Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak).

Vol. 5, No. 3, September - Desember 2020 2477-3921 (Media Online)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN DAN MENULIS ISI


TEKS EKSPOSISI YANG BAIK DAN BENAR MELALUI
METODE TS-TS ( TWO STAY-TWO STRAY)

Henny Susilowati
SMKN 40 Jakarta, Provinsi DKI Jakarta
hennysmk40@gmail.com

Abstrak
Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian peserta didik
karena harus membaca dan memahami suatu teks secara utuh. Hasil observasi awal peneliti, masih
banyak peserta didik belum mampu menentukan dan menulis isi teks eksposisi dalam teks dan buku
yang dibaca dengan baik dan benar. Peneliti menggunakan metode TS-TS (Two Stay-Two Stray)
diharapkan siswa akan lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran sehingga siswa tersebut menjadi
aktif bertanya, menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat dalam pembelajaran.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research). Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas X Akuntansi dan Keuangan Lembaga SMKN 40 Jakarta Timur. Berdasarkan hasil
penelitian, jumlah siswa yang mencapai nilai ≥75 sebelum tindakan (pra siklus) ada 13 siswa, Siklus
I ada 23 siswa dan siklus II ada 33 siswa. Pada siklus II jumlah siswa belum tuntas ada 3 siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan metode TS-TS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki pengaruh
yang sangat signifikan terhadap prestasi belajar pada pokok isi teks Eksposisi.

© 2020 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia

Kata Kunci: Bahasa Indonesia; teks eksposisi; two stay two stray.

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kunci kemajuan dari kesuksesan masa depan suatu bangsa. Pendidikan
bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Dalam Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.” Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah,
masyarakat, dan orang tua. Kerja sama antara ketiga pihak diharapkan dapat menunjang tercapainya
tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya.
Pendidikan Menengah Kejuruan termasuk ke dalam sebagai salah satu lembaga yang
mempunyai peranan penting dalam upaya mempersiapkan peserta didiknya untuk dapat melanjutkan
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, pelaksanaan pendidikan di sekolah menengah
dilakukan oleh guru yang profesional dibidangnya, guna menghasilkan peserta didik yang handal dan
berkualitas. Sukses dan keberhasilan dalam belajar mengajar ditentukan oleh peran guru dalam upaya
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN DAN MENULIS ISI TEKS EKSPOSISI YANG BAIK
DAN BENAR MELALUI METODE TS-TS (TWO STAY-TWO STRAY) 1
Henny Susilowati
meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. Hal ini dilakukan untuk mempermudah siswa dalam
menerapkan pengetahuannya di masyarakat dan lingkungannya.
Menurut Sufanti (2010:14) mata pelajaran bahasa Indonesia itu berupa suatu aktivitas,
perilaku, atau penampilan. Pelajaran bahasa Indonesia di sekolah menengah penting agar peserta
didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian,
memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Bagi
siswa, Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian peserta
didik karena harus membaca dan memahami suatu teks secara utuh. Hal ini menunjukkan bahwa
keterampilan atau kemampuan membaca merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai
oleh peserta didik dari keempat keterampilan berbahasa yang ada. Kemampuan menentukan dan
menulis isi teks eksposisi dalam artikel dan buku yang dibaca bagi sebagian besar peserta didik masih
merupakan kegiatan yang tergolong sulit, Hasil observasi awal peneliti di SMKN 40 Jakarta, masih
banyak peserta didik yang belum mampu menentukan dan menulis isi teks eksposisi dalam teks dan
buku yang dibaca dengan baik dan benar.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, menemukan bahwa proses pembelajaran membaca
khususnya dalam menentukan dan menulis isi teks eksposisi dalam sebuah teks buku, yang dilakukan
guru di dalam kelas masih bersifat konvensional. Selama proses pembelajaran guru lebih banyak
menggunakan metode ceramah dan latihan, peserta didik juga terlihat pasif dan kurang semangat
mengikuti kegiatan pembelajaran, kebanyakan peserta didik hanya sekedar membaca saja tanpa
memahami isi bacaan sehingga peserta didik sulit menentukan isi teks eksposisi dalam bahan bacaan
yang dibaca, serta peserta didik kurang tertarik dengan bacaan yang diberikan guru karena bahan
bacaan yang diberikan masih kurang menarik minat peserta didik untuk membaca. Oleh karena itu,
diperlukan suatu model pembelajaran yang inovatif dan mampu untuk meningkatkan hasil belajar
bahasa Indonesia. Peneliti mencoba menggunakan metode TS-TS (Two Stay-Two Stray) diharapkan
siswa akan lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran sehingga siswa tersebut menjadi aktif bertanya,
menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat dalam pembelajaran. Selain menumbuhkan
keaktifan siswa, dengan menggunakan metode TS-TS (Two Stay-Two Stray) guru lebih mudah
menyampaikan materi karena siswa sudah terlebih dahulu mencari bahan yang berkaitan dengan
penjelasan dari guru. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah
mengenai nilai siswa yang tidak mencapai KKM, peningkatan hasil belajar siswa, dan pengaruh
metode TS-TS (Two Stay-Two Stray) terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia.

METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan
untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif,
sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai. Menurut Sukidin dkk. (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan,
yaitu; penelitian tindakan guru sebagai peneliti, penelitian tindakan kolaboratif, penelitian tindakan
simultan terintegratif, dan penelitian tindakan sosial eksperimental.
B. Waktu Pelaksanaan Tindakan
Waktu penelitian ini adalah dari bulan Februari sampai bulan Maret 2019. Dimulai dari
pembuatan proposal sampai penulisan laporan. Tempat penelitian ini adalah di SMKN 40 Jakarta di
Jalan Nanas 2 Kelurahan Utan Kayu Utara Kecamatan Matraman Jakarta Timur.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi dan Keuangan Lembaga SMKN
40 Jakarta Timur. Siswa di kelas tersebut berjumlah 36 orang yang terdiri dari 30 orang perempuan

Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)


2
Vol. 5, No. 3, September - Desember 2020
dan 6 orang laki-laki. Dalam pelaksanaan kegiatan ini akan membahas mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan pokok bahasan membaca teks lengkap meliputi; menganalisis struktur, isi
(permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi), kebahasaan teks eksposisi yang di
dengar dan di baca. Serta, mengembangkan isi teks eksposisi secara lisan dan atau tulisan.
D. Teknik Pengambilan Data
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini
menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (1988:14), yaitu berbentuk spiral
dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action
(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah
perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1
dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-
tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:

Rencana
awal/rancangan
Siklus I

Refleksi

Tindakan/
Perbaikan
Siklus II Observasi
Rencana
Refleksi

Tindakan/

Observasi Perbaikan
Siklus III
Refleksi Rencana

Tindakan/

Observasi
Gambar 1. Alur penelitian

Pada bagian rancangan/perencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun


rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen
penelitian dan perangkat pembelajaran. Selanjutnya peneliti melakukan pelaksanaan dan
pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman
konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pemecahan masalah
(problem solving). Kemudian peneliti melakukan refleksi dengan cara mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar
pengamatan yang diisi oleh pengamat. Setelah itu, rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan
hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus
berikutnya.
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga siklus/putaran. Observasi dibagi dalam tiga putaran,
yaitu putaran 1, 2, dan 3, di mana masing putaran dikenai perlakuan dan alur kegiatan yang sama

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN DAN MENULIS ISI TEKS EKSPOSISI YANG BAIK
DAN BENAR MELALUI METODE TS-TS (TWO STAY-TWO STRAY) 3
Henny Susilowati
dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran.
Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah
dilaksanakan.
E. Teknik Validasi Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan
analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon
siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses
belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes
tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan
jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif.
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan
petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah
tuntas belajar bila telah mencapai nilai 75, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut
terdapat 100%.
F. Instrumen penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang di gunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data yaitu
lembar observasi, soal tes pemahaman dan catatan lapangan mengenai hasil setiap pembelajaran dari
pra siklus, siklus I dan siklus II selalu diadakan tes evaluasi dan pengamatan terhadap siswa secara
perseorangan siswa di kelas X Akuntansi dan Keuangan Lembaga SMK Negeri 40 Kota Jakarta
Timur.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian dilakukan melalui observasi terhadap objek penelitian yaitu siswa kelas X Akuntansi
dan Keuangan Lembaga SMK Negeri 40 Kota Jakarta Timur.
1. Hasil/ Temuan yang diperoleh dalam Hasil Belajar
Pada setiap pembelajaran dari pra siklus, siklus I dan siklus II selalu diadakan tes evaluasi dan
pengamatan terhadap siswa secara perseorangan. Hasil tersebut disajikan dalam bentuk tabel yang
memuat keseluruhan hasil/temuan yang diperoleh selama melaksanakan penelitian. Hasil tersebut
diperoleh dari catatan-catatan peneliti sendiri dan catatan-catatan guru pendamping atau teman
sejawat.
a. Pengamatan Pra-Siklus
Berdasarkan hasil pembelajaran pada pra siklus di dapatkan kondisi yang kurang memuaskan
pada materi isi teks eksposisi, hasil belajar siswa didapatkan hasil dari 36 siswa ada 13 siswa (36,11%)
yang tuntas dan 23 siswa (63,88%) yang tidak tuntas dengan nilai KKM 75. Hasil analisis data
terhadap materi isi teks eksposisi pada siswa dapat di jabarkan sebagai berikut:

Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)


4
Vol. 5, No. 3, September - Desember 2020
Pra Siklus
25
20
15 Tuntas

10
Tidak Tuntas
5
0
Tuntas Tidak
Tuntas
Gambar 1. Diagram Hasil Belajar Siswa Pra-siklus
b. Pengamatan Siklus I
b.1. Kompetensi Siswa
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran pada pra siklus dengan materi isi teks Eksposisi,
hasil belajar siswa didapatkan hasil dari 36 siswa ada 23 siswa (63, 88%) yang tuntas dan 13 siswa
(36,11%) yang tidak tuntas dengan nilai KKM 75. Hasil analisis data terhadap materi isi teks eksposisi
siswa dapat di jabarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Siklus I
25
20
15
Tuntas
10
5
0
Tuntas Tidak
Tuntas

Gambar 2. Diagram Hasil Belajar Siswa siklus 1

b.2 Aktivitas Siswa


Pada bagian ini, siswa melakukan beberapa tahapan yang akan dilaksanakan di kelas dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode TS-TS (Two Stay Two Stray), meliputi:
menganalisis masalah, Pemecahan masalah, Menentukan kompetensi dasar, Menentukan standar
kompetensi, Menentukan indikator, Menentukan tujuan perbaikan, Menentukan materi, dan
Menentukan metode yang akan di lakukan. Waktu pelaksanaan kegiatan perbaikan Siklus I pada
tanggal 20 Februari 2019, yang meliputi:
1. Kegiatan awal berkisar antara 10 menit, dengan agenda; guru mengajak semua siswa berdoa sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing serta memberi pertanyaan yang berkaitan dengan
materi (apersepsi) dengan mengajukan pertanyaan berikut: Apa itu teks lengkap?, Ada berapa
macam teks lengkap?, Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan, manfaat pelajaran, dan
kegiatan yaitu anak-anak akan bermain dengan buku buku, serta berbagi pengetahun dan
pengalaman dengan kelompok lain.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN DAN MENULIS ISI TEKS EKSPOSISI YANG BAIK
DAN BENAR MELALUI METODE TS-TS (TWO STAY-TWO STRAY) 5
Henny Susilowati
25
Pra Siklus

20

15
Tuntas
10

5 Tidak Tuntas

0
Tuntas Tidak Tuntas

2. Kegiatan Inti berkisar 45 menit dengan agenda seluruh siswa memasang sebuah teks lengkap
di papan dan meletakkan buku-buku di meja yg telah disiapkan, kemudian siswa duduk
berkelompok sesuai dengan kelompok yang ada dan telah menyiapkan hasil dari portofolio
yang ditempel di tempat yang telah ditentukan, guru mulai membuka berbagai teks yang
sudah disiapkan. Sesuai kesepakatan 3 siswa akan menjelaskan teks yang mereka bahas dan
2 siswa mencari informasi tentang teks yang lain untuk didiskusikan. Kemudian, tiga siswa
yang menjelaskan harus mampu menjawab pertanyaan dari kelompok yang berkunjung
dalam metode TS-TS (Two Stay-Two Stray) ini pergerakan siswa harus terarah sesuai arah
jarum jam dan waktu yang diberikan guru untuk mencari informasi 5 sampai 10 menit dalam
berkunjung. Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi galeri, guru memberikan pertanyaan
tentang macam-macam teks kepada kelompok yang lain. Selanjutnya, guru memberikan
pertanyaan lisan sebanyak 10 soal, bagi kelompok yang akan menjawab harus mengacungkan
tangan terlebih dahulu. Jika nama kelompok telah dipanggil barulah siswa menjawab
pertanyaan. Dan yang terakhir siswa diperkenankan bertanya tentang materi tersebut dan
mendapatkan kesimpulan dan pemantapan hasil diskusi.
3. Kegiatan akhir ini berkisar antara 15 menit, dengan agenda siswa mendapatkan kesimpulan
materi hari ini, mengerjakan evaluasi secara individu, mendapatkan pembahasan hasil
evaluasi, dan mendapatkan PR.
Pada tahap siklus I, hasil tes menunjukkan hasil yang meningkat. Dengan nilai KKM 75, dari
36 siswa ada 23 siswa yang nilainya tuntas, dan 13 siswa yang nilainya di bawah KKM. Pada bagian
ini peneliti melakukan sebuah refleksi dengan mencari penyebab tidak tuntasnya beberapa siswa,
antara lain; pembelajaran bersifat monoton, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah
sehingga anak menjadi mudah bosan, dan masih ada siswa yang masih jalan-jalan, bercanda. Dengan
adanya alasan – alasan tersebut, maka penulis melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
c. Pengamatan Siklus II
c.1 Kompetensi siswa
Hasil tes yang dilakukan pada siklus II mendapatkan hasil yang meningkat. Dengan nilai KKM
75, dari 36 siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 33 siswa (91,67%) dan 3 siswa (8,33%) yang
nilainya di bawah KKM 75. Secara lengkap, hasil analisis data terhadap materi isi teks eksposisi siswa
diuraikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)


6
Vol. 5, No. 3, September - Desember 2020
Siklus II
35
30
25 TUNTAS
20 TIDAK
15 TUNTAS
10
5
0
TUNTAS TIDAK TUNTAS

Gambar 3. Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus II

c.2 . Aktivitas Siswa


Setelah dilakukannya refleksi pada tahap siklus I dengan berkoordinasi dengan penilai 2,
disusun kembali perencanaan perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II.
Pelaksanaan kegiatan perbaikan Siklus II pada tanggal 6 Maret 2019, yang meliputi kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan akhir.
1. Kegiatan Awal berkisar antara 10 menit dengan agenda; siswa berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing, mendapatkan pertanyaan yang berkaitan dengan materi (apersepsi)
dan mengajukan pertanyaan berikut: Apa itu teks lengkap? Ada berapa macam teks lengkap?.
Kemudian siswa mendapatkan motivasi dan penjelasan tujuan, manfaat pelajaran, dan kegiatan
yaitu dengan cara bermain dengan buku-buku yang ada, serta berbagi pengetahun dan pengalaman
dengan kelompok lain.
2. Kegiatan Inti berkisar antara 45 menit dengan agenda siswa memasang sebuah teks di papan dan
meletakkan buku-buku di meja yang telah disiapkan, siswa duduk berkelompok sesuai dengan
kelompok yang ada dan telah menyiapkan hasil dari portofolio yang ditempel di tempat yang telah
ditentukan. Selanjutnya, tiga siswa yang menjelaskan harus mampu menjawab pertanyaan dari
kelompok yang berkunjung dalam metode Two Stay-Two Stray ini pergerakan siswa harus terarah
sesuai arah jarum jam dan waktu yang diberikan guru untuk mencari informasi 5 sampai 10 menit
dalam berkunjung. Setelah selesai, siswa dapat berdiskusi dan tukar pengalaman dan
mendapatkan pertanyaan lisan sebanyak 10 soal, bagi kelompok yang akan menjawab harus
mengacungkan tangan terlebih dahulu. Jika nama kelompok telah dipanggil barulah siswa
menjawab pertanyaan. siswa diperkenankan bertanya tentang materi tersebut dan mendapatkan
kesimpulan dan pemantapan hasil diskusi.
3. Kegiatan akhir berkisar antara 15 menit dengan agenda siswa mengerjakan evaluasi secara
individu dan mendapatkan pembahasan hasil evaluasi.
Pada tahap siklus II, hasil tes menunjukkan hasil yang meningkat. Dengan nilai KKM 75, dari
36 siswa ada 33 siswa yang nilainya tuntas, dan 3 siswa yang nilainya di bawah KKM. Menurut
peneliti, pemahaman mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi membaca teks lengkap
sudah mengalami peningkatan. Pada siklus II ini nilai siswa yang mencapai KKM 91,67 %.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian yang dilakukan merupakan tindakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan
kelas ini menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dengan tujuan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN DAN MENULIS ISI TEKS EKSPOSISI YANG BAIK
DAN BENAR MELALUI METODE TS-TS (TWO STAY-TWO STRAY) 7
Henny Susilowati
meningkatkan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X Akuntansi dan Keuangan
Lembaga SMK Negeri 40 Jakarta.
Hasil yang di dapat sebelum pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru kurang menarik perhatian dan minat siswa, siswa masih belum memahami
penjelasan guru, contoh yang disajikan guru masih kurang, selama pembelajaran berlangsung, siswa
sangat pasif ketika mengikuti pembelajaran, dan hasil rata-rata siswa sebelum tindakan (pra siklus)
rendah yaitu 62,41. Hal ini terjadi karena guru cenderung menggunakan metode ceramah saat
menyampaikan materi. Kemudian, peneliti melanjutkan pembelajaran pada siklus I.
Hasil yang didapat setelah melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia pada siklus I adalah
proses kegiatan belajar mengajar pada siklus ini sudah terlihat dapat menarik minat dan perhatian
siswa, guru mulai menggunakan metode yang bervariatif, dan hasil rata-rata siswa pada siklus I lebih
baik daripada pra siklus yaitu 75,25. Hal ini terjadi karena guru menggunakan metode two stay two
stray, namun pembelajaran masih perlu ditingkatkan lagi.
Pada hasil yang didapat setelah melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia pada siklus II
siswa terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran, Siswa aktif dalam menjawab pertanyaan guru,
Penjelasan guru menjadi lebih jelas dan mudah dipahami, Contoh dan latihan disampaikan relevan
dengan pendekatan pembelajaran yang dilakukan, Sistematika penyajian terurut dengan baik, Melalui
metode two stay two stray siswa mudah menerima materi yang diajarkan guru, dan Dengan
menggunakan metode two stay two stray dan media atau alat peraga yang konkrit hasil belajar rata-rata
siswa menjadi lebih baik yaitu 82,58. Peningkatan tersebut dikarenakan sebagian besar peserta didik
sudah termotivasi dan sudah bisa beradaptasi dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray,dan
suasana di dalam kelompok sudah kondusif di mana semua anggota kelompok sudah sangat aktif
dalam mengikuti jalannya diskusi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Slavin (2008), dimana
keberhasilan kelompok bergantung pada hasil belajar individu terhadap pemahaman materi. Dari
teori tersebut menunjukan bahwa penerapan model Two Stay Two Stray dapat meningkatkan
pemahaman pembelajaran Bahasa Indonesia tentang teks eksposisi kepada peserta didik.
Senada dengan Widyaningsih (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Meningkatkan
Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS (Two Stay
Two Stray) Pada Siswa Kelas XI IPS 2 Semester II di SMA Negeri 1 Sanden Tahun Ajaran
2010/2011”. Menurutnya, mata pelajaran sejarah yang dianggap siswa sebagai pelajaran yang
membosankan dan cenderung hanya menghafal, akan sulit dipahami oleh siswa. Oleh karena itu,
perlu dilakukan upaya perbaikan sistem pembelajaran salah satunya dengan penggunaan model-
model pembelajaran yang inovatif. Penelitian ini bertujuan mengetahui pelaksanaan, motivasi,
prestasi belajar sejarah, kendala, dan kelebihan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
Two Stray di kelas XI IPS 2 semester II di SMA Negeri 1 Sanden Tahun Ajaran 2010/2011. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan Classroom Action Research
yang terdiri dari tiga siklus, yang mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari kepala sekolah, guru, dan siswa. Adapun dalam
pengambilan data melalui observasi langsung selama proses pembelajaran di kelas, wawancara,
angket, dokumen, dan tes hasil belajar. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Penelitian ini menggunakan dua bentuk
analisis data yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray di kelas XI IPS 2 pada mata pelajaran sejarah terdiri dari tiga siklus
dan pada tiap siklus diberikan angket motivasi serta Pre-tes dan Post-tes. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray
secara umum dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 semester II di SMA
Negeri 1 Sanden. Hal tersebut terlihat dari peningkatan yang terjadi pada setiap siklusnya. Pada siklus
I, peningkatan sebesar 2.76%. Pada siklus II, peningkatan sebesar 3.33%. Pada siklus III, peningkatan

Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)


8
Vol. 5, No. 3, September - Desember 2020
sebesar 4.48%. Penggunaan model pembelajaran ini juga dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah.
Hal ini dapat dilihat dari peningkatan yang terjadi pada setiap siklusnya. Pada siklus I, rata-rata
prestasi siswa meningkat sebesar 0.92. Pada siklus II, meningkat sebesar 1.06. Pada siklus III,
meningkat sebesar 1.29. Kendala-kendala yang dihadapi dalam penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray adalah siswa membutuhkan waktu yang lama saat berlangsungnya
diskusi dan masih ada siswa yang tidak berdiskusi dalam kelompok. Kelebihan penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray adalah pembelajaran menjadi bermakna, siswa
menjadi semangat dan aktif serta motivasi dan prestasi belajar meningkat.
Berdasarkan dari hasil penelitian ini, jumlah siswa yang mencapai nilai ≥75 sebelum tindakan
(pra siklus) ada 13 siswa, Siklus I ada 23 siswa dan siklus II ada 33 siswa. Pada siklus II jumlah siswa
belum tuntas ada 3 siswa. Adapun upaya peneliti terhadap tiga siswa ini adalah memberikan
bimbingan secara individual terhadap penguasaan materi pelajaran maupun tingkah laku. Kemudian
diberikan evaluasi perbaikan di luar jam pelajaran atau di luar kegiatan belajar mengajar (KBM).
Pembahasan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X Akuntansi dan Keuangan
Lembaga SMK Negeri 40 Jakarta terlihat adanya peningkatan hasil belajar dari pra siklus, siklus I dan
siklus II. Maka dapat di uraikan dalam bentuk tabel seperti berikut:

35
30 TUNTAS

TIDAK TUNTAS
25
20
15
10
5
0
Pra siklus Siklus I Siklus II

Gambar 4. Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Artikel lain juga menyebutkan adanya kelebihan menggunakan metode Two Stay Two Stray.
Lailiyah, Amirudin, dan Soetjipto meneliti mengenai Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two
Stray (TSTS) untuk meningkatkan pemahaman konsep geografi kelas XI IPS-1 MA Ma’arif Udanawu
Blitar. Dasar dari penelitian ini dilatarbelakangi oleh metode pembelajaran Geografi yang dilakukan
di MA Ma’arif Bakung masih menggunakan ceramah, tanya jawab, dan diskusi kelompok kecil.
Metode yang digunakan masih kurang melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga
mengakibatkan peserta didik kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam kegiatan
diskusi kelompok selama ini belum pernah diterapkan diskusi yang membangun pengembangan
pengetahuan peserta didik yang menyebabkan pemahaman konsep peserta didik rendah yaitu sebesar
32%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran Two Stay Two Stray
(TSTS) dapat meningkatkan pemahaman konsep geografi kelas XI IPS 1 MA Ma’arif Bakung. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) adanya peningkatan pemahaman konsep peserta didik dari
32% menjadi 79% pada siklus I dan 95% pada siklus II, (2) rata-rata kelas juga meningkat dari 70,8
menjadi 81,3 pada siklus I dan 83,3 pada siklus II, (3) hasil penelitian menunjukkan bahwa telah
terjadi peningkatan pemahaman konsep Geografi setelah diterapkan model pembelajaran Two Stay
Two Stray (TSTS). Berdasarkan hasil penelitian peneliti menyarankan agar guru geografi agar
menggunakan model Two Stay Two Stray (TSTS) sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN DAN MENULIS ISI TEKS EKSPOSISI YANG BAIK
DAN BENAR MELALUI METODE TS-TS (TWO STAY-TWO STRAY) 9
Henny Susilowati
meningkatkan pemahaman konsep peserta didik, perlu adanya pengelolaan kelas yang lebih baik serta
pemberian handout terutama dalam mengatasi peserta didik yang sering membuat ramai dan gaduh,
sehingga pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar, dalam
menerapkan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) diperlukan pengelolaan waktu yang
tepat terutama pada tiap tahapan, agar penerapan model ini bisa berjalan lancar, guru lebih
memotivasi peserta didik untuk lebih aktif dalam sesi presentasi agar materi yang dipresentasikan
benar-benar jelas dan seluruh kelas paham.
Menurut Rijal (2016) dalam artikelnya yang berjudul peningkatan aktivitas belajar matematika
melalui model pembelajaran koopertif tipe two stay two stray. Dari indikator hasil penelitian tersebut,
Rijal menemukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray(TSTS)
dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika. Lebih lanjut, Surianto (2014) juga berpendapat
sama dengan Widyaningsih dan Rijal, menurutnya metode TS TS dapat menjadikan siswa lebih aktif
dalam proses belajar mengajar dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Menurut Huda (2015) model pembelajaran Two Stay Two Stray, siswa dituntut untuk memiliki
tanggung jawab dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Pembelajaran ini memungkinkan siswa
untuk saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lain. Sependapat dengan Huda,
Damayanti (2008) juga menggunakan metode TSTS yang berpusat pada siswa, untuk memperoleh
informasi perlu aktivitas aktif setiap siswa selama proses belajar dan guru sebagai fasilitator
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik
dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang
dijelaskan oleh teman. Pembelajaran yang seperti ini membuat siswa berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik yang akan mempengaruhi hasil
belajarnya. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Aunurrahman (2014), bila siswa berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran, maka siswa akan lebih mudah memahami materi yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.

SIMPULAN
Penelitian yang dilakukan merupakan tindakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan
kelas ini menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dengan tujuan
meningkatkan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X Akuntansi dan Keuangan
Lembaga SMK Negeri 40 Jakarta. Dari hasil yang di dapat sebelum pembelajaran Bahasa Indonesia
hasil rata-rata siswa sebelum tindakan (pra siklus) rendah yaitu 62,41. Hal ini terjadi karena guru
cenderung menggunakan metode ceramah saat menyampaikan materi. Kemudian, hasil yang didapat
setelah melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia pada siklus I adalah rata-rata siswa pada siklus
I lebih baik daripada pra siklus yaitu 75,25. Hal ini terjadi karena guru menggunakan metode two stay
two stray, namun pembelajaran masih perlu ditingkatkan lagi. Selanjutnya, hasil yang didapat setelah
melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia pada siklus II siswa terlihat aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan hasil belajar rata-rata siswa menjadi lebih baik yaitu 82,58.
Peningkatan tersebut dikarenakan sebagian besar peserta didik sudah termotivasi dan sudah
bisa beradaptasi dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray, dan suasana di dalam kelompok
sudah kondusif di mana semua anggota kelompok sudah sangat aktif dalam mengikuti jalannya
diskusi. Penggunaan metode Two Stay Two Stray sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat
meningkatkan pemahaman konsep peserta didik, perlu adanya pengelolaan kelas yang lebih baik serta
pemberian handout terutama dalam mengatasi peserta didik yang sering membuat ramai dan gaduh,
sehingga pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)


10
Vol. 5, No. 3, September - Desember 2020
DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta


Basrowi dan Sukidin. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya: Insan Cendekia
Damayanti,Yanti. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) Menggunakan
CD Pembelajaran. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI
Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Djamarah. Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hadari Nawawi. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif, Cetakan Ke-4. Yogyakarta:
Gajah Mada Univercity Press
Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Huda, Mifhatul. 2015. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Kemmis dan Teggart. 1988. The Action Research Planner. Deakin Univercity
KBBI. 1996. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Nursid, Sumaatmaja. 1984. Metodologi Pengajaran IPS. Bandung: Alumni.
Poerwadarminta. W.J.S. 2010.Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Rijal. (2016). Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Koopertif Tipe Two Stay
Two Stray. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sapriati, Amalia. 2008. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sarjanaku, Hasil Belajar. http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sufanti, Main. 2010. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta:Yuma Pustaka
Surianto, Akhyar, M.,Nurkamto, J,. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Dengan Metode two Stay Two Stray
(Ts-Ts) Pada Mata Diklat Teknik Mesin Di SMK Muhammadiyah Sumowono. Jurnal Teknologi
Pendidikan Dan Pembelajaran Http://Jurnal.Fkip.Uns.Ac.Id. Vol 2. No. 2, Hal 199-210 Edisi April.
Slavin, E. Robert. 2008.Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik.Bandung: Nusa Media
Taufiq, Agus. 2012. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Farhrohman, Oman. 2017. Implementasi Pembelajaran Bahasa Indonesia di
SD/Mi.http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/primary/article/view/412/360, di akses tanggal 18
agustus 2019)
Hikmah, Ade dan Nani Solihat. 2013. Bahasa Indonesia. Surakarta: Grasindo, 2013
I Ketut Dibia dan I Putu Mas Dewantara. 2017. Bahasa Indonesia. Depok:Rajawali
Imam Mas Arum. 2016. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Sidoharjo:Uwis Inspirasi Indonesia
Lailiyah, R., Amirudin, A., & Soetjipto. (Tanpa Tahun). Penerapan Model PembelajaranTwo Stay Two Stray
(TSTS) untuk meningkatkan pemahaman konsep geografi kelas XI IPS-1 MA Ma’arif Udanawu Blitar.
Malang; Universitas Negeri Malang. http://jurnal-online.um.ac.id/ data/ artikel/
artikelB129728506CB652AB0C86302A01FF8D7.pdf
Yuli Widyaningsih. (2011). Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS (Two Stay TwoStray) Pada Siswa Kelas XI IPS 2 Semester II di
SMA Negeri 1 Sanden Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN DAN MENULIS ISI TEKS EKSPOSISI YANG BAIK
DAN BENAR MELALUI METODE TS-TS (TWO STAY-TWO STRAY) 11
Henny Susilowati

Anda mungkin juga menyukai