di kecamatan
Kabandungan Kabupaten Sukabumi berada di wilayah pegunungan yang berudara
sejuk. Masyarakatnya berbudaya baik kegiatan keagamaan sangat kental. Ini menjadi
karakter bagi siswa siswa SMA Negeri 1 Kabandungan.

B. DASAR HUKUM
a) Landasan Filosofis
Sekolah sebagai pusat pengembangan budaya tidak terlepas dari nilai-nilai
budaya yang dianut oleh suatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai
budaya yang bersumber dari Pancasila, sebagai falsafah hidup berbangsa dan
bernegara, yang mencakup religius, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar filosofis dalam pengembangan
kurikulum sekolah.
Sekolah sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari lokus, kewaktuan,
kondisi sosial dan budaya. Kekuatan dan kelemahan dari hal-hal ini akan
menjadi pertimbangan dalam penentuan Struktur Kurikulum sekolah ini.
b) Landasan Yuridis
Secara yuridis KTSP ini dikembangkan berdasarkan :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur
KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32
ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37
ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
10
DOKUMEN 1
2. PP No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
3. PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan
4. PP No. 57 tahun 2021 Perubahan atas PP No. 13 Tahun 2015, Perubahan
PP 19 Tahun 2005 dan PP 32 Tahun 2013 tentang SNP
5. PP Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas PP Nomor 74 Tahun
2008 tentang Guru
6. PP No. 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
7. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
karakter
8. Permendiknas Nomor 24 tahun 2008 tentang Standar Tenaga
Administrasi Sekolah
9. Permendiknas Nomor 25 tahun 2008 tentang Standar Tenaga
Perpustakaan
10. Permendiknas Nomor 26 tahun 2008 tentang Standar Tenaga
Laboratorium Sekolah
11. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang SKL
12. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang SI
13. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
14. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
15. Permendikbud Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Pembiayaan
16. Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang KI-KD Pelajaran pada
Kurikulum 2013
17. Permendikbud 36 tahun 2018 Perubahan atas Permendikbud Nomor 59
Tahun 2014 tentang Kurikulum SMA
18. Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
19. Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 tentang Ekstrakurikuler
20. Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan
21. Permendikbud Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan
22. Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 tentang Mulok
23. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pembelajaran
24. Permendikbud Nomor 51 Tahun 2014 tentang Buku Teks

11
DOKUMEN 1
25. Permendikbud Nomor 144 Tahun 2014 tentang Kriteria Kelulusan
Peserta Didik dari Satuan Pendidikan
26. Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakukan
Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013
27. Permendikbud Nomor 159 Tahun 2014 tentang Evaluasi Kurikulum
28. Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 tentang BK
29. Permendikbud no 5 Tahun 2015 tentang kriteria lulusan Peserta Didik
30. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang Gerakan Pembudayaan
Karakter
31. Permendikbud No 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
32. Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Pendidikan
Dasar dan Menengah
33. Permendikbud Nomor 45 Tahun 2015 tentang Peran Guru TIK
34. Permendikbud Nomor 75 Tahun 2015 tentang Komite Sekolah
35. Permendikbud No 4 tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah
36. Permendikbud No 20 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
pada Satuan Pendidikan Formal
37. Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja
Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah
38. Permendikbud Nomor 32 tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan
Minimal Pendidikan
39. Permendikbud No. 6 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis BOS Reguler
40. Keputusan Bersama Mendikbud, Menag, Menkes dan Mendagri No.
031KB12021, No. 384 Tahun 2021, No. HK.01.08/MENKDS14242/2021,
dan No. 440-717 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran di Masa Pandemi Corona Virus Desease 2019 (Covid 19)
41. Surat Edaran Mendikbud No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus
Desease (Covid 19)
42. Kepmendikbud Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus
43. Kepmendikbud, Riset dan Teknologi No. 162 Tahun 2021 Tentang
Pelaksanaan Program Sekolah Penggerak.
12
DOKUMEN 1
44. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
Kemendikbud Nomor 018/H/KR/2020 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Anak
usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Berbentuk Sekolah
Menengah Atas untuk Kondisi Khusus.

Peraturan Daerah Yang Relevan :


1. Perda Provinsi Jawa Barat No 14 tahun 2014 Perubahan
atas Perda Nomor 5 tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra dan
Aksara Daerah
2. Perda Provinsi Jawa Barat No 5 tahun 20017 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan
3. Peraturan Gubernur Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Pembelajaran Muatan Lokal dan Sastra Daerah Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah
4. Peraturan Gubernur Nomor 37 Tahun 2020 Tentang
Perubahan Pergub No. 31 Tahun 2020 tentang Pedoman Penerimaan
Peserta Didik Baru pada SMA, SMK dan SLB di Provinsi Jawa Barat
5. Peraturan Gubernur Nomor 6 tahun 2018 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Sekolah Menengah Terbuka
Pendidikan Layanan Khusus dan Sekolah Menengah Pendidikan Jarak
Jauh.
6. Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat Nomor 7662/PK.02.01.05-Bid.PSMA Tanggal 14 Juni 2021
tentang Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran
2021/2022
7. Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
barat Nomor 423/9614-set.disdik tahun 2020 Tanggal 30 Juni 2020
tentang Pedoman Belajar dari Rumah (BDR) Jenjang SMA SMK SLB
dan Protokol Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) Sekolah di Provinsi Jawa
Barat Tahun Ajaran 2020/2021.
8. Hasil Rapat Tim Penyusun KTSP tanggal 12 Juli 2021 di
SMA Negeri 1 Kabandungan.

13
DOKUMEN 1

C. TUJUAN PENDIDIKAN MENENGAH


Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan
mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut :
1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya

14
DOKUMEN 1

BAB II
MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

A. VISI SMA NEGERI 1 KABANDUNGAN


SMA Negeri 1 Kabandungan merumuskan Visi “ Mewujudkan manusia
intelektual dan berakhlak mulia“
Indikator :
1. Unggul dalam prestasi :
a. Akademik :
1) Olimpiade Sains
2) Siswa berprestasi
b. Non Akademik :
1) English Club
2) Arabic Club
3) Futsal/Sepakbola
4) Volly ball
5) Pencak silat
6) Karate
7) Atletik
8) Seni Musik/Tari
9) Marching Band
10) Pramuka
11) PMR
12) Paskibra
13) Paduan Suara
14) Karawitan
15) Rohis
16) Remaja Mesjid SMA
2. Inovatif : Selalu melakukan pembaharuan dan perubahan dalam pendidikan
15
DOKUMEN 1
3. Beraklak mulia : mempunyai moral atau karakter yang terpuji dan mampu
mengamalkan ilmu yang dimilikinya

B. MISI
Misi SMA Negeri 1 Kabandungan adalah sebagai berikut :
1. Membina warga sekolah untuk lebih meningkatkan ketaqwaan terhadap Allah
SWT
2. Menumbuh kembangkan warga sekolah untuk mewujudkan akhlaq mulia di
lingkungan sekolah
3. Membentuk warga sekolah untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu,
menghasilkan prestasi akademik dan non akademik
4. Mendorong warga sekolah untuk mencintai kegiatan ekstrakurikuler
5. Mendorong warga sekolah untuk memiliki kemampuan melakukan inovasi,
dan memanfaatkan ICT dalam pembelajaran
6. Membentuk warga sekolah agar memupuk rasa solidaritas, cinta damai di
lingkungan sekolah

C. TUJUAN SMA NEGERI 1 KABANDUNGAN


Tujuan SMA Negeri 1 Kabandungan Kabupaten Sukabumi adalah :
1) Tujuan Umum
Tujuan kurikulum SMA Negeri 1 Kabandungan dikembangkan untuk
mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas, mempunyai
kompetensi pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Para siswa diharapkan mempunyai
keunggulan untuk bersaing secara global, mampu mengendalikan diri dan
memanfaatkan perubahan-perubahan yang bermakna bagi kehidupan.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa SMA Negeri 1 Kabandungan
antara lain :
a. Kompetensi personal, berhubungan dengan kemampuan mengembangkan
diri, seperti meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, bertanggung
jawab, disiplin dan mandiri;

16
DOKUMEN 1
b. Kompetensi Akademik, berhubungan dengan kemampuan untuk
menguasai dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
c. Kompetensi Sosial, berhubungan dengan kemampuan beradaptasi dalam
lingkungan dan masyarakat;
d. Kompetensi okupasional, berhubungan dengan kemampuan berkarya dan
menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat
sekitar, bangsa dan Negara.
Kompetensi tersebut harus dicapai siswa SMA Negeri 1 Kabandungan melalui
tahapan :
a. Kompetensi dasar, kompetensi setelah siswa menyelesaikan aspek atau
sub aspek mata pelajaran tertentu;
b. Kompetensi rumpun, setelah siswa menyelesaikan rumpun mata
pelajaran tertentu;
c. Kompetensi lintas kurikulum, setelah siswa menyelesaikan beberapa
kompetensi dasar dari rumpun mata pelajaran yang sama atau dari
beberapa rumpun mata pelajaran;
d. Kompetensi tamatan, setelah siswa menyelesaikan suatu jenjang
tertentu.

2) Tujuan Khusus
Pada Tahun pelajaran 2021 - 2022 SMA Negeri 1 Kabandungan, mempunyai
tujuan:
1. Kulifikasi Sekolah menjadi RSKM
2. Siswa memiliki akhlak mulia dan menjadi tauladan masyarakat
3. Rata-rata KKM 75
4. Rata-rata Nilai Ujian Nasional 4,00
5. Menjadi juara OSN tingkat Kabupaten Sukabumi
6. Menjadi juara O2SN Bidang Volly Ball tingkat Kabupaten Sukabumi
7. Menjadi Juara O2SN bidang Atletik, Futsal tingkat Kabupaten Sukabumi
8. Menjadi Juara bidang seni tingkat Kabupaten Sukabumi
9. Menjadi Juara Olimpiade Al Qur’an tingkat kabupaten
10. Peningkatan lulusan yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri
melalui jalur SNPTN maupun jalur SBMPTN
17
DOKUMEN 1
11. Unggul dalam administrasi sekolah

BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. KERANGKA DASAR KURIKULUM


1. Kerangka dasar kurikulum berdasarkan lampiran 1a
permendikbud nomor 59 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah yaitu:
a. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum,
proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan
peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan
dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan
manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:
1) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan
untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa
depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu
menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa
kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan
kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu
18
DOKUMEN 1
kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan
peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar
yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa
depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan
mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap
permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
2) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di
masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum
untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses
yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan
kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang
dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan
makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat
kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam
akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut
dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di
masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan
yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini,
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta
19
DOKUMEN 1
didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian
masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan
masyarakat demokratis yang lebih baik. Dengan demikian, Kurikulum
2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan
kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas,
berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai
dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan
umat manusia.
b. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan
perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi
dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana
termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan
pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini dimungkinkan karena
berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia
ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum
secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat
menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian
keluaran pendidikan akan mampu memberikan kontribusi secara optimal
dalam upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-
based society).
c. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan
konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik
beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi
pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus
didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan
perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai
dengan konteks lingkungan dan jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi
prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang pendidikan menengah
khususnya SMA. Oleh karena itu implementasi pendidikan di SMA yang
selama ini lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan
menjadi kurikulum yang menekankan pada proses pembangunan sikap,
20
DOKUMEN 1
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik melalui berbagai pendekatan
yang mencerdaskan dan mendidik. Penguasaan substansi mata pelajaran
tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang steril dari kehidupan
masyarakat melainkan pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran
otentik. Dengan demikian kurikulum dan pembelajaran selain
mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian dari peradaban manusia,
juga mewujudkan proses pembudayaan peserta didik sepanjang hayat.
d. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar
menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara
yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluasluasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan
untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. Kurikulum
2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught curriculum)
dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di
sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta
didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan
kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual
peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
e. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan

21
DOKUMEN 1
4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

2. Peraturah Daerah Tentang Kebijakan Pelaksanaan Muatan Lokal


Sesuai dengan perbub nomor 69 tahun 2013 tentang pembelajaran muatan lokal
dan sastra daerah jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Bahasa Sunda berkedudukan sebagai bahasa daerah yang merupakan
bahasa ibu bagi masyarakat Jawa Barat pada umumnya. Bahasa daerah juga
menjadi bahasa pengantarv pembelajaran di kelas-kelas. Melalui pembelajaran
bahasa daerah ini diperkenalkan kearifan lokal sebagai landasan etnopedagogis.
Beradasakan kenyataan tersebut maka bahasa daerah sebagai salah satu
khasanah kebhineka-tunggal-ikaan bahasa dan budaya Indonesia, yang akan
menjadi lanadasan pendidikan karakter dan moral bangsa.

B. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum SMA Negeri 1 Kabandungan mengacu pada
kepmendibud 719/2020 tentang pedoman pelaksanaan kurikulum satuan pendidikan
dalam kondisi khusus dan keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
dan Perbukuan Kemendikbud nomor 018/H/KR/2020 tentang kompetensi inti dan
kompetensi dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas
untuk kondisi khusus.
1. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk


kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada
satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai
kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti

22
DOKUMEN 1
harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan
soft skills.

Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)


kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan
pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar.
Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten
Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di
atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang
berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal
adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan
konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu
pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling
memperkuat.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu
berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial
(kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan
(kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar
dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.
Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan
secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar
tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan
(kompetensi Inti kelompok 4).

Tabel 1 Kompetensi Inti SMA/MA berdasarkan kurikulm 2013 adalah sebagai


berikut:
KELAS X KELAS XI KELAS XII
1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya agama yang agama yang dianutnya
dianutnya
1. Mengembangkan 2. Mengembangkan 2. Mengembangkan
perilaku (jujur, perilaku (jujur, perilaku (jujur, disiplin,
disiplin, tanggung disiplin, tanggung tanggung jawab, peduli,
jawab, peduli, santun, jawab, peduli, santun, ramah
ramah lingkungan,
santun, ramah lingkungan, gotong
gotong royong,
kerjasama, cinta
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta
23
DOKUMEN 1

KELAS X KELAS XI KELAS XII


damai, responsif dan royong, kerjasama, damai, responsif dan
proaktif) dan cinta damai, proaktif), menunjukkan
menunjukkan sikap responsif dan sikap sebagai bagian
sebagai bagian dari proaktif) dan dari solusi atas berbagai
solusi atas berbagai
menunjukkan sikap permasalahan bangsa,
permasalahan bangsa
dalam berinteraksi
sebagai bagian dari serta memosisikan diri
secara efektif dengan solusi atas berbagai sebagai agen
lingkungan sosial dan permasalahan bangsa transformasi masyarakat
alam serta dalam dalam berinteraksi dalam membangun
menempatkan diri secara efektif dengan peradaban bangsa dan
sebagai cerminan lingkungan sosial dunia
bangsa dalam dan alam serta dalam
pergaulan dunia menempatkan diri
sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia
3. Memahami dan 3. Memahami, 3. Memahami,
menerapkan menerapkan, dan menerapkan, dan
pengetahuan faktual, menjelaskan menjelaskan
konseptual, prosedural pengetahuanfaktual, pengetahuan faktual,
dalam ilmu
konseptual, konseptual, prosedural,
pengetahuan,
teknologi, seni,
prosedural, dan dan metakognitif dalam
budaya, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
humaniora dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
wawasan teknologi, seni, dan humaniora dengan
kemanusiaan, budaya, dan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, humaniora dengan kebangsaan,
kenegaraan, dan wawasan kenegaraan, dan
peradaban terkait kemanusiaan, peradaban terkait
fenomena dan kebangsaan, penyebab fenomena dan
kejadian, serta kenegaraan, dan kejadian, serta
menerapkan
peradaban terkait menerapkan
pengetahuan
prosedural pada
penyebab fenomena pengetahuanprosedural
bidang kajian yang dan kejadian, serta pada bidangkajian yang
spesifik sesuai dengan menerapkan spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya pengetahuan bakat dan minatnya
untuk memecahkan prosedural pada untukmemecahkan
masalah bidang kajian yang masalah
spesifik sesuai
dengan bakat dan
minatnya untuk
memecahkan
masalah
4. Mencoba, mengolah, 4. Mencoba, mengolah, 4. Mencoba, mengolah,
dan menyaji dalam dan menyaji dalam menyaji, dan mencipta
ranah konkret dan ranah konkret dan dalam ranah konkret
ranah abstrak terkait ranah abstrak terkait dan ranahabstrak terkait
dengan dengan pengembangan
24
DOKUMEN 1

KELAS X KELAS XI KELAS XII


pengembangan dari dari yang dipelajarinya dengan pengembangan
yang dipelajarinya di di sekolah secara dari yang dipelajarinya
sekolah secara mandiri, bertindak di sekolah secara
mandiri, dan mampu secara efektif dan mandiri serta bertindak
menggunakan metoda kreatif, serta mampu
secara efektif dan
sesuai kaidah menggunakan metoda
keilmuan sesuai kaidah keilmuan
kreatif, dan mampu
menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan

2. Kelompok Mata Pelajaran


Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang kemudian mengalami
perubahan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015, yaitu tentang
Standar Nasional Pendidikan, pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum
untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah terdiri atas :
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
b. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
c. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
d. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
e. kelompok mata pelajaran estetika;
f. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Cakupan setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada tabel 1.
Tabel 2. Cakupan kelompok Mata pelajaran
KELOMPOK
NO MATA CAKUPAN
PELAJARAN
1. Agama dan Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
Akhlak Mulia mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup
etika, budi pekerti atau moral sebagai
perwujudan dari pendidikan agama.
2. Kewarganegara Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
an dan dan kepribadian dimaksudkan untuk
Kepribadian peningkatan kesadaran dan wawasan peserta
didik akan status, hak dan kewajibannya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

25
DOKUMEN 1
bernegara serta peningkatan kualitas dirinya
sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan


kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan
hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung
jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak dan sikap serta perilaku anti
korupsi, kolusi dan nepostisme.
3. Ilmu Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
Pengetahuan dan teknoloi pada SMA/MA/SMALB
dan teknologi dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi
lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis,
kreatif dan mandiri.

Kelompok mata pelajaran ilmu pegetahuan dan


teknologi pada SMK/MAK dimaksudkan
untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan
dan kemandirian kerja.
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika
dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas,
kemampuan mengekspresikan dan kemampuan
mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan
mengekpresikan keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam
kehidupan individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup, maupun
dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga
mampu menciptakan kebersamaan yang
harmonis.
5. Jasmani, Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga
Olahraga dan dan kesehatan pada
Kesehatan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan
untuk meningkatkan potensi fisik serta
membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja
sama dan hidup sehat.

Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap


dan perilaku hidup sehat yang bersifat
individual ataupun yang bersifat kolektif
kemasyarakatan seperti keterbatasan dari
perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba,
HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber dan
26
DOKUMEN 1
penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

3. Pola Dan Susunan Mata Pelajaran


Daftar Mata Pelajaran dan Muatan Lokal Sesuai Standar Isi
a. Struktur Kurikulum
SMA/MA
Struktur kurikulum SMA meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 3 (tiga) tahun mulai kelas X
sampai dengan XII. Untuk kelas X, XI dan XII, struktur kurikulum disusun
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti (KI),
serta Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai untuk semua mata pelajaran,
Pengorganisasian kelas pada SMA Negeri 1 Kabandungan dibagi kedalam
kelas X, XI, dan XII, telah melaksanakan kurikulum 2013 dengan
peminatan Matematika dan Ilmu Penngetahuan Alam (MIPA), dan
peminatan IlmuPengetahuan Sosial (IPS), serta lintas minat yang didasarkan
pada pertimbangan nilai UN SMP dan hasil test peminatan.

b. Kurikulum SMA/MA
Kelas X - XI – XII (Kurikulum 2013)
Struktur Kurikulum 2013 menggambarkan konseptualisasi konten
kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam
kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun
pelajaran, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu
untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi
konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian
beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam
sistem belajar yang digunakan adalah sistem semester sedangkan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam
pelajaran per semester.
27
DOKUMEN 1
Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum
mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu
satuan atau jenjang pendidikan. Lebih lanjut, struktur kurikulum
menggambarkan posisi belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus
menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur
ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan
berbagai pilihan.

Struktur kurikulum pendidikan menengah terdiri atas sejumlah mata


pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri
atas:
 Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan
pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan
 Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
pilihan mereka.

Mata pelajaran wajib merupakan mata pelajaran yang harus diambil oleh
setiap peserta didik di SMA/MA. Sedangkan mata pelajaran pilihan untuk
SMA/MA berbeda dengan untuk SMK/MAK. Untuk SMA/MA mata
pelajaran pilihan bersifat akademik, terdiri atas:
 Kelompok mata pelajaran wajib yaitu kelompok A dan kelompok B.
Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi
kompetensi lebih kepada aspek kognitif dan afektif sedangkan kelompok
B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan
psikomotor.
 Kelompok Mata Pelajaran Peminatan terdiri atas 3 (tiga) kelompok yaitu
Peminatan Matematika dan Sains, Peminatan Sosial, dan Peminatan
Bahasa.
 Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat yaitu mata pelajaran yang dapat
diambil oleh peserta didik di luar Kelompok Mata Pelajaran Peminatan
yang dipilihnya tetapi masih dalam Kelompok Peminatan lainnya.
Misalnya bagi peserta didik yang memilih Kelompok Peminatan Bahasa

28
DOKUMEN 1
dapat memilih mata pelajaran dari Kelompok Peminatan Sosial dan/atau
Kelompok Peminatan Matematika dan Sains.
 Mata Pelajaran Pendalaman dimaksudkan untuk mempelajari salah satu
mata pelajaran dalam kelompok Peminatan untuk persiapan ke perguruan
tinggi.
 Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan Mata Pelajaran Pendalaman
bersifat opsional, dapat dipilih keduanya atau salah satu.

Kelompok Mata Pelajaran Wajib


Kelompok Mata Pelajaran Wajib merupakan bagian dari kurikulum
pendidikan menengah yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan
tentang bangsa, bahasa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting
untuk mengembangkan logika dan kehidupan pribadi peserta didik,
masyarakat dan bangsa, pengenalan lingkungan fisik dan alam, kebugaran
jasmani, serta seni budaya daerah dan nasional.

Peminatan Dan Pilihan


Kurikulum 2013 SMA/MA dirancang untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum
memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan
Kelompok Peminatan, pilihan Lintas Minat, dan/atau pilihan Pendalaman
Minat.
Kelompok Peminatan terdiri atas Peminatan Matematika dan Sains,
Peminatan Sosial, dan Peminatan Bahasa. Sejak kelas X peserta didik sudah
harus memilih kelompok peminatan yang akan dimasuki. Pemilihan
peminatan berdasarkan nilai rapor di SMP/MTs dan/atau nilai UN
SMP/MTs dan/atau rekomendasi guru BK di SMP/MTs dan/atau hasil tes
penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA/MA dan/atau tes
bakat minat oleh psikolog dan/atau rekomendasi guru BK di SMA/MA.
Pada akhir minggu ketiga semester pertama peserta didik masih mungkin
mengubah pilihan peminatannya berdasarkan rekomendasi para guru dan
ketersediaan tempat duduk. Untuk sekolah yang mampu menyediakan
29
DOKUMEN 1
layanan khusus maka setelah akhir semester pertama peserta didik masih
mungkin mengubah pilihan peminatannya.

Semua mata pelajaran yang terdapat dalam suatu Kelompok Peminatan yang
dipilih peserta didik harus diikuti. Setiap Kelompok Peminatan terdiri atas 4
(empat) mata pelajaran dan masing-masing mata pelajaran berdurasi 3 jam
pelajaran untuk kelas X, dan 4 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII.
Setiap peserta didik memiliki beban belajar per semester selama 42 jam
pelajaran untuk kelas X dan 44 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII. Beban
belajar ini terdiri atas Kelompok Mata Pelajaran Wajib A dan B dengan
durasi 24 jam pelajaran dan Kelompok Mata Pelajaran Peminatan dengan
durasi 12 jam pelajaran untuk kelas X dan 15 jam pelajaran untuk kelas XI
dan XII.

Untuk Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat


kelas X, jumlah jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 6 jam pelajaran
yang dapat diambil dengan pilihan sebagai berikut:
1) Dua mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi
masih dalam Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau
2) Mata pelajaran Pendalaman Kelompok Peminatan yang dipilihnya.
Sedangkan pada kelas XI dan XII, peserta didik mengambil Pilihan Lintas
Minat dan/atau Pendalaman Minat dengan jumlah jam pelajaran pilihan per
minggu berdurasi 4 jam pelajaran yang dapat diambil dengan pilihan
sebagai berikut:
1) Satu mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi
masih dalam Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau
2) Mata pelajaran Pendalaman Kelompok Peminatan yang dipilihnya

30
DOKUMEN 1

Tabel 3. Struktur Kurikulum 2013 Peminatan SMA


KELAS
MATA PELAJARAN
X XI XII
I. Peminatan Matematika dan Sains
1 Matematika 3 4 4
2 Biologi 3 4 4
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
II. Peminatan Sosial
1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
3 Sosiologi dan Antropologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
III. Peminatan Bahasa
1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4
2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4
3 Bahasa dan Sastra Asing lainnya 3 4 4
4 Antropologi 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman 6 4 4
Minat
Jumlah Jam Pelajaran yang tersedia per minggu 60 72 72

31
DOKUMEN 1
Jumlah Jam Pelajaran yang harus ditempuh per 42 44 44
minggu

SMA Negeri 1 Kabandungan pada tahun pelajaran 2021 - 2022, pada


kurikulum 2013 ini untuk kelas X, kelas XI dan kelas XII hanya menggunakan
dua kelompok peminatan yaitu kelompok Peminatan Matematika dan Sains dan
kelompok Peminatan Sosial. Untuk mata pelajaran pilihan dan pendalaman,
SMA Negeri 1 Kabandungan memilih Lintas Minat. Kelompok Peminatan
Bahasa dan Sastra, untuk kelas X MIA memilih mata pelajaran Ekonomi dan
Bahasa Arab dan kelas XI dan XII MIA memilih mata pelajaran Bahasa Arab.
Kelompok Peminatan Sosial untuk kelas X memilih mata pelajaran Kimia dan
Bahasa dan Sastra Inggris dan kelas XI dan XII memilih mata pelajaran Bahasa
dan sastra Inggris.

4. Kebutuhan dan Minat Peserta Didik


Untuk kelas X mengikuti pola dan ketentuan Kurikulum 2013, yaitu
adanya kelompok mata Pelajaran Wajib A dan Wajib B, Kelompok Peminatan,
dan Lintas Minat, yang semuanya mengusung ke pencapaian Standar
Kompetensi Lulusan.
Tabel 4. Pencapaian Kompetensi Lulusan

No. Domain Kompetensi


Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
1. Sikap
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,
2. Pengetahuan seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
3. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
32
DOKUMEN 1
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara
mandiri.

Tabel 5. Kompetensi Lulusan dapat dicapai melalui Kompetensi Inti sebagai


berikut;

No. Domain Kompetensi Inti


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
1. Sikap
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
2. Pengetahuan 1. Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

33
DOKUMEN 1

No. Domain Kompetensi Inti


memecahkan masalah
2. Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan
mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah

3. Keterampilan 1. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam


ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.
2. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif,
serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah

34
DOKUMEN 1

No. Domain Kompetensi Inti


keilmuan
3. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta
dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif
dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan

Kompetensi Inti tersebut dijabarkan kedalam Kompetensi Dasar yang untuk


selanjutnya dirumuskan menjadi materi ajar dan mata pelajaran.

Tabel 6. Struktur Kurikulum 2013 Peminatan SMA


KELAS
MATA PELAJARAN
X XI XII
I. Peminatan Matematika dan Sains
1 Matematika 3 4 4
2 Biologi 3 4 4
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
II. Peminatan Sosial
1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
3 Sosiologi dan Antropologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
III. Peminatan Bahasa
1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4
2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4
3 Bahasa dan Sastra Asing lainnya 3 4 4
4 Antropologi 3 4 4

35
DOKUMEN 1
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman 6 4 4
Minat
Jumlah Jam Pelajaran yang tersedia per minggu 60 72 72
Jumlah Jam Pelajaran yang harus ditempuh per 42 44 44
minggu

5. Pengembangan Kurikulum SMA


Pengembangan kurikulum SMA mengacu pada lampiran permendikbud 36 tahun
2018 sebagai perubahan atas permendikbud nomor 59 tahun 2014 tentang
kurikulum SMA/MA.
Prinsip Pengembangan Kurikulum di SMA Negeri 1 Kabandungan
Pengembangan Kurikulum SMA Negeri 1 Kabandungan mengacu kepada
karakteristik Kurikulum 2013 dan prinsip pengembangan KTSP sebagai berikut:

a. Karakteristik Kurikulum 2013:


1) mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan
sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual
dan psikomotorik;
2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar;
3) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
6) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam
kompetensi inti;
36
DOKUMEN 1
7) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran
dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

b. Prinsip Pengembangan kurikulum;


A. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum di SMA Negeri 1 Kabandungan dikembangkan sesuai dengan


visi, misi dan tujuan sekolah yaitu:
a. Unggul dalam kompetensi akademik dan seni berdasarkan iman dan
taqwa menuju insan mandiri yang dijiwai oleh nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa.
b. Melaksanakan pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan daya
pikir- kalbu-fisik secara optimal.
c. Melaksanakan pengayaan untuk mempersiapkan siswa yang unggul
dalam kompetisi akademik.
d. Melaksanakan ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya sesuai dengan
agama yang dianut peserta didik.
e. Mendidik siswa berbudaya lokal Jawa Barat untuk memperkuat budaya
nasional serta memiliki daya saing global.
f. Menumbuhkan dan mengembangkan pola pikir dan tindakan yang
mencerminkan budaya mutu dan akhlaq mulia dalam kehidupan sehari-
hari.
g. Melaksanakan pembinaan berbagai bidang olah raga sehingga siswa
memiliki daya fisik yang sehat dan tangguh.
h. Menyelenggarakan dan memfasilitasi kegiatan yang mencerminkan
pengembangan seni budaya bangsa.
i. Melaksanakan pendidikan kecakapan hidup guna menciptakan insan
yang religius, mandiri, kreatif, dan kompetitif.
j. Mewujudkan peningkatkan kualitas lulusan yang memiliki sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang seimbang, serta meningkatkan
jumlah lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi;

37
DOKUMEN 1
k. Menyusun dan melaksanakan tata tertib dan segala ketentuan yang
mengatur operasional warga sekolah;
l. Meningkatkan kualitas semua Sumber Daya Manusia baik tenaga
pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik yang dapat
berkompetisi baik lokal maupun global

c. Beragam dan terpadu


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, keunggulan lokal, dan potensi daerah, jenjang serta jenis
pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat serta
status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen
muatan wajib kurikulum, muatan lokal, integrasi pendidikan karakter serta
pengembangan diri secara terpadu yang disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna antar substansi.

d. Tanggap terhadap perkembangan ilmu Pengetahuan, teknologi, dan


seni

Kurikulum SMA Negeri 1 Kabandungan dikembangkan atas dasar kesadaran


bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis.
Oleh karena itu semangat dan isi kurikulum harus dapat mendorong peserta
didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni dengan tepat. Untuk memenuhi hal tersebut maka di
SMA Negeri 1 Kabandungan ditambahkan pendidikan berbasis keunggulan
lokal yang terintegrasi dalam mata pelajaran yang relevan, seni dan budaya
Sunda khas Jawa Barat.
e. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjalin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan kemasyarakatan dan
dunia kerja. Oleh karena itu kurikulum SMA Negeri 1 Kabandungan
dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan pribadi, keterampilan
38
DOKUMEN 1
berfikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan non-
akademik melalui kegiatan ekstrakurikuler.
f. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang tingkatan.

3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum.


Pelaksanaan kurikulum di SMA Negeri 1 Kabandungan dilaksanakan sebagai
berikut :
a. Didasarkan pada potensi, perkembangan, dan minat peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta
didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta
memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas,
dinamis, dan menyenangkan melalui kegiatan Tatap Muka (TM), Penugasan
Terstruktur (PT), dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT),
pengembangan diri baik melalui Bimbingan Karier (BK) maupun kegiatan
ekstrakuikuler.

b. Menegakkan 4 (empat) pilar belajar yaitu :


- Belajar untuk memahami dan menghayati.
- Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif.
- Belajar untuk kehidupan bersama dan berguna bagi orang lain, dan.
- Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses
pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif, dan menyenangkan.
c. Melalui bimbingan wali kelas yang bekerja sama dengan guru mata pelajaran
dan BP/BK secara terjadwal. Setiap wali kelas memiliki peserta didik
sebagai peserta bimbingannya sesuai kelas yang menjadi perwaliannya.
d. Setiap guru mata pelajaran memiliki jadwal konsultasi mata pelajaran
disesuaikan dengan minat peserta didik dan dilaksanakan dalam suasana
peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab,
terbuka dan hangat, dengan prinsip Tut Wuri Handayani, Ing madya mangun
karsa, Ing Ngarsa Sung Tulada.

39
DOKUMEN 1
e. Menggunakan pendekatan multi strategi dan multi media, sumber belajar dan
teknologi yang memadai, memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar dan fasilitas internet.
f. Mendayagunakan kondisi alam, sosial budaya serta kekayaan daerah untuk
keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,
muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan,
keterkaitan dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan
jenis serta jenjang pendidikan.

6. Pengaturan Alokasi Waktu per mata pelajaran sesuai standar isi


a) Kurikulum SMA/MA Kelas X - XI –XII (Kurikulum 2013)
Tabel 6. Struktur Kurikulum 2013 SMA Kelas X, XI dan XIIKelompok
Peminatan Matematika dan Sains
ALOKASI WAKTU BEBAN
MATA PELAJARAN BELAJAR PER MINGGU
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan 2 2 2
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 4 4 4
4 Matematika 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2

40
DOKUMEN 1
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 3 3 3
Kesehatan
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B Per
Minggu
Peminatan Matematika dan Sains
1 Matematika 3 4 4
2 Biologi 3 4 4
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat
1 Ekonomi 3
2 Bahasa dan sastra Arab 3 4 4

Jumlah Jam Pelajaran yang tersedia per minggu 42 44 44

Tabel 7. Struktur Kurikulum 2013 SMA Kelas X, Xidan XIIKelompok


Peminatan Sosial
ALOKASI WAKTU
BEBAN BELAJAR PER
MATA PELAJARAN
MINGGU
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan 2 2 2
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 4 4 4
4 Matematika 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 3 3 3
Kesehatan
41
DOKUMEN 1
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B Per
Minggu
Peminatan Sosial
1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
3 Sosiologi dan Antropologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat
1 Kimia 3
2 Bahasa dan sastra Inggris 3 4 4

Jumlah Jam Pelajaran yang tersedia per minggu 42 44 44

Mata pelajaran beserta alokasi waktu berpedoman pada struktur kurikulum


yang tercantum dalam standar isi (SI). Jumlah mata pelajaran kelas X
berjumlah 15 mata pelajaran, Kelas XI dan XII IPA masing-masing berjumlah
14 mata pelajaran, Kelas XI dan XII IPS masing-masing berjumlah 14 mata
pelajaran.

Pengaturan Alokasi Waktu per mata pelajaran dengan memanfaatkan


tambahan 4 jam pelajaran
a. Kurikulum SMA/MA Kelas X, XI dan XII (Kurikulum 2013)
Tabel 8. Struktur Kurikulum 2013 SMA Kelas X, XI dan XII Kelompok
Peminatan Matematika dan Sains
ALOKASI WAKTU
BEBAN BELAJAR PER
MATA PELAJARAN
MINGGU
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4
4 Matematika 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2

42
DOKUMEN 1
6 Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3 3 3
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
10 Bahasa Sunda 2 2 2
11 Teknologi informasi dan Komunikasi 2 2 2
12 Baca Tulis Alqur`an 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B Per
Minggu
Peminatan Matematika dan Sains
1 Matematika 3 4 4
2 Biologi 3 4 4
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat
1 Ekonomi 3
2 Bahasa dan sastra Arab 3 4 4

Jumlah Jam Pelajaran yang tersedia per minggu 48 48 48

Tabel 9. Struktur Kurikulum 2013 SMA Kelas X, XI dan XII Kelompok Peminatan
Sosial
ALOKASI WAKTU
BEBAN BELAJAR PER
MATA PELAJARAN MINGGU
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4
4 Matematika 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3 3 3
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
10 Bahasa Sunda 2 2 2
11 Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2
12 Baca Tulis Al-Qur`an 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B Per
43
DOKUMEN 1
Minggu
Peminatan Sosial
1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
3 Sosiologi dan Antropologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat
1 Biologi 3
2 Bahasa dan sastra Inggris 3 4 4

Jumlah Jam Pelajaran yang tersedia per minggu 48 48 48

7. Pengaturan Beban Belajar


Beban belajar
Beban belajar yang digunakan di SMA Negeri 1 Kabandungan, kabupaten
Sukabumi adalah Sistem Paket.
Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta
didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem
Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu
dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan
tingkat perkembangan peserta didik.

Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam
pembelajaran ditetapkan berlangsung selama 45 menit. Beban belajar kegiatan
tatap muka per minggu di SMA Negeri 1 Kabandungan, Kabupaten Sukabumi
adalah 46 jam pelajaran.

Penugasan Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman


materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur
ditentukan oleh peserta didik.
44
DOKUMEN 1

Kegiatan Mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa


pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik
untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian diatur sendiri oleh
peserta didik.
1) Jam Pembelajaran
Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum yaitu 45 menit per jam
pelajaran. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang
terdapat dalam semester ganjil dan genap dalam satu tahun pelajaran dapat
dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap.

2) Alokasi waktu penugasan


Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam sistem paket untuk SMA 60% dari waktu kegiatan tatap
muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi.
3) Alokasi waktu
Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara
dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan
satu jam tatap muka.

Pembelajaran Waktu Covid-19


Kegiatan Pembelajaran dimasa Pandemi Covid-19 ini. Mebawa implikasi
kepada dunia pendidkan yang sangat luar biasa. SMA Negeri 1 Kabandungan
dalam mengahadapi gangguan seperti ini memberlakukan pembelajaran jarak
jauh. Dengan durasi waktu pembelajaran yang disesuaikan dengan keadaan
setempat, sebab di kabandungan yang paling sulit itu adalah mendapat signal
yang baik. Oleh karena itu pembelajaran dan pengumpulan tugas – tugas lebih
fleksibel

8. Beban Belajar Tambahan

45
DOKUMEN 1
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata
pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu Provinsi di Indonesia memiliki
tujuan untuk melestarikan kebudayaan lokal. Sejalan dengan hal tersebut,
Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu kabupaten di Propinsi Jawa barat
mempunyai tugas untuk mengemban amanat melestarikan budaya lokal tersebut,
dalam hal ini Bahasa Sunda. Sejalan dengan hal tersebut dan dengan dasar
pemikiran tersebut dengan mempertimbangkan berbagai aspek, maka sejak
tahun pelajaran 2006/2007 sampai tahun pelajaran 2021/2022 SMA Negeri 1
Kabandungan menentukan muatan lokal wajib dengan nama Bahasa Sunda.
Strategi pelaksanaan muatan lokal tersebut adalah sebagai berikut:
Untuk Bahasa Sunda adalah muatan lokal Propinsi Jawa Barat yang harus
dilaksanakan disetiap sekolah di Propinsi Jawa Barat dengan SK/KD sudah
dibuat propinsi, khusus untuk kelas X, XI dan XII menjadi mata pelajaran wajib
B. Dengan jumlah jam 2 jam pelajaran per minggu.

9. Jenis Mata Pelajaran Muatan Lokal


Muatan lokal yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kabandungan Yaitu
BahasaSunda Yang sesuai dengan Pergub nomor 69 tahun 2013 dan Muatan
lokal Baca Tulis Quran yang baru menjadi kebijakan Sekolah dan Komite
sekolah yang disesuaiakan dengan kebutuhan masyarakat Kabandungan.

C. Muatan Kurikulum
1. Muatan KTSP
a. Muatan Kurikulum Pada Tingkat Nasional
Kurikulum SMA/MA Kelas X, XI dan XII (Kurikulum 2013)
Tabel 10. Struktur Kurikulum 2013 SMA Kelas X, XI dan XII Kelompok
Peminatan Matematika dan Sains
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU
BEBAN BELAJAR PER
46
DOKUMEN 1
MINGGU
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4
4 Matematika 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3 3 3
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
10 Bahasa Sunda 2 2 2
11 Teknologi informasi dan Komunikasi 2 2 2
12 Baca Tulis Alqur`an 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B Per
Minggu
Peminatan Matematika dan Sains
1 Matematika 3 4 4
2 Biologi 3 4 4
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat
1 Ekonomi 3
2 Bahasa dan sastra Arab 3 4 4
Jumlah Jam Pelajaran yang tersedia per minggu 48 48 48

Tabel 11. Struktur Kurikulum 2013 SMA Kelas X, XI dan XII Kelompok Peminatan
Sosial
ALOKASI WAKTU
BEBAN BELAJAR PER
MATA PELAJARAN MINGGU
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4
4 Matematika 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3 3 3
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2

47
DOKUMEN 1
10 Bahasa Sunda 2 2 2
11 Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2
12 Baca Tulis Al-Qur`an 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B Per
Minggu
Peminatan Sosial
1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
3 Sosiologi dan Antropologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat
1 Biologi 3
2 Bahasa dan sastra Inggris 3 4 4

Jumlah Jam Pelajaran yang tersedia per minggu 48 48 48

b. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata
pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu Provinsi di Indonesia memiliki
tujuan untuk melestarikan kebudayaan lokal. Sejalan dengan hal tersebut,
Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu kabupaten di Propinsi Jawa barat
mempunyai tugas untuk mengemban amanat melestarikan budaya lokal tersebut,
dalam hal ini Bahasa Sunda. Sejalan dengan hal tersebut dan dengan dasar
pemikiran tersebut dengan mempertimbangkan berbagai aspek, maka sejak
tahun pelajaran 2006/2007 sampai tahun pelajaran 2021/2022 SMA Negeri 1
Kabandungan menentukan muatan lokal wajib dengan nama Bahasa Sunda.
Strategi pelaksanaan muatan lokal tersebut adalah sebagai berikut:
Untuk Bahasa Sunda adalah muatan lokal Propinsi Jawa Barat yang harus
dilaksanakan disetiap sekolah di Propinsi Jawa Barat dengan SK/KD sudah
dibuat propinsi, khusus untuk kelas X, XI dan XII menjadi mata pelajaran wajib
B. Dengan jumlah jam 2 jam pelajaran per minggu.
KOMPETENSI INTI, STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI
DASAR MUATAN LOKAL BAHASA SUNDA
Tabel 12. Kompetensi Inti dan Konpetensi dasar Muatan lokal
KELAS X
48
DOKUMEN 1
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
10.1. Menghayati dan 10.1.1. Mensyukuri anugerah Tuhan akan
mengamalkanajaran keberadaan bahasa Sunda dan
agama yang dianutnya menggunakannnya sesuai dengan kaidah
dan konteks sosial budaya sebagai sarana
komunikasi melalui teks BIANTARA,
PAGUNEMAN, BIOGRAFI dan
OTOBIOGRAFI, AKSARA SUNDA,
DONGENG, CARITA WAYANG, CARPON,
GUGURITAN, DAN SISINDIRAN
10.2. Menghayati dan 10.2.1. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
mengamalkan perilaku peduli, santun, dan proaktif dalam
jujur, disiplin, berbahasa Sunda untuk memahami
tanggungjawab, peduli BIANTARA dan PAGUNEMAN
(gotong royong, 10.2.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
kerjasama, toleran, dan tanggung jawab dalam berbahasa Sunda
damai), santun, untuk memahami BIOGRAFI dan
responsif dan proaktif OTOBIOGRAFI serta AKSARA SUNDA
dan menunjukkan sikap 10.2.3. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, dan
sebagai bagian dari peduli dalam berbahasa Sunda untuk
solusi atas berbagai memahami DONGENG, CARITA
permasalahan dalam WAYANG,CARPON, GUGURITAN, dan
berinteraksi secara SISINDIRAN
efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia
10.3. Memahami, 10.3.1. Mengidentifikasi dan menganalisis teks
menerapkan, BIANTARA sesuai dengan kaidah –
menganalisis kaidahnya
pengetahuan faktual, 10.3.2. Mengidentifikasi dan menganalisis teks
konseptual, prosedural PAGUNEMAN sesuai dengan
berdasarkan rasa kaidahkaidahnya
ingintahunya tentang 10.3.3. Mengidentifikasi dan menganalisisteks
ilmu pengetahuan, BIOGRAFI dan OTOBIOGRAFI sesuai
teknologi, seni, budaya, dengan kaidah-kaidahnya
dan humaniora dengan 10.3.4. Mengidentifikasi dan menganalisisteks
wawasan kemanusiaan, AKSARA SUNDA sesuai dengan kaidah-
kebangsaan, kaidahnya
kenegaraan, dan 10.3.5. Mengidentifikasi, menganalisis, dan
peradaban terkait membandingkan DONGENG dan CARITA
fenomena dan kejadian, WAYANG sesuai dengan kaidah-kaidahnya
serta menerapkan 10.3.6. Mengidentifikasi dan menganalisis
pengetahuan prosedural CARPON sesuai dengan kaidah-kaidahnya
pada bidang kajian 10.3.7. Mengidentifikasi dan Menganalisis
yang spesifik sesuai GUGURITAN sesuai dengan kaidah-
dengan bakat dan kaidahnya
49
DOKUMEN 1
minatnya untuk 10.3.8. Mengidentifikasi dan menganalisis
memecahkan masalah SISINDIRAN sesuai dengan kaidah-
kaidahnya
10.4. Mengolah, menalar, 10.4.1. Menyusun, menanggapi, dan
dan menyaji dalam memperagakan teks BIANTARA sesuai
ranah konkret dan dengan kaidah-kaidahnya
ranah abstrak terkait 10.4.2. Menyusun, menanggapi, dan
dengan pengembangan memperagakan teks PAGUNEMAN sesuai
dari yang dipelajarinya dengan kaidah-kaidahnya
di sekolah secara 10.4.3. Menyusun, menanggapi, dan
mandiri, dan mampu membandingkan teks BIOGRAFI dan
menggunakan metoda OTOBIOGRAFI sesuai dengan kaidah
sesuai kaidah keilmuan kaidahnya.
10.4.4. Menyusun dan menyunting teks pendek
yang menggunakan AKSARA SUNDA
sesuai dengan kaidah-kaidahnya
10.4.5. Menanggapi dan mengekspresikan
DONGENG dan CARITA WAYANG
sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
10.4.6. Menanggapi dan mengekspresikan
CARPON sesuai dengan kaidah kaidahnya
10.4.7. Menanggapi dan mengekspresikan
GUGURITAN sesuai dengan kaidah-
kaidahnya secara lisan dan tulisan
10.4.8. Menanggapi dan mengekspresikan
SISINDIRAN sesuai dengan kaidah-
kaidahnya secara lisan dan tulisan

KELAS XI
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
11.1. Menghayati dan 11.1.1. Mensyukuri anugerah Tuhan akan
mengamalkan ajaran keberadaan bahasa Sunda dan
agama yang dianutnya menggunakannnya sesuai dengan kaidah dan
konteks sosial budaya sebagai sarana
komunikasi melalui RUMPAKA KAWIH,
SAJAK, MANTRA, NOVEL, BAHASAN,
DESKRIPSI, WARTA, dan
WAWANCARA
11.2. Menghayati dan 11.2.1. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
mengamalkan perilaku peduli, dan santun dalam berbahasa Sunda
jujur, disiplin, untuk memahami RUMPAKA KAWIH,
tanggungjawab, peduli SAJAK, MANTRA, dan NOVEL.
(gotong royong, 11.2.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
kerjasama, toleran, peduli, dan santun dalam berbahasa Sunda
damai), santun, untuk memahami teks BAHASAN
responsif dan proaktif BUDAYASUNDA dan DESKRIPSI YANG
50
DOKUMEN 1
dan menunjukkan sikap MENGANDUNG PAKEMAN BASA.
sebagai bagian dari 11.2.3. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
solusi atas berbagai peduli, santun, dan proaktif dalam berbahasa
permasalahan dalam Sunda untuk memahami teks
berinteraksi secara WAWANCARA serta WARTA dan/atau
efektif dengan IKLAN
lingkungan sosial dan
alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia

11.3. Memahami, 11.3.1. Mengidentifikasi dan menganalisis


menerapkan, RUMPAKA KAWIH sesuai dengan kaidah-
menganalisis kaidahnya.
pengetahuan faktual, 11.3.2. Mengidentifikasi dan Menganalisis
konseptual, prosedural SAJAKsesuai dengan kaidah-kaidahnya.
berdasarkan rasa 11.3.3. Mengidentifikasi dan Menganalisis
ingintahunya tentang MANTRA sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
ilmu pengetahuan, 11.3.4. Mengidentifikasi dan menganalisis
teknologi, seni, budaya, NOVEL sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
dan humaniora dengan 11.3.5. Mengidentifikasi dan menganalisis
wawasan kemanusiaan, bahasan budaya Sunda sesuai dengan
kebangsaan, kaidah-kaidahnya.
kenegaraan, dan 11.3.6. Mengidentifikasi dan menganalisis
peradaban terkait DESKRIPSI yang mengandung PAKEMAN
fenomena dan kejadian, BASA (babasan jeung paribasa, cacandran,
serta menerapkan dan/atau uga) sesuai dengan kaidah-
pengetahuan prosedural kaidahnya
pada bidang kajian
yang spesifik sesuai 11.3.7. Mengidentifikasi dan menganalisisteks
dengan bakat dan WAWANCARA sesuai dengan kaidah-
minatnya untuk kaidahnya secara lisan dan tulisan.
memecahkan masalah 11.3.8. Mengidentifikasi dan menganalisis teks
WARTA dan/atau IKLAN sesuai dengan
kaidah-kaidahnya secara lisan dan tulisan.
11.4. Mengolah, menalar, 11.4.1. Menanggapi dan mengekspresikan
dan menyaji dalam RUMPAKA KAWIH sesuai dengan kaidah-
ranah konkret dan kaidahnya secara lisan dan tulisan.
ranah abstrak terkait 11.4.2. Menanggapi dan Mengekspresikan
dengan pengembangan SAJAK sesuai dengan kaidah-kaidahnya
dari yang dipelajarinya secara lisan dan tulisan.
di sekolah secara 11.4.3. Menanggapi dan membahas MANTRA
mandiri, dan mampu secara lisan dan tulisan.
menggunakan metoda 11.4.4. Menanggapidan meringkas NOVEL
sesuai kaidah keilmuan sesuai dengan kaidah-kaidahnya secara lisan
dan tulisan.
11.4.5. Menyusun dan menanggapi DESKRIPSI
yang mengandung PAKEMAN BASA
51
DOKUMEN 1
sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
11.4.6. Menyusundan menanggapi BAHASAN
tentang BUDAYA SUNDA sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.

11.4.7. Menyusun, memperagakan, dan


menanggapi teks WAWANCARA sesuai
dengan kaidah-kaidahnya.
11.4.8. Menyusun, menyampaikan, dan
menanggapi teks WARTA dan/atau IKLAN
sesuai dengan kaidah-kaidahnya

KELAS XII
STANDAR KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
1. Menyimak 12.1 Mampu menyimak untuk 12.1.1 Menyimak dongeng dari
(ngaregepkeun) memahami dan radio /kaset/yang
menanggapi wacana dibacakan
dalam bentuk dongeng 12.1.2 Menyimak percakapan
dan percakapan (paguneman) dalam
berbagai situasi
2. Berbicara 12.2 Mampu berbicara untuk 12.2.1 Bercakap-cakap
(nyarita) mengungkapkan pikiran, (pahuneman)
perasaan dan keinginan 12.2.2 Memandu acara (MC)
dalam bentuk kegiatan 12.2.3 Memimpin diskusi
bercakap-cakap, 12.2.4 Berdiskusi atau berseminar
memandu acara, 12.2.5 Berpidato dalam berbagai
memimpin diskusi, situasi
berdiskusi/berseminar dan
berpidato
3. Membaca 12.3 Mampu membaca untuk 12.3.1 Membaca artikel tentang
(maca) memahami dan budaya
menanggapi bacaan yang 12.3.2 Membaca carita buhun
berupa artikel, carita 12.3.3 Membaca bahasan tentang
buhun dan bahasan kesenian
4. Menulis (nulis) 12.4 Mampu menulis untuk 12.4.1 Menulis puisi (wangun
52
DOKUMEN 1
mengungkapkan pikiran, ugeran)
perasaan dan keinginan 12.4.2 Menulis esai berdasarkan
dalam bentuk puisi, esai topik tertentu
dan teks drama 12.4.3 Menulis teks drama
berdasarkan cerita

2. Jumlah Mata Pelajaran


a. Jumlah Mata Pelajaran Kelas X
No Mata Pelajaran
Kelompok A
1 Pendidikan Agama Dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Kewarga Negaraan
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika Wajib
5 Sejarah Indonesia
6 Bahasa Inggris
Kelompok B
1 Seni Budaya
2 Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan
3 Prakarya dan Kewirausahaan
4 Bahasa Sunda
5 Baca Tulis Quran
Kelompok C MIPA
1 Matematika Peminatan
2 Fisika
3 Kimia
4 Biologi
Kelompok C IPS
1 Sejarah Peminatan
2 Geografi
3 Ekonomi
4 Sosiologi
Kelompok D lintas Minat
1 Lintas Minat Bahasa dan Sastra Arab
53
DOKUMEN 1
2 Lintas Minat Bahasa dan Sastra Inggris

b. Peminatan dan Lintas Minat


Kelompok C MIPA
1 Matematika Peminatan
2 Fisika
3 Kimia
4 Biologi
Kelompok C IPS
1 Sejarah Peminatan
2 Geografi
3 Ekonomi
4 Sosiologi
Kelompok D lintas Minat
1 Lintas Minat Bahasa dan Sastra Arab
2 Lintas Minat Bahasa dan Sastra Inggris

c. Jumlah Jam Kelas XI dan XII


No Mata Pelajaran
Kelompok A
1 Pendidikan Agama Dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Kewarga Negaraan
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika Wajib
5 Sejarah Indonesia
6 Bahasa Inggris
Kelompok B
1 Seni Budaya
2 Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan
3 Prakarya dan Kewirausahaan
4 Bahasa Sunda
Kelompok C MIPA
54
DOKUMEN 1
1 Matematika Peminatan
2 Fisika
3 Kimia
4 Biologi
Kelompok C IPS
1 Sejarah Peminatan
2 Geografi
3 Ekonomi
4 Sosiologi
Kelompok D lintas Minat
1 Lintas Minat Bahasa dan Sastra Arab
2 Lintas Minat Bahasa dan Sastra Inggris

D. KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI


1. Jenis dan Strategi Pelaksanaan
Program Layanan Konseling
Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat. Kegiatan pengembangan diri
dapat dilakukan dalam bentuk bimbingan konseling dan kegiatan
ekstrakurikuler.

Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru,


atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan

55
DOKUMEN 1
kepramukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja, serta kegiatan
ekstrakurikuler lainnya
Kegiatan pengembangan diri dilakukan setara dengan 2 SKS namun jumlahnya
tidak dihitung dalam struktur kurikulum.

Pengembangan diri terdiri atas 2 (dua) bentuk kegiatan, yaitu terprogram dan
tidak terprogram
Tabel 13. Kegiatan Pengembangan diri secara terprogram
Kegiatan Pelaksanaan Uraian Kegiatan
Layanan dan  Individual  Melakukan
kegiatan pembimbingan antar
pendukung personal
konseling  Kelompok : tatap  Melakukan
muka guru BP masuk pembimbingan secara
ke kelas klasikal

2. Jenis dan Strategi Program


Pengembangan Bakat Dan Minat
Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan
perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik secara individual, kelompok dan atau klasikal melalui
penyelenggaraan kegiatan sebagai berikut ini.

Kegiatan Pelaksanaan Uraian Kegiatan


Ekstrakurikuler  Kerohanian/DKM  Melakukan kegiatan
keagamaan antar siswa
 Menitikberatkan pada 4
 English Club skill dalam bahasa
(mendengarkan,
berbicara, membaca,
menulis)
 Melatih teknik vokal
 Kesenian  Mempelajari teknik
 Futsal/Sepakbola permainan bola
 Melakukan lari 100M,
 Atletik lompat jauh, lompat
tinggi
 Volly Ball  Melakukan teknik

56
DOKUMEN 1
services, menerima
bola, bloking bola,
smash
 Pencak silat  Mempelajari gerakan
 Tenis Meja  Mempelajari teknik
permainan
 Pramuka  Berlatih kepramukaan
 Paskibra  Berlatih baris berbaris
 Marawis
 Seni Sunda
 Marching band
(rencana)
 Karate

3. Kegiatan Pengembangan Diri


Pramuka
Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan
sebagai berikut.
Tabel 14. Kegiatan Pengembangan diri secara tidak terprogram
Kegiatan Contoh
Rutin; yaitu  Piket kelas
kegiatan yang  Ibadah
dilakukan  Pengajian di awal pembelajaran
terjadwal  Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran
Spontan; adalah  Memberi dan menjawab salam
kegiatan tidak  Meminta maaf
terjadwal dalam  Berterima kasih
kejadian khusus  Mengunjungi orang yang sakit
 Membuang sampah pada tempatnya
 Menolong orang yang sedang dalam kesusahan
 Melerai pertengkaran

Keteladanan;  Performa guru


adalah kegiatan  Mengambil sampah yang berserakan
dalam bentuk  Cara berbicara yang sopan
perilaku sehari-  Mengucapkan terima kasih
hari  Meminta maaf
 Menghargai pendapat orang lain
 Memberikan kesempatan terhadap pendapat
yang berbeda
 Mendahulukan kesempatan kepada orang tua
 Penugasan peserta didik secara bergilir
 Menaati tata tertib (disiplin, taat waktu, taat pada
peraturan)
 Memberi salam ketika bertemu
57
DOKUMEN 1
 Berpakaian rapi dan bersih
 Menepati janji
 Memberikan penghargaan kepada orang yang
berprestasi
 Berperilaku santun
 Pengendalian diri yang baik
 Memuji pada orang yang jujur
 Mengakui kebenaran orang lain
 Mengakui kesalahan diri sendiri
 Berani mengambil keputusan
 Berani berkata benar
 Melindungi kaum yang lemah
 Membantu kaum yang fakir
 Sabar mendengar orang lain
 Mengunjungi teman yang sakit
 Membela kehormatan bangsa
 Mengembalikan barang yang bukan miliknya
 Antri
 Mendamaikan
Jenis Pengembangan Diri yang ditetapkan SMA Negeri 1 Kabandungan
adalah sebagai berikut ini.

Tabel 15. Jenis Pengembangan diri yang menerapkan pengembangan bakat,


minat dan potensi peserta didik
Jenis Nilai-nilai yang Strategi
Pengembangan ditanamkan
Diri
A. Bimbingan  Kemandirian  Pembentukan karakter atau
Konseling (BK)  Percaya diri kepribadian
 Kerja sama  Pemberian motivasi
 Demokratis  Bimbingan karier
 Peduli sosial
 Komunikatif
 Jujur
B. Kegiatan

58
DOKUMEN 1
Ekstrakurikuler
1. Kerohanian  Religius  Beribadah rutin
 Jujur  Pembentukan sikap patuh
 Toleransi melaksanakan ajaran yang
 Disiplin dianutnya
 Rasa Ingin  Pembentukan sikap jujur, rasa
Tahu ingin tahun, cinta tanah air dan
 Peduli sosial peduli sosial
 Peringatan hari besar agama
 Kegiatan keagamaan
2. English  Kemandirian  Pembentukan karakter atau
Club  Percaya diri kepribadian
 Kerjasama  Pemberian motivasi
 Komunikatif  Pembentukan life skill dalam
 Rasa ingin kebahasan
tahu
3. Kesenian  Kreatif  Pembentukan kreatifitas diri
 Percaya diri dalam bidang seni
 Komunikatif  Latihan rutin
 Rasa ingin  Mengikuti vokal grup
tahu  Berkompetisi internal dan
 Cinta tanah air eksternal
 Disiplin  Pagelaran seni
 Jujur
4. Futsal/  Kemandirian  Melalui latihan rutin
Sepakbola  Disiplin  Perlombaan
 Percaya diri  Penerapan perilaku disiplin
 Tanggung  Pembentukan karakter dan
jawab kepribadian
 Menghargai
prestasi
 Kerja keras
5. Atletik  Disiplin  Penerapan perilaku disiplin
 Kerja keras  Selalu ada upaya
 Tanggung  Pembentukan setiap ada tugas dan
jawab kewajiban
 Perlombaan
6. Vally ball  Kemandirian  Melalui latihan rutin
 Disiplin  Perlombaan
 Percaya diri  Penerapan perilaku disiplin
 Tanggung  Pembentukan karakter dan
jawab kepribadian
 Kerja keras
7. Pencak  Kemandirian  Melalui latihan rutin
silat  Disiplin  Perlombaan
 Percaya diri  Penerapan perilaku disiplin
 Tanggung  Pembentukan karakter dan
jawab kepribadian
59
DOKUMEN 1
8. Tenis Meja  Kemandirian  Pembentukan karakter
 Disiplin  Pembentukan perilaku
 Percaya diri  Pembentukan sikap percaya diri
 Tanggung dalam bidang permainan
jawab  Pembentukan semangat jadi juara
9. Pramuka  Demokratis  Latihan terprogram
 Disiplin (kepemimpinan berorganisasi)
 Kerja sama
 Rasa
kebangsaan
 Toleransi
 Peduli sosial
dan
lingkungan
 Cinta damai
 Kerja keras

E. Pengaturan Beban Belajar


1. Alokasi Waktu Pembelajaran
Jam Pembelajaran
Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum yaitu 45 menit per jam pelajaran,
48 Jam per minggu, dan 36 minggu efektif per tahun sehingga ada 1728 jam
pelajaran pertahun. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang
terdapat dalam semester ganjil dan genap dalam satu tahun pelajaran dapat
dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap.

Beban belajar yang digunakan di SMA Negeri 1 Kabandungan, kabupaten


Sukabumi adalah Sistem Paket.
Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta
didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem
Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.

Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu

60
DOKUMEN 1
dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan
memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam
pembelajaran ditetapkan berlangsung selama 45 menit. Beban belajar kegiatan
tatap muka per minggu di SMA Negeri 1 Kabandungan, Kabupaten Sukabumi
adalah 46 jam pelajaran.

2. Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur


Penugasan Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur
ditentukan oleh peserta didik.
Kegiatan Mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik
untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian diatur sendiri oleh
peserta didik.
Alokasi waktu penugasan
Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
dalam sistem paket untuk SMA 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi.

Alokasi waktu
Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan
satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam
tatap muka.

3. Pembelajaran Waktu Covid-19


Kegiatan Pembelajaran dimasa Pandemi Covid-19 ini. Mebawa implikasi
kepada dunia pendidkan yang sangat luar biasa. SMA Negeri 1 Kabandungan
61
DOKUMEN 1
dalam mengahadapi gangguan seperti ini memberlakukan pembelajaran jarak
jauh. Dengan durasi waktu pembelajaran yang disesuaikan dengan keadaan
setempat, sebab di kabandungan yang paling sulit itu adalah mendapat signal
yang baik. Oleh karena itu pembelajaran dan pengumpulan tugas – tugas lebih
fleksibel
4. Pelaksanaan Lintas Minat
Kurikulum 2013 SMA dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk belajar sesuai dengan pilihan dan minat mereka. Struktur kurikulum
memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam memilih mata
pelajaran lintas atau pendalaman minat,
Pada kurikulum SMAN 1 Kabandungan, mata pelajaran lintas minat disesuaikan
dengan ketersediaan tenaga pendidik dan keinginan siswa untuk belajar pada
mata pelajaran tertentu.

F. KETUNTASAN BELAJAR
Ketuntasan belajar di SMA N 1 Kabandungan mengacu pada
permendikbud No. 23 Tahun 2013. Ketuntasan belajar setiap indikator yang
telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0 – 100%.
Kriteria ideal ketuntasan untuk masin-masing indikator minimum 75%.
Satuan pendidikan SMA Negeri 1 Kabandungan Kabupaten Sukabumi telah
melakukan kajian dan analisa menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik (Intake),
kompleksitas serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran. Diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus
menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMA Negeri 1 Kabandungan
Kabupaten Sukabumi tahun pelajaran 2021/2022 sebagai berikut :

Tabel 16. Kriteri ketuntasan Minimal (KKM) Kelas X , XI dan XII


KELAS KELAS
KELAS X
XI XII
MATA PELAJARAN MIA IIS MI IIS
MIA IIS
A
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 68 68 72 72 75 75
62
DOKUMEN 1
2 Pendidikan Pancasila dan 68 68 72 72 75 75
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 68 68 72 72 75 75
4 Matematika 68 68 72 72 75 75
5 Sejarah Indonesia 68 68 72 72 75 75
6 Bahasa Inggris 68 68 72 72 75 75
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 68 68 72 72 75 75
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 68 68 72 72 75 75
Kesehatan
9 Prakarya dan Kewirausahaan 68 68 72 72 75 75
10 Bahasa Sunda 68 68 72 72 75 75
11 Baca Tulis Al-Qur`an 68 68 72 72 75 75

Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B


Per Minggu
I. Peminatan Matematika dan Sains
1 Matematika 68 72 75
2 Biologi 68 72 75
3 Fisika 68 72 75
4 Kimia 68 72 75
II. Peminatan Sosial
1 Geografi 68 72 75
2 Sejarah 68 72 75
3 Sosiologi dan Antropologi 68 72 75
4 Ekonomi 68 72 75
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat dan/atau
Pendalaman Minat
1 Ekonomi 68
2 Kimia 68
3 Bahasa dan Sastra Inggris 68 72 75
4 Bahasa dan Sastra Arab 68 72 75

Rata-rata 68 68 72 72 75 75

Satuan pendidikan ini menggunakan prinsip mastery learning ( ketuntasan


belajarminimal ), ada perlakuan khusus untuk peserta didik yang belum maupun
sudah mencapai ketuntasan. Peserta didik yang belum mencapai KBM harus
mengikuti kegiatan remedial, sedangkan peserta didik yang sudah mencapai
KBM mengikuti kegiatan pengayaan.

a. Kelas X, XI dan XII


Berdasarkan Permendikbud RI Nomor 53 tahun 2015 dan Permendikbud No 3
tahun 2017 Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik,
63
DOKUMEN 1
penilaian diri, penilaian projek, ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat
kompetensi, ujian sekolah, dan ujian nasional.
1) Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.
2) Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan
harian.
3) Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema
pelajaran.
4) Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses
pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.
5) Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh
pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.
6) Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas
XI, dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah. Ujian
tingkat kompetensi pada akhir kelas XII dilakukan melalui UN.
7) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survey oleh
Pemerintah pada akhir kelas XI.
8) Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
9) Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,


pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
1) Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui:
a) observasi,
b) penilaian diri (self assessment),
c) penilaian “teman sejawat” (peer assessment) oleh peserta didik
d) Jurnal.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antar peserta didik adalah lembar pengamatan berupa daftar cek (checklist)
atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik , sedangkan pada
jurnal berupa catatan pendidik.
64
DOKUMEN 1
Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut:
A = Sangat Baik = 90 – 100
B = Baik = 79 – 89
C = Cukup = 68 – 78
K = Kurang = < 67
Nilai kompetensi sikap pada LHB yang hasil akhirnya dihitung berdasarkan
modus
2) Penilaian kompetensi pengetahuan
Penilaian Pengetahuan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik)
melalui:
a) Tes tertulis
b) Tes lisan
c) Penugasan
Penilaian Pengetahuan terdiri atas: Nilai Proses (Nilai Harian) = NH, Nilai
Ulangan Tengah Semester = UTS, dan Nilai Ulangan Akhir Semester =
UAS.
a) Nilai Harian diperoleh dari hasil Tes Tulis, Tes Lisan, dan Penugasan
yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran satu Kompetensi
Dasar (KD).
b) Penghitungan nilai Pengetahuan diperoleh dari rerata NH, UTS, dan
UAS.
c) Penilaian LHB untuk pengetahuan menggunakan penilaian kuantitatif
dengan skala 1 – 100 diberi predikat sebagai berikut:

A : 90 – 100
B : 79 - 89
C : 68 - 78
D : < 67
Penghitungan Nilai Pengetahuan adalah dengan cara:
 NH, UTS, dan UAS menggunakan skala nilai 1 sd 100
 Nilai rapor merupakan hasil rerata NH, UTS, dan UAS,
3) Penilaian kompetensi keterampilan

65
DOKUMEN 1
a) Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan oleh Guru Mata
Pelajaran (Pendidik)melalui:
 Tes praktik / unjuk kerja / kinerja
 Projek
 Produk
 Portofolio
b) Penilaian kompetensi keterampilan terdiri atas:
 Nilai Praktik / unjuk kerja / kinerja
 Nilai Projek,
 Nilai Produk
 Nilai Portofolio
c) Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan
satu KD.
d) Penghitungan nilai keterampilan diperoleh dari optimum Penilaian
Praktik, Penilaian Projek , Penilaian Produk dan Penilaian Portofolio.
e) Pengolahan Nilai Rapor (LHB) untuk Keterampilan menggunakan
penilaian kuantitatif dengan skala 1 - 100 , dengan menggunakan
rerata optimum setiap KD

b. Kelas XII
Penilaian dilakukan secara menyeluruh, yaitu mencakup semua aspek
kompetensi yang meliputi kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif dan
dilakukan oleh semua guru.
1) Kemampuan kognitif dilaksanakan melalui:
 Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester (UTS) dan Ulangan Akhir
Semester (UAS)
Hasil ulangan (ulangan harian/UTS/UAS) dibagikan kepada peserta
didik untuk ditandatangani oleh orang tua dan dikumpulkan oleh guru
mata pelajaran menjadi portofolio nilai ulangan peserta didik yang
akan menjadi pertimbangan dalam kenaikan, penjurusan dan kelulusan
peserta didik.
 Tugas Terstruktur (PT)
 Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT)

66
DOKUMEN 1
 Semua guru diwajibkan memiliki program remedial yang dibuat awal
tahun yang berisi tentang aturan bagi peserta didik yang harus
mengikuti remedial. Setelah melaksanakan remedial (apabila ada)
guru membuat laporan yang beirisi tentang siapa yang diremedial,
kapan diremedial dan bentuk remedialnya.
2) Kemampuan afektif dan psikomotor penilaiannya diintegrasikan ke dalam
penilaian kognitif dan praktik serta penilaiannya diserahkan ke guru
masing-masing serta hasil akhir penilaian disesuaikan dengan dominasi
ranah.

3) Penilaian Kelompok Mata Pelajaran


Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan, dan kelompok mata pelajaran estetika selain oleh guru mata
pelajaran masing-masing, juga dipertimbangkan dan dimusyawarahkan
dengan semua guru yang dilaksanakan melalui rapat guru dengan mengacu
kepada ketentuan yang berlaku

G. KRITERIA KELULUSAN DAN KENAIKAN KELAS


Kriteria kenaikan kelas dan kelulusan, serta strategi penanganan peserta didik
yang tidak naik atau tidak lulus yang diberlakukan oleh sekolah, dengan memperhatikan
ketentuan kenaikan kelas dan kelulusan melalui uji pencapain kompetensi mengacu
kepada Permendikbud No. 23 Tahun 2016 (lihat juga Panduan Pengembangan
Penilaian. Lihat Permendikbud nomor 5 tahun 2015 tentang Kriteria Kelulusan Peserta
Didik dan PP No. 57 tahun 2021 sebagai perubahan dari PP No. 13 Tahun 2015,
Perubahan PP 19 Tahun 2005 dan PP 32 Tahun 2013 tentang SNP.

H. KELULUSAN
1. Kriteria Kelulusan
Kriteria kelulusan mengacu pada PP No.57 tahun 2021 sebagai perubahan atas PP
No. 13 Tahun 2015, PP No. 19 tahun 2005, dan PP No. 5 Tahun 2015 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
2. Kriteria berdasarkan Permendikbud No. 5 Tahun 2015
67
DOKUMEN 1
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Untuk tahun pelajaran 2021-2022, kelulusan kelas XII sesuai dengan
Permendikbud Nomor 5 Tahun 2015, peserta didik dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan setelah :
1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran yaitu memiliki nilai
Laporan Hasil Belajar Peserta Didik (LHBPD) dari mulai semester 1
kelas X sampai dengan semester 6 kelas XII.
2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan
kesehatan. Kriteria nilai baik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia:
A = Sangat Baik = 90 – 100
B = Baik = 79 – 89
C = Cukup = 68 – 78
K = Kurang = < 67
Dengan indikator penilaian/pengamatan:
1. Kerajinan melaksanakan ibadah ;
2. Kerajinan mengikuti kegiatan keagamaan ;
3. Jujur dalam perkataan dan perbuatan ;
4. Mematuhi aturan sekolah ;
5. Hormat terhadap pendidik ;
6. Ketertiban ketika mengikuti pelajaran di kelas atau di tempat
lain

b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian:


A = Sangat Baik = 90 – 100
B = Baik = 79 – 89
C = Cukup = 68 – 78
K = Kurang = < 67
Dengan indikator penilaian/pengamatan:
(1) Menunjukkan kemauan belajar ;
(2) Ulet tidak mudah menyerah ;
(3) Mematuhi aturan sosial ;
(4) Tidak mudah dipengaruhi hal yang negatif ;
68
DOKUMEN 1
(5) Berani bertanya dan menyampaikan pendapat ;
(6) Kerjasama dengan teman dalam hal yang positif ;
(7) Mengikuti kegiatan ekstra kurikuler satuan pendidikan.

c) Kelompok mata pelajaran estetika:


A = Sangat Baik = 90 – 100
B = Baik = 79 – 89
C = Cukup = 68 – 78
K = Kurang = < 67
Dengan indikator penilaian/pengamatan:
(1) Apreasiasi Seni :
a. Seni Suara
b. Seni Lukis
c. Seni Rupa
(2) Kreasi Seni :
(a) Seni Suara
(b) Seni Lukis
(c) Seni Rupa
d) Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olahraga dan Kesehatan:
A = Sangat Baik = 90 – 100
B = Baik = 79 – 89
C = Cukup = 68 – 78
K = Kurang = < 67
Dengan indikator penilaian/pengamatan:
(1) Aktifitas dalam kegiatan Olah raga di satuan pendidikan ;
(2) Kebiasaan hidup sehat dan bersih
(3) Tidak merokok
(4) Tidak menggunakan Narkoba
(5) Disiplin waktu
(6) Keterampilan melakukan gerak olah raga

3) Lulus Ujian Sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan


dan teknologi dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Apabila Nilai Ujian Sekolah (US) paling rendah sama dengan KKM
semester 6 (enam) untuk masing-masing mata pelajaran;

69
DOKUMEN 1
b) Rata-rata Nilai Sekolah (NS) untuk semua mata pelajaran yang
diujikan paling rendah sama dengan rata-rata KKM semester 3
sampai dengan 6.
4) Lulus UJIAN SEKOLAH.

Rambu-rambu Ujian Nasional dan Ujian Sekolah :


 Ujian Nasional bertujuan menilai pencapaian kompetensi lulusan
secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Hasil Ujian Nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan
untuk :
1. pemetaan mutu satuan dan/atau program pendidikan
2. seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya
3. penentuan kelulusan peserta didik dari suatu satuan
pendidikan
4. akreditasi satuan pendidik
 pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam
upaya peningkatan mutu pendidikan
 Pada setiap kegiatan ujian baik Ujian Nasional maupun Ujian
Sekolah, sekolah menargetkan setiap tahunnya harus mencapai kelulusan
100%.
 Upaya yang dilakukan untuk mencapai kelulusan 100% yaitu melalui
kegiatan persiapan menghadapi Ujian Nasional dan Ujian sekolah (Kegiatan
pendalaman materi)
 peserta didik yang belum lulus ujian nasional berhak mengikuti ujian
nasional pada tahun berikutnya dengan mendaftarkan sebagai calon peserta
ujian di US1 US2
 mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional adalah :
1. Program Studi MIPA meliputi : Bahasa Indonesia, bahasa
Inggris, Matematika, Fisika, Biologi dan Kimia
2. Program Studi IPS meliputi : Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, matematika, Ekonomi, Sosiologi dan geografi
 Ketentuan mengenai kepastian mata pelajaran yang di Ujian
nasional-kan dan batas kelulusan, baik mata pelajaran yang di Ujian
70
DOKUMEN 1
Nasional-kan maupun yang di Ujian Sekolah-kan diatur lebih lanjut dan
akan menyesuaikan dengan kebijakan melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional tentang Ujian Nasional berdasarkan usulan BSNP.
3. Pelaksanaan Pendidikan Masa Pandemi Covid 19
Berdasarkan edaran mendikbud No.4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan
pendidikan dalam masa darurat penyebaran Corona Virus Diseases (Covid 19)
a. Bagi sekolah yang sudah melaksanakan ujian sekolah, hasilnya dapat
digunakan untuk menentukan nkelulusan
b. Bagi sekolah yang belum melaksanakan ujian sekolah kelulusan ditentukan
oleh nilai 5 semester terakhir.
4. Target kelulusan
Target kelulusan untuk tahun pelajaran 2021-2022 adalah 100%
Untuk mencapai kelulusan 100%, maka sekolah menyusun program-program baik
akademik dan non akademik yang terangkum dalam program pengembangan diri
dan ektrakurikuler, progran persiapan ujian nasional, dan program peningkatan
penampilan, pelayanan dan prestasi sekolah.
5. Program Sekolah Untuk Meningkatkan Kulaitas Kelulusan
Program Pengayaan Untuk Kelas XII
a. Pengayaan diikuti oleh peserta didik kelas XII yang akan melaksanakann ujian
dan yang akan mengikuti test ke perguruan tinggi negeri.
b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran
c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes

I. KENAIKAN KELAS
1. Kriteria Kenaikan Kelas:
a. Dilaksanakan pada setiap akhir Tahun Pelajaran.

71
DOKUMEN 1
b. Kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran minimal
90% diperhitungkan dari tatap muka tanpa memperhitungkan ketidak
hadiran karena sakit atau alasan tertentu sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
c. Khusus untuk Kelas X dan XI, peserta didik harus
mencapai KKM untuk Kompetensi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan
sesuai ketentuan penilaian yang berlaku.
d. Sikap, prilaku, budi pekerti peserta didik antara lain :
1) Tidak terlibat narkoba, perkelahian/tawuran dan tidak melawan tenaga
pendidik/tenaga kependidikan secara fisik atau non fisik.
2) Tidak terlibat tindak kriminal
e. Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas, apabila yang
bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, setiap mata
pelajaran dan memiliki kepribadian yang tidak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
f. Peserta didik dinyatakan tidak naik, apabila:
1) memiliki nilai tidak tuntas pada mata pelajaran peminatan untuk kelas
X dan XI.
2) Nilai kompetensi sikap kurang dari B
3) Kumulatif kehadiran A (alpha) lebih dari 7 dalam satu tahun pelajaran
2. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar di SMA N 1 Kabandungan mengacu pada
permendikbud No. 23 tahun 2016. Pelaksanaan penilaian hasil belajar ini terdiri
dari Ulangan harian, Penilaian tengah Semester, Penilaian Akhir Semester dan
Penilaian Akhir Tahun. Dengan ketentuan 50% dari ulangan harian dan tugas,
20% diambil dari Penilaian Tengah Semester dan 30% diambil dari penialaian
Akhir Semester.
3. Mekanisme dan Prosedur Pelaporan Hasil Belajar

Mekanisme dan prosedur pelaporan hasil belajar peserta didik, dilakukan


dua kali dalam satu tahun yaitu semester ganjil dan semester genap atau akhir
tahun pelajaran. Mekanisme dengan cara menggabungkan nilai ulangan harian,
ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.
4. Program Remedial (Perbaikan)
72
DOKUMEN 1
a. Remedial wajib dikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam
setiap kompetensi dasar dan/atau indikator
b. Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran
c. Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian
d. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun nontes
e. Kesempatan mengikuti kegiatan remedial
Program Pengayaan
d. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM
dalam setiap kompetensi dasar
e. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran
f. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes

J. KRITERIA PEMINATAN, LINTAS MINAT, DAN PENDALAMAN


MINAT, DAN MUTASI PESERTA DIDIK
1. Konsep Dasar Rekruitmen Peserta Didik Baru
Secara sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan.
Kesamaan-kesamaan itu dapat ditangkap dari kenyataan bahwa mereka sama-
sama anak manusia, dan oleh karena itu mempunyai kesamaan-kesamaan unsur
kemanusiaan. Fakta menunjukkan bahwa tidak ada anak yang lebih manusiawi
dibandingkan dengan anak lainnya; dan tidak anak yang kurang manusia
dibandingkan dengan anak yang lainnya. Adanya kesamaan-kesamaan yang
dipunyai anak inilah yang melahirkan kensekuensi samanya hak-hak yang
mereka punyai. Di antara hak-hak tersebut, yang juga tidak kalah pentingnya
adalah hak untuk mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu.
Samanya hak-hak yang dimiliki oleh anak itulah, yang kemudian melahirkan
layanan pendidikan yang sama melalui sistem persekolahan (schooling). Dalam
sistem demikian, layanan yang diberikan diaksentuasikan kepada kesamaan-
kesamaan yang dipunyai oleh anak. Pendidikan melalui sistem schooling dalam
realitasnya memang lebih bersifat massal ketimbang bersifat individual.
Keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh sistem schooling memang lebih
memberi porsi bagi layanan atas kesamaan dibandingkan layanan atas
perbedaan.
Dalam upaya mengembangkan diri tersebut, ada banyak kebutuhan yang
sering kali tarik-menarik dalam hal pemenuhan pemrioritasnnya. Di satu sisi,
73
DOKUMEN 1
para peserta didik ingin sukses dalam hal prestasi akademiknya, di sisi lain, ia
ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan sebayanya. Bahkan tidak itu saja,
dalam hal mengejar keduanya, ia ingin senantiasa berada dalam keadaan
sejahtera. Pilihan-pilihan yang tepat atas ketiga hal yang sama-sama menarik
tersebut, tidak jarang menimbulkan masalah bagi para peserta didik. Oleh karena
itu diperlukan layanan tertentu yang dikelola dengan baik. manajemen peserta
didik berupaya mengisi kebutuhan tersebut.
2. Kriteria Peminatan dan Lintas Minat
a. Waktu Peminatan dan Lintas Minat untuk Kelas X, XI dan XII kurikulum
2013:
1) Penataan peminatan dan linats minat dilaksanakan pada
saat pendaftaran peserta didik baru melalui test penempatan, nilai
SKHUN, dan minat peserta didik.
2) Jumlah Peserta Didik untuk setiap rombongan belajar
minimal 20 orang dan maksimal 36 orang;
3) Pelaksanaan peminatan dan lintas minat mulai di semester
1.
b. Berdasarkan hasil analisis pendidik, tenaga kependidikan, dan
sarana-prasarana yang tersedia di SMA Negeri 1 Kabandungan, ditentukan
peminatan yang dilaksanakan hanya Peminatan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA), dan Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
dengan jumlah masing-masing rombongan belajar yaitu untuk tahun
pelajaran 2021 - 2022 Yaitu :
Untuk Kelas X Terdiri dari 3 (tiga) untuk MIPA dan 3 (tiga) untuk IPS.
Untuk kelas XI terdiri dari 3 (tiga) untuk MIPA dan 4 (empat) untuk IPS.
Untuk kelas XII terdiri dari 3 (dua) untuk MIPA dan 2 (dua) untuk IPS.
c. Lintas minat untuk sementara ditetapkan 2 mata pelajaran dari
luar kelompok peminatan peserta didik (lihat struktur kurikulum) melalui
pertimbangan SDM/tenaga pendidik yang ada.
d. Penentuan Peminatan Kelas X
1) Pengolahan nilai raport, dan SKHUN: Untuk peminatan MIA yang
diutamakan adalah nilai mata pelajarana Matematika, IPA, dan Bahasa
Indonesia, dan untuk peminatan IIS diutamakan nilai mata pelajaran
Matematika, IPS, dan Bahasa Indonesia.
2) Pertimbangan minat melalui kemauan peserta didik yang disetujui oleh
orang tua (pernyataan tertulis)
74
DOKUMEN 1
3) Bagi peserta didik yang “ragu”, atau tidak “sreg” dengan peminatan
ataupun lintas minat, maka dilakukan wawancara dengan guru BP/BK
dan hasilnya disetujui oleh orang tua.
3. Pilihan Mata Pelajaran Peminatan dan Lintas Minat
Peserta didik dapat memilih 4 atau 3 mata pelajaran peminatan dan 2 atau
3 mata pelajaran lintas minat, disesuaikan dengan program studynya masing-
masing dan disesuaikan juga dengan tenaga pendidika yang tersedia.
4. Peraturan Pindah Peminatan Atau Lintas Minat
Peraturan pindah peminatan dan pindah lintas minat mata pelajaran diatur
oleh SMAN 1 Kabandungan dengan mengacu kepada permendikbud No. 64
tahun 2014.
5. Mutasi Peserta Didik
a. Mutasi Masuk
1) Melampirkan surat keterangan pindah sekolah dari sekolah asal yang
telah di legalisir Dinas Pendidikan setempat
2) Raport Asli dari sekolah asal
3) Validasi Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) dari Dinas Pendidikan
setempat
4) Surat Izin Mutasi Masuk yang ditanda tangani oleh Kepala Dinas
Pendidikan setempat
5) Foto copy Ijazah SLTP/Mts
6) Foto copy SKHUN SLTP/Mts
7) Foto copy Akte Kelahiran

b. Mutasi Keluar
1) Surat Pernyataan Pengunduran diri yang di tanda tangani orangtua/wali
siswa diatas materai
2) Raport Asli
3) Surat Keterangan Pindah sekolah dari sekolah yang bersangkutan
4) Validasi Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) dari Dinas Pendidikan
setempat

75
DOKUMEN 1
K. PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DAN PENDIDIKAN BERBASIS
KEUNGGULAN LOKAL DAN GLOBAL
1. Pendidikan Kecakapan Hidup
a. Prinsip Umum Implementasi Kecakapan Hidup
Implementasi Pendidikan kecakapan hidup dalam proses pembelajaran dapat
dilakukan secara integral. Hal tersebut dapat dilakukan karena pembekalan
kecakapan hidup merupakan pesan Pendidikan atau “hidden curriculum”
yang keberhasilannya sangat tergantung pada cara penyampaian bukan pada
materi pesannya.
Untuk seluruh peserta didik, secara Umum prinsip implemetasi konsep
kecakapan hidup mencakup tiga domain, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan praktis dengan fokus;
1) Menekankan pada pola pembelajaran yang mengarahkan kepada prinsip
learning to think, learning to do, learning to be, learning to live together
2) Menggunakan pendekatan pembelajaran yang fleksibel (flexible
learning), dan pembelajaran yang menyenangkan (enjoy learning).
3) Pola pendekatan diarahkan kepada proses pembiasan,
4) Perancanangan pembelajaran mengacu pada keterpaduan penguasaan
personal skill, social skill, academic skill, dan vocasional skill.
5) Perancangan strategi pembelajaran diarahkan pada prinsip cara belajar
peserta didik aktif yaitu peserta didik sebagai subyek bukan obyek.
6) Menerapkan penggunaan multi metode dalam pembelajaran.
7) Peran Guru lebih sebagai perancang dan fasilitator untuk terjadi proses
belajar, bukan pada terjadinya proses mengajar.

b. Model Pembelajaran Kecakapan Hidup dalam Proses


Pembelajaran.
Model pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi kecakapan hidup
yang dimiliki peserta didik yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dirancang melalui penggunaan variasi metode mengajar,
antara lain:
1) Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk melatih dan
meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi antar

76
DOKUMEN 1
sesamapeserta didik, menghargai kelebihan dan kekurangan masing-
masing anggota tim, kemampuan bekerja dalam tim, dan lain-lain.
2) Metode kasus dapat digunakan untuk menganalisis dan memecahkan
persoalan yang terjadi di lingkungan peserta didik. Pemilihan kasus
dapat diserahkan kepada peserta didik agar peserta didik lebih peka
untuk mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan yang terjadi.
3) Metode Eksperimen dapat digunakan untuk melatih kemampuan peserta
didik dalam menganalisis sesuatu, menghubungkan sebab akibat,
mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada, berfikir berdasarkan
fakta yang ada dan didukung dengan landasan teori yang telah
ditanamkam atau diberikan melalui ceramah/tanya jawab. Peserta didik
diberi keleluasaan untuk melakukan percobaan yang berbeda antar yang
satu dengan yang lainnya. Melaui kegiatan ini diharapkan kecakapan
akademik dan berfikir peserta didik terlatih dan berkembang sesuai
potensi peserta didik.
4) Pemberian tugas dalam bentuk laporan disertai dengan presentasi
didepan kelas.
Metode ini digunakan untuk mengasah kemampuan peserta didik dalam
menuangkan pokok-pokok pikiran atau ide-ide yang berbentuk tulisan
sekaligus mengkomunikasikan secara lisan. Dari kegiatan ini,peserta
didik berlatih bagaimana berkomunikasi lisan dan tulisan, mengeluarkan
ide-ide atau gagasan, mendengarkan dan menghargai perbedaan pendapat
dari orang lain, mengelola emosi, dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan dirinya dan orang lain
5) Debat grup, dapat digunakan untuk melatih kemampuan berkomunikasi,
mengeluarkan pendapat, menghargai pendapat orang, tidak memaksakan
kehendak pribadi, tidak emosional dalam diskusi, dan menghargai
adanya perbedaan sudut pandang.
2. Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis
Keunggulan Lokal
Pendidikan berbasis keunggulan lokal di SMAN 1 Kabandungan disesuaikan
dengan ciri khas dan potensi daerah Kabandungan, yang meiliki tujuan untuk
melestarikan kebudayaan lokal. Keunggulan lokal yang dikembangkan adalah

77
DOKUMEN 1
dari sketor pertanian dan perikanan yang dimasukan dalam mata pelajaran
prakarya.

3. Upaya Sekolah Menuju Pendidikan


Berwawasan Global
Upaya sekolah untuk menuju pendidikan berwawasan global di SMAN 1
Kabandungan yaitu dengan mengoptimalkan penggunaan perangkat Teknologi
Informasi dan Komunikasi yang telah dimiliki oleh sekolah. Yang didukung
dengan ketersediaan jaringan internet.
4. Diversifikasi Kurikulum
Diversifikasi kurikulum SMA N 1 Kabandungan disesuaikan dengan kondisi dan
potensi daerah di mana SMAN 1 Kabandungan berada. Dalam hal ini, SMAN 1
Kabandungan memasaukan potensi pertanian dan potensi perikana pada mata
pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan

L. PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
1. Bentuk Pendidikan Kewirausahaan
Pendidikan Kewirausahaan di fokuskan Berbasis Keunggulan Lokal yaitu
pertanian dan perikanan. Keunggulan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
daerah, termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan
ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh
satuan pendidikan. Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu Provinsi di Indonesia
memiliki tujuan untuk melestarikan kebudayaan lokal. Sejalan dengan hal
tersebut, Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu kabupaten di Propinsi Jawa
barat mempunyai tugas untuk mengemban amanat melestarikan budaya lokal
tersebut, dalam hal ini Bahasa Sunda. SMA Negeri 1 Kabandungan
melaksanakan muatan lokal Bahasa Sunda yaitu untuk memberikan wawasan
dan apresiasi budaya sunda melalui bahasa Sunda.
2. Analisis Internal Sekolah dan Lingkungan Untuk Memperoleh Jenis
Kewirausahaan yang Sesuai
78
DOKUMEN 1
Pendidikan kewirausahaa yang Berbasis Keunggulan Lokal, melalui mata
pelajaran PKWU dengan harapan peserta didik dapat mengembangkan
kecakapan hidup (life skill). Pengembangan kecakapan hidup ini meliputi
keterampilan personal, sosial, vokasional dan akademik. Keterampilan personal
dan sosial diperlukan oleh seluruh peserta didik, keterampilan vokasional
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat dalam berbagai
pengalaman apresiasi dan berkreasi untuk menghasilkan suatu karya yang
bermanfaat langsung bagi kehidupan peserta didik, dan keterampilan akademik
diperlukan oleh mereka yang akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Karena keterampilan personal dan sosial diperlukan oleh seluruh peserta
didik, maka SMA Negeri 1 Kabandungan memberikan keterampilan ini secara
terintegrasi dengan semua mata pelajaran. Mengingat kondisi ekonomi orangtua
peserta didik dibatas rata-rata menengah kemungkinan melanjutkan ke
pendidikan yang lebih tinggi hanya 30% dan 70% ke dunia kerja maka
keterampilan yang diberikan adalah keterampilan vokasional.
3. Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan
Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan ini di SMA N 1 Kabandungan
dimasukan ke dalam mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan yang
waktunya sebanyak 2 jam pelajaran per minggu
4. Wujud Kegiatan Pendidikan Kewirausaan
Dalam rancangan kurikulum SMAN 1 KAbandungan tercantum pentas
seni yang dilaksanakan di tengah-tengah semester ganjil dan semester genap
yang waktunya setelah selesai Penilaian Tengah Semester selesai dilaksanakan.
Pada saat pentas seni tersebut dipamerkan juga hasil kreasi siswa.

M. KOMPETENSI ABAD 21
1. Gerkaan Literasi Sekolah
Di dalam menyongsong masa teknologi abad 21, dunia pendidikan lebih
dituntut lagi di dalam mengembangkan budaya literasi sekolah. Sehingga
disudut – sudut sekolah diberikan ruang baca dan buku bacaannya ini semua
dilakukan untuk membiasakan siswa membaca.
2. Penguatan Pendidikan Karakter

79
DOKUMEN 1
Senada dengan perkembangan jaman penguatan pendidikan karakter juga terus
dikembangkan sesuai dengan amanat dari Peraturan Presiden Nomor 87 tahun
2017 tentang Penguatan Prndidikan Karakter.

3. Keterampilan abad 21
Di dalam menyelenggarakan pendidikan, SMA Negeri Kabandungan
menegaskan bahwa lebih mengedepankan siswa untuk berlaku kreatif, berpikir
kritis, kolaboratif, komunikatif, dan inovatif guna untuk menyongsong
persaingan – persaingan di abad ke – 21.

4. Higher Order Thinking Skill


Di SMA Negeri 1 Kabandungan juga setiap guru mencoba dan mencoba
membuat soal –soal HOTS ( Higher Order Thinking Skill ) yang akan diberikan
kepada siswa.

80
DOKUMEN 1

BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

A. Pengaturan Tentang Permulaan Tahun Ajaran


Sesuai dengan surat edaran dari dinas pendidikan provinsi Jawa Barat tahun 2021
No. 7662/PK.02.01.05-Bid.PSMA tentang kalender pendidikan tahun pelajaran
2021-2022. Bahwa permulaan tahun pelajaran baru adalah tanggal 19 Juli 2021.
B. Pengaturan Waktu Belajar
Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
1. Jumlah Minggu Efektif
Hari belajar untuk kegiatan tatap muka dan tugas terstruktur berjumlah enam
hari dalam seminggu, yaitu mulai hari Senin sampai dengan Sabtu. Kegiatan
layanan khusus disepakati bersama antara peserta didik, orang tua, dan sekolah
(guru mata pelajaran, guru BK, atau penasehat akdemik)’

Setiap semester terdiri dari 18 minggu efektif yang digunakan: (a) dua minggu
untuk kegiatan ulangan tengah semester dan akhir semester; dan (b) 16 minggu
untuk kegiatan tatap muka, tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur.
Jam belajar yang dijadwalkan mulai pukul 07.15 dan berakhir pukul 15.35

2. Waktu pembelajaran efektif

81
DOKUMEN 1
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk
muatan lokal ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. Waktu
libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk
jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur
keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional dan hari libur
khusus. Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya
tertera pada tabel berikut:
Tabel 17. Rancangan Program Kegiatan
Hari Kegiatan Waktu
Upacara 07.15 - 08.00
Senin
Kegiatan Belajar Mengajar 08.00 – 15.35
Selasa Kegiatan Belajar Mengajar 07.15 – 15.35
Rabu Kegiatan Belajar Mengajar 07.15 – 15.35
Kamis Kegiatan Belajar Mengajar 07.15 – 15.35
Jumat Kegiatan Belajar Mengajar 07.15 – 11.30

3. Hari Libur

Hari libur sekolah terdiri dari hari libur nasional, libur akhir tahun, libur
akhir semester ganjil, libur tengah semester, dan libur khusus sekolah.

Pada hari libur nasional, libur akhir tahun, libur akhir semester ganjil, dan libur
khusus, tidak ada kegiatan tatap muka maupun kegiatan tugas terstruktur.
Peserta didik tidak diwajibkan hadir di sekolah.
Pada hari libur khusus, peserta didik wajib hadir mengikuti kegiatan di
sekolah meskipun tidak ada kegiatan tatap muka dan kegiatan tugas terstruktur.
Kegiatan yang dilakukan pada saat libur khusus bertujuan untuk memberikan
apresiasi terhadap prestasi, bakat dan potensi peserta didik secara individu atau
kelompok melalui lomba menyambut ulang tahun sekolah dan pekan kreatifitas
siswa.

82
DOKUMEN 1

Tabel 18. Rancangan Program Kegiatan


HARI
BULAN KEGIATAN
EFEKTIF
Juli 2021 14
15 Hari pertama masuk sekolah TP 2018-2019
14 s.d 15 Pekan Mas Pengenalan Lingkungan Sekolah
( MPLS ) bagi kelas X
16 s.d 17 Masa Orientasi Pramuka ( MOP )
Agustus 2021 19
17 Libur Nasioanal (Hari Kemerdekaan
Indonesia/Proklamasi)
20 Libur Tahun Baru Hijriyah 1442 H
24 - 28 Pekan Supervisi Kelas
September 2021 22
14 - 18 Penilaian Tengah Semester ( PTS )
Oktober 2021 19
28 - 30 Cuti bersama Maulid Nabi Muhammad SAW
Nopember 2021 20
10 Peringatan Hari Pahlawan
Desember 2021 14
1-7 PAS
8 - 11 Remedial
14 - 17 Class Meeting
18 Pembagian Raport
21 – 10 Jan Libur semester Ganjil dan cuti bersama
pengganti Iedul Fitri
Januari 2022 15
1 Libur Nasional Tahun Baru Masehi
11 Hari Pertama masuk sekolah semester genap
TP 2020-2021
11 s.d 31 Hari Belajar
Pebruari 2022 19
12 Tahun baru Imlek
15 - 19 Pekan Supervisi Kelas

Maret 2022 22
11 Libur Isro` Mi`raj Nabi Muhammad SAW
14 Libur Hari raya Nyepi
15 - 20 Penilaian Tengah Semester Genap
83
DOKUMEN 1
April 2022 18
2 Libur wafat Isa Almasih
1-9 Perkiraan Ujian Sekolah
12 - 14 Libur Awal Ramadhan 1442 H
19 - 28 Perkiraan AKM XII
29 – 6 Mei Pesantren Kilat
Mei 2022 10
1 Libur Hari Buruh
7 - 21 Libur hari raya Iedul Fitri
13 Libur kenaikan Isa Almasih
26 Libur Hari Raya Waisak
Juni 2022 18
1 Hari Lahir Pancasila
7 - 11 Penilaian Akhir Tahun ( PAT )
14 - 18 Remedial
21 Rapat pra pleno kenaikan kelas
22 Rapat pra pleno Kenaikan Kelas
25 Penetapan Pembagian Raport Semester 2
28 - 18 Libur akhir tahun pelajaran 2020 -2021

Hari Belajar Efektif Semester 1 : 108 hari belajar efektif (HBE)


Hari Belajar Efektif Semester 2 : 102 hari belajar efektif (HBE)
Catatan :
Semua kegiatan pada tabel di atas merupakan contoh kalender pendidikan yang
penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.

84
DOKUMEN 1

BAB V
PENUTUP

Dengan telah selesainya KTSP ini, diharapkan seluruh komponen yang ada di
SMA Negeri 1 Kabandungan dapat melaksanakan pembelajaran terhadap peserta didik
sebagaimana mestinya.
Tanpa semangat untuk dapat dilaksanakan, maka KTSP ini hanya merupakan
sebuah dokumen yang hanya berfungsi untuk memenuhi kewajiban administrasi atas
keberadaan sebuah lembaga pendidikan.
Kekurangan jelas ada, karena itu secara bertahap tahun demi tahun, KTSP SMA
N 1 Kabandungan ini direvisi dengan memperhatikan saran, kritik, dan masukan dari
seluruh komponen yang berkepentingan dengan penyelenggaraan proses belajar
mengajar di sekolah ini.

85

Anda mungkin juga menyukai