Anda di halaman 1dari 37

1.

Penelitian Tindakan Kelas

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research adalah
penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas.
Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai
kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran
di kelas.
Penelitian Tindakan Kelas adalah bentuk penelitian yang terjadi di dalam kelas berupa
tindakan tertentu yang dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar guna
meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya.
Penelitian tindakan kelas bisa digunakan sebagai implementasi berbagai program yang
ada di sekolah dengan mengkaji berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran yang terjadi pada siswa atau keberhasilan proses dan hasil implementasi
berbagai program sekolah.
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah suatu model
pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah di dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep
yang essensial dari materi pembelajaran (Djamarah, 2002).
Arends (dalam Dasna dan Sutrisno, 2008) merinci sintaks pembelajaran berbasis
masalah ke dalam 5 tahapan yang perlu dilakukan untuk
mengimplementasikan pembelajaran berbasis masalah. Tahapan-tahapan tersebut
merujuk pada tahapan praktis yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran berbasis
masalah sebagaimana disajikan pada tabel 1 berikut ini
Tahapan Pengalaman Belajar Siswa
Tahap 1 Guru menyampaikan tujuan pembelajarannya,
Mengorientasikan mendeskripsikan pembelajaran sebagai Kebutuhan
Siswa kepada masalah logistikpenting dan memotivasi peserta didik untuk
terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah.
Tahap 2 Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan
Mengorgan isasi siswa mengorganisasikan dengan tugas belajar terkait dengan
untuk belajar permasalahannya.
Tahap 3 Guru mendukung peserta didik untuk mendapatkan
Membimbing informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen
penyelidika n individu dan mencari permaslahan dan solusi.
maupun kelompok
Tahap 4 Guru membantu peserta didik dalam merencanakan
Mengemba ngkan dan dan meyiapkan artefak-artefak yang tepat, seperti
meyajikan hasil karya laporan, rekaman video dan model- model serta
membantu mereka untuk menyampaikan kepada orang
lain.
Tahap 5 Guru membantu peserta didik melakukan refleksi
Menganalis is dan terhadap investigasinya dan proses- proses yang mereka
mengevalua si proses gunakan.
pemecahan masalah

3. Kompetensi Siswa
Kompetensi adalah kemampuan yang harus dikuasai seseorang. Becker (1077) dan
Gordon (1988) mengemukakan bahwa kompetensi meliputi pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, nilai, sikap dan minat.
Dalam dokumen kurikulum (Boediono, 2000:4) mengemukakan :
“Dalam penyusunan ini, kemampuan dasar diartikan sebagai uraian kemampuan atas
bahan dan lingkup ajar secara maju dan berkelanjutan seiring dengan perjalanan siswa
untuk menjadi mahir dalam bahan dan lingkup ajar yang bersangkutan. Bahan ajar itu
sendiri dapat berupa : lahan ajar, gugus isi, proses, dan pengertian konsep.”
Dokumen tersebut masih menggunakan istilah kemampuan dasar. Dalam dokumen
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang diterbitkan bulan Agustus 2001, Balitbang
mengganti istilah kemampuan dasar dengan kompetensi. Dalam dokumen terakhir ini
(Balitbang, 2001:12) kompetensi dirumuskan sebagai berikut :”kompetensi dasar
merupakan uraian kemampuan yang memadai atas pengetahuan, keterampilan, dan
sikap mengenai materi pokok. Kemampuan itu harus dikembangkan secara maju dan
berkelanjutan seiring dengan perkembangan siswa”. Selanjutnya dikemukakan ” dalam
kurikulum berbasis kompetensi, metode, penilaian, sarana dan alokasi waktu yang
digunakan tidak dicantumkan agar guru dapat mengembangkan kurikulum secara optimal
berdasarkan kompetensi yang harus diicapai dan disesuaikan dengan kondisi setempat.”
(Balitbang, 2001:12)
Dalam makalah ini, kompetensi diartikan sebagai kemampuan yang harus dikuasai seorang
peserta didik. Dalam pengertian ini berbagai definisi telah dikemukakan orang. Pengertian di
atas dapat dikatakan sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Wolf(1995), Debling(1995),
Kupper dan Palthe. Wolf(1995:40) mengatakan bahwa Debling (1995:80) mengatakan
“competence pertains to the ability to perform the activities within a function or an
occupational area to the level of performance expected in employment”. Sedangkan Kupper
dan Palthe mengatakan “competencies as the ability of a student/worker enabling him to
accomplish tasks adequaletym to find solutions and to realize them in work situations. Lebih
lanjut kedua orang ini mengatakan “these qualifications should be expressed in terms of
knowledge, skills, and attitude”.
Pada saat sekarang, Pengembangan kompetensi tidak dapat dilepaskan dari standar. Jika
pada masa awal kelahiran, pendekatan kompetensi dikembangkan secara lokal berdasarkan
tuntutan yang teridentifikasi dari apa yang berkembang dalam masyarakat dan kompetensi
tidak dikaitkan dengan standar.
PELAKSANAAN PENELITIAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Prestasi Belajar Komputer Dan Jaringan
Dasar. Oleh karena itu, peneliti menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) karena melalui PTK inilah diharapkan selain diterapkan pada peserta didik juga
dapat memperbaiki mekanisme pembelajaran sebelumnya. Menurut Kunandar dalam
Iskandar (2009:21), “PTK adalah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki
atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya”.
Menurut Suharsimi Arikunto dalam Iskandar (2009:21) mengungkapkan bahwa, “PTK
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan”.
Dalam PTK terdapat siklus yang dilakukan melalui empat tahap yaitu perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi tindakan, dan refleksi
terhadap tindakan. Keempat tahap dalam PTK tersebut merupakan unsur yang
membentuk sebuah siklus yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke arah
semula. Penelitian tindakan harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus
tindakan yang berurutan (Suharsimi Arikunto, 2011: 16-23). Desain untuk penelitian
tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Tindakan

Pengamatan
Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Tindakan

Pengamatan
Perencanaan

Refleksi SIKLUS III Tindakan

Pengamatan

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
enelitian ini dilaksanakan di kelas X Multimedia SMK NU Mamba’ul Ulum Modo
yang beralamat di Jalan Raya Modo Dusun Ngembes Desa Yungyang Kec. Modo
Kab. Lamongan
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada 14 Oktober 2020 sampai dengan 12 Nopember 2020

B. Subjek dan Objek Penelitian


Subjek dalam penelitian ini adalah siswa X Multimedia SMK NU Mamba’ul Ulum Modo
Tahun Ajaran 2020/2021 yang terdiri dari 29siswa. Adapun objek penelitian ini adalah
pelaksanaan pembelajaran Komputer dan Jaringan Dasar melalui penerapan Model
PembelajaranProblem Based Learning, sebagai upaya peningkatan Prestasi Belajar siswa
kelas X Multimedia SMK NU Mamba’ul Ulum Modo Moyudan Pokok Bahasan Penerapan
Instalasi Sistem Operasi.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Prestasi Belajar Komputer Dan Jaringan Dasar Prestasi
Belajar Komputer Dan Jaringan Dasar dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai
siswa yang dinyatakan dalam bentuk nilai, huruf maupunsimbol yang diperoleh siswa
selama melakukan kegiatan belajar Komputer Dan Jaringan Dasar selama periode
tertentu . Prestasi Belajar Komputer Dan Jaringan Dasar ini mencerminkan kemampuan
siswa dalam memahami, menguasai, memaknai dan mempraktikkan konsep siklus
Komputer Dan Jaringan Dasar Perusahaan Jasa secara rapi, teliti, tepat, dan dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam penelitian ini prestasi belajar yang
diperoleh dari hasil post-test yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II akan
dibandingkan dengan prestasi belajar siswa sebelumnya yang kemudian akan dapat
dilihat perubahan prestasi belajar dari siswa.
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model Pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang
melibatkan siswa dengan masalah nyata yang sesuai dengan minat dan perhatianya
sehingga motivasi dan rasa ingin tahu menjadi meningkat. Diharapkan keterampilan dan
cara berpikir siswa menjadi meningkat. Dalam penggunaan Model Pembelajaran Problem
Based Learning peneliti akan melakukan tahapan-tahapan dalam pembelajaran, yaitu
yang pertama menjelaskan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi dan memberikan
masalah berupa soal; yang kedua membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 4
siswa secara heterogen; mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam diskusi
kelompok untuk memecahkan masalah yang berupa soal tersebut; membimbing siswa
dalam mengerjakan dan menyelesaikan soal; dan membantu siswa untuk melakukan
refleksi atau evaluasi melalui presentasi atas hasil kerja mereka
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, akan tetapi akan dilanjutkan pada siklus
berikutnya apabila hasil dalam penelitian ini belum memenuhi indikator keberhasilan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
1.1. Siklus I
1.1.1. Perencanaan
Perencanaan yang di lakukuan dalam tahap ini dilakukan penyusunan
rencana pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning. Perencanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menyusun langkah-langkah pembelajaran yang dituangkan dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada kompetensi dasar
“Instalasi Sistem Operasi”
b. Menyiapkan perangkat dalam penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning, meliputi lembar tugas proyek dan handout.
c. Menyiapkan instrumen pengumpulan data seperti rubrik observasi
penilaian proyek, angket MAI, angket keterlaksanaan model
pembelajaran Problem Based Learning, dan soal posttest sebagai
evaluasi hasil belajar.
1.1.2. Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan siklus I, guru menerapkan model pembelajaran
Problem based learning. Proses pembelajaran ini guru menyampaikan
materi yang akan dipelajari dan memberikan materi secara umum,
bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator, melihat bahwa siswa bisa
melaksanakan tugas, membantu kesulitan yang dihadapi siswa dalam
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran lebih dipusatkan pada peran serta
dan aktivitas siswa dalam kegiatan praktik menggunakan.
Pada siklus I siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing
kelompok beranggotakan 3 siswa.
1. Guru memberikan pengantar materi yang akan dikerjakan, kemudian
siswa bergabung dengan kelompok masing-masing yang telah dibagi.
Selanjutnya setiap kelompok diberikan tugas untuk menentukan Sistem
Operasi yang yang di butuhkan
2. Pada pertemuan kedua, siswa melakukan pengerjaan dengan materi
yang telah diberikan dengan kelompok masing-masing. Setelah selesai,
setiap kelompok membuat laporan hasil pengerjaan yang akan digunakan
sebagai nilai psikomotor. Kegiatan observasi mengenai keaktifan dan
afektif siswa.
Pada akhir siklus I dilaksanakan tes tertulis untuk mengetahui nilai ranah
kognitif siswa.
1.1.3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan berlangsung.
Proses pengamatan dilakukan secara seksama oleh peneliti, guru dan
observer. Subjek yang diamati oleh pengamatan adalah aktifitas peneliti
sebagai guru dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning siswa dan hasil belajar siswa. Data hasil pengamatan ini dapat
dijadikan acuan untuk perbaikan pada siklus II
1.1.4. Refleksi
Peneliti akan menganalisis data yang diperoleh pada siklus I. Hasil
observasi selanjutnya direfleksikan oleh peneliti dan guru untuk
mengetahui tingkat ketercapaiannya, baik yang terkait dengan proses
maupun hasil tindakan. Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekuatan-
kekuatan yang ditemukan maupun hambatan dalam upaya pencapaian
tujuan secara optimal. Hasil refleksi dapat dijadikan acuan untuk merevisi
rencana tindakan pada siklus II.
1.2. Siklus II
1.2.1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Mempelajari hasil refleksi tindakan pada siklus I yang menjadi acuan
dalam menyusun perencanaan tindakan untuk perbaikan pada siklus II.
b. Menyusun langkah-langkah pembelajaran yang dituangkan dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada kompetensi dasar
“instalasi system operasi”.
c. Menyiapkan perangkat dalam penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning, meliputi lembar tugas proyek dan handout.
d. Menyiapkan instrumen pengumpulan data seperti rubrik observasi
penilaian proyek, angket MAI, angket keterlaksanaan model
pembelajaran Problem Based Learning, dan soal posttest sebagai
evaluasi hasil belajar
1.2.2. Tindakan
Pada siklus II, dilaksanakan kegiatan pembagian kelompok, sama dengan
siklus I. Pembagian kelompok pada siklus II juga sama dengan siklus I.
Perbedaan pada siklus II yaitu ketika setiap kelompok sudah selesai
menyelesaikan masalah yang di hadapi, mereka harus presentasi yang
kemudian dijelaskan oleh masing-masing kelompok di depan kelas.
Kelompok yang mendapat giliran presentasi akan ditanya oleh satu
kelompok lain yang bertugas sebagai penanya inti. Presentasi dan kegiatan
presentasi ini dijadikan sebagai nilai psikomotor. Observer mengamati
aktivitas dan afektif siswa selama pembelajaran berlangsung. Pada akhir
siklus II dilaksanakan tes tertulis untuk mendapat nilai kognitif siswa.
1.2.3. Pengamatan
Observasi dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan berlangsung.
Proses pengamatan dilakukan secara seksama oleh peneliti, guru dan
observer. Subjek yang diamati oleh pengamatan adalah aktifitas peneliti
sebagai guru dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning, metakognitif siswa dan hasil belajar siswa.
1.2.4. Refleksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi adalah peneliti akan
menganalisis data yang diperoleh pada siklus II. Hasil observasi selanjutnya
direfleksikan oleh peneliti dan guru untuk mengetahui tingkat
ketercapaiannya, baik yang terkait dengan proses maupun hasil tindakan
1.3. Siklus III
1.3.1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Mempelajari hasil refleksi tindakan pada siklus I yang menjadi acuan dalam
menyusun perencanaan tindakan untuk perbaikan pada siklus II.
b. Menyusun langkah-langkah pembelajaran yang dituangkan dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada kompetensi dasar
“instalasi system operasi”.
c. Menyiapkan perangkat dalam penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning, meliputi lembar tugas proyek dan handout.
d. Menyiapkan instrumen pengumpulan data seperti rubrik observasi
penilaian proyek, angket MAI, angket keterlaksanaan model
pembelajaran Problem Based Learning, dan soal posttest sebagai
evaluasi hasil belajar
1.3.2. Tindakan
Pada siklus III, dilaksanakan kegiatan pembagian kelompok, sama dengan
siklus II. Pembagian kelompok pada siklus III juga sama dengan siklus I.
Perbedaan pada siklus II yaitu ketika setiap kelompok sudah selesai
menyelesaikan masalah yang di hadapi, mereka harus presentasi yang
kemudian dijelaskan oleh masing-masing kelompok di depan kelas.
Kelompok yang mendapat giliran presentasi akan ditanya oleh satu
kelompok lain yang bertugas sebagai penanya inti. Presentasi dan kegiatan
presentasi ini dijadikan sebagai nilai psikomotor. Observer mengamati
aktivitas dan afektif siswa selama pembelajaran berlangsung. Pada akhir
siklus II dilaksanakan tes tertulis untuk mendapat nilai kognitif siswa.
1.3.3. Pengamatan
Observasi dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan berlangsung.
Proses pengamatan dilakukan secara seksama oleh peneliti, guru dan
observer. Subjek yang diamati oleh pengamatan adalah aktifitas peneliti
sebagai guru dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning, metakognitif siswa dan hasil belajar siswa.
1.3.4. Refleksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi adalah peneliti akan
menganalisis data yang diperoleh pada siklus II. Hasil observasi selanjutnya
direfleksikan oleh peneliti dan guru untuk mengetahui tingkat
ketercapaiannya, baik yang terkait dengan proses maupun hasil tindakan
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Evaluasi/Tes
Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan. Tes
yang digunakan adalah soal pilihan ganda dan uraian yang digunakan untuk mengumpulkan
data tentang kemampuan dan hasil pembelajaran dengan Model Pembelajaran Problem
Based Learning pada pelajaran Komputer Dan Jaringan Dasar.
2. Angket
“Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada respondennya untuk dijawab”
(Sugiyono, 2010:199). Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui respon
siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan Model Pembelajaran
Problem Based Learning.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah upaya untuk memberikan gambaran bagaimana sebuah penelitian
tindakan kelas dilakukan. Dokumentasi yang digunakan adalah dokumentasi non tes yaitu
dokumentasi berupa gambar atau foto proses belajar mengajar saat penelitian dilaksanakan
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah. (Suharsimi Arikunto, 2006: 36).
1. Instrumen yang Bersifat Tes Instrumen tes digunakan untuk mengukur peningkatan
Prestasi Belajar Komputer Dan Jaringan Dasar setelah mengikuti proses pembelajaran
dengan menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning dari aspek kognitif.
Penilaian ranah kognitif dilakukan dengan cara melakukan post-test pada tiap siklus.
2. Angket Penggunaan angket dalam penelitian ini sebatas informasi tambahan dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Adapun kisikisinya sebagai berikut.

G. Teknik Analisis Data


1. Analisis data kuantitatif Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengolah hasil belajar
siswa yang diperoleh dari tes evaluasi akhir siklus. Data kuantitatif yang diguanakan adalah
kuantitatif sederhana yang berupa perhitungan rata-rata, nilai tertinggi, nilai terendah, dan
persentase jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan. Data dari post test siswa yang
diadakan setiap akhir siklus maka dapat diketahui dengan menghitung mean (rata-rata) dari
daftar nilai Komputer Dan Jaringan Dasar siswa.
1. Menghitung skor peningkatan kreativitas dan hasil belajar
Penghitungan ini dilihat dari hasil evaluasi dan proyek yang telah dikerjakan. Nilai
satu soal evaluasi jika benar adalah 10 dan jika salah adalah 0. Adapun rumus untuk
menghitung perolehan nilai Kompetensi adalah sebagai berikut :

Nilai = Jumlah jawaban yang benar

Nilai yang didapatkan dapat dikategorikan menggunakan skala likert dengan


menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎

Sedangkan menghitung presentase kenaikan Kompetensi dan hasil belajar


menggunakan rumusan sebagai berikut :

∑𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐾𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 100%
∑𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎

Dalam membuat kategori hasil presentasi kreativitas dan hasil belajar , dapat
menggunakan rumusan sebagai berikut :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎
2. Penilaian pembuatan proyek siswa
Peneliti melukakan penilaian mulai dari proses pembuatan proyek yang dilakukan
menggunakan lembar observasi dengan rating-scale. Skala skor yang digunakan 1-4,
1 untuk skor terendah dan 4 untuk skor tertinggi. Penilaian tersebut dilakukan dengan
melihat kriteria dari setiap skor. Skor yang didapatkan merupakan data mentah dan
perlu diubah menjadi nilai sesungguhnya. Pengubahan skor mentah menjadi nilai
menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 = 𝑥 100%
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Dalam mengetahui kategori hasil nilai sikap kreativitas siswa dapat menggunakan
rumusan sebagai berikut :

∑𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑡𝑒𝑠


𝑥= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎

3. Rata-rata hasil tes


Menghitung rata-rata hasil tes dilakukan dengan rumus sebagai berikut yaitu:

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎

4. Presentasi ketuntasan belajar


Siswa dikatakan lulus atau tuntas dalam belajar apabila mendapatkan nila sama
dengan nilai KKM atau lebih besar, nilai KKM untuk mata pelajaran Tematik adalah
74. Menurut Sudjana (dalam Eggi, 2017, hlm.46), siswa dikatakan berhasil apabila
menguasai sekitar 75%-80% dari tujuan pembelajaran. Untuk mengetahuo presentase
ketuntasan belajar siswa dihitung dengan rumus sebagai berikut yaitu :
 Skor yang diperoleh siswa
𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 =  skor total 𝑥 100%
2. Analisis Data Kualitatif Analisis Data Kualitatif dalam penelitian dilakukan pada saat
pengumpulan data dalam periode tertentu (Sugiyono, 2011: 246). Langkah-langkah analisis
data kualitatif adalah: a. Penyajian Data Penyajian data dapat dilakukan dalam bentu tabel,
grafik, phir card, pictogram,dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.
Penyajian data dalam penelitian ini digunakan untuk data yang diperoleh dari hasil tes
prestasi belajar berupa post test. Data tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel dan
peningkatannya akan digambarkan dalam bentuk grafik. b. Penarikan Kesimpulan Penarikan
kesimpulan merupakan langkah akhir dalam analisis data. Penarikan kesimpulan dilakukan
dengan menelaah hasil penelitian untuk kemudian ditarik kesimpulan yang lebih jelas.
H. Indikator Keberhasilan
Suatu tindakan dikatakan berhasil apabila mampu mencapai kriteria yang telah ditentukan.
Mulyasa (2006: 101) mengatakan bahwa pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas
apabila sebagian besar (75%) siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Indikator
keberhasilan dalam penelitian ini adalah peningkatan Prestasi Belajar Komputer Dan
Jaringan Dasar siswa yang ditunjukkan dengan pencapaian KKM yang telah ditetapkan oleh
sekolah yaitu besarnya 75 oleh 75% siswa kelas X Multimedia SMK NU Mamba’ul Ulum
ModoTahun Ajaran 2020/2021.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pembelajaran Komputer dan Jaringan Dasar dengan model pembelajaran Problem
Based Learning pada siklus I dilakukan 1 kali pertemuan yaitu pada hari Kamis tanggal 17
Oktober 2020. Materi yang disampaikan pada siklus I terdiri dari 1 materi pokok. Materi
pokok yang diajarkan pada siklus I adalah Penerapan Instalasi Sitem Operasi.
Berikut ini tahap-tahap dalam melaksanakan tindakan siklus I:
a. Perencanaan Tindakan (Planning)
Berikut ini langkah-langkah yang ditempuh dalam tahap perencanaan:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat berdasarkan silabus
yang telah dibuat dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning. Kompetensi
dasar yang akan diajarkan adalah Penerapan Instalasi system Operasi dengan Model
Pembelajaran Problem Based Learning
2) Membuat handout materi untuk siswa untuk membantu siswa mempelajari materi yang
sedang dipelajari
3) Membuat post test untuk mengecek kemampuan siswa setelah dilakukannya tindakan.
4) Mempersiapkan masalah atau kasus yang akan disajikan. Masalah atau kasus yang
disajikan pada siklus I yaitu mengenai penerapan instalasi system opereasi dengan
memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai system operasi apa yang dibutuhkan
dan cara instalasi system operasi.
5) Membuat 5 kelompok diskusi yang setiap kelompok terdiri dari 2-3 siswa. Anggota
kelompok disett memiliki kemampuan yang heterogen, dengan tujuan agar antar
anggota kelompok dapat saling melengkapi dan saling membantu dalam upaya
pemecahan masalah.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap pelaksanaan tindakan model pembelajaran Problem Based Learning pada siklus I
dilaksanakan berdasarkan RPP yang telah disusun sebelumnya. Adapun langkah-langkah
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan Pembelajaran Awal
(1) Guru mengkondisikan kelas
(2) Guru membuka pelajaran dengan salam, kemudian mempresensi kehadiran siswa dan
memotivasi kesiapan belajar siswa
(3) Guru menginformasikan kompetensi dasar dan tujuan yang hendak dicapai yaitu
instalasi sitem operasi.
(4) Guru memberi penjelasan mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu
dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning. Setelah berdiskusi kelompok,
diakhir siklus akan dilaksanakan post test untuk mengetahui perkembangan prestasi
belajar setelah dilaksanakan tindakan siklus I
b) Kegiatan Inti
(1) Eksplorasi Guru mengulas materi yang telah dipelajari sebelumnya dan mengaitkan
dengan materi yang akan dipelajari.
(2) Elaborasi
(a) Guru menjelaskan materi mengenai memverifikasi data mutasi persediaan bahan
baku, dan membukukan data mutasi persediaan bahan baku (unit dan nominal).
Ketika guru menjelaskan materi dengan metode ceramah diselingi bertanya
jawab dengan siswa dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari.
(b) Guru melaksanakan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Problem Based
Learning dengan membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kelompok
dengan jumlah anggota 2-3 siswa.
(c) Guru memberikan kasus kepada siswa untuk menentukan system operasi dan
bagaimana cara melakukan instalasi system operasi
(d) Siswa kemudian berkelompok dengan kelompoknya masing-masing
mendiskusikan kasus. Pada setiap kelompok diwajibkan adanya pembagian
tugas sehingga akan lebih mudah untuk menyelesaikan kasus yang telah
diberikan oleh guru. Namun, semua kelompok belum memaksimalkan adanya
pembagian tugas.
(e) Selama siswa berdiskusi guru dan peneliti mengamati kegiatan diskusi siswa,
dan menjawab pertanyaan siswa yang belum paham dengan ugasnya dengan
teknik tanya jawab sehingga berujung pada kemandirian siswa dalam
memperoleh penyelesaian masalah atau solusi.
(3) Kegiatan Akhir
(a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan meminta
kepada siswa untuk melanjutkan mengerjakan soal bersama kelompok di luar
jam pelajaran jika soal belum selesai dikerjakan.
(b) Guru mengingatkan kepada siswa bahwa akan dilakukan presentasi pada
keesokan harinya mengenai soal yang telah dikerjakan.
(c) Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan memberi salam
c. Pengamatan (observation)
1) Pengamatan terhadap guru Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan terhadap
guru sebagai kolabolator yang melaksanakan dan mengelola kelas pada siklus I
dalam proses pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Problem Based
Learning diperoleh data sebagai berikut: Pada pertemuan pertama guru
memperkenalkan dan menjelaskan Model PembelajaranProblem Based Learning
dengan baik sehingga siswa menjadi antusias untuk mengikuti pembelajaran dengan
Model PembelajaranProblem Based Learning. Namunguru belum sepenuhnya
melaksanakan pembelajaran pada kompetensi Mengelola Kartu Persediaan dengan
Model PembelajaranProblem Based Learning sesuai dengan yang peneliti
rencanakan dalam RPP. Terkadang guru masih bingung dengan alur pembelajaran.
Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif di dalam kelas dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan spontan ketika guru sedang menjelaskan materi
pembelajaran.
2) Pengamatan terdap siswa Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti
selama penerapan Model PembelajaranProblem Based Learning pada tindakan siklus
I diperoleh data sebagai berikut: siswa terlihat antusias mendengarkan penjelasan
dari guru dan peneliti tentang penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran pada kompetensi
Penerapan Instalasi system operasi. Pada saat tes akhir siklus terdapat siswa yang
protes karena malas untuk mengerjakan, sehingga sebagian besar siswa tidak dapat
mengerjakan soal sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Pada diskusi
kelompok, siswa masih bingung dalam memahami pertanyaan yang diberikan oleh
guru, siswa masih sering bertanya mengenai maksud dari pertanyaan. Pada saat
diskusi pertama, banyak anggota kelompok yang tidak ikut mengerjakan, hanya satu
atau dua siswa pada setiap kelompok yang terlihat aktif mengerjakan soal diskusi.
Hasil dari diskusi kelompok belum bisa langsung dipresentasikan pada hari yang
sama karena semua kelompok belum selesai mengerjakan soal, sehingga dilanjutkan
pada pertemuan selanjutnya. Pada pertemuan kedua, semua kelompok telah siap
melanjutkan diskusi dan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Problem Based
Learning daripada pertemuan pertama. Hal ini terlihat dari semangat siswa dan
kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Siswa kembali menata tempat duduk
berdasarkan kelompok dan segera menyelesaikan tugas diskusi. Siswa kembali
mengerjakan kasus yang harus mereka pecahkan bersama dengan anggota
kelompok lainnya. Siswa terlihat lebih
antusisas dalam mengerjakan kasus. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan
soal diskusi, satu persatu kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan
hasil dari diskusi kelompok. Penampilam kelompok saat presentasi masih belum
maksimal dan harus banyak diperbaiki.
3) Pengamatan terhadap Prestasi Belajar Komputer Dan Jaringan Dasar Prestasi Belajar
Komputer Dan Jaringan Dasar siswa setelah penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning pada kompetensi Mengelola Kartu Persediaan diukur dengan memberikan tes pada
akhir siklus I yaitu pada pertemuan kedua. Tujuan yang ingin dicapai dari pemberian tes ini
adalah melakukan pengukuran sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang
dilaksanakan dengan penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning. Ketuntasan
Prestasi Belajar Komputer Dan Jaringan Dasar pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut
ini:

No Nama L/K NILAI KETERANGAN

1 AHMAD FAIZ ZAKIYA NUR L 60 Tidak Tuntas


2 AHMAD MUKTI RAMADANI L 80 Tuntas
3 AHMAD SODIKIN L 80 Tuntas
4 AJI SAPUTRO L 60 Tidak Tuntas
5 AMIROTUN P 60 Tidak Tuntas
6 ANISSA WIDYANTI P 75 Tuntas
7 AYUNI DWIYANTI P 80 Tuntas
8 DAPIT AGUS SETIYAWAN L 80 Tuntas
9 DWI CAHYANI SAFITRI P 75 Tuntas
10 FIRMAN MAULANA L 80 Tuntas
11 JAMALUDIN KHUSEN ALWI L 85 Tuntas
12 JAUHAR RIZKY L 60 Tidak Tuntas
13 M. FAIZ ARIFKY L 60 Tidak Tuntas
14 M. NAFI' MUBAROK L 78 Tuntas
15 MAR'ATUS SHOLIHAH P 60 Tidak Tuntas
16 MOH. AFANDI L 60 Tidak Tuntas
17 MOH. LUTFHI L 80 Tuntas
18 MUHAMAD SYIFA' L 60 Tidak Tuntas
19 MUHAMMAD AFIFFUDIN L 60 Tidak Tuntas
20 MUHAMMAD FAHMIL QOIRI L 60 Tidak Tuntas
21 MUHAMMAD LUTFI L 80 Tuntas
22 MUHAMMAD SHOBUR L 80 Tuntas
23 NARINDRA DAVI ARDIANSYAH P 80 Tuntas
24 NUR AFIFATUS SA'DIYAH P 75 Tuntas
25 PUTRI NUR SAFINA P 80 Tuntas
26 ROHMATUL UMMA P 60 Tidak Tuntas
27 UMI FARUHATUN NIKMAH P 60 Tidak Tuntas
WHENY FITHROTUL
28 P 80 Tuntas
KHIFDZIYAH
29 ZAM ZAM AURA HUMAIRA P 85 Tuntas
Rata-Rata 71.5

Pembelaaran Problem Based Learning


Jumlah
Rentang Nilai Jumlah Siswa
Produktif Siswa Belum Tuntas
Tuntas
75,0 - 100 17
0 - 74,9 12
Jumlah 17 12
Persentase 58,7% 41,3%

Dari tabel prestasi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang telah
mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 75, telah dicapai
oleh 17 siswa atau sebesar 58,7% dan diperoleh rata-rata nilai Komputer Dan
Jaringan Dasar pada kompetensi penerapan istalasi system operasi oleh siswa kelas X
MM SMK NU Mamba’ul Ulum Modo pada siklus I sebesar 71,5. Bila dibandingkan
dengan nilai siswa sebelum dilaksanakannya penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning yaitu sebagai berikut:

L/ KETERANGA
No Nama NILAI
K N
1 AHMAD FAIZ ZAKIYA NUR L 60 Tidak Tuntas
2 AHMAD MUKTI RAMADANI L 80 Tuntas
3 AHMAD SODIKIN L 80 Tuntas
4 AJI SAPUTRO L 60 Tidak Tuntas
5 AMIROTUN P 60 Tidak Tuntas
6 ANISSA WIDYANTI P 75 Tuntas
7 AYUNI DWIYANTI P 80 Tuntas
8 DAPIT AGUS SETIYAWAN L 80 Tuntas
9 DWI CAHYANI SAFITRI P 60 Tidak Tuntas
10 FIRMAN MAULANA L 60 Tidak Tuntas
11 JAMALUDIN KHUSEN ALWI L 60 Tidak Tuntas
12 JAUHAR RIZKY L 60 Tidak Tuntas
13 M. FAIZ ARIFKY L 60 Tidak Tuntas
14 M. NAFI' MUBAROK L 60 Tidak Tuntas
15 MAR'ATUS SHOLIHAH P 60 Tidak Tuntas
16 MOH. AFANDI L 60 Tidak Tuntas
17 MOH. LUTFHI L 80 Tuntas
18 MUHAMAD SYIFA' L 60 Tidak Tuntas
19 MUHAMMAD AFIFFUDIN L 60 Tidak Tuntas
20 MUHAMMAD FAHMIL QOIRI L 60 Tidak Tuntas
21 MUHAMMAD LUTFI L 80 Tuntas
22 MUHAMMAD SHOBUR L 60 Tidak Tuntas
23 NARINDRA DAVI ARDIANSYAH P 80 Tuntas
24 NUR AFIFATUS SA'DIYAH P 60 Tidak Tuntas
25 PUTRI NUR SAFINA P 80 Tuntas
26 ROHMATUL UMMA P 60 Tidak Tuntas
27 UMI FARUHATUN NIKMAH P 60 Tidak Tuntas
WHENY FITHROTUL
28 P 60 Tidak Tuntas
KHIFDZIYAH
29 ZAM ZAM AURA HUMAIRA P 85 Tuntas
Rata-Rata 66.9

Pembelaaran Problem Based Learning


Rentang Nilai Jumlah Jumlah Siswa
Produktif Siswa Belum Tuntas
Tuntas
75,0 - 100 10
0 - 74,9 19
Jumlah 10 19
Persentase 34,4% 65,6 %

Berdasarkan data Prestasi Belajar Komputer Dan Jaringan Dasar kompetensi Intalasi
Sistem Operasi sebelum dilaksanakan penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning diatas, maka dapat disimpulkan prestasi belajar siswa pada tindakan
siklus I sudah mengalami peningkatan. Meskipun demikian prestasi belajar siswa
pada siklus I belum optimal karena nilai rata-rata kelas masih belum mampu
mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu sebesar 75.0
d. Refleksi
Refleksi ada siklus I dilakukan dengan mengkaji hasil pengamatan yang dilakukan
peneliti dan permasalahan yang dihadapi selama tindakan siklus I. Pada siklus I, siswa
sudah dapat menemukan jawaban atau solusi atas setiap kasus atau permasalahan yang
disajikan. Namun tidak semua anggota kelompok terlibat secara aktif dalam upaya
pemecahan masalah, sehingga tidak semua siswa merasakan sendiri atau memperoleh
pengalaman memecahkan kasus atau permasalahan yang disajikan. Hal ini disebabkam
karena siswa tidak terbiasa memecahkan masalah secara bersama-sama dalam kelompok
atau tim. Kelompok yang tidak membagi tugas kepada setiap anggota kelompoknya,
membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan kelompok lain yang membagi
tugas kepada setiap anggota kelompok, dengan kata lain setiap anggota kelompok
berperan aktif dalam upaya pemecahan kasus atau permasalahan. Dilihat dari cara guru
memandu proses pembelajaran dengan penerapan Model PembelajaranProblem Based
Learning sudah baik dan mampu menarik perhatian siswa. Guru mampu memberikan
pertanyaan yang dapat memacu pemikiran siswa pada solusi permasalahan.
Beberapa kelemahan yang muncul pada tindakan siklus I yaitu:
1) Dalam proses diskusi kelompok, setiap kelompok belum menerapkan pembagian
tugas, sehingga banyak anggota kelompok yang tidak ikut berperan aktif dalam
menemukan solusi dalam pemecahan masalah.
2) Beberapa anggota kelompok meminta jawaban dari kelompok lain, karena
kelompoknya tidak mampu menemukan solusi atas permasalahan yang disediakan
oleh guru dan peneliti.
3) Ada siswa yang mengeluh karena diberikan tugas yang menurutnya cukup sulit untuk
dikerjakan. Melihat dari kelemahan dalam tindakan pada siklus I, maka perbaikan
yang akan dilakukan pada tindakan siklus II adalah sebagai berikut:
1) Mendorong siswa untuk lebih berperan aktif dalam diskusi kelompok dengan
cara pembagian tugas dan saling membantu dalam mengerjakan tugas apabila
ada anggota kelompok yang mengalami kendala.
2) Mendorong siswa untuk berbagi ilmu kepada semua anggota kelompok dalam
upaya pemecahan masalah.
3) Memotivasi siswa agar lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran dan
mengerjakan tugas yang diberikan sehingga tidak ada siswa yang mengeluh jika
diberikan tugas.
4) Memberikan contoh dan masukan kepada siswa agar setiap penampilan pada saat
presentasi lebih percaya diri dan lebih aktif dalam menyampaikan pendapat yang
dimilikinya.
B. Siklus II

Kegiatan pembelajaran Komputer dan Jaringan Dasar dengan model pembelajaran Problem
Based Learning pada siklus II dilakukan 1 kali pertemuan yaitu pada hari Kamis tanggal 24
Oktober 2020. Materi yang disampaikan pada Siklus II terdiri dari 1 materi pokok. Materi
pokok yang diajarkan pada Siklus II adalah Instalasi Driver Perangkat Keras.
Berikut ini tahap-tahap dalam melaksanakan tindakan Siklus II:
a. Perencanaan Tindakan (Planning)
Berikut ini langkah-langkah yang ditempuh dalam tahap perencanaan:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat berdasarkan silabus
yang telah dibuat dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning. Kompetensi
dasar yang akan diajarkan adalah Instalasi Driver Perangkat Keras dengan Model
Pembelajaran Problem Based Learning
2) Membuat handout materi untuk siswa untuk membantu siswa mempelajari materi yang
sedang dipelajari
3) Membuat post test untuk mengecek kemampuan siswa setelah dilakukannya tindakan.
4) Mempersiapkan masalah atau kasus yang akan disajikan. Masalah atau kasus yang
disajikan pada Siklus II yaitu mengenai Instalasi Driver Perangkat Keras dengan
memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai system driver perangkat keras
komputer.
5) Membuat beberapa kelompok diskusi yang setiap kelompok terdiri dari 2-3 siswa.
Anggota kelompok disett memiliki kemampuan yang heterogen, dengan tujuan agar
antar anggota kelompok dapat saling melengkapi dan saling membantu dalam upaya
pemecahan masalah.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap pelaksanaan tindakan model pembelajaran Problem Based Learning pada Siklus II
dilaksanakan berdasarkan RPP yang telah disusun sebelumnya. Adapun langkah-langkah
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan Pembelajaran Awal
(1) Guru mengkondisikan kelas
(2) Guru membuka pelajaran dengan salam, kemudian mempresensi kehadiran siswa dan
memotivasi kesiapan belajar siswa
(3) Guru menginformasikan kompetensi dasar dan tujuan yang hendak dicapai yaitu
Instalasi Driver Perangkat Keras.
(4) Guru memberi penjelasan mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu
dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning. Setelah berdiskusi kelompok,
diakhir siklus akan dilaksanakan post test untuk mengetahui perkembangan prestasi
belajar setelah dilaksanakan tindakan Siklus II
b) Kegiatan Inti
(1) Eksplorasi Guru mengulas materi yang telah dipelajari sebelumnya dan mengaitkan
dengan materi yang akan dipelajari.
(2) Elaborasi
(a) Guru menjelaskan materi mengenai memverifikasi data mutasi persediaan bahan
baku, dan membukukan data mutasi persediaan bahan baku (unit dan nominal).
Ketika guru menjelaskan materi dengan metode ceramah diselingi bertanya
jawab dengan siswa dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari.
(b) Guru melaksanakan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Problem Based
Learning dengan membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kelompok
dengan jumlah anggota 2-3 siswa.
(c) Guru memberikan kasus kepada siswa untuk menentukan system operasi dan
bagaimana cara melakukan instalasi system operasi
(d) Siswa kemudian berkelompok dengan kelompoknya masing-masing
mendiskusikan kasus. Pada setiap kelompok diwajibkan adanya pembagian
tugas sehingga akan lebih mudah untuk menyelesaikan kasus yang telah
diberikan oleh guru. Namun, semua kelompok belum memaksimalkan adanya
pembagian tugas.
(e) Selama siswa berdiskusi guru dan peneliti mengamati kegiatan diskusi siswa,
dan menjawab pertanyaan siswa yang belum paham dengan ugasnya dengan
teknik tanya jawab sehingga berujung pada kemandirian siswa dalam
memperoleh penyelesaian masalah atau solusi.
(3) Kegiatan Akhir
(a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan meminta
kepada siswa untuk melanjutkan mengerjakan soal bersama kelompok di luar
jam pelajaran jika soal belum selesai dikerjakan.
(b) Guru mengingatkan kepada siswa bahwa akan dilakukan presentasi pada
keesokan harinya mengenai soal yang telah dikerjakan.
(c) Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan memberi salam
c. Pengamatan (observation)
1) Pengamatan terhadap guru Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan terhadap
guru sebagai kolabolator yang melaksanakan dan mengelola kelas pada Siklus II
dalam proses pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Problem Based
Learning diperoleh data sebagai berikut: Pada pertemuan pertama guru
memperkenalkan dan menjelaskan Model PembelajaranProblem Based Learning
dengan baik sehingga siswa menjadi antusias untuk mengikuti pembelajaran dengan
Model PembelajaranProblem Based Learning. Namunguru belum sepenuhnya
melaksanakan pembelajaran pada kompetensi Mengelola Kartu Persediaan dengan
Model PembelajaranProblem Based Learning sesuai dengan yang peneliti
rencanakan dalam RPP. Terkadang guru masih bingung dengan alur pembelajaran.
Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif di dalam kelas dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan spontan ketika guru sedang menjelaskan materi
pembelajaran.
2) Pengamatan terdap siswa Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti
selama penerapan Model PembelajaranProblem Based Learning pada tindakan
Siklus II diperoleh data sebagai berikut: siswa terlihat antusias mendengarkan
penjelasan dari guru dan peneliti tentang penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran pada
kompetensi Penerapan Instalasi system operasi. Pada saat tes akhir siklus terdapat
siswa yang protes karena malas untuk mengerjakan, sehingga sebagian besar siswa
tidak dapat mengerjakan soal sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Pada
diskusi kelompok, siswa masih bingung dalam memahami pertanyaan yang diberikan
oleh guru, siswa masih sering bertanya mengenai maksud dari pertanyaan. Pada saat
diskusi pertama, banyak anggota kelompok yang tidak ikut mengerjakan, hanya satu
atau dua siswa pada setiap kelompok yang terlihat aktif mengerjakan soal diskusi.
Hasil dari diskusi kelompok belum bisa langsung dipresentasikan pada hari yang
sama karena semua kelompok belum selesai mengerjakan soal, sehingga dilanjutkan
pada pertemuan selanjutnya. Pada pertemuan kedua, semua kelompok telah siap
melanjutkan diskusi dan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Problem Based
Learning daripada pertemuan pertama. Hal ini terlihat dari semangat siswa dan
kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Siswa kembali menata tempat duduk
berdasarkan kelompok dan segera menyelesaikan tugas diskusi. Siswa kembali
mengerjakan kasus yang harus mereka pecahkan bersama dengan anggota
kelompok lainnya. Siswa terlihat lebih
antusisas dalam mengerjakan kasus. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan
soal diskusi, satu persatu kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan
hasil dari diskusi kelompok. Penampilam kelompok saat presentasi masih belum
maksimal dan harus banyak diperbaiki.
3) Pengamatan terhadap Prestasi Belajar Komputer Dan Jaringan Dasar Prestasi Belajar
Komputer Dan Jaringan Dasar siswa setelah penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning pada kompetensi Mengelola Kartu Persediaan diukur dengan memberikan tes pada
akhir Siklus II. Tujuan yang ingin dicapai dari pemberian tes ini adalah melakukan
pengukuran sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang dilaksanakan
dengan penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning. Ketuntasan Prestasi Belajar
Komputer Dan Jaringan Dasar pada Siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini:

No Nama L/K NILAI KETERANGAN

1 AHMAD FAIZ ZAKIYA NUR L 60 Tidak Tuntas


2 AHMAD MUKTI RAMADANI L 80 Tuntas
3 AHMAD SODIKIN L 80 Tuntas
4 AJI SAPUTRO L 60 Tidak Tuntas
5 AMIROTUN P 60 Tidak Tuntas
6 ANISSA WIDYANTI P 75 Tuntas
7 AYUNI DWIYANTI P 80 Tuntas
8 DAPIT AGUS SETIYAWAN L 80 Tuntas
9 DWI CAHYANI SAFITRI P 75 Tuntas
10 FIRMAN MAULANA L 80 Tuntas
11 JAMALUDIN KHUSEN ALWI L 85 Tuntas
12 FIRMAN MAULANA L 80 Tuntas
13 M. FAIZ ARIFKY L 60 Tidak Tuntas
14 M. NAFI' MUBAROK L 80 Tuntas
15 MAR'ATUS SHOLIHAH P 60 Tidak Tuntas
16 MOH. AFANDI L 60 Tidak Tuntas
17 MOH. LUTFHI L 80 Tuntas
18 MUHAMAD SYIFA' L 60 Tidak Tuntas
19 FIRMAN MAULANA L 85 Tuntas
20 FIRMAN MAULANA L 80 Tuntas
21 MUHAMMAD LUTFI L 85 Tuntas
22 MUHAMMAD SHOBUR L 80 Tuntas
23 NARINDRA DAVI ARDIANSYAH P 80 Tuntas
24 NUR AFIFATUS SA'DIYAH P 75 Tuntas
25 PUTRI NUR SAFINA P 80 Tuntas
26 ROHMATUL UMMA P 60 Tidak Tuntas
27 UMI FARUHATUN NIKMAH P 60 Tidak Tuntas
WHENY FITHROTUL
28 P 80 Tuntas
KHIFDZIYAH
29 ZAM ZAM AURA HUMAIRA P 85 Tuntas
Rata-Rata 74.0

Pembelaaran Problem Based Learning


Rentang Nilai Jumlah Jumlah Siswa
Siswa
Produktif Belum Tuntas
Tuntas
75,0 - 100 20
0 - 74,9 9
Jumlah 20 9
Persentase 69 % 31 %

Dari tabel prestasi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang telah
mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 75, telah dicapai
oleh 20 siswa atau sebesar 69 % dan diperoleh rata-rata nilai Komputer Dan Jaringan
Dasar pada kompetensi Intalasi Driver Perangkat Keras oleh siswa kelas X Komputer
Dan Jaringan Dasar SMK NU Mamba’ul Ulum Modo pada Siklus II sebesar Jika
membandingkan antara ebelum menerapkan Model Pembelajaran Problem Based
Learning, pada siklus I, dan pada siklus II, maka dapat dilihat bawa terjadi
peningkatan yang signifikan pada siklus II. Nilai rata-rata kelas pada siklus I hanya
sebesar 71,5, pada siklus II naik menjadi 74,0.
d. Refleksi
Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan adanya peningkatan terhadap Prestasi
Belajar Komputer dan Jaringan Dasar siswa pada Kompetensi Instalasi Driver Perangkat
Keras dengan penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning. Berdasarkan tes
yang dilakukan pada setiap akhir siklus, prestasi belajar pada siklus II mengalami
peningkatan dari siklus I. Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa
yang memperhatikan guru ketika menjelaskan materi dan keaktifan siswa dalam
berdiskusi kelompok yang sangat baik dibanding dengan sebelumnya. Siswa berperan
aktif dalam keterlibatan aktivitas diskusi kelompok, dan berbagi ilmu dalam pemecahan
kasus dengan teman satu kelompoknya. Siswapun telah melakukan presentasi kelompok
dengan baik dan penuh rasa percaya diri. Pada tindakan siklus II, guru juga telah melalui
langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam RPP. Hal ini tentunya mampu memperbaiki
pembelajaran Akuntansi baik dalam prestasi maupun aktivitas kelas dalam proses
pembelajaran.

C. Siklus III

Kegiatan pembelajaran Komputer dan Jaringan Dasar dengan model pembelajaran Problem
Based Learning pada siklus III dilakukan 1 kali pertemuan yaitu pada hari Kamis tanggal 7
Nopember 2020. Materi yang disampaikan pada Siklus III terdiri dari 1 materi pokok. Materi
pokok yang diajarkan pada Siklus III adalah Instalasi Software Aplikasi.
Berikut ini tahap-tahap dalam melaksanakan tindakan Siklus II:
a. Perencanaan Tindakan (Planning)
Berikut ini langkah-langkah yang ditempuh dalam tahap perencanaan:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat berdasarkan silabus
yang telah dibuat dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning. Kompetensi
dasar yang akan diajarkan adalah Instalasi Software Aplikasi dengan Model
Pembelajaran Problem Based Learning
2) Membuat handout materi untuk siswa untuk membantu siswa mempelajari materi yang
sedang dipelajari
3) Membuat post test untuk mengecek kemampuan siswa setelah dilakukannya tindakan.
4) Mempersiapkan masalah atau kasus yang akan disajikan. Masalah atau kasus yang
disajikan pada Siklus III yaitu mengenai Instalasi Software Perangkat Keras dengan
memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai software aplikasi.
5) Membuat beberapa kelompok diskusi yang setiap kelompok terdiri dari 2-3 siswa.
Anggota kelompok disett memiliki kemampuan yang heterogen, dengan tujuan agar
antar anggota kelompok dapat saling melengkapi dan saling membantu dalam upaya
pemecahan masalah.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap pelaksanaan tindakan model pembelajaran Problem Based Learning pada Siklus II
dilaksanakan berdasarkan RPP yang telah disusun sebelumnya. Adapun langkah-langkah
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan Pembelajaran Awal
(1) Guru mengkondisikan kelas
(2) Guru membuka pelajaran dengan salam, kemudian mempresensi kehadiran siswa dan
memotivasi kesiapan belajar siswa
(3) Guru menginformasikan kompetensi dasar dan tujuan yang hendak dicapai yaitu
Instalasi Driver Perangkat Keras.
(4) Guru memberi penjelasan mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu
dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning. Setelah berdiskusi kelompok,
diakhir siklus akan dilaksanakan post test untuk mengetahui perkembangan prestasi
belajar setelah dilaksanakan tindakan Siklus III
b) Kegiatan Inti
(1) Eksplorasi Guru mengulas materi yang telah dipelajari sebelumnya dan mengaitkan
dengan materi yang akan dipelajari.
(2) Elaborasi
(a) Guru menjelaskan materi mengenai memverifikasi data mutasi persediaan bahan
baku, dan membukukan data mutasi persediaan bahan baku (unit dan nominal).
Ketika guru menjelaskan materi dengan metode ceramah diselingi bertanya
jawab dengan siswa dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari.
(b) Guru melaksanakan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Problem Based
Learning dengan membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kelompok
dengan jumlah anggota 2-3 siswa.
(c) Guru memberikan kasus kepada siswa untuk menentukan system operasi dan
bagaimana cara melakukan instalasi system operasi
(d) Siswa kemudian berkelompok dengan kelompoknya masing-masing
mendiskusikan kasus. Pada setiap kelompok diwajibkan adanya pembagian
tugas sehingga akan lebih mudah untuk menyelesaikan kasus yang telah
diberikan oleh guru. Namun, semua kelompok belum memaksimalkan adanya
pembagian tugas.
(e) Selama siswa berdiskusi guru dan peneliti mengamati kegiatan diskusi siswa,
dan menjawab pertanyaan siswa yang belum paham dengan ugasnya dengan
teknik tanya jawab sehingga berujung pada kemandirian siswa dalam
memperoleh penyelesaian masalah atau solusi.
(3) Kegiatan Akhir
(a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan meminta
kepada siswa untuk melanjutkan mengerjakan soal bersama kelompok di luar
jam pelajaran jika soal belum selesai dikerjakan.
(b) Guru mengingatkan kepada siswa bahwa akan dilakukan presentasi pada
keesokan harinya mengenai soal yang telah dikerjakan.
(c) Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan memberi salam
c. Pengamatan (observation)
1) Pengamatan terhadap guru Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan terhadap
guru sebagai kolabolator yang melaksanakan dan mengelola kelas pada Siklus II
dalam proses pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Problem Based
Learning diperoleh data sebagai berikut: Pada pertemuan pertama guru
memperkenalkan dan menjelaskan Model PembelajaranProblem Based Learning
dengan baik sehingga siswa menjadi antusias untuk mengikuti pembelajaran dengan
Model PembelajaranProblem Based Learning. Namunguru belum sepenuhnya
melaksanakan pembelajaran pada kompetensi instalasi Software Aplikasi dengan
Model PembelajaranProblem Based Learning sesuai dengan yang peneliti
rencanakan dalam RPP. Terkadang guru masih bingung dengan alur pembelajaran.
Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif di dalam kelas dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan spontan ketika guru sedang menjelaskan materi
pembelajaran.
2) Pengamatan terdap siswa Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti
selama penerapan Model PembelajaranProblem Based Learning pada tindakan
Siklus II diperoleh data sebagai berikut: siswa terlihat antusias mendengarkan
penjelasan dari guru dan peneliti tentang penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran pada
kompetensi Penerapan Instalasi system operasi. Pada saat tes akhir siklus terdapat
siswa yang protes karena malas untuk mengerjakan, sehingga sebagian besar siswa
tidak dapat mengerjakan soal sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Pada
diskusi kelompok, siswa masih bingung dalam memahami pertanyaan yang diberikan
oleh guru, siswa masih sering bertanya mengenai maksud dari pertanyaan. Pada saat
diskusi pertama, banyak anggota kelompok yang tidak ikut mengerjakan, hanya satu
atau dua siswa pada setiap kelompok yang terlihat aktif mengerjakan soal diskusi.
Hasil dari diskusi kelompok belum bisa langsung dipresentasikan pada hari yang
sama karena semua kelompok
belum selesai mengerjakan soal, sehingga dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.
Pada pertemuan kedua, semua kelompok telah siap melanjutkan diskusi dan
pembelajaran dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning daripada
pertemuan pertama. Hal ini terlihat dari semangat siswa dan kesiapan siswa dalam
mengikuti pelajaran. Siswa kembali menata tempat duduk berdasarkan kelompok dan
segera menyelesaikan tugas diskusi. Siswa kembali mengerjakan kasus yang harus
mereka pecahkan bersama dengan anggota kelompok lainnya. Siswa terlihat lebih
antusisas dalam mengerjakan kasus. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan
soal diskusi, satu persatu kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan
hasil dari diskusi kelompok. Penampilam kelompok saat presentasi masih belum
maksimal dan harus banyak diperbaiki.
3) Pengamatan terhadap Prestasi Belajar Komputer Dan Jaringan Dasar Prestasi Belajar
Komputer Dan Jaringan Dasar siswa setelah penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning pada kompetensi Mengelola Kartu Persediaan diukur dengan memberikan tes pada
akhir Siklus III. Tujuan yang ingin dicapai dari pemberian tes ini adalah melakukan
pengukuran sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang dilaksanakan
dengan penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning. Ketuntasan Prestasi Belajar
Komputer Dan Jaringan Dasar pada Siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini:

No Nama L/K NILAI KETERANGAN

1 AHMAD FAIZ ZAKIYA NUR L 60 Tidak Tuntas


2 AHMAD MUKTI RAMADANI L 90 Tuntas
3 AHMAD SODIKIN L 80 Tuntas
4 AJI SAPUTRO L 80 Tuntas
5 AMIROTUN P 80 Tuntas
6 ANISSA WIDYANTI P 90 Tuntas
7 AYUNI DWIYANTI P 80 Tuntas
8 DAPIT AGUS SETIYAWAN L 85 Tuntas
9 DWI CAHYANI SAFITRI P 80 Tuntas
10 FIRMAN MAULANA L 80 Tuntas
11 JAMALUDIN KHUSEN ALWI L 85 Tuntas
12 FIRMAN MAULANA L 80 Tuntas
13 M. FAIZ ARIFKY L 60 Tidak Tuntas
14 M. NAFI' MUBAROK L 80 Tuntas
15 MAR'ATUS SHOLIHAH P 80 Tuntas
16 MOH. AFANDI L 80 Tuntas
17 MOH. LUTFHI L 80 Tuntas
18 MUHAMAD SYIFA' L 60 Tidak Tuntas
19 FIRMAN MAULANA L 85 Tuntas
20 FIRMAN MAULANA L 80 Tuntas
21 MUHAMMAD LUTFI L 85 Tuntas
22 MUHAMMAD SHOBUR L 80 Tuntas
23 NARINDRA DAVI ARDIANSYAH P 90 Tuntas
24 NUR AFIFATUS SA'DIYAH P 80 Tuntas
25 PUTRI NUR SAFINA P 80 Tuntas
26 ROHMATUL UMMA P 90 Tuntas
27 UMI FARUHATUN NIKMAH P 80 Tuntas
WHENY FITHROTUL
28 P 80 Tuntas
KHIFDZIYAH
29 ZAM ZAM AURA HUMAIRA P 90 Tuntas
Rata-Rata 80.3

Pembelaaran Problem Based Learning


Rentang Nilai Jumlah Jumlah Siswa
Produktif Siswa Belum Tuntas
Tuntas
75,0 - 100 26
0 - 74,9 3
Jumlah 26 3

Persentase 89,7 % 10,3 %

Dari tabel prestasi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang telah
mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 75, telah dicapai
oleh 26 siswa atau sebesar 89,7 % dan diperoleh rata-rata nilai Komputer Dan
Jaringan Dasar pada kompetensi Intalasi Software Aplikasi oleh siswa kelas X
Komputer Dan Jaringan Dasar SMK NU Mamba’ul Ulum Modo pada Siklus II
sebesar Jika membandingkan antara ebelum menerapkan Model Pembelajaran
Problem Based Learning, pada siklus II, dan pada siklus III, maka dapat dilihat bawa
terjadi peningkatan yang signifikan pada siklus II. Nilai rata-rata kelas pada siklus II
hanya sebesar 74,0, pada siklus III naik menjadi 80,3.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian tindakan kelas maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Akuntansi Siswa pada Kompetensi Mengelola Kartu Persediaan
Kelas X Multimedi SMK NU Mamba’ul Ulum Modo dapat dikatakan berhasil. Nilai
rata- rata Prestasi Belajar Komputer dan Jaringan Dasar siswa sebelum dilakukan
tindakan adalah 66,9 dengan persentase ketercapaian KKM sebesar 34,4%, setelah
dilakukan tindakan pada siklus I nilai rata-rata mengalami peningkatan sebesar 4,6
menjadi 71,5 dengan persentase ketercapaian KKM sebesar 58,7%. Pada siklus II
nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 74,0 atau mengalami peningkatan dari siklus
I sebesar 2,5, dengan persentase ketercapaian KKM 69%. Pada siklus III nilai rata-
rata siswa meningkat menjadi 80,3 atau mengalami peningkatan dari siklus II sebesar
6,4, dengan persentase ketercapaian KKM 89,7%.
2. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran
Komputer dan Jaringan Dasar Kelas X Multimedia SMK NU Mamba’ul Ulum
Modo. Hal ini ditunjukkan dari sikap siswa yang antusias dan bersedia mengikuti
langkah- langkah pembelajaran dengan Model PembelajaranProblem Based Learning
selama
3. proses pembelajaran. Berdasarkan jawaban yang diberikan siswa atas pernyataan
pada angket, sebagian besar siswa atau lebih dari 75 % memberikan respon yang
positif.
A. Saran
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tindakan kelas ini, maka peneliti memberikan
saran sebagai berikut:
1. Guru sebaiknya menyesuaikan model pembelajaran dengan materi pembelajaran
yang akan diajarkan, sehingga siswa akan lebih mudah memahami dan tidak merasa
jenuh karena penggunaan model pembelajaran yang selalu sama.
2. Kemampuan siswa dalam berdiskusi kelompok dan aktif dalam bekerjasama perlu
ditingkatkan lagi, agar siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. (2012). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. Eko Putro Widoyoko, M.Pd. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran, Panduan
Praktis bagi
Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Iskandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press.
Muhibbin Syah. (2005). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mulyasa. (2006). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nana Syaodih Sukmadi. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Ramaja
Rosdakarya.
Nur Erlina. (2010). Implementasi Problem Based Learning dan Penggunaan Modul Akuntansi
Bilingual Sebagai Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Akuntansi Siswa pada Kompetensi Praktik Akuntansi Manual (Perusahaan Jasa)
Kelas X.1 Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2009/2010. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Nurhadi, dkk. (2003). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Sardiman AM. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.
Sofan Amri, dan Iif Khoiru Ahmadi. (2010). Konstruksi Pengembangan Pembelajaran
(Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum). Jakarta: PT
Prestasi Pustakaraya.
Sugiyanto. (2008).Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Yuma Persada.

Suharsimi Arikunto . (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI.
Jakarta: PT Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai