Anda di halaman 1dari 7

FORMAT PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

( PTK )

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM


PEMBELAJARAN AKTIVITAS GERAK BERIRAMA MELALUI MEDIA
VIDEO PEMBELAJARAN PADA KELAS III SDN ASAM PAUH

Oleh : RAHMADI NOOR


Nim : 2030111710266
Mapel : PJOK

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2020
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan sebuah investasi
jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia. Karena itu, upaya
pembinaan bagi masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan perlu terus dilakukan. Untuk itu pembentukan sikap dan motivasi dilakukan pada
setiap jenjang pendidikan formal.
Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar (peraturan pemerintah No. 13, 2015). Bentuk lain dari
pembelajaran adalah perubahan dalam tindakan dan prilaku seseorang yang menyentuh tiga
asfek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Dengan diberlakukannya kurikulum 2013 disekolah yang secara khusus tujuannya untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dan peradaban dunia. Memanfaatkan ilmu yang
diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari, untuk itu setiap pelajaran selalu dikaitkan dengan
manfaatnya dalam lingkungan sosial masyarakat. Peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan
sumber utama pembelajaran, hal ini terwujud dengan menempatkan pesereta didik sebagai
subyek pendidikan.
Untuk menumbuhkan sikap aktif, kreatif, inovatif, dan kompetitif dari peserta didik
tidaklah mudah, fakta yang terjadi adalah guru dianggap sebagai sumber belajar yang paling
benar. Proses pembelajaran yang telah terjadi memposisikan peserta didik sebagai pendengar
ceramah guru. Akibatnya proses belajar mengajar cenderung membosankan dan menjadikan
peserta didik malas belajar. Sikap peserta didik yang pasif tersebut ternyata tidak hanya terjadi
pada hampir semua mata pelajaran tertentu saja tetapi pada hampir semua mata pelajaran
termasuk pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Sebenarnya banyak cara yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar aktivitas gerak berirama , salah satu upaya yang
dilakukan adalah meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan cara perbaikan proses belajar
mengajar. Pencapaian keberhasilan guru dalam mengajar didukung oleh beberapa keterampilan
dasar mengajar diantaranya yaitu keterampilan mengadakan variasi pendekatan pembelajaran
yang dapat diterima oleh peserta didik.
Salah satu aktivitas fisik dalam program pendidikan jasmani yang cukup dikenal adalah
aktivitas gerak berirama. Aktivitas gerak berirama adalah salah satu mata pelajaran PJOK Kelas
3 yang terdapat pada KD 3.6 4.6 yaitu :
KD 3.6 Memahami penggunaan kombinasi gerak dasar lokomotor, non lokomotor dan manipula
tif sesuai dengan irama (ketukan) tanpa/dengan musik dalam aktivitas gerak berirama
KD 4.6 Mempraktikkan penggunaan kombinasi gerak dasar lokomotor, non lokomotor dan
manipulatif sesuai dengan irama (ketukan) tanpa/dengan musik dalam aktivitas gerak
berirama
Pada saat proses pembelajaran rasa perhatian dan ingin tahu peserta didik pada materi akttivitas
gerak berirama kurang antusias, karena kurangnya variasi dan pendekatan pembelajaran tidak
menggunakan video yang mengakibatkan kemauan dan semangat peserta didik untuk belajar
menjadi berkurang, sehingga peserta didik terlihat mengalami kesulitan untuk melaksanakan
gerakan-gerakan, yang mana masih kurang mengerti dan salah dalam melakukan aktivitas gerak
berirama. Untuk menghindari hal tersebut sebaiknya guru pendidikan jasmani membuat variasi
pembelajaran yang berupa pendekatan dengan video pembelajaran sehingga peserta didik tidak
merasa bosan dan semangat dalam mengikuti pembelajaran.
Dari latar belakang ini, maka peneliti tertarik untuk memberikan bentuk pembelajaran
berupa pendekatan dengan penggunaan media pembelajaran berupa video. Yang bertujuan untuk
mengurangi tingkat kejenuhan peserta didik pada saat pembelajaran agar mencapai hasil belajar
yang maksimal.

2. Identifikasi Masalah
Berdasar latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah :
1) Peserta didik kurang berminat dalam pembelajaran aktivitas gerak berirama
2) Peserta didik belum menguasai pembelajar aktivitas gerak berirama
3) Hasil belajar tidak tercapai secara maksimal

3. Analisis Masalah
Karena keterbatasan waktu dan lain sebagainya. Maka dalam hal ini peneliti membatasi
masalah yang akan diteliti, yakni kurangnya minat peserta didik dalam pembelajaran aktivitas
gerak berirama.

4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut: “Apakah penggunaan media video pembelajaran bisa
meningkatkan minat belajar peserta didik dalam pembelajaran aktivitas gerak berirama.”

5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat belajar peserta didik dalam
pembelajaran aktivitas gerak berirama melalui penggunaan media video pembelajaran.
1. Manfaat Penelitian

1) Untuk peneliti, yaitu untuk meningkatkan hasil belajar dan minat belajar peserta
didik.
2) Untuk Peserta didik, yaitu agar hasil belajarnya mencapai KKM.
3) Untuk peneliti lain, yaitu sebagai bahan referensi untuk meningkat kualitas
pembelajaran.
B. KAJIAN PUSTAKA

1. Penelitian Tindakan Kelas


a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Arikunto (Suyadi,2012:18), PTK adalah gabungan pengertian dari kata “penelitian,
tindakan dan kelas”. Penelitian adalah kegiatan mengamati suatu objek, dengan menggunakan
kaidah metodologi tertentu untuk mendapatkan data yang bermanfaat bagi peneliti dan dan
orang lain demi kepentingan bersama. Selanjutnya tindakan adalah suatu perlakuan yang
sengaja diterapkan kepada objek dengan tujuan tertentu yang dalam penerapannya dirangkai
menjadi beberapa periode atau siklus. Dan kelas adalah tempat di mana sekolompok siswa
belajar bersama dari seorang guru yang sama dalam periode yang sama.
Kasihani (1999) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah penelitian
praktis, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas
dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Upaya tindakan untuk perbaikan dimaksudkan
sebagai pencarian jawab atas permasalahan yang dialami guru dalam melaksanakan tugasnya
sehari-hari. Pada pelaksanaannya, setiap masalah yang diungkap dan dicarikan jalan keluar
haruslah masalah yang benar-benar ada dan nyata dialami oleh guru.
Sedangkan menurut Suyanto (1997) secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai
suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu,
untuk memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih
profesional. Oleh karena itu PTK terkait erat dengan persoalan praktek pembelajaran sehari-
hari yang dialami guru.
Berdasarkan beberapa pemahaman mengenai PTK diatas dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pengamatan yang menerapkan tindakan didalam
kelas yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu atau dengan
menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa
periode atau siklus agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran yang dilakukan bersama dikelas secara professional sehingga diperoleh
peningkatan pemahaman atau kualitas atau target yang telah ditentukan.
b. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur atau
siklus dari berbagai kegiatan pembelajaran. Kemmis dan Mc Taggart, (1992) menyatakan
prosedur PTK dilaksanakan dengan 4 kegiatan utama atau tahapan yaitu Plan (perencanaan).
Action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Alur pelaksanaan PTK
seperti berikut: Secara ringkas tahapan kegiatan di atas dapa dijelaskan sebagai berikut:
1. Planning (Rencana)
Rencana merupakan kegiatan pokok pada tahap awal yang harus dilakukan guru
sebelum melakukan PTK. Dengan perencanaan yang baik guru pelaksana PTK akan lebih
mudah untuk mengatasi kesulitan dan mendorong guru untuk bertindak dengan lebih efektif.
Sebagai bagian dari perencanaan, guru sebagai peneliti harus berkolaborasi (bekerja sama) dan
berdiskusi dengan teman sejawat untuk membangun kriteria dan kesamaan bahasa dan persepsi
dalam merancang tindakan perbaikan. Tahapan yang dilaksaksanakan pada tahap perencanaan
meliputi Identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan masalah, dan formulasi tindakan
dalam bentuk hipotesis tindakan.
2. Action (Pelaksanaan Tindakan)
Jika semua perencanaan tindakan telah disiapkan, maka langkah selanjutnya adalah
melaksanakan ocus o tindakan perbaikan yang telah direncanakan dalam situasi yang ocus .
Kegiatan pelaksanakan tindakan dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan dan pada saat
yang bersamaan kegiatan pelaksanaan tindakan ini juga diikuti dengan kegiatan observasi.
3. Observation (Pengamatan)
Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh
yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan ini merupakan dasar
dilakukannya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan
yang sesungguhnya. Dalam pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh peneliti adalah proses
dari tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan dan hambatan-hambatan yang muncul.
4. Reflection (Refleksi)
Refleksi disini meliputi kegiatan: analisis, sistesis, penafsiran (penginterprestasian),
menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap
perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru
pada pertemuan selanjutnya. Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah
terjadi dan/atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan
dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil refleksi itu digunakan untuk
menetapkan langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK.

2. Media Pembelajaran
Media pembelajaran (permendikbud no 22 tahun 2016) adalah berupa alat bantu proses
pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran.
Schramm mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.  Secara khusus, kata tersebut dapat
diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber
kepada penerima.
Menurut Gerlach dan Ely (1971), media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Sehingga guru, buku teks dan lingkungan
sekolah marupakan media.
Media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Media pembelajaran
meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang
terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar), foto,
gambar, grafik, televisi dan computer.
3. Video Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, video merupakan rekaman gambar hidup atau
program televisi untuk ditayangkan lewat pesawat televisi, atau dengan kata lain video
merupakan tayangan gambar bergerak yang disertai dengan suara.
Ronal Anderson, (1987: 104) mengemukakan tentang beberapa tujuan dari pembelajaran
menggunakan media video yaitu mencakup tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga
tujuan ini dijelaskan sebagai berikut :
a. Tujuan Kognitif
1) Dapat mengembangkan kemampuan kognitif yang menyangkut kemampuan mengenal
kembali dan kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak dan sensasi.
2) Dapat mempertunjukkan serangkaian gambar diam tanpa suara sebagaimana media foto dan
film bingkai meskipun kurang ekonomis.
3) Video dapat digunakan untuk menunjukkan contoh cara bersikap atau berbuat dalam suatu
penampilan, khususnya menyangkut interaksi manusiawi.
b. Tujuan Afektif
Dengan menggunakan efek dan tekhnik, video dapat menjadi media yang sangat baik dalam
mempengaruhi sikap dan emosi.
c. Tujuan Psikomotorik
1) Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh keterampilan yang
menyangkut gerak. Dengan alat ini diperjelas baik dengan cara memperlambat ataupun
mempercepat gerakan yang ditampilkan.
2) Melalui video peserta didik langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap
kemampuan mereka sehingga mampu mencoba keterampilan yang menyangkut gerakan tadi.
4. Aktivitas Gerak Berirama
Aktivitas gerak berirama adalah aktivitas gerak yang diringi dengan irama (ketukan)
tanpa atau dengan musik/lagu yang disesuiakan dengan gerakannya. Gerakan
berirama dapat mengembangkan kelenturan dan kekuatan tubuh serta koordinasi
antara gerak kaki dan tangan Aktivitas gerak berirama biasa dilakukan tanpa alat
atau dengan alat seperti bola,tali,pita,simpai,tongkat,gada dan lain-lain.

C. METODOLOGI PENELITIAN

1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas III Tahun Ajaran 2020/2021
SDN Asam Pauh Kecamatan.Kelua Kabupaten Tabalong yang berjumlah 10 anak perempuan
dan 5 anak laki laki.
2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat Penelitian : SDN Asam Pauh
Waktu penelitian : Kamis,22 Oktober 2020 1 Pertemuan
Berdasarkan hasil diskusi dengan para kolaborator, maka langkah yang paling tepat untuk
menarik minat peserta didik dalam proses pembelajaran adalah melalui penerapan pembelajaran
menggunakan media belajar berbasis ICT dan menerapkan prinsip TPACK dalam pembelajaran
berupa video pembelajaran.
1. Perencanaan
a. Membuat RPP dengan media video pemebalajaran
b. Membuat Lembar Observasi
c. Membuat Alat Evaluasi
2. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan pada sekenario pembelajaran
3. Observasi
Mengamati proses pembelajaran (tindakan) sekaligus mengevaluasi perilaku peserta didik
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan lembar obsevasi yang telah dibuat.
4. Refleksi
Pada tahap refleksi ini kegiatanya Itu meliputi analisis data yang diperoleh melalui observasi
pengamatan. Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksikan diri tentang kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan demikian, guru akan dapat mengetahui berhasil atau
tidak dalam penggunaan media video pembelajara ini dan menentukan apakah perlu siklus
selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA
Amung Ma’mun dan Yudha M Saputra. (2000). Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta:
Depdikbud.
Arikunto, Suharsimi, dkk., 2011, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Suyadi, 2012, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta : Diva Press
Permendikbud no 22 tahun 2016 tentang standart proses
https://eprints.uny.ac.id/9809/3/BAB%202%20-08108244022.pdf (diunduh 06 Oktober 2020)
https://anaksuryono.blogspot.com/2017/09/makalah-media-pembelajaran.html (diunduh 06 0ktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai