Anda di halaman 1dari 12

Jurnal IUS Vol.IX No.

01 Maret 2021

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELARANGAN HAKIM DALAM


MEMERIKSA PERKARA YANG ADA HUBUNGAN KEKERABATAN
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG
KEKUASAAN KEHAKIMAN

Emmy Sunarlin
Fakultas Hukum, Universitas Panca Marga Probolinggo
Jl. Yos Sudarso, No.107, Pabean, Dringu, Probolinggo, Jawa Timur 67271

Abstrak
Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, demi
terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia. Peradilan negara menerapkan dan
menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila. Peradilan dilakukan "DEMI
KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA". Dalam profesi
hakim segala aturan diatur dalam Kode Etik dan Perilaku Hakim (KEPPH) dan Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Segala campur tangan
dalam urusan peradilan oleh pihak lain di luar kekuasaan kehakiman dilarang, kecuali
dalam hal-hal sebagaimana disebut dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-
bedakan orang. Penelitian ini dilakukan secara yuridis normatif dengan mengkaji obyek
atau sasaran penelitian berupa peraturan, perundang-undangan dan bahan hukum lainnya
terkait dengan pelarangan hakim dalam memeriksa perkara yang mempunyai hubungan
kekerabatan. Seorang hakim wajib mengundurkan diri dari persidangan apabila terikat
hubungan keluarga sedarah atau semenda sampai derajat ketiga, atau hubungan suami atau
istri meskipun telah bercerai, dengan ketua, salah seorang.hakim anggota, jaksa, advokat,
atau panitera. Ketua majelis hakim, anggota, jaksa, atau panitera wajib mengundurkan diri
dari persidangan apabila terikat hubungan keluarga sedarah atau semenda sampai derajat
ketiga, atau hubungan suami atau istri meskipun telah bercerai dengan pihak yang,diadili
atau advokat. Seorang hakim atau panitera wajib, mengundurkan diri dari persidangan
apabila ia mempunyai kepentingan langsung atau tidak langsung dengan perkara yang
sedang diperiksa, baik atas kehendaknya sendiri maupun atas permintaan pihak yang
berperkara.

Kata kunci : kode etik dan perilaku hakim, kekuasaan kehakiman, hakim, kekerabatan

50
Jurnal IUS Vol.IX No.01 Maret 2021

A. Latar Belakang yang diadili untuk mengajukan


keberatan yang disertai dengan alasan
Kualitas seorang hakim dalam
terhadap seorang hakim yang
memutus suatu perkara memiliki pengaruh
mengadili perkaranya.
yang dominan dalam tegaknya supremasi
3. Seorang hakim wajib mengundurkan
hukum dan mewujudkan wibawa
diri dari persidangan apabila terikat
pengadilan di Indonesia di samping
hubungan keluarga sedarah atau
dukungan dari aparat penegak hukum
semenda sampai derajat ketiga, atau
yang lain. Dengan berpegang teguh
hubungan suami atau istri meskipun
terhadap Kode Etik Profesi Hakim maka
telah bercerai, dengan ketua, salah
diharapkan hakim dapat mengangkat citra,
seorang hakim anggota, jaksa, advokat,
wibawa, dan perilakunya dalam
atau panitera.
memberikan keadilan dan kepastian serta
4. Ketua majelis, hakim anggota, jaksa,
perlindungan hukum yang dibutuhkan,
atau panitera wajib mengundurkan diri
sehingga masyarakat dapat menyandarkan
dari persidangan apabila terikat
harapan yang sangat besar kepada hakim
hubungan keluarga sedarah atau
yang memiliki integritas dan
semenda sampai derajat ketiga, atau
profesionalisme, karena tindakan dan
hubungan suami atau istri meskipun
tingkah lakunya menunjukkan
telah bercerai dengan pihak yang
ketidakberpihakan, memiliki integritas
diadili atau advokat.
moral, serta pada kemampuannya untuk
5. Seorang hakim atau panitera wajib
memberikan putusan yang baik.
mengundurkan diri dari persidangan
Kemandirian seorang hakim dalam
apabila ia mempunyai kepentingan
mengambil keputusan haruslah dengan
langsung atau tidak langsung dengan
menjunjung tinggi hati nuraninya.
perkara yang sedang diperiksa, baik
Dalam Pasal 17 Undang-Undang atas kehendaknya sendiri maupun atas
Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan permintaan pihak yang berperkara.
Kehakiman yaitu: 6. Dalam hal terjadi pelanggaran terhadap
ketentuan sebagaimana dimaksud pada
1. Pihak yang diadili mempunyai hak
ayat (5), putusan dinyatakan tidak sah
ingkar terhadap hakim yang mengadili
dan terhadap hakim atau panitera yang
perkaranya.
bersangkutan dikenakan sanksi
2. Hak ingkar sebagaimana dimaksud
administratif atau dipidana sesuai
pada ayat (1) adalah hak seseorang

51
Jurnal IUS Vol.IX No.01 Maret 2021

dengan ketentuan peraturan perundang- berikutnya. Bahkan, kewajiban


undangan. menegakkan keadilan ini tidak hanya
7. Perkara sebagaimana dimaksud pada dipertanggungjawabkan secara
ayat (5) dan ayat (6) diperiksa kembali horizontal kepada sesama manusia,
dengan susunan majelis hakim yang tetapi juga secara vertikal kepada
berbeda.1 Tuhan Yang Maha Esa (Pasal 4).
Selanjutnya, nilai keadilan juga
Beberapa nilai yang dianut dan
tercermin dari kewajiban hakim untuk
wajib dihormati oleh penyandang profesi
menyelenggarakan peradilan secara
hakim dalam menjalankan tugasnya.
sederhana, cepat, dan biaya ringan,
Sebagaimana disebutkan dalam bab
agar keadilan tersebut dapat dijangkau
sebelumnya, nilai di sini diartikan sebagai
semua orang dengan tidak berbelit-
sifat atau kualitas dari sesuatu yang
belit Hakim dalam mengadili juga
bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik
tidak boleh membeda-bedakan orang
lahir maupun batin. Bagi manusia, nilai
dan wajib menghormati asas praduga
dijadikan landasan, alasan, atau motivasi
tidak bersalah (Pasal 58).
dalam bersikap dan bertingkah laku, baik
c. Ketiga, hakim tidak boleh menolak
disadari maupun tidak. Jika mengacu
untuk memeriksa dan mengadili suatu
kepada Undang-Undang Nomor 4 Tahun
perkara yang diajukan dengan dalih
2004, nilai-nilai itu adalah sebagai
bahwa hukumnya tidak atau
berikut:6
kurangjelas (Pasal 16). Nilai ini
a. Pertama, profesi hakim dapatlah dinamakan sebagai nilai
merupakan profesi yang keterbukaan. Jika ia menolak
merdeka guna menegakkan hukum menerima orang yang datang mencari
dan keadilan berdasarkan Pancasila keadilan kepadanya. Apabila
demi terselenggaranya negara hukum hukumnya tidak atau kurang jelas,
Republik Indonesia (Pasal 1). Di sini hakim wajib untuk menggali nilai-nilai
terkandung nilai kemerdekaan dan hukum yang hidup dalam masyarakat
nilai keadilan. (Pasal 28). Nilai keterbukaan ini tidak
b. Kedua, dari Pasal 1 Undang-Undang dapat dipertentangkan.
No. 4 Tahun 2004 yang perlu dibahas d. Keempat, hakim wajib menjunjung
lebih lanjut adalah nilai keadilan. Nilai tinggi kerjasama dan kewibawaan
ini terkandung pula dalam pasal-pasal korps. Nilai kerjasama ini tampak dari
1 persidangan yang berbentuk majelis,
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009.

52
Jurnal IUS Vol.IX No.01 Maret 2021

dengan sekurang-kurangnya terdiri Tanggung jawab menurut Kamus


dari tiga orang hakim (Pasal 19). Para Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan
hakim ini menjatuhkan putusannya dimana wajib menanggung segala sesuatu,
dengan musyawarah secara rahasia sehingga berkewajiban menanggung,
(Pasal 19). memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya atau memberikan jawab dan
Kemudian hal-hal tersebut diatas
menanggung akibatnya. Dalam memeriksa
menjadi alasan penulis menulis Jurnal
dan memutus perkara, hakim bertanggung
dengan judul “Tinjauan Yuridis Terhadap
jawab atas penetapan dan putusan yang
Pelarangan Hakim dalam Memeriksa
dibuatnya. Harus memuat pertimbangan
Perkara yang Ada Hubungan Kekerabatan
hukum hakim yang didasarkan pada
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 48
alasan dan dasar hukum yang tepat dan
Tahun 2009 Tentang Kekuasaan
benar berdasarkan pasal 53 Undang-
Kehakiman.”
Undang Nomor 58 tahun 2009 tentang
B. Rumusan Masalah Kekuasaan Kehakiman.

Berdasarkan latar belakang Tanggung jawab menurut


permasalahan diatas, terdapat beberapa Friedrich August von Hayek adalah pada
pokok permasalahan yang dapat penulis hakikatnya hanya masing-masing individu
rumuskan sebagai berikut: yang dapat bertanggungjawab. Hanya
mereka yang memikul akibat dari
1. Mengapa seorang hakim dilarang
perbuatan mereka. Oleh karenanya, istilah
menangani suatu perkara yang ada
tanggungjawab pribadi atau
hubungan kekerabatan dengan hakim
tanggungjawab sendiri sebenarnya
berdasarkan Undang-Undang Nomor
“mubadzir”. Suatu masyarakat yang tidak
48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan
mengakui bahwa setiap individu
Kehakiman ?
mempunyai nilainya sendiri yang berhak
2. Apakah pertanggung jawaban hakim
diikutinya tidak mampu menghargai
yang menangani suatu perkara yang
martabat individu tersebut dan tidak
memiliki hubungan kekerabatan?
mampu mengenali hakikat kebebasan.2
C. Pembahasan
Tanggung Jawab Hakim Dalam Menurut George Bernard Shaw
Memeriksa Perkara Berdasarkan adalah orang yang dapat
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 bertanggungjawab terhadap tindakannya
Tentang Kekuasaan Kehakiman. 2
https://www.zonareferensi.com

53
Jurnal IUS Vol.IX No.01 Maret 2021

dan mempertanggungjawabkan Hakim sebagai aparat penegak hukum


perbuatannya hanyalah orang yang dituntut untuk lebih dinamis, kreatif dan
mengambil keputusan dan bertindak tanpa tidak statis dalam mengikuti arus
tekanan dari pihak manapun atau secara perkembangan masyarakat.
bebas. 3
Kekuasan kehakiman dan hakim
Menurut Carl Horber adalah orang berdasarkan perundang-undangan.
yang terlibat dalam organisasi-organisai Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan
seperti ini adalah mereka yang negara yang merdeka untuk
melaksanakan tanggungjawab pribadi menyelenggarakan peradilan guna
untuk diri sendiri dan orang menegakkan hukum dan keadilan
lain.Semboyan umum semua birokrat berdasarkan Pancasila dan Undang-
adalah perlindungan sebagai ganti Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tanggung jawab. 4 Tahun 1945, demi terselenggaranya
Negara Hukum Republik Indonesia.
Menurut Sugeng Istanto adalah
pertanggungjawaban berarti kewajiban Hakim adalah pejabat peradilan
memberikan jawaban yang merupakan negara yang diberi wewenang oleh
perhitungan atas semua hal yang terjadi undang-undang untuk mengadili (Pasal 1
dan kewajiban untuk memberikan butir 8 KUHAP). Sedangkan istilah hakim
pemulihan atas kerugian yang mungkin artinya orang yang mengadili perkara
ditimbulkannya. 5 dalam pengadilan atau Mahkamah. Hakim
juga berarti pengadilan, jika orang berkata
Kewajiban dari hakim adalah
“perkaranya telah diserahkan kepada
menegakkan hukum dan keadilan. Hakim
Hakim”. Kekuasaan kehakiman adalah
sebagai penegak hukum dan keadilan
kekuasaan negara yang merdeka untuk
wajib menggali, mengikuti dan
menyelenggarakan peradilan guna
memahami nilai-nilai hukum yang hidup
menegakkan hukum dan keadilan
di masyarakat. Hakim perlu terjun ke
berdasarkan Pancasila, demi
tengah-tengah masyarakat untuk
terselengaranya negara hukum Republik
mengenal dan merasakan serta dapat
Indonesia (Pasal 24 Undang-Undang
menyelami perasaan hukum dan rasa
Dasar 1945 dan Pasal 1 Undang-Undang
keadilan yang hidup dalam masyarakat.
Dasar Nomor 48 Tahun 2009). Berhakim
3
Ibid berarti minta diadili perkaranya
4
Ibid menghakimi artinya berlaku sebagai
5
Ibid

54
Jurnal IUS Vol.IX No.01 Maret 2021

hakim terhadap seseorang. Kehakiman Menurut pasal 17 butir 3 Undang-


artinya urusan hukum dan pengadilan, Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang
adakalanya istilah hakim dipakai terhadap Kekuasaan Kehakiman ketentuan bahwa
seseorang budiman, ahli, dan orang yang Seorang Hakim wajib mengundurkan diri
bijaksana. dari persidangan apabila terikat hubungan
keluarga sedarah atau semenda sampai
Hakim menurut Pasal 1 butir 5
derajat ketiga, atau hubungan suami atau
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
istri meskipun telah bercerai, dengan
Tentang Kekuasan Kehakiman ketentuan
Ketua, salah seorang hakim anggota,
bahwa hakim adalah hakim pada
jaksa, advokat, atau panitera.
Mahkamah Agung dan hakim pada badan
peradilan yang berada di bawahnya dalam Hak dan Kewajiban Hakim Dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan Memeriksa Perkara.
peradilan agama, lingkungan peradilan
Hakim tidak boleh menolak untuk
militer, lingkungan peradilan tata usaha
memeriksa perkara (mengadili), mengadili
negara, dan hakim pada pengadilan
adalah serangkaian tindakan hakim untuk
khusus yang berada dalam lingkungan
menerima, memeriksa dan memutus
peradilan tersebut.6
perkara pidana berdasarkan asas bebas,
Hakim di dalam menjalankan tugas jujur dan tidak memihak di sidang
dan fungsinya wajib menjaga kemandirian pengadilan dalam hal dan menurut cara
peradilan. Segala campur tangan dalam yang diatur dalam undang-undang ini
urusan peradilan oleh pihak lain di luar (Pasal 1 Ayat (9) KUHAP). Hakim tidak
kekuasaan kehakiman dilarang, kecuali boleh menolak perkara dengan alasan
dalam hal-hal sebagaimana dimaksud tidak ada aturan hukumnya atau aturan
dalam Undang-Undang Dasar Negara hukumnya kurang jelas. Oleh karena
Republik Indonesia Tahun 1945. Setiap hakim itu dianggap mengetahui hukum
orang yang dengan sengaja melanggar maka jika aturan hukum tidak ada hakim
ketentuan peraturan perundang-undangan harus menggalinya dengan ilmu
(Pasal 3 Undang-Undang Nomor 48 pengetahuan hukum, jika aturan hukum
Tahun 2009). kurang jelas maka hakim harus
menafsirkan dan jika tidak ada aturan

6
Prakoso, Joko. 1987. Penyidik, Penuntut Umum,
Hakim. Jakarta. Bina Aksara. Hal 292.)

55
Jurnal IUS Vol.IX No.01 Maret 2021

hukum tertulis hakim dapat menggunakan Hakim ketua dalam memeriksa


hukum adat. 7 perkara di sidang pengadilan harus
menggunakan bahasa Indonesia yang
Hakim sebagai pejabat negara dan
dapat dimengerti oleh para penggugat dan
penegak hukum, wajib menggali,
tergugat atau terdakwa dan saksi (Pasal
mengikuti, dan memahami nilai-nilai
153 KUHP). Di dalam praktik adakalanya
hukum dan rasa keadilan yang hidup
hakim menggunakan bahasa daerah, jika
dalam masyarakat. Hakim dan hakim
yang bersangkutan masih kurang paham
konstitusi harus memiliki integritas dan
terhadap apa yang diucapkannya atau
kepribadian yang tidak tercela, jujur, adil
ditanyakan hakim. 10
profesional, dan berpengalaman di bidang
hukum. Hakim dan hakim konstitusi wajib Hakim ketua membuka sidang
menaati Kode Etik dan Pedoman Perilaku dengan menyatakan terbuka untuk umum,
Hakim (Pasal 5 Undang-Undang No.48 kecuali perkara mengenai kesusilaan atau
Tahun 2009). 8 terdakwanya anak-anak. Jika hakim dalam
memeriksa perkara menggunakan bahasa
Seorang hakim wajib
yang tidak dimengerti oleh terdakwa atau
mengundurkan diri dari persidangan
saksi dan mereka tidak bebas memberikan
apabila terikat hubungan keluarga sedarah
jawaban, dapat berakibat putusan batal
atau semenda sampai derajat ketiga, atau
demi hukum. 11
hubungan suami atau istri meskipun telah
bercerai dengan pihak yang diadili atau Hubungan Kekerabatan
advokat. Seorang hakim atau panitera
Pengertian Kekerabatan
wajib mengundurkan diri dari persidangan
apabila ia mempunyai kepentingan Sistem kekerabatan merupakan
langsung atau tidak langsung dengan bagian yang sangat penting dalam struktur
perkara yang sedang diperiksa, baik atas sosial. Meyer Fortes mengemukakan
kehendaknya sendiri maupun atas bahwa sistem kekerabatan suatu
permintaan pihak yang berperkara. 9 masyarakat dapat dipergunakan untuk
menggambarkan struktur sosial dari
masyarakat yang bersangkutan. 12

7
http://digilib.unila.ac.id/597/7/BAB%20II.
10
pdf Ibid
8
http://digilib.unila.ac.id/597/7/BAB%20II. 11
Pasal 17 Ayat (3-5) Undang – Undang
pdf Nomor 48 Tahun 2009
9
Pasal 17 Ayat (3-5) Undang – Undang 12
Koentjaraningrat.1967.Beberapa Pokok
Nomor 48 Tahun 2009 Antropologi Sosial.Yogyakarta: Dian Rakyat

56
Jurnal IUS Vol.IX No.01 Maret 2021

Kekerabatan adalah unit-unit sosial sehingga dapatlah dikatakan ia telah di


yang terdiri dari beberapa keluarga yang Indonesianisasi. 15
memiliki hubungan darah atau hubungan
Dalam antropologi sistem
perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri
kekerabatan termasuk keturunan dan
atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu,
pernikahan (melalui hubungan darah atau
kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek
dengan melalui hubungan status
13
dan seterusnya. Struktur-struktur
perkawinan). Pengertian bahwa seseorang
kekerabatan mencakup kekeluargaan dan
dinyatakan sebagai kerabat bila ia
bentuk kelompok yang merupakan
memiliki pertalian atau ikatan darah
perluasan keluarga seperti suku atau klen.
dengan seseorang lainnya, contoh
Ikatan diantara orang yang bukan kerabat
kongkrit dari hubungan darah ialah kakak-
melahirkan banyak macam bentuk
adik sekandung.16
pengelompokan mulai dari “persaudaraan
sedarah” sampai persahabatan semacam Hubungan melalui perkawinan
“perkumpulan”. Umur dan ikatan yang adalah bila seseorang menikah dengan
terbentuk karena keinginan sendiri saudaranya, maka ia menjadi kerabat akan
termasuk kedalam kategori bukan kerabat. seseorang yang dikawini oleh saudaranya
14 itu, contoh kongkrit dari hubungan
perkawinan ialah adik ipar atau kakak
Kekerabatan atau kekeluargaan
ipar bibi, dari adik ibu. 17
merupakan hubungan antara manusia yang
memiliki asal usul silsilah yang sama, Manusia melalui pernikahan
baik melalui keturunan biologis sosial umum disebut sebagai “hubungan dekat”
maupun budaya. Dalam bahasa Indonesia ketimbang keturunan (juga disebut
ada istilah sanak saudara, kaum kerabat, konsunguitas), meskipun kedua hal itu
ipar-bisan, yang dapat diartikan dengan bisa tumpang tindih dalam pernikahan
kata family. Kata family berasal dari diantara orang yang satu moyang. 18
bahasa Belanda dan Inggris yang sudah
Hubungan kekerabatan adalah
umum dipakai dalam bahasa Indoneisa
salah satu prinsip mendasar untuk
mengelompokkan tiap orang ke dalam

13
http://syariah.uin-
malang.ac.id/index.php/komunitas/blog- 15
https://chrisdapy.wordpress.com/2016/06
fakultas/entry/sistem-kekerabatan-daerah- /12/ips-kekerabatan/
mojokerto 16
Ibid
14 17
https://chrisdapy.wordpress.com/2016/06 Ibid
/12/ips-kekerabatan/ 18
Ibid

57
Jurnal IUS Vol.IX No.01 Maret 2021

kelompok sosial, peran katagori dan lain tetapi mereka mempunyai bapak
silsilah, hubungan kekeluargaan dapat asal yang sama.
dihadirkan secara nyata(ibu saudara 3. Pasal 292.
kakek) atau secara abstrak menurut Dalam garis lurus, dibedakan garis
tingkatan kekerabatan sebuah hubungan lurus ke bawah dan garis lurus ke
dapat memiliki syarat relatif (misyalnya: atas.Yang pertama merupakan
ayah adalah seorang yang memilki anak). hubungan antara bapak asal dan
19
keturunannya dan yang terakhir adalah
hubungan antara seorang dan mereka
Kekeluargaan berdasarkan Kitab
yang menurunkannya.
Undang-Undang Hukum Perdata (KUH
4. Pasal 293.
Perdata) adalah :
Dalam garis lurus derajat-derajat
1. Pasal 290. antara dua orang dihitung menurut
Kekeluargaan sedarah adalah pertalian banyaknya kelahiran; dengan
kekeluargaan antara orang-orang demikian, dalam garis ke bawah,
dimana yang seorang adalah keturunan seorang anak, dalam pertalian dengan
dan yang lain, atau antara orang-orang bapaknya ada dalam derajat pertama,
yang mempunyai bapak asal yang seorang cucu ada dalam derajat kedua,
sama. dan demikianlah seterusnya;
Hubungan kekeluargaan sedarah sebaliknya dalam garis ke atas,
dihitung dengan jumlah kelahiran, seorang bapak dan seorang kakek,
setiap kelahiran disebut derajat. sehubungan dengan anak dan cucu,
2. Pasal 291. ada dalam derajat pertama dan kedua,
Urusan derajat yang satu dengan dan demikianlah seterusnya.
derajat yang lain disebut garis. Garis 5. Pasal 294.
lurus adalah urutan derajat antara Dalam garis menyimpang, derajat-
orang-orang, di mana yang satu derajat dihitung dengan banyaknya
merupakan keturunan yang lain, garis kelahiran, mula-mula antara keluarga
menyimpang ialah urutan derajat sedarah yang satu dan bapak asal yang
antara orang-orang, di mana yang sama dan terdekat dan selanjutnya
seorang bukan keturunan dari yang antara yang terakhir ini dan keluarga
sedarah yang lain; dengan demikian,
dua orang bersaudara ada dalam
19
https://chrisdapy.wordpress.com/2016/06 derajat kedua paman dan keponakan
/12/ips-kekerabatan/

58
Jurnal IUS Vol.IX No.01 Maret 2021

ada dalam derajat ketiga, saudara 5 butir 5.2.1 Kode Etik dan
sepupu ada dalam derajat keempat, Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH).
dan demikian seterusnya. Hal tersebut dilakukan untuk
6. Pasal 295. mengurangi dampak negatif yang
Kekeluargaan semenda adalah satu mungkin timbul terhadap lembaga
pertalian kekeluargaan karena peradilan atau persangkaan bahwa
perkawinan, yaitu pertalian antara peradilan tidak dijalankan secara
salah seorang dari suami isteri dan jujur dan tidak berpihak.
keluarga sedarah dari pihak lain. 2. Hakim yang memiliki konflik
Antara keluarga sedarah pihak suami kepentingan itu wajib
dan keluarga sedarah pihak isteri dan mengundurkan diri dari memeriksa
sebaliknya tidak ada kekeluargaan dan mengadili perkara yang
semenda. bersangkutan. Keputusan untuk
7. Pasal 296. mengundurkan diri harus dibuat
Derajat kekeluargaan semenda seawal mungkin. Berdasarkan angka
dihitung dengan cara yang sama 5 butir 5.3 ayat (2) Kode Etik dan
seperti cara menghitung derajat Pedoman Perilaku Hakim apabila
kekeluargaan sedarah. muncul keragu-raguan bagi Hakim
8. Pasal 297. mengenai kewajiban mengundurkan
diri, memeriksa dan mengadili suatu
Dengan terjadinya suatu
perkara, Hakim tersebut wajib
perceraian, kekeluargaan semenda antara
meminta pertimbangan Ketua. Jika
salah satu dari suami isteri dan para
hakim yang bersangkutan tidak
keluarga sedarah dari pihak yang
mengundurkan diri, padahal pihak
D. Kesimpulan yang berperkara itu benar
1. Hakim dilarang mengadili suatu merupakan teman dekat hakim yang
perkara apabila Hakim itu memiliki bersangkutan, maka ini merupakan
memiliki konflik kepentingan, baik pelanggaran kode etik dan Pedoman
karena hubungan pribadi dan Perilaku Hakim. Hakim yang
kekeluargaan, atau hubungan- terbukti melanggar ketentuan Kode
hubungan lain yang beralasan patut Etik dan Pedoman Perilaku Hakim
diduga mengandung konflik bisa dikenakan sanksi
kepentingan yang menangani pemberhentian sementara atau
perkara tersebut berdasarkan angka pemberhentian. Berdasarkan pasal

59
Jurnal IUS Vol.IX No.01 Maret 2021

20 ayat (1) Undang-Undang Nomor sesuai kode etik hakim,


48 Tahun 2009 apabila hakim kaitannya dengan mengenai
terbukti melanggar kode etik dan pemeriksaan berkala, jika hal ini
PPH, maka hakim tersebut dapat dilakukan, maka akan terlihat
diberhentikan tidak dengan hormat. mana hakim yg baik dan mana
hakim yang melanggar, sehingga
Saran
kepada hakim yg baik dan
1. Diharapkan bahwa untuk melaksanakan kode etik dapat
menegakkan etika, setiap diberi reward yang pantas.
profesi, baik profesi hakim
Daftar Pustaka
sebagai profesi hukum harus
memiliki prinsip-prinsip: Adi, Sulistiyono.Pengembangan
Kemampuan Hakim Dari
a. Sifat hakim yang memiliki
Perspektif Sosiologis, Lokakarya
kejujuran.
Pengembangan Kemampuan
b. Percaya dan taqwa kepada
Hakim. Manado, n.d.
Tuhan Yang Maha Esa.
c. Bijaksana/kewibawaan. Ais, Chatamarrasyid. 2007.Pola
d. Berbudi luhur dan tidak Rekrutmen Dan Pembinaan Karier
tercelah. Aparat Penegak Hukum Yang
2. Pemeriksaan terhadap Hakim Mendukung Penegakan Hukum,
hendaknya tidak dilakukan bila Seminar Reformasi Sistem
hakim tersebut diduga Peradilan dalam Penegakan
malakukan kesalahan saja, Hukum di Indonesia. Palembang.
namun dilakukan secara berkala
Dimyati, Khudzaifah dkk. 2010. Potret
dan berkelanjutan, sehingga
Profesionalisme Hakim dalam
perilaku hakim dapat lebih
Putusan. Jakarta: Komisi Yudisial
terkontrol, selain itu juga dengan
Republik Indonesia.
pemeriksaan berkala ini akan
dapat mencegah terjadinya Djohansjah, J. 2008. Reformasi
pelanggaran. mahkamah agung menuju
3. Pemberian reward (misal dapat independensi kekuasaan
berupa penghargaan) terhadap kehakiman. Kesaint Blac.
hakim yang berperilaku baik dan

60
Jurnal IUS Vol.IX No.01 Maret 2021

Hamzah, Ya’qub. 2006.Etika


Islam.Bandung. Diponegoro.

Harifin A. Tumpa. 2003.Pengkajian


Beberapa Topik Hukum Acara
Perdata; Bunga Rampai Hukum
Acara Perdata. Jakarta.
Mahkamah Agung RI.

Hasbullah, Bakry. 1980.Sistematik


Filsafat. Jakarta. Wijaya.

Iskandar, Kamil. 2004."Kode Etik Profesi


Hakim,” in Pedoman Perilaku
Hakim (Code of Conduct).Jakarta.
Mahkamah Agung RI.

61

Anda mungkin juga menyukai