Anda di halaman 1dari 8

Bismillahirahmanirrahim

AKAD BAI'
ANTARA
RUMAH SAKIT PERMATA HATI
PT. KALBE FARMA
TENTANG
PEMBELIAN PEBEKALAN FARMASI

NOMOR :
NOMOR :

Pada hari ini, Senin tanggal dua puluh lima bulan Sya’ban tahun seribu empat
ratus empat puluh tiga Hijriah (25 - 08 - 1443 H) bersamaan dengan tanggal dua
puluh delapan bulan Maret tahun dua ribu dua puluh dua Masehi (28 - 03-
2022 M) yani bertandatangan di bawah ini :
Nama : dr. Efriati, M.Kes, MBA
Jabatan : Direktur
Alamat : Jl. Asrama Tribrata, Gg. Meranti No.36
Dalam hal ini sesuai dengan kewenangannya bertindak untuk dan atas nama
RS. PERMATA HATI. Yang selanjutnya disebut sebagai sebagai PIHAK
PERTAMA (MUSYTARI)
Nama : Sapta Pamungkas
Jabatan : Area Manager
Alamat : Jl. Garuda Sakti KM 8, Kel Karya Indah, Kec Tapung Kampar
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Kalbe Farma selanjutnya
disebut sebagai PIHAK KEDUA (BA' I).

Dengan ini kedua belah pihak sepakat dan setuju untuk melakukan akad
pembelian bahan habis pakai dengan akad Bai' dengan syarat-syarat dan kondisi
serta ketentuan ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
PENGERTIAN
1. Perbekalan Farmasl adalah perbekalan yang terdiri dari bahan habis
pakai dan alat-alat kesehatan.
2. Harga adalah harga resmi pabrik yang berlaku pada saat penyerahan
(penitipan perbekalan kesehatan )
3. Akad Bal' adalah perjanjian jual beli.
4. Ba'I adalah penjual.
5. Musytarl adalah pembeli.

Pasal 2
LINGKUP PELAKSANAAN
1. Kerjasama ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bahan habis
pakai dan alat-alat kesehatan kepada pasien PIHAK PERTAMA
2. PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA untuk menjadi supplier
bahan habis pakai dan alat alat kesehatan tender dengan harga HNA + PPN
10 %
3. Dalam hal terjadi perubahan harga PIHAK KEDUA harus
memberitahukan terlebih dahulu kepada PIHAK PERTAMA 1 (satu)
bulan sebelum diberlakukan tarif tersebut
Pasal 3
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. PIHAK KEDUA akan menyerahkan Perbekalan Farmasi untuk kebutuhan
30 (tiga puluh) hari dan akan dievaluasi setiap 7 (tujuh) hari kalender.
2. Penerimaan Perbekalan Farmasi kepada PIHAK PERTAMA harus
ditandatangani dan ditulis tanggal, nama jelas penerima pada Surat
Penyerahan bahan habis pakai dan alat-alat kesehatan.
3. Setiap kali diadakan evaluasi, PIHAK KEDUA segera membuat
Delivery Order (DO), terhadap Perbekalan Farmasi yang sudah
dipakai/terjual oleh PIHAK PERTAMA
4. PIHAK PERTAMA akan membuat Surat Pesanan Perbekalan Farmasi
sesuai hasil evaluasi pada butir 3 (tiga) pasal ini.
5. PIHAK KEDUA akan menyerahkan bahan habis pakai dan alat kepada
pasien PIHAK PERTAMA yang telah ditenderkan kepada PIHAK
PERTAMA dalam jumlah tertentu sesuai dengan pesanan PIHAK
PERTAMA
6. PIHAK KEDUA menyerahkan bukti pengiriman bahan habis pakai dan
alat kesehatan yang ditandatangani oleh petugas PIHAK KEDUA berupa
faktur.
7. PIHAK PERTAMA akan melakukan evaluasi setiap 3 (tiga) bulan.
Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN
1. HAK PIHAK PERTAMA
a. Apabila terjadi kekosongan produk dalam waktu 2 x 24 Jam maka
PIHAK PERTAMA berhak untuk mencari penganti dengan produk
lain;
b. Apabila terjadi kerusakan/kekurangan bahan habis pakai dan
alat kesehatan didalam Packing (kotak/ kardus) sesudah Penyerahan
bahan habis pakai dan alat kesehatan maka sepenuhnya menjadi
tanggung jawab PIHAK PERTAMA
c. Kerusakan yang diakibatkan oleh penyimpanan yang tidak sesuai
dengan persyaratan penyimpanan, merupakan tanggung jawab PIHAK
PERTAMA.
2. KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
a. PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk melakukan pemesanan
setiap bulannya kepada PIHAK KEDUA sesuai kebutuhan
b. PIHAK PERTAMA wajib melakukan pembayaran kepada PIHAK
KEDUA sesuai faktur yang telah di berikan pada pihak akuntansi.

3. HAK PIHAK KEDUA


a. Apabila terjadi kerusakan/kekurangan bahan habis pakai dan alat
kesehatan dalam Packing (kotak/kardus) sebelum Penyerahan
bahan habis pakai dan alat kesehatan maka sepenuhnya menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA;
b. Pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilakukan
tepat waktu sesuai jatuh tempo pembayaran.
4. KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
a. Bahan Habis Pakai (BHP) dan alat kesehatan milik PIHAK KEDUA
wajib menyerahkan fotocopi sertifikasi nomor izin edar yang
dikeluarkan oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan);
b. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan MSDS (Material Safety Data Sheet)
ke PIHAK PERTAMA
c. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan Akte pendirian perusahaan &
pengesahan dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia
d. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan Surat lzin Usaha Perusahaan (SIUP)
e. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP)
f. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan lzin Pedagang Besar Farmasi
Penyalur bahan habis pakai dan Alat Kesehatan (PBF-PAK;)
g. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan Perjanjian Kerja Sama antara
distributor dengan principal dan Rumah Sakit
h. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan Nama dan Surat lzin Kerja
Apoteker untuk apoteker Penanggung jawab Pedagang Besar Farmasi
(PBF)
i. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan Alamat dan denah kantor
j. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan Surat garansi Jaminan keaslian
produk yang didistribusikan (dari principal). Apabila ditemukan
pelanggaran terkait keaslian produk maka sepenuhnya menjadi tanggung
jawab PIHAK KEDUA
k. Pengadaan ketersediaan alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
harus aman, bermutu dan bermanfaat serta berkhasiat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
l. Apabila ada kekosongan Bahan Habis Pakai (BHP) dan alat kesehatan
maka PIHAK KEDUA wajib memberitahu kepada PIHAK PERTAMA
secara tertulis
Pasal 5
PENJAMINAN MUTU
Lead time (waktu pengiriman) Bahan Habis Pakai (BHP) dan alat kesehatan
tidak lebih dari 3 (tiga) hari kecuali yang sifatnya emergency.
Pasal 6
CARA PEMBAYARAN
1. Tagihan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA ditujukan kepada
Bagian Keuangan PIHAK PERTAMA dan diterima selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari sebelum tanggal inkaso atau pembayaran.
2. Dalam melakukan tagihan tersebut PIHAK KEDUA wajib melengkapi dan
menyerahkan kepada
PIHAK PERTAMA:

a. Permohonan pembayaran ditujukan kepada Bagian Keuangan PIHAK PERTAMA

b. Kuitansi bermaterai cukup, rangkap 2.

c. Surat Pesanan;

d. Faktur;

e. Delivery Order;

f. Faktur pajak;
3. PIHAK PERTAMA membayarkan semua tagihan dimaksud melalui transfer
ke rekening Bank PIHAK KEDUA yang tercantum dalam tagihan
PIHAK KEDUA
Pasal 7
FORCE MAJEURE
1. Yang dimaksud dengan force majeure adalah keadaan-keadaan sebagai berikut :

a. Gempa bumi, taufan, tanah longsor, sambaran petir, kebakaran, wabah


penyakit dan bencana alam lainnya;
b. Pemogokan umum, huru-hara, sabotase, perang dan pemberontakan.

2. Dalam hal terjadi force majeure sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini,
sehingga mempengaruhi pelaksanaan kewajiban salah satu pihak, maka pihak
yang mengalami keadaan force majeure tersebut berkewajiban untuk
memberitahukan pihak lainnya dalam perjanjian ini selambat-lambatnya 3
(tiga) hari kerja terhitung setelah berakhirnya keadaan force majeure tersebut
untuk diselesaikan secara musyawarah.
3. Apabila pihak yang mengalami force majeure tersebut lalai untuk
memberitahukan kepada pihak lainnya dalam kurun waktu sebagaimana
ditentukan pada ayat 2 (dua) pasal ini, maka seluruh kerugian, resiko dan
konsekuensi yang mungkin timbul menjadi beban dan tanggung jawab
pihak yang mengalami force majeure tersebut
Pasal 8
MASA BERLAKU DAN PENGAKHIRAN PERJANJIAAN
1. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak
tanggal 28 Maret 2022 sampai dengan tanggal 27 Maret 2024
2. Apabila setelah berakhirnya jangka waktu perjanjian ini sebagaimana tercantum
dalam butir 1 (satu) pasal ini tidak ada pernyataan pengakhiran perjanjian dari
salah satu pihak maka perjanjian ini akan dianggap diperpanjang dengan
sendirinya dalam jangka waktu dan semua ketentuan yang sama.
3. Apabila PIHAK PERTAMA atau PIHAK KEDUA bermaksud mengakhiri
/memutuskan Perjanjian ini sebelum jangka waktunya berakhir, maka pihak
yang akan memutuskan Perjanjian wajib memberitahukan secara tertulis,
kepada pihak lainnya mengenai maksud tersebut disertai alasan-alasan
pemutusan Perjanjian sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari kalender
sebelum pemutusan Perjanjian dilaksanakan.
4. Apabila pada saat Perjanjian ini berakhir atau diputuskan, terdapat hak-hak
dan kewajiban kewajiban yang telah timbul dan belum dilaksanakan atau
dipenuhi oleh para pihak sampai saat pemutusan Perjanjian, maka
ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini tetap berlaku sampai hak-hak
dan kewajiban para pihak tersebut dipenuhi atau dilaksanakan
Pasal 9
PENYELESAIAN MASALAH

1. Apabila terjadi perbedaan pendapat dalam kesepakatan ini pada tingkat


pertama akan diselesaikan oleh kedua belah pihak secara musyawarah.
2. Bilamana musyawarah dan mufakat sebagaimana tercantum dalam ayat 1
(satu) tidak menghasilkan kata sepakat tentang cara penyelesaian
perselisihan maka kedua belah pihak sepakat untuk untuk
menyelesaikannya melalui arbitrase dalam tingkat pertama dan terakhir
menurut prosedur Sadan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS), dan
apabila tidak menghasilkan sepakat diselesaikan melalui Pengadilan
Agama.
Pasal 10
PENUTUP

1. Hal-hat yang belum diatur dalam perjanjian ini akan diselesaikan bersama
melalui perundingan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang
akan dituangkan dalam Amandemen

2. Segala ketentuan dan syarat-syarat dalam perjanjian ini berlaku dan


mengikat bagi pihak-pihak yang menandatangani dan penganti-
pengantinya.

3. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) asli dan masing-masing sama isinya
diatas kertas bermeterai 6000 (enam ribu) serta mempunyai kekuatan
hukum yang sama setelah ditandatangani kedua belah pihak
Demikian Akad Bai' ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang mempunyai
kekuatan hukum sama dan ditandatangani Para Pihak diatas meterai yang
cukup, di Duri pada tanggal tersebut di atas.

PT. KALBE FARMA RS. PERMATAHATI


Area Manager Direktur

Sapta Pamungkas dr. Efrianti, M.Kes,MBA

Anda mungkin juga menyukai